UNIVERSITAS INDONESIA
POLA KARAKTERISTIK LOKASI DAN PELANGGAN LAPANGAN FUTSAL DI KOTA DEPOK
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
HENDARSONO 0806328436
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DEPARTEMEN GEOGRAFI DEPOK 2012
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahNya sehingga laporan hasil penelitian yang diajukan sebagai syarat pemenuhan tugas akhir atau skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada kedua pembimbing yaitu Pak Frans Sitanala dan Mas Tito Latif Indra karena dengan bimbingan beliau-beliaulah sehingga laporan hasil penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. Laporan hasil penelitian yang bertajuk “Pola Karakteristik Lokasi dan Pelanggan Lapangan Futsal di Kota Depok” ini berisikan tentang bagaimana pola karakteristik lokasi dan pelanggan lapangan futsal yang ada di kota Depok. Penulis mengangkat judul ini dengan tujuan agar pembaca dapat mengetahui pola karakteristik lapangan futsal yang bagaimana yang dapat menarik pelanggan lebih banyak, serta apa saja faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sehingga diharapkan apabila pembaca ingin membuka usaha lapangan futsal, laporan hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu acuan. Namun, penulis menyadari bahwa laporan hasil penelitian ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, apabila ada saran maupun kritik yang tentunya bersifat membangun, sangat diharapkan oleh penulis. Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Depok, Mei 2012
Penulis
Universitas Indonesia
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
vi
ABSTRAK
Depok merupakan kota yang berkembang cukup pesat. Perkembangan ini seiring dengan perkembangan usaha futsal. Perkembangan usaha futsal ini tentunya memiliki perbedaan karakteristik pelanggan sendiri. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan menghitung jumlah lapangan futsal indoor yang berada di kota Depok, dan dikelompokkan berdasarkan penggunaan tanah dan kelas jalan. Hasil yang didapatkan adalah lokasi futsal di penggunaan tanah permukiman sebagian besar berada pada kelas jalan lokal, pada penggunaan tanah perdagangan hanya berada pada kelas jalan kolektor dan lokal, pada pengguaan tanah industri hanya ada pada kelas jalan arteri dan lokal. Pola karakteristik pelanggannya adalah lokasi usaha futsal yang memiliki karakteristik pelanggan dominasi usia pelajar berada pada penggunaan tanah pemukiman dan perdagangan dengan kelas jalan lokal, sedangkan yang memiliki pola karakteristik pelanggan dominasi usia pekerja hanya berada pada penggunaan tanah industri dengan kelas jalan arteri dan lokal.
Kata kunci : futsal indoor, lokasi, pelanggan, penggunaan tanah, pola karakteristik, metode kuantitatif
Universitas Indonesia
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
vii
ABSTRACT Depok is a city that developed rapidly. This development is in line with the development of futsal business. The development is certainly has its own different characteristics of customers. The method used was quantitative method by counting the number of indoor futsal court in Depok city, and stratified by land use and road class. The result is the location of futsal in the land use settlements are mostly located on the local road class, the land use of trading is just a collector and local roads, the only existing industrial land use is local arterial roads. Characteristic patterns of customers is a business location that has the characteristics of customer futsal domination at the age of students are residential and commercial land use with a class of local roads, while the customer characteristic patterns of domination are at working age only with the industrial land use classes and local arterial roads.. Key word : Futsal indoor, location, customer, land use, characteristics pattern, kuantitatif method
Universitas Indonesia
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
viii
DAFTAR ISI
……………………………………………………
Halaman Judul
i
Halaman pernyataan orisinalitas ...………………………………… …..
ii
Lembar Pengesahan …………………………………………………
iii
Kata Pengantar
…………………………………………………
iv
Lembar Persetujuan Publikasi Ilmiah ………………………………
v
Abstrak ………………………………………………………………
vi
Abstract ………………………………………………………………
vii
Daftar Isi
………………………………………………………… ………………………………………………
Daftar Gambar
Daftar Tabel ………………………………………………………….
viii xi xii
…………………………………………………
1
…………………………………………
1
1.2 Tujuan Penelitian ……………………………………… ….
2
1.3 Rumusan Masalah ………………………………………
2
1.4 Batasan Penelitian …………………………………………
2
…………………………………………
5
Bab I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Bab II. Tinjauan Pustaka
2.1 Behavior Geography ……………………………………
5
…………………………………
5
2.2.1
Definisi Perilaku Konsumen …………………
5
2.2.2
Alasan yang Mendorong Perilaku Konsumen…
6
…………………………………………
7
2.4 Penggunaan Tanah
…………………………………
9
2.5 Jaringan jalan
…………………………………
10
2.6 Penelitian Sebelumnya
…………………………………
10
…………………………………...
12
2.2 Perilaku Konsumen
2.3 Teori Lokasi
Bab III. Metodologi Penelitian
…………………………
12
…………………………………
12
3.1 Variabel dan Data Penelitian 3.2 Alur Pikir Penelitian
Universitas Indonesia
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
ix
3.3 Metode Pengambilan Data
……………………………
14
3.3.1
Data Primer
…………………………………...
14
3.3.2
Data Sekunder ………………………………...…
14
3.4 Pengolahan Data …………………………………………
14
…………………………………………
16
…………………………
17
…………………………………
17
3.5 Analisis Data
Bab IV. Gambaran Umum Kota Depok 4.1 Letak dan Luas Daerah
4.2 Penduduk ……………………..…………………………
17
4.2.1 Jumlah dan Kepadatan…………………………
17
4.2.2 Usia dan Jenis Kelamin…………………………
19
4.2.3 Pendidikan …………………………………….
19
4.2.4 Pekerjaan ……………………………………….
21
…………………………………
22
…………………………………………
22
4.3 Penggunaan Tanah 4.4 Jaringan Jalan
4.5 Futsal Kota Depok ………………………………………
23
4.6 Fasilitas Usaha Futsal …………………………………. …
25
…………………………………
26
Bab V. Hasil dan Pembahasan
5.1 Karakteristik Lokasi Futsal di Kota Depok 5.1.1
…………….. 26
Faktor Internal ………………………………..…... 27 5.1.1.1 Jumlah Lapangan 5.1.1.2 Harga Sewa
…………………...
27
……………………………... 29
5.1.1.3 Omset …………………………………...
32
5.1.1.4 Fasilitas …………………………………
34
……………………………
35
…………...
35
……………………………
36
5.2 Karakteristik Pelanggan ……………………………...........
42
5.1.2
Faktor Eksternal
5.1.2.1 Sarana Angkutan Umum 5.1.2.2 Kelas Jalan
5.2.1
Pelanggan di Lokasi Futsal Penggunaan Tanah Permukiman ……………………………………
42
5.2.1.1 Karakteristik pelanggan berdasarkan
Universitas Indonesia
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
x
pekerjaan……………………………….
42
5.2.1.2 Karakteristik pelanggan berdasarkan transportasi yang digunakan………......
43
5.2.1.3 Karakteristik pelanggan berdasarkan usia………………………………..…….. 5.2.2
43
Pelanggan di Lokasi Futsal Penggunaan Tanah Perdagangan …………………………………
44
5.2.2.1 Karakteristik pelanggan berdasarkan pekerjaan………………………………
44
5.2.2.2 Karakteristik pelanggan berdasarkan Transportasi yang digunakan …………
45
5.2.2.3 Karakteristik pelanggan berdasarkan usia…………………………………….. 5.2.3
45
Pelanggan di Lokasi Futsal Penggunaan Tanah Industri
…………………………………
46
5.2.3.1 Karakteristik pelanggan berdasarkan pekerjaan……………………………...
46
5.2.3.2 Karakteristik pelanggan berdasarkan Transportasi yang digunakan……….
47
5.2.3.3 Karakteristik pelanggan berdasarkan usia………………………….…………...
48
Bab VI. Kesimpulan …………………………………………………...
49
Lampiran
Universitas Indonesia
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Alur Pikir Penelitian
……………………………………... 13
Gambar 5.1 Grafik Jumlah Lokasi pada Penggunaan Tanah …………….. 26 Gambar 5.2 Peta Klasifikasi Jumlah lapangan Sektor Usaha Jasa Futsal… 27 Gambar 5.3 Jumlah site futsal berdasarkan klasifikasi jumlah lapangan… 29 Gambar 5.4 Peta Klasifikasi Harga Sewa Sektor Usaha Jasa Futsal…
29
Gambar 5.5 Jumlah site futsal berdasarkan klasifikasi harga sewa ….… 31 Gambar 5.6 Peta Klasifikasi Omset Bulanan Sektor Usaha Jasa Futsal.…. 32 Gambar 5.7 Klasifikasi jumlah site futsal berdasarkan omset…………… 33 Gambar 5.8 Presentase lokasi futsal berdasarkan kelas jalan …………… 37 Gambar 5.9 Penggunaan tanah sekitar Golden Stick Futsal ……………
37
Gambar 5.10 Penggunaan tanah sekitar De’ Ball Futsal
……………
38
Gambar 5.11 Penggunaan tanah sekitar Shyntia Futsal
……………
39
Gambar 5.12 Penggunaan tanah sekitar Gor Rama ……………………
39
Gambar 5.13 Penggunaan tanah sekitar Indie Futsal ……………………
40
Gambar 5.14 Penggunaan tanah sekitar IBM Futsal ……………………
41
……………
41
Gambar 5.15 Penggunaan tanah sekitar Amole Futsal
Universitas Indonesia
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Tabel Jumlah Penduduk Kota Depok Perkecamatan 2010……
18
Tabel 4.2 Tabel Jumlah penduduk berdasarkan Usia 2010 ....................
19
Tabel 4.3 Persentase Penduduk Berusia 10 Tahun Keatas Menurut Jenis Kelamin, Partisipasi Sekolah dan Status Pendidikan Di Kota Depok, Tahun 2008...............................................................................................
20
Tabel 4.4 Penduduk 15 Tahun keatas Menurut Kegiatan dan Jenis Kelamin 2010.............................................................................................. 21 Tabel 4.5 Lokasi usaha futsal di Depok berdasarkan hasil survey…… Tabel 5.1 Jumlah Lokasi Futsal pada Penggunaan Tanah
……………
24 26
Tabel 5.2 Klasifikasi jumlah lokasi futsal berdasarkan jumlah lapangan… 28 Tabel 5.3 Klasifikasi jumlah lokasi futsal berasarkan harga sewa
……
30
Tabel 5.4 Klasifikasi jumlah lokasi futsal berdasarkan nilai omset ……… 32 Tabel 5.5 Jumlah fasilitas tambahan yang tersedia
……………………. 34
Tabel 5.6 Keberadaan kendaraan umum yang melintasi lokasi futsal di Depok……………………………………..…………
35
Tabel 5.7 Klasifikasi jumlah lokasi futsal berdasarkan jaringan jalan ……. 36 Tabel 5.8 Karakteristik pelanggan lokasi futsal di Penggunaan tanah permukiman …….…………………………… …..
42
Tabel 5.9 Transportasi yang digunakan di penggunaan tanah permukiman.. 43 Tabel 5.10 Karakteristik usia pelanggan di penggunaan tanah permukiman 44 Tabel 5.11 Karakteristik pelanggan lokasi futsal di penggunaan
Universitas Indonesia
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
xiii
tanah perdagangan………………………………………………
44
Tabel 5.12 Transportasi yang digunakan di penggunaan tanah perdagangan…………………………………………………..
45
Tabel 5.13 Karakteristik usia pelanggan di penggunaan tanah perdagangan…………................................................................
46
Tabel 5.14 Karakteristik pelanggan lokasi futsal di penggunaan tanah industri…..……………………………………………………
46
Tabel 5.15 Transportasi yang digunakan di penggunaan tanah industri………………………………………………………………..
47
Tabel 5.16 Karakteristik usia pelanggan di penggunaan tanah industri ………………………………………………………...
48
Universitas Indonesia
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
1
BAB I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Kebutuhan akan olahraga adalah kebutuhan yang pokok bagi manusia
saat ini selain kebutuhan akan makan dan tempat tinggal, terlebih orang-orang yang tinggal di kota, dengan segala kesibukan dan aktifitas masyarakatnya. Olahraga berkaitan erat dengan kesehatan jasmani, dengan melakukan olahraga teratur maka kesehatan tubuh akan terjaga. Namun saat ini tempat untuk berolahraga semakin berkurang. Baik karena lahan kosong yang sudah terbangun ataupun kualitas udara yang semakin buruk karena polusi. Kota pada hakekatnya adalah keseluruhan dari bangunan, jalan dan sejumlah manusia di suatu tempat tertentu. Unsur-unsur ini merupakan suatu kesatuan, dan saling terkait antara satu dengan yang lain. Keterkaitan ini memberi corak dalam kehidupan manusianya, yaitu dalam cara hidupnya dan sikap mentalnya. Selain sebagai keseluruhan dari bangunan, jalan dan manusia, kota dapat dikatakan sebagai pusat dari penduduk, budaya, pelayanan, dan pengembangan (Sandy, 1979). Secara fisik, perkembangan suatu kota dapat dicirikan dari penduduknya yang semakin bertambah dan semakin padat, bangunan-bangunannya yang semakin rapat dan wilayah terbangun terutama permukiman yang cenderung semakin luas, serta semakin lengkapnya fasilitas kota yang mendukung kegiatan sosial dan ekonomi kota (Branch, 1995). Dalam UU no. 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional bahwa olahraga menjadi bagian dari proses dan pencapaian tujuan pembangunan nasional sehingga keberadaan dan peranan olahraga dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara harus ditempatkan pada kedudukan yang jelas dalam sistem hukum nasional. Sepak bola merupakan olahraga yang paling memasyarakat di dunia, termasuk di Indonesia. Dahulu masyarakat kita banyak menggunakan lahan kosong menjadi tempat bermain sepak bola bahkan di beberapa tempat memakai sawah sehabis panen menjadi lapangan bola dengan memasang gawang yang terbuat dari bambu. Namun sekarang sudah tidak banyak lahan kosong yang dapat digunakan untuk kegiatan ini, terutama di kota-kota
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
2
besar. Sangat sulit menemukan lahan kosong untuk digunakan bermain sepak bola. Hingga olahraga futsal masuk ke Indonesia pada tahun 2001 dan menjadi olahraga alternatif yang sangat sesuai bagi para pencinta olahraga kaki ini. Futsal di kota Depok perkembangannya cukup signifikan, dimana Depok yang menjadi dormitory city bagi kota Jakarta membuat perkembanganan lapangan futsal di kota Depok juga cepat. Seiring dengan bertumbuhnya penduduk dan gaya hidup yang semakin mengikuti trend, membuat peminat bagi orang yang ingin bermain futsal pun meningkat. Dengan meningkatnya permintaan otomatis maka mulai menjamurlah lapangan futsal di kota Depok ini. Lalu tempat-tempat futsal tersebut memiliki jumlah pengunjung yang berbedabeda. Apakah yang membuat hal itu terjadi? Berdasarkan latar belakang di atas, untuk itu penelitian ini akan mengkaji tentang karakteristik lapangan futsal dan pelanggannya di kota Depok.
1.2
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola karakteristik
lokasi dan pelanggan lapangan futsal yang ada di kota Depok.
1.3
Rumusan Masalah Bagaimana pola karakteristik lokasi dan pelanggan lapangan futsal yang
ada di kota Depok?
1.4
Batasan Penelitian 1. Objek penelitian ini adalah lapangan-lapangan futsal yang ada di kota Depok yang telah dikembangkan yaitu 11 kecamatan. 2. Futsal adalah sepakbola yang dimainkan dalam ruangan maupun luar ruangan yang memiliki ukuran lapangan 25 x 15 meter untuk ukuran lapangan standar dan terdiri dari lima orang dalam satu tim. (The United States Futsal® Federation (USFF), tahun 2008), namun futsal yang merupakan kriteria dari penelitian ini hanya futsal yang dimainkan di dalam ruangan.
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
3
3. Usaha penyewaan/tempat/lapangan futsal adalah tempat di mana para konsumen dapat menggunakan lapangan futsal dengan cara menyewa dari pihak pengelola. Lapangan futsal yang merupakan kriteria penelitian ini hanya lapangan futsal yang dikomersilkan atau disewakan, bukan sarana umum seperti milik kampus dan berada didalam ruangan atau indoor. 4. Karakteristik lokasi futsal adalah karaktersitik atau ciri yang terdapat di setiap lokasi futsal dimana penggunaan tanah menjadi dasar pembanding bagi setiap variabel yang ada. 5. Jaringan jalan adalah sistem kesatuan jalan utama dan sekunder yang terdapat di wilayah penelitian. Dalam penelitian ini kelas jalan dibagi menjadi jalan arteri, jalan kolektor, dan jalan lokal. 6. Penggunaan tanah adalah wujud dari kegiatan atau usaha untuk memanfaatkan tanah untuk memenuhi kebutuhan baik material maupun spiritual secara tetap atau berkala oleh instansi, badan hukum, atau perorangan (BPN, 2008). Dalam penelitian ini, klasifikasi penggunaan tanah dibagi menjadi tiga kelas yaitu penggunaan tanah pemukiman, perdagangan, dan industri. 7. Jalan arteri adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna (Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007 Tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern). 8. Jalan kolektor adalah merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi (Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007 Tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern). 9. Harga sewa adalah harga yang telah ditetapkan oleh pengelola lapangan untuk bayaran menggunakan lapangan futsal tersebut. Harga sewa lapangan perhitungannya adalah per jam. 10. Pelanggan lapangan futsal adalah orang yang menyewa lapangan tersebut minimal tiga kali baik atas nama pribadi atau kelompok.
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
4
11. Karakteristik pelanggan lapangan futsal adalah karakteristik konsumen yang terkait transportasi yang digunakan, usia, dan pekerjaan konsumen. 12. Luas lapangan futsal adalah ukuran luas bangunan dari suatu tempat/arena lapangan futsal (dalam satuan m2). 13. Jumlah lapangan adalah jumlah lapangan yang dimiliki oleh suatu tempat futsal. 14. Jumlah pelanggan adalah banyaknya jam penyewaan dalam kurun waktu yang ditentukan.
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Behavior Geography Menurut Holloway dan Hubbard (2001) untuk mempelajari hubungan
antara manusia dan tempat dapat dijelaskan melalui proses akuisisi informasi terhadap individu-individu yang berbeda berkenaan dengan usia, kemampuan fisik, jenis kelamin dan peranan sosial dari masing-masing individu tersebut. Setelah memperoleh infomasi kita dapat mengetahui karakteristik suatu lingkungan atau tempat terhadap perilaku manusianya dengan melakukan beberapa metode seperti tekhnik mental map, penentuan perkiraan jarak dan metode kuesioner. Golledge (1997) menyatakan bahwa Behavior Geography termasuk salah satu pendekatan yang bersifat induktif, penerapannya yaitu saat pelanggan (dalam hal memilih suatu lokasi futsal) dihadapkan kepada beberapa pilihan dan harus mengambil keputusan, maka yang akan dilakukan oleh pelanggan tersebut tersebut adalah menyusun kriteria-kriteria tertentu, lalu mencari informasi tentang lapangan futsal dan melakukan evaluasi terhadap informasi tersebut sehubungan dengan kriteria yang ada sehingga pada akhirnya didapatkan suatu pilihan yang terbaik bagi pelanggan tersebut.
2.2
Perilaku Konsumen
2.2.1 Definisi Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok, atau organisasi
yang berhubungan dengan proses
pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan (Mangkunegara, 1988).
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
6
2.2.2 Alasan-alasan yang mendorong perilaku konsumen Perilaku konsumen didorong oleh alasan-alasan budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Berikut penjabarannya berdasarkan sumber-sumber yang diadaptasi dari J. I. Michell Suharli (2011). 1.
Alasan Budaya
Budaya merupakan penentu keinginan yang paling dasar dari perilaku seseorang. Seorang anak yang sedang tumbuh mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi dan perilaku melalui suatu proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan lembaga-lembaga sosial penting lainnya. Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, yang tersusun secara hierarkis dan anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan perilaku serupa. Kelas sosial mencerminkan penghasilan, pekerjaan, pendidikan dan tempat tinggal seseorang di mana masing-masing tingkatan mempunyai perbedaan. 2.
Alasan sosial
Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau pengaruh tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Kelompok keanggotaan terdiri dari kelompok primer dan sekunder. Kelompok primer adalah orang yang berinteraksi dengan orang lain secara terusmenerus dan informal, contohnya keluarga, teman, tetangga dan rekan kerja. Sementara kelompok sekunder cenderung lebih formal dan membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin. 3.
Alasan pribadi
Usia. Orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya dan disesuaikan juga dengan faktor kebutuhan dan usia. Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga. Tahapan-tahapan dalam siklus hidup keluarga berbeda-beda untuk masing-masing kelompok. Pekerjaan dan lingkungan ekonomi. Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsi. Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi penghasilan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan aktiva, utang, kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap belanja atau menabung.
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
7
Gaya hidup. Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup adalah pola seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya. Kepribadian dan konsep diri. Kepribadian adalah karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya. Konsep diri sangat berkaitan erat dengan kepribadian. 4.
Alasan psikologis
Motivasi. Beberapa kebutuhan bersifat biogenis, kebutuhan tersebut muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus, dan tidak nyaman. Kebutuhan yang lain bersifat psikogenis, kebutuhan itu muncul dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan atau rasa keanggotaan kelompok. Salah satu teori motivasi manusia yang paling terkenal adalah Teori Maslow. Maslow menjelaskan bahwa orang didorong oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu pada waktu-waktu tertentu dikarenakan kebutuhan manusia tersusun dalam hirarki dari yang paling mendesak sampai yang kurang mendesak.
2.3
Teori Lokasi Teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order)
kegiatan ekonomi atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumbersumber yang langka, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap lokasi berbagai macam usaha/kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial. Walter Christaller, Von Thunen, dan Weber merupakan ketiga tokoh yang dianggap pelopor/pencipta landasan dalam hal teori lokasi. Tokoh yang muncul belakangan pada umumnya memperdalam atau memodifikasi salah satu teori atau menggabungkan pandangan dari ketiga tokoh tersebut (Tarigan, 2005). Teori lokasi Christaller (1933) mencoba menjelaskan bagaimana susunan dari besaran kota, jumlah kota, dan distribusinya di dalam satu wilayah. Model Christaller ini merupakan suatu sistem geometri di mana angka 3 yang ditetapkan secara arbiter memiliki peran yang sangat berarti. Itulah sebabnya disebut sistem
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
8
K = 3 dari Christaller (Tarigan, 2005). Model Christaller menjelaskan model area perdagangan heksagonal dengan menggunakan jangkauan atau luas pasar dari setiap komoditi yang dinamakan range dan threshold (Djojodipuro, 1992). Dalam teori lokasi Weber, Weber mendasarkan teorinya bahwa pemilihan lokasi industri didasarkan atas prinsip minimalisasi biaya. Weber menyatakan bahwa lokasi setiap industri tergantung pada total biaya transportasi dan tenaga kerja di mana penjumlahan keduanya harus minimum. Tempat di mana total biaya transportasi dan tenaga kerja yang minimum adalah identik dengan tingkat keuntungan
yang
maksimum.
Menurut
Weber,
ada
tiga
faktor
yang
mempengaruhi lokasi industri, yaitu biaya transportasi, upah tenaga kerja, dan kekuatan aglomerasi atau deaglomerasi. Biaya transportasi dan biaya upah tenaga kerja merupakan faktor umum yang secara fundamental menentukan pola lokasi. Kekuatan aglomerasi atau deaglomerasi merupakan kekuatan lokal yang berpengaruh menciptakan konsentrasi atau pemencaran berbagai kegiatan dalam ruang. Menurut Weber, biaya transportasi merupakan faktor utama dalam menentukan lokasi sedangkan kedua faktor lainnya merupakan faktor yang dapat memodifikasi lokasi. Untuk mencari lokasi optimal, Weber menyatakan konsepnya sebagai segitiga lokasi atau locational triangle (Tarigan, 2005). Untuk menunjukkan apakah lokasi optimal tersebut lebih dekat ke lokasi bahan baku atau pasar, Weber merumuskan indeks material (IM), sedangkan biaya tenaga kerja sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi lokasi industri dijelaskan Weber dengan menggunakan sebuah kurva tertutup berupa lingkaran isodapan (Djojodipuro, 1992). Teori lokasi dari August Losch melihat persoalan dari sisi permintaan (pasar), berbeda dengan Weber yang melihat persoalan dari sisi penawaran (produksi). Losch mengatakan bahwa lokasi penjual sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumen yang dapat digarapnya. Makin jauh dari tempat penjual, konsumen makin enggan membeli karena biaya transportasi untuk mendatangi tempat penjual semakin mahal. Produsen harus memilih lokasi yang menghasilkan penjualan terbesar yang identik dengan penerimaan terbesar. Losch cenderung menyarankan agar lokasi produksi berada di pasar atau di dekat pasar (Tarigan, 2005).
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
9
Menurut W. Isard (2003), masalah lokasi merupakan penyeimbang antara biaya dengan pendapatan pada suatu situasi ketidakpastian yang berbeda-beda. Isard (2003) menekankan pada faktor-faktor jarak, aksesibilitas dan keuntungan aglomerasi sebagai hal yang utama dalam pengambilan keputusan lokasi. Richardson (1969) memperkuat pendapat Isard dengan mengemukakan bahwa aktivitas ekonomi atau perusahaan cenderung untuk berlokasi pada pusat kegiatan sebagai usaha untuk mengurangi ketidakpastian dalam keputusan yang diambil guna meminimumkan risiko. Dalam hal ini, baik kenyamanan maupun keuntungan aglomerasi merupakan faktor penentu lokasi yang penting, yang menjadi daya tarik lokasi, karena aglomerasi bagaimanapun juga menghasilkan konsentrasi industri dan aktivitas lainnya (Djojodipuro, 1992).
2.4
Penggunaan Tanah Pada hakekatnya pola penggunaan tanah merupakan gambaran di atas
ruang daripada gabungan hasil jenis usaha manusia, tingkat teknologi dan jumlahnya. Dengan melihat lebih seksama, penggunaan tanah mencerminkan ukuran tinggi rendahnya kegiatan manusia di atas ruang di suatu waktu tertentu. (Sandy, 1975) Perubahan penggunaan tanah adalah dinamika keruangan. Hal ini merupakan hasil interaksi sosial ekonomi. Mather (1986) menyatakan bahwa pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi berimplikasi meningkatnya kegiatan masyarakat dalam pemanfaatan ruang. Kecenderungan penggunaan tanah di sekitar kota dan akses ke pusat kota, dapat dijelaskan melalui teori lokasi. Semakin berkurangnya tanah lapang kosong atau lapangan sepak bola yang ada di Kota Depok, berimplikasi terhadap pembangunan ruang yang ada di sekitar kota untuk pemenuhan kebutuhan olahraga penduduk kota.
2.5
Jaringan Jalan Menurut Peraturan Pemerintah No. 26 tahun jalan-jalan di lingkungan
perkotaan terbagi dalam jaringan jalan primer dan jaringan jalan sekunder. Jalanjalan sekunder dimaksud untuk memberikan pelayanan kepada lalu lintas dalam kota, oleh karena itu perencanaan dari jalan-jalan sekunder hendaknya disesuaikan
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
10
dengan rencana induk tata ruang kota yang bersangkutan. Dari sudut lain, seluruh jalan perkotaan mempunyai kesamaan dalam satu hal, yaitu kurangnya lahan untuk pengembangan jalan tersebut. Dampak terhadap lingkungan disekitarnya harus diperhatikan dan diingat bahwa jalan itu sendiri melayani berbagai kepentingan umum seperti taman-taman perkotaan. Menurut Undang-Undang No.38 tahun 2004 tentang Jalan, disebutkan bahwa:
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi bagian jalan yang termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Jalan arteri, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan ratarata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.
Jalan kolektor, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.
Jalan lokal, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
2.6
Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya yang berkaitan adalah Karakteristik Lokasi
Fasilitas Olahraga Pemda DKI Jakarta oleh Endah Suyanti tahun 2008. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah bahwa dari keempat jenis fasilitas olahraga (FOR) yaitu, FOR GOR (Gelanggang Olahraga), FOR Kotamadya, FOR Kecamatan, dan FOR Lepas terdapat perbedaan dalam karakteri/stik lokasinya. Perbedaan tersebut membentuk persebaran dan variasi sebagai berikut: 1. Fasilitas olahraga terbanyak pada jenis FOR Kecamatan yang tersebar pada wilayah perumahan yang dilalui oleh jalan lokal. Sedangkan ketiga jenis
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
11
fasilitas olahraga lainnya berlokasi pada jalan utama yang melalui wilayah jasa perdagangan. 2. Fasilitas olahraga dengan karakteristik jumlah unit olahraga banyak dan lahan yang luas, serta berlokasi di wilayah jasa perdagangan yang dilalui oleh jalan utama, lebih banyak dikunjungi oleh masyarakat umum/karyawan.(Suyanti, 2008) Satu penelitian lagi dari harris Pratama yang berkaitan juga dengan karakteristik lokasi futsal namun yang berada di Jakarta Selatan. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah Karakteristik lokasi usaha futsal yang terdapat di Kota Jakarta Selatan yang memiliki omset rendah berada pada penggunaan tanah jasa perniagaan dengan kelas jalan lokal, penggunaan tanah perumahan dengan kelas jalan kolektor, dan penggunaan tanah perumahan dengan kelas jalan arteri. Karakteristik lokasi usaha futsal yang memiliki omset sedang berada pada penggunaan tanah jasa perumahan dengan kelas jalan arteri dan penggunaan tanah perumahan dengan kelas jalan lokal. Karakteristik lokasi usaha futsal yang memiliki omset tinggi berada pada penggunaan tanah jasa perdagangan dengan kelas jalan lokal, penggunaan tanah jasa perdagangan dengan kelas jalan arteri, dan penggunaan tanah perumahan dengan kelas jalan arteri. Berdasarkan hasil Analisis Tetangga Terdekat (Nearest Neighbour Analysis / NNA) pola persebaran lokasi usaha lapangan futsal di Kota Jakarta Selatan memiliki kecenderungan mengacak (Random) yang tersebar di 18 kelurahan.
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
12
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Metode penelitian kualitatif terfokus pada proses yang bertujuan agar diperoleh pengertian yang cepat untuk menjelaskan hakikat hubungan-hubungan diantara variabelvariabel yang menjadi tujuan penelitiannya (Patilima, 2005). Penelitian ini juga menggunakan metode pendekatan keruangan untuk meneliti karakteristik lokasi usaha futsal dengan cara melakukan wawancara khusus. Penelitian disajikan secara deskriptif dengan cara membuat analisa, gambaran, atau lukisan secara sistematik, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang ada di lapangan.
3.1 Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan variabel karakteristik futsal baik internal dan eksternal dan juga karakteristik pelanggan yang dikaitkan pada setiap penggunaan tanah yang menjadi pembanding yaitu penggunaan tanah permukiman, jasa perdagangan, dan industri,. Variabel lokasi futsal internal meliputi jumlah lapangan, harga sewa, omset, dan fasilitas tambahan. Variabel lokasi futsal eksternal adalah berdasarkan aksesibilitas yang berupa sarana angkutan umum yang ada dan kelas jalan. Sedangkan Indikator dari variabel pelanggan meliputi pekerjaan, moda transportasi, dan usia.
3.2 Alur Pikir Penelitian Karakteristik lokasi futsal yang paling pertama dibedakan berdasarkan penggunaan
tanahnya.
Kemudian
akan
dijelaskan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi perbedaan antara lokasi futsal yang satu dengan yang lain berdasarkan faktor internal dan eksternal. Kemudian akan dibuat karakteristik pelanggan pada lokasi-lokasi futsal tersebut sebagai informasi. Barulah kita mendapatkan hasil karakteristik lokasi futsal di kota Depok.
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
13
Lokasi Futsal
Penggunaan Tanah -Permukiman -Perdagangan -Industri
Internal (site) -Jumlah Lapangan -Harga Sewa
Pelanggan
Faktor Eksternal -Angkutan Umum
-Transportasi
-Kelas jalan
-Usia
-Omset
-Pekerjaan
-Fasilitas
Pola Karakteristik lokasi dan pelanggan lapangan futsal di kota Depok
Gambar 3.1 Alur Pikir Penelitian
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
14
Pada gambar 3.1 dapat dijelaskan lokasi futsal memiliki variabel-variabel yang menyusunnya, yaitu faktor internal dan faktor eksternal yang masing-masing memiliki kriteria tersendiri, juga ada variabel dari pelanggan di suatu lokasi futsal dengan lokasi futsal yang lain. Dengan demikian kita dapat mengetahui karakteristik lokasi futsal dan karakteristik pelanggannya berdasarkan variabel yang telah ditentukan kemudian menjadi perbandingan antara penggunaan tanah.
3.3 Metode Pengambilan Data 3.3.1 Data Primer Data primer diperoleh dengan cara survey langsung ke semua lokasi futsal, melakukan ploting titik lokasi futsal dengan menggunakan GPS (Global Positioning System) dan melakukan wawancara untuk mendapatkan data seperti fasilitas yang terdapat di usaha futsal tersebut, harga sewa dari lapangan, jumlah lapangan yang tersedia, data pelanggan yang berupa usia, jenis pekerjaan, dan transportasi yang digunakan.
3.3.2 Data Sekunder Data sekunder yang digunakan, antara lain :
Peta administrasi Kota Depok 1 : 25.000 tahun 2010
Peta kelas jalan Kota Depok 1 : 25.000 tahun 2010
Peta penggunaan tanah Kota Depok 1 : 25.000 tahun 2010
Data usaha lapangan futsal dari Dinas perizinan Usaha Kota Depok (BPMP2T) tahun 2012
Data citra quickbird dari google maps tahun 2012
3.4 Pengolahan Data Langkah yang dilakukan dalam pengolahan data yaitu : 1. Membuat tabel lokasi futsal di Kota Depok berdasarkan penggunaan tanah dari hasil survey. 2. Mengklasifikasikan kelas jalan menjadi tiga kelas yaitu, jalan arteri, jalan kolektor dan jalan lokal dari data sekunder kelas jalan Kota Depok. Untuk mendapatkan peta kelas jalan.
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
15
3. Membuat tabel dan peta lokasi futsal berdasarkan kelas jalan yang telah diklasifikasikan. Kelas jalan yang diambil adalah kelas jalan yang berada di depan pintu masuk usaha futsal. 4. Mengklasifikasikan penggunaan tanah menjadi penggunaan tanah permukiman, jasa perdagangan/jasa perdagangan, dan industri. Untuk mendapatkan peta penggunaan tanah. 5. Membuat tabel dan peta lokasi futsal berdasarkan kelas penggunaan tanah yang telah diklasifikasikan. 6. Membuat tabel dan peta karakteristik lokasi futsal berdasarkan jumlah lapangan. 7. Mengklasifikasikan jumlah lapangan menjadi tiga kelas yaitu, sedikit, cukup banyak, dan banyak. Dari hasil survey yang didapat, jumlah lapangan terendah adalah 1 lapangan sedangkan terbanyak adalah 5 lapangan. Didapat kelas rendah dengan jumlah lapangan <2 , sedang 2-4, dan tinggi >4 lapangan. 8. Membuat tabel karakteristik lokasi futsal berdasarkan fasilitas tambahan yang tersedia. 9. Membuat tabel dan peta karakteristik lokasi futsal berdasarkan harga sewa. 10. Mengklasifikasikan harga sewa menjadi tiga kelas yaitu, rendah, sedang, dan tinggi. Menggunakan rumus Range kelas Nilai max – nilai min Dari hasil survey yang didapat, harga sewa lapangan terkecil adalah Rp 55.000 sedangkan terbesar adalah Rp 150.000. Didapat kelas rendah dengan harga sewa < Rp. 85.000, sedang Rp. 85.000 –Rp. 120.000, dan tinggi >Rp. 120.000 11. Omset adalah hasil perkalian dengan jam sewa rata-rata perhari dikalikan 30 hari karena dihitung dalam bulan. Jam sewa rata-rata harian didapat dari rata-rata jumlah jam sewa pelanggan perminggu dibagi 7 (tujuh).
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
16
12. Klasifikasi omset dibagi menjadi tiga yaitu rendah < Rp. 52.400.000, sedang Rp. 52.400.000 – Rp. 101.200.000, dan tinggi > Rp. 101.200.000 13. Mengklasifikasikan pekerjaan, usia, dan transportasi konsumen. 14. Membuat table dan peta karakteristik pelanggan lokasi futsal berdasarkan variabel yang digunakan dan digabungkan dengan peta karakteristik lokasi futsal. 15. Diasumsikan pelanggan futsal rata-rata bermain futsal seminggu satu kali, sehingga untuk mendapatkan karateristik pelanggan futsal dibutuhkan waktu satu minggu pada setiap lokasi futsal. Metode yang digunakan untuk memvalidasi setiap titik adalah melakukan sampling pada titik-titik futsal yang mewakili titik futsal yang lain. Titik futsal yang diambil berdasarkan kelas jalan dan penggunaan tanah. Jadi validasi akan dilakukan pada tujuh titik lokasi futsal yang ada.
3.5 Analisis Data Karakteristik lokasi futsal didapat dengan membuat matriks dan peta penggunaan tanah dengan faktor eksternal yaitu, kelas jalan. Membuat matriks penggunaan tanah dengan sarana angkutan umum. Membuat matriks penggunaan tanah terhadap pelanggan.Kemudian pada faktor internal membandingkan penggunaan tanah dengna variabel jumlah lapangan, harga sewa, juga omset. Setelah itu membandingkan antara variabel pelanggan di setiap penggunaan tanah yang telah dibagi menjadi tiga. Membandingkannya berdasarkan variabel usia, transportasi yang digunakan, dan pekerjaan. Setelah didapat hasil perbandingan maka akan didapatkan hasil dominasi karakteristik pelanggan yang menjadi ciri pelanggan suatu lokasi lapangan futsal dan dilihat apakah terdapat pengaruh perbedaan pelanggan yang terdapat disetiap penggunaan tanah.
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
17
BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA DEPOK
4.1
Letak dan Luas Daerah Secara geografis Kota Depok terletak pada koordinat 6º 19’00’’ - 6º
28’00’’ Lintang Selatan dan 106º43’00’’ - 106º55’30’’ Bujur Timur. Bentang alam Depok dari Selatan ke Utara merupakan daerah dataran rendah – perbukitan bergelombang lemah, dengan elevasi antara 50–140 meter diatas permukaan laut dan kemiringan lerengnya kurang dari 15 persen. Kota Depok sebagai salah satu wilayah termuda di Jawa Barat, mempunyai luas wilayah sekitar 200.29 Km2. Wilayah Kota Depok berbatasan dengan tiga Kabupaten dan satu Propinsi. Secara lengkap wilayah ini mempunyai batas-batas sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Ciputat Kabupaten Tangerang dan Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pondokgede Kota Bekasi dan Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor. c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cibinong dan Kecamatan Bojonggede Kabupaten Bogor. d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Parung dan Kecamatan Gunung sindur Kabupaten Bogor. Letak Kota Depok sangat strategis, diapit oleh Kota Jakarta dan Kota Bogor. Hal ini menyebabkan Kota Depok semakin tumbuh dengan pesat seiring dengan peningkatnya perkembangan jaringan transportasi yang tersinkronisasi secara regional dengan kota-kota lainnya.
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
18
4.2
Penduduk 4.2.1
Jumlah dan Kepadatan Jumlah
penduduk
Kota
Depok
tahun
2010
mencapai
1.736.565jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki 879.325jiwa dan penduduk perempuan 857.240jiwa. Kecamatan Cimanggis merupakan kecamatan yang paling banyak penduduknya dibanding dengan kecamatan lain di Kota Depok, yaitu 242.214 jiwa, sedangkan kecamatan dengan penduduk terkecil adalah Kecamatan Limo yaitu 87.615 jiwa. 4.1. Tabel Jumlah Penduduk Kota Depok Perkecamatan 2010 No
Kecamatan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
Sawangan
63.023
60.333
123.356
2
Bojongsari
50.895
48.873
99.768
3
Pancoran Mas
106.322
103.882
210.204
4
Cipayung
65.160
62.547
127.707
5
Sukmajaya
116.163
116.732
232.895
6
Cilodong
62.724
60.989
123.713
7
Cimanggis
123.136
119.078
242.214
8
Tapos
109.348
107.233
216.581
9
Beji
83.753
80.929
164.682
10
Limo
44.575
43.040
87.615
11
Cinere
54.226
53.604
107.830
879.325
857.240
Kota Depok
1.736.565
Di Tahun 2011 kepadatan penduduk Kota Depok mencapai 9.055 jiwa/km². Kecamatan Sukmajaya merupakan kecamatan terpadat di Kota Depok dengan tingkat kepadatan 13.433 jiwa/km2, kemudian Kecamatan Pancoranmas dengan tingkat kepadatan 12.059 jiwa/km2. Sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Sawangan yaitu sebesar 4.977 jiwa/km2. Perda Kota Depok Nomor 08 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kecamatan di Kota Depok, kecamatan
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
19
di Kota Depok menjadi sebelas. Table di bawah ini akan menjabarkan pembagian kecamatan di Kota Depok berserta jumlah kelurahan pada masing-masing kecamatan. 4.2.2
Usia & Jenis Kelamin
Berdasarkan usia dan jenis kelamin, Kota Depok memiliki komposisi yang hampir sama dengan kota Jakarta. Berikut tabel jumlah penduduk berdasarkan usia. Tabel 4.2 Tabel Jumlah penduduk berdasarkan Usia 2010 Jumlah Usia (tahun)
Laki-laki (orang)
Perempuan (orang)
(orang)
0-4
90.073
83.424
173.497
5-9
84.437
79.967
164.404
10-14
73.792
70.396
144.188
15-19
71.095
74.171
145.267
20-24
76.035
78.055
154.090
25-29
87.271
90.006
177.278
30-34
88.266
86.802
175.067
35-39
81.271
77.305
158.576
40-44
68.249
63.123
131.371
45-49
51.365
49.301
100.666
50-54
39.279
37.335
76.613
55-59
28.118
25.019
53.138
60-64
16.172
16.625
32.797
65-69
12.129
11.358
23.487
70-74
6.647
7.087
13.734
75+
5.127
7.266
12.394
879.325
857.240
Kota Depok
1.736.565
Sumber : Depok dalam angka 2010
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
20
Penduduk Kota Depok paling banyak terdapat pada kelas usia 2529 tahun dan yang paling sedikit ada padakelas usia 75+ dan diikuti kelas usia dibawahnya yaitu kelas usia 70-74 tahun.
4.2.3
Pendidikan Tahun Ajaran 2011/2012 jumlah Sekolah Taman Kanak-kanak di
Kota Depok sebanyak 357 sekolah, jumlah murid TK 16.828, dan 2.614 guru TK. Sekolah SD sebanyak 393 sekolah, dengan 153.890 murid dan 9.116 orang guru. Sekolah SMP berjumlah 162 sekolah dengan jumlah siswa 55.309 orang dan jumlah guru 3.526 orang. Di tingkat SMA terdapat 55 sekolah dengan jumlah murid dan guru masing-masing 17.535 orang dan 1.302 orang. Selain itu terdapat 97 sekolah SMK, dengan jumlah murid 34.534 orang dan jumlah guru 1.403 orang.
Tabel 4.3 Persentase Penduduk Berusia 10 Tahun Keatas Menurut Jenis Kelamin, Partisipasi Sekolah dan Status Pendidikan Di Kota Depok, Tahun 2008 Partisipasi Sekolah/
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki +
Status Pendidikan
(%)
(%)
Perempuan (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
Tidak/Belum Pernah Sekolah
1,55
4.02
2,78
SD
5,73
5,19
5,46
SLTP
5,36
5,06
5,21
SLTA
4,31
5,54
4,93
D-1/UNIVERSITAS
2,53
3,12
2,82
Jumlah yang masih sekolah
17,93
18,92
18,43
Tidak Bersekolah lagi
80,53
77,06
78,79
100,00
100,00
100,00
Masih Sekolah
JUMLAH
Sumber : Susenas 2008
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
21
Tabel 4.3 menyajikan persentase partisipasi bersekolah dan status pendidikan diKota Depok. Dari penduduk yang berusia 10 tahun keatas di Kota Depok dapat kita kelompokkan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu: penduduk yang tidak/belum pernah sekolah, masih sekolah, dan tidak bersekolah lagi. Penduduk di Kota Depok yang
tidak/belum pernah
sekolah 2,78 persen dengan rincian 1,55 persen untuk laki-laki dan 4,02 persen untuk perempuan. Dari angka ini kita dapat melihat bahwa untuk perempuan persentasenya lebih besar daripada laki-laki, hal ini menunjukkan bahwa kesempatan anak perempuan untuk mengenyam pendidikan lebih buruk daripada anak laki-laki. Hal ini tentu terjadi karena sudah merupakan “ kebiasaan ” untuk mengutamakan pendidikan anak laki-laki daripada anak perempuan. Jumlah penduduk yang masih sekolah di Kota Depok untuk usia 10 tahun keatas sebesar 18,43 persen, yaitu 17,93 persen untuk laki-laki dan 18,92 persen untuk perempuan. Dari angka ini kita dapat melihat bahwa persentase untuk perempuan lebih tinggi daripada laki-laki. Banyaknya penduduk yang tidak bersekolah lagi di Kota Depok sebesar 78,79 persen, dengan rincian 80,53 persen untuk laki-laki dan 77,06 persen untuk perempuan.
4.2.4
Pekerjaan Data pekerjaan penduduk Kota Depok dibagi berdasarkan angkatan
kerja dan bukan angkatan kerja. Berikut merupakan tabel kegiatan penduduk Kota Depok.
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
22
Tabel 4.4 Penduduk 15 Tahun keatas Menurut Kegiatan dan Jenis Kelamin 2010
Kegiatan Utama
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
(orang)
(orang)
(orang)
ANGKATAN KERJA
468.445
255.908
724.353
Bekerja
428.105
225.066
653.171
40.340
30.842
71.182
103.618
313.815
417.433
Sekolah
57.960
67.545
125.505
Mengurus Rumah Tangga
19.457
239.588
259.045
Lain-lain
26.201
6.682
32.883
Jumlah
572.063
569.723
Pengangguran
BUKAN ANGKATAN KERJA
1.141.786
Sumber : Depok dalam angka 2010 Jumlah angkatan kerja total laki-laki dan perempuan tahun 2010 adalah 724.353 orang, sedangakan yang bukan angkatan kerja total adalah 417.433 orang. Jumlah total keseluruhan 1.141.786 orang. 4.3
Penggunaan Tanah Kondisi wilayah kota Depok merupakan tanah darat dan tanah sawah.
Sebagian besar tanah darat merupakan area pemukiman sesuai dengan fungsi kota Depok yang dikembangkan sebagai pusat pemukiman, pendidkan, perdaganagn dan jasa. Sektor perdagangan merupakan sektor ekonomi yang banyak di minati oleh semua kalangan masyarakat dalam kegiatan ekonomi baik itu secara formal maupun informal. Jumlah pasar di Kota Depok ada 6 buah, dengan total kios Los dan Kaki 5 masing-masing sebanyak 2.454 Kios, 2.130 Los dan 1.501 Kaki 5, sedangan petugas retribusi dan kebersihan sebanyak 72 orang. Jumlah industri besar dan sedang di Kota Depok hasil pendaftaran usaha/perusahaan Sensus Ekonomi 2006 adalah 126 perusahaan. Industri yang
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
23
paling banyak di kota Depok adalah industri makanan dan minuman ada 26 perusahaan, kemudian industri pakaian jadi ada 20 perusahaan Secara rinci penggunaan lahan kota Depok terbagi atas lahan pemukiman seluas 10.968Ha, lahan pertanian seluas 4.653Ha, lahan industri seluas 344Ha, rawa atau setu seluas 91Ha, dan lahan lain-lain seluas 3.973Ha.
4.4
Jaringan Jalan Transportasi merupakan kegiatan pemindahan penumpang dan barang dari
satu tempat ke tempat lain. Dalam transportasi ini terdapat unsur pergerakan (movement). Sedangkan jalan merupakan prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya
yang
diperuntukkan
bagi
lalu-lintas.
Klasifikasi
jalan
berdasarkan empat hal berikut:
Fungsi
: utama, sekunder
Peran
: arteri, kolektor, lokal
Pungutan : tol dan non tol
Hambatan
Pada dasarnya jalan tol merupakan jalan non status, sedangkan jalan arteri primer dan kolektor primer menurut statusnya merupakan jalan nasional, jalan arteri sekunder dan kolektor sekunder menurut statusnya merupakan jalan provinsi, sedangkan jalan lokal menurut statusnya merupakan jalan kota atau kabupaten. Secara keseluruhan di Depok, jalan lokal merupakan jalan terpanjang diikuti oleh jalan kolektor dan jalan arteri. Panjang jalan di kota Depok terhitung sampai tahun 2010 adalah 517,72 km. Prasarana jalan di Kota Depok yang digunakan sebagai penunjang kegiatan ekonomi masyarakat meliputi jalan negara sepanjang 21,3 km, jalan propinsi sepanjang 254 km, jalan kabupaten sepanjang 10,8 km, jalan kecamatan atau desa sepanjang 120,2 km, dan jalan lain-lain sepanjang 129 km.
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
24
4.5 Futsal Kota Depok Usaha futsal di kota Depok berdasarkan hasil penelitian tahun 2012 berjumlah 33 titik usaha yang tersebar di 11 kecamatan. Lokasi usaha futsal menyebar hampir ada disetiap kecamatan berikut adalah data lokasi dan jalan lapangan futsal di Kota Depok.
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
25
Tabel 4.5 Lokasi usaha futsal di Depok berdasarkan hasil survey No
Nama
Alamat
Kecamatan
1
Brumbun
Jl. Pipa gas pertamina no. 8 kukusan
Beji
2
Ceria 1818
jl. K.H.M. Usman 110 kukusan
Beji
3
De' Ball
jl. Margonda Raya no.222-224
Beji
4
Liverpool
Margonda Raya Jl. Cengkeh no.99 - Pondok Cina
Beji
5
Oase
jl. Boan lisan kukusan
Beji
6
Quadrant
jl. Margonda Raya
Beji
7
Arhath sport center
jl. H. Nawi Malik pondok petir
Bojongsari
8
Taruna
jl. Raya ciputat parung
Bojongsari
9
Asis
jl. Raya bogor km. 37,5
Cilodong
10
BOA
jl. Raya bogor km. 39,5
Cilodong
11
Kan's
jl. Setu baru no. 42
Cilodong
12
Twin-n
jl. Pondok tirta mandal
Cilodong
13
Arena
jl. Akses ui no.59
Cimanggis
14
Golden stick
jl. Aksese ui no.26, Kelapa dua
Cimanggis
15
IBM Jaya
Jl. Raya Bogor Km.30
Cimanggis
16
Love
jl. Raya Gadok
Cimanggis
17
Shyntia
Jl. Raya Gas Alam
Cimanggis
18
Zulis
jl. harjamukti gas alam/jl.putri tunggal gang masjid II
Cimanggis
19
Family
Jl. Raya cinere
Cinere
20
La futsa
Jl. Cinere Raya Blok F1 No. 10 B Cinere Limo Depok Jawa Barat
Cinere
21
Darrell
jl. Cipayung Jaya, jembatan serong
Cipayung
22
Raja Jaya
jl. Citayam no 96
Cipayung
23
Mozaik
Jl. Bungur
24
Bahar
jl. Mampang
Pancoran Mas
25
Gor Raden Tegar
Jl. Raden Raya
Pancoran Mas
26
Gor Rama
jl. Wadas Raya. Kp. Pitara
Pancoran Mas
Limo
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
26
27
Hex's
jl. Caringin
Pancoran Mas
28
Indie
Jl. Siliwangi- gang Bungur
Pancoran Mas
29
Xpro
jl. Harapan
Pancoran Mas
30
Futsal utama
Jl. Abdul wahab no. 59
Sawangan
31
Leo
Jl. Raya muchtar sawangan baru
Sawangan
32
Amole
jl. Bahagia Ria
Sukmajaya
33
Duta
jl. RTM, samping Graha Intan Cita
Sukmajaya
Sumber : hasil survey 2012 Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa di kecamatan Beji terdapat enam lokasi futsal yaitu Liverpool Futsal, Oase Futsal , Brumbun Futsal, 1818 Ceria Futsal, De’ball Futsal, dan Quadrant Futsal. Di kecamatan Cimanggis terdapat enam lokasi futsal yaitu Golden Stick Futsal, Futsal Arena, IBM Jaya Futsal, Shyntia Futsal, Love Futsal, Kan’s Futsal dan Zulis Futsal. Di kecamatan Cilodong terdapat tiga lokasi futsal yaitu BOA Futsal, Asis Futsal, dan Twin-n Futsal. Di kecamatan Pancoran Mas terdapat enam lokasi futsal yaitu Indie Futsal, Bahar Futsal, Gor Rama, Gor Raden Tegar, Hex’s Sport Center, dan Xpro Futsal. Di kecamatan Sawangan terdapat dua lokasi futsal yaitu Futsal Utama dan Leo Futsal. Di kecamatan Sukmajaya terdapat dua lokasi futsal yaitu Duta Futsal dan Amole Futsal. Di kecamatan Cinere terdapat dua lokasi futsal yaitu La Futsal dan Family Futsal. Di kecamatan Cipayung terdapat dua lokasi futsal yaitu Darrell Futsal, dan Raja Jaya Futsal. Di kecamatan Bojongsari terdapat dua lokasi futsal yaitu Arhath Sport Center dan Taruna Futsal. Di kecamatan terakhir yang memiliki lapangan futsal indoor adalah kecamatan Limo terdapat satu lokasi futsal yaitu Mozaik Futsal. Sedangkan di kecamatan Tapos tidak memiliki lapangan futsal yang indoor.
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
27
4.6
Fasilitas Usaha Futsal Setiap lokasi futsal memiliki fasilitas pendukung untuk usaha utama yaitu lapangan futsal itu sendiri. Fasilitas tersebut bertujuan agar konsumen menjadi lebih nyaman dan puas atas fasilitas yang tersedia, selain itu pihak pengelola juga memiliki sumber pendapatan tambahan. Dari setiap lokasi futsal pasti memiliki fasilitas standar atau utama yaitu kamar mandi, kantin, area parkir, musholla. Sedangkan di beberapa lokasi futsal dijumpai fasilitas tambahan yang tidak dimiliki oleh lokasi lainnya yaitu ATM (Automatic Teller Machine), tempat band, kios peralatan futsal, jaringan internet wi-fi, steam motor, dan loker penyimpanan barang.
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
28
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Lokasi Futsal di Kota Depok Dalam karakteristik lokasi futsal ini Penggunaan tanah menjadi dasar pembanding antar lokasi futsal. Hasil dari survey lokasi futsal akan dipaparkan disetiap penggunaan tanah. Tabel.5.1 Jumlah lokasi futsal pada penggunaan tanah Penggunaan tanah
Jumlah lokasi Futsal
Persentase
Permukiman
20
60,6%
Perdagangan
8
24,25%
Industri
5
15,15%
Jumlah
33
100%
Sumber : Pengolahan data tahun 2012
Penggunaan tanah permukiman paling banyak yaitu terdapat 20 lokasi diikuti penggunaan tanah jasa perdagangan delapan lokasi dan penggunaan tanah industri hanya lima lokasi.
Gambar 5.1 Grafik Jumlah lokasi pada penggunaan tanah Sumber : Pengolahan data tahun 2012
Karakteristik lokasi dapat terbentuk apabila didukung dengan adanya infrastruktur yang memadai. Faktor yang mendukung kinerja kegiatan futsal dan
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
29
juga mendukung terbentuknya karakteristik suatu lokasi dibedakan menjadi dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik antara lain: 5.1.1 Faktor Internal Faktor internal futsal merupakan variabel data yang terdapat pada site setap titik futsal. Terdapat empat faktor yang ada pada faktor internal ini yaitu jumlah lapangan, harga sewa, omset, dan fasilitas tambahan atau pendukung. 5.1.1.1 Jumlah Lapangan
Gambar 5.2 Peta Klasifikasi Jumlah lapangan Sektor Usaha Jasa Futsal Sumber : Pengolahan data tahun 2012
Klasifikasi jumlah lapangan sedikit berjumlah 13 site futsal, klasifikasi jumlah lapangan cukup banyak berjumlah 19 site futsal, dan klasifikasi jumlah lapangan banyak hanya terdapat satu site futsal.
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
30
Tabel 5.2 Klasifikasi jumlah site futsal berdasarkan jumlah lapangan Jumlah Lokasi Futsal
Jumlah Lapangan
Banyak
Cukup Banyak
Sedikit
Total
Permukiman
-
10 (30,3%)
10 (30,3%)
20 (60,6%)
Perdagangan
-
7 (21,21%)
1 (3,03%)
8 (24,25%)
Industri
1 (3,03%)
2 (6,06%)
2 (6,06%)
5 (15,15%)
Jumlah
1 (3,03%)
19 (57,58%)
13 (39,39%)
33 (100%)
Penggunaan Tanah
Sumber : Pengolahan data tahun 2012
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
31
Penggunaan tanah permukiman terdapat sepuluh site futsal dengan klasifikasi cukup banyak dan sepuluh site juga pada klasifikasi sedikit, namun tidak terdapat site futsal dengan klasifikasi banyak. Pada
penggunaan tanah perdagangan terdapat tujuh site futsal dengan kelas cukup banyak dan hanya satu site dengan klasifikasi sedikit. Kemudian pada penggunaan tanah industri terdapat satu site dengan klasifikasi jumlah lapangan tinggi, dan masing-masing dua site futsal pada klasifikasi cukup banyak dan sedikit. Site futsal
yang memiliki lima lapangan
(banyak) tersebut adalah IBM futsal yang terletak di jalan raya bogor karena lahan yang digunakan adalah gedung bekas pabrik sehingga dapat menampung lebih banyak lapangan futsal. Jumlah lokasi klasifikasi futsal yang seimbang pada penggunaan tanah permukiman lebih pada lahan yang tersedia yang dapat digunakan, sedangkan pada perdagangan lebih mendominasi klasifikasi cukup banyak karena biasanya harga tanah pada penggunaan tanah perdagangan lebih mahal dari pada penggunaan tanah permukiman, untuk itu agar lebih bisa memanfaatkan lahan yang ada maka sebisa mungkin untuk memperbanyak jumlah lapangannya walaupun tidak sampai masuk ke klasifikasi banyak.
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
32
Gambar 5.3 Jumlah site futsal berdasarkan klasifikasi jumlah lapangan Sumber : Pengolahan data tahun 2012
5.1.1.2 Harga Sewa
Gambar 5.4 Peta Klasifikasi Harga Sewa Sektor Usaha Jasa Futsal Sumber : Pengolahan data tahun 2012
Harga sewa lapangan dibagi menjadi tiga klasifikasi yaitu harga sewa tinggi, sedang, dan rendah. Harga sewa lapangan futsal bervariasi pada setiap lokasi futsal. Harga sewa lapangan berubah-ubah tergantung pada hari. Pada hari biasa atau hari kerja (senin–jumat) dan akhir pekan (sabtu–minggu) harga sewa berbeda. Pada hari sabtu–minggu harga sewa lapangan lebih mahal dibandingkan hari biasa atau hari kerja. Perbedaan harga sewa lapangan di beberapa lokasi futsal bahkan berubah berdasarkan waktu. Perbedaan harga seperti ini tergantung pada jam konsumen bermain. Dari hasil penelitian di lapangan harga pada pagi hingga sore hari (pukul 09.00 – 18.00) akan berubah setelah pukul 18.00 hingga tutup. Harga sewa lapangan juga akan berubah jika dari pihak
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
33
pengelola sedang mengadakan promo atau harga khusus. Untuk itu saya mengambil harga tengah diambil dari harga terendah dan harga tertinggi site futsal tersebut. Tabel 5.3 Klasifikasi jumlah site futsal berasarkan harga sewa Jumlah Lokasi
Harga Sewa
Futsal Penggunaan Tanah
Tinggi
Sedang
Rendah
Total
Permukiman
4 (12,12%)
9 (27,27%)
7 (21,21%)
20 (60,6%)
Perdagangan
3 (9,1%)
4 (12,12%)
1 (3,03%)
8 (24,25%)
Industri
1 (3,03%)
2 (6,06%)
2 (6,06%)
5 (15,15%)
Jumlah
8 (24,25%)
15 (45,45%)
10 (30,3%)
33 (100%)
Sumber : Pengolahan data tahun 2012
Klasifikasi harga sewa lapangan rendah ada sepuluh site futsal, klasifikasi harga sewa lapangan sedang ada 15 site, sedangkan klasifikasi yang tinggi terdapat delapan site futsal. Pada penggunaan tanah permukiman terdapat empat site futsal yang klasifikasi harga sewanya tinggi, sembilan site sedang, dan tujuh site rendah. Kemudian pada penggunaan tanah perdagangan terdapat tiga site dengan klasifikasi tinggi, empat site sedang, dan hanya satu site yang rendah. Sedangkan pada penggunaan tanah industri terdapat satu site yang klasifikasinya tinggi dan masing-masing dua site untuk klasifikasi sedang dan rendah. Harga sewa futsal paling rendah yaitu sebesar Rp 55.000,- ada di Love Futsal dan Azis Futsal karena jenis lapangan yang digunaakan oleh love futsal dan azis futsal menggunakan floor (semen) dimana kenyamanan dalam bermain pun jadi kurang, sedangkan harga sewa paling mahal di 1818 Ceria Futsal dengan Rp 150.000,-, mengunakan rumput sintetis dan vynil yang nyaman digunakan oleh pelanggan.
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
34
16
Jumlah site Futsal
14 12 10 8 6 4 2
0 rendah
sedang
tinggi
Klasifikasi Harga Sewa
Gambar 5.5 Jumlah lokasi futsal berdasarkan klasifikasi harga sewa Sumber : Pengolahan data tahun 2012
5.1.1.3 Omset
Gambar 5.6 Peta Klasifikasi Omset Bulanan Sektor Usaha Jasa Futsal Sumber : Pengolahan data tahun 2012
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
35
Omset diklasifikasikan menjadi tiga kelas yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Diambil dari setiap lokasi futsal yang ada karakteristik lokasi. Tabel 5.4 Klasifikasi jumlah site futsal berdasarkan nilai omset Jumlah Lokasi Futsal
Omset
Penggunaan Tanah
Tinggi
Sedang
Rendah
Total
Permukiman
1 (3,03%)
7 (21,21%)
12 (36,36%)
20 (60,6%)
Perdagangan
2 (6,06%)
2 (6,06%)
4 (12,12%)
8 (24,25%)
Industri
1 (3,03%)
-
4 (12,12%)
5 (15,15%)
Jumlah
4 (12,12%)
9 (27,27%)
20 (60,6%)
33 (100%)
Sumber : Pengolahan data tahun 2012
Klasifikasi rendah terdapat di 20 site, kemudian klasifikasi sedang terdapat di sembilan site futsal, sedangkan klasifikasi tinggi teradapat di empat site futsal. Pada penggunaan tanah permukiman terdapat satu site yang memiliki klasifikasi omset tinggi, tujuh site beromset sedang, dan 12 dengan omset rendah. Lalu pada penggunaan tanah perdagangan terdapat dua site dengan omset tinggi, dua site dengan omset sedang, dan empat site dengan omset rendah. Sedangkan pada penggunaan tanah industri terdapat satu site beromset tinggi, empat site pada rendah, dan tidak terdapat pada klasifikasi omset sedang.
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
36
Site futsal dengan nilai omset terendah adalah Darrel futsal dengan omset 3.600.000 rupiah
karena selain fasilitas yang biasa saja
lapangannya hanya floor. Sedangkan nilai omset tertinggi adalah Golden Stick Futsal dengan nilai omset 150.000.000 rupiah memiliki jenis rumpus sintetis dan fasilitas yang cukup banyak dan tempat yang relatif nyaman.
Gambar. 5.7 Klasifikasi jumlah site futsal berdasarkan omset Sumber : Pengolahan data tahun 2012
5.1.1.4 Fasilitas Site futsal pada umumnya memiliki fasilitas utama atau fasilitas yang wajib terdapat dalam setiap site futsal, semua site futsal memiliki fasilitas utama ini. Fasilitas utama site futsal itu antara lain kantin, musholla, kamar mandi, tempat parkir, dan penyewaan rompi. Sedangkan fasilitas tambahan lainnya seperti mesin penarikan uang tunai atau ATM (Automatic Teller Machine), ruang tunggu yang mempunyai jaringan internet wi-fi, loker untuk menyimpan barang, toko perlengkapan futsal dan pijat relaksasi. Fasilitas tambahan tersebut tidak semua site futsal memilikinya.
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
37
Tabel 5.5 Jumlah fasilitas tambahan yang tersedia Jumlah Lokasi Futsal
Fasilitas Tambahan
ada
Tidak ada
Total
Permukiman
15 (45,45%)
5 (15,15%)
20 (60,6%)
Perdagangan
4 (12,12%)
4 (12,12%)
8 (24,25%)
Industri
1 (3,03%)
4 (12,12%)
5 (15,15%)
Jumlah
20 (60,6%)
13 (39,39%)
33 (100%)
Penggunaan Tanah
Sumber : Pengolahan data tahun 2012
Fasilitas-fasilitas tambahan dimiliki oleh beberapa site futsal di kota Depok. Dengan beragamnya fasilitas lebih yang ditawarkan, konsumen atau pengguna jasa akan semakin tertarik untuk menggunakan jasa di site tersebut, hal ini berlaku pada site futsal Golden stick yang memiliki jam sewa perharinya hingga rata-rata 40 jam/3 lapangan.
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
38
5.1.2 Faktor Eksternal Faktor Eksternal merupakan faktor yang ada disekitar site futsal yang mempengaruhi futsal tersebut. Faktor eksternal ini dibagi menjadi dua yaitu sarana angkutan umum dan kelas jalan. 5.1.2.1 Sarana Angkutan Umum Sarana angkutan umum juga merupakan salah satu faktor penanda bahwa suatu jalan merupakan jalan yang banyak dilewati oleh manusia/penduduk. Berikut merupakan tabel data lokasi futsal yang dilalui dan tidak dilalui oleh kendaraan angkutan umum. Tabel 5.6 Keberadaan kendaraan umum yang melintasi lokasi futsal di Depok Jumlah Lokasi Futsal
Sarana Angkutan Umum
ada
Tidak ada
Total
Permukiman
15 (45,45%)
5 (15,15%)
20 (60,6%)
Perdagangan
8 (24,24%)
-
8 (24,25%)
Industri
4 (12,12%)
1 (3,03%)
5 (15,15%)
Jumlah
27 (81,82%)
6 (18,18%)
33 (100%)
Penggunaan Tanah
Sumber : Pengolahan data tahun 2012
Sarana angkutan umum merupakan sarana transportasi umum yang digunakan untuk berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain yang melintasi jalan di lokasi futsal ini berada. Pada penggunaan tanah permukiman ada 15 lokasi futsal yang terdapat angkutan umum dan lima lokasi yang tidak ada angkutan umumnya. Di penggunaan tanah perdagangan terdapat delapan lokasi futsal yang dilintasi angkutan umum yang berarti keseluruhan lokasi futsal yang ada dilalui angkutan umum. Sedangkan industri dari lima lokasi futsal empat diantaranya dilintasi oleh angkutan umum dan satu lokasi tidak terdapat angkutan umum.
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
39
5.1.2.2 Kelas Jalan Kelas jalan diklasifikasikan menjadi tiga yakni kelas jalan arteri, jalan kolektor, dan jalan lokal. Letak futsal ini juga dipengaruhi oleh kelas jalan yang ada, berikut tabelnya : Tabel 5.7 Klasifikasi jumlah lokasi futsal berdasarkan kelas jalan Jumlah Lokasi Futsal
Kelas jalan
Penggunaan Tanah
Arteri
Kolektor
Lokal
Total
Permukiman
1 (3,03%)
9 (27,27%)
10 (30,3%)
20 (60,6%)
Perdagangan
3 (9,09%)
5 (15,15%)
-
8 (24,25%)
Industri
3(9,09%)
-
2 (6,06%)
5 (15,15%)
Jumlah
7 (21,21%)
14 (42,42%)
12 (36,36%)
33 (100%)
Sumber : Pengolahan data tahun 2012
Lokasi futsal pada penggunaan tanah permukiman yang terletak di kelas jalan arteri ada satu lokasi, sembilan lokasi di kelas jalan kolektor, dan sepuluh lokasi pada kelas jalan lokal. Pada penggunaan tanah perdagangan terdapat tiga lokasi futsal di kelas jalan arteri, lima di kolektor dan tidak ada di jaringan jalan lokal. Sedangkan di penggunaan tanah industri terdapat tiga lokasi futsal di kelas jalan arteri, dua di kelas jalan lokal, dan tidak terdapat di kelas jalan kolektor. (peta terlampir) Jumlah lokasi fusal pada penggunaan tanah permukiman banyak terdapat di kelas jalan kolektor dan lokal dikarenakan kebanyakan asesibilitas kelas jalan di penggunaan permukiman adalah jalan kolektor dan jalan lokal. Penggunaan tanah perdagangan biasanya berkelas jalan kolektor dan arteri sehingga otomatis lokasi futsal yang terletak pada penggunaan tanah perdagangan terletak di dua kelas jalan ini. Sedangkan pada penggunaan tanah industri terdapat di jalan arteri sedangkan dua
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
40
lokasi futsal pada jalan lokal ini mengambil alternatif di bagian tempat para karyawan tinggal atau bermukim.
Gambar 5.8 Presentase lokasi futsal berdasarkan kelas jalan Sumber : Pengolahan data tahun 2012
Karakteristik lokasi penggunaan tanah perdagangan dan kelas jalan arteri ditunjukkan salah satunya oleh Golden Stick Futsal.
Gambar 5.9 Penggunaan tanah sekitar Golden Stick Futsal Sumber : Image Google Earth quickbird 2012
Golden Stick Futsal
termasuk dalam karakteristik lokasi yang
berada pada penggunaan tanah perdagangan dan kelas jalan arteri. Dari
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
41
gambar 5.9 Golden Stick Futsal berdekatan dengan kawasan jasa perdagangan. Karakteristik lokasi penggunaan tanah perdagangan dan kelas jalan kolektor ditunjukkan oleh De’ Ball Futsal Margonda.
Gambar 5.10 Penggunaan tanah sekitar De’ Ball Futsal Sumber : Image Google Earth quickbird 2012
De’ ball Futsal di Margonda termasuk dalam karakteristik lokasi yang berada pada penggunaan tanah perdagangan dan kelas jalan kolektor. Penggunaan tanah perdagangan dapat terlihat di sebelah utara gambar ada gedung-gedung untuk perdagangan. Bahkan di sebelah timur juga lokasi perdagangan. Karakteristik lokasi penggunaan tanah permukiman dan kelas jalan arteri ditunjukkan oleh Shyntia Futsal.
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
42
Gambar 5.11 Penggunaan tanah sekitar Shyntia Futsal Sumber : Image Google Earth quickbird 2012
Shyntia Futsal termasuk dalam karakteristik lokasi yang berada pada penggunaan tanah permukiman dan kelas jalan Arteri. Penggunaan tanah permukiman paling mendominasi di antara penggunaan tanah lainnya, yaitu terletak di sebelah selatan dan utara lokasi futsal. Karakteristik lokasi penggunaan tanah jasa permukiman dan jalan kolektor ditunjukkan oleh Gor Rama.
Gambar 5.12 Penggunaan tanah sekitar Gor Rama Sumber : Image Google Earth quickbird 2012
Karakteristik l okasi penggunaan tanah jasa permukiman dan jalan lokal ditunjukkan oleh Indie Futsal.
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
43
Gambar 5.13 Penggunaan tanah sekitar Indie Futsal Sumber : Image Google Earth quickbird 2012
Dari gambar 5.13, Indie Futsal termasuk dalam karakteristik lokasi yang berada pada penggunaan tanah permukiman. permukiman yang dimaksud adalah permukiman yang dekat dengan rumah sakit Hermina dan juga dengan tempat peribadatan umat kristiani (gereja) dengan warna genteng kuning. Karakteristik lokasi penggunaan tanah industri dan jalan arteri yang ditunjukkan oleh IBM Futsal. Pengunaan tanah industri banyak pada lokasi futsal ini. Karakteristik lokasi futsal ditunjukkan dalam peta.
Gambar 5.14 Penggunaan tanah sekitar IBM Futsal Sumber : Image Google Earth quickbird 2012
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
44
Karakteristik lokasi penggunaan tanah industri dan jalan lokal yang ditunjukkan oleh Amole Futsal.
Gambar 5.15 Penggunaan tanah sekitar Amole Futsal Sumber : Image Google Earth quickbird 2012
5.2 Karakteristik Pelanggan Karakteristik pelanggan dibedakan berdasarkan tiga variabel yaitu berdasarkan usia, pekerjaan, dan kendaraan yang digunakan menuju lokasi futsal. 5.2.1 Pelanggan di Lokasi Futsal Penggunaan Tanah Permukiman 5.2.1.1 Karakteristik pelanggan berdasarkan pekerjaan Karakteristik pelanggan pada setiap lokasi futsal berbeda-beda pada setiap waktu pagi siang, sore dan malam. Tabel berikut memberikan keterangan pelanggan futsal berdasarkan pekerjaan pada setiap waktunya dan dominasinya.
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
45
Tabel 5.8 Karakteristik pelanggan lokasi futsal di penggunaan tanah permukiman Nama
Siang
Sore
Malam
Dominasi Pelanggan
1
Brumbun
mahasiswa, pelajar
mahasiswa, pelajar
mahasiswa, umum
Mahasiswa
2
Ceria 1818
Pelajar
mahasiswa
pelajar, umum, mahasiswa
Pelajar
3
Liverpool
mahasiswa, pelajar
mahasiswa, pelajar
pekerja, mahasiswa
Mahasiswa
4
Oase
mahasiswa, pelajar
mahasiswa, pelajar
pelajar, umum
Mahasiswa
5
Quadrant
Pelajar
pelajar, mahasiswa
karyawan, mahasiswa
Pelajar
6
Arhath sport C
Pelajar
pekerja,
Pekerja
Pekerja
7
Kan's
Pelajar
Umum
Umum
Pelajar
8
Love
Pelajar
pekerja, pedagang
pekerja, pedangan
Pekerja
9
Shyntia
Pelajar
pelajar, pekerja
Pekerja
Pekerja
10
Zulis
-
pelajar, pekerja, umum
pekerja, umum
Pekerja
11
Mozaik
Pelajar
Pelajar
Pekerja
Pelajar
12
Bahar
Pelajar
Pelajar
pekerja, mahasiswa
Pelajar
13
Gor Raden Tegar
.
pekerja, pelajar
pelajar, pekerja
Pekerja
14
Gor Rama
Pelajar
pelajar, pekerja
pelajar, pekerja
Pelajar
15
Hex's
Pelajar
Pelajar,
Pekerja
Pelajar
16
Indie
Pelajar
karyawan, umum
mahasiswa, umum
Mahasiswa
17
Xpro
Pelajar
Perlajar
Pelajar, pekerja
Pelajar
18
Futsal utama
Pelajar
karyawan
karyawan
Pekerja
19
Leo
Pelajar
Pelajar, perkerja
Perkerja
Pekerja
20
Duta
Pelajar
pelajar, mahasiswa
pelajar, mahasiswa, umum
Mahasiswa
Sumber : Pengolahan data tahun 2012
Pada penggunaan tanah permukiman pelanggan yang bermain di pagi hari keseluruhannya diisi oleh pelajar, kemudian pada siang hari masih didominasi oleh oleh pelajar namun sudah mulai ada pelanggan dari karyawan dan mahasiswa, sedangkan pada malam hari didominasi oleh pekerja dan mahasiswa. Secara keseluruhan pelanggan lokasi futsal di permukiman di dominasi oleh pelajar. 5.2.1.2 Karakteristik pelanggan berdasarkan transportasi yang digunakan Transportasi yang digunakan oleh para pelanggan di penggunaan tanah permukiman
dalam mencapai tujuan lokasi futsalnya masing-
masing sebagai berikut.
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
46
Tabel 5.9 Transportasi yang digunakan di penggunaan tanah permukiman
1 2 3 4
Jenis transportasi Mobil Motor Angkutan umum Sepeda
Persentase 4% 88% 4% 4%
Jumlah 1 22 1 1
Sumber : Pengolahan data tahun 2012
Transportasi yang banyak digunakan di penggunaan tanah permukiman adalah motor, yakni hingga 22 koresponden. Untuk pengguna mobil, angkutan umum dan sepeda hanya satu koresponden. Banyaknya pengendara
motor
pada
penggunaan
tanah
permukiman
karena
aksesibilitas yang tidak mudah ke lokasi futsal. 5.2.1.3 Karakteristik pelanggan berdasarkan usia Pelanggan futsal yang terdapat di penggunaan tanah permukiman juga terdiri dari berbagai usia. Berikut adalah data yang didapat dari hasil survey:
Tabel 5.10 karakteristik usia pelanggan di penggunaan tanah permukiman Usia 1 <17 tahun 2 17-30 tahun 3 30< tahun
Persentase 36% 40 % 24%
Jumlah 9 orang 10 orang 6 orang
Sumber : Pengolahan data tahun 2012
Karakteristik pelanggan futsal di penggunaan tanah permukiman rata-rata berusia pelajar dan juga mahasiswa. Bisa dilihat dengan perbedaan jumlah koresponden yang didapat yaitu yang berusia dibawah 17 tahun sembilan orang dan sepuluh orang untuk koresponden yang berusia diantara 17-30 tahun. Sedangkan enam orang lain berusia diatas 30 tahun.
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
47
5.2.2 Pelanggan di Lokasi Futsal Penggunaan Tanah Perdagangan 5.2.2.1 Karakteristik pelanggan berdasarkan pekerjaan Karakteristik pelanggan di penggunaan tanah perdagangan dibagi berdasarkan waktu bermainnya menjadi tiga jenis pekerjaan. Berikut adalah pembagiannya : Tabel 5.11 Karakteristik pelanggan lokasi futsal di penggunaan tanah perdagangan Nama
Siang
Sore
Malam
Dominasi pelajggah
1
De' Ball
mahasiswa, pelajar
mahasiswa, umum
mahasiswa, karyawan
Mahasiswa
2
Taruna
Pelajar
pelajar, pekerja
Pelajar, pekerja
Pekerja
3
Arena
Pelajar
Mahasiswa
Mahasiswa
Mahasiswa
4
golden stick
mahasiswa, pelajar
mahasiswa, pelajar
pekerja, mahasiswa
Mahasiswa
5
Family
Pelajar
pelajar, pekerja
pelajar, pekerja, umum
Pelajar
pelajar, mahasiswa, umum
Pelajar
6
La futsa
Pelajar
pelajar, mahasiswa, pekerja
7
Darrell
-
pelajar, pekerja
Pekerja
Pekerja
8
Raja Jaya
Pelajar
Pelajar
pelajar, umum
Pelajar
Sumber : Pengolahan data tahun 2012
Pada penggunaan tanah perdagangan pelajar mengisi hampir seluruh daftar pelanggan pada siang hari. Pada sore hari sebagian besar pelanggannya pelajar dan namun sudah mulai banyak mahasiswa dan pekerja. Dan pada malam harinya sebagian besar mahasiswa dan pekerja. Secara keseluruhan pelanggan futsal di penggunaan tanah perdagangan didominasi oleh pelajar dan mahasiswa. 5.2.2.2 Karakteristik pelanggan berdasarkan transportasi yang digunakan Transportasi yang digunakan oleh pelanggan lapangan futsal pada penggunaan tanah perdagangan adalah sebagai berikut :
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
48
Tabel 5.12 Transportasi yang digunakan di penggunaan tanah perdagangan
1 2 3 4
Jenis transportasi Mobil Motor Angkutan umum Sepeda
Persentase 5% 75% 20% -
Jumlah 1 15 4 -
Sumber : Pengolahan data tahun 2012
Transportasi yang banyak digunakan di penggunaan tanah perdagangan adalah motor, yakni hingga 15 koresponden. Untuk pengguna mobil didapati satu koresponden, dan
angkutan umum ada empat
koresponden. Cukup banyaknya sarana angkutan umum membuat angka pengendara angkutan umum lebih banyak daripada pengguna angkutan umum di penggunaan tanah permukiman atau pun industri. 5.2.2.3 Karakteristik pelanggan berdasarkan usia Berdasarkan usia karakteristik pelanggan di penggunaan tanah perdagangan juga terbagi menjadi tiga kelas, berikut tabelnya : Tabel 5.13 karakteristik usia pelanggan di penggunaan tanah perdagangan Usia 1 <17 tahun 2 17-30 tahun 3 30< tahun
Jumlah 2 orang 14 orang 4 orang
Persentase 10% 70% 20%
Sumber : Pengolahan data tahun 2012
Karakteristik pelanggan di penggunaan tanah perdagangan kebanyakan pelanggan berusia 17-30 tahun yang merupakan pekerja toko sekitar dan mahasiswa berjumlah 14 orang. Kemudian yang berusia diatas 30 tahun merupakan pekerja ataupun pemilik toko sekitar berjumlah empat orang. Sedangkan dua orang koresponden lain
berusia sekolah atau
dibawah 17 tahun.
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
49
5.2.3 Pelanggan di Lokasi Futsal Penggunaan Tanah Industri 5.2.3.1 Karakteristik pelanggan berdasarkan pekerjaan Pelanggan pada penggunaan tanah industri memiliki karakteristik yang bervariasi, namun dengan dominasi jelas oleh pekerja, berikut tabelnya : Tabel 5.14 Karakteristik pelanggan lokasi futsal di penggunaan tanah industri Nama
Siang
Sore
Malam
1
Asis
Pelajar
pekerja, pelajar
pekerja, umum
2
BOA
Pelajar
Pelajar
Pekerja
3
Twin-n
Pelajar
pelajar, umum
pelajar, umum
4
IBM Jaya
mahasiswa, pelajar
pekerja mahasiswa
pekerja, mahasiswa
5
Amole
Pelajar
pelajar, pekerja
Pekerja
Dominasi Pelanggan Pelajar Pekerja Pekerja Pekerja Pelajar
Sumber : Pengolahan data tahun 2012
Pada penggunaan tanah industri pelajar tetap mengisi hampir seluruh daftar pelanggan pada siang hari. Pada sore hari sebagian besar masih pelajar, mahasiswa dan pekerja masih sangat sedikit karena pekerja pabrik atau kantor memiliki jam kerja sampai sore. Dan pada malam harinya sebagian besar pekerja. Secara keseluruhan pelanggan yang ada pada penggunaan tanah industri ini adalah pekerja. Karakteristik pelanggan pada setiap penggunaan tanah hampir sama namun yang membedakan adalah jumlah pelanggannya dilapangan. Pada penggunaan tanah industri lebih banyak dari pekerja pabrik atau pegawai kantoran.
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
50
5.2.3.2 Karakteristik pelanggan berdasarkan transportasi yang digunakan Transportasi yang digunakan oleh tanah industri juga masih didominasi oleh pengguna motor, berikut tabel datanya : Tabel 5.15 Transportasi yang digunakan di penggunaan tanah industri
1 2 3 4
Jenis transportasi Mobil Motor Angkutan umum Sepeda
Persentase 90% 10% -
Jumlah 9 1 -
Sumber : Pengolahan data tahun 2012
Transportasi yang digunakan koresponden di penggunaan tanah industri sembilan dari sepuluh menggunakan motor dan satu lagi menggunakan angkutan umum. Kebanyakan dari pelanggan futsal di penggunaan tanah industri adalah pekerja yang biasa menggunakan motor ke tempat kerjanya. 5.2.3.3 Karakteristik pelanggan berdasarkan usia Karakteristik usia pelanggan pada penggunaan tanah indutri didominasi oleh usia pekerja, berikut adalah datanya : Tabel 5.16 karakteristik usia pelanggan di penggunaan tanah industri Usia 1 <17 tahun 2 17-30 tahun 3 30< tahun
Persentase 70% 30%
Jumlah 7 orang 3 orang
Sumber : Pengolahan data tahun 2012
Karakteristik usia pelanggan futsal pada penggunaan tanah industri kebanyakan berusian diantara 15-30 tahun, 70% dari koresponden yang didapat yaitu tujuh orang, kemudian sisanya berusia diatas 30 tahun yaitu tiga orang dan tidak didapati koresponden yang dibawah 15 tahun. Tidak adanya pelanggan yang dibawah 15 tahun dikarenakan lokasi futsal yang
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
51
lebih dekat dengan pabrik dan perkantoran, dan sebaliknya diisi oleh pelanggan berusia produktif.
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
52
BAB VI KESIMPULAN
Pola karakteristik lokasi futsal di penggunaan tanah permukiman sebagian besar berada pada kelas jalan lokal dengan kelas jumlah lapangan sedikit, harga sewa sedang, beromset rendah, memiliki fasilitas tambahan, dominasi pelajar, dan usia dibawah 17 sampai 30 tahun. Pada penggunaan tanah perdagangan hanya berada pada kelas jalan kolektor dan lokal, yang dilalui angkutan umum dengan karakteristik yaitu memiliki kelas jumlah lapangan cukup banyak, harga sewa sedang, beromset sedang dengan dominasi pelajar, dan mahasiswa,dan berusia antara 17 sampai 30 tahun. Sedangkan pada pengguaan tanah industri hanya ada pada kelas jalan arteri dan lokal, dengan karakteristik yaitu memiliki satu-satunya kelas jumlah lapangan banyak, dengan harga sewa sedang, beromset rendah dan tidak memiliki fasilitas tambahan dengan pekerjaan kebanyakan pekerja (kebanyakan karyawan kantor dan pabrik), berusia antara 17 sampai 30 tahun. Transportasi utama yang digunakan oleh sebagian besar pelanggan futsal adalah motor.
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
53
DAFTAR PUSTAKA
Bintarto, R. 1984. Interaksi Desa – Kota dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia Indonesia. Bintarto, R. dan Hadisumarno, S, 1979. Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES. Boedianto. 2001. Organisasi Keruangan Perkotaan (Kasus Kawasan Komersial Kota Bandung), dalam: Koestoer, R.H. et al. 2001, Dimensi Keruangan Kota (Teori dan Kasus). Jakarta: UI Press. Branch, Melville. C. 1995. Perencanaan Kota Komprehensif, Pengantar dan Penjelasan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Djojodipuro, Marsudi. 1992. Teori lokasi Marsudi Djojodipuro. Jakarta: Lembaga Penerbit Ekonomi UI. Ernan, Rustiadi dkk. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia Golledge. 1997. Spatial Behavior: A Geographic PerspectiveGeography. Guilford Press Holloway, Hubbard. 2001. People and Place: The Extraordinary Geographies of Everyday Life. Prentice Hall Isard, W. 2003. History of Regional Science and the Regional Science Association International: The Beginnings and Early History. Springer Kerlinger, N, Fred. 1992. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: UGM Press. Kotler, Setiadi. 2006. Perilaku Konsumen. Fathia Mangkunegara, Anwar P. 1988. Perilaku Konsumen. Bandung: PT ERESCO. Mather. 1986. Landuse. Longman. London Michell Suharli. J, I. .2011. HABIT. Gramedia Pustaka Utama Patilima. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
54
Peraturan Presiden Republik Indonesia no.112 Tahun 2007. “Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern”. Richardson, H. W. 1969. Regional Economics; Location Theory, Urban Structure
and
Regional Change. London: Weidenfeld and
Nicolson. Praeger. Pratama, Harris. 2010. Karakteristik lokasi usaha futsal di Kota Jakarta Selatan. Skripsi Sarjana Departemen Geografi FMIPA UI. Sandy, IM. 1975. Esensi Geografi. Jakarta: Dirjen Agraria, Depdagri. Sandy, IM. 1979. Penggunaan Tanah (Land Use) di Indonesia, Publikasi no. 75 Direktorat Tata Guna Tanah. Jakarta: Dirjen Agraria, Depdagri. Sobirin. 2001. Distribusi Pemukiman dan Prasarana Kota: Studi Kasus Dinamika Pembangunan Kota di Indonesia, dalam R.H. Koestoer, R.P. Tambunan, H.T. Budianto & Sobirin (eds) 2001, Dimensi Keruangan Kota: Teori dan Kasus. Jakarta: UI Press. Suyanti, Endah. 2008. Karakteristik Lokasi Fasilitas Olahraga Pemda DKI Jakarta. Skripsi Sarjana Departemen Geografi FMIPA UI. Tarigan, Robinson. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara. Tarigan, Robinson. 2005. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi, Edisi Revisi. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Tika, M., Pabundu. 1997. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Wheeler O, James., & Peter O Muller. 1981. Economic Geography. New York: Jhon Wiley and Sons.
World wide web : Fighting Ground. http://makarafutsal.com/fighting-ground/ diakses tanggal 29 maret 2012 pukul 19.00 wib History of futsal. http://www.futsal.com/index.php/history-of-futsaldiakses tanggal 29 meret 2012 pukul 18.30 wib UU No. 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional. World Wide Web: http://www.djpp.depkumham.go.
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
LAMPIRAN PETA
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Peta 1
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
Peta 2
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
Peta 3
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
Peta 4
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
Peta 5
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
LAMPIRAN TABEL
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
Tabel Pembagian Wilayah Administrasi Kota Depok No
1
Kecamatan
Beji
Kelurahan
Jumlah
Kelurahan Beji, Kelurahan Beji Timur, Kelurahan Kemiri Muka, Kelurahan
6
Pondok Cina, Kelurahan Kukusan, dan Kelurahan Tanah Baru. Kelurahan Pancoran Mas, Kelurahan Depok, Kelurahan Depok Jaya, Kelurahan 2
Pancoran Mas
3
Cipayung
Rangkapan Jaya, Kelurahan Rangkap Jaya Baru, dan Kelurahan Mampang.
6
Kelurahan Cipayung, Kelurahan Cipayung Jaya, Kelurahan Ratu Jaya, Kelurahan Bojong Pondok Terong, dan Kelurahan Pondok Jaya.
5
Kelurahan Sukmajaya, Kelurahan Mekarjaya, Kelurahan Baktijaya, Kelurahan 4
Sukmajaya
Abadijaya, Kelurahan Tirtajaya, dan Kelurahan Cisalak.
6
Kelurahan Sukamaju, Kelurahan Cilodong, Kelurahan Kalibaru, Kelurahan 5
Cilodong
Kalimulya, dan Kelurahan Jatimulya.
5
Kelurahan Limo, Kelurahan Meruyung, Kelurahan Grogol, dan Kelurahan 6
Limo
Krukut.
4
Kerurahan Cinere, Kelurahan Gandul, Kelurahan Pangkal Jati Lama, dan 7
Cinere
Kelurahan Pangkal Jati Baru.
4
Kelurahan Cisalak Pasar, Kelurahan Mekarsari, Kelurahan Tugu, Kelurahan Pasir 8
Cimanggis
Gunung Selatan, Kelurahan Harjamukti, dan Kelurahan Curug.
6
Kelurahan Tapos, Kelurahan Leuwinanggung, Kelurahan Sukatani, Kelurahan Sukamaju Baru, Kelurahan Jatijajar, Kelurahan Cilangkap, dan Kelurahan 9
Tapos
Cimpaeun.
7
Kelurahan Sawangan, Kelurahan Kedaung, Kelurahan Cinangka, Kelurahan Sawangan Baru, Kelurahan Bedahan, Kelurahan Pengasinan, dan Kelurahan 10
Sawangan
Pasir Putih.
7
Kelurahan Bojongsari, Kelurahan Bojongsari Baru, Kelurahan Serua, Kelurahan Pondok Petir, Kelurahan Curug, Kelurahan Duren Mekar, dan Kelurahan Duren 11
Bojongsari
Seribu.
7 Total
63
Sumber : Perda Depok tahun 2009
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
Tabel klasifikasi lokasi futsal berdasarkan kelas jalan No. 1 2 3 4 5 6 7
Nama Usaha Futsal golden stick Arena IBM Jaya BOA Asis Raja Jaya Shyntia
Alamat jl. Aksese ui no.26, Kelapa dua jl. Akses ui no.59 Jl. Raya Bogor Km.30 jl. Raya bogor km. 39,5 jl. Raya bogor km. 37,5 jl. Citayam no 96 Jl. Raya Gas Alam Margonda Raya Jl. Cengkeh no.99 8 Liverpool Pondok Cina 9 De' Ball jl. Margonda Raya no.222-224 Jl. Cinere Raya Blok F1 No. 10 B 10 La futsa Cinere Limo Depok Jawa Barat 11 Quadrant jl. Margonda Raya jl. harjamukti gas alam/jl.putri 12 Zulis tunggal gang masjid II 13 Bahar jl. Mampang 14 Gor Rama jl. Wadas Raya. Kp. Pitara 15 Darrell jl. Cipayung Jaya, jembatan serong 16 Gor Raden Tegar Jl. Raden Raya 17 Family Jl. Raya cinere 18 Taruna jl. Raya ciputat parung 19 Leo Jl. Raya muchtar sawangan baru 20 Hex's jl. Caringin 21 Xpro jl. Harapan 22 Oase jl. Boan lisan kukusan Jl. Pipa gas pertamina no. 8 23 Brumbun kukusan 24 1818 Ceria jl. K.H.M. Usman 110 kukusan 25 Twin-n jl. Pondok tirta mandal 26 Duta jl. RTM, samping Graha Intan Cita 27 Indie Jl. Siliwangi- gang Bungur 28 Amole jl. Bahagia Ria 29 Love jl. Raya Gadok 30 Futsal utama Jl. Abdul wahab no. 59 31 Arhath sport center jl. H. Nawi Malik pondok petir 32 Kan's jl. Setu baru no. 42 33 Mozaik Jl. Bungur Sumber : Pengolahan data tahun 2012
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Akses Jalan Arteri Arteri Arteri Arteri Arteri Arteri Arteri Kolektor Kolektor Kolektor Kolektor Kolektor Kolektor Kolektor Kolektor Kolektor Kolektor Kolektor Kolektor Kolektor Kolektor Lokal Lokal Lokal Lokal Lokal Lokal Lokal Lokal Lokal Lokal Lokal Lokal
Universitas Indonesia
Tabel klasifikasi lokasi futsal berdasarkan jumlah lapangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 Ket :
Nama Usaha Futsal IBM Jaya 1818 Ceria Liverpool De' Ball Duta golden stick BOA Love Taruna Arena La futsa Hex's Indie Quadrant Bahar Futsal utama Amole Darrell Kan's Raja Jaya Gor Raden Tegar Leo Oase Arhath sport center Family Shyntia Zulis Gor Rama Xpro Brumbun Mozaik Asis Twin-n
Jumlah Lapangan 5 (2s, 2f, 1std int) 4 (2v, 2s) 4 (2s,2v) 4 (2f, 1v, 1s) 3(v, s, f) 3 (v) 3 (s) 3 (f) 3 (2s, 1v) 3 (2f, 1v) 3 (2 outdoor),3 s 2(v, s) 2 (v) 2 (s) 2 (s) 2 (karpet) 2 (f, s) 2 (f) 2 (f) 2 (v, s) 1 (v) 1 (s) 1 (s) 1 (s) 1 (f) 1 (f) 1 (f) 1 (f) 1 (f) 1 (f) 1 (f) 1 (f) 1 (f)
Klasifikasi Banyak Cukup banyak Cukup banyak Cukup banyak Cukup banyak Cukup banyak Cukup banyak Cukup banyak Cukup banyak Cukup banyak Cukup banyak Cukup banyak Cukup banyak Cukup banyak Cukup banyak Cukup banyak Cukup banyak Cukup banyak Cukup banyak Cukup banyak Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit
f = Floor/lantai s = Rumput sintetis v = Vynil std intl = Standard Internasional
Sumber : Pengolahan data tahun 2012
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
Tabel lokasi usaha futsal berdasarkan penggunaan tanah dan jaringan jalan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nama Usaha Futsal golden stick Arena Raja Jaya De' Ball La futsa Darrell Family Taruna Shyntia Liverpool Quadrant Zulis Bahar Gor Rama Gor Raden Tegar Leo Hex's Xpro Oase Brumbun 1818 Ceria Duta Indie Love Futsal utama Arhath sport center Kan's Mozaik IBM Jaya BOA Asis Twin-n Amole
Penggunaan Tanah Perdagangan Perdagangan Perdagangan Perdagangan Perdagangan Perdagangan Perdagangan Perdagangan Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Industri Industri Industri Industri Industri
Jaringan Jalan arteri arteri arteri kolektor kolektor kolektor kolektor kolektor arteri kolektor kolektor kolektor kolektor kolektor kolektor kolektor kolektor kolektor lokal lokal lokal lokal lokal lokal lokal lokal lokal lokal arteri arteri arteri lokal lokal
Sumber : Pengolahan data tahun 2012
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
Tabel klasifikasi lokasi futsal berdasarkan harga sewa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nama Usaha Futsal Love Asis Zulis Darrell Shyntia Twin-n Kan's Gor Rama Xpro Futsal utama Amole Bahar Arhath sport center Mozaik Gor Raden Tegar Duta Brumbun Quadrant Raja Jaya BOA Arena Indie Leo De' Ball Taruna Liverpool La futsa Hex's Family golden stick Oase IBM Jaya 1818 Ceria
Harga Sewa (Rp) 55.000,00 55.000,00 60.000,00 60.000,00 65.000,00 65.000,00 65.000,00 70.000,00 70.000,00 75.000,00 90.000,00 90.000,00 90.000,00 90.000,00 90.000,00 95.000,00 95.000,00 100.000,00 100.000,00 105.000,00 110.000,00 110.000,00 115.000,00 120.000,00 120.000,00 125.000,00 125.000,00 125.000,00 125.000,00 125.000,00 135.000,00 135.000,00 150.000,00
Klasifikasi rendah rendah rendah rendah rendah rendah rendah rendah rendah rendah sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi
Sumber : pengolahan data tahun 2012
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
Tabel Klasifikasi omset berdasarkan jumlah lapangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Nama Darrell Xpro Futsal utama Asis Gor Raden Tegar Twin-n Kan's Gor Rama Mozaik Shyntia Zulis Arhath sport center Oase Leo Hex's Brumbun Family Love Amole Taruna Arena Quadrant
jumlah 2 (f) 1 (f) 2 (karpet) 1 (f) 1 (v) 1 (f) 2 (f) 1 (f) 1 (f) 1 (f) 1 (f)
1 (s) 1 (s) 1 (s) 2(v, s) 1 (f) 1 (f) 3 (f) 2 (f, s) 3 (2s, 1v) 3 (2f, 1v) 2 (s) 3 (2 outdoor),3 23 La futsa s 24 Indie 2 (v) 25 Raja Jaya 2 (v, s) 26 Bahar 2 (s) 27 Duta 3(v, s, f) 28 BOA 3 (s) 29 1818 Ceria 4 (2v, 2s) 30 Liverpool 4 (2s,2v) 5 (2s, 2f, 1std 31 IBM Jaya int) 32 De' Ball 4 (2f, 1v, 1s) 33 Golden stick 3 (v) Sumber : Pengolahan data tahun 2012
omzet/bulan 3,600,000.00 4,200,000.00 4,500,000.00 4,950,000.00 5,400,000.00 9,750,000.00 9,750,000.00 10,500,000.00 10,800,000.00 15,600,000.00 16,200,000.00
klasisfikasi omset Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
18,900,000.00 20,250,000.00 20,700,000.00 22,500,000.00 22,800,000.00 26,250,000.00 26,400,000.00 27,000,000.00 28,800,000.00 29,700,000.00 30,000,000.00
Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
30,000,000.00 42,900,000.00 45,000,000.00 54,000,000.00 57,000,000.00 78,750,000.00 90,000,000.00 120,000,000.00
Rendah Rendah Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi
121,500,000.00 129,600,000.00 150,000,000.00
Tinggi Tinggi Tinggi
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia
Tabel klasifikasi omset berdasarkan penggunaan tanah dan jaringan jalan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nama Arhath sport center Asis Brumbun Futsal utama Kan's Quadrant Raja Jaya Taruna Xpro Zulis Bahar BOA Duta Amole Family Gor Rama Hex's La futsa Oase Twin-n Leo Arena Gor Raden Tegar Indie Love Mozaik Shyntia 1818 Ceria Darrell De' Ball golden stick IBM Jaya Liverpool
penggunaan tanah Pemukiman Industri Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman perdagangan Perdagangan Pemukiman Pemukiman Pemukiman Industri Pemukiman Industri Perdagangan Pemukiman Pemukiman Perdagangan Pemukiman Industri Pemukiman perdagangan Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Perdagangan Perdagangan Perdagangan Industri Pemukiman
Jaringan jalan Lokal Arteri Lokal Lokal Lokal Kolektor Arteri Kolektor Kolektor Kolektor Kolektor Arteri Lokal Lokal Kolektor Kolektor Kolektor Kolektor Lokal Lokal Kolektor Arteri Kolektor Lokal Lokal Lokal Arteri Lokal Kolektor Kolektor Arteri Arteri Kolektor
klasisfikasi omset Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Sumber : Pengolahan data tahun 2012
Pola Karakteristik..., Hendarsono, FMIPA UI, 2012
Universitas Indonesia