POLA ASUH, PERSEPSI TENTANG IKLIM KELAS, DAN SIKAP KREATIF ANAK SEKOLAH ALAM KANDANK JURANK DOANK Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
Oleh :
Irvan Prihartono 104070002392
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARI HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M 1
Pola asuh orang tua, Iklim kelas, dan Sikap kreatif Anak Sekolah Alam Kandank Jurank Doank Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S. Psi) Oleh
Irvan Prihartono NIM: 104070002392 Dibawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
DRA. Fadhilah Suralaga, M.Si NIP: 19561223 198303 2 001
Solicha, M.Si NIP: 19720415 199903 2 001
Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 1432 H/2011 M
2
3
Ku persembahkan skripsi ini untuk Ayah dan Ibu, serta kakak dan adik ku, teman-teman ku, dan orang yang kucintai
4
MOTTO “Hai, Jemaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah. Kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan”... Q.S Ar-Rahmann : 33
Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat ...Winston Chuchill...
5
ABSTRAK
A) B) C) D)
Fakultas Psikologi Juni 2011 Irvan Prihartono Pola asuh orang tua, iklim kelas, dan sikap kreatif anak sekolah alam Kandank Jurank Doank E) XV + 74 Halaman + 12 Lampiran F) Dalam hal pendidikan, kreativitas merupakan elemen penting yang diperlukan untuk belajar. Pendidikan formal di Indonesia dirasa kurang melibatkan kreativitas dalam pembelajaran karena murid-murid jarang dirangsang untuk melihat suatu masalah dari berbagai macam sudut pandang atau untuk memberikan alternatif-alternatif penyelesaian suatu masalah. Sekarang ini ada beberapa sekolah non-formal didirikan untuk memberikan pendidikan di luar sekolah formal, yang berorientasi pada alam untuk mengembangkan potensi kreatif pada anak. Sekolah tersebut dikenal sebagai sekolah alam, sebagai contoh sekolah alam Kandank Jurank Doank. Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua sangat dominan dalam membentuk kepribadian anak sejak dari kecil sampai anak menjadi dewasa. Pola asuh orang tua dibagi menjadi tiga yaitu; Otoriter, Demokratis, dan Permisif. Selain pengaruh dari pola asuh orang tua, guru di sekolah juga memberikan kontribusi dan pengaruh dalam perkembangan kemampuan dan pengetahuan murid sampai tingkat tertentu. Banyak aspek yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar, salah satunya adalah pengaruh dari iklim kelas yang masih sangat penting. Iklim kelas seperti ruangan kelas, lingkungan kelas, baik itu lingkungan fisik maupun non-fisik dapat mendukung siswa atau bahkan menghambat siswa dalam perkembangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 110 anak sekolah alam Kandank Jurank Doank. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda yang diperoleh dari hasil perhitungan skala sikap kreatif dengan dimensi keterbukaan terhadap pengalaman baru, kelenturan dalam sikap, kebebasan ungkapan diri, menghargai fantasi, minat pada kegiatan kreatif, kepercayaan pada kegiatan kreatif, dan penilaian bebas dari pengaruh orang lain. Untuk skala pola asuh dengan tipe pola asuh yaitu: otoriter, demokratis, dan permisif. Serta skala persepsi terhadap iklim kelas disusun berdasar dimensi affiliation, teacher support, task orientation, personal goal attainment, organization and clarity, student influence, dan involvement.
6
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pola asuh dan persepsi tentang iklim kelas terhadap sikap kreatif anak sekolah alam Kandank Jurank Doank. Berdasarkan proporsi varians seluruhnya sikap kreatif dipengaruhi independent variabel sebesar 28,9%. Apabila dilihat dari koefisien regresi masing-masing variabel, ditemukan tiga variabel yang berpengaruh signifikan terhadap sikap kreatif yaitu: affiliation, student influence, dan involvement Terdapat pula variabel yang positif, namun tidak signifikan, diantaranya: task orientation, dan pola asuh. Selanjutnya, jika dilihat berdasarkan proporsi varians masing-masing variabel, sama dengan hasil koefisien regresi bahwa, variabel affiliation, student influence, dan involvement yang berpengaruh signifikan terhadap sikap kreatif. Proporsi varians yang diberikan affiliation sebesar 16,3%, varians student influence sebesar 6,1%, dan varians involvement sebesar 2,4%. Berdasarkan penelitian di atas maka disarankan untuk penelitian selanjutnya jika ingin menggunakan judul yang sama, diharapkan dapat menggunakan faktor-faktor selain dari penelitian ini dan dapat menggunakan sampel yang lebih besar. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka penulis memberikan saran bagi orang tua dan guru yang mengajar, diharapkan selain dapat meningkatkan kreativitas, juga meningkatkan sikap kreatif anak yaitu dengan membangun pola pengasuhan dan iklim kelas yang baik. Sesuai dengan indikator atau aspek yang ada dalam penelitian ini.
G) Bahan Bacaan: 21 buku + 3 jurnal + 5 website
7
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim Syukur alhamdullilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., karena berkat segala kekuasaan dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW. serta pengikutnya sampai akhir zaman. Terselesaikannya skripsi ini tentunya tidak luput dari berbagai bantuan pihak eksternal atau luar, oleh karena itu izinkanlah penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.
Bapak Jahja Umar, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan juga seluruh staf pengajar dan administrasi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah. Bapak Dr.Achmad Syahid, M.A selaku Pembimbing Akademik.
2.
Ibu Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si dan Ibu Solicha, M.Si yang telah membimbing, mengarahkan, dan memberikan saran serta ide dalam penyusunan skripsi ini. Penulis banyak mendapatkan masukan, ide, pengetahuan, serta wawasan yang telah diberikan selama penulis berjuang di kampus tercinta ini.
3.
Seluruh Dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan, semoga Allah memberikan berlipat-lipat pahala atas amal yang telah diberikan.
4.
Kedua orang tua penulis Bapak H. Zainuddin dan Ibu Hj. Arlina Dustirawaty, Kakek Abdussomad dan Nenek (Almh) Rukmini yang senantiasa memberikan dukungan serta doa yang tulus dalam proses pembelajaran selama ini dan dalam penyelesaian skripsi. Saudara penulis Mas Iqbal Teh Irma, Aa Najmu dan Dede Letta, Mas Imam dan Teh Septi, Serta Irham Utomo, dan keluarga besarku yang senantiasa diharapkan agar dapat bermanfaat bagi orang banyak.
5.
Seluruh keluarga besar Komunitas Kreativitas Kandank Jurank Doank. Bang Dik Doank beserta keluarga, para volunteer, menejemen, team out bond, band alla qaddar, KJD Dodol, Perkusi Kalenk Rombenk, dan seluruh anak sekolah alam yang sudah penulis anggap sebagai keluarga dan membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.
6.
Teman-teman seperjuangan Paul, Nian, Dani, Aulia, Mulyono, Erick, Jarwo, Kibo, Yoga, Andi, Ari, Dedi, Adang, Wita, Indah, Acil, Adiyo (nuhun pisan brong), Studio INSIDE, SERIAN (Kumin, Vtank, Denni), PsychoMusicalSociety (Semoga bisa menghidupkan Fakultas Psikologi dengan karya-karya) yang senantiasa menghiasi hari-hari penulis dan memberikan canda tawa dalam menyelesaikan skripsi.
8
7.
Teman-teman psikologi angkatan 2004 khususnya kelas D serta teman-teman angkatan di atas dan di bawah penulis, terima kasih banyak atas kebersamaannya dalam suka nan bersahabat dan begitu pula atas pembelajarannya selama ini. Semoga kalian menjadi manusia yang kaya harta dan kaya hati, aamiinn.
8.
Yulia Trisnawati, S.E yang tak pernah lelah memberikan motivasi, semangat dan kasih sayang pada penulis. Semoga Allah selalu memberikanmu kebahagian.
9.
Para staf pegawai bagian Akademik, Umum, Keuangan, dan Perpustakaan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu dalam proses birokrasi dan kemudahan bagi penulis dalam pembelajaran di kampus tercinta ini.
10. Semua pihak yang belum bisa disebutkan satu persatu, karena dukungan moral, doa, dan pengertian mereka, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Hanya asa dan doa yang penulis panjatkan semoga pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini mendapatkan ridho dan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, amin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih cukup jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan untuk dapat menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata, sangat besar hasrat dan harapan penulis semoga skripsi ini memberikan manfaat yang sangat besar, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi siapa saja yang membaca dan berkeinginan untuk mengeksplorasinya lebih lanjut.
Jakarta, Juni 2011
Penulis
9
DAFTAR ISI
Judul Skripsi …………………………………………………………………..
i
Lembar Pengesahan Panitia Ujian …………………………………………..
ii
Lembar Pengesahan Pembimbing …………………………………………... iii Lembar Pernyataan Keaslian Skripsi ………………………………………. iv Motto Kehidupan ……………………………………………………………..
v
Abstrak ………………………………………………………………………... vi Kata Pengantar ………………………………………………………………. viii Daftar Isi ………………………………………………………………………. xi Daftar Tabel ………………………………………………………………….. xv BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………. 1 1.1. Latar Belakang Penelitian ……………………………………….... 1 1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah …………………………… 11 1.3.1. Pembatasan masalah ………………………………………... 11 1.3.2. Perumusan masalah ………………………………………… 12 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………………….. 12 1.4.1. Tujuan penelitian …………………………………………… 12 1.4.2. Manfaat penelitian ………………………………………….. 13 1.4.2.1. Manfaat teoritis …………………………………….. 13 1.4.2.2. Manfaat praktis …………………………………….. 13 1.4. Sistematika Penulisan ……………………………………………... 13
BAB II KAJIAN TEORI ......………………………………………………... 15 2.1. Sikap kreatif ..................................................……………………… 15 2.1.1. Pengertian kreativitas.................................................………. 16
10
2.1.2. Pengertian sikap kreatif........................................................... 17 2.1.3. Dimensi sikap kreatif ......….........................………………... 18 2.1.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas ……............... 20 2.2. Pola asuh orang tua ……………………………………................. 22 2.2.1. Pengertian pola asuh ……………......................................... 22 2.2.2. Aspek-aspek pola asuh ..............…………………................ 23 2.2.3. Tipe-tipe pola asuh ………………………………................. 24 2.2.4. Faktor-faktor pola asuh ..................................….................… 26 2.3. Persepsi tentang iklim kelas…..…………………………………... 27 2.3.1. Definisi persepsi ……………………………………............. 27 2.3.2. Pengertian iklim kelas …………………………………......... 28 2.3.3. Persepsi siswa mengenai iklim kelas ..……...………………. 30 2.3.4. Dimensi-dimensi iklim kelas ….................…………………. 31 2.4. Sekolah alam Kandank Jurank Doank ………………………...... 32 2.5. Kerangka berpikir ………………………………………………… 33 2.6. Hipotesis penelitian .......................................................................... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………………………………….. 38 3.1. Jenis penelitian .................. …………………………………........... 38 3.2. Variabel penelitian ………………………………………………... 38 3.3. Definisi konseptual dan definisi operasional variabel …………. 39 3.3.1. Definisi konseptual variabel ………………………………... 39 3.3.2. Definisi operasional variabel ……………………………….. 40 3. 4. Subyek penelitian ........... ………………………………………..... 41 3.4.1. Populasi dan sampel ………………………………………... 41 3.4.2. Teknik pengambilan sampel ................................................... 41 3.5. Teknik pengumpulan data dan alat ukur penelitian ……………. 42 3.5.1. Teknik pengumpulan data ……………………….......……... 42 3.5.2. Alat ukur penelitian ……………………………..................... 42 3.6. Uji instrumen .......………………………………………………...... 48 3.6.1. Uji validitas skala ................................................................... 48
11
3.6.2. Uji reabilitas skala .................................................................. 48 3.7. Prosedur penelitian ..………………………………………………. 49 3.8. Teknik analisis data .......................................................................... 49
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN ………………………………... 51 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian …………………………….. 51 4.1.1. Responden berdasarkan jenis kelamin ……… ……………….. 51 4.1.2. Responden berdasarkan pekerjaan ayah dan ibu…………........ 52 4.1.3. Responden berdasarkan tingkat pendidikan ayah. …………..... 53 4.2. Kategorisasi ........................................................................................ 54 4.2.1. Kategori jenis kelamin .............................................................. 54 4.3. Hasil Uji beda .................................................................................... 55 4.3.1. Uji beda jenis kelamin ............................................................... 56 4.3. Hasil Uji Hipotesis ……………….....…………………………….... 56 4.3.1. Hasil uji hipotesis mayor ..............................................…….... 56 4.3.2. Hasil uji hipotesis minor ...................................…………….... 58
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN ………………………... 64 5.1. Kesimpulan ……………………………………………………….... 64 5.2. Diskusi …………………………………………………………….... 65 5.3. Saran ……………………………………………………………….. 68 5.3.1. Saran teoritis …………………………………………………. 68 5.3.2. Saran praktis …………………………………………………. 69
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 70 LAMPIRAN
12
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian ………………………………………. 32 Tabel 3.1 Blueprint Skala Pola asuh .......................................................……... 39 Tabel 3.2 Blueprint Skala Iklim Kelas ....................................................…….. 40 Tabel 3.3 Blueprint Skala Sikap Kreatif .......................................................….41 Tabel 3.4 Bobot Nilai Tiap Jawaban Semua Skala …………………………… 43 Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ……………………………. 47 Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Pekerjan Ayah ...................................…..... 48 Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu .....……………………….... 49 Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Pendidikan Ayah .........................................50 Tabel 4.5 Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu ............................................ 51 Tabel 4.6 Analisis Deskriptif ………………………………………………......52 Tabel 4.7 Kategori Skor Berdasarkan Pola Asuh ...............................................52 Tabel 4.8 Analisis Deskriptif ............................................................................. 53 Tabel 4.9 Kategori Skor Berdasarkan Iklim Kelas ............................................ 53 Tabel 4.10 Analisis Deskriptif ............................................................................. 54 Tabel 4.11 Kategori Skor Berdasarkan Sikap Kreatif ......................................... 54 Tabel 4.12 Analisis Uji Beda Jenis Kelamin ....................................................... 55 Tabel 4.13 Independent Sample Test ................................................................... 55 Tabel 4.14 Analisis Regresi ................................................................................. 56 Tabel 4.15 Model Summary ................................................................................. 57 Tabel 4.16 Coefficients ........................................................................................ 58 Tabel 4.16 Proporsi Varian .................................................................................. 61
13
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia dilahirkan dengan membawa berbagai potensi, termasuk potensi kreatif. Salah satu ciri yang membedakan manusia dengan ciptaan Tuhan yang lain adalah adanya akal yang membuat manusia bisa berpikir, berusaha, dan berkreasi. Hal ini merupakan sifat hakiki sebagai manusia dan merupakan bagian dari setiap individu. Kreatifitas merupakan potensi yang dibawa sejak lahir. Manusia dapat menciptakan banyak hal dari sumber daya yang terbatas dengan melakukan proses kreatif. (Munandar, 2004). Kreativitas adalah salah satu kemampuan intelektual manusia yang sangat penting. Maka kreativitas sering juga disebut berpikir kreatif untuk menghasilkan atau menciptakan hal-hal, gagasan-gagasan baru dan berguna atau new ideas and useful. (Suharnan, 1998). Utami Munandar (1992), mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orsinalitas dalam berpikir serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan. Lebih lanjut Utami Munandar menekankan bahwa kreativitas sebagai keseluruhan kepribadian yang merupakan hasil interaksi dengan lingkungan. Ditinjau dari aspek kehidupan manapun, kebutuhan akan kreatif sangatlah dirasakan, tugas pendidik adalah mengembangkan sikap dan kemampuan peserta didik
14
yang dapat membantu untuk menghadapi persoalan-persoalan di masa mendatang dengan inovatif dan kreatif, (episentrum.com, 2010) Kebutuhan akan kreativitas dalam penyelenggaraan pendidikan dewasa ini dirasakan merupakan kebutuhan setiap peserta didik. Dalam masa pembangunan dan era yang semakin mengglobal dan penuh persaingan ini setiap individu dituntut untuk mempersiapkan mentalnya agar mampu menghadapi tantangan-tantangan masa depan, (Tohar, 2006). Menurut Bunyan (2010), kreativitas merupakan kunci keberhasilan bagi seseorang. Seseorang yang kreatif akan lebih berhasil dalam mewujudkan impiannya dibandingkan seseorang yang mengandalkan intelijen atau pengetahuan saja. Sikap kreatif sangat dibutuhkan bagi setiap individu dalam menghadapi berbagai situasi dan kondisi yang terjadi. Ditambahkan oleh Sebastian (2010), bahwa bukan hanya sekedar kreativitas untuk beda dari yang lain, tetapi juga mampu menjadi problem solver. Dengan bersikap kreatif, kita bisa menemukan batu loncatan yang baik sebagai pembuka jalan dari apa yang di cita-citakan. Be creative, be different but with a good reason. (Sebastian, 2010). Dalam GBHN 1993 dinyatakan bahwa pengembangan kreativitas (daya cipta) hendaknya dimulai pada usia dini, yaitu di lingkungan keluarga sebagai tempat pendidikan pertama dalam mendidik anak pra-sekolah. Secara eksplisit dinyatakan, pada setiap tahap perkembangan anak dan pada setiap jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan pra-sekolah sampai diperguruan tinggi, bahwa kreativitas perlu dipupuk, dikembangkan dan ditingkatkan, disamping mengembangkan kecerdasan dan ciri-ciri lain yang menunjang pembangunan. (Munandar, 1995).
15
Dalam hal pendidikan, kreativitas merupakan elemen penting yang diperlukan untuk belajar. Starko (1995) menunjukkan bahwa belajar adalah sebuah proses kreatif yang melibatkan siswa membuat informasi yang relevan dengan menghubungkan pengetahuan awal dan pengetahuan baru dalam format yang bermakna secara individual. (dalam Cole, 2009) Munandar (2004), mengemukakan bahwa kreativitas hendaknya meresap dalam seluruh kurikulum dan iklim kelas melalui faktor-faktor seperti sikap menerima keunikan individu, pertanyaan yang berakhir terbuka, penjajakan dan kemungkinan membuat pilihan. Pendidikan formal di Indonesia terutama menekankan pada pemikiran konvergen. Murid-murid jarang dirangsang untuk melihat suatu masalah dari berbagai macam sudut pandang atau untuk memberikan alternatif-alternatif penyelesaian suatu masalah. Dalam studi faktor analisis seputar ciri-ciri kreativitas yang dilakukan Guildford (dalam Munandar, 1995), dibedakan antara aptitude dan non-aptitude traits yang berhubungan dengan kreativitas. Ciri-ciri aptitude traits merupakan berpikir divergen dan konvergen. Berpikir divergen yaitu kemampuan individu untuk mencari berbagai alternatif jawaban terhadap suatu persoalan, dan berpikir konvergen merupakan suatu cara individu dalam memikirkan sesuatu dengan berpandangan bahwa hanya ada satu jawaban yang benar. Kaitannya dengan kreativitas, Guildford menekankan bahwa orangorang kreatif lebih banyak memiliki cara berpikir divergen dari pada konvergen. Sedangkan ciri-ciri dari non-aptitude traits (sikap kreatif) meliputi kepercayaan diri, keuletan, apresiasi estetik, kemandirian. Munandar (1992) juga menambahkan bahwa
16
ciri-ciri yang berkaitan dengan perkembangan afektif (sikap) seseorang juga penting, agar bakat kreatif seseorang dapat terwujud. Lebih lanjut lagi Munandar (2004) menjelaskan, bahwa kreativitas merupakan hasil dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. Baik dengan orang tua (keluarga), guru, teman, dan masyarakat pada umumnya. Selain itu, interaksi dengan orang tua dan anggota keluarga yang lain memiliki efek terhadap apa yang dipelajari anak dari interaksi dengan orang lain. (Baron, 2003). Kreativitas, selain merupakan potensi yang ada di dalam diri setiap individu, juga ditunjang oleh pengalaman selama berinteraksi dengan lingkungannya. Lingkungan merupakan faktor yang juga memainkan peran peting dalam perkembangan kreativitas, (Santrock, 2007). Hal ini juga diperkuat dengan adanya pernyataan Torrance (dalam Asrori, 2004) bahwa, pentingnya dukungan dan dorongan dari lingkungan agar individu dapat berkembang kreativitasnya. Menurutnya, salah satu lingkungan yang pertama dan utama yang dapat mendukung atau menghambat berkembangnya kreativitas adalah lingkungan keluarga, karena sebagian besar waktu kehidupan anak berlangsung dalam keluarga. Keluarga merupakan pengaruh yang sangat kuat secara langsung terhadap perkembangan seorang anak. Sesuai dengan fungsinya keluarga mempersiapkan anakanaknya
bekal
selengkap-lengkapnya
dengan
memperkenalkan
nilai-nilai
dan
membangun sikap positif. Orang tua membentuk dasar-dasar kepribadian anak, karena orang tua merupakan titik sentral dari suatu keluarga yang secara intensif membentuk sikap dan kepribadian anak-anaknya. (Ahmadi, 2003). Mulyadi (2007) juga menjelaskan bahwa, perkembangan
17
kepribadian dipengaruhi faktor keturunan (herediter, genetik) dan lingkungan sosial (pengasuhan orang tua, pendidikan sekolah, kesehatan, persahabatan, dan sebagainya). Hal ini juga ditambahkan oleh Ancok (1995), yang menyatakan bahwa peranan keluarga dalam pembinaan generasi muda cukup dominan. Pembentukan perilaku positif yang harus dimiliki seorang warga negara yang baik bermula dari keluarga. (Ancok, 1995). Dalam lingkungan keluarga, ibu dan bapak berperan sebagai pendidik. Walaupun tidak ada kurikulum khusus dan tertulis yang mereka buat atau ikuti, dengan berpegang pada cita-cita dan keyakinan yang dianutnya sebagai rencana pendidikan dan kasih sayang sebagai dasar perbuatan pendidik. (Sukmadinata, 2003). Orang tua harus memberikan pengaruh positif dalam pembentukan tanggung jawab dan secara langsung memberikan motivasi kepada anak. Orang tua juga bertanggung jawab dalam “memilihkan dan menawarkan” lingkungan yang dapat membantu dan mendukung proses perkembangan anak dengan mengkondisikan lingkungan keluarga tersebut. Selain itu juga keteladanan orang tua adalah faktor yang sangat penting dalam pola pembentukan orientasi dan kepribadian anak-anak, (Rachman, 2004). Sejalan dengan sabda Rasulullah SAW: “ Setiap bayi yang lahir memiliki fitrah tauhid, orang tuanyalah yang dapat menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi”, (HR. Bukhari dan Muslim). Di dalam suatu keluarga anak merupakan aset yang berharga bagi setiap orang tua. Hampir semua tujuan utama setiap orang tua dalam mendidik dan membesarkan anak-anaknya untuk mempersiapkan anak tersebut menjadi manusia yang berakhlak dan budi pekerti tinggi. Untuk mencapai tujuan akhir seperti yang diharapkan, orang tua
18
bertanggung jawab dan memegang peranan penting terhadap proses pembelajaran dan tumbuh kembang anak. Dalam perkembangannya, seorang anak membutuhkan kepercayaan dan kesempatan dari orang tuanya. Dengan begitu anak dapat mewujudkan rasa ingin membuktikan kemampuan dan eksistensinya sebagai anggota keluarga. Jika seorang anak diberikan kesempatan, maka kemandirian, kepercayaan diri, serta rasa tanggung jawabnya akan terus berkembang. (Chugani, 2009). Dalam hal ini, tergantung pada pola asuh yang diterapkan oleh orang tua didalam suatu keluarga terhadap anakanak mereka. Bentuk-bentuk pola asuh sangat erat hubungannya dengan kepribadian anak setelah ia menjadi dewasa. Dengan kata lain, pola asuh yang diterapkan oleh orang tua sangat dominan dalam membentuk kepribadian anak sejak dari kecil sampai anak menjadi dewasa. (Koentjaraningrat, 1997). Dalam kehidupan keluarga cukup banyak orang tua cenderung melarang anak untuk ikut mengerjakan pekerjaan rumah, sebab orang tua ingin pekerjaannya cepat selesai, atau tidak ingin anaknya terluka, atau mungkin orang tua tidak pernah melakukannya karena sudah ada pembantu. Begitu juga ketika anak mengikuti kegiatan di luar rumah. Ketika anak bermain di alam terbuka orang tua cenderung melarang anaknya, orang tua seringkali tidak memberi kesempatan kepada anak untuk bermain di alam terbuka karena adanya kekhawatiran orang tua akan hal-hal yang tidak mereka inginkan. Mungkin sebagian anak ada yang mendapat perlakuan dari orang tuanya yang memberikan kebebasan melakukan kegiatan di alam yang diinginkan oleh anak tersebut (permissive), disamping itu ada juga orang tua yang tidak memberikan kesempatan anaknya untuk mengikuti kegiatan di alam (otoriter), karena adanya kekhawatiran kepada anaknya seperti; takut kotor, digigit nyamuk, panas, dan berbagai ketakutan lainnya.
19
Padahal alam juga merupakan tempat belajar yang sangat efektif dan menyenangkan bagi anak, karena dapat meningkatkan kepedulian anak terhadap lingkungannya. (Chugani, 2009). Sebagai orang tua seharusnya mendukung kegiatan positif yang dilakukan oleh anak, dimana anak tersebut bisa mengeksplorasi diri dan keinginannya sehingga anak dapat terus berkembang. (Hildebrand, 2000). Diana Baumrind (dalam Yusuf, 2004) mengemukakan hasil penelitiannya melalui observasi dan wawancara terhadap siswa dan anak-anak tentang dampak “parenting styles” terhadap perilaku remaja, yaitu (1) remaja yang orang tuanya bersikap otoriter, cenderung bersikap bermusuhan dan memberontak; (2) remaja yang orang tuanya bersikap permisif, cenderung berperilaku bebas (tidak terkontrol); dan (3) remaja yang orang tuanya autoritatif, cenderung terhindar dari kegelisahan, kekacauan, atau perilaku nakal. Seperti yang telah dipaparkan di atas bahwa, selain pengaruh dari pola asuh orang tua, guru di sekolah juga memberikan kontribusi dan pengaruh dalam perkembangan kemampuan dan pengetahuan murid sampai tingkat tertentu. Pendidikan di sekolah hendaknya dapat memberikan kesempatan pendidikan yang sama kepada semua anak untuk mengembangkan potensi bakatnya dengan sepenuhnya. Di lingkungan sekolah, gurulah yang menentukan tujuan dan sasaran belajar, serta membantu dalam pembentukkan nilai-nilai pada peserta didik, memilih pengalaman belajar, menentukan metode atau strategi mengajar, dan yang paling penting menjadi model perilaku bagi siswa. (Munandar, 2004). Menurut Hurlock (dalam Yusuf, 2004) pengaruh sekolah terhadap perkembangan kepribadian anak sangat besar, karena sekolah merupakan substitusi dari keluarga dan
20
guru-guru substitusi dari orang tua. Perilaku siswa sangat dipengaruhi oleh lingkungan dimana siswa berada dan belajar. Siswa dapat mengemukakan pendapat pada orang lain dengan baik, karena gurunya memotivasi untuk melakukan hal tersebut. Demikian juga sebaliknya, siswa tidak bisa atau tidak pernah mengemukakan pendapatnya dengan baik karena gurunya tidak pernah memberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapat siswa. Penelitian yang dilakukan Walberg dan Greenberg (dalam Tarmidi, 2005) menunjukan bahwa lingkungan sosial atau suasana kelas adalah penentu psikologis utama yang mempengaruhi belajar akademis. Segala sesuatu dalam lingkungan kelas menyampaikan pesan yang akan memacu atau menghambat belajar. Proses belajar mengajar sangat erat kaitannya dengan lingkungan atau suasana dimana proses tersebut berlangsung. Banyak aspek yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar, salah satunya adalah pengaruh dari iklim kelas yang masih sangat penting. Iklim kelas seperti ruangan kelas, lingkungan kelas, baik itu lingkungan fisik maupun non-fisik dapat mendukung siswa atau bahkan menghambat siswa dalam perkembangan. Dart (1998) menyatakan bahwa, guru disarankan dapat melakukan pendekatan yang mendalam pada kegiatan pembelajaran dan menciptakan iklim kelas yang nyaman dan mendukung dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk eksplorasi dan eksperimentasi. Dalam menjalin hubungan dan berinteraksi dengan siswa, guru dapat mempengaruhi pembentukan iklim kelas. Jacobson (2000) juga menyatakan bahwa hubungan guru dan siswa yang positif dan lingkungan belajar yang saling mendukung, dapat menambah motivasi dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Goodenow (1993) juga menambahkan dari hasil sebuah studinya bahwa, dukungan guru sangat kuat
21
korelasinya dengan nilai dan harapan untuk mencapai keberhasilan siswa. (dalam Davis, 2004) Iklim kelas merupakan penentu utama perilaku kelas dan kegiatan belajar mengajar, tugas guru adalah memahami bagaimana membangun dan memelihara iklim kelas yang positif. Iklim kelas juga bisa bersifat negatif, sehingga menciptakan suasana yang tidak diinginkan, seperti bullying meningkat, agresi sosial, dan ketidakmampuan emosional dalam menyesuaikan diri, (Evans, dalam Tarmidi 2006). Dengan memelihara iklim kelas yang mendukukung, guru dapat mambangun kepercayaan terhadap siswasiswanya melalui cara; mengetahui latar belakang siswa, memberi penilaian dan menghargai pendapat siswa dengan memberikan umpan balik yang tidak menghakimi, dan meminta siswa untuk memberikan pendapat tentang pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tarmidi (2006) tentang hubungan iklim kelas dan prestasi belajar, memiliki kesimpulan diantaranya adalah; bahwa, iklim kelas diyakini berkorelasi positif dengan perubahan tingkah laku dan prestasi hasil pembelajaran siswa. Dengan kata lain iklim kelas merupakan salah satu cara untuk meningkatkan efektifitas dan kualitas pembelajaran di kelas. Namun demikian, pada umumnya guru dan kepala sekolah belum mengetahui makna dan hakikat serta dampak iklim kelas terhadap proses belajar mengajar. Ditambahkan oleh Csikszentmihalyi (dalam Setyawan, 2006) yang dikenal karena model kreativitasnya, apa yang disebut sebagai kreatif tidak bisa dilihat sebagai hasil dari tindakan individu secara mandiri. Penelitian tentang pembelajaran di ruang kelas, memperlihatkan pengembangan serupa. Berhubungan dengan hal tersebut, Sternberg dan
22
Lubart (1991) menekankan bahwa keinginan untuk membuat para siswa kreatif, beranjak dari pemberian model kreativitas bagi mereka. Sekarang ini ada beberapa sekolah non-formal didirikan untuk memberikan pendidikan di luar sekolah formal, yang berorientasi pada alam dan membantu para orang tua untuk mengembangkan potensi dan kemampuan anak. Kegiatan yang ada diseolah alam hampir semuanya dilakukan dialam terbuka. Sekolah tersebut dikenal sebagai sekolah alam. Sebagai contoh sekolah alam Kandank Jurank Doank. Sekolah alam Kandank Jurank Doank merupakan suatu komunitas yang menekankan pendidikan seni terhadap peserta didiknya. Komunitas ini merupakan sekolah alam gratis untuk semua anak. Tidak seperti disekolah formal pada umumnya, Sekolah alam ini mengajarkan kepada peserta didiknya untuk selalu menemukan suatu hal yang baru. Sebagai contoh, peserta didik di bidang musik ditugaskan membuat komposisi musik dari ember bekas atau dari perkakas dapur. Latar belakang sosial ekonomi siswanya juga beragam, baik dari kalangan sosial ekonomi tinggi, sedang, maupun rendah. Tentunya ini memberikan pengalaman yang berbeda bagi anak-anak, (www.kandankjurank.com). Berdasarkan uraian teori di atas, bahwa kreativitas merupakan potensi yang dimiliki setiap individu dan didukung oleh lingkungannya, terutama keluarga (orang tua) dan tempat menuntut ilmu (iklim kelas) dalam perkembangannya. Setiap orang tua memiliki cara atau pola sendiri dalam mengasuh anak-anak mereka, begitu juga dengan guru di sekolah dalam mendidik murid-muridnya, mereka mempunyai strategi tersendiri dalam menciptakan iklim kelas yang menudukung perkembangan dan kemampuan siswasiswanya. Orang tua dan guru memiliki tujuan yang sama yaitu, agar anak-anak dapat
23
mengembangkan potensi dan kemampuan yang ada dalam diri anak atau murid, agar menjadi individu yang mandiri, percaya diri, dan bertanggung jawab kelak. Menarik untuk diteliti apakah tipe-tipe pola asuh orang tua dan iklim kelas memiliki kontribusi terhadap sikap kreatif anak. Maka peneliti merumuskan judul penelitian sebagai berikut; “Pola asuh orang tua, persepsi tentang iklim kelas dan sikap kreatif anak sekolah alam Kandank Jurank Doank”
1.2
Pembatasan dan perumusan masalah penelitian
1.2.1
Pembatasan masalah penelitian
Agar penelitian ini lebih terarah lebih terarah, perlu dilakukan pembatasan masalah. Masalah penelitian ini dibatasi sebagai berikut: 1. Sikap kreatif yang diukur dalam penelitian ini meliputi dimensi-dimensi sikap kreatif yaitu; keterbukaan terhadap pengalaman baru, kelenturan dalam sikap, kebebasan dalam ungkapan diri, menghargai fantasi, minat terhadap kegiatan kreatif, kepercayaan terhadap kegiatan kreatif, penilaian bebas dari pengaruh orang lain. 2. Pola asuh yang diukur dalam penelitian ini meliputi tipe-tipe pengasuhan orang tua, meliputi; pola asuh otoriter yaitu suatu gaya yang membatasi dan menghukum yang menuntut anak untuk mengikuti perintah-perintah orang tua dan menghormati pekerjaan dan usaha orang tua, pola asuh demokratis, ialah mendorong anak-anak agar mandiri tetapi masih menetapkan batas-batas dan pengedalian atas tindakan-tindakan mereka, dan pola asuh permisif adalah suatu gaya dimana orang tua sangat tidak terlibat dalam kehidupan anak.
24
3. Iklim kelas dalam penelitian ini meliputi dimensi-dimensi sebagai berikut: Affiliation, teacher support, task orientation, personal goal attainment, organitation dan clarity, student influence, involvement. 4. Anak-anak Sekolah Alam Kandank Jurank Doank yaitu, peserta didik yang mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.
1.2.2
Perumusan masalah penelitian Untuk memberikan arah yang jelas dalam penelitian ini, penulis membuat
perumusan masalah, sebagai berikut: Bagaimana kontribusi pola asuh orang tua, dan iklim kelas terhadap sikap kreatif anak sekolah alam Kandank Jurank Doank?
1.3
Tujuan dan manfaat penelitian
1.3.1
Tujuan penelitian
Untuk menguji signifikansi kontribusi pola asuh orang tua dan iklim kelas terhadap sikap kreatif anak sekolah alam Kandank Jurank Doank.
1.3.2
Manfaat teoritis
1. Memberikan sumbangan dalam pengembangan psikologi pendidikan, khususnya berkaitan dengan pola asuh orang tua, iklim kelas, dan sikap kreatif. 2. Dapat dijadikan langkah awal atau motivator bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
25
1.3.3
Manfaat praktis
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pola asuh orang tua, iklim kelas dan sikap kreatif pada anak. 2. Dapat dijadikan masukkan bagi orang tua dalam menerapkan pola asuh terhadap anak-anak untuk menunjang perkembangan anak. 3. Dapat menjadi masukkan bagi guru dalam pengembangan pembelajaran kreatif.
1.4
Sistematika penulisan
Bab 1 Pendahuluan Meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab 2 Kajian teori Membahas mengenai teori pola asuh orang tua, iklim kelas, sikap kreatif anak sekolah alam Kandank Jurank Doank. Bab 3 Metodologi penelitian Meliputi pendekatan penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, populasi, dan penelitian selanjutnya tentang teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data. Bab 4 Hasil penelitian Meliputi gambaran umum subjek dan analisis data penelitian. Bab 5 Penutup Berisi kesimpulan, diskusi dan saran
26
BAB II KAJIAN TEORI
2.1
Sikap Kreatif
2.1.1
Pengertian kreativitas
Kreativitas adalah salah satu kemampuan manusia yang sangat penting, dan kebanyakan psikologi kognitif di masukkan ke dalam kemampuan memecahkan masalah. Kreativitas berasal dari kata “creare” yang berarti mencipta, menghasilkan, dan melahirkan. Kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta, kemampuan mencapai pemecahan/ jalan keluar yang sama sekali baru, asli, dan imajinatif terhadap masalah yang bersifat pemahaman, filosofis, estetis, ataupun yang lainnya, (Sudarsono, 1993). Sedangkan menurut Santrock (2007), kreativitas adalah kemampuan untuk berpikir dalam cara-cara yang baru dan tidak biasa serta menghasilkan pemecahan masalah yang unik. Sementara menurut Shaleh dan Wahab (2004), kreativitas adalah suatu kemampuan untuk memecahkan persoalan yang memungkinkan orang tersebut memecahkan ide yang asli atau menghasilkan suatu yang adaptis yang secara penuh dapat berkembang. Menurut Gardner (Goleman, 2005) yang dimaksud individu kreatif adalah seseorang yang senantiasa bisa menyelesaikan masalah, atau bisa mengajukan sesuatu yang baru yang menjadi produk yang bernilai dalam bidang tertentu. Sementara Drevdahl (Hurlock, 1978:325), mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan untuk memproduksi komposisi dan gagasan-gagasan baru yang berwujud aktivitas imajinatif atau sintesis yang melibatkan pembentukan pola-pola baru dan
27
kombinasi dari pengalaman masa lalu yang dihubungkan dengan yang sudah ada pada situasi sekarang. Hasil tersebut berguna, bertujuan, terarah, dan tidak hanya sekedar fantasi. Sumber awal dari perkembangan kreativitas itu disebabkan oleh faktor-faktor yang ada dalam lingkungan keluarga. Agama juga mendorong manusia berpikir dan bertindak kreatif. Allah azza wajalla selalu mendorong manusia untuk berpikir. Didalam Al-qur’an surat Al-Baqarah, ayat 219 Allah berfirman “ Demikianlah, Allah menerangkan kepadamu ayat-ayat-Nya agar kamu berpikir”, ( Nashori, 2002 ). Torrance (1981) seorang ahli yang sangat menekankan pentingnya dukungan faktor lingkungan bagi berkembangnya kreativitas, menyatakan bahwa kreativitas itu sebagai proses kemampuan memahami kesenjangan-kesenjangan atau hambatanhambatan
dalam
hidup
individu,
merumuskan
hipotesis-hipotesis
baru,
dan
mengomunikasikan hasil-hasilnya, serta sedapat mungkin memodifikasi dan menguji hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan. Selain itu Torrance (1981) juga menyatakan bahwa kreativitas itu bukan sematamata merupakan bakat kreatif atau kemampuan kreatif yang dibawa sejak lahir, melainkan merupakan hasil dari hubungan interaktif dan dialektis antara potensi kreatif individu dengan proses belajar dan pengalaman dari lingkungannya, baik dengan orang tua (keluarga), guru, teman, dan masyarakat pada umumnya. Terkait dengan peran guru dalam pembentukan kreativitas siswa, Robert J Sternberg mengatakan “The most powerful way to develop creativity in your students is to be a role model. Children develop creativity not when you tell them to, but when you show them.” Dalam melaksanakan pembelajaran, guru harus dapat menunjukkan
28
keteladanannya sebagai sosok yang kreatif. (dalam Sudrajat, 2008). Selain itu juga keterampilan kreatif anak dapat dirangsang dalam keluarga, yaitu; orang tua menciptakan iklim yang merangsang kreativitas di dalam rumah, serta menyediakan sarana dan prasarana. Dalam kreativitas ada ciri-ciri tertentu yang harus dikembangkan secara bersamasama. Ciri-ciri tersebut dibagi menjadi dua, yaitu ciri-ciri aptitude (berpikir kreatif) dan ciri-ciri
non-aptitude
(sikap
kreatif).
Ciri-ciri
berpikir
kreatif
meliputi
kelancaran,keaslian, serta kemampuan memperinci gagasan (elaborasi), sedangkan ciriciri afektif (sikap kreatif) akan dijelaskan secara khusus pada pembahasan berikut.
2.1.2
Pengertian sikap kreatif Munandar (1992) menjelaskan bahwa ciri-ciri berpikir tersebut belum menjamin
perwujudan kreativitas seseorang. Munandar (1992) menjelaskan bahwa, sikap kreatif yang disebut juga sebagai ciri-ciri afektif dari kreativitas, merupakan ciri-ciri kreativitas yang menyangkut sikap dan perasaan seseorang.Ciri-ciri lain yang berkaitan dengan perkembangan afektif seseorang sama pentingnya agar bakat kreatif seseorang dapat terwujud. Motivasi atau dorongan dari dalam untuk berbuat sesuatu, pengabdian atau pengikatan diri terhadap suatu tugas termasuk ciri-ciri afektif kreativitas (sikap kreatif).
Williams 1977 (dalam Munandar, 1992) membagi ciri-ciri afektif kreativitas (sikap kreatif) ke dalam lima aspek, yaitu: 1. Rasa ingin tahu
29
Yaitu selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak; mengajukan banyak pertanyaan, selalu memperhatikan orang, obyek, dan situasi, peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui / meneliti. 2. Bersifat imajinatif Yaitu mampu memperagakan atau membayangkan hal-hal yang tidak atau belum pernah terjadi, menggunakan khayalan, akan tetapi mengetahui perbedaan antara khayalan dan kenyataan. 3. Merasa tertantang oleh kemajemukan Yaitu terdorong untuk mengatasi masalah yang sulit, merasa tertantang oleh situasi-situasi yang rumit, lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit. 4. Sifat berani mengambil resiko Yaitu berani memberikan jawaban meskipun belum tentu benar, tidak takut gagal atau mendapat kritik, tidak menjadi ragu-ragu karena ketidakjelasan, hal-hal yang tidak konvensional, atau yang kurang berstruktur. 5. Sifat menghargai Yaitu dapat menghargai bimbingan dan pengarahan dalam hidup, menghargai kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang sedang berkembang.
2.1.3
Dimensi sikap kreatif Terdapat tujuh dimensi sikap kreatif yang dikemukakan oleh Munandar (1977).
Ketujuh dimensi tersebut ialah sebagai berikut: 1. Keterbukaan terhadap pengalaman baru
30
Keterbukaan anak terhadap pengalaman baru ditandai dengan keinginannya untuk mengetahui hal-hal yang terjadi disekelilingnya. Selain itu, ditandai juga dengan keinginan anak untuk mencoba berbagai hal baru, seperti mengenal permainan baru ataupun mendatangi tempat-tempat yang belum dikunjungi. 2. Kelenturan dalam sikap Kecenderungan anak untuk memiliki berbagai kemungkinan penyelesaian atas suatu masalah menunjukkan bahwa ia lentur dalam bersikap. Ia tidak bersikap kaku, tidak memandang sesuatu hanya dari satu sudut pandang saja, melainkan dapat melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang yang memungkinkan. 3. Kebebasan dalam ungkapan diri Dimensi sikap kreatif ini ditandai dengan adanya perasaan bebas pada anak untuk mengemukakan pendapatnya sendiri serta mengungkapkan keadaan dan perasaan dirinya, tanpa merasa takut atau khawatir. 4. Menghargai fantasi Anak yang menghargai fantasi berarti anak yang menganggap bahwa kegiatan berkhayal merupakan kegiatan yang baik, bukan sesuatu yang tidak ada gunanya atau membuang waktu saja. Dimensi menghargai fantasi ini juga ditandai dengan kesukaan anak membaca cerita-cerita khayalan yang penuh imajinasi. 5. Minat terhadap kegiatan kreatif Anak yang memiliki sikap kreatif menunjukkan minatnya pada kegiatan-kegiatan kreatif, seperti menulis sajak, menggambar bebas, atau bereksperimen dengan mainan yang dimilikinya. 6. Kepercayaan terhadap kegiatan kreatif
31
Kepercayaan anak terhadap gagasan-gagasannya sendiri ditunjukkan dengan keberanian anak untuk mempertahankan gagasannya, walaupun mungkin keadaan sekitarnya (misalnya teman) tidak menyetujui gagasan tersebut. 7. Penilaian bebas dari pengaruh orang lain Anak yang memiliki penilaian bebas dari pengaruh orang lain berarti anak yang menyadari bahwa orang lain tidak selamanya dapat mempengaruhi dirinya. Anak menyadari bahwa guru bukanlah satu-satunya yang perlu diikuti. Ia terbebas dari pengaruh orang lain dalam memberi penilaian terhadap berbagai hal disekelilingnya.
2.1.4
Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas
Munandar (1988) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas adalah: 1. Usia 2. Tingkat pendidikan orang tua 3. Tersedianya fasilitas, dan 4. Penggunaan waktu luang Selain itu Miller dan Gerard (dalam asrori, 2004) mengemukakan adanya pengaruh keluarga pada perkembangan kreativitas anak dan remaja sebagai berikut: 1. Orang tua yang memberikan rasa aman 2. Orang tua yang mempunyai berbagai macam minat pada kegiatan di dalam dan di luar rumah 3. Orang tua memberikan kepercayaan dan menghargai kemampuan anaknya
32
4. Orang tua memberikan otonomi dan kebebasan pada anak 5. Orang tua mendorong anak melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya
2.2
Pola asuh orang tua
2.2.1
Pengertian pola asuh Pola asuh merupakan cara interaksi dan komunikasi antara orang tua dan anak,
untuk pertumbuhan dan perkembangan kepribadian diri anak sesuai dengan karakteristik keluarga sendiri. Ditandai dengan adanya upaya orang tua untuk memberi perhatian, kasih sayang, dan mengontrol perilaku pada anak-anaknya. (Dariyo, 2007). Tarmudji (2007) menyatakan, pola asuh orang tua merupakan interaksi antara anak dan orang tua selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orang tua mendidik, membimbing dan mendisiplinkan, serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Pola pengasuhan (parenting) atau perawatan anak sangat bergantung pada nilainilai yang dimiliki keluarga. (Supartini, 2002). Pola asuh merupakan proses dari tindakan yang mempunyai tujuan untuk dicapai, dan dimulai dari masa kehamilan. (Wong, 2003). Sedangkan menurut kamus bahasa Indonesia, asuh adalah menjaga dan memelihara anak. (Chaniago, 1995).
2.2.2
Aspek-aspek pola asuh Baumrind (dalam Boyd, 2006; 202) mengidentifikasikan adanya empat aspek
dalam pola asuh orang tua, yaitu:
33
1. Kehangatan atau pengasuhan, yaitu orang tua menunjukan ekspresi-ekspresi kehangatan dan kasih sayang terhadap anak dan menunjukan rasa bangga akan prestasi yang diperoleh anak. 2. Kejelasan dan konsistensi peraturan, yaitu orang tua berusaha untuk mengontrol kebebasan, inisiatif, dan tingkah laku anaknya. 3. Tingkat pengharapan, dimana Baumrind menguraikan dalam masa dari tuntutan kedewasaan, yaitu orang tua menekankan pada anak untuk mengoptimalkan kemampuan agar lebih dewasa dalam segala hal. 4. Komunikasi antara orang tua dan anak, yaitu orang tua meminta pendapat anak disertai dengan alasan yang jelas ketika anak menuntut pemenuhan kebutuhannya.
2.2.3
Tipe-tipe pola asuh Diana Baumrind (dalam Santrock, 2007) , mengemukakan hasil penelitiannya
melalui observasi dan wawancara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gaya perlakuan orang tua (parenting style) dan kontribusinya terhadap kompetensi sosial, emosional, dan intelektual. Dari hasil penelitiannya, Baumrind menyatakan ada tiga gaya perlakuan orang tua, yaitu: Tipe-tipe pola asuh orang tua: 1. Pengasuhan otoriter (authoritarian parenting), yaitu suatu gaya yang membatasi dan menghukum yang menuntut anak untuk mengikuti perintah-perintah orang tua dan menghormati pekerjaan dan usaha orang tua. Orang tua yang otoriter menetapkan batas-batas yang tegas dan tidak memberi peluang yang besar kepada anak untuk berbicara (bermusyawarah). Pengasuhan yang otoriter diasosiasikan dengan
34
inkompetensi sosial anak. Anak-anak yang orang tuanya otoriter seringkali cemas akan perbandingan sosial, gagal memprakarsai kegiatan, dan memiliki keterampilan komunikasi rendah. Lebih lanjut lagi Baumrind (dalam Yusuf, 2004) menambahkan dampak terhadap anak yang orang tuanya otoriter adalah anak akan menjadi pribadi yang mudah tersinggung, penakut, pemurung, tidak bahagia, mudah terpengaruh, mudah stres, tidak mempunyai arah masa depan yang jelas, dan tidak bersahabat. 2. Pengasuhan autoritatif (authoritative parenting) yang dikenal juga sebagai pola asuh demokratis, ialah mendorong anak-anak agar mandiri tetapi masih menetapkan batas-batas dan pengedalian atas tindakan-tindakan mereka. Orang tua yang dapat bermusyawarah dengan anak dan memperlihatkan kehangatan serta kasih sayang kepada anak. Pengasuhan yang otoritatif diasosiasikan dengan kompetensi sosial anak-anak. Anak-anak yang mempunyai orang tua yang otoritatif berkompeten secara sosial, percaya diri, dan bertanggung jawab secara sosial. Baumrind (dalam yusuf, 2004) menambahkan, orang tua yang otoritatif cenderung memiliki anak yang bersikap bersahabat, percaya diri, mampu mengendalikan diri, sopan, mau bekerja sama, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, mempunyai arah hidup yang jelas, orientasi terhadap prestasi. 3. Pengasuhan permisif terbagi menjadi dua bentuk, yaitu: permissive-indifferent dan permissive-indulgent. Pengasuhan permissive-indifferent adalah suatu gaya dimana orang tua sangat tidak terlibat dalam kehidupan anak. Tipe pengasuhan ini di asosiasikan dengan inkompetensi sosial anak. Anak-anak yang orang tuanya permissive-indifferent mengembangkan suatu perasaan bahwa aspek-aspek lain kehidupan orang tua lebih penting dari pada anak mereka. Anak-anak dengan tipe pengasuhan seperti ini akan memperlihatkan kendali diri yang buruk dan tidak membangun kemandirian dengan baik.
35
Sedangkan pengasuhan dengan permissive-indulgent ialah pengasuhan dimana orang tua sangat terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka. Tetapi menetapkan sedikit batas dan kendali terhadap mereka. Pengasuhan yang permissive-indulgent diasosiasikan dengan inkompetensi sosial anak, khususnya kurangnya kendali diri. Orang tua seperti itu membiarkan anak-anak mereka melakukan apa saja yang mereka inginkan, dan akibatnya anak-anak tidak pernah belajar mengendalikan perilaku mereka dan kemauan mereka selalu ingin dituruti. Anak-anak yang orang tuanya permissive-indulgent jarang belajar menaruh hormat pada orang lain dan mengalami kesulitan mengendalikan perilaku mereka. Tetapi beberapa orang tua dengan sengaja mengasuh anak-anak mereka dengan cara seperti ini karena mereka yakin kombinasi keterlibatan yang hangat dengan sedikit kekangan akan menghasilkan seorang anak yang kreatif dan percaya diri. Anak yang orang tuanya permisif cenderung menjadi pribadi yang bersifat impulsif dan agresif, suka memberontak, kurang memiliki rasa percaya diri dan pengendalian diri, suka mendominasi, tidak jelas arah hidupnya, prestasi rendah.
2.2.4
Faktor-faktor pola asuh orang tua Pola as uh orang tua terhadap anak dapat terbentuk oleh karena beberapa faktor,
dari beberapa faktor tersebut ada yang merupakan faktor internal, yaitu berasal dari dalam diri orang tersebut dan faktor eksternal yang merupakan hasil dari pengalaman dan belajar. Menurut Elder (dalam Kurniasih, 2004) menjelaskan bahwa faktor-faktor pola asuh meliputi: a. Pola asuh yang diterima orang tua ketika masih anak-anak. Orang tua cenderung menerapkan pola asuh yang sama dengan yang mereka terima ketika masih
36
anak-anak, dalam hal ini orang tua mengidentifikasi pola pengasuhan yang didapatkannya adalah model yang paling diidentifikasi anak dalam tingkah laku mereka. b. Pendidikan orang tua. Orang tua berpendidikan yang baik cenderung menerapkan pola asuh permisif dan demokratis ketimbang orang tua dengan pendidikan terbatas, ini disebabkan karena pendidikan lebih membantu orang tua untuk memahami kebutuhan anak. c. Status sosial ekonomi. Orang tua dengan keadaan ekonomi yang berlebih cenderung menerapkan pola asuh permisif, ini biasanya disebabkan orang tua menganggap uang bisa menggantikan semua hal yang dibutuhkan oleh anak seperti perhatian dan kasih sayang. d. Konsep tentang peran orang tua. Orang tua yang memegang konsep tradisional cenderung menerapkan pola asuh otoriter, sedangkan orang tua yang memegang konsep modern cenderung menerapkan pola asuh permisif dan demokratis. e. Kepribadian orang tua. Orang tua dengan kepribadian introvert dan konservatif lebih menerapkan pola pengasuhan anak secara ketat dan otoriter. f. Kepribadian anak. Anak ekstrovet biasanya lebih terbuka terhadap rangsangan yang diberikan orang tuanya, hal ini yang membuat orang tua mengetahui kebutuhan dan kemandirian anak. g. Faktor nilai yang dianut orang tua. Orang tua yang menganut nilai Barat lebih berpegang pada konsep equlitarian yaitu orang tua sejajar dengan anak, sedangkan orang tua yang menganut nilai ketimuran lebih berpegang pada konsep kepatuhan. h. Usia anak. Tingkah laku dan sikap orang tua sangat dipengaruhi oleh usia anak, sehingga dalam menerapkan pola asuh juga disesuaikan dengan usia anak.
37
2.3
Persepsi Tentang Iklim Kelas
2.3.1 Definisi persepsi Istilah persepsi biasanya digunakan untuk mengungkapkan tentang pengalaman terhadap sesuatu benda ataupun suatu kejadian yang dialami. Persepsi didefinisikan sebagai proses yang menggabungkan dan mengorganisasikan data-data indera (penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di sekeliling, termasuk sadar akan diri kita sendiri. Definisi lain menyebutkan bahwa persepsi adalah kemampuan membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan perhatian terhadap suatu objek rangsang. (Shaleh dan Wahab, 2004). Persepsi adalah proses dimana kita mengorganisasi dan menafsirkan pola stimulus ini dalam lingkungan. (Atkinson, 1983). Menurut Walgito (1980) persepsi merupakan pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diinderanya sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan respon yang integrated dalam diri individu. Dengan persepsi individu akan menyadari tentang keadaan sekitarnya dan juga keadaan diri sendiri. Karena persepsi merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu, maka apa yang ada dalam individu akan ikut aktif dalam persepsi. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam persepsi dapat dikemukakan karena perasaan, kemampuan berpikir, pengalaman-pengalaman individu tidak sama, maka dalam mempersepsikan suatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda antara individu satu dengan individu lain. Persepsi itu bersifat individual. (Davidoff, 1981 ; Rogers, 1965). Persepsi kaitannya dengan iklim kelas, murid-murid memiliki persepsi terhadap guru sebagai model yang mempengaruhi tingkah laku murid didalam kelas.
38
2.3.2
Pengertian iklim kelas Bloom (dalam Tarmidi, 2006), mendefinisikan iklim sebagai kondisi, pengaruh,
dan rangsangan dari luar yang meliputi fisik, sosial, dan intelektual yang mempengaruhi peserta didik. Hoy dan Forsyth (dalam Tarmidi, 2006), mengatakan bahwa iklim merupakan kualitas dari lingkungan yang terus menerus dialami, mempengaruhi tingkah laku, dan berdasar pada persepsi kolektif tingkah laku. Hoy dan Miskell (dalam Tarmidi, 2006), menambahkan bahwa istilah iklim seperti halnya kepribadian pada manusia. Maksud dari istilah tersebut adalah masingmasing kelas mempunyai ciri kepribadian yang tidak sama dengan kelas-kelas yang lain, meskipun kelas-kelas itu dibangun dengan fisik, bentuk, dan arsitektur yang sama. Moos (1979) juga menambahkan bahwa iklim kelas seperti halnya manusia, ada yang sangat berorientasi pada tugas, demokratis, formal, terbuka, dan tertutup. Adelman dan Taylor (2007), menyatakan bahwa, iklim kelas merupakan hasil dari peraturan yang berlaku di sekolah, dan akan mencerminkan pengaruh dari budaya sekolah yang didasari oleh nilai-nilai, kepercayaan, norma, ideologi, dan tradisi di sekolah. Selain itu, Wang, Haerte, dan Walberg (1993) juga menggambarkan iklim kelas mencakup semua sosio-piskologis sebagai dimensi kehidupan didalam kelas, termasuk; kepentingan bersama, yaitu mencapai tujuan bersama dengan terorganisir dan terencana. Hyman (dalam Tarmidi, 2006) mengatakan bahwa, iklim yang kondusif dan mendukung antara lain: interaksi yang bermanfaat diantara siswa, menjelaskan pengalaman-pengalaman guru dan siswa, menumbuhkan semangat yang memungkinkan kegiatan-kegiatan dikelas berlangsung dengan baik, dan saling pengertian antara guru dan murid.
39
Dari definisi-definisi tentang iklim kelas di atas dapat disimpulkan bahwa, iklim kelas adalah kondisi atau rangsangan dari luar yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di dalam lingkungan kelas sehingga menciptakan ciri kepribadian dari lingkungan tersebut yang membedakan dengan lingkungan yang lain.
2.3.4 Persepsi siswa tentang iklim kelas Persepsi yang positif terhadap pengajaran akan membuat siswa merasakan kesenangan dalam belajar, mendorong mereka untuk mempelajari materi lebih mendalam dan pada akhirnya dapat membuat siswa lebih terlibat dalam proses balajar mengajar, (Church, Elliot, dan Gable, 2001). Dalam dunia pendidikan, Moos (dalam Tarmidi, 2000) meyakini bahwa persepsi siswa mengenai lingkungan belajar, termasuk ruang kelas, dimana siswa menghabiskan sebagian besar waktunya, memberikan arti penting yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar. Walberg (dalam Tarmidi, 2000), menyatakan bahwa siswa lebih banyak belajar jika pelajarannya memuaskan, menantang dan ramah, serta membuat mereka mempunyai suara dalam pengambilan keputusan. Dengan kondisi seperti itu para siswa lebih sering ikut serta dalam kegiatan sukarela dalam belajar. Ditambahkan oleh Bloom (dalam Tarmidi, 2000) dengan model Bloom’s Theory Os School Learning menyatakan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh karakteristik kognitif dan perilaku afektif siswa berpadu dengan kualitas kegiatan belajar mengajar dalam kelas. Senada dengan pernyataan Bloom, Hoy dan Forsyth (1986) menyatakan bahwa iklim kelas adalah organisasi sosial informal dan aktivitas guru didalam kelas yang secara spontan mempengaruhi tingkah laku.
40
Walberg (dalam Tarmidi, 2005) menyatakan bahwa kejadian-kejadian dan kondisi dalam lingkungan sosial dan persepsi pelajar terhadap iklim belajar sangat signifikan dalam memprediksi prestasi.
2.3.3 Dimensi-dimensi iklim kelas Darkenwald & Valentine (dalam Tarmidi, 2005) membuat alat ukur Adult
Classroom Environment Scale (ACES) yang terdiri dari tujuh dimensi dalam mengukur iklim kelas, yaitu: 1. Hubungan yang dibangun (Affiliation) mencakup kesenangan siswa dalam berinteraksi secara positif dengan siswa lainnya 2. Dukungan guru (Teacher support) mencakup bantuan mendorong semangat, penuh perhatian, dan sikap guru yang bersahabat terhadap para siswa. 3. Orientasi terhadap tugas (Task orientation) mencakup bagaimana siswa dan guru secara bersama menjaga pemusatan terhadap tugas dan nilai suatu prestasi. 4. Pencapaian tujuan pribadi (Personal goal attainment) mencakup kejelasan dan pengorganisasian aktivitas dalam kelas. 5. Pengorganisasian dan kejelasan (Organization and Clarity) mencakup sejauh mana pengorganisasian dan kejelasan aturan dalam kelas. 6. Pengaruh yang diberikan siswa (Student influence) mencakup bagaimana guru berpusat pada siswa, dan melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan dalam kelas. 7. Keterlibatan (Involvement) mencakup kepuasan siswa terhadap keadaan kelas dan berpartisipasi aktif dan penuh perhatian dalam setiap aktivitas.
41
2.4
Sekolah alam Kandank Jurank Doank Diresmikan tanggal 23 Mei 2005, di daerah Kampung Sawah Lama, Ciputat,
Tangerang. Sekolah Alam Kreativitas “Kandank Jurank Doank” dirikan oleh Raden Rizky Mulyawan Kartanegara Hayang Dendadi Kusumah atau yang akrab sehari-hari dipanggil dengan sebutan Dik Doank. Kandank Jurank Doank menciptakan suasana sekolah yang layak dan berbeda dari biasanya, suasana yang alami, artistik. Sekolah alam Kandank Jurank Doank ini gratis tidak dipungut biaya sama sekali dan diperuntukkan untuk siapa saja yang ingin belajar dan mengajar. Miskin dan kaya, pintar dan bodoh, tidak ada terkecuali bagi yang ingin mengikuti pembelajaran di sekolah alam ini. Hanya satu syarat yang ditekankan untuk bisa masuk kedalam Kandank Jurank Doank yaitu, tidak boleh membuang sampah sembarangan. Kegiatan pembelajaran di Kandank Jurank Doank sangat berbeda dengan sekolah formal pada umunya. Mulai dari tempat pembelajaran, materi pelajaran, waktu belajar, bahkan peraturan-peraturan yang ada. Materi yang diajarkan di Kandank Jurank Doank berdasarkan kelas-kelas yang sesuai dengan minat anak didik tersebut dan tidak menggunakan kurikulum. Kelas-kelas tersebut yaitu: Kelas tari, kelas gitar, kelas vokal, kelas perkussi, kelas teater, kelas peduan suara, kelas multimedia, dan kelas menggambar. Begitu juga dengan tempat pembelajaran, kegiatan belajar mengajar dilakukan di ruangan terbuka dengan tujuan agar anak didik dapat berorientasi pada alam. Waktu pembelajaran dilakukan tiga hari dalam seminggu, dari jam 15.00 sampai jam 17.00 sore, dan hari yang sesuai dengan jadwal kelas yang diminati. Peraturan-peraturan
42
yang ada tidak bersifat pasti atau sangat fleksibel karena tidak ada penilaian berdasarkan intensitas kehadiran.
2.5
Kerangka berfikir Kreativitas merupakan potensi yang ada didalam diri setiap individu. Kreativitas
juga merupakan salah satu kemampuan intelektual manusia yang sangat penting. Seperti yang telah di jelaskan diatas bahwa kreativitas sangat penting bagi kelangsungan hidup setiap individu, untuk membantu menghadapi persoalan-persoalan di masa yang akan datang dengan inovatif dan kreatif. Kreativitas sangat dibutuhkan dalam masa pengembangan dan era yang semakin global ini. Potensi kreatif harus dikembangkan dalam bentuk sikap ataupun pemikiran. Dengan berpikir kreatif individu bisa menghasilkan ide-ide, gagasan-gagasan yang baru dan berbeda dari sebelumnya, sedangkan dengan bersikap kreatif akan membantu dalam menghadapi berbagai situasi dan kondisi yang dihadapi dan menjadi pembuka jalan mencapai apa yang dicita-citakan. Perkembangan kreativitas ditunjang oleh pengalaman selama berinteraksi dengan lingkungannya. Lingkungan berperan penting dalam pembentukan kreativitas bagi setiap individu. Hal ini diperkuat dengan adanya pernyataan Torrance (1981) tentang pentingnya dukungan dan dorongan dari lingkungan untuk perkembangan kreativitas. Lingkungan yang pertama dan utama yang dapat mendukung berkembangnya kreativitas adalah lingkungan keluarga. Keluarga merupakan kelompok pertama yang dikenal individu sangat berpengaruh secara langsung terhadap perkembangan individu. Lingkungan keluarga yang bertitik sentral pada ayah dan ibu secara intensif membentuk sikap dan kepribadian anak-anak. Orang tua harus memberikan pengaruh
43
positif terhadap anak-anaknya. Orang tua juga merupakan model yang sangat penting dalam membantu anak dalam menemukan minat-minat mereka yang paling mendalam dengan mendorong anak melakukan kegiatan yang beragam, menunjukkan kesempatan dan kemungkinan yang ada. Selain itu juga dengan adanya kebijakan dari orang tua dalam memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan eksplorasi. Dengan bereksplorasi itulah anak akan berkembang. Setiap anak mempunyai kesempatan yang berbeda-beda dalam bereksplorasi atau melakukan apa yang diinginkannya. Hal tersebut tergantung dari pola asuh yang diterapkan oleh orang tua mereka. Orang tua yang otoriter cenderung keras terhadap anaknya, mereka akan melarang keras apa yang diinginkan anaknya apabila tidak sesuai dengan keinginannya. Berbeda dengan anak yang orang tuanya otoritatif yang cenderung memberikan kebebasan kepada anak-anaknya, tetapi masih menetapkan batas-batas dan pengendalian terhadap tindakan anak. Serta orang tua yang menerapkan pola asuh permissive, mereka cenderung tidak terlibat dengan kegiatan anak. Karena mereka memberikan kebebasan kepada anak dalam memenuhi keinginannya. Selain pengaruh pola asuh orang tua, sekolah juga merupakan lingkungan yang memberikan kontribusi dalam pembentukan dan perkembangan kepribadian anak. Dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah, guru memegang peran yang sangat penting dalam perkembangan potensi dan kemampuan anak. Setiap guru memiliki strategi atau gaya pembelajaran tersendiri dalam mengajar siswa-siswanya. Proses belajar mengajar sangat erat kaitannya dengan lingkungan atau suasana dimana proses tersebut berlangsung, banyak aspek yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar. Salah satunya adalah pengaruh dari iklim kelas yang masih sangat penting. Iklim kelas seperti ruangan
44
kelas, lingkungan kelas, baik itu lingkungan fisik maupun non-fisik dapat mendukung siswa atau bahkan menghambat siswa dalam perkembangan. Guru dapat menciptakan iklim kelas yang positif melalui cara mendukung dan memberikan suasana pembelajaran yang kondusif dengan menjalin hubungan yang baik dengan siswa atau memberikan kesempatan kepada siswanya untuk bereksplorasi dan eksperimentasi. Demikian juga sebaliknya, guru dapat menciptakan iklim kelas yang buruk dan menghambat perkembangan siswa. Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa tipe pengasuhan orang tua dan iklim kelas di sekolah memiliki kontribusi terhadap sikap kreatif anak. Berkaitan dengan penelitian ini, maka pola asuh orang tua dan iklim kelas diduga memberikan kontribusi terhadap sikap kreatif anak sekolah alam kandank Jurank Doank.
Bagan Kerangka Berpikir
Pola asuh orang tua
Iklim kelas: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Affiliation Teacher Support Task orientation Personal goal attainment Organitation & Clarity Student influence Involvement
Sikap kreatif: 1. Keterbukaan terhadap pengalaman baru 2. Kelenturan dalam sikap 3. Kebebasan dalam ungkapan diri 4. Menghargai fantasi 5. Minat terhadap kegiatan kreatif 6. Kepercayaan terhadap kegiatan kreatif 7. Penilaian bebas dari pengaruh orang lain
45
2.5
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian teoritis di atas, maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: A. Hipotesis mayor 1. Hipotesis alternatif (Ha): “Ada kontribusi yang signifikan pola asuh dan iklim kelas terhadap sikap kreatif anak Sekolah Alam Kandank Jurank Doank”. B. Hipotesis minor 2a.
Hipotesis alternatif (Ha): “Ada kontribusi yang signifikan Affiliation
terhadap sikap kreatif anak Sekolah Alam Kandank Jurank Doank”. 2b.
Hipotesis alternatif (Ha): “Ada kontribusi yang signifikan Teacher
support terhadap sikap kreatif anak Sekolah Alam Kandank Jurank Doank”. 2c.
Hipotesis alternatif (Ha): “Ada kontribusi yang signifikan Task
orientation terhadap sikap kreatif anak Sekolah Alam Kandank Jurank Doank”. 2d.
Hipotesis alternatif (Ha): “ Ada kontribusi yang signifikan Personal goal
attainment terhadap sikap kreatif anak Sekolah Alam Kandank Jurank Doank”. 2e.
Hipotesis alternatif (Ha): “Ada kontribusi yang signifikan Organization
and clarity terhadap sikap kreatif anak Sekolah Alam Kandank Jurank Doank”. 2f.
Hipotesis alternatif (Ha): “Ada kontribusi yang signifikan Student
influence terhadap sikap kreatif anak Sekolah Alam Kandank Jurank Doank”.
46
2g.
Hipotesis alternatif (Ha): “Ada kontribusi yang signifikan Involvement
terhadap sikap kreatif anak Sekolah Alam Kandank Jurank Doank”.
47
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai metode penelitian yang terdiri dari jenis penelitian, variable penelitian, definisi variable dan definisi operasional variable, populasi dan sampel, instrumen penelitian, proses uji coba instrumen, analisis data, dan prosedur penelitian.
3.1
Jenis Penelitian
Pendekatan kuantitatif digunakan dalam penelitian ini karena berkaitan dengan angkaangka dan datanya berwujud bilangan (skor/nilai peringkat/frekuensi), serta dianalisis dengan menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang sifatnya spesifik dan untuk melakukan prediksi bahwa suatu variabel tertentu mempengaruhi variabel yang lain. (Arikunto, 2002). Karena dalam penelitian ini penulis ingin meneliti hubungan antara tiga variable, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasional. Penelitian korelasional bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya dan besar kecilnya hubungan tiga atau lebih variable.
3.2
Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu karakteristik yang memiliki dua atau lebih nilai atau sifat yang berdiri sendiri (Kerlinger, dalam Sevilla, 1993). Variabel dibagi menjadi dua macam
48
yaitu Variabel Bebas (Independen Variabel) dan Variabel Terikat (Dependen Variabel). Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu: a. Variabel Bebas
: Pola asuh orang tua dan iklim kelas
b. Variabel Terikat
: Sikap kreatif
3.3
Definisi Konseptual Variabel dan Definisi Operasional Variable
3.3.1
Definisi konseptual variable a) Sikap kreatif yang disebut juga sebagai ciri-ciri afektif dari kreativitas, merupakan ciri-ciri kreativitas yang menyangkut sikap dan perasaan seseorang. Ciri-ciri yang berkaitan dengan perkembangan afektif seseorang sama pentingnya agar bakat kreatif seseorang dapat terwujud. Konsep ini mengacu pada definisi sikap kreatif yang dikemukakan oleh Munandar (1992). b) Pola asuh merupakan cara interaksi dan komunikasi antara orang tua dan anak, untuk pertumbuhan dan perkembangan kepribadian diri anak sesuai dengan karakteristik keluarga sendiri. Ditandai dengan adanya upaya orang tua untuk memberi perhatian, kasih sayang, dan mengontrol perilaku pada anak-anaknya. Konsep ini mengacu pada teori Baumrind (1971). c) Iklim merupakan kualitas dari lingkungan yang terus menerus dialami, mempengaruhi tingkah laku, dan berdasar pada persepsi kolektif tingkah laku. Iklim kelas adalah kondisi, pengaruh, dan rangsangan dari luar yang meliputi fisik, sosial, dan intelektual yang mempengaruhi peserta didik. Konsep ini mengacu pada teori Darkenwald dan Valentine (1997).
49
3.3.2
Definisi operasional variabel Operasional variabel artinya menerjemahkan konsep mengenai variabel yang
bersangkutan ke dalam bentuk indikator perilaku (Azwar, 2003). a) Pola asuh orang tua yang dimaksud adalah skor yang didapat dari skala pola asuh orang tua, yang meliputi: Otoriter, demokratis, dan permisif. b) Iklim kelas yang dimaksud adalah skor yang diperoleh dari skala iklim kelas yang meliputi: Affiliation, Teacher support, Task orientation, Personal goal attainment, Organitation and Clarity, Student influence, Involvement. c) Sikap kreatif yang dimaksud adalah skor yang diperoleh dari skala sikap kreatif , meliputi: keterbukaan terhadap pengalaman baru, kelenturan dalam sikap, kebebasan dalam ungkapan diri, menghargai fantasi, minat terhadap kegiatan kreatif, kepercayaan terhadap kegiatan kreatif, penilaian bebas dari pengaruh orang lain.
3.4
Subyek Penelitian
3.4.1
Populasi dan sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian menarik kesimpulan. (Sugiono, 1999). Populasi dalam penelitian ini adalah murid-murid sekolah alam Kandank Jurank Doank sebanyak 150 orang. Sample adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi atau porsi dari suatu populasi. (Sevilla, 1993). Sampel pada penelitian ini sebanyak 110 murid.
50
3.4.2
Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, (Sugiyono, 2007). Teknik tersebut termasuk dari jenis non-probability sampling, dimana setiap individu dalam populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk terpilih menjadi sampel penelitian karena peneliti memilih sampel berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan sebelumnya. Karakteristik sampel yang diambil adalah responden yang berusia 12 – 17 tahun dari kelas yang berbeda-beda, dengan pertimbangan bahwa; responden tersebut dapat mengerti dan memahami pernyataan-pernyataan (item-item) yang ada dalam kuesioner.
3.5
Teknik Pengumpulan Data dan Alat Ukur Penelitian
3.5.1
Teknik pengumpulan data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode angket, yaitu tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis pada responden untuk dijawab. (Sugiyono, 2007). Sejumlah pernyataan tertulis digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yang merupakan laporan tentang pribadinya, sikapnya terhadap sesuatu atau hal yang diketahui. Dalam hal ini berbentuk skala model Likert dengan menggunakan 4 alternatif jawaban dari pilihan “Sangat Setuju” hingga “Sangat Tidak Setuju”, dengan tidak memasukkan alternatif jawaban ragu-ragu atau netral, dengan tujuan untuk lebih melihat kecenderungan ke arah sesuai atau tidak sesuai.
51
3.5.2
Alat ukur penelitian
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari tiga skala. Skala pertama adalah skala pola asuh orang tua yang dibuat berdasarkan tiga tipe pola asuh (Baumrind, 1971) yaitu: Otoriter, autoritatif, dan permisif.
Tabel 3.1 Skala pola asuh orang tua Tipe Pola asuh otoriter
Indikator
No. Item
- Membatasi dan menghukum
1a, 2a, 3a, 4a, 5a, 6a, 7a, 8a, 9a, 10a, 11a,
yang menuntut anak untuk
12a, 13a, 14a, 15a, 16a, 17a, 18a, 19a,
selalu mengikuti perintah
20a, 21a, 22a, 23a, 24a, 25a, 26a, 27a,
orang tuadan tidak
28a, 29a, 30a, 31a, 32a, 33a, 34a, 35a,
memberikan peluang untuk
36a, 37a, 38a, 39a, 40a
bermusyawarah Pola asuh
- Mendorong dengan
1b, 2b, 3b, 4b, 5b, 6b, 7b, 8b, 9b, 10b,
otoritatif /
pengendalian terhadap anak,
11b, 12b, 13b, 14b, 15b, 16b, 17b, 18b,
demokratis
dapat bermusyawarah dan
19b, 20b, 21b, 22b, 23b, 24b, 25b, 26b,
memperlihatkan kasih sayang
27b, 28b, 29b, 30b, 31b, 32b, 33b, 34b,
pada anak
35b, 36b, 37b, 38b, 39b, 40b
Pola asuh permisif
- Tidak terlibat dalam
1c, 2c, 3c, 4c, 5c, 6c, 7c, 8c, 9c, 10c, 11c,
kehidupan anak,
12c, 13c, 14c, 15c, 16c, 17c, 18c, 19c,
pengendalian buruk, lebih
20c, 21c, 22c, 23c, 24c, 25c, 26c, 27c,
mementingkan kebutuhan
28c, 29c, 30c, 31c, 32c, 33c, 34c, 35c,
52
orang tua dari pada anak
36c, 37c, 38c, 39c, 40c
Jumlah item
40
Skala yang kedua adalah skala iklim kelas. Skala yang dibuat berdasarkan dimensi iklim kelas menurut Darkenwald dan Valentine (1997) yaitu: Affiliation,teacher support, task orientation, personal goal attainment, organization and clarity, student influence, involvement. Setelah dilakukan perhitungan melalui SPSS 17.0, maka dapat diketahui itemitem yang valid dan unvalid. Di bawah ini adalah item-item yang valid dan unvalid: Tabel 3.2 Skala iklim kelas Dimensi
Affiliation
Indikator
- Kesenangan siswa dalam berinteraksi
Favorable
unfavorable
18*, 20*, 40,
3*, 13, 29*,
44*
31*
4, 22*, 26*,
1*, 15*, 33*,
42*
35*
6, 46*, 50, 54*
5*, 17*, 37*,
Total
8
positif dengan siswa lainnya Teacher support
- Bantuan, dorongan semangat, perhatian,
8
sikap bersahabat guru terhadap siswa Task orientation
- Guru dan siswa
8
53
menjaga pemusatan
55*
terhadap tugas dan nilai prestasi Personal goal attainment
- Kejelasan dan pengorganisasian
2*, 24*, 38*,
7, 19*, 39*,
52*
41*
8, 32*, 36*,
21*, 23*, 45*,
48*
47*
10*, 16, 28,
9*, 25*, 51*,
34*
53*
12*, 14, 30,
11*, 27*, 43*,
56*
49*
8
aktivitas kelas Organitation & Clarity
- Sejauh mana pengorganisasian dan
8
kejelasan aturan dalam kelas Student influence
- Guru melibatkan siswa dalam
8
mengambil keputusan di dalam kelas Involvement
- Kepuasan siswa terhadap keadaan
8
kelas dan aktif dan penuh perhatian dalam aktivitas kelas Jumlah item
28
28
56
Keterangan: ( * ) item valid
54
Skala yang ketiga adalah skala sikap kreatif. Skala sikap kreatif dibuat berdasarkan dimensi sikap kreatif (Munandar, 1977) yaitu: keterbukaan terhadap pengalaman baru,
kelenturan dalam sikap, kebebasan dalam mengungkapkan diri,
menghargai fantasi, minat terhadap kegiatan kreatif, kepercayaan terhadap kegiatan kreatif, penilaian bebas dari pengaruh orang lain. Setelah dilakukan perhitungan melalui SPSS 17.0, maka dapat diketahui itemitem yang valid dan unvalid. Di bawah ini adalah item-item yang valid dan unvalid: Tabel 3.3 Skala Sikap Kreatif Dimensi
Indikator
Keterbukaan
- keinginan untuk
terhadap
mengetahui hal-hal
pengalaman
disekitar dan mencoba
baru
berbagai hal baru
Kelenturan
- tidak bersikap kaku
dalam sikap
dan melihat suatu
Favorabel
Unfavorabel
11*, 14, 19*, 24*, 12*
Total 6
20 *
1, 22, 30, 34*
7*, 18*
6
2*, 23*, 29*
8, 21*
5
masalah dari berbagai sudut pandang Kebebasan
- perasaan bebas dalam
dalam
mengungkapkan
mengungkapkan
perasaan, pendapat,
55
dan keadaan
diri Menghargai fantasi
6,
- suka berkhayal
17*,
33*, 10, 13*
6
35*
dan menyukai hal-hal yang bersifat imajinasi
Minat terhadap - berminat pada kegiatan kreatif
kegiatan kreatif
Kepercayaan
- berani
terhadap
mempertahankan
kegiatan kreatif
gagasan
Penilaian bebas - bebas dari pengaruh dari
3*, 36*, 37*
15*, 32*
5
4*, 9, 27*
25*, 28*
5
16, 26
5, 31*
4
pengaruh orang lain dalam
orang lain
memberikan penilaian 23
Jumlah item
14
37
Keterangan: ( * ) item valid Adapun untuk skoringnya adalah sebagai berikut: Tabel 3.4 Skoring Jawaban Pernyataan
Favorabel
Unfavorabel
Sangat setuju
4
1
Setuju
3
2
Tidak Setuju
2
3
56
Sangat tidak setuju
1
4
3.5. Uji Instrumen Di dalam penelitian ini harus menggunakan alat ukur yang valid dan reliabel, agar kesimpulan dalam penelitian yang diperoleh tidak memberikan gambaran yang jauh berbeda dengan keadaan yang sebenarnya. Pengujian tingkat validitas dan reliabilitas dari tiga alat ukur dalam penelitian ini dilakukan sebelum diadakan pengambilan data. Pengujian alat ukur ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana dapat mengungkapkan hal-hal yang semestinya diukur dari satu variabel.
3.5.1. Uji validitas skala Validitas merupakan representasi dari keakuratan informasi. Validitas artinya sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 3003). Pada penelitian ini teknik uji validitas yang digunakan adalah Pearson Product Moment, lalu data yang diperoleh akan diolah menggunakan SPSS 17.0.
3.5.2. Uji reliabilitas skala Setelah dilakukan uji validitas, maka dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan menggunakan SPSS 17.0. dengan cara ini, permasalahan yang muncul pada pendekatan tes ulang dapat dihindari (Azwar, 2003). Menurut Azwar (2003), reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama. Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa reliabilitas adalah sejauh mana
57
instrument menghasilkan pengukuran yang relatif sama meskipun dilakukan dalam waktu yang berbeda. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur kestabilan dan konsistensi (keajegan) dari jawaban responden ter hadap suatu alat ukur psikologis yang disusun dalam bentuk kuesioner. Suatu penelitian yang reliabel yaitu hasil yang diperoleh akan tetap sama apabila diukur pada waktu yang berbeda. Reliabilitas suatu konsruk variabel dikatakan reliabel bila memiliki nilai Cronbach Alpha > 0,60.
3.6. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: 1. Sebelum turun ke lapangan, penulis merumuskan masalah yang akan diteliti kemudian mengadakan studi pustaka untuk melihat masalah tersebut dari sudut pandang teoritis. Setelah mendapatkan teori-teori yang berkaitan secara lengkap kemudian penulis menyiapkan, membuat, dan menyusun alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu; skala sikap kreatif, skala iklim kelas, skala dan pola asuh orang tua. 2. Melakukan penelitian try out terpakai dengan menggunakan alat ukur yang telah dipersiapkan pada sampel penelitian yaitu anak sekolah alam Kandank Jurank Doank melalui purposive sampling. Setelah mendapatkan data dan membuang item-item yang tidak valid dalam alat ukur tersebut. 3. Melakukan pengolahan dan pengujian terhadap data yang sudah didapatkan.
3.7.Teknik analisis data
58
Dalam penelitian ini, bentuk analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif, yaitu jenis analisis yang mempergunakan alat analisis berupa metode statistik yang hasilnya disajikan dalam bentuk angka-angka yang kemudian disajikan dan diintrepretasikan dalam bentuk uraian. Uji hipotesis digunakan untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan utama penelitian yang menggunakan teknik analisis regresi berganda. Teknik analisis regresi berganda ini digunakan untuk menentukan ketepatan prediksi dan ditujukan untuk mengetahui besarnya hubungan dari independent variable (IV), yaitu pelibatan iklim kelas dan pola asuh orang tua terhadap dependent variable (DV) yaitu sikap kreatif. Regresi berganda merupakan metode statistik yang digunakan untuk membentuk model hubungan antara variabel terikat (dependent; respon; Y) dengan lebih dari satu variabel bebas (independent; prediktor; X).
Y = a + b1X1 + b2x2
Keterangan: Y = nilai prediksi Y (tingkat sikap kreatif) a
= konstan
b
= koefisien regresi yang distandarisasikan untuk masing-masing X
X1 = Iklim kelas X2 = Pola asuh orang tua
59
BAB IV HASIL PENELITIAN Dalam bab ini peneliti akan menguraikan mengenai presentasi dan analisis data yang terdiri dari gambaran umum responden, deskripsi hasil penelitian, hasil uji hipotesis dan hasil tambahan
4.1. Gambaran umum subjek penelitian Berikut ini akan diuraikan gambaran responden berdasarkan jenis kelamin, status pekerjaan ayah dan pekerjaan ibu, tingkat pendidikan ayah dan pendidikan ibu. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel sebanyak 110 anak yang bersekolah di sekolah alam Kandank Jurank Doank, dari populasi sebanyak ±150 anak. 4.1.1. Gambaran responden berdasarkan jenis kelamin Berikut ini akan dijelaskan mengenai gambaran responden berdasarkan jenis kelamin pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Gambaran responden berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin
Jumlah
Persentase (%)
Laki-Laki
54
49,09%
Perempuan
56
50,91%
60
Jumlah
110
100%
Berdasarkan data yang terdapat dalam tabel 4.1, maka dapat disimpulkan bahwa responden yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak dari pada responden berjenis kelamin laki-laki dalam penelitian ini. Yang mana responden perempuan berjumlah 56 orang (50,91%) sedangkan responden laki-laki berjumlah 54 orang (49,09%). Dengan demikian, responden yang terdapat dalam penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin perempuan.
4.1.3. Gambaran responden berdasarkan status pekerjaan ayah dan ibu Berikut ini akan dijelaskan mengenai gambaran responden yang berdasarkan status pekerjaan orang tua (ayah dan ibu) pada tabel 4.3 dan tabel 4.4. Table 4.2 Gambaran responden berdasarkan pekerjaan ayah Status Pekerjaan Ayah
Frekuensi
Persentase (%)
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
29
26,36%
Pegawai swasta (Wiraswasta)
81
73,63%
110
100%
Jumlah
Berdasarkan data yang terdapat dalam tabel 4.3, jumlah pegawai negeri sipil (PNS) sebanyak 29 orang (26,36%) adalah lebih sedikit daripada pegawai swasta (Wiraswasta) sebanyak 81 orang (73,63%). Dengan demikian, responden yang terdapat
61
dalam penelitian ini sebagian besar memiliki ayah yang bekerja sebagai pegawai swasta (wiraswasta).
Table 4.3 Gambaran responden berdasarkan pekerjaan ibu Status Pekerjaan Ibu
Frekuensi
Persentase (%)
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
11
10%
Pegawai swasta (Wiraswasta)
12
10,90%
Ibu Rumah Tangga
87
79,09%
110
100%
Jumlah
Berdasarkan data yang terdapat dalam tabel 4.3, jumlah ibu rumah tangga sebanyak 87 orang (79,09%) adalah lebih banyak daripada ibu yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS) sebanyak 11 orang (10%) dan ibu yang bekerja sebagai pegawai swasta (Wiraswasta) sebanyak 12 orang (10,09%). Dengan demikian, responden yang terdapat dalam penelitian ini sebagian besar memiliki ibu yang bekerja sebagai ibu rumah tangga.
4.1.4. Gambaran responden berdasarkan tingkat pendidikan ayah dan ibu Gambaran mengenai jumlah repsonden berdasarkan tingkat pendidikan orang tua (ayah dan ibu) akan dijelaskan pada tabel 4.5 dan 4.6 berikut ini:
62
Table 4.4 Gambaran responden berdasarkan tingkat pendidikan ayah Jenjang Pendidikan
Frekuensi
Persentase (%)
SD
9
8,18%
SMP
6
5,45%
SMA
49
44,54%
S1
46
41.81%
Jumlah
110
100%
(ayah)
Berdasarkan tingkat pendidikan orang tua (ayah) responden yang terdapat dalam penelitian ini, responden yang memiliki orang tua (ayah) dengan tingkat tingkat pendidikan SMA (Sekolah Menengah Atas) sebanyak 49 orang (44,54%), lebih banyak dibandingkan dengan responden yang orang tuanya (ayah) dengan tingkat pendidikan lainnya. Orang tua (ayah) responden yang berpendidikan SD (Sekolah Dasar) yakni sebanyak 9 orang (8,18%), orang tua (ayah) responden dengan tingkat pendidikan SMP berjumlah 6 orang (5,45%), dan orang tua (ayah) responden dengan tingkat pendidikan S1 berjumlah 46 orang (41,81%).
63
Table 4.5 Gambaran responden berdasarkan tingkat pendidikan ibu Jenjang Pendidikan
Frekuensi
Persentase (%)
SD
6
5,45%
SMP
17
15,45%
SMA
63
57,27%
S1
24
21,81%
Jumlah
110
100%
(ibu)
Berdasarkan tingkat pendidikan orang tua (ibu) responden yang terdapat dalam penelitian ini, responden yang tingkat pendidikannya SMA (Sekolah Menengah Atas) dengan jumlah 63 orang (57,27%), lebih banyak dibandingkan dengan orang tua (ibu) responden pada tingkat pendidikan lainnya. Orang tua (ibu) responden yang berpendidikan SD (Sekolah Dasar) yakni sebanyak 6 orang (5,45%), orang tua (ibu) responden dengan tingkat pendidikan SMP berjumlah 17 orang (15,45%), dan orang tua (ibu) responden dengan tingkat pendidikan S1 berjumlah 24 orang (21,81%).
64
4.2. Hasil Penelitian 4.2.1 Kategori responden berdasarkan pola asuh, persepsi iklim kelas, dan sikap kreatif 4.2.1.1 kategori skor berdasarkan pola asuh Tabel 4.6 Descriptive Statistics N
Range
VAR00001
110
28.00
Valid N (listwise)
110
Minimum Maximum 40.00
68.00
Mean
Std. Deviation
Variance
58.4000
4.00733
16.059
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mean yang didapat adalah sebesar 58.4000 dan standar deviasi sebesar 4,00733. Nilai minimum yang didapatkan adalah 40 dan nilai maksimum adalah 68. Sehingga luas jarak sebenarnya adalah 68 – 40 = 28, jarak tersebut kemudian dibagi 3 (jumlah kategori) untuk dilihat nilai tengahnya yaitu 28/3 = 9,33. Maka diperoleh kategorisasi sebagai berikut: Tabel 4.7 Kategori responden berdasarkan pola asuh Kategori
Rentang
Frekuensi
%
Otoriter
< 49,33
3
2,73%
Demokratis
49,33 – 59,33
57
51,82%
Permisif
>59,33
50
45,45%
110
100%
Jumlah
65
Berdasarkan hasil penghitungan kategori skor pola asuh, seperti ditunjukkan dalam tabel di atas diketahui bahwa mayoritas responden (51,81%) menerapkan pola asuh demokratis, sedangkan (45,45%) responden menerapkan pola asuh permisif, dan (2,73%) responden menerapkan pola asuh otoriter.
4.2.1.2 Kategori berdasarkan iklim kelas Descriptive Statistics N total skor iklim kelas Valid N (listwise)
Range 110 110
53.00
Minimum
Maximum
89.00
142.00
Mean 104.2273
Std. Deviation Variance 7.64662
58.471
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mean yang didapat adalah sebesar 104,2273 dan standar deviasi sebesar 7,64662. Nilai minimum yang didapatkan adalah 89 dan nilai maksimum adalah 142. Sehingga luas jarak sebenarnya adalah 142 – 89 = 53, jarak tersebut kemudian dibagi 3 untuk melihat luas jarak tiap kategori yaitu 53/3 = 17,66. Maka diperoleh kategorisasi sebagai berikut: Tabel 4.8 Kategori responden berdasarkan persepsi tentang iklim kelas Kategori Positif Cukup positif Kurang positif
Rentang >125 108 – 125 <108 Jumlah
Frekuensi 1 28 81 110
% 0,91% 25,45% 73,63% 100%
Dari tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa responden yang memiliki persepsi iklim kelas yang kurang positif sebanyak 81 orang (66,36%), jumlah responden yang memiliki persepsi iklim kelas yang cukup positif sebanyak 28 orang (32,73%), dan jumlah responden yang memiliki persepsi iklim kelas yang positif hanya 1 orang (0,91%).
66
4.2.1.3 Kategori berdasarkan sikap kreatif Tabel 4.9 Descriptive Statistics N SIKAP KREATIF Valid N (listwise)
Range 110 110
40.93
Minimum Maximum 27.58
Mean
68.52
Std. Deviation Variance
50.0000
9.53890
90.991
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mean yang didapat adalah sebesar 50,0000 dan standar deviasi sebesar 9,53890. Nilai minimum yang didapat adalah 27,58 dan nilai maksimum 68,52. Sehingga luas jarak sebenarnya adalah 68,52 – 27,58 = 40,94, jarak tersebut kemudian dibagi 3 untuk melihat luas jarak tiap kategori, yaitu 40,94/3 = 13,64. Maka diperoleh kategorisasi sebagai berikut: Tabel 4.10 Kategori responden berdasarkan sikap kreatif Kategori Kreatif Cukup kreatif Kurang kreatif
Rentang >54,86 41,22 – 54,86 <41,22 Jumlah
Frekuensi 34 59 17 110
% 30,91% 53,63% 15,45% 100%
Dari tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa responden yang kurang kreatif sebanyak 17 orang (15,45%), jumlah responden yang cukup kreatif sebanyak 59 orang (53,45%), dan responden yang kreatif sebanyak 34 orang (30,91%).
67
4.3 Analisis Uji Beda Penelitian 4.3.1 Uji beda berdasarkan jenis kelamin di bawah ini merupakan uji beda t-test mean sikap kreatif berdasarkan jenis kelamin. Dari uji beda tersebut diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.12 Group Statistics JENIS KELAMIN
N
SIKAP KREATIF LAKI PEREMPUAN
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
56
46.9944
8.97602
1.19947
54
53.1169
9.16945
1.24780
Pada kolom variabel 2, jenis kelamin laki-laki memiliki mean 49.9944 dengan standar deviasi 8.97602 dari 110 responden. Sedangkan jenis kelamin perempuan memiliki mean 53.1169 dengan standar deviasi 9.16945 dari 110 responden. Tabel 4.13 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
F SIKAP Equal KREATI variances F assumed Equal variances not assumed
Sig.
t
.388 .535 -3.539
Df
Sig. (2tailed)
Mean Std. Error Difference Difference Lower
Upper
108
.001
-6.12253
1.73015
9.551 98
-2.69308
-3.537 107.6 38
.001
-6.12253
1.73082
9.553 45
-2.69161
68
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa taraf signifikan yang tertera pada tabel sebesar 0.001 lebih kecil dari taraf signifikansi 0.05; maka dapat diartikan bahwa kedua kelompok tersebut memiliki varian sikap kreatif yang berbeda. Berdasarkan dari hasil mean tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan sikap kreatif anak laki-laki dan perempuan. Dalam hal ini anak perempuan memiliki sikap kreatif yang lebih tinggi dari pada anak laki-laki.
4.4 Analisis Regresi Penelitian 4.4.1 Analisis regresi variabel penelitian Pada tahapan ini peneliti menguji 8 hipotesis minor yaitu variabel persepsi iklim kelas (Affiliation, Teacher support, Task orientation, Personal goal attainment, Organization dan clarity, Student influence, Involvement) terhadap sikap kreatif, dan pola asuh orang tua terhadap sikap kreatif dan seluruh independent variable terhadap sikap kreatif dengan menggunakan teknik analisis regresi multivariat yang perhitungannya dibantu oleh software SPSS 17.0. Dalam regresi ada 3 hal yang dilihat yaitu, melihat apakah IV berpengaruh signifikan terhadap DV, melihat besaran R square untuk mengetahui berapa persen (%) varians pada DV yang dijelaskan oleh IV, kemudian terakhir melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masing-masing IV.
Tabel 4.14 b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
2850.330
8
356.291
Residual
7024.069
101
69.545
Total
9874.398
109
F 5.123
Sig. .000
a
a. Predictors: (Constant), demokratis, PG, SI, Involvement, AFfiliation, Teacher, Task, OC b. Dependent Variable: Kreatif
69
Jika melihat kolom ke 6 dari kiri (p > 0,05), maka hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan seluruh independen variabel terhadap sikap kreatif ditolak. Artinya ada pengaruh yang signifikan dari affiliation, teacher support, task orientation, personal goal attainment, organization and clarity, student influence, dan involvement, dan pola asuh terhadap sikap kreatif anak Sekolah Alam Kandank Jurank Doank.
Tabel 4.15 Model Summary Model 1
R .537
R Square a
.289
Adjusted R Square .232
Std. Error of the Estimate 8.33938
a. Predictors: (Constant), Pola asuh, PG, SI, Involvement, AFfiliation, Teacher, Task, OC
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai R = 0,537 dengan nilai R² = 0,289. Artinya adalah proporsi varians dari sikap kreatif yang secara keseluruhan dapat diterapkan pada 8 variabel ialah 28,9%. Atau dengan kata lain affiliation, teacher support, task orientation, personal goal attainment, organization and clarity, student influence, dan involvement, dan pola asuh memberi pengaruh sebesar 28,9% terhadap sikap kreatif. Sedangkan sisanya 71,1% dapat dijelaskan dengan variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini. Tahap selanjutnya adalah melihat koefisien regresi setiap independent variable yang signifikan. Artinya apakah Independent variable tersebut memiliki dampak yang signifikan terhadap sikap kreatif.
70
Tabel 4.16 Coefficients
a
Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
22.979
7.038
Affiliation
.304
.109
Involvement
.263
OC
Standardized Coefficients Beta
T
Sig.
3.265
.001
.320
2.801
.006
.107
.276
2.461
.016
-.234
.140
-.246
-1.675
.097
PG
-.081
.134
-.075
-.608
.544
SI
.324
.107
.340
3.041
.003
Task Teacher Pola asuh
.074
.128
.077
.574
.567
-.157
.127
-.147
-1.236
.219
.099
.162
.054
.613
.542
a. Dependent Variable: Kreatif
Berdasarkan dari tabel di atas, dapat diketahui persamaan regresi untuk sikap kreatif, adalah:
Sikap kreatif = 22.979 + 0.304 Affiliation + 0.263 Involvement – 0.234 Organization and clarity - 0.081 Personal goal attainment + 0.324 Student influence + 0.074 Task orientation - 0.157 Teacher support + 0.099 Pola asuh
Dari tabel di atas pula, dapat diketahui signifikan atau tidaknya koefisien regresi yang dihasilkan. Untuk mengetahuinya dapat dilihat nilai signifikansinya. Jika sign < 0,05,
71
maka koefisien regresi yang dihasilkan signifikan pengaruhnya terhadap sikap kreatif. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Affiliation memiliki koefisien regresi sebesar 0,304 dan angka signifikan sebesar 0,006, yang artinya adalah bahwa variabel affiliation secara positif mempengaruhi sikap kreatif dan signifikan. Jadi, semakin positif affiliation maka semakin tinggi sikap kreatifnya, dan hal ini secara statistik signifikan. b. Teacher support memiliki koefisien regresi sebesar -0,157 dan angka signifikan sebesar 0,219, yang artinya adalah bahwa variabel teacher support secara negatif mempengaruhi sikap kreatif dan tidak signifikan. Jadi, semakin positif teacher support maka semakin rendah sikap kreatifnya, dan hal ini secara statistik tidak signifikan. c. Task orientation memiliki koefisien regresi sebesar 0,074 dan angka signifikan sebesar 0,567, yang artinya adalah bahwa variabel task orientation secara positif mempengaruhi sikap kreatif, namun tidak signifikan. Jadi, semakin positif task orientation maka semakin tinggi sikap kreatifnya, dan hal ini secara statistik tidak signifikan. d. Personal goal attainment memiliki koefisian regresi sebesar 0,081 dan angka signifikan sebesar 0,544, yang artinya adalah bahwa variabel personal goal attainment secara positif mempengaruhi sikap kreatif, namun tidak signifikan. Jadi, semakin positif personal goal attainment maka semakin tinggi sikap kreatifnya, dan hal ini secara statistik tidak signifikan.
72
e. Organization and clarity memiliki koefisien regresi sebesar -0,234 dan angka signifikan sebesar 0,097, yang artinya adalah bahwa variabel organization and clarity secara negatif mempengaruhi sikap kreatif dan tidak signifikan. Jadi, semakin positif organization and clarity maka semakin rendah sikap kreatifnya, dan hal ini secara statistik tidak signifikan. f. Student influence memiliki koefisien regresi sebesar 0,324 dan angka signifikan sebesar 0,003, yang artinya adalah bahwa variabel student influence secara positif mempengaruhi sikap kreatif dan signifikan. Jadi, semakin positif student influence maka semakin tinggi sikap kreatifnya, dan hal ini secara statistik signifikan. g. Involvement memiliki koefisien regresi sebesar 0,263 dan angka signifikan sebesar 0,016, yang artinya adalah bahwa variabel involvement secara positif mempengaruhi sikap kreatif dan signifikan. Jadi, semakin positif involvement maka semakin tinggi sikap kreatifnya, dan hal ini secara statistik signifikan. h. Pola asuh memiliki koefisien regresi sebesar 0,099 dan angka signifikan sebesar 0,542, yang artinya bahwa variabel pola asuh secara positif mempengaruhi sikap kreatif, namun tidak signifikan. Jadi, semakin demokratis pola asuh maka semakin tinggi sikap kreatifnya, dan hal ini secara statistik tidak signifikan.
4.4.2 Pengujian proporsi varians untuk masing-masing independent variable
73
Pengujian pada tahapan ini bertujuan untuk melihat apakah signifikan atau tidaknya penambahan (incremented) proporsi varians dari tiap IV, yang mana IV tersebut dianalisis secara satu persatu, kolom kedua merupakan total penambahan varians DV dan tiap IV yang dimasukkan secara satu persatu, kolom keempat adalah harga f hitung bagi IV yang bersangkutan, kolom df adalah derajat bebas bagi IV yang bersangkutan pula, yang terdiri dari numerator dan denumerator, kolom f tabel adalah kolom mengenai nilai/harga IV pada kolom f dengan df dan taraf level of significance 5% yang telah ditentukan sebelumnya, harga pada kolom inilah yang akan dibandingkan dengan harga pada kolom f hitung. Apabila harga f hitung lebih besar dari pada f tabel, maka kolom selanjutnya yaitu kolom signifikan akan dituliskan signifikan atau sebaliknya. Untuk melihat proporsi varian dari sikap kreatif yang secara keseluruhan dapat diterapkan pada 8 variabel yaitu; affiliation, teacher support, task orientation, personal goal attainment, oraganization and clarity, student influence, involvement, dan pola asuh. Berikut ini adalah tabel proporsi varian sikap kreatif yang terkait dengan IV, yaitu: Tabel 4.16 Proporsi varian IV R² R² change 0,163 0,163 X₁ 0,187 0,024 X₁₂ 0,210 0,023 X₁₂₃ 0,211 0,001 X₁₂₃₄ 0,271 0,061 X₁₂₃₄₅ 0,272 0,001 X₁₂₃₄₅₆ 0,286 0,014 X₁₂₃₄₅₆₇ 0,289 0,003 X₁₂₃₄₅₆₈ 0,289 Total Keterangan: X₁ = Affiliation X₂ = Involvement X₃ = Organization and clarity X₄ = Personal goal attainment
F hitung 20,987 3,187 3,075 0,121 0,648 0,131 1,965 0,375 -
Df 1,08 1,07 1,06 1,05 1,04 1,03 1,02 1,01 -
F tabel 3,93 3,93 3,93 3,93 3,93 3,93 3,93 3,93 -
Signifikansi signifikan signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan -
X₅ = Student influence X₆ = Task orientation X₇ = Teacher support X₈ = Pola asuh
74
Dari tabel di atas maka dapat disimpulkan : Variabel affiliation memberikan sumbangan atau pengaruh sebesar 16,3% bagi sikap kreatif, dengan nilai F hitung sebesar = 20,987 dan df = 1,08; sehingga signifikan. Variabel teacher support memberikan sumbangan atau pengaruh sebesar 1,4% bagi sikap kreatif, dengan nilai F hitung sebesar = 1,965 dan df = 1,02; sehingga tidak signifikan. Variabel task orientation memberikan sumbangan atau pengaruh sebesar 0,1% bagi sikap kreatif, dengan nilai F hitung sebesar = 0,131 dan df = 1,03; sehingga tidak signifikan. Variabel personal goal attainment memberikan sumbangan atau pengaruh sebesar 0,1% bagi sikap kreatif, dengan nilai F hitung sebesar = 0,121 dan df = 1,05; sehingga tidak signifikan. Variabel organzation and clarity memberikan sumbangan atau pengaruh sebesar 2,3% bagi sikap kreatif, dengan nilai F hitung sebesar = 3,075 dan df = 1,06; sehingga tidak signifikan.
75
Variabel student influence memberikan sumbangan atau pengaruh sebesar 6,1% bagi sikap kreatif, dengan nilai F hitung sebesar = 8,648 dan df = 1,04; sehingga signifikan. Variabel involvement memberikan sumbangan atau pengaruh sebesar 2,4% bagi sikap kreatif, dengan nilai F hitung sebesar = 3,187 dan df = 1,07; sehingga signifikan. Variabel pola asuh memberikan sumbangan atau pengaruh sebesar 0,3% bagi
sikap kreatif, dengan nilai F hitung = 0,375 dan df = 1,01; sehingga tidak signifikan. Dengan demikian sumbangan atau pengaruh dari seluruh independent variable terhadap sikap kreatif hanya ada 3 IV, yaitu Affiliation, Student influence, dan Involvement. Sedangkan 5 variabel lainnya tidak memberikan sumbangan atau pengaruh secara signifikan.
76
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
Pada bab ini, peneliti akan menyimpulkan hasil penelitian. Dalam bab ini juga akan dimuat diskusi dan saran:
5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian data yang sudah dipaparkan sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian adalah “Terdapat pengaruh yang signifikan pola asuh dan persepsi iklim kelas terhadap sikap kreatif anak Sekolah Alam Kandank Jurank Doank”. Berdasarkan proporsi varians seluruhnya sikap kreatif dipengaruhi oleh independent variable sebesar 28,9%. Apabila dilihat dari koefisien regresi masing-masing variabel, ditemukan bahwa ada 3 variabel yaitu; affiliation, student influence, dan involvement yang signifikan mempengaruhi sikap kreatif. Terdapat pula variabel yang positif namun tidak signifikan, diantaranya; task orientation dan pola asuh. Dan organization and clarity, personal goal attainment, dan teacher support mempengaruhi secara negatif dan tidak signifikan Selanjutnya, jika dilihat berdasarkan proporsi varians masing-masing variabel, terdapat tiga variabel yang signifikan. Variabel tersebut sama dengan variabel yang
77
signifikan berdasarkan koefisien regresi, yaitu; affiliation, student influence, dan involvement. Proporsi varians yang diberikan oleh affiliation sebesar 16,3%, Student influence sebesar 6,1%, dan Involvement sebesar 2,4%. Selanjutnya untuk variabel kategorik yang dianalisis dengan analisis uji beda, maka dapat dilihat bahwa hasil uji beda berdasarkan jenis kelamin diperoleh hasil P < 0.005 sehingga dapat dilihat bahwa ada perbedaan antara sikap kreatif anak laki-laki dan perempuan.
5.2. Diskusi Dari hasil penelitian telah didapat bahwa ada pengaruh yang signifikan persepsi iklim kelas terhadap sikap kreatif. Namun, pada penelitian ini pula menunjukkan bahwa persepsi tentang iklim kelas dan pola asuh secara keseluruhan memberikan sumbangan proporsi varians sebesar 28,9%. Tetapi jika pola asuh dan persepsi tentang iklim kelas dijabarkan saru persatu, maka ditemukan 3 variabel afiiliation (16,3%), student influence (6,1%) dan involvement (2,4%) yang memberikan pengaruh terhadap sikap kreatif dan signifikan seerta mempengaruhi secara positif, artinya semakin positif affiliation, student influence, dan involvement, maka semakin tinggi pula sikap kreatif. Beberapa independent variable yang memberikan pengaruh positif terhadap sikap kreatif, diantaranya: task orientation dan pola asuh. Serta independent variable yang memberi pengaruh negatif yaitu: organization and clarty, personal goal attinment, dan teacher support. Hal tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sagala (2010) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara persepsi terhadap iklim kelas dengan
78
kreativitas anak SMA. Dari hasil kategorisasi diketahui rata-rata siswa SMA Kalam Kudus Medan memiliki persepsi positif terhadap iklim kelas (31.89%), 29.71% memiliki persepsi negatif dan 38.4% tidak tergolongkan. Adapun dimensi-dimensi persepsi tentang iklim kelas tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap sikap kreatif, yaitu: teacher support, task orientation, personal goal attainment, organization and clarity, dan involvement, dikarenakan karakteristik anak sekolah alam Kandank Jurank Doank berbeda dengan siswa reguler pada sekolah formal lainnya. Karakteristik anak sekolah alam Kandank Jurank doank diantaranya mereka bersekolah formal dipagi hari, mereka mendapatkan pelajaran sesuai dengan minat dan keinginan mereka, tempat belajar diruang terbuka, tidak ada penilaian berdasarkan intensitas kehadiran, peraturan yang ada di sekolah alam sangat berbeda dengan peraturan di sekolah formal, pembelajaran dilakukan hanya tiga hari dalam seminggu. Pada variabel pola asuh tidak signifikan mempengaruhi sikap kreatif anak sekolah alam Kandank Jurank Doank. Hal tersebut dikarenakan keterlibatan orang tua dalam pengasuhan dirasa kurang. Kebanyakan dari mereka kedua orang tuanya bekerja, baik sabagai pegawai ataupun pedagang, sehingga anak kurang mendapatkan perhatian dan pengawasan dari orang tua. Apalagi jika dilihat dari status sosioekonomi keluarga yang rendah, orang tua berkerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga, sehingga hanya sedikit waktu untuk menghabiskan waktu dengan keluarga. Berdasarkan hasil kategori skor bahwa dalam penelitian ini terdapat anak yang menerima pola asuh otoriter sebanyak 2,72%, anak yang menerima pola asuh demokratis sebanyak 52,82%, dan anak yang menerima pola asuh permisif sebanyak 45,45%. Selain itu terdapat 0,91% persepsi tentang iklim kelas yang positif dengan sikap kreatif yang
79
cukup kreatif sebesar 53,63%. Sedangkan 32,73% anak sekolah Alam Kandank Jurank Doank yang cukup positif dengan sikap kreatif yang cukup kreatif pula. Selain itu, 66,36% yang memiliki persepsi tentang iklim kelas yang kurang positif tetapi memiliki sikap kreatif dengan kategori cukup kreatif. Adapun hasil kategori skor sikap kreatif yaitu: 30,91% anak sekolah alam Kandank Jurank Doank memiliki kategori kreatif. Sedangkan 53,63% memiliki kategori cukup kreatif, dan 15,45% memiliki kategori kurang kreatif. Selanjut dari hasil skor untuk uji beda jenis kelamin terhadap sikap kreatif memperoleh P < 0.005 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara sikap kreatif anak laki-laki dan perempuan yaitul; sikap kreatif anak perempuan lebih tinggi dari pada sikap kreatif anak laki-laki. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rofiuddin memperoleh hasil rerata skor sikap kreatif adalah 15,42, perempuan adalah 15,14, dan rerata skor total adalah 15,31. Berdasarkan hasil uji statistik tersebut, berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara sikap kreatif laki-laki dan perempuan. Berbeda dengan teori Hurlock (dalam Munandar, 1995), ia menjelaskan dalam faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas, bahwa; jenis kelamin memiliki pengaruh terhadap kreativitas dengan penjelasan bahwa pria umunya lebih kreatif dari pada wanita. Hal ini antara lain karena perbedaan perilaku terhadap mereka, karena pria biasanya mempunyai lebih banyak kesempatan untuk bebas dan mandiri. Berdasarkan hasil kategori skor tersebut peneliti berasumsi bahwa, anak sekolah alam Kandank Jurank Doank yang memiliki persepsi terhadap iklim kelas yang positif,
80
cukup positif, atau kurang positif tetapi tetap saja memiliki sikap kreatif yang cukup kreatif.
5.3 Saran Peneliti menyadari banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karena itu peneliti membagi saran menjadi 2, yaitu saran metodologis dan saran praktis. Saran tersebut dapat dijadikan pertimbangan bagi penelitian lain yang akan meneliti dependen variabel yang sama.
5.3.1 Saran Teoritis. 1. Pada penelitian ini masih banyak faktor atau variabel yang terkait dengan sikap kreatif yang tidak diikut sertakan analisisnya sebagai IV. Dalam penelitian ini hanya faktor eksternal dari kreativitas yang digunakan sebagai IV. 2. Menggunakan independent variable selain pola asuh dan iklim kelas untuk dilihat kontribusinya terhadap sikap kreatif anak dalam penelitian selanjutnya 3. Pada
penelitian
selanjutnya
diharapkan
memperbanyak
jumlah
subyek,
keragaman, dan karakteristik yang hendak diteliti, sehingga variasi jawaban subjek dapat mempertinggi reliabilitas skala yang dipergunakan.
5.3.2 Saran Praktis
81
Bagi orang tua dan guru, agar lebih memperhatikan hal-hal yang akan mendukung perkembangan kreativitas anak, serta menghindari hal-hal yang akan menghambat pertumbuhan kreativitas anak. Orang tua dan guru harus sabar dan terus berusaha untuk meluaskan wawasan tentang perkembangan anak pada umumnya, dan khususnya kreativitas, sehingga dapat membantu dan mengarahkan anak untuk menjadi pribadi yang kreatif.
Karena dengan kreativitas, anak-anak akan menjadi individu yang mandiri,
luwes, bertanggung jawab, serta menghasilkan hal-hal atau karya yang baru dan berbeda dari yang pernah ada.
82
DAFTAR PUSTAKA
Asrori, M & Ali, M. (2004). Psikologi remaja perkembangan peserta didik. Jakarta: PT Bumi Aksara. Azwar, S. (1999). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Baron, R. A. (2005). Psikologi sosial (Jilid 2). Jakarta: Erlangga. Chugani, S. D. (2009), Anak yang bermain, Anak yang cerdas. Jakarta; PT Gramedia. Dariyo, A. (2007). Psikologi perkembangan anak tiga tahun pertama. Bandung: PT Refika Aditama. Fathaigh, M. O. (1997). Irish adult learners perceptions of classroom environment: some empirical findings. International Journal of University Adult Education: 36:3 1997. Hildebrand, V. (2000). Parenting rewards and responsibilities. USA: The Graw Hill Companies. Kartawiria, R. (2004). 12 Langkah Membentuk Manusia Cerdas. Jakarta: PT Mizan Publika. Munandar, S.C.U. (2004). Pengembangan kreativitas anak berbakat. Jakarta: PT Rineka Cipta. Munandar, S.C.U. (1987). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah Petunjuk bagi para Guru dan Orang Tua. Jakarta: PT Grasindo. Papalia, D.E. (2009). Human Development (eleventh edition). New York: The McGrawHill Companies. Santrock, J. W. (2007). Perkembangan anak (Jilid 2). Jakarta: Penerbit Erlangga.
83
Santrock, J. W. (2002). Perkembangan masa hidup (Jilid 1). Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama. Sugiyono. (2007). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta. Yusuf, S. (2004). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Suharnan. (2005). Psikologi kognitif. Surabaya: Srikandi. Sudarsono. (1993). Kamus filsafat dan Psikologi. Jakarta: Rineka Cipta. Shaleh, A. R & Wahab, M. A. (2004). Psikologi suatu pengantar dalam perspektif islam. Jakarta: Prenada Media. Hurlock, E. (1999). Perkembangan anak (Jilid 2). Jakarta: Penerbit Erlangga. Suharsono. (2004). Mencerdaskan anak. Depok: Inisiasi Press. Nashori, H. F. (2002). Mengembangkan kreativitas dalam perspektif psikologi islam. Yogyakarta: Menara Kudus. Tarmidi & Wulandari, L. H (2005). Prestasi belajar ditinjau dari persepsi siswa terhadap iklim kelas pada siswa yang mengikuti program percepatan belajar. Jurnal Psikologia, Vol 1.No.1.Juni 2005. Rofiuddin, A. (2003). Faktor kreativitas dalam kemampuan membaca dan menulis siswa sekolah dasar. Jurnal Bahasa dan seni. Tahun 31. No.2.Agustus 2003. Setyawan, I. (2006). Pembelajaran Pendidikan Tinggi dan Pengembangan Kreativitas. Jurnal Psikologi Unversitas Diponegoro. Vol.3. No.2. Desember 2006
Internet: Http://episentrum.com/artikel//Perkembangan_kreativitas_dalam_rangka_meningkatkan_ mutu_pendidikan Http://cyberman.cbn.net.id//cbprtl//detail.axpx.yorissebastian2010 Http://www.scribd.com//doc//Faktor_faktor_yang_mempengaruhi_kreativitas_Jamridafri zal http://www.niu.edu/~lynch/creativity.pdf//supportive_environment_for_creativity_in_a_c ollege_classroom
Http://etd.fcla.edu/uf/UFE000978/davis_s.pdf
84
Http://smhp.psych.ucla.edu/publications/46%20classroom%20climate.pdf http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.niu.edu/~lync h/creativity.pdf http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/18/kreativitas-di-sekolah/
85
LAMPIRAN TABEL-TABEL RELIABILTAS, VALIDITAS, DAN HASIL UJI STATISTIK
86
IKLIM KELAS N Cases
Valid a
Excluded Total
% 110
100.0
0
.0
110
100.0
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.932
43
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Item Statistics Mean VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00005 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00015 VAR00017 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00029 VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00035 VAR00036
3.3273 3.2273 3.1273 3.2545 3.1091 3.2455 3.0818 3.2909 3.3182 3.1091 3.1455 3.3636 3.3364 3.4455 3.3636 3.2273 2.9091 3.3273 3.0182 3.1818 3.1273 3.3636 3.1273 3.2636 3.2455
Std. Deviation .73083 .65887 .75552 .58162 .61099 .52787 .74356 .62583 .68979 .66836 .75220 .63140 .72031 .58398 .70029 .76217 .81888 .74328 .80117 .76843 .80262 .68707 .69215 .79767 .57766
N 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110
87
VAR00037 VAR00038 VAR00039 VAR00041 VAR00042 VAR00043 VAR00044 VAR00045 VAR00046 VAR00047 VAR00048 VAR00049 VAR00051 VAR00052 VAR00053 VAR00054 VAR00055 VAR00056
3.0091 3.1182 2.8909 3.0000 3.4182 2.9455 3.1636 3.1091 3.1636 2.9727 3.1909 3.0000 3.1545 3.2000 3.1091 3.1273 3.2182 3.3182
.74803 .70035 .78220 .74193 .59635 .72740 .76058 .78220 .68439 .73521 .62802 .71677 .66617 .76386 .70834 .67876 .70881 .61973
110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00005 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00015 VAR00017 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00029 VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00035 VAR00036
133.3182 133.4182 133.5182 133.3909 133.5364 133.4000 133.5636 133.3545 133.3273 133.5364 133.5000 133.2818 133.3091 133.2000 133.2818 133.4182 133.7364 133.3182 133.6273 133.4636 133.5182 133.2818 133.5182 133.3818 133.4000
Scale Variance if Item Deleted 229.026 231.163 228.270 231.286 230.489 233.196 226.615 232.176 226.846 227.223 225.977 230.736 222.913 233.061 229.782 229.457 227.902 227.136 227.887 230.196 225.591 228.535 227.683 224.844 231.692
Corrected Item- Cronbach's Alpha Total Correlation if Item Deleted .418 .360 .436 .406 .428 .330 .520 .327 .552 .552 .542 .400 .715 .303 .402 .379 .414 .496 .425 .344 .521 .471 .509 .557 .385
.931 .932 .931 .931 .931 .932 .930 .932 .930 .930 .930 .931 .928 .932 .931 .931 .931 .930 .931 .932 .930 .931 .930 .930 .931
88
VAR00037 VAR00038 VAR00039 VAR00041 VAR00042 VAR00043 VAR00044 VAR00045 VAR00046 VAR00047 VAR00048 VAR00049 VAR00051 VAR00052 VAR00053 VAR00054 VAR00055 VAR00056
133.6364 133.5273 133.7545 133.6455 133.2273 133.7000 133.4818 133.5364 133.4818 133.6727 133.4545 133.6455 133.4909 133.4455 133.5364 133.5182 133.4273 133.3273
225.848 225.940 226.536 226.800 231.700 225.313 225.279 223.976 228.931 224.332 228.727 231.148 227.041 228.616 229.022 227.261 225.458 230.571
.551 .588 .495 .512 .371 .593 .567 .607 .454 .632 .509 .327 .564 .416 .433 .541 .603 .417
.930 .930 .930 .930 .931 .930 .930 .929 .931 .929 .930 .932 .930 .931 .931 .930 .929 .931
Scale Statistics Mean
Variance
136.6455
Std. Deviation
238.800
N of Items
15.45315
43
Variables Entered/Removed Model
Variables Entered
1 2 3 4 5 6 7
aff a Involve a OC a PG a SI a Task a Teacher
b
Variables Removed
a
Method . . . . . . .
Enter Enter Enter Enter Enter Enter Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: kreatif
Model Summary Change Statistics Mod el 1 2 3
R
R Square a
.200 b .214 c .217
.040 .046 .047
Adjusted R Square .031 .028 .020
Std. Error of the Estimate 9.36786 9.38420 9.42164
R Square Change .040 .006 .001
F Change 4.520 .624 .151
df1
df2 1 1 1
108 107 106
89
Sig. F Change .036 .431 .698
4 5 6 7
d
.223 e .277 f .306 g .314
.050 .077 .094 .098
.014 .032 .041 .037
9.45305 9.36226 9.32044 9.34215
.003 .027 .017 .005
.297 3.046 1.935 .522
1 1 1 1
105 104 103 102
.587 .084 .167 .472
a. Predictors: (Constant), aff b. Predictors: (Constant), aff, Involve c. Predictors: (Constant), aff, Involve, OC d. Predictors: (Constant), aff, Involve, OC, PG e. Predictors: (Constant), aff, Involve, OC, PG, SI f. Predictors: (Constant), aff, Involve, OC, PG, SI, Task g. Predictors: (Constant), aff, Involve, OC, PG, SI, Task, Teacher
h
ANOVA Model 1
2
3
4
5
6
7
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
396.658
1
396.658
Residual
9477.741
108
87.757
Total
9874.398
109
451.643
2
225.822
Residual
9422.755
107
88.063
Total
9874.398
109
Regression
Regression
465.055
3
155.018
Residual
9409.343
106
88.767
Total
9874.398
109
491.577
4
122.894
Residual
9382.821
105
89.360
Total
9874.398
109
Regression
Regression
758.598
5
151.720
Residual
9115.801
104
87.652
Total
9874.398
109
926.718
6
154.453
Residual
8947.681
103
86.871
Total
9874.398
109
Regression
Regression
972.269
7
138.896
Residual
8902.129
102
87.276
Total
9874.398
109
a. Predictors: (Constant), aff b. Predictors: (Constant), aff, Involve c. Predictors: (Constant), aff, Involve, OC d. Predictors: (Constant), aff, Involve, OC, PG
90
F 4.520
2.564
1.746
1.375
1.731
1.778
1.591
e. Predictors: (Constant), aff, Involve, OC, PG, SI f. Predictors: (Constant), aff, Involve, OC, PG, SI, Task g. Predictors: (Constant), aff, Involve, OC, PG, SI, Task, Teacher h. Dependent Variable: kreatif
Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B (Consta nt)
3
4
5
Standardized Coefficients
Std. Error
40.462
4.574
.191
.090
38.086
5.481
aff
.161
.097
Involve
.077
.097
38.076
5.503
aff
.125
.135
Involve
.050
OC
.063 37.012
5.857
aff
.116
.137
Involve
.019
OC
.041
PG
Beta
95,0% Confiden B t
Sig.
Lower Bound
8.845
.000
31.395
2.126
.036
.013
6.949
.000
27.221
.170
1.660
.100
-.031
.081
.790
.431
-.116
6.920
.000
27.167
.132
.927
.356
-.142
.120
.052
.417
.677
-.187
.163
.067
.389
.698
-.260
6.320
.000
25.399
.121
.845
.400
-.155
.133
.020
.141
.888
-.245
.169
.043
.241
.810
-.294
.085
.156
.078
.545
.587
-.224
34.001
6.051
5.619
.000
22.001
aff
.060
.139
.063
.434
.665
-.215
Involve
.029
.132
.030
.220
.827
-.233
OC
-.013
.170
-.013
-.076
.940
-.350
PG
.047
.156
.043
.303
.763
-.262
SI
.196
.113
.206
1.745
.084
-.027
aff 2
a
(Consta nt)
(Consta nt)
(Consta nt)
(Consta nt)
.200
91
6
(Consta nt)
34.462
6.033
5.712
.000
22.496
.013
.143
.013
.088
.930
-.270
Involve
-.048
.142
-.050
-.336
.737
-.330
OC PG
-.039
.170
-.041
-.230
.818
-.377
.030
.155
.028
.194
.846
-.278
SI
.141
.119
.148
1.186
.238
-.095
Task
.214
.154
.225
1.391
.167
-.091
35.541
6.229
5.706
.000
23.185
.027
.144
.028
.188
.852
-.259
Involve
-.034
.144
-.036
-.238
.812
-.320
OC
-.031
.171
-.033
-.181
.856
-.370
PG
.035
.156
.032
.222
.825
-.275
SI
.175
.128
.183
1.365
.175
-.079
Task
.221
.155
.232
1.431
.155
-.085
-.103
.142
-.096
-.722
.472
-.385
aff
7
(Consta nt) aff
Teacher
a. Dependent Variable: kreatif
SIKAP KREATIF Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 110
100.0
0
.0
110
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.878
37
Item Statistics Mean VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005
3.3091 3.1909 3.4818 3.0091 2.9273
Std. Deviation .68731 .62802 .61677 .71028 .70005
N 110 110 110 110 110
92
VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00034 VAR00035 VAR00036 VAR00037
2.8818 2.8909 2.8455 2.9545 2.8727 3.4273 3.0727 3.0909 3.2091 3.2091 3.1000 3.0364 2.7545 3.2091 3.5091 2.8727 3.2818 3.3091 3.1364 2.8909 2.8182 3.0182 2.8636 3.1000 3.1455 3.0545 3.0182 3.1000 3.2182 3.2091 3.5636 3.0636
.68713 .77039 .57766 .74669 .84711 .64195 .70005 .78455 .59193 .71799 .84539 .76539 .69317 .69197 .61697 .67876 .70557 .72625 .62776 .72118 .75640 .66335 .64220 .74131 .73990 .73990 .77793 .80080 .54826 .65098 .65703 .66742
110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010
111.3364 111.4545 111.1636 111.6364 111.7182 111.7636 111.7545 111.8000 111.6909 111.7727
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation 122.849 118.324 116.560 115.188 125.580 120.366 117.985 121.648 120.160 119.407
Cronbach's Alpha if Item Deleted
.140 .493 .640 .641 -.039 .307 .411 .273 .290 .288
.880 .873 .871 .870 .883 .877 .875 .877 .877 .877
93
VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00034 VAR00035 VAR00036 VAR00037
111.2182 111.5727 111.5545 111.4364 111.4364 111.5455 111.6091 111.8909 111.4364 111.1364 111.7727 111.3636 111.3364 111.5091 111.7545 111.8273 111.6273 111.7818 111.5455 111.5000 111.5909 111.6273 111.5455 111.4273 111.4364 111.0818 111.5818
117.732 116.339 118.286 122.028 118.578 121.406 116.442 119.162 118.634 116.834 119.315 119.646 117.712 119.078 116.811 122.713 118.236 119.071 118.562 123.115 117.510 117.135 118.195 120.889 119.826 118.149 119.897
.525 .572 .384 .236 .407 .179 .510 .384 .421 .618 .383 .344 .458 .437 .521 .130 .470 .426 .393 .110 .461 .458 .380 .354 .366 .482 .350
.873 .871 .875 .878 .875 .880 .872 .875 .874 .871 .875 .876 .874 .874 .872 .880 .874 .874 .875 .881 .874 .874 .875 .876 .875 .873 .876
Scale Statistics Mean
Variance
114.6455
Std. Deviation
125.460
N of Items
11.20091
37
Descriptive Statistics N VAR00001 Valid N (listwise)
Range 110 110
Minimum
28.00
Maximum
40.00
Mean
68.00
58.4000
Std. Deviatio
4.007
Descriptive Statistics N total skor iklim kelas Valid N (listwise)
Range 110 110
53.00
Minimum 89.00
Maximum 142.00
Mean 104.2273
94
Std. Deviatio
7.646
Descriptive Statistics N SIKAP KREATIF Valid N (listwise)
Range 110 110
Minimum
40.93
Maximum
27.58
Mean
68.52
Std. Deviat
50.0000
9.53
Model Summary Change Statistics Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
R Square Change
F Change
df1
df2
1
.200
a
.040
.031
9.36786
.040
4.520
1
108
2
.214
b
.046
.028
9.38420
.006
.624
1
107
c
3
.217
.047
.020
9.42164
.001
.151
1
106
4
.223
d
.050
.014
9.45305
.003
.297
1
105
5
.277
e
.077
.032
9.36226
.027
3.046
1
104
6
.306
f
.094
.041
9.32044
.017
1.935
1
103
7
.314
g
.098
.037
9.34215
.005
.522
1
102
8
.325
h
.106
.035
9.35044
.007
.819
1
101
a. Predictors: (Constant), aff b. Predictors: (Constant), aff, Involve c. Predictors: (Constant), aff, Involve, OC d. Predictors: (Constant), aff, Involve, OC, PG e. Predictors: (Constant), aff, Involve, OC, PG, SI f. Predictors: (Constant), aff, Involve, OC, PG, SI, Task g. Predictors: (Constant), aff, Involve, OC, PG, SI, Task, Teacher h. Predictors: (Constant), aff, Involve, OC, PG, SI, Task, Teacher, VAR00001
i
ANOVA Model 1
2
3
4
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
396.658
1
396.658
Residual
9477.741
108
87.757
Total
9874.398
109
451.643
2
225.822
Residual
9422.755
107
88.063
Total
9874.398
109
465.055
3
155.018
Residual
9409.343
106
88.767
Total
9874.398
109
491.577
4
Regression
Regression
Regression
122.894
95
F
Si 4.520
2.564
1.746
1.375
5
6
7
8
Residual
9382.821
105
Total
9874.398
109
758.598
5
151.720
Residual
9115.801
104
87.652
Total
9874.398
109
Regression
Regression
89.360
926.718
6
154.453
Residual
8947.681
103
86.871
Total
9874.398
109
972.269
7
138.896
Residual
8902.129
102
87.276
Total
9874.398
109
Regression
1043.901
8
130.488
Residual
8830.497
101
87.431
Total
9874.398
109
Regression
a. Predictors: (Constant), aff b. Predictors: (Constant), aff, Involve c. Predictors: (Constant), aff, Involve, OC d. Predictors: (Constant), aff, Involve, OC, PG e. Predictors: (Constant), aff, Involve, OC, PG, SI f. Predictors: (Constant), aff, Involve, OC, PG, SI, Task g. Predictors: (Constant), aff, Involve, OC, PG, SI, Task, Teacher h. Predictors: (Constant), aff, Involve, OC, PG, SI, Task, Teacher, VAR00001 i. Dependent Variable: kreatif
Variables Entered/Removed Model 1 2 3 4 5 6 7 8
Variables Entered a
aff a Involve a OC a PG a SI a Task a Teacher a VAR00001
b
Variables Removed
Method . . . . . . . .
Enter Enter Enter Enter Enter Enter Enter Enter
96
1.731
1.778
1.591
1.492
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: kreatif
Coefficients
a
Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
40.462
4.574
.191
.090
38.086
5.481
Aff
.161
.097
Involve
.077
.097
38.076
5.503
Aff
.125
.135
Involve
.050
OC
.063 37.012
5.857
Aff
.116
.137
Involve
.019
OC
.041
PG
Aff 2
3
4
5
(Constant)
(Constant)
(Constant)
(Constant) Aff Involve
6
Beta
t
Sig. 8.845
.
2.126
.
6.949
.
.170
1.660
.
.081
.790
.
6.920
.
.132
.927
.
.120
.052
.417
.
.163
.067
.389
.
6.320
.
.121
.845
.
.133
.020
.141
.
.169
.043
.241
.
.085
.156
.078
.545
.
34.001
6.051
5.619
.
.060
.139
.434
.
.200
.063
.029
.132
.030
.220
.
OC
-.013
.170
-.013
-.076
.
PG
.047
.156
.043
.303
.
SI
.196
.113
.206
1.745
.
34.462
6.033
5.712
.
.013
.143
.013
.088
.
Involve
-.048
.142
-.050
-.336
.
OC
-.039
.170
-.041
-.230
.
PG
.030
.155
.028
.194
.
SI
.141
.119
.148
1.186
.
Task
.214
.154
.225
1.391
.
35.541
6.229
5.706
.
.027
.144
.028
.188
.
Involve
-.034
.144
-.036
-.238
.
OC
-.031
.171
-.033
-.181
.
PG
.035
.156
.032
.222
.
SI
.175
.128
.183
1.365
.
Task
.221
.155
.232
1.431
.
-.103
.142
-.096
-.722
.
(Constant) Aff
7
Std. Error
Standardized Coefficients
(Constant) Aff
Teacher
97
8
(Constant) aff
47.877
14.987
3.195
.
.032
.144
.033
.221
.
Involve
-.050
.145
-.052
-.344
.
OC
-.014
.172
-.015
-.084
.
PG
.022
.157
.020
.141
.
SI
.172
.128
.181
1.343
.
Task
.230
.155
.242
1.485
.
Teacher
-.107
.143
-.100
-.751
.
VAR00001
-.207
.229
-.087
-.905
.
a. Dependent Variable: kreatif
Variables Entered/Removed Model
Variables Entered
1
VAR00001, Teacher, Involve, aff, SI, PG, Task, a OC
Variables Removed
Method . Enter
a. All requested variables entered.
Model Summary Model 1
R
R Square .325
a
Adjusted R Square
.106
Std. Error of the Estimate
.035
9.35044
a. Predictors: (Constant), VAR00001, Teacher, Involve, aff, SI, PG, Task, OC
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Regression
1043.901
8
130.488
Residual
8830.497
101
87.431
Total
9874.398
109
Sig. 1.492
a. Predictors: (Constant), VAR00001, Teacher, Involve, aff, SI, PG, Task, OC b. Dependent Variable: kreatif
Coefficients Unstandardized Coefficients Model
B
Std. Error
a
Standardized Coefficients Beta
98
t
.169
1
(Constant)
47.877
14.987
.032
.144
.033
.221
Involve
-.050
.145
-.052
-.344
OC
-.014
.172
-.015
-.084
PG
.022
.157
.020
.141
SI
.172
.128
.181
1.343
Task
.230
.155
.242
1.485
Teacher
-.107
.143
-.100
-.751
VAR00001
-.207
.229
-.087
-.905
aff
3.195
a. Dependent Variable: kreatif
Variables Entered/Removed Model
Variables Removed
Variables Entered
1
VAR00006
b
Method
a
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: SIKAP KREATIF
Model Summary Change Statistics Model 1
R .215
R Square a
.046
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.037
R Square Change
9.35836
F Change
.046
df1
5.246
df2 1
C
108
a. Predictors: (Constant), VAR00006
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
459.457
1
459.457
Residual
9458.520
108
87.579
Total
9917.977
109
F 5.246
a. Predictors: (Constant), VAR00006 b. Dependent Variable: SIKAP KREATIF
Coefficients
Sig.
a
99
.024
a
Standardized Coefficients
Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
Beta
(Constant)
50.132
.894
VAR00006
-2.077
.907
t
-.215
Sig.
56.067
.00
-2.290
.02
a. Dependent Variable: SIKAP KREATIF
Descriptive Statistics N TOTAL Valid N (listwise)
Minimum 110 110
Maximum
69.00
Mean
111.00
Std. Deviation
90.4000
Varian
10.01943
100
TABEL REGRESSION Model Summary Change Statistics Adjusted Std. Error of R Square R Square R Square the Estimate Change
Model
R
1 2
.200 b .214
a
.040 .046
.031 .028
9.36786 9.38420
.040 .006
4.520 .624
1 1
108 107
3
.217
c
.047
.020
9.42164
.001
.151
1
106
.223
d
.050
.014
9.45305
.003
.297
1
105
5
.277
e
.077
.032
9.36226
.027
3.046
1
104
6
.306
f
.094
.041
9.32044
.017
1.935
1
103
7
.314
g
.098
.037
9.34215
.005
.522
1
102
.325
h
.106
.035
9.35044
.007
.819
1
101
4
8
F Change
a. Predictors: (Constant), aff b. Predictors: (Constant), aff, Involve c. Predictors: (Constant), aff, Involve, OC d. Predictors: (Constant), aff, Involve, OC, PG e. Predictors: (Constant), aff, Involve, OC, PG, SI f. Predictors: (Constant), aff, Involve, OC, PG, SI, Task g. Predictors: (Constant), aff, Involve, OC, PG, SI, Task, Teacher h. Predictors: (Constant), aff, Involve, OC, PG, SI, Task, Teacher, VAR00001
100
df1
df2
Sig Cha
i
ANOVA Sum of Squares
Model 1
2
3
4
5
6
7
8
Regression
df
Mean Square
396.658
1
396.658
Residual
9477.741
108
87.757
Total
9874.398
109
Regression
451.643
2
225.822
Residual
9422.755
107
88.063
Total
9874.398
109
465.055
3
155.018
Residual
9409.343
106
88.767
Total
9874.398
109
Regression
Regression
491.577
4
122.894
Residual
9382.821
105
89.360
Total
9874.398
109
758.598
5
151.720
Residual
9115.801
104
87.652
Total
9874.398
109
Regression
Regression
926.718
6
154.453
Residual
8947.681
103
86.871
Total
9874.398
109
972.269
7
138.896
Residual
8902.129
102
87.276
Total
9874.398
109
Regression
1043.901
8
130.488
Residual
8830.497
101
87.431
Total
9874.398
109
Regression
F
Sig
4.520
.0
2.564
.0
1.746
.1
1.375
.2
1.731
.1
1.778
.
1.591
.1
1.492
.1
a. Predictors: (Constant), aff b. Predictors: (Constant), aff, Involve c. Predictors: (Constant), aff, Involve, OC d. Predictors: (Constant), aff, Involve, OC, PG e. Predictors: (Constant), aff, Involve, OC, PG, SI f. Predictors: (Constant), aff, Involve, OC, PG, SI, Task g. Predictors: (Constant), aff, Involve, OC, PG, SI, Task, Teacher h. Predictors: (Constant), aff, Involve, OC, PG, SI, Task, Teacher, VAR00001 i. Dependent Variable: kreatif
Coefficients Model
Unstandardized Coefficients
a
Standardized Coefficients
101
t
Sig.
B 1
(Constant) aff
2
(Constant) aff Involve
3
6
.191
.090
38.086
5.481
.161
.097
.170 .081
.200
.097
aff
.125
.135
Involve
.050
.120
.067
.063
.163
37.012
5.857
aff
.116
.137
Involve
.019
.133
OC
.041
(Constant)
8.845
.00
2.126
.03
6.949
.00
1.660
.10
.790
.43
6.920
.00
.132
.927
.35
.052
.417
.67
.389
.69
6.320
.00
.121
.845
.40
.020
.141
.88
.169
.043
.241
.81
.078
.085
.156
34.001
6.051
.545
.58
5.619
.00
aff
.060
.139
Involve
.029
.132
.063
.434
.66
.030
.220
.82
OC
-.013
PG
.047
.170
-.013
-.076
.94
.156
.043
.303
.76
SI
.196
.113
.206
1.745
.08
34.462
6.033
5.712
.00
.013
.143
.013
.088
.93
Involve
-.048
.142
-.050
-.336
.73
OC
-.039
.170
-.041
-.230
.81
PG
.030
.155
.028
.194
.84
SI
.141
.119
.148
1.186
.23
Task
.214
.154
.225
1.391
.16
35.541
6.229
5.706
.00
.027
.144
.028
.188
.85
Involve
-.034
.144
-.036
-.238
.81
OC
-.031
.171
-.033
-.181
.85
PG
.035
.156
.032
.222
.82
SI
.175
.128
.183
1.365
.17
Task
.221
.155
.232
1.431
.15
-.096
(Constant)
(Constant)
(Constant) aff
Teacher 8
4.574
5.503
aff
7
40.462
.077
PG 5
Beta
38.076
(Constant)
OC 4
Std. Error
(Constant) aff
-.103
.142
47.877
14.987
-.722
.47
3.195
.00
.032
.144
.033
.221
.82
Involve
-.050
.145
-.052
-.344
.73
OC
-.014
.172
-.015
-.084
.93
PG
.022
.157
.020
.141
.88
SI
.172
.128
.181
1.343
.18
102
Task
.230
.155
.242
1.485
.14
Teacher
-.107
.143
-.100
-.751
.45
VAR00001
-.207
.229
-.087
-.905
.36
a. Dependent Variable: kreatif
Excluded Variables
Model 1
Beta In
.790
.431
.076
.854
OC
.108
a
.775
.440
.075
.461
PG
.108
a
.976
.331
.094
.733
.220
a
1.981
.050
.188
.700
.251
a
2.103
.038
.199
.606
.055
a
.484
.629
.047
.696
-.088
a
-.926
.357
-.089
.992
.067
b
.389
.698
.038
.307
.086
b
.626
.533
.061
.473
SI
.211
b
1.864
.065
.178
.679
Task
.295
b
2.004
.048
.191
.401
.028
b
.231
.818
.022
.617
-.079
b
-.826
.411
-.080
.975
.078
c
.545
.587
.053
.445
SI
.211
c
1.813
.073
.174
.647
Task
.295
c
1.955
.053
.187
.385
VAR0000 1 OC PG
Teacher VAR0000 1 PG
.021
c
.167
.868
.016
.599
VAR0000 1
-.083
c
-.862
.391
-.084
.967
SI
.206
d
1.745
.084
.169
.634
Task
.289
d
1.894
.061
.183
.379
Teacher
.014
d
.115
.908
.011
.594
-.079
d
-.814
.417
-.080
.959
.225
e
1.391
.167
.136
.337
Teacher
-.084
e
-.629
.531
-.062
.500
VAR0000 1
-.076
e
-.792
.430
-.078
.959
Teacher
-.096
f
-.722
.472
-.071
.497
Teacher
VAR0000 1 5
6
Tolerance
a
Teacher
4
Partial Correlation
.081
Task
3
Sig.
Collinearity Statistics
Involve
SI
2
T
h
Task
103
7
f
-.883
.379
-.087
.955
g
-.905
.368
-.090
.954
VAR0000 1
-.085
VAR0000 1
-.087
a. Predictors in the Model: (Constant), aff b. Predictors in the Model: (Constant), aff, Involve c. Predictors in the Model: (Constant), aff, Involve, OC d. Predictors in the Model: (Constant), aff, Involve, OC, PG e. Predictors in the Model: (Constant), aff, Involve, OC, PG, SI f. Predictors in the Model: (Constant), aff, Involve, OC, PG, SI, Task g. Predictors in the Model: (Constant), aff, Involve, OC, PG, SI, Task, Teacher h. Dependent Variable: kreatif
Variables Entered/Removed Model
Variables Entered
1
VAR00001, Teacher, Involve, aff, SI, PG, Task, a OC
Variables Removed
Method . Enter
a. All requested variables entered.
Model Summary Model 1
R
Adjusted R Square
R Square .325
a
.106
Std. Error of the Estimate
.035
9.35044
a. Predictors: (Constant), VAR00001, Teacher, Involve, aff, SI, PG, Task, OC
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
1043.901
8
130.488
Residual
8830.497
101
87.431
Total
9874.398
109
F
Sig. 1.492
.169
a
a. Predictors: (Constant), VAR00001, Teacher, Involve, aff, SI, PG, Task, OC b. Dependent Variable: kreatif
Coefficients
a
Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 47.877
14.987
Standardized Coefficients Beta
t
Sig. 3.195
104
.002
aff
.032
.144
.033
.221
.826
Involve
-.050
.145
-.052
-.344
.731
OC
-.014
.172
-.015
-.084
.933
PG
.022
.157
.020
.141
.888
SI
.172
.128
.181
1.343
.182
Task
.230
.155
.242
1.485
.141
Teacher
-.107
.143
-.100
-.751
.454
VAR00001
-.207
.229
-.087
-.905
.368
a. Dependent Variable: kreatif
Variables Entered/Removed Model
Variables Removed
Variables Entered
1
VAR00006
b
Method
a
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: SIKAP KREATIF
Model Summary Change Statistics Model 1
R Adjusted R Square Square
R .215
a
.046
Std. Error of the Estimate
.037
R Square Change F Change df1 df2
9.35836
.046
5.246
Sig. Chan
1 108
a. Predictors: (Constant), VAR00006
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
459.457
1
459.457
Residual
9458.520
108
87.579
Total
9917.977
109
a. Predictors: (Constant), VAR00006 b. Dependent Variable: SIKAP KREATIF
Coefficients
a
105
F
Si 5.246
Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
50.132
.894
VAR00006
-2.077
.907
Standardized Coefficients Beta
t
-.215
a. Dependent Variable: SIKAP KREATIF
106
Sig.
56.067
.00
-2.290
.02