POLA ASUH ORANGTUA DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA ANAK MELALUI PERPUSTAKAAN ANAK RIMBA BACA Shinta Silviana Dr. Laksmi, M.A. Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok 16424 Email:
[email protected] [email protected] Abstrak Skripsi ini membahas mengenai pola asuh para orangtua yang menggunakan Perpustakaan Anak Rimba Baca sebagai upaya dalam menumbuhkan minat baca anak mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola asuh orangtua ketika berada di perpustakaan dan di rumah, dan mengidentifikasi faktor-faktor yang menentukan pola asuh orangtua. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan pola asuh orangtua ketika berada di perpustakaan dengan memberikan kepercayaan kepada staf perpustakaan untuk membantu menumbuhkan minat baca anak melalui kegiatan perpustakaan. Sedangkan di rumah, para orangtua memberikan pengasuhan dengan meluangkan waktu untuk membacakan buku. Kata kunci : Pola asuh, Minat baca, Perpustakaan anak
Abstract This undergraduate thesis discusses on parenting who use Rimba Baca Children Libary as effort to excite reading interest of their child. The purpose of research for identified the parenting in the library and at home, and identify factor to decide the parenting. This type of research is called qualitative research with case study method. The result of this research indicate the parenting in library is the parent profide confident to library staff for help to excite reading interest of their child with library activity. Whereas, when the parent and their children at home, the parent take the time for read aload book. Keyword : Parenting, Reading Interest, Child Library
1
Pola asuh…, Shinta Silviana, FIB. UI, 2013
Pendahuluan Mengasuh anak merupakan bagian yang penting dan mendasar karena dengan penerapan suatu pola pengasuhan berarti menyiapkan anak dengan mendidik dan membimbingnya agar sesuai dengan keinginan orangtua. Pada dasarnya pola asuh merupakan suatu pola atau sistem yang diterapkan untuk menjaga, merawat, dan memberikan pendidikan secara umum yang diterapkan oleh orangtua. Pola asuh tersebut diterapkan melalui interaksi antara orangtua dan anak. Penerapan pola asuh tersebut juga memiliki faktor yang ikut menentukan pertumbuhkan minat baca anak nantinya. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan minat baca, salah satunya perpustakaan. Perpustakaan sebagai suatu lembaga layanan informasi dituntut untuk menyediakan bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan pemustakanya. Bahan pustaka yang disediakan hendaknya bahan pustaka yang sesuai dengan usia anak-anak. Selain itu Perpustakaan juga diharapkan untuk membuat kegiatan yang dapat meningkatkan minat baca anak. Dengan adanya Perpustakaan, orangtua berharap penerapan pola asuh yang diberikan akan lebih efektif dalam menumbuhkan minat baca anak. Menyangkut dengan hal tersebut, maka dilakukan suatu penelitian pada salah satu Perpustakaan anak, yaitu Perpustakaan Rimba Baca. Perpustakaan ini terletak di Cilandak, Jakarta Selatan. Penelitian ini mengungkap masalah penelitian, yaitu; bagaimana pola asuh orangtua,
khususnya mereka yang menjadi anggota perpustakaan Rimba Baca ketika berada di perpustakaan dan di rumah, dan faktor apa sajakah yang menentukan penerapan pola asuh dalam menumbuhkan minat baca anak? Penelitian ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi pola asuh orangtua, khususnya mereka yang menjadi anggota perpustakaan Rimba Baca, ketika berada di perpustakaan dan di rumah juga faktor-faktor yang ikut menentukan penerapan pola asuh tersebut. Pola asuh pada dasarnya merupakan suatu cara yang dapat ditempuh orangtua dalam mendidik anaknya sebagai perwujudan dari rasa tanggungjawabnya kepada anak. Menurut Santrock (2003 : 50) pola asuh merupakan pola atau bentuk pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak, dan termasuk dalam pengaruh mikrosistem terhadap perkembangan. Ada empat jenis pola pengasuhan, pertama, pengasuhan otoriter (authoritarian parenting), yaitu gaya asuh yang bersifat membatasi dan menghukum, dimana hanya ada sedikit percakapan antara orang tua dan anak. Kedua pengasuhan demokratis (authoritative parenting), yaitu gaya asuh positif yang mendorong anak untuk mandiri tapi masih membatasi dan mengontrol tindakan mereka. Ketiga pengasuhan penelantar (neglectful parenting, yaitu gaya asuh dimana orang tua tidak terlibat aktif dalam kehidupan anaknya, dan keempat pengasuhan memanjakan (indulgent parenting) yaitu gaya asuh di mana orang tua sangat terlibat dalam kehidupan anaknya tetapi, tidak banyak memberi batasan atau kekangan pada perilaku mereka. Mereka cenderung
2
Pola asuh…, Shinta Silviana, FIB. UI, 2013
menerima, lunak, dan lebih pasif dalam kedisiplinan (Santrock, 2007). Pola asuh juga memiliki faktor yang memengaruhinya, yaitu kepribadian orangtua, keyakinan, kesamaan pola asuh yang diterima orangtua, penyesuaian dengan cara yang disetujui kelompok, usia orang tua, pendidikan orang tua, jenis kelamin orang tua, status sosial ekonomi, konsep mengenai peran orang tua dewasa, jenis kelamin anak, usia anak, temperamen, kemampuan anak, dan situasi. Faktor pola asuh tersebut nantinya akan memengaruhi minat baca anak. Definisi minat baca menurut Siregar (2004), minat baca berarti adanya kesukaan (kecenderungan hati) untuk membaca. Minat baca bukan merupakan keterampilan bawaan, melainkan dapat dipupuk, dibina dan dikembangkan. Artinya, minat baca tidak tumbuh secara alamiah, melainkan perlu ditumbuhkan. Penumbuhan minat baca anak, selain diperlukan dorongan dari diri sendiri, tentunya perlu disertai dengan usaha orangtua. Pengenalan buku sebagai mainan merupakan awal terbiasanya anak dengan buku. Hal tersebut juga dapat memicu minat anak untuk mengetahui isi buku tersebut, lalu diharapkan untuk membacanya. Selain itu, memperkenalkan perpustakaan sebagai tempat membaca yang nyaman juga ikut membantu dalam menumbuhkan minat baca anak. Menurut Bunanta (2004 : 77) hal pertama yang penting yang perlu dilakukan oleh perpustakaan ialah menciptakan suasana perpustakaan yang nyaman dan tenang dan mencirikan suatu ruangan untuk anak-anak dan remaja. Ruang yang bersih, terasa luas dimana buku-buku disusun secara
rapi dan teratur serta terawat bersih, akan dengan sendirinya mengajarkan anak unutk mencintai dan menyukai ruangan tersebut sebagai suatu perpustakaan. Artinya mereka datang tidak terpaksa karena berbagai alasan yang melatarbelakanginya, malainkan datang karena sadar bahwa perpustakaan merupakan suatu tempat yang positif untuk mengembangkan ilmu. Jadi, sekali anak datang, naninya mereka akan terus tertarik mengunjungi bahkan menggunakan koleksi yang ada di perpustakaan.Yang kedua ialah bagaimana seorang pustakawan atau petugas perpustakaan secara aktif membuat program untuk menarik perhatian anak untuk datang ke perpustakaan. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian kualitatif menurut Creswell (2003 : 18) adalah suatu pendekatan untuk membangun pernyataan pengetahuan berdasarkan persfektif-perspektif (misalnya, makna-makna yang bersumber dari pengalaman individu, nilai-nilai sosial dan sejarah, dengan tujuan untuk membangun teori atau pola pengetahuan tertentu), atau berdasarkan perspektif partisipatori (misalnya, orientasi terhadap politik, isu, kolaborasi, atau perubahan), atau keduanya. Lebih jauh, Creswell menjelaskan bahwa di dalam penelitian kualitatif, pengetahuan dibangun melalui interpretasi terhadap multi perspektif yang dari berbagai masukan partisipan yang terlibat di penelitian, tidak hanya dari peneliti semata. Sumber datanya pun beragam, seperti catatan observasi, catatan wawancara pengalaman
3
Pola asuh…, Shinta Silviana, FIB. UI, 2013
individu, dan sejarah. Penelitian yang menggunakan penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami obyek yang diteliti secara mendalam. Oleh karena tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pola asuh yang diterapkan dalam meningkatkaan minat baca anak, maka strategi yang tepat untuk digunakan adalah studi kasus. Dalam stategi penelitian studi kasus, peneliti berperan untuk mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan (Stake 1995) dalam Creswell (2010 : 265).
Pemilihan informan pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yakni pemilihan contoh yang dilkukan oleh peneliti berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh peneliti. Sulistyo-Basuki (2010 : 202). Informan yang tepilih sebanyak 10 orang, yang terdiri dari kelompok usia dewasa dan anak-anak. Informan kelompok dewasa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah para staf perpustakaan anak Rimba Baca dan orangtua yang anaknya menjadi anggota perpustakaan anak Rimba Baca. Adapun informan yang dipilih dalam penelitian ini dapat dilihat melalui tabel informan sebagai berikut :
Nama
Jenis Umur Kelamin Mira (bukan nama sebenarnya) P 30 tahun Mita (anak Mira, bukan nama P 4 tahun sebenarnya Putri (bukan nama sebenarnya) P 36 tahun Gilang (anak Putri, bukan nama L 7 tahun sebenarnya) Raya (bukan nama sebenarnya) P 35 tahun Rafa (bukan nama sebenarnya) L 7 tahun Muthia (bukan nama sebenarnya) P 37 tahun Naura (bukan nama sebenarnya) P 5 tahun Tita (bukan nama sebenarnya) P 33 tahun Dani (bukan nama sebenarnya) L 28 tahun
Pengumpulan data dilakukan melalui observasi yakni memperhatikan fenomena secara akurat, mencarat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan antar aspek dalam fenomena tersebut. Observasi delakukan dengan teknik wawancara mendalam yaitu mengumpulkan informasi yang kompleks, sebagian besar berisi pendapat, sikap, dan pengalaman pribadi. Selain itu pengumpulan data juga dilakukan
Pekerjaan Wiraswasta Pelajar/TK A Karyawan Pelajar/2 SD Guru SMA Pelajar/2 SD Dokter Pelajar/ TK B Staf perpustakaan Staf perpustakaan
dengan analsis dokumen yang ada di perpustakaan anak Rimba Baca, yaitu data mengenai keanggotaan perpustakaan, brosur Rimba Baca, juga foto selama penelitian berlangsung. Semua teknik pengumpulan data tersebut dicatat dengan fieldnotes atau catatan lapangan adalah catatan peneliti saat melakukan penelitian di lapangan dengan cara menulis dan mencatat
4
Pola asuh…, Shinta Silviana, FIB. UI, 2013
semua hal yang pengamatan.
dilihat
dalam
Hasil catatan lapangan tersebut kemudia dianalsis dengan dikoding yang dibagi menjadi tiga tahap proses, yakni koding terbuka atau open coding yakni tahap memilah-milah data. koding aksial atau axial coding yaitu memunculkan kembali data dalam bentuk baru dan koding selektif atau selective coding yaitu pemilihan kategori inti dan menghubungkannya dengan kategori lain. Setelah dikodong data tersebut diinterpretasi yaitu upaya memahami data secara lebih ekstensif sekaligus mendalam, kemudian ditarik kesimpulan. Analisis dan Interpretasi Makna 1. Pelaku Penerapan Pola Asuh a. Orangtua dan Anak 1. Orangtua Mira dan anak Mita Sebagai seorang ibu, Mira merasa bahwa tanggungjawab dalam mengasuh anak yang utama berada di tangannya. Dari mulai perkembangan fisik hingga psikis yang dialami Mita, anaknya, merupakan tanggung jawabnya. Mira merupakan seorang wanita karir berusia 30 tahun. Ia menjalani bisnis properti yang baru dikelolanya. Profesi Mira sebelumnya ialah seorang presenter. Mira menambahkan, bahwa ia selalu berusaha untuk menjadi ibu yang baik bagi Mita. Sesibuk apapun aktifitasnya, ia selalu mengontrol Mita walaupun melalui pengasuhnya. Wanita lulusan visual efek 3D di San Faransisco ini, mengungkapkan bahwa pengasuh Mita tersebut sengaja diberikan gadget untuk membantunya melaporkan hal-hal yang dilakukan Mita. Mita berusia 4
tahun, saat ini ia duduk di bangku TK/B. Ia menjelaskan bahwa ibunya selalu mengetahui hal yang dilakukannya melalui pengasuhnya. Ia juga menambahkan bahwa pengasuhnya selalu merekam hal yang dilakukannya sebagai laporan yang diminta ibunya. 2. Orangtua Putri dan anak Gilang Putri berprofesi sebagai Pegawai Negeri di Jakarta. Ia merupakan lulusan Fakultas Ekonomi, jurusan ilmu Ekonomi, Universitas Indonesia. Ibu muda ini berusia 36 tahun. Ia juga mengaku memiliki hobi membaca. Novel merupakan buku favoritnya. Anaknya, Gilang duduk di bangku Sekolah Dasar kelas 2.Gilang mengaku ia menyukai buku petualangan. Menurutnya buku jenis tersebut sangat seru dan ia bisa mengekspresikan imajinasinya dengan membayangkan dirinya ikut dalam cerita petualangan tersebut. Gilang menambahkan buku sudah seperti teman baginya. Peraturan yang diterapkan ibunya bahwa ia tidak diperbolehkan menonton televisi selama hari sekolah membuatnya jenuh. Namun ia menerima peraturan tersebut dengan senang. Menurutnya buku lebih seru daripada televisi. Putri menjelaskan alasan penerapan aturan mengenai televisi. Menurutnya, program televisi sekarang kurang mengangkat dunia anak-anak dan tidak ingin, daya imajinasi Gilang terbatasi dengan gambar televisi. 3. Orangtua Raya dan anak Rafa Raya berusia 35 tahun. Ia berprofesi sebagai guru Bimbingan Konseling di sebuah Sekolah Menengah Pertama di daerah Bekasi.
5
Pola asuh…, Shinta Silviana, FIB. UI, 2013
Ia merupakan lulusan psikologi, dari sebuah Universitas swasta di Jakarta. Ibu berjilbab ini mengaku, memiliki hobi memasak. Raya memiliki satu orang anak bernama Rafa. Rafa berusia 7 tahun, ia sekolah di salah satu SD swasta di Bekasi. Rafa menjelaskan ia menyukai membaca semenjak ia pindah sekolah. Di sekolahnya yang baru, terdapat program membaca yang mengharusnya para siswanya membaca. Sejak saat itu ia menyukai buku, terutama buku mengenai dinosaurus. Mengenai program membaca yang diadakan sekolah Rafa, Raya sangat mendukung program tersebut. Demi kelancaran dan pemenuhan bacaan Rafa, Raya selalu memberikan buku baru untuk Rafa yang dibelinya dari uang belanja bulanan. 4. Orangtua Muthia dan anak Naura Wanita berjilbab yang berprofesi sebagai dokter ini mengaku bahwa Naura memiliki minat yang tinggi terhadap buku. Dari usia satu tahun Naura sudah dibiasakan dengan buku. Ayah Naura sering memperlihatkan Naura bukubuku miliknya. Walaupun hanya melihat gambar, Muthia percaya bahwa hal tersebut dapat merangsang minat membaca Naura. Selain itu Naura kecil juga terbiasa dengan buku berbentuk bantal dengan spon di dalamnya. b. Staf Perpustakaan 1. Dani Dalam kesehariannya Dani yang merupakan staf utama di perpustakaan anak Rimba Baca. Kesan pertama yang timbul dari pria ini ialah ia cukup ramah dan sangat bersahabat. Hal tersebut terlihat dari
perilakunya yang selalu menyapa pengunjung yang datang ke perpustakaan dengan senyum dan segera menawarkan bantuan. Dani merupakan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan di Jakarta. Ia bekerja di Rimba Baca baru 2 tahun. Dani mengungkapkan bahwa ia memiliki tugas mulai dari koleksi datang, administrasi koleksi seperti labeling, menyampul dan menguploadnya ke dalam buku induk, hingga meletakkannya di rak. Namun, mengingat target perpustakaan anak Rimba Baca merupakan anak-anak. Mengingat hal tersebut, sebagai staff Dani tidak memiliki keahlian untuk mengajak anak-bermain sambil belajar ataupun membacakan dongeng untuk anakanak. Hal tersebut terlihat dari sikapnya yang selalu pasif terhadap anak-anak. Ia hanya memberikan senyumnya tanpa mengajak anakanak berinteraksi atau sekadar mengobrol. 2. Tita Lain halnya dengan Dani, Tita memiliki sikap berbeda. Wanita berusia 24 tahun ini merupakan lulusan Psikologi, dari sebuah Universitas swasta di Jakarta. Dalam kesehariannya Tita merupakan karyawan di sebuah bank swasta di Jakarta. Oleh karena profesinya tersebut, ia hanya bisa bertugas di kala weekend dan ketika cuti ataupun tanggal merah. Namun hal tersebut tidak mengurangi kecintaannya terhadap dunia anak dan perpustakaan.Ketika pengguna datang, Tita jarang menawarkan buku-buku baru. Bahkan terkadang tidak mengetahui adanya buku baru di perpustakaan. Namun, berkat sikap hangatnya terhadap anak-anak membuatnya menjadi idola di 6
Pola asuh…, Shinta Silviana, FIB. UI, 2013
perpustakaan ini. Banyak anak yang meminta dibacakan dongeng olehnya. 2. Pola asuh orangtua dalam menumbuhkan minat baca anak melalui Perpustakaan Upaya orangtua dalam menumbuhkan minat baca anak bisa melalui perpustakaan. Selain itu interaksi yang terjadi di dalam rumah, khsususnya dari orangtua kepada anak-anaknya dapat diimplemantasikan melalui pola asuh orangtua. Oleh karena itu, penanaman pola asuh yang tepat tentunya akan membantu berjalannya proses minat baca. a.
Pola Asuh Perpustakaan
Orangtua
di
1. Perpustakaan anak Rimba Baca sebagai sarana untuk menumbuhkan minat baca anak Perpustakaan anak Rimba Baca sengaja dibangun dengan memanfaatkan lahan kurang lebih 1000 m². Perpustakaan ini dibuat dengan suasana ‘homey’ yang dilengkapi dengan aneka bantal lantai berbagai bentuk serta sofa warna-warni juga fasilitas wifi. Perpustakaan ini dilengkapi pula dengan ruangan untuk ibu yang sedang menyusui serta ruangan untuk mengganti popok sang bayi. Perpustakaan Rimba Baca ide awalnya berasal dari kecintaan Fitri (pemilik Rimba Baca) terhadap dunia anak. Selain itu, hobi membaca yang tertanam sejak kecil membuat begitu banyak koleksi yang dimilikinya sehingga begitu banyak buku disekitarnya. Dengan bantuan salah seorang teman yang memang berprofesi sebagai arsitektur, Fitri
meminta gambar untuk sebuah rumah dengan desain perpustakaan yang lengkap dengan interior perpustakaanya. Berikut latar suasana perpustakaan anak Rimba Baca :
Saat ini koleksi yang tersedia di perpustakaan anak Rimba Baca sebanyak 6000 judul yang terdiri dari 2000 koleksi dewasa dan 4000 koleksi anak-anak. Koleksi tersebut dibagi menjadi dua tempat, yakni lantai dua untuk koleksi dewasa, dan lantai dasar untuk koleksi anak-anak. Untuk koleksi anak, disusun di rak setinggi kurang lebih 2,5 meter dan telah dikasifikasikan berdasarkan umur. Koleksi anak-anak sebanyak 80 persen merupakan buku impor dalam bahasa inggris. Koleksi dengan bahasa Inggris lebih dipilih karena dianggap ceritanya lebih variatif daripada koleksi berbahasa Indonesia. Selain itu, buku dalam bahas Inggris dianggap lebih memenuhi kebutuhan para pemustaka yang menjadi anggota perpustakaan anak Rimba Baca. Pasalnya kebanyakan anggota perpustakaan anak ini merupakan anak yang bersekolah yang berkulikulum internasional, dimana bahasa Inggris bukanlah suatu hal yang baru. Baca
Ruang membaca di Rimba terbagi menjadi dua 7
Pola asuh…, Shinta Silviana, FIB. UI, 2013
lantai, lantai pertama untuk buku anak-anak yang terbagi dalam 3 kelompok usia : 0 - 3 tahun, 4 - 8 tahun dan 9 - 12 tahun. Pengelompokan buku-buku ini disesuaikan dengan isi buku yang sebelumnya dibaca abstraknya atau dengan cover dan judul buku. Lain halnya dengan lantai satu yang berisi koleksi berbahasa Inggris, dilantai dua koleksinya lebih beragam. Lantai kedua berisi koleksi buku bagi para orangtua atau pendamping anak. Pengkasifikasian buku di lantai kedua cukup sederhana. Dibagi menjai empat kategori, yakni buku dengan kategori novel indonesia, novel bahasa Inggris, buku untuk kategori remaja, dan buku biografi. Keempat kategori ini dibedakan per warna, yaitu hitam untuk novel berbahasa Indonesia, biru untuk novel berbahasa Inggris, merah jambu untuk novel remaja, dan warna hijau untuk buku biografi. Adapula ruang art and craft, yakni tempat dimana anak-anak mengekspresikan imajinasinya melalui seni. Melalui rak-rak yang disediakan, serta tali yang mengelilingi ruang tersebut yang berfungsi sebagai penggantung hasil karya anak di perpustakaan anak Rimba Baca menambah kekhasan ruangan tersebut. Perpustakaan ini menerapkan sistem keanggotaan. Untuk menjadi anggota, dikenakan biaya sebesar Rp. 350.000 per keluarga per tahun. Buku dapat dipinjam sebanyak 5 buah per minggu. Biaya tersebut termasuk fasilitas kelas art and craft di mana si kecil bisa mewarnai, melukis membuat prakarya. Bagi orangtua yang belum mendaftarkan anaknya menjadi anggota, dikenakan biaya Rp.25.000 per kedatangan dan
langsung bisa menikmati fasilitas yang ada di Rimba Baca, kecuali meminjam koleksinya. Perpustakaan Rimba Baca terletak di Jl RSPP No 21 B, Cilandak, Jakarta Selatan. Rimba Baca buka setiap hari, kecuali tanggal merah perayaan hari besar, mulai pukul 10.00 – 17.00 WIB (weekdays) dan pukul 10.00 – 19.00 WIB (weekend). 2. Pola asuh orangtua Perpustakaan anak Rimba Baca
di
Ketika di perpustakaan, para orangtua memiliki cara tersendiri untuk mengasuh anak mereka. Cara tersebut berawal dari mengajak mereka ke perpustakaan dengan berbagai macam tujuan, mengikuti segala kegiatan yang diadakan perpustakaan, hingga memberi kepercayaan kepada staff perpustakaan untuk membantu menumbuhkan minat baca anak mereka melalui kegiatan yang diadakan. a. Tujuan orangtua mengajak anak ke perpustakaan Berdasarkan observasi, anakanak yang datang ke perpustakaan Rimba Baca umumnya datang dengan alasan sirkulasi buku. Namun di luar tujuan tersebut, juga karena orangtua mereka yang mengajak dan memperkenalkan perpustakaan anak Rimba Baca ini. Hingga akhirnya mereka menyukai tempat ini. Selain kelas art and craft mereka juga sangat menyukai koleksi yang dimiliki perpustakaan anak ini. Adapula yang ingin menularkan hobi baca kepada anaknya, untuk memenuhi program membaca di sekolah, dan sebagai sarana untuk mengenalkan konsep perputakaan yang nyaman. Menurut Muthia,
8
Pola asuh…, Shinta Silviana, FIB. UI, 2013
perpustakaan tidak hanya menjadi tempat untuk membaca, namun juga sebagai tempat untuk menyalurkan kreatifitas anak. Di perpustakaan ini setelah anak berkreatifitas, ia bisa memilih buku untuk dibaca di rumah. b. Kegiatan di Perpustakaan • Membuat prakarya Membuat prakarya di perpustakaan anak Rimba Baca merupakan suatu kegiatan dimana anak-anak yang mengunjungi perpustakaan diajak untuk berkreasi, misalnya dengan membuat passfoto yang terbuat dari stik eskrim atau membuat gelang, membuat kartu ucapan, atau sekadar mewarnai atau melukis. • Kegiatan mendongeng Kegiatan dongeng di Perpustakaan ini biasanya dilakukan pada saat weekend di kelas art and craft. Selain tidak membosankan, dengan kegiatan mendongeng ini diharapkan minat baca anak dapat meningkat. c. Memberi kepercayaan kepada staf perpustakaan Ketika tiba di perpustakaan, semua informan orangtua sepakat bahwa mereka memberi kepercayaan kepada staf perpustakaan untuk membantu menumbuhkan minat baca anak mereka. Biasanya ketika anaknya ikut dalam kegiatan yang diadakan perpustakaan, para orangtua ke lantai dua untuk membaca buku atau sekadar duduk santai. b. Pola asuh orangtua di rumah
Peran orangtua sangat penting sebagai pendidik pertama bagi anak. Penanaman perilaku dan kebiasaan positif juga bermula dari orangtua. 1. Orangtua Mira dan anak Mita Ketika Mira berada di rumah, ia selalu memprioritaskan keluarga. Hal yang dilakukan ketika di rumah bersama Mita ialah, menemaninya belajar, hingga bermain. Mira mengemukakan bahwa jika banyak waktu luang, pasti ia menggunakannya untuk suami dan Mita. Ia tidak memerlukan pengasuh Mita sebagai sarana untuk mengontrol Mita 2. Orangtua Gilang
Putri
dan
anak
Hal yang sama juga diutarakan oleh Putri. Ia mengaku, suaminya sering membelikan buku untuk anaknya Gilang. Menurut Putri, ia dan suaminya menumbuhkan minat baca Gilang di rumah melalui pengadaan buku-buku baru sesuai dengan minat Gilang. Ayahnya yang memiliki hobi membaca sangat mendukung minat baca Gilang. 3.
Orangtua Raya dan anak Rafa Raya mengaku bahwa ia mengerti betul akan pentingnya membaca yang harus ditanamkan sejak dini. Ia berpendapat bahwa agar minat terhadap buku bacaan tetap ada, harus didukung oleh tersedianya bahan bacaan. Terutama bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan anaknya Rafa. Kemudian, buku tersebut ia bacakan secara perlahan. 4. Orangtua Muthia dan anak Naura
Ketika berada di rumah, kendali anak berada di orangtuanya. 9
Pola asuh…, Shinta Silviana, FIB. UI, 2013
Muthia mengungkapkan bahwa jika Naura sedang ingin dibacakan, ia pasti menurutinya. Biasanya Muthia membacakannya sebelum Naura tidur, di tempat tidurnya. Dengan posisi berbaring, Muthia dengan sabar membacakan buku yang Naura inginkan sebaliknya, jika Naura ingin baca sendiri, maka ia hanya menemani Naura dan mendengarkan Naura membaca. 3. Analisis penerapan pola asuh dalam menumbuhkan minat baca anak a. Jenis Pola Asuh Orangtua di Perpustakaan Anak Rimba Baca Berdasarkan wawancara hanya terdapat satu jenis pola asuh, yakni pola asuh demokratis atau authoritative. Jenis pola asuh tersebut merupakan pola asuh yang paling ideal. Dimana komunikasi yang terjalin antara orangtua dan anak merupakan komunikasi dua arah. b. Faktor-faktor yang menentukan pola asuh orangtua dalam menumbuhkan minat baca anak Dari penelitian ini, dapat ditemukan beberapa faktor yang ikut menentukan pola asuh yang diterapkan orangtua. Faktor-faktor tersebut ialah : 1.
Tingkat pendidikan orangtua Pendidikan orangtua juga merupakan hal yang penting dalam peberapan pola asuh yang tepat untuk anak. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, semua informan orangtua berasal dari pendidikan yang cukup tinggi. Rata-rata mereka menempuh pendidikan strata 1 dari berbagai Universitas di dalam dan luar negeri. Semakin
berpendidikannya orangtua, maka semakin matang orangtua tersebut dalam menerapkan pola asuh terhadap anak mereka. 2. Jumlah anak Sedikitnya jumlah anak yang dimiliki para informan, membuat pola pengasuhan yang diberikan menjadi lebih intensif, interkasi dan komunikasi juga berjalan dengan optimal. Profesi yang dimiliki para informan pun tidak mengurangi pengasuhan yang diberikan. Walapun ada informan yang menggunakan pengasuh untuk mengasuh anak, namun informan orangtua tetap mengontrol hal yang dilakukan anaknya. 3.
Jenis kelamin orangtua
Peran orangtua terutama ibu sangat mempengaruhi pengasuhan yang diberikan. Hal tersebut dibuktikan dengan informan orangtua yang semuanya perempuan. Ibu lebih turut andil dalam penerapan pola asuh dibandingkan ayah. Kesibukan ibu dengan pekerjaannya tidak menghalangi quality time antara ibu dan anak. Hal tersebut dibuktikan dengan ibu tetap memiliki waktu luang untuk anak walaupun diketahui bahwa semua informan orangtua juga bekerja di luar rumah. 4.
Tingkal sosial-ekonomi Tingkat sosial-ekonomi para orangtua di Perpustakaan Anak Rimba baca sebagian besar berada di tingkat menengah ke atas. Hal tersebut dapat dilihat dari fasilitas yang digunakan para anak.. Para informan umumnya menggunakan kendaraan pribadi untuk sampai di Perpustakaan anak Rimba Baca. Hal tersebut juga dapat dilihat melalui
10
Pola asuh…, Shinta Silviana, FIB. UI, 2013
profesi yang disandang informan orangtua.
para
Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan a.
Pola asuh orangtua khususnya mereka yang menjadi anggota perpustakaan anak Rimba Baca ketika di perpustakaan ialah dengan memberi kepercayaan kepada staf perpustakaan untuk membantu dalam menumbuhkan minat baca anak mereka melalui kegiatan yang ada di Perpustakaan, yakni melalui kegiatan art and craft dan kegiatan mendongeng. Ketika berada di rumah, para orangtua meluangkan waktu mereka untuk membacakan dongeng sebagai upaya dalam merangsang minat baca anak mereka. Pola asuh yang terlihat antara para informan orangtua dan anak tersebut merupakan jenis pola asuh demokratis. Dimana pola asuh tersebut mengedepankan komunikasi dua arah yang terjalin antara orangtua dan anak. Bentuk komunikasi tersebut dapat dilihat dengan terbukanya orangtua dalam menerima saran ataupun kritikan dari anak mereka. Selain itu, anak dibebaskan untuk mengemukakan pendapat, menolak atau menerima aturan yang dibuat orangtua dengan catatan bahwa mereka tetap berada pada jalur yang telah disepakati bersama oleh para orangtua. Hal tersebut terbuki dengan samanya informasi yang diberikan oleh orangtua dan informasi yang diberikan oleh anak yang berkaitan dengan penerapan pola asuh mereka.
b. Faktor internal yang menentukan penerapan pola asuh orangtua dalam menumbuhkan minat baca anak meliputi; pertama tingkat pendidikan orangtua, hasil penelitian menunjukkan bahwa para informan orangtua merupakan lulusan strata satu yang mengerti mengenai cara mendidik anak yang efektif dan memiliki tujuan tertentu dalam upaya menumbuhkan minat baca anak melalui perpustakaan anak Rimba Baca, kedua kepribadian orangtua, para informan orangtua, terutama ibu, memiliki sifat penyabar dan selalu berusaha memberikan pengasuhan yang baik untuk anak mereka. Hal tersebut dibuktikan dengan padatnya aktifitas yang dimiliki bukan merupakan suatu hambatan untuk mengasuh anak mereka, ketiga jumlah anak, jumlah anak juga mempengaruhi keoptimalan pola asuh yang diberikan. Hal tersebut dibuktikan dengan sedikitnya jumlah anak yang dimiliki informan, membuat pengasuhan yang diberikan menjadi efektif dan terkontrol dan keempat jenis kelamin orangtua, ibu merupakan sosok yang sangat berperan dalam pengasuhan anak. Hal tersebut dibuktikan dengan para informan orangtua yang semuanya merupakan seorang ibu. Sedangkan faktor eksternal meliputi; pertama tingkat sosialekonomi, para orangtua di Perpustakaan Anak Rimba baca sebagian besar berada di tingkat menengah ke atas. Hal tersebut dapat dilihat dari fasilitas yang digunakan para anak. Para informan umumnya menggunakan kendaraan pribadi yang disertai supir untuk sampai di
11
Pola asuh…, Shinta Silviana, FIB. UI, 2013
Perpustakaan anak Rimba Baca, kedua lingkungan, di sekitar rumah para informan umumnya memiliki minat baca yang rendah. Hal tersebut dibuktikan dengan tidak adanya taman baca masyarakat di wilayah mereka. Oleh sebab itu, mereka manggunakan perpustakaan sebagai sarana penerapan pola asuh untuk anak mereka. 2 Saran Saran pertama adalah, meningkatkan interaksi antara orangtua, yakni bapak dan ibu dalam mengasuh anak, agar pengasuhan yang diberikan lebih optimal. Saran kedua adalah, sebaiknya para orangtua tidak menuruti minat anak terhadap satu bahan bacaan saja. Hal tersebut akan mengakibatkan minat baca yang monoton dan akan
berdampak pada pengetahuan sang anak yang tentunya hanya terbatas pada bahan bacaan yang ia minati. Saran ketiga ialah dalam menumbuhkan minat baca anak harus dimulai melalui pola pemgasuhan yang diterapkan orangtua. Sedangkan saran untuk Rimba Baca ialah, sebaiknya Rimba Baca lebih menambah waktu mendongeng. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa waktu untuk mendongeng hanya dilakukakan seminggu sekali, yakni pada hari Sabtu atau Minggu saja. Hal tersebut sangat disayangkan mengingat tingginya minat baca di perpustakaan anak Rimba Baca. Penambahan jam mendongeng tentunya sangat membantu orangtua dalam keefektifan pola asuh yang diberikan.
Daftar Acuan Bunanta, Murti. (2004). Buku, mendongeng dan minat baca. Jakarta : Pustaka Tangga Creswell, John W. (2003). Research design, approaches. Jakarta: KIK Press.
quantitative and qualitative
---------------------- (2010). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Gunarsa, s.d., dan Gunarsa, Y.S.D. (1985). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, cet.2. Jakarta: PT. Multindo Hurlock, E.B .(1990). Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga ----------------- (1995). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga ----------------- (1997). Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta : Erlangga ----------------- (1999). Psikologi perkembangan : Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta : Erlangga Martin, C.A., & Colbert, K.K. (1997). Parenting: A life span perspective. USA: McGraw-Hill Companies, Inc.
12
Pola asuh…, Shinta Silviana, FIB. UI, 2013
Mudjito. (2007). Materi pokok pembinaan minat bac; 1-6. Jakarta : Universitas Terbuka NS, Sutarno. (2006). Gemar membaca. Jakarta : Jala Permata Pendit, Putu Laxman. (2003). Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi: suatu pengantar diskusi epistemologi dan metodologi. Jakarta: JIP-FSUI. Poerwandari, Kristi. (2007). Pendekatan kualitatif untuk penelitian perilaku manusia. Jakarta: Lembaga Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Fakultas Psikologi-Universitas Indonesia. Santrock, J.W. (1999). Life Span Development. Singapore: Mac Graw-Hill. .......................... (2002). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup. Edisi 5. Volume 1. Jakarta: Erlangga. ......................... (2003). Adolecense (perkembangan remaja). Terjemahan oleh Soedjarwo. Jakarta: Erlangga. ............................ (2007). Perkembangan anak edisi sebelas jilid 2. Jakarta : Erlangga. Sinambela, N.L. (1993). Hubungan minat membaca dengan kreativitas pada siswa-siswi kelas II SMP Negeri 5. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Siregar, A. Ridwan. 2004. Perpustakaan : energi pembangunan bangsa. Medan : USU Press Sulistyo-Basuki. (2010). Metode Penelitian. Jakarta: Penerbit Penaku. ------------. (1993). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. ------------.(2006). Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
13
Pola asuh…, Shinta Silviana, FIB. UI, 2013