POKOK DOA BENCANA ALAM TSUNAMI, GUNUNG MELETUS DAN BANJIR DI INDONESIA
Bapak/Ibu/Sdr/i terkasih dalam Tuhan, Indonesia sedang mengalami bencana alam yg bertubi-tubi melanda negeri tercinta ini. Sebagai umat percaya, kita dipanggil untuk standing in the gap bagi bangsa kita. Kita dipanggil untuk berdoa dan melakukan tindakan kasih untuk menolong mereka yang mengalami bencana alam ini. Berikut ini adalah informasi dan pokok doa yg kami MD23-IPN dapat berikan kepada saudara/i sekalian. Bagi yang terbeban untuk menolong para korban bisa menghubungi kami lewat email
[email protected] Tuhan Yesus memberkati. Diatas tembok-tembokmu, hai Yerusalem, telah Kutempatkan pengintai-pengintai. Sepanjang hari dan sepanjang malam, mereka tidak akan pernah berdiam diri. Hai kamu yg harus mengingatkan Tuhan kepada Sion, janganlah kamu tinggal tenang, dan janganlah biarkan Dia tinggal tenang, sampai Ia menegakkan Yerusalem dan sampai Ia membuatnya menjadi kemasyhuran di bumi. (Yesaya 62: 6-7)
1. Gempa Bumi dan Tsunami – MENTAWAI
Gempa 7,2 SR melanda Kepulauan Mentawai pada 21.40 WIB, Senin (25/10) dan menyebabkan tsunami. Gempa susulan kemudian terjadi 16 kali hingga Selasa dini hari. Tsunami menimpa 10 desa. Gelombang tsunami yang tertinggi melanda Dusun Muntei. Desa Batumonga, Kecamatan Pagai Utara, Mentawai, Sumatera Barat. Jejak tsunami setinggi 7 meter dapat dilihat di pohon kelapa yang hampir seluruh batangnya terkena lumpur. Bangunan-bangunan sekolah, jembatan, dan sarana pendukung lainnya hancur berantakan. Bangunan-bangunan yang rusak itu antara lain 1 Gedung SMP rusak, 4 Rumah Dinas, 5 Rumah Ibadah, dan 5 Jembatan. Kerusakan lain yang terpantau antara lain, 291 Rumah Penduduk rusak berat, 190 Rumah Penduduk rusak ringan. Warga yang menjadi korban cukup banyak. Data terakhir yang diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pagai Utara Selatan, jumlah korban meninggal mencapai 311 orang, korban hilang 490 orang. Jumlah korban tewas terbanyak ada di 3 dusun yakni, Dusun Silabu, Munte Baru Baru, Malakopak, Betumonga, Pagai Utara Selatan. Di Dusun Munte tercatat sebanyak 58 jiwa meninggal. Sedangkan di Dusun Malakopak, 56 orang. Sisanya tersebar di berbagai dusun yang ada di wilayah itu. Evakuasi terhadap korban meninggal masih berlangsung. Jasad korban meninggal ditempatkan sementara di sejumlah rumah ibadah. Keterbatasan peralatan, memperlambat proses evakuasi. Jasad-jasad korban ini masih ditutupi dengan alat seadanya. “Belum ada kantong-kantong mayat. Jika dibiarkan begini terus bisa membusuk. Saat ini, para warga yang selamat masih berada di tempat tendatenda pengungsian. Pengungsi ada 4.000 jiwa mereka ada di wilayah Pagai Selatan dan Pagai Utara. Mereka membutuhkan bantuan berupa obat-obatan karena yang selamat juga butuh perawatan. Korban Tsunami di Kabupaten Mentawai, Sumatera Barat, saat ini membutuhkan sembako dan tenda darurat sebagai tempat berteduh. Sejauh ini memang bantuan berupa tenda atau sembako belum ada yang sampai ke Mentawai. Hal itu dimungkinkan keterbatasan transportasi sekaligus gelombang laut yang masih tinggi. Di Saat ini pun kondisi mereka yang selamat sangat memprihatinkan. Mereka umumnya menderita luka dan belum mendapat pertolongan medis. Bahkan ada korban meninggal dunia karena menderita luka-luka parah dan tidak mendapat pertolongan medis. Doakan kebutuhan pasca gempa seperti sembako, tenda darurat, pertolongan medis bagi yang menderita luka-luka, perbaikan rumah, kebutuhan bayi, dan lainnya. Doakan kebutuhan perbaikan rumah dan pembangunan rumah kembali, sekolah, sarana ibadah, sarana transportasi darat banyak yang terputus begitu juga dengan pembangunan jembatan serta sarana komunikasi.
Doakan untuk pemerintah pusat dan daerah saling bekerjasama dalam pendistribusian bantuan supaya merata dan disampai kepada orang yang tepat yang membutuhkan.
2. Gunung Merapi – Meletus
Gunung Merapi akhirnya memuntahkan wedhus gembel atau asap panas. Wedhus gembel mengebul bersamaan dengan lava pijar dan asap. Kronologis meletusnya Gunung Merapi ini, terekam Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Berdasarkan catatan, beberapa hari aktifitas vulkanik Gunung Merapi terus mengalami peningkatan secara signifikan, baik jumlah maupun energi gempa bumi vulkanik. Bahkan, kala itu Gunung Merapi sudah memasuki fase erupsi. Berikut kronologis letusan Gunung Merapi yang terjadi Selasa (26 Oktober 2010) sore hingga menjelang malam: a. Pukul 17.02 mulai terjadi awan panas selama 9 menit b. Pukul 17.18 terjadi awan panas selama 4 menit c. Pukul 17.23 terjadi awan panas selama 5 menit d. Pukul 17.30 terjadi awan panas selama 2 menit e. Pukul 17.37 terjadi awan panas selama 2 menit f. Pukul 17.42 terjadi awan panas besar selama 33 menit g. Pukul 18.00 sampai dengan 18.45 terdengar suara gemuruh dari Pos Pengamatan Merapi di Jrakah dan Selo h. Pukul 18.10, pukul 18.15, pukul 18.25 terdengan suara dentuman i. Pukul 18.16 terjadi awan panas selama 5 menit j. Pukul 18.21 terjadi awan panas besar selama 33 menit k. Dari pos Pengamatan Gunung Merapi Selo terlihat nyala api bersama kolom asap membubung ke atas setinggi 1,5 km dari puncak Gunung Merapi l. Pukul 18.54 aktivitas awan panas mulai mereda
m. Luncuran awan panas mengarah ke sektor Barat-Barat Daya dan sektor Selatan-Tenggara. Gunung Merapi merupakan ”gunung api tipe strato”, dengan ketinggian 2.980 meter dari permukaan laut. Secara geografis terletak pada posisi 7° 325' Lintang Selatan dan 110° 26.5' Bujur Timur. Secara administratif gunung tersebut terletak pada empat wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyalali dan Kabupaten Klaten. Status kegiatan Gunung Merapi ditingkatkan dari 'Normal' manjadi 'Waspada' pada 20 September 2010. Kemudian ditingkatkan menjadi 'Siaga' pada 21 Oktober 2010 dan menjadi 'Awas', terhitung sejak 25 Oktober 2010. Sampai saat ini (28 Oktober 2010) tercatat sedikitnya 32 orang meninggal korban letusan gunung merapi ini. Dan sekitar 500 orang yang mengungsi. Doakan langkah-langkah tanggap bencana yang sedang dilakukan pemerintah pusat dan daerah Doakan agar masyarakat mengerti dan mau patuh dengan peringatan-peringatan untuk mengungsi, karena letusan dapat terjadi sewaktu-waktu. Doakan masyarakat di tempat pengungsian agar dapat dilayani dengan baik dan mendapatkan tempat yang layak, Berdoa juga untuk mendistribusian bantuan supaya merata. Berdoa untuk keluarga korban gunung merapi sekitar 22 orang yang pagi ini akan dikubur masal agar keluarga korban dapat diberikan kekuatan dan ketabahan.
3. BANJIR Banjir Wasior
Kerugian yang diderita akibat banjir di Wasior, Papua Barat, pada 4 Oktober yang lalu, mencapai Rp 277, 9 miliar. Namun, angka tersebut baru sementara, karena sampai saat ini pemerintah masih melakukan penghitungan. Data tersebut terungkap dari rapat mengenai grand design rehabilitasi dan rekonstruksi Wasior yang dipimpin Wakil Presiden Boediono di Kantor Wapres, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (25/10/2010). Sementara ini sesuai data terakhir, jumlah pengungsi Wasior, yang berada di Wasior, Manokwari, Nabire, Jayapura, maupun kota lain sekitar 9.015 orang. Di Wasior ada sekitar 2.000 jiwa, sedangkan ribuan lainnya berada di luar. Saat ini, sebanyak 4.000 pengungsi di Manokwari yang berada di penampungan mulai dihinggapi berbagai penyakit seperti ISPA, malaria dan diare. Selain itu dampak sosial lainnya, seperti masalah biologis. Bencana Wasior menyisahkan sejumlah trauma dan penderitaan. Ada 905 murid sekolah yang terganggu pendidikannya. Sementara jumlah terakhir korban yang meninggal akibat terjangan banjir bandang, sebanyak 161 orang. Dan yang dinyatakan hilang dan masih dalam pencarian 145 orang. Doakan kondisi korban banjir yang mengalami trauma kehilangan sanak saudaranya, Berdoa juga untuk pembangunan kembali daerah wasior supaya dilakukan dengan merata.
Banjir Jakarta Banjir hampir merata terjadi di seluruh kawasan Jakarta dan sekitarnya akibat beberapa sungai yang meluap. Salah satunya adalah Kali Angke dan Pesanggrahan yang membuat beberapa RT di Rawa Buaya, Cengkareng hingga mencapai lutut orang dewasa. Banjirnya setinggi lutut dan telah menggenangi ratusan rumah di beberapa RT di Rawa Buaya. Banjir tersebut terjadi secara tiba-tiba saat warga sedang tertidur di dalam rumah. Kejadiannya sekitar pukul 3.00 WIB pagi. Air yang menggenangi wilayah tersebut berasal dari Kali Angke dan Pesanggrahan yang meluap karena hujan terus mengguyur Jakarta sejak Senin (25/10) kemarin. "Belum ada tim dari pemerintah untuk membantu kami menangani banjir saat ini," kata salah satu warga. Sejak banjir datang, beberapa warga memilih untuk tidak bekerja dan berjaga-jaga jika seandainya terjadi banjir susulan.
Berdoa agar pemerintah mengambil langkah-langkah tegas untuk memecahkan masalah banjir dan kemacetan di Ibu kota negara. Berdoa agar ada kerjasama pihak terkait untuk melakukan sehingga ada efisiensi biaya, efisien waktu dan efisiensi sumber daya.
Tety Irwan Koordinator Doa MD23-Indonesia Peoples Network (IPN)