[Podcast] UKM Pramuka Cetak Pembina dan Kader Lewat Kursus Mahir Tingkat Dasar RADIO UNAIR – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pramuka UNAIR telah membawa anggotanya menggapai sukses dengan bekal moral Pramuka. Lulusan dari pramuka UNAIR dituntut untuk memiliki kompetensi di bidang leadership dengan berbagai peran, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta mengabdi kepada negara dan pancasila. Untuk
meningkatkan
kompetensi
diri,
pramuka
UNAIR
menyelenggarakan kegiatan Kursus Mahir tingkat Dasar (KMD) yang baru pertama kali dilaksanakan oleh Pramuka UNAIR. Pada dasarnya kegiatan KMD ini bertujuan untuk mencetak pembina atau kader pramuka yang berkualitas. Di dalam kurikulum KMD sendiri sudah terdapat penjelasan mengenai tata cara melatih peserta didik pada kategori siaga hingga pandega. “KMD yang akan kami selenggarakan adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk dapat mencetak pandega di tingkat racana di universitas.” papar Anggi, selaku ketua panitia KMD 2016. KMD merupakan kegiatan wajib untuk perguruan tinggi yang terkonsentrasi di ranah pendidikan dan keguruan. Merupakan suatu prestasi tersendiri bagi UNAIR karena dapat mengadakan KMD ini. Pasalnya, UNAIR bukan termasuk perguruan tinggi yang terkonsentrasi di bidang pendidikan dan keguruan. KMD kali ini bekerjasama dengan Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) cabang Surabaya yang menghadirkan para pelatih yang sudah memiliki kualifikasi Kursus Mahir tingkat Lanjut (KML). Tujuan utama dari pelaksanaan KMD ini yaitu untuk membekali anggota UKM Pramuka UNAIR program kerja tahun 2016-2019 dengan berbagai pelatihan yang telah disiapkan.
Kegiatan KMD ini akan diselenggarakan pada tanggal 4-8 Mei 2016, dan terdiri dari beberapa program pelatihan mulai dari pendidikan dasar, Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), pelatihan leadership,dan pelatihan ahli manajemen. Kemudian peserta KMD yang dinyatakan lulus akan mendapatkan ijazah dan sertifikat. Anggi berharap, event KMD ini bisa menjadi gebrakan baru dan dapat dijadikan sebagai langkah awal bagi UKM Pramuka UNAIR untuk melaksanakan acara di tingkat nasional. (*) Penulis : Afifah Nurrosyidah Editor : Dilan Salsabila
[Podcast] Kabinet SUPER BEM Dukung UNAIR Jadi Perguruan Tinggi Kelas Dunia RADIO UNAIR – Mewadahi aspirasi mahasiswa dan mendukung pergerakan Universitas Airlangga menuju perguruan tinggi kelas dunia merupakan visi sekaligus misi Kabinet SUPER Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa UNAIR periode 2016 – 2017. Sejak dilantik pada tanggal 16 Maret 2016 lalu, Ketua dan Wakil Ketua BEM UNAIR sudah menyiapkan berbagai program dan struktur organisasi terbaru. Muhammad Rizky Fadhillah (FIB/2012) dan Ikhwanun Mudhofir Hariri (FH/2013), masing-masing adalah Ketua dan Wakil Ketua BEM UNAIR. Keduanya dilantik oleh Rektor UNAIR Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak, bersamaan dengan pelantikan pengurus organisasi mahasiswa di tingkat universitas maupun fakultas.
Ketika diwawancarai oleh kru Radio UNAIR, Rizky menuturkan bahwa dirinya ingin mengajak mahasiswa UNAIR berpikir lebih kritis dan lebih aktif untuk mengikuti beragam kegiatan di UNAIR. Senada dengan Rizky, Hariri sang Wakil Ketua BEM UNAIR juga menginginkan sivitas akademika UNAIR berkontribusi lebih banyak kepada masyarakat. Untuk menjalankan program yang sesuai dengan visi dan misi, Rizky dan Hariri menamakan kepengurusannya dengan Kabinet SUPER. “Huruf S berarti Satukan cita, cinta, dan rasa untuk keluarga mahasiswa UNAIR. Huruf U berarti Unggulkan sumber daya mahasiswa agar lebih progresif di tengah masyarakat. Huruf P berarti Prakarsa atas terwujudnya aspirasi keluarga mahasiswa UNAIR. Huruf E berarti Eratkan gerakan mahasiswa yang kreatif dan inovatif. Terakhir, huruf R berarti Revitalisasi penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi,” tutur Rizky. Kabinet SUPER terdiri dari empat kementerian koordinator, yaitu Kementerian Keilmuan, Kementerian Harmonisasi, Kementerian Pergerakan Progresif, dan Kementerian Inovasi Pembaruan. Setiap kementerian memiliki tugas dan program kerja yang sesuai dengan visi dan misi pimpinan BEM UNAIR. Ketua dan Wakil Ketua BEM UNAIR berharap dalam masa kepengurusannya setahun ke depan dapat memperbanyak kajian dan aksi positif terhadap isu-isu yang terjadi di kampus dan masyarakat. Selain itu, keduanya ingin mensinergikan semua elemen sivitas akademika untuk mendukung UNAIR menjadi perguruan tinggi kelas dunia. Simak wawancara selengkapnya Ketua dan Wakil Ketua BEM UNAIR dengan kru Radio UNAIR! (*) Penulis: Faridah Hari Editor: Defrina Sukma S
[Podcast] Beli Sayur Pakai Popok demi Cegah Pencemaran Sungai RADIO UNAIR – Berawal dari keprihatinan terhadap kondisi pencemaran sungai, keempat mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) menggagas metode baru untuk mencegah pencemaran salah satu sungai di wilayah Gunung Anyar Tengah, Surabaya. Metode baru yang dimaksud adalah membeli sayur pakai popok bayi atau yang disingkat LISA KEPO. Keempat mahasiswa FKM UNAIR yang mengagas ide tersebut adalah Anca Laika (FKM/2015), Elsya Vira Putri (FKM/2014), Ahmad Habibullah (FKM/2014), dan Musyayadah (FKM/2014). Ide tersebut mereka tuangkan dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa – Pengabdian Masyarakat (PKM – M) yang berhasil lolos seleksi pendanaan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi tahun 2016. Mengapa menggunakan popok bayi? Metode ini berawal dari kondisi Sungai Brantas di Sidoarjo yang tercemar akibat melimpahnya limbah popok bayi. Sedangkan, wilayah Gunung Anyar Tengah terletak di lokasi yang diapit oleh dua sungai, berpotensi untuk dicemari oleh limbah sungai yang berasal dari popok bekas. Sesuai dengan ilmu kesehatan lingkungan yang mereka dapatkan di bangku kuliah, popok bayi mengandung zat bernama Gel Sodium Polyacrylate sehingga bisa dijadikan sebagai media tanam sayuran. Bahkan, gagasan mereka telah mendapatkan apresiasi
dari Dinas Pertanian Pemerintah Kota Surabaya. Pejabat dari Dinas Pertanian Pemkot Surabaya membantu pemberian bibit sayuran agar bisa ditanam di popok bekas itu. Dalam proses implementasi gagasan, tim LISA KEPO memberdayakan para ibu anggota Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) setempat. Tim LISA KEPO mengajak para ibu PKK untuk membuat bank sampah yang cukup besar untuk menampung popok bayi bekas. Setiap warga yang membuang popok bayi bekas dianjurkan untuk mencatatkan jumlah popok yang dibuang setiap harinya ke pengurus bank sampah. Semakin banyak pembuangan popok bekas pada bank sampah, semakin banyak pula sayur hasil tanam yang didapatkan. Metode inilah yang diberi nama LISA KEPO (membeli sayur pakai popok). Mereka berharap dengan adanya penemuan ini, intensitas pembuangan popok bayi bisa berkurang dan gagasan bisa menyebar ke daerah lain. Ingin tahu selengkapnya tentang gagasan tim LISA KEPO? Simak wawancara selengkapnya bersama kru Radio UNAIR dengan Anca Habibullah! (*)
Laika,
Elsya
Vira
Putri,
dan
Ahmad
Penulis: Faridah Hari Editor: Defrina Sukma S
[Podcast] Mahagana UNAIR, Bersatu Demi Membantu Korban Bencana RADIO UNAIR – Tak ada bencana yang tak menyisakan kepingan kesedihan. Tengoklah bencana banjir di Sampang dan Sidoarjo
pada medio Februari 2016 lalu. Atau bencana letusan Gunung Kelud pada pertengahan Februari tahun 2014. Warga yang terdampak bencana berjuang untuk memperbaiki kehidupan mereka sebagaimana sebelumnya. Sebagai bentuk kepedulian terhadap warga terdampak bencana, ada kelompok mahasiswa Universitas Airlangga yang sigap dan tanggap dengan kejadian bencana alam. Kelompok bernama mahasiswa tanggap bencana atau yang biasa dikenal dengan Mahagana UNAIR lahir sebagai badan semi otonom (BSO) tahun 2011 yang dibentuk oleh Badan Eksekutif Mahasiswa UNAIR. Sedangkan, pada tahun 2014, Mahagana telah resmi menjadi badan otonom (BO) baru.
Kegiatan Mahagana. (Foto: Instagram mahagana) Sewaktu masih menjadi BSO, anggota Mahagana UNAIR terdiri dari anggota UKM Wanala (mahasiswa pencinta alam), UKM Menwa (resimen mahasiswa), UKM Pramuka, KSR-PMI, dan BEM UNAIR.
Setelah resmi menjadi BO, asal keanggotaan Mahagana pun bertambah. Kini, mahasiswa dari fakultas yang tidak tergabung dengan keempat UKM itu diperbolehkan bergabung dengan Mahagana UNAIR. Kegiatan Mahagana UNAIR tak jauh-jauh dari pemberian bantuan terhadap warga terdampak bencana. Mereka turut aktif membantu warga dengan berkontribusi di area dapur umum, hingga evakuasi wargaa. Mahagana UNAIR juga memiliki program preventif terhadap warga yang tinggal di lokasi rawan bencana. “Salah satu desa siaga yang sudah terdeteksi oleh tim Mahagana UNAIR adalah Desa Ranupani yang terletak di lereng Gunung Semeru. Desa Ranupani termasuk dalam zona bahaya karena letaknya berada di daerah aliran lahar Gunung Semeru,” tutur Lyntar. Ingin
tahu
selengkapnya
tentang
Mahagana
UNAIR?
Simak
wawancara kru Radio UNAIR bersama Mahagana UNAIR. Penulis: Faridah Hari Editor: Defrina Sukma S
[Podcast] WANALA UNAIR Meriahkan Hari Bumi dengan Wanafest 2016 RADIO UNAIR – Peringatan Hari Bumi setiap tanggal 22 April selalu dimeriahkan berbagai kegiatan lingkungan. Peringatan ini menjadi event primadona bagi setiap mahasiswa maupun organisasi pecinta alam di seluruh Indonesia. Tak mau kalah, mahasiswa pecinta alam WANALA Universitas Airlangga juga akan
membuat kegiatan meriah bertajuk WANAFEST 2016. WANALA Adventure Festival 2016 menjadi acara festival pertama yang digawangi UKM WANALA sekaligus menjadi pesta peringatan Dies Natalis WANALA UNAIR ke-42. “Festival ini kami adakan untuk mewadahi dan mengapresiasi kegiatan mahasiswa pecinta alam Indonesia, khususnya di Jawa Timur, sebagai tempat kami berkarya dalam kegiatan pelestarian lingkungan,” ujar Aulia Rahman, Ketua WANAFEST 2016. Mahasiswa Ekonomi Syariah 2011 yang diwisuda Minggu (19/3) ini menambahkan selain mahasiswa pecinta alam, festival juga diharapkan bisa mewadahi kreatifitas dan kegiatan komunitas pecinta lingkungan di Jawa Timur. Festival yang akan digelar selama bulan April ini akan dimeriahkan dengan berbagai kegiatan sosial, olahraga, serta pendidikan. Sebagai kegiatan pembuka, akan diadakan pengabdian masyarakat di Desa Ranupani, Senduro, Lumajang, yang dilaksanakan pada 2-3 April 2016. Kegiatan sosial di kaki gunung Semeru ini mengajak civitas akademika UNAIR untuk berperan serta dalam meningkatkan minat baca dan kesadaran lingkungan masyarakat Desa Ranupani. Upaya tersebut dilakukan dengan memperbaiki perpustakaan dan taman baca, serta memperbaiki kondisi lingkungan dengan melakukan reboisasi atau penghijauan. “Kami percaya dengan memperbaiki serta mempercantik taman baca, masyarakat setempat akan tertarik dan paling tidak akan sering berkunjung. Mulai dari hal kecil ini, kami ingin membantu generasi muda di desa tersebut gemar membaca.” ungkap Weni Pamulatsih, mahasiswa Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis angkatan 2012 ini. Kegiatan pengabdian masyarakat ini nantinya akan disusul dengan kompetisi panjat dinding tingkat nasional bertajuk “WANALA Climbing Competition” (8-10 April), seminar Ecotourism
(10 April), Green Running (16 April), serta ditutup dengan Bazzar ( 16 April). (ras) Penulis: Saraswati Editor: Iwan Iwe
[Podcast] Yuk kenalan dengan Duta UNAIR 2015 RADIO UNAIR – Kautsar Yarzuqu dan Nimas Ayu, Duta UNAIR 2015 yang terpilih pada 13 November 2015 lalu, adalah mahasiswa program studi Hubungan Internasional 2015. Mereka patut diacungi jempol atas prestasinya sebagai Duta UNAIR hanya tiga bulan setelah resmi menjadi mahasiswa UNAIR. “Menjadi Duta UNAIR bukan target. Saya juga gak menyangka. Jujur, saya mengikuti ajang pemilihan Duta UNAIR untuk membahagiakan ibu saya,” ujar Nimas saat wawancara di Radio UNAIR, Jumat 4 Maret 2016 lalu. Keduanya sempat ragu pada awalnya. Alasannya mereka hanya mahasiswa baru dan harus bersaing dengan peserta lain yang kebanyakan adalah angkatan senior. Mereka begitu terpukau melihat para pesaing yang kebanyakan memiliki track record organisasi dan public speaking yang bagus. Beberapa diantaranya juga pernah melakukan study exchange ke luar negeri. Namun, mereka terus berjuang untuk bersaing. Mereka menganggap ini adalah tantangan tersendiri. Sebelum grand final, ada karantina untuk finalis Duta UNAIR. Ada pengalaman menarik dari keduanya. Kautsar dan Nimas selalu menghabiskan waktu untuk berdiskusi setiap hari menjelang grand final dengan mendatangi stand STMJ yang cukup legendaris
di Surabaya. “Kami ingin menyusun strategi sambil menenangkan diri. Minum STMJ cukup manjur untuk mengurangi ketegangan dan menjadi fit kembali,” jelas Kautsar yang pernah menjadi Duta Wisata Sidoarjo. Setelah menjadi Duta UNAIR, Nimas dan Kautsar ingin membuat sebuah program gebrakan yang bisa mendekatkan rekan-rekan dari paguyuban Duta UNAIR dan juga seluruh masyarakat civitas akademika yang ada di UNAIR. Tahun ini, Duta UNAIR lebih fokus pada social project. Salah satunya adalah bekerjasama dengan Yayasan Kanker untuk mendukung penderita kanker sehingga memiliki semangat hidup. Selain ingin dekat dengan internal UNAIR, mereka juga ingin dekat dengan masyarakat UNAIR. Banyak sekali pengalaman dan pelajaran baru yang mereka dapat selama proses pemilihan. “Jangan pernah berkecil hati, setidaknya brave to try dan keluar dari zona nyaman kalian,” saran Nimas. (*) Penulis: Afifah Nurrosyidah Editor: Iwan Iwe
Ada Majalah Dinding Unik di Radio UNAIR RADIO UNAIR – Ada suatu tradisi unik yang diterapkan oleh manajemen Radio UNAIR. Kepada setiap tamu (guest) yang hadir ke radio yang studio redaksinya terletak di Gedung Student Center (SC) kampus C UNAIR ini, diminta untuk menuliskan testimoninya dan kemudian ditempelkan di sebuah papan yang
disediakan pada dinding studio. Jadilah mirip majalah dinding yang penuh dengan ratusan tempelan tulisan testimoni. ”Kepada setiap tamu yang datang ke studio yang kami undang untuk siaran, talk show, atau kepentingan lain, kita sodori kertas untuk menuliskan kesan-kesannya tentang radio ini. Dari membaca komentar mereka kami mendapat input yang berguna,” kata Bang Idoy, Koordinator Radio UNAIR yang bernama lengkap Yudira Pasada Lubis. Papan testimoni itu sangat menyita perhatian siapapun yang berada di ruang tamu itu. Dari luar, letaknya persis di sebelah kanan pintu studi siaran. Disitu tertempel kertas warna-warni penuh dengan berbagai tulisan tentang Radio UNAIR.
DIANTARA komentar para tamu Radio UNAIR dalam testimoninya. (Foto: Arya Rifky Pratama) Kata Bang Idoy, kebiasaan itu dilakukan sejak radio ini mengudara tahun 2013 sampai sekarang. Dari berbagai tulisan itu diketahui sejauh mana kinerja Radio UNAIR dalam memenuhi tugasnya sebagai produk informasi yang dibangun oleh Pusat Informasi dan Humas (PIH) Universitas Airlangga ini.
Kendati masih bersiaran sebagai radio streaming, namun produk informasi yang dikemas sangat informatif seputar dunia kampus dan anak muda, sehingga tamu yang diundang pun meliputi para pakar, dosen/Guru Besar, mahasiswa, perwakilan organisasi kampus, bahkan juga masyarakat umum. Berdasarkan komentar-komentar yang terpampang di “mading” Radio UNAIR tersebut, rata-rata tamu memberikan apresiasi terhadap radio. Rata-rata komentar/tanggapannya positif terhadap siaran radio, rubrikasi, dan produk informasi lainnya. Dengan input tersebut manajemen radio ini terus berbenah menuju yang berkualitas untuk universitas. “Asik. Seru, Confort and Humble. Bener-bener edutainment J Semoga makin hits Radio UNAIR jaya terus di udara,” tulis seorang wakil C-radio-FEB UNAIR saat berkunjung. Komentar lainnya: “Radio UNAIR satu kata crew-nya ramah-ramah dan coey banget. Semoga kedepannya tambah rame dan jaya tetap istiqomah. Salut!,” tulis Muhsin Budi, seorang mahasiswa. (*) Penulis : Arya Rifqi Pratama Editor : Bambang Bes.
UNAIR Apresiasi TVRI sebagai Saluran Pemersatu Bangsa RADIO UNAIR – Rabu, 3 Maret 2016, Universitas Airlangga (UNAIR) yang diwakili oleh staf Pusat Informasi dan Humas (PIH) mengunjungi kantor TVRI Jatim yang beralamat di Jl Mayjend Sungkono 124 Surabaya. Kedatangan perwakilan UNAIR ini untuk memberikan ucapan ulang tahun ke-38 kepada TVRI.
Mereka disambut hangat Drs Syafaruddin Lubis, M.Sp selaku Kepala TVRI Jatim. Syafaruddin menyatakan jika TVRI akan terus berupaya lebih dekat dengan masyarakat. Dia berharap TVRI mampu memberi manfaat untuk kesejahteraan masyarakat Jawa Timur. “Untuk merayakan ulang tahun ke-38 ini, TVRI mengangkat tema Uri-Uri Budoyo. Perayaan ulang tahun ini akan berlangsung sampai 13 Maret,” tambah Syafaruddin. Media milik pemerintah ini dikenal sebagai lembaga penyiaran publik yang memberikan informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial. TVRI juga turut melestarikan budaya bangsa untuk seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh wilayah NKRI. Sebagai media pilihan bangsa dan dalam rangka turut mencerdaskan kehidupan bangsa untuk memperkuat persatuan nasional, TVRI terus menghadirkan program dan siaran bermutu untuk masyarakat. TVRI juga terus berinovasi mengikuti perkembangan zaman. Dalam perjalanannya, tentu banyak yang sudah dihasilkan. 38 tahun adalah hasil karya para pendahulu, dan saat ini adalah tugas generasi muda menyesuaikan dengan perkembangan teknologi. Di tengah persaingan di dunia media informasi dan hiburan yang semakin ketat, Syafaruddin berharap TVRI terus melestarikan budaya, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan tetap menjadi lembaga penyiaran publik yang menjadi media pilihan utama dan kebanggaan Jawa Timur. (*) Penulis: Afifah Editor: Iwan Iwe
[Podcast] Banyak Permintaan Manggung Band Akustik di Kampus, Lahirlah Ibakustik RADIO UNAIR – Beberapa kegiatan mahasiswa kerap menghadirkan band akustik. Hal ini membuat sekelompok mahasiswa yang memiliki hobi bermusik bergabung membuat grup akustik. Inilah yang melatarbelakangi lahirnya Ibakustik. Nama Ibakustik diambil dari inisial nama personil, yaitu Ikbar (basis), Beta (gitaris), dan Aulia, mahasiswa Psikologi UNAIR 2014 (vokalis). Dengan mengusung genre pop jazz, Ibakustik berharap bisa terus menambah permintaan manggung dan semakin eksis tampil di berbagai acara kegiatan mahasiswa. Rabu, 10 Februari 2016 Ibakustik hadir di segmen Today Coustic Radio UNAIR dan berbagi cerita seputar musik. Penulis: Afifah Nurrosyidah/Radio UNAIR Editor: Iwan Iwe
[Podcast] Scrapframe by @scrapsby, Karya Indah dari Tangan Nadya RADIO UNAIR – Banyak cara bisa kita ungkapkan untuk berterima kasih ataupun merayakan hari spesial seseorang. Salah satunya
dengan memberikan sebuah hadiah. Nah, hadiah pun tidak melulu berupa baju. Buku maupun bunga banyak sekali yang bisa dikreasikan untuk membuat sebuah hadiah yang berkesan. Contohnya dari tangan Nadya Silma, mahasiswi Fakultas Vokasi Jurusan Perpajakan ini. Dia bisa membuat scrapframe. Scrapframe adalah rangkaian foto yang dirangkai seunik mungkin dengan dihiasi background yang indah dan diberi bingkai berupa pigura.
Foto: @scrapsby
Foto: @scrapsby
Foto: @scrapsby Usaha pembuatan scrapfame ini dia rintis sejak 2015. Berawal dari kegemarannya akan desain grafis yang ditularkan sang ayah, Nadya pun memberanikan diri membuka usaha ini. Meski
baru berjalan satu tahun, namun apresiasi pelanggan terhadap karya Nadia cukup bagus. Terbukti dengan banyaknya pesanan Scrapframe yang diterimanya. Apalagi menjelang musim wisuda. Banyak pesanan khusus untuk hadiah wisuda. Pelanggan juga bisa memilih sesuka hati tema yang pas untuk scrapframe tersebut. Tak hanya scrapframe, Nadia juga memproduksi gambar siluet, mug, stiker, bahkan suvenir dan mahar untuk pernikahan. Nadya juga memiliki beberapa akun media sosial untuk menunjang pemublikasian usaha miliknya. Salah satunya di Instagram yang memiliki akun bernama @scrapsby. Berikut wawancara Radio UNAIR dengan Nadya, founder @scrapsby. Penulis: Faridah Hari/Radio UNAIR Editor: Iwan Iwe