DAFTAR PUSTAKA
Adinugraha HA, Moko H. 2006. Teknik rejuvenasi pohon dalam pengadaan bibit untuk pembangunan hutan tanaman. Informasi Teknis. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman. 4(1):1-13 Ahmed S, Idris S. 1997. Melia azedarach L. in Plant Resources of South-East Asia No 11. Auxiliary Plants. F Hanum and L.J.G. van der Maesen (Editor). PROSEA, Bogor. 187-190. Andayani W. 2003. Strategi peningkatan efisiensi usaha perhutanan rakyat. Jurnal Hutan Rakyat. 5(3): 17-29 Aparajita S, Rout GR. 2010. Molecular analysis of Albizia species using AFLP markers for conservation strategies. Journal of Genetics 89 (1): 95-99. Aritonang KV, Siregar IZ, Yunanto T. 2007. Manual analisis genetik tanaman hutan di Laboratorium Silvikultur Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Tidak diterbitkan. 41 hlm. Atmandhini RGB. 2011. Hubungan faktor tempat tumbuh dengan produksi buah mindi (Melia azedarach L.) di hutan rakyat Jawa Barat. [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Badan Litbang Kehutanan. 2001. Mindi (Melia azedarach L.). A.N. Gintings, Sunaryo, M. Natadiwirya dan P. Sutigno (Editor). Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Jakarta. Basri E, Yuniarti K. 2006. Sifat dan bagan pengeringan sepuluh jenis kayu hutan rakyat untuk bahan baku mebel. Prosiding Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan :175-182. Bewley JD, Black M. 1986. Seeds: Physiology of development and germination. Plenum Press. New York, London. 367 p. BPKH Wilayah XI dan MFP II. 2009. Potensi kayu dan karbon hutan rakyat di Pulau Jawa Tahun 1990-2008. Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XI Jawa-Madura dan Forest Governance and Multi-stakeholders Forestry Programme (MFP II). Jakarta. 54 hlm. Bramasto Y. 2002. Pembangunan dan pengelolaan sumber benih. Info Benih Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman 10(1): 51-61. Calamassi R, Puglisi SR, Vendramin GG. 1988. Genetic variation in morphological and anatomical needle characteristics in Pinus brutia Ten. Silvae Genetica 37: 5-6 Charleston DS, Kfir R, Dicke M, Vet LEM. 2006. Impact of botanical extracts derived from Melia azedarach and Azedarach indica on population of
122 Plutella xylostella and its natural enemies: A field test of laboratory findings. Biological Control 39 : 105-114. Craft KJ, Ashley MV. 2007. Landscape genetic structure of bur oak (Quercus macrocarpa) Savannas in Illinois. Forest Ecology and Management 239: 13-20. Danu. 2000. Mindi (Melia azedarach Linn). Atlas Benih Tanaman Hutan Indonesia Jilid I. Publikasi Khusus. 2 (3): 51-53. Dell B, Malajczuk N, Xu D, Grove TS. 2003. Nutrient disorders in Plantation Eucalypts. Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR). 187 p. Departemen Kehutanan. 2003. Statistik kehutanan 2003. Departemen Kehutanan RI. Jakarta. Dewi BS, Slamet BY, Nurbaya L. 2004. Peranan hutan rakyat dan sistem pengelolaannya terhadap pendapatan petani di Desa Wates dan Tambah Rejo, Kecamatan Gading, Kabupaten Tanggamus. Jurnal Hutan Rakyat. 6(2) : 65-82. Dhakal LP, Lilleso JPB, Kjaer ED, Jha PK, Arya HL. 2005. Seed sources of agroforestry trees in farmland context: A guide to tree seed source establishment in Nepal. Forest & Landscape Development and Environment Series 1-2005, Harsholm, Denmark. 35 p. Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat. 2010. Kebijakan dan program hutan rakyat di Provinsi Jawa Barat. Makalah disampaikan pada Seminar Hasilhasil Penelitian Balai Penelitian Kehutanan Ciamis dan Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor. Badan Litbang Kehutanan. Bandung, 20 Oktober 2010. 8 hlm. Diniyati D, Budisantoso H, Ruhimat IS. 2010. Peran hutan rakyat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan Gunung Sawal. Makalah disampaikan pada Seminar Hasil-hasil Penelitian Balai Penelitian Kehutanan Ciamis dan Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor. Badan Litbang Kehutanan. Bandung, 20 Oktober 2010. 19 hlm. Diniyati D dan Sulistyati WT. 2005. Kajian sikap petani terhadap lembaga pembangunan hutan rakyat. Seminar Sehari Optimalisasi Peran Litbang dalam Mendukung Ragam Pemanfaatan hutan Rakyat Ditjen Bina Produksi Kehutanan. 2006. Pembangunan hutan tanaman rakyat. Workshop Hutan Tanaman Rakyat, tanggal 20 Desember 2006. Hotel Santika, Jakarta. Departemen Kehutanan. Jakarta. Doyle JJ, Doyle JL. 1987. Isolation of plant DNA from fresh tissue. Focus 12: 13- 15.
123 Ekawati S, Haryanti N, Subaktini D. 2005. Efektivitas kelompok tani dalam pengelolaan hutan rakyat: studi kasus hutan rakyat Wonogiri. Info Sosial Ekonomi. 5(2): 197-207 Essau K. 1977. Anatomy of seed plant. John Wiley and sons. New York. 429498 p. Falah F dan Nugroho B. 2010. Pengaruh kelembagaan sertifikasi sumber benih terhadap efisiensi tataniaga benih tanaman hutan : Studi kasus di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. 7(3):155165. Finkeldey R. 2005. Pengantar genetika hutan tropis. Institute of Forest Genetics and Forest Tree Breeding, University of Göttingen., Germany. 244 p. Hamid AH, Ab-Shukor NA, Senin AL. 2008. Morphometric and genetic variation of six seed sources of Azadirachta excelsa (Jack). Jacobs. J. Boil. Sci. 8: 702712. Hani A. 2007. Menjaga keanekaragaman jenis hutan rakyat : Menjaga kelestariaan hutan rakyat. Dalam Prosiding: Sintesa Hasil Litbang Hutan Tanaman, Bogor, Desember 2007. Badan Litbang Kehutanan. hlm 149-154. Hardjowigeno S. 2003. Ilmu tanah. Akademika Pressindo. Jakarta. 354 p. Hariyatno D. 2005. Analisa kebijakan skema kredit dan pembiayaan usaha tani hutan. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan. 2(2): 89-100. Hartati D, Rimbawanto A, Taryono, Sulistyaningsih E, Widyatmoko AYPBC. 2007. Pendugaan keragaman genetik di dalam dan antar provenan pulai (Alstonia Scholaris (L.) R.Br.) menggunakan penanda RAPD. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan. 1(2): 89-98. Hendra M. 2009. Etnoekologi perladangan dan kearifan botani lokal masyarakat Dayak Benuaq di Kabupaten Kutai Barat Kalimantan Timur. [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Herawati T. 2005. Aplikasi metode proses hirarki analitik dalam penentuan prioritas jenis pohon hutan rakyat. Studi kasus di Kecamatan Pamarican. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. Bogor. 2(1): 157-165. Himmah B. 2002. Kajian sosiologis pemasaran sengon hutan rakyat di Kabupaten Wonosobo. Jurnal Hutan Rakyat. 4(2): 24-46 Huxley P. 1999 Tropical agroforestry. Blackwell Science. 353 p. Imelda M, Estiati A, Sari L, Erlyandari F. 2007. Keseragaman genetik bibit sungkai (Peronema canescens Jack) hasil kultur jaringan. Jurnal Biodiversitas 8(1): 54-57.
124 Irawan P. 2006. Penelitian kualitatif & kuantitatif untuk ilmu-ilmu sosial. Departemen Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia. Iriantono D, Siswandi J, Saefullah A. 2004. Bagaimana petani Cibugel meningkatkan produksi kayu suren. Benih untuk Rakyat. Suplemen Gedeha. Kerjasama Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan, IFSP, World Agroforestry Centre – ICRAF dan Bina Swadaya. Bandung. 14: 17-19. ISTA (International Seed Testing Association). 2006. International Rules for Seed Testing. Edition 2006. The International Seed Testing Association. Switzerland. Jayusman. 2006. Evaluasi keragaman genetik bibit surian di persemaian. Wana Benih. 7(1):1-8 Johari S , Kurnianto K, Sutopo, Hamayanti WA. 2009. Multivariate analysis of phenotypic of body measurement in swamp buffalo (Bubalus bubalis). Journal Indonesian Tropical Animal Agriculture. 34(4): 289-294. Karyono, Hariyatno. 2001. Peluang dan tantangan pemasaran kayu mindi (Melia azedarach L.): Studi kasus di Bogor Jawa Barat. Info Sosial Ekonomi 2 (2): 77-86 Karsinah, Sudarsono, Setyobudi L, Aswidinnoor H. 2002. Keragaman genetik plasma nutfah jeruk berdasarkan analisis penanda RAPD. Jurnal Bioteknologi Pertanian. 7(1): 8 -16. Kementerian Kehutanan 2008. Statistik Kehutanan Indonesia 2008. Kementerian Kehutanan RI, Jakarta. Komarayati S, Nurhayati T, Gusmailina. 1993. Biodegradasi komponen kimia pada limbah lignoselulosa oleh jamur perusak kayu. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 11(2): 57-64. Kota S, Rao NDR, Chary P. 2006. In vitro response of select regions of Azadirachta indica A. Juss (Meliaceae) as elucidated by biochemical and molecular variations. Currrent Science. 91(6): 770-776. Kozlowski TT, Pallardy SG. 1997. Physiology of woody plants. Academic Press. New York. 309-318 p. Krah KA, Kindt R, Skilton JN, Amaral W. 2004. Managing biological and genetic diversity in tropical agroforestry. Agroforestry System 61:183-194 Kremer A et al. 2002. Leaf morphological differentiation between Quercus rubur and Quercus petraea is stable across western European mixed oak stands. Ann. For. Sci. 59:77-787 Kurniaty R et al. 2003. Teknik penanganan benih jenis andalan setempat di Sulawesi Selatan, Bali, Kalimantan Barat dan Jawa Barat. LUC No. 385. Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor.
125 [LP IPB] Lembaga Penelitian, Institut Pertanian Bogor. 1990. Studi kelayakan usaha tani hutan rakyat di Propinsi Jawa Barat. LP IPB. Bogor. Martawijaya AK, Kartasudjana I, Mandang YI, Amongprawira S, Kadir K. 1989. Atlas kayu Indonesia. Badan Litbang Kehutanan. Bogor. Jilid II: 96-100. Martina A, Yuli N, Sutisna M. 2002. Optimasi beberapa faktor fisik terhadap laju degradasi selulosa kayu albasia (Paraserianthes falcataria L.Nielsen) dan karboksimetilselulosa (CMC) secara enzimatik oleh jamur. Jurnal Natur Indonesia 4 (2) : 156 -163. Milimo P. 1995. Drought resistance in Melia volkensii and M. azedarach. ACIAR Forestry Newsletter No. 20. Mindawati N, Widiarti A, Rustaman B. 2006. Review hasil penelitian hutan rakyat. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman. Badan Litbang Kehutanan. Bogor. 80 hal. Mulawarman, Roshetko JM, Sasongko SM, Iriantono D. 2003. Tree seed management : Seed source, seed collection and seed handling. A Field Manual for Field Workers and Farmers. TFRI Extension Series No. 152. Winrock International and ICRAF. Murniati E. 1995. Studi beberapa faktor penyebab dormansi dan peranan mikroorganisme dalam mempengaruhi proses pematahan dormansi benih kemiri (Alleurites moluccana WILLD.) [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Murtiyanto N. 2002. Sustensi hutan rakyat. Jurnal Hutan Rakyat. 4(3):39-63. Nair PKR. 1993. An introduction to agroforestry. Kluwer Academic Publishers, P.O. Box 17, 3300 AA Dordrecht, The Netherlands. 489 p. Nei. 1972. Genetic distance between populations. Am. Naturalist. 106: 283-292. Nezhad MS, Mirhosseini SZ, Gharahveysi S, Mavvajpour M, Seidavi AR. 2009. Analysis of genetic divergence for classification of morphological and larval gain characteristics of Peanut Cocoon Silkworm (Bombyx mori L.) Germplasm. American-Eurasian J. Agric. & Environ. Sci. 6 (5): 600-608. North DC. 1990. Institutions, institutional change and economic performance. Cambridge University Press. New York. USA. Nugroho B. 2010. Pembangunan kelembagaan pinjaman dana bergulir hutan rakyat. Jurnal Manejemen Hutan. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. 16:118125. Nurhasybi, Danu. 1997. Mengenal budi daya mindi (Melia azedarach L.). Tekno Benih. Balai Teknologi Perbenihan Bogor 2(1):25-32. Ostrom E. 1990. Governing the commons : The evolution of institutions for collective action. Cambridge University Press. New York.
126 Owens JN. 1995. Constraints to seed production: temperate and tropical forest trees. Tree Physiology 15: 477- 484. Pandit IKN, Ramdan H. 2002. Anatomi kayu. Pengantar sifat kayu sebagai bahan baku. Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan, IPB. Bogor. 136 hlm Pari G. 1996. Analisis komponen kimia dari kayu sengon dan kayu karet pada beberapa macam umur. Buletin Penelitian Hasil Hutan. 14: 321- 327. Peakall R. Smouse P.E. 2006. GENALEX 6: Genetic analysis in excell. Population genetic software for teaching and research. Molecular Ecology Notes. 6: 288-295. Pereira H, Graca J, Rodrigues JC. 2003. Wood chemistry in relation to quality. Di dalam: Barnett JR dan Jeronimidis G, editor. Wood quality and its biological basis. United Kingdom: Blackwell Publishing. hlm 53-83. Pramono AA, Danu. 1998. Teknik pematahan dormansi benih mindi (Melia azedarach Linn). Buletin Teknologi Perbeníhan. Balai Teknologi Perbenihan 5 (3): 35-42. Pramono AA et al. 2008. Sebaran potensi sumber benih jenis potensial (mindi) di Pulau Jawa. LHP. No. 498. Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor. Purwanto RH, Pratomo ARS. 2007. Penaksiran potensi kayu perkakas dan kayu bakar jenis sengon (Paraserianthes falcataria) di hutan rakyat Desa Bateh, Magelang. Jurnal Manajemen Hutan Tropika 13(2):109-115. Poerba YS, Widjaya EA. 2009. Primer screening for Dyera costulata (Miq) Hook.f Random Amplified Polymorphic DNA Analyses. Biodiversitas. 10(1): 12-18. Prabowo HD, Prahasto H. 2002. Alokasi penggunaan lahan di Daerah Aliran Sungai dan prospek hutan rakyat. Jurnal Hutan Rakyat. 4(3): 17-38. [Pusat P2H] Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan. 2010. Kerangka acuan seminar pola pengelolaan dan pembiayaan hutan rakyat. Jakarta. Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan, Badan Layanan Umum (BLU) Kehutanan. Puspitarini DP. 2003. Struktur benih dan dormansi pada benih panggal buaya (Zanthoxylum rhetsa (Roxb.) D.C.) [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Rahmat M, Hamdi. 2007. Pendapatan masyarakat dari hutan dan faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhinya: Kasus desa penyangga TNKS di Kabupaten Pesisir Selatan. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan. 3(2): 193-204.
127 Rangkuti F. 2002. Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis: reorientasi konsep perencanaan strategis untuk menghadapi abad 21. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 188 hlm. Rimbawanto A, Widyatmoko AYPBC. 2006. Keragaman genetik empat populasi Intsia bijuga berdasarkan penanda RAPD dan implikasinya bagi program konservasi genetik. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman 3(3): 149-154. Rimbawanto A, Widyatmoko AYPBC, Sulistyowati P.2006. Distribusi keragaman genetik populasi Santalum Album berdasarkan penanda RAPD. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman 3(3):175-181. Rimbawanto A, Widyatmoko AYPBC, Sulistyowati P, Harkingto. 2006. Keragaman populasi Eusideroxylon zwageri Kalimantan Timur berdasarkan penanda RAPD. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman 3(3): 201-208. Rohlf FJ. 1998. Numerical Taxonomy and Analysis System (NTSYSpc) Version 2.0. New York : Department of Ecology and Evolution State University of New York. Rogers EM, Shoemaker FF. 1971. Communication of Innovations : A crosscultural approach. Second Edition. The Free Press, New York. p: 99-107. Romansah D. 2007. Peran hutan rakyat dalam perekonomian wilayah di Kabupaten Sumedang. [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Roshetko JM, Mulawarman, Iriantono D. 2004. Kebun benih untuk petani dan LSM – mengapa dan bagaimana. Benih untuk Rakyat. Suplemen Gedeha. Kerjasama Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan, IFSP, World Agroforestry Centre – ICRAF dan Bina Swadaya. Bandung. 14: 1-6. Runo MS, Muluvi GM, Odee DW. 2004. Analysis of genetic structure in Melia volkensii (Gurke.) populations using random amplified polymorphic DNA. African Journal of Biotechnology 3 (8): 421-425. Saefullah A. 2004. Suren (Toona sinensis) unggulan dari Cibugel. Benih untuk Rakyat. Suplemen Gedeha. Kerjasama Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan, IFSP, World Agroforestry Centre – ICRAF dan Bina Swadaya. Bandung. 14:14-16. Saepulloh A. 2011. Semarakkan usaha di kesunyian desa. Kompas, 26 Mei 2011.
Artikel Sosok.
Samal S, Rout GR, Lenka PC. 2003. Analysis of genetic relationship between population of cashew (Anacardium occidentale L.) by using morphological characterization and RAPD markers. Plant Soil Environment 49(3):176 – 182.
128 SAS Institute Inc. 1990. SAS/STAT user’s guide version 6. Fourth edition. Volume 2. SAS Campus Drive. Cary. North Carolina 27513. Sass JE. 1961. Botanical microtechnique. Third edition. The IOWA State University Press. Amess. Iowa. 224 p. Schmidt L. 2002. Pedoman penanganan benih tanaman hutan tropis dan sub tropis. Danida Forest Seed Centre dan Direktorat Jenderal Rehabilitasi dan Perhutanan Sosial Departemen Kehutanan. Jakarta. 295 hlm. Sedgley M, Griffin AR. 1989. Sexual reproduction of tree crops. Academic Press. London. 201 p. Siburian RHS. 2009. Keragaman genetik Gyrinops verstegii asal Papua berdasarkan RAPD dan Mikrosatelit. [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Siregar IZ. 2000. Genetic aspects of the reproductive system of Pinus merkusii Jungh.et de Vriese in Indonesia. [dissertation]. Göttingen. Faculty of Forest Sciences and Forest Ecology, Georg-August University of Göttingen.147 p. Siregar IZ, Siregar UJ, Karlina L, Yunanto T. 2008. Pengembangan penanda genetika molekuler untuk lacak balak (Studi Kasus pada Jati). Laporan Akhir, Hibah Bersaing. LPPM. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Soerianegara I, Lemmens. 1995. Plant Resources of South-East Asia No. II. Auxiliary Plants. PROSEA Bogor. Indonesia. Song BK, Clyde MM, Wickneswari R, Normah MN. 2000. Genetic relatedness among Lansium domesticum accessions using RAPD markers Annals of Botany 86: 299-307. Styles BT. 1972. The flower biology of Meliaceae and its bearing on tree breeding. Silvae Genetica 21(5):175-182. Suciandri E, Bramasto Y. 2005. Pematahan dormansi benih mindi dengan menggunakan larutan asam sulfat. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman Jogyakarta. 2(2): 279-285. Sudarna A. 2007. Membangun kehutanan Jawa Barat untuk kemakmuran dan penyangga kehidupan. Makalah disampaikan dalam Pekan Hutan Rakyat II, Balai Kehutanan Ciamis, Ciamis. Sudomo A. 2007. Kajian sistem silvikultur hutan rakyat. Dalam Prosiding: Sintesa Hasil Litbang Hutan Tanaman, Bogor, Desember 2007. Badan Litbang Kehutanan. hlm 155-162. Sudrajat DJ dan Nurhasybi. 2010. Pengembangan metode pengujian dan standar mutu benih dan bibit tanaman hutan. Dalam Prosiding: Peningkatan Produktivitas Hutan Rakyat untuk Kesejahteraan Masyarakat. Seminar Hasil-hasil Penelitian Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor dan Balai Penelitian Kehutanan Ciamis. Bandung, 10 Oktober 2010. Hal: 56-74.
129 Sudrajat DJ. 2010. Dormansi benih tanaman hutan (Tinjauan mekanisme, pengendali, dan teknik pematahannya untuk mendukung pengembangan hutan rakyat). Dalam Prosiding: Peningkatan Produktivitas Hutan Rakyat untuk Kesejahteraan Masyarakat. Seminar Hasil-hasil Penelitian Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor dan Balai Penelitian Kehutanan Ciamis. Bandung, 10 Oktober 2010. Hal : 103-113. Suharjito D (penyunting). 2000. Hutan rakyat di Jawa: Perannya dalam perekonomian desa. Program Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Masyarakat (P3KM). Fakultas Kehutanan IPB, Bogor. Suita E, Yuniarti N. 2005. Pengaruh skarifikasi terhadap daya berkecambah benih kemiri. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman Jogyakarta. 2(2):235-246. Suita E, Nurhasybi, Yuniarti N. 2008. Penentuan kriteria masak fisiologis buah mindi (Melia azedarach L.) berdasarkan sifat-sifat fisik, fisiologis dan biokimia. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. 5(2):75-82. Suita E. 2009. Pengujian viabilitas benih mindi (Melia azedarach L.) pada berbagai media perkecambahan. Info Benih. 13(1):181-187. Supangat AB, Basuki TM, Sukresno. 2002. Efek faktor pengelolaan tanaman terhadap erosi dan limpasan pada hutan rakyat kopi dan sengon di Wonosobo. Prosiding Ekspose Hasil Penelitian BP2TPDAS-IBB Surakarta. Wonosobo. Suryati T. 2006. Isolasi dan identifikasi komponen kimia kulit batang mindi (Melia azedarach) dalam Prosiding Seminar Nasional dan Pameran Tumbuhan Obat Indonesia XXVIII, Bogor, 15-16 September 2006. Tampake H, Luntungan HT. 2002. Pendugaan parameter genetik dan korelasi antar sifat-sifat morfologi kelapa (Cocos nucifera, Linn). Jurnal LITTRI. 8(3): 97-102. Taufik M, Gustian, Syarif A, Suliansyah I. 2007. Karakterisasi sifat-sifat morfologi, fisiologi dan biokimia tanaman kakao (Theobroma cacao L.) berproduksi tinggi. Jurnal Akta Agrosia. 10(2) : 150-155. Widayanti WT. 2004. Implementasi metode pengaturan hasil hutan pada pengelolaan hutan rakyat: Studi kasus di Desa Kedung Keris, Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunung Kidul. Jurnal Hutan Rakyat. 6(2): 27-46 Widiarti A. 2005. Kajian kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat sekitar Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman-Lampung. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. 2(3): 215-226. Widiyastutik E, Nugroho B, Kartodihardjo H. 2010. Nilai manfaat total Gerhan di Sub DAS Tirto Jawa Tengah. Jurnal Manajemen Hutan Tropika 16 (1): 36-40.
130 Widyatmoko AYPBC, Afritanti RD, Taryono, Rimbawanto A. 2009. Keragaman genetik lima populasi Gyrinops verstegii di Lombok menggunakan penanda RAPD. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan 3(1):1-10. Wijayanto N. 2001. Faktor dominan dalam sistem pengelolaan hutan kemasyarakatan (Studi kasus di Repong Damar, Pesisir Krui, Lampung). [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Wijayanto N. 2007. Studi pengaruh pola agroforestry terhadap pertumbuhan tanaman jati (Tectona grandis L.F). Jurnal Manajemen Hutan Tropika 13(2):100-108 William JGK, Kubelik A, Livak KJ, Rafalski JA, Tingey SV. 1990. DNA Polymorphisms amplified by arbitrary primers are useful as genetic markers. Nucl. Acids. Res. 18:6531-6535. Wulandini R, Widyani N. 2004. Melia azedarach Linn. Informasi Singkat Benih. No. 30. April 2004. Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan dan Indonesia Forest Seed Project. Departemen Kehutanan. Jakarta. Yeh FC, Yang R, Boyle T. 1999. Popgene ver 1.31 Microsoft window-based freeware for population genetic analysis. Quick user guide. University of Alberta and Centre for International Forestry Research. Yuliani SE, Diniyati D. 2004. Identifikasi masalah pengembangan hutan rakyat di Desa Boja, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap. Al-basia. 1 : 3138. Yunanto T. 2010. Uji lapang lacak balak kayu meranti Balau (Shorea laevis Ridl.) dengan penanda mikrosatelit. [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Yusran. 2005. Analisis performansi dan pengembangan hutan kemiri rakyat di kawasan pegunungan Bulusaraung, Sulawesi Selatan. [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Zhang Y, Uusivuori J, Kuuluvainen J. 2000. Impact of economics reforms on rural forestry in China. Forest Policy and Economics Elseveir 1: 27-40. Zobel BJ, Talbert JT. 1984. Applied tree improvement. John Willey and Sons, Inc. Canada. 491 p.