Pilihan Rasional Perempuan Menikah Di Usia Dini (Studi Kasus Di Desa Mamben Daya, Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur) Ropida1) Ni Luh Nyoman Kebayantini I2) Ikma Citra Ranteallo II3)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana Email:
[email protected] [email protected] [email protected]
ABSTRAK Under age marriage in north Mamben Daya Village, subdistrict of Wanasaba, East Lombok regency mostly afficted to the women if it comparedwith te man. The age of women who get merried at under age was about 10 to 15 year old. Under age marriage is not always become a problem so that from years to years amount of the under age marriage women is increase significantly.Statement problem of this study are (1) Why do the women chose to get merried at young age? (2) How the under age marriage cab effect to the family life?Study approach of this research is qualitative research has done in north Mamben Daya Village. This is a study case while the type of this research is descriptive method. Purprose of this study is to describe the reason of the women who get merried at under age and the effect of under age marriage. Theoritical frameworkthat used in this study was rasional choise of James Coleman.The result of this study shows that the women who get married at under age indirectly mostly caused by financial reason in her family life beside that merariq tradition and dedare tuaq symbol legitimate the caused of under age marriage to the women furthermore there are some things that the women has to sacrifie in under age marriage (1) education, (2) adolescene, (3) boyfriend. Under age marriage has positive and negative effect, for the parents of the women it has positive effect. They can decrease financial responsibility and avoid symbol of dedare tuaq for their daughter. Meanwhile negative effect of under age marriage for the women mostly get domestic andvioleace then divorce lastly and effect to the pregnance and to the baby that will abnormally. Keywords: women, rational choice, under age marriage.
1.PENDAHULUAN Pernikahan adalah kesepakatan antara seorang pria dan seorang wanita untuk membentuk sebuah keluarga dan pernikahan ini manusia dapat meneruskan keturunan (generasi). Pada umumnya pernikahan dilakukan oleh orang dewasa yang sudah memiliki kematangan emosi karena dengan adanya kematangan emosi mereka dapat menjaga kelangsungan pernikahan. Selain dibutuhkan kematangan
emosi dalam pernikahan dibutuhkan pula kesiapan fisik bagi perempuan, karena dalam pernikahan membutuhkan pemikiran, kesiapan psikologi dan persiapan ekonomi. Menurut Sumarjati dalam ( Hawari,1991:11) dalam ilmu kedokteran kematang fisik seorang perempuan terjadi pada usia 20 tahun, pada usia tersebut alat reproduksi perempuan dapat bekerja secara maksimal. Apabila perempuan mengalami kehamilan pada usia 20 tahun ke atas memiliki resiko kematian lebih rendah bagi bayi maupun bagi
ibunya dibandingkan dengan perempuan yang hamil dibawah usia 20 tahun. Secara psikologi menikah di usia dini akan berdampak pada psikis anak perempuan, dimana anak belum mengerti tentangn hubungan seks, sehingga akan menimbulkan truma psikis berkepanjangan dalam jiwa anak yang sulit disembuhkan seperti anak akan murungn dan menyesali hidupnya yang berakhir pada pernikahan yang disedari tidak mengerti atas keputusan hidupnya( Gunarsyah dan Yulia,1991:27). Pernikahan usia dini juga berdampak pada kasus percerain. Menurut (Istiqomah,2015) dalam penelitiannya mengatakan faktor utama dari banyaknya perceraian adalah ketidakdewasaan dari kedua belah pihak atau pasangan muda-mudi dalam berumah tangga, maka banyak suami melakukan tindakan kekerasan dalam menyelesaikan rumah tangga sehingga kejadian tersebut berujung pada kasus perceraian Pada kenyataannya banyak ditemuakan muda-mudi yang memilih untuk menikah di usia dini yaitu di bawah usia 20 tahun. Padahal hal ini sudah diketahui berdampak pada resiko kematian bagi ibu dan bagi bayi saat melahirkan, psikologi dan perceraian. Menikah di usia dini dijelaskan dalam Undang-Undang Perkawinan No.1 Tahun 1974 ayat(1) yang menyatakan bahwa pasangan calon pengantin pris dspst melangsungkan perkawinan apabila telah berusia 19 tahun dan calon pengantin wanita telah berusia 16 tahun. Meskipun batasan usia perkawinan sudah ditentukan dalam undang-undang perkawinan, namun kenyataannya masih banyak dijumpai kasus perempuan yang menikah di usia dini di Indonesia. Saah satu Daerah di Indonesia yang pernikahan usia dini tinggi adalah wilayah Nusa Tenggara Barat Persentase perempuan yang menikah di usia dini di Nusa Tenggara Barat dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hal tersebut terlihat dalam Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat pada tahun 2013 jumlah perempuan yang menikah di usia 10-15 tahun 8% tahun 2014 12,28%, tahun 2015 20%. Pernikan usia dini dari tahun ketahun mengalami peningkatan. Pernikahan usia dini setahun terakhir di Nusa Tenggara Barat paling bnayak terjadi di Kabupaten Lombok Timur.
Salah satu desa di kabuapten Lombok Timur yang angka pernikahan usia dini tinggi adalah di desa Mamben Daya. Desa Mamben daya merupakan desa yang masyarakatnya masih banyak melakukan pernikahan di usia dini dibandingkan dengan desa-desa lain. Masyarakat di Desa Mamben Daya mempunyai kebiasaan para orang tua banyak menikahkan anak perempuannya di usia muda yaitu antara usia 10-17 tahun. Perempuan yang menikah di usia dini di Desa Mamben Daya rata-rata berpendidikan SD,SMP, bahkan ada yang tidak sampai menamatkan pendidikan sekolah dasar. Tingginya angka pernikahan usia dini di Desa Mamben Daya, menyebabkan semakin tinggi pula kasus perceraian dan KDRT di desa tersebut. Menikah di usia dini di Desa Mamben Daya erat kaitannya dengan trasdisi dan budaya yang mereka anut oleh masyarakat di Desa Mamben Daya seperti tradisi merariq yang tidak membatasi perempuan untuk menikah terutama dalam usia menikah. Sehingga implemtasi undangundang sering kali tidak efektif dan tersingkirkan. Dari fenomena tersebut di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap perempuan yang menikah di usia di Desa Mamben Daya, Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur. 2.TINJAUAN PUSTAKA 2-1 Kajian Pustaka Utami(2015) dalam penelitanya yang berjudul” Pengambilan Keputusan Menikah di Usia Dini Pada Remaja Putri di Kecamatan Umbulharjo. Mengatakan pengambilan keputusan menikah menikah pada putri Umbulharjo karena terdapat pertentangan antara kedua belah pihak keluarga, tetapi hasil akhirnya orang tua masing-masing memberikan dukungan terhadap putrinya, disamping itu pengambilan keputusan menikah di usia dini dikarenakan faktor psikologi, pengetahuna remaja putrid tentang pernikahan belum begitu matang, membuat pandangan pernikahan didasarkan karena cinta dan kurang perhitungan yang matang. yang
Cahyani(2015) dalam penelitiannya berjudul” Dinamika Psikologi
Perempuan Yang Melakukan Mneikah di Usia Dini di Desa Kebowan, Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang” Hsil penelitinnya mengungkapkan bahwa aspek psikolgi yang mempengruhi perempuan untuk melakukan menikah di usia dini antara lain ( Masalah ekonomi dan keluarga (2) sikap tergesa-gesa untuk menikah karena ingin segera terlepas dari beban orang tua dan keluarga(30 kehamilan diluar nikah karena pergaulan bebas dan (4)merka tidak mampu menerima pelajaran di sekolah. Sedangkan faktor ekxternal yang mempengrauhi adalah ketidahutuhan keluarga, masalah ekonomi,pola pergaulan di dalam masyarakat dan lingkungan sekolah. Devi(2014) dalam penelitinanya yang berjudul” Perkawinan Usia Dini Dampak Dari perkawinan Massal: Kajian Sosiologi Tentang Struktur Sosial di Desa Pengotan Kabupaten Bangli” Hasil peneliannya menunjukkan bahwa perkawinan missal yang wajib dilaksanakan di Desa Pengotan tidak menyebutkan dengan tegas batas umur, sehingga secara tidak langsung melegitimasi terjadinya perkawinan usia dini. Adapun faktor penyebab dari perkawinan usia dini adalah(1) kemauan sendiri(2)kesulitan ekonomi(3)rendahnya pendidikan(4)hamil diluar nikah. Ayumi(2015)dalam penelitiannya yang berjudul”Pernikahan Usia Dini Bagi Perempuan di Desa Klabang Kecamatan Tegalampe Kabupaten Bondowoso” hasil peneltinnya menunjukkan bahwa pernikahan di usia dini disebabkan beberapa faktor(1)adanya kesadaran tersendiri bagi perempuan(2) pendidikan yang rendah yang menyebabkan pengambilan keputusan untuk menikah di usia dini. Dari keempat penelitian di atas terdapat persamaan dan perbedaan dalam hasil penelitinnaya, Berbeda dengan peneltian yang akan dilakukan oleh penulis. Penulis lebih mengulas tentang rasionalitas perempuan dalam pengambilan keputus untuk menikah di usia dini. Piligan rasional adalah pilihan yang secara sadar dapat diterima oleh logika karena setiap tindakan yang dilakukan oleh individu dianggap plaing benar untuk mencapai sebuah tujuan. Penulis
akan mengkaji lebih dalam mengenai alasan rasional perempuan yang seperti apa yang membuat mereka menilh untuk menikah di usia dini. Sehingga dengan pilihan tersebut terdapat hal-hal yang akan dikorbankan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan akan berpengaruh terhadap dampak setelah menikah pada kehidupan keluarga. 2.2 Kerangka Konseptual 2.2.1 Pilihan Rasional Menurut Weber (dalam Upe,2010:203) mengatakan pilihan rasional adalah tindakan yang ditentukan oleh harapan-harapan yang memiliki tujuan untuk dicapai dalam kehidupan manusia yang bertujuan untuk mencapai hal tersebut dirasionalisasikan dan dikulkulasikan sedemikian rupa untuk dikejar atau diraih oleh yang melakukannya. Hechkathorn(dalam Ritzer dan Smart,2001:201) menjelaskan pilihan rasional memandang bahwa memilih itu sebagai tindakan yang bersifat rasional dimana pilihan tersebut sangat menekankan pada prinsip efisiensi dalam mencapai tujuan dari sebuah tindakan. 2.2.2 Perempuan Pada masyarakat yang menganut idiologi familarisme, hukum perkawinan patriarki mengadopsi nilai-nilai yang hidup dalam masyrakat. Dimana posisi perempuan masih jauh berbeda dengan posisi laki-laki sehingga perempuan masih disubordinatkan dalam kelompok masyarakat. Perbedaan perlakuan dapat dilihat dilingkungan sekitar kita dimana perempuan dalam soal apapun cenderung dinomorduakan seperti dalam segi pendidikan, anak laki-laki diberikan prioritas utama dari pada anak perempuan. Apabila ini terjadi pada masyarakat miskin yang kemampuan ekonominya terbatas sehingga perempuan harus mengalah dan dikorbankan dengan cara dinikahkan meskipun usianya masih sangat dini(Sumiarni,2004:31-32) 2.2.3 Menikah Di Usia Dini Menikah di usia dini adalah pernikahan yang terjadi karena salah satu
dari pasangan suami istri aatau kedua pasangan masih berusia sangat belia yaitu dibawah 19 tahun. Menurut Nirwana(2011:67) mengatakan usia remaja dapat dibagi atas empat tingkatan yaitu: masa pra-pubertas(12-13tahun), masa pubertas(14-16tahun), masa pubertas akahir(17-18) dan priode remaja adolesensi(19-21tahun) Kriteria menikah di usia dini yang akan diambil oleh penulis dalam penelitiannya adalah usia perempuan yang berkisar pada anatra 10-15 tahun karena penulis berpatokan pada usia maksimal perempuan menikah di usia dini yang dijelaskan dalam undang-undang perkawinan di atas usia 16 tahun. 2.3 Landasan Teori Teori yang digunakan penulis dalam mengkaji penelitian ini adalah menggunakan teori pilihan rasional James S coleman. Menurut Coleman (dalam Upe,2010:193) menjelaskan pilihan rasional memusatkan perhatiannya pada aktor dan sumber daya. Aktor dipandang sebagai manusia yang memiliki maksud dan tujuan yang harus dicapai melalui tindakan atau upaya nyata yang rasional sedangkan sumber daya adalah sesutau yang menarik perhatian dan dapat dikontrol oleh aktor. Perhatian aktor dalam persefektif ini dilakukan dengan cara memandang aktor sebagai manusia yang memiliki tujuan tertentu atau mempunyai prefensi yang membuatnya mengambil tindakan tertentu yang memungkinkannya mencapai tujuan yang hendak diraihnya. Pilihan rasional Coleman berorientasi pada aspek sosial ekonomi yang meliputi imbalan(reward),pengorbanan(cost),keuntung an(profit). Imbalan merupakan segala hal yang diperoleh melalui adanya pengorbanan. Pengorbanan yang dimalsud disini adalah semua hal yang dihindarkan, sedangkan keuntungan adalah imbalan dikurangi oleh pengorbanan. Dari penjelasan tentang pilihan rasional oleh James S Coleman, kemudian
yang terkait dengan penulis bahas adalah yaitu tentang pilihan yang menyebabkan perempuan memilih meniah di usia dini dibandingkan dnegan memilih yang lain, sehingga setiap pilihan mempunyai alasan tersendiri bagi perempuan untuk memilih menikah di usia dini. Pilihan tersebut berlangsung ketika terjadi sebuah pengorbanan perempuan dalam memutuskan untuk memilih menikah, kemudia kan muncul imbalan dan keuntungan dari adanya sebuah pilihan. Sehingga tindakan perempuan memilih menikah di usia dini akan berdampak pada untung-rugi dan sebab-akibat. 3. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunkan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriftif. Lokasi penelitian ini berada di Desa Mamben Daya, Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur. Penelitian ini dilakukan guna untuk mendeskripsikan guna memahami secara mendalam mengenai pilihan rasional perempuan menikah di usia dini. Penelitian ini mengambil sumber data primer dan sumber data sekunder dengan teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan dukumentasi serta teknik analisis data dilakukan melalui proses pengumpulan data, proses reduksi,proses penyajian data proses verifikasi/kesimpulan. 4. HASIL DAN PEMBAHSAN Pernikahan di usia dini, memiliki catatan sejarah yang cukup beragam di negeri ini. Hampir disetiap daerah di Indonesia memiliki kisah mengenai pernikahan di usia dini dengan tata cara yang berbeda. Masalah pernikahan di usia dini sudahlama menjadi tradisi di kalangan masyarakat yang ada di Desa Mamben Daya. Pernikahan usia dini di Desa Mamben Days pada masa silam dilakukan dengan cara menjodohkan anak-anaknya ketika masih berada dalam kandungan ibunya. Pernikahan dilakukan sebelum anak dilahirkan . Jika benar jenis kelmain diantara keduanya berbeda, maka perjodohan dilangsungkan, sehingga pernikahan usia dini semkain bnayak terjadi. Perjodohan dilakukan dengan tujuan menjaga hubungan kekeluargaan, apabila perjodohan tidak dilakukan maka
akan menimbulkan kesenjangan diantara antara mereka.
sosial
Pernikahan di Desa Mamben Daya merupakan salah satu desa yang masyarakatnya masih memperaktikkan pernikahan di usia dini. Pernikahan yang terjadi di Desa Mamben Daya dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Jumlah pernikah usia dini di Desa Mamben Daya
disamping itu jika perempuan atau laki-laki yang menikah di usia dini maka usia menreka akan dinaikkan suapaya mendaptkan usia maksimal untuk menikah. Sehingga usia menikah sering kali dimanipulasi oleh pegawai kantor desa, hal tersebut dilakukan agar terhindar dari sanksi terjadinya pernikahan di usia dini. 4.1 Alasan-Alasan Perempuan Menikah Di Usia Dini 4.1.1.Mengurangi Beban Ekonomi Keluarga
Tahun
Jumlah
Umur 10-15th L
2013 2014 2015
20 36 43
5 7 12
P 15 29 31
Sumber:dielaborasi dari data registrasi pernikahan di Desa Mamben Daya 2015
Melihat tabel diatas bahwa pernikahan di usia dini di Desa Mamben Daya dari tahun ke tahun mangalami peningkatan. Jumlah perempuan yang menikah di usia dini lebih banyak dibandingkan denhan jumlah laki-laki. Hal tersebut terjadi disebabkan oleh beberapa alasan baik dari anak perempuan itu sendiri maupun dari orang tua. Perempuan yang menikah di usia dini memiliki jarak usia yang jauh berbeda dengan suaminya. Orang tua memiliki peran utama dalam memilih calon suami untuk anaknya. Ketika anak perempuan sudah dianggap dewasa maka orang tua akan segera mungkin mencarikan calon suami untuk anaknya. Perbedaan usia tidak menjadi masalah bagi orang tua unruk menikahkan anaknya karena mereka menganggap usia hanyalah sebagai symbol, yang penting anaknya bahagia tidak mengalami kesulitan ekonomi dalam rumah tangga. Pernikahan di usia dini di Desa Mamben Daya merupakan pernikahan yang hanya memenuhi syarat pernikahan hukum islma saja. Pernikahan tersebut banyak tidak tercatat dalam kantor urusan agama (KUA) maupun kantor catatan sipil. Pernikahan di usia dini yang terjadi do Desa Mamben Daya banyak tidak tercatat di kantor urusan agama karena banyak diantara mereka tidak mau mengurus surat nikah dan
Orang tua sangat terlibat dalam memutuskan pernikahan anaknya, karena kebyakan dari orang tua memaksa anaknya menikah meskipun pada usia dini yang belum sewajarnya dinikahkan. Perempuan dalam masyrakat di Desa Mamben Daya memiliki status yang jauh berbeda dengan anak lakilaki. Anak perempuan diiedentifikasikan oleh orang tua hanya sebagai pengurus rumah tangga sehingga para orang tua lebih banyak menikahkan anak perempuannya di usia dini. Disamping itu dengan menikahkan anak perempuan di usia dini dapat mengurangi beban ekonomi keluarga, sehingga diantara anak permpuan tidak dapat menolak keinginan dari kedua orang tuanya untuk di nikahkan. Dalam hal ini orang tua yang menikahkan anaknya dalam usia dini merupakan sebuah pilihan rasional dimana orang tua menikahkan anak perempuannya untuk mengurangi beban ekonomi keluarga sebab apabila anaknya sudah menikah maka segala hal yang berkaitan dnegan anak tersebut menjadi tangung jawab suami buka menjadi tanggung jawab orang tua lagi. 4.1.2 Diculik Pada dasarnya penculikan anak perempuan di Desa Mamben Daya sudah lumrah terjadi bahkan sudah menjadi budaya didalam kehidupan masyarakat. Alasan anak perempuan menikah di usia dini karena diculik pada umumnya dilatarbelakngi oleh adanya ketakutan si perempuan tidak dapat restu dari untuk menikah dengan laki-laki pilihannya. Sehingga anak perempuan lebih baik diculik suapaya dapat menghindari
perjodohan dari otang tuannya sebab apabila perempuan sudah diculik maka perempuan tidak boleh dipulangkan lagi kerumah orang tuanya, apabila dipulangkan kerumah orang tuannya maka hal tersebut menjadi aib bagi keluarganya. 4.1.3 Takut Dibilang Dedare Tuaq (perewan tua) Dedare tuaq merupakan sebutan yang diberikan kepada anak perempuan yang belum menikah di atas usia 16 tahun. Hal tersebut membuat para orang tua merasa takut apabila anak perempuannya dikatakan sebagai dedare tuaq. Ucapan tersebut merupakan ucapan yang sangat dihindari sehingga dengan segera mungkin para orang tua akan menikahkan anak perempuannya. Perempuan yang memilih menikah meniakh diusia dini disebabkan karena ketakutan di katakan sebagai dedare tuaq. Hal tersebut didasari oleh adanya tekanan dari luar berupa cibiran yang didaptkan dari lingkungan walau secara umur dia belum dikatakan tua akan tetapi lingkungan menggap mereka sudah sepantasnya untuk menikah. Karena masyarakat di Desa Mamben Daya melihak kedewasaandari akilbaliq dan poster tubuh yang sudah besar dan dianggap dapat mengurus rumah tangga. Sehingga rasional bagi perempuan dan orang tua untuk menikahkan anak di usia dini suapay terhindar dari ucapan tersebut. 4.1.4 Betian Bejulu( Hamil Duluan) Anak perempuan yang hamil sebelum menikah dalam aturan masyarakat di Desa Mamben Daya, maka mereka yang kethuan berzina akan doasingkan oleh masyarakat dengan cara tidak menegurnya dan bahkan akan menjadi cemoohan di dalam masyarakat. Sehingga perempuan yang hamil duluan hanya akan berdiem saja di dalam rumahnya tidak dikasih izin keluar rumah oleh keluarga sebelum menikah. Sehingga untuk menutupi aib keluarga maka orang tua akan mencarikan suami yang sudah menghamili anaknya agar dapat menghindari aib keluarga.
4.2 Hal-Hal Yang Dikorbankan Perempuan Ketika Menikah Di Usia Dini 4.2.1 Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu hal yang dikorbankan oleh perempuan ketika memilih menikah di usia dini. Dalam masyrakat di Desa Mamben Daya pendidikan anak perempuan tidak terlalu dihiraukan karena ketika anak perempuan sekolah tinggi-tinggi pada akhirnya dia kan kembali kepada ibu rumah tangga. Disamping itu banyak juga orang tua tidak menyekolahkan anak-anaknya karena kekurangan ekonomi. Sehingga perempua yang menikah di usia dini terpaksa harus mengorbankan pendidikannya demi mematuhi dan keiinginan dari orang tua. 4.2.2 Masa Remaja Masa remaja merupakan masa yang sangat berkesan diantara banyak remaja lainnya. Dalam hal ini para remaja khususnya anak perempuan akan mengalami banyak proses keremajaan seperti pergaulan. Perampuan yang menikah di usia dini terpaksa akan mngorbankan masa remaja mereka bersama teman-temannya. Sebab ketika perempuan yang sudah menikah di Desa Mamben Daya, maka mereka tidak akan bisa kembalu bergaul atau berteman dengan teman yang dulu, Hal tersebut terlihat karena mereka yang sudah menikah memiliki status sosial yang berbeda yaitu sebagai seorang istri. Sehingga menikah di usia dini menghambat hubungan sosial diantara mereka karena status sosial di Desa Mamben Daya sangat diperhatikan. 4.2.3 Kekasih/pacar Perempuan yang menikah yang disebabkan oleh adanya sebuah perjodohan di dalam kehidupan keluarga mereka cenderung anak akan mengalami tekanan batin di dalam dirinya karena meraka akan mneikah dengan laki-laki pilihan orang tua bukan dengan pilihannya sendiri. Sehingga perempuan ysudah menjalin hubungan dengan laki-laki lain/ pacarnya terpaksa akan diberhentikan atau terpaksa akan
dini
masyarakat melegitimasi perempuan untuk menikha di usia dini dan hamil diluar nikah. Sehingga pilihan tersebut akan menyebabkan sebab akibat yang akan dikorbankan oleh perempuan itu sendiri seperti pendidikan, masa remaja, dan kekasih/pacar.
Bagi orang tua yang menikahkan anaknya di usia dini merupakan hal yang bersifat positif karena dengan menikahkan anak diusia dini bagi orang tua dapat mengurangi beban ekonomi keluarga. Disamping itu pihak keluarga perempuan orang tua berhak meminta sebuah pesadean kepada pihak laki-laki yang dimaksudkan untuk memberikan imbalan kepada orang tua perempuan berupa sejumlah uang untuk mengganti jasa orang tua yang telah merawat anak perempuannya. Disamping itu bagi orang tua menikahkan anak diusia dini jua dapat menghindari aib keluarga dan sebutan dedare tuaq terhadap anak perempuannya.
Adapun dampak yang ditimbulkan dari pernikahan di usia dini adalah dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif dari terjadinya pernikahan di usia dini membuat orang tua menjadi senang karena dapat mengurangi beban ekonomi keluarga dan dapat menghindari sebutan dedare tuaq untuk putrinya sehingga dengan menikah anak perempuan menjadi jalan terbaik unutk keluarga. Sedangkan dampak negatf yang ditimbulkan dari pernikahan usia dini terhadap perempuan adalah sering mengalami KDRT yang berujng pada kasus perceraian serta berdmapak juga terhadap kelmailan ibu dan bayi yang mengalmai keguguran atau kelhairan anak menjadi tidak normal.
dikorbankan untuk menikah dengan pilihan dari kedua orang tuanya. 4.3 Dampak Menikah Di Usia Terhadap Kehidupan Keluarga 4.3.1 Dampak Positif
4.3.2 Dampak Negatif Pernikahan di usia dini akan berdampak pada kasus perceraian dimana anak perempuan yang menikah di usia dini yang belum memiliki kematangan dalam mengontrol emosi rentang mengalami pertengkatan yang berujung pada kasus perceraian. Pernikahan usia dini juga berdampak pada kehamilan perempan, sebab di antara perempuan yang mneikah di usia dini rentan mengalami keguguran yang disebbakan oleh lemahnya kandungan yang di alami oleh perempuan yang menikah di usia dini. Apabila mereka dapat melahirkan maka sebagian besar anak yang dilahirakan mengalami kelahiran yang tidak normal. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang pilihan rasional perempuan menikah di usia dini di DesaMamben Daya, maka dapat penulis simpulan sebagai berikut: Secara tidak langsung alasan-alasan perempuan yang menikah di usia dini karena ingin mengurangi beban ekonomi keluarga. Tradisi yang masih kuat dijalani oleh
5.1 Saran 1. Pemberlakuan Undang-Undang di Desa Mamben Daya harus diberlakukan secara ketat suapaya pernikahan di usia dini semakin tahun tidak akan mneingkat dan bagi pelaku pernikahan usia dini setidaknya harus diberikan sanksi yang lebih tegas dan konsisten, sehingga tidak terjadi pelanggaran terhadap pencatatan data yang tidak akurat dalam kantor catatan sipil. 2. Masyarakat di Dasa Mamben Daya, khusunya para orang tua, setidaknya harus memeberikan peluang terhadap anak dalam menentukan pilihan hidupnya karena dengan mneikah di usia dini akan berdampak negated bagi perempuan yang meniah di usia dini.Sehingga orang tua juga harus memperhatikan kehidupan putrinya sebelum memaksa untuk menikah. 3. Pemerintah pusat sebagai aperatur negara yang bertugas memajukan pendidikan dan sebagai perlindungan anak dan perempaun, harus lebih ketat lagi dalam mengimplikasikan supaya
tidak terjadi pernikahan di usia dini secara terus menerus khusunya di daerah pedesaan.
Ritzer, George dan Goodman, Doughlas J.(2004).Teori Sosiologi Modern. Bandung:Kencana Pranada Media Grup
DAFTAR PUSTAKA Buku bacaan Adhim, Muhammad Fauzi.(2002).Indahnya pernikahan Dini.Jakarta:Gema Insani Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.(2013).Petunjuk Teknis Pendidikan Keluarga Berenacana.Jakarta:Balai Pustaka 3 Fitriani.(2013).Draf Munas Kohati XXI(Korps HMI-Wati).Solo:Pengurus Korps HMIWati Gunarsah,Singgih D dan Yulia,Singgih D.(1991).Psikologi Praktik Anak Remaja Dan Keluarga.Jakarta:Gunung Mulia Hawari,Dadang dkk.(1991).Persiapan Menuju Perkawinan Yang Lestri.Jakarta:Pustaka Antara Hadikusuma,Hilman.(1991).Hukum Perkawinan Indonesia.Bandung:Mandar Maju Idianto, Muin.(2004).Sosiologi Untuk SLTA Kelas X.Jakarta;Erlangga Moleong, Lexy J.(2011).Metode Penulisan Kualitatif.Bandung:PT.Remaja Rosdakarya Nirwana, A.B.(2011).Psikologi Kesehatan Wanita.Yogyakarta:Nuha Madika Prodjohamidjojo,MR Martiman.(2011).Hukum Perkawinan Indonesia.Jakarta Selatan:Indonesia Legal Center Publising Rahman, Fachrir.(2013).Pernikahan Di Nusa Tenggara Barat Antara Islam Tradisi.Mataram:Lembaga PengkajianPublikasi Islam & Masyarakat (LEPPIPM IAIN Mataram)
Ritzer, George dan Barry.(2001).Handbook Sosial.Bandung;Nusa Media
Smart, Teori
Soekanto, Soerjono.(2012).Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta:PT Raja Grafinddo Persada Sugiyono, Soekanto.(2013).Metode Penulisan Kuntitatif dan Kualitatif R&D.Bandung:Kencana Media Grup Sumiarni, Endang & M.Hum(2004). Kajian Hukum Perkawinan Yang Berkeadilan Gender.Yogyakarta:Wonderfu Punlising Company Upe,
Ambo.(2010).Tradisi Aliran dalam Sosiologi.Jakarta:PT Raja Grafinddo Persada
Skripsi/Tesis Ayumi, Rafika Diah.(2015).Pernikahan Usia Dini Bagi Perempuan di Desa Klabang Kecamatan Tegalampe Kabupaten Bondowoso.skripsi.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember. Cahyani, Beti.(2015) Dinamika Psikologi Perempuan Yang Menikah di Usia Dini di Desa Kebowan Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.Skripsi. Universitas Muhammdiyah Surakarta Devi, Putu Santy.(2014).Perkawinan Usia Dini Dampak Dari Perkawinan Massal:Kajian Struktur Sosial di Desa Pengotan Kabupaten Bangli.Skripsi.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Sosiologi Universitas Udayana Utami,Novira.(2015).Pengambilan Keputusan Menikah Di Usia Dini Pada Remaja Putri di Kecamatan Umbulharjo.Skripsi.Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Psikologi pendidikan dan Bimbingan Universitas Negeri Yogyakarta
E-Journal Aprillisya dan Syahadanita.(2012).Kajian Budaya Pada Pelaku Pernikahan Usia Dini Di kecamatan Cempaka Banjarbaru Klaimantan Selatan Istiqomah, Arifah.(2015).Stusi Kasus Pernikahan Usia Dini di Desa Wukirasari Imogiri Bantul Yogyakarta Yunita.(2014).Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kajian Pernikahan Usia Muda Pada Remaja Putri di Desa Pagerejo Kabupaten Bondowoso