Pidato Penutupan Menlu RI Dr. R.M. Marty Natalegawa Pada Forum Pertemuan Badan Penyelenggara Pemilihan Umum ASEAN Rabu, 05 Oktober 2011
PIDATO PENUTUPAN
MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA DR. R.M. MARTY NATALEGAWA
PADA FORUM PERTEMUAN BADAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM ASEAN (ASEAN ELECTION MANAGEMENT BODIES’ FORUM)
JAKARTA, 5 OKTOBER 2011
Yang Terhormat, Bapak Professor Dr. Hafiz Anshary, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia, dan seluruh Komisioner KPU,
Mr. Andrew Ellis, Asia Pacific Director of the International Institute for Democracy and Electoral Assistance (IDEA),
Bapak-bapak, Ibu-ibu peserta pertemuan yang kami hormati,
Assalamu’alaikum wr. wb
Salam sejahtera untuk kita semua.
Merupakan suatu kehormatan tersendiri bagi kami untuk dapat berada bersama dengan wakil-wakil Lembaga Penyelenggara Pemilihan Umum dari negara-negara ASEAN dan negara-negara peserta lainnya, dalam hal ini, Mesir, Fiji, India, Yordania, Timor-Leste, dan Amerika Serikat, serta wakilwakil KPU Daerah dari seluruh penjuru tanah air Indonesia tercinta ini serta rekan-rekan masyarakat madani, lembaga swadaya masyarakat.
Sebelum kami memulai sambutan kami, perkenankan kami terlebih dahulu menyampaikan rasa penghargaan kami kepada KPU Republik Indonesia dan the International Institute for Democracy and Electoral Assistance (IDEA) atas prakarsa bersamanya untuk menyelenggarakan inisitif yang baik ini – pertemuan yang baru untuk pertama kalinya diadakan di kawasan kita.
Dan atas nama Pemerintah Republik Indonesia, perkenankan kami mengucapkan selamat kepada para peserta, atas keberhasilan terselenggaranya pertemuan yang penting ini.
Kami meyakini pembahasan dan tukar fikiran yang telah berlangsung selama pertemuan ini akan semakin memperkuat kerjasama di antara negara-negara di kawasan dalam mengkonsolidasikan nilai-nilai demokrasi dan tata kepemerintahan yang baik.
Bapak-bapak, Ibu-ibu yang kami hormati,
Pada pidato pembukaan pada hari Senin yang lalu, Bapak Presiden Dr. Susilo Bambang Yudhoyono telah menggarisbawahi bahwa peranan Badan Penyelenggara Pemilu jauh melebihi pelaksanaan Pemilu.
Bahwa mereka harus berada di garis depan, membuka jalan bagi terbangunnya demokrasi yang lebih substantif, yang lebih bermakna – yaitu demokrasi yang kredibel dan akuntabel.
Hadirin yang berbahagia,
Karenanya, terdapat kebutuhan untuk memastikan bahwa Pemilu tidaklah sekedar merupakan persyaratan politis, dan bahwa demokrasi benar-benar membawa hasil yang diharapkan.
Untuk memastikan bahwa demokrasi, tidak hanya memungkinkan setiap warga untuk menyuarakan aspirasinya, melainkan juga akan mewujudkan suatu tatanan yang menjunjung tinggi tata kepemerintahan yang baik dan penerapan hukum.
Suatu tataran kepemerintahan yang akuntabel, yang memajukan dan melindungi hak-hak asasi dan kebebasan yang hakiki.
Dan suatu tatatan yang membawa democratic dividends, manfaat demokratik, dalam bentuk peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan seluruh rakyat.
Bapak-bapak, Ibu-ibu yang kami hormati,
Melalui kebijakan politik luar negerinya, Indonesia senantiasa berkontribusi dalam arsitektur demokrasi di kawasan dan di luar kawasan.
Tentunya yang pertama dan yang paling utama adalah kawasan yang terdekat yaitu kawasan Asia Tenggara.
Untuk itu, bersama dengan negara anggota ASEAN lainnya, sejak tahun 2003 kita telah merintis pembentukan Komunitas Politik dan Keamanan ASEAN, sebagai bagian dari suatu Komunitas ASEAN.
Sebuah komunitas yang membayangkan adanya kerjasama yang erat diantara negara ASEAN dalam membangun dan memperkuat kapasitas institusi demokrasi di negara ASEAN, termasuk praktek terbaik mengenai peninjau pemilu sukarela.
Dan tahun ini, pada masa Keketuaan Indonesia di ASEAN, salah satu prioritas utama Keketuan Indonesia adalah untuk memastikan bahwa akan tercapai kemajuan yang signifikan di tahun 2011 ini ke arah terbentuknya Komunitas ASEAN.
Dalam hal ini, kerjasama ASEAN di bidang pembangunan politik diarahkan pada pengarusutamaan nilai-nilai demokrasi, tata kepemerintahan yang baik, dan kewibawaaan hukum.
Karenanya, antara lain, kita telah kembali menekankan arti penting interaksi para Pemimpin ASEAN dengan AIPA (ASEAN Inter-Parliamentary Assembly) dan juga dengan organisasi-organisasi masyarakat sipil.
Dan sejalan dengan upaya tersebut, Indonesia juga secara tegas mendukung pembentukan the ASEAN Inter-Governmental Commission for Human Rights, Komisi HAM ASEAN, pada tahun 2009.
Hadirin yang berbahagia,
Di luar kawasan ASEAN, Bali Democracy Forum yang diprakarsai Indonesia telah menjadi bagian penting dari arsitektur demokrasi di kawasan Asia Pasifik. Sebuah forum penting yang memungkinkan negara-negara untuk
bertukar pandangan dan berbagi pengalaman dalam upaya mereka untuk meningkatkan dan memperkuat prinsip-prinsip demokrasi.
Bapak-bapak, Ibu-ibu yang kami hormati,
Setelah pembahasan intensif selama 3 hari, kami kira tidak banyak lagi yang dapat kami tambahkan.
Namun perkenankan kami untuk menggarisbawahi beberapa pemikiran.
Pertama, arti penting dari rasa kepemilikan dan partisipasi.
Seluruh pemangku kepentingan, termasuk Badan Penyelenggara Pemilu, harus mengambil bagian dan memainkan peran yang krusial. Pemerintah dan masyarakat sipil harus menjadi mitra dalam memperkuat nilai-nilai demokrasi dan institusi demokrasi.
Dalam rangka untuk meningkatkan partisipasi publik yang lebih luas, kita semua telah memahami bahwa diperlukan kerangka hukum yang transparan dan terdapatnya sistem Pemilihan Umum yang adil.
Kedua, demokrasi merupakan sebuah proses bukan semata suatu kegiatan.
Kita semua mengetahui, bahkan di masyarakat yang telah maju dan berkembang nilai demokrasinya, demokrasi akan terus berkembang agar tetap memiliki relevansi dalam menghadapi berbagai tantangan baru.
Demokrasi akan terus tumbuh dan berkembang sesuai dengan dinamika yang unik di setiap negara.
Sebuah proses yang harus senantiasa ditumbuhkembangkan dan didorong.
Elemen kunci dalam proses tersebut adalah peningkatan kapasitas bagi institusi –institusi demokrasi.
Sesuatu yang telah dibahas dalam forum ini selama 3 hari terakhir.
Mengambil pelajaran yang berharga dari pengalaman kita masing-masing dan dari pengalaman yang telah dialami oleh pihak lain yang sama-sama sedang mengupayakan pembangunan politik.
Di saat kita belajar dari pengalaman orang lain, pada saat yang bersamaan kita juga berbagi pengalaman kita yang mungkin berharga pula bagi orang lain.
Yang terakhir, kita dapat menggarisbawahi bahwa konsolidasi demokrasi di tingkat nasional tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan di kawasan.
Untuk alasan itulah, Komisi Pemilihan Umum Indonesia dan IDEA melaksanakan pertemuan ini.
Untuk itu pulalah, negara ASEAN dan mitranya serta negara sehaluan duduk bersama di ruangan ini untuk berbagi pengalaman dan pelajaran terbaik untuk bagaimana dapat melaksanakan pemilu yang transparan, adil dan memiliki legitimasi.
Untuk bagaimana dapat meningkatkan kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam pemilu dan pada saat yang bersamaan meminimalisir adanya manipulasi, kekerasan dan ketidakjujuran dalam pemilu.
Dan tentunya, bagaimana mencarikan solusi terhadap tantangan dalam mendorong nilai demokrasi dan dalam melaksanakan Pemilu.
Karena pada akhirnya, demokrasi harus memberikan hasil yang nyata bagi seluruh elemen masyarakat kita.
Hadirin yang berbahagia,
Akhirnya, kami akan menekankan satu hal yaitu betapa kami sangat bersyukur menyaksikan rasa antusias yang sangat positif dalam ruangan ini.
Saya percaya dengan semangat tersebut, kita semua, secara bersama akan memiliki kerjasama yang kuat dalam mempromosikan demokrasi di ASEAN sebagai elemen yang penting untuk menuju komunitas ASEAN yang kuat.
Terima kasih
Assalamualaikum Wb. Wb.