PICTURE ON PEDICAB ONTEL IN KETOWAN VILLAGE, ARJASA DISTRICT, SITUBONDO REGENCY
Puji Purnomo Suwandi, Kt Nala Hari Wardana, I Gusti Sura Ardana Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}, @undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk, (1) Untuk mendeskripsikan alat dan bahan yang di gunakan dalam proses pembuatan gambar pada becak ontel di Desa ketowan Kecamatan Arjasa Kabupaten Situbondo, (2) Untuk mendeskripsikan proses pembuatan gambar pada becak ontel di Desa ketowan Kecamatan Arjasa Kabupaten Situbondo, (3) Untuk mendeskripsikan bentuk dan motif gambar pada becak ontel di Desa ketowan Kecamatan Arjasa Kabupaten Situbondo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan kualitatif, subjek dari penelitian ini ialah tempat dimana para becaan berkumpul. Dalam pengumpulan data, penelitian ini dilakukan dengan beberapa teknik yakni, (1) Teknik observasi, (2) Teknik wawancara, (3) Teknik pendokumentasian, dan (4) Teknik kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) Keberadaan gambar pada Becak Ontel di Desa Ketowan Kecamatan Arjasa Kabupaten Situbondo, yang menggunakan alat-alat sederhana dalam proses pembuatannya (2) Alat dan bahan yang digunakan dalam proses penggambaran pada Becak Ontel di Ketowan Kecamatan Arjasa Kabupaten Situbondo, meliputi dua macam alat pokok dan menggambar. Alat-alat tersebut ialah gergaji, gerinda, papan triplek dan alat untuk menggambarnya ialah pensil penggaris, kuas, dan gelas aqua bekas, (3) Jenis dan bentuk yang dihasilkan oleh pak Karso dalam menggambar Becak Ontel di Ketowan Kecamatan Arjasa Kabupaten Situbondo yaitu : gambar geometri, persegi, garis lengkung dan lurus, seni letter, tradisi, pemandangan, dan bentuk ukiran. Kata kunci : Becak Ontel, alat dan bahan, jenis dan bentuk gambar.
Abstrack This research aims to, (1) To describe the tools and materials that used in the process of drawing on pedicab ontel in Ketowan Village Arjasa District Situbondo Regency, (2) To describe the process of drawing on becak ontel in Ketowan Village, Arjasa District Situbondo Regency, (3) To describe the shapes and motifs of drawing on becak ontel in Ketowan Village, Arjasa District, Situbondo Regency. This research is a descriptive research that use qualitative approach, the subject of this research is the place where the becak ontel gathered. In collecting data, this research is conducted by several
techniques, namely: (1) Observation Technique, (2) Interview Technique, (3) Documentation Technique, and (4) Literature Technique. The result of this research indicates (1) The existance of the pictures on becak ontel in Ketowan Village, Arjasa District, Situbondo Regency are used simple tools in the making process (2) Tools and materials that are used in the process of drawing on becak ontel in Ketowan Village, Arjasa District, Situbondo Regency includes two kinds of main tools and drawing. The tools are saw, grinder, plywood board and the tools to draw are pencil, ruler, brush, and aqua glass, (3) The type and shape are produced by Pak Karso in drawing becak ontel in Ketowan Village, Arjasa District, Situbondo Regency are geometry, square, curved and straight line, letter art, traditions, sight, and carving shapes. Key words : becak ontel, tools and material, type and motif of picture. PENDAHULUAN
Zaman semakin moderen dan seni pun mengalami perkembangan mengikuti modernisasi pada saat ini. Contohnya seperti gambar graffity yang terdapat pada tembok-tembok di pinggir jalan maupun kolong jembatan. Ada pula teknik gambar yang terdapat pada kendaraan bermotor yaitu dengan menggunakan air brush atau grafis. Ekspresi seni tidak hanya dilakukan di atas kanvas, gallery dan musium, seni juga dikembangkan dikalangan masyarakat bawah melalui berbagi media salah satu contohnya seni yang menggunakn media Becak Ontel sebagai media bidang gambar. Jawa Timur sangat terkenal ke mancanegara, tidak hanya keindahan alamnya, namun juga karena seni budayanya yang adiluhung. Beraneka macam seni budaya terdapat di Jawa Timur dan setiap daerahnya memiliki ciri khas tersendiri dalam hal berkesenian, Misalnya Reog Ponorogo, Batik di Situbondo, Wayang Kulit di Malang, dan lain-lain. Ketowan adalah nama sebuah Desa di Kecamatan Arjasa, Kabupaten Situbondo. Desa ini diapit oleh dua desa yaitu Desa Bayeman dan Desa Kedungdowo. Jarak Desa Ketowan ke kota Situbondo kurang lebih 27 Km. Desa Ketowan terkenal karena seni gamelannya, tidak hanya seni gamelannya, namun terdapat pula Becak Ontel sebagai alat transportasi dan alat untuk mengangkut barang yang masih bertahan walaupun tergeser oleh zaman modernisasi seperti sekarang ini. Namun Becak Ontel
masih eksis sampai saat ini dikarenakan adanya perbaikan-perbaikan pada bagainbagian Becak Ontel terutama bagain depan dan bagian samping Becak Ontel berupa gambar dan motif yang meniru alam seperti gambar pemandangan alam. Selain unik, seni dengan media alat transportasi tradisional ini belum pernah diteliti sebelumnya. Gambar pada Becak Ontel ini juga dapat menggambarkan salah satu fenomena seni yang ada di kalangan pinggiran atau masyarakat bawah. Dengan bentuk yang beragam jenis gambar yang dihasilkan, seperti bentuk geometri, persegi panjang, garis lurus, garis lengkung, betuk api, pemandangan, relief, bentuk bendera luar, seni letter, gambar wayang, gambar kartun, dan gambar pemandangan alam. Beda dengan seni yang ada di kalangan kota seperti Becak Ontel yang ada di Jogja sudah mengalami peubahan yang sangat modern, teknik yang digunakan pun sudah menggunakan air brush dengan berbagai ornament dan motif yang dihasilkan. Tidak seperti gambar pada Becak Ontel yang berada di Desa Ketowan yang masih menggunakan alat yang sederhana untuk membuat suatu bentuk gambar dan berbagai ornamen. Atas dasar itulah peneliti merasa tertarik untuk meneliti tentang gambar pada Becak Ontel masa kini. Dengan tujuan untuk menggali dan melakukan pembacaan yang terdapat pada masing-masing gambar pada Becak Ontel di Desa Ketowan, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Situbondo.
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian jenis deskriftif dengan pendekatan kualitatif, “penelitian deskriftif adalah penelitian yang bermaksud untuk menjabarkan mengenai situasi- situasi yang terdapat ditempat penelitian (suryabrata, 1983: 19). Penelitian kualitatif menjabarkan suatu proses sebagai masalah kemanusiaan dan kemasyarakatan yang didasarkan pada acuan, gambaran, deskriftif, rinci dan dan dilaksanakan latar ilmiah (Rohodi, 2006 : 7). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui alat dan bahan, proses pembuatan, serta jenis bentuk motif gambar pada Becak Ontel. Jadi penelitian diambil dilokasi pangkalan becaan di Desa Ketowan, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Situbondo. Subjek dari penelitian ini adalah Becak Ontel yang terdapat dipangkalan becak, pemilihan Becak Ontel ini sebagai subjek penelitian atas pertimbangan gambar yang terdapat pada Becak Ontel di Desa Ketowan, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Situbondo. Becak Ontel tersebut merupakan alat transportasi tradisional yang hingga saat ini masih tetap eksis walaupun tergeser oleh jaman modernisasi seperti saat ini. HASIL DAN PEMBAHASAN Awal mula keberadaan gambar pada Becak Ontel di Desa Ketowan, Kecamatan Arjasa, kabupaten Situbondo, diperkirakan pada tahun 2007. Seni menggambar ini tumbuh berkembang sejalan dengan perkembangan modernisasi. Diantara seni yang tumbuh dan berkembang satu sama lain dan saling mendukung, sehingga bentuk-bentuk gambar sudah bersifat modern. Awalnya gambar pada Becak Ontel merupakan sebuah seni yang di terapkan di bagian-bagian mobil truk pengangkut
barang. Motif dan gambaran yang sederhana, dan biasanya terlihat datar dan tak bermakna, kini sudah mengalami proses pengembangan yang sangat pesat, serta mengalami proses peralihan baik gaya, warna, dan bentuknya. Namun tidak meninggalkan ciri bentuk awalnya. Sama halnya dengan menggambar dekoratif gambar pada becak lebih sederhana dan dapat dikatagorikan sebagai melukis. Keberadaan penggambaran pada Becak Ontel ini yang berkembang tidaklah luput dari sentuhan dari tangan-tangan pelukis yang berada di Ketowan yang mampu mengubah dan mengkolaborasikan bentuk gambar atau objek untuk dijadikan bentuk yang sederhadan tapi bernilai tinggi. Pak Karso pria berkelahiran 1952 tahun silam Ketowan, Arjasa Situbondo yang memperjuangkan hidupnya demi memajukan taraf ekonomi yang serba berkecukupan orang tuanya adalah buruh tani masyarakat Ketowan. Pekerjaan apapun mereka tekuni asalkan mendapatkan upah untuk melengkapi ekonomi keluarganya. Dengan ketekunan dan bermodal semangat pak Karso berusaha mengais rejeki dengan menggambar becak-becak para becaan di Desa Ketowan demi perubahan hidup keluarganya. Maka dari itu Pak Karso memilih untuk menekuni pekerjaannya sebagai penggambar becak, karna pertimbangan yang matang Pak Karso berusaha untuk membuat beberapa bentuk gambar yang menarik peminat. Kemudian Pak Karso mempelajari beberapa teknik dalam menggambar becak sehingga mendapatkan hasil yang sedemikian rupa dan menarik peminat, beralih profesi sebagai penggambar Becak Ontel cuma mengandalkan kreatifitas dan ketekunan yaitu sebagai pelukis atau penggambar becak ontel yang ada di Desa Ketowan. Berbekal ketekunan dan semangat Pak Karso mencoba menggambar Becak Ontel walaupun dia buakan keturunan seniman, dan bukan berasal dari keluarga yang berkecimpung di dunia seni. Pak Karso belajar menggambar dengan gayanya
sendiri, setelah beberapa lama belajar menggambar kepada Pak Arwiono, Pak Karso mampu membuat gambar yang bagus. Walapun tidak semampu para penggambar becak yang lainnya, namun dari hasil Pak Karso menggambar becak sudah mencukupi kehidupan keluarganya. Namun yang namanya usaha tidaklah selamanya menemukan jalan keberuntungan, Pak Karso juga pernah mengalami kebangkrutan hingga ratusan rupiah karna kurangnya peminat untuk menggambar becaknya, tapi dia sikapi dari sisi positifnya sebagai pengalaman untuk kedepannya lebih hati-hati dalam berbagai hal maupun itu alat dan bahan yang digunakan. Setelah mengalami kejadian yang tidak mengenakan tersebut ia lebih berhati-hati, dan terus berusaha untuk menampilkan suatu yang baru. Gambar yang digambarnya pada Becak Ontel semakin bebas dan beragam bentuknya, hingga saat ini para peminat gambar Becak Ontel semakin banyak dan pesat. Dalam proses pembuatan gambar pada Becak Ontel, alat yang digunakan sangatlah sederhana. Tidak ada alat-alat modern yang canggih dalam proses pembuatannya. Alat-alat yang digunakan merupakan alat-alat melukis pada umumnya yang digunakan melukis, semuanya murni menggunakan tangan. Alat-alat yang digunakan sebagai berikut. 1). Kuas Untuk Melukis Seperti kuas pada umumnya, memiliki fungsi yang sangat khusus dalam bidang melukis. Bisa di bilang sebagai alat primer dalam melukis. Kuas eterna ukuran 2, 4,dan 8 yang digunakan pak Karso dalam menggambar Becak Ontel. Sehingga untuk mencari detail dan membuat garis-garis tegas menggunakan kuas tersebut sangatlah mudah. Kuas merupan alat yang paling utama untuk mengahasilkan berbagai gambar dan bentuk yang menarik pada bagian samping Becak Ontel. 2). Kuas Besar
Seperti kuas pada umumnya, memiliki fungsi yang sangat khusus dalam bidang melukis. Bisa di bilang sebagai alat primer dalam melukis. Kuas yang mempunyai fungsi sebagai membuat pewarnaan dasar atau memblok, agar lebih muda dan rata. Kuas yang terbuat dari kayu dan bulunya terbuat dari bulu sintesis, mampu membuat warna melekat dengan bagus pada bagianbagian Becak Ontel yang ingin di gambar. 3). Tempat Mencampur Cat Bekas aqua gelas merupakan alat yang paling sederhana untuk mencampur warna yang akan digunakan untuk melukis, motif, bentuk maupun bidang-bidang geometris, disamping itu mencampur warna akan lebih mudah yaitu dengan mengaduk dengan kuas kecil atau batang kayu. Warna yang agak cair digunakan untuk melukis untuk mempermudah pembuatan gambar pada Becak Ontel, karena banyak pertimbangan menggunakan alat ini dikarenakan mudah didapatkan dan gelas aqua bekas adalah sampah yang susah untuk di daur ulang. 4). Pensil 2B Pensil adalah alat untuk membuat pola pada bidang yang ingin di gambar, dari berbagai bagin-bagian becak. Pensil 2B digunakan utuk sketsa awal dalam proses pembuatan gambar, pensil 2B merupakan alat bantu yang paling efektif, selain mudah dihapus pensil 2B juga tidak terlalu melekat pada bidang yang ingin di gambar sehingga mudah ditutup oleh cat warna diatasnya. 5). Penggaris Penggaris merupakan salah satu alat yang digunakan dadalam proses pembuatan gambar pada Becak Ontel, penggaris juga digunakan untuk mengukur panjang pendeknya objek yang ingin digambar. Dengan menggunakan skala yang baik akan mempermudah pembuatan bentuk atau motif yang ingin digambar. Oleh sebab itulah penggaris sangatlah dibutuhkan dalam pembuatan sketsa.
6). Gergaji Seperti gergaji pada umumnya, fungsi gergaji disini adalah sebagai alat pemotong. Fungsi gergaji dalam pembuatan bahan baku pada gambar Becak Ontel digunakan untuk memotong papan triplek menjadi berbagai bentuk bidang sesuai dengan ukuran samping Becak Ontel. Gergaji yang digunakan biasanya gergaji pemotong, gergaji umumnya memiliki bentuk yang lebih besar dengan mata gergaji yang lurus. Ukuran gergaji sangat bervariasi dari yang ukuran besar mulai dari panjang 70 cm hingga yang paling kecil dengan ukuran panjang 40 cm. bahan gergaji yang menggunakan logam yang bersifat lentur sehingga tak mudah patah. 7). Mesin Penghalus (gerinda) Mesin penghalus atau gerinda dipakai untuk memutar amplas agar lebih cepat dalam proses pengamplasan. Ukuran diameter gerinda yang dipakai untuk menghaluskan pinggiran papan triplek yang sudah dipotong adalah gerinda dengan diameter amplas sekitar 10 cm, agar sesuai dengan ukuran bahan baku yang akan dihaluskan pinggirannya. Mata gerinda berfariasi bentuk dan fungsinya, misalnya ada yang berfungsi untuk memotong dan mengamplas. Gerinda yang dipakai untuk memotong memiliki mata yang tajam pada sisi permukaannya, karena agar dapat memotong suatu benda. Gerinda pemotong juga ada yang memakai gerigi, biasanya gerinda ini digunakan untuk membelah berbagai jenis batu. Sedangkan gerinda amplas tidak memiliki sisi yang tajan pada kedua matanya. Gerinda amplas matanya tidak terbuar dari logam, melainkan terbuat dari kayu yang dibubut melingkar dan diatas permukaannya ditempel amplas. 8). Papan Triplek 0,3 mm Papan triplek adalah bahan baku utama dalam pembuatan gambar pada Becak
Ontel. Pemilihan papan triplek sebagai bahan baku dikarenakan akan memudahkan dalam proses pembentukan pada setiap bidang yang ada pada bagianbagian Becak Ontel. Selain mudah dibentuk papan triplek juga mudah di potong sesuai dengan ukuran yang di inginkan pada bagian-bagian samping Becak Ontel, ukuran tebal papan triplek yang digunakan adalah 3 mm. Disamping itu papan triplek juga ringan dipengang dan mudah untuk mendasari permukaannya. 9). Cat Tembok Putih (paragon) Cat tembaok atau cat dasar adalah sebagai bahan tahap pewarnaan awal. Dalam melakukan tahap awal menggambar atau menghias gambar pada Becak Ontel di Desa Ketowan biasanya menggunakan cat tembok sebagai dasar warnaan. Sama halnya dengan melukis pada umumnya, bahan baku yang sudah siap dipakai didasari terlebih dahulu. Cat ini sangat mudah meresap dan kering sehingga merekatkan pada bahan baku, pada umumnya yang digunakan menggunakan cat paragon yang bewarna putih. Pemilihan cat tembok ini didasari karna pertimbangan harga. Cat yang relativ lebih murah dan keringnya juga lebih cepat. Disamping itu, cat ini hasilnya yang ngedof atau kasar yang memudahkan memasang cat yang akan dipakai dalam pembuatan gambar atau motif orname. Cat tembok yang sangat mudah didapatkan karena tidak perlu membeli di toko khusus, karena hampir setiap toko bangunan di Desa Ketowan pasti menyediakan cat ini. Semua hal itu mendasari kenapa memilih cat tembok sebagai bahan dasar dalam pembuatan gambar pada Becak Ontel di Desa Ketowan, Arjasa, Situbondo. 10). Cat Acrylic Cart acrylic yang bisa dipaki untuk melukis pada media kanvas ataupun kertas, dan kadang-kadang digunakan pada media tiga dimensi. Penggunaan cat acrylic melalui banyak pertimbangan, karena cat
yang mudah kering, disamping itu cat ini relativ murah. Cat yang menggunakan media pengencer air sangat baik jika dituangkan pada media dua dimensi. Biasanya cat yang digunakan adalah cat bermerek mutiara, kappie, jarum, dan aga. Cat ini harganya sangatlah terjangkau bila dibandingkan dengan harga cat acrylic pada umumnya yang biasa digunakan para pelikis. Cat ini sangat cocok digunakan oleh para penggambar becak yang terdapat di pingiran yang menerima order dan membutuhkan waktu cepat. Warna yang biasa digunakan adalah warna pokok kemudian dicampur untuk menghasilkan warna lain. Warna acrylic adalah warna yang mudah diterapkan, bila dibandingkan dengan warna lain seperti halnya warna cat minyak, kemudian hasilnya tidak akan baik. Warna acrylic cukup mudah ditemukan terutama di daerah Situbondo. 11). Bahan Pengawet (muwilex) Bahan yang digunakan untuk mengawetkan gambar pada Becak Ontel dari cahaya matahari. Penggunaan bahan yang sifatnya haya untuk bejaga-jaga, biasa dilakukan juga bisa tidak. Tergantung dari sifat bahan dasarnya, biasanya peminat menggunakn clear atau finising selain mengawetkan bahan dasar dan memperkuat daya tahan cat. Bisa juaga membuat warna semakin mengkilap dan mudah dibersihkan. Kemudian disemprotkan kebagian permukaan gambar yang sudah di gambar dengan menggunakan kuas ataupun alat penyemprot serangga. Clear yang digunakan adalah finising yang menggunakan pengencer dari air ataupun minyak. Sehingga memudahkan dalam penerapannya dan mempercepat tahap pengeringan. Finising yang digunakan adalah finising yang tidak merubah sifat bahan dan warna, biasanya bahan finising ini sangat mudah dijumpai. Namun memiliki harga yang lumayan tinggi sehingga pemanfaatan dari bahan ini sangatlah diperhitungkan.
1). Proses Pembuatan Gambar Pada Becak Ontel di Desa Ketowan, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Situbondo. a). Proses pemotongan triplek
Gambar 4.12 Pemotongan papan triplek (Foto : Puji Purnomo Suwandi)
Proses pemotongan triplek dilakukan sama halnya memotong kayu pada umumnya. Jika memotong triplek dilakukan secara manual dengan menggunakan gergaji, lain halnya dengan memotong kayu menggunakan mesin pemotong kayu (sensor) akan lebih memudahkan dan lebih cepat dalam prosesnya. Kemudian diawali dengan pemotongan bahan baku, triplek yang dipilih adalah triplek yang memiliki ukuran tebal 3 mm sehingga bahan baku tersebut tidak mudah patah ataupun rapuh. Pemilihan bahan baku ini dikarenakan awetnya triplek mampu bertahan untuk beberapa tahun kemudian, setelah triplek selesai di potong sesuai pola yang di inginkan, selajutnya papan triplek dihaluskan pnggirannya sehingga kelihatan rapi dan tidak berbulu. b). Proses Penghalusan Pinggiran Triplek
Gambar 4.13 Penghalusan pinggiran papan triplek (Foto : Puji Purnomo Suwandi)
Setelan bahan baku triplek selesai dipotong sesuai ukuran dan pola yng diinginkan, kemudian dilanjutkan tahap penghalusan di setiap sisi atau pinggiran papan triplek. Penghalusan ini bertujuan agar di setiap sisi-sisinya halus dan sesuai dengan ukuran bentuknya. Penghalusan langsung
menggunakan mesin gerinda hasilnya akan nampak maksimal. Setelah dihaluskan menggunakan mesin gerinda, bahan baku berlanjut ketahap selanjutnya yaitu tahap pengecatan dasar. Setelah dilakukan proses pewarnaan dasar bahan baku kemudian dilanjutkan dengan tahap sketsa dengan motif dan ornament. c). Proses Pembuatan Warna Dasar
Gambar 4.14 Pembuatan warna dasar (Foto : Puji Purnomo Suwandi)
Setelah melewati proses pembuatan hingga penghalusan bahan baku, kini bahan baku yang tadinya masih berupa papan triplek akan didasari dengan warna putih. Triplek yang sudah dihaluskan dan setelah melewati proses pendasaran pada permukaannya. Proses dasar ini menggunakan bahan cat tembok yang permukaannya agak sedikit kasar, hal ini bertujuan untuk melapisi bahan baku agar cat primer tidak langsung bersentuhan langsung dengan bahan baku. Cat yang bisa digunakan adalah cat paragon, yang berwarna putih, pemilihan cat ini dikarenakan cat lebih murah dan cepat kering. Di samping itu pengenceran cat ini menggunakan bahan air, hal ini juga untuk menghemat biaya. Kemudian pemilihan warna yang cendrung terang atau putih bertujuan agar warna utama mampu terlihat lebih mencolok dan dominan dari warna dasar. Setelah proses pewarnaan dasar selesai, maka akan dilanjutka proses sket. d). Proses Pembuatan Sketsa
Gambar 4.15 Pembuatan sket/ rancangan awal (Foto : Puji Purnomo Suwandi)
Setelah proses pewarnaan dasar selesai. Kemudian dilanjutkan dalam tahap pembuatan sketsa. Sketsa yang digunakan sebagai acuan awal untuk proses selanjutnya dilakukan sendiri oleh pak Karso. Proses ini di karenakan menjadi acuan dasar pada setiap kegiatan menggambar. Sketsa yang digunakan menggunakan pensil, sehingga jika mengalami kesalahan bisa langsung dihapus. Bila tahap sketsa sudah dilakukan maka akan dilanjutkan dengan tahap pewarnaan ornamen. Dalam pembuatan gambar pada Becak Ontel yang terpenting yaitu pewarnaan pada bagian-bagian ornamen atau motif dan corak yang digunakan. c). Proses Pewarnaan
Gambar 4.16 Proses pewarnaan (Foto : Puji Purnomo Suwandi)
Proses ini adalah proses pemaduan antara warna dan motif dengan latar belakang yang dibuat. Biasanya dalam proses ini menggunakan kuas lukis untuk mewarnai bidang-bidang yang sudah di sketsa. Proses ini juga bisa dikatagorikan sebagai proses proses penunjang atau pendukung. Tahap ini dikerjakan oleh pak Karso sendri, tahap ini tidaklah begitu sulit karena alur dan gerak kuas tinggal mengikuti alur sketsa. Namun pada proses pembuatan ini juga diperlukan kehati-hatian. Dikarenakan jika salah menggerakkan kuas akan mengakibatkan gambar atau motif tidak sesuai dengan sket yang diharapkan. Setelah melakukana tahap penyelesaian gambar pada Becak Ontel, dengan membuat latar belakang atau background, makan tahap selanjutnya adalah tahap pengawetan atau finising. d). Proses Finising
Gambar 4.17 Proses finising (Foto : Puji Purnomo Suwandi)
Setelah semua ornament sudah selesai di gambar, gambar yang akan di finising atau dipoliur akan di cek kembali dikarenakan adanya ketidakrataan cat pada gambar Becak Ontel. Karena nanti jika sudah difinising, gambar sulit untuk diperbaiki kembali. Setelah proses menggambar selesai, gambar yang sudah selesai di SIMPULAN DAN SARAN Dengan bekal keahlian melukis, awalanya pak Karso menghiasi becaknya sendiri dengan motif dan gambaran yang sangat sederhana. Kemudian memulai mengajak teman-teman kerjanya untuk menghiasai becaknya dengan berbagai motif dan gambaran dengan gaya kombinasi dari berbagai simbul, salah satu contohnya seperti gambar pemandangan, bendera luar, motif tradisi, ragam hias, dan dekoratif. Hingga saat ini dia bisa menerapkan berbagai motif lain yang baru ia ketahui. Keahlian pak Karso dalam memainkan warna membuat karya lukisannya semakin beragam dan menarik minat para becaan disekitarnya. Dan kini tidak hanya pada bagian-bagian becak namun juga yang menyuru pak Karso melukis di bagian belakang truk. Alat dan bahan yang dipakai dalam pembuatan gambar pada Becak Ontel di Desa Ketowan, meliputi dua macam alat pokok yaitu alat untuk melukis dan bahan yang digunakan untuk menggambar. Alat tersebut antara lain kuas cat minyak, silet, pensil, penggaris, dan penghapus, sedangkan bahan yang digunakan antara lain cat kayu, cak acrilyc, solasi kertas, bensin, muwilex, dan becak itu sendiri. Proses pembuatan gambar pada Becak Ontel di Desa ketowan, diawali dengan proses persiapan bahan baku yakni becak
perbaiki, tidak langsung difinising, melainkan di jemur dulu sehingga kering sempurnah. Setelah warna kering, proses finising siap dilakukan. Awal finising dilakukan dengan mowilex yang dicampur dengan air, takaran campurannya pun tidak sembarangan yaitu satu banding satu. Setelah itu, gambar dijemur kembali dibawah terik matahari, tahap ini agar mendapatkan hasil finising yang bagus. Jika finising bagus maka kualiatas gambarpun akan terlihat baik atau sempurna dan daya tahannya pun akan lama. yang belum di gambar. Proses selanjutnya mendasari becak dengan warna putih menggunakan cat acrylic, setelah pendasaran selajutnya melakukan proses penyeketan di bidang yang sudah disadari tadi dengan berbagai motif yang diinginkan. Setelah itu motif yang sudah disket tadi muali diwarnai satu persatu dengan berbagai kombinasi warna. Terakhir dilanjutkan dengan tahap finising. Motif hias yang diterapkan tidaklah terlalu banyak, namun di beberapa bagian becak seperti didepan bawah tempat duduk terhiasi motif hias ukiran dan wayang yang ada pada senderan tempat duduk.
Dalam melestarikan dan menumbuhkembangkan gambar pada Becak Ontel di Desa Ketowan, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Situbondo, diharapakan peran serta pemerintah melalui instansi terkait memberikan pembinaan pada para becaan yang ada sehingga dapat belajar mengembangkan imajinasinya dalam menggambar becak. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas gambar pada Becak Ontel di Desa Ketowan, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Situbondo, diharapkan para becak-an rutin mempelajari bagai mana menggambar Pada Becak, dan mengembangkan ide-ide kreatifnya baik dari segi disain bentuk maupun motif hiasannya, sehingga mengikuti perkembangan masa kini.
Guna mendokumentasikan beragam bentuk yang pernah dihasilkan, diharapkan juga para becaan menggali lagi bentuk-bentuk yang lama, agar tidak mengalami kepunahan, sehingga masih bisa dikenal oleh generasi berikutnya yang akan meneruskan gambar yang terdapat pada becak. Untuk peneliti selanjutnya yang akan menjelaskan tentang gambar pada Becak Ontel diharapkan untuk menambahkan
atau memperjelas bagian-bagian dari bidang yang ada pada Becak Ontel. Bagi guru mengajar diharapkan untuk memaparkan sebagai pengajaran materi mata pelalajaran Seni Budaya. DAFTAR PUSTAKA Suryabrata, Sumadi. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : CV. Rajawali.