PESAN DAN ILUSTRASI SOSIAL DALAM TAFSIR JUZ ‘AMMA FOR KIDS (Kajian Resepsi atas Tafsir dan Ilustrasi)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I)
Disusun Oleh : NAFISATUZ ZAHRO’ NIM: 10532016 JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2014
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama NIM Tempat/TglLahir Fakultas Jur./ Prodi/ Smt. Alamat Rumah Alamat No Telp./HP Judul Skripsi
Nafisatuz Zahro‟ 10532016 Blitar, 16 November 1992 Ushuluddin dan Pemikiran Islam Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir / VII (delapan) Ds. Kemloko, RT. 01, RW. 06, Kec. Nglegok, Kab. Blitar, Prov. Jawa Timur : PP. Pangeran Diponegoro, Sembego, Maguwoharjo, Depok, Sleman. : 085643558611 : PESAN DAN ILUSTRASI SOSIAL DALAM TAFSIR JUZ „AMMA FOR KIDS (Kajian Resepsi atas Tafsir dan Ilustrasi) : : : : : :
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa : 1. Skripsi yang saya ajukan benar asli karya ilmiah yang saya tulis sendiri. 2. Bilamana skripsi telah dimunaqosyahkan dan diwajibkan revisi, maka saya bersedia dan sanggup untuk merevisi dalam waktu 2 (dua) bulan terhitung dari tanggal munaqasyah. Jika ternyata lebih dari 2 (dua) bulan revisi skripsi belum terselesaikan, maka saya bersedia dinyatakan gugur dan bersedia munaqasyah dengan biaya sendiri. 3. Apabila di kemudian hari ternyata diketahui bahwa karya tersebut bukan karya ilmiah saya (plagiasi), maka saya bersedia menanggung sanksi dan dibatalkan gelar kesarjanaan saya. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
ii
iii
MOTTO
بسم اهلل انرحمه انرحيم For every start and every finish because every finish is the next start
()رضى اهلل فى رضى والديي
v
PERSEMBAHAN
بسن اهلل الرحوي الرحين والحود هلل رب العلويي والصالة والسالم على سيدًا هحود
Kepada Allah dan kekasih-Nya Muhammad Ini proyek-Mu dan kekasih-Mu serta aku. Teruntuk mak bapak dan semua keluarga Yang belum kutemukan bahasa untuk mengungkapkan perasaan ini, selain alhamdulillah karena aku dilahirkan di tengah keluarga ini Untuk setiap hamba-Nya yang menjadi orang tuaku dalam perjalanan talabul ilmi ini Serta semua keluarga baru yang kutemui dalam perjalanan kumengarungi hidup ini Dan untuk mereka yang telah pergi serta mereka yang belum sempat kusapa Dan mereka yang berhak atas kebahagiaan yang seharusnya dari proses ini “Yang kesemuanya menjadi pijaran yang senantiasa membuka mataku untuk melangkah”
vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tanggal 22 Januari 1998 No: 158/1987 dan 0543b/U/1987. Secara garis besar uraiannya adalah sebagai berikut: I.
Konsonan Tunggal
Huruf Arab
Nama
Huruf Latin
Nama
ا
Alif
tidak dilambangkan
tidak dilambangkan
ب
Ba>’
B
Be
ت
Ta>’
T
Te
ث
S|a>
s\
es titik di atas
ج
Jim
J
Je
ح
Ha>’
h}
ha titik di bawah
خ
Kha>’
Kh
ka dan ha
د
Dal
D
De
ذ
Z|al
z\
zet titik di atas
ر
Ra>’
R
Er
ز
Zai
Z
Zet
س
Si>n
S
Es
vii
II.
ش
Syi>n
Sy
es dan ye
ص
S{a>d
s}
es titik di bawah
ض
D}a>d
d}
de titik di bawah
ط
T{a’
t}
te titik di bawah
ظ
Za>’
z}
zet titik di bawah
ع
‘Ain
‘
koma terbalik (di atas)
غ
Gayn
G
Ge
ف
Fa>’
F
Ef
ق
Qa>f
Q
Qi
ك
Ka>f
K
Ka
ل
La>m
L
El
م
Mi>m
M
Em
ى
Nu>n
N
En
و
Wawu
W
We
ه
Ha>’
H
Ha
ء
Hamzah
’
apostrof
ي
Ya>
Y
Ye
Konsonan rangkap karena tasydi>d ditulis rangkap متعددة
Ditulis
viii
muta’addah
III.
‘iddah
Ditulis
عدة
Ta>’ marbu>t}ah di akhir kata 1. Bila dimatikan, ditulis h: حكمة
Ditulis
Hikmah
جسية
Ditulis
Jizyah
(ketentuan ini tidak diperlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap ke dalam bahasa Indonesia seperti zakat, shalat, dan sebagainya, kecuali dikehendaki lafal aslinya). 2. Bila dihidupkan karena berangkaian dengan kata lain, ditulis t:
IV.
V.
وعمة اهلل
Ditulis
ni’matulla>h
زكبة انفطرة
Ditulis
zaka>tul-fitrah
Vokal pendek
fath}ah
َفَعَم
ditulis
Fa’ala
kasrah
َفَهِم
ditulis
Fahima
d{ammah
ب ُ َيَره
ditulis
Yaz|habu
Vokal panjang 1. Fath}ah + alif, ditulis a> (garis di atas)
جبههية
Ditulis
ix
ja>hiliyyah
2. Fath}ah + alif maqs}u>r, ditulis a> (garis di atas)
ًتىس
Ditulis
tas’a>
3. Kasrah + ya mati, ditulis i> (garis di atas)
كريم
Ditulis
kari>m
4. D}ammah + wau mati, ditulis u> (garis di atas)
فروض
VI.
Ditulis
furu>d{
Vokal rangkap 1. Fath}ah + ya> mati, ditulis ai بيىكم
Ditulis
Bainakum
2. Fath}ah + wau mati, ditulis au
قىل
VII.
Ditulis
Qaul
Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof. ااوتم
Ditulis
a’antum
اعدت
Ditulis
u’iddat
نئه شكرتم
Ditulis
la’in syakartum
x
VIII.
Kata sandang alif + la>m 1. Bila diikuti huruf qomariyyah ditulis alانقران
Ditulis
al-Qur’a>n
انقيبش
Ditulis
al-Qiya>s
2. Bila diikuti huruf syamsiyyah, sama dengan huruf qamariyyah
IX.
انشمص
Ditulis
al-syams
انسمبء
Ditulis
al-sama>’
Huruf besar Huruf besar dalam tulisan Latin digunakan sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
X.
Penulisan
kata-kata
dalam
rangkaian
kalimat
dapat
ditulis
penulisannya ذوي انفروض
Ditulis
z|awi al-furu>d{
اهم انسىة
Ditulis
ahl al-sunnah
xi
menurut
KATA PENGANTAR
بسن اهلل الرحوي الرحين والحود هلل رب العلويي والصالة والسالم على سيدًا هحود Alh}amdulilla>hirabbil ‘a>lami>n, segala puji bagi Allah swt. yang telah menganugerahkan segala nikmat-Nya kepada seluruh yang diciptakannya dengan segala ciptaan-Nya. Semoga kita senantiasa diberikan oleh-Nya keteguhan perasaan dan pengetahuan untuk selalu menjalankan tugas sejati seorang hamba. Shalawat serta salam senantiasa teruraikan atas Nabi Muhammad Saw. yang tak terlukiskan kasih dan sayangnya kepada seluruh umatnya. Semoga kasih sayangnya senantiasa tersambut oleh umatnya dengan segala bentuk keindahan. Berkat rahmat-Nya, skripsi ini berhasil penulis selesaikan dengan segala kelebihan yang dikehendaki-Nya serta segala kekurangan yang terwujud dari kekurangan penulis. Di samping sebagai wujud syukur serta ikhtiar atas segala milikNya, pada dasarnya skripsi ini disusun sebagai sebuah syarat guna memperoleh gelar sarjana Theologi Islam pada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Semoga tulisan yang belum layak disampingkan dengan karya para ulama serta para ilmuan pendahulu ini, dapat menjadi jejak awal untuk melanjutkan perjuangan para pendahulu dalam berjuang di jalan-Nya. Proses panjang penyusunan skripsi ini bukanlah murni dilakukan oleh tangan kosong penulis, karena banyak pihak lain yang dengan ikhlas, baik secara langsung
xii
maupun tidak langsung, memberikan bantuan kepada penulis untuk terus menggerakkan setiap jiwa dan raga dalam menyusun setiap sisi karya ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapka terima kasih kepada: 1. Mak dan Bapak yang senantiasa menjadi seorang petani yang tidak hanya menanamkan biji di sawah, tetapi juga selalu menanamkan setiap ilmu-Nya pada anak-anaknya. Semoga Allah selalu meridhai setiap apa yang ada pada beliau berdua dan semoga Allah senantiasa memberikan kesempatan pada kami untuk mengukir senyum di hati keduanya. 2. Para guru, ustadz, ustadzah, para dosen, khususnya pada Jurusan Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir, yaitu orang tua kami dalam setiap jenjang pencarian ilmu yang menjadi sosok bapak dan ibu, baik yang masih ada maupun yang telah tiada. Setiap butir tutur yang disampaikan dan diajarkan adalah sesuap makanan yang akan menjadi darah dalam jiwa ini, dan setiap butir itu menjadi satu motivasi yang selalu tersimpan untuk menjelajahi lebih jauh kehidupan ini. 3. Mbak Apip, tole Lipi, nduk Jaza‟, mas, mbak dan adik-adik, yang selalu rukun dalam perjuangan ini. 4. Keluarga kami yang dengan cara mereka selalu mendukung apa yang penulis jalani. 5. Seluruh guru mulai kami balita hingga dewasa 6. Prof. Dr. Musa Asy‟arie, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta xiii
7. Dr. H. Syaifan Nur, M.A., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. 8. Dr. Phil. Sahiron Syamsuddin, selaku Ketua Jurusan, dan Afdawaiza, S.Ag., M. Ag., selaku Wakil Ketua Jurusan, yang keduanya juga sebagai pengelola PBSB UIN Sunan Kalijaga dan Pembina CSS MoRA UIN Sunan Kalijaga. Terima kasih atas segala upaya mendidik dan mengasuh kami. Tidak lupa kepada Ahmad Mujtaba, S. Th. I, S.E. yang selama ini juga telah membantu segala kebutuhan kami selama menempuh pendidikan. 9. Prof. Dr. Suryadi, M. Ag. dan Dr. Ahmad Baidowi, M. Si. yang di awal kami menempuh studi menjadi pengelola PBSB UIN Sunan Kalijaga. Atas segala upayanya kami ucapkan terima kasih. 10. Prof. Dr. H. Muhammad Chirzin, selaku Pembimbing Akademik yang telah membimbing selama studi ini 11. Adib Sofia, S.S., M.Hum. selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah meluangkan waktu dan tenaga dalam membantu penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas semua arahan dan nasihatnya, dan terima kasih untuk kesabarannya membimbing penulis yang masih lemah dalam keilmuan ini. 12. Segenap
Staf Tata Usaha dan Karyawan Fakultas Ushuluddin dan
Pemikiran Islam yang telah memfasilitasi dan membantu penulis selama menempuh studi ini. xiv
13. Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren yang telah membantu memberi jalan kami untuk menempuh, menyelesaikan dan melanjutkan studi di Perguruan Tinggi ini. 14. Segenap keluarga besar Perguruan Ma‟arif NU yang dengan sabar dan kasih sayang mengasuh serta mendidik kami sehingga pada akhirnya kami siap untuk melewati setiap langkah dan menyelesaikan setiap tugas ini. 15. Segenap keluarga besar Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro, Bapak syakir, Ibu Syakir, para pembina, adek-adek, dan pengurus yayasan yang lain, yang selalu bersama kami menjalani hari-hari studi ini. Terima kasih atas segala upayanya mengasuh kami dan segala motivasi yang akan selalu membangun dan mendorong kami untuk melangkah. 16. Segenap ustadz dan ustadzah yang banyak meluangkan waktu untuk membimbing perjalanan menuntut ilmu di pondok, Bu Anis, Bu Yuni, Pak Ma‟mun, Pak Mansur, Pak Zuhri, dan beliau-beliau yang tidak kami sebutkan satu persatu. 17. Seluruh saudara Ten Go, yang sanantiasa memberikan dukungan dengan kebersamaan. Terima kasih banyak telah menjadi saudaraku yang mendukung semua pilihan ini, juga yang senantiasa mendukung dalam penyusunan karya ini. xv
18. Segenap keluarga besar CSS MoRA yang semangatnya selalu mengiringi semangat kami. 19. Untuk semua orang yang menjadi keluargaku baik yang sempat kusapa dan untuk yang belum sempat kusapa, terima kasih karena secara tidak langsung kami belajar banyak dari kalian, serta untuk mereka yang berhak berbahagia atas proses ini. Meskipun telah usai tulisan ini disusun, namun dengan menyadari segala bentuk kekurangan tulisan ini, penulis mengharapkan saran dan masukan untuk karya yang lebih baik kedepannya. Semoga proses ini tidak hanya menjadi kebahagiaan dunia yang melalaikan. Semoga ikhtiar akademik ini dapat membawa manfaat dan barokah untuk penulis khususnya dan untuk setiap pembaca umumnya. Semoga Allah swt. senantiasa meridhoi apa yang telah ada ini, dan semoga Allah memberikan dan membukakan jalan untuk perjalanan selanjutnya dari permulaan ini.
Yogyakarta, 16 April 2014 Penulis
Nafisatuz Zahro‟ 10532016
xvi
ABSTRAK Al-Qur’an sebagai hudan li al-nās dan rahmatan li al-‘ālamīn, tidak dapat dipahami maknanya tanpa adanya penafsiran sehingga gerakan penafsiran oleh para mufasir tidak pernah berhenti. Al-Qur’an dan tafsir sebagai penjelasnya, hidup dalam dimensi zaman yang selalu berubah sehingga menuntut para mufasir melakukan satu inovasi agar al-Qur’an senantiasa mudah diterima dalam kehidupan dan terbukti eksistensinya yang shalih li kulli zaman wa makan. Untuk memenuhi tuntutan zaman ini tidak hanya mepertimbangkan perubahan karakter sosial dari segi ruang dan waktunya, tetapi juga subjeknya yaitu konsumen yang terdiri dari berbagai taraf kemampuan dan usia. Sayangnya, hampir semua tafsir yang telah ada merupakan produk yang dihadirkan sebagai konsumsi orang dewasa, sedangkan kenyataannya saat ini modernisasi menuntut setiap elemen kehidupan untuk memulai segala hal sejak usia dini demi kematangan dan suksesnya masa depan. Untuk itu, para mufasir dituntut untuk mengemas tafsir ke dalam kemasan yang dapat dikonsumsi oleh kalangan anak-anak. Satu karya dari beberapa karya yang dilahirkan untuk memenuhi kebutuhan anak-anak ini adalah Tafsir Juz ‘Amma for Kids. Hal baru yang paling tampak dari karya ini adalah ilustrasi. Karya ini merupakan model penafsiran baru yang sangat komperhensif dan efektif sehingga selain layak karya ini juga perlu dan penting untuk dikaji serta dieksplorasi, mengingat masih sedikitnya karya serupa. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dengan analisis resepsi. Dalam penelitian ini resepsi digunakan oleh penulis sebagai alat untuk menelusuri lebih jauh dua komponen yang membangun Tafsir Juz ‘Amma for Kids, yaitu teks tafsir dan ilustrasi. Metode resepsi ini digunakan untuk menemukan reaksi pendengar dan pembaca al-Qur’an dalam bentuk penjelasan makna. Dengan berusaha menangkap horizon harapan serta motif yang dimiliki oleh mufassir dan ilustrator, dengan analisis ini penulis ingin menunjukkan wujud konkretisasi yang dilakukan keduanya dari penerimaan serta motif yang terbangun. Lebih dari sekadar untuk mengetahui reaksi dan konkretisasi mufasir dan ilustrator, analisis ini juga untuk mengetahui peran dunia seni rupa dalam dunia tafsir. Dari penelitian ini penulis menyimpulkan bahwa Tafsir Juz ‘Amma for Kids menjadi warna baru dalam dunia tafsir karena dikemas dengan menyesuaikan dimensi anak. Resepsi yang dilakukan mufasir berhasil dikonkretisasikan ke dalam teks tafsir dengan bahasa sederhana, sedangkan resepsi yang dilakukan oleh ilustrator berhasil dikonkretisasikan ke dalam bahasa visual, yaitu ilustrasi. Resepsi yang dilakukan keduanya merupakan resepsi bertingkat yang pada akhirnya mengantarkan pada terbangunnya suatu relasi fungsional antar keduanya. Keberadaan tafsir dan ilustrasi yang bekerja sama ini merupakan sebuah bentuk dari integrasi-interkoneksi.Terdapat dua fungsi ilustrasi bagi teks tafsir, yaitu sebagai penjelas dan sebagai ornamen. Ilustrasi yang secara fungsional semula menjadi sebuah media pembantu, pada akhirnya bersamaan dengan teks tafsir dalam satu kesatuan menjadi sebuah tafsir, yaitu “Tafsir Visual”. xvii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................
i
SURAT PERNYATAAN ......................................................................
ii
HALAMAN NOTA DINAS..................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................
iv
HALAMAN MOTTO ...........................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN ...........................................................
vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ................................
vii
KATA PENGANTAR ...........................................................................
xii
ABSTRAK .............................................................................................
xvii
DAFTAR ISI ..........................................................................................
xviii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................
xxi
BAB I
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Rumusan Masalah .................................................................
9
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..........................................
10
D. Kajian Pustaka.......................................................................
11
E. Metode Penelitian..................................................................
15
F. Sistematika Pembahasan .......................................................
18
xviii
: SELUK BELUK TAFSIR JUZ ‘AMMA FOR KIDS
BAB II
A. Tafsir Juz „Amma for Kids ...................................................
20
B. Tafsir dan Ilustrasi dalam Tafsir Juz „Amma for Kids .........
26
1. Unsur Tafsir dalam Tafsir Juz „Amma for Kids .......
26
2. Unsur Ilustrasi dalam Tafsir Juz „Amma for Kids ....
29
C. Tema Sosial sebagai Latar Belakang dan Horizon Harapan
33
1. Sosiokultur Indonesia dalam Lingkar Modernisasi ..
34
2. Konsep Pendidikan Usia Dini sebagai Bagian dari Sistem Modernisasi .............................................................. BAB III
41
: RESEPSI DALAM TAFSIR JUZ ‘AMMA FOR KIDS
A. Resepsi Hermeneutis ............................................................
52
1. Teks Tafsir Berupa Pesan-Pesan Sosial sebagai Wujud Resepsi Mufasir atas al-Qur‟an ................................
52
2. Contoh Penafsiran dalam Tafsir Juz „Amma for Kids
65
3. Bentuk resepsi Hermeneutis .....................................
73
B. Resepsi Estetis Hermeneutis ................................................
75
1. Ilustrasi sebagai Wujud Resepsi Ilustrator ...............
75
xix
BAB IV
2. Visualisasi Pesan-Pesan al-Qur‟an ...........................
92
3. Bentuk Resepsi Estetis Hermeneutis ........................
112
: RELASI ANTARA TEKS DAN ILUSTRASI
A. Relasi antara Teks Tafsir dan Ilustrasi .................................
114
B. Efek dari Relasi antara Teks tafsir dan Ilustrasi ...................
120
C. Tafsir Visual sebagai Nuansa Baru dalam Dunia Tafsir ......
122
BAB V
: PENUTUP A. Kesimpulan...........................................................................
131
B. Saran .....................................................................................
134
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
136
LAMPIRAN Lampiran 1: Sampul Depan Tafsir Juz „Amma For Kids Lampiran 2: Sampul Belakang Tafsir Juz „Amma For Kids Lampiran 3: Sampul Dalam Tafsir Juz „Amma For Kids Lampiran 4: Curriculum Vitae
xx
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Teks surat al-Humazah dan terjemahnya ..............................
81
Gambar 2: Teks tafsir surat al-T{i>n dengan ilustrasi yang dapat menyampaikan banyak makna ................................................................
82
Gambar 3: Ilustrasi yang hanya sedikit mengeksplorasi makna yang dikandung oleh tafsir. .............................................................................
85
Gambar 4: Contoh ilustrasi yang hanya bersifat dekoratif......................
87
Gambar 5: Teks tafsir dan ilustrasi yang memperlihatkan nuansa keindonesiaan dengan memberi keterangan berupa tulisan ....................
89
Gambar 6 & 7: Teks tafsir dan ilustrasi yang memperlihatkan nuansa keindinesiaan dengan suatu simbol atau karakter tertent ........................
90
Gambar 8: Ilustrasi yang ditampilkan pada pembukaan pembahasan satu pokok pembahasan tafsir ...............................................................
93
Gambar 9: Ilustrasi pada muqadimah ayat yang menunjukkan kata kunci dari tafsir surat yang akan diuraikan .......................................................
94
Gambar 10: Ilustrasi dalam muqadimah yang menunjukkan kata kunci dari tafsir yang akan diuraikan .......................................................................
96
Gambar 11: Teks al-Qur an dan terjemahnya dengan ilustrasi ...............
98
Gambar 12: Ilustrasi pertama dalam penafsiran surat al-Humazah ........
100
Gambar 13: Ilustrasi yang menyesuaikan dengan konten bahasan teks .
102
xxi
Gambar 14: Ilustrasi berupa penegasan makna yang dikandung oleh teks Tafsir .......................................................................................................
104
Gambar 15: Ilustrasi yang berisi penegasan penjelasan-penjelasan Sebelumnya .............................................................................................
105
Gambar 16: Ilustrasi yang menyampaikan banyak makna, baik yang tersirat maupun tersurat .........................................................................
107
Gambar 17: Ilustrasi yang memberikan penjelasan tambahan dari penjelasan utama tafsir ............................................................................
109
Gambar 18: Ilustrasi terakhir dari uraian tafsir yang menggambarkan sebuah kesimpulan ..................................................................................
110
Gambar 19: Bagan resepsi bertingkat dalam Tafsir Juz „Amma for Kids
115
xxii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Al-Qur‟an merupakan kitab suci umat Islam yang hadir sebagai hudan li alnās dan rahmatan li al-‘ālamīn, yaitu sebagai petunjuk bagi seluruh umat dan sebagai rahmat untuk seluruh alam. Al-Qur‟an ini diturunkan lewat Rasulullah saw. kepada umat Islam sebagai pedoman hidup, sehingga pada dasarnya segala hal terkait apa yang kita jalani dalam hidup ini sudah tercakup tuntunannya dalam al-Qur‟an. AlQur‟an yang menyebut dirinya sebagai hudan li al-nās tidaklah dapat dipahami maknanya bila tanpa adanya penafsiran. Itulah sebabnya sejak al-Qur‟an diwahyukan hingga dewasa ini gerakan penafsiran yang dilakukan oleh para ulama tidak pernah ada hentinya.1 Penafsiran al-Qur‟an ini sendiri terus berlanjut sampai saat ini dengan perkembangannya dalam berbagai variasi. Semakin berkembangnya zaman maka semakin berkembang pula ilmu pengetahuan. Al-Qur‟an yang juga hidup dalam dimensi masa ini juga akan selalu mengikuti perkembangan zaman, dalam arti bahwa al-Qur‟an akan menjadi petunjuk yang rahmatan li al-‘ālamīn. Sebagaimana pula para mufasir kontemporer beranggapan bahwa al-Qur‟an harus dipahami, ditafsirkan
1
Indal Abrar, “al-Jami’ li ahkam al-Qur’an wal Mubayyin Lima Tadammanah min al-Sunah wa Ayil Furqan karya al-Qurtubi”, dalam Hamim Ilyas, Studi Kitab Tafsir, (Yogyakarta: Teras, 2004), hlm. 63
1
2
dan diaplikasikan pada masa kini. Perubahan zaman yang diikuti oleh perubakan karakter sosial pun juga menuntut para mufasir lebih pandai melakukan satu inovasi agar al-Qur‟an senantiasa mudah diterima dan masuk dalam ranah kehidupan. Ini mengingat bahwa al-Qur‟an sendiri selalu membuka dirinya untuk dipahami oleh siapa pun, dan setiap orang juga akan berusaha untuk memahaminya dengan cara masing-masing.2 Hal ini juga tidak terlepas dari agama Islam sendiri yang sudah menyebar begitu luas ke berbagai model kultur budaya, sehingga penafsiran begitu penting untuk meletakkan al-Qur‟an secara tepat dalam sosio-kultur yang berbeda dengan sosio-kultur pada waktu al-Qur‟an diturunkan. Selain itu, dalam rangka membuktikan eksistensi al-Qur‟an yang shalih li kulli zaman wa makan. Inovasi
yang dilakukan para mufasir ini
memanfaatkan ilmu-ilmu
pengetahuan baru yang semakin berkembang. Berbagai cabang ilmu pengetahuan yang dijadikan media pendukung dalam usaha membumikan al-Qur‟an pada setiap muslim tidak hanya untuk memenuhi tuntutan perubahan karakter sosial dari segi ruang dan waktunya, tetapi juga untuk memenuhi tuntutan subjeknya yaitu konsumen yang terdiri dari berbagai taraf kemampuan dan usia. Para ulama al-Qur‟an mempunyai banyak pekerjaan rumah untuk ini terkait bagamana cara yang efektif menyampaikan al-Qur‟an kepada setiap kalangan. Sebagai respons atas perubahan karakter sosial dalam masyarakat yang terjadi sekarang ini, para mufasir mulai mengemas tafsir agar tetap mudah membaur dengan 2
Saifuddin, “Hermeneutika Sufi (menembus makna di balik kata)”, dalam Sahiron Syamsuddin, Hermeneutika al-Qur’an dan Hadis, (Yogyakarta: eLSAQ Press,2010), hlm. 35.
3
masyarakat dengan mengkolaborasikan tafsir itu dengan beberapa ilmu, seperti hermeneutika, ilmu sosial, ilmu kealaman dan sebagainya. Hermeneutika yang dalam hal ini memiliki peran untuk membantu pembaca memperoleh pemahaman yang seobjektif mungkin dari teks yang ia baca,3 dapat membantu dalam menyampaikan al-Qur‟an secara kontekstual sehingga mudah diterima masyarakat. Hermeneutika dan beberapa cabang ilmu lain tersebut merupakan warna baru tafsir dalam menampakkan dirinya di muka para pembaca. Terkait berbagai macam karakter dan kultur sosial ini setidaknya para mufasir sudah mulai memiliki perhatian serta mulai mengambil langkah pasti untuk memenuhinya. Jika diperhatikan dari segi kontekstualisasi al-Qur‟an, terlihat dari penjelasan di atas bahwa para mufasir sudah menemukan titik terang (jalan keluar) dengan menggunakan ilmu-ilmu modern sebagai alat bantu untuk menjelaskan maksud alQur‟an. Namun, jika kita perhatikan lebih jauh apa yang dilahirkan para mufasir ini, hampir semuanya merupakan produk yang dihadirkan sebagai konsumsi orang dewasa sehingga anak-anak tidak dapat bersentuhan langsung dengan tafsir-tafsir itu, sedangkan masa sekarang ini, baik kalangan dewasa maupun kalangan anak-anak memiliki kebutuhan yang sama atas penjelasan-penjelasan al-Qur‟an lewat tafsir itu (dengan porsi masing-masing). Seperti halnya di Indonesia yang terdiri dari berbagai macam budaya, sudah banyak sekali mufasir Nusantara yang menyampaikan alQur‟an dengan menyesuaikannya dengan budaya lokal setempat, tetapi belum ada 3
Dwi Haryono, “Hermeneutika al-Qur‟an Muhammad Abid al Jabiri”, dalam Sahiron Syamsuddin, Hermeneutika al-Qur’an dan Hadis, (Yogyakarta: eLSAQ Press,2010), hlm. 85.
4
tafsir ulama klasik Indonesia yang terfikirkan untuk menembus dimensi anak dengan tafsirnya. Yang ada para mufasir itu menafsirkan untuk kalangan dewasa dan masingmasing orang dewasa itu menyampaikan pada anak-anak didiknya dengan cara mereka masing-masing, kesimpulannya adalah bahwa anak-anak tidak dapat mengkonsumsi secara langsung tafsir al-Qur‟an dengan cara mereka. Dan fakta ini mengatakan bahwa masih ada ruang kosong yang belum tersentuh oleh para ilmuan al-Qur‟an. Berbeda dengan masa-masa kemarin, saat ini modernisasi menuntut setiap elemen kehidupan, termasuk pendidikan, untuk menghadirkan diri dengan segala kematangannya, yang kematangan itu sendiri didapatkan dengan menerapkan pendidikan sejak usia dini. Usia dini (3-8 tahun) merupakan usia perkembangan efektif
yang pertumbuhan kecerdasannya mencapai 80%.4 Untuk membangun
karakter dimasa depan maka usia dini merupakan usia yang tepat untuk mulai menanamkan suatu komponen penting sehingga dimasa mendatang akan terjadi pertumbuhan sehat yang tidak memaksa. Begitu pula dengan al-Qur‟an, untuk membangun karakter Qur‟ani dalam diri seseorang maka kiranya tepat jika diusia dini seorang anak mulai diajak hidup dengan al-Qur‟an, tidak hanya mengajarkan akan tetapi juga mengenalkan, membantu memahamkan secara realistis anak serta mengizinkan mereka secara langsung berinteraksi dengan al-Qur‟an. Oleh karena itu,
4
Hajar Pamadhi, Pendidikan Seni ( Hakikat, Kurikulum pendidikan seni dan Pengajaran seni untuk Anak) ( Yogyakarta: UNY Press, 2012), hlm. 155.
5
bukanlah hal yang kurang penting jika para mufasir dituntut untuk mengemas tafsir ke dalam kemasan yang dapat dikonsumsi di kalangan anak-anak. Untuk ini, sebagaimana diungkapkan di muka bahwa masih sedikit mufasir yang memeperhitungan usia dalam usaha menafsirkan al-Qur‟an, bukan berarti tidak ada sama sekali ulama ahli al-Qur‟an yang mencoba membuat satu inovasi baru untuk menjawab problem ini. Satu karya dari beberapa karya yang dilahirkan untuk memenuhi kebutuhan anak-anak ini adalah Tafsir Juz ‘Amma for Kids karya Abdul Mustaqim.5 Tafsir ini hadir mengisi sisi kosong dunia tafsir selama ini. Tafsir ini kiranya merupakan gebrakan baru yang dilakukan para pemikir Islam, mengingat warna ini masih baru dalam dunia tafsir. Pada dasarnya ada beberapa tafsir juz „amma untuk anak-anak yang beredar di masyarakat, tetapi penulis memilih Tafsir Juz ‘Amma for Kids karya Abdul Mustaqim yang diterbitkan oleh Madania Kids ini karena penulis menganggap buku ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan yang lain. Di antara beberapa kelebihan tersebut adalah pemilihan tema penting yang diusung mufasir dan ilustrator, yaitu tema sosial yang sangat kental dengan nuansa sosial anak Indonesia. Di samping juga kemasannya yang lebih sederhana dibandingkan dengan karya sejenis lainnya, mulai dari jumlah halaman yang relatif standar (tidak terlalu tebal), komposisi warna yang lebih cerah, karakter gambar yang sederhana sehingga lebih mudah dipahami oleh anak-anak, dan berbagai hal lain yang dianggap penulis memiliki nilai daya tarik tersendiri bagi anak-anak.
5
Abdul Mustaqim, Tafsir Juz ‘Amma for Kids (Yogyakarta: Insam Madani, 2012)
6
Penulis berkesimpulan bahwa karya ini memang memiliki nilai kesederhanaan yang akan lebih diprioritaskan oleh anak-anak. Hal baru yang paling tampak dari karya ini adalah ilustrasi6 yang dihadirkan sebagai media bantu untuk mempermudah dalam memahami maksud dari tafsir yang dikemas dalam bahasa sederhana. Penggunaan ilustrasi di sini merupakan upaya untuk menghadirkan cara efektif dalam menyampaikan suatu pemahaman kepada anak-anak, sebab seni mempunyai fungsi tinggi terhadap perkembangan mental dan pikiran anak.7 Ilustrasi dalam karya ini selain berfungsi untuk memperjelas secara visual maksud dari tafsir tertulis ayat-ayat al-Qur‟an, juga memiliki nilai tersendiri dalam membangun semangat pembaca agar tidak bosan dalam membacanya, sebab lustrasi sebagai bagian dari karya seni merupakan permainan yang memberikan kesenangan batin baik untuk senimannya maupun penikmatnya. Fungsi ilustrasi dalam Tafsir Juz ‘Amma for Kids ini tidak lepas dari tujuan ilustrasi itu sendiri yang hadir untuk mengkomunikasikan secara visual suatu realita. Dan lebih menariknya, ilustrator mengilustrasikan tafsir ini dengan ilustrasi yang menggambarkan realita sosial anak yang berlatar belakang budaya Indonesia. Ilustrasi yang berperan secara komperhensif sebagai media penjelas ini, pada saatnya ilustrasi ini juga akan berperan sebagai tafsir itu sendiri, dengan bentuknya. 6
Ilustrasi adalah gambar-gambar yang menyertai sebuah cerita yang umumnya terdapat dalam buku-buku anak. Ilustrasi ini juga sebagai salah satu hal yang dapat kita lihat untuk membedakan buku bacaan anak dan buku bacaan orang dewasa. Lihat Burhan Nurgiantoro, Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak, (yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2013), hlm. 90. 7
Hajar Pamadhi, Pendidikan Seni (Yogyakarta: UNY Press, 2012),hlm. 156.
7
Ilustrasi menjadi salah satu bentuk komunikasi grafis yang merupakan gambaran interpretatif dengan menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan pesan secara ringkas dan cepat. Gambar yang ditampilkan (digambarkan) oleh ilustrasi ini merupakan esensi pesan yang harus disampaikan. Dalam dunia pendidikan ilustrasi berfungsi sebagai alat penjelas materi, yaitu media pencipta rasa yang lebih dalam memahami materi. Secara edukatif, ilustrasi dalam dunia anak-anak menjadi alat berkomunikasi dan berekspresi yang utuh sesuai dengan dunianya. Ini menunjukkan bahwa Tafsir Juz ‘Amma for Kids memilih cara tepat dalam upaya menyampaikan pemahaman kepada anak-anak, yang menjadi konsumen utama karya ini. Kehadiran ilustrasi dalam Tafsir Juz ‘Amma for Kids ini memudahkan anakanak dalam memahami maksud setiap tulisan melalui objek yang dilihat, sebab melalui objek visual tersebut anak dapat membangun imajinasi untuk memahami suatu makna. Sebagimana ungkapan yang menyebutkan bahwa picture tells thousand words (gambar menyampaikan seribu kata), ilustrasi pada umumnya dapat bercerita banyak dibandingkan tulisan. Ilustrasi juga akan mempermudah suatu rangkain tulisan untuk mengungkapkan maksud yang dikandung oleh tulisan itu sendiri. Berangkat dari hal-hal tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam karya ini. Penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian terkait dua hal yang menjadi unsur baku karya tersebut, yaitu teks tafsir dan ilustrasi, meskipun dalam hal ini penulis memang lebih banyak mengulas sisi ilustrasinya sebagai sesuatu yang baru di dunia tafsir. Dari dua komponen ini penulis ingin mengetahui sejauh mana
8
dan sekuat apa relasi yang terjalin antar keduanya, sehingga dapat diketahui pula peran masing-masing. Kajian ini pada akhirnya akan menunjukkan seperti apa kemasan yang disuguhkan mufasir untuk anak-anak serta seperti apa pula peran seni rupa dalam membantu menyampaikan maksud al-Qur‟an.8 Untuk itu, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode resepsi sebagai alat untuk menelusuri lebih jauh terkait dua komponen itu. Atau mungkin lebih tepatnya penulis ingin menguak fenomena tafsir ini dari sisi resepsinya. Penulis memilih metode resepsi karena metode ini memiliki hubungan langsung dengan tafsir. Secara global tafsir adalah bagian dari resepsi, yang titik kesinambungannya ada pada posisi subjek yang berinteraksi dengan al-Qur an. Metode resepsi ini pada dasarnya digunakan untuk menemukan reaksi pendengar dan pembaca al-Qur‟an dalam bentuk penjelasan makna. Dalam pembahasan ini sendiri, penulis berusaha untuk menangkap horizon harapan serta motif yang dimiliki oleh kedua belah pihak, yaitu mufasir dan ilustrator. Sebagaimana kita ketahui bahwa suatu karya lahir tidak terlepas dari penerimaan seseorang atas apa yang menjadi bahan baku atas karyanya, serta tidak terlepas pula dari motif yang yang melatar belakangi dikaryakannya sesuatu itu. Hal ini juga tidak terlepas dari ruang sosial sendiri, dengan keberagaman problem dan dinamikanya, disadari atau tidak, selalu saja akan mewarnai karya tafsir, sekaligus mempresentasikan kepentingan dan
8
Terkait hal ini, penulis ingin menunjukkan peran seni rupa dalam membantu menyampaikan maksud al-Qur an, bukan hanya peran sebagai penjelas teks tafsir. Hal ini karena pada saatnya ilustrasi ini juga memiliki potensi sebagai sebuah tafsir.
9
ideologi yang ada.9 Oleh karena itu, pastinya beberapa faktor tersebut menyumbang sebuah pengaruh pada hasil resepsi mufasir dan ilustrator. Dalam kajian ini penulis juga akan menunjukkan seperti apa konkretisasi yang dilakukan keduanya dari penerimaan serta motif yang terbangun. Pada akhirnya, dari itu dapat kita ketahui seperti apa peran dunia seni rupa dalam dunia tafsir. Di samping metode resepsi yang digunakan dalam penelitian ini, penulis memilih tema sosial untuk dijadikan objek formalnya. Secara kronologis, teks tafsir dalam Tafsir Juz ‘Amma for Kids ini muncul sebagai respons atas kekhawatiran mufasir akan kemerosotan moral, yang dikonkretisasi berupa pesan-pesan sosial. Konkretisasi ini kemudian dilanjutkan oleh ilustrator yang mengemasnya kedalam gambaran realita sosial secara visual. Dari sini, penulis berkesimpulan bahwa tema sosial ini merupakan tema utama yang pastinya lebih tepat untuk dijadikan jembatan penelitian terhadap Tafsir Juz ‘Amma for Kids. Dengan demikian, dengan meneliti aspek sosial yang ada dalam Tafsir Juz ‘Amma for Kids, berarti secara tidak langsung penulis sudah meneliti persoalan penting ataupun esensi dari Tafsir Juz ‘Amma for Kids itu sendiri.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka pokok permasalahan yang dijadikan sebagai fokus permasalahan adalah : 9
Islah Gusmian, Khazanah Tafsir Indonesia; dari Hermeneutika hingga Ideologi, (Jakarta: TERAJU, 2003), hlm. 293.
10
1. Bagaimana wujud resepsi yang tertuang secara tertulis dan secara visual dalam Tafsir Juz ‘Amma for Kids? 2. Bagaimana relasi atas kedua wujud resepsi yang terbangun? 3. Hal baru apa yang muncul dari resepsi tersebut sebagai sumbangan kepada dunia tafsir? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui wujud resepsi yang tertuang secara tertulis dan secara visual dalam Tafsir Juz ‘Amma for kids. 2. Mengetahui relasi atas kedua wujud resepsi yang dibangun mufasir dan ilustrator dalam Tafsir Juz ‘Amma for kids. 3. Mengetahui efek-efek yang timbul dari resepsi yang terjalin sehingga dapat diketahui pula hal baru yang selanjutnya meberikan sumbang sih untuk dunia tafsir. Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan warna baru dalam dunia tafsir mengingat kajian terkait relasi ilustrasi dan tafsir belum begitu banyak ditemui. Selain itu, diharapkan hasil dari penelitian ini mampu memberikan kontribusi yang dapat dipergunakan dalam upaya pengembangan secara inovatif kajian tafsir.
11
D. Kajian Pustaka Wacana atau karya lain yang terkait dengan tema yang diangkat penulis ini adalah karya-karya tentang resepsi al-Qur‟an. Pada dasarnya sudah banyak karya yang menggunakan pendekatan resepsi ini dalam kajian di dunia tafsir, hanya saja belum ada di antara karya-karya itu yang mengangkat kasus terkait visualisasi makna al-Qur‟an (tafsir). Di antara karya-karya terkait resepsi al-Qur‟an yang penulis temukan adalah skripsi dengan judul “Resepsi Estetika Masyarakat Muslim terhadap al-Qur‟an (Studi tentang Penggunaan Ringtone Ayat-Ayat Al-Qur‟an di Kalangan Mahasiswa Yogyakarta)” yang ditulis oleh Aswak. Dengan skripsi ini Aswak berupaya
untuk
mengungkap
latar
belakang
para
mahasiswa
Yogyakarta
menggunakan ayat-ayat al-Qur‟an sebagai ringtone10. Dalam karya ini juga ditampilkan bagaimana resepsi estetis ini sering pula menimbulkan kontroversi. Selanjutnya adalah skripsi yang ditulis oleh Muhammad Mukhtar yang berjudul “Resepsi Santri Lembaga Tahfidz al-Qur‟an Pondok Pesantren Wahid Hasyim terhadap al-Qur‟an (Surat al-Mu’awwidzataini, Yasiin, al-Rahmān, alWāqi’ah dan ayat Kursi)”. Skripsi ini menjelaskan bagaimana perilaku konkrit atas pemahaman dan pemaknaan santri Wahid Hasyim terhadap al-Qur‟an. Karya ini juga
10
Aswak, “Resepsi Estetis Masyarakat Muslim terhadap al-Qur‟an (Studi Tentang Penggunaan Ringtone Ayat-Ayat Al-Qur‟an di Kalangan Mahasiswa Yogyakarta)” Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, 2011.
12
berusaha mengungkap bentuk implementasi dari hasil pemaknaan santri Lembaga Tahfidz al-Qur‟an terhadap al-Qur‟an11. Skripsi berjudul “Penggunaan Tanda Waqaf al-Waqf wa al-Ibtidā’ pada Mushaf al-Quddūs bi al-Rasm al-Usmāni (Tinjauan Resepsi al-Qur‟an)” yang ditulis oleh Muha Fadlulloh juga merupakan karya yang terkait dengan resepsi al-Qur‟an. Karya ini berusaha mengungkap wujud resepsi al-Qur‟an dalam penggunaan tanda waqaf al-Waqf wa al-Ibtidā’ pada Mushaf al-Quddūs bi al-Rasm al-Usmāni12. Selain skripsi yang penulis peroleh, ada beberapa tulisan berupa artikel dan makalah yang setema dengan tema yang diangkat penulis, seperti artikel yang ditulis Ahmad Rafiq dengan judul “Sejarah al-Qur‟an: Dari Pewahyuan ke Resepsi (Sebuah Pencarian Awal Metodologi)”. Tulisan ini menyajikan penjelasan terkait sejarah alQur‟an secara umum dan juga penjelasan sejarah resepsi al-Qur‟an berikut metodologi-metodologi yang mungkin dapat digunakan dalam kajian sejarah resepsi al-Qur‟an 13 Ada pula artikel berjudul “Resepsi Estetika terhadap al-Qur‟an” karya Ahmad Baidowi yang di dalamnya disebutkan tentang pembagian resepsi al-Qur‟an yang 11
Muhammad Mukhtar, “Resepsi Santri Lembaga Tahfidz al-Qur an Pondok Pesantren Wahid Hasyim Terhadap Al-Qur‟an (surat al-Mu’awwidzataini, Yasiin, al-Rahmān, al-Waqi’āh dan ayat Kursi )” Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, 2007. 12
Muha Fadlulloh, “Penggunaan Tanda Waqaf al Waqf wa al Ibtida’ pada Mushaf al-Quddūs bi al-Rasm al Usmani ( Tinjauan Resepsi al-Qur‟an )” Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, 2013. 13
Ahmad Rafiq, “Sejarah al-Qur an: dari pewahyuan ke resepsi (sebuah pencarian awal metodologis)”, dalam Sahiron Syamsuddin (dkk.), Islam, Tradisi dan Peradaban, (Yogyakarta: Bina Mulia Press,2012), hlm. 74.
13
dibagi menjadi tiga, yaitu resepsi hermeneutis, resepsi estetis dan resepsi sosialbudaya. Dalam artikel ini dijelaskan secara rinci mengenai resepsi estetis, yaitu penerimaan atau resepsi atas al-Qur‟an yang diekspresikan untuk tujuan estetis, seperti resepsi yang diwujudkan kedalam terjemah al-Qur‟an, kaligrafi dan ekspresi seni Islam yang lain.14 Artikel yang ditulis Ibnu Santoso dengan judul “Resepsi al-Qur‟an dalam Terbitan” juga mengangkat kajian resepsi al-Qur‟an. Dalam artikel ini, Ibnu Santoso menyebutkan berbagai perwujudan resepsi al-Qur‟an yang tercover dalam berbagai terbitan al-Qur‟an yang beredar di Nusantara. Selain penjelasan tentang hal tersebut, dalam tulisan ini juga dijelaskan secara struktural-fungsional bentuk-bentuk resepsi al-Qur‟an tersebut15 Terakhir adalah makalah yang ditulis oleh Adib Sofia dengan judul “Resepsi Transformatif Ayat-Ayat al-Qur‟an dalam Akhbār Ākhirat fi Ahwāl al-Qiyāmah Karya Nuruddin ar Raniri”. Dalam tulisan ini, penulisnya menjelaskan bagaimana ayat-ayat al-Qur‟an direinterpretasikan oleh ar Raniri menggunakan perspektif resepsi transformatif. Secara garis besar ada dua hal yang dijelaskan dalam tulisan ini, yaitu wujud resepsi Nuruddin ar Raniri terhadap firman Allah dalam Akhbār Ākhirat fi Ahwāl al-Qiyāmah dan perubahan atau transformasi teks yang dilakukan ar Raniri terhadap ayat-ayat al-Qur‟an dalam Akhbār Ākhirat fi Ahwāl al-Qiyāmah. Untuk itu,
79.
14
Ahmad Baidhowi, “Resepsi Estetis al-Qur‟an”, Esensia, VIII, Januari 2007, hlm. 19-20
15
Ibnu Santoso, “Resepsi al-Qur‟an dalam Terbitan”, Humaniora, XVI, Februari 2004, hlm.
14
dalam tulisan ini penulis mempergunakan dua teori sebagai landasan kajiannya terhadap Akhbār Ākhirat fi Ahwāl al-Qiyāmah, yaitu teori resepsi and teori intertekstual. Teori pertama dipergunakan untuk melihat tanggapan ar Raniri sebagai pembaca ayat-ayat al-Qur‟an. Teori intertekstual di pergunakan untuk melihat perubahan atau transformasi dalam pengutipan, penerjemahan dan penjelasan terhaadap ayat-ayat al-Qur‟an dalam Akhbār Ākhirat fi Ahwāl al-Qiyāmah.
16
Dalam
karya ini disampaikan secara jelas bagaimana gambaran kiamat itu sebagai wujud resepsi ar Raniri dan bagaimana setiap ayat yang dipergunakan dalam Akhbār Ākhirat fi Ahwāl al-Qiyāmah Dari keseluruhan karya terkait kajian resepsi yang berhasil penulis tinjau, secara terang dari sisi obyek materialnya penulis belum menemukan karya yang melakukan kajian terhadap Tafsir Juz ‘Amma for Kids. Sementara itu, dari sisi konten kajian, penulis belum menemukan kajian resepsi yang menyentuh ranah tafsir yang secara langsung berkolaborasi dengan seni ilustrasi. Sisi yang menjadikan penelitian ini menarik bagi penulis adalah karena dari beberapa karya yang ada, belum satu pun melakukan kajian pada objek yang tampil dengan nilai seni rupa yang kental tampil secara visual.
16
Adib Sofia, “Resepsi Transformatif Ayat-Ayat al-Qur‟an dalam Akhbār Ākhirat fi Ahwāl al-Qiyāmah Karya Nuruddin ar Raniri ”, Makalah, disampaikan pada Seminar Kebahasaan dan Kesastraan Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 6-8 November 2012.
15
E. Metode Penelitian Metode sebagai pisau penelitian memiliki fungsi yang sangat penting dalam penelitian ini. Adapun metode yang akan digunakan penulis adalah: 1. Jenis Penelitian Jika dilihat dari bentuknya, jenis penelitian yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Dan jika dilihat dari tempat penelitiannya, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pustaka yaitu penelitian yang didasarkan pada data-data pustaka. 2. Pendekatan Dalam penelitian ini, secara mendalam penulis akan melakukan kajian terhadap Tafsir Juz ‘Amma for Kids dengan menggunakan analisis resepsi. Resepsi di sini bertugas untuk meneliti tanggapan pembaca baik yang berbentuk interpretasi maupun konkretisasi. Tanggapan pembaca ini sendiri terbangun karena dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti latar belakang sosial budaya, tingkat pendidikan, tingkat pengalaman maupun usia pembaca. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis hasil konkretisasi dari penerimaan atau tanggapan mufasir serta ilustrator selaku pembaca al-Qur‟an. Dari penelitian ini, penulis ingin menunjukkan seperti apa seorang pembaca dapat memiliki kebebasan dalam menginterpretasikan al-Qur‟an sesuai apa yang dikuasai dan diharapkan atas keberadaan al-Qur‟an itu sendiri. Selanjutnya akan diketahui bentuk-bentuk tanggapan atas al Qur‟an oleh mufasir serta ilustrator yang berperan sebagai pembaca yang meresepsi al-Qur‟an. Dan hasil dari penelitian ini bermuara
16
pada keberadaan Tafsir Juz ‘Amma for Kids sebagai warna baru bagi tafsir dengan keunikannya yang menonjol, yaitu ilustrasi. Pada penelitian ini, penulis berusaha memposisikan Tafsir Juz ‘Amma for Kids ini sebagai wujud resepsi bertingkat atas al-Qur an, berupa resepsi hermeneutis dan juga resepsi estetis. Sehingga dalam memandangnya, penulis juga akan meresepsi keduanya dengan karakter resepsi masing-masing. Resepsi hermeneutis digunakan untuk mengetahui motif serta wujud resepsi mufasir atas al-Qur‟an, sedangkan resepsi estetis digunakan penulis untuk mengkaji secara mendalam penjelasan visual berupa ilustrasi dalam Tafsir Juz ‘Amm for Kids. Langkah berikutnya dari penelitian ini, setelah diketahui motif serta wujud resepsi masing-masing objek, adalah melakukan
komparasi
untuk
mengetahui
relasi
antar
keduanya.
Dengan
mengkomparasikan keduanya, akan diketahui titik sinkron yang terbangun, yaitu titik bertemunya dua objek dalam satu relasi dan juga akan diketahui titik kreasinya, yaitu hal baru yang muncul dan tidak memiliki ketersambungan dalam relasi antar kedua objek. Selain itu, hal penting lain yang akan diketahui dari relasi ini adalah keberadaan ilustrasi sebagai media yang memiliki efektivitas dalam Tafsir Juz ‘Amma for Kids khususnya dan dunia tafsir secara umum. 3. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui penelitian kepustakaan (library research),
yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan litelatur
17
(kepustakaan) penelitian sebelumnya.17 Data-data yang dikumpulkan terdiri dari datadata primer dan sekunder. Data primer adalah objek material dalam penelitian ini, yaitu Tafsir Juz ‘Amma for Kids, sedangkan data sekunder adalah data-data yang membantu memberikan informasi dalam penelitian ini. Baik data primer maupun data sekunder adalah data-data yang penting untuk dihimpun sebagai objek dalam penelitian ini. 4. Metode Pengolahan Data Setelah data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini berhasil didapatkan, maka perlu dilakukan pengolahan data untuk mengemasnya menjadi karya yang layak dan siap konsumsi sebelum ditampilkan di muka umum. Dalam penelitian ini metode pengolahan data yang dipakai adalah metode yang diusulkan oleh Miles dan Huberman, yang meliputi data colection, data
reduction, data display, dan
conclution: drawing/ verifying.18 Berkiblat pada model analisis ini maka secara rinci langkah-langkah yang akan dilakukan adalah diawali dengan data colectio,yaitu pengumpulan data terkait yang teknik pengumpulannya sudah dijelaskan pada pembahasa sebelumnya. Selanjutnya, agar data mentah yang diperoleh dapat diolah dengan mudah, maka setelah itu dilakukan reduksi data (data reduction) yang akhirnya akan diperoleh data berbentuk uraian atau laporan terinci. Setelah diperoleh hasil dari seperangkat 17
Ambo Upe dan Amsid, Asas-asas Multiple Research, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2010),
18
Ambo Upe dan Amsid, Asas-asas Multiple Research, hlm. 125.
hlm. 7
18
reduksi, untuk melihat gambaran seutuhnya maka data tersebut selanjutnya disajikan (data display) dalam berbagai macam bentuk. Data display ini bertujuan untuk mengemas data tersebut seindah dan selues mungkin sehingga akan memberi kenikmatan kepada pembacanya. Langkah terakhir adalah penarikan kesimpulan atau yang disebut Miles dan Huberman sebagai tahap conclution: drawing/ verifying. Pada tahap ini disampaikan secara tegas hasil analisis dalam penelitian untuk menunjukkan poin utama dari sederet penelitian yang dilakukan. F. Sistematika Pembahasan Hasil dari penelitian ini secara rinci akan diuraikan kedalam lima bab pembahasan. Adapun bab pertama merupakan kerangka isi keseluruhan penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan serta kegunaan penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Bab kedua berisi penjelasan secara komprehensif tentang Tafsir Juz ‘Amma for Kids berikut penjelasan kedua unsur yang menjadi pokok kajian yang terkandung di dalamnya, yaitu unsur teks tafsir dan unsur ilustrasi. Selanjutnya dalam bab ini disebutkan pula gambaran singkat objek formalnya, yaitu tema sosial yang tertuang dalam Tafsir Juz ‘Amma for Kids, mencakup sosial budaya anak Indonesia. Bab ketiga merupakan analisis terhadap teks tafsir dan ilustrasi yang terdapat dalam Tafsir Juz ‘Amma for Kids. Pada bab ini pembahasan dibagi ke dalam dua poin pembahasan yaitu poin resepsi hermeneutis yang menyuguhkan hasil tafsir berupa pesan-pesan sosial yang yang merupakan wujud resepsi mufasir terhadap al-Qur‟an. Poin yang kedua adalah resepsi estetis hermeneutis yang merupakan kelanjutan dari
19
analisis poin pertama dengan menganalisis visualisasi pesan-pesan sosial itu yang diwujudkan dengan ilustrasi, sehingga dapat diketahui bagaimana penerimaan ilustrator yang dapat mewujudkan ilustrasi yang demikian. Bab keempat adalah pengungkapan relasi yang terjalin antara wujud resepsi hermeneutis dan resepsi estetis. Relasi ini akan diketahui dengan mengkomparasikan dua resepsi yang terbangun untuk mengetahui titik singkron dan titik kreasinya, sehingga dalam bab ini akan dianalisis kedua aspek tersebut. Pada bab ini pula, keberadaan ilustrasi akan diperjelas posisinya, baik keberadaannya dalam Tafsir Juz ‘Amma for Kids maupun keberadaannya dalam lingkup dunia tafsir. Bab kelima, sebagai bab terakhir, berisikan penutup yang terdiri dari kesimpulan akhir dari penelitian yang penulis lakukan serta usulan dan saran bagi penelitian selanjutnya.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari penelitian yang penulis lakukan terhadap Tafsir Juz ‘Amma for Kids ini, pada akhirnya penulis dapat memberikan beberapa poin kesimpulan sebagai berikut: 1. Tafsir Juz ‘Amma for Kids ini merupakan satu karya tafsir yang lahir dengan hal baru yang berbeda dengan tafsir-tafsir yang telah ada sebelumnya. Hal baru tersebut berupa tafsir yang dikemas dengan bahasa sederhana dan didukung dengan media ilustrasi untuk menyesuaikan dengan dimensi anak-anak. Akan tetapi, meskipun secara keseluruhan tafsir ini telah dikemas untuk menyesuaikan dengan dunia anak, namun penulis masih menemukan beberapa bahasa ilmiah yang kurang sesuai dengan horizon bahasa anak yang cenderung membutuhkan redaksi bahasa yang sederhana. 2.
Karya ini merupakan sebuah konkretisasi dari resepsi yang dilakukan pengarangnya sebagai mufasir, yaitu Abdul Mustaqim, yang berkolaborasi dengan para ilustrator. Dalam hal ini, Mustaqim meresepsi al-Qur an dan berhasil mewujudkannya ke dalam teks tafsir, sedangkan ilustrator meresepsi teks tafsir tersebut yang kemudian berhasil mewujudkan penerimaannya ke dalam bahasa visual, yaitu
131
132
ilustrasi, sehingga resepsi yang dilakukan adalah merupakan sebuah resepsi bertingkat. 3. Resepsi pertama yang dilakukan oleh mufasir merupakan resepsi hermeneutis, sebab hasil dari resepsinya dikonkretisasikan ke dalam tafsir yang merupakan suatu penjelasan. Sedangkan resepsi ke dua, yang dilakukan oleh ilustrator, merupakan resepsi estetis hermeneutis, karena hasil resepsinya dikonkretisasikan ke dalam ilustrasi sebagai suatu penjelasan yang memiliki nilai estetika. 4. Resepsi yang dilakukan ini sebagai sebuah respons terhadap suatu kondisi peresepsinya. Kondisi yang dimaksud adalah kemerosotan moral bangsa Indonesia yang sedang bergelut dalam lingkar modernisasi untuk mendapatkan sebuah kemajuan, namun tetap mempertahankan budayanya, termasuk budaya akhlak. Dengan memilih strategi pendidikan usia dini maka tafsir ini lahir dengan kemasan yang sedemikian rupa. Beberapa latar belakang ini turut menjadi faktor yang membentuk horizon harapan mufasir dan ilustrator dalam resepsinya. 5. Keberadaan Tafsir yang berinteraksi dengan ilustrasi ini merupakan sebuah bentuk integrasi-interkoneksi, sebagai paradigma keilmuan UIN Sunan Kalijaga yang mendialogkan ilmu-ilmu keislaman dan ilmu-ilmu umum, sebagai upaya menghadapi modernisasi.
133
6. Dalam Tafsir Juz ‘Amma for Kids ini, kedua wujud resepsi menjalin sebuah relasi fungsional, yaitu keberadaan ilustrasi yang membantu membahasakan teks tafsir kepada pembaca. Dalam perannya sebagai pembantu teks ini, ilustrasi terkadang hanya berperan sebagai sebuah ornamen, artinya dia hanya mampu mengantarkan teks kepada anak, belum sampai pada menjelaskan maknanya. Akan tetapi, dalam beberapa kesempatan, ilustrasi ini justru dapat berbicara lebih untuk mengungkapkan maknanya. 7. Ilustrasi
yang
semula
menjadi
sebuah
media
bantu
untuk
menyampaikan pesan kepada anak sebagai pembaca dengan menggunakan bahasa visualnya, pada akhirnya bersamaan dengan teks tafsir dalam satu kesatuan menjadi sebuah tafsir visual. 8. Jika pada umumnya dikenal beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang yang menafsirkan, sebagaimana disebutkan dalam kitabkitab ilmu tafsir, maka dalam hal ini syarat sebagai seorang mufasir lebih dipahami
sebagai
sebuah kesatuan
syarat
yang dapat
menyampaikan pada tujuan tafsir itu dilahirkan, yaitu untuk dapat disampaikan dan dipahami dalam horizon anak. Dengan demikian, dengan keahlian masing-masing, keberadaan mufasir, yang mampu mengeluarkan
makna
al-Qur’an
merupakan
satu
syarat,
dan
keberadaan ilustrator dengan kemampuan bahasa visualnya merupakan satu syarat yang lain dalam membangun Tafsir Juz ‘Amma for Kids.
134
B. Saran Dengan berbagai hal yang ditemukan dari penelitian ini, yang berujung pada keberadaan tafsir visual, penulis ingin menjadikan karya ini sebagai sebuah karya yang mampu memberikan kontribusi kepada dunia tafsir khususnya dan pada dunia pendidikan Islam umumnya. Kontribusi yang penulis maksudkan di sini adalah kontribusi berupa wacana baru yang hadir di era kontemporer ini, yaitu tafsir visual sebagai sebuah wacana baru yang pastinya juga akan menuai banyak pro dan kontra untuk penyebutan istilah yang belum lazim ini. Kontribusi lain yang penulis anggap penting adalah, proses interaksi antara ilmu tafsir sebagai Islamic sciences dan ilustrasi sebagai modern sciences, sebagai sebuah bentuk aplikatif dari konsep integrasi-interkoneksi yang menjadi paradigma keilmuan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang keberadaannya menjadi sebuah contoh bagaimana makna lain dari konsep integrasi-interkoneksi ini. Dengan keberadaan wacana ini diharapkan ke depannya cakrawala pandangan para ilmuan al-Qur’an semakin terbuka untuk hal-hal baru yang memang belum lazim, seperti keberadaan istilah tafsir visual. Hal ini karena, satu langkah saja Islam tertinggal, maka bukan tidak mungkin jika umatnya ke depan tidak terlalu menoleh kepada kajian agama. Tulisan ini diharapkan dapat menjadi satu motivasi bagi para akademisi di bidang al-Qur’an dan tafsir agar tidak enggan untuk menghadirkan satu hal yang selama ini dianggap “aneh” guna sebuah kemajuan, sebagaimana Tafsir Juz
135
‘Amma for Kids yang berani menghadirkan ilustrasi, yang merupakan hal baru, ke dalam dunia tafsir.
136
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Digital Versi 2.0. 2004 Asmani, Jamal Ma’mur. Manajemen Strategi Pendidikan Anak Usia Dini: Memahami Sistem Kelembagaan, Metode Pengajaran, Kurikulum, Keterampilan, dan Pelatihan-Pelatihannya. Yogyakarta: DIVA Press. 2009. Baidhowi, Ahmad. Resepsi Estetis al-Qur’an. Esensia, VIII. Januari 2007. Baqi, Zaidan Abdul., Sukses Keluarga Mendidik Balita. terj. Saiful Ardi Imam Sinaro. Jakarta: Pena Pundi Aksara. 2005. Dukes, Cris dan Maggie Smith. Cara Mengembangkan Keterampilan Berkomunikasi dan Berbahasa pada Anak Prasekolah, terj. Iwasi Dewanto. Jakarta: Indeks. 2010. Endraswara, Suwardi. Metode Penelitian Sastra: Epistemologi, Model, Teori dan Aplikasi.Yogyakarta: Pustaka Widyatama. 2006. Faudah, Mahfud Basuni. Tafsir-Tafsir al-Qur’an: Perkenalan dengan Metodologi Tafsir , terj. H.M. Mochtar Zoeini dan Abdul Qodir Hamid. Bandung: Pustaka. 1987. Gusmian, Islah. Khazanah Tafsir Indonesi: dari Hermeneutika hingga Ideologi. Yogyakarta: LkiS. 2013. Hasan, M. Ali dan Rif’at Syauqi nawawi. Pengantar Ilmu Tafsir. Jakarta: bulan Bintang. 1988. Ilyas, Hamim (dkk.). Studi Kitab Tafsir. Yogyakarta: Teras. 2004. Magnis, Franz dan suseno (dkk.). Etika Sosial, Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: Gramedia. 1993. Mansur. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2005. Margulies, Nancy dan Christine Valenza. Pemikiran Visual: Alat untuk Memetakan Ide, terj. Hartati Widiastuti. Jakarta: Indeks. 2008.
137
Martono, Nanang. Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Modern, Postmodern, Poskoloknial. Jakarta: Rajawali Press. 2011. Munthe, Bermawi (dkk.). Sukses di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Center for Teaching Staff Developments. 2010. Mustaqim, Abdul. Dinamika Sejarah Tafsir al-Qur an: Studi Aliran-aliran Tafsir, dari Periode Klasik, Pertengahan, hingga Modern-Kontemporer. Yogyakarta : Pondok Pesantren LSQ. 2012. ______ Tafsir Juz ‘Amma for Kids. Yogyakarta: Insam Madani. 2012. ________ Islam, Tradisi dan Peradaban. Yogyakarta: Bina Mulia Press. 2012. Nurgiantoro, Burhan. Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 2013. Pamadhi, Hajar. Pendidikan Seni: Hakikat, Kurikulum pendidikan seni dan Pengajaran seni untuk Anak. Yogyakarta: UNY Press. 2012. Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR Periode 2009-2014. Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI. Pradopo, Rachmat Djoko. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik dan Penerapannya Yogyakarta: Pustaka pelajar. 1995. Ratna, Nyoman Kutha. Estetika Sastra dan Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2007. Santoso, Ibnu. Resepsi al-Qur’an dalam Terbitan. Humaniora, XVI. Februari 2004. Schoorl, J.W. Pengantar Sosiologi Pembangunan Negara-Negara Berkembang, terj. R.G. Soekadijo. Jakarta: Gramedia. 1981.
sedang
Shiddieqy, M. Hasbi ash. Sejarah dan Pengantar Ilmu al-Qur’an dan Tafsir. Jakarta: Bulan Bintang. Shihab, M. Quraish. Membumikan al-Qur an: Fungsi Kehidupan Masyarakat. Bandung: Mizan. 1994.
dan Peran Wahyu di
Sofia, Adib. Resepsi Transformatif Ayat-Ayat al-Qur’an dalam Akhbār Ākhirat fi Ahwāl al-Qiyāmah Karya Nuruddin ar Raniri. Makalah, disampaikan pada Seminar Kebahasaan dan Kesastraan Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 6-8 November 2012.
138
Syamsuddin, Sahiron (dkk.). Hermeneutika al-Qur’an dan Hadis. Yogyakarta: eLSAQ Press. 2010. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1989. Upe, Ambo dan Amsid. Asas-asas Multiple Research. Yogyakarta: Tiara Wacana. 2010.
Lampiran 1 SAMPUL DEPAN TAFSIR JUZ ‘AMMA FOR KIDS
Lampiran 2 SAMPUL BELAKANG TAFSIR JUZ ‘AMMA FOR KIDS
Lampiran 3 SAMPUL DALAM TAFSIR JUZ ‘AMMA FOR KIDS
CURRICULUM VITAE
Nama
: Nafisatuz Zahro’
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat/Tgl lahir
: Blitar, 16 November 1992
E-mail
:
[email protected]
No Telp./HP
: 085643558611
Nama Ayah
: Badaruddin
Nama Ibu
: Anwasiyyah Wasit
Pekerjaan
: Petani
Alamata Rumah
: Ds. Kemloko, RT. 01, RW. 06, Kec. Nglegok, Kab. Blitar, Prop. Jawa Timur
Alamat Yogyakarta
: Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro, Sembego, Maguwoharjo, Depok, Sleman
Riwayat Pendidikan:
Tahun 1996-1997
TK al Hidayah Kemloko Nglegok Blitar
Tahun 1997-2004
MI Darul Ulum Kemloko Nglegok Blitar
Tahun 2004-2007
MTsN Kepanjen Kidul Blitar
Tahun 2007-2010
Perguruan Ma’arif NU Blitar
Tahun 2010-2014
Universitas Negeri Islam Sunan Kalijaga,
Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir Pengalaman Organisasi:
Koord. Devisi Infodata Perguruan Ma’arif NU Blitar
Devisi Kominfo Community of Santri Scholars of Ministry of
(2008/2009)
Religious Affairs (Css MoRA) UIN Sunan Kalijaga
(2011/2012)
Devisi Kaligrafi JQH al-Mizan UIN Sunan Kalijaga
(2011/2014)
Ikatan Pelajar Putri Nahdhatul Ulama Kota Yogyakarta
(2012/2014)
Crew (ilustrator) Majalah Santri Css MoRA Nasional
(2013/2014)
Prestasi
Juara I MTQ Kota Blitar cabang Khot al-Qur’an Dekorasi (pi)
(2006)
Juara I Khot al-Qur’an, Porseni Perguruan Ma’arif NU Blitar (pi)
(2007)
Juara I MTQ Kota Blitar cabang Khot al-Qur’an Hiasan Mushaf (pi) (2008)
Juara II Jelajah Literartur Pramuka di Perpustakaan Bung Karno
(2009)
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Yogyakarta, 16 Mei 2014
Nafisatuz Zahro’