PERUBAHAN PARADIGMA MANAJEMEN LAMA DAN KOTEMPORER: MEMAHAMI INFORMASI AKUNTANSI BIAYA Agusman E-mail:
[email protected]
ABSTRACT The enfiroment operation coorporation of change that otomatic completely and the competition sharp have change management paradigm to understood the accontancy information system. Paradigm management change to make change of information system of cost accounting, it was the traditional of cost accounting system is not adequate to demand management in seize a competitive superiority. This letter is to show the old paradigm management change and the new paradigm management change to understand an information cost accounting form fungtion basic approach to process basic approach or activity. PENDAHULUAN Selama dekade sepuluh tahun terakhir ini, adanya perubahan yang dramatis dalam cara pandang para pendidik dan praktisi terhadap informasi akuntansi biaya. Perubahan pandangan ini merupakan akibat dari meningkatnya persaingan yang berkaitan dengan munculnya teknologi informasi dan teknologi manufaktur baru yang fokus pada pelanggan dan pertumbuhan pasar global. Informasi akuntansi mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukanarah strategi perusahaan. Secara khusus informasi biaya merupakan jenis informasi yang paling penting yang dibutuhkan oleh manajemen yang efektif. Oleh karena itu peran akuntan biaya menjadi berkembang. Jika dulu akuntan dipandang sebagai technical expert dalam hal metode dan prosedur akuntansi, maka sekarang akuntan ikut berpartisipasi dalam tim manajemen yang bersifat multifungsional. Paradigma Manajemen Lama Dalam aktivitas pemasaran, konsep produksi digunakan sebagai konsep untuk bersaing. Konsep produksi ini mengasumsikan bahwa pelanggan menyukai produk-produk yang tersedia secara luas dengan harga murah. Dalam paradigma lama, manajemen memfokuskan orientasinya pada produksi, dimana manajemen hanya berkosentrasi pada pencapaian efisiensi produksi tinggi (high production efficiency) dan didistribusikan secara luas. Dengan konsep ini, manajemen berusaha untuk menghasilkan produk pada kapasitas penuh sehingga tidak ada kapasitas yang menganggur. Dengan produksi tinggi ini efisiensi produksi akan tercapai karena biaya tetap akan tersebar pada banyak produk. Disamping itu, karena produk yang dihasilkan secara besar-
32
MEDIA EKONOMI DAN BISNIS
besaran, maka produk tersebut akan didistribusikan secara luas di pasar. Konsep ini juga mengasumsikan bahwa produk yang dihasilkan bersifat standar dan teknologi yang digunakan rendah dan banyak menggunakan tenaga kerja (padat karya). Dengan teknologi yang tidak memadai tersebut, pengerjaan satu macam produkjelas akan lebih mudah dan murah dibandingkan dengan menghasilkan banyak ragam produk. Dengan hanya, memproduksi satu macam produk perusahaan dapat melakukan produksi masa, promosi masa dan distribusi masa. Dengan strategi ini, biaya murah akan tercapai melalui biaya produksi murah, biaya promosi murah, dan biaya distribusi murah karena semuanya dilakukan secara besar-besaran. Gambar 1.1 Paradigma Manajemen Lama Fokus pada Produksi Asumsi: 1. Tidak ada persaingan 2. Teknologi tidak memadai/padat karya
Produk standar Economic of scales 1. Produksi masa 2. Promosi masa 3. Distribusi masa
Harga Murah (sebagai daya saing)
Paradigma Manajemen Baru Perubahan kunci dalam bisnis adalah meningkatnya harapan pelanggan (customer expectation) terhadap fungsionalitas dan kualitas produk. Akibatnya siklus hidup produk (product life cycle) menjadi lebih pendek, sehingga perusahaan berusaha untuk menambah model baru dan produk baru secepat mungkin. Oleh karena itu, meningkatkan intensitas persaingan secara keseluruhan. Dengan tingginyan persaingan global, mau tidak mau manajer perusahaan harus merubah paradigma manajemen untuk bersaing karena paradigma manajemen lama sudah tidak memadai lagi untuk dijadikan alat persaingan. Dalam era globalisasi dimana banyak produk dari berbagai negara masuk ke dalam negara lain, maka perusahaan harus merubah dari fokus produksi ke fokus pelanggan, Karenanya, fokus pelanggan merupakan perubahan mendasar dalam paradigma manajemen baru. Dalam hal ini, konsep pemasaran digunakan sebagai konsep untuk bersaing. Konsep pemasaran menetapkan bahwa kunci utama untuk MEDIA EKONOMI DAN BISNIS
33
mencapai tujuan perusahaan adalah harus lebih unggul dari pesaing. Konsep ini juga mengasumsikan bahwa terjadi persaingan sangat tajam karena penawaran produk (supply) lebih besar dari permintaan (demand). Sebagaimana diketahui bahwa customer banyak keinginannya seperti kualitas bagus, banyak ragam produk, dan juga harga yang bersaing. Karenanya, untuk bisa menjadi market leader, manajemen perusahaan harus mampu memadukan beberapa keunggulan sebagai daya saing seperti kualitas tinggi, harga murah, pelayanan cepat, inovatif, dan banyak ragam produk yang dihasilkan. Dalam konsep ini menghasilkan berbagai macam produk dengan biaya bersaing adalah memungkinkan karena memadainya teknologi. Sebagai contoh; umumnya perusahaan menjalankan operasinya banyak menggunakan mesin, robot atau sistem komputer yang disebut padat modal (capital intensive). Gambar 1.2: Paradigma Manajemen Baru Fokus pada Pelanggan Asumsi: 1. Persaingan tajam 2. Teknologi memadai/padat modal
Produk beragam
Economic of scales 1. Kualitas bagus 2. Layanan cepat 3. inovatif Harga Murah (sebagai daya saing)
Tuntutan Manajemen terhadap Informasi Akuntansi Biaya Dalam persaingan global, pelanggan menuntut banyak hal kepada perusahaan, seperti kualitas yang bagus, pelayanan yang cepat, produk yang inovatif dan harga yang bersaing. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, manajemen harus melakukan perubahan dalam pengelolaan perusahaan. Karenanya manajemen yang sukses adalah manajemen yang mampu memuaskan pelanggan. Akibat tuntutan pelanggannya, manajemen perusahaan menuntut banyak pada akuntan. Manajemen tidak hanya menuntut informasi akuntansi yang akurat, tepat waktu, tetapi juga informasi akuntansi yang dapat digunakan untuk menciptakan strategi dan daya saing perusahaan. Manajemen menuntut akuntan untuk dapat menyajikan informasi akuntansi biaya yang bernilai tambah untuk pengambilan keputusan.
34
MEDIA EKONOMI DAN BISNIS
Perubahan Lingkungan Bisnis Mempengaruhi Informasi Akuntansi Biaya Dalam persaingan global, pelanggan perusahaan menuntut banyak hal kepada manajemen, seperti kualitas yang bagus, pelayanan yang cepat, inovatif, dan harga yang murah. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, manajemen harus melakukan perubahan dalam pengelolaan perusahaan termasuk perubahan akuntansi biaya dari sistem biaya tradisonal ke akuntansi biaya kotemporer. Karena informasi akuntansi biaya tradisional tidak memadai untuk memenuhi tuntutan manajemen dalam meraih keunggulan kompetitif perusahaan. Misalnya, informasi akuntansi biaya harus mampu mengakomodasi perubahan dari satu macam produk yang standar ke banyak ragam produk, dan dari padat karya ke padat modal serta mampu menghitung biaya sepanjang rantai nilai atau menghitung biaya aktivitas bernilai tambah dan aktivitas yang tidak bernilai tambah dalam rangka mendukung perbaikan berkelanjutan. Beberapa perubahan dalam manajemen yang memiliki dampak pada informasi akuntansi biaya adalah sebagai berikut: 1. Perubahan dari satu macam produk standar (single standardized prduct) ke banyak ragam produk (multiproduct). Penghitungan biaya untuk satu macam produk lebih relatif lebih mudah dibandingkan dengan banyak ragam produk. untuk menghitung harga pokok satu macam produk dapat secara langsung membagi total biaya produk dengan jumlah unit yang dihasilkan. Untuk produk yang dihasilkan beragam perlu mengalokasikan total biaya produk ke masing-masing jenis produk terlebih dahulu, baru selanjutnya membagi total biaya untuk masing-masing jenis produk dengan jumlah unit yang dihasilkan oleh setiap jenis produk. 2. Perubahan dari padat karya ke padat modal. Perubahan ini akan berdampak pada perubahan komposisi biaya produksi. Pada perusahaan padat karya, Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja Langsung memiliki komposisi biaya yang signifikan sedangkan Biaya Overhead memiliki komposisi tidak signifikan. Sebaliknya, pada perusahaan padat modal, Biaya Overhead memiliki komposisi yang lebih besar dibandingkan dengan Biaya Tenaga Kerja Langsung sehingga Biaya Tenaga Kerja Langsung dapat digabungkan ke dalam Biaya Overhead. Untuk itu, biaya produksi berubah menjadi tiga unsur, yaitu Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Biaya Overhead Pabrik. 3. Perbaikan berkelanjutan. Untuk membantu manajemen dalam melakukan perbaikan berkelanjutan, peranan akuntansi biaya sangat penting. Akuntansi biaya harus mampu menyajikan informasi biaya bernilai tambah (value added cost) dan biaya tidak bernilai tambah (non value added cost). Hal ini dapat dilakukan dengan mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang bernilai tambah dan aktivitas yang tidak bernilai tambah. Aktivitas yang tidak bernilai tambah harus menjadi target untuk dihilangkan melalui perbaikan berkelanjutan. Perbaikan
MEDIA EKONOMI DAN BISNIS
35
berkelanjutan oleh pesaing membuat pencarian tiada akhir untuk mencapai kinerja perusahaan yang tinggi. Bangsa Jepang mengistilahkan perbaikan berkelanjutan dengan Kaizen. Kaizen dirancang untuk menjamin perbaikan berkelanjutan. Konsep dasar Kaizen costing adalah pada pengurangan biaya (cost reduction). Kaizen costing menetapkan target pengurangan biaya yang harus dicapai, bukan target biaya yang harus dicapai sebagaimana dalam akuntansi biaya tradisional. Selanjutnya, target pengurangan biaya dibandingkan dengan pengurangan biaya sesungguhnya. Jika terjadi perbedaan, maka perbedaan tersebut diinvestigasi untuk menemukan penyebabnya. Jika pengurangan biaya sesungguhnya lebih besar dari target pengurangan biaya, maka kineerja manajer dinilai baik. Berikut ini beberapa contoh perubahan lingkungan bisnis operasional perusahaan:
Flexible Manufacturing System (FMS) FMS merupakan proses produksi komputerisasi (computer-controlled production processes) yang meliputi desain dengan komputerisasi (computeraided design), produksi dengan komputerisasi (computer-aided manufacturing), dan mesin atau robot yang dapat diprogram (programable machine tools).Beberapa dampak FMS sebagai berikut: Pengurangan waktu set-up atau pengalihan produksi Efisiensi memproduksi beragam produk dalam jumlah kecil Siklus umur produk semakin pendek Pergeseran dari produksi masa dengan produk standar ke produksi jumlah kecil dan beragam Perbaikan kualitas dan kehandalan produk. Lama produksi semakin pendek yang berdampak pada penurunan tingkat persediaan dan biaya.
Total Quality Manajemen (TQM) TQM merupakan suatu proses perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) untuk meraih kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfaction). Sasaran TQM adalah menghilangkan semua pemborosan dengan meminimalisir (zerodefect) produk cacat yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.
Analisis Rantai Nilai (Value Chain Analysis) Pendekatan manajemen baru adalah pada proses. Karena pendekatannya pada proses, maka perlu diidentifikasi dan dianalisis rantai nilai yang ada dalam proses tersebut. Rantai nilai (value chain) adalah tahap-tahap fungsi bisnis yang memberikan nilai tambah kepada produk atau jasa. Akuntansi biaya harus mampu menyajikan informasi biaya untuk masing-masing fungsi tersebut. Fungsi-fungsi bisnis tersebut adalah: a) Penelitian dan Pengembangan (Litbang)
36
MEDIA EKONOMI DAN BISNIS
b)
c)
d)
e)
f)
Penelitian dan pengembangan merupakan fungsi bisnis yang menghasilkan ide-ide pengembangan produk, jasa, dan proses baru. Rancang Produk/Jasa Rancangan produk/jasa merupakan fungsi bisnis yang membuat perencanaan dan rekayasa produk/jasa secara rinci. Produksi Produksi merupakan fungsi bisnis yang berhubungan dengan menghasilkan barang/jasa. Pemasaran Pemasaran merupakan fungsi bisnis yang berhubungan pemasaran barang produk/jasa ke pelanggan. Distribusi Merupakan fungsi bisnis yang berhubungan dengan mekanisme penyaluran produk/jasa ke pelanggan. Layanan Pelanggan Merupakan fungsi bisnis yang berhubungan dengan keluhan-keluhan pelanggan.
KESIMPULAN Perubahan paradigma manajemen menuntut perubahan informasi akuntansi biaya, karena sistem dalam informasi akuntansi biaya tradisional tidak memadai untuk memenuhi tuntutan manajemen dalam meraih keunggulan kompetitif persaingan. Sistem akuntansi biaya harus mampu mengakomodir perubahan dari satu macam produk yang standar ke banyak ragam produk yang inovatif dan dari padat karya ke padat modal serta mampu menghitung biaya disepanjang rantai nilai atau menghitung biaya aktivitas bernilai tambah dan aktivitas yang tak bernilai tambah dalam rangka mendukung perbaikan berkelanjutan. DAFTAR PUSTAKA Blocher. Edward J, Chen. Kung H, and Lin.Thomas W, Cost Management: a strategic emphasis (Terjemahan, edisi 1 Salemba Empat, 2000) Hansen, Don R. and Mowen, Maryanne H. Management Accounting, fourth edition, South Western Publishing Company, Cincinati, Ohio, 1997 Hicks, Douglas T, Activity-Based Costing, Making It Work for Small and Mid-Sized Compnies, 2th. Ed, John Wiley & Sons Inc, 1999 Horngren, Douglas T, Cost Accounting, A Managerial Emphasis, 11th Edition, Prentice Hall International, Inc, Englewood Cliffs, NJ, 2003 Raybun, Letricia Gayle, Cort Accounting Using a Cost Management Approach, sixth edition, Richard D. Irwin.Inc, 1996.
MEDIA EKONOMI DAN BISNIS
37