PERUBAHAN KARAKTERISTIK AGRONOMI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI YANG DIIRADIASI SINAR GAMMA Febria Cahya Indriani, Heru Kuswantoro dan Agus Supeno Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Jl. Raya Kendalpayak km 8 Malang
ABSTRAK Mutasi menggunakan iradiasi sinar gamma merupakan salah satu cara untuk meningkatkan keragaman genetik dalam pembentukan varietas unggul. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pertumbuhan dan hasil beberapa varietas kedelai. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Jambegede, Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi), Malang, pada bulan April–Juli 2010, menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah varietas yang terdiri atas: Grobogan, Gepak Kuning, Anjasmoro, dan Argomulyo. Faktor kedua adalah iradiasi sinar gamma yang terdiri atas enam taraf (0 kRad), 10 kRad, 15 kRad, 20 kRad, 25 kRad, dan 30 kRad). Hasil penelitian menunjukkan masing-masing varietas memberikan respons yang berbeda dengan pemberian iradiasi sinar gamma untuk variabel jumlah tanaman tumbuh, tinggi tanaman, umur berbunga, hasil/plot dan bobot 100 biji, kecuali jumlah cabang, jumlah buku subur, dan jumlah polong isi. Pemberian dosis tertentu pada masing-masing varietas dapat meningkatkan bobot 100 biji, hal ini berpeluang sebagai bahan seleksi karakter ukuran biji besar. Bobot 100 biji tertinggi pada masing-masing varietas pada dosis berikut: 15 kRad pada varietas Grobogan, 30 kRad pada Gepak Kuning, 10 kRad pada Anjasmoro, dan 20 kRad pada Argomulyo. Kata kunci: iradiasi sinar gamma, pertumbuhan, hasil, kedelai
ABSTRACT Change of agronomy characteristics some soybean varieties which irradiated gamma ray. The mutation of gamma ray is one way to increase the genetic diversity of germplasm which is needed to developing new superior variety. The purpose of this research was to study the effect of gamma ray on growth and yield of several soybean varieties. The experiment was conducted at Jambegede experimental station of Indonesian Legume and Tuber Crops Research Institute (ILETRI) in Malang from April to July 2010. The treatments were arranged in a factorial of randomized completely block design with two factors and three replications. The first factor was variety consisted four varieties i.e: Grobogan, Gepak Kuning, Anjasmoro and Argomulyo. The second factor is gamma ray irradiation, consisted of six levels i.e: 0 kRad, 10 kRad, 15 kRad, 20 kRad, 25 kRad and 30 kRad. Irradiation of gamma ray significantly affected to growth, there was interaction very significantly between irradiation gamma ray and variety to plant height, yield plot–1, 100 seeds weight and significantly to number of plant growth; Based on the regression, gamma ray irradiation showed strong effect on 100 seeds weight of several soybean varieties. Weight of 100 seeds each variety increased on certain dose gamma ray irradiation, this is likely as material selection for large seed size character. The highest 100 seeds weight on each variety with dosage irradiation i.e: 15 kRad on Grobogan, 30 kRad on Gepak Kuning, 10 kRad on Anjasmoro and 20 kRad on Argomulyo. Key words: gamma ray, growth, yield, soybean
Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
81
PENDAHULUAN Program pemuliaan tanaman membutuhkan keragaman genetik yang tinggi untuk karakter yang bernilai ekonomis. Teknik mutasi menggunakan sinar gamma yang dipancarkan dari isotop radioaktif merupakan salah satu cara meningkatkan keragaman genetik, namun perubahan karakternya tidak terarah. Crowder (1993) mendefinisikan mutasi sebagai proses perubahan struktur DNA yang akan mengubah urutan nukleotida, sehingga mengakibatkan perubahan fenotipe dan dapat terjadi pada setiap tahap perkembangan organisme. Sel yang teradiasi dibebani tenaga kinetik yang tinggi sehingga terjadi perubahan gen atau kromosom. Perlakuan mutagen dapat dilakukan pada benih, stek, dan serbuk sari yang masing-masing mempunyai kepekaan/radiosensitivitas yang berbeda. Iradiasi sinar gamma menyebabkan perubahan terhadap berbagai karakter karena terjadi aberasi kromosom (Mak et al. 1986). Pavadai et al. (2010) mengkaji penggunaan beberapa mutagen kimia dan fisika, yaitu Ethyl methane sulphonate, diethyl sulphate, colchicine, dan sinar gamma pada benih kedelai varietas CO 1. Perlakuan mutagen kimia dan fisika meningkatkan kandungan protein dan minyak biji kedelai. Kandungan protein dan minyak tertinggi terdapat pada perlakuan 0,5% EMS dan radiasi sinar gamma 50 kRad. Tah (2006) melaporkan kandungan protein dan bobot 100 biji kedelai meningkat dengan pemberian iradiasi sinar gamma 40 kRad dengan peningkatan masing-masing 16,95% dan 22,49% dibanding kontrol. Mudibu et al. (2011) melaporkan bahwa perlakuan iradiasi sinar gamma dengan dosis 10 kRad dan 20 kRad pada benih 37 varietas kedelai dari DR-Congo genepool masingmasing menunjukkan peningkatan keragaman genetik sebesar 40% dan 50%. Aplikasi iradiasi sinar gamma dosis rendah (2 kRad) pada kedelai meningkatkan toleransi terhadap kekeringan sehingga kehilangan hasil akibat cekaman kekeringan kecil. Selain itu, iradiasi dosis rendah akan mengaktifkan kerja enzim ribulose-1,5-bisphosphate carboxylase yang menurun akibat tercekam kekeringan (Moussa 2011). Beberapa genotipe tanaman kacang buncis yang diiradiasi sinar gamma dengan berbagai dosis menurunkan perkecambahan, panjang hipokotil dan panjang akar dengan semakin meningkatnya dosis iradiasi (Shah et al. 2008). Tanaman kacang hijau (M1) yang diiradiasi sinar gamma dengan dosis 50 kRad mengalami penurunan perkecambahan 20–30% dibanding kontrol (Sangsiri et al. 2005). Hanafiah et al. (2010a) melaporkan bahwa iradiasi sinar gamma pada dosis 20 kRad efektif mengubah morfologi tanaman kedelai M1 varietas Argomulyo setelah diiradiasi sinar gamma antara lain daun trifoliat, bifoliat dan unifoliat pada satu tanaman, perubahan warna bunga ungu menjadi putih dan bunga tidak berkembang menjadi polong dan daun tetap hijau hingga panen. Pengaruh iradiasi sinar gamma dosis 20 kRad dan 40 kRad terhadap karakteristik morfo-agronomi tiga varietas kedelai Kitoko, Vuangi, dan TGX81449D, hasilnya menunjukkan pada generasi M1 terjadi penurunan pada karakter hasil biji, jumlah polong, dan tinggi tanaman dibanding kontrol kecuali umur berbunga yang semakin lambat dan bobot 100 biji meningkat (Mudibu et al. 2012). Penggunaan mutasi untuk memperoleh mutan yang diinginkan tidak mudah, karena pengaruh iradiasi juga dapat menimbulkan mutan yang tidak menguntungkan seperti tanaman cacat bahkan mati. Oleh karena itu perlu diteliti pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap tanaman kedelai, mulai fase awal (perkecambahan), pertumbuhan sampai pada hasil dengan berbagai dosis iradiasi.
82
Indriani et al.: Perubahan Karakteristik Agronomi Varietas Kedelai akibat Iradiasi Sinar Gamma
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai varietas Grobogan, Gepak kuning, Anjasmoro, dan Argomulyo.
BAHAN DAN METODE Bahan yang digunakan adalah benih kedelai varietas Grobogan, Gepak kuning, Anjasmoro, dan Argomulyo yang telah diiradiasi dengan sinar gamma dosis 10 kRad, 15 kRad, 20 kRad, 25krad, dan 30 kRad. Iradiasi dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Isotop dan Radiasi Badan Tenaga Atom Nasional (PATIRBATAN) pada bulan Maret 2010. Penelitian pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai dilakukan di KP. Jambegede pada bulan April–Juli 2010. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok faktorial tiga ulangan yang terdiri atas dua faktor. Faktor pertama adalah varietas yang terdiri atas Grobogan, Gepak Kuning, Anjasmoro, dan Argomulyo, sedangkan faktor kedua adalah dosis iradiasi yang terdiri atas 0, 10, 15, 20, 25, dan 30 kRad. Benih yang telah diiradiasi sinar gamma ditanam pada plot dengan luasan 4 m x 4,5 m, jarak tanam 40 cm x 15 cm, dua biji/lubang. Pengamatan terhadap jumlah tanaman tumbuh dilakukan untuk mengetahui daya tumbuh benih di lapang. Pengamatan juga dilakukan terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman dengan mengambil 10 tanaman sampel secara acak dengan variabel pengamatan tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah buku subur, umur berbunga, jumlah polong isi, bobot biji per plot, dan bobot 100 biji.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Iradiasi Sinar Gamma terhadap Pertumbuhan Tanaman Varietas, dosis iradiasi, dan interaksinya nyata untuk semua karakter kecuali jumlah cabang, jumlah buku subur, dan jumlah polong isi seperti tersaji pada Tabel 1. Jumlah tanaman tumbuh mengalami penurunan dengan semakin meningkatnya dosis iradiasi. Jumlah tanaman tumbuh pada kombinasi perlakuan varietas Gepak Kuning yang diiradiasi dengan dosis 15 kRad tertinggi, sedangkan terendah pada varietas Grobogan yang diiradiasi dosis 30 kRad. Jumlah tanaman tumbuh menurun 9,5–38% dibanding tanpa iradiasi. Penurunan jumlah tanaman tumbuh dari tinggi ke rendah berturut-turut pada varietas Grobogan 38%, Anjasmoro 21,7%, Argomulyo 18,8% dan Gepak Kuning 9,7%. Hanafiah (2010b) melaporkan penurunan jumlah tanaman tumbuh varietas Argomulyo akibat iradiasi sinar gamma sebesar 13–25% dibanding kontrol. Hal serupa juga dilaporkan oleh Patil dan Wakode (2011) pada dua varietas kedelai PKV-1 dan JS-335 yang diiradiasi sinar gamma dengan dosis 15, 20, 25, dan 30 kRad di lapang. Iradiasi sinar gamma berpengaruh nyata terhadap jumlah tanaman tumbuh dengan persamaan Y= –3,339x + 493; R2 = 0,72. Pemberian dosis 1 kRad akan menurunkan jumlah tanaman tumbuh. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,72, menunjukkan 72% perubahan jumlah tanaman tumbuh dipengaruhi oleh dosis iradiasi sinar gamma. Hubungan antara dosis iradiasi sinar gamma dengan jumlah tanaman tumbuh sangat kuat dengan keeratan nilai korelasi sebesar 0,85 seperti terlihat pada Gambar 1.
Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
83
Tabel 1. Hasil analisis ragam beberapa karakter kedelai yang diiradiasi sinar gamma. Sumber Keragaman
Db
Varietas
3
Dosis
5
VxD
15
Galat
36
Kuadrat Tengah JTT
TT
JC
UB
JBS
JPI
Hsl/plot
B100
13.509,09 ** 21.733,75 ** 1.773,62 * 834,63
1.601,07 ** 1.440,27 ** 28,98 ** 9,18
25,30 ** 4,32 ** 0,22 tn 0,24
308,81 ** 18,92 ** 1,47 ** 0,33
1.024,10 ** 199,98 ** 12,70 tn 13,48
10.150,08 ** 931,34 **
2.325.594,46 ** 11.131.710,69 ** 497.371,27 ** 77.977,08
564,88 ** 14,23 ** 6,05 ** 0,98 **
62,35 tn 49,11
JTT=jumlah tanaman tumbuh, TT=tinggi tanaman, JC=jumlah cabang UB=umur berbunga, JBS=jumlah buku subur, JPI=jumlah polong isi, Hsl/plot=hasil biji per plot, B100=bobot 100 biji * Nyata pada taraf 5%, ** Nyata pada taraf 1%.
Gambar 1. Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap jumlah tanaman tumbuh empat varietas kedelai.
Tinggi tanaman beberapa varietas kedelai menurun dibandingkan dengan kontrol berturut-turut pada Varietas Argomulyo 33,6 cm, Grobogan 31,8 cm, Gepak Kuning 25 cm, dan Anjasmoro 22,8 cm (Tabel 2). Hal ini sejalan dengan penelitian Mudibu et al. (2012) yang melaporkan pengaruh iradiasi sinar gamma dosis 20 kRad dan 40 kRad terhadap karakteristik morpho-agronomi tiga varietas kedelai Kitoko, Vuangi dan TGX81449D menunjukkan pada generasi M1 terjadi penurunan tinggi tanaman dibanding kontrol. Tabasum et al. (2011) melaporkan pula bahwa tinggi tanaman padi varietas Super Basmati semakin menurun dengan semakin meningkatnya dosis iradiasi, tanaman paling rendah terlihat pada pemberian dosis iradiasi tertinggi (40 kR). Tinggi tanaman kacang hijau varietas K851 dan Sona menurun dengan semakin meningkatnya dosis iradiasi dibanding kontrol, pada dosis iradiasi 40 kRad penurunan tinggi tanaman varietas Sona dan K851 berturut-turut 13,9 cm dan 16,4 cm (Tah 2006).
84
Indriani et al.: Perubahan Karakteristik Agronomi Varietas Kedelai akibat Iradiasi Sinar Gamma
Tabel 2. Pengaruh dosis iradiasi sinar gamma terhadap tinggi tanaman empat varietas kedelai. Tinggi tanaman (cm)
Dosis iradiasi
Grobogan
Gepak Kuning
Anjasmoro
Argomulyo
Kontrol
53,5 de
67,8 a
67,5 ab
59,2 bc
10 kRad
54,0 de
61,5 bc
67,6 a
50,8 ef
15 kRad
42,9 g
58,3 cd
63,4 ab
50,5 ef
20 kRad
35,3 hi
50,3 ef
59,2 bc
36,8 h
25 kRad
31,7 i
46,3 fg
53,6 de
30,5 ij
30 kRad
21,7 k
42,8 g
44,7 g
25,6 jk
BNT 5%
5,02
KK (%)
6,19
Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0,05 BNT.
Secara umum semakin tinggi dosis iradiasi semakin lambat umur berbunga. Umur berbunga paling lambat adalah pada dosis 30 kRad, proses pembungaan lebih lambat antara 1–4 hari dibanding kontrol. Umur berbunga Varietas Grobogan dan Gepak Kuning lebih lambat 3–4 hari sedangkan Anjasmoro lebih lambat 4 hari dan varietas Argomulyo lebih lambat 1 hari dibandingkan kontrol (Tabel 3). Mudibu et al. (2012) melaporkan bahwa iradiasi sinar gamma dosis 20 kRad dan 40 kRad memperlambat umur berbunga tiga varietas kedelai Kitoko, Vuangi, dan TGX814-49D pada generasi M1. Perlambatan umur berbunga juga dilaporkan pada tanaman kacang hijau, di mana pada iradiasi sinar gamma 20 kRad umur berbunga lebih lambat 1–2 hari (Tah 2006). Tabel 3. Pengaruh dosis iradiasi sinar gamma terhadap umur berbunga empat varietas kedelai. Dosis Iradiasi
Umur berbunga (hari) Grobogan
Gepak Kuning
Anjasmoro
Argomulyo
Kontrol
28,0 i
36,3 fg
36,0 g
36,0 g
10 kRad
28,0 i
37,0 def
37,7 cd
36,0 g
15 kRad
28,0 i
36,7 efg
38,0 c
36,0 g
20 kRad
30,7 h
39,0 b
39,0 b
36,0 g
25 kRad
30,7 h
39,3 ab
39,7 ab
36,3 fg
30 kRad
31,7 h
40,0 a
40,0 a
37,3 cde
BNT 5%
0,96
KK (%)
1,62
Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0,05 BNT.
Jumlah cabang terbanyak terdapat pada varietas Gepak Kuning, sedangkan varietas Grobogan mempunyai jumlah cabang paling sedikit. Demikian pula jumlah buku subur dan jumlah polong isi, Varietas Gepak Kuning paling banyak dan Varietas Grobogan paling sedikit. Varietas Gepak Kuning lebih tahan terhadap pengaruh iradiasi sinar gamma
Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
85
dibandingkan denganvarietas lainnya, sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tabel 4. Pengaruh varietas dan iradiasi sinar gamma terhadap rata-rata jumlah cabang jumlah buku subur dan jumlah polong isi. Varietas Grobogan Gepak kuning Anjasmoro Argomulyo BNT 5% Dosis iradiasi Control 10 k Rad 15 k Rad 20 k Rad 25 k Rad 30 k Rad BNT 5% KK (%)
Jumlah cabang 1,5 d 4,3 a 2,7 b 2,2 c 0,33
Jumlah buku subur 12,3 c 28,6 a 17,4 b 12,9 c 2,48
Jumlah polong isi 22,4 d 75,0 a 52,5 b 30,0 c 4,74
3,3 a 3,2 a 3,0 a 2,4 b 2,4 b 1,8 c 0,52 18.2 %
21,9 a 21,0 a 19,2 ab 18,4 ab 15,4 bc 10,9 c 5,30 20.6 %
52,4 a 52,6 a 49,4 a 43,5 a 42,5 a 29,2 b 10,94 15.6 %
Angka selajur yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0,05 BNT.
Pengaruh Iradiasi Sinar Gamma terhadap Hasil Tanaman Hasil biji pada luasan 18 m2 tertinggi terdapat pada varietas Grobogan tanpa iradiasi dan terendah pada varietas Grobogan yang diiradiasi dengan dosis 30 kRad (Tabel 5). Penurunan fertilitas polen akibat iradiasi sinar gamma diduga menjadi salah satu penyebab menurunnya hasil (Mak et al. 1986, Tah 2006, Patil dan Wakode 2011). Selain itu, terganggunya proses sintesis asam amino akibat iradiasi sinar gamma juga kemungkinan menyebabkan penurunan hasil. Perubahan pasangan basa (urutan nukleotida) mengubah struktur dan fungsi protein, pergeseran dalam pembacaan kode triplet mengubah urutan asam amino yang kemungkinan menyebabkan sintesis asam amino terganggu atau terhenti (Crowder 1993). Tabel 5. Pengaruh dosis iradiasi terhadap hasil empat varietas kedelai. Dosis Iradiasi Kontrol 10 kRad 15 kRad 20 kRad 25 kRad 30 kRad BNT 5% KK (%)
Grobogan 1,78 a 1,40 b 0,83 de 0,34 hij 0,10 jk 0,02 k 0,26 21,51
Hasil biji (t/ha) Gepak Kuning Anjasmoro 0,85 de 3029,7 a 0,46 ghi 2469,3 b 0,62 efg 2070,3 bc 0,47 ghi 1340,3 ef 0,24 ijk 642,7 hij 0,13 jk 433,7 ijk
Argomulyo 3104,7 a 2228,7 bc 1893,0 cd 1020,7 fgh 522,3 ij 210,7 jk
Angka selajur yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0,05 BNT.
86
Indriani et al.: Perubahan Karakteristik Agronomi Varietas Kedelai akibat Iradiasi Sinar Gamma
Bobot 100 biji tertinggi terdapat pada varietas Grobogan yang diiradiasi 15 kRad dan tidak berbeda nyata dengan varietas Grobogan yang diiradiasi 10 kRad, 15 kRad, 20 kRad, 25 kRad, dan 30 kRad. Pengaruh iradiasi terhadap bobot 100 biji menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan kontrol. Bobot biji varietas Grobogan meningkat 3–4,2 g pada berbagai dosis iradiasi, pada varietas Gepak Kuning meningkat 0,5–1,5 g, pada varietas Anjasmoro meningkat antara 0,2–3,2 g dan pada varietas Argomulyo meningkat 0,4–4,7 g seperti pada (Tabel 6.). Mudibu et al. (2012) melaporkan pengaruh iradiasi sinar gamma dosis 20 kRad dan 40 kRad terhadap karakteristik bobot 100 biji tiga varietas kedelai Kitoko, Vuangi dan TGX814-49D yang menunjukkan peningkatan bobot 100 biji generasi M1 dibanding kontrol. Bobot 100 biji kacang hijau varietas K851 dan Sona juga semakin meningkat dengan meningkatnya dosis iradiasi dibanding kontrol (Tah 2006). Tabel 6. Pengaruh dosis iradiasi terhadap bobot 100 biji empat varietas kedelai. Dosis Iradiasi Kontrol 10 kRad 15 kRad 20 kRad 25 kRad 30 kRad BNT 5% KK (%)
Grobogan 19,3 b 22,3 a 23,7 a 23,3 a 23,4 a 23,5 a 1,64 6,31
Bobot 100 biji (g) Gepak Kuning Anjasmoro 8,2 i 14,0 fgh 8,2 i 17,2 cd 9,1 i 14,2 fgh 8,7 i 14,2 fgh 9,6 i 15,9 de 9,7 i 14,9 efg
Argomulyo 13,7 gh 13,3 h 15,4 ef 19,0 b 18,6 bc 17,2 cd
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 0,05 BNT.
Ukuran kedelai berbiji besar mempunyai bobot 100 biji 14 g atau lebih, untuk kategori sedang 10–14 g dan berukuran kecil kurang dari 10 g (Adie dan Krisnawati 2007). Ukuran biji varietas yang diiradiasi sinar gamma terdiri atas biji besar yaitu Grobogan dan Anjasmoro, biji sedang Argomulyo, sedangkan Gepak Kuning tergolong berbiji kecil (Tabel 6). Masing-masing varietas mempunyai tingkat radiosensitivitas berbeda. Varietas Grobogan yang diiradiasi dengan dosis 15 kRad, varietas Gepak Kuning yang diiradiasi dengan dosis 30 kRad, varietas Anjasmoro yang diiradiasi dengan dosis 10 kRad dan varietas Argomulyo yang diiradiasi dengan dosis 20 kRad mempunyai bobot 100 biji lebih tinggi dibanding perlakuan lainnya. Peningkatan bobot 100 biji ini berpeluang sebagai bahan seleksi karakter ukuran biji besar.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Iradiasi sinar gamma menyebabkan penurunan jumlah tanaman tumbuh, tinggi tanaman, dan hasil biji per plot. Sebaliknya, bobot 100 biji meningkat. Peningkatan bobot 100 biji berpeluang dijadikan bahan seleksi untuk karakter ukuran biji besar. 2. Bobot 100 biji tertinggi terdapat pada varietas Grobogan yang diiradiasi dengan dosis iradiasi 15 kR dan varietas Gepak Kuning yang diiradiasi dengan dosis 30 kRad, varietas Anjasmoro yang diiradiasi dengan dosis 10 kRad, dan varietas Argomulyo yang diiradiasi dengan dosis 20 kRad. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2014
87
Saran Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap kedelai memerlukan pengamatan secara sitogenetika dan molekuler agar dapat diketahui perubahan di tingkat sel atau DNA.
DAFTAR PUSTAKA Adie, M.M., dan A.Krisnawati. 2007. Biologi Tanaman Kedelai. Dalam Sumarno, dkk. (Eds.). Kedelai teknik produksi dan pengembangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. hal. 45–73. Crowder, L.V. 1993. Genetika. Terjemahan: Lilik Kusdiarti, Editor: Soetarso. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 499 hal. Hanafiah, D.S., Trikoesoemaningtyas, S.Yahya dan D. Wirnas. 2010a. Studi radiosensitivitas kedelai (Glycine max (L.) Merr) varietas Argomulyo melalui iradiasi sinar gamma. Bionatura 12 (2): 105–111. Hanafiah, D.S., Trikoesoemaningtyas, S.Yahya., dan D. Wirnas. 2010b. Induced mutations by gamma ray irradiation to Argomulyo soybean (Glycine max) variety. Bioscince 2(3): 121– 125. Mak, C., S.B. Teoh., and A. Ratnam. 1986. The influence of Gamma-rays on the Injury and Chromosomal Aberrations of Long Bean (Vigna sesquipedalis, Fruw.). Pertanika 9(1): 109–117. Moussa. 2011. Low dose of gamma irradiation enhanced drought tolerance in soybean. Bulgarian Journal of Agricultural Science 17 (1): 63–72. Mudibu, J., K.K.C.Nkongolo., M. Mehes-Smith., and A. Kalonji-Mbuyi. 2011. Genetic analysis of a soybean genetic pool using ISSR marker: Effect of Gamma Radiation on Genetic Variability. International Journal of Plant Breeding and Genetics 5 (3): 235–245. Mudibu, J., K.K.C. Nkongolo, A. Kalonji-Mbuyi., R.V. Kizungu. 2012. Effect of gamma irradiation on morpho-agronomic characteristics of soybeans (Glycine max L.). Am. J. of Plant Sci. 3: 331–337. Patil, G.P., dan M.M. Wakode. 2011. Effect of physical and chemical mutagens on soybean. Curr. Bot 2 (4): 12–14. Pavadai, P., M. Girija., dan D.Dhannavel. 2010. Effect of Gamma Rays, EMS, DES and COH on Protein and Oil Content in Soybean. Journal of Ecobiotechnology 2(4) :47–50. Sangsiri, C., W. Sorajjapinum., and P. Srinives. 2005. Gamma radiation induced mutations in mungbean. ScienceAsia 31: 251–255. Shah, T.M., J.I. Mirza., M.A.Haq., and B.M. Atta. 2008. Radiosensitivity of various chickpea genotipes in M1 generation: Laboratories studies. Pakistan J. Botany 40(2): 649–665. Tabasum, A., A.A. Cheema., A. Hameed., M. Rashid., and M.Ashraf. 2011. Radiosensitivity of rice genotypes to gamma radiations based on seedling traits and physiological índices. Pak. J. Bot 43(2): 1211–1222. Tah. 2006. Studies on gamma ray induced mutations in mungbean [Vigna radiata (L.)Wilezek]. Asian J. of Plant Sci. 5(1): 61–70.
88
Indriani et al.: Perubahan Karakteristik Agronomi Varietas Kedelai akibat Iradiasi Sinar Gamma