PERSEPSI TERHADAP KESEGARAN JASMANI ORANG USIA LANJUT DI PANTI WREDHA ”WENING WARDOYO” UNGARAN TAHUN 2008 (Heri Heri Pendianto, S.Si)
PERSEPSI TERHADAP KESEGARAN JASMANI ORANG USIA LANJUT DI PANTI WREDHA ”WENING WARDOYO” UNGARAN TAHUN 2008
Oleh: Heri Pendianto ABSTRAK Masalah penelitian ini adalah bagaimana persepsi terhadap kesegaran jasmani menurut orang usia lanjut di Panti Wredha “Wening Wardoyo” Ungaran tahun 2008. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana persepsi terhadap kesegaran jasmani menurut orang usia lanjut di Panti Wredha “Wening Wardoyo” Ungaran tahun 2008. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan menggunakan teknik angket sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Angket yang digunakan adalah angket langsung tipe pilihan yang disampaikan langsung kepada orang yang dimintai informasi tentang dirinya sendiri dengan cara memilih salah satu jawaban yang sudah tersedia. Populasi dalam penelitian ini adalah orang usia lanjut di Panti Wredha “Wening Wardoyo” Ungaran yang berjumlah 90 orang usia lanjut yang mempunyai sifat sama untuk mendapatkan bimbingan kesegaran jasmani dan sama-sama orang usia lanjut. Sampel yang digunakan adalah orang usia lanjut di Panti Wredha “Wening Wardoyo” Ungaran yang berjumlah 36 orang usia lanjut dengan mengambil 40% dari populasi. Teknik pengambilan sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive random sampling, yaitu cara pengambilan sampel tanpa pandang bulu dengan pemilihan kelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu untuk dijadikan sampel penelitian adalah orang usia lanjut yang bisa diajak bicara, yang bisa diajak komunikasi, yang tidak pikun dan yang pendengarannya masih baik. Variabel dalam penelitian ini adalah persepsi terhadap kesegaran jasmani yang akan dijadikan sasaran penelitian. Hasil penelitian dan pembahasan penelitian ini adalah persepsi terhadap kesegaran jasmani orang usia lanjut di Panti Wredha “Wening Wardoyo” Ungaran ditemukan kurang mengerti tentang kesegaran jasmani. Selanjutnya Penulis menyarankan kepada pihak Panti Wredha “Wening Wardoyo” Ungaran untuk lebih meningkatkan aktivitas olahraga bagi orang usia lanjut agar kesegaran jasmaninya meningkat dan dapat membuat program untuk peningkatan kesegaran jasmani. Kepada pihak Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada umumnya dan pihak Jurusan Ilmu Keolahragaan Univesitas Negeri Semarang pada khususnya dapat berkerjasama dan memberikan bantuan seperti pembuatan program untuk meningkatkan kesegaran jasmani bagi orang usia lanjut dan pelatihan olahraga bagi instruktur di Panti Wredha “Wening Wardoyo” Ungaran. 10 Jurnal ilmiah SPIRIT, ISSN : 1411-8319 Vol. 10 No.2, Tahun 2010
PERSEPSI TERHADAP KESEGARAN JASMANI ORANG USIA LANJUT DI PANTI WREDHA ”WENING WARDOYO” UNGARAN TAHUN 2008 (Heri Heri Pendianto, S.Si)
A. Latar Belakang Masalah Seluruh warga negara Indonesia telah mendengar tekat dari pemerintah dalam kesegaran jasmani. Memasyarakatkan olahraga itu berarti usaha sadar dan sistematik melalui promosi dan informasi dalam rangka pendidikan untuk menanamkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya arti dan fungsi nilai keolahragaan dalam sistem nilai yang dihayati sehari-hari untuk kemudian bersama-sama masyarakat lingkungannya melakukan pembinaan kesehatan jasmani dan rokhani diri pribadi, keluarga maupun seluruh masyarakat dalam rangka pembinaan bangsa dan pembangunan negara. Mengolahragakan masyarakat itu berarti usaha sadar dan sistematik melalui berbagai program pendidikan jasmani dan kegiatan olahraga yang terarah, agar pendidikan jasmani dan olahraga dirasakan oleh masyarakat sebagai kebutuhan hidup sehari-hari yang pelaksanaannya secara aktif baik secara individual bersama-sama anggota keluarga maupun masyarakat lainnya, sehingga terciptalah ketahanan masyarakat baik jasmaniah maupun rokhaniah menuju terwujudnya ketahanan bangsa (Dirham, 1987:15). Kesegaran jasmani merupakan aspek fisik dari kesegaran menyeluruh yang memberikan kesanggupan pada seseorang untuk menjalankan kehidupan yang produktif dan dapat menyesuaikan diri terhadap setiap beban stres fisik yang datang pada kelompok usia lanjut. Seberapa cepat mencapai kesegaran jasmani kembali, tergantung dari lamanya tidak melakukan latihan dan aktivitas apa yang dillakukan selama periode detraining (Sadoso Sumosardjuno, 1994:7). Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai umur panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapa pun, namun manusia dapat berupaya untuk menghambat kejadiannya. Istilah manusia yang usianya sudah lanjut belum ada yang baku. Orang sering menyebutnya berbeda. Ada yang menyebutnya manusia usia lanjut (Manula), manusia lanjut usia (Lansia), ada yang menyebut golongan lanjut umur (Glamur), usia lanjut (Usila), bahkan kalau di Inggris orang biasanya menyebutnya dengan istilah warga negara senior. Pengertian usia fisiologis yaitu disebabkan hilangnya kapasitas ketahanan fisik atau adaptasi pada 11 Jurnal ilmiah SPIRIT, ISSN : 1411-8319 Vol. 10 No.2, Tahun 2010
PERSEPSI TERHADAP KESEGARAN JASMANI ORANG USIA LANJUT DI PANTI WREDHA ”WENING WARDOYO” UNGARAN TAHUN 2008 (Heri Heri Pendianto, S.Si)
lingkungan yang mana ditujukan dengan kerusakan fungsional dan akhirnya meninggal (Zumerchik, John., 1997:84). Beberapa ahli biasanya membedakan usia lanjut menurut umur, yaitu umur kronologis dan umur biologis. Pengertian umur kronplogis adalah umur yang dicapai seseorang dalam kehidupannya dihitung dengan tahun alamanak atau kalender. Di Indonesia batasan tadi belum ada tetapi dengan usia pensiun 55 tahun, berarti usia di atas 55 tahun termasuk dalam golongan usia lanjut. Namun ada orang lain yang menyebutnya 60 tahun ke atas yang termasuk kelompok usia lanjut. Umur biologis adalah usia yang sebenarnya. Pematangan jaringan yang biasanya dipakai sebagai indeks umur biologis. Hal ini dapat menerangkan, mengapa orang-orang berumur kronologis sama mempunyai penampilan fisik dan mental berbeda. Upaya yang dilakukan oleh Panti Wredha “Wening Wardoyo” Ungaran antara lain: (1) untuk olahraga dilaksanakan adalah Senam Lansia, (2) dalam mengatasi masalah psikis usia lanjut telah ditingkatkan fungsinya dan peran Staf Teknis bersama Tenaga Pendukung dan (3) untuk terapi fisik sementara ini dilakukan oleh Tenaga Pramurukti bersama RSUP dr. Kariadi Semarang. Panti Wredha “Wening Wardoyo” Ungaran merupakan salah satu instansi yang menangani orang usia lanjut. Orang usia lanjut dari Panti Wredha “Wening Wardoyo” Ungaran ini sebagian besar berusia 60 tahun keatas.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi inti permasalahan penelitian ini adalah : Bagaimana persepsi terhadap kesegaran jasmani menurut orang usia lanjut di Panti Wredha “Wening Wardoyo” Ungaran tahun 2008 ?
12 Jurnal ilmiah SPIRIT, ISSN : 1411-8319 Vol. 10 No.2, Tahun 2010
PERSEPSI TERHADAP KESEGARAN JASMANI ORANG USIA LANJUT DI PANTI WREDHA ”WENING WARDOYO” UNGARAN TAHUN 2008 (Heri Heri Pendianto, S.Si)
C. Pembahasan Masalah 1. Persepsi Menurut Jalaluddin Rakhmat (2001:51) persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, akspektasi, motivasi dan memori. Persepsi ditentukan oleh 2 faktor, yaitu Faktor Fungsional berasal dari kebutuhan. pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respon pada stimuli itu. Dan Faktor Struktural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efek-efek syaraf yang ditimbulkan pada sistem syaraf individu.
2. Faktor-Faktor Yang Berperan Dalam Persepsi Menurut Jalaluddin Rakhmat (2001:52-58) faktor lainnya yang sangat mempengaruhi persepsi yakni: a. Perhatian Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada stimuli lainnya melemah. Perhatian terjadi bila konsentrasi diri pada salah satu alat indera dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera yang lain. 1) Faktor Eksternal Penarikan Perhatian 1) Gerakan 2) Intensitas Stimuli 3) Kebaruan 4) Perulangan 2) Faktor internal pengaruh perhatian. 1) Faktor-faktor biologis. 13 Jurnal ilmiah SPIRIT, ISSN : 1411-8319 Vol. 10 No.2, Tahun 2010
PERSEPSI TERHADAP KESEGARAN JASMANI ORANG USIA LANJUT DI PANTI WREDHA ”WENING WARDOYO” UNGARAN TAHUN 2008 (Heri Heri Pendianto, S.Si)
2) Faktor-faktor sosiopsikologis. 3) Motif sosiogenis, sikap, kebiasaan dan kemauan mempengaruhi apa yang diperhatikan. a.
Faktor-Faktor Fungsional Yang Menentukan Persepsi
Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang disebut sebagai faktor-faktor personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respons pada stimuli itu. b.
Faktor-Faktor Struktural Yang Menentukan Persepsi
Faktor-faktor struktural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efekefek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu.
3. Kesegaran Jasmani Olahraga sangat dibutuhkan bagi para usia lanjut sebab tujuan utama melakukan olahraga bukan semata-mata memperpanjang usia, namun memperpanjang hidup sehat yang berkualitas tinggi. Berolahragalah untuk kesenangan, kesehatan dan jangan bertanding. Olahraga juga untuk bertujuan untuk memelihara kesehatan dan kesegaran jasmani. Maka akan dijelaskan pengertian dari kesehatan dan kesegaran jasmani. a.
Pengertian Kesegaran Jasmani
Kesegaran jasmani adalah kemampuan individu khususnya untuk melakukan aktivitas fisik. Secara umum, aktivitas fisik yang melibatkan banyaknya gerakan dengan menggunakan kontraksi otot-otot dengan mengeluarkan energi. Dalam pengertiannya, yang termasuk aktivitas fisik biasanya aktivitas yang banyak dilakukan dalam kehidupannya, seperti yang berhubungan dengan pekerjaan, waktu luang, waktu aktivitasnya (William H., Melvin, 1990:8-9).
14 Jurnal ilmiah SPIRIT, ISSN : 1411-8319 Vol. 10 No.2, Tahun 2010
PERSEPSI TERHADAP KESEGARAN JASMANI ORANG USIA LANJUT DI PANTI WREDHA ”WENING WARDOYO” UNGARAN TAHUN 2008 (Heri Heri Pendianto, S.Si)
b.
Komponen Kesegaran Jasmani
Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan terdiri dari lima komponen dasar yang saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya (Harsuki, 2003:232) yang diantaranya : 1) Daya Tahan Kardiovaskuler 2) Kekuatan Otot 3) Daya Tahan Otot 4) Fleksibilitas 5) Komposisi Tubuh
4. Orang Usia Lanjut a. Pengertian Orang Usia Lanjut Umumnya indikasi seseorang dianggap memasuki kelompok usia lanjut di Indonesia terjadi pada usia 55 tahun, saat seseorang memasuki masa pensiun, lain halnya untuk beberapa negara industri maju, seseorang dianggap masuk usia lanjut senja saat memasuki usia 65 tahun (Emma S. Wirakusumah, 2000:5). b. Ciri-Ciri Orang Usia Lanjut Salah satu kemunduran yang menyolok pada orang usia lanjut adalah kemunduran dalam melakukan kerja fisik. Faktor fisiologis memegang peranan yaitu kekuatan kontraksi otot. koordinasi gerak otot yang merupakan fungsi susunan saraf pusat, fungsi kardiovaskuler respirasi yang harus memenuhi kebutuhan otot-otot yang bersangkutan akan oksigen serta nutrisi dan sebagainya, fungsi ginjal dalam mengeluarkan sisa metabolik dari darah, fungsi hormon-hormon dalam mengatur proses-proses metabolik dan efektivitas susunan buffer dalam darah. 1) Susunan Saraf Otot Penurunan kecepatan hantar saraf pada usia lanjut agak ringan. tetapi fungsi saraf di dalam susunan saraf pusat akan mengalami kemunduran lebih besar dengan meningkatnya usia. Hal tersebut bermanifestasi sebagai berkurangnya daya ingat,
15 Jurnal ilmiah SPIRIT, ISSN : 1411-8319 Vol. 10 No.2, Tahun 2010
PERSEPSI TERHADAP KESEGARAN JASMANI ORANG USIA LANJUT DI PANTI WREDHA ”WENING WARDOYO” UNGARAN TAHUN 2008 (Heri Heri Pendianto, S.Si)
khususnya bagi hal-hal yang baru terjadi. Akan tetapi fungsi berpikir yang sudah rutin dan sering terpakai akan mengalami sedikit kemunduran pada usia lanjut. 2) Susunan Pembuluh Jantung (Kardiovaskuler) Usia lanjut disertai oleh kemunduran fungsi Kardiovaskuler baik dalam keadaan istirahat maupun dalam keadaan melakukan kerja fisik seperti kontraksi otot jantung, frekuensi denyut jantung. curah jantung. tahanan tepi. 3) Sistem Pernapasan Fungsi paru yang jelas memperlihatkan kemunduran dengan meningkatnya usia. Pertama adalah menurunnya konsumsi oksigen pada waktu melakukan kerja dan yang kedua menurunnya ventilasi volunter maksimal. 4) Fungsi Ginjal Pada proses menua terjadi pula kemunduran dalam fungsi gijal, baik dalam arti anatomis maupun fungsional. Pada proses menua ginjal kehilangan nefron dan disamping itu arus darah ke ginjal berkurang berhubung dengan berkurangnya curah jantung dan adanya vasokonstriksi pembuluh ginjal. 5) Sistem Kekebalan Tubuh Sel limfosit pada orang diatas umur 40 tahun berkurang kemampuannya untuk memusnahkan sel tumor. Disamping itu ditemukan sel netrofil yang biasanya berperan dalam mengatasi infeksi akut juga menjadi kurang efektif. 6) Sistem Endokrin Sebagian besar dari pria sehat orang usia lanjut, ternyata masih memproduksi hormon-hormon seks dalam jumlah yang sama seperti pada pria muda tetapi jumlah sperma imatur lebih banyak. Kadar hormon seksnya lebih tinggi pada mereka yang lebih giat dalam bidang seks. Selain itu kegiatan kelenjar anak ginjal berkurang, sehingga kurang mampu untuk menanggulangi keadaan stres. Kelenjar tiroid tidak begitu menunjukkan kemunduran dalam fungsinya. Dalam usia lanjut pun tubuh masih dapat memproduksi cukup tiroksin untuk mengatur proses metabolik dasar.
16 Jurnal ilmiah SPIRIT, ISSN : 1411-8319 Vol. 10 No.2, Tahun 2010
PERSEPSI TERHADAP KESEGARAN JASMANI ORANG USIA LANJUT DI PANTI WREDHA ”WENING WARDOYO” UNGARAN TAHUN 2008 (Heri Heri Pendianto, S.Si)
7) Cairan Tubuh dan Sistem Milieu Interieur Dari pengukuran cairan intrasel ditemukan berkurangnya jumlah cairan intersel pada proses menua. yang penting juga dalam pertimbangan dosis obat untuk orang usia lanjut. Syarat mutlak untuk kelangsungan hidup sel. susunan cairan yang terdapat di sekitar sel-sel tubuh millieu interieur mempunyai susunan yang berkisar dalam batas normal. Bila oleh suatu sebab millieu interieur tubuh mengalami perubahan, maka tubuh harus mampu untuk mengembalikannya lagi ke keadaan normal dan mempertahankannya. Ternyata kemampuan ini pada usia lanjut berkurang dan berlangsung lambat. 8) Kehilangan Sel atau Jaringan Salah satu tanda orang usia lanjut yang tampak jelas adalah kendor dan keriputnya kulit, disebabkan oleh menghilangnya sebagian dari jaringan subkutan. Kehilangan jaringan ini juga menyebabkan menurunnya berat badan pada usia lanjut. Alat tubuh vital pada proses menua juga kehilangan jaringan. 9) Penyebab Proses Menua Radikal bebas merupakan penyebab proses menua serta penyebab penyakit yang sering menyertai oarang usia lanjut. Pada pokoknya radikal bebas ini adalah bahan kimia yang sangat labil dan terdapat dalam tubuh orang sebagai sisa proses metabolik. Radikal bebas ini seharusnya dikeluarkan oleh tubuh, tetapi sebagian tertinggal dalam tubuh jika radikal bebas ini terdapat dalam jumlah besar, maka akan mengganggu fungsi sel dan dapat menyebabkan terjadinya proses menua. 10) Kerapuhan Tulang Khususnya kerapuhan tulang yang dihubungkan dengan tuanya usia dan masalah menopause, digolongkan dalam kerapuhan tulang primer dan dibagi menjadi dua tipe. Pada tipe pertama berhubungan dengan penyakit usia yang sesuai dengan masa pasca menopause usia 51-70 tahun. Tipe kedua adalah yang berhubungan dengan usia tua lebih 70 tahun.
17 Jurnal ilmiah SPIRIT, ISSN : 1411-8319 Vol. 10 No.2, Tahun 2010
PERSEPSI TERHADAP KESEGARAN JASMANI ORANG USIA LANJUT DI PANTI WREDHA ”WENING WARDOYO” UNGARAN TAHUN 2008 (Heri Heri Pendianto, S.Si)
c. Usia Kronologis dan Usia Biologis Secara umum dikenal dua jenis usia yaitu usia kronologis dan usia biologis sebagai berikut: 1) Usia Kronologis Usia kronologis yaitu usia dalam hari, bulan dan tahun sesuai dengan tahun penanggalan. Jenis pengelompokan usia kronologis ini disebut juga usia kalender atau penanggalan. Di negara-negara yang sudah maju seperti di Barat usia 65 tahun merupakan usia pensiun, antara 65-75 tahun digolongkan orang usia lanjut, sedangkan lebih dari 75 tahun dikelompokkan sebagai orangtua. 2) Usia Biologis Pada usia biologis yang menjadi patokan adalah keadaan jaringan tubuh. Boleh jadi seseorang umurnya masih muda. namun secara biologis tergolong sebagai kelompok usia lanjut dilihat dari keadaan tubuhnya. Keadaan jaringan tubuh seseorang dipengaruhi oleh keadaan lingkungan antara lain faktor gizi. Patokan usia biologis ini sering diukur dengan elastisitas jaringan kolagen. Elastin yang terawat baik akan tetap elastis, mencegah sendi-sendi menjadi kaku dan memperlambat timbulnya kerut pada wajah. 5. Landasan Hukum Panti Wredha “Wening Wardoyo” Ungaran Untuk melaksanakan tugas dan fungsi Panti Wredha “Wening Wardoyo” Ungaran yang telah ditetapkan, maka Panti Wredha “Wening Wardoyo” Ungaran sebagai istitusi menetapkan landasan hukum (Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesejahteraan Sosial Propinsi Jawa Tengah. 2002:1).
6. Kegiatan yang Dilakukan untuk Mengisi Waktu Luang Orang usia lanjut dalam menjalani hidup sehari-hari harus tetap melakukan kegiatan-kegiatan yang positif. Kegiatan yang dilakukan juga jangan sampai membuat tubuh menjadi lelah. karena dapat mengganggu kondisi fisiologinya. Kegiatan yang dilakukan para usia lanjut dalam mengisi waktu sangat beragam 18 Jurnal ilmiah SPIRIT, ISSN : 1411-8319 Vol. 10 No.2, Tahun 2010
PERSEPSI TERHADAP KESEGARAN JASMANI ORANG USIA LANJUT DI PANTI WREDHA ”WENING WARDOYO” UNGARAN TAHUN 2008 (Heri Heri Pendianto, S.Si)
seperti mencuci, menanam pohon, kebersihan. menari, rebana, keagamaan, kerja bakti, jalan-jalan dan membuat alas kaki. Agar dapat menjauhkan diri dari perasaan takut, stres dan depresi.
D. Hasil Penelitian 1. Analisis Hasil Penelitian Per Item Angket. 2. Analisis Hasil Penelitian Secara Keseluruhan Hasil penelitian angket secara keseluruhan, dibuat dalam pengukuran sebagai berikut: Tabel. Angket Persepsi Terhadap Kesegaran Jasmani Orang Usia Lanjut Di Panti Wredha “Wening Wardoyo” Ungaran Tahun 2006 NO.
KRITERIA
REABILITAS SKOR
1.
Sangat Mengerti
56-72
2.
Kurang Mengerti
40-55
3.
Tidak Mengerti
24-39
Sumber : Hasil Analisis Data 2006 Dari hasil penelitian diambil rata-rata jawaban 54, dengan kriteria persepsi terhadap kesegaran jasmani orang usia lanjut di Panti Wredha “Wening Wardoyo” Ungaran tahun 2006 itu kurang mengerti.
E. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan seperti yang diuraikan pada bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi terhadap kesegaran jasmani orang usia lanjut di Panti Wredha “Wening Wardoyo” Ungaran ditemukan kurang mengerti tentang kesegaran jasmani.
19 Jurnal ilmiah SPIRIT, ISSN : 1411-8319 Vol. 10 No.2, Tahun 2010
PERSEPSI TERHADAP KESEGARAN JASMANI ORANG USIA LANJUT DI PANTI WREDHA ”WENING WARDOYO” UNGARAN TAHUN 2008 (Heri Heri Pendianto, S.Si)
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson L., Rita., dkk., 1997. Psikologi Umum. Jakarta : Erlangga Barrow M., Harold and Boone, Tommy, 1979. Physical Education Syllabus. Burgess Publishing Com. Bennet L., Brace, 1983. Comparative Physical Education and Sport. Philadelphia : Lea and Febiger. Bimo Walgito, 2002. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Audi Brouchard, Claude, Shephard, Roy J. And Stephers, Thomas, 1993. Physical Activity, Fitness and Health. Canada : Human Kinetics Publishers. Dirham, 1987. Ilmu Kesehatan dan Olahraga. Semarang : IKIP Semarang. Emma S. Wirakusumah, 2000. Tetap Sugar di Usia Lanjut. Jakarta. Trubus Agri Widya, Anggota Ikapi. Garis-Garis Besar Haluan Negara, Indonesia. Jakarta:Patria-Alda
1988. Kabinet Pembangunan V Republik
Glassow B., Ruth and Liba R., Marie, 1981. Evalution In Physical Education. Prientice-Hall Inc. Harsuki, 2003. Perkembangan Olahraga Terkini Para Pakar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Jalaluddin Rakhmat, Rosdakarya.
2001.
Psikologi Komunikasi.
Bandung
:
PT Remaja
Kuntaraf, Kathken L., 1992. Olahraga Sumber kesehatan. Bandung : Percetakan Advent Indonesia. Noder, Walter, 1983. Kesegaran Jasmani Setelah Usia 40 Tahun. Jakarta : Grafidian Jaya. Reilly, Thomas, 1981. Sports Fitness and Sports Injuries. London : Faber and Faber Limited.
20 Jurnal ilmiah SPIRIT, ISSN : 1411-8319 Vol. 10 No.2, Tahun 2010
PERSEPSI TERHADAP KESEGARAN JASMANI ORANG USIA LANJUT DI PANTI WREDHA ”WENING WARDOYO” UNGARAN TAHUN 2008 (Heri Heri Pendianto, S.Si)
Sadoso Sumosardjuno, 1994. Pengetahuan Kesehatan Dalam Olahraga 2. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Suharsimi Arikunto, 1998. Prosedur Suatu Penelitian Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Sudjana, 2002. Metode Statistika. Bandung:Tarsito Surat Keputusan Dekan. No. 59/FIK/2002. Pedoman Penyusunan Mahasiswa Program Strata I. Kota Semarang : UNNES.
Skripsi
Sutrisno Hadi, 1994. Statistik Jilid 2. Yogyakarta : Andi Offset. ________, 2004. Metodologi Reseach Jilid 1. Yogyakarta : Andi Offset. ________, 2004. Metodologi Reseach Jilid 2. Yogyakarta : Andi Offset. William H., Melvian, 1990. Lifetime Fitness and Wellness. London : Wm. C. Brown Publishers. Zumerchik, John, 1997. Encyclopedia of Sport Science Volume 2. New York: Simon & Schuster Macmillan.
21 Jurnal ilmiah SPIRIT, ISSN : 1411-8319 Vol. 10 No.2, Tahun 2010
PERSEPSI TERHADAP KESEGARAN JASMANI ORANG USIA LANJUT DI PANTI WREDHA ”WENING WARDOYO” UNGARAN TAHUN 2008 (Heri Heri Pendianto, S.Si)
BIODATA PENULIS
Nama
: Heri Pendianto, S.Si
Tempat/Tanggal Lahir : Ambon, 28 Mei 1983 Pendidikan
: - S1 Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang. - S2 Program Studi Ilmu Keolahragaan, Program Pasca Sarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta. - Menjadi dosen pada Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tunas Pembangunan Surakarta.
Alamat Kantor
: FKIP UTP Surakarta. Jln, Walanda Meramis no. 34 Cengklik Surakarta. Telp. (0271) 854188.
Alamat Rumah
: RT 02/RW03 Gonilan Surakarta. HP. 085640078043
22 Jurnal ilmiah SPIRIT, ISSN : 1411-8319 Vol. 10 No.2, Tahun 2010