1
PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN TANGGUNGJAWAB GURU DI SMK NEGERI KOTA BUKITTINGGI
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (Strata I)
OLEH RATNA YULIANTI 11539/2009
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2014 1
2
2
3
3
4
4
i
ABSTRAK Judul
:
Persepsi
Siswa
terhadap
Pelaksanaan
Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi Penulis
:
RATNA YULIANTI
Pembimbing
: 1. Drs. Yuskal Kusman, M. Pd 2. Dra. Elizar Ramli, M. Pd
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pelaksanaan tanggungjawab guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi yang masih kurang berjalan sebagaimana mestinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang 1) persepsi siwa terhadap tanggungjawab guru ditinjau dari mewariskan kebudayaan, 2) persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru ditinjau dari membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara, 3) persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru ditinjau dari mengantarkan anak didik menjadi warga negara yang baik, 4) persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru ditinjau dari mengarahkan dan membimbing anak, 5) persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru ditinjau dari menegakkan disiplin untuk dirinya maupun murid dan orang lain. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 2810 orang. Sampel diambil dengan teknik Stratified Proporsional Random Sampling dengan jumlah 94 orang. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah angket model Skala Likert dengan 5 alternatif jawaban yaitu Selalu (SL), Sering (SR), Kadang (KD), Jarang (JR), dan Tidak Pernah (TP). Angket telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Teknik analisis data menggunakan rumus rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) persepsi siswa terhadap tanggungjawab guru dalam mewariskan kebudayaan dengan skor rata-rata 4,51, 2) persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru dalam membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara dengan skor rata-rata 4,27, 3) persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru dalam mengantarkan anak didik menjadi warga negara yang baik dengan skor rata-rata 4,35, 4) persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru dalam mengarahkan dan membimbing anak dengan skor rata-rata 4,35, 5) persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru dalam menegakkan disiplin untuk dirinya maupun murid dan orang lain dengan skor rata-rata 4,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa menurut persepsi siswa tanggungjawab guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi sudah terlaksana dengan baik.
i
ii
KATA PENGANTAR Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga penulis telah dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul: “Persepsi Siwa terhadap Pelaksanaan Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi”. Hasil penelitian ini merupakan persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Strata 1 (S1) pada Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang. Penulis menyadari kodrat manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, maka dengan segala keterbatasan tersebut penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Atas segala bantuan, bimbingan dan dukungan penulis mengucapkan terima kasih, kepada yang terhormat: 1. Rektor Universitas Negeri Padang. 2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang. 3. Bapak Drs. Yuskal Kusman, M.Pd selaku pembimbing I dan Ibu Dra. Elizar Ramli, M.Pd selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu, sumbangan pikiran serta penuh kesabaran dan ketelitian serta memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis menyelesaikan skripsi ini. 4. Ketua dan Sekretaris Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang.
ii
iii
5. Seluruh staf dosen serta karyawan Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang. 6. Bapak Kepala Sekolah SMK Negeri 1 dan 2 Bukittinggi yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian. 7. Seluruh pegawai dan guru di SMK Negeri 1 dan 2 Bukittinggi yang telah memberikan bantuan dalam pengambilan data. 8. Teristimewa buat Ibunda dan almarhum Ayahanda yang telah mengasuh, mendidik dan membimbing penulis dengan penuh kasih sayang, atas dukungan moril dan material serta dorongan doa, dan saudara ku yang selalu memberikan dukungan serta motivasi untuk penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak untuk menyempurnakan tulisan ini. Mudah-mudahan skripsi ini ada manfaatnya bagi kita semua.
Padang,
April 2014
Ratna Yulianti 11539/2009
\
iii
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..............................................................................................
i
KATA PENGANTAR ............................................................................
ii
DAFTAR ISI...........................................................................................
iv
DAFTAR TABEL...................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................
x
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................
1
A. Latar Belakang ...................................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ...........................................................................
4
C. Pembatasan Masalah ..........................................................................
5
D. Perumusan Masalah ...........................................................................
6
E. Pertanyaan Penelitian .........................................................................
6
F. Tujuan Penelitian ...............................................................................
7
G. Kegunaan Penelitian...........................................................................
8
BAB II KAJIAN TEORI .......................................................................
9
A. Persepsi Siswa....................................................................................
9
B. Tanggungjawab Guru.........................................................................
10
1. Pengertian Tanggungjawab..........................................................
10
2. Pentingnya Tanggungjawab Guru................................................
13
5. Indikator Tanggungjawab Guru ...................................................
13
C. Kerangka Konseptual .........................................................................
29
BAB III METODELOGI PENELITIAN.............................................
31
A. Desain Penelitian................................................................................
31
iv
v
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian...........................................
31
C. Populasi dan Sampel ..........................................................................
32
D. Jenis dan Sumber Data .......................................................................
34
E. Instrumen Penelitian...........................................................................
35
F. Teknik Pengumpulan Data.................................................................
38
G. Teknik Analisa Data...........................................................................
38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................
41
A. Hasil Penelitian ..................................................................................
41
B. Pembahasan........................................................................................
63
BAB V PENUTUP........................................................................................
71
A. Kesimpulan ........................................................................................
71
B. Saran...................................................................................................
73
DAFTAR PUSTAKA
v
vi
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Sebaran Populasi Penelitian ................................................................... 32 2. Hasil Perhitungan Sampel ...................................................................... 34 3. Sebaran Sampel Penelitian......................................................................34 4. Distribusi Data tentang Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam Mewariskan Kebudayaan ditinjau dari Kepandaian ........................................................................ 42 5. Distribusi Data tentang Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam Mewariskan Kebudayaan ditinjau dari pengalaman empirik............................................................43 6. Distribusi Data tentang Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam Mewariskan Kebudayaan ditinjau dari pendidikan karakter ............................................................44 7. Rekapitulasi Data Persepsi Siswa terhadap Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam mewariskan kebudayaan.........45 8. Distribusi Data tentang Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam Membentuk Kepribadian Anak Didik ditinjau dari Ketuhan yang Maha Esa ...........................................46 9. Distribusi Data tentang Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam Membentuk Kepribadian Anak Didik ditinjau dari Kemanusiaan yang Adil dan Beradab ......................47 10. Distribusi Data tentang Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam Membentuk Kepribadian Anak Didik ditinjau dari Persatuan Indonesia ..................................................48 11. Distribusi Data tentang Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam Membentuk Kepribadian Anak Didik ditinjau dari Kerakyatan yang dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan .............................49 12. Distribusi Data tentang Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam Membentuk Kepribadian Anak Didik ditinjau dari Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia .................................................................................................50 vi
vii
13. Rekapitulasi Data Persepsi Siswa terhadap Tanggungjawab Guru di SMK Negeri dalam Membentuk Kepribadian Anak Didik Sesuai dengan Nilai Dasar Negara ..........................................................52 14. Distribusi Data tentang Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam Mengantarkan Anak Didik Menjadi Warga Negara yang Baik ditinjau dari Memfungsikan diri sebagai Media Perantara Pembelajaran ............................................53 15. Distribusi Data tentang Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam Mengantarkan Anak Didik Menjadi Warga Negara yang Baik ditinjau dari Contoh Teladan dan Guru sebagai Model .........................................................................54 16. Rekapitulasi Data Persepsi Siswa terhadap Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam Mengantarkan Anak Didik Menjadi Warga Negara yang Baik................................................55 17. Distribusi Data tentang Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam Mengarahkan dan Membimbing Anak ditinjau dari Kedewasaan Berbicara..............................................56 18. Distribusi Data tentang Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam Mengarahkan dan Membimbing Anak ditinjau dari Kedewasaan Betindak ...............................................56 19. Distribusi Data tentang Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam Mengarahkan dan Membimbing Anak ditinjau dari Kedewasaan Bersikap ...............................................57 20. Rekapitulasi Data Persepsi Siswa terhadap Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam Mengarahkan dan Membimbing Anak .................................................................................58 21. Distribusi Data tentang Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam Menegakkan Disiplin ditinjau dari Diri Sendiri..............................................................................................59 22. Distribusi Data tentang tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam Menegakkan Disiplin ditinjau dari Murid.......................................................................................................60 23. Distribusi Data tentang Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam Menegakkan Disiplin ditinjau dari Orang Lain ..............................................................................................60
vii
viii
24. Rekapitulasi Data Persepsi Siswa terhadap Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam Menegakkan Disiplin..............61 25. Rekapitulasi Data Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi ........................62
viii
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman 1. Kerangka Konseptual Penelitian Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi .............. 30
ix
x
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1.
Petunjuk Angket ................................................................................... 76
2.
Kisi-kisi angket penelitian .................................................................... 77
3.
Angket penelitian.................................................................................. 78
4.
Analisis Uji Coba Angket..................................................................... 83
5.
Uji Coba Angket ................................................................................... 84
6.
Data mentah hasil penlitian .................................................................. 88
7.
Surat Izin Penelitian dari Jurusan Administrasi Pendidikan
8.
Surat Izin Penelitian dari KESBANGPOL
9.
Surat Keterangan Hasil Penelitian dari SMK Negeri 1 Bukittinggi
10. Surat Keterangan Hasil Penelitian dari SMK Negeri 2 Bukittinggi 11. Tabel nilai-nilai r Product Moment 12. Tabel Harga Kritik dari rho Sperman
x
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan. Dalam proses pendidikan di sekolah, guru memegang tugas ganda yaitu sebagai pengajar dan pendidik. Mengajar bukanlah hanya menyampaikan meteri pelajaran saja, akan tetapi merupakan pekerjaan yang bertujuan dan bersifat kompleks. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya diperlukan sejumlah keterampilan khusus yang didasarkan pada konsep dan ilmu pengetahuan yang spesifik. Artinya, setiap keputusan dalam melaksanakan aktivitas mengajar bukanlah didasarkan kepada suatu pertimbanganpertimbangan sujektif atau tugas yang dapat dilakukan sekehendak hati, akan tetapi didasarkan kepada suatu pertimbangan berdasarkan keilmuan tertentu, sehingga apa yang dilakukan guru dalam mengajar dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Sebagai pengajar guru bertugas menuangkan sejumlah bahan pelajaran ke dalam otak anak didik, sedangkan sebagai pendidik guru bertugas membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia susila yang cakap, aktif, kreatif, dan mandiri. Sekolah tidak hanya meluluskan anak didiknya yang kemudian menjadi beban masyarakat, karena masih belum kerja. Tetapi para lulusan yang mampu mandiri, mampu menciptakan lapangan kerja dan mampu pula unutuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang tinggi, serta mampu bersaing di era globalisasi.
111
2
Agar guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan bidang keahliannya, diperlukan tingkat keahlian yang memadai. Menjadi guru bukan hanya cukup memahami materi yang harus disampaikan, akan tetapi juga diperlukan kemampuan dan pemahaman tentang penngetahuan dan keterampilan lainnya. Tugas guru adalah mempersiapkan generasi manusia yang dapat hidup dan berperan aktif di masyarakat. Oleh sebab itu, tidak mungkin pekerjaan seorang guru dapat melepaskan dari kehidupan sosial. Hal ini berarti, apa yang dilakukan guru akan memiliki dampak terhadap kehidupan masyarakat. Pekerjaan guru bukanlah pekerjaan yang statis, akan tetapi pekerjaan yang dinamis, yang selamanya harus sesuai dan menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan adanya tanggungjawab guru di sekolah diharapkan dapat menanggulangi kendala di atas sehingga guru benar-benar dapat menekuni profesinya dan benar-benar menjadi guru yang profesional. Menurut Hamalik, Oemar (2003:126) tanggung jawab guru yaitu, guru harus menuntut murid-murid untuk belajar, turut serta membina sekolah, melakukan pembinaan terhadap diri anak, memberikan bimbingan terhadap diri anak, dan melakukan diagnosa atau kelebihan dan kelemahan belajar siswa dengan mengadakan penelitian. Berdasarkan hasil pengamatan penulis pada tanggal 16 September 2013, maka penulis menemukan beberapa fenomena yang terjadi antara lain :
3
1. Sebahagian guru kurang mewariskan kebudayaan dalam bentuk kecakapan kepandaian dan pengalaman empirik kepada para murid. Hal ini terlihat dari cara guru dalam membentuk karakter siswa masih kurang. 2. Sebahagian guru mereka kurang membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara, yang mana masih ada sebagian guru yang bertindak kurang sesuai dengan norma hukum, sosial dan kebudayaan, guru tidak menghargai perserta didik, seperti halnya dalam PBM guru sering membeda-bedakan siswa berdasarkan suku dan daerah asal mereka. 3. Sebahagian guru kurang mengantarkan anak didik menjadi warga negara yang baik, seperti guru kurang memfungsikan diri sebagai media dan perantara pembelajaran bagi anak didiknya. 4. Sebahagian guru kurang mengarahkan dan membimbing anak, seperti kebanyakan guru kurang membimbing siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi siswa. 5. Sebahagian guru kurang menegakkan disiplin untuk dirinya maupun murid dan orang lain. Kebanyakan guru pada saat sekarang ini malas masuk kedalam kelas (tidak bersemangat), kurang bertanggung jawab terhadap tugasnya, seperti tidak disiplin terhadap jam mengajarnya, guru sering telat masuk kedalam kelas.
4
Berdasarkan fenomena di atas, penulis tertarik untuk meneliti dan membahas permasalahan ini dengan judul “Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Bukittinggi”. B. Identifikasi Masalah Tanggungjawab guru berpengaruh terhadap tugas pelaksanaan pendidikan di sekolah. Guru memiliki tanggungjawab yang cakupannya sangat luas yaitu: 1. Guru kurang bertanggungjawab mewariskan kebudayaan dalam bentuk kecapan kepandaian dan pengalaman empirik kepada para muridnya. 2. Guru kurang membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara. 3. Guru kurang mengantarkan anak didik menjadi warga negara yang baik, memfungsikan diri sebagai media perantara pembelajaran bagi anak didik. 4. Guru kurang mengarahkan dan membimbing anak sehingga memiliki kedewasaan dalam berbicara, bertindak dan bersikap. 5. Guru kurang memfungsikan diri sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat lingkungan baik sekolah negeri maupun swasta. 6. Guru kurang mampu mengawal dan menegakkan disiplin baik untuk dirinya, maupun murid dan orang lain. 7. Guru kurang memfungsikan diri sebagai administrator dan sekaligus manajer yang disenangi.
5
8. Guru kurang melakukan tugasnya dengan sempurna sebagai amanat profesi. 9. Guru kurang diberi tanggungjawab paling besar dalam hal perencanaan dan pelaksanaan kurikulum serta evaluasi keberhasilannya. 10. Guru kurang membimbing anak untuk belajar memahami dan menyelesaikan masalah yang dihadapi muridnya. 11. Guru kurang merangsang anak didiknya untuk memiliki semangat yang tinggi dan gairah yang kuat dalam membentuk kelompok studi, mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler dalam rangka memperkaya pengalaman. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka peneliti membatasi masalah pada persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru di SMK Negeri Bukittinggi. Dalam hal tanggungjawab guru dalam (1) mewariskan kebudayaan dalam bentuk kecakapan kepandaian dan pengalaman empirik kepada para muridnya, (2) membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara, (3) mengantarkan anak didik menjadi warga negara yang baik, memfungsikan diri sebagai media dan perantara pembelajaran bagi anak didik, (4) mengarahkan dan membimbing anak, (5) menegakkan disiplin untuk dirinya maupun murid dan orang lain.
6
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut, yaitu bagaimana persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru di SMK Negeri Bukittinggi, dilihat dari aspek (1) mewariskan kebudayaan dalam bentuk kecakapan kepandaian dan pengalaman empirik kepada para muridnya, (2) membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara, (3) mengantarkan anak didik menjadi warga negara yang baik, memfungsikan diri sebagai media dan perantara pembelajaran bagi anak didik, (4) mengarahkan dan membimbing anak, (5) menegakkan disiplin untuk dirinya maupun murid dan orang lain. E. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ditetapkan, maka pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru dalam mewariskan kebudayaan dalam bentuk kecapan kepandaian dan pengalaman empirik kepada para muridnya. 2. Bagaimana persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru dalam membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara. 3. Bagaimana persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru dalam mengantarkan anak didik menjadi warga negara yang baik,
7
memfungsikan diri sebagai media perantara pembelajaran bagi anak didik. 4. Bagaimana persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru dalam mengarahkan dan membimbing anak sehingga memiliki kedewasaan dalam berbicara, bertindak dan bersikap. 5. Bagaimana persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru dalam menegakkan disiplin untuk dirinya maupun murid dan orang lain. F. Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Pelaksanaan tanggungjawab guru dalam mewariskan kebudayaan dalam bentuk kecapan kepandaian dan pengalaman empirik kepada para muridnya. 2. Pelaksanaan tanggungjawab guru dalam membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara. 3. Pelaksanaan tanggungjawab guru dalam mengantarkan anak didik menjadi warga negara yang baik, memfungsikan diri sebagai media perantara pembelajaran bagi anak didik. 4. Pelaksanaan
tanggungjawab
guru
dalam
mengarahkan
dan
membimbing anak sehingga memiliki kedewasaan dalam berbicara, bertindak dan bersikap.
8
5. Pelaksanaan tanggungjawab guru dalam menegakkan disiplin untuk dirinya maupun murid dan orang lain. G. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah: 1. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam upaya meningkatkan pelaksanaan tanggungjawab guru. 2. Sebagai
bahan
masukan
bagi
kepala
sekolah
untuk
meningkatkan pelaksanaan tanggungjawab guru. 3. Penelitian lebih lanjut, sebagai rujukan dan pengembangan.
dapat
9
BAB II KAJIAN TEORI A. Persepsi Siswa Persepsi merupakan pendapat atau perasaan seseorang terhadap sesuatu. Persepsi berasal dari bahasa Inggris Perseception, yang berarti tanggapan atau daya memahami. Sehubungan dengan itu Slameto (2010: 102) berpendapat bahwa persepsi adalah proses menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus-menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa, dan pencium. Thoha
(2008:141)
mengatakan
persepsi
pada
hakikatnya
adalah”proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman”. Kunci untuk memahami persepsi adalah penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi. Berdasarkan pendapat ahli tersebut jelas bahwa persepsi pada hakikatnya merupakan suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap insan manusia
dalam
memahami
informasi
atau
peristiwa
tentang
lingkungannya. Persepsi merupakan tanggapan, penilaian atau pendapat seseorang terhadap suatu objek atau peristiwa yang diterimanya dari panca indera berdasarkan atas pemikiran dan pengetahuan seseorang.
999
10
B. Tanggungjawab Guru 1. Pengertian Tanggungjawab Menurut (2007:589)
kamus
bahasa
tanggungjawab
Indonesia
adalah
Wiyono
kewajiban
Eko
terhadap
Hadi segala
sesuatunya; fungsi menerima pembebanan sebagai akibat sikap tindak sendiri atau pihak lain. Siswanto (2005:235) mengemukakan tanggungjawab adalah kesanggupan seorang tenaga kerja dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu serta berani memikul resiko atas keputusan yang telah diambilnya atau tindakan yang dilakukannya. Masalah tanggung jawab syarat utama dalam mencapai tujuan suatu organisasi, menurut Hasibuan (2003:70) tanggungjawab adalah keharusan untuk melakukan semua kewajiban atau tugas-tugas yang dibebankan kepadanya sebagai akibat dari wewenang yang diterima atau dimilikinya. Sedangkan menurut Djamarah, Syaiful Bahri (2005:36) tanggungjawab adalah segala sikap, tingkah laku, dan perbuatannya dalam rangka membina jiwa dan watak anak didik. Dengan demikian, tanggungjawab guru adalah untuk membentuk anak didik agar menjadi orang bersusila yang cakap, berguna bagi agama, nusa, dan bangsa di masa yang akan datang. Menurut Sastrohardiwiyo (2002:237) tanggungjawab guru dapat dilihat dari sikap guru serta kesadaran yang tinggi dan
11
menunjukan rasa tanggungjawab yang besar terhadap pekerjaannya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa guru yang bertanggung jawab akan selalu bekerja keras, tepat waktu, sikap menerima resiko, dan tidak putus asa, serta tidak melimpahkan kesalahan kepada orang lain setiap tugas yang menjadi tanggungjawabnya. Tanggungjawab guru memiliki peran yang sangat penting, karena dengan adanya tanggung jawab maka seseorang akan melakukan tugas dan kewajibannya dengan sebaik mungkin. Tanggungjawab memang mudah diucapkan, namun sulit untuk dilaksanakan apalagi menjaganya. Untuk itu penting bagi seorang guru untuk memahami apa itu tanggungjawab, supaya dalam melaksanakan tugasnya tidak mendapat kesulitan atau hambatan. Menurut Hamalik, Oemar ( 2003:126) tanggungjawab guru yaitu, guru harus menuntut murid-murid untuk belajar, turut serta membina sekolah, melakukan pembinaan terhadap diri anak, memberikan bimbingan terhadap diri anak, dan melakukan diagnosa atau kelebihan dan kelemahan belajar siswa dengan mengadakan penelitian. Roestiyah dalam Sagala (2011:12) mengemukakan bahwa tanggungjawab guru begitu berat dan luas yaitu (1) mewariskan kebudayaan dalam bentuk kecakapan kepandaian dan pengalaman empirik kepada para muridnya; (2) membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara; (3) mengantarkan anak didik menjadi
12
warganegara yang baik, memfungsikan diri sebagai media dan perantara pembelajaran bagi anak didik; (4) mengarahkan dan membimbing anak sehingga memiliki kedewasaan dalam berbicara, bertindak dan bersikap; (5) memfungsikan diri sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat linkungan baik sekolah negeri maupun swasta; (6) harus mampu mengawal dan menegakkan disiplin baik untuk dirinya, maupun murid dan orang lain; (7) memfungsikan diri sebagai administrator dan sekaligus manajer yang disenangi; (8) melakukan tugasnya dengan sempurna sebagai amanat profesi; (9) guru diberi tanggung jawab paling besar dalam hal perencanaan dan pelaksanaan
kurikulum
serta
evaluasi
keberhasilannya;
(10)
membimbing anak untuk belajar memahami dan menyelesaikan masalah yang dihadapi muridnya; (11) guru harus dapat meransang anak didik untuk memiliki semangat yang tinggi dan gairah yang kuat dalam membentuk kelompok studi, mengembangkan kegiatan ekstra kurikuler dalam rangka memperkaya pengalaman. Dari beberapa pengertian tanggungjawab di atas dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab merupakan tuntutan dalam melaksanakan tugas dan kewajiban, guru yang bertanggung jawab akan berusaha melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik. Tanggungjawab merupakan kunci untuk pencapaian suatu tujuan.
13
2. Pentingnya Tanggungjawab Guru Tanggungjawab guru adalah amanah yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, penuh keikhlasan dan mengharapkan ridha Allah SWT. Tanggungjawab guru tidak saja dalam menuntut anak-anak belajar yang terpenting adalah merencanakan dan melakukan kegiatan-kegiatan belajar guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan. Sehubungan dengan masalah tersebut Wens Tanlain dalam Sagala (2011:13) menyebutkan ada beberapa poin yang menjadi tanggungjawab guru, antara lain: mematuhi norma dan nilai kemanusiaan, menerima tugas mendidik bukan sebagai beban, dengan gembira dan sepenuh hati, menyadari benar akan apa yang dikerjakan dan akibat dari setiap perbuatannya itu, belajar dan mengajar memberi penghargaan kepada orang lain termasuk kepada anak didik, bersikap arif dan bijaksana dan cermat serta hati-hati, dan sebagai orang beragama melakukan kesemua tersebut di atas berdasarkan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Jadi dapat disimpulkan tanggungjawab guru penting dilaksanakan, guru wajib bertanggungjawab atas segala sikap, tingkah laku dan amalannya dalam rangka membina dan membimbing anak didik. 3. Indikator Tanggungjawab Guru Menurut Hamalik, Oemar ( 2003:126) tanggungjawab guru yaitu, guru harus menuntut murid-murid untuk belajar, turut serta membina sekolah, melakukan pembinaan terhadap diri anak, memberikan bimbingan terhadap diri anak, dan melakukan diagnosa
14
atau kelebihan dan kelemahan belajar siswa dengan mengadakan penelitian. Roestiyah dalam Sagala (2011:12) mengemukakan bahwa tanggungjawab guru begitu berat dan luas yaitu (1) mewariskan kebudayaan dalam bentuk kecakapan kepandaian dan pengalaman empirik kepada para muridnya; (2) membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara; (3) mengantarkan anak didik menjadi warganegara yang baik, memfungsikan diri sebagai media dan perantara pembelajaran bagi anak didik; (4) mengarahkan dan membimbing anak sehingga memiliki kedewasaan dalam berbicara, bertindak dan bersikap; (5) memfungsikan diri sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat linkungan baik sekolah negeri maupun swasta; (6) harus mampu mengawal dan menegakkan disiplin baik untuk dirinya, maupun murid dan orang lain; (7) memfungsikan diri sebagai administrator dan sekaligus manajer yang disenangi; (8) melakukan tugasnya dengan sempurna sebagai amanat profesi; (9) guru diberi tanggung jawab paling besar dalam hal perencanaan dan pelaksanaan
kurikulum
serta
evaluasi
keberhasilannya;
(10)
membimbing anak untuk belajar memahami dan menyelesaikan masalah yang dihadapi muridnya; (11) guru harus dapat meransang anak didik untuk memiliki semangat yang tinggi dan gairah yang kuat dalam membentuk kelompok studi, mengembangkan kegiatan ekstra kurikuler dalam rangka memperkaya pengalaman.
15
Berdasarkan pendapat ahli diatas maka penulis menarik kesimpulan bahwa yang menjadi indikator tanggungjawab dalam penelitian ini adalah (1) mewariskan kebudayaan, (2) membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara, (3) mengantarkan anak didik menjadi warga negara yang baik,(4) mengarahkan dan membimbing anak, (5) menegakkan disiplin. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan sebagai berikut: a) Mewariskan Kebudayaan Menurut Prawinegoro (2010:123) kebudayaan berasal dari kata sansekerta buddhayah yang berarti budi atau akal. Kebudayaan merupakan karya manusia tiga wujud yaitu ide (idea), sistem sosial (activities), dan benda (artifacts. Ide adalah pola pikir sosial yang merupakan sistim budaya (cultural system) atau adat istiadat. Sistim sosial (social system) adalah pola interaksi masyarakat berdasar sistem ekonomi. Benda adalah karya manusia yang berwujud fisik seperti candi, kuil, berbagai jenis bangunan, berbagai jenis alat kerja dan lain sebagainya. Mewariskan kebudayaan dalam bentuk kecakapan kepandaian dan pengalaman empirik kepada para muridnya yaitu seperti membentuk karakter bangsa, menurut Thomas dalam Gunawan (2012: 23) adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan
16
nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras, dan sebagainya. Menurut Suparno dalam Adisusilo (2012:55) menunjukkan lima jaukauan nilai budi pekerti, yaitu sikap dan perilaku dalam hubungan: (1) dengan Tuhan, (2) dengan diri sendiri, (3) dengan keluarga, (4) dengan masyarakat dan bangsa, serta (5) dengan alam semesta. Pendidikan karakter menurut Ramli dalam Gunawan (2012:24) pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan
moral
dan
pendidikan
akhlak.
Tujuannya
adalah
membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, dan warga negara yang baik. Sedangkan pengertian karakter menurut Gunawan (2012: 3) adalah keadaan asli yang ada dalam diri individu seseorang yang membedakan antara dirinya dengan orang lain. Musfah (2012:145) ada tiga lingkungan yang dapat membentuk karakter anak, yaitu 1) lingkungan keluarga, keluarga berperan penting dalam proses pembentukan karakter anak. Pada keluarga yang berpendidikan atau agamais akan menentukan bentuk karakter bagi anak. 2) lingkungan sekolah, sekolah berperan dalam pembentukan karakter anak juga. Sebagai notabene lembaga pendidikan, sekolah menanamkan kepada anak-anak karakter yang positif. Sekolah memiliki misi tertentu dalam membentuk manusia yang cerdas, terampil, dan berakhlak. 3) lingkungan masyarakat.
17
Zubaedi ( 2011:25) pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus yang intinya merupakan program pengajaran di sekolah yang bertujuan mengembangkan watak dan tabiat siswa dengan cara menghayati nilai-nilai dan keyakinan masyarakat sebagai kekuatan moral dalam hidupnya melalui kejujuran, dapat dipercaya, disiplin, dan kerja sama menekankan ranah afektif (perasaan/sikap) tanpa meninggalkan ranah kognitif (berfikir rasional), dan ranah skill (keterampilan, terampil mengolah data, mengemukakan pendapat, dan kerja sama). Daniel Golemen dalam Adisusilo (2012:79) menyebutkan bahwa pendidikan karakter merupakan pendidikan nilai, yang mencakup sembilan nilai dasar yang terkait, yaitu: 1) responsibility (tanggung jawab), 2) respect (rasa hormat), 3) fairness (keadilan), 4) courage (keberanian), 5) honesty (kejujuran), 6) citizenship (rasa kebanggaan, 7) self-discipline (disiplin diri), 8) caring (peduli), dan 9) perverance (ketekunan). Tugas guru dalam mewariskan kebudayaan dalam bentuk kecakapan kepandaian dan pengalaman empirik kepada para muridnya adalah membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, membentuk pribadi anak supaya menjadi manusia yang baik, dan warga negara yang baik. Dengan pendidikan karakter sebagai para insan pendidik seperti guru diharapkan semakin menyadari pentingnya
18
pendidikan karakter sebagai sarana pembentuk pedoman perilaku dengan cara menyediakan ruang figur keteladanan bagi anak didik dan menciptakan
sebuah
lingkungan
yang
kondusif
bagi
proses
pertumbuhan berupa kenyamanan dan keamanan yang membantu suasana pengembangan diri. b) Membentuk Kepribadian Anak Didik Sesuai dengan Nilai Dasar Negara Adisusilo (2012:56) mengemukakan nilai adalah sesuatu yang memberi makna pada hidup, yang memberi acuan, titik tolak dan tujuan hidup. Nilai adalah sesuatu yang dijunjung tinggi, yang dapat mewarnai dan menjiwai tindakan seseorang. Nilai itu lebih dari sekedar keyakinan, nilai selalu menyangkut pola pikir dan tindakan, sehingga ada hubungan yang amat erat antara nilai dan etika. Kalven
dalam
Adisusilo
(2012:59)
menjelaskan
nilai
mempunyai peranan begitu penting dan banyak di dalam hidup manusia, sebab nilai selain sebagai pegangan hidup, menjadi pedoman penyelesaian konflik, memotivasi dan mengarahkan hidup manusia. Nilai itu bila ditanggapi positif akan membantu manusia hidup lebih baik. Sedangkan bila dorongan itu tidak ditanggapi positif, maka orang akan merasa kurang bernilai dan bahkan kurang bahagia sebagai manusia. Membentuk kepribadian anak sesuai dengan nilai dasar negara yaitu nilai-nilai luhur pancasila. Sastrapratedja dalam Adisusilo
19
(2012:63) dalam pandangannya nilai-nilai luhur Pancasila itu mencakup nilai-nilai dasar humanistik dan universalistik, yaitu: (1) hormat terhadap keyakinan religius setiap orang, (2) hormat terhadap martabat manusia sebagai pribadi, yaitu sebagai subjek yang tak pernah boleh direduksi menjadi objek, (3) kesatuan sebagai bangsa yang mengatasi segmentasi-segmentasi sempit, (4) demokrasi atas dasar kedaulatan di tangan rakyat, dan (5) keadilan sosial yang mencakup kesamaan derajat setiap orang (equality) dan pemerataan (equity). Kelima sila dari Pancasila merupakan nilai-nilai luhur yang bersifat abstrak, dan menurut Notonagoro dalam Adisusilo (2012:64) sekaligus bersifat hierarkis, maksudnya tidak semua nilai sama tingginya (bobotnya). Nilai-nilai ke-Tuhanan menduduki hierarki yang tertinggi karena menjadi sumber dari nilai-nilai kemanusiaan, kebangsaan, demokrasi dan keadilan sosial. Begitu pula nilai-nilai kemanusiaan menjadi sumber nilai kebangsaan, demokrasi dan keadilan sosial. Darmodiharjo dalam Adisusilo (2012:64) mengelompokkan nilai menjadi tiga bagian, yaitu: 1) niali materiil, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani manusia; 2) nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas; 3) nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna untuk rohani manusia. Nilai kerohanian sendiri dapat dibedakan
20
menjadi empat macam yaitu: a) nilai kebenaran, yang bersumber pada akal budi manusia; b) nilai keindahan, yang bersumber pada unsur rasa manusia; c) nilai kebaikan atau moral yang bersumber pada unsur kehendak manusia; dan d) nilai religius, yaitu nilai yang bersumber pada keyakinan manusia akan Tuhan. Menurut Kaelan (2008:110) sebagai dasar negara, pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum, sehingga merupakan suatu sumber nilai, norma serta kaidah, baik moral maupun hukum negara. Makna Pancasila dalam Pusaka Indonesia (2013) Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa cara membentuk kepribadian anak didik yaitu menuntut setiap warga negara mengakui Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta dan tujuan akhir, baik dalam hati dan tutur kata maupun dalam tingkah laku sehari-hari. Konsekuensinya adalah Pancasila menuntut umat beragama dan kepercayaan untuk hidup rukun walaupun berbeda keyakinan. Cara guru menciptakan siswa yang berketuhan Yang Maha Esa yaitu dengan cara; 1) menanamkan sikap percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, 2) hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbedabeda sehingga terbina kerukunan hidup, 3) saling menghormati kebebasan
menjalankan
ibadah
sesuai
dengan
agama
dan
21
kepercayaannya, 4) tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain. Sila Kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab; mengajak masyarakat untuk mengakui dan memperlakukan setiap orang sebagai sesama manusia yang memiliki martabat mulia serta hak-hak dan kewajiban asasi. Dengan kata lain, ada sikap untuk menjunjung tinggi martabat dan hak-hak asasinya atau bertindak adil dan beradap terhadapnya. Cara guru untuk menciptakan siswa yang adil dan beradap yaitu dengan dengan cara: 1) mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia, 2) saling mencintai sesama manusia, 3) mengembangkan sikap tenggang rasa, 4) tidak semena-mena terhadap orang lain, 5) menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, 6) gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, 7) berani membela kebenaran dan keadilan. Sila Ketiga, persatuan Indonesia;
menumbuhkan sikap
masyarakat untuk mencintai tanah air, bangsa dan negara Indonesia, ikut memperjuangkan kepentingan-kepentingannya, dan mengambil sikap solider serta loyal terhadap sesama warga negara. Jadi cara guru menanamkan sikap persatuan Indonesia yaitu: 1) menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan, 2) rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara, 3) cinta tanah air dan bangsa, 4) bangga sebagai bangsa Indonesia dan ber-tanah air Indonesia, 5)
22
memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang berBhinneka Tunggal Ika. Sila Keempat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam
permusyawarahan/perwakilan; mengajak
masyarakat untuk bersikap peka dan ikut serta dalam kehidupan politik dan pemerintahan negara, paling tidak secara tidak langsung bersama sesama warga atas dasar persamaan tanggung jawab sesuai dengan kedudukan masing-masing. Cara guru menanamkan sikap kerakyatan yang
dipimpin
oleh
hikmat
kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan/perwakilan kepada siswa yaitu: 1) mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat, 2) tidak memaksakan kehendak kepada orang lain, 3) mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama, 4) musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan, 5) dengan tekad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil musyawarah, 6) musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur, 7) keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan 8) menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan. Sila Kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; mengajak masyarakat aktif dalam memberikan sumbangan yang wajar sesuai dengan kemampuan dan kedudukan masing-masing kepada
23
negara demi terwujudnya kesejahteraan umum, yaitu kesejahteraan lahir dan batin selengkap mungkin bagi seluruh rakyat. Cara guru menanamkan sikap keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yaitu: 1)
mengembangkan
perbuatan-perbuatan
yang
luhur
yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong-royong, 2) bersikap adil, 3) menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban, 4) menghormati hak-hak orang lain, 4) suka memberi pertolongan kepada orang lain, 5) menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain, 6) menghargai hasil karya orang lain, 7) bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial. Jadi dapat disimpulkan cara membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara yaitu dengan cara menanamkan nilai kebenaran yang bersumber pada akal budi manusia, nilai keindahan, yang bersumber pada unsur rasa manusia, nilai kebaikan atau moral yang bersumber pada unsur kehendak manusia, dan nilai religius, yaitu nilai yang bersumber pada keyakinan manusia akan Tuhan. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya, tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika, mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan
bersama
serta
mengembangkan
perbuatan-
24
perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong-royong. c) Mengantarkan Anak Didik Menjadi Warga Negara yang Baik Menurut Alma (2010:38) guru sebagai media perantara pembelajaran ia harus mampu menjadi contoh dalam masyarakat, yang dapat digugu (diikuti) dan ditiru. Guru harus mempunyai beberapa kompetensi,
diantaranya
adalah
kompetensi
kepribadian
dan
kompetensi sosial, yang lebih banyak diaplikasikan dalam lingkungan masyarakat. Asril (2010:11) berpendapat guru sebagai model dan teladan bagi peserta didik, jika guru salah menyampaikan pelajaran peserta didik dapat meniru apa yang dikatakan guru. Justru perlu diperhatikan sikap dasar, gaya bicara, kebiasaan kerja, pengalaman, pakaian, hubungan kemanusiaan, proses berfikir, selera, keputusan, dan gaya hidup secara umum. Lickona (2013:106) mengatakan guru sebagai seorang model dan mentor yang memperlakukan siswa dengan kasih sayang dan respek, memberikan sebuah contoh yang baik, mendukung kebiasaan yang bersifat sosial, dan memperbaiki jika ada yang salah. Kemudian Lickona (2013:112) menyebutkan guru dapat menjadi seorang model, yaitu orang-orang yang beretika yang menunjukkan rasa hormat dan tanggung jawabnya yang tinggi baik di dalam maupun di luar kelas. Guru pun dapat memberi contoh dalam hal yang berkaitan dengan
25
moral beserta alasannya, yaitu dengan cara menunjukkan etikanya dalam bertindak di sekolah dan di lingkungannya. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa guru mengantarkan anak didik menjadi warganegara yang baik, memfungsikan diri sebagai media dan perantara pembelajaran bagi anak didik adalah guru dijadikan sebagai contoh bagi anak didiknya. Guru dijadikan sebagai model dan teladan bagi peserta didik, jika guru salah menyampaikan pelajaran peserta didik dapat meniru apa yang dikatakan guru. Guru pun dapat memberi contoh dalam hal yang berkaitan dengan moral beserta alasannya, yaitu dengan cara menunjukkan
etikanya
dalam
bertindak
di
sekolah
dan
di
lingkungannya. d) Mengarahkan dan Membimbing Anak Dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional Pasal 39 ayat 2 menyebutkan pendidikan merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Uno, Hamzah (2010:26) dalam pembelajaran guru sebagai pendidik berinteraksi dengan peserta didik yang mempunyai potensi beragam. Untuk itu, pembelajaran hendaknya lebih diarahkan pada
26
proses belajar kreatif dengan menggunakan proses berfikir divergen (proses berfikir ke macam-macam arah dan menghasilkan banyak alternatif penyelesaian) maupun proses berfikir konvergen (proses berfikir mencari jawaban tunggal yang paling tepat). Dalam konteks ini guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator daripada pengarah yang menentukan segala-galanya begi peserta didik. Sebagai fasilitator guru lebih banyak mendorong peserta didik (motivator) untuk mengembangkan inisiatif dalam menjajagi tugas-tugas baru. Guru harus lebih terbuka menerima gagasan-gagasan peserta didik dan lebih berusaha menghilangkan ketakutan dan kecemasan peserta didik yang menghambat pemikiran dan pemecahan masalah secara kreatif. Menurut
Djamarah
(2010:46)
peranan
guru
dalam
membimbing anak harus lebih dipentingkan, karena kehadiran guru di sekolah adalah untuk membimbing anak didik menjadi manusia dewasa susila yang cakap. Tanpa bimbingan, anak didik akan mengalami kesulitan dalam menghadapi perkembangan dirinya. Kekurang mampuan anak didik menyebabkan lebih banyak tergantung pada bantuan guru. Tetapi semakin dewasa, ketergantungan anak didik semakin berkurang. Jadi, bagaimanapun juga bimbingan dari guru sangat diperlukan pada saat anak didik belum mampu berdiri sendiri (mandiri). Sedangkan
menurut
Hamalik
(2001:129)
murid
perlu
dibimbing agar mereka mampu mengenal dirinya sendiri, memecahkan
27
masalah sendiri, mampu menghadapi kenyataan dan memiliki stamina emosional yang baik, sangat diperlukan. Mereka perlu dibimbing ke arah terciptanya hubungan pribadi yang baik dengan temannya di mana perbutan dan perkataan guru dapat menjadi contoh yang hidup. Mulyasa (2009:40-41) menyatakan guru dapat diibaratkan sebagai
pembimbing
perjalanan
(jouney),
yang
berdasarkan
pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral, dan spritual yang lebih dalam dan kompleks. Sebagai pembimbing, guru harus merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, menetapkan jalanan yang harus ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan, serta menilai kelancarannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Sebagai pembimbing guru memiliki berbagai hak dan tanggung jawab dalam setiap perjalanan yang direncanakan dan dilaksanakannya. Jadi dapat disimpulkan memberikan bimbingan kepada anak didik tujuannya agar mampu mengenal dirinya sendiri, memecahkan masalahnya sendiri, mampu menghadapi kenyataan dan memiliki stamina emosional yang baik. Bimbingan ini sebenarnya tidak mesti menjadi tanggungjawab guru BP saja, seperti yang terjadi pada sekolah umumnya, akan tetapi penulis berpendapat bahwa semua guru terlibat
28
langsung dalam memberikan bimbingan, yang menjadikan profesi guru sebagai manusia yang selalu menjadi tauladan terhadap anak didiknya. e) Menegakkan Disiplin untuk Dirinya Maupun Murid dan Orang Lain Alma (2010:115) mengatakan disiplin dapat diartikan sebagai sikap seseorang atau kelompok yang berniat mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan. Menurut Anoraga (2005:71) mengemukakan bahwa disiplin dapat diartikan sebagai sikap kejiwaan seseorang atau sekelompok orang yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti dan mematuhi segala peraturan yang telah ditentukan. Mulyasa (2013: 47) hal-hal yang harus dilakukan guru untuk mendisiplinkan peserta didik yaitu: mempelajari pengalaman peserta didik di sekolah melalui kartu catatan kumulatif; mempelajari namanama peserta didik secara lansung, misalnya melalui daftar hadir di kelas; mempertimbangkan lingkungan pembelajaran dan lingkungan peserta didik; memberikan tugas yang jelas, dapat dipahami, sederhana dan tidak bertele-tele; menyiapkan kegiatan sehari-hari agar apa yang dilakukan dalam pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan, tidak terjadi banyak penyimpangan; bergairah dan semangat dalam melakukan pembelajaran, agar dijadikan teladan oleh peserta didik; berbuat sesuatu yang berbeda dan bervariasi, jangan monoton sehingga membantu disiplin dan gairah belajar peserta didik; membuat peraturan
29
yang jelas dan tegas agar bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh peserta didik dan lingkungannya. Alma (2010:115) ada beberapa cara untuk melatih disiplin yaitu; (1) memikirkan apa sebenarnya yang diinginkan. Setiap hari tentukan target yang ingin dicapai karena dengan ini aktivitas yang dilakukan diprioritaskan pada pencapaian target, (2) berlatih. Dengan kebiasaan pola perilaku yang terbentuk dengan berlatih disiplin, menjadikan disiplin bukan beban dalam kehidupan sehari-hari tetapi merupakan kebiasaan yang dijalani, (3) konsisten. Dalam melatih disiplin dituntut kekonsistenan untuk menjalaninya agar menjadi sebuah kebiasaan yang biasa dilakukan sehari-hari. Dari beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa beberapa perilaku kedisiplinan di sekolah menyangkut semua warga sekolah. Termasuk di dalamnya adalah, kepala sekolah, guru, siswa dan anggota lainnya. Dalam rangka mendidik siswa menjadi insan yang disiplin, maka sejumlah aturan dan tata tertib siswa dibuat dan diberlakukan di sekolah-sekolah. Sekolah yang berhasil, biasanya menerapkan tata tertib itu disertai dengan pengawasan yang baik. Karena sebaik apapun aturan, tanpa implementasi tentu saja akan siasia. C. Kerangka Konseptual Tanggungjawab guru yaitu, guru harus menuntut murid-murid untuk belajar, turut serta membina sekolah, melakukan pembinaan
30
terhadap diri anak, memberikan bimbingan terhadap diri anak, dan melakukan diagnosa atau kelebihan dan kelemahan belajar siswa dengan mengadakan penelitian. Selain itu tanggung jawab adalah kesanggupan seorang tenaga kerja dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu serta berani memikul resiko atas keputusan yang telah diambilnya atau tindakan yang dilakukannya. Pada penelitian ini yang menjadi indikator tanggungjawab: (1) mewariskan kebudayaan, (2) membentuk kepribadian anak didik, (3) mengantarkan anak didik menjadi warga negara yang baik, (4) mengarahkan
dan
membimbing
anak,
(5)
menegakkan
disiplin.
Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan di atas, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Persepsi
siswa
terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru
1. Mewariskan kebudayaan. 2. Membentuk kepribadian anak didik. 3. Mengantarkan anak didik menjadi warga negara yang baik. 4. Mengarahkan, dan membimbing anak. 5. Menegakkan disiplin.
Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi
Tujuan Pendidikan
31
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini didesain dalam bentuk penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono (2007:11) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, lebih satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain. Penelitian ini bermaksud untuk mengungkapkan persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi apa adanya. B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian Agar penelitian ini lebih operasional, maka dalam penelitian ini dikemukakan defenisi variabel penelitian: 1. Persepsi adalah tanggapan, penilaian atau pendapat seseorang terhadap suatu objek atau peristiwa yang diterimanya dari panca indera berdasarkan atas pemikiran dan pengetahuan seseorang. 2. Tanggungjawab yang dimaksud dalam penilitian ini adalah: keharusan untuk
melalakukan
semua
kewajiban
atau
tugas-tugas
yang
dibebankan kepadanya sebagai akibat dari wewenang yang diterima atau dimilikinya. Tanggungjawab guru yaitu (1) mewariskan kebudayaan dalam bentuk kecakapan kepandaian dan pengalaman empirik kepada para muridnya, (2) membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara, (3) mengantarkan anak didik menjadi warga negara yang baik,
memfungsikan diri sebagai media dan 3331
32
perantara pembelajaran bagi anak didik, (4) mengarahkan dan membimbing anak, (5) menegakkan disiplin untuk dirinya maupun murid dan orang lain. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMK Negeri Bukittinggi tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 2 sekolah. Gambaran populasi dapat dilihat pada Tabel di bawah ini: Tabel 1 Sebaran Populasi Penelitian
No
Nama Sekolah
1
SMK Negeri 1 Bukittinggi
Kelas X XI XII LK PR LK PR LK PR 477 35 425 24 431 19
2
SMK Negeri 2 Bukittinggi
123
415 107
363
Total 600 450 532 387 Sumber: SMK Negeri Bukittinggi Tahun 2014
58
1411
333
1399
489 352
2810
2. Sampel Melihat jumlah populasi yang cukup besar, maka penulis mengambil sampel dari populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Stratified Proporsional Random Sampling. Strata yang dipertimbangkan untuk menentukan besarnya sampel adalah jenis kelamin dan kelas. Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Cochran (1991:86) yaitu:
Jumlah
33
No = z2 .p. q e2 Keterangan : No
= besar sampel tahap pertama
z2
= taraf kepercayaan dalam penelitian ini ditetapkan 95%= 1,96
e2
= Pertimbangan kesalahan sampling pada situasi tertentu atau batas toleransi kesalahan sampling sebesar 10 %
p
= besar proporsi kelompok dalam strata
q
=1-p
Proporsi setiap strata Berdasarkan strata popolasi yang telah ditetapkan, ditentukan populasi setiap strata. Perhitungan proporsi tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut: a) Strata Jenis Kelamin LK = 1621 orang proporsinya p1= 1621/2810= 0,58 PR = 1189 orang proporsinya q1= 1-0,58= 0,42 b) Strata Kelas Kelas X, XI, XII = 1621 orang proporsinya p2= 1621/2810= 0,58 Kelas X, XI, XII= 1189 orang proporsinya q2= 1-0,58= 0,42 No= z2.p.q e2 No= 1,9622. 0,58. 0,42 0,12 No= 0,94 0,01
34
No= 94 Tabel 2 Hasil Perhitungan Sampel No
Strata
p
e2
q
N o
1
Jenis kelamin*
0,58
0,42
0,01
94
2
Kelas
0,58
0,42
0,01
94
Persentase sampel ditentukan oleh perbandingan jumlah sampel dengan jumlah populasi yaitu:
x 100% = 3%
Tabel 3 Sebaran Sampel Penelitian Strata dengan sampel 3% No
1 2
Kelas
Nama Sekolah
SMK Negeri Bukittinggi SMK Negeri Bukittinggi Total
X
Jumlah Sampel
XI
XII
LK PR
LK
PR
LK
PR
1
16
1
14
1
14
1
47
2
4
14
4
12
2
11
47
20
15
18
13
16
12
94
Sumber: SMK Negeri Bukittinggi Tahun 2014 D. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh lansung dari responden/sumber pertama. Diperoleh melalui instrument angket dari siswa SMK Negeri Kota Bukittinggi.
35
2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini diperoleh langsung dari Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Kota Bukittinggi yang menjadi sampel yaitu sebanyak 94 orang. E. Intrumen Penelitian Dalam penelitian ini peneliti melakukakan penelitian dengan menggunakan angket, yaitu alat pengumpulan data berupa sejumlah pernyataan tertulis yang harus dijawab oleh responden. Angket dirumuskan dalam bentuk skala likert dengan menggunakan lima alternative jawaban, yaitu Selalu (SL), Sering (SR), Kadang (KD), Jarang (JR), dan Tidak Pernah (TP). Kontruksi kerja dari skala likert ini dimulai dengan mengumpulkan sejumlah item-item dalam bentuk pernyataan yang berhubungan dengan masalah penelitian. Item-item tersebut kemudian diisi oleh responden dengan memilih salah satu dari lima alternatif jawaban yang telah disediakan: selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KD), jarang (JR), dan tidak pernah (TP). Untuk mendapatkan data yang bersifat kuantitatif jawaban angket dipergunakan dalam bentuk skor, untuk pernyataan yang bersifat positif jawaban selalu (SL) diberi skor 5, sering (SR) diberi skor 4, kadang-kadang (KD) diberi skor 3, jarang (JR) diberi skor 2, dan tidak pernah (TP) diberi skor 1.
36
Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut: 1. Membuat kisi-kisi angket dengan cara: a.
Menentukan variabel yang akan diteliti.
b.
Menentukan indikator masing-masing variabel.
c.
Menyusun butir-butir pertanyaan berdasarkan indikator yang ditetapkan.
2. Mengkonsultasikan butir-butir angket yang telah disusun dengan pembimbing. 3. Melakukan uji coba angket. Melakukan uji coba dan analisis hasil uji coba untuk mengetahui apakah angket dapat dimengerti dan untuk mengetahui validitas dan reabilitas angket tersebut. a) Validitas Untuk mencari validitas angket, penulis menggunakan rumus tata jenjang Arikunto (2005:329) sebagai berikut:
rho xy = 1
6B 2 N ( N 2 1)
Keterangan:
rho xy
= koefesien korelasi tata jenjang
∑B
= jumlah beda
N = banyaknya subjek pemilik nilai
37
6B 2 N ( N 2 1)
rho xy = 1
= 1
6 X 20 10(10 2 1)
= 1
120 990
= 1 – 0,12 = 0,88 Dari hasil uji coba diperoleh Rho=0,88, sedangkan Rho table pada taraf kepercayaan 95% dengan N=10 adalah 0,648. Karena r hitung (0,88) > dari r table (0,648), maka alat pengumpul data variabel tanggungjawab guru adalah Valid. b) Reliabelitas Untuk mencari reliabilitas instrumen atau angket, digunakan rumus Alpha Arikunto (2005:180) sebagai berikut: 2 k i r11 1 t2 k 1
Keterangan : r11
= reabilitas instrumen
2 i = jumlah varian butir
t2
= varian total
K
= banyak butir pertanyaan
2 k i r 11 1 t2 k 1
38
40 18,5 1 40 1 57,89
40 39
1 0,32
= 1,03 x 0,68 = 0,7004 = 0,70 Jadi diperoleh r hasil =0,70 sedangkan r tabel dengan N=10 pada taraf kepercayaan 95% =0,632, karena r 0,70 > 0,632, maka angket tentang tanggung jawab guru adalah reliabel pada taraf kepercayaan 95%. 4. Mempersiapkan angket untuk disebarkan. F. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan setelah hasil uji coba angket penelitian dianalisis. Data penulis kumpulkan sendiri dengan mengunjungi siswa SMK Negeri Kota Bukittinggi yang dijadikan sampel sebanyak 94 orang siswa. Siswa diminta membaca dan memahami item-item angket serta mengisi angket tersebut sesuai dengan persepsinya terhadap tanggung jawab guru. Kemudian angket tersebut dikumpulkan kembali kepada peneliti. G. Teknik Analisis Data Data yang telah dikumpulkan, diolah dan dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik untuk menganalisis data digunakan skor rata-rata
39
(Mean). Adapun langkah-langkah dalam analisis data ini adalah sebagai berikut: 1. Memeriksa kembali kelengkapan data yang telah dikumpulkan dari responden. 2. Pemberian skor. Setiap angket yag disebarkan, disediakan lima alternative jawaban yaitu untuk pernyataan alternative selalu (SL) diberi skor 5, sering (SR) diberi skor 4, kadang-kadang (KD) diberi skor 3, jarang (JR) diberi skor 2, dan tidak pernah (TP) diberi skor 1. 3. Mencari skor rata-rata (mean) 4. Menentukan gambaran secara kualitatif hasil penelitian untuk masingmasing sub variabel penelitian. Untuk menganalisis data tersebut digunakan skor rata-rata (mean) dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Verikasi data yaitu memeriksa data semua angket yang telah dikembalikan, dicek kebenaran dan kelengkapannya. b. Klasifikasi dan tabulasi data, yaitu angket yang telah dikembalikan dikelompokan dalam tabel. c. Menghitung rata-rata dengan menggunakan rumus mean yang dikemukakan Sugiono (2007:43) sebagai berikut: M = ∑fX N
40
Keterangan: M
: Skor rata-rata (mean)
∑fX
: jumlah perkalian frekuensi jawaban dengan skor yang dicari
N
: sampel/responden penelitian
5. Menentukan hasil pengolahan data tentang persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi menggunakan kriteria batas nyata skor Skala Likert yang dikemukakan Widodo (2004:78) dengan perincian sebagai berikut: Mean
Kategori
Sangat Baik
≥ 4,6
Baik
3,6 – 4,5
Cukup Baik
2,6 – 3,5
Kurang Baik
1,6 – 2,5
Sangat Kurang Baik
≤ 1,5
41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dikemukakan hasil penelitian dan pembahasan berkaitan dengan persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Kota Bukittinggi yang dilaksanakan dari tanggal 17 Maret 2014 sampai dengan tanggal 17 April 2014. A. Hasil Penelitian Hasil
pengolahan
data
persepsi
siswa
terhadap
pelaksanaan
tanggungjawab guru pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Kota Bukittinggi dilihat dari lima indikator yaitu: mewariskan kebudayaan, membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara, mengantarkan anak didik menjadi warga negara yang baik, mengarahkan dan membimbing anak, menegakkan disiplin. Masing-masing indikator dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Tanggungjawab Guru dalam Mewariskan Kebudayaan pada SMK Negeri Kota Bukittinggi Hasil pengolahan data mewariskan kebudayaan oleh guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi yang meliputi: a) kepandaian, b) pengalaman empirik, c) pendidikan karakter, hasil pengolahan data dapat dilihat pada tabel 4,5, dan 6.
4441
42
Tabel 4 Distribusi Data tentang Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam Mewariskan Kebudayaan ditinjau dari Kepandaian Alternatif Jawaban Responden No
Pernyataan
SL
1
Guru membiasakan siswa belajar dengan tekun melaksanakan tugas
untuk dalam
2
Guru membiasakan siswa bekerja dengan cerdas dalam melaksanakan pembelajaran
SR
KD
Jumlah
JR
Rata-rata
TP
F
F
FX
F
FX
F
FX
F
FX
F
FX
70
350
20
80
3
9
1
2
0
0
67
335
19
76
6
18
4
0
2
0
FX
94
441
4.69
94
433
4.61
Rata-rata
4.65
Dari Tabel 4 di atas dapat dilihat gambaran dari persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru dalam mewariskan kebudayaan ditinjau dari kepandaian bahwa skor rata-rata pada semua item pada kategori terlaksana. Skor tertinggi diperoleh pada item tentang guru membiasakan siswa untuk belajar dengan tekun dalam melaksanakan tugas sebesar 4,69. Sedangkan yang terendah diperoleh pada item guru membiasakan siswa bekerja dengan cerdas dalam melaksanakan pembelajaran sebesar 4,61. Secara umum skor rata-rata persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggung jawab guru
dari mewariskan kebudayaan ditinjau dari
kepandaian berada pada kategori terlaksana 4,65. Ini berarti persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggung jawab guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi mewariskan kebudayaan ditinjau dari kepandaian berada pada kategori sangat baik.
43
Tabel 5 Distribusi Data tentang Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam Mewariskan Kebudayaan ditinjau dari Pengalaman Empirik Alternatif Jawaban Responden No
Pernyataan
SL
3
Guru membiasakan bersikap berani
siswa
4
Guru membiasakan siwa untuk bersikap jujur kepada diri sendiri dan orang lain
SR
KD
Jumlah
JR
TP
Rata-rata
F
FX
0
94
421
4.48
0
94
438
4.66
F
FX
F
FX
F
FX
F
FX
F
FX
56
280
29
116
7
21
2
4
0
71
355
22
80
1
3
0
0
0
untuk
Rata-rata
4.57
Dari Tabel 5 di atas dapat dilihat gambaran dari persepsi siswa terhadap
pelaksanaan
tanggung
jawab
guru
dalam
mewariskan
kebudayaan ditinjau dari pengalaman empirik bahwa skor rata-rata pada semua item pada kategori terlaksana. Skor tertinggi diperoleh pada item tentang guru membiasakan siwa untuk bersikap jujur kepada diri sendiri dan orang lain sebesar 4,66. Sedangkan yang terendah diperoleh pada item guru membiasakan siswa untuk bersikap berani sebesar 4,48. Secara umum skor rata-rata persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru
dari mewariskan kebudayaan ditinjau dari
pengalaman empirik berada pada kategori terlaksana 4,57. Ini berarti persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggung jawab guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi
mewariskan kebudayaan ditinjau dari pengalaman
empirik berada pada kategori baik.
44
Tabel 6 Distribusi Data tentang Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam Mewariskan Kebudayaan ditinjau dari Pendidikan Karakter Jumla h
Alternatif Jawaban Responden No
Pernyataan
SL
KD F FX
JR F
FX
F
TP FX
F
Rata-rata
F
FX
F
SR FX
5
Guru mendidik siswa untuk bersikap hormat kepada orang yang lebih tua
78
390
15
60
1
3
0
0
0
0
94
453
4.82
6
Guru meceritakan pengalamannya yang dapat memberi inspirasi kepada siswa
24
120
30
120
35
105
5
10
0
0
94
355
3.78
FX
Rata-rata
Dari Tabel 6 di atas dapat dilihat gambaran dari persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru dalam mewariskan kebudayaan ditinjau dari pendidikan karakter bahwa skor rata-rata semua item pada kategori terlaksana. Skor tertinggi diperoleh pada item tentang guru mendidik siswa untuk bersikap hormat kepada orang yang lebih tua sebesar 4,82. Sedangkan yang terendah diperoleh pada item guru meceritakan pengalamannya yang dapat memberi inspirasi kepada siswa sebesar 3,78. Secara umum skor rata-rata persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggung jawab guru mewariskan kebudayaan ditinjau dari pendidikan karakter berada pada kategori terlaksana 4,30. Ini berarti persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggung jawab guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi
mewariskan kebudayaan ditinjau dari pendidikan karakter
berada pada kategori baik.
4.30
45
Tabel 7 Rekapitulasi Data Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Tanggung Jawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam Mewariskan Kebudayaan No Mewariskan Kebudayaan
Rata-rata
Ket
1
Kepandaian
4.65
Sangat Baik
2
Pengalaman Empirik
4.57
Baik
3
Pendidikan Karakter
4.30
Baik
4.51
Baik
Skor Rata-rata
Dari tabel 7 di atas, dapat dilihat skor rata-rata secara keseluruhan mewariskan kebudayaan oleh guru di SMK Negeri Bukittinggi adalah 4,51. Skor rata-rata yang paling tinggi tentang kepandaian dengan skor rata-rata 4,65. Sedangkan skor rata-rata yang terendah adalah pendidikan karakter dengan skor rata-rata 4,30. Artinya persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru dalam mewariskan kebudayaan di SMK Negeri Bukittinggi sudah menggambarkan baik. 2. Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Tanggungjawab Guru dalam Membentuk Kepribadian Anak Didik Sesuai dengan Nilai Dasar Negara pada SMK Negeri Kota Bukittinggi Hasil pengolahan data membentuk kepribadian anak didik oleh guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi yang meliputi: a) ketuhanan Yang Maha Esa, b) kemanusiaan yang adil dan beradap, c) persatuan Indonesia, d) kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, e) keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, hasil pengolahan data dapat dilihat pada tabel 9,10,11,12, dan 13.
46
Tabel 8 Distribusi Data tentang Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam Membentuk Kepribadian Anak Didik ditinjau dari Ketuhanan yang Maha Esa Alternatif Jawaban Responden SL No
SR
KD
Jumlah
JR
TP
Pernyataan
F
FX
Rata-rata
F
7
8 9
10
11
Guru mengajak siswa untuk mengawali pembelajaran dengan membaca do’a sesuai kepercayaan agama masing-masing Guru mengajak siswa untuk dapat hidup rukun di antara sesama umat beragama Guru mengajarkan siswa untuk rajin menjalankan ibadah Guru mengajarkan siswa sikap saling menghormati dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing Guru tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain
F
FX
F
FX
F
FX
F
FX
FX
76
380
15
60
2
6
1
2
0
0
94
448
4.77
62
310
24
96
6
18
2
4
0
0
94
428
4.55
64
320
26
104
4
12
0
0
0
0
94
436
4.64
64
320
27
108
3
9
0
0
0
0
94
437
4.65
59
295
24
96
4
12
2
4
5
5
94
412
4.38
Rata-rata
Dari Tabel 8 di atas dapat dilihat gambaran dari persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru dalam membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara ditinjau dari ketuhanan yang Maha Esa bahwa skor rata-rata pada semua item pada kategori terlaksana. Skor tertinggi diperoleh pada item tentang guru mengajak siswa untuk mengawali pembelajaran dengan membaca do’a sesuai kepercayaan agama masing-masing sebesar 4,77. Sedangkan yang terendah diperoleh pada item guru tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain sebesar 4,38. Secara umum skor rata-rata persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggung jawab guru dalam membentuk kepribadian anak didik sesuai
4.60
47
dengan nilai dasar negara ditinjau dari ketuhanan yang Maha Esa berada pada kategori terlaksana 4,60. Ini berarti persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara ditinjau dari ketuhanan yang Maha Esa berada pada kategori baik. Tabel 9 Distribusi Data tentang Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam Membentuk Kepribadian Anak Didik ditinjau dari Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Alternatif Jawaban Responden No
12
Pernyataan
SL
Guru memperlakukan siswa sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
SR
KD
Jumlah
JR
TP
Rata-rata F
FX
F
FX
F
FX
F
FX
F
FX
F
FX
56
280
32
128
5
15
0
0
1
1
94
424
4.51
13
Guru mengajarkan siswa sikap saling mencintai terhadap sesama manusia
57
285
27
108
8
24
1
2
0
0
93
419
4.51
14
Guru mengajarkan siswa sikap saling tenggang rasa terhadap sesama manusia
45
225
41
164
7
21
1
2
0
0
94
412
4.38
15
Guru mengajarkan siswa sikap tidak semena-mena terhadap orang lain
44
220
37
148
8
24
2
4
3
3
94
399
4.24
16
Guru menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dalam mengajar anak didik
45
225
32
128
13
39
3
6
1
1
94
399
4.24
17
Guru besikap adil dalam melakukan penilaian terhadap semua anak didik
43
215
28
112
18
54
5
10
0
0
94
391
4.16
Rata-rata
4.34
Dari Tabel 9 di atas dapat dilihat gambaran dari persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru dalam membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara ditinjau dari kemanusiaan yang adil dan beradab bahwa skor rata-rata pada semua item pada kategori terlaksana.
Skor
tertinggi
diperoleh
pada
item
tentang
guru
48
memperlakukan siswa sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk tuhan yang maha esa kemudian guru mengajarkan siswa sikap saling mencintai terhadap sesama manusia sebesar 4,51. Sedangkan yang terendah diperoleh pada item guru besikap adil dalam melakukan penilaian terhadap semua anak didik sebesar 4,16. Secara umum skor rata-rata persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggung jawab guru dalam membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara ditinjau dari kemanusiaan yang adil dan beradab berada pada kategori terlaksana 4,34. Ini berarti persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara ditinjau dari kemanusiaan yang adil dan beradab berada pada kategori baik. Tabel 10 Distribusi Data tentang Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam Membentuk Kepribadian Anak Didik ditinjau dari Persatuan Indonesia Alternatif Jawaban Responden No
18
19
20
Pernyataan
SL
Guru mengajarkan siswa sikap hormat menghormati dan bekerjasama dalam pembelajaran Guru mengajarkan siswa sikap mendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan Guru mengajarkan siswa sikap rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan
SR
KD
Jumlah
JR
Rata-rata
F
F
TP
X
F
FX
F
FX
F
FX
F
FX
F
FX
53
265
32
128
9
27
0
0
0
0
94
420
4.47
42
210
32
128
13
39
6
12
1
1
94
390
4.15
29
145
39
156
21
63
4
8
1
1
94
373
3.97
Rata-rata
Dari Tabel 10 di atas dapat dilihat gambaran dari persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru dalam membentuk kepribadian
4.20
49
anak didik sesuai dengan nilai dasar negara ditinjau dari persatuan Indonesia bahwa skor rata-rata pada semua item pada kategori terlaksana. Skor tertinggi diperoleh pada item tentang guru mengajarkan siswa sikap hormat menghormati dan bekerjasama dalam pembelajaran sebesar 4,47. Sedangkan yang terendah diperoleh pada item guru mengajarkan siswa sikap rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan sebesar 3,97. Secara umum skor rata-rata persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru dalam membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara ditinjau dari persatuan Indonesia berada pada kategori terlaksana 4,20. Ini berarti persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggung jawab guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara ditinjau dari persatuan Indonesia berada pada kategori baik. Tabel 11 Distribusi Data tentang Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam Membentuk Kepribadian Anak Didik ditinjau dari Kerakyatan yang dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan Alternatif Jawaban Responden No
21
22
Pernyataan
SL
Guru membiasakan siswa untuk bersikap cinta kepada tanah air dan bangsa Guru menerapkan sikap persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika
SR
KD
Jumlah
JR
TP
Rata-rata
F
FX
0
94
399
4.24
1
94
380
4.04
F
FX
F
FX
F
FX
F
FX
F
FX
44
220
35
140
9
27
6
12
0
37
185
29
116
24
72
3
6
1
Rata-rata
Dari Tabel 11 di atas dapat dilihat gambaran dari persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru dalam membentuk kepribadian
4.14
50
anak didik sesuai dengan nilai dasar negara ditinjau dari kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Skor tertinggi diperoleh pada item tentang guru membiasakan siswa untuk bersikap cinta kepada tanah air dan bangsa sebesar 4,24. Sedangkan yang terendah diperoleh pada item guru menerapkan sikap persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika sebesar 4,04. Secara umum skor rata-rata persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru dalam membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara ditinjau dari kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan berada pada kategori kategori terlaksana 4,14. Ini berarti persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara ditinjau dari kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan berada pada kategori baik. Tabel 12 Distribusi Data tentang Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam Membentuk Kepribadian Anak Didik ditinjau dari Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
No
23
24
25
Pernyataan Guru mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama Guru menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah Guru membiasakan siswa untuk bersikap gotong royong
Alternatif Jawaban Responden SR KD JR F FX F FX F FX
Jumlah
40
200
35
140
16
48
3
6
0
0
94
394
4.19
38
190
35
140
16
48
5
10
0
0
94
388
4.13
30
150
40
160
16
48
3
6
5
5
94
369
3.93
Rata-rata
F
TP FX
F
FX
Rata-rata
F
SL FX
4.08
51
Dari Tabel 12 di atas dapat dilihat gambaran dari persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru dalam membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara ditinjau dari keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Skor tertinggi diperoleh pada item tentang guru mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama sebesar 4,19. Sedangkan yang terendah diperoleh pada item guru membiasakan siswa untuk bersikap gotong royong sebesar 3,93. Secara umum skor rata-rata persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru dalam membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara ditinjau dari keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia berada pada kategori terlaksana 4,08. Ini berarti persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara ditinjau dari keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia berada pada kategori baik.
52
Tabel 13 Rekapitulasi Data Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam Membentuk Kepribadian Anak Didik Sesuai dengan Nilai Dasar Negara No
Membentuk Kepribadian Anak Didik Sesuai dengan Nilai Dasar Negara
Rata-rata
Ket Sangat Baik
1
Ketuhanan Yang Maha Esa
4.60
2
Kemanusiaan yang adil dan beradap
4.34
Baik
3
Persatuan Indonesia
4.20
Baik
4
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
4.14
Baik
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
4.08
Baik
Skor Rata-rata
4.27
Baik
kebijaksanaan dalam permusyaratan/perwakilan 5
Dari tabel 13 di atas, dapat dilihat skor rata-rata membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara oleh guru di SMK Negeri Bukittinggi adalah 4,27. Skor rata-rata yang paling tinggi adalah ketuhanan yang Maha Esa dengan skor rata-rata 4,60. Sedangkan skor rata-rata terendah adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dengan skor rata-rata 4,08. Artinya persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggung jawab guru dalam membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan
nilai
dasar
negara
di
SMK
Negeri
Bukittinggi
sudah
menggambarkan baik. 3. Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Tanggungjawab Guru dalam Mengantarkan Anak Didik Menjadi Warga Negara yang Baik pada SMK Negeri Kota Bukittinggi Hasil pengolahan data mengantarkan anak didik menjadi warga negara yang baik oleh guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi yang meliputi: a) memfungsikan diri sebagai media perantara pembelajaran, b)
53
contoh teladan dan guru sebagai model,
hasil pengolahan data dapat
dilihat pada tabel 15,16. Tabel 14 Distribusi Data tentang Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam Mengantarkan Anak Didik Menjadi Warga Negara yang Baik ditinjau dari Memfungsikan Diri sebagai Media Perantara Pembelajaran Alternatif Jawaban Responden No
26
27 28
Pernyataan
SL
Guru membiasakan siswa untuk mematuhi peraturan yang berlaku di sekolah Guru membiasakan siswa untuk bersikap toleransi agar menjadi warganegara yang baik Guru bersikap sebagai teladan bagi anak didiknya
SR
KD
JR
F
TP
Jumlah FX
Rata-rata
F
FX
F
FX
F
FX
F
FX
F
FX
67
335
25
100
2
6
0
0
0
0
94
441
4.69
53
265
24
96
16
48
1
2
0
0
94
411
4.37
39
195
39
156
14
42
1
2
1
1
94
396
4.21
Rata-rata
Dari Tabel 14 di atas dapat dilihat gambaran dari persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggung jawab guru dalam mengantarkan anak didik menjadi warga negara yang baik ditinjau dari contoh teladan. Skor tertinggi diperoleh pada item tentang guru membiasakan siswa untuk mematuhi peraturan yang berlaku di sekolah sebesar 4,69. Sedangkan yang terendah diperoleh pada item guru bersikap sebagai teladan bagi anak didiknya sebesar 4,21. Secara umum skor rata-rata persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggung jawab guru dalam mengantarkan anak didik menjadi warga negara yang baik ditinjau dari contoh teladan berada pada kategori terlaksana 4,43. Ini berarti persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggung jawab guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam mengantarkan anak
4.43
54
didik menjadi warga negara yang baik ditinjau dari contoh teladan berada pada kategori baik. Tabel 15 Distribusi Data tentang Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam Mengantarkan Anak Didik Menjadi Warga Negara yang Baik ditinjau dari Contoh Teladan dan Guru Sebagai Model Alternatif Jawaban Responden
Jumlah F FX
Rata-rata
No
Pernyataan F
FX
F
FX
F
FX
F
FX
F
FX
29
Guru bersikap percaya diri dihadapan siswa
50
250
34
136
9
27
1
2
0
0
94
415
4.41
30
Guru bersikap baik terhadap sesama guru di lingkungan sekolah
38
190
35
140
17
51
3
6
1
1
94
388
4.13
SL
SR
KD
JR
TP
Rata-rata
Dari Tabel 15 di atas dapat dilihat gambaran dari persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggung jawab guru dalam mengantarkan anak didik menjadi warga negara yang baik ditinjau dari guru sebagai model. Skor tertinggi diperoleh pada item tentang guru bersikap percaya diri dihadapan siswa sebesar 4,41. Sedangkan yang terendah diperoleh pada item guru bersikap baik terhadap sesama guru di lingkungan sekolah sebesar 4,13. Secara umum skor rata-rata persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggung jawab guru dalam mengantarkan anak didik menjadi warga negara yang baik ditinjau dari guru sebagai model berada pada kategori terlaksana 4,27. Ini berarti persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggung jawab guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam mengantarkan anak
4.27
55
didik menjadi warga negara yang baik ditinjau dari guru sebagai model berada pada kategori baik. Tabel 16 Rekapitulasi Data Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Tanggung Jawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam Mengantarkan Anak Didik Menjadi Warga Negara yang Baik
No
1 2
Mengantarkan Anak Didik Menjadi Warga Negara yang Rata-rata Baik Memfungsikan diri sebagai media perantara pembelajaran 4.43 Contoh teladan dan guru sebagai model 4.27 Skor Rata-rata 4.35
Ket
Baik Baik Baik
Dari tabel 16 di atas, dapat dilihat skor rata-rata mengantarkan anak didik menjadi warga negara yang baik oleh guru di SMK Negeri Bukittinggi adalah 4,35. Skor rata-rata yang paling tinggi adalah memfungsikan diri sebagai media perantara pembelajaran dengan skor rata-rata 4,43. Sedangkan skor rata-rata terendah adalah contoh teladan dan guru sebagai model dengan skor rata-rata 4,27. Artinya persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggung jawab guru dalam mengantarkan anak didik menjadi warga negara yang baik di SMK Negeri Bukittinggi sudah menggambarkan baik. 4. Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Tanggung Jawab Guru dalam Mengarahkan dan Membimbing Anak pada SMK Negeri Kota Bukittinggi Hasil pengolahan data mengarahkan dan membimbing anak oleh guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi yang meliputi: a) kedewasan
56
berbicara, b) kedewasaan bertindak, c) kedewasaan bersikap, hasil pengolahan data dapat dilihat pada tabel 17,18 dan 19. Tabel 17 Distribusi Data tentang Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam Mengarahkan dan Membimbing Anak ditinjau dari Kedewasaan Berbicara
No
Pernyataan
31
Guru mengarahkan dam membimbing siswa untuk berbicara sopan-santun dengan sesama manusia
Alternatif Jawaban Responden SR KD JR FX F FX F FX
SL F
FX
F
48
240
38
152
8
24
0
Jumlah TP FX
F
0
0
0
F
FX
94
416
Rata-rata
Rata-rata
4.43
4.43
Dari Tabel 17 di atas dapat dilihat gambaran dari persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru dalam mengarahkan dan membimbing anak ditinjau dari kedewasaan berbicara berada pada kategori terlaksana 4,43. Ini berarti persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam mengarahkan dan membimbing anak ditinjau dari kedewasaan berbicara berada pada kategori baik.
Tabel 18 Distribusi Data tentang Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam Mengarahkan dan Membimbing Anak ditinjau dari Kedewasaan Bertindak Alternatif Jawaban Responden
No
Jumlah
Pernyataan
Rata-rata SL
SR
KD JR
32
Guru mengarahkan dan membimbing siswa untuk bertindak sesuai dengan norma yang berlaku
FX
94
408
TP
F
FX
F
FX
F
FX
F
FX
F
FX
43
215
40
160
11
33
0
0
0
0
Rata-rata
F
4.34 4.34
57
Dari Tabel 18 di atas dapat dilihat gambaran dari persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru dalam mengarahkan dan membimbing anak ditinjau dari kedewasaan bertindak berada pada kategori terlaksana 4,34. Ini berarti persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam mengarahkan dan membimbing anak ditinjau dari kedewasaan bertindak berada pada kategori baik. Tabel 19 Distribusi Data tentang Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam Mengarahkan dan Membimbing Anak ditinjau dari Kedewasaan Bersikap
FX
Alternatif Jawaban Responden SR KD JR F FX F FX F FX
F
FX
48
240
42
168
4
12
0
0
0
34
Guru mengarahkan dan membimbing siswa untuk bersikap dewasa dalam menyelesaikan masalah
35
175
42
168
15
45
2
4
35
Guru mengarahkan dan membimbing siswa untuk bersikap tenggang rasa sesama manusia
38
190
41
164
12
36
2
4
No
Pernyataan F
33
Guru mengarahkan dan membimbing siswa untuk bersikap ramah kepada sesama manusia
SL
F
Jumlah FX
Rata-rata
0
94
420
4.47
0
0
94
392
4.17
1
1
94
395
4.20
TP
Rata-rata
Dari Tabel 19 di atas dapat dilihat gambaran dari persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru dalam mengarahkan dan membimbing anak ditinjau dari kedewasaan bersikap. Skor tertinggi diperoleh pada item tentang guru mengarahkan dan membimbing siswa untuk bersikap ramah kepada sesama manusia sebesar 4,47. Sedangkan
4.28
58
yang terendah diperoleh pada item guru mengarahkan dan membimbing siswa untuk bersikap dewasa dalam menyelesaikan masalah sebesar 4,17. Secara umum skor rata-rata persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru dalam mengarahkan dan membimbing siswa ditinjau dari kedewasaan bersikap berada pada kategori terlaksana 4,28. Ini berarti persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam mengantarkan anak didik menjadi warga negara yang baik ditinjau dari guru sebagai model berada pada kategori baik. Tabel 20 Rekapitulasi Data Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Bukittinggi dalam Mengarahkan dan Membimbing Anak No 1 2 3
Mengarahkan dan Membimbing Anak Rata-rata Kedewasaan Berbicara 4.43 Kedewasaan Bertindak 4.34 Kedewasaan Bersikap 4.28 Skor Rata-rata 4.35
Ket Baik Baik Baik Baik
Dari tabel 20 di atas, dapat dilihat skor rata-rata mengarahkan dan membimbing anak di SMK Negeri Bukittinggi adalah 4,35. Skor rata-rata yang paling tinggi adalah kedewasaan berbicara dengan skor rata-rata 4,43. Sedangkan skor rata-rata terendah adalah kedewasaan bersikap denga skor rata-rata 4,28. Artinya persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru dalam mengarahkan dan membimbing anak di SMK Negeri Bukittinggi sudah menggambarkan baik.
59
5. Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Tanggungjawab Guru dalam Menegakkan Disiplin pada SMK Negeri Kota Bukittinggi Hasil pengolahan data menegakkan disiplin oleh guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi yang meliputi: a) diri sendiri, b) murid, c) orang lain, hasil pengolahan data dapat dilihat pada tabel 21,22, dan 23. Tabel 21 Distribusi Data tentang Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam Menegakkan Disiplin ditinjau dari Diri Sendiri
No
36
37
F
FX
Alternatif Jawaban Responden SR KD JR F FX F FX F FX
18
90
22
88
44
132
7
14
3
3
94
327
3.48
32
160
35
140
20
60
6
12
1
1
94
373
3.97
Pernyataan
SL
Guru tepat waktu dalam mengawali dan mengakhiri pembelajaran
Guru memperlihatkan sikap disiplin tehadap dirinya sendiri
Jumlah F
TP FX
F
FX
Rata-rata
Dari Tabel 21 di atas dapat dilihat gambaran dari persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru dalam menegakkan disiplin ditinjau dari diri sendiri. Skor tertinggi diperoleh pada item tentang guru memperlihatkan sikap disiplin tehadap dirinya sendiri sebesar 3,97. Sedangkan yang terendah diperoleh pada item guru tepat waktu dalam mengawali dan mengakhiri pembelajaran sebesar 3,48. Secara umum skor rata-rata persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru dalam menegakkan disiplin ditinjau diri sendiri berada pada kategori terlaksana 3,72. Ini berarti persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam menegakkan disiplin ditinjau dari diri sendiri berada pada kategori baik.
Rata-rata
3.72
60
Tabel 22 Distribusi Data tentang Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam Menegakkan Disiplin ditinjau dari Murid No
38
Pernyataan Guru membuat peraturan yang jelas dan tegas agar bisa dilaksanakan dengan sebaikbaiknya oleh peserta didik
SL F FX
F
Alternatif Jawaban Responden SR KD JR FX F FX F FX
48
31
124
240
12
36
3
6
Jumlah F
TP FX
F
FX
0
0
94
406
Rata-rata
4.32
Rata-rata
4.32
Dari Tabel 22 di atas dapat dilihat gambaran dari persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru dalam menegakkan disiplin ditinjau dari murid berada pada kategori terlaksana 4,32. Ini berarti persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam menegakkan disiplin ditinjau dari murid berada pada kategori baik. Tabel 23 Distribusi Data tentang Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam Menegakkan Disiplin ditinjau dari Orang Lain Alternatif Jawaban Responden No
SL
Pernyataan
Guru mengingatkan warga sekolah untuk 39 melaksanakan peraturan sekolah yang telah ditetapkan pihak sekolah Guru konsisten terhadap 40 sikap dan perbuatannya
SR
KD
Jumlah JR
TP F
FX
Rata-rata
F
FX
F
FX
F
FX
F
FX
F
FX
47
235
35
140
11
33
1
2
0
0
94
410
4.36
34
170
26
104
24
72
5
10
5
5
94
361
3.84
Rata-rata
Dari Tabel 23 di atas dapat dilihat gambaran dari persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru dalam menegakkan disiplin ditinjau dari orang lain. Skor tertinggi diperoleh pada item tentang guru
4.10
61
mengingatkan warga sekolah untuk melaksanakan peraturan sekolah yang telah ditetapkan pihak sekolah sebesar 4,36. Sedangkan yang terendah diperoleh pada item guru konsisten terhadap sikap dan perbuatannya sebesar 3,84. Secara umum skor rata-rata persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru dalam menegakkan disiplin ditinjau dari orang lain berada pada kategori terlaksana 4,10. Ini berarti persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggung jawab guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dalam menegakkan disiplin ditinjau dari orang lain berada pada kategori baik. Tabel 24 Rekapitulasi Data Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Bukittinggi dalam Menegakkan Disiplin
No 1 2 3
Menegakkan Disiplin Diri Sendiri Murid Orang Lain Skor Rata-rata
Rata-rata 3.72 4.32 4.10 4.05
Ket Baik Baik Baik Baik
Dari tabel 24 di atas, dapat dilihat skor rata-rata menegakkan disiplin di SMK Negeri Bukittinggi adalah 4,05. Skor rata-rata yang tertinggi adalah disiplin murid dengan skor rata-rata 4,32. Sedangkan skor rata-rata terendah adalah disiplin diri sendiri dengan skor rata-rata 3,72. Artinya persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru dalam menegakkan disiplin di SMK Negeri Bukittinggi sudah menggambarkan baik.
62
6. Rekapitulasi Skor Rata-rata Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi Secara umum hasil pengolahan data mengenai persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dapat dilihat pada tabel 25 berikut: Tabel 25 Rekapitulasi Data Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Tanggungjawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi No 1 2 3 4 5
Tanggung Jawab Guru di SMK Negeri Bukittinggi Mewariskan Kebudayaan Membentuk kepribadian anak Mengantarkan anak menjadi warga negara yang baik Mengarahkan dan membimbing anak Menegakkan disiplin Skor Rata-rata
Rata-rata
Ket
4.51 4.27 4.35 4.35 4.05 4.31
Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Pada tabel 25 terlihat bahwa skor rata-rata yang paling tinggi tentang persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi adalah dalam hal mewariskan kebudayaan dengan skor rata-rata 4,51. Sedangkan skor rata-rata yang paling rendah adalah menegakkan disiplin dengan skor rata-rata 4,05. Secara keseluruhan skor rata-rata mengenai persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru adalah 4,31, skor ini berada pada kategori baik. Ini berarti persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggung jawab guru di SMK Negeri Bukittinggi sudah terlaksana dengan baik.
63
B. Pembahasan Bertitik tolak pada hasil penelitian di atas, maka dapat dikatakan bahwa persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dilihat dari mewariskan kebudayaan, membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara, mengantarkan anak didik menjadi warga negara yang baik, mengarahkan dan membimbing anak, menegakkan disiplin sudah terlaksana dengan baik. 1. Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Tanggungjawab Guru dalam Mewariskan Kebudayaan pada SMK Negeri Kota Bukittinggi Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukan bahwa tanggung jawab guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi yang dilihat dari aspek mewariskan kebudayaan dengan skor rata-rata 4,51 berada pada kategori baik. Selain itu hal yang menunjukkan indikator mewariskan kebudayaan sudah berjalan dengan baik di SMK Negeri Kota Bukittinggi siswa diajarkan untuk belajar dengan tekun dalam melaksanakan tugas, siswa diajarkan sikap berani, jujur, dan bersikap hormat kepada orang yang lebih tua. Menurut Thomas dalam Gunawan (2012: 23) mengatakan pendidikan
untuk
membentuk
kepribadian
seseorang
melalui
pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras, dan sebagainya.
64
Menurut Suparno dalam Adisusilo (2012:55) menunjukkan lima jaukauan nilai budi pekerti, yaitu sikap dan perilaku dalam hubungan: (1) dengan Tuhan, (2) dengan diri sendiri, (3) dengan keluarga, (4) dengan masyarakat dan bangsa, serta (5) dengan alam semesta. Jadi dapat disimpulkan bahwa guru mewariskan kebudayaan di SMK Negeri Kota Bukittinggi sudah berjalan dengan baik. 2. Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Tanggungjawab Guru dalam Membentuk Kepribadian Anak Didik Sesuai dengan Nilai Dasar Negara pada SMK Negeri Kota Bukittinggi Hasil penelitian menunjukan bahwa tanggung jawab guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi yang dilihat dari aspek membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara skor rata-rata 4,27 berada pada kategori baik. Selain itu hal yang menunjukkan indikator membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara sudah berjalan dengan baik di SMK Negeri Kota Bukittinggi, siswa diajarkan untuk mengawali pembelajaran dengan pembacaan doa sesuai kepercayaan agama
masing-masing,
guru
mengajarkan
siswa
untuk
rajin
menjalankan ibadah, guru tidak memaksakan agama kepada orang lain, guru membiasakan siswa untuk cinta kepada tanah air dan bangsa. Membentuk kepribadian anak sesuai dengan nilai dasar negara yaitu nilai-nilai luhur pancasila. Sastrapratedja dalam Adisusilo (2012:63) dalam pandangannya nilai-nilai luhur Pancasila itu mencakup nilai-nilai dasar humanistik dan universalistik, yaitu: (1) hormat terhadap keyakinan religius setiap orang, (2) hormat terhadap martabat manusia sebagai pribadi, yaitu sebagai subjek yang tak
65
pernah boleh direduksi menjadi objek, (3) kesatuan sebagai bangsa yang mengatasi segmentasi-segmentasi sempit, (4) demokrasi atas dasar kedaulatan di tangan rakyat, dan (5) keadilan sosial yang mencakup kesamaan derajat setiap orang (equality) dan pemerataan (equity). Jadi membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara dengan cara menerapkan nilai-nilai luhur pancasila seperti hormat terhadap keyakinan religius setiap orang, hormat terhadap martabat manusia sebagai pribadi, demokrasi dan keadilan sosial yang mencakup kesamaan derajat setiap orang.
3. Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Tanggungjawab Guru dalam Mengantarkan Anak Didik Menjadi Warga Negara yang Baik pada SMK Negeri Kota Bukittinggi
Data hasil penelitian menunjukan bahwa tanggung jawab guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi yang dilihat dari aspek mengantarkan anak didik menjadi warga negara yang baik dengan skor rata-rata 4,35 berada pada kategori baik. Selain itu hal yang menunjukkan indikator mengantarkan anak didik menjadi warga negara yang baik sudah berjalan dengan baik di SMK Negeri Kota Bukittinggi siswa dibiasakan untuk mematuhi peraturan yang berlaku di sekolah, guru bersikap sebagai teladan bagi anak didiknya dan guru bersikap percaya diri dihadapan siswa.
66
Mengantarkan anak didik menjadi warga negara yang baik yaitu memfungsikan diri sebagai media dan perantara pembelajaran bagi anak didiknya. Asril (2010:11) berpendapat guru sebagai model dan teladan bagi peserta didik, jika guru salah menyampaikan pelajaran peserta didik dapat meniru apa yang dikatakan guru. Justru perlu diperhatikan sikap dasar, gaya bicara, kebiasaan kerja, pengalaman, pakaian, hubungan kemanusiaan, proses berfikir, selera, keputusan, dan gaya hidup secara umum. Lickona (2013:106) mengatakan guru sebagai seorang model dan mentor yang memperlakukan siswa dengan kasih sayang dan respek, memberikan sebuah contoh yang baik, mendukung kebiasaan yang bersifat sosial, dan memperbaiki jika ada yang salah. Jadi dapat disimpulkan bahwa mengantarkan anak didik menjadi warga negara yang baik yaitu memfungsikan diri sebagai media dan perantara pembelajaran bagi anak didiknya, guru perlu memperhatikan sikap dasar, gaya bicara, kebiasaan kerja, pengalaman, pakaian, hubungan kemanusiaan, proses berfikir agar siswa dapat meniru dengan baik. 4. Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Tanggungjawab Guru dalam Mengarahkan dan Membimbing Anak pada SMK Negeri Kota Bukittinggi
Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukan bahwa tanggung jawab guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi yang dilihat
67
dari aspek mengarahkan dan membimbing anak dengan skor rata-rata 4,35 berada pada kategori baik. Selain itu hal yang menunjukkan indikator mengarahkan dan membimbing anak sudah berjalan dengan baik di SMK Negeri Kota Bukittinggi guru mengarahkan dan membimbing siswa untuk berbicara sopan-santun dengan sesama manusia, guru mengarahkan dan membimbing siswa untuk bersikap tenggang rasa sesama manusia. Dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional Pasal 39 ayat 2 menyebutkan pendidikan merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Menurut
Djamarah
(2010:46)
peranan
guru
dalam
membimbing anak harus lebih dipentingkan, karena kehadiran guru di sekolah adalah untuk membimbing anak didik menjadi manusia dewasa susila yang cakap. Tanpa bimbingan, anak didik akan mengalami kesulitan dalam menghadapi perkembangan dirinya.
68
Sedangkan
menurut
Hamalik
(2001:129)
murid
perlu
dibimbing agar mereka mampu mengenal dirinya sendiri, memecahkan masalah sendiri, mampu menghadapi kenyataan dan memiliki stamina emosional yang baik, sangat diperlukan. Jadi dapat disimpulkan memberikan bimbingan kepada anak didik tujuannya agar mampu mengenal dirinya sendiri, memecahkan masalahnya sendiri, mampu menghadapi kenyataan dan memiliki stamina emosional yang baik. Bimbingan ini sebenarnya tidak mesti menjadi tanggungjawab guru BP saja, seperti yang terjadi pada sekolah umumnya, akan tetapi penulis berpendapat bahwa semua guru terlibat langsung dalam memberikan bimbingan, yang menjadikan profesi guru sebagai manusia yang selalu menjadi tauladan terhadap anak didiknya. 5. Persepsi Siswa terhadap Pelaksanaan Tanggungjawab Guru dalam Menegakkan Disiplin untuk Dirinya Maupun Murid dan Orang Lain pada SMK Negeri Kota Bukittinggi
Data hasil penelitian menunjukan bahwa tanggungjawab guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi yang dilihat dari aspek menegakkan disiplin dengan skor rata-rata 4,05 berada pada kategori baik. Selain itu hal yang menunjukkan indikator menegakkan disiplin sudah berjalan dengan baik di SMK Negeri Kota Bukittinggi
69
guru tepat waktu dalam mengawali dan mengakhiri pembelajaran, guru memperlihatkan sikap disiplin terhadap dirinya diri sendiri, dan guru konsisten terhadap sikap dan perbuatannya. Alma (2010:115) mengatakan disiplin dapat diartikan sebagai sikap seseorang atau kelompok yang berniat mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan. Sedangkan Mulyasa (2013: 47) hal-hal yang harus dilakukan guru untuk mendisiplinkan peserta didik yaitu: mempelajari pengalaman peserta didik di sekolah melalui kartu catatan kumulatif; mempelajari nama-nama peserta didik secara lansung, misalnya melalui daftar hadir di kelas; mempertimbangkan lingkungan pembelajaran dan lingkungan peserta didik; memberikan tugas yang jelas, dapat dipahami, sederhana dan tidak bertele-tele; menyiapkan kegiatan sehari-hari agar apa yang dilakukan dalam pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan, tidak terjadi banyak penyimpangan; bergairah dan semangat dalam melakukan pembelajaran, agar dijadikan teladan oleh peserta didik; berbuat sesuatu yang berbeda dan bervariasi, jangan monoton sehingga membantu disiplin dan gairah belajar peserta didik; membuat peraturan yang jelas dan tegas agar bisa dilaksanakan
dengan
sebaik-baiknya
oleh
peserta
didik
dan
lingkungannya. Dari beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa beberapa perilaku kedisiplinan di sekolah menyangkut semua warga sekolah. Termasuk di dalamnya adalah, kepala sekolah, guru,
70
siswa dan anggota lainnya. Dalam rangka mendidik siswa menjadi insan yang disiplin, maka sejumlah aturan dan tata tertib siswa dibuat dan harus diberlakukan di sekolah-sekolah. Sekolah yang berhasil, biasanya menerapkan tata tertib itu disertai dengan pengawasan yang baik. Karena sebaik apapun aturan, tanpa implementasi tentu saja akan sia-sia. Berdasarkan hasil penelitian juga dapat dilihat bahwa antara fenomena dengan hasil penelitian ternyata bertolak belakang. Hal ini disebabkan karena beberapa hal diantaranya yaitu adanya pengamatan dari penulis terhadap fenomena yang kurang baik, pada saat observasi awal penulis belum menggunakan alat ukur (angket), sedangkan pada saat penelitian penulis sudah menggunakan alat ukur (angket), kurang seriusnya responden dalam mengisi angket dan jawaban responden terhadap butir penyataan yang diajukan tidak sesuai dengan apa yang dirasakan.
71
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, mengenai persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Persepsi siwa terhadap tanggungjawab guru ditinjau dari mewariskan kebudayaan pada SMK Negeri Kota Bukittinggi sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata yang di peroleh sebesar (4,51). 2. Persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru ditinjau dari membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara pada SMK Negeri Kota Bukittinggi sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata yang di peroleh sebesar (4,27). 3. Persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru ditinjau dari Mengantarkan anak didik menjadi warga negara yang baik pada SMK Negeri Kota Bukittinggi sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata yang di peroleh sebesar (4,35). 4. Persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru ditinjau dari Mengarahkan dan membimbing anak pada SMK Negeri Kota Bukittinggi sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata yang di peroleh sebesar (4,35).
72
5. Persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru ditinjau dari Menegakkan disiplin untuk dirinya maupun murid dan orang lain pada SMK Negeri Kota Bukittinggi sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata yang di peroleh sebesar (4,05). 6. Secara keseluruhan hasil penelitian persepsi siswa terhadap pelaksanaan tanggungjawab guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi baik dengan skor rata-rata (4,31). Hal ini dapat diartikan bahwa tanggungjawab guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi sudah terlaksana dengan baik.
73
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut : 1. Dari segi mewariskan kebudayaan diharapkan guru lebih memperhatikan caranya dalam menceritakan pengalamannya yang dapat memberi inspirasi kepada siswa. 2. Dari segi membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara diharapkan guru lebih memperhatikan siswa untuk bersikap gotong royong. 3. Dari segi mengantarkan anak didik menjadi warga negara yang baik diharapkan guru lebih memperhatikan bersikap baik terhadap sesama guru di lingkungan sekolah. 4. Dari segi mengarahkan dan membimbing anak diharapkan guru lebih memperhatikan siswa untuk bersikap dewasa dalam menyelesaikan masalah. 5. Dari segi menegakkan disiplin diharapkan guru lebih menanamkan dan mengembangkan pembelajaran.
tepat
waktu
dalam
mengawali
dan
mengakhiri
74
DAFTAR PUSTAKA Adisusilo, Sutarjo. 2012. Pembelajaran Nilai-Karakter. Jakarta: Rajawali Pers. Alma, Buchari, dkk. 2010. Pembelajaran Studi Sosial. Bandung: Alfabeta. Asril, Zainal. 2010. Micro Teaching. Jakarta: Rajawali Pers. Anoraga, Pandji. 2005. Perilaku Keorganisasian. Jakarta: Pustaka Jaya. Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabeta. Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Kaelan. 2008. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradikma. Lickona, Thomas. 2013. Mendidik Untuk Membentuk Karakter. Jakarta: Bumi Aksara. Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Pusaka
Indonesia.
2013.
Makna
Lima
Sila
dalam
Pancasila.
http://www.PusakaIndonesia.org/makna-lima-sila-dalam-pancasila/. Diakses tanggal 8 Januari 2013. Prawironegoro, Darsono. 2010. Filsafat Ilmu Pendidikan. Jakarta. Nusantara Consulting. Sagala, Syaiful. 2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta. Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
75
Sastrohadiwiryo, Siswanto. 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Thoha, Miftah. 2008. Perilaku Organisasi Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali. Undang-undang RI No.20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara. Uno, Hamzah. 2010. Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Widodo. 2004. Cerdik Menyusun Proposal Penelitian, Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Jakarta: Magna Scrip. Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana.
76
Lampiran 1 Petunjuk Pengisian Angket Bacalah pernyataan-pernyataan dengan seksama selanjutnya pilih salah satu alternatif yang disediakan sesuai dengan pendapat dan pemikiran
siswa/siswi.
Setiap
butir
pernyataan
disediakan
lima
satu
lima
kemungkinan jawaban yaitu: 1. SL : Selalu 2. SR : Sering 3. KD: Kadang-kadang 4. JR : Jarang 5. TP : Tidak Pernah Siswa/siswi
dipersilahkan
untuk
memilih
salah
dari
kemungkinan jawaban yang tersedia, sesuai dengan keadaan sesungguhnya dengan memberikan cek list (√) pada salah satu jawaban. Berikut ini diberi contoh : NO 1
Pernyataan
SL
SR KD JR
TP
Guru tepat waktu dalam mengawali dan √ mengakhiri pembelajaran
Atas kesediaan siswa/siswi mengisi angket penelitian ini saya ucapkan terimakasih. Hormat saya Peneliti
Ratna Yulianti NIM. 11539
77
Lampiran 2
KISI- KISI INSTRUMEN PENELITIAN Judul :
Variabel Pelaksanaan Tanggung Jawab Guru
PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB GURU DI SMK NEGERI KOTA BUKITTINGGI
Sub Variabel 1. Mewariskan kebudayaan
Indikator 1. Kepandaian 2. Pengalaman empirik 3. Pendidikan karakter
Nomor Item 1-6
2. Membentuk kepribadian 1. Ketuhanan Yang Maha Esa anak didik sesuai dengan 2. Kemanusiaan yang adil dan nilai dasar negara beradap 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
7-25
3. Mengantarkan anak didik 1. Memfungsikan diri sebagai menjadi warga negara yang media perantara pembelajaran baik 2. Contoh teladan dan Guru sebagai Model
26-30
4. Mengarahkan membimbing anak
31-35
5. Menegakkan disiplin
dan 1. Kedewasaan berbicara 2. Kedewasaan bertindak 3. Kedewasaan bersikap 1. Dirisendiri 2. Murid 3. Orang lain
36-40
78
Lampiran 3 Angket Penelitian Kepada : Yth. Bapak/Ibu Siswa/siswi SMK Negeri Bukittinggi Di Tempat Dengan Hormat, Terlebih dahulu saya mendo’akan semoga siswa/i SMK Negeri Bukittinggi selalu berada dalam keadaan sehat dan sukses dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Amin. Saya menyadari siswa/i cukup sibuk dalam kegiatan sehari-hari, namun demikian dalam kesibukan itu saya mohon kesediaan siswa/i meluangkan sedikit waktu untuk dapat mengisi angket penelitian ini (terlampir). Angket yang saya berikan pada siswa/i bertujuan memperoleh informasi tentang “Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Tanggung Jawab Guru di SMK Negeri Kota Bukittinggi”, yang nantinya dipergunakan sebagai bahan untuk menyusun skripsi saya. Data atau informasi yang diperoleh semata-mata untuk kepentingan penyelesaian skripsi dan saya tidak ada maksud lain yang dapat merugikan siswa/i. Oleh karena itu sudilah kiranya siswa/i memberikan informasi yang sesungguhnya sesuai dengan apa yang siswa/i temui, alami, dan ketahui. Atas kesediaan dan bantuan serta kerja sama siswa/i terlebih dahulu saya ucapkan terimakasih. Padang, Maret 2014 Peneliti
Ratna Yulianti Nim. 11539
79
INSTRUMEN ANGKET PENELITIAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB GURU DI SMK NEGERI KOTA BUKITTINGGI Petunjuk Pengisian Isilah salah satu pernyataan dibawah ini dengan tanda cek list (√) pada pernyataan SL = Selalu, SR = Sering, KD = Kadang-kadang, JR = Jarang, TP = Tidak Pernah. No
Pernyataan
Alternatif Jawaban SL
A.
Mewariskan kebudayaan
1.
Guru membiasakan siswa untuk belajar dengan tekun dalam melaksanakan tugas
2.
Guru membiasakan siswa bekerja dengan cerdas dalam melaksanakan pembelajaran
3.
Guru membiasakan siswa untuk bersikap berani
4.
Guru membiasakan siwa untuk bersikap jujur kepada diri sendiri dan orang lain
5.
Guru mendidik siswa untuk bersikap hormat kepada orang yang lebih tua
6.
Guru meceritakan pengalamannya yang dapat memberi inspirasi kepada siswa
B.
Membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara
7.
Guru mengajak siswa untuk mengawali pembelajaran dengan membaca do’a sesuai kepercayaan agama masing-masing
8.
Guru mengajak siswa untuk dapat hidup rukun di antara sesama umat beragama
9.
Guru mengajarkan siswa untuk rajin menjalankan ibadah
SR
KD
JR
TP
80
10. Guru
mengajarkan
siswa
sikap
saling
menghormati dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masingmasing
11. Guru tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain
12. Guru memperlakukan siswa sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa 13. Guru mengajarkan siswa sikap saling mencintai terhadap sesama manusia 14. Guru mengajarkan siswa sikap saling tenggang rasa terhadap sesama manusia 15. Guru mengajarkan siswa sikap tidak semenamena terhadap orang lain
16. Guru menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dalam mengajar anak didik
17. Guru besikap adil dalam melakukan penilaian terhadap semua anak didik
18. Guru
mengajarkan
menghormati pembelajaran
dan
siswa
sikap
hormat
bekerjasama
dalam
81
19. Guru mengajarkan siswa sikap mendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan
20. Guru mengajarkan siswa sikap rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan
21. Guru membiasakan siswa untuk bersikap cinta kepada tanah air dan bangsa 22. Guru menerapkan sikap persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika 23. Guru mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama 24. Guru menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah 25. Guru membiasakan siswa untuk bersikap gotong royong C.
Mengantarkan anak didik menjadi warga negara yang baik
26. Guru membiasakan siswa untuk peraturan yang berlaku di sekolah
mematuhi
27. Guru membiasakan siswa untuk bersikap toleransi agar menjadi warganegara yang baik 28. Guru bersikap sebagai teladan bagi anak didiknya 29. Guru bersikap percaya diri dihadapan siswa 30. Guru bersikap baik terhadap sesama guru di lingkungan sekolah D.
Mengarahkan dan membimbing anak sehingga
82
dewasa dalam bersikap
berbicara,
bertindak
dan
31. Guru mengarahkan dam membimbing siswa untuk berbicara sopan-santun dengan sesama manusia 32. Guru mengarahkan dan membimbing siswa untuk bertindak sesuai dengan norma yang berlaku 33. Guru mengarahkan dan membimbing siswa untuk bersikap ramah kepada sesama manusia 34. Guru mengarahkan dan membimbing siswa untuk bersikap dewasa dalam menyelesaikan masalah 35. Guru mengarahkan dan membimbing siswa untuk bersikap tenggang rasa sesama manusia E. Menegakkan disiplin 36. Guru tepat waktu dalam mengakhiri pembelajaran
mengawali
dan
37. Guru memperlihatkan sikap disiplin tehadap dirinya sendiri 38. Guru membuat peraturan yang jelas dan tegas agar bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh peserta didik 39. Guru mengingatkan warga sekolah untuk melaksanakan peraturan sekolah yang telah ditetapkan pihak sekolah 40. Guru konsisten terhadap sikap dan perbuatannya
83
84
Lampiran 5 Uji Coba Angket Tanggung Jawab Guru A. Menghitung Validitas 1. Melakukan analisa angket dengan memberikan skor terhadap jawaban responden. Hasil analisis terlihat pada tabel. 2. Menghitung skor tertinggi (maksimal) yaitu 5 dari jawaban setiap responden, kemudian untuk memperoleh X jumlah skor tersebut dikalikan skor tertinggi (5). 3. Merangking dengan menggunakan tabel tata jenjang, berikut ini :
No
Skor total
Skor total Rank total Rank total Beda (B) maks maks
B²
1
173
80
5,5
6
-0,5
0,25
2
173
80
5,5
6
-0,5
0,25
3
157
45
10
10
0
0
4
167
50
7,5
9
-1,5
2,25
5
160
80
9
6
3
9
6
179
95
2
4
-2
4
7
167
75
7,5
8
-0,5
0,25
8
181
135
1
1
0
0
9
174
105
4
2
2
4
10
178
100
3
3
0
0
1709
-
-
-
-
20
Jml
85
4. Menghitung Validitas
6B 2 N ( N 2 1)
rho xy = 1
= 1
6 X 20 10(10 2 1)
= 1
120 990
= 1 – 0,12 = 0,88 Dari hasil perhitungan diperoleh Rho=0,88, sedangkan Rho table pada taraf kepercayaan 95% dengan N=10 adalah 0,648. Karena r hitung (0,88) > dari r table (0,648), maka alat pengumpul data variabel tanggung jawab guru adalah valid. B. Uji Reliabilitas dengan rumus Alpha 1. Mencari varians masing-masing item, Arikunto (2007:288)
2
X2
(X ) 2 N
N
Keterangan : 2 = Varians yang dicari
X = Skor jawaban masing-masing responden N = Jumlah Responden
86
Contoh mencari soal nomor 1
1
( 45 ) 2 207 10 10
2
207 202 ,5 = 0,45 10
Untuk mencari item yang lain, langkahnya sama dengan item 1 contoh diatas. 2. Menjumlahkan varians semua item ( 2 i )
2
i=
0,45+0,25+0,44+0,44+0,49+0,44+0,16+0,24+0,44+0,44+0,56+0,24+0,24+0,4 1+0,16+0,21+0,44+0,61+0,25+0,44+0,61+0,41+0,6+1,04+0,84+1,04+0,6 +1,01+0,56+0,45+0,15+0,24+0,24+0,56+0,96+0,44+0,41+0,25+0,29+0,4 5=18,5 3. Menghitung Varians Total
2
X2
(X ) 2 N
N
292647
2 t
1709 10
10
292647 292068,1 10
578,9 10
= 57,89
2
87
4. Menghitung Reliabilitas dengan rumus Alpha : 2 k i r11 1 t2 k 1
40 18,5 1 40 1 57,89
40 39
1 0,32
= 1,03 x 0,68 = 0,7004 = 0,70 Jadi diperoleh r hasil =0,70 sedangkan r tabel dengan N=10 pada taraf kepercayaan 95% =0,632, karena r 0,70 > 0,632, maka angket tentang tanggung jawab guru adalah reliabel pada taraf kepercayaan 95%.
88
89
90
91
92
93
94
95