PERSEPSI REMAJA PUTRI TERHADAP DIET UNTUK MENGURUSKAN BADAN DI SMAN 1 BRINGIN KABUPATEN SEMARANG
Manuskrip
OLEH : Joko Susanto NIM : G2A008066
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2012
1
PERSEPSI REMAJA AWAL MENGENAI PERILAKU SEKS PRA NIKAH DI KELURAHAN KEDUNGMUNDU KOTA SEMARANG Joko Susanto 1
Tri Hartiti 2
Budi Santosa. 3
Persepsi Remaja Putri terhadap Diet Untuk Menguruskan Badan di SMAN 1 Bringin Kabupaten Semarang xii+48 Halaman + 5 tabel + 1 Skema + 5 lampiran Abstrak Latar belakang: Salah satu tugas perkembangan remaja yang tersulit adalah yang berhubungan dengan penyesuaian sosial. untuk mencapai tujuan dari pola sosialisasi, dewasa remaja harus membuat banyak penyesuaian baru. Pada remaja putri, kegemukan menjadi permasalahan yang ditakuti, karena keinginan untuk tampil sempurna yang sering kali diartikan dengan memiliki tubuh ramping atau langsing dan proposional, merupakan idaman mereka, sehingga untuk mendapatkan hal tersebut maka mereka melakukan diet dan seringkali dengan cara yang salah. Tujuan: mengetahui gambaran persepsi remaja putri terhadap diet untuk menguruskan badan di SMA N 1 Bringin Semarang. Metode: Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja putri yang bersekolah di SMA N 1 Bringin Semarang yang pernah atau sedang melakukan diet. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive dengan jumlah 4 orang. Hasil: Hasil penelitian menemukan bahwa secara umum subjek memberi pengertian tentang diet adalah cara untuk menguruskan badan serta upaya mengurangi porsi makan. Alasan melakukan diet adalah seperti agar badan menjadi kurus, enak dipandang dan tidak menjadi bahan ejekan teman-teman. Diet yang dilakukan secara langsung berdampak pada rasa lapar, perut sakit, pusing dan lemas. Cara melakukan diet yang benar menurut subjek penelitian yaitu dengan mengurangi porsi makan, mengimbangi dengan berolah raga serta memperbanyak makan buah dan sayuran. Kesimpulan: Berdasarkan hasil tersebut maka Remaja yang berkeinginan melakukan diet hendaknya dapat melakukan diet dengan cara yang benar serta mengimbanginya dengan berolah raga sehingga disaat melakukan diet tubuh tetap segar dan sehat.
Kata Kunci : Persepsi diet, Pengetahuan, Akibat Diet, Cara Diet Pustaka : 20 (2002-2011)
2
PERCEPTIONS OF TEENAGE GIRLS ON DIET FOR BODY SLIMMING AT SMAN 1 BRINGIN SEMARANG DISTRICT Page xii +48 + 5 + 1 table + 5 scheme attachments Abstract Bachground: One of the most difficult tasks of adolescent development was related to social adjustment. For achieving the goal of socialization patterns, mature teens should make a lot of new adjustments. In young women, obesity was a problem to be feared, because of the desire to be perfect, often defined by having a lean or slim body and proportionate, is their dream, so to get it; they go on a diet and often the wrong way. Research objective: to determine the perception of picture teenage girls to diet to attenuate loss in SMA N 1 Bringin Semarang. Method: This research was qualitative. The population was young women in SMAN 1 Bringin Semarang who was doing a diet. The technique used was purposive sampling with the number 4. Result: The results found that the general understanding of the subject about diet was the way to deal with the body as well as efforts to reduce the size of the meal. The reason for such a diet was that the body becomes emaciated, pleasing to the eye and not be ridiculed friends. Diets were directly impact on hunger, abdominal pain, dizziness and weakness. How to perform a proper diet according to a research subject is to reduce food portions, exercise and keep pace with the emphasis on eating fruits and vegetables. Conclusion: Based on these results the teenager who wants a diet should be on a diet the right way and keep up with exercise so that when on a diet stay fit and healthy body.
Keywords: Diet Perception, Knowledge, Due to Diet, How to Diet Ref: 20 (2002-2011)
3
PENDAHULUAN Kehidupan seseorang mengalami masa kanak-kanak, remaja dan dewasa. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa, pada masa ini seseorang terus berkembang baik fisik, sosial dan psikologis. Selama pertumbuhan pesat masa remaja terjadi perubahan fisik penting diantaranya adalah perubahan ukuran tubuh baik tinggi maupun berat badan, perubahan proporsi tubuh ditandai dengan daerah-daerah tubuh tertentu yang tadinya kecil menjadi besar karena kematangan tercapai lebih cepat dari daerahdaerah tubuh yang lain, organ seks mencapai ukuran yang matang dan ciri-ciri seks sekunder berada pada tingkat perkembangan yang matang pada akhir masa remaja (Hurlock dalam Sarwono, 2011) Salah satu tugas perkembangan remaja yang tersulit adalah yang berhubungan dengan penyesuaian sosial. untuk mencapai tujuan dari pola sosialisasi, dewasa remaja harus membuat banyak penyesuaian baru. Proses ini yang terpenting dan tersulit adalah penyesuaian diri dengan meningkatnya pengaruh kelompok sebaya. Remaja lebih banyak berada diluar rumah maka dapat dimengerti bahwa pengaruh teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku lebih besar dari pada pengaruh keluarga. Salah satu contoh keterpengaruhan ini adalah dalam hal pemilihan makanan. Kegemaran yang tidask lazim, seperti pilihan untuk menjadi vegetarian atau foodfaddism (Arisman, 2004). Supaya Pertumbuhan dan perkembangan berjalan optimal tubuh memerlukan nutrisi yang memadai, kecukupan energi, protein, lemak dan suplai semua nutrien esensial yang menjadi basis pertumbuhan. Asupan energi mempengaruhi pertumbuhan tubuh dan bila asupan tidak adekuat, menyebabkan seluruh unit fungsional remaja ikut menderita, antara lain adalah derajat metabolisme, tingkat aktifitas, tampilan fisik dan maturasi seksual (Arisman, 2004). Kecemasan bentuk tubuh yang tidak ideal membuat remaja sengaja tidak makan, kesibukan menyebabkan mereka memilih makan di luar, atau hanya menyantap kudapan. Kebiasaan ini di pengaruhi oleh teman, media terutama iklan di televisi, atau bahkan dari keluarga. Teman sebaya berpengaruh besar pada remaja, dalam hal memilih jenis makanan. Makanan siap saji (junk food) kini semakin di gemari oleh remaja, baik hanya sebagai kudapan maupun makanan besar. Makanan ini mudah di peroleh, di samping lebih dikenal karena terpengaruh iklan. Bahan makanan jenis ini sangat sedikit bahkan tidak ada sama sekali kandungan kalsium, besi, riboflavin, asam folat, vitamin A dan C, sementara kandungan lemak jenuh, kolesterol dan natrium tinggi. Mengkonsumsi makanan jenis ini secara berlebihan dapat berakibat kegemukan dan kekurangan zat gizi lain (Arisman, 2004). Kebiasaan makan yang di peroleh semasa remaja akan berdampak pada kesehatan dalam fase kehidupan selanjutnya, setelah dewasa dan berusia lanjut. Kekurangan zat besi misalnya, dapat menimbulkan anemia dan keletihan, terutama remaja wanita yang membutuhkan zat besi lebih tinggi untuk mengganti besi yang hilang
1
bersama darah haid. Ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran energi mengakibatkan pertambahan berat badan (Arisman, 2004). Pada remaja putri, kegemukan menjadi permasalahan yang ditakuti remaja, karena keinginan untuk tampil sempurna yang sering kali diartikan dengan memiliki tubuh ramping atau langsing dan proposional, merupakan idaman merka. Hal ini diperparah dengan berbagai iklan ramuan obat-obatan, makanan,dan minuman untuk merampingkan tubuh. Akibatnya jutaan rupiah dibelanjakan untuk diet ketat, untuk membeli obat-obatan, dan perawatan guna menurunkan berat badan (Satria 2008). Kebanyakan remaja putri yang melakukan diet, sebelum mereka berusia 14 tahun, dua pertiga dari mereka mempunyai kemungkinan hingga dua kali lipat untuk melakukan diet 20 kali dibanding dengan mereka yang melakukan diet diusia dewasa. Lebih jauh lagi diketahui delapan dari sepuluh remaja putri yang melakukan diet sebelum usia 14 tahun, dan tidak dapat mempertahankan penurunan berat badannya secara permanen (Pudjad, 2002). Devaut, Jeannin et al.(1998) pada 1,084 sampel remaja putri menemukan sebanyak 62% menginginkan penurunan berat badan, 36% merasa diri mereka terlalu gemuk, 37% dilaporkan melakukan puasa mengontrol berat badan, 18,9% mengalami ketakutan tidak bisa menghentikan kemauan makan, 9,1% memuntahkan makanan (binge eating) paling tidak sekali dalam seminggu dan 1,6% menggunakan obat muntah sekali seminggu. Organisasi kesehatan dunia, WHO menggolongkan diet yang mengandung kurang dari 2.100 kalori per hari untuk pria dan 1.800 kalori per hari untuk wanita sebagai diet orang lapar. Rata-rata wanita yang menjalani diet di Amerika mencoba mengkonsumsi kurang dari 1.500 kalori per hari. Ini berarti dia terusmenerus berada dalam kondisi kelaparan. Diperkirakan banyak remaja putri telah mencoba diet, dan 40%nya ber diet secara sembarang waktu. Diet mode sangat popular tetapi hanya kemungkinan merangsang kehilangan cairan dari bagian perubahan abadi pada kebiasaan makan. Berat badan berlebih hingga kegemukan memang tidak baik untuk kesehatan dan beresiko untuk menderita banyak penyakit. Tetapi dengan melakukan diet ketat untuk menurunkan berat badan secara cepat dalam waktu singkat, apalagi tidak ditunjang dengan gizi yang sesuai akan berakibat buruk (Hyman, 2006). Berdasarkan hal – hal tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang “ Persepsi Remaja Putri Terhadap Diet untuk Menguruskan Badan Di SMAN 1 Bringin Semarang”. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, yaitu pendekatan induktif untuk menemukan atau mengembangkan pengetahuan yang memerlukan keterlibatan peneliti dalam mengidentifikasi pengertian atau relevansi fenomena tartentu
2
terhadap individu (Saebani, 2008). Penelitian kualitatif ini dipilih karena lebih sensitif dan adaptif terhadap peran dan berbagai pengaruh yang timbul. Disamping itu karena peneliti menggali atau mengeksplorasi, menggambarkan atau mengembangkan pengetahuan bagaimana kenyataan dialami, sehingga peneliti yang tidak menggunakan perhitungan (Moleong, 2009) Populasi dalam penelitian ini adalah remaja putri yang bersekolah di SMA N 1 Bringin Semarang yang pernah atau sedang melakukan diet. Sampel ditentukan berdasarkan teknik purposive sampling dengan jumlah 4 orang setelah menemui titik kejenuhan. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Persepsi remaja tentang diet menguruskan berat badan a. Cara menguruskan badan Pemahaman subjek penelitian tentang diet adalah upaya untuk menguruskan berat badan. Diet dengan tujuan menguruskan berat badan ini memamg sudah lazim dilakukan dan jika dilakukan dengan cara yang benar maka tingkat resiko yang dimiliki paling rendah. Secara mudahnya diet memang dilakukan untuk menguruskan badan. Seseorang yang memiliki berat badan yang sudah berlebih sangat dianjurkan untuk melakukan diet. Demikian halnya dengan subjek penelitian ini yang memang memiliki bentuk tubuh relatif gemuk memberikan pandangannya tentang diet sebagai cara untuk menguruskan berat badan. b. Mengurangi porsi makan Subjek penelitian melakukan diet dengan cara mengurangi porsi makan. Faktor makanan adalah penentu utama bagi seseorang menjadi gemuk, sehingga dengan mengurangi porsi makan subjek penelitian mempunyai harapan yang tinggi untuk menguruskan berat badannya dan menjadi memiliki berat badan yang ideal. Makanan-makanan yang dihindari oleh subjek dalam melakukan diet terutama makanan yang banyak mengandung karbohodrat dan lemak. Remaja yang melakukan diet ketat dengan tidak memperhatikan cara-cara yang benar tentang diet akan berbahaya bagi dirinya sendiri yaitu seperti terjadinya permasalahan gizi pada remaja. Masalah gizi pada remaja muncul dikarenakan perilaku gizi yang salah, yaitu ketidakseimbangan antara konsumsi gizi dengan kecukupan gizi yang dianjurkan. Masalah gizi yang dapat terjadi pada remaja adalah gizi kurang (under weight), obesitas (over weight) dan anemia. Gizi kurang terjadi karena jumlah konsumsi energi dan zat-zat gizi lain tidak memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi paa remaja putri, gizi kurang umumnya terjadi karena keterbatasan diet atau membatasi sendiri intik makannya. Kejadian gizi lebih remaja disebabkan kebiasaan makan yang kurang baik sehingga jumlah masukan energi (energy intake) berlebih, sedangkan kejadian anemia pada remaja karena intik zat besi yang rendah. Remaja putri lebih beresiko terkena anemia selain karena keterbatasan intik pangan hewani juga karena menstruasi dan meningkatnya kebutuhan zat besi selama growth spurt (Beck, 2002).
3
2. Alasan melakukan diet a. Agar menjadi kurus dan enak dipandang Bentuk tubuh ideal sangat didambakan oleh setiap orang terutama wanita dan khusunya lagi adalah remaja putri, sehingga apabila remaja putri merasakan jika tubuhnya mengalami penigkatan maka akan melakukan usaha untuk menurunkan berat badannya yang salah satunya adalah dengan melakukan diet. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa terdapat alasan utama subjek penelitian melakukan diet adalah karena ingin menjadi kurus dan menjadi indah dipandang. Subjek penelitian memberikan jawaban bahwa dengan melakukan diet maka diharapkan tubuhnya akan menjadi kurus dan tidak gemuk seperti sekarang ini. Dengan tubuh yang gemuk ini ternyata subjek menemui banyak kesulitan seperti sulit melakukan sesuatu dengan bebas dan lincah, sulit memilih baju yang sesuai dna banyak hal lainnya. Melaklukan diet untuk mendapatkan bentuk tubuh yang kurus maka diharapkan berbagai permasalahan di atas dapat teratasi. Program diet yang bertujuan untuk menguruskan berat badan ini dilakukan berdasarkan jumlah kalori yang dikonsumsi dan dibakar oleh tubuh untuk melakukan aktivitas. Dengan demikian untuk menguruskan berat badan maka jumlah kalori yang dikonsumsi harus lebih sedikit dari jumlah kalori yang diperlukan oleh tubuh, namun perlu diingat bahwa selama menjalankan program ini harus tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung semua unsur makanan yang diperlukan oleh tubuh. b. Agar tidak menjadi bahan ejekan Alasan lain adalah agar tubuhnya menjadi enak dipandang, yaitu dengan bentuk tubuh yang langsing dan ideal maka seorang remaja putri menjadi lebih percaya diri. Faktor psikologis yang tidak kalah pentingnya adalah berkaitan dengan rasa malu karena menjadi bahan ejekan dari teman-temannya. Sebagaimana dinyatakan dalam penelitian Malinauskas et.al (2006) bahwa alasan seseorang melakukan diet penurunan berat badan khususnya pada remaja putri lebih banyak dilakukan agar tampil lebih menarik, terlihat lebih bagus, meningkatkan kesehatan, tuntutan pekerjaan, saran atau komentar dari orang lain (keluarga. dokter. teman atau pelatih). Motivasi remaja putri menurunkan berat badan adalah agar menjadi kurus dan terlihat menarik sehingga mendapatkan perhatian dari lawan jenis, dapat diterima dalam pergaulan teman sebaya dan meningkatkan rasa percaya diri mereka. Tren menjadi kurus dikarenakan serangan iklan di media masa yang gencar sehingga mempengaruhi persepsi tentang bentuk tubuh yang ideal dan menarik pada remaja putrid.
4
3. Akibat diet yang dilakukan a. Merasa lapar Hasil penelitian menemukan bahwa siswa perempuan yang menjadi subjek penelitian ketika melakukan diet merasakan berbagai dampak langsung seperti rasa lapar yang sangat dan perut menjadi sakit. Hasil wawancara menunjukkan bahwa cara diet yang diterapkan oleh subjek penelitian lebih banyak menunjukkan efek negatif yang sebenarnya cukup berbaya bagi kesehatan, namun demikian dengan tekad yang tinggi nampaknya para remaja putri ini tetap melakukan diet seperti semula. Kebiasaan makan yang kurang baik pada remaja dan keinginan untuk terlihat langsing, khususnya pada remaja putri seringkali menimbulkan gangguan makan (eating disorder). Gangguan pola makan yang umum diderita khususnya oleh remaja putri adalah bulimia dan anorexsia nervosa. Pada masa remaja banyak anak, khususnya remaja putri, dengan berat badan normal tidak puas dengan bentuk dan berat badannya dan ingin menjadi lebih kurus. Pada remaja putri ini pada umumnya ingin mempunyai bentuk badan yang lebih langsing, ramping dan menarik. Untuk mencapai hal tersebut mereka tidak segan-segan melakukan halhal yang justru tidak mereka sadari dapat membahayakan diri dan kesehatnnya. Agar tampak langsing dan menarik mereka tidak mau makan pagi, mengurangi frekuensi makan bahkan melakukan diet yang berlebihan (Gunawan, 1997). Hal senada diungkapkan oleh Daniel dalam Arisman (2002) hampir 50 % remaja terutama remaja yang lebih tua, tidak sarapan. Penelitian lain membuktikan masih banyak remaja sebesar 89% yang meyakini kalau sarapan memang penting, namun yang sarapan secara teratur hanya 60%. Remaja putri malah melewatkan dua kali waktu makan, dan lebih memilih kudapan. b. Keluhan pusing dan lemas Akibat dari keinginan memiliki bentuk tubuh yang ideal maka remaja putri tidak segan-segan menahan rasa lapar yang sangat sehingga menimbulkan dampak langsung terhadap fisiknya seperti kepala pusing serta badan menjadi lemah. Dampak dari tindakan diet seperti ini justru akan sangat merugikan karena gangguan fisik yang dirasakan ini mengakibatkan penurunan kemampuan aktifitas termasuk penurunan prestasi belajar. Gangguan makan yang umumnya ditemui pada remaja putri adalah anorexia nervosa dan bulimia. Anoreksia adalah aktivitas untuk menguruskan badan dengan melakukan pembatasan makan secara sengaja dan melalui kontrol yang ketat karena ketakutan akan kegemukan dan bertambahnya berat badan. Penderita anoreksia sadar bahwa mereka merasa lapar namun takut untuk memenuhi kebutuhan makan mereka karena bisa berakibat naiknya berat badan. Persepsi mereka terhadap rasa kenyang terganggu sehingga pada saat mereka mengkonsumsi sejumlah makanan dalam porsi kecil sekalipun, mereka akan segera merasa ‘penuh’ atau bahkan mual. Mereka terus menerus melakukan diet mati-matian untuk mencapai tubuh yang kurus. Pada akhirnya kondisi ini bisa
5
menimbulkan efek yang berbahaya yaitu kematian. Diperkirakan satu dari seratus remaja putri atau 1 % antara usia 12 tahun sampai 18 tahun mengalami anorexia nervosa. Hanya sedikit remaja pria yang mengalami anorexia nervosa sehubungan dengan gambaran tubuh laki-laki yang berbeda dengan wanita yaitu yang besar dan berotot. Remaja laki-laki mengontrol berat badannya dengan aktivitas olah raga seperti jodo dan hanya sedikit yang mungkin mengembangkan bulimia. Kalau penderita anoreksia berusaha untuk menahan rasa lapar dan berupaya sekeras mungkin untuk tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang besar, maka penderita bulimia cenderung senang mengkonsumsi makanan yang mereka sukai. Pada dasarnya, tujuan akhir dari penderita bulimia dan anoreksia adalah sama, yaitu untuk mempertahankan bentuk tubuhnya selangsing (sekurus) mungkin dengan cara yang berbeda. Penderita bulimia cenderung mengkonsumsi makanan yang disukai dan makan berlebihan untuk memuaskan keinginanya, namun kemudian akan memuntahkannya kembali hingga tidak ada makanan yang tersisa. Dengan demikian terhindar dari kegemukan tetapi tetap menjadi kurus tanpa perlu menahan keinginan mereka untuk makan. 4. Cara melakukan diet yang baik dan benar a. Memperhatikan porsi makan, olah raga dan menghindari obat-obatan Secara umum semua subjek penelitian sebenarnya memahami bagaimana cara melalkukan diet dengan benar, yaitu dengan mengurangi porsi makan, mengimbangi dengan berolah raga serta memperbanyak makan buah dan sayuran. Hanya saja pelaksanaan diet yang selama ini dilakukan adalah tidak tepat, yaitu didorong oleh keinginan untuk mendapatkan hasil segera yaitu mendapatkan bentuk tubuh yang ideal sehingga melupakan cara diet yang baik, serta dikarenakan kekurang disiplinan untuk berolah raga dan hanya mengandalkan mengurangi porsi makan sehingga tubuh menjadi lemas dan ada peradangan pada lambung. Dalam diet tetap mengkonsumsi makanan lengkap di mana terdapat sumber karbohidrat, protein, dan lemak. Jadi komposisinya lengkap tetapi jumlahnya dikurangi. Tidak seperti diet rendah karbohidrat, dalam diet gizi seimbang semuanya berimbang, mulai dari karbohidrat, lemak, dan protein. Sehingga tidak terjadi gangguan metabolisme dan lebih aman. Kesuksesan menurunkan berat badan bukan tergantung banyak sedikitnya konsumsi karbohidrat, melainkan asupan kalori. Jenis diet yang ada tidak semuanya baik dan cocok untuk remaja, diet yang menganjurkan mengkonsumsi jauh lebih sedikit kalori dari yang kita butuhkan setiap hari. Untuk remaja putri yang berusia 11-18 tahun memerlukan 2200 kalori per-hari. Makin aktif, makin banyak membutuhkan kalori. Diet yang tidak memperbolehkan mengkonsumsi lemak sama sekali. Tubuh kita juga memerlukan lemak. Diet rendah lemak jauh lebih baik daripada diet tanpa lemak sama sekali. Diet yang membatasi untuk mengkonsumsi satu kelompok makanan tertentu saja. Diet yang menganjurkan untuk tidak makan karbohidrat (nasi, mi, roti atau pasta)
6
sama sekali hanya mengkonsumsi buah dan sayur saja juga tidak sehat karena kebutuhan akan vitamin dan mineral tidak akan tercukupi hanya dengan makan buah dan sayur saja. Keterbatasan pada penelitian ini adalah susahnya mencari responden yang bersedia menjadi subjek penelitian karena malu serta adanya kemungkinan jawaban yang kurang objektif dari responden penelitian. Keterbatasan penelitian yang lain adalah proses wawancara yang terlalu cepat sehingga tidak bisa mendapatkan informasi yang lebih detail. Pengambilan data ini dilakukan pada waktu istirahat sekolah sehingga subjek merasa malu dalam memberikan jawaban kepada peneliti karena menjadi pusat perhatian teman-temannya. Kelemahan yang lain adalah tidak dilakukan FGD (Focus Group Discussion) sebelumnya dengan para partisipan sehingga partisipan benar-benar memahami pokok permasalahan dalam penelitian ini.
PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian secara secara umum subjek memberi pengertian tentang diet adalah cara untuk menguruskan badan serta upaya mengurangi porsi makan. Alasan melakukan diet adalah seperti agar badan menjadi kurus, enak dipandang dan tidak menjadi bahan ejekan teman-teman. Diet yang dilakukan secara langsung berdampak pada rasa lapar, perut sakit, pusing dan lemas. Cara melakukan diet yang benar menurut subjek penelitian yaitu dengan mengurangi porsi makan, mengimbangi dengan berolah raga serta memperbanyak makan buah dan sayuran. Pendidikan ilmu keperawatan hendaknya dapat bekerja sama dengan dunia pendidikan SMA untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang tata cara diet yang benar, sehingga tidak terjadi kesalahan persepsi pada remaja yang menjalani diet. Remaja yang berkeinginan melakukan diet hendaknya dapat melakukan diet dengan cara yang benar yaitu tetap memperhatikan kebutuhan nutrisi tubuh serta mengimbanginya dengan berolah raga sehingga disaat melakukan diet tubuh tetap segar dan sehat. Terhadap penelitian sejenis selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih mendalam lagi kaitannya dengan perilaku diet serta bagaimana penerimaan diri remaja ketika mengalami kegemukan sehingga harus melakukan diet. Penelitian sebaiknya dilakukan dengan wawancara yang panjang dengan menggalih sejauh mungkin sehingga didapatkan informasi yang lebih akurat. Penelitian selanjutnya juga diharapkan dapat melakukan FGD sehingga subjek penelitian memahami permasalahan yang dilakukan dalam penelitian.
7
1
Joko Susanto : Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fikkes Universitas Muhammadiyah Semarang 2. Tri Hartiti, SKM, M.Kes: Dosen Fakultas Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang 3. Budi Santoso, SKM, M.Si,Med: Dosen Fakultas Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang
DAFTAR PUSTAKA Admin. (2009). http:// Belajar Psikologi.com / Tugas Perkembangan Remaja. Diakses tanggal 01/ 03 /2012 Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Edisi Revisi Cetakan Kedua belas. Jakarta : PT. Rineka Cipta Beck, M.E. (2002). Ilmu gizi diet. Jakarta : Yayasan Essentia Medica. Boweiku. http:// Multiply. Com/ journal/ item/ 7/ Diet yang berbahaya bagi remaja. Diunduh tanggal 21 / 02 / 2012 Hartono, A. (2002). Asuhan nutrisi rumah sakit : Diagnosis, konseling & presisi. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC. Irianto, K. (2010). Memahami seksologi. Bandung : Sinar Baru Algensindo. Mappiere. A. (2004). Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha Nasional. Moleong LJ. (2005). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rodakarya. Moleong, L. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung : Remaja Rosdakarya. Mulyana, D. (2004). Ilmu Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nurlita dewi. (2011). http:// Wordpress com. Gangguan Makan Pada Remaja Putri. Diunduh pada tanggal 29 / 2 / 2012 Pudjadi, Solihin. (2002). Ilmu gizi klinis pada anak. Ed-IV. Jakarta FKUI. Rahmat, J. (2000). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Saebani, B.A. (2008). Metode penelitian. Bandung : Pustaka Setia Sarwono, S.W. (2011). Psikologi remaja. Edisi revisi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
8
Satria. (2008). http: // Gambaran Body Image. Diterbitkan 07 juli 2011. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC. Tarwoto, Ratna A, Ani N, Bara M, Siti NT. (2010). Kesehatan remaja : Problem dan solusinya. Jakarta : Salemba Medika. Walgito, B. (2002). Pengantar psikologi umum. Yogyakarta : Andi offset.
9
PERNYATAAN PERSETUJUAN MANUSCRIPT DENGAN JUDUL
PERSEPSI REMAJA PUTRI TERHADAP DIET UNTUK MENGURUSKAN BADAN DI SMAN 1 BRINGIN KABUPATEN SEMARANG
Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan
Semarang, Oktober 2011
Pembimbing I
Tri Hartiti, SKM, M.Kes
Pembimbing II
Budi Santoso, SKM, M.Si,Med.
10