PERSEPSI PENGGUNA JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN
Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu Sosial Ilmu Politik
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
SITI CHOTIMAH LUBIS 050902055
DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLOTIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HALAMAN PERSETUJUAN Skripsi disetujui untuk dipertahankan oleh : Nama NIM Departemen Judul
: Siti Chotimah Lubis : 050902055 : Ilmu Kesejahetraan Sosial : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Terhadap Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan. Medan, Maret 2009
PEMBIMBING
( Mastauli Siregar S.Sos, M.Sp) NIP : 132 297 180
KETUA DEPARTEMEN
(Drs. Matias Siagian, M.Si) NIP : 132 054 339
DEKAN FISIP USU
(Prof. Dr. M. Arif Nasution, M.A) NIP : 131 757 010
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim ….. Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT atas rahmad dan anugerah-Nya penulis mendapat kesempatan untuk menyelsaikan studi di Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU dan atas pertolonganNya pula penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai jadwal. Serta Shalawat dan salam ke pangkuan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa ummat manusia ke jalan kebenaran. Skripsi ini merupakan salah satu syarat wajib bagi setiap mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa mendapat gambaran langsung tentang ilmu yang diperoleh dibangku kuliah dan menambah bekal pengalaman yang berhubungan dengan ilmu sosial dan ilmu politik secara khusus. Dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi yang membahas mengenai “Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) terhadap Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan”, penulis dibantu oleh banyak pihak. Bantuan tersebut berupa materi, moril, maupun spiritual sehingga penuli dapat termotivasi untuk menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak banyaknya kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis, diantaranya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA, selaku Dekan FISIP USU. 2. Bapak Drs. Matias Siagian, M.Si, selaku Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial. 3. Bapak
Husni Thamrin, M.Sp, selaku Sekertaris Departemen Ilmu
Kesejahteraan Sosial. 4. Ibu Mastauli Siregar, S.Sos, M.Sp, selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi petunjuk serta arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
5. Ibu Hairani Siregar S.Sos, M.Sp, selaku dosen wali yang membantu penulis selama masa perkuliahan. 6. Seluruh Dosen dan Pegawai Depatemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU. 7. Bapak Direktur Utama dan Rumah Sakit Haji Medan besarta seluruh staf dan pegawainya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian di rumah sakit tersebut. 8. Khususnya kepada ayahanda tersayang M.Rajab Lubis dan ibunda tersayang Hotma Sari Matondang yang telah memberikan kasih sayang, perhatian, bantuan materi, moril maupun spiritual. 9. Saudara-saudaraku tersayang, Bang rahmat, Kak Lia, Ila dan Manca. 10. Keluarga Opung, Ujing Ema, Udak Mes, Ujing Butet, Ujing Ita, dan sepupusepupuku (Midah, Mael, Asrul, dll). 11. Seluruh saudara-saudaraku di Medan, Tangga Bosi dan dimana pun kalian berada. 12. Sahabat SMA ku (Sakinah dan Fazil). 13. Sahabat seperjuangan Kesos ‘05(Eti, Febri, Joni, Tyo, Anti, Selfi, Mele, Ramot, Samri, Gita, Dewi, Agung, Rizki “Papi”), makasih ya woi !!! 14. Teman-teman di Kessos angkatan 2005. 15. Senior-seniorku (Bang Januardi, Bang Teguh, Bang Yono, Bang Fajar,Bg. Mirza, dll).
Akhirnya dengan keterbatasan ilmu yang penulis miliki, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Walaupun demikian skripsi ini mudah-mudahan berguna untuk membangun ilmu pengetahuan di bidang kesejahteraan sosial khususnya dan sosial dan politik umumnya. Terima Kasih. Medan,
Maret 2009 Penulis
Siti Chotimah Lubis NIM : 050902055 Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
ABSTRAK Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Terhadap Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan Pemerintah sebagai instansi tertinggi yang bertanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan penduduk atau masyarakat harus pula memenuhi kewajiban dalam menyediakan sarana pelayanan kesehatan, serta menyelenggarakan sistem asuransi kesehatan sehingga penduduk yang sakit dapat disembuhkan. Salah satu program yang dibuat pemerintah adalah Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Rumah Sakit Haji Medan merupakan salah satu dari 17 rumah sakit di Medan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada pengguna Jamkesmas. Pelayanan kesehatan yang diberikan Rumah Sakit Haji Medan kepada pengguna atau peserta Jamkesmas antara lain pelayanan Rawat Jalan Tindak Lanjutan (RJTL) dan pelayanan Rawat Inap Tindak Lanjutan (RITL) yang mencakup tindakan pelayanan obat, penunjang diagnosik, pelayanan darah serta pelayanan lainnya. Rumah Sakit Haji Medan selaku lembaga yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan terindikasi kurang memberikan pelayanan kesehatan yang memuaskan kepada pasiennya. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Haji Medan tepatnya di terletak di Jalan RS. Haji Medan Estate No.1, Kabupaten Deli Serdang. Tipe penelitian yang digunakan adalah bersifat deskripif dengan populasi sebanyak 95 orang, yang menadi sampel adalah 17 orang untuk pasien Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) dan 78 orang untuk pasien Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL). Pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sample. Teknik pengumpulan data dengan metode angket, wawancara, observasi dan library research atau studi kepustakaan. Sedangkan teknik analisis data adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kaulitatif. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi pengguna Jamkesmas terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan adalah positif. Terlihat dari tingginya tingkat kepuasan pasien Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) yang menjadi responden terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan yaitu sebesar 88,5 % dan juga tingginya tingkat kemaksimalan pelayanan yang diberikan Rumah Sakit Haji Medan kepada responden yaitu sebesar 87,2 %. Sedangkan untuk pasien yang Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) tingkat kepuasannya sebesar 82,4 % dan tingkat kemaksimalnnya adalah sebesar 94,1 %. Kata Kunci : Pelayanan, Kesehatan.
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
Hal KATA PENGANTAR………………………………………………………….i ABSTRAK ……………………………………………………………………..iii DAFTAR ISI …………………………………………………………………. iv DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………..vi DAFTAR TABEL ……………………………………………………………..vii DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………...x
BAB I
: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………………………………………………1 1.2 Perumusan Masalah …………………………………………6 1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………6 1.4 Manfaat Penelitian …………………………………………..6 1.5 Sistematika Penulisan ……………………………………….7
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi ……………………………………………………...8 2.2 Jamkesmas …………………………………………………..15 2.3 Pelayanan Kesehatan ………………………………………..20 2.4 Kerangka Pemikiran ………………………………………...25 2.5 Definisi Konsep dan Definisi Operasional ………………… 27
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian …………………………………………….30 3.2 Lokasi Penelitian ………………………………………….30 3.3 Populasi dan Sampel ………………………………………30 3.4 Teknik Pengumpulan Data ………………………………..32 3.5 Teknik Analisa Data ………………………………………33
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
BAB IV : DESKRIPSI LOKASI 4.1 Sejarah Singkat …………………………………………...35 4.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Haji Medan …………...38 4.3 Fasilitas Rumah Sakit Haji Medan ……………………… 44
BAB V : ANALISA DATA 5.1 Identitas/ Karakteristik Responden ……………………….47 5.2 Pengetahuan Dan Pemahaman Responden Tentang Program Jamkesmas ……………………………………...51 5.3 Pelayanan Kesehatan yang Diberikan Kepada Responden ………………………………………………. 55
BAB VI : KESIMPULN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ………………………………………………70 6.2 Saran ……………………………………………………..70
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
No.
Gambar
Hal
2.2.3 Alur Pelayanan di Rumah Sakit ……………………………………….. 18 2.4
Bagan Kerangka Pemikiran ……………………………………………. 26
4.2
Struktur Organisasi Rumah Sakit Haji Medan …………………………. 43
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
No. 1.
Tabel
Hal
Tabel Jumlah Pasien Jamkesmas yang Berobat di Rumah Sakit Haji Medan ……………………………………………... 31
2.
Jumlah tempat tidur untuk pasien …………………………………….. 45
3.
Distribusi Menurut Jenis Kelamin ……………………………………..48
4.
Distribusi Menurut Umur ……………………………………………. 48
5.
Distribusi Menurut Agama …………………………………………… 49
6.
Distribusi Menurut Mata Pencaharian
7.
Distribusi Menurut Suku……………………………………………….50
8.
Tingkat Pengetahuan Responden tentang Pengertian Program Jamkesmas …………………………………………………………… 51
9.
Tingkat Pengetahuan Responden tentang Tujuan Program Jamkesmas …………………………………………………………… 52
10.
Penilaian Responden terhadap Adanya Program Jamkesmas ………. 53
11.
Tingkat Pengetahuan Responden terhadap Rumah Sakit di Medan Penerima Pengguna Jamkesmas ……………………………………. 54
12.
Lama Pasien Dirawat Inap ………………………………………….. 55
13.
Penggunaan Kartu Jamkesmas di Rumah Sakit Haji ……………….. 55
14.
Yang Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Responden ………………56
15.
Intensitas Dokter Melakukan Pemeriksaan Tiap Hari ……………… 57
16.
Penilaian Responden terhadap Ketepatan Waktu Dokter dalam Melakukan Pemeriksaan Kesehatan …………………………………57
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
17.
Penilaian Responden terhadap Kesigapan Dokter atau Perawat …… 58
18.
Penilaian Responden terhadap Kemampuan Dokter dalam Menjelaskan Penyakit Responden …………………………………. 59
19.
Penilaian Responden terhadap Sikap Dokter dan Perawat ………… 60
20.
Penilaian Responden terhadap Prosedur Administrasi untuk Rawat Jalan ………………………………………………………… 61
21.
Penilaian Responden tentang Rumah Sakit yang Selalu Memberian Petunjuk atau Informasi yang sebenarnya kepada Responden …….. 62
22.
Penilaian Responden terhadap Rumah Sakit Haji yang Lebih Mengutamakan Pasien Non-Jamkesmas daripada Pasien Jamkesmas …………………………………………………………. 63
23.
Penilaian Responden terhadap Kondisi Kamar Inap Rumah Sakit Haji Medan …………………………………………………………. 64
24.
Penilaian Responden Terhadap Kebersihan Kamar Inap Rumah Sakit Haji Medan …………………………………………………… 64
25.
Penilaian Responden terhadap Kelengkapan Obat …………………. 65
26.
Penilaian Responden terhadap Kualitas Obat yang Diberikan Rumah Sakit Haji Medan…………………………………………… 66
27.
Penilaian Responden terhadap Peningkatan Mutu Pelayanan ……… 67
28.
Penilaian Responden terhadap Kepuasan Pelayanan yang Diberikan …........................................................................................ 67
29.
Alasan Responden Menggunakan Kartu Jamkesmas di Rumah Sakit Haji Medan …………………………………………………………. 68
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
30.
Penilaian Responden tentang Ada atau Tidaknya Hal-hal yang Mengganggu Kelancaran dalam Mendapatkan Pelayanan Kesehatan …………………………………………………………. 69
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Lampiran
Hal
1. Contoh Surat Keabsahan Peserta (SKP) ………………………………… 74 2. Bukti Rawat Jalan Peserta Jamkesmas ………………………………….. 75 3. Resep Dokter ……………………………………………………………. 76 4. Keputusan Komisi Pembimbing …………………………………………77 5. Berita Acara Seminar Proposal …………………………………………..78 6. Permohonan Izin Penelitian di Rumah Sakit Haji Medan ……………… 79 7. Surat Izin Riset oleh Rumah Sakit Haji Medan ………………………… 80 8. Surat Selesai Riset oleh Rumah Sakit Haji Medan ………………………81 9. Kuesioner Penelitian ……………………………………………………..82
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pembangunan dibidang kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional, pemerintah sebagai institusi tertinggi yang bertanggungjawab atas pemeliharaan kesehatan harus pula memenuhi kewajiban dalam penyediaan sarana pelayanan kesehatan. Sebagaimana diketahui pembangunan kesehatan merupakan kunci sukses yang mendasari pembangunan lainnya, dengan kata lain kesehatan merupakan kebutuhan manusia yang utama dan menjadi prioritas yang mendasar bagi kehidupan. Pelaksanaan pembangunan dibidang kesehatan melibatkan seluruh warga masyarakat Indonesia, hal tersebut dapat dimengerti karena pembangunan kesehatan mempunyai hubungan yang dinamis dengan sektor lainnya. Namun pada kenyataannya, tingkat derajat kesehatan masyarakat Indonesia terutama masyarakat miskin dan kurang mampu masih rendah. Menurut data BPS tahun 2007 derajat kesehatan masyarakat miskin berdasarkan indikator Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia, masih cukup tinggi, yaitu AKB sebesar 26,9 per 1000 kelahiran hidup dan AKI sebesar 248 per 100.000 kelahiran hidup serta Umur Harapan Hidup 70,5 Tahun. Derajat kesehatan masyarakat miskin yang masih rendah tersebut diakibatkan karena sulitnya masyarakat miskin maupun kurang mampu mendapatkan akses terhadap pelayanan kesehatan. Kesulitan akses pelayanan ini
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktornya yaitu tidak adanya kemampuan secara ekonomi dikarenakan biaya kesehatan yang mahal. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang Nomor 23/ 1992 tentang Kesehatan, ditetapkan bahwa setiap
orang berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Oleh karena itu, pada awal pemerintahan SBY – JK telah diambil kebijakan strategis untuk menggratiskan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. Sejak 1 Januari 2005 program ini menjadi Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Maskin (JPKMM) yang populer dengan nama Askeskin (Prapatan, 2008). Program ini bertujuan meningkatkan akses pelayanan kesehatan masyarakat miskin dan tidak mampu. Melalui Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin ini diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu melahirkan, menurunkan angka kematian bayi dan balita serta penurunan angka kelahiran disamping dapat terlayaninya kasus-kasus kesehatan masyarakat miskin umumnya (Keputusan Menteri Kesehatan No.125/Menkes/SK/II/2008 Tanggal 6 Februari 2008 Tentang Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat). Pada awal tahun 2005 sasaran program berjumlah 36,1 juta jiwa penduduk miskin di seluruh Indonesia. Sejalan dengan usulan Pemerintah Daerah dan bersamaan dengan Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS-BBM), mulai pertengahan tahun 2005 sampai tahun 2006 sasaran disesuiakan dengan jumlah rumah tangga (RTM) atau sekitar 76,4 juta jiwa. Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
Masyarakat miskin memperoleh pelayanan kesehatan secara berjenjang mulai dari rawat jalan dan rawat inap di Puskesmas, sampai rujukan rawat spesifikasi dan rawat inap di kelas tiga rumah sakit (Prapatan, 2008). Pada tahun 2008 program Askeskin ini diubah namanya menjadi Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang tidak mengubah jumlah sasaran. Program ini bertujuan untuk memberi akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat sangat miskin, miskin dan mendekati miskin berjumlah 76.4 juta jiwa (Keputusan Menteri Kesehatan No.125/Menkes/SK/II/2008 Tanggal 6 Februari 2008 Tentang Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat). Untuk penduduk Provinsi Sumatera Utara jumlah kuota masyarakat miskin yang ditanggung pada 2008 sama jumlahnya dengan 2007 yaitu 4.124. 247 jiwa dari 12.122.520 jiwa seluruh penduduk Sumatera Utara berarti sekitar 34,02 % (yaahowu, 2008). Khusus untuk wilayah Kota Medan penerima Jamkesmas ditetapkan berjumlah 412.249 jiwa. Rumah sakit sebagai wadah pelayanan kesehatan harus mempunyai fungsi utama menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi penderita. Sehubungan dengan itu dapatlah dinyatakan rumah sakit adalah sisi pemberi pelayanan kepada masyarakat dengan segala latar belakang sosial kulturnya, tanpa pandang bulu sebagai sisi yang mengharapkan akan menerima pelayanan dengan baik. Dalam mendukung pelaksanaan program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin atau yang sekarang lebih dikenal dengan Jamkesmas, rumah sakit memiliki peranan yang sangat penting. Peranannya adalah memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang menjadi pengguna atau peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
Menurut Kadis Kesehatan Kota Medan dr Umar Zein DTM&H SpPD KPTI, mulai saat ini sudah ada 17 Rumah Sakit Umum (RSU) yang siap melayani pasien Jamkesmas. Beberapa rumah sakit selain RSU Pirngadi Medan , RS Haji Medan, RSU H Adam Malik, di antaranya RSU Bina Kasih, RSU Martha Friska dan RSU Imelda, RSU Angkatan Laut Belawan, RSU Tentara Putri Hijau Medan, RSU Estomihi, RSU Mitra Sejati, RSU Maya Sari, RSU Boloni, RSU Malahayati, RSU Sundari, RSU Bina Azis, RSU Wulan Windi dan RSU Tanjung Morawa (Pemkomedan, 2008). Rumah Sakit Haji Medan merupakan sebuah organisasi yang bergerak dibidang jasa perawatan medis dan merupakan salah satu rumah sakit yang bernafaskan islam di Kota Medan. Rumah sakit ini berdiri tanggal 04 Juli 1992 dan terletak di jalan RS. Haji-Medan Estate Kabupaten Deli Serdang dan termasuk dalam 17 rumah sakit di Kota Medan yang memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang menjadi pengguna atau peserta Jamkesmas. Pelayanan kesehatan yang diberikan Rumah Sakit Haji Medan kepada pengguna atau peserta Jamkesmas antara lain pelayanan Rawat Jalan Tindak Lanjutan (RJTL) dan pelayanan Rawat Inap Tindak Lanjutan (RITL) yang mencakup tindakan pelayanan obat, penunjang diagnosik, pelayanan darah serta pelayanan lainnya. Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, penulis menemukan ada beberapa permasalahan terutama menyangkut dalam pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak Rumah Sakit Haji
Medan kepada pasiennya. Hal ini
terungkap karena penulis seringkali mendengar keluhan dari beberapa pasien yang Non Jamkesmas bahwa belum memuaskannya pelayanan kesehatan yang Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
diberikan baik dari kualitas perlengkapan maupun kualitas pelayanan lainnya seperti pelayanan medik, pelayanan obat-obatan dan pelayanan administrasi. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa Rumah Sakit Haji Medan selaku lembaga yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan terindikasi kurang memberikan pelayanan kesehatan yang memuaskan kepada pasien NonJamkesmas yang notabene adalah pasien yang menanggung biaya rumah sakit secara pribadi. Bila pasien yang Non Jamkesmas saja pelayanan kesehatan yang diberikan kurang memuaskan, bagaimana lagi pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien yang termasuk dalam pengguna Jamkesmas. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengetahui apakah Rumah Sakit Haji Medan sebagai salah satu dari 17 rumah sakit di Medan yang menerima pengguna Jamkesmas melakukan pelayanan kesehatan yang memuaskan bagi pengguna Jamkesmas dengan cara mencari tahu bagaimana “Persepsi pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan”.
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
1.2 Perumusan Masalah Dengan melihat latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah yang akan dikemukakan yaitu bagaimana “Persepsi pengguna Jamkesmas terhadap pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Haji Medan ?”
1.3 Tujuan Penelitian Adapun penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui “Persepsi pengguna Jamkesmas terhadap pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Haji Medan”.
1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan atau referensi dalam rangka mengembangkan konsep-konsep, teori-teori, terutama model pemecahan masalah pelayanan kesehatan yang diberikan Rumah Sakit Haji Medan kepada pengguna Jamkesmas khususnya dan bagi instansi yang terkait baik pemerintahan maupun pihak yang lainnya.
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
1.5 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I
:
PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat serta sistematika penulisan penelitian.
BAB II
:
TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan tentang teori-teori yang berkaitan dengan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, definisi konsep dan definisi operasional.
BAB III
:
METODE PENELITIAN Bab ini berisikan, tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data.
BAB IV
:
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Bab ini berisikan gambaran umum lokasi penelitian dimana penulis mengadakan penelitian.
BAB V
:
ANALISA DATA Bab ini berisikan uraian data yang diperoleh penulis dari hasil penelitian dan pembahasannya
BAB VI
:
PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang penulis berikan sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan.
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persepsi 2.1.1 Pengertian Persepsi Pada dasarnya persepsi merupakan suatu proses yang terjadi di dalam pengamatan seseorang terhadap orang lain. Persepsi terhadap satu objek yang ada disekitar manusia pada dasarnya berbeda dengan lainnya karena sebagai makhluk individu setiap manusia memiliki pandangan yang berbeda sesuai dengan tingkat pengetahuan dan pemahamannya. Semakin tinggi pengetahuan dan pemahaman seseorang terhadap suatu objek yang dipersepsikan maka semakin baik bentuk persepsi orang tersebut terhadap objek begitu pula sebaliknya. Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal dari bahasan Latin perception; dari percipere, yang artinya menerima atau mengambil (Sobur, 2003). Persepsi seseorang bisa diartikan sebagai proses, pemahaman terhadap sesuatu informasi yang disampaikan oleh orang lain yang sedang saling berkomunikasi, berhubungan atau kerjasama. Jadi setiap orang tidak terlepas dari persepsi. Persepsi menurut
Morgan, King dan Robinson (Rukminto, 1994),
persepsi menunjuk bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan, mengecap dan mencium dunia sekitar kita, dengan kata lain persepsi dapat pula didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dialami oleh manusia. Sedangkan menurut Kimbal Young (Walgito, 1999), persepsi adalah sesuatu yang menunjukkan aktifitas, merasakan, mengidentifikasikan dan Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
memahami objek baik fisik maupun sosial. Definisi ini menekankan bahwa persepsi akan timbul setelah seseorang atau sekelompok orang terlebih dahulu merasakan kehadiran suatu objek dan setelah dirasakan akan menginterpretasikan objek yang dirasakannya tersebut.
2.1.2 Proses Persepsi Adapun proses persepsi menurut Udai Pareek (Sobur, 2003) antara lain: 1. Proses menerima rangsangan Proses pertama dalam persepsi ialah menerima rangsangan atau data dari berbagai sumber. Kebanyakan data diterima melalui pancaindera. Kita melihat sesuatu, mendengar, mencium, merasakan, atau menyentuhnya, sehingga kita mempelajari segi-segi lain dari sesuatu itu. 2. Proses menyeleksi rangsangan Setelah diterima, rangsangan atau data diseleksi. Tidaklah mungkin untuk memperhatikan semua rangsangan yang telah diterima. Demi menghemat perhatian yang digunakan, rangsangan-rangsangan itu disaring dan diseleksi untuk diproses lebih lanjut. Ada dua kumpulan faktor menentukan seleksi rangsangan itu, yaitu: a. Faktor-faktor intern 1) Kebutuhan psikologis Kebutuhan seseorang mempengaruhi persepsinya. Kadang-kadang, ada hal yang “kelihatan” (yang sebenarnya tidak ada), karena kebutuhan psikologis. Misalnya, seorang yang haus bisa melihat air di banyak tempat; fatamorgana seperti itu biasa sekali terjadi di padang pasir. Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
Jika seseorang kehilangan hal tertentu yang dibutuhkan, mereka lebih sering melihat barang itu. 2) Latar belakang Latar belakang mempengaruhi hal-hal yang dipilih dalam persepsi. Orang-orang dengan latar belakang tertentu mencari orang-orang dengan latar belakang yang sama. 3) Pengalaman Pengalaman mempersiapkan seseorang untuk mencari orang-orang, hal-hal, dan gelaja-gejala yang mungkin serupa dengan pengalaman pribadinya. Seseorang yang mempunyai pengalaman buruk dalam bekerja dengan jenis orang tertentu, mungkin akan menyeleksi orangorang ini untuk jenis persepsi tertentu. 4) Kepribadian Kepribadian juga mempengaruhi persepsi. Seorang yang introvert mungkin akan tertarik kepada orang-orang yang serupa atau sama sekali berbeda. Berbagai faktor dalam kepribadian mempegaruhi seleksi dalam persepsi. 5) Sikap dan kepercayaan umum Sikap dan kepercayaan umum juga mempengaruhi persepsi. Orangorang yang mempunyai sikap tertentu terhadap karyawan wanita atau karyawan
yang
termasuk
kelompok
bahasa
tertentu,
besar
kemungkinan akan melihat berbagai hal kecil yang tidak diperhatikan oleh orang lain.
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
6) Penerimaan diri Penerimaan diri merupakan sifat penting yang mempengaruhi persepsi. Beberapa telah menunjukkan bahwa mereka yang lebih ikhlas menerima kenyataan diri akan lebih tepat menyerap sesuatu dari pada mereka yang kurang ikhlas menerima realitas dirinya. Untuk yang terakhir ini cenderung mengurangi kecermatan persepsi. Implikasi dari fakta ini ialah kecermatan persepsi dapat ditingkatkan dengan membantu orang-orang untuk lebih menerima diri mereka sendiri.
b. Faktor Ekstern 1) Intensitas Pada umumnya, rangsangan yang lebih intensif, mendapatkan lebih banyak tanggapan dari pada rangsangan yang kurang intens. 2) Ukuran Pada umumnya, benda-benda yang lebih besar lebih menarik perhatian. Barang yang lebih besar lebih cepat dilihat. 3) Kontras Biasanya, hal-hal lain dari biasa kita lihat akan cepat menarik perhatian. Jika orang biasa mendengar suara tertentu dan sekonyongkonyongnya ada perubahan dalam suara itu, hal itu akan menarik perhatian. Banyak orang secara sadar atau tidak, melakukan hal-hal yang aneh untuk menarik perhatian. Prilaku yang luar biasa menarik perhatian karena prinsip-prinsip perbedaan itu.
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
4) Gerakan Hal-hal yang bergerak lebih menarik perhatian dari pada hal-hal yang diam. 5) Ulangan Biasanya hal-hal yang berulang dapat menarik perhatian. Akan tetapi, ulangan yang terlalu sering, dapat menghasilkan kejenuhan semantik dan dapat kehilangan arti perseptif. 6) Keakraban Hal-hal yang akrab atau dikenal lebih menarik perhatian. Hal ini terutama jika hal tertentu tidak diharapkan dalam rangka tertentu. 7) Sesuatu yang baru Faktor ini kedengarannya bertentangan dengan faktor keakraban. Akan tetapi, hal-hal baru juga menarik perhatian. Jika orang sudah biasa dengan kerangka yang sudah dikenal, sesuatu yang baru menarik perhatian. 3. Proses Pengorganisasian Rangsangan yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalan suatu bentuk. Ada tiga dimensi utama dalam pegorganisasian rangsangan, yaitu : a. Pengelompokan Berbagai rangsangan yang telah diterima dikelompokkan dalam suatu bentuk. Beberapa faktor digunakan untuk mengelompokkan rangsangan itu, antara lain :
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
1) Kesamaan,
rangsangan-rangsangan
yang
mirip
dijadikan
satu
kelompok. 2) Kedekatan, hal-hal yang lebih dekat antara satu dan yang lain juga dikelompokkan menjadi satu. 3) Ada suatu kecenderungan untuk melengkapi hal-hal yang dianggap belum lengkap. b. Bentuk timbul dan latar Prinsip lain dari dalam mengatur rangsangan disebut bentuk timbul dan latar. Hal ini merupakan salah satu proses persepsi yang paling menarik dan paling pokok. Dalam melihat rangsangan atau gejala, ada kecenderungan untuk memusatkan perhatian pada gejala-gejala tertentu yang timbul menonjol, sedangkan rangsangan atau gejala lainnya berada di latar belakang. c. Kemampuan persepsi Ada suatu kecenderungan untuk menstabilkan persepsi, dan perubahanperubahan konteks tidak mempengaruhinya. Dunia perspsi diatur menuut prinsip kemantapan. Dalam persepsi dunia tiga dimensional, faktor ketetapan memainkan peranan yang penting. 4. Proses Penafsiran Setelah rangsangan atau data diterima dan diatur, si penerima lalu menafsirkan data itu dengan berbagai cara. Dikatakan bahwa telah terjadi persepsi setelah data itu ditafsirkan. Persepsi pada pokoknya memberikan arti pada berbagai data dan informasi yang diteima.
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
5. Proses Pengecekan Sesudah data diterima dan ditafsirkan, si penerima mengambil beberapa tindakan untuk mengecek apakah penafsirannya benar atau salah. Proses pengecekan ini mengkin terlalu cepat dilakukan dari waktu ke waktu untuk menegaskan apakah penafsiran atau persepsi dibenarkan atau data baru. Data atau kesan-kesan itu dapat dicek dengan menanyakan kepada orangorang lain mengenai persepsi mereka. 6. Proses Reaksi Tahap terakhir dari proses perceptual ialah bertindak sehubungan dengan apa yang telah dicerap. Hal ini biasanya dilakukan jika seseorang berbuat suatu sehubungan dengan persepsinya. Misalnya, seseorang bertindak sehubungan dengan persepsi yang baik atau yang buruk yang telah dibentuknya.
Lingkaran
persepsi
itu
belum
sempurna
sebelum
menimbulkan suatu tindakan. Lingkaran persepsi ini bisa tersembunyi dan bisa pula terbuka. Tindakan tersembunyi berupa pembentukan pendapat atau sikap, sedangkan tindak yang terbuka berupa tindakan nyata sehubungan dengan persepsi itu. Satu gelaja yang telah menarik perhatian sehubungan dengan tindakan tersembunyi ialah “pembentukan kesan”. Pembentukan kesan ialah cara seorang pencerap membentuk kesan tertentu atas suatu objek atau atas seseorang menurut cirri-ciri yang dicerapnya, atau data yang ia terima dari berbagai sumber.
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
2.2 Jamkesmas 2.2.1 Pengertian Jamkesmas Jamkesmas merupakan singkatan dari Jaminan Kesehatan Masyarakat dan merupakan bagian dari pengentasan kemiskinan yang bertujuan agar akses dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dapat ditingkatkan sehingga tidak ada lagi Maskin yang kesulitan memperoleh pelayanan kesehatan karena alasan biaya (Prapatan, 2008).
2.2.2 Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan Umum Meningkatkan akses dan
mutu
kesehatan
terhadap
seluruh
masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien. 2. Tujuan Khusus a. Meningkatkan cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu mendapat pelayanan kesehatan di Puskesmas serta jaringannya dan Rumah Sakit. b. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. c. Terselanggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel.
3. Sasaran Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
Sasaran program adalah masyarakat miskin dan tidak mampu di seluruh Indonesia sejumlah 76,4 juta jiwa, tidak termasuk yang sudah mempunyai jaminan kesehatan lainnya.
2.2.3 Prosedur Pelayanan Kesehatan Prosedur untuk memperoleh pelayanan kesehatan bagi peserta, sebagai berikut : 1. Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan dasar berkunjung ke Puskesmas dan jaringannya. 2. Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, peserta harus menunujukkan Kartu Jamkesmas. 3. Apabila peserta Jamkesmas memerlukan pelayanan kesehatan rujukan, maka yang bersangkutan dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan disertai surat rujukan dan kartu peserta
yang ditunjukkan sejak awal sebelum
mendapat pelayanan kesehatan, kecuali pada kasus emergensi. 4. Untuk memperoleh pelayanan rawat jalan di rumah sakit peserta harus menunjukkan kartu peserta dan surat rujukan dari puskesmas di loket Pusat Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit (PPATRS). Kelengkapan berkas peserta diverifikasi kebenarannya oleh petugas PT Askes (Persero). Bila berkas sudah lengkap, petugas PT Askes (Persero) mengeluarkan Surat Keabsahan Peserta (SKP), dan peserta selanjutnya memeproleh pelayanan kesehatan.
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
5. Untuk memperoleh pelayanan rawat inap di rumah sakit peserta harus menunjukkan kartu peserta dan surat rujukan dari puskesmas di loket Pusat Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit (PPATRS). Kelengkapan berkas peserta diverifikasi kebenarannya oleh petugas PT Akes (Persero). Bila berkas sudah lengkap, petugas PT Askes (Persero) mengeluarkan Surat Keabsahan Peserta (SKP), dan peserta selanjutnya memeproleh pelayanan inap. 6. Pada kasus-kasus tertentu yang dilayani di IGD termasuk kasus gawat darurat di rumah sakit, peserta harus menunjukkan kartu peserta dan surat rujukan dari Puskesmas di loket Pusat Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit (PPTRS). Kelengkapan berkas peserta diverifikasi kebenarannya oleh petugas PT. Askes (Persero). Bila berkas sudah lengkap, petugas PT Askes (Persero) mengeluarkan surat keabsahan peserta (SKP). Bagi pasien yang tidak dirawat prosesnya sama dengan proses rawat jalan, sebaliknya bagi yang dinyatakan rawat inap prosesnya sama dengan proses rawat inap.
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
Gambar 2.2.3 Alur Pelayanan di Rumah Sakit
RJTL Peserta
Loket RS
SKP
Pelayanan Kesehatan
Pulang RITJ
Verifikasi Kepesertaan oleh PPTRS ( PT.Askes)
Daftar Peserta Jamkesmas menurut SK Bupati / Walikota
Kasus Emergency
2.2.4 Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatan Adapun jenis-jenis pelayanan kesehatan yang tersedia di rumah sakit yaitu : 1.
Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL), yang meliputi : a. Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan oleh dokter spesialis atau umum. b. Rehabilitasi Medik c. Penunjang diagnosik : laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik d. Tindakan medis kecil atau sedang e. Pemeriksaan dan pengobatan gigi tingkat lanjutan f. Pemberian obat yang mengacu pada Formalium Rumah Sakit
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
g. Pelayanan darah h. Pemeriksaan kehamilan dengan resiko tinggi dan penyulit 2. Pelayanan Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL), yang meliputi : a. Akomodasi rawat inap pada kelas III b. Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan c. Penunjang diagnosik : laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik d. Tindakan medis e. Operasi sedang dan besar f. Pelayanan rehabilitasi medis g. Perawatan intensif (ICU) h. Pemberian obat mengacu Formalium Rumah Sakit i.
Pelayanan darah
j.
Persalinan dengan resiko tinggi dan penyulit
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
2.3 Pelayanan Kesehatan 2.3.1 Pengertian Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, memulihkan
kesehatan
mencegah dan perseorangan,
menyembuhkan penyakit
keluarga,
kelompok
dan
serta
ataupun
masyarakat (Azwar, 1995).
2.3.2 Konsep Pelayanan Kesehatan Dasar Konsep pelayanan kesehatan dasar mencakup nilai-nilai dasar tertentu yang berlaku umum terhadap proses pengembangan secara menyeluruh, tetapi dengan penekanan penerapan di bidang kesehatan seperti berikut, (WHO, 1992) : 1. Kesehatan secara mendasar berhubungan dengan tersedianya dan penyebaran sumberdaya – bukan hanya sumberdaya kesehatan seperti dokter, perawat, klinik, obat, melainkan juga sumberdaya sosial – ekonomi yang lain seperti pendidikan, air dan persediaan makanan. 2. Pelayanan kesehatan dasar dengan demikian memusatkan perhatian kepada adanya kepastian bahwa sumberdaya kesehatan dan sumberdaya sosial yang ada telah tersebar merata dengan lebih memperhatikan mereka yang paling membutuhkannya. 3. Kesehatan adalah satu bagian penting dari pembangunan secara menyeluruh. Faktor yang mempengaruhi kesehatan adalah factor sosial, budaya, dan ekonomi di samping biologi dan lingkungan.
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
4. Pencapaian taraf kesehatan yang lebih baik memerlukan keterlibatan yang lebih banyak dari penduduk, seperti perorangan, keluarga, dan masyarakat, dalam pengambilan tindakan demi kegiatan mereka sendiri dengan cara menerapkan perilaku sehat dan mewujudkan lingkungan yang sehat.
2.3.3 Karakteristik Pelayanan Kesehatan Menurut Evan (Astaqauliyah, 2008) dibandingkan dengan kebutuhan hidup manusia yang lain, kebutuhan pelayanan kesehatan mempunyai tiga ciri utama yang terjadi sekaligus dan unik yaitu : uncertainty, asymetri of information dan externality. Ketiga ciri utama tersebut menyebabkan pelayanan kesehatan sangat unik dibandingkan dengan produk atau jasa lainnya. 1. Uncertainty Uncertainty atau ketidakpastian menunjukkan bahwa kebutuhan akan pelayanan kesehatan tidak bisa pasti, baik waktu, tempat maupun besarnya biaya yang dibutuhkan. Dengan ketidakpastian ini sulit bagi seseorang untuk menganggarkan kesehatannya.
biaya Penduduk
untuk yang
memenuhi
kebutuhan
akan
pelayanan
penghasilannya rendah tidak
mampu
menyisihkan sebagian penghasilannya untuk memenuhi kebutuhan yang tidak diketahui datangnya, bahkan penduduk yang relatif berpendapatan memadai sekalipun seringkali tidak sanggup memenuhi kecukupan biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan medisnya.. Maka dalam hal ini seseorang yang tidak miskin dapat menjadi miskin atau bangkrut mana kala ia menderita sakit.
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
2. Asymetry of Information Sifat kedua asymetry of Information menunjukkan bahwa konsumen pelayanan
kesehatan
berada
pada
posisi
yang
lemah
sedangkan
provider(dokter dan petugas kesehatan lainnya) mengetahui jauh lebih banyak tentang manfaat dan kualitas pelayann yang dijualnya. Ciri ini juga ditemukan oleh para ahli ekonomi kesehatan lain seperti Feldstein, Jacos, Rappaport, dan Phelps. Dalam pelayanan kesehatan, misalnya kasus ekstrim pembedahan, pasien hampir tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui apakah ia membutuhkan pelayanan tersebut atau tidak. Kondisi ini sering dikenal dengan consumen ignorence atau konsumen yang bodoh, jangankan ia mengetahui berapa harga dan berapa banyak yang diperlukan, mengetahui apakah ia memerlukan tindakan bedah saja tidak sanggup dilakukan meskipun pasien mungkin seorang profesor sekalipun. 3. Externality Externality menunjukkan bahwa konsumsi pelayanan kesehatan tidak saja mempengaruhi pembeli tetapi juga bukan pembeli.. Contohnya adalah konsumsi rokok yang mempunyai resiko besar pada bukan perokok, akibat dari ciri ini, pelayanan kesehatan membutuhkan subsidi dalam berbagai bentuk, oleh karena pembiayaan pelayanan kesehatan tidak saja menjadi tanggung jawab diri sendiri, akan tetapi perlunya digalang tanggung jawa bersama (publik). Ciri unik tersebut juga dikemukakan oleh beberapa ahli ekonomi kesehatan seperti Feldstein (1993).
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
2.3.4 Syarat-Syarat Pelayanan Kesehatan Agar pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan yang diinginkan, banyak syarat yang harus dipenuhi. Syarat yang dimaksud paling tidak mencakup delapan
hal
pokok
yakni
tersedia
(Available),
wajar
(Appropriate),
berkesinambungan (Continue), dapat diterima (Acceptable), dapat dicapai (Accesible), dapat dijangkau (affordable), efisien (efficient) serta bermutu (quality) (Azwar, 1995). 1. Ketersediaan Pelayanan Kesehatan (Available) Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut tersedia di masyarakat. 2. Kewajaran Pelayanan Kesehatan (Appropriate) Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut bersifat wajar, dalam arti dapat mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi. 3. Kesinambungan Pelayanan Kesehatan (Continue) Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut bersifat berkesinambungan, dalam arti tersedia setiap saat, baik menurut waktu atau kebutuhan pelayanan kesehatan. 4. Penerimaan Pelayanan Kesehatan (Acceptable) Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut dapat diterima oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan. 5. Ketercapaian Pelayanan Kesehatan (Accesible) Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut dapat dicapai oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan tersebut.
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
6. Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan (Affordable) Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut dapat dijangkau oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan. 7. Efisiensi Pelayanan Kesehatan (Efficient) Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut dapat diselenggarakan secara efisien. 8. Mutu Pelayanan Kesehatan (Quality) Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut dapat menyembuhkan pasien serta tindakan yang dilakukan aman. Adapun kriteria-kriteria pelayanan yang memuaskan menurut DR. Bob Woworutu (Noveniawanata, 2008) adalah : 1. Kebutuhan masyarakat dapat di penuhi. 2. Mampu memberikan pelayanan yang baik. 3. Tidak berbelit-bekit. 4. Menyingkat waktu tunggu masyarakat. 5. Dapat menguntungkan semua pihak. Mutu pelayanan hanya dapat diketahui apabila sebelumnya telah dilakukan penilaian, baik terhadap tingkat kesempurnaan, sifat, totalitas dari wujud serta ciri atau pun terhadap standar yang telah ditetapkan. Dalam kenyataannya melakukan penilaian ini tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan mutu pelayanan tersebut bersifat multi-demensional yang artinya setiap orang dapat saja melakukan penilaian yang berbeda-beda tergantung dari latar belakang dan kepentingan masing-masing orang (Azwar, 1995).
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
2.4 Kerangka Pemikiran Sulitnya akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktornya yaitu tidak adanya kemampuan secara ekonomi dikarenakan biaya kesehatan yang mahal. Oleh karena itu, pada awal pemerintahan SBY – JK telah diambil kebijakan strategis untuk menggratiskan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. Sejak 1 Januari 2005 program ini menjadi Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Maskin (JPKMM) yang popular dengan nama Askeskin yang kemudian pada tahun 2008 diubah namanya menjadi Jaminan Kesehatan Masyarakat atau Jamkesmas. Apabila masyarakat miskin yang sudah terdaftar sebagai pengguna Jamkesmas memerlukan pelayanan kesehatan, maka mereka berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Salah satu rumah sakit di Medan yang menerima pengguna Jamkesmas adalah Rumah Sakit Haji Medan. Dengan demikian Rumah Sakit Haji Medan harus memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat pengguna Jamkesmas yang memerlukan pelayanan kesehatan, yang meliputi pelayanan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) dan pelayanan Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL). Setelah mendapatkan pelayanan kesehatan dari rumah sakit Haji Medan, para pengguna Jamkesmas akan mempunyai persepsi baik itu bersifat positif atau negatif tentang bagaimana pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Haji Medan. Untuk itulah peneliti ingin mengetahui bagaimana persepsi pengguna Jamkesmas tersebut terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Rumah Sakit Haji Medan. Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
Gambar. 2.4 Bagan Kerangka Pemikiran
Rumah Sakit Haji Medan
Pelayanan kesehatan yang diberikan RS Haji Medan
Pengguna Jamkesmas
1. Sarana dan prasarana. 2. Pelayanan medis 3. Pelayanan administrasi
Persepsi pengguna Jamkesmnas terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
2.5 Definisi Konsep & Definisi Operasional 2.5.1 Definisi Konsep Konsep
adalah
istilah
atau
definisi
yang
digunakan
untuk
menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1989). Definisi konsep bertujuan untuk merumuskan dan mendefinisikan istilah-istilah yang digunakan secara mendasar agar tercipta suatu persamaan persepsi dan menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan penelitian. Untuk memfokuskan penelitian ini maka peneliti memberikan batasan konsep yang diangkat dalam penelitian ini : 1. Persepsi adalah proses, pemahaman terhadap sesuatu informasi yang disampaikan oleh orang lain yang sedang saling berkomunikasi, berhubungan atau kerjasama. 2. Jamkesmas merupakan singkatan dari Jaminan Kesehatan Masyarakat dan merupakan program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. 3. Pelayanan Kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat.
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
2.5.2 Definisi Operasional Definisi operasional adalah informasi ilmiah yang membantu peneliti dengan menggunakan satu variabel atau dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagiamana mengukur suatu variabel. Adapun yang menjadi definisi operasional dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas Variabel bebas (X) adalah segala gejala faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya variabel kedua yang disebut sebagai variabel terikat. Tanpa variabel ini maka variabel berubah sehingga akan muncul menjadi variabel terikat yang berbeda atau lain atau bahkan sama sekali tidak ada yang muncul (Nawawi, 1995). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengguna Jamkesmas dengan indikator : a. Pengguna Jamkesmas yang memiliki Kartu Jamkesmas. b. Pasien RITL yang menginap di ruang kelas III minimal 3 hari di rumah sakit. c. Pasien RJTL minimal 3 kali berobat ke Rumah Sakit Haji Medan. 2. Variabel Terikat Variabel terikat (Y) adalah sejumlah gejala atau faktor maupun unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan adanya variabel bebas dan bukannya karena adanya variabel lain (Nawawi, 1995). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pelayanan kesehatan dengan indikator : a. Kebutuhan pasien dapat di penuhi. Tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan yang lengkap bagi pasien RITL dan RJTL pengguna Jamkesmas seperti kamar inap, obat-obatan, peralatan dan perlengakapan pelayanan kesehatan lainnya. Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
b. Mampu memberikan pelayanan yang baik. 1) Cepatnya tanggapan dari petugas kesehatan dalam memenuhi kebutuhan pasien RITL dan RJTL pengguna Jamkesmas. 2) Sikap yang baik dari petugas kesehatan dalam melayani pasien RITL dan RJTL pengguna Jamkesmas . 3) Adanya komuniksi yang baik antara petugas kesehatan dengan pasien RITL dan RJTL pengguna Jamkesmas. c. Tidak berbelit-belit. 1) Administrasi masuk rumah sakit yang mudah bagi pasien RITL pengguna Jamkesmas. 2) Administrasi yang mudah untuk berobat bagi pasien RJTL penggguna Jamkesmas. 3) Adanya kejelasan yang tepat tentang jenis penyakit yang diderita pasien pengguna Jamkesmas. d. Menyingkat waktu tunggu pasien. Dipermudah dan dipercepat pelayanan pengurusan administrasi bagi pasien RJTL dan RITL sehingga pasien tidak harus mengantri berjam-jam lamanya. e. Dapat menguntungkan semua pihak. 1) Bagi rumah sakit dapat menigkatkan pendapatan atau keuntungan untuk rumah sakit. 2) Bagi pasien RITL dan RJTL mendapatkan kesembuhan dari penyakit yang diderita.
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskripstif yaitu
suatu prosedur
pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek peneleitian (seseorang, lembaga, masayarkat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagimana adanya ( Nawawi, 1990). Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi pengguna Jamkesmas terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan.
3.2 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Haji Medan yang terletak di Jalan RS. Haji Medan Estate No.1, Kabupaten Deli Serdang.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan dari objek penulisan yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakter tertentu dalam suatu penelitian (Nawawi, 1990).
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah rata-rata jumlah pengguna Jamkesmas yang menerima pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan dengan perincian sebagai berikut : Tabel 1. Jumlah Pasien Jamkesmas yang Berobat di Rumah Sakit Haji Medan
No
Bulan
Jumlah Pasien Rawat Inap (/Pasien) 1. April 222 2. Mei 209 3. Juni 184 4. Juli 165 5. Agustus 186 6. September 67 JUMLAH 1033 Sumber : Rumah Sakit Haji Medan. 2008
Jumlah Pasien Rawat Jalan (/Pasien) 858 1092 901 690 836 316 4693
3.3.2 Sampel Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti yang dianggap dapat menggambarkan populasinya (Soehartono, 2004). Pada penelitian ini jumlah sampel tidak dapat dihitung dengan pasti. Hal ini dikarenakan yang menjadi sampel adalah pasien yang menggunakan Kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat di Rumah Sakit Haji Medan yang tiap hari atau bulannya tidak bisa dipastikan jumlahnya. Pasien yang menggunakan
Kartu Jamkesmas di Rumah Sakit Haji
Medan dari bulan April sampai Desember 2008 berjumlah 1033 orang untuk rawat inap dan 4693 orang untuk rawat jalan, jadi rata-rata yang pasien yang berobat tiap bulannya adalah 172 orang untuk rawat inap dan 782 untuk rawat jalan. Maka penulis hanya mengambil 10 % dari jumlah pasien yang berobat
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
setiap bulannya yaitu 17 orang untuk rawat inap dan 78 untuk rawat jalan, sehingga total responden yang akan peneliti teliti berjumlah 95 orang. Adapun teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan teknik purposive sampling, yaitu penentuan sampel dilakukan dengan sengaja. Dalam hal ini, yang akan 28 menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pengguna Jamkesmas yang memiliki kriteria-kriteria, sebagai berikut : a. Pengguna Jamkesmas yang memiliki Kartu Jamkesmas. b. Pasien RITL yang menginap di ruang kelas III minimal 3 hari di rumah sakit. c. Pasien RJTL minimal 3 kali berobat ke Rumah Sakit Haji Medan.
3.4 Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan sebagai berikut : 1. Data Primer Data primer adalah data yang diambil dari sumber data primer atau sumber data pertama di lapangan. Data primer diperoleh dengan metode sebagai berikut : a. Metode Angket Metode angket juga disebut sebagai metode kuesioner. Metode ini berbentuk rangkaian atau kumpulan pertanyaan yang disusun secara sistematis dalam sebuah daftar pertanyaan, kemudian dikirim kepada responden untuk diisi. Setelah diisi, angket dikembalikan kepada peneliti.
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
b. Metode Wawancara Metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara. Pada penelitian ini penulis menggunakan guide interview yang ditujuan kepada informan kunci (key informan) yaitu pegawai, perawat maupun dokter yang bekerja di Rumah Sakit Haji Medan. c. Metode Observasi Observasi adalah mengumpulkan data tentang gejala tertentu yang dilakukan dengan mengamati, mendengar, mencatat kejadian yang menjadi sarana penelitian. 2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dengan library research (studi kepustakaan), yaitu dengan membuka, mencatat dan mengutip data yang berkaitan dengan masalah penelitian dan dapat mendukung terlaksananya penelitian ini.
3.5 Teknik Analisa Data Teknik analisa data pada peelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dimana pengolahan data dilakukan dengan manual, data dikumpulkan dari hasil kuesioner dan wawancara. Kemudian ditabulasi dalam bentuk frekuensi dan kemudian dianalisa. Dimana analisa data yang dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
1. Editing, yaitu meneliti data-data yang diperoleh dari penelitian. 2. Pracoding, yaitu untuk mengetahui kategori-kategori jawaban apa yang ada untuk mengkalsifikasikan jawaban sehingga jawaban yang beraneka ragam menjadi singkat. 3. Coding, yaitu mengklasifikasikan jawaban menurut macamnya. 4. Membuat kategori untuk mengklasifikasikan jawaban sehingga jawaban yang beraneka ragam menjadi singkat. 5. Menghitung besarnya frekuensi data pada masing-masing kategori. 6. Tabulasi, disini data dalam keadaan ringkas dan tersusun dalam suatu Tabel Tunggal sehingga dapat dibaca dengan mudah.
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1 Sejarah Singkat Sejak awal tahun 1960 sudah mulai terdengar suara-suara dari kalangan ummat Islam di sumatera Utara, khususnya di Kotamadya Medan yang mendambakan terwujudnya sebuah rumah sakit yang bernafaskan Islam. Hal ini disebabkan karena rumah sakit yang telah ada dirasakan belum mampu memberikan dakwah dan misi secara menyeluruh. Pada musim haji tahun 1990 terjadi musibah terowongan Mina yang banyak menimbulkan korban jemaah haji Indonesia dan kebetulan sekali gagasan dan pelaksanaan pembangunan rumah sakit ini sejalan pula dengan niat pemerintah untuk membangun Rumah Sakit Haji di Empat embarkasi calon jemaah haji Indonesia. Pada tanggal 28 Februari 1990 di Jakarta, Presiden Republik Indonesia menandatangani prasasti untuk pembangunan empat Rumah Sakit Haji di Indonesia, yakni ; Jakarta, Surabaya, Ujung Pandang dan Medan melalui Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Provinsi Sumatera Utara No. 445.05/712.K. Tanggal 7 Maret 1991 dibentuk Panitia Pembangunan Rumah Sakit Haji Medan dan akhirnya peletakkan batu pertama pembangunan Rumah Sakit Haji Medan dilakukan oleh Bapak Menteri Agama Republik Indonesia yaitu Bapak H. Munawir Sadjali dan Bapak Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara yaitu Bapak Raja Inal Siregar pada pada tanggal 11 Maret 1991.
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
Gagasan untuk mendirikan rumah sakit yang bernafaskan Islam dicetuskan oleh Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara setelah mengadakan studi perbandingan ke beberapa Daerah Tingkat I di Indonesia, sperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Dari studi perbandingan ini diperoleh informasi bahwa pemerintah daerah stempat sudah sejak lama mengusahakan infak dari para calon jemaah haji agar terkumpul dan dimanfaatkan untuk pembangunan saran fisik yang dibutuhkan oleh ummat Islam di daerah tersebut. Dalam suatu keputusan, DPRD Tingkat I Sumatera Utara menyarankan agar hal yang sama dapat pula dilaksanakan di Medan. Pengumpulan infak di mulai dari Jema’ah Haji Sumatera Utara pada musin haji tahun 1991 M/1410 H yang deprogram untuk membangun Rumah Sakit Islam di Sumatera Utara. Dalam rangka pembangunan Rumah Sakit Islam tersebut, maka pada tanggal 31 Juli 1991 diadakan pertemuan di kantor KDH Tingkat I Sumatera Utara, gagasan ini dikembangkan kepada masyarakat Sumatera Utara. Pada awalnya ada keraguan dikalangan ummat Islam Sumatera Utara. Hal ini disebabkan pengalaman masa lalu, karena terlalu sering dilontarkan pada masyarakat tetapi kemudian hilang dan lenyap begitu saja. Namun setelah langkah-langkah nyata terlihat, masyarakat mulai yakin dan percaya. Keyakinan ini segera diikuti dengan memberikan partisipasi masingmasing secara lebih efektif dan nyata, sementara gagasan mendirikan Rumah Sakit Islam terus berkembang. Secara kebetulam gagasan dan pelaksanaan pembangunan rumah sakit
yang pada waktu itu tengah dalam proses, segera
mendapat persetujuan dan dukungan dari pemerintah pusat yakni berupa Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
penyaluran bantuan dari Garuda Indonesia Airways (GIA) melalui Departemen Agama Republik Indonesia dan Yayasan Amal Bhakti Pancasila Jakarta, bahkan bantuan dari instansi lain yang ada di Jakarta diusahakan. Kemudian pada tanggal 4 Juli 1992 Rumah Sakit Haji Medan diresmikan oleh Bapak Presiden Soeharto dan pada tanggal 15 Juli 1992 telah mulai melaksanakan pelayanan kesehatan pada masyarakat umum dan Jemaah Haji Embarkasi Bandara Polonia Medan. Kemudian melalui Surat Kepala Dinas Kesehatan Tingkat I Provinsi Sumatera Utara tanggal 7 September 1995 No. 440.441/373/IX/195 tentang pembolehan izin sementara kepada Ketentuan Umum Panitia Pembangunan Rumah Sakit Haji Medan untuk mendirikan dan menyelenggarakan Rumah Sakit Umum dengan nama Rumah Sakit Haji Medan yang terletak di jalan RS. Haji – Medan Estate Kabuapaten Deli Serdang. VISI Mewujudkan RS. Haji Medan sebagai Rumah Sakit yang bernafaskan Islam dalam semua kegiatannya, di Sumatera Utara. Misi 1. Pelayanan Kesehatan yang Islami, professional dan bermutu dengan tetap peduli pada kaum du’afa. 2. Melaksanakan dakwah Islamiah dalam setiap kegiatannya. 3. Sebagai sarana untuk menimba ilmu bagi calon cendikiawan muslim. Falsafah Rumah Sakit Haji Medan adalah perwujudan dari Iman Amal Saleh, dan ibadah kepada Allah SWT.
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
Motto Bekerja sebagai ibadah, Ikhlas dalam pelayanan dan Istiqomah dalam pendirian.
4.2 Stuktur Organisasi Rumah Sakit Haji Medan Dari struktur organisasi di atas dapat dilihat tugas masing-masing bagian, yaitu : 1. Direktur a. Menetapkan kebikasanaan pokok pengelolaan rumah sakit yang meliputi barang-barang. b. Memimpin,
mengarahkan,
mengendalikan
dan
mengawasi
semua
pelaksanaan kegiatan yang ada dalam perusahaan. c. Pengelolaan keuangan dan administrasi rumah sakit. d. Menetapkan program kerja dan sasaran rumah sakit setiap tahun setelah mendapatkan persetujuan pemilik. e. Mengkoordinasi
penyelenggaraan
fungsi-fungsi
pelayanan
medis,
administrasi dan keuangan serta perawatan. f. Menetapkan pengangkatan promosi, demosi, dan pemberhentian kepala bagian dan seleksi serta tingkat tinggi rumah sakit. 2. Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Keperawatan a. Menetapkan
dan
mengkoordinasikan
serta
mengendalikan
penyelenggaraan kegiatan pelayanan medis dan perawatan pada pasien.
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
b. Menetapkan tarif dan jasa pelayanan kepada pasien setelah berkonsultasi dengan Wakil Direktur Administrasi dan Keuangan dan mendapat persetujuan dari Direktur/Kepala Rumah Sakit. c. Mengambil
keputusan
mengenai
masalah-masalah
menyangkut kelangsungan penyelenggaraan
penting
pelayanan
yang
medis dan
perawatan kepada pasien. 3. Kepala Bidang Medis a. Melaksanakan diagnosa pengobatan,
pencegahan
akibat
penyakit,
peningkatan dan pemulihan kesehatan serta penyuluhan kesehatan. b. Memberikan pelayanan medis secara terpadu kepada pasien di instalasi sesuai dengan disiplin ilmunya masing-masing. 4. Kepala Bagian Perawatan a. Melakukan bimbingan pelaksanaan kegiatan pencegahan asuhan dan pelayanan perawatan dan mutu keperawatan. b. Melakukan penyusunan standar asuhan dan pelayanan keperawatan. c. Melakukan pengawasan, pengendalian dan penilai pelaksanaan. d. Melakukan penempatan tenaga para medis, perawatan atas usulan kepala bidang terkait. 5. Wakil Direktur Medis dan Pendidikan a. Menetapkan dan mengkoordinasikan dan mengendalikan kebutuhan penunjang medis. b. Menetapkan dan menyelenggarakan pendidikan, latihan dan penelitian penunjang media.
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
c. Menetapkan dan menyelenggarakan pendidikan, latihan dan penelitian terhadap para tenaga medis. 6. Kepala Bidang Penunjang Medis a. Melakukan penyusunan kebutuhan tenaga medis, non medis, obat-obatan dan bahan untuk kebutuhan fasilitas pelayanan penunjang medik. b. Melakukan penyediaan fasilitas pelayanan penunjang medis. c. Melakukan pengawasan dan pengendalian pasien. 7. Kepala Bidang Pendidikan dan Penelitian a. Melakukan penyelenggaraan program pendidikan dan enilaian medis dan non medis. b. Memberikan bimbingan, asuhan, dan informasi kepada tenaga medis dan non medis. c. Memberikan bimbingan sekaligus mendampingi serta membantu bagi siswa yang akan melakukan penelitian. 8. Wakil Direktur Umum dan Keuangan a. Menggerakkan, mengkoordinasikan, mengevaluasikan proses pengelolaan tuga dari bimbingan umum, penyusunan anggaran dan perbendaharaan, akuntansi perencanaan dan rekan medik serta kerohanian. b. Melaksanakan fungsi manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian dan penganggaran. c. Mengusulkan
pengangkatan
promosi,
demosi
dan
pemberhentian
karyawan di lingkungan administrasi umum dan keuangan. 9. Kepala Bagian Umum
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
a. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijaksanaan yang telah dibuat pimpinan yang berkaitan dengan ketatuasahaan kepegawaian serta hal-hal umum lainnya. b. Melaksanakan kebijakan organisasi. c. Melaksanakan
kebijakan
berbagai
prosedur,
metode
dan
sistem
perkantoran serta menetukan standar pekerjaan kantor. d. Menerima
laporan
pemasukan
dan
pendistribusian
alat-alat
dan
perlengkapan medis setiap harinya. e. Menerima laporan akhir bulan dari sub bagian tata usaha berkaitan dengan persediaan barang. f. Membuat laporan perpindahan, pemberhentian, pengundur diri dan penambahan pegawai atas persetujuan pimpinan. g. Mengkonsep surat-surat ke luar dan ke dalam sesuai dengan petunjuk pimpinan. 10. Kepala Bagian Penyusunan Anggaran dan Perbendaharaan a. Bertanggung
jawab atas penyusunan rencana, mobilitasasi dana,
pemasaran dan pembelian rumah sakit. b. Mengkoordinasikan dan melakukan pengawasan terhadap setiap sub bagian di bagian anggaran perbendaharaan. c. Mengembangkan metode baru dalam melaksanakan pekerjaan untuk menciptakan suatu sistem kerja yang efisien dan efektif. d. Menyeleksi setiap[ usulan-usulan pembelian yang datang dari unit-unit bagian yanga ada dalam rumah sakit untuk selanjutnya diteruskan ke Direktur/Wakil Direktur Administrasi Keuangan. Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
11. Kepala Bagian Akuntansi a. Memimpin pelaksanaan kegiatan akuntansi yang meliputi pengumpulan dan pengelolaan data penyusunan laporan dengan sistem akuntansi yang ditetapkan. b. Memeriksa keabsahan setiap bukti pembukuan dan transaksi. c. Membukukan setiap faktur yang masuk yang telah dtetapkan jatuh tempo ke buku besar pendapatan uang. d. Mencatat honor dokter ke buku besar dokter. 12. Kepala Bagian Perencanaan dan Rekam Medik a. Melaksanakan pengawasan kerja terhadap setiap sub bagian rekam medik dan perencanaan. b. Menerima laporan posisi keuangan harian pertanggungjawaban saldo kas ke bank. c. Membuat laporan posisi keuangan, tagiahan-tagihan maupun uatng-utang yang jatuh tempo. d. Memiliki kebenaran tentang daftar gaji, uang lembur, honor dokter dan lain-lain yang akan dibayarkan oleh bagian keuangan. e. Bertanggung jawab terhadap perhitungan dan pembayaran pajak rumah sakit, karyawan maupun dokter. f. Menyusun anggaran bagian keuangan untuk disampaikan kepada pimpinan melalui bagian perencanaan dan anggaran.
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
4.3 Fasilitas Rumah Sakit Haji 4.3.1 Fasilitas Rawat Jalan Adapun fasilitas yang disediakan Rumah Sakit Haji Medan untuk pasien yang ingin rawat jalan, antara lain : a. Poliklinik Bedah b. Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan c. Poliklinik Penyakit Dalam d. Poliklinik Anak e. Poliklinik Mata f. Poliklinik Kulit dan Kelamin g. Poliklinik Syaraf h. Poliklinik Jiwa i.
Poliklinik Paru
j.
Poliklinik Gigi
k. Poliklinik THT l.
Poliklinik Jantung
m. Poliklinik Fisioterapi n. Poliklinik Orthopedi o. Klinik VCT (Voluntary Conseling and Testing) p. Instalasi Gawat Darurat
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
4.3.2 Fasilitas Rawat Inap Adapun fasilitas yang disediakan Rumah Sakit Haji Medan untuk pasien yang ingin rawat inap dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini. Tabel 2. Jumlah tempat tidur untuk pasien TEMPAT TIDUR Utama A Utama B I-A I-B II III ICU Ranjang Bayi Jumlah Sumber : Rumah Sakit Haji Medan, 2009
JUMLAH 4 17 17 28 68 87 14 15 250
4.3.3 Pelayanan Penunjang Adapun pelayanan penunjang yang disediakan Rumah Sakit Haji Medan untuk para pasien, antara lain : a. Rehabilitasi Medis b. Farmasi c. Ambulance d. Laundry e. Dapur atau Kitchen f. Incenerator g. Kerohanian
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
4.3.4 Dokter Rumah Sakit Haji Medan memiliki 100 orang dokter ahli, yaitu : a. Dokter ahli bedah 12 orang b. Dokter ahli kebidanan dan kandungan 13 orang c. Dokter ahli penyakit dalam 5 orang d. Dokter ahli anak 8 orang e. Dokter ahli mata 4 orang f. Dokter ahli penyakit kulit dan kelamin 4 orang g. Dokter gigi 4 orang h. Doketr ahli THT 4 orang i.
Dokter ahli paru 7 orang
j.
Dokter ahli jantung dan pembuluh darah 4 orang
k. Dokter ahli syaraf 3 orang l.
Dokter ahli patologi klinik 2 orang
m. Dokter ahli patologi anatomi 3 orang n. Dokter penyakit jiwa 3 orang o. Dokter ahli Anaestesi 10 orang p. Dokter ahli Radiologi 3 orang q. Dokter umum 11 orang
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
BAB V ANALISA DATA
Bab ini penulis menyajikan data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan melalui penyebaran kuesioner atau daftar pertanyaan. Kuesioner diisi oleh pasien Rawat Jalan Tingkat Lanjutan dan pasien Rawat Inap Tingkat Lanjutan sebagi sampel sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya, yaitu pada bab Metode Penelitian bahwa sampel yang akan diambil sebanyak 78 orang untuk pasien Rawat Jalan Tingkat Lanjutan dan 17 orang untuk Pasien Rawat Inap Tingkat Lanjutan. Pengambilan sampel ini adalah untuk mengetahui persepsi pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan. Dalam pengumpulan kembali kuseioner yang disebar ternyata 95 orang yang telah disebar semuanya terkumpul dan semua pertanyaan dalam pertanyaan terjawab dengan benar.
5.1 Identitas/ Karakteristik Responden Pasien Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) 5.1.1 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin Jumlah pasien Rawat Jalan Tingkat Lanjutan dan Rawat Inap Tingkat Lanjutan yang menjadi responden peneliti berjumlah 95 orang dimana jumlah responden yang berjenis kelamin wanita sebesar 68 orang dan pria sebesar 27 orang. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
Tabel 3. Distribusi Menurut Jenis Kelamin No
Jenis Kelamin
1. 2.
Wanita Pria J U M L A H Sumber : Kuesioner. 2009
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
68 27 95
71,6 % 28,4% 100 %
Berdasarkan Tabel 3 di atas jumlah responden yang berjenis kelamin wanita lebih banyak yaitu 68 orang atau 71,6 %, sedangkan jumlah responden yang berjenis kelamin pria sebanyak 27 orang atau 28,4 %. Hal ini dikarenakan selama peneliti melakukan penelitian di Rumah Sakit Haji Medan, pasien yang melakukan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) dan Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) yang menjadi responden kebanyakan dari kaum wanita.
5.1.2 Karakteristik Responden Menurut Kategori Umur Tabel 4. Distribusi Menurut Umur No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kategori Umur (Tahun)
10 – 20 21 – 30 31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 ke atas J U M L A H Sumber : Kuesioner. 2009
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
4 15 23 31 8 10 4 95
4,2% 15,8 % 24,2 % 32,7 % 8,4% 10,5% 4,2% 100 %
Berdasarkan Tabel 4 di atas jumlah responden menurut umur yang paling banyak adalah berkisar umur 41-50 tahun yaitu sebesar 31 orang atau 32,7 %, sedangkan jumlah responden yang paling sedikit adalah umur 10 – 20 tahun dan 71 ke atas sebesar 4 orang atau 4,2 %. Hal ini dikarenakan ketika peneliti Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
melakukan penelitian di Rumah Sakit Haji Medan, pasien yang menggunakan Kartu Jamkesmas sebagian besar adalah pasien yang umurnya berkisar antara 41 – 50 tahun.
5.1.3 Karakteristik Responden Menurut Agama Tabel 5. Distribusi Menurut Agama No
Agama
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
94 1 0 0 0 95
98,9% 1,1% 0 0 0 100 %
1. 2. 3. 4. 5.
Islam Kristen Hindu Budha Konghucu J U M L A H Sumber : Kuesioner. 2009
Berdasarkan Tabel 5 di atas jumlah responden yang menganut agama paling banyak adalah agama Islam yaitu sebesar 94 orang atau 98,9 %, sedangkan sisanya adalah agama Kristen yaitu 1 orang atau 1,1 %. Hal ini dikarenakan, Rumah Sakit Haji Medan adalah salah satu rumah sakit di Medan yang bernafaskan Islam. Hal ini terlihat dari visi, misi, falsafah dan motto Rumah Sakit Haji Medan.
5.1.4 Karakteristik Responden Menurut Mata Pencaharian Pasien Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) dan Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) di Rumah Sakit Haji Medan yang menjadi responden memiliki mata pencaharian yang berbeda-beda, yaitu: Tabel 6. Distribusi Menurut Mata Pencaharian
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
No
Mata Pencaharian
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Ibu Rumah Tangga Wiraswasta Pelajar Petani Tukang Becak Buruh Supir Angkot Tidak Ada Pekerjaan Lainnya J U M L A H Sumber : Kuesioner. 2009
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
51 5 4 4 4 9 2 6 10 95
53,7% 5,3% 4,2 % 4,2 % 4,2 % 9,5 % 2,1 % 6,3 % 10,5 % 100 %
Berdasarkan Tabel 6 di atas mata pencaharian sebagian besar pasien yang menjadi responden adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 51 orang atau 53,7 %, sedangkan yang paling sedikit adalah supir angkot yaitu sebesar 2 orang atau 2,1 %. Hal ini dikarenakan sebagian besar dari responden peneliti adalah kaum ibu dan mereka ini tidak memiliki mata pencaharian di luar rumah, artinya pekerjaan mereka hanya mengurus rumah tangganya saja.
5.1.5 Karakteristik Responden Menurut Suku Tabel 7. Distribusi Menurut Suku No 1. 2. 3. 4. 5.
Suku
Batak Jawa Melayu Padang Lainnya J U M L A H Sumber : Kuesioner. 2009
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
31 44 5 10 5 95
32,6 % 46,3% 5,3% 10,5 % 5,3% 100 %
Rumas Sakit Haji Medan merupakan salah satu rumah sakit Islam di Medan dan terletak di jalan RS. Haji Medan Estate No.1 Deli Serdang. Penduduk yang tinggal di sekitar daerah rumah sakit terdiri dari bermacam-macam suku Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
bangsa. Akan tetapi, ketika peneliti melakukan penelitian di rumah sakit, pasien yang banyak datang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan adalah dari suku Jawa. Hal ini terlihat dari Tabel 7 di atas, sebagian besar pasien Rawat Jalan Tingkat Lanjutan yang menerima pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan adalah suku Jawa yaitu berjumlah 44 orang dengan persentase 46,3 %, sedangkan yang paling sedikit yaitu yang termasuk dalam yang Lainnya (Aceh dan Sunda) yaitu berjumlah 5 oarang atau 5,3 %.
5.2 Pengetahuan Dan Pemahaman Responden Tentang Program Jamkesmas Tabel 8. Tingkat Pengetahuan Responden tentang Pengertian Program Jamkesmas No
Jawaban
1. 2. 3. 4.
Sangat Tahu Tahu Kurang Tahu Tidak Tahu J U M L A H Sumber : Kuesioner. 2009
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
2 26 31 36 95
2,1% 27,4 % 32,6 % 37,9 % 100 %
Sebagian besar responden kurang atau tidak mengetahui tentang pengertian dari Program Jamkesmas. Program Jamkesmas sebenarnya adalah program yang di buat oleh pemerintah agar akses dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dapat ditingkatkan sehingga tidak ada lagi masyarakat miskin yang kesulitan memperoleh pelayanan kesehatan karena alasan biaya. Akan tetapi ada sebagian dari mereka bahkan tidak tahu apa kepanjangan dari Program Jamkesmas itu sendiri. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pengetahuan responden terhadap pengetian dari program Jamkesmas ini masih rendah. Hal ini terlihat dari tabel 8.
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
Berdasarkan Tabel 8 di atas dari responden yang di teliti, pengetahuan sebagian dari mereka tentang pengertian Program Jamkesmas sangatlah rendah yaitu sebanyak 31 orang atau 32,6 % kurang mengetahui program dan sebanyak 36 orang atau 37,9 % sama sekali tidak tahu tentang Program Jamkesmas. Sedangkan yang hanya sekedar tahu sebesar 26 orang dengan persentase 27,4 % dan yang sangat mengetahui program ini hanya berjumlah 2 orang atau 2,1 %. Hal ini dikarenakan masih minimnya sosialisasi yang dilakukan pihak-pihak terkait kepada masyarakat yang berhak menerima Jamkesmas. Sebagian besar responden yang kurang tahu atau bahkan tidak tahu tentang program Jamkesmas ini mendapatkan kartu peserta Jamkesmas dengan cara diantar oleh pihak Kepala Lingkungan atau Kepala Lorong tempat mereka tinggal tanpa ada penjelasan yang konkrit tentang Program ini. Tabel 9. Tingkat Pengetahuan Responden tentang Tujuan Program Jamkesmas No 1. 2. 3. 4.
Jawaban
Tahu Kurang Tahu Ragu-ragu Tidak Tahu J U M L A H Sumber : Kuesioner. 2009
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
24 48 1 22 95
25,3 % 50,5 % 1,1 % 23,1 % 100 %
Berdasarkan Tabel 9 di atas sebagian besar dari responden yang diteliti kurang tahu tentang tujuan dari Program Jamkesmas, dari total keseluruhan sampel yang berjumlah 95 orang hanya 24 orang saja dengan persentase 25,3 % yang tahu tentang tujuan program, sedangkan yang lain kurang tahu sebanyak 48 orang dengan persentase 50,5 %, ragu-ragu sebanyak 1 orang dengan persentase 1,1 % dan tidak tahu sama sekali sebanyak 22 orang dengan persentase 23,1 %. Kebanyakan dari para responden yang diteliti hanya mengetahui tujuan Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
Jamkesmas adalah untuk berobat gratis, akan tetapi tujuan sebenarnya dari program ini mereka tidak tahu. Adapun tujuan dari program Jamkesmas menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia yaitu : 1. Tujuan Umum Meningkatkan akses dan mutu kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien. 2. Tujuan Khusus a. Meningkatkan cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu mendapat pelayanan kesehatan di Puskesmas serta jaringannya dan Rumah Sakit. b. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. c. Terselanggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel. Hal ini dikarenakan kurangnya sosialisasi yang dilakukan pihak-pihak terkait kepada masyarakat yang berhak menerima Jamkesmas, sehingga mereka hanya mengetahui tujuan dari program ini hanya sebatas untuk berobat gratis saja. Tabel 10. Penilaian Responden terhadap Adanya Program Jamkesmas No
Jawaban
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
95 0 0 0 95
100 % 0 0 0 100 %
1. 2. 3. 4.
Setuju Kurang Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju J U M L A H Sumber : Kuesioner. 2009
Tujuan umum dari program Jamkesmas ini adalah untuk meningkatkan akses dan mutu kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat
yang optimal secara efektif dan
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
efisien. Program kesehatan ini biayanya sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah. Oleh karena itu, masyarakat yang tergolong kurang mampu atau miskin sangat menyambut baik adanya program ini. Hal ini terlihat dari tabel 10. Berdasarkan Tabel 10 di atas, diketahui bahwa seluruh responden yang diteliti menyetujui adanya program Jamkesmas ini. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang setuju dengan program ini berjumlah 95 orang dengan persentase 100 %. Dengan adanya program bantuan Jamkesmas ini mereka sangat terbantu karena sebelum ada program ini mereka jarang berobat ke rumah sakit karena tidak ada uang untuk membayar tagihannya. Akan tetapi, semenjak program ini ada mereka tidak ragu lagi untuk berobat ke rumah sakit karena semua biaya ditanggung oleh pemerintah. Tabel 11. Tingkat Pengetahuan Responden terhadap Rumah Sakit di Medan Penerima Pengguna Jamkesmas No 1. 2. 3. 4.
Jawaban Sangat Tahu Tahu Kurang Tahu Tidak Tahu J U M L A H
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
1 51 28 15 95
1,1 % 53,7 % 29,4 % 15,8 % 100 %
Sumber : Kuesioner. 2009 Berdasarkan Tabel 11 di atas sebanyak 51 orang atau 53,7 % tahu tentang rumah sakit yang ada di Medan yang menerima peserta Jamkesmas, sedangkan yang kurang tahu sebanyak 28 orang dengan persentase 29,4 %, tidak tahu sama sekali sebanyak 15 orang dengan persentase 15,8 % dan 1 orang dengan persentase 1,1 % yang sangat tahu. Para responden mengetahui rumah sakit mana saja di kota Medan yang dapat menerima peserta Jamkesmas itu
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
karena banyak mendengar atau tahu dari orang lain. Dari 17 rumah sakit di Medan yang menerima Jamkesmas hampir setengahnya mereka tahu. 5.3 Pelayanan Kesehatan yang Diberikan Kepada Responden Tabel 12. Lama Pasien Dirawat Inap No 1. 2. 3. 4.
Suku
3 hari 4 – 6 hari 7 – 9 hari ≥ 10 hari J U M L A H
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
8 6 1 2 17
47 % 35,5 % 5,9 % 11,8 % 100 %
Sumber : Kuesioner. 2009 Berdasarkan Tabel 12 di atas responden yang menjadi pasien Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) di Rumah Sakit Haji Medan yang paling banyak adalah pasien yang telah 3 hari dirawat di rumah sakit. Dalam penelitian ini, penarikan sampel yang peneliti gunakan adalah purposive sampling artinya penentuan sampel dilakukan dengan sengaja. Untuk bisa seorang pasien rawat inap menjadi responden dalam penelitian ini, mereka minimal harus sudah 3 hari menginap dan dirawat di Rumah Sakit Haji Medan. Oleh sebab itu, peneliti hanya mewawancarai pasien rawat inap yang minimal sudah 3 hari menginap dan mendapatkan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan. Tabel 13. Penggunaan Kartu Jamkesmas di Rumah Sakit Haji Medan No 1. 2. 3. 4.
Jawaban 3 kali 4 – 6 kali 7 – 9 kali ≥ 10 kali J U M L A H
Jumlah (Orang) 44 22 4 25 95
Persentase (%) 46,3 % 23,2 % 4,2 % 26,3 % 100 %
Sumber : Kuesioner. 2009
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
Berdasarkan Tabel 13 di atas sebanyak 44 orang responden atau 46,3 % sudah
3 kali memakai Kartu Peserta Jamkesmasnya di Rumah Sakit Haji,
sedangkan responden yang menggunakan kartunya sebanyak 4 – 6 kali hanya berjumlah 22 orang dengan persentase 23,2 %, responden yang memakai ≥10 berjumlah 25 orang dengan persentase 26,3 % dan yang menggunakan kartunya sebanyak 7 – 9 kali hanya 4 orang atau 4,2 %. Dalam penelitian ini, penarikan sampel yang peneliti gunakan adalah purposive sampling artinya penentuan sampel dilakukan dengan sengaja. Untuk bisa seorang pasien menjadi responden dalam penelitian ini, mereka minimal harus sudah 3 kali menggunakan kartu Jamkesmasnya untuk berobat di Rumah Sakit Haji Medan. Oleh sebab itu, peneliti hanya mewawancarai pasien yang minimal sudah 3 kali mendapatkan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan. Tabel 14. Yang Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Responden No 1. 2.
Jawaban
Dokter Dokter magang (COAS) J U M L A H Sumber : Kuesioner. 2009
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
95 0 95
100 % 0 100 %
Berdasarkan Tabel 14 di atas sebanyak 95 orang atau 100 % menjawab dokterlah yang memeriksa kesehatan mereka, sedangkan dokter magang atau COAS tidak ada. Hal ini dikarenakan dokter adalah sebuah profesi yang sudah memiliki kode etik profesinya sendiri dan untuk menjadi seorang dokter, seseorang terlebih dahulu harus mengucapkan sumpah profesi. Sedangkan dokter magang adalah seorang mahasiswa kedokteran yang menimba ilmu (magang) di sebuah lembaga kesehatan dan mereka belum memiliki kode etik serta belum mengucapkan sumpah profesi. Oleh karena itu, di Rumah Sakit Haji Medan hanya Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
dokter saja yang berhak memeriksa dan mengeluarkan resep untuk pasien, sedangkan dokter COAS hanya membantu dokter dalam memeriksa kondisi kesehatan pasien. Tabel 15. Intensitas Dokter Melakukan Pemeriksaan Tiap Hari No
Jawaban
≤ 2 kali 3 – 4 kali ≥ 5 kali J U M L A H Sumber : Kuesioner. 2009 1. 2. 3.
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
15 0 0 17
100 % 0 0 100 %
Berdasarkan Tabel 14 pasien Rawat Inap Tingkat Lanjutan yang menjadi responden menyatakan bahwa dokter hanya memeriksa ≤ 2 kali dalam sehari berjumlah 15 orang atau 100 %. Menurut mereka, dokter hanya bisa datang ≤ 2 kali dalam sehari karena mereka harus bekerja lagi di poliklinik Rumah Sakit Haji Medan sampai siang, kemudian baru bisa melakukan pemeriksaan ke tiap kamar setelah jam istirahat selesai. Tabel 16. Penilaian Responden terhadap Ketepatan Waktu Dokter dalam Melakukan Pemeriksaan Kesehatan No
Jawaban
1. 2. 3. 4.
Sangat Tepat Waktu Tepat Waktu Kurang Tepat Waktu Tidak Tepat Waktu J U M L A H Sumber : Kuesioner. 2009
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
1 61 30 3 95
1,1 % 64,2 % 31,6 % 3,1% 100 %
Menurut Dr. BoB Woworutu salah satu kriteria pelayanan kesehatan dikatakan memusakan apabila dapat
menyingkat
waktu tunggu pasien
(Noveniawanata, 2008). Salah satu cara untuk dapat menyingkat waktu tunggu pasien adalah dengan cara dokter harus selalu datang tepat waktu (on time). Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
Apabila dokter datang tidak tepat waktu sesuai jadwal maka waktu tunggu pasien akan lama dan sebaliknya apabila dokter datang tepat waktu sesuai jadwal maka waktu tunggu yang dihabiskan oleh pasien tidak akan lama. Berdasarkan Tabel 15 di atas sebanyak 61 orang atau 64,2 % menyatakan bahwa dokter tepat waktu dalam melakukan pemeriksaan kesehatan, sedangkan yang menjawab kurang tepat waktu berjumlah 30 orang dengan persentase 31,6 %, tidak tepat waktu berjumlah 3 orang dengan persentase 3,1 %, sementara yang sangat tepat waktu hanya berjumlah 1 orang atau 1,1 %. Hal ini dikarenakan Tabel 17. Penilaian Responden terhadap Kesigapan Dokter atau Perawat No 1. 2. 3. 4.
Jawaban
Sangat Sigap Sigap Kurang Sigap Tidak Sigap J U M L A H Sumber : Kuesioner. 2009
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
0 15 2 0 17
0 88,2 % 11,8 % 0 100 %
Salah satu kriteria pelayanan kesehatan itu di katakan memuaskan apabila dapat memberikan pelayanan yang baik dan salah satu contohnya dapat dilihat dari kesigapan dokter atau perawat dalam melayani pasien. Berdasarkan Tabel 16 penilaian pasien Rawat Inap Tingkat Lanjutan yang menjadi responden menyatakan dokter dan perawat sigap berjumlah 15 orang atau 88,2 %, sedangkan yang menyatakan kurang sigap berjumlah 2 orang atau 11,8 %. Menurut responden yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan, dokter maupun perawatnya sangat sigap dan tanggap jika pasien memerlukan bantuannya. Hal ini dilihat dari misalnya ada infus pasien yang bermasalah dan ketika diberitahu kepada perawat
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
yang sedang jaga maka mereka akan langsung datang untuk segera mengecek infus tersebut.
Tabel 18. Penilaian Responden terhadap Kemampuan Dokter dalam Menjelaskan Penyakit Responden No
Jawaban
1. 2. 3. 4.
Sangat Mampu Mampu Kurang Mampu Tidak Mampu J U M L A H Sumber : Kuesioner. 2009
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
3 79 12 1 95
3,1 % 83,2 % 12,6 % 1,1 100 %
Berdasarkan Tabel 17 di atas sebanyak 95 orang pasien yang menjadi responden, setengah dari jumlah responden menyatakan bahwa doketr yang bekerja di Rumah Sakit Haji mampu untuk menjelaskan penyakit yang diderita Responden. Hal ini terlihat dari jumlah responden yang menjawab mampu sebanyak 79 orang atau 83,2 %, sedangkan yang menjawab kurang mampu berjumlah 12 orang dengan persentase sebesar 12,6 %, sangat mampu hanya berjumlah 3 orang dengan persenase 3,8 % dan yang tidak mampu hanya berjumlah 1 orang saja dengan persentase 1,1 %. Sebelum melakukan pemeriksaan dokter terlebih dahulu bertanya mengenai keluahan penyakit yang diderita oleh pasien. Apabila dokter belum bisa memastikan penyakit apa yang diderita pasien, dokter menyarankan pasien untuk melakukan tes pemeriksaan lanjutan seperti tes darah, rontgen, scan, USG dan lain sebagainya. Apabila tes lanjutan sudah dilakukan, maka dokter bisa memastikan dan menjelaskan kepada pasien tentang penyakit tersebut. Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
Tabel 19. Penilaian Responden terhadap Sikap Dokter dan Perawat No
Jawaban
1. 2. 3. 4.
Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik J U M L A H Sumber : Kuesioner. 2009
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
6 88 1 0 95
6,3 % 92,6 % 1,1 % 0 100 %
Salah satu kepuasan pasien yang mengacu hanya pada penerapan standar dan kode etik profesi adalah mengenai hubungan dokter-pasien (Azwar, 1995). Disini terbinanya sebuah hubungan yang baik antara dokter-pasien sangat di perlukan. Contoh dari adanya hubungan yang baik antara dokter-pasien dapat dilihat dari sikap dari para dokter maupun perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Selama melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi secara langsung ketika dokter dan perawat memberikan pelayanan kesehatan. Disana peneliti melihat secara langsung bagaimana dokter maupun perawat yang bekerja di rumah sakit Haji Medan begitu baik dan ramah terhadap responden yang notabene adalah pasien Jamkesmas. Pendapat ini juga sesuai dengan pendapat para responden. Mereka berpendapat bahwa sikap dari dokter maupun perawat yang bekerja di Rumah Sakit Haji baik. Hal ini terlihat dalam tabel 15. Beradasarkan Tabel 18
diatas sebanyak 88 orang atau 92,6 %
menyatakan bahwa sikap dari dokter maupun perawat yang bekerja di Rumah Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
Sakit Haji Medan baik, sedangkan yang menyatakan sangat baik berjumlah 6 orang dengan persentase 6,3 % dan yang menyatakan kurang baik hanya 1 orang dengan persentase 1,1 % saja.
Tabel 20. Penilaian Responden terhadap Prosedur Administrasi No
Jawaban
1. 2. 3. 4.
Sangat Mudah Mudah Tidak Terlalu Sulit Sulit J U M L A H Sumber : Kuesioner. 2009
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
1 80 10 4 95
1,1 % 84,2 % 10,5 % 4,2 % 100 %
Salah satu kriteria suatu pelayanan kesehatan dikatakan memuaskan menurut Dr. Bob Woworutu (Noveniawanata, 2008) apabila tidak berbelit-belit. Contoh dari tidak berbelit-belit ini dapat dilihat dari prosedur administrasi. Apabila prosedur administrasi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di buat berbelit-belit, maka dapat dikatakan pelayanan kesehatan itu kurang memuaskan. Sebaliknya, apabila prosedur administrasi dibuat mudah dan gampang untuk dilakukan maka dapat dikatakan bahwa pelayanan kesehatan itu memuaskan. Di Rumah Sakit Haji Medan sendiri, prosedur administrasi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan tergolong mudah. Hal ini dapat kita lihat dari tabel jawaban para responden yang menyatakan bahwa prosedur administrasi di Rumah Sakit Haji Medan mudah. Berdasarkan Tabel 19 di atas terlihat sebanyak 80 orang atau 84,2 % menyatakan bahwa proses administrasi untuk bisa rawat jalan di Rumah Sakit Haji Medan mudah, sedangkan yang menjawab tidak terlalu sulit berjumlah 10
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
orang dengan persentase 10,5 %, sulit berjumlah 4 orang dengan persentase 4,2,% dan yang menyatakan sangat mudah hanya berjumlah 1 orang atau 1,1 %. Untuk bisa berobat rawat jalan seorang pasien pengguna Jamkesmas harus melengkapi beberapa berkas untuk keperluan administrasi. Berkas tersebut adalah: a. Kartu Jamkesmas (asli) b. Surat Rujukan dari puskesmas atau Rumah Sakit Umum Daerah jika pasien berasal dari luar Kota Medan yang masih aktif (Asli) c. Kartu Keluarga (Asli) d. KTP (Asli) e. Kemudian semua berkas diatas di fotocopy rangkap tiga Jika semua berkas diatas telah di lengakapi oleh pasien yang ingin rawat inap, maka pihak administrasi akan langsung memproses data-data pasien, apabila belum lengkap maka pihak administrasi tidak dapat memproses data-data pasien. Karena yang menjadi responden peneliti adalah pasien rawat jalan yang minimal sudah berobat selama tiga kali di Rumah Sakit Haji Medan, maka sebagian besar sudah mengerti dan faham tentang proses administrasi di rumah sakit tersebut. Tabel 21. Penilaian Responden tentang Rumah Sakit yang Selalu Memberian Petunjuk atau Informasi yang sebenarnya kepada Responden No 1. 2. 3.
Jawaban
Selalu Sering Tidak Pernah J U M L A H Sumber : Kuesioner. 2009
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
8 9 0 17
47 % 53 % 0 100 %
Berdasarkan Tabel 20 di atas menyatakan bahwa pasien Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) yang menjadi responden menyatakan bahwa Rumah Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
Sakit Haji Medan selalu memberikan petunjuk atau informasi yang sebenarnya kepada responden adalah sering berjumlah 9 orang dengan persentase 54 %, sedangkan yang menyatakan selalu sebanyak 8 orang dengan persentase 47 %. Hal ini terlihat dari mudahnya para pasien dalam mengurus administrasi untuk rawat inap. Tabel 22. Penilaian Responden terhadap Rumah Sakit Haji yang Lebih Mengutamakan Pasien Non-Jamkesmas daripada Pasien Jamkesmas No 1. 2. 3. 4.
Jawaban Sangat Benar Benar Kurang Benar Tidak Benar J U M L A H
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
1 10 79 5 95
1,1 % 10,5 % 83,2 % 5,2 % 100 %
Sumber : Kuesioner. 2009 Salah satu unsur lain dalam dimensi kepuasan pasien yang mengacu hanya pada penerapan standar dan kode etik profesi adalah kenyamanan pelayanan (Azwar, 1995). Kenyamanan pelayanan disini maksudnya tidak hanya yang menyangkut fasilitas yang disediakan, tetapi yang terpenting lagi adalah yang menyangkut sikap serta tindakan para pelaksana ketika menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Di Rumah Sakit Haji Medan, sikap dan tindakan yang baik di tunjukkan oleh para dokter maupun perawat kepada pasien pengguna kartu Jamkesmas. Hal ini terlihat dari jawaban dari para responden yang menyatakan bahwa tidak benar sikap dan tindakan dari para dokter maupun perawat yang leebih mengutamakan pasien Non Jamkesmas dari pada pasien Jamkesmas. Berdasarkan Tabel 21 di atas penilaian responden yang menyatakan bahwa tidak benar pihak Rumah Sakit Haji Medan yang lebih mengutamakan pasien Non Jamkesmas dari pada pasien Jamkesmas berjumlah 79 orang atau 83,2 Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
%, sedangkan yang menjawab benar berjumlah 10 orang dengan persentase 10,5 % tidak benar berjumlah 5 orang dengan persentase 5,2 % dan sangat benar hanya 1 orang atau 1,1 %. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada pasienpasien rawat jalan sebagian dari mereka berpendapat pelayanan yang diberikan Rumah Sakit Haji Medan kepada mereka sama saja dengan pasien yang Non Jamkesmas. Hal ini menurut mereka terlihat dari proses administrasi yang mudah, sikap dokter dan perawat yang selalu baik serta ramah pada mereka dan dari segi pelayanan yang lainnya. Tabel 23. Penilaian Responden terhadap Kondisi Kamar Inap Rumah Sakit Haji Medan No
Jawaban
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
0 16 1 0 17
0 94,1 % 5,9 % 0 100 %
1. 2. 3. 4.
Sangat Nyaman Nyaman Kuarang Nyaman Tidak Nyaman J U M L A H Sumber : Kuesioner. 2009
Berdasarkan Tabel 22 di atas pasien Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) yang menjadi responden menyatakan kondisi kamar inap nyaman berjumlah 16 orang atau 94,1 %, sedangkan yang menyatakan kurang nyaman hanya 1 orang yaitu 5,9 %. Menurut observasi yang peneliti lakukan kamar inap untuk pasien rawat inap pengguna Jamkesmas termasuk nyaman karena selain bersih
ruangan
tidak
sumpek
dan
padat
karena
rumah
sakit
tidak
memperkenankan keluarga pasien menunggu pasien dengan menggelar tikar di kamar sehingga bisa mengakibatkan suasana yang padat dan pengap. Tabel 24. Penilaian Responden Terhadap Kebersihan Kamar Inap Rumah Sakit Haji Medan No
Jawaban
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
1. 2. 3. 4.
Sangat Bersih Bersih Kurang Bersih Tidak Bersih J U M L A H Sumber : Kuesioner. 2009
1 16 0 0 17
5,9 % 94,1 % 0 0 100 %
Berdasarkan Tabel 23 di atas pasien Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) yang menjadi responden menyatakan bahwa kebersihan kamar inap Rumah Sakit Haji Medan untuk pengguna Jamkesmas termasuk bersih adalah 16 orang atau 94,1 %, sedangkan yang menyatakan sangat bersih hanya 1 orang atau 5,9 %. Kamar inap untuk pasien Jamkesmas dalam sehari dilakukan penyapuan dan pengepelan sebanyak 2 kali yaitu pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB dan 14.00 WIB. Di kamar inap pun pada siang hari keluarga pasien tidak diperkenankan untuk menggelar tikar di samping atau dibawah ranjang pasien. Tabel 25. Penilaian Responden terhadap Kelengkapan Obat No 1. 2. 3. 4.
Jawaban
Sangat Lengap Lengap Kurang Lengkap Tidak Lengkap J U M L A H Sumber : Kuesioner. 2009
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
2 84 9 0 95
2,1 % 88,4 % 9,5 % 0 100 %
Salah satu unsur dalam dimensi kepuasan pasien yang mengacu hanya pada penerapan standar dan kode etik profesi adalah kenyamanan pelayanan (Azwar, 1995). Salah satu contoh dari unsur kenyamanan pelayanan ini adalah tersedianya fasilitas dalam menunjang pelaksanaan pelayanan kesehatan. Salah satu fasilitas yang harus tersedia di rumah sakit adalah farmasi atau bagian obat. Di Rumah Sakit Haji Medan terdapat bagian farmasi. Bagian farmasi ini salah satu tugasnya adalah menyediakan obat-obatan untuk para pasien yang Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
memerlukan obat-obatan. Obat-obatan yang diberikan kepada pasien yang menggunakan kartu Jamkesmas adalah jenis obat yang sudah diatur dalam Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan obatobatan ini lebih dikenal dengan obat DPHO (Daftar Plafon Harga Obat ). Obat ini selalu tersedia di rumah sakit karena menurut jawaban yang peneliti terima ketika mewawancarai pasien Rawat Jalan Tingkat Lanjutan, setiap mereka ingin menebus obat ke bagian Farmasi Rumah Sakit Haji Medan jarang terjadi kekosongan stok obat sehingga mereka tidak perlu lagi membeli obat dari luar. Hal ini terlihat dalam tabel 24 diatas. Berdasarkan Tabel 24 di atas responden yang menilai kelengkapan obat di Rumah Sakit Haji Medan lengkap berjumlah 84 orang atau 88,4 %, sedangkan yang menjawab kurang lengkap sebanyak 9 orang atau 9,5 %, dan sangat lengkap hanya 2 orang saja dengan persentase 2,1 %. Hal ini terungkap ketika peneliti mewawancarai mereka. Setiap mereka ingin menebus obat ke bagian Farmasi Rumah Sakit Haji Medan jarang terjadi kekosongan stok obat sehingga mereka tidak perlu lagi membeli obat dari luar. Tabel 26. Penilaian Responden terhadap Kualitas Obat yang Diberikan Rumah Sakit No 1. 2. 3. 4.
Jawaban
Sangat Berkualitas Berkualitas Kurang Berkualitas Tidak Berkualitas J U M L A H Sumber : Kuesioner. 2009
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
2 89 4 0 95
2,1 % 93,7 % 4,2 % 0 100 %
Berdasarkan Tabel 25 di atas responden yang menyatakan kualitas obat yang diberikan Rumah Sakit Haji Medan Kepada mereka berkulitas berjumlah 89 orang atau 93,7 %, sedangkan yang menyatakan kurang berkualitas sebanyak 4 Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
orang dengan persentase 4,2 % dan sangat berkualitas berjumlah 2 orang saja atau 2,1 %. Obat-obatan yang diberikan kepada pasien yang menggunakan kartu Jamkesmas adalah jenis obat yang sudah diatur dalam Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan obat-obatan ini lebih dikenal dengan obat DPHO (Daftar Plafon Harga Obat ). Walaupun pihak Rumah Sakit Haji Medan hanya memberikan obat DPHO (Daftar Plafon Harga Obat) atau yang biasa di sebut obat generik, tetapi menurut pasien yang menjadi responden obat tersebut cukup berkualitas karena walaupun harganya murah tapi obat tersebut cocok dengan mereka. Tabel 27. Penilaian Responden terhadap Peningkatan Mutu Pelayanan No
Jawaban
1.
Selalu terjadi peningkatan pelayanan dari tahun ketahun. 2. Ada peningkatan pelayanan dari tahun sebelumnya 3. Tidak ada peningkatan pelayanan dari tahun 4. sebelumnya Terjadi penurunan pelayanan fari tahun sebelumnya J U M L A H Sumber : Kuesioner. 2009
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
0
0
24
25,3 %
71
74,7 %
0
0
95
100 %
Berdasarkan Tabel 26 di atas, responden yang menyatakan tidak ada peningkatan pelayanan dari tahun sebelumnya sebanyak 24 orang atau 25,3 %, sedangkan yang menyatakan ada peningkatan pelayanan dari tahun sebelumnya sebanyak2 4 orang atau 25,3 %. Tabel 28. Penilaian Responden terhadap Kepuasan Pelayanan yang Diberikan No
Jawaban
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
1. 2.
Sangat Puas Puas
6 83
6,3 % 87,4 %
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
3. 4.
Kurang Puas Tidak Puas J U M L A H Sumber : Kuesioner. 2009
6 0 95
6,3 % 0 100 %
Berdasarkan Tabel 27 di atas, responden yang menyatakan puas terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak Rumah Sakit Haji Medan kepada mereka berjumlah 83 orang atau 87,4 %, sedangkan yang menyatakan sangat puas berjumlah 8 orang dengan persentase 6,3 % dan kurang puas berjumlah 6 orang atau 6,3 %. Hal ini terlihat dari mudahnya para responden dalam melakukan proses administrasi untuk bisa berobat rawat jalan, sikap dari para dokter dan suster yang baik dan ramah pada mereka, fasilitas yang cukup lengkap dan pelayanan lainnya yang cukup memuaskan. Tabel 29. Alasan Responden Menggunakan Kartu Jamkesmas di rumah Sakit Haji Medan No 1.
Jawaban
Pelayanan kesehatan RSHM Lebih bagus 2. Lebih dekat dari tempat tinggal 3. Rekomendasi dari orang lain 4. Rujukan langsung dari puskesmas atau Rumah Sakit 5. Umum Daerah Lainnya J U M L A H Sumber : Kuesioner. 2009
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
17
17,9 %
48 18 8
50,5 % 19 % 8,4 %
4
4,2 %
95
100 %
Salah satu ukuran kepuasan pasien yang mengacu pada penerapan persyaratan pelayanan kesehatan adalah ketercapaian pelayanan kesehatan (Azwar, 1995). Artinya pelayanan kesehatan yang lokasinya terlalu jauh dari daerah tempat tinggal tentu tidak akan mudah dicapai. Apabila keadaan ini sampai terjadi, tentu tidak akan memuaskan pasien. Sebaliknya, suatu pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut dapat dicapai oleh pemakai jasa Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
pelayanan kesehatan. Di Rumah Sakit Haji Medan, sebagian besar dari pasiennya adalah warga yang tinggal di dekitar daerah Rumah Sakit. Hal ini terlihat dari jawaban mereka atas pertanyaan apa alasan mereka menggunakan kartu Jamkesmasnya di Rumah Sakit Haji Medan. Berdasarkan Tabel 28 di atas, sebanyak 48 orang atau 50,5 % responden menyatakan alasan mereka menggunakan kartu Jamkesmasnya di rumah Sakit Haji Medan adalah karena lebih dekat dari tempat tinggal mereka, sedangkan yang membuat alasan pelayanan kesehatan dir Rumah Sakit Haji Medan lebih bagus berjumlah 17 orang dengan persentase 17,9 %, rekomendasi dari orang lain berjumlah 18 orang atau 19 %, rujukan langsung dari puskesmas atau Rumah Sakit Umum Daerah berjumlah 8 orang atau 8,4 %, 4 orang atau 4,2 % tergolong alasan lainnya. Menurut mereka jika ada rumah sakit yang lebih dekat dengan rumah mereka maka untuk apa jauh-jauh ke rumah sakit yang lain, dengan begitu mereka bisa menghemat ongkos mereka. Tabel 30. Penilaian Responden tentang Ada atau Tidaknya Hal-hal yang Mengganggu Kelancaran dalam Mendapatkan Pelayanan Kesehatan No 1. 2.
Jawaban
Ada Tidak Ada J U M L A H Sumber : Kuesioner. 2009
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
15 80 95
15,8 % 84,2 % 100 %
Berdasarkan Tabel 29 di atas responden yang menyatakan bahwa tidak ada yang mengganggu kelancaran dalam mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah Sakit Haji sebesar 80 orang atau 84,2 %, sedangkan untuk yang menyatakan ada gangguan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan adalah sebesar 15 oarang atau 15,8 %. Menurut mereka yang menyatakan ada hal-hal Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
yang menggangu kelancaran dalam mendapatkan pelayanan kesehatan adalah karena dokter yang menurut mereka kurang tepat waktu.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
4. 1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi pengguna Jamkesmas terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan baik itu dari segi fasilitas atau sarana dan prasarana, pelayanan medis maupun pelayanan administrasi adalah positif. Hal ini terlihat dari besarnya jumlah tingkat kepuasan responden terhadap pelayanan kesehatan yang
diberikan.
Tingkat
kepuasan
pasien
Pengguna
Jamkesmas
yang
mendapatkan pelayanan kesehataan di Rumah Sakit Haji Medan adalah sebesar 87,4 %. Artinya hampir seluruh pasien Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) maupun Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) yang menjadi responden puas akan pelayanan kesehatan yang diberikan pihak Rumah Sakit Hahi Medan.
4. 2 Saran
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang kiranya dapat bermanfaat bagi semua, yaitu : 1. Bagi rumah sakit harus tetap bisa mempertahankan atau bahkan meningkatkan mutu pelayanan kesehatannya lagi, baik itu dari segi fasilitas, pelayanan medis maupun pelayanan administrasinya. 2. Pihak rumah sakit hendaknya memperbanyak pelatihan-pelatihan dan pendidikan
tentang
pelayanan
bermutu
yang
berhubungan
dengan
pengetahuan dan keterampilan sehari-hari. 3. Hendaknya
pemerintah
melalui
instansi-instansi
terkait
harus
lebih
mensosialisasikan program Jamkesmas ini kepada masyarakat luas, khususnya kepada mereka yang berhak menerima bantuan.
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul. 1995. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan : Aplikasi prinsip Lingkaran Pemecahan Masalah. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta. Nawawi, Hadari. 1990. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Nawawi, Hadari. 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Rukminto, Isbandi. 1994. Psikologi, Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial Dasar-Dasar Pemikiran. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Singarimbun, Nasri. 1989. Metode Penelitian Survey. LP3S. Jakarta. Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah. CV. Pustaka Setia. Bandung. Soehartono, Irawan. 2004. Metode Penelitian Sosial. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Walgito, Bimo. 1999. Psikologi Sosial. PT Rineka Cipta. Jakarta. World Health Organization. 1992. Pendidikan Kesehatan. Penerbit ITB. Bandung.
Sumber lain : Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
Keputusan Menteri Kesehatan No.125/Menkes/SK/II/2008 Tanggal 6 Februari 2008 Tentang Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat 2008. Noveniawanata. 2008. Pelayanan Kesehatan Bagi Pasien Pemegang Surat Kartu Tidak Mampu (SKTM) Di RSUD Dr Abdul Aziz. http://one.indoskripsi.com. Diakses tanggal 28 Januari 2009. Syafei, Chandra. 2008. Jamkesmas & Permasalahan di Sumut. http://www.yaahowu.com/?p=896. Diakses tanggal 13 Nopember 2008. Pemerintah Kota Medan. 2008. Dinas Kesehatan Kota Medan Tandatangani Mou Dengan 17 Rumah Saikit Rujukan Jamkesmas. www.pemkomedan.go.id. Diakses tanggal 13 Nopember 2008. Pemerintah Kota Medan. 2008. Jamkesmas untuk Medan 412.249 Warga. www.pemkomedan.go.id. Diakses tanggal 13 Nopember 2008. Anonim. 2008. Bupati/Walikota Diminta Segera Tetapkan Data Peserta Askeskin. http://prapatan.dkk-bpp.com. Diakses tanggal 18 September 2008. Badan Pusat Statistik. 2006. Tingkat kemiskinan di Indonesia Tahun 2005-2006. http://www.bps.go.id. Di akses tanggal 19 Oktober 2008. Anonim. 2008. Karakteristik Pelayanan Kesehatan. www.astaqauliyah.com . Diakses tanggal 28 Januari 2009.
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
86
Lampiran-9
Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) terhadap Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan
DAFTAR KUESIONER
Petunjuk Pengisian -
Mohon angket ini diisi oleh Anda dengan menjawab seluruh pertanyaan yang ada.
-
Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan seluruh pilihan jawabannya.
-
Pilihlah jawaban yang palinh sesuai menurut Anda dan berilah tanda silang (X) pada jawaban yang Anda pilih.
-
Jika ada pertanyaan yang kurang dipahami, tanyakan langsung kepada peneliti.
-
Mohon semua pertanyaan yang kurang dipahami, tanyakan langsung kepada peneliti.
-
Mohon semua pertanyaan diisi dengan jujur, benar dan tidak ada yang terlewatkan kecuali ada pertunjuk untuk melawatinya.
-
Atas kesedian Anda dalam membantu peneliti mengisi kuesioner, peneliti mengucapkan terima kasih.
Peneliti
Siti Chotimah Lubis
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
87
A. Identitas/ Karakteristik Responden 1. Nama
:
2. Jenis Kelamin
:
a. Wanita b. Pria 3. Umur
:
4. Agama a. Islam b. Kristen c. Hindu d. Budha e. Konghucu 5. Pekerjaan
:
6. Suku a. Batak b. Jawa c. Melayu d. Padang e. Lainnya (sebutkan) : …………………………………
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
88
B. Pengetahuan Responden Tentang Program Jamkesmas
7. Apakah Anda tahu apa itu Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) ? a. Sangat tahu b. Tahu c. Kurang tahu d. Tidak tahu
8. Apakah Anda tahu tujuan dari Program Jamkesmas itu sendiri ? a. Tahu b. Kurang tahu c. Ragu-ragu d. Tidak tahu
9. Jika Anda tahu, apakah anda setuju dengan program Jamkesmas tersebut ? a. Setuju b. Kurang setuju c. Ragu-ragu d. Tidak setuju Berikan alasannya : ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ……………………………………………………… 10. Apakah Anda mengetahui rumah sakit mana saja di kota Medan yang menerima peserta Jamkesmas ? a. Sangat tahu b. Tahu. c. Kurang tahu d. Tidak tahu
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
89
C. Pelayanan yang diberikan kepada Pasien Rawat Inap
11. Sudah berapa hari Anda dirawat di Rumah Sakit ini ? a. ≤ 3 hari b. 4 - 6 hari c. 7 – 9 hari d. ≥ 10 hari
12. Sudah berapa kali Anda menggunakan kartu Jamkesmas untuk berobat di Rumah Sakit Haji Medan? a. ≤ 3 kali b. 4 – 6 kali c. 7 – 9 kali d. ≥ 10 kali
13. Siapakah yang memeriksa Anda ? a. Dokter b. Dokter magang (Coas)
14. Berapa kali dokter memeriksa Anda setiap harinya ? a. Tidak pernah memeriksa b. ≤ 2 kali c. 3 – 4 kali d. ≥ 5 kali
15. Apakah dokter selalu datang tepat waktu ketika waktu pemeriksaan ? a. Sangat tepat waktu b.
Tepat waktu
c. Kurang tepat waktu d. Tidak tepat waktu
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
90
16. Bagaimana kesigapan dokter atau perawat jika Anda memerlukan bantuannya ? a. Sangat sigap b. Sigap c. Kurang sigap d. Tidak sigap Berikan alasannya : ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ……………………………………………………...
17. Apakah dokter yang memeriksa Anda dapat menjelaskan dengan jelas tentang penyakit yang Anda derita ? a. Sangat mampu b. Mampu c. Kurang Mampu d. Tidak Mampu
18. Bagaimana sikap para dokter atau perawat yang merawat Anda ? a. Sangat baik b. Baik c. Kurang baik d
Tidak baik
19. Bagaimana menurut Anda prosedur administrasi untuk dapat berobat di Rumah Sakit Haji Medan ? a. Sangat mudah b. Mudah c. Tidak terlalu sulit d. Sulit
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
91
Berikan alasannya : ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………
20. Apakah pihak rumah sakit selalu memberikan petunjuk atau informasi yang sebenarnya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada Anda ? a. selalu b. sering c. Tidak pernah Berikan alasannya : ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………
21. Apakah menurut Anda pihak rumah sakit lebih mengutamakan pasien yang Non-Jamkesmas daripada yang Jamkesmas ? a. Sangat benar b. Benar c. Kurang benar d. Tidak benar Berikan alsannya : ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
92
22. Bagaimana menurut Anda kondisi kamar inap untuk pasien peserta Jamkesmas ? a. Sangat Nyaman b. Nyaman c. Kurang nyaman d. Tidak nyaman
23. Bagaimana menurut Anda kebersihan ruang inap untuk peserta Jamkesmas ? a. Sangat bersih b. Bersih c. Kurang besih d. Tidak bersih
24. Apakah ketersediaan obat di rumah sakit sudah lengkap ? a. Sangat lengkap b. Lengkap c. Kurang lengkap d. Tidak lengkap
25. Menurut Anda apakah kualitas obat yang diberikan kepada Anda sudah cukup baik ? a. Sangat berkulitas b. Berkualitas c. Kurang berkualitas d. Tidak berkualitas
26. Menurut Anda apakah ada peningkatan pelayanan kesehatan dari keadaan sebelumnya ? a. selalu terjadi peningkatan pelayanan dari tahun ke tahun. b. Ada peningkatan pelayanan dari tahun sebelumnya. c. Tidak ada peningkatan pelayanan dari tahun sebelumnya. d. Terjadi penurunan pelayanan dari tahun sebelumnya. Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
93
27. Apakah anda puas dengan pelayanan yang diberikan rumah sakit kepada Anda ? a. Sangat puas b. Puas c. Kurang puas d. Tidak Puas Berikan alasannya : ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ……………………………………………………....
28. Mengapa Anda lebih memilih menggunakan Jamkesmas Anda di Rumah Sakit Haji Medan dari pada rumah sakit yang lain. Sebutkan pendapat Anda! ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… 29. Menurut Anda apakah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada Anda sudah maksimal. Berikan pendapat Anda ! ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ……………………………………………………....
30. Adakah hal-hal yang mengganggu kelancaran ketika Anda ingin mendapatkan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan ? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
94
D. Pelayanan yang diberikan kepada Pasien Rawat Jalan
33. Sudah berapa kali Anda menggunakan kartu Jamkesmas untuk berobat di Rumah Sakit Haji Medan? a. ≤ 3 kali b. 4 – 6 kali c. 7 – 9 kali d. ≥ 10 kali
34. Siapakah yang memeriksa kesehatan Anda ? b. Dokter c. Dokter magang (Coas)
35. Apakah dokter selalu datang tepat waktu ketika waktu pemeriksaan ? a. Sangat tepat waktu b.
Tepat waktu
c. Kurang tepat waktu d. Tidak tepat waktu
36. Apakah dokter yang memeriksa Anda dapat menjelaskan dengan jelas tentang penyakit yang Anda derita ? a. Sangat mampu b. Mampu c. Kurang mampu d. Tidak mampu
37. Bagaimana sikap para dokter atau perawat yang melayani Anda ? a. Sangat baik b. Baik c. Kurang baik d
Tidak baik
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
95
38. Bagaimana menurut Anda prosedur administrasi untuk dapat berobat di Rumah Sakit Haji Medan ? a. Sangat mudah b. Mudah c. Tidak Terlalu Sulit d. Sangat Sulit
39. Apakah menurut Anda pihak rumah sakit lebih mengutamakan pasien yang Non-Jamkesmas daripada yang Jamkesmas ? a. Sangat benar b. Benar c. Kurang benar d. Tidak benar
40. Apakah ketersediaan obat di rumah sakit sudah lengkap ? a. Sangat lengkap b. Lengkap c. Kurang lengkap d. Tidak lengkap
41. Menurut Anda apakah kualitas obat yang diberikan kepada Anda sudah cukup baik ? a. Sangat berkulitas b. Berkualitas c. Kurang berkualitas d. Tidak berkualitas
42. Apakah anda puas dengan pelayanan yang diberikan rumah sakit kepada Anda ? a. Sangat puas b. Puas c. Kurang puas Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
96
d. Tidak Puas
43. Mengapa Anda lebih memilih menggunakan Jamkesmas Anda di Rumah Sakit Haji Medan dari pada rumah sakit yang lain. Sebutkan pendapat Anda! ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… 44. Menurut Anda apakah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada Anda sudah maksimal. Berikan pendapat Anda ! ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ……………………………………………………....
45. Adakah hal-hal yang mengganggu kelancaran ketika Anda ingin mendapatkan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan ? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
97
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul. 1995. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan : Aplikasi prinsip Lingkaran Pemecahan Masalah. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta. Nawawi, Hadari. 1990. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Nawawi, Hadari. 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Rukminto, Isbandi. 1994. Psikologi, Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial Dasar-Dasar Pemikiran. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Singarimbun, Nasri. 1989. Metode Penelitian Survey. LP3S. Jakarta. Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah. CV. Pustaka Setia. Bandung. Soehartono, Irawan. 2004. Metode Penelitian Sosial. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Walgito, Bimo. 1999. Psikologi Sosial. PT Rineka Cipta. Jakarta. World Health Organization. 1992. Pendidikan Kesehatan. Penerbit ITB. Bandung.
Sumber lain : Keputusan Menteri Kesehatan No.125/Menkes/SK/II/2008 Tanggal 6 Februari 2008 Tentang Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat 2008. Noveniawanata. 2008. Pelayanan Kesehatan Bagi Pasien Pemegang Surat Kartu Tidak Mampu (SKTM) Di RSUD Dr Abdul Aziz. http://one.indoskripsi.com. Diakses tanggal 28 Januari 2009. Syafei, Chandra. 2008. Jamkesmas & Permasalahan di Sumut. http://www.yaahowu.com/?p=896. Diakses tanggal 13 Nopember 2008. Pemerintah Kota Medan. 2008. Dinas Kesehatan Kota Medan Tandatangani Mou Dengan 17 Rumah Saikit Rujukan Jamkesmas. www.pemkomedan.go.id. Diakses tanggal 13 Nopember 2008. Pemerintah Kota Medan. 2008. Jamkesmas untuk Medan 412.249 Warga. Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009
98
www.pemkomedan.go.id. Diakses tanggal 13 Nopember 2008. Anonim. 2008. Bupati/Walikota Diminta Segera Tetapkan Data Peserta Askeskin. http://prapatan.dkk-bpp.com. Diakses tanggal 18 September 2008. Badan Pusat Statistik. 2006. Tingkat kemiskinan di Indonesia Tahun 2005-2006. http://www.bps.go.id. Di akses tanggal 19 Oktober 2008. Anonim. 2008. Karakteristik Pelayanan Kesehatan. www.astaqauliyah.com . Diakses tanggal 28 Januari 2009.
Siti Chotimah Lubis : Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji Medan, 2008. USU Repository © 2009