PERSEPSI NILAI KEWIRAUSAHAAN: PROSES KOGNITIF BAGI MAHASISWA EKSTENSI FEUI TERHADAP KEWIRAUSAHAAN SEBAGAI SUATU PILIHAN KARIR Monicha Shalimar Panambang, Sri Daryanti Program Ekstensi Manajemen Fakultas Ekonomi Univeristas Indonesia
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh nilai manfaat dari kewirausahaan dan nilai pengorbanan dari kewirausahaan berpengaruh terhadap penilaian pada kewirausahaan sebagai suatu pilihan karir bagi mahasiswa Ekstensi FEUI. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah 149 responden teknik Purposive Sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner dengan analisis menggunakan Structural Equation Modelling (SEM). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan pada nilai manfaat dan negatif signifikan pada nilai pengorbanan kewirausahaan terhadap penilaian profesi kewirausahaan. Kata Kunci: Kewirausahaan, Pengembangan Karir, Kognitif
ABSTRACT The objective of this research is to analyze how can Perceived Benefits of Entrepreneurship and Perceived Sacrifices of Entrepreneurship effect Perceived Value of Entrepreneurship.This research also applied quantitative approach. The sample comprise of 149 college students at Extension Program in Economic Faculty University of Indonesia. Sampling technique using Purposive sampling. This research used questionerire as research instrument and analyzed with Structural Equation Modeling (SEM). The result of this research findings that perceived benefits of entreprenuship have positive and statisically significant effect on perceived value of entrepreneurship and that Perceived Sacrifices of Entrepreneurship have negative and statisically significant effect Perceived Value of Entrepreneurship Key words: Entrepreneurship, Career Development, Cognitive
1 Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013
2 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan ekonomi makro seperti inflasi dan pengangguran merupakan masalah perekonomian yang melanda hampir seluruh negara di dunia, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Tingkat pengangguran di negara ini terbilang tinggi, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan sampai dengan Agustus 2012 jumlah pengangguran mencapai 7,24 juta. (www.suaramerdeka.com, 2012) Hal tersebut disebabkan oleh keterbatasannya lapangan kerja yang tersedia sehingga membuat jumlah pengangguran yang terus meningkat setiap tahunnya Salah satu alternatif untuk mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia ialah dengan mengarahkan masyarakat semenjak dini untuk membuka usaha sendiri atau berwirausaha. Kewirausahaan merupakan salah satu solusi yang membantu mengurangi jumlah pengangguran yang ada di suatu negara. Mahasiswa merupakan bagian dari generasi muda yang memiliki peran yang sangat besar terhadap kemajuan perekonomian bangsa. Paradigma yang terlihat dimasyarakat adalah banyak mahasiswa yang lebih memilih menjadi pegawai dibandingkan menjadi wirausaha sebagai suatu pilihan profesi diwaktu yang akan datang. Wirausaha sulit dibentuk dalam waktu singkat atau instan. Perguruan tinggi sudah seharusnya mempunyai program bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan salah satunya dengan menciptakan jiwa berwirausaha bagai mahasiswa. Sehingga kedepannya lulusan berminat untuk menjadi wirausaha. Sebagai lembaga pendidikan terbaik di Indonesia, Universitas Indonesia pun mendukung terciptanya wirausahawan muda dengan mendirikan peminatan Bisnis dan Small Medium Enterprise pada jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi. Segal et al, 2005 berpendapat bahwa penilaian individu terhadap wirausaha sebagai pilihan karir yang diinginkan mungkin berhubungan dengan niat untuk terjun sebagai wiraswasta di masa depan. Sedangkan menurut Krueger et al, 2000 bahwa keputusan karir merupakan proses kognitif pada keyakinan, sikap dan niat berkembang. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa niat berwirausaha dipengaruhi oleh suatu proses kognitif. Monroe (1979) dan Zeithamal (1988) mendefinisikan nilai kewirausahaan adalah pada setiap waktu dan keadaan individu secara keseluruhan penilaian kewirausahaan dilakukan berdasarkan persepsi dari apa yang diterima dan apa yang diberikan saat memulai usaha baru. Definisi tersebut
menyoroti,
karakteristik
interaktif
dan dinamis
dirasakan
nilai
kewirausahaan. Hal ini juga menunjukkan bahwa nilai yang dirasakan dari kewirausahaan dibangun terdiri atas dua komponen yaitu Perceived Benefits of Entrepreneurship dan Perceived Sacrifices of Entrepreneurship. Ladden et al, (2007). Perceived Benefits of
Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013
3 Entrepreneurship
(nilai
manfaat
kewirausahaan)
dan
Perceived
Sacrifices
of
Entrepreneurship (nilai pengorbanan kewirausahaan). Penelitian ini mencoba mengembangkan penelitian sebelumnya yang dilakukan di China tentang proses kognitif dalam pemilihan karir. Fokus penelitian ini untuk mengetahui persepsi nilai kewirausahaan dalam proses kognitif bagi mahasiswa Ekstensi FEUI terhadap kewirausahaan sebagai suatu pilihan karir dimasa depan berdasarkan penggabungan faktorfaktor Perceived Benefits of Entrepreneurship dan Perceived Sacrifices of Entrepreneurship.
Perumusan Masalah 1. Bagaimanakah pengaruh Perceived Benefits of Entrepreneurship terhadap Perceived Value of Entrepreneurship bagi mahasiswa Ekstensi FEUI? 2. Bagaimanakah pengaruh Perceived Sacrifices of Entrepreneurship terhadap Perceived Value of Entrepreneurship bagi mahasiswa Ekstensi FEUI? Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengaruh Perceived Benefits of Entrepreneurship terhadap Perceived Value of Entrepreneurship bagi mahasiswa Ekstensi FEUI. 2. Mengetahui pengaruh Perceived Sacrifices of Entrepreneurship terhadap Perceived Value of Entrepreneurship bagi mahasiswa Ekstensi FEUI.
TINJAUAN TEORITIS Saat ini, telah banyak literatur yang ada dengan berbagai definisi tentang kewirausahaan yang berbeda, domain, dan konteks terhadap kewirausahaan (Gartner, 1988). Salah satu masalah utama yang menghambat kemajuan dalam pembentukan paradigma umum untuk kewirausahaan adalah kurangnya pendapat yang konsensus mengenai definisi dari entrepreneurship. Dalam tinjauan ulang pada buku teks dan jurnalnya, Morris (1998), menemukan lebih dari tujuh puluh definisi yang berbeda untuk entrepreneurship dalam periode selama hampir lima tahun. Menurut Hisrich, Peter dan Shepherd (2008) menyatakan bahwa kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung resiko keuangan, fisik, serta resiko sosial yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan serta kepuasan dan kebebasan pribadi.
Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013
4 Perceived Value of Entrepreurship (Nilai Kewirausahaan) Monroe (1979) dan Zeithamal (1988) mendefinisikan nilai kewirausahaan adalah pada setiap waktu dan keadaan individu secara keseluruhan penilaian kewirausahaan dilakukan berdasarkan persepsi dari apa yang diterima dan apa yang diberikan saat memulai usaha baru. Definisi tersebut menyoroti, karakteristik interaktif dan dinamis dirasakan nilai kewirausahaan (Perceived Value of Entrepreurship) . Hal ini juga menunjukkan bahwa nilai yang dirasakan dari kewirausahaan dibangun terdiri atas dua komponen yaitu Perceived Benefits of Entrepreneurship dan Perceived Sacrifices of Entrepreneurship. Ladden et al, (2007). Perceived Benefits of Entrepreneurship (nilai manfaat kewirausahaan) dilihat dari lima indikator seperti ekonomi, sosiologi, psikologi dan perilaku konsumen dan Perceived Sacrifices of Entrepreneurship (nilai pengorbanan kewirausahaan) dilihat dari indikator pertimbangan moneter dan non moneter.
Perceived Benefits of Entrepreneurship (Nilai Manfaat Kewirausahaan) Nilai manfaat yang dirasakan pada kewirausahaan terdiri dari lima dimensi yang disesuaikan dari Sheth et al 's. (1991). Kelima nilai model memperluas aplikasi dalam beragam disiplin ilmu seperti ekonomi, sosiologi, psikologi dan konsumen perilaku (Ledden et al, 2007) dan korespondensi dengan penelitian kewirausahaan. Berikut ini merupakan penjelasan dari kelima dimensi tersebut diantaranya : -
Emotional Value Dalam konteks kewirausahaan, nilai emosional (EMV) adalah perasaan dan afektif
yang terbangun dari aktivitas kewirausahaan. Jika mengambil tindakan kewirausahaan bisa memenuhi kebutuhan emosional individu, EMV kewirausahaan akan menjadi tinggi dan individu akan memiliki niat lebih untuk memulai sebuah usaha baru. Shane et.al (2003) berpendapat bahwa "gairah, cinta egois pekerjaan" adalah motif utama yang mendorong orang untuk membangun suatu organisasi dan yang membuatnya menguntungkan. -
Economic Value Dalam konteks kewirausahaan, nilai ekonomi (ECV) mengacu pada manfaat ekonomi
yang diperoleh dari menjalankan bisnis baru. Hasil pengusaha atau pengusaha oportunistik, keuntungan komersial dari usaha baru adalah faktor penting untuk keputusan kewirausahaan. Keuntungan akan membawa uang kepada mereka untuk hidup, karena semakin tinggi keuntungan, semakin bernilai meraih peluang kewirausahaan.
Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013
5 -
Social Value Merupakan manfaat yang diperoleh melalui antar pribadi atau kelompok interaksi.
Dalam konteks kewirausahaan, nilai ini dapat berkaitan dengan status sosial yang diterima dari menjadi seorang pengusaha atau manfaat dari membangun hubungan dengan orang lain. Keterampilan sosial mereka dapat ditingkatkan melalui proses kewirausahaan. -
Epistemic Value Nilai epistemik (EPV) mengacu pada manfaat yang diperoleh melalui kemampuan
aktivitas kewirausahaan untuk membangkitkan rasa ingin tahu, memberikan hal baru dan memuaskan dalam keinginan akan pengetahuan. Lingkungan kewirausahaan adalah sebuah lingkungan terbuka, dimana masalah yang dihadapi wirausaha antara relita dengan harapan. Tidak mungkin bagi pengusaha untuk memiliki pengetahuan struktur secara sempurna dan kerangka yang akan mereka pelajari dalam proses kewirausahaan. -
Self-Actualization Value Nilai aktualisasi diri (SAV) berkaitan dengan nilai yang potensi pengusaha dan ambisi
dapat diwujudkan melalui kegiatan kewirausahaan. Banyak penelitian menunjukkan bahwa uang bukanlah faktor penting untuk sebagian besar pengusaha terutama yang berteknologi tinggi. Individu yang lebih memilih untuk menjalankan bisnis mereka sendiri merasa seperti karir akan membawa pengalaman kerja lebih menarik (misalnya perasaan prestasi, bekerja secara mandiri, orisinalitas dan kreativitas, dan mengawasi orang lain) daripada bekerja untuk sebuah organisasi (Brenner et al, 1991).
Perceived Sacrifices of Entrepreneurship (Nilai Pengorbanan Kewirausahaan) Ladden et al (2007) menjelaskan bahwa konsep dari nilai pengorbanan kewirausahaan terbagi atas dua pertimbangan yaitu Monetary Value (nilai moneter) dan Non Monetary Value (nilai non moneter) Berikut ini merupakan penjelasan dari kedua dimensi tersebut diantaranya: -
Monetary Value Konsep pengorbanan dirasakan kewirausahaan terdiri baik moneter dan non-moneter
pertimbangan (Ledden et al, 2007). Moneter Pengorbanan (MS) merupakan pengorbanan yang dibuat pada istilah moneter, misalnya dalam konteks kewirausahaan, MS dapat berhubungan dengan awal biaya tetap, biaya litbang, biaya tenaga kerja, dll.
Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013
6 -
Non Monetary Value Non-moneter pengorbanan. Non-moneter pengorbanan (NMS) account untuk
pengorbanan yang dibuat non-berupa uang hal seperti waktu, kesehatan usaha energi, dll. Kognitif Robbins (2006) menyatakan bahwa sikap adalah pernyataan evaluatif baik disukai atau tidak disukai tentang suatu objek, orang, atau kejadian-kejadian. Lebih lanjut Robbins (2006) mengatakan bahwa ada salah satu pembentuk sikap, yaitu : Komponen kognitif merupakan komponen kepercayaan didasari oleh pengetahuan, persepsi, dan pengalaman seseorang mengenai suatu objek.
Pengetahuan dan persepsi yang diperoleh berdasarkan
pengalaman langsung dengan objek sikap. Pengetahuan dan persepsi yang ditimbulkan biasanya mengambil bentuk kepercayaan yaitu kepercayaan bahwa objek sikap mempunyai berbagai sifat dan bahwa perilaku tertentu akan menghasilkan hasil-hasil tertentu. Berikut ini merupakan kerangka berfikir berdasarkan teori menggabungkan antara teori Perceived Benefits of Entrepreneurship Sheth et al 's, 1991. dan Perceived Sacrifices of Entrepreneurship oleh Ladden et al, 2007.
H1
H2
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian Persepsi Nilai Kewirausahaan Sumber: Wu, Lingfei. And Li, Jun. (2010) Perceived Value of Entrepreneurship A Study of the Cognitive Process of Entrepreneurial Career Decision. Journal of Chinese Entrepreneurship
Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013
7 Mengacu pada rumusan masalah, tinjauan teoritis dan beberapa penelitian terdahulu yang diuraikan maka hipotesis yang dikemukakan oleh penelitian adalah sebagai berikut : H1
: Perceived Benefits of Entrepreneurship memiliki pengaruh terhadap Perceived Value of Entrepreneurship
H2
: Perceived Sacrifices of Entrepreneurship memiliki pengaruh terhadap Perceived Value of Entrepreneurship
METODE Desain Penelitian Rencana mencakup garis besar dari apa yang dilakukan peneliti berawal dari penulisan hipotesis kemudian implikasi operasional hingga ke analisis akhir data. Desain penelitian dibagi menjadi tiga yaitu, eksploratori, deskriptif dan sebab akibat (Cooper & Schindler, 2006). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan desain riset deskriptif dan kausal. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dengan cara Self Administrated Questionaire, dimana responden diminta untuk mengisi kuesioner yang dibagikan ditempat dan tidak dibawa pergi (Zikmund, 1997). Jenis kuesioner yang digunakan adalah terstruktur yaitu kuesioner dengan pertanyaan tertutup. Digunakan untuk memudahkan peneliti dalam menilai jawaban responden dan menganalisis data, serta memudahkan responden dalam menjawab pertanyaanpertanyaan yang diberikan. Skala pengukuran yang digunakan adalah likert scale dengan 7 (tujuh) poin yang diadaptasi dari penelitian sebelumnya.
Metode Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling, yang berarti responden dipilih oleh peneliti berdasarkan kriteria yang diperlukan, sehingga peneliti menentukan elemen apa yang dimasukkan ke dalam sampel (Malhotra, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Salemba dan Depok. Hair et al (2006) dan Wijanto (2008) menyarankan bahwa paling rendah rasio lima responden pervariabel teramati akan mencukupi untuk distribusi normal ketika sebuah variabel laten mempunyai indikator dan rasio 10 responden per variabel teramati mencukupi ukuran sampel yang diperlukan untuk estimasi. Berdasarkan hal tersebut, sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Depok dan Salemba yang masih aktif
Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013
8 sebagai mahasiswa. Minimal jumlah responden dalam penelitian ini adalah 28 x 5 = 140 responden. Pada penelitian ini jumlah responden yang digunakan adalah 149 responden. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Purposive sampling. Purposive Sampling adalah teknik sampling yang dilakukan oleh peneliti jika peneliti memilki pertimbangan-pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu di dalam pengambilan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian Kriteria-kriteria yang harus dipenuhi bagi sampel penelitian ini adalah mahasiswa aktif program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, baik di Salemba maupun di Depok. Metode Analisis dan Pengelolaan Data Pada penelitian ini menggunakan beberapa metode analisis dalam pengelolaan data, diantaranya: -
Metode Pretest Pretest kuesioner bertujuan untuk menguji reliabilitas dan validitas dari kuesioner. Pada tahap pretest, kuesioner disebarkan pada kelompok kecil responden yang biasanya berjumalah 30 orang. Peneliti mengolahnya dengan software SPSS 17 for Windows.
-
Analisis Reliabilitas Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara one shot (pengukuran sekali saja). Disini pengukuran variabelnya dilakukan sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain untuk mengukur korelasi antar jawaban pertanyan. Suatu kostruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,600 (Maholtra, 2007).
-
Analisis Validitas Factor loading digunakan sebagai koefisien validitas untuk mengetahui apakah indikator tersebut valid atau tidak. Rile of thumb nilai factor loading diatas 0,50 dinyatakan sebagi indikator yang valid. Pada output SPSS factor loading dapat dilihat pada table component matrix. Factor loading menggambarkan besarnya korelasi antara setiap indikator dengan faktor skor yang terbentuk. Semakin tinggi nilai ini menggambarkan sifat validitas indikator lebih tinggi. Sebelum di interpretasikan koefisien validitas dari factor loading maka harus memenuhi asumsi analisis faktor yang perlu diperhatikan seperti nilai Kaiser-MeyerOlkin Measure of Sampling Adequacy (KMO) diatas 0.5, nilai, MSA diatas 0,50 serta
Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013
9 kecukupan korelasi antara setiap butir pertanyaan yang mengukur variable laten yang sama dalam uji Barlett’s test dengan nilai p-value diatas 0,05. (Ghozali, 2011). -
Analisis Structural Equation Model Tahap analisis SEM pertama kali adalah melakukan Confirmatory Factor Analysis (CFA) terhadap setiap variabel laten. Tahap CFA adalah evaluasi terhadap model pengukuran. Mengukur seberapa baik hubungan antara setiap indikator dengan variabel latennya dan indikator mengukur variabel laten dalam validitas model. Kemudian mengukur keandalan dalam mengukur variabel laten yang disebut reliabilitas. Evaluasi validitas indikator dalam proses CFA di lihat dari nilai Standardized Loading Factor (SLF). Rule of thumb nilai SLF diatas 0,50 atau lebih baik diatas 0,70 sebagai indikator yang valid. Reliablitas dalam CFA tidak dilakukan dengan Cronbach’s alpha tapi dengan Construct Reliability (CR). Nilai ini dapat diinterpretasikan seperti Cronbach’s alpha dimana rule of thumb nilai CR diatas 0,60 dapat dikatakan reliabel. Kemudian setelah menguji reliabilitas perlu diperhatikan nilai average variance extracted (AVE) yang menggambarkan variasi data indikator berada pada variabel laten. Semakin tinggi nilai AVE menggambarkan sifat reliabilitas yang baik. Jika rule of thumb nilai AVE diatas 0,50 dapat diterima. Langkah selanjutnya dalam SEM adalah menguji atau mengkonfirmasi model struktural berdasarkan data empiris dengan melakukan pengujian hipotesis. Pengaruh antara variable dapat dimaknai oleh nilai t statistik dimana rule of thumb nilai t statistik >1,96 atau > -1,96 pada posisi wilayah penerimaan pada two way approach. Berarti suatu variabel laten berpengaruh secara signifikan terhadap variabel laten lainnya, artinya hipotesis diterima. Selain uji signifikansi, perlu diperhatikan nilai R square yang menggambarkan besarnya varian variabel endogen yang mampu dijelaskan oleh sejumlah variabel eksogen. Semakin tinggi nilai R square menunjukan kebaikan model lebih baik. Langkah terakhir dalam SEM adalah mengecek keseluruhan model pengukuran dan model struktural melalui beberapa ukuran Goodness of Fit (GoF). Pada penelitian ini digunakan Good of Fit Absolute yaitu membandingkan antara nilai covariance sampel data dengan covariance prediksi seperti RMSEA dan GFI index.
Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013
10 Kemudian mengukur incremental seperti NFI, CFI, IFI dan RFI. Berikut pada tabel indeks-indeks yang dapat digunakan untuk menguji kelayakan sebuah model: Tabel 3. 2 Goodness of Fit Indices Ukuran GoF Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) Normed Fit Index (NFI) Non-Normed Fit Index (NNFI) Comparative Fit Index (CFI) Incremental Fit Index (IFI) Relative Fit Index (RFI) Goodness of Fit Index (GFI) Sumber: Wijayanto, 2008
Target < 0,08 = > 0,90 = > 0,90 = > 0,90 = > 0,90 = > 0,90 = > 0,90
Setelah menganalisis data menggunakan SEM dan model diterima atau telah dievaluasi kesesuaiannya (good fit), maka langkah selanjutnya adalah menguji hipotesis dan melakukan penerapan pola yang dihasilkan. Tetapi jika model dinyatakan tidak fit, maka dilakukan modifikasi model untuk menghasilkan model alternatif yang akan dibandingkan model aslinya. Model yang lebih baik dipilih setelah mendapat justifikasi teoritis, kemudian setelah itu dilakukan uji hipotesis yang kemudian dilanjutkan dengan penerapan hasil.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan diuraikan hasil pengelolaan data kuesioner yang telah diperoleh dari responden. Analisis statistik yang digunakan terdiri dari beberapa tahap yaitu analisis reliabilitas dan validitas serta analisis SEM. Hasil analisis data tersebut digunakan untuk menjawab tujuan dan masalah penelitian. -
Uji Pretesting Reliabilitas Menurut Malhotra (2007), apabila koefisien Cronbach’s Alpha yang dihasilkan berada
diatas 0,6 maka pertanyaan-pertanyaan didalam kuesioner dapat dikatakan memiliki konsistensi internal (reliable). Hasil pretesting uji reliabilitas terhadap 30 responden pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013
11 Tabel 4.11 Hasil Pretesting Uji Reliabilitas Cronbach's Alpha 0,717 0,732 0,616 0,713 0,841 0,645 0,709 0,881
Variable Perceived value of entrepeneurship Emotional value Economic value Social value Epistemic value Self actualization Monetary sacrifice Non monetary sacrifice Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2012
Hasil dari Tabel 4.1. diatas, dapat dilihat bahwa
Reliabilitas Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable
seluruh variabel memiliki nilai
Cronbach’s Alpha lebih dari 0,6. Sehingga dapat dikatakan bahwa setiap item pertanyaan dari delapan variabel dalam kuesioner memiliki tingkat keandalan yang baik sebagai alat ukur yang dapat memberikan informasi variabel dengan reliabilitas yang baik, maka penelitian dapat dilanjutkan.
Hasil Pre-testing Uji Validitas Sebelum di interpretasikan koefisien validitas dari factor loading maka harus memenuhi asumsi analisis faktor yang perlu diperhatikan seperti nilai Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO) diatas 0.5, nilai, MSA diatas 0,50 serta kecukupan korelasi antara setiap butir pertanyaan yang mengukur variable laten yang sama dalam uji Barlett’s test dengan nilai p-value diatas 0,05. (Ghozali, 2011).
Tabel 4.12 Hasil Pretesting Uji Validitas
KMO
Sig. Barlett’s
Perceived value of entrepeneurship
0,500
0,001
Emotional value
0,694
0,000
0,612
0,016
Variable
Economic value
Item
MSA
PV 1 PV 2 EMV1 EMV2 EMV3 EMV4 EMV1 EMV2 EMV3
0,50 0,50 0,727 0,654 0,679 0,766 0,589 0,587 0,722
Rotated Component Matrix 0,886 0,886 0,730 0,816 0,779 0,656 0,800 0,806 0,649
Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013
12 Tabel 4.12 Hasil Pretesting Uji Validitas (Lanjutan)
KMO
Sig. Barlett’s
Social value
0,572
0,000
Epistemic value
0,777
0,000
Self actualization
0,500
0,007
Monetary sacrifice
0,714
0,001
Non monetary sacrifice
0,500
0,000
Variabel
Item
MSA
SV1 SV2 SV3 EPV1 EPV2 EPV3 EPV4 EPV5 EPV6 EPV7 EPV8 SAV1 SAV2 MS1 MS2 MS3 MS4 NMS1 NMS2
0,688 0,545 0,560 0,763 0,796 0,798 0,781 0,691 0,821 0,742 0,831 0,500 0,500 0,828 0,782 0,684 0,671 0,500 0,500
Rotated Component Matrix 0,644 0,898 0,838 0,838 0,757 0,640 0,828 0,627 0,688 0,594 0,639 0.860 0,860 0,543 0,735 0,818 0,822 0,945 0,945
Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2012
KMO Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa seluruh variabel mempunyai nilai KaiserMeyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO) memenuhi syarat di atas 0.5, maka dapat disimpulkan bahwa uji analisis faktor dapat dilanjutkan (Ghozali, 2011).
Sig. Bartlett’s Ghozali (2008) mengatakan bahwa Uji Bartlett’s Test merupakan uji statistik untuk menentukan ada tidaknya korelasi antar variabel. Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai dari Sig. Bartlett’s berada dibawah 0.05, hal ini menunjukkan variabel dan sampel yang digunakan memiliki hubungan antar sesama indikator dalam variabel. Penelitian ini dapat dilanjutkan.
MSA Mengetahui korelasi antar-variabel independent dapat diperhatikan nilai MSA (Measure of Sampling Adequacy). Berdasarkan Tabel 4.12, seluruh item pada variabel menunjukkan nilai Measure of sampling Adequancy (MSA) berada di atas 0,5.
Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013
13
Rotated Component matrix Ghozali (2008) mengatakan bahwa alat penting untuk interpretasi faktor adalah factor rotation. Berdasarkan tabel 4.6. di atas, extraction method menggunakan principal component analysis untuk menentukan factor loading. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa factor loading dari seluruh pertanyaan pada variabel mempunyai nilai yang berada di atas 0,5. Berdasarkan hasil analisis uji validitas melalui hasil perhitungan yang dilihat dari Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO, Bartlett’s Test Measure of Sampling Adequacy (MSA) dan Rotated Component Matrix dapat disimpulkan bahwa seluruh item pada variabel adalah dinyatakan valid dan penelitian dapat dilanjutkan.
Analisis Structural Model (Model Struktural) Structural Model atau model strukural adalalah model dalam SEM yang merupakan model yang menunjukan alur antara variabel laten. Menguji pengaruh antara variabel laten apakah sesuai dengan data empiris atau sebaliknya. Model ini dilakukan setelah mendapatkan model CFA setiap variable laten yang valid dan reliabel. -
Analisis Kausal Berdasarkan model struktural dapat diketahui bagaimana pengaruh antar variabel
laten, dalam hal ini yaitu pengaruh nilai manfaat dan pengorbaan terhadap nilai kewirausahaan yang disebut analisis kausal. Berdasarkan hasil output LISREL pada lampiran, berikut ini adalah tabel yang menunjukan hasil estimasi parameter Standaridized (nilai bobot) model struktural untuk model tersebut. Tabel 4.23 Analisis Pengaruh Variabel Path
Estimasi
Standard Error
t value
PBE ----> PVE
0,56
0,095
5,85
PSE -----> PVE
-0,39
0,100
-3,80
Keterangan Ada Pengaruh Signifikan Ada Pengaruh Signifikan
Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2012
Variable laten Perceived Benefit Entrepreneurship (PBE) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Perceived Value of Entrepeneurship (PVE) yang ditunjukan oleh estimasi atau koefisien sebesar 0,56 dan nilai t statistic 5,85 > 1,96 (signifikan). Hal ini menunjukakn bahwa
ada pengaruh positif secara signifikan setiap kenaikan persepsi PBE terhadap
Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013
14 peningkatan persepsi PVE. Meningkatnya persepsi PBE maka akan meningkakan persepsi PVE. Variable laten Perceived Sacrifices of Entrepreneurship (PSE) mempunyai pengaruh signifikan terhadap Perceived Value of Entrepeneurship (PVE) dengan estiamsi sebesar -0,39 dan nilai t statistik
-3,80 > -1,96 (signifikan). Meskipun demikian variable laten PSE
mepunyai pengaruh negatif signfikan terhdap PVE. Hal ini menunjukan bahwa menurunnya persepsi PSE maka akan meningkatkan nilai PVE. Secara keseluruhan, meskipun kedua variabel memiliki pengaruh yang signifikan terhadap PVE akan tetapi pengaruh PBE lebih tinggi dari pengaruh PSE. Nilai koeofosin alur PBE terhadap PVE adalah 0,56 dan pengaruh PSE terhadap PVE adalah -0,39. Berikut model persamaan stuktural yang terbentuk:
Gambar 4.4 Model Struktural Estimasi Sumber : Hasil Olahan, Penulis 2012
Gambar 4.5 Model Struktural t-value Sumber : Hasil Olahan, Penulis 2012
Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013
15 Uji Kecocokan Model Struktural (Goodness of fit) Uji Goodness of Fit bertujuan untuk menilai apakah data yang dikumpulkan sesuai dan cocok dengan model. Berdasarkan pada output analisis SEM dengan menggunakan LISREL maka diperoleh sebagai berikut: Tabel 4.24 Hasil Uji Goodness of Fit Keseluruhan Model Ukuran Goodness of Fit
Target
Keterangan
Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.00 Normed Fit Index (NFI) = 0.99 Non-Normed Fit Index (NNFI) = 1,00 Comparative Fit Index (CFI) = 1,00 Incremental Fit Index (IFI) = 1,00 Relative Fit Index (RFI) = 0.98 Goodness of Fit Index (GFI) = 1.00
< 0,08 = > 0,90 = > 0,90 = > 0,90 = > 0,90 = > 0,90 = > 0,90
Good Fit Good Fit Good Fit Good Fit Good Fit Good Fit Good Fit
Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2012
Berdasarkan hasil diata, secara keseluruhan pemeriksaan GoF mellaui beberapa ukuran mencapai tingkat kecocokan yang dapat diterima yaitu nilai RMSEA 0.0072 < 0,08 (good fit) serta nilai GFI index 0,96 > 0,90 (good fit). Ukuran incremental seperti NFI, NNFI, IFI, CFI dan RFI
berada dalam tingkat yang dapat diterima yaitu diatas 0,90. Hal ini
menunjukan bahwa data empiris yang ada mampu mengkonfirmasi hubungan antara variable laten dengan indikatornya dan antara variable laten dengan tingkat kecocokan yang tinggi. -
Koefisian Determinan (R2) Koefisien determinasi (R2) dapat dilihat pada reduced form equation yang diambil dari
output hasil olahan model struktural: Reduced Form Equations: PVE = 0.56*PBE - 0.39*PSE, Errorvar.= 0.53 , R² = 0.47 (0.095) (0.10) (0.13) 5.85 -3.80 4.03 Berikut merupakan interpretasi dari persamaan di atas: Nilai ini adalah nilai R2 yang menyatakan besarnya pengaruh bersama kedua variable laten eksogen yaitu PBE dan PSE terhadap PVE. Nilai R2 yang dicapai adalah 0,47 atau 47% variasi atau keragaman PVE mampu diterangkan oleh PBE dan PSE.
Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013
16 Analisis Hipotesis Analisis pengujian hipotesis dilakukan sesuai dengan analisis hubungan kausal pada tvalue dimana hioptesis alternatif akan diterima pada t-value > 1,96. Berikut ini adalah tabel hipotesis pada penelitian ini: Tabel 4.25 Hasil Hipotesis Penelitian Peryataan Hipotesis
Hipotesis
t Value
Keterangan
5,85
Hipotesis diterima. Data mendukung hipotesis
-3,80
Hipotesis diterima. Data mendukung hipotesis
Perceived Benafit of Entrepreneurship H1
memiliki pengaruh terhadap Perceived Value of Entrepreneurship
Perceived Sacrifices of Entrepreneurship memiliki pengaruh terhadap Perceived H2
Value of Entrepreneurship
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2012
Keterangan: H1 : Berdasarkan nilai t-value yang ditunjukkan untuk menguji hipotesis maka hipotesis H1 DITERIMA, karena nilainya lebih tinggi dari syarat t-value yaitu sebesar 5,85 > 1,96. Hal ini menunjukkan bahwa Perceived Benafit of Entrepreneurship memiliki pengaruh terhadap Perceived Value of Entrepreneurship. Dimana penilaian mahasiswa terhadap kewirausahaan memiliki pengaruh positif dari nilai manfaat yang dirasakan bila menjadai wairausaha. H2 : Berdasarkan nilai t-value yang ditunjukkan untuk menguji hipotesis maka hipotesis H1 DITERIMA, karena nilainya lebih tinggi dari syarat t-value yaitu sebesar -3,80 > -1,96. Hal ini menunjukkan bahwa Perceived Sacrifices of Entrepreneurship memiliki pengaruh terhadap Perceived
Value of Entrepreneurship. Dimana penilaian mahasiswa terhadap
kewirausahaan memiliki pengaruh negatif dari nilai pengorbanan yang dirasakan bila menjadi wirausaha.
Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013
17 KESIMPULAN Sesuai dengan tujuan penulisan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh Perceived Benefits of Entrepreneurship dan Perceived Sacrifices of Entrepreneurship terhadap Perceived Value of Entrepreneurship bagi mahasiswa Ekstensi FEUI, maka peneliti berusaha untuk membuat beberapa kesimpulan. Berdasarkan analisis data pada bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Penelitian
ini
telah
membuktikan
bahwa
terdapat
Perceived
Benefits
of
Entrepreneurship pengaruh positif dan signifikan terhadap Perceived Value of Entrepreneurship. Menandakan setiap terjadi peningkatan persepsi nilai manfaat menjadi wirausaha maka meningkatkan persepsi mahasiswa Ekstensi FEUI terhadap kewirausahaan. Meningkatnya persepsi terhadap kewirausahaan mempengaruhi mahasiswa terhadap niat menjadi wirausaha. 2. Berdasarkan hasil output Perceived Sacrifices of Entrepreneurship memiliki pengaruh negatif terhadap Perceived Value of Entrepreneurship Hal ini menunjukan bahwa menurunnya persepsi nilai pengorbanan maka akan meningkatkan nilai kewirausahaan dimana jika penilaian terhadap monetary dan non monetary sacrifices rendah maka persepsi penilaian terhadap kewirausahaan meningkat. Pengorbanan yang dirasakan mahasiswa rendah maka minat menjadi wirausaha semakin tinggi.
DAFTAR REFERENSI Brenner, O,C Pringle, C.D and Greenhaus, J.H (1991), “Perceived fullfillment of organizational employment versus entrepreneruship: work values and career intentions of business college graduates” Journal of Small Business Management, Vil. 29 No.3, pp 62-74 Carter, N., Gartner W., Shaver K. & Gatewood E. 2003.The Career Reason of Nescant Enterprenuer. Journal Of Business Venturing, 18: 13-39 Cooper Donald R, Shindler Pamela S (2008) Bussiness methods. Eight Edition. New York. Mc Graw-Hill Gartner, W.B. (1988) Who is an entrepreneur? Is the wrong question, American Journal of Small Business, 12, 4, 11-32 Ghozali, Imam. (2008).Structural Equation Modeling.Teori Konsep dan aplikasi dengan lisreal 8.80.Badan Penerbit, Universitas Diponegoro.Yogyakarta
Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013
18 Ghozali, Imam (2011)
Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang.
Badan penerbit, universitas Diponegoro. Hair, J.F.et.al (2006) Multivariate Data Analysis. Fifth Edition, New Jersey Prentice-Hall International, Inc. Hisrich, D.R, Peters P Michael & Shepherd A.D. (2008) Entrepreneurship.7th ed. New York: McGraw-Hill. Ledden, Lesley (2007) The Relationship Between Personal Value and Perceived Value of Education. Journal of Business Reasearch, vol 60, 9, pg 965-974 Malhotra, Naresh K. (2007). Marketing research.5th ed. New Jersey. Pearson Education International Monre, K.B (2008).Pricing, Marketing Profitable Decisions, Mc Graw-Hill, New York Runiasari,Kartika. November 5, 2012. Pengangguran di Indonesia mencapai 7,24 Juta Orang. http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/11/05/13467 9/Pengangguran-di-Indonesia-Capai-724-Juta-Orang Shane, S. Lock, E.A and Collins, C.J (2003) Entrepreneurial Motivation, Human Resource Management Review, Vol.13 No.2,pp 257-79 Sheth, J.N., Newman, B.I and Gross, B.L (1991) Why we buy what we buy: a theory of consumption . Wijanto, Setyo Hari. (2008). Structural Equation Modellingdengan LISREL 8.8. Yogyakarta: GrahaIlmuvalues. Journal of Business Research, Vol. 22 No.2, pp 159-70 Wu, Lingfei. And Li, Jun. (2010) Perceived Value of Entrepreneurship A Study of the Cognitive Process of Entrepreneurial Career Decision. Journal of Chinese Entrepreneurship. Zeithamal, V.A (1998), Consumer perceptions of price, quality and value: a means-end model and synthesis of evidence, Journal of Marketing, Vol.52 No 3, pp. 2-22 http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=86m:minimnyajumlah-pengusaha-ancamperekonomian&catid=50:bind-berita&Itemid=97 http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=889:entrepeneurubah-mindset-generasi-muda&catid=50:bind-berita&Itemid=97.
Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013
19
Persepsi nilai..., Monicha Shalimar Panambang, FE UI, 2013