PERSEPSI MASYARAKAT PESISIR PANTAI UTARA JAWA TERHADAP PENTINGNYA PENDIDIKAN FORMAL SEBAGAI SALAH SATU CARA MENINGKATKAN STATUS SOSIAL DI MASYARAKAT
( Studi Kasus di Desa Tanjung Anom Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang Banten )
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh MISBAHUDIN 11100015000070
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M / 1438 H
ABSTRAK Misbahudin. Persepsi masyarakat pesisir pantai Utara Jawa terhadap pentingnya pendidikan formal sebagai salah satu cara meningkatkan status sosial di masyarakat (Studi Kasus di Desa Tanjung Anom Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten). SKRIPSI. Jakarta : JURUSAN Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.2017 Pendidikan formal merupakan sebuah kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat, sebagi modal utama dengan ilmu yang didapatkan untuk mencapai segala harapan dan cita-cita, menuju kehidupan lebih baik dan sejahtera, yang merupakan impian semua orang, pendidikan memberikan jalan terbaik untuk menciptkan generasi muda yang berkualitas dan berkompetensi, agar kelak dapat hidup degan kondisi yang lebih baik, mampu hidup dimasyarakat dan berperan serta membagun bangsa, dan yang paling penting bahwa pendidikan mampu mengangkat harkat martabat dan kedudukan dengan status yang lebih tinggi, hal itu pula yang ingin diungkapkan melaui penelitian ini, dimana tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagai mana persepsi atau pandangan masyarakat pesisir pantai Utara Jawa tepatnya di desa Tanjung Anom kecamatan Mauk, kabupaten Tangerang Banten, terhadap pentingnya pendidikan sebagai salah satu cara meningkatkan status sosial dimasyarakat, penlitian ini mengambil objek masyarakat pesisir pantai yang hidup didesa dengan berbagai kondisi sosial dan dinamika kehidupan yang ada, melihat bagi mana pandangan masyarakat terhadap pendidikan formal untuk meningkatkan status sosial mereka, demi kehidupan yang lebih baik, sebuah persepsi yang diharapkan dapat melahirkan sebuah tindakan nyata agar masyarakat lebih peduli terhadap pendidikan formal, karena sekian lama sebuah pandangan yang apatis terhadap pendidikan formal yang berkembang telah menimbulkan sebuah ketidak pedulian masyarakat terhadap pendidikan formal yang menyebabkan masyarakat pesisir hidup dalam ketertinggalan dengan kondisi sosial yang menyedihkan, maka pentingya memahami persepsi masyarakat desa pesisir, untuk membagun kepedulian mereka terhadap pendidikan formal, yang nantinya lewat pendidikan formalah masyarakat dapat meraih kedudukan dan status sosial yang lebih baik, juga mampu mengatasi berbagai macam masalah sosial yang kerap terjadi menimpa masyarakat pesisir. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dengan instrument penelitian yang digunakan dengan teknik. Observasi, wawancara dan dokumentasi. Setelah melakukan penelitain, hasil yang ditemukan dari penelitian ini adalah bahwa terdapat persepsi masyarakat yang menganggap pendidikan formal adalah kebutuhan yang penting dan harus dilaksanakan karena merupakan salah satu cara bagi mereka untuk meningkatkan status sosial dimasyarakat, terdapat sebuah pergeseran cara berpikir dan cara memandang pendidikan formal yang awalnya di anggap tidak penting menjadi sangat penting bagi kehidupan masyarakat Tanjung Anom, karena untuk dapat bertahan dan mampu bersaing di
v
kehidupan yang modern ini diperlukan modal pendidikan yang memadai, untuk dapat bertahan dan memperoleh status sosial yang lebih baik. Terbangunya sebuah persepsi di masyarakat desa Tanjung Anom, diharapkan mampu membawa pengaruh yang lebih baik bagi kemajuan desa itu sendiri, terciptanya desa yang mandiri dengan segala potensi yang dimiliki, baik potensi bahari maupun potensi sumber daya manusia yang berkualitas mampu menunjang kehidupan warga desa, lewat pendidikan formalah sebuah jalan terbaik bagi mereka untuk mencapai semua harapan dan angan-angan yang mereka kehendaki, oleh karena itu sangat penting juga untuk kita mengetahui dan memahami bagai mana persepsi yang dimilki masyarakat desa Tanjung Anom, sebagai dasar bagai mana membangun dan menciptakan kepedulian juga semangat untuk berpendidikan bagi masyarakat desa Tanjung Anom. Kata kunci : Pendidikan dan Status Sosial
vi
ABSTRACT MISBAHUDIN. “The Perception of North Java Coast Community on the Importance of Formal Education as One of the Ways Enhancing Social Status in the Community (Case Study at Tanjung Anom Village, Mauk, Tangerang Regency, Province Banten)”. Undergraduate Thesis. Departement of Social Education, Faculty of Education and Teaching Sciences. Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. 2017. Formal education is an important need for community life and the main capital with knowledge obtained to reach all prospects and targets for better and prosperous future. Education gives the best way to create competent and qualified young generation in order to have better life and to be able to socialize, take role in the society, and develop this country. Moreover, education can raise higher dignity and social status. This research was purposed to know about how the perception of north java coast community at Tanjung Anom, Mauk, Tangerang Regency, Banten on the importance of formal education as one way to enhance social status in the society. This object of this research was the coast community living in the village with various social conditions and life dynamics existed, considering how is their perception on formal education to enhance their social status for the sake of better life. The method that was used in this research was descriptive method with qualitative approach. The instruments used in this research were observation, interview, and documentation. The result of this research showed that there is perception considering that formal education is an important need and must be done because it is one of the ways for them to enhance social status in the society. There is a movement in the way how the community thinks. Initially they consider that education is not important, but now they think education is very important for society life at Tanjung Anom. It is because education is needed to survive and compete in modern life and get better social status. Key Words: Education, Social Status.
vii
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah swt atas limpahan rahmat serta karunianya yang tiada batas sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata satu (S1) Pendidikan ilmu pengetahuan sosial dengan judul “ Persepsi Masyarakat Pesisir Pantai Utara Jawa Terhadap Pentingnya Pendidikan Formal Sebagai Salah Satu Cara Meningkatkan Status Sosial Di Masyarakat, (Studi Kasus di Desa Tanjung Anom Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang Banten). Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan atas baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan cahaya dalam hidup penulis berupa cahaya Islam. Penyelesaian skripsi ini terwujud atas bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai macam pihak, dengan segala hormat dan ungkapan bahagia, penyusunan mengucapkan terimaksih kepada: 1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunianya yang menjadikan penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Prof. Dr. H. Thib raya, MA dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruaan 3. Dr. Iwan Purwanto, M. Pd, selaku ketua Jurusan pendidikan IPS 4. Drs. Syarifullah, M.Si selaku sekertaris Jurusan Pendidikan IPS 5. Prof. Dr. H. Rusmin Tumanggor, MA selaku dosen pembimbing yang begitu sabar dalam membimbing saya, meluangkan banyak waktunya untuk memberikan ilmu, nasihat, pengarahan serta kemudahan dalam menyusun skripsi ini. 6. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Atas ilmu yang diberikan kepada penulis, semoga ilmu ini semoga dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. 7. Kedua orang tua ku tercinta bapak Dulhak dan IBU Murni, yang selalu sabar senantiasa memberikan doa serta dukungan baik moril maupun materil dan tak lupa kaka ku Kusnadi dan adik ku Intan Ayu Lestari terima kasih atas segal doa dan dukunganya 8. Warga masyarakat pesisir Desa Tanjung Anom dan aparatur desa, yang telah berkenan membantu dalam meyelesaikan skripsi ini.
viii
9. Kepada group VETERAN, mantan pengurus BEM FITK masa bakti 20132014, sadara Arif Nurhidayat, Febria Afia, Edwin Rahmadian, Yuni Novianti, Fitri, Fiqri, Aceng, Elvira yang selalu memberikan dorongan semangat ketika saya di dalam kesuliatan 10. Kepada Group Sanggar Rias Euis, Kiki Salon, Mahali Make,Up, Dan Para MUA Se-Tangerang Raya, Yang Telah Menjadi Saluran Berkat Penghasilan Pada Saya. 11. Kepada Yayan Tunas Muda Unggul dan Al-Islah, yang pernah menjadi tempat saya mengajar 12. Teman teman Sosiologi angkatan 2010 yang sama sama pernah berjuang dikampus tercinta ini. 13. Kepada saudara Ibnu Aidil Putra, Destia, Muhamad Faisal Ramdan yang juga memiliki andil dalam pengerjaan skripsi ini. 14. Kepada saudari faqih, yustia, dan mimih lesehan koceku. 15. Dan teman teman lainya yang tidak bisa saya sebutkan satu pesatu yang telah mendukung dan memberikan sumbangsih terhadap kehidupan saya. 16. Seluruh Kader HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat. Hanya itu yang dapat penulis sampaikan. Semoga Allah membalas kebaikankebaikan yang kita perbuat. Amiin
Jakarta 13 Juli 2017
Penulis
ix
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .............................................. i LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .............................. iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................. iv ABSTRAK ...................................................................................................... v ABSTRACT .................................................................................................... vii KATA PENGANTAR .................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................... x DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................... 1 1. Landasan Filosofis ....................................................................... 1 2. Landasan Historis…………………………………………......... 2 3. Landasan Yuridis…………………………………………… ..... 4 4. Landasan Kekontemporeran ........................................................ 7 5. Landasan Preliminary Research .................................................. 11 B. Pembahasan Masalah ......................................................................... 13 1. Identifikasi Masalah ..................................................................... 13 2. Pembatasan Masalah. ................................................................... 14 3. Perumusan Masalah ..................................................................... 14 4. Pertanyaan Penelitain ................................................................... 15 C. Hipotesis ............................................................................................ 15 D. Tujuan Penelitian dan Signifikasi Penelitian ..................................... 15
BAB II DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Kajian Teori ....................................................................................... 18 1. Persepsi ........................................................................................ 18
x
a. Pengertian Persepsi ............................................................... 18 b. Indikator Persepsi ................................................................. 20 c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi ....................... 21 2. Masyarakat ................................................................................... 22 a. Pengertian Masyarakat .......................................................... 22 b. Pengertian Masyarakat Menurut Para Ahli ........................... 24 3.
Pesisir Dan Masyarakat Pesisir ................................................... 25 a. Pesisir .................................................................................... 25 b. Masyarakat Pesisir ................................................................ 28
4. Pendidikan.................................................................................... 30 a. Pengertian Pendidikan .......................................................... 30 b. Lembaga Pendidikan Formal ................................................ 32 c. Tujuan Pendidikan ................................................................ 33 d. Pendidikan Sebagai Investasi Manusia (Human Investmen) 34 e. Ciri Pendidikan Yang Berhasil ............................................. 34 f. Syarat Pendidikan Yang Berhasil ......................................... 35 5. Stratifikasi Sosial ......................................................................... 35 a. Pengertian Stratifikasi Sosial ................................................ 35 b. Karakteristik Stratifikasi Sosial ............................................ 36 c. Pengertian Status Sosial ......................................................
36
B. RELEVANSI DATA ......................................................................... 39 C. KERANGKA KONSEPTUAL .......................................................... 40
BAB III METODE PENELITIAN YANG DIGUNAKAN A. Objek Dan Disain Penelitian .............................................................. 44 B. Subjek Penelitian ............................................................................... 46 C. Populasi Dan Sampling ...................................................................... 47 D. Data Yang Dikumpulkan ................................................................... 49 E. Jenis Penelitian................................................................................... 49 F. Sumber Data....................................................................................... 51 G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 52 H. Intrumen Pengumpulan Data ............................................................. 61
xi
I.
Teknik Penulisan Laporan / Skripsi ................................................... 62
J.
Pemeriksaan Atau Pengecekaan Keabsahan Data ............................. 64
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Setting Penelitian ................................................................ 67 1. Sejarah Desa Tanjung Anom ......................................................... 67 2. Kondisi Geografis .......................................................................... 70 3. Kondisi Demografi ......................................................................... 71 4. Data Sarana Prasarana Keagamaan ................................................ 72 5. Kondisi Lingkungan Tempat Tinggal ............................................ 73 6. Kondisi Sosial Masyarakat Desa Tanjung Anom .......................... 75 7. Kondisi Ekonomi Masyarakat Desa Tanjung Anom ..................... 77 8. Status Sosial Masyarakat Desa Tanjung Anom ............................. 81 9. Sarana Prasarana Dan Kondisi Lembaga Pendidikan Formal Yang Ada Di Desa Tanjung Anom................. 86 10. Prestasi Desa Dan Persebaran Penduduk Potensial Tanjung Anom 92 B. Hasil Penelitian .................................................................................... 94 1. Persepsi Masyarakat Desa Tanjung Anom Terhadap pentingnya Pendidikan formal Sebagai Salah Satu Cara Meningkatkan Status Sosial masyarakat Tanjung Anom ................................................. 94 a. Persepsi Masyarakat Terhadap Peningkatan Status Sosial ...... 94 b. Perubahan Persepsi Masyarakat Terhadap Pendidikan Formal 98 c. Peningkatan Kualitas Generasi Muda ...................................... 101 d. Kendala Pendidikan Formal Di Masyarakat Desa Tanjung Anom ........................................................................................ 104 e. Pandangan Masyarakat Terhadap Kualitas Pendidikan Formal ...................................................................................... 107 f. Peran Pendidikan Formal Terhadap Status Sosial Masyarakat Desa Tanjung Anom ................................................................ 110 g. Pengaruh Pendidikan Formal Bagi Masyarakat Tanjung Anom ........................................................................................ 117
xii
C. ANALISIS HASIL PENELITIAN 1. Ketepatan Hipotesis ....................................................................... 123 2. Kritik Kerangka Konseptual Dan Kerangka Konseptual Temuan ....................................................................... 125 3. Perspektif Peneliti Tentang Sumber ............................................... 130
BAB VII PENUTUP A. KESIMPULAN .................................................................................... 133 B. SARAN ................................................................................................ 133
DAFTAR KEPUSTAKAAN LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL Tabel 3.1
Rencana Waktu Penelitian………………………….
46
Tabel 3.2
Pedoman Observasi…………………………………
54
Tabel 3.3
Pedoman Dokumentasi……………………………..
56
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara…………………….
59
Tabel 4.1
Kepala Desa Yang Pernah Menjabat………………..
69
Tabel 4.2
Data Sekolah Formal……………………………..
89
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Instrumen Wawancara
Lampiran 2
Hasil Wawancara
Lampiran 3
Hasil Observasi
Lampiran 4
Dokumentasi
Lampiran 5
Surat- Surat
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Skema Kerangka Konseptual…………………………
42
Gambar 2.2
Bagan Kerangka Berfikir……………………………..
43
Gambar 3.1
Peta Desa Tanjung Anom…………………………….
45
Gambar 4.2
Bagan Struktur Perangkat Desa………………………
70
Gambar 4.2
Peta Desa Tanjung Anom…………………………….
72
Gambar 6.1
Kerangka Konseptual Temuan……………………….
130
xvi
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang 1. Landasan Filosofis Nenek moyang ku seorang pelaut” sebuah penggalan sebuah lagu anak-anak yang sering dinyayikan, yang bila ditilik memiliki sebuah arti bahwa masyarakat Indonesia sejak dulu merupakan masyarakat maritim yang tidak bisa dilepaskan dari laut yang menjadi sebuah jiwa dan identitas bagsa Indonesia melihat negara Indonesia yang banyak orang menyebutnya sebagai negara maritim terbesar yang menyimpan berjuta sumber daya
alam dan keanekaragaman hayati serta
masyarakatnya yang majemuk dan heterogen yang menjadi sebuah anugrah yang besar bagi siapa saja yang tinggal dan menetap di sana, negeri yang berada di antara dua samudra dan dua benua serta memiliki dua musim, telah memberikan ciri identitas negara maritim yang beriklim tropis sehingga menarik perhatian orang banyak untuk menggali dan mencari tau lebih jauh tentang negara ini dari berbagai macam aspek, baik sosial, ekonomi, budaya, dan keindahan alam yang luar biasa tiada duanya. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbesar di dunia dengan sekitar 17.504 buah pulau yang membentang sepanjang 5.120 km dari timur kebarat sepanjang Khatulistiwa dan 1,760 km dari utara keselatan, luas dataran negara Indonesia mencapai 1.919.440 km2 dan luas perairan laut tercatat sekitar 3.273.810 km2, lebih lanjut negara Indonesia mempunyai garis pantai sekitar 9,8 juta km yang merupakan pantai terpanjang di seluruh dunia.1 Mengingat perairan pantai atau pesisir merupakan perairan yang sangat produktif, maka panjangnya pantai Indonesia merupakan potensi sumber daya alam (hayati) untuk pembangunan kesejahteraan masyarakat di negara kita ini. 1
Syamsir Salam dan Amir Fadhilah,Sosilogi Pedesaan, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidyatullah Jakarta, 2008), h.157.
1
2
Indonesia dikenal juga dengan negara yang bercorak maritim dimana masyarakat Indonesia masih banyak yang menggantungkan hidupnya pada perairan laut sebagai salah satu sumber perekonomian masyarakat, terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah pinggiran pantai atau yang sering disebut dengan masyarakat pesisir, yang sebagian besar menggantungkan hidupnya pada hasil laut sebagai mata pencarian utama masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik berkerja sebagai nelayan, petani tambak, pedagang ikan, maupun masyarakat yang mengelola daerah pesisir sebagai tempat pariwisata. Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut, ke arah darat wilayah pesisir meliputi bagaian dataran baik kering maupun terendam air, yang masih pasang surut dipengaruhi oleh sifat-sifat laut, seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin, sedangkan ke arah laut, wilayah pesisir mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebakan karena kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran.2 Pesisir pantai merupakan salah satu lingkungan hidup yang memiliki sumber daya alam yang besar dan penting bagi kehidupan masyarakat, dimana di daerah pesisir pantai inilah masyarakat melakukan aktifitas hidup yang berhubungan dengan memproduksi, mengolah, menjual, dan mengkonsumsi, berbagai hasil laut yang menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat baik masyarakat yang hidup di sekitar pesisir maupun masyarakat yang hidup jauh dari sekitar pesisir.
2. Landasan Historis Melihat dan bercermin dari segi historikal atau sejarah Indonesia yang dahulu disebut juga dengan Nusantara pernah dikenal sebagai negri bahari yang berjaya dengan masyarakat pesisir yang kaya raya juga handal dalam kemampuan melaut dengan mengarungi dan 2
Ibid., h. 158
3
menaklukkan samudra, dimasa lalu dimana masyarakat pesisir adalah masyarakat maritim yang kuat dan maju pada masanya dan mampu bersaing dengan para pelaut dari bangsa lainya. Daerah pesisir pula merupakan salah satu tempat terjadinya pusat perdagangan dan pusat pertukaran kebudayaan, masyarakat pesisir yang memiliki sifat egaliter dan keterbukaan terhadap berbagai macam bidang pengetahuan baik, teknologi, politik, kesehatan, bahasa, dan agama, bahkan di daerah-daerah pesisirlah tumbuh peradaban maju dan lahirnya kerajaan-kerajaan yang menjadi pusat peradaban dan kebudayaan salah satu yang terkenal di Nusantara yang pernah dikenal dengan kerajaan maritim terkaya dengan kejayaan yang gilanggemilang, yaitu pada masa kerajaan Sriwijaya, dimana kerajaan Sriwijaya pernah termasyur ke segala penjuru dunia merupakan pusat kebudayaan dan pusat pendidikan ajaran agama Hindu-Budha. Selain sebagai pusat kebudayaan dan pendidikan di Nusantara pula banyak pelabuhan-pelabuhan besar di sekitar pantai utara Jawa yang dibangun oleh masyarakat pesisir, seperti pelabuhan Galuh, Banten, Sunda Kelapa, Semarang, Tuban, Cirebon yang menjadi pusat perekonomian masyarakat pada masa itu, dan masuknya ajaran agama Islam karena diketahui dari berbagai sumber sejarah bahwa Islam pertama kali masuk di daerah pesisir dan warga masyarakat pesisirlah yang pertama kali memeluk ajaran agama Islam di Nusantara. Maka melihat dari sejarah itu kita dapat memetik pelajaran bahwa seharusnya masyarakat pesisir Nusantara adalah masyarakat yang memiliki sumber daya manusia yang baik yang dapat menjadi masyarakat yang mandiri, maju dan mampu bersaing guna mencapai kesejahteraan, kemajuan bagsa, dan negara. bukan seperti saat ini masyarakat pesisir menjadi masyarakat yang tertinggal dan terbelakang baik dari segi ekonomi, pendidikan, bahkan agama seperti yang contohnya terjadi pada masyarakat pesisir utara Laut Jawa dengan melihat cara pandang dan anggapan masyarakat pesisir yang masih
4
rendah terhadap pentingnya pendidikan formal bagi masa depan kehidupan mereka untuk masa depan kehidupan yang lebih baik.
3. Landasan Yuridis Sejalan dengan visi dan misi pemerintah di bawah kepemimpinan presiden Joko Widodo yang ingin membangkitkan kembali wilayah laut Indonesia yang merupakan salah satu kekayan alam, menjadi negara yang menjadi poros maritim dunia, negara yang maju di bidang kemaritiman, yang menyentuh seluruh sektor yang berkaitan dengan kelautan, yang mampu membangkitkan lagi kejayaan maritim Indonesia dan yang paling tidak terpisahkan bagai mana membangun sumber daya manusia di daerah sekitar laut atau yang biasa disebut masyarakat pesisir pantai sebagai pendukung utama atau sebagai pelaku utama penyelenggara pembangunan kelauatan, melalui kegiatan-kegiatan kelautan yang sudah menjadi keseharian, peningkatan sumber daya manusia masyarakat pesisir yang paling utama adalah melalui program pendidikan formal yang dilakukan disekolah sebagai proses mereka mendapatkan ilmu pengetahuan dan kompetensi yang mampu mendukung mereka dalam pengelolaan laut yang lebih baik lagi. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2014 pasal 35. 1) Pemerintah dan Pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya bertanggung jawab menyelenggarakan pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan. 2) Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat bekerja sama dengan berbagai pihak, baik pada tingkat nasional maupun pada tingkat Internasional yang berbasis kompetensi pada bidang kelautan. 3) Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam Pasal 36 mengatakan 1) Dalam pengembangan sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35, Pemerintah menetapkan kebijakan
5
pengembangan sumber daya manusia dan kebijakan budaya bahari. 2) Kebijakan pengembangan sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui: a. peningkatan jasa di bidang kelautan yang diimbangi dengan ketersediaan lapangan kerja; b. Pengembangan standar kompetensi sumber daya manusia di bidang Kelautan; c. peningkatan dan penguatan peranan ilmu pengetahuan dan teknologi, riset, dan pengembangan sistem informasi Kelautan; d. peningkatan gizi masyarakat Kelautan dan peningkatan pelindungan ketenagakerjaan. 3) Kebijakan budaya bahari sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui: a. peningkatan pendidikan dan penyadaran masyarakat tentang Kelautan yang diwujudkan melalui semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan, b. identifikasi dan inventarisasi nilai budaya dan sistem sosial Kelautan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai bagian dari sistem kebudayaan nasional c. pengembangan teknologi dengan tetap mempertimbangkan kearifan lokal. Dalam undang-undang tersebut dalam pasaal 35 dan 36 bahwa untuk meningktakan sumber daya manusia di daerah pesisir pantai bisa dilakukan melaui proses penyelenggaran pendidikan formal yang sesuai dengan undang-undang dan menjadi tanggung jawab pemerintah dalam melaksanakanya melaui kementrian atau departemen yang terkait, Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting sebagai proses pembentukan sumber daya alam yang berkualitas, maka sudah seharusnya pendidikan bagi anak-anak di usia sekolah harus mendapatkan pendidikan yang berkualitas, seperti program yang dicanagkan oleh pemerintah mengenai wajib sekolah dua belas tahun yang didukung oleh anggran 20 % dari APBN yang diperuntukan bagi sektor pendidikan, maka sudah seharusnya seluruh penduduk warga negara Indonesia, siapapun itu khususnya masyarakat pesisir pantai utara, wajib mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan di sekolah dengan sebaik-baiknya, walaupun fakta yang
6
terjadi dilapangan, masih banyak masyarakat khusunya di daerah terpencil dan pelosok pedalaman yang masih sulit mendapatkan akses pendidikan karena bagai macam permasalahan yang terjadi, andai katapun mereka mendapatkanya pendidikan yang didapatkan masihlah sangat kurang, baik secara, kualitas dan kuantitas, masalah yang timbul seperti, tenega pengajar yang sangat minim dan rendah kualitas saranaprasarana pendidikan yang bisa dikatakan sangat kurang layak, dan masalah lainya yang menjadi tantangan dan hambatan yang bukan hanya saja menjadi masalah bagi masyarakat saja namun juga menjadi tanggung jawab seluruh pemenggang kekuasan yaitu pemerintah, masalah yang harus segera diselesaikan dan harus segera di atasi guna mencapai tujuan bangsa yang juga temuat dalam Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi "Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, Dalam pembukaan UUD 1945 memliki makna bahwa menjadi tugas seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah untuk dapat mewujudkan cita-cita bangsa yang salah satunya mencerdaskan kehidupan bahgsa
guna memajukan kesejahteraan umum
dan
terciptanya ketertiban dunia, untuk mewujudkan semua itu, lewat jalur pendidikan formal memberi berbagai macam pengetahuan dan keterampilan, baik, ekonomi, teknologi, bahasa, bahkan kesenian, dan bidang yang lainya yang menjadi kompetensi bagi terciptanya sumber daya manusia yang diharapkan mampu mencapai cita-cita negara, dan tidak terkeculai peran masyarakat pesisir pantai, yang menjadi bagian masyrakat Indonesia, untuk mampau meningkatkan kualitas diri dan mampu menjawab juga menghadapi tantangan jaman yang semakin komplek, masyarakat pesesir harus mampu membangkitkan semangat
7
bangsa yang tak kenal pantang menyerah, sebagai jati diri bangsa sebagai bangsa maritim yang hidup dan tumbuh dalam dekapan lautan samudra yang membetang dari ujung barat sampai ujung timur,
4. Landasan Kekontemporeran Masyarakat pesisir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan pembangunan di wilayah pesisir, Sebagai negara kepulauan. Indonesia memiliki daerah pesisir yang sangat luas dan diperkirakan 60% dari penduduknya hidup dan tinggal di daerah pesisir, Sekitar 10.664 desa dari 75.410 desa yang ada di Indonesia dapat dikategorikan sebagai desa pesisir mereka ini kebanyakan merupakan masyarakat tradisional dengan kondisi sosial ekonomi dan latar pendidikan masyarakat yang masih relatif sangat rendah, mereka hanya berpendidikan sampai sekolah dasar bahkan parahnya lagi ada yang tidak pernah mengenyam pendidikan sama sekali, karena akses terhadap pendidikan yang masih sulit dan kesadaran masyarakat pesisir terhadap pentingnya pendidikan yang masih amat rendah. Kondisi masyarakat pesisir seperti ini memungkinkan sulitnya mereka mengikuti perkembangan di daerahnya dan menyebabkan masyarakat
daerah
pesisir
menjadi
masyarakat
tertinggal
dan
terbelakang dari kelompok masyarakat lainya. Dalam suatu wilayah pesisir terdapat lebih dari satu kelompok masyarakat yang memiliki keterampilan atau keahlian dan kesenangan berkerja yang berbeda sebagai petani, nelayan, petani tambak, petani rumput laut, pendamping pariwisata, industri dan kerajinan rumah tangga, dan sebagainya. yang masing-masing memiliki sikap dan cara hidup yang berbeda-beda begitupan dari cara pandang dan persepsi mereka yang berbeda pula. Hidup di daerah lingkungan pantai dan menggantungkan hidup seutuhnya pada sumber daya alam laut telah menciptakan kondisi kultur masyarakat pantai yang memiliki corak khas dan kebudayan masyarakat
8
yang berkembang dan tumbuh sesuai dengan keberadaan lingkungan dimana masyarakat itu tinggal, seperti cara hidup masyarakat pesisir pantai dari cara berinteraksi, prilaku, bahasa, cara pandang atau cara berpikir, masyarakat pesisir terhadap segala situasi dan kondisi yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Karakteristik masyarakat pesisir yang ditentukan oleh pola interaksi faktor-faktor sosial, ekonomi, lingkungan, agama, bahasa, budaya, adat istiadat, yang tumbuh dan berkembang serta memberikan ciri khusus yang membedakan antara masyarakat yang tinggal di daerah pesisir dengan masyarakat yang tinggal di daerah pengunungan atau masyarakat yang tinggal di daerah dataran rendah, dan yang mencolok adalah ketergantungan masyarakat pesisir terhadap iklim atau musim, pada musim penangkapan para nelayan sangat sibuk melaut dan pada musim paceklik kegiatan melaut menjadi berkurang sehingga banyak para nelayan yang terpaksa menganggur karena tidak dapat melaut dan mendapatkan hasil ikan yang tidak maksimal, ketergantungan nelayan terhadap iklim ini disebabkan karena tidak mampu mengakses teknologi dan informasi mengenai iklim serta memahami kemajuan diberbagai bidang mengenai pengembangan dan pengelolaan produktivitas sumber daya hasil laut, sehingga berimplikasi terhadap kondisi sosial dan masalah-masalah sosial masyarakat yang komplek, seperti masalah ekonomi dan konflik masyarakat yang sering terjadi pada masyarakat tradisional yang berada di garis kemiskinan. Karakteristik masyarakat pesisir tradisional berdasarkan UndangUndang No. 27 Tahun. 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau pulau kecil, masyarakat tradisional pesisir adalah masyarakat perikanan tradisional yang masih diakui hak tradisionalanya dalam melakukan kegiatan lainya yang sah didaerah tertentu yang berada dalam perairan kepulauan sesuai dengan kaidah hukum laut international, sebagian besar masyarakat pesisir Indonesia adalah masyarakat pesisir tradisional yang masih memanggang teguh adat istiadat, dalam melakukan kegiatan mengelola sumber daya laut, baik sebagai nelayan tradisional dan petani tambak tradisional, yang masih menggunakan cara-cara sederhana dengan mengunakan peralatan-
9
peralatan yang sederhana pula dalam menagkap ikan di laut dan mengelola tambak atau mengolah hasil laut lainya.3 Begitu juga dalam hal cara pandang dan anggapan masyarakat pesisir pantai terhadap dunia pendidikan, hal-hal yang berkenaan mengenai pendidikan formal masyarakat pesisir teradisional Indonesia, yang masih rendah tingkat kesadaran terhadap pentingnya pendidikan formal bagi masa depan, mereka juga memandang pendidikan formal tidaklah begitu penting bagi kehidupan, hal ini diperparah lagi dengan banyaknya orang tua dengan berbagi macam alasan baik karena masalah ketidak mampuan dibidang ekonomi maupun alasan lainya, yang enggan menyekolahkan anak-anaknya ketingkat pendidikan formal yang lebih tinggi, hal inilah yang menjadi salah satu penyebab rendahnya sumber daya manusia di daerah pesisir dan menimbulkan permasalahan-permasalahan sosial masyarakat yang terjadi akibat rendahnya kesadaran warga masyarakat pesisir terhadap pentingnya pendidikan formal, ditambah lagi dengan adanya anggapan bahwa keahlian dalam melaut atau mengelola tambak tidak diperlukan melalui pendidikan formal melainkan melalui pengalaman langsung terjun langsung kelapangan, terjun langsung menjadi nelayan atau mengurus tambak yang akan menjadi dasar dan sebagai bekal mereka menjalani proses sebagai nelayan ataupun pengelola tambak sehingga banyak anak-anak muda usia sekolah yang tinggal dipesisir pantai yang hanya mengenyam pendidikan sekolah dasar saja dan hanya sedikit yang berkeinginan meneruskan ke sekolah dengan tingkat yang lebih tinggi. Sebagai buktinya adalah masyarakat pesisir yang tinggal di sekitar pesisir Pantai Utara Jawa, walaupun sumber daya Laut Jawa yang sangat kaya dengan melimpahnya ikan namun hal tersebut tidak diimbangi oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kemampuan yang tinggi dibidang kelautan yang salah satu penyebabnya
3
Iwan Nugroho dan Rokhmin Dahuri, Pembangunan Wilayah Perspektif Ekonomi Sosial Lingkungan, (Jakarta: LP3ES,2012), h.277-278.
10
adalah rendahnya tingkat pendidikan masyarakat pesisir yang rendah. yang juga berdampak buruk pada timbulnya permasalahan sosial seperti masalah perekonomian dan kerusakan lingkungan laut, kemiskinan, pengganguran, kejahatan dan kerusakan ekosistem pantai, ekosistem laut
yang akhirnya
berdampak
pula
pada
rendahnya
tingkat
kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sekitar Pantai Utara Jawa. Salah satu contohnya adalah tercemarnya laut oleh sampah-sampah dan limbah industri disekitar pantai Tanjung Burung Kabupaten Tangerang dan kerusakan terumbu karang di Kepulauan Seribu akibat penggunaan bom ikan yang merusak terumbu karang, serta masalah mengenai masalah laut dan pesisir lainya yang terjadi akibat rendahnya tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai lingkungan tempat hidupnya yaitu pesisir pantai yang seharusnya pengetahuan itu dapat mereka peroleh dari pengetahuan di sekolah formal. Berbagai macam permasalahan dan tantangan yang terjadi pada masyarakat pesisir, terutama yang terjadi pada masyarakat pesisir Pantai Utara Jawa seperti kesulitan masyarakat pesisir dalam menangani dan mengatasi pelbagai permasalahan yang terjadi, potensi sumber daya laut dan lingkungan pantai yang seharusnya menjadi sumber utama perekonomian untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan serta status sosial dalam masyarakat guna kehidupan yang lebih baik yang harus dimiliki oleh warga masyarakat. namun, kenyataan yang terjadi malah sebaliknya oleh karena banyak masyarakat pesisir yang belum mampu memanfaatkan sumber daya alam secara maksimal dan dengan cara yang baik, maka wilayah pesisir pun menjadi wilayah tertinggal dan terbelakang dengan kantongkantong kemiskinan yang terdapat didalamya.
11
5. Landasan preliminary research Ditengah gencarnya program pemerintah yang merencanakan Indonesia menjadi negara maritim yang maju dan menjadi poros maritim dunia, dengan memprioritaskan pembangunan yang berkaitan dengan sektor kelautan, yang tidak hanya membangun sumber daya alam dan pembangunan secara pisik, namun juga membangun dan menciptakan sumber daya manusia yang berkualiatas, memiliki kompetensi dan berdaya saing tinggi, dimana sumber daya manusia merupakan unsur utama yang sangat penting dalam membangun sebuah negara maritim yang maju, karena hanya dengan sumber daya manusia berkulitas tinggi dapat mendukung terciptanya dan terselenggaranya pembangunan wilayah maritim, yang diharapkan dapat menjadi tonggak pembangunan yang sedang dilakukan negara kita, maka masyarakat pesisirlah yang paling memiliki peran penting dalam mewujudkan citacita tersebut, hal ini karena masyarakat pesisir pantai adalah masyarakat yang berada di garis terdepan dalam upaya membangun daerah laut, masyarakat pesisirlah penduduk yang memang hidupnya paling dekat dengan laut dan lebih memahami karakteristik dan proses hidup sebagai orang pesisir, disamping memang masyarakat pesisirlah yang kebanyakan dari mereka menggantungkan hidup sepenuhya pada sumber daya laut sebgai tempat mereka mencari penghidupan dan sumber ekonomi, Melalui pendidikan formal yang didapatkan disekolah dengan pemberian pembelajaran yang terintegrasi, yang dilakukan masyarakat pesisir mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, dan berdaya saing yang mampu menggerakan pembagunan kawasan laut seperti yang diharapkan, karena dengan terciptanya kualitas manusia yang unggul dibidang kelautan akan juga berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir baik kesejahteraan dibidang ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, berarti juga secara otomatis akan meningkatkan status sosial setiap warga masyarakat
12
pesisir yang mau mengeyam pendidikan formal dengan baik dan dibarengi oleh kerja keras, dan semangat berinovasi, juga kreatif yang tinggi, secara otomatis dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat pesisir pantai, berarti akan terjadinya peningkatan status sosial yang bersipat positif dan memberikan peranan pada masyarakat pesisir pantai, untuk terus berusaha membangun kawasan wilayah laut menjadi kawasan pembangunan yang maju dan terdepan, sehingga paradigma yang terjadi pada saat ini mengenai masyarkat pesisir pantai sebagai masyarakat yang miskin dan tertinggal, akan tergantikan dengan paradigma baru bahwa masyarakat pesisir merupakan pengerak utama kemajuan bangsa dan negara. Namun walau tidak dipungkiri pada saat sekarang ini, memang masih banyak dari masyarakat pesisir pantai, khusunya masyarakat yang hidup disekitar daerah pantai Utara Jawa, yang masih hidup dalam kemiskinan dan kesejahteraan ekonomi yang sangat rendah, juga permasalahan sosial lainya yang terus terjadi dan menjadi problem negara ini, dalam melaksanakan pembangunan, masalah yang di hadapi masyarakat pesisir pantai Utara Jawa di berbagai bidang, merupakan tanggung jawab bersama semua elemen masyarakat baik pemerintah untuk segera mengatasinya, sebuah keprihatinan besar yang harus kita rasakan bila melihat potret kondisi masyarakat pesisir pantai, dimana tibulnya berbagai macam permasalahan sosial ekonomi, seperti rumahrumah yang masih semi permanen dan mudah rapuh, akses terhadaap pasilitas umum yang sangat terbatas, masalah kesehatan serta keamanan dan yang paling utama adalah masalah pendidikan baik dari segi kualiatas maupun kuantitas, bahkan sangat ironi melihat kenyataan yang terjadi dimasyarakat pesisir ibu kota Jakarta, walaupun dekat dengan pusat pemerintahan negara Indonesia, masih banyak daerah-daerah yang menjadi daerah kantong-kantong kemiskinan dan kerusakan lingkungan, tempat di mana ternyata banyak anak-anak usia sekolah yang tidak mau bersekolah karena harus membantu orang tuanya
13
mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan hidup kehidupan seharihari. Segala macam dinamika kehidupan yang menyangkut masyarakat pesisir pantai melaui fenomena-fenomena dan kondisi sosial masyarakat yang terjadi pada saat ini, utamanya menyangkut kesejahteraan masyarakat pesisir dilihat dari segi status sosial yang terjadi pada masyarakat pesisir pantai utara yang diperoleh melalui proses jalur pendidikan formal, maka, hal inilah yang mendorong penulis untuk meneliti dan membahas mengenai cara pandang dan anggapan masyarakat pesisir Pantai Utara Jawa mengenai pentingnya pendidikan formal terutama bagi peningkatan status sosial dimasyarakat, Untuk itu penulis mengambil judul “Persepsi masyarakat pesisir pantai Utara Jawa terhadap pentingnya pendidikan formal sebagai salah satu cara meningkatkan status sosial di masyarakat. (studi kasus di desa Tanjung Anom Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang Provinsi Banten )”.
B. Pembahasan Masalah 1. Identifikasi Masalah Dari pembahasan mengenai latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas mengenai kehidupan masyarakat pesisir Pantai Utara Jawa terutama pada masyarakat pesisir Pantai Utara Jawa. maka indentifikasi faktor-faktor penyebab tejadinya masalah dijelaskan sebagai berikut: a. Paradigma masyarakat Pesisir Pantai Utara yang rendah terhadap pendidikan formal anak-anaknya b. kondisi sosial ekonomi yang lemah menjadi faktor masyarakat pesisir kurang peduli terhadap pendidikan formal c. pengaruh iklim dan musim bagi rendahnya produktifitas nelayan di Pantai Utara Jawa.
14
d. Faktor letak Geogerafis tempat tinggal masyarakat pesisir yang menyulitkan masyarakat pesisir mendapatkan akses pendidikan. e. Fasilitas serta sarana-prasarana yang ada di daerah tempat tinggal masyarakat pesisir yang belum memadai yang mempengaruhi mobilitas sosial penduduk pesisir. f. Budaya dan kultur masyarakat pesisir yang masih tradisional dan anti modernisasi. g. Kondisi sosial masyarakat pesisir yang kurang pengetahuan dan informasi. h. Rendahnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap Teknologi perikanan dan kelauatan. i. Persepsi yang rendah masyarakat daerah pesisir Pantai Utara Jawa terhadap pentingnya pendidikan formal sebagai salah satau cara untuk meningkatkan status sosial di masyarakat di desa Tanjung Anom kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang Banten.
2. Pembatasan Masalah Mengingat keterbatasan dan luasnya permasalahan yang akan dibahas serta agar pembahasan lebih terarah dan lebih jelas. penelitian ini hanya dibatasi pada : “Persepsi masyarakat daerah pesisir pantai Utara Jawa terhadap pentingnya pendidikan formal sebagai salah satau cara untuk meningkatkan status sosial di masyarakat ( Studi Kasus di desa Tanjung Anom Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten )”.
3. Rumusan Masalah Berdasarkan pada pembatasan masalah yang dipaparkan pada latar belakang diatas, maka dapat dikemukakan rumusan masalah yang diambil peneliti mengenai “Bagaimana persepsi masyarakat daerah pesisir Pantai Utara tepatnya masyarakat Desa Tanjung Anom, Kecamatan Mauk, Tangerang, Banten
15
terhadap pentingnya pendidikan formal sebagai salah satu cara meningkatkan status sosial dimasyarakat” dimana peneliti ingin mengetahui dan memahami bagaimana persepsi masyarakat terhadap pentingya pendidikan formal, yang ada di daerah tersebut mengingat daerah tersebut adalah daerah pesisir pantai utara, yang masih tertinggal, dan bagaimana pandangan masyarakat terhadap peran dan pengaruh pendidikan formal dalam hal meningkatkan status sosial di masyarakat serta mengatasi permasalahan sosial yang terjadi di daerah tersebut.
4. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka peneliti dapat mengajukan pertanyaan dalam pertanyaan ini sebagai berikut seperti apakah persepsi masyarakat pesisir pantai utara Jawa tepatnya di daerah Tanjung Anom kecamatan Mauk kabupaten Tangeran Banten terhadap pentingnya pendidikan sebagai salah satu cara meningkatkan status sosial di masyarakat.
C. Hipotesis Berdasarkan latar belakang masalah, pembatasan masalah, dan rumusan masalah yang dipaparkan pada poin sebelumnya maka hipotesis pada penelitian ini adalah, bahwa adanya persepsi atau pandangan masyarakat yang meyakini bahwa pendidikan formal mampu menjadi salah satu cara atau jalan masyarakat desa Tanjung Anom untuk peningkatan status sosial dimasyarakat, dengan peran dan pengaruh yang dimiliki pendidikan untuk merubah kehidupan masyarakat desa Tanjung Anom ketingkat status yang lebih baik.
D. Tujuan dan Signifikasi Penelitian 1. Tujuan Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :
16
a. Akademis Untuk mengetahui Mengetahui persepsi masyarakat pesisir Pantai Utara Jawa tepatnya Desa Tanjung Anom, Kecamatan Mauk,
Kabupaten
Tangerang,
Banten
tentang
pentingnya
pendidikan sebagai salah satu cara meningkatkan status sosial di masyarakat. b. Terapan Secara terapan penelitian ini bertujaun untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat khususnya masyarakat pesisir pantai utara jawa bahwa pendidikan adalah salah satu cara meningkatkan status sosial di masyarakat, dan pentingnya pendidikan bagi masa depan kehidupan bangsa.
2. Signifikasi Penelitian a. Akademis 1) Bagi
penulis
dapat
menambah
pengetahuan
dan
mengembangkan ilmu yang telah diperoleh selama kuliah, sehingga
penelitian
ini
merupakan
wahana
untuk
mengembangkan ilmu yang dimiliki oleh penulis. 2) Bagi para akademisi, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi atau bahan kajian dalam menambah ilmu pengetahuan dibidang pendidikan, sosial dan ekonomi guna meningkatkan kesejahteraan. 3) Bagi peneliti lebih lanjut, dapat dijadikan referensi dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia didaerah pesisir pantai guna kemajuan pendidikan di Indonesia.
b. Terapan Hasil penelitian yang dilakukan ini akan memberikan manfaat teoritis yang berarti dibawah ini.
17
1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan keilmuan dan pengetahuan, baik bagi para pembacanya maupun bagi para praktisi pengembangan masyarakat, khususnya yang membidangi ilmu sosial. 2) Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan bahan masukan bagi universitas yang membidangi ilmu sosial, khususnya jurusan sosiologi-antropologi dalam rangka menciptakan program pendidikan, kurikulum, serta network untuk pendidikan. 3) Serta bagi lembaga-lembaga swadaya masyarakat atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang ahli dibidang ini,
dan
khusunya
bagi
pemerintah
dalam
rangka
memperbaiki nasib masyarakat pesisir pantai yang masih hidup dalam garis kemiskinan dan berpendidikan rendah serta untuk mengambil keputusan dan merancang programprogram atau kegitan secara tepat, efesien dan efektif yang berkaitan dengan kegitan peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat di daerah pesisir.
BAB II DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Kajian Teoritis 1. Persepsi a. Pengertian Persepsi Setiap manusia yang terlahir di dunia dan memiliki peran masing-masing dalam kehidupan sosial dengan kemampuan dasar untuk berpikir secara alami dan mengidentifikasi bentuk-bentuk kehidupan sehingga seseorang dapat mengambil sikap dalam melakukan berbagai macam tindakan dalam hidupnya, dan bagaimana seorang dapat melihat secara luas dinamika sosial yang nantinya akan menimbulkan suatu cara berpikir atau cara pandang timbulya paradigma dalam berpikir atau persepsi dalam memandang dan menilai mengenai berbagai macam kondisi sosial yang terjadi di lingkungan hidupnya, baik yang berkaitan langsung dengan kehidupan seseorang maupun yang tidak berkaitan langsung. Persepsi, menurut Rakhmat Jalaludin, adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menapsirkan pesan,, menurut Ruch persepsi adalah suatu proses tentang petunjuk petunjuk inderawi (sensory) dan pengalaman masa lampau yang relevandiorganisasikan untuk memberikan kepada kita gambaran yang terstruktur dan bermakna pada suatu situasi tertentu. senada dengan hal tersebut Atkinson dan Hilgard mengemukakan bahwa persepsi adalah proses dimana kita menafsirkan dan mengorganisasikan pola stimulus dalam lingkungan, Gibson dan Donely menjelaskan bahwa persepsi adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang individu.1 Dalam psikologi, persepsi secara umum merupakan proses perolehan, penafsiran, pemilihan, dan pengaturan informasi indrawi, persepsi sosial dapat diartikan sebagai proses perolehan, penafsiran, pemilihan, dan pengaturan informasi indrawi dari orang lain, 1
Damanhuri, Setia Budi IPB, Tinjauwan Pustaka, 2014, ( http://www.damanhuri.or.id).
18
19
mengenai apa yang diperoleh ditafsirkan, dipilih dan diatur adalah informasi indrawi dari lingkungan sosial serta yang menjadi fokusnya adalah orang lain. Secara umum, persepsi sosial adalah aktivitas mempersepsikan orang lain dan apa yang membuat mereka dikenali, melalui persepsi sosial, kita berusaha mencari tahu dan mengerti orang lain dan sebagai bidang kajian, persepsi sosial adalah studi terhadap bagai mana orang membentuk kesan dan membuat kesimpulan tentang oarang lain. Menurut Teiford, “Persepsi sosial juga bagaimana orang mengerti dan mengatagorisasi dunia, seperti persepsi lainya, persepsi sosial juga merupakan sebuah konstruksi, sebagai hasil konstruksi, pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari persepsi sosial tidak selalu sesuai dengan kenyataanya.”2 Penulis mengartikan bahwa persepsi sosial terbentuk atas respon seorang individu terhadap sesuatu kejadian yang dialami oleh individu tersebut yang dibangun berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang sebelumnya pernah terjadi, walaupun persepsi yang terjadi tidak selalu sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Isi dari persepsi bisa berupa apa saja atribut-atribut individual dapat mencakup kepribadian, sifat-sifat, disposisi tingkah laku, karakter fisik, dan kemampuan menilai, atribut-atribut kelompok dapat mencakup properti-properti sebagi ukuran, kelekatan, sifat-sifat budaya, pola stratifikasi, pola-pola jaringan, legitimasi, dan unsurunsur sejarah, akan tetapi ruang lingkup persepsi sosial biasanya ditekankan pada sisi makro, terarah kepada menyimpulkan individu berkaitan dengan karakteristiknya sendiri atau karakteristik individu lain.3 Setiap bentuk persepsi yang dimiliki individu atau kelompok memiliki karakter atau ciri masing-masing tergantung pada apa rangsangan atau stimulus yang diterima akan membentuk satu persepsi yang kan disampikan oleh seseorang atau sekelompok 2
Sarlito W. Sarwono dan Eko A.Meinarno, Psikologi Sosial, (Jakarta: Salemba Empat, 2012), Cet. 1, h. 24. 3 Ibid., h.24
20
masyarakat karena ukuran relatifitas itu tergantung pada masingmasing individu dalam memandang suatu hal Irwanto menambahkan bahwa,” persepsi adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun peristiwa) Sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti”4 karena persepsi yang terjadi pada seseorang merupkan sebuah stimulus setelah terjadinya suatu penginfraan yang dimiliki, karena setiap perasaan yang dimiliki seseorang dapat diiterprestasikan berbedabedaq tergantung apa yang menjadi penyebabnya dan dari konteks yang lebih luas yaitu mengenai adat-istiadat, kesukaan, dan rasa keinginan yang berbeda-beda akan tetapi proses sebuah stimulus atau rangsangan yang terjadi merupkan hal yang penting, karena lewat pengindraan inilah yang membuat manusia sadar akan adanya rangsangan yang dapat menimbulkan sebuah persepsi. Berdasarkan uraian mengenai macam definisi atau pengertian mengenai persepsi diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan persepsi adalah daya berpikir seseorang terhadap sesuatu melaui
alat-alat
indra
yang
dipengaruhi
oleh
faktor-faktor
pengalaman, proses pengetahuan yang berpengaruh pada suatu penafsiran individu pada suatu objek yang akan memberikan makna pada dirinya, persepsi yang dimiliki seseorang akan tergantung pada faktor personal dan faktor situasional. karena itu, persepsi masingmasing individu akan beraneka ragam antara satu individu dengan individu lainya.
b. Indikator Persepsi Persepsi akan menjadi jelas untuk dapat dipahami apabila kita hubungkan timbal balik antara manusia atau individu dengan lingkunganya manusia adalah organisme yang senantiasa bersikap sesuai dengan lingkunganya dalam situasi dimanapun dia berada, dan kalau situasi ini telah menjadi lingkungan pengamatanya (persepsi) dan dengan demikian berarti sudah tercipta suatu sekema situasi tersebut, sebagi contoh: 4
Irwanto, psikologi umum,(jakarta: PT.Gramedia,1989), h.71
21
Apabila di suatu pertandingan beberapa orang penonton tiba tiba menjeritkan teriakan-terikan yang gemuruh, maka penonton penonton lainya tidak akan mempertalikan atau mengikatkan teriakan - teriakan itu dengan suatu demonstarsi yang liar, melainkan dia mengenali teriakan-teriakan itu berkaitan dengan misalnya suatu gol yang masuk.
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Karena persepsi lebih bersifat pesikologis dari pada merupakan proses
penginderaan
saja
maka
ada
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi. Menurut Abdul Rahman Shaleh, faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi diantaranya 1) Perhatian yang selektif Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali rangsangan dari lingkunganya, meskipun demikian, iya tidak harus menanggapi semua rangsangan yang diterimanya itu, untuk itu, individu memusatkan perhatianya pada rangsanganrangsangan tertentu saja, dengan demikian, objek-objek atau gejala lain tidak akan tampil kemuka sebagi hasil pengamatan. 2) Ciri-Ciri Rangsangan Rangsangan yang bergerak diantara rangsangan yang diam akan lebih menarik perhatian, demikian juga rangsangan yang paling besar diantra yang kecil, yang kontras dengan latar belakangnya dan intensitas rangsanganya paling kuat. 3) Nilai Kebutuhan Individu Seorang seniman tentu punya pola dan cita rasa yang berbeda dalam pengamatanya dibandingkan seorang yang bukan seorang seniman, penelitian juga menunjukan bahwa anak-anak dari golongan ekonomi rendah melihat uang logam lebih besar dari pada anak-anak orang kaya. 4) Pengalaman Dahulu Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagai mana seseorang mempersepsi dunianya. cermin bagi kita tentu bukan barang baru tetapi lain halnya bagi orang-orang suku Mentawai di pedalaman pulau seberut atau saudara kita di pedalam Irian.5
5
AbduL Rahman Shaleh, “Psikologi Suatu Pengantar Dalam Persepektif Islam,” Skripsi Maulana Syarif, Persepsi Guru Terhadap Kinerja Kepala Mts El-Syarif Tangerang Banten (Jakarta: pada program sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h. 12-13
22
Berdasarkan poin-poin diatas dari berbagai faktor yang dapat mempengaruhi pada persepsi maka dapat ditarik kesimpulan bahwa semua faktor persepsi ini tergantung pada seberapa besar peran aktif individu terhadap apa yang sedang diperhatikan, dirisaukan, dibutuhkan serta apa saja yang telah dialaminya selama ini. Kaitanya dengan karakteristik masyarkat pesisir dimana corak dan bentuk kehidupan masyarkat pesisir laut yang terbiasa dengan kehidupan daerah pantai yang memiliki karakteristiknya sendiri juga memiliki pemikiran berupa paradigma atau pandangan yang menimbulkan persepsi mengenai seluruh aspek kehidupan dan dinamika sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, dengan berbagi macam permasalahan dan tantangan hidup yang harus dihadapi oleh warga pesisir pantai, persepsi warga pesisir yang timbul dari suatu proses dari individu dalam mengenali objek-objek dan fakta-fakta dinamika kehidupan sosial dari pengalaman-pengalaman warga masyarakat dalam menghadapi berbagi macam kondisi sosial, dengan menggunakan alat indra, yang pada akhirnya akan menimbulkan persepsi dan cara pandang dalam menilai sesuatu, termasuk berpersepsi terhadap dunia pendidikan formal.
2. Masyarakat a. Pengertian Masyarakat Masyarakat sebuah kata yang lazim dan sangat umum yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari karena kita sendiri adalah merupakan bagian dari masyarakat itu sendiri dan kita berada dan hidup ditengah-tengah masyarakat dan mengambil peran sebagai bagain darinya, walaupun terkadang kita tau bahwa kita adalah bagian dari masyarakat namun banyak yang belum tau apa arti sesungguhnya dari masyrakat itu sendiri walaupun dapat dipahami secara sederhana bahwa masyrakat adalah kumpulan dari individu-individu yang membentuk suatu kelompok yang memiliki sistem aturan atau
23
organisasi yang biasa disebut juga dengan masyarakat namun ada beberpa defenisi lain tentang masyarakat itu sendiri, Menurut Munandar Soelaeman,” dalam bahasa inggris masyarkat disebut society, arti kata socius yang artinya kawan . adapaun kata “masyarakat” berasal dari bahasa arab, yaitu syirk, yang memliki arti bergaul, adanya bentuk pergaulan ini karena adanya bentuk aturan hidup yang disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh unsur kekuatan lainya”6 Dalam kontek sosial, manusia yang merupakan mahluk sosial tidak bisa dipungkiri kan selalu membutuhkan orang lain dalam kehidupnya, setiap orang pasti perlu berinterkasi baik antara individu atau dengan kelompok yang ada pada lingkungan manusia hidup karena itu prilaku seorang manusia tidak hanya di atur oleh faktor dari dalam dirinya saja juga ada faktor dari luar dirinya seperti tunduk pada aturan hukum dan norma masyarakat yang ada agar setiap individu tidak berprilaku semena-mena dan semau dirinya sendiri tanpa mengindahkan atau memperdulikan orang lain Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian, pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada, masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocok tanam, dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut
masyarakat
peradaban,
sebagian
pakar
menganggap
masyarakat industri dan paska-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional. Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku, chiefdom, masyarakat negara. Kata society yang berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial, secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya 6
Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar,(Bandung : Penerbit Eresco, 1993) Cet ke-6 h.63.
24
mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama. dalam pengertian lainya masyarakat adalah kumpulan individu yang tinggal pada suatu wilayah. kumpulan individu memiliki karakteristik tersendiri yang dapat dibedakan dengan masyarkat lainya.7 Berdasarkan penjelasan di atas, menunjukan bahwa sebuah kumpulan individu yang di berada disuatu tempat atau wilayah, dapat disebut sebagai masyarakat dengan ciri-ciri dan karakter tertentu, yang membedakan antara satu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lainya, yang juga menjadi sebuah indentitas bagi sebuah kelompok masyarakat. Dalam kamus bahasa Indonesia masyarakat diartikan, pergaulan hidup manusia sehimpunan manusia yang hidup bersama dalam suatu tempat dengan ikatan- ikatan aturan tertentu, orang banyak, khalayak ramai.8 Suatu proses interaksi sosial antar individu yang membentuk suatu kelompok masyarakat dan hidup bersama dalam suatu himpunan individu yang disebut sebagai masyarakat. terikat dengan suatu sistem dan norma yang disepakati lalu diakui sebagai suatu aturan-aturan yang mengatur serta mengikat kehidupan dari setiap individu yang berada disuatu kelompok masyarakat.
b. Pengertian Masyarakat Menurut Para Ahli Beberapa teori menurut para ilmuan tentang Masyarakat sebagai berikut: 1) Emile Durkheim Masyarakat adalah suatu kenyataan objektif individuindividu yang merupakan anggota-anggotanya. 2) Karl Marx Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita ketegangan organisasi ataupun perkembangan karena adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terpecah-pecah secara ekonomis. 7
Philipus.Ng, dan Nurul Nurul, Sosiologi dan Politik, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.10 8 Hoetomo, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Surabaya: Mitra Pelajar,2005), h.336
25
3) Max Weber Masyarakat adalah suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang dominan pada warganya.9 Penjelasan diatas mengatakan bahwa ada struktur yang jelas yang terbentuk karena danya hubungan antar individu manusia yang melakukan hubungan interakasi yang didalam juga terdapat aturan berupa norma dan nilai yang akhirnya secara alami akan membantuk suatu sitem kelompok individu yang disebut masyarakat Sedangkan
menurut
Koentjaranigrat,
“masyarakat
adalah
memang sekumpulan manusia yang saling bergaul atau dengan istilah ilmiah saling berinterkasi”.10 Setiap manusia yang berinteraksi itu merupakan masyarakat, karena dalam suatu masyarakat harus terdapat suatu ikatan yang khusus dan dengan saling berinteraksi akan menimbulkan suatu kesadaran kolektif manusia untuk saling berinterkasi dan membuat suatu ikatan yang dengan demikian dari berbagai pengertian mengenai masyarakat dapat digeneralisikan bahwa setiap individu yang berkelompok yang hidup bersama dan berkerja sama dan tersetuktur dalam suatu pola organisasi kelompok dan memiliki ciri khas nilai dan norma, yang membedakan satu masyarakat dengan masyarakat lainya.
3. Pengertian Pesisir dan Masyarakat Pesisir a. Pesisir 1) Wilayah Pesisir Masyarakat peisisir pantai Utara Jawa yang tinggal di sepanjang pantai utara merupakan masyarakat pesisir pantai, yang menghuni daerah yang berdekatan dengan laut dan memiliki karakteristik sebagai masyarakat maritim yang seluruh hidupnya 9
Belajar Blogspot, Pengertian Masyarakat Menurut Para Ahli, 06,2014 ,(Http: Belajar.Blogspot.Com) 10 Koentjaranigrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta : Penerbit Reineka Cipta, 2002), hal 144
26
mengantungkan pada sumber daya alam laut, masyarakat yang tinggal dipesisir pantai terlatih untuk hidup berdampingan dengan laut dan alam sekitarnya yang juga menjadikan masyarakat pesisir pantai memilki ciri khasnya tersendiri. Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut kearah darat wilayah pesisisir meliputi bagaian dataran, baik kering maupun terendam air, yang masih pasang surut dipengaruhi oleh sifat-sifat laut, seperti pasang surut, angin laut dan perembesan air asin, sedangkan ke arah laut, wilayah pesisir mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan karena kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran.11 Penjelasan di atas menujunkan bahwa sebuah daerah pesisir dikatakan merupakan daerah daratan disekitar lingkungan yang berdekatan dengan laut yang memiliki karakter dan ciri lahan yang masih dipengaruhi oleh proses alami dari laut itu sendiri, baik dari segi, kenampakan lahan, air, dan cuaca, yang menjadikan daerah pesisir pantai memiliki wilayah yang cenderung identik dengan kehidupan laut. Menurut Dahuri “wilayah pesisir adalah suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan yang apa bila di tinjau dari garis pantai (coastline,) suatu wilayah pesisir (pantai) memiliki dua macam batas (boandaries), yaitu batas yang sejajar dengan garis pantai (long shore) dan batas yang tegak lurus (terhadap garis pantai)”12 Pesisir pantai atau kawasan daratan yang berada dipingiran laut atau pantai yang merupakan daerah batas antara daratan dan lautan yang memeiliki karakteristik ekosisitem pantai dimana segala bentuk kehidupan yang mendiami atau tinggal disana menggantungkan hidupnya pada lingkunganya yang memiliki
11
Syamsir Salam, Amir Fadhilah, Sosilogi Pedesaan, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidyatullah Jakarta, 2008), h.157. 12 Iwan Nugroho, Rokhmin Dahuri, Pembangunan Wilayah Perspektif Ekonomi Sosial Lingkungan, ( Jakarta: LP3ES,2012), h. 277-278.
27
keanekaragaman sumber daya baik sumber daya hayati maupun non hayati
2) Karakteristik ekosisitem wilayah pesisir dan lautan Ekosisitem wilayah pesisir dan lautan setidaknya mempunyai lima karakteristik komponen hayati dan non hayati dalam wilyah pesisir. a) Membentuk suatu ekosisitem yang komplek hasil dari berbagai ragam proses biofisik (ekologis) dari ekositem daratan dan lautan, antara lain gelombang, pasang surut, suhu, dan salinitas dimana subtansi subtansi dan prilakunya bervariasi dan secara gradual berubah dari arah darat kelaut wilayah pesisir oleh karena ragam komponen ekologi maupun keuntungan faktor lokasi biasanya ditemukan berbagi macam kemanfaatan untuk berbagai macam kepentingan. b) Dalam suatu wilayah pesisir, pada umunya terdapat lebih dari satu kelompok masyarakat yang memiliki keterampilan dan keahlian dan kesenangan bekerja yang berbeda, sebagai petani, nelayan petani tambak, petani rumput laut, pendamping pariwisata, industri dan kerajinan rumah tangga,dan sebaginya. c) Secara ekologis maupun ekonomis, pemanfaatan suatu wilayah pesisir secara monokultural (single yuse) sangat rentan terhadap perubahan internal maupun eksternal yang menjurus pada kegagalan usaha. d) Wilayah pesisir dan lautan pada umumnya masih berupakan sumber daya milik bersama (common property resaorces) yang dapat dimanfaatkan oleh semua orang (open access).13 Karakteristik wilayah pesisir dari pengertian di atas dapat diartikan sebagai berikut, bahwa karakteristik daerah pesisir sangat dipengaruhi oleh kondisi ekosistem laut, yang merupakan gabungan ragam komponen ekologi, seperti kondisi iklim cuaca, suhu, tingkat pencemaran, kondisi dalam laut, dan lingkungan pendukungnya, yang juga akan mempengaruhi dengan kondisi masyarakat sekitar daerah pesisir yang hidup dan memanpaatkan berbagai sumber daya yang ada guna memenuhi kebutuhan hidup
13
Ibid.,h.282
28
masyarakat pesisir pantai, hal ini pula yang menjadi karakter dari ekosisitem wilayah pesisir.
b. Masyarakat Pasisir 1) Pengertian masyarakat pesisir Menurut Arif Satria “Masyarakat pesisir adalah sekumpulan masyarakat yang hidup bersama-sama mendiami wilayah pesisir membentuk dan memiliki kebudayaan yang khas yang terkait dengan ketergantungan pada pemanfaatan sumber daya pesisir.”14 Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa individu-individu yang hidup bersama dan bersatu membentuk suatu kelompok atau koloni,yang terikat oleh suatu norma dan memiliki
corak
kehidupan
yang
khas,
dan
sama-sama
menggantungkan hidup pada sumber daya pesisir. Masyarakat pesisir tentu tidak saja nelayan, melainkan juga pembudidayan ikan, pengolah ikan, bahkan pedaggang ikan, dan juga semua masyarakat yang tinggal dan bermukim di daerah pesisir pantai dan yang menggantungkan hidup pada sumber daya yang ada di laut maupun di daerah pesisir.
2) Karakter Masyarakat Pesisir Sifat dan karakteristik masyarakat pesisir ditentukan interaksi faktor-faktor sosial, ekonomi dan lingkungan, karakteristik masyarakat nelayan yang mencolok adalah ketergantungan mereka pada musim, masyarakat pesisir sangat tergantung pada kondisi lingkungan dan sangat rentan terhadap kerusakan lingkungan. masyarakat pesisir memiliki karakter masyarakat adat masyarakat, lokal dan masyarakat tradisional, yang masih memeggang teguh budaya dan adat istiadat yang ada di daerahnya.
14
Arif Satria, Pesisir dan Laut untuk Rakyat, ( Bogor: IPB Press, Mei 2009 ), h. 30.
29
Aspek penting lainya pada masyarakat pesisir adalah aktifitas kaum wanita dan anak-anak, pada umumnya wanita dan anak-anak ikut berkerja mencari nafkah, mereka berkerja sebagai pedagang ikan (pengecer), dan anak laki-laki yang sering kali dilibatkan dalam kegiatan melaut keadaan inilah yang menyebabkan anak-anak nelayan banyak yang tidak bersekolah.15 Pada masyarakat pesisir setiap anggota keluarga, baik seorang istri maupun anak ikut berkerja membantu kepala keluarga dalam mencari nafkah dengan ikut berkerja mengelola ataupun menjual hasil laut berupa ikan di tempat tempat penjualan ikan, hal inilah juga yang menjadi salah satu masalah mengapa tingkat pendidikan masyarakat pesisir sangat rendah yang disebabkan oleh anak-anak di usia sekolah lebih memilih untuk langsung menjadi seorang nelayan atau menjadi penjual ikan, dari pada mengeyam pendidikan formal. Masyarakatnya berada dalam kelompok-kelompok usaha ekonomi nelayan dimana terikat dalam kelompok-kelompok organisasi nelayan, Menurut Fachrudin bahwa perbedaan masyarakat pesisir dengan masyarakat lainya, perbedaan tersebut terletak pada karektersitik aktivitas ekonomi masyarakat pesisir dari latar belakang budaya mereka sendiri yang tergolong lebih berorientasi pada alam bebas, dimana kehidupan masyarakat pesisir sangat dipengaruhi lingkungan, musim,pasar.sehingga kehidupanya tidak menentu.16 Masyarakat pesisir yang menggantungkan hidup seutuhnya pada sumber daya alam berupa hasil laut dan berkecimpung di dunia bahari kelautan telah menciptakan salah satu ciri masyarakat pesisir yang salah satunya adalah masyarakat pesisir yang disebut nelayan. Imron berpendapat bahwa nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang hidupnya tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan penangkapan atau budi daya. Pada umumnya tinggal di pinggir pantai, sebuah 15 16
Dahuri, op.cit, h.282-284. Burhanuddin Safari, Dkk, Kewirausahaan Pemuda Betawi, ( Jakarta: Deputi Bidang Kewirausahaan Pemuda dan Industri Olahraga Republik Indonesia, 2006), h. 14-16.
30
lingkungan pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatanya 17
Masyarakat pesisir yang merupakan kelompok masyarakat yang bertempat tinggal atau menetap didaerah pesisir atau sepanjang garis pantai yang memiliki karakter dan ciri khas yang berbeda yang hidup terpola dalam suatu struktur sosial masyarakat yang keseluruhan hidupnya menggantungkan hidup dari sumber daya laut maupun pesisir, sehingga menimbulkan sebuah kebiasaan atau kebudayaan masyarakat pesisir, masyarakat pesisir yang juga termasuk dalam masyarakat bercorak maritim dengan segala ciri khas dan karakteristik juga norma serta nilai yang terdapat didalamnya menjadi sebuah bentuk masyarakat yang terlatih untuk hidup bersama alam dan menimbulkan berbagai persepsi dan pandangan yang luas bagi kehidupan mereka dalam menghadapi berbagai macam kondisi sosial yang terjadi, seperti tantangan dan permasalahan hidup baik dibidang ekonomi, politik, pendidikan, kesehatan, dan lainya.
4. Pendidikan a.
Pengertian pendidikan Pendidikan menurut pada undang-undang no 20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.18 Pendidikan merupakan suatu usaha yang memang dalam perakteknya memiliki tujauan untuk membekali seorang individu,
17 18
Mulyadi, Ekonomi Kelautan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h.7. Sisdiknas, UU no 20 thn 2003, sistem pendidikan nasional,2014, p.2, (www.hukumonline.com)
31
dengan berbagai macam kompetensi yang mampu membuat seorang individu tersebut dapat hidup dalam masyarakat juga ikut serta membangun negara demi kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Tujuan pendidikan nasional yang dimaksud disini adalah tujuan akhir yang akan dicapai oleh semua lembaga pendidikan, baik formal, nonformal, maupun informal yang berada dalam masyarakat dan negara Indonesia, Sedangkan menurut Brubacher dalam bukunya “Moderrn Philosipies Of Education” pendidikan adalah proses dalam menanamkan potensi-potensi, kemampuan, kapasitas, manusia yang mudah dipengaruhi oleh kebiasan-kebiasaan supaya di sempurnakan oleh kebiasan-kebiasaan yang baik, oleh alat (Media) yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang lain atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang di tetapkan.19 Proses menanamkan dan mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh seorang siswa berasal dari kebudayaan yang iya terima dari lingkungan hidup tetapi belum dianggap baik dengan menyempurnakan melaui proses pendidikan formal yang dilakukan secara terus menerus melaui suatu bentuk sistem pendidikan dan pengajaran yang di bentuk untuk mencapai tujuan yang diinginkan bagi dirinya baik bagi orang lain. T.Raka Joni mengartikan pendidikan adalah ”proses interaksi manusia yang ditandai keseimbangan kedaulatan subjek didik dan kewibawaan pendidik. sedangkan Adrikarya menjelaskan pendidikan adalah “proses memanusiakan manusia muda” sedangkan menurut Kihajar Dewantara“Mendidik adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan” dan Langeveld berpendapat pendidikan adalah mempengaruhi anak dalam memebimbingnya supaya menjadi dewasa.”20 Berbagai definisi mengenai pendidikan menurut para ahli di atas dapat penulis simpulkan bahwa pendidikan merupakan suatu proses 19
TIM Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1988), h. 5. 20 Rugiyah, Dkk, Profesi Keguruan, ( Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 6.
32
membangun dan menciptakan generasi penerus bangsa yang memiliki kecerdasan intelektual maupun kecerdasan sepiritual yang mampu menjadi insan dewasa yang mampu bersaing menghadapi dunia dewasa ini dan ikut serta membangun dan memajukan negara dengan segala potensi yang mereka miliki. Defenisi pendidikan dalam Dictionari Of Education dinyatakaan bahwa pendidikan adalah proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan tingkah laku lainya dalam masyarakat tempat mereka hidup dan proses sosial yang terjadi pada orang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah) sehingga mereka dapat memperoleh perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum.21 Pendidikan dipandang memiliki peran yang sangat penting dalam mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu memiliki daya saing tinggi dalam menghadapi persaingan global pada dewasa ini, dan pendidikan juga merupakan aspek yang menentukan bagi kemajuan atau kemunduran suatu bangsa dan negara, pendidikan juga merupakan salah satu aspek utama dalam mendukung pembangunan nasional, untuk dapat mewujudkan pembangunan
nasional
melalui
pendidikan,
diperlukan
pemberdayaan manusia yang berkualitas dan berkesinambungan.
b. Lembaga Pendidikan Formal Menurut Anwar Arifin, “pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan berjenjanng yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menegah, dan pendidikan tinggi”22 Pendidikan yang dimaksud disini adalah pendidikan yang berjenjang dimulai dari pendidikan PAUD, taman kanak-kanak, pendidikan sekolah dasar, menengah pertama dan sekolah menengah atas, pendidikan yang diselenggrakan oleh sekolah atau perguruan 21
Nanang Fatah, landasan menejemen pendidikan, (Bandung: PT. Rosda karya, Januari 2011), h.4. 22 Anwar Arifin, Paradigma baru pendidikan nasional, (jakarta: bumi aksaraq) Cet.2,h.152.
33
tinggi yang pada fase pendidikan ini dengan cara sistematis dan bertingkat, dengan ketentuan dan syarat yang jelas, sebagai lembaga pendidikan formal sekolah yang lahir dan berkembang secara efektif dan efisien dari dan teruntuk masyarakat merupakan wadah yang berkewajiban kepada generasi muda untuk mendidik warga negara lembaga pendidikan merupakan hasil dari karya yang real berkat pranata atau institusi pendidikan dalam masyarakat, dan unsur terpenting dalam pendidikan formal antara lain adalah tenaga pengajar atau (guru,dosen) tenaga pendukung seperti tenaga administrasi, tenaga kebersihan, tenaga kesehatan,tenaga keamanan, dan lainya serta yang paling utama adalah peserta didik atau anak didik (siswa atau mahasiswa) karena komponen ini mempunyai pungsi sebagai pelaku sekaligus pengerak suatu institusi pendidikan. c.
Tujuan Pendidikan Dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pasal 3 dikemukakan “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.23 Pendidikan Yang ditekankan pada tujuan pendidikan di atas adalah mengembangkan potensi peserta didik yang memiliki karakter atau berakhlakul kharimah guna terciptanya insan yang bertaqwa dan menjadi warga negara yang mampu bertanggung jawab, sehingga mampu hidup dalam lingkungan masyarakat dengan baik serta taat pada aturan norma dan nilai yang berlaku di Indonesia.
23
Abdul rozak, dkk, kompilasi unjdang-undang dan peraturan bidang pendidikan,( Jakarta: FITK PRESS,2010), H.7.
34
d. Pendidikan Sebagai Investasi Manusia (Human Investmen) Pendidikan memiliki posisi yang startegis dalam meningkatkan kualitas, harkat, martabat dan berdaulat, dalam kontek tersebut pendidikan harus dilihat sebagai human investment yang memiliki perspektif multi dimensional, dalam perpektif sosial budaya, pendidikan diharapkan dapat melahirkan insan-insan terpelajar yang mempunyai peranan penting dalam proses transformasi sosial dalam masyarakat,
pendidikan
menjadi
faktor
determinan
dalam
mendorong percepatan mobilitas vertikal dan horizontal masyarakat yang mengarah pada pembentukan konstruksi sosial baru yang terdiri atas lapisan masyarakat kelas menengah, terdidik, yang menjadi elemen penting dalam memperkuat daya rekat sosial (social cohesison)
e.
Ciri Pendidikan yang Berhasil Ciri pendidikan yang berhasil antara lain adalah: 1) siswa memiliki kompetensi sesuai dengan setandar kompetensi kelulusan. 2) siswa dapat lulus dengan nilai terbaik. 3) siswa
memiliki
kecerdasan
dan
kecakapan
dalam
ilmu
pengetahuan. 4) siswa memiliki daya pikir yang tinggi dan kritis 5) memiki sikap kompetitip dan seportif mampu bersaing secara. sehat dan menjawab segala tantangan yang diberikan. 6) memiliki ahlak dan budi pekerti yang baik. 7) sehat dalam jasmani dan rohani. 8) siswa memiliki daya kreatifitas yang tinggi dan memilki daya mencipta yang tinggi. 9) siswa mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
35
10) siswa dapat memahami
dan menyerap dengan baik segala
materi ajar yang diberikan. 11) siswa dapat berkomunikasi dengan baik.24 f.
Syarat pendidikan yang berhasil Syarat pendidikan yang berhasil yaitu: 1) Memiliki sarana dan prasarana yang baik dan memadai 2) Memiliki visi dan misi yang jelas dan terukur 3) Memiliki tenaga pengajar yang propesional dan dan kompeten di bidangnya 4) Memiliki sitem pengawasan dan evalusi yang jelas 5) Memiliki akreditasi dari pemerintah 6) Memiliki system standarisasi pendidikan 7) Memilki jaringan kerja sama yang luas dengan berbagi instansi terkait, 8) Memiliki ijin yang resmi untuk melaksanakan kegiatan pendidikan formal
5. Stratifikasi Sosial a. Pengertian Stratifikasi Sosial Menurut Sorokin startifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas secara bertingkat (herarkis), perwujudanya adalah adanya kelas kelas tinggi dan kelas lebih rendah, dan Menurut Sarjono Suekanto, didalam setiap masyarakat dimanapun selalu dan pasti mempunyai sesuatu yang dihargai.25 Pelapisan masyarakat sesungguhnya mulai ada sejak masyarakat mengenal kehidupan bersama, dalam masyarakat yang masih sedarhana, lapisan-lapisan masyarakat pada awalnya didasarkan pada 24
Abd. Rajak,dkk, Kompilasi Undang-Undang Dan Peraturan Bidang Pendidikan,( Jakarta : Fitk Pres, 2010), H.319 25 J.Dwi Narwoko dan Bambang, Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan, ( Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), H. 152.
36
perbedaan seks, perbedaan antara yang pemimpin dan yang dipimpin, perbedaan umur, bahkan perbedaan yang berdasarkan kekayaan dan pendidikan,
akhirnya
semua bentuk
pelapisan tersebut
yang
membedakan antara satu individu dengan individu lainya, sesuai dengan posisinya masing masing, dan peran yang dijalankan dalam hidup di masyarakat. b. Karakteristik Stratifikasi Sosial Ada tiga aspek yang merupakan karakteristik stratifikasi sosial, yaitu: 1) Perbedaan dalam kemampuan atau kesanggupan. anggota masyarakat, anggota masyarakat yang menduduki strata tertinggi, tentu memiliki kesanggupan dan kemampuan yang lebih besar dibandingkan anggota masyarakat di bawahnya. 2) Perbedaan dalam gaya hidup (life style). 3) Perbedaan dalam hak dan akses dalam memanfaatkan sumber daya.26 berdasarkan tiga apek yang menjadi karakteristik sratifikasi soal di atas, bahwa perbedaan-perbedaan yang ada di masyarakat dan dimiliki seorang individu diberbagai macam bidang, baik, dari bidang, keturunan, ekonomi, pendidikan, politik maupaun perbedaan jenis kelamin, hal inilah yang akan menciptakan suatu stratifikasi sosial di masyarakat baik yang dilihat dari segi fertikal maupun horizontal, terkadang dengan sendirinya suatu kondisi individu akan menentukan status sosialnya di masyarakat dan dengan adanya stratifikasi tersebut akan menimbulkan sebuah pungsi atau peran masing-masing dari setiap individu sesuai dengan posisi stratifikasi dalam masyarakat. c. Pengertian status sosial. Kedudukan atau status sering kali dibedakan dengan kedudukan sosial (social status), kedudukan adalah sebagai tempat atau posisi seorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan orang lain dalam kelompok tersebut, atau tempat suatu kelompok sehubungan dengan kelompok-kelompok lain didalam kelompok yang lebih besar lagi, sedangkan kedudukan sosial adalah tempat seseorang secara umum dalam 26
Ibid., h. 154-155.
37
masyarakat sehubungan dengan orang lain, dalam lingkungan pergaulan, prestisenya, hak-hak, dan kewajiban-kewajibanya.27 Setiap masing masing orang dalam masyarakat memiliki kedudukanya masing masing sesuai dengan pungsi dan peranya baik yang tercipta secara alami baik diberikan oleh orang lain kepadanya kedudukan sosial inilah yang akan membedakan satu individu dengan individu lainya dalam sebuah linkungan kelompok masyarakat dan yang membedakan ``dilihat dari kedudukan prestisenya, dengan hakhak dan kewajiban-kewajiban yang dimiliki, seperti halnya seorang kepala desa yang meliliki kedudukan untuk memimpin suatu desa, dengan kedudukanya tersebut seorang kepala desa memiliki prestise dan hak-hak sesuai dengan tugasnya sebagai kepala desa. Untuk mengukur status seseorang status eseorang menurut Pitirim Sorokin secara rinci dapat dilihat dari: 1) Jabatan atau pekerjaan. 2) Pendidikan dan luasnya ilmu pengetahuaan. 3) Kekayaan. 4) Politis. 5) Keturunan. 6) Agama. Status pada dasarnya dapat dibedakan dalam dua jenis, yakni yang bersifat objektif dan bersifat subjektif, jabatan sebagai direktur merupakan posisi status yang bersifat objektif dengan hak serta kewajiban yang terlepas dari individu, sementara itu yang dimaksud status bersifat subjektif adalah status yang menunjukan hasil dari penilayan orang lain, dimana sumber status yang berhubungan dengan penilayan orang lain tidak selamanya konsisten untuk seseorang. Suatu status dalam masyarakat yang telah dimiliki seseorang baik bersifat subjektif maupun objektif merupakan hasil dari sebuah usaha-usaha seseorang baik sengaja atau tidak sengaja telah 27
Ibid,. hal 159.
38
menghasilkan sebuah penilayan tersendiri yang dilihat oleh orang lain pada akhirnya akan menciptakan sebuah status pada seseorang tersebut, juga memberikan hak dan kewajiban bagi seoarang yang mendapatkan status sosial tersebut namun hal itu jika tidak dipertahankan dengan baik, akan mudah sekali untuk hilang dan terhapus. Dalam masyarakat sering kali kedudukan dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1) Ascribed-status,
setatus
ini
diartikan
sebagai
kedudukan
seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan seseorang, kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran. 2) Achieved-status, yaitu kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang sengaja dilakukan, bukan diperoleh karena kelahiran. Disamping kedudukan tersebut di atas, sering kali dibedakan lagi dalam satu macam kedudukan, yaitu asisgnedstatus, kedudukan yang diberikan. Assigned-Status sangat erat hubunganya dengab achieved-status, artinya suatu kelompok atau golongan memberikan kedudukan yang lebih tinggi kepada sesorang kerana telah berjasa kepada masyarakat.28 Penjelasan di atas memiki arti bahwa status sosial dalam masyarakat ada yang tercipta dengan sendirinya melaui sifat keturunan atau yang diakibtakan oleh kelahiran, dan ada pula status sosial yang tercipta melaui usaha-usaha yang dilakukan untuk mendapatkan status sosial tersebut. Status sosial ada yang didapatkan melaui pemberian cuma-cuma dari orang lain serta melaui sebuah usaha yang gigih dengan melakukan sesuatu yang dianggap penting dan berjasa kepada seseorang atau suatu kelompok masyarakat, sehingga menimbulkan suatu penghargaan pada seorang tersebut dengan begitu seorang tersebut mendapat kedudukan, atau status sosial tertentu. 28
Ibid.,hal.157.
39
A. Relevensi Data Sebelum penelitaian ini dibuat terlebih dahulu sudah pernah ada juga yang penelitian membahas mengenai kehidupan masyarakat pesisir pantai utara yaitu dengan judul, Hubungan Etos Kerja Masyarakat Pesisir Pantai Cituis Dengan Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Di Desa Surya Bahari Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, yang dibuat oleh saudari Yanis Sarohmah, dalam pembahasanya tersebut menjelaskan tentang Hubungan Etos Kerja Masyarakat Pesisir Pantau Utara Tepatnya Pantai Cituis Desa Surya Bahari terhadap peningktan kesejahteraan sosial masyarakat setempat, dengan metode penelitian menggunakan kuantitatif dengan jenis penelitian survey, adapun dengan format metode deskriptif, dimana penelitian ini dibuat dalam rangka menyelesaikan studinya di Universitas Islam Negri Jakarta. Penelitian yang dilakukan di daerah yang dekat dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini, dimana di daerah tersebut merupakan daerah pelelangan ikan atau (TPI), penelitian yang melihat suatu hubungan antara sebuah etos kerja, cara kerja masyarakat pesisir pantai utara, dengan tingkat kesejahteraan masyarakat melihat sebuah korelasi, sebab akibat dari sebuah cara masyarakat dalam usaha kegiatan ekonomi masyarakat, guna mencapi kesejahteraan masyarkat. Dan satu lagi penelitian milik Tendi (2012) yang berjudul “ Analisis Dari Tingkat Kesadaran masyarakat Tentang pendidikan Di Desa Andamui Ciwaru, Kuningan Jawa Barat. (tinjauan dari segi teori kebutuhan Abraham Maslow) yang menyimpulkan bahwa mengetahui tingkat kesadaran masyarakat tentang pendidikan, seberapa jauh peran lembaga/ intitusi pendidikan, dan hirarki kebutuhan Abaraham Maslow.
B. Kerangka Konseptual Berdasarkan uraian-uraian yang telah peneliti kemukakan diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa terciptanya subuah persepsi
40
masyarkat pesisir mengenai seluruh bentuk kehidupan sosial masyarakat merupakan sebuah hasil dari penapsiran dan penyimpulan sebuah informasi yang didapatkan dari sebuah pengalaman hidup dari berbagai peristiwa yang terjadi dalam kehidupan masyarakat pesisir dengan berbagai dinamika sosial serta berbagai tantangan permasalahan yang mereka hadapi, menimbulkan sebuah persepsi masyarakat atau cara pandang yang melatar belakangi individu atau sekelompok masyarakat dalam melakukan sebuah tindakan atau berperilaku dalam menjalankan kehidupan sehari-hari terutama dalam memenuhi berbagai macam kebutuhan manusia baik kebutuhan yang berupa meteri atau jasmani maupaun kebutuhan yang sifatnya rohaniah, dan hubunganya dengan kehidupan masyarakat yang melakukan sebuah mobilitas sosial dalam rangka meningkatkan status sosial dimasyarakat agar suatu individu atau sekelompok masyarkat memiliki indentistas sosial yang salah satunya didasari dari sebuah status sosial atau stratifikasi yang membedakan sebuah posisi atau kedudukan seseorang dalam masyarakat, yang salah satu cara untuk meningkatkan status sosial dimasyarakat dilihat dari aspek pendidikan, dimana pendidikan dijadikan sebuah salah satu cara dalam proses seseorang atau sekelompok masyarakat mendapatkan atau memeperoleh sebuah status sosial dimasyarakat, pendidikan yang merupakan aspek terpenting dalam membentuk suatu masyarakat yang berkulitas dan berkompetensi diberbagai macam bidang, juga guna menghadapai berbagai tantangan global dimasa sekarang ini, harus disadari dan dipahami dengan baik bahwa pendidikan formal wajib dilaksanakan guna mensejahterakan kehidupan khususnya kehidupan masyarakat
dan
umumnya
untuk
kemajuan
negara,
kesadaran
masyarakat terhadap pentingnya pendidikan harus dibangun dan diarahkan dengan baik, dengan salah satunya yaitu merubah persepsi masyarakat atau cara pandang masyarakat terhadap pendidikan. Maka dari itu didapatkan suatu kerangka berfikir bahwa dalam menghadapi permasalahan rendahnya tingkat partisipasi masyarakat
41
terhadap pendidikan terutama didaerah pesisir yang ditimbulkan oleh cara pandang atau paradigma yang salah terhadap dunia pendidikan dan akhirnya menimbulkan persepsi negatif terhadap pendidikan itu sendiri hal ini disebabkan berbagai macam faktor, baik faktor internal-maupun faktor eksternal, contohnya, mahalnya biaya pendidikan dan lamanya waktu pendidikan, dan faktor-faktor lainya. Dari hal seperti itulah maka menumbuhkan persepsi positif atau cara pandang yang maju dalam masyarakat terhadap pendidikan harus dan wajib harus dibangkitkan dan disadarkan, dengan berbagai macam cara, langkah dan kebijakan, guna menimbulkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan sebagai salah satu cara meningkatkan status sosial dimasyarakat.
42
Kerangaka Konseptual Persepsi Warga Masyarakat Pesisir Pantai Utara Jawa Terhadap Pendidikan Sebagai Salah Satu Cara Meningkatkan Status Sosial Di Masyarkat ( Studi Kasus Desa Tanjung Anom Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang Banten )
Pengerti an persepsi
Persepsi
Masyarakat
Pesisir
Pendidikan
Status sosial
hal 16
hal 21
hal 24
hal 29
hal 32
Indicat or persep si
Hal 16 Hal 19
Pengerti an
Factor faktor memp engar uhi perse psi hal
Masyara kat hal 21
Wilaya h pesisir
Masyarak at menurut para ahli
Karakteri stik ekosiste m hal 25
Permasalahan sosial dan lingkungan ada di desa tanjung anom
Lembaga pendidik an formal
Tujuan pendidik an hal 31
Pendidik an sebagai infestasi
hal 31
Hal 23
Hal 24
Pandangan negatif masyarakat desa tanjung anom terhadap pendidikan
Pengerti an pendidik an hal 29
Masyara kat pesisir Hal 26
Karakter masyara kat pesisir hal 27
Peran dan pengaruh pendidikan terhadap peningkatan setatus sosial
Gambar 2.1 Sekema kerangka konseptual
Pengerti an stratifika si hal 32
hal 32
Karakteris tik stratifikasi sosial
Setatus sosial hal 34
hal 33
Status sosial yang ada dimasyarakat desa tanjung anom
43
Bagan Kerangka Berfikir
Persepsi masyarakat pesisir
Pendidikan forma yang dilaksanakan masyarakat pesisir pantai Utara Jawa
Kondisi masyarakat yang berpendidikan dan yang masih peduli maupun yang tidak perduli terhadap pendidikan
Kondisi sosial dan ekonomi masyarakat pesisir pantai utara baik yang berpendidikan maupaun yang tidak berpendidikan
Kesejahteraan ekonomi dan status sosial masyarakat pesisir pantai yang diperoleh melalui proses pendidikan
Diharapkan masyarakat pesisir pantai utara dapan lebih peduli dan menyadari akan pentingnya pendidikan sebagai salah sata cara meningkatkan kualitas hidup demi mencapai kesejahteraan yang otomatis akan meningkatkan status sosial masyarakat pesisir pantai
Gambar, 2.2 Bagan Kerangka Berfikir
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Disain Penelitian Objek dari penelitan ini adalah masyarakat yang tinggal di desa Tanjung Anom yang merupkan desa dipesisir pantai utara Jawa, baik masyarakat di usia sekolah maupun masyarakat umum lainya, penelitian ini dilakukan terhadap masyarakat desa Tanjung Anom karena peneliti ingin mengetahui bagai mana persepsi warga desa Tanjung Anom terhadap pentingnya pendidikan formal sebagai salah satu cara meningkatkan status sosial dimasyarkat, mengapa penelitian dengan tema ini dianggap penting untuk diteliti karena masih adanya anggapan atau pandangan yang mengatakan bahwa pendidikan tidaklah teramat penting bagi kehidupan nelayan yang ada di pantai utara Jawa, hingga masyarakat desa Tanjung Anom dianggap menjadi tempat yang cocok sebagai tempat penelitian dilaksanakan. 1. Lokasi atau Tempat Penelitian Lokasi ini dilakukan di pemukiman warga pesisir pantai Utara Jawa bagain barat tepatnya di Desa Tanjung Anom Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang Provinsi Banten, tempat atau lokasi ini dipilih karena penulis menganggap lokasi ini sangat tepat dan Startegis untuk melakukan penelitian ini, dimana Desa Tanjung Anom merupakan salah satu desa yang memang berada tepat dipesisir pantai Utara Jawa yang memiliki karateristik masyarakat pesisir yang kental dengan budaya pesisir yang menarik dengan berbagai aspek dinamika sosial yang terjadi. lebih penting lagi walaupun tidak begitu jauh dari Ibu Kota dan akses transportasi serta pendidikan yang mudah namun terdapat suatu permasalahan mengenai kondisi warga masyarakat dalam hal pendidikan, dimana rendahnya partisipasi warga dan kepedulian warga masyarakatnya terhadap pendidikan, penulispun beranggapan bahwa
44
45
desa Tanjung Anom Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang Provinsi Banten, dapat menjadi sebuah contoh kecil dan mewakili karakteristik masyarakat pesisir atau masyarakat pantai utara yang tinggal dan hidup di daerah Pantai Utara Jawa, hal ini pula yang menjadikan latar belakang penulis mengambil judul skripsi dan ingin membahasnya lebih lanjut dalam penenlitian ini, untuk memperoleh, menganalisis dan mengolah data yang ada di lapangan. Gambar 3.1. Peta desa Tanjung Anom
Peta desa Tanjung Anom
Kecamatan Mauk kab.Tangerang Banten
2. Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan dilakukan dengan estimasi waktu sekitar satu sampai dua bulan, dari bulan Maret sampai bulan April 2017 Penelitian ini dilakukan dengan proses yang bertahap yaitu mulai dari tahap perencanaan, persiapan penelitian lalu dilanjutkan dengan pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian dan diakhiri dengan laporan penelitian, Penelitian ini akan berakhir jika semua data telah cukup lengkap untuk diolah oleh peneliti, tetapi batas tersebut masih bersifat tentatif atau pleksibel sehingga apabila sewaktu-waktu masih ada hal yang akan diteliti kembali dalam mengumpulkan atau memperifikasi data, peneliti dapat menambah alokasi „‟waktu dan mengunjungi kembali daerah lokasi penelitan.
46
Agar penelitian ini sesuai dengan terget yang telah ditetapkan maka penelitian membuat jadwal sebagai berikut :
Tabel 3.1. Rencana Waktu Penelitaian No Kegiatan Feb 1 2 3
Penyusunan Observasi Menentukan dan Menyusun Instrumen Penelitian Pengumpulan Data Analisis Data dan Pengolahan Data Penyusunan Laporan Bimbingan Akhir Skripsi Sidang Skripsi
4 5
6 7 8
MAR
BULAN AFR MEI
JUNI
JULI
B. Subjek Penelitian Subjek penelitan adalah kehadiran peneliti itu sendiri yang menjadi instrumen kunci atau alat penelitian adalah peneliti sendiri, penelitian kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian,
memilih
informan
sebagai
sumber
data,
melakukan
pengumpulan data, menyiapkan perlengkapan penelitian yang akan dipergunakan dalam penelitian, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan dan membuat kesimpulan sebagi
instrumen
dalam
temuannya, peneliti berperan
mengumpulkan
data
yang
dibutuhkan,
47
mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, baik dari segi kesehatan jasmani dan rohani, guna mendukung proses pengumpulan data agar berjalan dengan baik dan mendapatkan hasil sesuai dengan yang dinginkan.
C. Populasi dan Sampling 1. Populasi Dalam penelitian kualitatif hampir tidak mengenal istilah populasi. dalam penelitian kualitatif populasi biasa disebut dengan situasi sosial (social situation) situasi sosial dalam penelitian kualitatif dapat dalam bentuk orang (actor), tempat (place), dan aktivitas (activity),1 penelitian kualitatif banyak menggunakan kedua sampel, purposive sampling dan snowball sampling ini, keduanya lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi, Pendapat Sugioyono ”populasi diartikan sebagai wilayah generaliasi yang teridiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.2 Adapaun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah warga masyarakat Desa Tanjung Anom Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang Provinsi Banten, yang berjumlah dua puluh lima orang orang sebagai populasi yang menjadi objek penelitian, mewakili jumlah masyarakat desa yang menjadi tempat penelitian dimana jumlah populasi tersebut sudah ditentukan oleh peneliti.
2. Sampel Sugioyono menambahkan bahwa, ”sampel adalah sebagian dari populasi itu” pada penelitian kualitatif, penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai dilakukan secara purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu, dalam 1
fakultas ilmu tarbiah dan keguran, UIN Syarif Hidaytullah Jakarta, Pedoman Penulisan Skripsi ( Jakarta,2011). h.63. 2 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan,( Bandung: Alfabeta,2012), h.297.
48
penelitian kualitatif, teknik yang biasa digunakan adalah dengan teknik purposive sampling dan snowball sampling, menurut Sugiyono, “purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu”, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa atau yang paling mengerti, lalu Sugiyono juga menguraikan bahwa “snowball sampling adalah teknik penentuan sampel sumber data yang mula-mula jumlahnya kecil kemudian membesar.3 Berdasarkan penjelasan diatas bahwa pengambilan sampel didapatkan pada awalnya dengan mencari seorang narasumber, namun ketika data yang dicari belum dapat maka harus mencari ke narasumber berikutnya sampai data yang dikumpulkan sesuai harapan, dalam penelitian ini yang menjadi populasi dan sample adalah warga desa Tanjung Anom Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. oleh Karena peneliti merasa sangat luasnya subjek dan jangkauan penelitian peneliti menkerucutkan pada narasumber yang dianggap lebih produktif yang berusia berkisar lima belas tahun sampai enam puluh tahun dalam penelitian ini peneliti memadukan dua teknik yaitu teknik purposive sampling dan teknik snowball sampling, dan yang dijadikan objek penelitian dengan mengunakan puposive sempling adalah aparatur desa, seperti kepala desa, sekertaris desa, Rukun Warga, Rukun Tetangga, atau orang yang dianggap paling paham mengerti kondisi atau keadaan desa tersebut. Sedangkan untuk objek yang mengunakan teknik snowball sampling adalah masyarakat umum desa tenjung anom, yang dipilih dengan kriteria tertentu, hal ini dilakukan untuk mempermudah peneliti mendapatkan para nara sumber yang sesuai dengan yang diharapkan dalam penelitian ini.
3
Ibid.,hal.291-300
49
D. Data yang Dikumpulkan Data yang dikumpulkan sebagai data utama dalam penelitian kualitatif ini dikumpulkan oleh peneliti sendiri dengan mengunakan instrumen penelitan yang sudah disiapkan, data-data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut 1. Informasi secara umum gambaran mengenai desa Tanjung Anom kecamatan Mauk, data tersebut diperoleh darai dari hasil wawancara kepada pihak-pihak terkait dan dokumentasi berupa catatan catan penting, arsif atau foto. 2. Informasi menenai persepsi atau pandangan masyarakat desa Tanjung Anom terhadap pendidikan sebagi salah satu cara meningkatkan status sosial dimasyarakat. 3. Informasi tentang gambaran pendidikan yang berada didesa Tanjung Anom.
E. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipergunakan dalam penelitaian ini yaitu jenis deskriftip
kualitatif,
dimana
penelitain
deskriptif
ini
berusaha
mengungkapkan bagai mana kondisi dan persepsi masyarakat pesisir Pantai Utara Jawa tepatnya di Desa Tanjung Anom Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang Provinsi Banten, mengenai persepsi masyarakat terhadap pendidikan formal bagi masyarakat yang berada di desa tersebut, Jenis yang diguanakan merupakan jenis penelitian deskriptif, penelitiain deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran tentang kondisi dan keadaan suatu masyarakat atau kelompok orang tertentu atau gambaran mengenai gejala atau kondisi yang terjadi pada suatu masyarakat.4
4
Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial Dan Ilmu Sosial Lainya. (Bandung: Pt. Remaja Rosda Karya,2011), h. 35.
50
Penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian pada masalah-masalah aktual sebagimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan deskripsi pada penelitian ini menggambarkan bagai mana persepsi masyarakat terhadap pendidikan. Menurut Abu Achmadi dan Cholid Narbuka,“ penelitian deskriptif sendiri adalah penelitian yang berusaha untuk menentukan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, menyajikan data, menganalisis data, menginterprestasikanya.5 Metode kualitatif ini disebut juga sebagai penelitian naturalistik, karena penelitiannya dilakukan dalam kondisi yang alamiah (natural setting) Metode ini muncul karena terjadinya sebuah perubahan paradigma dalam melihat suatu kenyataan serta suatu fenomena atau suatu gejala sosial di pandang sebagai sesuatu yang utuh atau penuh makna penelitian deskriptif ini berpandangan dalam memecahkan masalah yang terjadi pada ruang lingkup sosial, yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dan menjadi topik yang sedang yang tengah dibicarakan, serta memusatkan pada masalah-masalah yang sedang terjadi atau kondisi sosial yang menjadi fokus penelitian yang dalam penelitian ini mengambil fokus penelitian adalah bagaimana persepsi masyarakat pesisir pantai Utara Jawa terhadap pentingnya pendidikan formal dalam meningkatkan status sosial di masyarakat dalam hal penelitian studi kasus metode deskriptif ini menganalisa kehidupan sosial yang semisalnya terjadi pada suatu atau beberapa kelompok sosial, masyarakat, organisasi atau individu, yang dalam penelitian ini adalah mengungkap permasalahan atau fenomenafenomena dunia pendidikan formal yang tejadi pada suatu daerah khususnya pesisir Pantai Utara, studi kasus menggambarkan sebagai metode naturalistik dimana dalam penelitian mengutamakan teknik observasi langsung dalam jangka waktu yang lama dan secara terusmenerus, dan wawancara mendalam, penelitaian deskriptif kualitatif 5
h.44.
Abu Achmadi Dan Cholid Narbuka, Metodelogi Penelitian. (Jakarta: Bumi Aksara, 2002),
51
dengan menggunakan analisa kasus sering digunkan mengenalkan masyarakat yang unik dengan berbagai masalah-masalah sosial yang dihadapi disebuah masyarakat dan individu, dan penulis merasa cocok juga tepat untuk menggunakan metode deskriptif dalam penelitian studi kasus yang terjadi pada masyarakat pesisir pantai Utara Jawa mengenai persepsi mereka mengenai pendidikan formal. F. Sumber Data. Dalam sebuah penelitian, data merupakan sebuah hal yang sangat penting dan menjadi dasar keabsahan dan kekuatan sebuah penelitian, data yang merupakan bahan mentah yang berkaitan dengan fakta dan data jugalah yang akan menjawab permasalahan yang diteliti oleh seorang peneliti, maka yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data ini diperoleh. sumber dan jenis data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. 1. Data Primer Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh secara langsung dari pimpinan formal dan non formal serta warga masyarakat desa tanjung anom, serta intansi terkait lainya sebagai objek penelitan yang akan dilaksanan peneliti, dimana unsur-unsur dari data perimer tersebut sebagai bahan dari sumber informasi data bagi penelitian ini . 2. Data Sekunder Data sekunder dalam penelitan ini diperoleh dari data yang telah ada di desa, tentang objek penelitian data-data yang dimaksud adalah data-data yang memang sudah ada atau sudah tersedia secara langsung, yang didapatkan dari sumber yang bisa dipercaya dan data yang sifatnya valid, seperti data yang dikumpulkan boleh pihak aparatur desa atau instansi yang terkait yang memang bertugas
52
mengumpulkan data yang berkaitan dengan masyarakat yang diperlukan sebagai sumber data yang akan dibahas dalam penelitian kali ini, sumber data ini biasanya berbentuk data tertulis mengenai jumlah warga, rumah, batas daerah, jenis pekerjaan dan lainya, dan yang menjadi sumber informasi dalam penelitian ini adalah berupa data mengenai masyarakat pesisir Tanjung Anom yang diperoleh dari aparatur desa atau aparatur pemerintah kecamatan Mauk. Kedua jenis data di atas dikumpulkan dengan teknik pengumpulan data yang terencana, teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mendapatkan data yang diperlukan sesuai dengan rumusan masalah, dalam pengumpulan data sangat dibutuhkan teknik yang tepat dan relevan dengan data yang dicari. G. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah hal yang paling utama dan penting dalam penelitian, karena tujuan dari penelitaian ini adalah mendapatkan data dan mengumpulkanya, sebagai sumber data yang akan diolah oleh peneliti, dalam pengumpulan data dapat dikumpulkan dalam berbagai seting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Dalam penelitian
yang dilakukan ini
perlu dilakukan prosedur
pengumpulan data yang dimana hal ini sangat penting dalam rangka mengumpulkan sumber data yang falid dan sesuai dengan harapan yang diinginkan peneliti guna mendukung terselenggaranya penelitian dengan sebaik-baiknya, Beni Ahmad Saebani dan Kadar Nurjaman bahwa, ”pengumpulan data tidak dipandu oleh teori, tetapi di pandu oleh fakta-fakta yang ditemukan peneliti dilapangan oleh karena itu analisis data bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan kemudian dapat dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori”6
6
Beni Ahmad Saebani Dan Kadar Nurjaman, Manajemen Penelitian, ( Bandung: Penerbit CV. Pustaka Setia, 2013), h. 148
53
Menurut Jamiludin Ritonga, “untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat, pengumpulan data juga harus mengikuti prosedur yang dituntut oleh setiap metode penelitian” 7 Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitain ini adalah sebagai berikut: 1. Observasi Langkah pertama dalam pengumpulan data ini adalah observasi atau pengemataan secara langsung, kegiatan observasi ini merupakan langkah yang digunakan untuk melengkapi data dengan cara terjun langsung kemasyarakat lalu mengamatinya untuk mendapatkan data yang diharapkan. Menurut Suharsimi Arikunto ”observasi seringkali mengartikan sebagai suatu aktivitas yang sempit yakini memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata, didalam pengertian psikologis observasi atau yang disebut juga dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan mengunakan seluruh alat indra.”8 buku lain Nazar Bakri mendefinisikan observasi merupakan” suatu cara mengumpulkan data dengan mengamati langsung terhadap objeknya atau penggantinya (Misal: film, rekontruksi, video dan sejenisnya)”9 observasi yang dimaksud ini adalah mencari data yang valid yang hendak diteliti dilokasi penelitian yaitu mengamati kondisi lingkungan
masyarakat,
keadaan
pemukiman
warga,
kondisi
masyarkat pesisir, struktur masyarakat, inspratuktur sarana prasarana desa, tingkat pendidikan masyarkat pesisir, jenis-jenis kegiatan yang dilakukan masyarakat dalam meningkatkan status sosial, serta datadata pendukung lainya.
7
Jamiludin Ritonga,Riset Kehumasan,(Jakarta: PT. Gramedia Grasindo,2004), h.39. Suharsimi arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan raktik.,(Jakarta: Rineka cipta,2006), Cet.13,h.156 9 Nazar bakri, tuntunan prktis metedologi penelitian,(Jakarta: CV Pedoman jaya, 1994),h,36 8
54
Tabel 3.2. Pedoman Observasi
No 1
Data yang Diperlukan
Objek yang Diamati
Kondisi sosial masyarakat Lingkungan sekitar tempat pesisir desa Tanjung Anom
tinggal
masyarkat
pesisir
Tanjung Anom 2
Interaksi sosial masyarakat Beberapa pesisir Tanjung Anom
kelopok
individu
atau
masyarakat
yang
dijadikan 3
Kondisi lingkungan tempat
Lingkungan
Masyarakat tinggal
sekitar masyarakat bermukim dan tinggal
4
Kegitan dan rutinitas
Kegitan sehari hari yang
masyarakat pesisir Tanjung
dilakukan oleh masyarakat
Anom 5
Partisipasi warga dalam
Keterlibatan warga dalam
kegitan sosial masyarkat
kegitan kegitan sosial atau acara acara kemasyarakatan di Desa Tanjung Anom
6
7
Partisipasi warga dalam hal Kegiatan masyarakat yang pendidikan
menyangkut pendidikan
Kondisi startifikasi sosial
Masyarakat yang memiliki
yang ada dimasyarakat.
status sosial di desa pesisir Tanjung Anom.
8
8
Persepsi masyrakat pesisir
Bagai mana cara berfikir
Tanjung Anom tentang
masyarakat tentang
pendidikan
pendidikan
Kondisi status sosial di
Bagaimana kondisi status
masyarakat pesisir Tanjung
sosial yang ada pada
Anom dan pengaruhnya
masyarakat pesisir Tanjung
55
9
dalam kehidupan
Anom
Kondisi pendidikan
Keadaan pendidikan baik
didaerah pesisir Tanjung
dari segi sistem, cara belajar
Anom
maupun sarana prasarana yang ada di desa Tanjung Anom
10
Kondisi tingkat
Bagaimana peran serta
keikutsertaan pendidikam
masyarakat dalam pendidikan
yang ada dimasyarkat 11
Jumlah masyarakat yang
Melihat seberapa banyak
pernah mengeyem
masyarakat yang sedang
pendidikan atau sedang
mengeyam pendidikan dan
mengeyam pendidikan dan
bukti hasil izasah yang
bukti izajah yang dimiliki
dimiliki
12
Bagaimana kehidupan status Status sosial yang
sosial masyarakat dan cara
didapatkan dari hasil
mereka menjalakan statusnya
pendidikan
juga pengaruhnya bagi masyarakat
13
Arti penting pendidikan
Pendidikan formal
bagi masyarakat pesisir
masyarakat pesisir Tanjung
Tanjung Anom
Anom
2. Dokumentasi Langkah kedua yaitu peneliti akan melakukan pengumpulan data dengan
menggunakan
metode
dokumentasi
dengan
cara
mengumpulkan data-data berupa dokumen-dokumen mengenai profil desa dan masyarakat desa Tanjung Anom Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang Banten, berdasarkan data-data serta dokumen yang berasal
56
dari aparatur desa dan masyarakat setempat serta sumber-sumber lainya. Menurut Suharsimi Arikunto menguraikan, “metode dokumentasi adalah mencarai data mengenai hal-hal yang benar yang berkaitan dengan variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainaya.10 Dokumentasi ini merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dilakukan guna mendukung data yang diperlukan dalam penelitian ini, Tabel. 3.3. Pedoman dokumentasi
10
No
Data yang diperlukan
Dokumen yang dibutuhkan
1. 2.
Kependudukan Kependidikan
3.
Perekonomian
monografi Daftar jenjang pendidikan masyarakat desa tanjung anom Kondisi intitusi pendidikan baik sistem maupu sarana prasarana pendukung kegiatan pendidikan Data jumlah masyarakat yang berkerja dan tidak berkerja, Foto-foto kegiatan masyarakat dibidang perekonomian
4
Sosial
5
Kondisi lingkungan
6
Budaya
Dokuman data jumlah masyarakat yang tergolong masyarakat kelas atas, menegah, dan kebawah Data keadaan lingkungan dan sarana prasarana umum masyarakat Tanjung Anom Data kebudayan masyarakat pesisir desa Tanjung Anom baik foto maupun gambar, keberagaman adat istidat dan agama masyarakat pesisir Tanjung Anom
Suharsimi arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan raktik.,(Jakarta: Rineka cipta,2006), Cet.13,h.231
57
3. Wawancara Langkah selanjutnya dalam penelitian ini, setelah proses studi dokumentasi telah selesai dilakukan dan telah didapatkan data-data yang diperlukan berupa dokumen-dokumen yang menjadi sumber informasi bagi penelitian langkah berikutnya adalah wawancara (interview). Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan
secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data)
kepeda responden dan jawaban-jawaban responden dicatat, atau direkam dengan alat perekam (tape recorder) kegitan wawancara dilakukan sebagai tindak lanjut untuk memperdalam keabsahan data dalam studi dokumentasi sebelumnya, hal ini dikarenakan wawancara merupakan teknik pengembilan data dengan mengadakan proses tanya jawab yang berkaitan dengan masalah yang harus dibahas atau diteliti, kegitan wawancara yang dilakukan kepada para narasumber yang nantinya bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat Desa Tanjung Anom Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang Banten mengenai pentingnya pendidikan formal sebagai salah satu cara meningkatkan status sosial di masyarakat, kegiatan wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini sekali lagi guna untuk menggali informasi dari responden. Wawancara untuk keperluan penelitian berbeda dengan percakapan sehari-hari, wawancara biasanya dimaksudkan untuk memperoleh keterangan, pendirian, pendapat, secara lisan dari seseorang, yang lazimnya disebut dengan responden dengan bertatap muka bicara langsung dengan orang tersebut dengan demikian,wawancara berbeda dengan mengobrol, bercakap-cakap dan beramah- tamah11. Teknik wawancara yang digunakan adalah teknik wawancara tersetuktur,
menurut
Sugiyono,”wawancara
tersetuktur
dalam
melakukan wawancara, peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian 11
Bagong suyanto dan sutinah, metode penelitian sebgai alternatif pendektan,(Jakarta: Kencana,2007).Ed.1 Cetakab Ke-3,h.69
58
berupa pertanyaan,-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabanyapun telah disiapkan”.12 Selain menggunakan bantuan istrumen wawancara peneliti juga dapat mengunakan alat bantu lainya yang dapat membantu jalanya kegitan wawancara, seperti alat perekam, Hand phone, atau alat-alat lainya yang dinaggap perlu dalam memperlancar jalanya wawancara untuk mendapatkan data yang sesuai dengan yang diharapkan. Teknik wawancara juga merupakan salah satu hal yang penting yang harus dilakukan dalam melakukan kegitan penelitian, karena menyangkut data yang akan dicari maka pewanwancara merupakan salah satu elemen yang penting dan tidak dapat terpisahkan dalam proses penelitian,
wawancara dapat diartikan sebagai cara yang
digunakan untuk mendapatkan informasi dari responden dengan cara bertanya langsung secara bertatap muka responden akan dipilih beserta jumlah individu yang akan dijadikan responden, maka peneliti akan menyesuaikan dengan pertimbangan kualifikasi dan kriteria responden, yang tentunya sesuai dengan teknik perposive sampling, lalu menentukan
jumlahnya
dengan
kebutuhan
kelengkapan
data
sebagaimana yang dilakukan dalam teknik snowball sampling. Kisi-kisi wawancara akan dilakukan serta yang disusuan dengan pengembangan dari dua variabel utama tujuan yang hendak dicapai dengan mengidentivikasi variabel-variabel yang diteliti, menjabarkan variabel-variabel menjadi-dimensi-dimensi, mencari indikator dari setiap dimensi, mendeskripsikan kisi-kisi instrumen, merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan instrumen sebagai mana yang dituliskan dibawah ini.
12
Sugiyono, metode penelitian pendidikan pendekatan kauantitatif,kualitatif, dan R dan D, (Bandung: Alfabeta,2012). Cet.Ke-15,h.197.
59
Tabel 3.4. Kisi-kisi pedoman wawancara Dimensi
Indikator
Jumlah
Persepsi
pendidikan terakhir masyarakat
masyarakat
Kegiatan sehari-hari masyarakat
pesisir Tanjung Anom terhadap pendidikan
16 Mata pencaharian dan pekerjaan masyarakat Pendapatan dan pengeluaran seharihari masyarakat
formal
Niat atau usaha untuk melanjutkan
Dalam
pendidikan
meningkatkan Niat dan usaha untuk menyekolahkan status sosial anak dimasyarakat
Pengaruh
teman,
sanak
saudara,
maupun lingkungan sosial dalam pendidikan Budaya
sosial
dan
cara belajar
masyarakat Persepsi tentang pendidikan formal Persepsi
individu
mengenai
pendidikan formal sebagai kebutuhan dan
maanfatnya
bagi
kehidupan
sosial Persepsi sosial mengenai kebutuhan akan pendidikan
diantara yang
lainya Pandangan kualitas
masyarakat
pendidikan,
mengenai
baik
sistem
maupun sarana prasarana yang ada Persepsi masyarkat terhadap status
60
sosial yang didapatkan dari proses pendidikian formal yang dialami. Persepsi masyarakat terhadap kondisi sosial ekonomi dan status sosial yang ada.
Peran
Pemaparan mengenai lembaga dan
lembaga dan institusi pendidikan formal, institusi
Mengidentifikasi
pendidikan
pendidikan formal.
formal dalam Jarak menigkatkan status
sosal
masyarakat
institusi
tempuh
menuju
institusi
pendidikan formal Kondisi
intitusi pendidikan formal
yang ada Peran
dan
pengaruh
institusi
pendidikan formal terhadap individu Peran dan pengaruh pendidikan bagi kehidupan sosial, ekonomi individu maupun masyarakat desa Peran
dan
pengaruh
intitusi
pendidikan formal bagi peningkatan status
sosial
yang
ada
pada
masyarakat
4. Catatan Lapangan Selain dokumentasi berupa rekaman suara, video, dan gambar, peneliti juga dapat memuat hasil temuanya dalam sebuah catatan, yang berupa catatan lapangan sebagai sumber data yang juga penting untuk mendukung data lainya yang tidak didapatkan dari proses lainya,
61
menurut Samiaji Sarosa, “catatan lapangan berupa komentar dari peneliti, mengenai apa yang diamatinya, catatan lapangan adalah pelengkap rekaman”13. Dengan catatan lapangan maka peneliti dapat secara langsung mendeskripsikan tentang keadaan atau kondisi wilayah
penelitian
sehingga
dapat
membantu
peneliti
dalam
menganalisis data. Dalam bukunya Nusa Putra berpendapat bahwa pada umumnya catatan lapangan terdiri dari dua bagian Pertama, catatan deskriptif berupa gambaran rinci tentang lokasi, situasi, kejadian atau apapun yang diamati oleh peneliti, kedua catatan reflektif adalah ruang bagi ekspresi kebebasan peneliti untuk memberikan tanggapan secara logis maupun etis14. Dengan catatan lapangan segala kegiatan yang dilakukan peneliti dapat dideskripsikan dengan baik dan dapat membantu peneliti dalam menganalisis tentang segala kegiatan yang berlangsung dalam penelitian.
H. Instrumen Pengumpulan Data Dalam penelitaian ini intuk mengumpulkan data dilapangan peneliti mengunakan instrumen berupa, observasi, wawancara serta dokumentasi dan catatan lapangan, dimana instrumen-instrumen ini menjadi alat bagai mana seorang peneliti mendapatkan data guna untuk diolah dan dipahami secara penyeluruh.. Berikut instrument-instrument pengumpulan data. 1. Butir-butir teknik observasi a. Jumlah penduduk b. Kondisi masyarakat secara sosial dan ekonomi
13 14
Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar, (Jakarta : PT. Indeks, 2012), h.60. Nusa Putra, Penelitian Kualitatif : Proses dan Aplikasi, (Jakarta : PT. Indeks, 2012), h. 122-123.
62
c. Kondisi lingkungan tempat tinggal masyarakat d. Status sosial yang dimiliki warga masyarakat pesisir pantai e. Pendidikan didesa Tanjung Anom f. Kondisi sarana prasarana lembaga pandidikan di desa tanjung anom 2. Butir-butir soal wawancara a. Aparatur desa atau tokoh masyarakat 1) Sejarah terbentuknya desa Tanjung Anom 2) Perkembangan desa dan masyarakat 3) Perkembangan dunia nelayan b. Mayarakat warga desa Tanjung Anom 1. Persepsi masyarkat tentang pendidikan formal 2. Status sosial yang dimiliki masyarkat 3. Pendidikan yang dilaksanakan oleh masyarakat desa Tanjung Anom 4. Pengaruh pendidikan bagi masyarakat desa Tanjung Anom 5. Peran pendidikan bagi masyarakat Tanjung Anom 6. Pemahaman masyarakat terhadap pendidikan formal 7. Usaha-usaha yang yang dilakukan untuk menyekolahkan anakanak mereka 8. Harapan masyarakat terhadap pendidikan formal kedepanya 9. Kegiatan belajar-mengajar yang ada di lembaga sekolah yang ada di desa Tanjung Anom. I. Teknik Penulisan Laporan/Skripsi a. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data Proses analisis dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari bergai sumber, yaitu dari proses wawancara dengan para responden, observasi, yang telah dituliskan dalam lembar observasi lapangan, dokumentasi berupa foto-foto pada saat wawancara dan pengamatan pada saat observasi dilakukan dan sebagaimana Berdasarkan hal tersebut maka metode analisa yang digunakan adalah
63
metode deskripsi analisis yakini dengan cara mengumpulkan data kemudian menyusun, menyajikan, baru kemudian menganalis untuk mengungkapkan arti dari data tersebut, pada saat menganalisa data dari hasil observasi, peneliti menginterprestasikan catatan lapangan yang ada kemudian menyimpulkannya setelah itu peneliti menganalisa pada data tersebut. Dalam peroses analisis data, ada beberapa langkah pokok yang harus dilakukan yaitu: 1. Tahap persiapan adapun kegiatan yang dilaksanakan pada tahap persiapan ini adalah dengan mempersiapkan segala sesuatu yang akan dilaksanakan ketika observasi akan dilaksanakan, yaitu dengan mengecek identitas,
nama surat
dan ijin,
kelengkapan-kelangkapan kelengkapan
identitas
seperti
pengisian,
memeriksa kembali kelengkapan data artinya memeriksa isi, instrumen
pengumpulan
data,
seperti
lembara-lembaran
pertanyaan wawancara, angket, atau alat-alat seperti rekorder, HP dan berbagai macam kelengkapan data yang lainya yang perlu dipersipakan secara matang dan teliti agar jangan sampai karena kurangnya persiapan menjadi salah satu penghambat berjalanya observasi dilapangan. 2. Reduksi data Mereduksi data berarti berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal penting serta dicari tema dan polanya, dengan demikian, data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya jika diperlukan, proses reduksi data dalam penelitian ini adalah merangkum hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi sesuai dengan rumusan masalah, fokus penelitian dan pertanyaan penelitian, selama proses tersebut berlangsung,
64
peneliti menentukan hal pokok untuk disajikan, melalui proses reduksi, maka akan memperlihatkan sebuah data yang jelas dan terperinci. 3. Penyajian data. Dalam penelitain kualitatif penyajian data dapat dilakukan dalam berbagai bentuk jenis penyajian seperti, bentuk tabel, grafik, pie chard, pictogram dan sejenisnya, melalui penyajian data tersebut maka data yang didapatkan dapat lebih tersetruktur dan tersaji dalam susunan pola hubungan sehingga data akan lebih mudah untuk dipahami untuk menarik hasil kesimpulan yang ingin didapatkan. 4. Penarikan kesimpulan dan verifikasi. Langkah ke empat dalam penelitian kualitatif adalah penarikan kesimpulan, kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya, tetapi menurut Ulber Silalahi, apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti bukti yang valid dan konsisten selama pengumpulan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel. Penarikan kesimpulan hanyalah sebagaian dari suatu konfigurasi
gemini,
kesimpulan
juga
memperoses
dan
meringkas hasil data agar lebih cepat dipikirkan oleh peneliti, dimana peneliti dapat menarik kesimpulan secara jelas dari hasil data yang dianalisis.
J. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data Dalam penelitian kualitatif, pemeriksaan atau pengecekan keabsahan data sangat berbeda dengan penelitian kuantitatif, jika dalam penelitian kuantitatif keabsahan disebut juga dengan kesahihan (validitas) dan
65
keandalan (reliabilitas), sedangkan dalam penelitian deskriptif kualitatif ini tidak mempunyai ukuran yang baku dalam ukuran pemeriksaan atau pengecekan keabsahan data, dalam penelitian kualitatif ini ada beberapa kriteria yang digunakan untuk melakukan pengukuran itu, dalam penelitian kualitatif, data yang diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam dan dilakukan secara terus
menerus sampai datanya jenuh, dengan
mengumpulkan data sebanyak mungkin maka akan mendapatkan berbagai macam data dan memvariasi data sehingga untuk menganalisis menjadi lebih beragam tetapi hal ini bisa saja akan mempersulit peneliti, hal ini sejalan dengan apa yang di katakan Nasution: Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras, analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya, bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda.15 Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak dan sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan dan data yang didapatkan harus diolah dengan sangat teliti agar tepat dalam menjabarkannya nanti, Devania Anesya menguraikan bahwa, ”Ada empat kriteria dalam penelitian kualitatif yang digunakan untuk mengukur keabsahan data, Keempat kriteria ini antara lain : kriteria yang pertama yaitu
kepercayan
(credibility),
kriteria
kedua
yaitu
keteralihan
(transferability), kriteria ke ketiga yaitu ketergantungan (dependability) dan kriteria yang terakhir yaitu kepastian (confirmability)”.16 Credibility, depanbility, dan confirmability menunjukan tingkat kejelasan penelitian ini berdasarkan fenomena-fenomena yang ada dari penelitian, ide dasarnya adalah bahwa fenomena yang diteliti dapat dipahami dengan baik sehingga diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika 15
16
Sugiyono, MetodePenelitianPendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012) h. 334. Devania Anesya, Teknik Analisis Data, http://frenndw.wordpress.com/2011/03/15/ teknikanalisis-data/, diakses pada tanggal 06/09/2014 pukul 20.45
66
didekati dari berbagai sudut pandang. “Memotret fenomena tunggal dari sudut pandang yang berbeda-beda akan memungkinkan diperoleh tingkat kebenaran
yang
handal,
oleh
karena
itu
di
perlukan
metode
Trianggulasi”.17 Dalam hal ini peneliti menggunanakan dua metode trianggulasi, yakni
pertama
Trianggulasi
metode,
dilakukan
dengan
cara
membandingkan informasi atau data dengan cara yang berdeda. Sebagaimana dikenal, dalam penelitian kualitatif peneliti menggunakan metode
dokumentasi,
wawancara,
obervasi,
dan
survei.
Kedua,
Trianggulasi sumber, data adalah menggali kebenaran informasi tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data, misalnya, selain melalui wawancara dan observasi, peneliti bisa menggunakan observasi terlibat (participant obervation), dokumen tertulis, arsip, dokumen sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau foto, tentu masing-masing cara itu akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya akan memberikan pandangan (insights) yang berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti, berbagai pandangan itu akan melahirkan keluasan pengetahuan untuk memperoleh kebenaran handal18 Pemeriksaan dan pengecekan keabsahan data ini menunjukan bahwa konsep keajegan penelitian kualitatif selain menekankan pada desain penelitian, juga pada cara pengumpulan data dan pengolahan data. Pengujian trianggulasi dengan strategi trianggulasi metode dilakukan untuk mencapai keabsahan data dari penelitian deskriptif kualitatif ini dengan credibility, transferability, confirmability, dalam hal ini, peneliti menggunakan ketiga teknik pengumpulan data di atas yakni studi dokumentasi, wawancara, dan observasi sebagai penguji trianggulasi metodenya, dengan demikian, proses ini akan menghasilkan penelitian yang bisa dipertanggung jawabkan validitasnya. 17
http://Mudjia Rahardjo.com/materi-kuliah/270.html , diakses pada tanggal 06/09/2014 pada pukul 20.50 18 http: // rajawaligarudapancasila.blogspot.com / 2011 / 09 / triangulasi - dalam penelitian kualitatif.html diakses pada tanggal 06/09/2014 pukul 20.52
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Seting Penelitian Penelitaian ini mengambil latar seting penelitian di desa Tanjung Anom kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang Banten, sebuah desa pesisir yang memang benar berbatasan langsung dengan pesisir pantai utara Jawa, dengan karakteristik masyarakat pesisir pantai yang memiliki berbagai macam ciri dan keunikan dinamika kehidupan yang terjadi dalam berbagai aspek tarutama aspek pendidikan yang menjadi inti dari penelitaian yang dilakukan, penelitaian ini dimulai dengan mencari sumber informasi berupa profil desa Tanjung Anom kecamatan Mauk kabupaten Tangerang Banten. 1.
Sejarah Desa Tanjung Anom Desa Tanjung Anom awalnya merupakan desa hasil dari pemekaran dari desa karang serang laut dan desa Pekayon, yang memisahkan diri dan menjadi desa sendiri pada tahun 1982 desa ini dimekarkan karena desa sebelumnya desa Karang Serang laut dan Pekayon di anggap memiliki luas daerah yang terlalu luas dan desa Tanjung Anom di anggap sudah mampu menjadi desa sendiri karena memiliki potensi yang cukup terutama dari hasil laut dan pariwisata. Hal inilah yang menjadi dasar terbentuknya desa Tanjung Anom Berikut ini adalah tabel dari kepala desa yang pernah menjabat di desa Tanjung Anom dari tahun 1982 samapai saat sekarang.
Tabel 4.1. Kepala Desa yang Pernah Menjabat No 1 2 3 4
Periode 1928 s/d 1998 1988 s/d 1999 1999 s/d 2000 2000 s/d 2008
Nama Kepala Desa H.M. ALI S H.M. ALI S KHAERUDIN H.M. ALI S
67
Keterangan Pjs pemekaran Depenitif pjs Depenitif
68
5 6 7 8
2008 s/d 2014 2014 s/d 2015 2015 s/d 2015 2015 s/d 2021
ASBIHANI H. AHYADI KHAERUDIN H.ABDUL AZIS
Defenitif Pjs Pjs Defenitif
Sumber: Dokumen Desa Tanjung Anom
Gambar 4.2. Bagan Struktur Perangkat Desa Struktur Perangktat Desa Tanjung Anom
KEPALA DESA H. ABDUL AZIZ
SEKERTARIS DESA
KEP. SESI PEMERINTAH AAN
KHAERUDIN
KEP. SESI PEMBANGUNA N SANUSI KEP.SESI PEMBERDAYA AN MAS M.SAMBAS
JARO TANJUNG KAIT
KEPALA URUSAN PERENCA NAAN
KEPALA URUSAN KEUANG AN
A.KHERUD IN
GHOZALI
JARO KEBON BARU
KEPALA URUSAN UMUM ALWANI
JARO BUARAN ASEM
MUTALIK
SURYA KET.RW 01
SURATMA N KET RW. 02
BANDI KET RW. 03
MANIN KET RW. 04
ALI (KET RW. 005)
ALI P (KET RT 001)
ANAN (KET RT. 006)
SAEPI (KET RT 001)
MUHIT (KET.RT.001)
HASAN (KET.001)
MASWI ( KET.RT 002)
YASIN (KET RT.007)
ABDUL KARIM ( KET RT 002)
BUKHARI (KET RT.002)
SAHADI(KET RT.002)
DADANG (KET.RT 003)
YAMAN ( KET RT.008)
JAENAL ARIFIN (KET RT.003)
JAYADI (KET RT. 003)
SI,EL(KET RT.003)
AHYADI H (KET.RT 004)
M. RIDWAN (KET.RT.009)
NAWASEH (KET RT.004)
JUNAEDI (KET RT 004)
BAKRI (KET RT.004)
69
Itulah nama nama kepala desa yang pernah menjabat sebagai kepala desa di desa Tanjung Anom dari tahun 1982 sampai saat ini dan struktur perangkat desa yang ada di desa Tanjung Anom serta struktur perangkat desa yang sedang menjalankan pemerintahan saat ini. Sejarah panjang desa tanjung anom sebagai desa pesisir terdapat juga sejarah pembangunan yang pernah dilaksanakan oleh desa ini pembangunan yang paling terlihat adalah pembangunan yang mulai dilaksanakan pada tahun 2011 sampai yaitu pembangunan jalan paving blok dan saluran pembuangan air limbah, rehab kantor desa, pembuatan gorong-gorong, semenisasi jalan, dan pembuatan rumah ibadah yang tengah berlangsung sampai saat ini. Sejarah desa ini memang tidak dengan jelas diketahui oleh masyarakat sekitar desa karena tidak ada bukti tertulis atau berupa peninggalan, namun sejarahnya hanya di ketahui melalu cerita secara turun temurun dari orang tua yang terdahulu yang hidup didesa ini bahwa di ceritakan masyarakat desa Tanjung Anom merupakan gabungan dari beberapa suku yang ada di sekitaran Pantura yaitu suku Betawi pinggiran, suku Sunda Banten, suku Jawa Indramayu dan suku Bugis, dan orang Cina, yang sedikit demi sedikit dan berangsurangsur menempati daerah pesisir pantai Utara Jawa yang tadinya merupakan lahan lahan tak berpenghuni yang juga sebagian daerah ini merupakan milik TNI angkatan udara dan tanah milik suasta milik PT. Sangrila Indah, walaupun masyarakat di desa ini terdiri dari berbagi macam suku namun mereka hidup berdampingan dengan harmonis dan penuh kedamayan walau ada beberapa konflik kecil yang pernah terjadi antara masyarakat dengan salah satu pemilik lahan suwasta yang memiliki tanah didesa itu. Sejarah desa ini memang juga tidak bisa terlepas dari sebuah kelenteng yang bernama kelenteng Tjoe Soe Kong yang bahkan sudah berdiri sejak ratusan tahun yang lalu sebelum desa Tanjung Anom
70
tersebut berdiri, sebuah kelenteng tempat peribadatan etnis Tionghowa yang sangat di hormati oleh masyarakat pribumi, bahwa dikatakan kelenteng ini dibangun oleh para etnis Tionghowa dari Cina Benteng yang membangun kelenteng ini untuk menghormati dewi laut, didalamya terdapat cerita unik bahwa ketika letusan gunung Krakatau terjadi pada tahun 1882 yang terjadi di selat Sunda ketika banyak bangunan yang hancur, namun tidak halnya dengan kelenteng ini yang tetap berdiri dan menjadi tempat pengungsian bagai warga yang hidup pada masa itu. 2. Kondisi Geografis
Gambar 4.2. Peta desa Tanjung Anom
Desa Tanjung Anom terletak di kecamatan Mauk kabupatan Tangerang Banten, desa yang teletak dibagin paling Utara kabupaten Tangerang Banten yang langsung berbatasan dengan pantai utara Jawa, letaknya sekitar 25 kilo meter dari pusat pemerintahan kabupaten Tangerang, sekitar 30 kilo meter dari ibu kota Jakarta dan sekitar 60 kilo meter dari puasat pemerintah provinsi Banten, desa ini memiliki luas 360 hektar berupa daratan dengan panjang pantai sekitar 5 kilometer yang membetang dai mulai perbatasan desa.
71
Secara geografis desa tanjung anom memiliki 2 karaketer lingkungan hidup yaitu daratan dan lautan daratan berupa lahan pemukiman dan perkebunan dan lautan yang merupakan tempat para nelayan melakukan kegitan berlayar melaut mencari ikan dan membuat bagan-bagan pancing ditengah lautan, desa Tanjung Anom memiliki batas daerah sebagai berikut. Batas wilayah utara : laut Jawa dan Kepulawan Seribu Batas wilayah selatan : desa Pekayon Kecamatan Sukadiri Batas wilayah barat : desa Marga Mulya kecamatan Mauk Batas wilayah timur : desa Karang Serang kecamatan Sukadiri 3. Data Demogarafi Desa Tanjung Anom Desa Tanjung Anom memiliki luas daerah kurang lebih sekitar 365 hektar dengan batas wilayah sebagi berikut batas wilayah bagian utara berbatasan langsung dengan laut Jawa dan Kepulawan Seribu daerah DKI Jakarta, di bagian selatan berbatasan denagan desa Pekayon kecamatan Sukadiri, batas wilayah bagain barat berbatasan dengan desa Marga Mulya kecamatan Mauk, dan bagian sebelah timur berbatasan dengan desa Karang Serang kecamatan Sukadiri, desa Tanjung Anom dibagai menjadi beberapa daerah admintrasi pemerintahan yaitu terdiri tiga kejaroan atau tiga dusun yaitu dusun Tanjung Kait, dusun Buaran Asem, dusun Kebon Baru. 5 rukun warga (RW) dan 24 rukun tetangga (RT) desa Tanjung Anom juga memiliki jumlah kepala keluarga 2.328 KK dengan jumlah penduduk laki laki, berjumlah 4.101 jiwa dan penduduk wanita berjumlah 3.865 jiwa, dengan keseluruhan jumlah warga yang terdapat didesa Tanjung Anom berjumlah 7,966 jiwa. Jumlah penduduk berdasarkan agama, di desa Tanjung Anom warganya terdiri dari berbagai macam agama atau kepercayaan walaupun mayoritas terbesar warganya menganut ajaran agama Islam dengan jumlah 7.327 jiwa, Kristen protestan 54 jiwa, Hindu 48 jiwa.
72
Budha 41 jiwa, Berikut juga merupakan data jumlah warga menurut mata pencaharian, Pegawai negri sipil berjumlah 17 orang, TNI berjumlah 3 orang, polisi 2 orang, pensiunan (PNS,TNI,Polisi) berjumlah 5 orang, pegawai suasta, 1.015 orang, petani 1.513 orang, nelayan, 993 orang, buruh 802 orang, pengerajin 237 orang, pedagang berjumlah 171 orang, dan yang tidak berkerja atau pengagguran berjumlah 812 orang, berdasarkan data di atas dapat dikatakan data ketenagakerjaan yang dimiliki desa jumlah penduduk yang berkerja 3.694 orang, jumlah pencari kerja 2.459 orang dan jumlah penduduk keseluruhan yang tidak berkerja 1.812 orang.
4. Data Sarana Prasarana Keagamaan di Desa Tanjung Anom. Desa tanjung anom memiliki beberapa tempat peribadahan sebagai sarana prasarana keagamaan dan tempat masyarakat menggali dan mendapatkan pengajaran ilmu agama dan meningkatkan nilai religius masyarakat agar masyarakat diharapkan menjadi warga yang taat terhadap aturan agama dan menjadi warga yang bertaqwa kepada tuhan yang maha kuasa, Jumlah sarana prasarana keagamaan terbagi menjadi 3 dusun, yang pertama di dusun Tanjung Kait terdapat 7 mushola, 1 mesjid besar masjid Al-Ikrom dan 1 majelis ta,lim AlMarso Mut Mainah, dan bagai penganut agama Budha terdapat 2 Vihara yaitu vihara Tjoe Soe Kong, dan vihara Cikung, di dusun Kebon Baru 4 mushola 1 mesjid yaitu masjid Daarul Huda dan tiga majelis ta,lim. didusun Buaran Asem tardapat 12 mushola, 1 mesjid yaitu masjid Baiturohim, dan 3 majelis Ta’/lim. dan untuk penganut ajaran agam lain diluar Islam dan Budha seperti Kristen dan Hindu mereka melakukan peribadatan kedesa sebelahnya yaitu di desa Marga Mulya yang disana terdapat sebuah gereja dan pure yang berada di dalam komplek AURI.
73
5. Kondisi Lingkungan Tempat Tinggal Masyarakat Tanjung Anom Masyarakat tanjung anom tinggal menempati daerah dengan luas 365 hektar yang merupakan derah dataran rendah yang langsung berbatasan langsung dengan garis pantai atau pesisir pantai Utara Jawa bagian barat yang membentang dari perbatasan desa Karang Serang sampai desa Marga Mulya, warga masyarakat Tanjung Anom ada yang tinggal di daerah sepanjang garis pantai namun adapula yang tinggal cukup jauh sekita dua kilometer dari garis pantai yang merupakan daerah pesawaahan dan lahan-lahan terbuka yang ditanami aneka macam tumbuhan terutama padi, pohon kelapa, pandan dan tanaman-tanaman kebun lainya. Berdasarkan
pengamatan
yang
dilakukan
peneliti,
dapat
digambarkan bahwa lingkungan tempat masyarakat Tanjung Anom tinggal memang terlihat masih sederhana dan merupakan daerah pedesaan yang tradisional dan minim sarana prasarana, masyarakat yang tinggal di daerah pesisir pantai mengalami pelbagai masalah yang cukup berat yaitu masalah dimana masyarakat harus tinggal di daerah pinggiran pantai yang sering mengalami banjir ROB atau banjir karena pasangnya air laut, lalu masalah abrasi pantai yang kian hari kian meluas dan mulai mendekati pemukiman warga bahkan karena abrasi
yang terjadi belakangan tahun terakhir telah
mengakibatkan menghilangnya sebagian daratan tempat tinggal masyarakat yang tenggelam oleh air laut yang semakin meninggi, selain itu juga masalah keruhnya dan tercemarnya air laut yang diakibatkan oleh limbah-limbah industri yang mengotori dan mencemari laut Jawa bagian utara sehingga membuat air laut yang harusnya terlihat bening dan biru menjadi terlihat keruh sehingga rusaknya ekosistem ikan yang berpengaruh juga kepada hasil tangkapan ikan para nelayan yang menggantungkan hidup dari hasil laut, belum lagi masalah sulitnya mencari air bersih untuk kebutuhan sehari hari, seperti MCK dan kebutuhan memasak karena air di desar
74
Tanjung Anom terasa sangat asin atau payau berwarna kekuningkunigan karena oleh resapan air laut yang tercampur dengan air tanah, sehingga masyarakat Tanjung Anom harus menggunankan air PAM yang didapatkan membeli melalui penjual air yang keliling setiap harinya. Sekitar pesisir pantai juga terdapat kolam-kolam tambak yang tidak terpakai, dan beberapa gudang-gudang kosong yang dahulunya merupakan bekas perusahan perikanan yang dibangun lalu mengalami kebangkrutan, kondisi lingkungan masyarakat tanjung anom yang tidak secara langsung bersentuhan dengan pantai disana terdapat lingkungan dataran rendah dengan tanah cukup subur campuran tanah gembur dan pasir yang ternyata cukup subur untuk lahan pertanian yang dilihat peneliti lahan yang cukup luas dan rimbun dengan tetanaman dan semak-semak belukar khas tanaman laut dan tanaman perkebunan seperti tanaman kelapa laut yang sangat subur dengan jumalah yang sangat luas, dan lahan pesawahan yang juga sangat subur terdapat beberapa sungai yang melintasi lahan tersebut sebagai salah atau tempat masuk keluarnya kapal nelayan dan pengairan untuk lahan pesawahan. Kondisi tempat tinggal bentuk rumah warga Tanjung Anom juga beraneka ragam sesuai dengan tingkat kemampuan ekonomi yang dimiliki warga masyarakat, namun peneliti melihat sebegain besar rumah yang terdapat didesa Tanjung Anom masih berupa semi permanen dengan ukuran yang tidak terlalu besar apalagi rumah-para nelayan yang terbuat dari bilik bambu dan atap genteng biasa, dan sebagian lain rumah permanen yang berdinding batu bata dan bersemen. Desa tanjung anom juga memiliki pangakalan radar milik TNI Angkatan udara, yang sudah sejak lama juga berdiri yang berada di sebelah barat laut dekat sekali dengan pantai tempat itu tertutup untuk umum dan hanya kusus tentara yang bisa masuk, tempat rersebut juga
75
mengalami masalah yang sama yaitu ancaman abrasi pantai yang mengancam menenggelamkan tempat tersebut, disana juga terdapat sebuah kelenteng tua tempat para penganut agama Tioghowa melakukan peribadatan yaitu kelenteng
Tjuoe Sekong, kelenteng
yang sudah sangat lama berdiri dan dikeramatkan oleh warga masyarakat desa Tanjung Anom.
6. Kondisi Sosial Masyarakat Tanjung Anom Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti dan informasi data dari pihak masyarakat Tanjung Anom, kondisi sosial masyarakat Tanjung Anom merupakan masyarakat pesisir pantai dengan berbagai macam karakteristik masyarakat yang heterogen karena, terdiri dari berbagai macam suku dan agama,
kondisi sosial bisa dikatakan
masyarakat yang demokratis, terbuka dan relegius, berkeinginan untuk maju dan mandiri, masyarakat desa tradisional dengan kebudayaan kampung yang masih cukup erat melekat pada masyarakat desa Tanjung Anom yang merupakan masyarakat pesisir yang memiliki karakteristik sebagai masyarakat nelayan dan petani, dimana unsur kekeluargaan serta kekerabatan masih sangat erat terjaga, kerukunan serta kerjasama yang baik dalam keluarga maupun sesama tetangga karena ternyata ketika melaut mencari ikan kelaut itu dibutuhkan kerja sama dan gotong royong sesama nelayan untuk mendapatkan hasil yang baik karena tidak mungkin mencari ikan kelaut hanya dengan seorang diri. Terjadi dengan sendirinya rasa kebersamaan gotong royong dan kerja sama yang terbagun dari cara hidup nelayan yang dilakukan sehari- hari, begitupan dalam keluarga seorang kepala keluarga yang bertanggungung jawab mencarai nafkah baik dari hasil menjadi nelayan melaut maupau jadi petani, semua unsur keluarga saling membantu seperti ketika seorang ayah pulang ke rumah membawa hasil tangkapan ikan, seoarang istri bersama anaknya akan menuggu
76
seorang suami atau ayah di pinggir pantai untuk membantu membawa hasil ikan laut dan mengolah atau memilah-milahnya dirumah bersama-sama dengan anggota keluarga lainya, bahkan seoarang istri bertanggung jawab untuk membantu suaminya untuk membetulkan dan merajut kembali jaring yang rusak dan kadang seorang anak lakilaki yang dianggap sudah mampu melaut akan diajak oleh ayahnya untuk membatu menangkap ikan dilaut, begitupun kehidupan para petani yang hidup didesa Tanjung Anom, anggota keluarga saling bantu-membantu untuk melakukan peranya masing-masing. Kehidupan sosial masyarakat Tanjung Anom, Memang tidak jauh berbeda seperti halnya masyarakat yang tinggal di daerah pesisir pantai lainya terutama yang tinggal didesa nelayan yang masih tradisonal dengan berbagai aspek sosial yang ada di dalamnya masyarakat yang tradisional dan masih sangat tertinggal dalam hal teknologi apalagi orang-orang tua yang sudah usia lanjut, masyarakat pesisir yang memang cenderung sedikit agak keras dengan berbagai macam karakter dan sifat yang dimiliki yang dilatar belakangi oleh adat dan istiadat, kebiasaan cara hidup yang membentuk kepribadian setaiap individu masyarakat di desa Tanjung Anom, ada masyarakat yang relgius, ada yang terbuka, ada yang tertutup ada yang tenang, ada yang terkesan emosional dan karakter lainya, namun yang sangat terlihat adalah karekter seorang pelaut yang sangat sederhana dan pekerja keras pantang menyerah, humoris, sikap kebersamaan walaupun tidak sekuat dulu masih bisa terlihat warga terlihat sering berkumpul di suatu tempat pada siang dan sore hari, berbincangbicang dan
bercakap-cakap
tentang kelautan
bahkan
isu-isu
kemasyarakatan yang sedang berkembang, ibu-ibu atau anak-anak yang berkumpul sambari mengupas kulit kerang atau mengolah membuat ikan asin yang terlihat berbincang-bincang yang kadang juga dihiasi gelak tawa khas masyarakat pesisir, atau para nelayan yang sedang mengosok atau membenarkan merawat perahu-perahunya yang
77
rusak atau orang tua usia lanjut yang sedang membenarkan jaringjaring penagkap ikan, atau para pemuda karang taruna yang berkumpul sambil bermain musik dan memamerkan motor yang bisa disebut anak tongkrongan, dan para pedaggang warung makan ikan bakar, yang sibuk menawarkan daganganya pada para wisatawan yang datang berkunjung untuk menikmati suasana laut yang menurut peneliti tak sindah dulu lagi, kehidupan sosial masyarakat pertanian daratan rendah yang masih menggunakan alat pertanian yang sederhana karena terbatasnya alat pertanian yang modern walaupun masih sederhana namun mereka tetap melakukanya dengan rasa suka hati juga dengan semangat kerja yang tinggi, begitulah sekelumit kehidupan masyarakat Tanjung Anom yang dapat peneliti jabarkan dalam penelitain ini.
7. Kondisi Ekonomi Masyarakat Pesisir Tanjung Anom Kondisi perekonomian di desa Tanjung Anom adalah sebagai berikut menurut data yang disediakan oleh pihak kelurahan berupa data ketenaga kerjaan dan jumlah data masyarakat yang berkerja sesuai bidangnya dan dari sebagain yang disaksikan langsung oleh peneliti dapat di sampaikan bahwa, sebagain sumber pemasukan ekonomi masyarakat desa Tanjung Anom merupakan hasil dari pertanian, nelayan dan pegawai suasta atau buruh, mereka yang berkerja guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, memiliki penghasilan yang berbeda-beda dan cara mendapatkanya yang berbeda-beda pula, kondisi ekonomi masyarakat tanjung anom memiliki kondisi yang beragam, ada yang hidup pada kondisi ekonomi yang cukup, namun tidak sedikit pula hidup pada kondisi ekonomi yang rendah, walaupun potensi yang ada terlihat sangat luas namun terdapat masalah ekonomi yang terjadi pada masyarakat, tingkat sumber daya manusia yang rendah dan sarana prasarana penunjang ekonomi serta biaya pemodalan yang juga masih sangat
78
terbatas menyebabkan masyarakat Tanjung Anom tidak mampu secara maksimal dan secara efektif mendapatkan hasil dari potensi alam yang ada, baik dari potensi keluatan maupun pertanian yang ada di desa Tanjung Anom Potensi ekonomi di desa Tanjung Anom sesuai data penelitian yang di dapatkan dari kelurahan adalah sebagai berikut : a.
Pertanian seperti padi, kelapa, kacang kedelai, dan tanaman kebun lainya yang menepati daerah tanam padi sekitar 208 hektar dan tanaman kebun lainya skitar 10 hektar
b.
Perikananan, sepeti rajungan, udang, ikan, kerang hijau, tambak ikan tawar, yang menempati daerah sekitaran pantai hingga laut pantai utara sampai mendekati Kepulawan Seribu dengan hasil tangkapan sekitar 250 ton per tahun dan budidaya ikan air tawar yang menempati lahan sekitar 2 hektar dengan hasil 50 ton pertahun, hasil pendapatan dari laut berupa ikan semauanya tidak bisa dipastikan, karena semuanya tergantung hasil penangkapan di laut karena para nelayan masih mengandalakan hasil ikan yang ada dilaut secara alami jadi terkadang ketika memang hasil ikan melimpah dilaut nelayan akan secara otomatis akan mendapatkan keuntungan yang cukup besar namun ketika hasil ikan dilaut sedang sangat sedikit atau minim maka nelayan tidak akan mendapatkan untung sama sekali, namun dari hasil wawancara yang dilakukan padapatan nelayan penghasilan nelayan perbualan sekiatar 1,5 juta sampai 3 juta perbulan, sebuah penghasilan yang bisa dibilang rendah karena rasanya dijaman sekarang ini dengan hasil seperti itu sangat minim dan dirasa tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
c.
Perternakan juga merupakan salah satu kegiatan ekonomi warga Desa Tanjung Anom, seperti pertenakan Sapi, Kerbau, Kambing, Ayam, Bebek, data yang didapatakan jumlah sapi diperkirakan berjumlah 40 ekor, Kerbau 36 ekor, Kambing 345 ekor, Ayam
79
25000 ekor dan Bebek 8500 ekor yang kesemua hewan ternak tersebut tersebar di seluruh desa Tanjung Anom yang dipelihara oleh perorangan, dan ada juga yang di ternak seperti ternak Ayam dalam sekala sedang juga ternak Bebek, yang dipelihara secara pribadi oleh warga masyarakat d.
Perindustrian
industri
pengolahan
Rajungan
dan
industri
pengolahan padi, dimana hasil laut berupa Rajungan sejenis kepiting laut akan dibawa ke subuah home industri untuk diolah menjadi prodak siap export, dan industri penggilingan padi dari gabah menjadi beras, juga industri rumahan sekala kecil yaitu pembuatan batu bata merah secara tradisonal yang itupun sudah sangat jarang dilakaukan saat ini namun masih ada beberapa warga yang masih menjalankan industri pembuatan bata merah. e.
Pariwisata menjadi salah satu kegiatan ekomi yang dilakukan juga oleh masyarakat desa Tanjung Anom jenis kegiatan pariwisata yang dilakukan masyarakat antara lain adalah dengan berdagang ikan bakar, penyewaan kapal, penyewaan bagan pancing, dan pedagang makanan kecil, dan pengelola tiket wisata sekitar 200 jiwa masyarakat juga berpenghasilan sebagai pedagang dan pengelola pariwisata di pantai Tanjung Kait sebuah pantai yang kecil namun cukup ramai didatangi para wisatawan yang datang untuk berekreasi, menikmati pemandangan alam laut atau untuk sekedar melepas penat, para pedaggang menyedikan aneka macam keluner khas hidangan laut seperti ikan, cumi, bakar atau kerang-kerangan, yang bisa meraup omset pendapatan sekitar 3-5 juta perbualan tergantung ramai atau tidaknya kondisi pengunjung yang datang untuk berekreasi Seperti itulah berbagai macam potensi yang menjadi sumber
pemasukan ekonomi masyarakat Tanjung Anom namun sangat disayangkangkan tidak data data jumlah yang valid dan sesuai tentang berapa persen atau jumlah data berupa data angka yang pasti
80
mengenai potensi-potensi yang terdapat pada desa Tanjung Anom, seperti bila di tanya pada nelayan berapa penghasilan yang bisa didapatkan oleh nelayan setiap harinya atau perbulanya? kebanyakan para nelayan menjawab tidak tentu karena pengasilan mereka tidak bisa diperkirakan mengikuti kondisi alam kadang jika hasil tangkapan melimpah mereka bisa mendapatkan hasil yang numayan namun, ada kalanya ketika hasil tangkapan sedikit atau tidak dapat sama sekali mereka bahkan tidak akan mendapatkan penghasilan sama sekali apalagi ketika musim angin timur atau musing angin laut pasang, mereka akan lebih memilih tidak melaut karena takut terhadap resiko yang mengancam jiwa mereka, jika harus menghadapi badai yang melanda karena sebagian besar mereka adalah nelayan tradisional yang masih menggunakan perahu tradisional dan mengandalkan alat tangkap ikan tradisonal, begitupun bagi dunia pertanian yang mengalami masalah karena kondisi cuaca musim yang tidak menentu dan masalah serangan hama dan hasil pertanian yang sangat minim dan berbagai macam masalah ekonomi lainya yang juga menjadi masalah bagi penghasilan masyarakat desa Tanjung Anom guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Melihat dari kondisi ekonomi yang ada di desa Tanjung Anom walaupun desa Tanjung Anom adalah desa pesisir pantai, namun mayoritas mata pencahaarian masyarakat Tanjung Anom lebih besar dari sektor pertaniaan dan sektor pegawai suasta atau buruh, permasalahan yang sering terjadi dilaut dan semakin minimnya hasil tangkapan dilaut akibat berbagai macam masalah ekosistem dan pencemaran, banyak para nelayan yang beralih profesi menjadi seorang petani atau buruh guna mencari sumber penghasilan alternatif dan banyak juga anak-anak para nelayan yang enggan menjadi nelayan karena di anggap tidak produktif dan memiliki resiko yang cukup besar, apalagi dengan semakin banyaknya industri-industri yang mulai tumbuh di kabupaten Tangerang yang juga terkenal
81
sebagai pusat perindustrian, namun sangat disayangkan pula juga masih banyak warga Tanjung Anom diusia kerja yang harusnya bisa berkerja namun Karena keterbatasan sumber daya manusia dan rendahnya tingkat pendidikan serta kemampuan untuk berkerja dan minimnya lapangan pekerjaan, memaksa mereka akhirnya menjadi seorang pengangguran, tercatat hampir 800 orang warga yang tercatat sebagai pengagguran, kondisi secara Ekonomi secara keselurahan masyarakat desa tanjung anom bisa dikatakan 50 persen warga hidup dalam sekala menegah keatas dan 50 persen lagi dalam sekala menengah kebawah atau kedaan kurang mampu dilihat dari kondisi rumah-rumah warga yang semi permanen dengan berdindingkan menggunakan bilik bambu. Potensi-potensi alam yang tadinya diharapkan oleh pemeritah desa maupun warga masyarakat desa Tanjung Anom dapat meningkatkan tingkat kesejaterean warga masyarakat, dianggap kurang mampu tergali secara maksimal, dikarenakan rendahnya sumber daya manusia dan sarana prasarana pendukung juga pemodalan, hingga besar harapan warga desa Tanjung Anom agar adanya bantuan dan campur tangan pemerintah daerah kabupatan, provinsi ataupun pusat dalam membantu mengembangkan potensi yang ada didesa Tanjung Anom agar lebih dapat kembangkan serta ditingkatkat kearah yang lebih baik demi perbaikan dibidang perekonomian warga serta kesejahteraan dan keadailan sosial yang ada. 8. Status Sosial Masyarakat Desa Tanjung Anom Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti melihat bahwa status sosial di desa Tanjung Anom terdapat berberapa klasifikasi status sosial yang dimiliki masyarakat dimulai dari status sebagai waga masyarakat biasa, yang merupakan warga kelas ekonomi yang rendah, kelas ekonomi menegah dan kelas ekonomi atas walaupun warga masyarakat tidak secara langsung menyebutkan
82
status-status tersebut secara langsung, namun terlihat dari acara mereka memandang dan memperlakukan seseorang berdasarkan statusnya, hal ini sudah menunjukan bahwa masyarakat desa Tanjung Anom masih memberikan predikat status sosial pada seseorang berdasarkan jumlah materi atau jumlah kekayaan yang dimiliki atau status ekonomi yang dimiliki oleh setia individu dan status berdasarkan jabatan atau status pendidikan yang dimiliki setiap warga, bahwa masyarakat pesisir pantai tanjung anom melihat bahwa setiap individu yang memiliki kekayaan atau berada di kelas ekonomi yang tinggi dan serba berkecukupan akan dianggap memilki kedudukan statusnya lebih tinggi dan lebih disegani atau dihormati oleh masyarakat lainya, walaupun terkadang seorang itu kaya namun tidak memiliki pendidikan atau jabatan yang tinggi, apalagi jika seorang itu memiliki status Haji atau Hajah yang didapatklan dari ibadah haji yang pernah dilakukan, ada beberepa warga yang meiliki status tersebut yang dianggap memeliki kekayaan dan cukup berpengaruh bagi warga sekitarnya, contoh seorang juaragan kapal, yang memiliki banyak kapal atau bagan apung untuk melakukan kegiatan melaut, bagi nelayan yang tidak memiliki perahu bisa menyewa atau meminjam pada juragan tersebut dengan sistem sewa kapal dengan membayar dengan uang atau membayar dengan hasil laut yang didapatkan, dan juga warga yang memiliki status tinggi yaitu seorang kepala kelurga yang memiliki sebuah pabrik penggilingan padi dengan jumlah lahan pertanian padi yang laus, dimana dia memperkerjakan masyarakat sekitar untuk menggarap atau mengolah lahan yang dia miliki, jadi dengan sendiri masyarakat meberikan cap kedudukan status yang lebih tinggi kepada warga-warga Tanjung Anom yang dianggap memiliki kekayaan yang berlebih apalagi jika ditambah warga yang kaya tersebut berhati dermawan dan kerap menolong, warga yang kurang mampu,
83
Selain status sosisal yang didapatkan kerena kekayaan yang dimilki oleh warga juga status yang didapatkan karena jabatan dan status yang didapatkan Karena kemampuan ilmu agama yang dimiliki, seperti jabatan yang sebagai seorang kepala pemerintahan setingkat desa atau kepela desa, wakil kepala desa, sekertaris desa, dan perangkat desa lainya, kerena suatu status kewenagan sebagai penyelenggara pemerintahan secara otomatis warga memberikan gelar atau status sosial tertentu pada warga yang memiliki gelar tersebut apalagi misalnya setingkat kepala desa, yang merupakan pemimpin desa yang dipilih secara langsung oleh warga masyarakat, akan sangat dihormati dan disegani oleh warga masyarakat dengan pemberian gelar kehormatan yang disebut lurah atau RT dan RW selain itu juga status sosial yang melekat pada seorang yang karena kemampuan agamanya dianggap lebih tinggi dan menjadi contoh panutan bagi warga masyarakat lainya, seoarang ustaz atau ustazah, guru ngaji yang juga memiliki status yang dianggap lebih di hormati
dengan
kedudukanya sebagai salah satu tokoh masyarakat yang membedakan dengan warga masyarakat lainya, yang hanya memiliki status sebagai warga masyarakat biasa. Ada juga status pendidikan yang dimiliki sesorang warga Tanjung Anom yang menjadi topik pembahasan utama dalam penelitian ini, sebuah gelar pendidkian atau kecerdasaan yang didapatkan melalui jalur pendidikan formal melalui sebuah proses pendidikan yang bertahap yang dilakukan disekolah sampai tingkat universitas, sehingga seorang tersebut mendapatkan gelar sesuai dengan bidang yang individu pilih dan didapatkan secara formal. Melaui proses pendidikan juga ikut berperan serta memberikan kedudukan status sosial tersendiri sebagai seoarang warga yang akhirnya juga diakui oleh warga masyarakat lainnya, status- status yang dimiliki masyarakat desa Tanjung Anom, memang tidak terlalu diperlihatkan dalam kehiduapan sehari-hari, semua status itu secara
84
mengalir melakat secara sendirinya dan diakui oleh masyarakat walaupun memang tidak terlalu mencolok dan menimbulkan jurang pemisah yang cukup besar, antara warga yang memiliki status sebagai warga masyarakat biasa dengan warga yang memiliki status sosial tertentu yang berdasarkan sesuatu hal yang dianggap memiliki nilai yang lebih dibanding status warga masyarakat lainya, karena sikap kekeluargaan dan kesederhanaan yang dimiliki oleh warga Tanjung Anom, status-status sosial tersebut hanyalah sebuah status yang melakat karena sudah menjadi hak setiap awarga masyarakat yang memang dianggap pantas memilikinya dan memang seorang itu dipandangan warga lain memiliki status tertentu sesuai dengan kapisitas yang dimiliki. Status yang dimiliki oleh seorang warga tanjung anom memiliki pengaruh bagi individu tersebut sesuai dengan kedudukan status yang dimiliki apakah pengaruh itu besar ataukah kecil sekali lagi tergantung pada si pribadi tersebut, status yang melakat pada diri individu seorang warga salah satu pengaruhnya adalah menigkatkan gengsi dan kehormatan seseorang di mata warga lain, seseorang yang memiliki setatus tinggi akan dianggap menjadi orang yang dihormati bahkan disegani dipandang memiliki kedudukan terhormat dan menjadi salah satu warga yang juga dianggap penting dan berpengaruh, apalagi bila status yang dimiliki atau melekat pada seseorang dibarengi dengan sikap yang baik, bijaksana dan menjadi contoh yang menginsfirasi bagi warga masyarakat lainya sehingga sebuah status yang dimiliki yang baik diberikan oleh masyarakat atau sebuah lembaga misalnya pendidikaan akan mampu membawa dampak yang positif baik bagi orang yang memiliki status tersebut maupun orang yang ada disekelilingnya seperti keluraga atau tetangga namun jangan sampai juga sebuah status sosial baik tinggi maupun status sosial rendah yang dimiliki sesorang warga membuat jurang pemisah antara satu warga dan warga yang lain dan jangan pula
85
sebuah status sosial menimbulkan permasalahan konflik yang terjadi dimasyarkat baik konflik pertikal maupun horizontal, karena di Indonesia pada jaman sekarang tidak mengenal sistem kasta seperti sistem kasta pada ajaran Hindu yang membedakan orang bedasarkan golongan-golongan, status kastanya masing-masing, bahwa dalam agam Islam seseorang tidak dipandang dari status atau sebuah tingkat kedudukan namun dilihat dari tingkat ketakwaan dan tingkat keimananya pada Allah SWT. Walaupun pada dasarnya semua warga mayarakat Tanjung Anom ingin berada pada kondisi ekonomi yang berkecukupan dan sejahtera menempati status sosial ekonomi yang dianggap lebih layak dan terhormat, dengan terus berkeja keras, terus berusaha untuk mencapi segala tujaun dan impian yang diharapkan dengan berbagi macam cara dengan salah satunya melalui jalur pendidikan dimana menjadi salah satu jalur agar kelak pendidikan sebagi sarana tempat menimba ilmu dan mencari ilmu pengetahuan menjadi sebuh jalan seseorang warga untuk mencapai cita-cita yang diharapkan, mencapai kesuksesan kesejahteraan yang juga nantinya akan berdampak pada meningkatnya kedudukan status sosialnya dimasyarakat, seseorang itu akan dipandang memiliki kedudukan yang lebih layak karena dengan kerja kerasnya menuntut ilmu melaui jalur pendidikan dengan kompetensi yang dimilikiya dapat mampu bersaing di masyarakat baik dalam dunia kerja maupun kompetisi dibidang lainya, sehingga ketika keberhasilan yang diraih melaui jalur pendidikan dapat membawa dapak positif, setiap warga Tanjung Anom mungkin pada dasarnya memiliki keinginan yang sama untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak, harapan yang meraka gantungkan pada anak-anak mereka diusia sekolah, agar kelak bisa lebih sukses dari orang tuanya dan dapat mengangkat harkat martabat keluarga.
86
Status sosial secara sadar atau tidak sadar akan selalu melakat pada setiap individu warga masyarkat Tanjung Anom, baik secara individu maupun secara kelompok misalnya kelompok keluarga. Status yang meraka dapatkan dengan berbagi macam cara yang ditempuh, baik status yang didapatkan secara turun-temurun dari keluarga, status sosial yang diberikan langsung oleh masyarakat maupun status sosial yang didapaktan melaui pemberian hak jabatan atau melaui proses pendidikan kesemuanya itu merupakan sebuah hak kedudukan yang akan selalu melakat pada setiap individu baik seoarang laki-laki ataupun perempuan, dan diharapkan status yang dimiliki akan selalu membawa dampak yang baik bagi orang yang memilikinya.
9. Sarana Prasarana Dan Kondisi Lembaga Pendidikan Formal Yang Ada Di Desa Tanjung Anom Desa Tanjung Anom sendiri dengan luas daerah yang cukup luas dan jumlah warga yang cukup banyak teutama jumlah warga usia angkatan sekolah, desa ini hanya terdapat dua paud dan dua taman kanak-kanak, yaiatu TK Raudatul hidayah dan TK Al.Furqon begitupun dengan paud yaitu paud Raudatul Hidayah paud Al, Furqon, jumlah sekolah dasar ada dua sekolah dasar negri yaitu SDN Tanjung Kait dan SDN Buaran Asem, terdapat dua Madrasah iftidaiyah atau MI milik suasta dibawah naungan yayasan yaitu MI Raudatul hidayah dan MI Al,furqon, jumlah sekolah sekolah menegah pertama atau SMP berjumlah satu sekolah yaitau SMP Al,Furqon dan satu madrasah tsanawiyah atau MTS yaitu MTS Raudotul Hidayah, untuk sekolah menengah akhir terdapat satu SMA yaitu SMA Al,Furqon dan satu Madrasah Aliyah yaitu MA Raudotul Hidayah, berikut adalah tabel jumlah sekolah pendidikan formal beserta kelengkapanya.
87
Tabel 4.2. Data sekolah formal No Tingkat Pendidikan
1 2 3 4 5 6 5 7
PAUD TK SDN MI SMP MTS SMA MA
Negri/ Suasta JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH RUANG SISWA GURU PERPUS 2 4 102 7 2 4 85 5 2 20 1050 20 2 2 10 500 12 2 1 5 250 14 1 1 5 180 12 1 1 5 150 12 1 1 4 120 9 1
SETATUS SUASTA SUASTA NEGRI SUASTA SUASTA SUASTA SUASTA SUASTA
Sumber: Dokumen Desa Tanjung Anom
Tabel menjelaskan tentang jumblah sekolah, jumlah ruang, murid guru dan perpustakan juga status sekolah yang berada di desa Tanjung Anom, dimana terdapat dua sekolah dasar negri dan dua yayasan pendidikan yang didalamya terdapat sekolah tingkat PAUD, TK, MI, SMP, MTS, SMA DAN MA, yang berstatus suasta namun menjadi sekolah andalan dan kebanggan masyarakat desa Tanjung Anom karena jarak yang terjangakau, karena untuk tingkat SMP dan SMA yang berstatus negri berada di pusat kecamatan yaitu kecamatan Mauk yang jaraknya kuarang lebih tujuh kilo meter dari desa Tanjung Anom Untuk sekolah dasar negri yang berada di desa tanjung anom hanya ada dua sekolah dasar negri yang berada di dua dusun yaitu dusun Tanjung Kait yang letak sekolah dasar tersebut berbatasan langsung dengan pantai Tanjung Kait dan SDN yang kedua berada di dusun Buaran Asem, kondisi sarana sarana baik dari segi bangunan maupun kelengkapan bisa dikatakan kurang cukup untuk setandar sekolah dasar dikabupaten Tangerang walaupun mungkin ada beberapa prasarana pendukung belajar yang masih dianggap kurang, gedung sekolah sudah dibangun secara permanen dalam dilengkapi dengan ruang belajar yang cukup luas, ruang guru dan ruang kepala sekolah,
88
perpustakaan dan toilet, lapangan upacara yang cukup luas dan taman yang cukup rindang namun belum dilengkapi dengan kantin sekolah atau UKS, namun yang sangat disayangkan jumlah buku di perpustakaan yang kurang lengkap dan tempat bermain siswa yang sangat minim, guru-guru yang mengajar di SDN, sebagain besar adalah guru lulusan PGSD walaupun ada beberapa guru yang ternyata masih berkuliah tapi sudah mengajar didesa tersebut, peneliti tidak secara jelas menjelaskan nama guru atau propil lengkap sekolah di kerenakan adanya keterbatasan informasi yang didapatkan peneliti karena pihak sekolah tidak berkenan secara lengkap menggambarkan tentang profil sekolah, namun dapat dilihat oleh peneliti bahwa sarana parasara yang dimiliki oleh lembaga pendidikan sekolah dasar negri tersebut dianggap sudah lumayan cukup untuk warga desa Tanjung Anom. namun peneliti merasa untuk jumlah warga yang besar dan daerah desa Tanjung Anom yang luas, dirasa masih sangat kurang jumblahnya dan masih harus adanya perbaikan baik dari segi sarana prasarana pendukung dan kulitas sumber daya manusia terutama kompetensi dan kualitas para guru. Selain dua sekolah dasar negri terdapat pula dua yayasan pendidikan yaitu yayasan pendidikan Raudotul Hidayah dan yayasan pendidikan Al, Furkon, yang juga berada di desa Tanjung Anom yang berada di dua dusun yaitu dusun Kebon Baru dan dusun Buaran Asem kedua yayasan pendidikan tersebut yang sudah lama berdiri merupakan yayasan yang bersetatus suasta yang dimiliki oleh tokoh masyarakat yang cukup berpengaruh didesa Tanjung Anom, dua yayasan
tersebut
meyelengarakan
program
pendidikan
mulai
pendidikan tingkat PAUD, TK, SDN, MI SMP, MTS, SMA, dan MA, dimana semua jenjang pendidikan tersebut dilaksanakan dalam satu tempat yang cukup luas dimana didalamnya terdapat gedung bangunan dengan beberapa jumlah ruang kelas, dan sarana prasarana pendukung lainya seperti perpustakan, laboratorium komputer, ruang
89
guru, ruang kepala sekolah dan lapangan upacara, seluruh kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan pengaturan waktu yang telah ditentukan oleh pihak sekolah di bawah pengawasan pemilik yayasan, kerena seluruh ruang kelas tidak mampu menampung seluruh siswa dari seluruh jenjang pendidikan yang ada jadi jam belajar dilaksanankan dalam dua sesi yaitu waktu pagi sampai siang dan siang sampai sore, sarana prasarana yang ada di dua yayasan pendidikan suasta tersebut memang bisa dikatakan masih jauh dari kata cukup atau layak, karena masih banyak pula sarana prasarana dan kelengkapan pendukung kegitan belajar dan mengajar yang masih kurang dan harus ditambah dan disediakan guna mendukung kegiatan belajar mengajar agar lebih kondusif dan epektif. Namun pihak memenuhi
segala
yayasan tidak dapat berbuat banyak untuk kebutahan
yang
diperlukan
dalam
rangka
menjalakan seluruh kegiatan, kerena keterbatasan biaya dan keterbatasan sumber daya manusia yang dimiliki yayasaan pendidikan tersebut namun walaupun dalam keadaan yang seperti itu sekolah tetap semangat melaksanakan program pendidikan, karena keduanya yayasan tersebut menjadi sebuah kebanggaan dan harapan besar bagi masyarakat desa Tanjung Anom terutama bagi warga masyarakat yang kurang mampu, karena melihat akses keterjangkawan dan biaya pendidikan yang terjangkau yang masih bisa terpenuhi oleh masyarakat desa Tanjung Anom, karena memang hanya kedua yayasan
pendidikan
tersebutlah
yang
melaksanakan
kegiatan
pendidikan dan memberikan pengajaran dan ilmu pada seluruh siswa dan siswi yang memang sebagain besar merupakan putra dan putri dari warga masyarakat desa Tanjung Anom, besar harapan pada pemerintah agar mau berperan serta pemerintah melaui dinas pendidikan atau dinas terkait untuk membantu mengembangkan dan membangun sekolah-sekolah suasta, agar memiliki sarana prasarana yang lebih layak dan lebih baik, guna mecapai tujuan pendidikan yang
90
diharapkan dan diimpikan menciptakan terselengaranya pendidikan yang efektif, nyaman dan aman, yang terutama terjangkau dan berkeadilan. Sebenarnya untuk ukuran desa sebesar itu dengan jumlah warga yang cukup banyak nampaknya masih sangat kurang pasilitas pendidikan yang ada di desa Tanjung Anom apalagi ternyata dua yayasan pendidikan yang adapun masih belum memenuhi setandar sebuah pasilitas sekolah yang baik, lalu bagaimana bisa menciptakan generasi yang ungul bahkan akses terhadap pasilitas pendidikan yang adapun masih sangat dirasakan masih minim, perlu adanya pembangunna pasilitas sekolah sekolah baru dengan sarana-prasarana yang memadai sehingga masyarakat desa Tanjung Anom dapat dengan mudah mendapatkan akses terhadap pendidikan yang berkuliatas sehingga nanti akan melahirkan peserta didik yang berkualitas sesuai dengan setandar pendidikan. Walaupun memang disadari tidak mudah membangun sebuah pasilitas prasarana pendidikan formal yang baik apalagi tanpa dana dukungan dari pihak pemerintah atau pihak yang berwenang, namun walaupun seperti itu semangat belajar dan semangat untuk meraih pendidikan harus tetap dikobarkan dengan segala kondisi yang ada, karena dengan menumbuhkan rasa semangat belajar walau dalam keadaan seperti apapun seorang peserta didik akan tetap mampu belajar dengan baik dan mampu menyerap semua ilmu pengetahuan yang diberikan. Proses pendidkan formal yang dilakukan oleh masyarakat desa Tanjung Anom, peneliti menjelaskan bahwa yang melaksanan proses pendidikan formal di sekolah adalah warga masyarakat yang masuk dalam usia sekolah baik dari usia dini yang bersekolah di PAUD atau TK, anak-anak yang bersekolah di sekolah dasar atapun madrasah, sampai remaja yang menempati bangku SMA atau madrasah Aliyah, semua proses dilakukan sesuai dengan prosedur standar pendidikan
91
yang telah ditetapkan oleh kementrian pendidikan yang disesuaikan dengan aturan yang dibuat oleh masing-masing sekolah, dari mulai peraturan kedisiplinan, peraturan belajar di ruang kelas, tata tertib, penilayan dan lainya yang layaknya juga dilakukan disekolah-sekolah manapun di Indonesia, dengan segala sistem pendidikan, baik dari mulai pemberian materi, penyampaiyan materi, penilayan terhadap siswa, ujian-ujian yang dilakukan hingga sampai berakhirnya kegiataan belajar dan mengajar di sekolah seperti halnya di sekolah lain, kegiatan belajar mengajar dimulai dengan datang kesekolah, meyiapkan ruagan belajar, berdoa memberikan materi pada siswa memberiakan tugas rumah, ulangan, sampai pada ujian, semua dilakukan mengikuti standar pendidikan yang ada, walaupun memang tidak semua siswa mengikuti tata tertib atau aturan di sekolah baik, bahwa ada diantara siswa-siswa yang nakal atau memiliki sikap pembangkang yang sulit diatur sehingga selain melenggar peraturan namun semuanya ada sangsi yang pasti diberikan pada siswa yang melanggar aturan, kerja sama yang baik antar unsur-unsur baik pihak sekolah kepala sekolah atau para guru dengan murid akan menciptakan sebuah hasil pendidikan yang baik sesuai dengan yang diharapakan, sekolah dasar negri, di desa Tanjung Anom memang sudah tidak lagi meminta uang SPP ataupun iyuran bangunan karena semua sedah di tanggung oleh dana pendidikan dari pemerintah namun beda halnya dengan dua yayasan pendidikan yang didalamya ada sekolah-sekolah dengan berbagai tahapanya, sekolah ini masih menggunkan sistem uang SPP walaupun tidak besar guna memenuhi biaya oprasional sekolah karena bantuan dari pemerintah dianggap tidak cukup untuk memenuhi seluruh kebutuan biaya oprasional sekolah setiap harinya.
92
10. Prestasi Desa dan Persebaran Penduduk Potensial Tanjung Anom a. Prestasi desa Tanjung Anom Desa Tanjung Anom merupakan salah satu desa pesisir yang juga memilki beberapa prestasi diantaranya adalah 1) Juara 2 Prestasi dibidang olah raga sepak bola antar desa dalam rangka perlombaan ulang tahun kecamatan Mauk, pada tahun 2016 yang merupakan kompetisi rutin dalam memperebutkan piala kecamatan yang dilakukan antar desa yang ada di kecamatan Mauk 2) Prestasi perahu hias 2015 diamana Desa Tanjung Anom berhasil merebut juara 2 lomba menghias perahu nelayan yang diadakan dalam rangka pesta laut di Kepulawan Seribu, yang merupakan sebuah acara sedekah laut, atau arung sesajen sebagai rasa terimakasih pada alam yang telah memberikan berkah berupa hasil tangkapan laut. 3) Prestasi penghargaan dari bupati Tangerang ,berupa piagam penghargaan desa wisata dikabupaten tangerang piagam ini diberikan karena desa Tanjung Anom merupakan salah satu desa yang menjadi destinasi tujuan wisata lokal di daerah provinsi Banten. 4) Prestasi perlombaan tangkap udang jerbung yang di adakan oleh dinas perikanan kabupaten tangerang pada tahun 2015 diamana desa tanjung anom mendapatkan juara 1 dalam lomba menangkap udang jerbung secara tardisional lomba ini dilakukan oleh para kelompok nelayan antar desa. 5) Prestasi sebagai desa percontohan pertanian daerah pesisir dalam hal tanam padi dengan air payau, Yang dilakukan balai pengembangan hortilikultural provinsi Banten. keberhasilan petani masyarkat desa Tanjung Anom dalam menggunakan air payau dalam penanaman, tanaman padi menjadikan desa Tanjung Anom Sebagai desa percontohan, bagi desa yang lainya.
93
b. Persebaran Penduduk Berpotensi 1. Desa Tanjung Anom terbagi menjadi tiga dusun utama yaitu dusun Tanjung Kait dusun Buaran Asem, dan dusun Kebon Baru dimana di terdapat persebaran masyarakat yang potensial atau memiliki tingkat kualitas penduduk dengan kemampuan atau pendidikan yang lebih baik persebaran penduduk tersebut antara lain 2. Masyarakat Potensial Dibidang Nelayan, masyarakat yang tinggal didusun Tanjung Kait yang merupakan dusun yang tepat berada di sisi pantai, dimana terdapat beberapa warga masyarakat yang potensial dibidang kelautan ada tiga lulusan sekolah tinggi ilmu kelautan yang berkerja di bidang kelautan seperti menjadi nahkoda kapal bahkan pengelola bagan ikan modern di kepulawan seribu dan dua guru lulusan universitas pendidikan yang menjadi tenaga pengajar di salah satu yayasan sekolah suasta yang ada didesa tersebut, juga terdapat sepuluh orang tentara atau TNI angkatan udara yang tinggal dan bertugas di markas radar TNI yang memang juga tepat berada di dusun tanjung kait desa Tanjung Kait.
3. Masyarakat potensial di dusun Kebon Baru Didusun Kebon Baru juga terdapat beberapa persebaran penduduk potensial yaitu penduduk yang memilki potensi tenaga kesehatan, ada dua orang penduduk yg memiliki pekerajaan sebagai bidan yang membuka peraktek kebidanan untuk melayani akses kesehatan terhadap masyarakat desa Tanjung Anom, dua orang sarjana ekonomi lulusan universitas, yang berkerja di salah satu instansi pemerintahan, ada pula bebrapa generasi muda yang masih berkuliah namun belum lulus, yang juga merupakan calon penduduk potensial bagai
94
dusun Kebon Baru warga tersebut merupakan warga-warga yang potensial dan memiliki status sosial yang cukup tinggi dimasyarakat. 4. Masyarakat potensial di dusun Buaran Asem Buran Asem terdapat bebera panduduku yang juga potensial, dimana ada dua orang lulusan sarjana pendidikan yang juga berkerja sebagai tenaga pengajar da nada juga satu orang lulusan sarjana ekonomi yang berkerja di BANK, Melihat persebaran masyarakat potensial tersebut memang masih sangatlah terbatas dan masih sedikit pendudukuk masyarakat Tanjung Anom yang merupakan masyarakat potensial yang lulus dari sekolah formal yang lebih tinggi karena berbagai macam keterbatasan masyarakat untuk mengeyam pendidikan sampai jenjang yang lebih tinggi, antara lain kondisi ekonomi masyarakat yang masih rendah dan rendahnya keinginan masyarakat untuk mau bersekolah ketingkat yang lebih tinggi. Namun kehadiran mereka sebagai penduduk potensial sudah menujukan bahwa adanya motifasi dan dan kesadaran akan pentingnya melaksanakan pendidikan formal bagi kehidupan warga masyarakat desa Tanjung Anom B. Hasil Penelitian 1. Persepsi Masyarakat Desa Tanjung Anom Terhadap pentingnya Pendidikan formal
Sebagai Salah Satu Cara
Meningkatkan
Status Sosial Di Masyarakat Desa Tanjung Anom a. Persepsi Masyarakat Terhadap Peningkatan Status Sosial Ketika membahas persepsi masyarakat desa Tanjung Anom terhadap
pentingnya
pendidikan
sebagi
salah
satu
cara
meningkatkan status sosial di masyarakat memang memiliki berbagai macam pendapat dari satu individu dengan individu lainya, tergantung pemahaman dan pemikiran masing masing individu, karena setiap warga memiliki pengetahuan dan
95
pemahaman yang berbeda terhadap, materi penelitian yang ditanyakan, maka setiap jawaban yang diberikan haruslah di telaah dan dipahami lebih dalam, maka dalam hal ini harus ditarik garis besar atau benang merah bagaimana persepsi masyarakat desa Tanjung Anom terhadap pentingnya pendidikan formal sebagi salah satu cara meningkatkan status sosial di masyarakat, dimana persepsi pandangan dari setiap individu diperlukan sebagai jawaban apakah pentingnya pendidikan formal dapat menjadi salah satu cara meningkatkan status sosial yang ada di dalam kehidupan bermasyarakat, lalu bagai mana pentingnya pendidikan bagi masyarakat Tanjung Anom dan hasil yang diperoleh dari sebuah proses pendidikan formal yang dilakukan oleh warga desa Tanjung Anom. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan melakukan wawancara dan observasi lapangan didapatkan sebuah jawaban yang cukup sederhana namun memiliki arti yang luas, dikatakan bahwa, pada dasarnya pendidikan dianggap sangat penting dan menjadi suatu keharusan,
karena peranya dan
pengaruhnya terhadap perubahan status sosial di masyarakat, terdapat pandangan bahwa dengan pendidikan formal yang mereka laksanakan dan hasil yang mereka dapatkan dari proses belajar di sekolah akan mampu meningkatkan kedudukan atau derajat kehidupan meraka dihadapan masyarakat lainya karena dengan pendidikan dapat menigkatkan kecerdasaan dan pengetahuan dalam berbagai bidang keilmuan dan meningkatkan kualiatas diri di berbagi macam bidang, guna mendukung terciptanya kulitas hidup yang lebih sejahtera.seperti
yang dikatan oleh seorang
narasumber, “kalau sekolah pasti jadi orang pinter punya izasah yang tinggi, pekerjaan yang bagus, pasti orang lain kan lebih mandang kita, kita lebih di hormatin apalagi kalu punya status jadi
96
polisi tentara, pengacara, orang sukses, pasti kedudukanya tinggi lebih di hormati sama orang lain”1 Pendapat tersebut membuktikan bahwa adanya persepsi atau pandangan kearah yang lebih positif terhadap pendidikan formal, dimana pendidikan di pandang menjadi hal yang sangat penting dilaksanakan, demi cita-cita mendapatkan kehidupan yang lebih layak yang membawa masyarakat ke status sosial yang lebih tinggi. Kehidupan meraka yang mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan dan petani yang hidup dikawasan pesisir pantai utara Jawa, pendidikan dianggap sangat penting dan berarti bagi masa depan anak-anak meraka dan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan mampu membawa perubahan hidup yang lebih baik dan masa dapan yang lebih cerah, terutama bagi para orang tua, yang ingin melihat anak-anaknya agar hidup lebih sukses dan lebih sejahtera dimasa depan, agar tidak mengikuti jejak ayahnya yang hidup susah dan kurang sejahtera hidup sebagi nelayan tradisional dan petani kampung yang memiliki pendapatan yang kecil, Seperti pandangan yang dikatakan oleh seorang warga yang bernama Subarna ”Saya sebagi orang tua inginya agar anak saya bisa bersekolah sampe tingkat universitas, supaya kalu udah lulus terus bisa sukses dapet pekerjaan yang lebih baik, jangan seperti ayahnya yang hanya sebagi nelayan yang hidup serba kekeuranagn”2 Pendapat dari narasumber tersebut merupakan salah satu bukti harapan orang tua pada anaknya agar lewat pendidikan bisa meningkatkan kesejateran keluarga untuk bisa hidup lebih layak dan sejahtera. 1
Sopian.Wawancara.Tanjun Anom.Tanjung Anom. 12 Maret 2017 2 Subarrna. Wawancara . Tanjung Anom..12 Maret 2017
97
Persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan sebagai salah satu cara meningkatkan status sosial dimasyarkat antara lain 1) Masyarakat desa Tanjung Anom meyakini dan percaya bahwa pendidikan formal mampu menjadi jalan untuk meningkatkan status sosial dimasyarakat 2) Adanya pandangan bahwa dengan pendidikan formal mampu membawa perubahan kearah yang lebih baik, perubahan dari segi ekonomi, kesejahteraan dan sikap yang lebih baik. 3) Adanya keyakinan bahwa pendidikan yang sedang dilaksanakan anak-anak mereka, menjadi harapan bagi mereka untuk dapat mengangkat harkat martabat orang tua menjadi lebih baik dengan status keluarga yang lebih terhormat. 4) Persepsi
masyarakat
terhadap
pentingnya
pendidikan
juga
diharapakan bahwa pendidikan mampu menjadi jalan keluar menghadapi berbagai macam permasalahan sosial yang ada di masyarkat, seperti masalah ekonomi dan masalah kerusakan lingkungan di desa Tanjung Anom. 5) Masyarakat berpandangan bahwa sebuah kedudukan status sosial yang hakiki adalah status sosial yang diperjuangkan melaui jalur pendidikan formal, bahwa pendidikan menjadi jembatan bagi generasi muda mencapai cita-cita yang diharapkan dan diimpikan, hingga mampu menghantarkan mereka ke kedudukan yang lebih terhormat. 6) pendidikan formal yang dimiliki seorang warga masyarakat akan mampu meningkatkan gengsi individu di hadapan individu lainya. 7) pentingya pendidikan bagi kehidupan masyarakat Tanjung Anom untuk meningkatkan kedudukan dan peran keluarga dalam kehidupan bermasyarakat semua persepsi tersebut pada dasarnya didapatkan sebuah garis besar atau benang merah bahwa pendidikan mejadi sebuah
98
kebutuhan yang sangat penting bagi masyarkat desa Tanjung Anom dan bahwa masyarakat memiliki pandangan yang sama dimana pentingya sebuah pendidikan formal mampu meningkatkan status sosial dimasyarakat.
b. Perubahan Persepsi Masyarakat Terhadap Pendidikan Formal Persepsi masyarakat desa tanjung anom memang yang awalnya tidak begitu mengangap penting terhadap pendidikan karena mereka menganggap praktek dilapangan sebagai seorang nelayan atau petani tradisional tidak perlu didapatkan dari proses akademik formal di sekolah, melainkan didapatkan dari pengalaman sebagai seorang nelayan di laut namun kini sedikitdemi sedikit sudah bergeser kearah pandangan yang lebih maju, melihat dan memandang pendidikan sebagi suatu keharusan dan seuatu titik cerah menuju sebuah pembaharuan kehidupan yang lebih baik, apa lagi mereka harus dihadapkan pada tantangan hidup yang melanda yaitu kondisi alam yang makin tidak menentu terhadap hasil dari melaut sebagai nelayan lalu kondisi persaingan di dunia nelayan dan yang satu lagi adalah persaingan dalam hal dunia pekerjaan yang semakin semakin ketat dan sulit, didorong oleh hal tersebut maka persepsi masyarakat terhadap pendidikan formal sudah mulai terbuka dan sudah mulai menunjukan kearah yang lebih positif, bahwa pendidikan formal yang mereka dapatkan dari proses belajar secara formal disekolah manjadi jalan terbaik untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di tambah lagi memang ada kewajiban dari pemerintah untuk wajib sekolah selama dua belas tahun bagi setiap warga masyarat Indonesia dimanapun berada, bahkan pemerintah berdasarkan undang-undang mewajibkan dan menjamin agar setiap warga masyarakat diusia sekolah wajib mengeyam pendidikan selama dua belas tahun, pandangan tersebut juga ikut dikuatkan dengan pendapat seorang nara sumber yang bernama Saroh.” Kalau hidup dijaman sekarang pendikan itu pasti sangat penting bagi anak-anak, karena persaingan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih layak itu susah, kalu mau kerja sekarang itu harus pake izasah, ya kalu tidak sekolah bagai mana mau dapat izasah lagain sekolah sekarang sampe smp udah geratis ini jadi kenapa ga sekolah,”3 Persepsi masyarakat desa Tanjung Anom yang diwakili oleh dua puluh lima orang warga masyarakat desa Tanjung Anom, persepsi yang dipandang sebagai sebuah jawaban dari sebuah 3
Saroh.Wawancara.Tanjung Anom.12 Maret 2017
99
pertanyaan dan permasalahan yang terjadi di Indonesia terutama di desa-desa pesisir pantai utara yang juga kerap menjadi daerah kantong-kantong kemiskinan akibat rendahnya sumber daya manusia yang berpengaruh terhadap kesejahteraan yang dimiliki, juga menimbulkan berbagai macam masalah sosial dan konflik horizontal maupun vertikal yang terjadi, Pendidikan formal dan kaitanya dengan status sosial yang dimiliki sebagai sebuah dinamika yang ada didalam kehidupan bermasyarakat yang memang tidak bisa dipungkiri, hal ini memang kerap terjadi di masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan yang masih tradisional dan memiliki cara pandang tertutup, bahwa memang perbedaan status sosial merupakan sutu kadaan yang wajar dimanapun berada, apalagi dalam hal kondisi ekonomi bahwa ada, status sosial yang dilihat dari segi ekonomi, kesejahteraan yang dimiliki berdasarkan jumlah pendapatan yang dimiliki atau jumlah kekayaan yang dilimiliki setiap individu, sehingga kita sering menyebutnya sebagai si kaya dan si miskin, atau masyarakat dengan ekonomi kelas atas, ekonomi kelas menegah dan ekonomi kelas bawah, karena memang sejak dulu perbedaan status itu sudah terjadi sebagai suatu kebiasaan yang membudaya dan akhirnya diterima oleh warga masyarakat, apalagi cara pandang yang mengatakan bahwa dengan jumlah kekayaan yang dimiliki seseorang akan secara otomatis meningkatkan status sosial mereka dihadapan masyarakat lainya, pandangan seperti ini jugalah yang terjadi di desa Tanjung Anom bahwa suatu keadaaan ekonomi akan sangat berpengaruh dalam hal status sosial yang dimiliki, lalu melaui proses pendidikanlah mereka berpendapat bahwa pendidikan dapat menjadi salah satu jalan bagi mereka meningkatkan status sosial mereka di masyarakat, pemikiran sederhana yang mereka pikirkan bahwa, kalau mereka bisa bersekolah sampai tingkat yang lebih tinggi dan lulus dengan
100
sukses mendapatkan izasah yang tinggi maka mereka mampu meningkatkan
kesejateraan
keluarga
meningkatkan
taraf
perekonomian yang juga secara otomatis meningkatkan status sosial mereka di masyarakat, seperti halnya yang dikatakan oleh seorang responden yang bernama Ridhu ” saya punya harapan dan mimpi untuk terus berkerja keras agar dapat menyekolahkan anak saya, yang nantinya jika dia jadi anak yang sukses bisa mengangkat harkat martabat orang tua dan keluarga”4 salah satu jawaban tersebut menujukan bahwa adanya keyakinan orang tua bahwa lewat jalur pendidikan mampu membawa perubahan dan mengangkat derajat kedudukan orang tua dan keluarga. Pergesaran pandangan masyarakat desa Tanjung anom terhadap pendidikan di antaranya adalah 1) Berubanya pesepsi masyarakat desa tanjung anom yang awalnya afatis terhadap pendidikan formal menjadi lebih fositip. 2) Tumbuhnya semangat optimis terhadap pendidikan formal yang di yakini mampu menjadi jalan bagi masyarakat untuk mendapatkan status sosial yang lebih baik. 3) Adanya persepsi warga masyarakat desa Tanjung Anom yang memiliki keyakinan yang besar bahwa pendidikan merupakan jalan terbaik bagi mereka mendapatkan status sosial yang lebih baik. 4) Mulai tergeraknya keinginan orang tua untuk meyekolahkan anak-anak mereka kejenjang pendidikan yang lebih tinggi hal ini
menunjukan
mulai
tubuhnya
kepedulian
terhadap
pendidikan. semua persepsi yang dikatakan diatas bahwa adanya pergeseran pandangan terhadap pendidikan formal kerah yang lebih baik yang menumbuhkan sikap lebih perduli terhadap 4
Ridhu.wawancara.tanjung anom.12 maret 2017
101
pendidikan sebagi sebuah jalan yang cerah menuju tujuan hidup yang lebih baik dan posisi status sosial yang lebih tinggi dimasyarkat desa Tanjung Anom, semua pandangan tersebut lahir dan tercipta dari sebuah pemahaman dan kenyataan hidup yang mereka alami bahwa hidup di jaman modern seperti ini dengan segala tantangan dan dinamika hidup bahwa pendidikan merupakan suatu keniscayan sebagai modal hidup menghadapi bergabagai macam tantangan hidup yang mereka alami. c. Peningkatan Kualitas Generasi Muda Sebagai contoh bahwa persepsi masyarakat terhadap pentingnya
pendidikan
formal
sebagai
salah
satu
cara
meningkatkan status sosial dimasyarakat adalah, mulai tergeraknya keinginan masyarakat desa Tanjung Anom untuk meyekolahkan anak-anaknya dari jenjang pendidikan formal yang paling rendah yaitu PAUD hingga pendidikan yang lebih tinggi yaitu SMA, namun untuk tingkat Universitas memang masih sangat terbatas dan hanya di laksanakan bagi orang dari keluarga yang memiliki kemampun ekonomi yang bisa dibilang cukup, keinginan dan semangat dari warga masyarkat Tanjung Anom yang ingin menyekolahkanya anak-anaknya ke sekolah formal, sebagai suatu tanggung jawab mereka untuk mencerdaskan kehidupan anak-anak mereka dengan harapan untuk kesejahtereaan keluarga yang lebih baik juga meningkatkan harkat martabat keluarga, warga masyarakat menjawab bahwa apapun akan mereka kerjakan dan mereka lakukan untuk dapat menyekolahkan anak-anak mereka ke jenjang yang lebih tinggi, walaupun memang mereka harus dihadapkan pada kondisi perekonomian yang sulit dan tidak menentu, namun dengan harapan yang besar diberengi dengan kerja keras, mereka terus berusaha agar anak-anak mereka dapat mengeyam pendidikan, hal ini dikuatkan dengan pendapat responden yang bernama Endrik semua orang tau pasti ingin
102
anaknya bisa sekolah sampe setinggi-tinginya kalu bisa sampe kuliah, tapi kalau mu kuliahkan biayanya gede terus jauh, sampe SMA aja uadah alhamdulliah yang penting saya masih bisa usaha buat nyekolahin anak saya, biar pinter biar jadi anak yang sukses kalu sukses pasti orang tua bangga, bisa ngangkat derajat orang tua”5 pendapat salah satu responden ini menunjukan bahwa ada keinginan untuk menyekolahkan anak-anak mereka sampai jenjang yang lebih tinggi dengan harapan besar dapat mengangkat derajat orang tua, walaupun memang harus terkendala masalah ekonomi, namun orang tua tetap bersemangat menyekolahkan anak-anaknya. Begitupun sejalan dengan harapan orang tua, peran genarisi muda usia sekolah yang memang menjadi pelaku pendidikan, juga memilki harapan keinginan yang sama, dengan melaksnakan kegitan belajar di sekoah menyerap berbagai macam ilmu yang menjadi bekal mereka untuk mengapai cita-cita mereka dan harapan untuk menjadi orang yang berhasil, menjadi kebanggaan keluarga. pendidikan formal yang di laksanakan oleh generasi muda yang juga merupakan bagain dari masyarakat desa tanjung anom bahwa adanya peningkatan kualitas generasi muda antra lain sebagai berikut,Mulai lahirnya generasi muda lulusan pendidikan formal yang menjadi masyarakat dengan kompetensi ilmu pengetahuan yang lebih baik 1) Membaiknya perokonomian warga karena genrasi muda yang lulus biasa berkerja disektor pekerjaan yang lebih baik dengan upah yang lebih baik, 2) Mulai tumbuhnya semangat mencintai lingkungan di generasi muda masyarakat desa tanjung Anom, dengan pengetahuan yang mereka dapatkan yang menimbulkan kesadaran bagai mana untuk dapat hidup harmonis dengan alam. 5
Endrik.Wawancara. Tanjung Anom. 13 Maret 2017
103
3) Terciptanya generasi muda yang sadar dan melek teknologi modern, 4) Lahirnya warga yang potensial dari generasi muda yang memiliki status tinggi dangan gelar pendidikan yang dimiliki yang mampu menjadi harapan warga untuk membawa perubahan kearah yang lebih baik, kehidupan yang lebih layak dan kedudukan tertinggi dalam kehidupan bermasyarakat 5) Meningkatnya kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh generasi muda masyarakat desa Tanjung Anom dengan kompetensi dan wawasan ilmu pengetahuan yang dimiliki hingga mampu terciptanya masyarakat yang madani. 6) Tumbunya persepsi yang lebih baik pada generasi muda terhadap pentingnya pendidikan sebagai sebuah kebutuhan wajib yang harus dipenuhi 7) Lahirnya penduduk muda yang mampu berkompetisi dan memilki daya juang yang tinggi untuk menhadapi tantangan jaman. 8) Lahirnya generasi muda yang kelak menjadi pemimpin bagi desa tanjung anom Peningkatan kualitas generasi muda merupakan sebuah hasil pendidikan formal yang dilaksanakan oleh masyarakat di usia sekolah yang menjadi tumpuan harapan bagi orang tau untuk kehiduapan masa depan yang lebih baik, sebuah akibat fositif dari sebuah proses pendidikan formal yang dijalankan, memang menjadi sebuah tujuan dari pendidikan itu sendiri menciptakan generasi muda penerus bangsa yang lebih kompetensi guna menghasilkan tenaga sumber daya manusia yang mampu membawa perubahan kearah kekemajuan khusunya bagi kawasan pesisir pantai desa Tanjung Anom. dan umumnya bagi kemajuan bangsa dan Negara.
104
d. Kendala Pendidikan Formal Di Masyarakat Desa Tanjung Anom 1) Masalah Sarana Prasarana Lembaga Pendidikan Formal Melihat kondisi lembaga pendidikan di desa Tanjung Anom yang dilihat peneliti memang sangatlah terbatas karena untuk desa yang cukup besar dan jumlah warga yang juga cukup banyak namun hanya terdapat dua sekolah tingkat dasar negri yang hanya berjumlah dua sekolah dan dua yayasan pendidikan untuk tingkat sekolah menegah pertama dan sekolah menengah akhir yang itupun kondisi lembaga pendidikan suatu yang memang kurang memadai, ketersedian pasilitas pendidikan formal yang masih terbatas juga menjadi suatu permasalahan dan suatu halangan bagi warga Tanjung Anom untuk mendapatkan akses pendidikan formal yang berkualitas baik, hingga dengan kondisi lembaga pendidikan seperti itu, tidak dapat menjamin bahwa lulusannya juga akan menjadi lulusan dengan mutu yang baik pula, karena untuk mendapatkan akses pendidikan yang baik dan layak jaraknya cukup jauh dari desa Tanjung Anom yaitu dipusat kecamatan Mauk walaupun memang akses transportasi seperti motor, dan mobil tersedia untuk mencapai kecamatan Mauk namun bagi masyarakat yang ekonominya rendah cukup berat untuk ongkos anak-anaknya kesana, masalah ketersedian lembaga sekolah formal hal inilah yang menjadi salah satu kendala masyarakat desa Tanjung Anom untuk mendapatkan pendidikan yang layak bagi mereka. Pendapat responden mengenai kondisi sekolah yang ada di desa Tanjung Anom salah satunya adalah sebagai berikut Herman” didesa sinimah sekolahnya Cuma sedikit terus pasilitasnya masih minim banget tapi ga apa-apasih yang penting ada sekolahan yang deket jadi anak-anaknya bisa pada sekolah disini ga usah jauh-jauh ke kecamatan Mauk, sekolahmah
105
dimana aja sama yang penting kitanya mau belajar atau engga”6 seperti apapun kondisi keadan pendidikan yang ada didesa Tanjung Anom para siswa dan orang tua tetap bersukur, masih bisa menyekolahkan anak-anaknya. 2) Permasalahan Pada Peserta Didik Selain itu permasalahan lainya adalah masalah yang terjadi pada peserta didik yang menjalankan peroses belajar disekolah bahwa kemajuan teknologi dan moderenitas diberbagai bidang, yang saat ini terjadi juga berdampak negatif pada sikap dan prilaku anak-anak remaja saat ini, masalah ini memang tidak hanya terjadi dimasyarakat desa juga umumnya terjadi di masyarakat kota misalnya semangat belajar yang rendah, kemalasan, indisiflin, sikap membangkang terhadaap guru, pelanggaran terhadap tata tertib, sekolah yang kerap mereka lakukan di sekolah yang juga ikut mempengaruhi kemampuan belajar mereka disekolah, apalagi di tambah denagan masalah narkoba kekerasan dan pornografi yang juga mulai marak menjangkiti anak-anak di usia sekolah, ini semua merupakan dampak negatif yang terjadi akibat dari modernisasi yang terjadi, melaui berbagai macam saluran, seperti teknologi dan media masa yang secara terang-terangan menunjukan hal-hal yang tidak layak dilihat oleh anak-anak usia sekolah yang membawa pengaruh buruk pada tumbuh kembangya generasi muda, hal ini juga yang menjadi permasalahan yang melengkapi kendala masyarakat desa Tanjung Anom untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas untuk kehidupan mereka yang lebih baik, namun seperti apapun permasalahan yang terjadi masyarakat desa Tanjung Anom tetap dengan
6
.Herman.Wawancara.Tanjung Anom 13 Maret 2017
106
semangatnya ingin menyekolahkanya ketingkat yang lebih tinggi. Persepsi
masyarakat
desa
Tanjung
Anom
terhadap
pendidikan formal sebagai salah satu cara meningkatkan status sosial di masyarakat, memiliki pandangan yang cukup luas walaupun memang terkendala berbagai macam permasalahan sosial terutama ekonomi, sebagai masyarakat pesisir pantai yang masih tradisional dan mengandalkan kehidupan dari hasil alam, yang hasilnya juga diperuntukan bagi biaya menyekolahkan anakanak mereka pada sekolah formal, demi harapan kedepanya kehidupan menjadi lebih baik, harapan yang diletakan pada para generasi muda yang diharapkan dapat membawa perubahan yang lebih baik, seperti juga halnya yang dikatakan seorang reponden” sebagai orang tua apapun akan saya lakukan demi agar anak saya bisa bersekolah dan bisa lebih pintar saya berharap anak saya bisa sukses jangan sampai seperti nasib orang tuanya, maknya anak harus disekolahkan kalu bisa sampai kuliah”7 jawaban tersebut memiliki arti bahwa pendidikan diharapkan dapat mencetak atau melahirkan manusia-manusia yang memiliki kualitas pendidikan dan cara berpikir maju guna membawa perubahan, karena dari hasil penelitian yang dilakukan hampir semua respoden menginginkan agar pendidikan yang dilakukan dapat membawa perubahan baik dalam sekala kecil yaitu lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat lebih luas terutama lingkungan desa Tanjung Anom, yang bisa dikatakan desa yang masih sederhana baik dari tingkat pemahan teknologi kelautan maupun bidang pertanian,
7
Khotib.Wawancara. Tanjung Anom. 2017
107
E. Pandangan
Masyarakat
Terhadap
Kualitas
Pendidikan
Formal Dalam kaitanya dengan tingkat status sosial yang dimiliki setiap anggota masyarakat didesa Tanjung Anom, mereka berpandangan bahwa pendidikan formal yang dilakukan dapat meningkatkan sumber daya manusia menjadi lebih baik, dengan berbagai macam sistem belajar yang ada sesuai dengan kurikulum dan aturan didunia pendidikan yang
memang terdapat pada
lembaga pendidikan, walau sebagian orang tua didesa tanjung anom kurang mengetahui dan memahami sistem belajar- mengajar yang ada di dalam lembaga sekolah formal yang sedang dilakukan oleh anak anak mereka, namun ada juga penilayan yang diberikan pada lembaga sekolah terutama penilayaan terhadap kualitas guru sebagi pendidik yang di anggap masih ada beberapa kekurangan seperti kedisiplinan guru dalam melaksanakan kegitan belajar disekolah, namun walaupun keadaan seperti itu orang tua tetap percaya bahwa lembaga pendidikan formal yang ada di desa Tanjung Anom atau berada dikecamatan Mauk dapat memberikan ilmu yang berguna bagi masa depan anak-anak mereka. Sehingga lulusan lulusan dari sekolah formal nantinya di harapkan menjadi masyarakat yang berkualitas dan dapat meningkatkan derajat keluarga atau status sosial yang mereka dapatkan dari cara menempuh pendidikan yang lebih baik, walaupun memang pendidikan tinggi tidak menjamin seseorang bisa sukses dan berhasil tergantung dari keinginan dan kerja keras dari masing-masing individu, namun setidaknya pendidikan bila dilakukan dengan benar dan sungguh-sungguh diyakini dapat membawa perubahan
kearah
yang lebih
baik,
khususnya
menigkatkan status sosial secara otomatis di masyarakat, seperti yang diyakini seorang warga dengan pendapatnya seperti ini ” sayamah yakin banget pendidikan bisa mengangkat harkat
108
martabat keluarga, kan kalo udah pintermah lulus bisa kuliah terus kerja yang enak, atuh pastilah orang-orang lebih hormat sama kiata, pan statusnya udah beda, Dulumah miskin sekarangmah suskes, itu kaya tetangga saya”8. Bagi masyarakat
masyarakat Tanjung
yang
Anom
tradisional
yang
memang
seperti
warga
masih
sedikit
masyarakat yang lulus dari perguruan tinggi bahkan bisa dihitung oleh jari, suatu kebanggaan dan kehormatan bagi sebuah keluarga terutama orang tua yang anaknya berhasil menempuh pendidikan sampai jenjang perguruan tinggi, suatu kebahagian bagi orang tua bila anaknya bisa pulang membawa gelar strata satu bahkan lebih, apalagi bila ditunjang oleh karir atau pekerjaan yang mapan dan terhormat, keberhasilan itu menujukan bahwa orang tua yang anaknya bisa sekolah bahkan lulus dari perguruan tinggi, dapat dikatakan keluarga yang sukses dan menjadi sebuah tolak ukur keberhasilan indifidu dalam meningkatkan kualitas diri, dan kebanggan orang tua kerena dapat menyekolahkan anaknya, yang secara langsung juga berdampak dengan meningkatnya status seseorang di dalam lingkungan masyarakat, terutama lingkungan tetangga yang ada dilingkungan tempat tinggal akan lebih menghormati dan memberikan Penghargaan berupa status sosial yang lebih tinggi pada individu yang berhasil tadi dan keluarganya, bahkan menjadi suatu motifasi bagi masyarakat lainya untuk mengikuti jejak keluarga yang anaknya berhasil lulus menjadi seorang sarjana, apa lagi bila didukung individu tersebut dapat membawa perubahan dan berdapak fositif bagi kemajuan desa Tanjung Anom. Pandangan seperti itu juga dimiliki oleh seorang warga yang bernama Fandi ” Sekolah itu pasti bisa bikin orang pinter, cerdas, sukses, apalagi kalu anaknya emang giat belajar, punya cita-cita tinggi, kalau lulus, bisa jadi, dokter, polisi, bidan 8
Laycen.Wawancara.Tanjung Anom.14 Maret 2017
109
tentara, apa aja yeng penting dia sukses kan kalu sukses bukan Cuma dia yang kepandang orang tua juga bisa ikutan kepandang, jadi derajat kelurga itu bisa lebih dihormatin orang, pokonyamah kalu udah pintermah pasti derajatnya naek, statusnya pan udah tinggi.9 pendapat tersebut mengungkapkan bahwa warga desa tanjung anom meyakini bahwa lewat pendidikan formal dapat meningkatkan kualitas diri menjadi lebih bermutu dengan kecerdasan yang dimiliki oleh individu yang menjadi jalan menuju kesuksesan guna meningkatkan harkat dan derajat keluarga dengan status yang iya miliki baik status ekonomi yang meningkat, ataupun status yang iya dapatkan dari jalan yang lainya. Hal ini juga dikuatkan oleh pendapat seorang penduduk yang bernama Surya” Agama juga mengatakan semakin tinggi ilmu seseorang Allah swt pasti akan mengangkat derajat dirinya lebih tinggi lagi, nyari ilmu lewat sekolah biar pinter biar cerdas, kalau udah pinter insyaallah sukses jadi orang, jadi apa aja pasti di pandang sama orang kepake ilmunya sama orang lain, apa lagi kalau di sukses jadi dokter, polisi, guru, ada statusnya jadi lebih di pandang”10 Pendapat ini menguatkan pendapat sebelumnya bahwa ada kata sepakat dari pendapat warga desa Tanjun Anom, sebuah status sosial yang tinggi di miliki sesorang lewat jalur pendidikan formal dapat mengangkat harkat martabat keluarga, Pendidikan di pandang menjadi sebuah jalan terbaik untuk mengantarkan anakanak mereka menuju kehidupan yang lebih baik yang dapat menjadi harapan keluarga mereka. Sebuah pandangan yang sederhana namun memiliki makna yang besar, sudah mulai tumbunya kesadaran akan 9 10
Fandi.Wawancara.Tanjung Anom.16 Maret 2017 Surya. Wawancara. Tanjung Anom. 16 Maret 2017
110
pentingnya pendidikan bagi kehidupan mereka, walau meraka tidak begitu paham akan sebuah pengaruh pendidikan bagi status sosial mereka, karena mereka mengukur status sosial itu dari tingkatan ekonomi atau sebuah kedudukan atau jabatan tertentu yang dimiliki oleh seoarang warga masyarakat, yang akhirnya akan melekatkan sebuah status sosial tersendiri, yang membedakan seseorangdengan orang lainya, karena setiap status sosial yang dimiliki oleh seseorang, juga orang itu memiliki peran dan pugsinya tersendiri berdasarkan status sosial yang iya miliki.
F. Peran Pendidikan Formal Terhadap Status Sosial Masyarakat Desa Tanjung Anom 1. Peran Pendidikan Dalam Meningkatkan Status Sosial Dimasyarakat Peran lembaga pendidikan formal bagi masyarakat Tanjung Anom dalam meningkatkan status sosial dimasyarakat, lembaga pendidikan formal atau sekolah merupakan suatu institusi pendidikan yang menawarkan pendidikan formal mulai dari jenjang pra-sekolah sampai dengan perguruan tinggi baik yang bersifat umum maupun khusus (misalnya sekolah agama ataupun sekolah luar biasa), yang memiliki sistem dan aturan yang baku dari pemerintah sesuai dengan kurikulum dan undang-undang yang dibuat yang didalamya terdapat berbagai macam aturan-aturan, yang tersusun secara sistematis untuk dijalankan oleh lembaga pendidikan formal sesuai denga jenjangnya masing-masing-yang prosesnya dilakukan disekolah terhadap para siswa yang ada. Lembaga pendidikan formal pada dasarnya bertujuan baik, dan mulya, tujuanya menciptakan insan-insan yang memiliki kecerdasaan baik kecerdasan cara berpikir dan kecerdasan secara imani, sehingga pendidikan dapat mencetak sumber
111
daya manusia yang berkualitas dapat bersaing secara gelobal demi kesejahteraan dan kemajuan bangsa, kerana lewat lembaga pendidikan yaitu sekolah sebagai salah-satu cara menuju tujuan dan harapan tersebut, peran lembaga sekolah formal sangatlah penting bagi kehidupan masyarakat pesisir pantai Tanjung Anom, karena tidak hanya pendidikan non formal yang mereka dapatkan dari proses belajar dari pengalaman hidup dan keluarga, yang memang hanya terbatas pada kompetensi secara sepihak, namun lembaga pendidikan formal memiliki legalitas dan memiliki sistem pembelajaran yang lebih sistematis dan terarah, yang mencakup ilmu-ilmu pengetahuan, baik dari segi, keilmuan, teknologi, agama, sosial, exsak dan matari-matari pendidikan lainya, yang diberikan sesuai dengan tahapan jenjang yang ada di sekolah. Setiap materi ajar lewat mata pelajaran yang diberikan, memberikan masukan ilmu yang diserap oleh masing-masing siswa untuk di pelajari dan dipahami secara mendalam, membuka wawasan dan memberikan pengetahun diberbagi macam bidang aspek kehidupan yang menjadi suatu isi untuk meningkatkan
kompetensi
siswa
sesuai
dengan
yang
diharapkan oleh pendidikan formal itu sendiri, karena setiap materi-materi yang di ajarkan disekolah oleh para guru sesuai dengan bidang ajarnya, yang secara sistematis diberikan merupakan sebuah ilmu yang berguna dan bermanfaat yang menjadi bekal bagi hidup mereka. membuka pemahaman siswa mengenai perkembangan ilmu pengetahuan dunia, diberbagai macam aspek kehidupan, baik dalam dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan bermasyarakat, berbagsa dan bernegara, begitupun peran lembaga pendidikan formal yang diharapkan oleh
masyarakat
Tanjung
Anom,
walaupaun
lembaga
pendidikan formal atau sekolah yang ada didesa Tanjung Anom
112
seperti sebuah pendapat yang disampaiakn responden” pendidikan itu penting ada gunanya, buat masa depan kita kedepanya supaya jadi oaring yang berhasil, biar jadi orang yang bener, banyak ilmu kalu ga sekolah bagi man mu pinter, entar gampang dibodohin orang”11 pendapat tersebut memberikan gambaran bahwa peran pendidikan sangatlah penting bagi warga masyarakat desa Tanjung Anom, Walaupun masih terbatas berbagai macam pasilitas dan keterjangkawan terhadap akses pendidikan yang ada, namun peran pendidikan formal tetap berjalan sesuai dengan bagaimana mestinya, pendidikan dilakukan tetap dilingkungan sekolah sesuai dengan sistem yang ada, pendidikan dijalankan berjenjang sesuai dengan tingkatanya dari mulai sekolah tingkat kanak-kanak sampai tingkat menengah keatas, dari mulai pemberian matari disekolah, baik secara lisan dan tulisan, peraktek, sampai, pada ujian tingkat, sekolah, ujian tingkat nasional dan sampai kelulusan hingga mendapatkan izasah secara resmi, penulis tidak menjabarkan secara jelas dan terperinci terhadap kegiatan mengajar dan belajar, karena diyakini semua sistem belajar dan mengajar sudah dapat dipahami secara meluas apalagi bagi individu yang pernah mengeyam pendidikan formal, peran utama pendidikan formal pada dasarnya untuk menciptakan lulusan-lulusan sekolah yang memiliki kompetensi yang tinggi dalam ilmu pengetahuan dan dapat bersaing di dunia kerja maupun global, dimana setiap lulusan diharapkan dapat menjadikan ilmu yang didapatkan menjadi sebuah jembatan untuk setiap individu mencapai cita-cita yang diharapkan, Sekolah sebagai suatu institusi yang diakui Negara juga memiliki legalitas dan memiliki ikatan yang kuat bagi setiap 11
Virgia Dwi Utami.Wawancara Tanjung Anom.17 Maret 2017.
113
individu mendapatkan izasah sebagi suatu bentuk bukti yang syah bahwa setip individu yang bersekolah memang diakui kelulusanya oleh Negara,
2. Peran pendidikan formal terhadap norma kehidupan bermasyarakat peran lainya dari lembaga pendidikan formal adalah menciptakan warga masyarakat Tanjung Anom yamg memiliki ahlak dan budi pekerti yang baik, sadar terhadap norma-norma agama maupun norma sosial yang ada dimasyarakat, agar terhindar dari berbagai macam penyimpangan-penyimpangan sosial yang dapat menimbulkan masalah sosial di masyarkat nantinya, pendidikan formal juga memberikan pemahaman bagai mana meyadarkan masyarakat tentang tugas dan kewajiban mereka hidup dengan aturan yang berlaku dengan norma-norma yang ada, karena lewat pendidikan formal jugalah diajarkan bagai mana manusia hidup berdampingan dengan aturan-aturan dan norma sosial yang ada dimasyarakat, baik norma agama yang mengatur bagai mana cara mereka menjalankan kehidupan sebagai umat beragama, juga norma hukum yang diakui undang-undang, agar jangan sampai terjadi tindakan pelanggaran hukum, bagi masyarakat pesisir pantai uatara Jawa, peran lembaga pendidikan dibidang ini juga sangat penting bagi terciptanya kondisi lingkungan masyarakat yang kondusif dan dapat membawa kemajuan di kehidupan masyarakat desa Tanjung Anom, karena dengan masyarakaat yang hidup terataur dan memahami norma-norma yang ada pasti akan menciptakan lingkungan hidup masyarakat yang lebih tentram dan damai, seperti harapan yang disampaikan
114
lewat pendapat seoarang responden “disekolah kan diajarin sopan satun dan ahlak, biar orang jadi bener biar tau aturan hukum, jangan sampe jadi orang yang ga bener disekolahin kan biar tau adat, sopan santun, ga cuma di pengajian doang di ajarinya. Makanya di sekolah itu pelajaran ahlak itu harusnya di adain biar anak-anaknya ga cuma pinter tapi juga bener”12 pandanagan ini memiliki arti bahwa sekolah bukan hanya mencetak generasi yang memiliki kercerdasan secara materi atau keilmuan umum. namun juga dapat mencetak generasi bangsa yang memiliki ahlak yang mulya dan memahami norma hidup ada dimasyarakat, dan ikut berperan serta untuk menjaga dan mengakan aturan-aturan yang ada.
3. Peran Pendidikan Formal Terhadap Lingkungan Hidup Selain itu peran lembaga pendidikan formal juga dilakukan untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang lingkungan hidup terutama lingkungan tempat tinnggal masyarakat Tanjung Anom yang merupakan masyarakat peisir pantai utara Jawa yang hidup bersebelahan dengan alam, dimana Agar setiap masyarkat memahami alam terutama lingkungan ekosistem laut, dan pantai, sepeti bagai mana cara menjaga lingkungan laut, lalu menghadapi berbagai macam permasalahan lingkungan sepeti abrasi pantai dan pencemaran air laut yang terjadi di desa Tanjung Anom, peran lembaga pendidikan formal dalam menjaga ekosistem laut sangat penting, para guru diharapkan dapat menanamkan rasa cinta terhadap lingkungan laut dan bagaimana cara menjaganya dari berbagai macam ancaman kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini. karena didesa Tanjung Anom memiliki permasalahan lingkungan yang cukup berat, yaitu abrasi pantai yang terjadi, 12
Muhamad Ritauwdilah.Wawancara. Tanjung Anom. 17 Maret 2017
115
hal inilah yang diharapkan warga masyarakat Tanjung Anom agar pendidikan formal dapat berperan mengajarkan dan menanamkan sifat cinta terhadap lingkungan dan mampu mengatasi permasalahan abrasi pantai yang terjadi walaupun sampai saat ini belum ada penyelesayan yang berati bagi permasalahan yang terjadi pada lingkungan laut dan pantai Tanjung Anom
4. Peran Pendidikan Formal Terhadap Budaya Maritim Masyarakat Desa Tanjung Anom Dalam segi kebudayaan masyarakat pesisir lembaga pendidikan formal di sekolah juga ikut menyadarkan dan manjaga kelestarian budaya masyarakat pesisir pantai agar masyarakat pesisir tidak kehilangan jati diri sebagai seoarang warga mayarakat yang memiliki budaya maritim, seperti budaya melaut dan berlayar, membuat perahu dan pariwisata kelautan. Budaya-budaya lokal yang menjadi sebuah warisan hidup yang perlu dilestarikan, seperti contonya budaya sedekah laut atau budaya membuat perahu nelayan, budaya menjala ikan, atau membuat bagan tradisional, merajut jala, membuat atap rumbiya daun kelapa juga budaya membuat masakan ala orang pesisir, yang merupakan sebuah kegiatan budaya ciri khas orang pesisir, walaupan memang masyarakat desa Tanjung Anom tidak memiliki kebudayan pesisir yang menonjol seperti warga masyarakat pesisir lainya seperti halnya masyarakat yang hidup didaraeh pesisir pantai Selatan ataupun kepulawankepulawan Indonesia lainya seperti hal masyarakat Bali, Sulawesi Selatan, Maluku atau Papua yang memiliki budaya maritime yang sangat kental, namun setidaknya peran pendidikan formal dalam hal segi menjaga kebudayaan pesisir
116
pantai itu masih dapat dikenalai oleh warga masyarakat desa Tanjung Anom, agar jangan sampai natinya warga masyarakat desa Tanjung Anom kehilangan jati diri sebagai masyarakat pesisir yang kaya akan tradisi dan kebudayaan unik yang menjadi keragaman dan kekayaan yang perlu dilestarikan. Lalu peran pendidikan formal bagi peningkatan status sosial
dimasyarakat
diharapkan
agar
pendidikan
dapat
membawa perubahan kearah yang lebih baik terutama dibidang ekonomi, secara sederhana harapan dari setiap orang tua dan keluarganya, agar setiap anak-anak yang bersekolah diharapkan dapat berilmu tinggi dan berwawasan yang luas, memiliki kompetensi diri yang mampu membawa mereka pada keberhasilan dan kesuksesan sesuai dengan cita-cita yang menjadi harapan mereka, dimana lulusan-lulusan dapat berkerja lebih
baik
dibidang
yang
diinginkan
lalu
memiliki
kesejahteraan yang dapat memperbaiki kehidupan ekonomi keluarga, yang secara otomatis akan meingkatkan status sosial dimasyarakat, kerena bila seoarang yang bersekolah lalu berhasil mencapai cita-citanya dan mampu menwujudkan harapan keluarga, maka seperti yang tadi diatas dikatakan bahwa masyarakat sekitarnya kan memandang derajat keluarga tersebut menjadi lebih tinggi dan terhormat, memiliki status yang lebih baik dan kedudukan yang lebih dihormati dalam kehidupan bermasyarakat. Masyarakat Tanjung Anom saat ini memiliki kesadaran dan keyakinan bahwa pendidikan formal dapat berperan merubah kehidupan menjadi lebih baik dan meningkatkan status sosial yang ada dimasyarakat. degan berbagai macam aspek yang ada didalamya, harapan yang besar yang diberikan oleh warga Tanjung Anom terhadap pendidikan formal agar dapat berperan secara nyata membawa perubahan bagi kehidupan masyarakat
117
Tanjung Anom kearah yang lebih sejahtera dan maju, dan mamang sejalan dengan tujuan dari pendidikan itu sendiri bahwa pendidikan diharapkan dapat membawa perubahan pada setiap individu agar memiliki potensi sumber daya yang lebih baik, cerdas dan dapat bersaing, guna mendukung tujuan bagsa Indonesia menjadi bangsa yang maju, adil dan sejahtera sehingga bangsa Indonesia dapat disegai oleh bangsa lainya,
G. Pengaruh Pendidikan formal Bagi Masyarakat Tanjung Anom. 1. Pengaruh Terhadap Peningkatan Status Sosial Masyrakat Pengaruh terbesar pendidikan formal bagi masyarakat Tanjung Anom yang dirasakan saat ini adalah sebuah proses perubahan yang walaupun di anggap lambat namun tetap berjalan kedepan, bahwa proses pendidikan formal yang dilakukan di sekolah sedikit banyak telah dirasakan oleh warga masyarakat desa Tanjung Anom seperti, meningkatnya perekonomian warga, karena banyak lulusan dari sekolah formal yang mendapatkan pekerjaan dengan pendapatan yang lebih baik dari pada melaut sehingga dapat membatu perekonomian keluarga, juga mulai bermunculan lulusanlulusan sekolah yang memiliki pengetahuan dibidang kelautan yang
cukup,
sehingga
dapat
membantu
meningkatkan
produktifitas hasi laut yang didapatkan para nelayan, dan pengaruh-pengaruh di diaspek kehidupan lainya yang memang terlihat dan dirasakan oleh warga masyarakat seperti yang didapatkan oleh peneliti, bahwa di desa Tanjung Anom mulai berkuarangya masyarakat yang buta huruf dan buta aksara, sehingga warga masyarakat desa Tanjung Anom kini sebagian masyarakatnya sudah mulai banyak yang bisa membaca dan menghitung, terutama lulusan generasi muda saat ini, karena
118
dulu masih banyak masyarakat yang buta hurup dan tidak bisa membaca tetapi saat ini sudah mulai membaik. 2. Pengaruh Terhadap Lingkungan Hidup Pengauruh lainya juga terdapat pada bidang lingkungan bahwa timbulnya kesadaran masyarakat untuk dapat menjaga dan
merawat
lingkungan
pantai
agar
tidak
timbul
permasalahan-permasalahan yang dari kerusakan lingkungan laut yang berdampak buruk pada kehidupan lingkungan masyarakat desa Tanjung Anom, seperti masyarakat yang mulai menanam tanaman bakau guna mengurangi abrasi pantai yang terjadi, dan manjaga kebersihan pantai, dari sampahsampah yang mengotori dan mengurangi keindahan pantai, menghentikan pengalian pasir pantai secara berlebihan yang mengaibatkan hilangnya garis pantai berpasir, pengaruh kesadaran masyarakat
terhadap lingkungan
hidup,
ikut
memperbaiki ekosisitem laut, dan menjaga keberlangsungan hidup mereka.
3. Pengaruh Terhadap Hasil Laut Nelayan Pendidikan formal juga berpengaruh terhadap pemahaman para nelayan pantai utara Jawa terhadap berbagai macam jenis tangkapan hasil laut berupa ikan-ikan dan cara menagkapnya, lalu bagai mana cara mengolah dan menjualnya dengan harga yang sesuai, lalu bagaimana para nelayan dapat mengunakan teknologi
alat
tangkap
ikan
yang
lebih
baik,
guna
meningkatkan produktifitas nelayan di desa Tanjung Anom, karena lewat pendidikan, nelayan mendapatkan berbagai macam informasi mengenai perkembangan kelautan dan potensi-potensi laut yang ada, seperti, pengunaan GPS lalu mengetahui musim tangkap ikan yag sesuai lalu, pemahan terhadap cuaca dan arah angin ketika para nelayan melaut.
119
Peran pendidikan formal dan pengaruhnya terhadap berbagai macam aspek kehidupan masyarakat desa Tanjung Anom disadari maupun tidak disadari
memang terjadi
walaupaun pengaruh yang diberiakan berjalan
lambat dan
belum terasa signifikan terhadap perubahan yang terjadi didesa Tanjung Anom, namun lambat laun perubahan mulai dirasakan masyarakat. bahwa peran dan pengaruh pendidikan sangatlah berarti bagi kehidupan mereka, hal inilah yang dirasakan oleh warga masyarakat desa Tanjung Anom, peran pendidikan bagi masyarakat Tanjung Anom memang sangatlah penting bagi masa depan anak-anak mereka kedepanya, walaupun yang diamati oleh peneliti bahwa proses pendidikan formal yang dilakukan di sekolah yang ada di Tanjung Anom memang terkendala berbagai macam hal, namun semagat belajar para siswa tetap tinggi, peran pendidikan diberbagai macam aspek kehidupan terutama dalam memberikan ilmu dan sebagai jembatan
mencapai
cita-cita
dilakukan
sesuai
dengan
prosesnya, walaupun memang pendidikan formal tidak menjamin seseorang kan berhasil apalagi bila pendidikan dilakukan secara tidak benar, namun pendidikan harus tetap dilaksanakan karena menjadi suatu kewajiban bagi setiap individu untuk mendapatkan pendidikan formal yang layak dan berkesinambungan agar tercintapanya lulusan yang bermutu tinggi, bagi warga desa Tanjung Anom berpikir secara sederhana bahwa peran pendidikan sangatlah penting dan cukup berpengaruh pada kehidupan mereka karena setiap orang memiliki harapan yang terbaik bagi masa depannya, karena itu berbagai macam usaha dilakukan agar anak-anak mereka dapat mengenyam pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Karena akan berpengaruh pada tingkat kehidupan yang lebih baik.
120
Begitupun hubunganya dengan peningkatan status sosial di masyarakat, seperti yang dikatakan oleh sebagian penduduk yang diteliti bahwa setiap penduduk memiliki keyakinan yang sama bahwa dengan jalur pendidikan formal yang dilakukan di sekolah sampai dengan perguruan tinggi dengan harapan bahwa mereka meyakini bahwa pendidikan dapat menjadi salah satu cara meningkatkan status sosial di masyarakat. karena pendidikan dapat menjadi modal ilmu yang dapat dipergunakan oleh masyarakat untuk mencapi cita-cita mencapai harapan hidup yang lebih mapan dan sejahtera, sehingga meraka dapat meningkatkan status atau derajat sosial dari masyarakat yang memilki status sosial yang rendah menjadi status sosial yang lebih tinggi atau terhormat melaui jalur pendidikan formal, karena dimasayarakat sekarang ini pendidikan formal sangatlah penting dilaksanakan agar masyarakat mampu bersaing di dunia kerja dengan kompetensi yang didapatkan dari ilmu yang diajarkan disekolah dan legalitas lewat ijazah yang diberikan oleh Negara, karena sangat sulit mendapatkan pekerjaan yang layak bila seseorang tidak memiliki pendidikan yang cukup dan ijazah yang dimiliki secara legal dan dakui secara sah oleh pemerintah. Maka peran pendidikan memiliki arti yang sangat penting dan memilki pengaruh terhadap status sosial yang dimiliki oleh warga Tanjung Anom, memang ada status yang didapatkan karena, proses keturunan atau karena kedudukan tertentu di luar jalur pendidikan namun itupun terbatas, saat ini jalur pendidikan formal merupakan jalur yang penting menjadi salah satu cara meningkatkan status sosial di masyarakat. Karena itu peran orang tua secara signifikan harus dilakukan untuk mendukung putra-putinya mendapatkan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak mereka kalau bisa
121
sampai jenjang yang lebih tinggi. karena persaingan didunia kerja saat ini cukup ketat diperlukan kompetensi yang cukup agar dapat memenangkan kompetisi dibidang pekerjaan. Begitu halnya dengan peran pemerintah sebagai lembaga yang berwenang dan memiliki hak untuk menjamin dan memberikan pendidikan yang berkualitas bagi masyarakat desa Tanjung Anom, dan mampu mendorong agar warga masyarakat Tanjung Anom memiliki semangat untuk bersekolah, dorongan tersebut harus pula diimbangi dengan kewajiban pemerintah untuk mempasilitasi dan memberikan ketersediaan pendidikan yang layak dan sesuai dengan kebutuhanya, karena yang dirasakan oleh warga masyarakat Tanjung Anom peran serta pemerintah masih sangat minim dirasakan oleh warga, dari itu diperlukan berbagai macam perbaikan kualitas pendidikan baik dari segi pasilitas dan prasarana keterjangkawaan dan sumber daya pengajar yang berkualiatas agar nantinya lulusan yang dihasilkan dari proses belajar di sekolah dapat menjadi lulusan yang bermutu tinggi. Ada harapan khusus yang inginkan oleh Warga Tanjung Anom agar pendidikan formal yang diberikan disekolah itu menitiberatkan pada ilmu yang mengenai kelautan dan ekosistem pantai karena masyarakat desa Tanjug Anom menginginkan agar setiap lulusan sekolah itu dapat memiliki ilmu yang sesuai dengan dimana tempat tinggal meraka, karena mereka adalah warga pesisir pantai yang bergantung hidup pada sumber daya alam dari laut, mereka ingin anak-anaknya kelak dapat manjadi lulusan yang mampu membawa perubahan arah yang lebih baik terutama dalam hal kelutan, perikanan dan ekosistem pantai, yang memang tidak dijabarkan secara jelas oleh warga masyarakat namun tetap menjadi keinginan yang besar bagi masyarakat pesisir pantai Tanjung Anom.
122
Semua jawaban dari penduduk yang dijadikan sampel yang mewakili dari jumlah populasi warga masyarakat Tanjung Anom semua jawaban mengarah pada satu jawaban yang sama dan meiliki arti yang juga tidak jauh berbeda bahwa masyarakat desa Tanjung Anom memiliki persepsi atau pandangan bahwa pendidikan dapat menjadi salah satu jalan yang terbaik meningkatkan status sosial mereka dikehidupan bermasyarakat bahwa semakin tinggi ilmu dan pengetahuan yang dimiliki akan menambah kompetensi dan kualitas diri sehingga secara langsung
maupun
tidak
langsung
akan
meningkatkan
kedudukan status sosial seseorang dihadapan masyarakat lainya, keyakinan ini merupakan sebuah jawaban bahwa masyarakat pesisir pantai Tanjung Anom yang juga mewakili dari warga yang tinggal di Pantai Utara Jawa, berpandangan maju kedepan dengan memandang pendidikan sebagai suatu unsur yang penting bagi perubahan yang lebih baik karena ilmu yang didapatkan oleh seseorang lewat jalur pendidikan formal akan menciptakan generasi-generasi yang lebih berkulitas dan mampu bersaing pada persaingan global, dan bagi orang tua menjadi sebuah kebanggaan dan kehormatan apabila anakanaknya dapat mengeyam pendidikan yang layak sampai jenjang perguruan tinggi, yang juga akan ikut mengangkat harkat martabat orang tua, dan meningkatkan status sosial dimasyarakat.
123
C. ANALISIS HASIL PENELITIAN 1. Ketepatan Hipotesis Didasari dari hipotesa yang diajukan oleh peneliti yaitu didapatkan adanya persepsi yang menyatakan, pendidikan bisa menjadi salah satu cara atau jalan masyarakat desa Tanjung Anom untuk meningkatan status sosial dimasyarakat, setelah melakukan penelitian dan mengolah hasil data dari penelitian yang didapatkan dari sumber yang ada, dapat dikatakan bahwa hipotesa tersebut benar adanya dan sesuai dengan pandangan atau persepsi warga desa Tanjung Anom, temuan dilapangan menujukan bahwa adanya persepsi pentingnya pendidikan bagi masyarakat desa Tanjung Anom sebagai salah satu cara meningkatkan status sosial di masyarakat, hampir dari seluruh reponden memiliki jawaban yang mengarah pada satu kesimpulan yang sama, dimana pendidikan merupakan sebuah jalan yang terbaik bagi setiap warga msayarakat desa Tanjung Anom mencapai cita-cita dan harapan untuk dapat hidup kerah yang lebih baik dan lebih sejahtera dengan menaruh harapan pada anak-anak mereka yang sedang melakukan kegiatan belajar disekolah formal, agar natinya bisa menjadi orang-orang yang berhasil dan sukses, mampu mengangkat kedudukan harkat matabat dirinya dan keluarganya dengan status yang di miliki. Hipotesa yang diajukan oleh peneliti ini ternayata memang juga terjadi di desa Tanjung Anom, dengan dibuktikan sudah bergesernya cara pandang masyarakat yang dulu berpeikiran negatif terhadap pendidikan dimana masyarakat kurang memperdulikan pendidikan, namun saat ini persepsi masyarakat telah berubah kearah yang lebih positif pendidikan menjadi bagian terpenting bagi kehidupan mereka untuk meningkatkan status sosial mereka dimata warga masyarakat lainya, sebuah tindakan nyata dari warga masyarakat desa Tanjung Anom, saat ini orang tua mau menyekolahkan anak-anak mereka ke jenjang
124
sekolah yang lebih tinggi di tambah dengan semangat anak-anak di usia sekolah untuk mau belajar dan mengejar cita-cita mereka. Hal ini juga dibuktikan dengan mulai banyaknya lulusan-lulusan setingkat SMA yang sudah berkerja di perusahan dengan pendapatan penghasilan yang lebih baik, begitupun lulusan dari perguruan tinggi walaupun jumlahnya belum terlau banyak. Kesesuayan antara hipotesa dengan kondisi di lapangan merupakan sebuah pemikiran yang telah dipikirkan terlebih dahulu oleh peneliti, melihat kondisi lapangan sebelumnya dimana saat peneliti menetapkan sebuah materi untuk dijadikan bahan penelitian bahwa suatu penomena persepsi warga masyarakat desa Tanjung Anom sebagai desa pesisir pantai utara jawa yang tradisional
didapatkan sebuah pergeseran
pemikiran yang lebih maju terhadap pendidikan. Ada harapan yang besar dari warga masyarakat bahwa pendidikan bisa menjadi sebuah jalan terbaik menuju kearah perbaikan hidup ke masa depan, dimana pendidikan memiiliki peran yang penting bagi kehidupan masyarakat
desa karena dengan pendidikan dapat
menciptakan manusia-manusia yang unggul juga menciptakan kualitas sumber daya manusia yang bermutu dan dapat bersaing, yang secara langsung akan berpengaruh kepada tingkat kemajuan di berbagai macam aspek kehidupan terutama perbaikan ekonomi yang juga berpengaruh terhadap meningkatnya status sosial yang dimiliki warga masyarkat, sehingga dengan status tinggi yang dimiliki seseorang juga akan memiliki kedudukan di hadapan masyarkat lainya. karena dengan kedudukan yang dimiliki akan memberikan sebuah akibat yang positif baik bagi individu itu sendiri maupun keluarganya, karena akan mendapatkan sebuah perlakuan yang lebih, berupa penghormatan dan gelar tetentu, namun hal tersebut juga harus dibarengi oleh sikap dan karakter yang dapat diterima masyarakat, karena setiap status atau kedudukan yang dimiliki seseorang itu juga kan berpengaruh terhadap peran dan pungsinya di masyarakat, walaupun seseorang itu punya
125
status yang tinggi dimasyarakat namun bila status tersebut digunakan untuk hal-hal yang buruk dan tidak bermanfaat, status itu akan hilang dengan sendirinya dan akan menjadi sebuah bumerang yang akan menyerang dirinya sendiri. jadi diperlukan suatu kesadaran dan kebijaksanaan bagi seseorang tersebut untuk mampu menjaga dan memelihara sebuah status sosial yang tinggi yang iya miliki, agar status tersebut membawa manfaat yang baik bagi kehidupanya maupun keluarganya. Pada intinya bahwa hipotesa yang peneliti ajukan itu bersesuayan dan memiliki ketepatan dengan apa yang ada dilapangan bahwa didapatkan sebuah persepsi pendidikan masyarakat pesisir pantai utara jawa terhadap pentingnya pendidikan sebagi salah satu cara meningkatkan status sosial dimasyarkat. . 2. Kritik Mengenai Kerangka Konseptual Dan Teori Temuan. a. Kritik Kerangka Konseptual Keritik peneliti terhadap kerangka konseptual adalah sebagai berikut dimana dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti ditemukan adanya persepsi atau pandangan bahwa pendidikan dianggap sangat penting dilaksanakan dan dapat menjadi salah satu cara meningkatkan status sosial di masyarakat, terutama paradigma pada masyarkat di desa Tanjung Anom yang juga memiliki persepsi atau pandangan bahwa pendidikan diperlukan dan wajib dilaksanakan oleh seluruh masyarakat terutama masyarakat di usia sekolah sebagai cara agar setiap anakanak di sekolah dapat menjadikan pendidikan formal sebagai suatu cara mencapai cita-cita dan harapan hidup kedepanya agar lebih baik,
sehingga
nantinya
diharapkan
pendidikan
dapat
meningkatkan status sosial ke arah yang lebih baik dan masyarakat tersebut memiliki harkat dan derajat yang lebih tinggi dan lebih terhormat, persepsi ini muncul dari pemahaman dan penafsiran
126
masyarakat desa Tanjung Anom bahwa pendidikan formal dapat menjadi sebuah cara bagai mana masyarakat dapat menghadapi berbagai macam permasalahan dan tantangan hidup terutama di bidang ekonomi yang berimplikasi langsung pada predikat status sosial yang dimiliki Persepi ini melahirkan tindakan nyata yang dilakukan masyarakat desa tanjung anom mulai berpikir maju kedepan dan memandang bahwa pendidikan merupakan aspek yang penting bagi masa depan kehidupan mereka dan mulai hilangnya persepsi buruk terhadap pendidikian formal yang tadinya di anggap tidak begitu penting bagi kehidupan, Persepsi ini muncul juga karena kesadaran bagi masyarakat desa Tanjung Anom bahwa setiap masyarakat pasti menginginkan suatu mobilitas sosial kerah yang lebih baik dan mengharapkan suatu perubahan ke arah yang lebih maju, mobilitas yang dijalankan untuk menuju sebuah tingkatan stratifikasi yang lebih tinggi kedudukan yang lebih terhormat sehingga suatu individu dapat berada di puncak sratifikasi dan kedudukan yang tinggi dengan berbagi macam kelebihan yang individu miliki, dan lewat jalur pendidikan formal inilah masyarakat memiliki keyakinan bahwa jalur pendidikan formal dapat menjadi subuh cara menjembatani keinginan masyarakat untuk bisa mendapatkan posisi atau kedudukan yang lebih terhormat atau dalam kata lain status sosial yang lebih tinggi, kerena yang bisa mereka dapatkan melaui pendidikan formal. karena dengan pendikan formal yang legal, dapat merubah seseorang
memiliki
kemapuan
dan
kompetensi
dalam
meningkatkan kualitas diri untuk dapat menghadapi tantangan hidup dan mewujudkan segala keinginan dan harapan, karena semakin tinggi ilmu yang seseorang miliki semakin tinggi pula derajat yang akan dia dapatkan.
127
Karena tidak dapat dipungkiri bahwa di masa sekarang ini pendidikan formal menjadi sebuah keharusan dan aspek yang penting untuk dilaksanakan karena lewat jalur pendidikan formalah seseorang akan mendapatkan banyak ilmu yang akan menjadi modal mereka untuk bisa mencapai seluruh harapan dan keinginan.Pendidikan pula yang dapat menjawab tantangan dan persaingan didalam dunia pekerjaan, karena untuk mendapatkan suatu pekerjaan yang layak diperlukan sebuah izasah yang legal sebagai salah satu legitimasi mendapatkan pekerjaan yang lebih layak. dari kerangka konseptual inilah bahwa mamang tumbuhnya kesadaraan masyarakat tantang pentingya pelaksanaan pendidikan formal bagi masyarakat itu, karena pendidikan itu merupakan salah satu cara untuk meningkatkan status sosial di masyarakat. Lalu diharapkan persepsi ini akan dapat menimbulkan sebuah tindakaan nyata agar masyarakat desa tanjung anom lebih perduli dan menjadikan pendidikan sebagi salah satu kebutuhan utama yang perlu dilaksanakan bagi masa depan anak-anak mereka kearah yang lebih baik .juga meberikan suntikan semangat pada masyarakat agar ikut berpartisipasi dalam membangun pendidikan ke arah yang lebih baik, karena pendidikan adalah bukan hanya tangung jawab pemerintah atau sekolah sebagai penyelengara pendidikan formal namun juga merupakan tanggung jawab kita semua juga selaku orang tua dan peserta didik yang melaksanakan proses pendidikan itu sendiri, agar tujuan dari pendidikan itu dapat tercapai, demi kemajuan dan kesejateraan yang nyata khusunya dirasakan oleh masyarakat dan umumnya bagi kemajuan bangsa Indonesia.
128
b. Kritik Kerangka Konseptual Temuan Ditemukan sebuah konsep temuan berupa persepsi atau pandangan terhadap pentinya pendidikan dan kaitanya dengan status sosial, yang memang menjadi topik utama dalam penelitai ini yang berjudul persepsi masyarakat pesisir pantai utara Jawa terhadap pendidikan sebagai salah satu cara meningkatkan status sosial dimasyarakat, sebuah hasil temuan berupa persepsi masyarakat yang memandang pentingnya pendidikian sebagai sebuah cara meningkatkan status sosial dimasyarkat, diamana pendidikan memiliki peran dan pengaruh bagi peningaktan status sosial dimasyarakat, melaui pendidikan akan meningkatkan perkonomian warga menciptakan lulusan yang berkofetensi dengan kualitas mutu yang tinggi yang mampu menjadi harapan kelurga merubah kehidupan menjadi lebih sejahtera masa depan hidup yang lebih layak dan mempengaruhi kedudukan atau status sosial di masyarakat, selain itu temuan juga bukan hanya pda peran dan pengaruh pada peningkatan status sosial masyarakat juga, juga terhadap perubahan pemahan terhadap lingkungan dan kebudayaan maritim dan perkonomian warga nelayan juga pemahan terhadap normanorma aturan hidup dari masyarakat terutama pengetahuan warga masyarakat desa Tanjung Anom terhadap hasil laut dan bagai mana cara
pengolahanya,
temuan
temuan
tersebut
merupakan
pengembangan dari penelitain dimana jawaban –jawaban yang diberikan oleh warga masyarakat desa Tanjung Anom telah membuka pengetahun bagi kita bagai mana persepsi masyarakat desa Tanjung Anom yang merupakan desa tempat studi kasus penelitian ini terhadap pentingya pendidikan sebagai salah satu cara meningkatkan status sosial di masyarkat, berikut kerangaka yang dapat di gambarkan peneliti mengenai kritik terhadap kerangka konseptual temuan.
129
GAMBAR 6.1 BAGAN KERANGKA KONSEPTUAL TEMUAN
Persepsi masyarakat desa tanjung anom Terhadap pendidikan
Persepsi masyarakat terhadap peningkatan status sosial hal 94
Peran pendidikan formal
Pengaruh pendidikan formal bagi masyarakat
Perubahan persepsi masyarakat terhadap pendidikan formal hal 97
Peran pendidikan terhadap peningkatan status sosial
Peningkatan Kualitas Generasi Muda Hal 100
Peran pendidikan norma kehidupan di masyarkat hal 111
Pengaruh pendidikan formal terhadap lingkungan hidup hal 115
Kendala pendidikan formal dimasyarakat desa hal 103
Peran pendidika terhadap lingkungan hidup hal 113
Pengaruh pendidikan formal terhadap hasil laut nelayan hal 116
Pandangan masyarakat terhadap pendidikan formal hal 106
Peran pendidikan formal terhadap budaya maritim hal 110
Hal 109
Pengaruh pendidkan formal terhadap peningkatan status sosial dimasyarakat hal 115
Persepsi Warga Tanjung Anom Bahwa Pendidikan Formal Memilki Peran Dan Pengaruh Yang Mampu Meningkatkan Status Sosial Dimasyarakat
130
3. Persepektif peneliti tentang sumber Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap sumber peneliti yaitu para responden warga desa tanjung anom kecamatan Mauk,didaptakan persepektif masyarakat tanjung anom sebagai masyarakat pesisir Pantai Utara yang masih tradisional memiliki pandangan bahwa pendidikan sebagai satu cara meningkatkan status sosial dimasyarakat, bahwa melihat keadaan dan tantangan hidup yang mereka alami, terutama dalam aspek ekonomi dimana adanya keinginan dan harapan untuk hidup layak dan sejahtera, melaui perubahan kearah yang lebih baik, dan adanya keinginan untuk dapat memiliki status kedudukan yang lebih tinggi dan mapan dalam kehidupan bermasyarakat maka mereka memandang pendidikan formal saat ini menjadi suatu hal yang penting dan wajib untuk dilaksanakan sebagai salah satu cara mereka mewujudkan semua keinginan yamg mereka impikan, apalagi harapan yang meraka titipkan pada anak-anak mereka generasi muda, yang nantiya diharapakan dapat memperbaiki kehidupan kearah yang lebih baik dan lebih sejahtera, perspektif ini muncul karena melihat dan mendengar langsung pandangan para nara sumber yang hampir semuanya sepakat bahwa lewat pendidikan formal menjadi jalan terbaik mendapatkan status sosial yang lebih tinggi, karena dengan status sosial yang dimiliki akan berdampak pada kedudukan yang lebih terhormat dan perlakuan lebih baik dari masyarakat lainya. Dengan pandangan warga masyarakat seperti itu, maka peneliti memilki perspektif, bahwa masyarakat desa Tanjung Anom pada dasarnya ingin berada dikehidupan yang lebih baik dan sejahtera dengan kedududukan atau status sosial yang lebih tinggi, Memiliki pandangan yang maju, dengan mendang pendidikan merupakan jalan untuk mereka dapat mewujudkan cita-cita dan harapan mereka pandangan sepereti itu masyarakat desa tanjung anom memiliki sebuah tujuan dan rencana yang maju kedepan atau fisioner,
131
bahwa untuk perubahan menuju kerah yang lebih baik dan lebih maju, salah satunya jalan lewat jalur pendidikan, walau sesulit apapun tantangan permasalahan yang harus mereka hadapi, namun dengan semangat dan keinginan yang besar sebagi sebuah citra seorang pelaut yang pantang menyerah dengan gigih mencapai keinginin agar dapat memperoleh pendidikan dengan layak demi masa depan yang lebih baik. Analisis lainya adalah bahwa masyarakat pesisir telah memilki pemikiran yang lebih fositif terhadap pendidikan hal ini terbukttikan dengan tindakan bahwa mereka menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah formal, bahkan ada kiinginan besar ingin meyekolahkan sampai jenjang yang lebih tinggi ini pula menunjukan sebuah keinginan dan kesungguhan masyarkat desa Tanjung Anom utuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak mereka agar menjadi orang yang berhasil sukses dan mapan dengan kompetensi dan gelar pendidikan yang dimilki sehingga nantinya akan mampu mengangkat harkat martabat kelurga atau dalam kata lain kedudukan status sosial yang lebih tinggi, Pada
dasarnya
dengan
persepektif
tersebut
dan
dengan
dijalankanya pendidikan formal oleh masyarakat disadari tidak disadari masyarakat pesisr desa Tanjung Anom sedang melakukan mobilitas sosial berpindah dari satu kondisi ke kondisi lainya yang lebih baik, untuk mencapi sebuah strtifikasi yang lebih tinggi dan mampu hidup layak dengan penuh kehormatan, melakukan sebuah tindakan menuju arah kemajuan secara perlahan-lahan mengembalikan sebuah kejayaan sebagi sebuah masyarkat yang maju dan sejahtera seperti dahulu kala, membangun sebuh masyrkat pesisir yang memilki kompetensi dan mampu bersaing sehat dengan masyarakat lainya, Persepsi yang mereka miliki nantinya mampu menciptakan sebuah masyarkat dengan tatanan kehidupan yang lebih sempurna, lebih sejahtera sehingga mampu mengatasi berbagai maslah yang sering
132
terjadi
dimasyarkat
pesir
pantai,
seperti
teratasinya
masalah
kemiskinan, kerusakan lingkungan juga masalah lainya, yang kesemua itu menjadi harapan dan impian yang lewat pendidikan formal semua itu dapat diwujudkan, yaitu salah satunya adalah dengan pendidikan mampu meningkatkan status sosial dimasyarakat.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitain ini adalah persepsi masyarakat desa Tanjung Anom yang merupakan masyarakat pesisir pantai utara Jawa berpandangan terhadap pendidikan sebagai salah satu cara meningkatkan setatus sosial dimasyarkat, bahwa dengan melakukan proses pendidikan formal di lembaga pendidikan yaitu sekolah dengan berbagai sitem pembelajaran didalamya diyakini akan mampu menciptakan masyarakat yang memiliki berkulitas yang tinggi dan berkompeten di bidangnya masing- masing, yang nantinya akan dapat membawa perubahan kearah yang
lebih
baik,
menciptakan
kesejateraan
dan
meningkatkan
perekonomian warga desa Tanjung Anom, yang secara otomatis akan meningkatkan status sosial seseorang atau kelurganya ke status sosial yang lebih tinggi dengan kedudukan yang lebih terhormat dimata orang lain persepsi masyarakat desa Tanjung Anom mengarah pada persepsi yang positif karena beranggapan pendidikan dapat menjadi salah satu jalan terbaik bagi setiap individu mendapatakn status sosial yang tinggi sesuai dengan yang mereka harapkan, dengan persepsi seperti itu diharapkan agar masyarakat desa tanjung anom lebih peduli dan ikut serta dalam mengembangkan dan memajukan pendidikan yang ada didesa tersebut agar lahirnya lulusan-lulusan pendidikan menjadi warga masyarakat yang bermutu dan mampu membawa perubahan kearah yang lebih baik, guna meningkatkan status sosial dimasyarakat .
B. Saran Berdasarkan hasil penelitan saran yang diberikan adalah 1. Bagi orang tua murid agar lebih peduli lagi terhadap pendidikan anakanaknya dan meiliki semangat untuk berusaha menyekolahkan anaknya
133
134
bahkan kejenjang perguraun tinggi agar anak-anak mereka dapat menjadi orang-orang yang sukses dan dapat membanggakan orang tua 2. Bagi siswa agar lebih meningkatkan semangat belajar dan
untuk
menjadi siswa yang berprikau baik dan memiliki kecerdasan sehingga menjadi lulusan sekolah dengan kualitas mutu yang baik. 3. Bagi sekolah agar menjadi lembaga sekolah yang propesional dan mampu memberikan pengajaraan dengan kualitas terbaik sehingga dapat menjadi lembaga pendidikan yang
bersetandar dan mampu
memenuhi tujuan pendidikan yang bermutu. 4. Bagi pemerintah atau dinas terkait. untuk
membantu membangun
pasilitas dan sarana- prasarana yang mamadi guna menciptakan proses belajar yang nyaman dan aman, menyedikan fasilitas pendidikan yang terjangkai bagi semua kalangan sehingga semua warga msayarkat dapat menikmati pendidkan secara adil dan merata.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Anwar, Paradigma Baru Pendidikan Nasional, (Jakarta: Bumi Aksara. 2005) cet 2 Faatah Nanang, Landasan Menejemen Pendidikan (Bandung: Pt. Remaja Rosda karya, Januari, 2011) Fadhilah Amir, Salam Syamsir, Sosiologi Pedesaan, ( Jakarta: Lembaga Penelitian Uin Syarif Hidayatullah, 2008). Hoetomo, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Surabaya: Mitra Pelajar, 2005) Irwanto, Psikologi Umum,(Jakarta: Gramedia,1989) Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: Penerbit Reinik Cipta, 2002) Mulyadi. Ekonomi Kelautan, (Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada, 2007). Narwoko Dwi J dan Bambang (Ed). Sosiologi Teks dan pengantar dan Terapan (Jakarta: Kencana Penanda Media Group, 2007). Philipus, Nurul. Sosiologi dan Politik, (Jakarta: Rajawali Pers: 2009). Nugroho Iwan dan Dahuri Rokhmin. Pembagunan Wilayah Persepektif Ekonomi Sosial Lingkungan, (Jakarta : LP3ES, 2012). Purwanto Ngalim M. Ilmu Pendidikan Teorotis dan Praktis, ( Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2007). Rozak Abdul, dkk, Kompilasi Undang-Undang dan Peraturan Bidang Pendidikan,(Jakarta; FITK Pres, 2010). Rugiyah, Dkk. Profesi Keguruan, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011). Safari Burhanuddin, Dkk, Kewirausahaan Pemuda Betawa,(Jakarta: Deputi Bidang Keiraushaan Pemuda dan Industry Olah Raga Republik Indonesia, 2006) Satria Arif. Pesisir Dan Laut Untuk Rakyat, (Bogor : IPB Press, Mei, 2009). Soelaeman Munandar Ilmu Sosial Dasar, (Bandung: Penerbit Eresco, 1993).
Suehartono Irawan. Metode Penelitian Sosial Suatu teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial Dan Ilmu Sosial Pendidikan, (Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya, Januari, 2011). Syarif Maulana, Sekerpsi Dengan Judul Persepsi Guru Terhadap Kinerja Kepala Mts El-Syarif Tangerang Banten, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011). Tendy. Skeripsi Dengan Judul Analisis Tingklat Kesadaran Masyarakat Tentang Pendidikan Di Desa Andamui, Ciwaru Kuningan, Jawa Barat. Tinjauwan Dari Segi Teori Kebutuhan Abraham Maslow, (Jakarta: UIN Syarif hidayatullah Jakarta, 2012). Tim Dosen FIP-IKIP Malang. Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1988). W Sarlito, Sarwono, dkk, Psikologi Sosial, (Jakarta: Salemba Empat,2012). www. Hukum Online. Com Sisdiknas, UU NO. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, 2014 Htpp://www.Damanhuri.Or.Id/File/Setia Budi, IPB, Tinjauwan Pustaka.Pdf. Http://Belajar.Blogspot.Com/2013/06/ Pengertian Masyarakat Menurut Para Ahli. Html
INSTRUMEN WAWANCARA
A. Persepsi masyarakat pantura jawa terhadap pendidikan 1. Siapa nama anda dan biodata pribadi anda ? Jawaban…………………………………………………………………… …………………………………………………………………………….. 2. Apa pekerjaan dan kegiatan anda sehari hari ? Jawaban……………………………………………………………………. …………………………………………………………………………….. 3. Apa status anda dalam keluarga dan masyarakat ? Jawaban……………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………… 4. Apa pendidikan terkhir yang pernah anda enyam ? Jawaban…………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………… 5. Apakah pekerjaan anda atau mata pencahariaan anda ? Jawaban…………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………… 6. Berapa pendapatan anda dan berapa pengeluaran anda dalam rumah tangga perhari/perbulanya ? jawaban.......................................................................................................... ........................................................................................................................ 7. Apa pendapat atau pandangan anda mengenai pendidikann formal dimasyarakat, dan Bagai mana pendapat anda tentang pentingnya pendidikan bagi kehidupan anda? Jawaban…………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 8. Usaha usaha apa saja yang anda lakukan untuk terus dapat menyekolahkan anak-anak anda? Jawaban ……………………………………………………………………. ………………………………………………………………………………
9. Apa saja yang anda lakukan dalam melaksanakan pendidikan jika anda masih bersekolah? Jawaban…………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………… 10. Seberapa besar keinginan anda untuk menyekolahkan anak-anak anda ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi ? Jawaban…………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………… 11. Apakah anda yakin bahwa pendidikan bisa merubah kondisi kehidupan anda jauh menjadi lebih baik ? Jawaban …………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………
12. Bagaimana menurut pendapat anda pendidikan formal seperti apa yang anda harapkan bisa meningkatkan kesejahteraan kehidupan anda dan sekaligus ikut meningkatkan status sosial anda dimasyaraka ? Jawaban…………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………
B. Peran
dan
lembaga
institusi
pendidikan
serta
pengaruh
bagi
peningkatan setatus sosisl dimasyarakat. 1. Bagaimana kondisi lembaga atau institusi pendidikan formal yang ada di desa Tanjung Anom kec Mauk ? Jawaban…………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………. 2. Bagamana peran dan pengaruh lembaga pendidikan formal terhadap kehidupan individu dan setatus sosial yang dimiliki oleh individu. Jawaban…………………………………………………………………… …………………………………………………………………………….. 3. Apakah pendidikan formal dapat berperan meningkatkan setatus sosial anda dalam masyarakat?
Jawaban…………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………. 4. Apa harapan anda terhadap lembaga institusi pendidikan formal untuk masa yang akan datang.? Jawaban…………………………………………………………………… …………………………………………………………………………….. Penutup Demikian wawancara yang saya lakukan ini. Terimakasih atas kesedianya kurang dan lebihnya saya mohon maaf.atas waktu dan kerja samanya saya ucapkan terima kasih
Pedoman observasi Penelitian Skripsi Persepsi Masyarakat Pesisir Pantai Utara Jawa Terhadap Pentingnya Pendidikan Formal Sebagai Salah Satu Cara Meningkatkan Status Sosial Dimasyarakat (studi kasus desa Tanjung Anom, kecamatan mauk, kabupaten Tangerang, Banten)
Disusun oleh Misbahudin NIM : 1110015000070
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017
Mulailah kegitan dengan membaca bismilah indentifikasi dan fahami variabel penelitian adapun beberapa variable yang akan diteliti antara lain adalah. 1. Persepsi masyarakat terhadap pendidikan sebagai salah satu cara meningkatkan setatus sosial di masyarakat 2. Peran lembaga intitusi pendidikan formal terhadap peningkatan setatus sosial masyarakat desa tanjung anom.
Beberapa variabel dan sub variabel yang kan diamati melalui proses observasi sebagi berikut. A. Pendidikan dan kehidupan sosial masyarakat desa Tanjung Anom 1. Mengamati kondisi fisik lingkungan desa Tanjung Anom dan mencari data, jumlah penduduk dan data data pendukung mengenai masyarakat dan lingkungan sekitar tempat penduduk tinggal. 2. Memahami dan mengamati Kehidupan sosial masyarakat setempat baik dari segi tempat tinggal, lingkungan hidup, ekonomi, kebudayaan, agama, maupun politik. 3. Bagaimana karakteristik kehidupan masyarakat pesisir pantai dan cara hidup sehari-hari.. 4. Bagaimana peran dan lembaga sosial pada masyarkat pesisir pantai Tanjung anom 5. Bagaimana kondisi fasilitas pendidikan formal yang ada di desa Tanjung Anom 6. Bagaimana proses pendidikan formal yang dijalankan didesa tanjung anom 7. Seperti apa tingakat kualitas pendidikan formal yang ada di desa Tanjung Anom 8. Seberapa besar jumlah penduduk yang bersekolah formal maupun yang pernah mengeyam pendidikan formal 9. Berapa Jumlah sekolah atau embaga pendidikan formal yang ada didesa Tanjung Anom
B. Persepsi masyarakat tentang pendidikan formal 1. Mengamati secara mendalam persepsi masyarakat desa Tanjung Anom terhadap pendidikan formal 2. Mengamati dan mengidentifikasi bagaimana tingkat kesadaran masyarakat desa Tanjung Anom terhadap pendidikan formal. 3. Mengidentifikasi persepsi masyarakat mengenai pendidikann formal 4. Memahami persepsi masyarakat tentang kegiatan pendidikan dan cara belajar siswa di sekolah. 5. Mengamati dan meneliti persepsi masyarakat menegnai pendidikan sekarang dan yang akan datang 6. Mengamati dan meneliti hasil dari pendidikan formal yang di enyam oleh masyarakat . 7. Bagaimana pengaruh
pendidikan formal terhadap peningkatan setatus
sosial yang ada dimasyarkat desa Tanjung Anom, dilihat dari berbagai aspek sosial yg ada? 8. Mengamati para lulusan sekolah yang ada di desa Tanjung anom dan bagaimana kehidupan mereka. 9. Mengamati
peran
lembaga
pemerintahan
setempat
dalam
mensosialisasikan dan merealisasikan kegiatan pendidikan formal dimasyarkat desa Tanjung Anom.
C. Peran dan lembaga intitusi pendidikan. 1. Mengamati interaksi lembaga pendidikan formal dengan masyarakat 2. Amati interaksi guru dan siswa disekolah 3. Amati interaksi guru dengan masyarakat 4. Amati interaksi siswa dengan masyarakat 5. Amati kegiatan siswa disekolah..baik kegiatan formal belajar-mengajar maupun ekstrakulikuler 6. Amati peran sekolah dalam melakukan kegiatan belajar mengajar baik di tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama.Maupun sekolah menegah akhir atau sekolaht tinggi jika ada.
7. Mengamati kondisi lingkungan sekolah kondisi fisik maupun pendukung lainya.
Setelah selesai melakukan pengamatan, kemudian dicek kembali data pengamatan yang telah dilakukan catat secra jelas. Dan akhiri dengan membaca hamdalah.
Pedoman Dokumentasi Penelitian Skripsi Persepsi Masyarakat Pesisir Pantai Utara Jawa Terhadap Pentingnya Pendidikan Formal Sebagai Salah Satu Cara Meningkatkan Status Sosial Dimasyarakat (studi kasus desa Tanjung Anom, kecamatan mauk, kabupaten Tangerang, Banten)
Disusun oleh Misbahudin NIM : 1110015000070
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017
Melakukan kegiatan dokumentasi guna untuk mendapatkan data yang diinginkan dalam penelitian denan menggunakan alat-alat dokumentasi yang mendukung kegiatan penelitian didesa Tanjung anom. Data dokumentasi diperoleh melalui peroses pengambilan data melalui pengambilan gambar, perekaman suara,,merekam video. mencatat, mencari dan mendapatkan dokumen yg sudah ada, dan berbagai cara lainya yang dapat dilakukan namun dalam hal ini dokumentasi harus dilakukan secara terbuka dan melalui proses yang legal dan disepakati agar tidak ada yang dirugikan atau disalah gunakan.dokumentasi diambil secara baik dan sesuai dengan data yang diharapkan dan diinginkan. Data dokumentasi yang dia ambil antara lain : 1. Kondisi lingkungan sekitar tempat tinggal penduduk 2. Kondisi fisik bangunan rumah 3. Pasilitas dan sarana pendidikan, pemerintahan, rumah ibadah,jalan dan fasilitas umum lainya. 4. Dokumnetasi kegiatan sehari-hari, baik individu, keluarga, maupun kelompok masyarakat lainya 5. Dokumentasi kegiatan pendidkan formal. 6. Dokumentasi kegiatan ekonomi, sosial, budaya, mauapun peribadahan 7. Dokumetnasi kegiatan pesisir dan kelauatan. 8. Dokumentasi data penduduk dan data mengenai desa Tanjung Anom. 9. Dokumentasi tentang kondisi kemasyarakatan dan lain lain. 10. Dokumentasi para lulusan pendidikan formal. Dokumentasi- dokumntasi yang di ambil merupakan sebuah data yang sangat penting dalam mendukung penelitian agar hasil yang didapatkan berupa data yang falid dan dapat di periksa keaslianya. Dokumentasi ini sangat diperlukan untuk dilakukan karena dokumnetasi ini dapat menjadi alat pembuktian bahwa kegiatan penelitaian benar benar dilakukan ditempat yang telah ditentukan.
Pedoman Catatan Lapangan Penelitian Skripsi Persepsi Masyarakat Pesisir Pantai Utara Jawa Terhadap Pentingnya Pendidikan Formal Sebagai Salah Satu Cara Meningkatkan Status Sosial Dimasyarakat (studi kasus desa Tanjung Anom, kecamatan mauk, kabupaten Tangerang, Banten)
Disusun oleh Misbahudin NIM : 1110015000070
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017
Catatan lapangan dilakukan seorang peneliti dalam mendukung penelitian yang dilakukan melaui catatan catan tambahan mengenai berbagai macam data atau sesuatu hal yang di anggap penting untuk dicatat diluar dari prose utama yag dilakukan oleh peneliti..yang tidak di perkirakan sebelumnya.catatan lapangan ini bisa dilkakukan secara sepontan dan tiba tiba, tanpa perencanaan sebelumnya, catatan ini lapangan ini dilakukan jika peneliti merasa ada yang perlu dicacat diluar pedoman penelitian lainya, Catatan lapangan dilakukan sebagai berikut..: 1. Mencatat data data tambahan yang ada atau ditemukan secara tiba tiba yang ada pada masyarakat desa Tanjung Anom 2. Catatn lapangan yang diperoleh malui data tambahan yang ada pada masyarakat diluar data utama yang dicari. 3. Catatan berupa informasi-informasi pendukung yang didapatkan dari sumber sumber yang sebelumya tidak diperkirakan namun di anggap penting dan mendukung untuk dicatat. 4. Catatan dilakukan dengan mencatat hal- hal yang di anggap penting yang dapat di improvisasi atau di telaah secara langsung oleh seorang peneliti.
HASIL WAWANCARA NAMA : MUSTADI Usia
: 64 tahun
Pekerjaan : wirausaha (jasa photo copy) Pendidikan terakhir : sekolah rakyat Status : tokoh agama ( ustaz) Pendapatan : 2 juta / bln Jumlah anak : 7 5 lulus SMA 2 lulus kuliah
A. Persepsi masyarakat pantura jawa terhadap pendidikan 1. Apa pendapat atau pandangan anda mengenai pendidikann formal dimasyarakat, dan Bagai mana pendapat anda tentang pentingnya pendidikan bagi kehidupan anda? Pendidikan formal Jawaban : pendidikan formal adalah pendidikan yang dilakukan di sekolah, Sangat penting terutama bagai anak- anak kalu say amah udah tua menyesal dulu sekolah Cuma sampe sekolah rakyat saja 2. Usaha usaha apa saja yang anda lakukan untuk terus dapat menyekolahkan anak-anak anda? Jawaban. Usaha dagang jualan apa aja, yang penting halal buat anak sekolah alhamdulilah udah pada pinter. 3. Apa saja yang anda lakukan dalam melaksanakan pendidikan jika anda masih bersekolah? Jawaban : Kalu dulu mah belajar sederhana yang penting bisa baca dan bisa nulis udah cukup dapet izasah juga ga tau kemana kali sekarangmaah 4. Seberapa besar keinginan anda untuk menyekolahkan anak-anak anda ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi ?
Jawaban : besar sekali pengenyamah sampe lulus kuliah bisa jadi dokter, biar sukses say kepengen banget bisa nyekolahin anak ke sekolah yang lebih tinggi. 5. Apakah anda yakin bahwa pendidikan bisa merubah kondisi kehidupan anda jauh menjadi lebih baik ? Jawaban : yakin saya mah yakin sekali, jaman sekarang kalau ga sekolah mah ga bakalan jadi apa apa..sekolah itu biar pinter biar jadi orang sukses. Bisa ngangkat derajat orang tua. 6. Bagaimana menurut pendapat anda pendidikan formal seperti apa yang anda harapkan bisa meningkatkan kesejahteraan kehidupan anda dan sekaligus ikut meningkatkan setatus sosial anda dimasyaraka ? Jawaban : pendidikan yang berahlak yang banyak perakteknyanya perakter kerja, biar kalau lulus bisa gampang dapet kerjaan. B. Peran
dan
lembaga
institusi
pendidikan
serta
pengaruh
bagi
peningkatan status sosisl dimasyarakat. 1. Bagaimana kondisi lembaga atau institusi pendidikan formal yang ada di desa Tanjung Anom kec Mauk ? Jawaban : kurang disinimah masih sedikit jumlah sekolahnya itu juga jauh-jauh letaknya beda dusun ga da buat kulihma kalu mau bagus sekolah ke mauk. 2. Bagamana peran dan pengaruh lembaga pendidikan formal terhadap kehidupan individu dan status sosial yang dimiliki oleh individu. Jawaban : Alhamdulilah anak-anak saya udah ada yng lulus kuliah jadi orang sukses jadi kepala sekolah. Yah numayan bis bantu bantu ekonomi keluraga bisa bantuin bangun murah, bagun toko, ngasih modal saya, bagus lah pengaruhnya buat saya. 3. Apakah pendidikan formal dapat berperan meningkatkan status sosial anda dalam masyarakat,..? Jawaban : bisa sangat bisa pasti setiap orang pinter dan sukses pasti statusnya tinggi
4. Apa harapan anda terhadap lembaga institusi pendidikan formal untuk masa yang akan datang.? Jawaban : biaar lebih bagus biar lebih kualitas lagi di bangun lebih lengkap.
HASIL WAWANCARA NAMA : RAMNAH Suami : kinca Usia
: 45 tahun
Pekerjaan : pengupas rajungan Pendidikan terakhir : SD Status : ibu rumah tangga Pendapatan : 1 juta / bulan Jumlah anak : 4 3 lulus SD 1 lulus SMP
A. Persepsi masyarakat pantura jawa terhadap pendidikan 1. Apa pendapat atau pandangan anda mengenai pendidikann formal dimasyarakat, dan Bagai mana pendapat anda tentang pentingnya pendidikan bagi kehidupan anda? Jawaban : pendidikan yang ada gurunya yang ada disekolahan Penting buat masa depan biar pada pinter 2. Usaha usaha apa saja yang anda lakukan untuk terus dapat menyekolahkan anak-anak anda? Jawaban. ; uasah jadi nelayan bapaknya saya
kuli ngupas
rajungan, usah beliin baju seragam, beli buku, ngasih jajan tiap hari. 3. Apa saja yang anda lakukan dalam melaksanakan pendidikan jika anda masih bersekolah? Jawaban : Ga tau lupa, klu ga salahmah atuh belajar baca, nulis, ngitung jaman dulu asal bisa baca aja udah cukup. 4. Seberapa besar keinginan anda untuk menyekolahkan anak-anak anda ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi ? Jawaban : pengen sekali nyekolahin anak sekolah yang lebih tinggi, sekolah di kota kuliah biar jadi orang kaya banyak duit.
5. Apakah anda yakin bahwa pendidikan bisa merubah kondisi kehidupan anda jauh menjadi lebih baik ? Jawaban : atu bisa bisa jadi lebih mapan kedepanya kalu kita pintermah di hormatin sama orang, anak-anak kita kalo hasil sekolahnya pasti jadi sukses ngebantu orang tua jdi ga sia-sia modalinya. 6. Bagaimana menurut pendapat anda pendidikan formal seperti apa yang anda harapkan bisa meningkatkan kesejahteraan kehidupan anda dan sekaligus ikut meningkatkan setatus sosial anda dimasyaraka ? 7. Jawaban :
sekolah yang cepet bisa dapet kerja, yang bagus
agamnya B. Peran dan lembaga institusi pendidikan serta pengaruh bagi peningkatan status sosisl dimasyarakat. 1. Bagaimana kondisi lembaga atau institusi pendidikan formal yang ada di desa Tanjung Anom kec Mauk ? numayan sih, biar jauhjauh juga, tapi emang masih sedikit Jawaban : numayan sih, biar jauh-jauh juga, tapi emang masih sedikit 2. Bagamana peran dan pengaruh lembaga pendidikan formal terhadap kehidupan individu dan status sosial yang dimiliki oleh individu. Jawaban : numayan lah bisa baca bisa nulis biar ga di tipu orang seanganya kita ngerti. 3. Apakah pendidikan formal dapat berperan meningkatkan status sosial anda dalam masyarakat,..? Jawaban : atuh bisa kan kalu sekolah tinggi mah punya seatus jadi. Dokter, jadi polisi, jadi bidan, jadi guru, atuh itu di ningkat seatusnya di hormati sama orang 4. Apa harapan anda terhadap lembaga institusi pendidikan formal untuk masa yang akan datang.
HASIL WAWANCARA Nama : Sofian Istri : Masitoh Usia
: 26
Pekerjaan : Nelayan Pendidikan terakhir : SD Status : Kepala Rumah Tangga Pendapatan : 1 ,5 juta / bulan (tidak menentu ) Jumlah anak : 1 ( balita )
A. Persepsi masyarakat pantura jawa terhadap pendidikan 1. Apa pendapat atau pandangan anda mengenai pendidikan formal dimasyarakat, dan Bagai mana pendapat anda tentang pentingnya pendidikan bagi kehidupan anda? Jawaban : pendidikan yang dilakukan disekolah da nada jenjangnya dapet izasah yang sah Penting sekarang mah buat nyari kerja saya nyesel dulu sekolah sampe sd doing dulunya saya lebih suak jadi nelayaan ke laut 2. Usaha usaha apa saja yang anda lakukan untuk terus dapat menyekolahkan anak-anak anda? Jawaban. ; ini bentar lagi anak saya masuk tk, yah biayan lah usaha nabung buat entar ank sekolah, 3. Apa saja yang anda lakukan dalam melaksanakan pendidikan jika anda masih bersekolah? Jawaban : Belajar di kelas sama guru, belajar baca, banyak pelajarnya saya lupa. 4. Seberapa besar keinginan anda untuk menyekolahkan anak-anak anda ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi ? 5. Jawaban : ingin sekali saya punya cita-cita nanti kalu anak saya udah besar saya sekolahin sampe kuliah kau bisamah, jangan kaya saya nyesel sekrang ga punya izsah pengen kerja juga susah sekali.
6. Apakah anda yakin bahwa pendidikan bisa merubah kondisi kehidupan anda jauh menjadi lebih baik ? Jawaban : bisa-bisa kaya temen saya berubah hidupnya diamh sukses jadi polisi sekoahnya dulunya rajin orang tuan ngedukung mu modalin anak jadi sukses. Pasti bisa klu say amah telat. 7. Bagaimana menurut pendapat anda pendidikan formal seperti apa yang anda harapkan bisa meningkatkan kesejahteraan kehidupan anda dan sekaligus ikut meningkatkan setatus sosial anda dimasyaraka ? Jawaban : sekolah yang bagus sekolah yang bagus agamnay yang gurunya baik B. Peran dan lembaga institusi pendidikan serta pengaruh bagi peningkatan status sosisl dimasyarakat. 1. Bagaimana kondisi lembaga atau institusi pendidikan formal yang ada di desa Tanjung Anom kec Mauk ? numayan sih, biar jauhjauh juga, tapi emang masih sedikit Jawaban : cukup lah buat warga desa sinimah biar kata sederhan syukur aja masih ada sekolahhan jadi ga usah jauh ke mauk sekolahnya. 2. Bagamana peran dan pengaruh lembaga pendidikan formal terhadap kehidupan individu dan status sosial yang dimiliki oleh individu. Jawaban : pengarunya ada, setidaknya kita bisa baca bisa nulis, ngeti lah dikit-dikit sam perkembangan jaman. 3. Apakah pendidikan formal dapat berperan meningkatkan status sosial anda dalam masyarakat,..? Jawaban : bisa emang itu dah peranya sekolah itu harus bisa melahirkan lulusan yang bisa sukses kalu sukses statusnya kedudukanya kepandang sama orang lain 4. Apa harapan anda terhadap lembaga institusi pendidikan formal untuk masa yang akan datang.
HASIL WAWANCARA NAMA : endrik istri : munaya Usia
: 38
Pekerjaan : buruh ( jaga kandang ayam) Pendidikan terakhir : stanawiyah Status : kepala rumah tangga Pendapatan : 1 ,5 juta / bulan (tidak menentu ) Jumlah anak : 2 1 masih sekolah madrasah 1 belum sekolah
A. Persepsi masyarakat pantura jawa terhadap pendidikan 1. Apa pendapat atau pandangan anda mengenai pendidikann formal dimasyarakat, dan Bagai mana pendapat anda tentang pentingnya pendidikan bagi kehidupan anda? Jawaban : belajar di sekolahan yang sah, Sangat penting baut kehidupan kita jaman sekarang dulumah saya ga mikirin sekolahan sekarang mah penting. 2. Usaha usaha apa saja yang anda lakukan untuk terus dapat menyekolahkan anak-anak anda? Jawaban. ;
usaha yang halal, kerja jaga kandang ayam. Buat
biayain anak beli baje sekolah beli LKS. 3. Apa saja yang anda lakukan dalam melaksanakan pendidikan jika anda masih bersekolah? Jawaban : belajar dikelas , bejar baca, nulis kerjain PR, bermain 4. Seberapa besar keinginan anda untuk menyekolahkan anak-anak anda ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi ? Jawaban : pengen banget nyekolahin anak sampe sekolah tinggi, insyaallah kalu di kasih rejeki siapa sih yang ga maau anaknya sekolah sampe tinggi.
5. Apakah anda yakin bahwa pendidikan bisa merubah kondisi kehidupan anda jauh menjadi lebih baik ? Jawaban : bisalah pasti bisa kalu orang pinter banyak jalanya buat nyari duit. Sayang sayamah bodo dulunya jadi sekaranj jadi buruh, maknya harus sekolah. 6. Bagaimana menurut pendapat anda pendidikan formal seperti apa yang anda harapkan bisa meningkatkan kesejahteraan kehidupan anda dan sekaligus ikut meningkatkan setatus sosial anda dimasyaraka ? Jawaban : sekolah yang bikin anak pinter, yang bagus gurunya, yang biar anak-anak punya ilmu yang luas B. Peran dan lembaga institusi pendidikan serta pengaruh bagi peningkatan status sosisl dimasyarakat. 1. Bagaimana kondisi lembaga atau institusi pendidikan formal yang ada di desa Tanjung Anom kec Mauk ? Jawaban : masih kurang , yang saya liat paslitasnya minim terus gurunya masih yang banyak masih kuliah. 2. Bagamana peran dan pengaruh lembaga pendidikan formal terhadap kehidupan individu dan status sosial yang dimiliki oleh individu. Jawaban : berpengaruh besar lah buat orang, kalau dia punya pendidikan tinggi pasti setatusnya tau kedudukanya juga otomatis tinggi 3. Apakah pendidikan formal dapat berperan meningkatkan status sosial anda dalam masyarakat,..? Jawaban : insyaallah bisa saying pendidikan saya rendah 4. Apa harapan anda terhadap lembaga institusi pendidikan formal untuk masa yang akan datang.? Jawaban : lebih baik lagi lebih maju
HASIL WAWANCARA Nama : Ramdan Istri : Marpuah Usia
: 60
Pekerjaan : Wira Usaha ( Tambal Ban ) Pendidikan Terakhir : Stanawiyah Status : Kepala Rumah Tangga Pendapatan : 1 ,5 Juta / Bulan Jumlah Anak : 3 2 lulusan SD 1 lulusan SMA
A. Persepsi masyarakat pantura jawa terhadap pendidikan 1. Apa pendapat atau pandangan anda mengenai pendidikann formal dimasyarakat, dan Bagai mana pendapat anda tentang pentingnya pendidikan bagi kehidupan anda? Jawaban : Belajar di sekolah sama guru di dalem kelas, oh itu penting baget jaman sekarang kalau ga sekolah bisa ketinggalan. 2. Usaha usaha apa saja yang anda lakukan untuk terus dapat menyekolahkan anak-anak anda? Jawaban. ; yah dulu mah seampunya jadi kuli atau apa aja, saying anak saya yang kebiyayain sampe SMA itu Cuma 1. 3. Apa saja yang anda lakukan dalam melaksanakan pendidikan jika anda masih bersekolah? Jawaban : belajar dikelas. 4. Seberapa besar keinginan anda untuk menyekolahkan anakanak anda ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi ? Jawaban : pengen banget nyekolahin anak sampe sekolah tinggi tapi terkendala biaya
5. Apakah anda yakin bahwa pendidikan bisa merubah kondisi kehidupan anda jauh menjadi lebih baik ? Jawaban : bisa kalau anaknya pinter mau maju kalu sekolah jangan malas 6. Bagaimana menurut pendapat anda pendidikan formal seperti apa yang anda harapkan bisa meningkatkan kesejahteraan kehidupan anda dan sekaligus ikut meningkatkan setatus sosial anda dimasyaraka ? 7. Jawaban : sekolah yang bagus pendidikan agamannya
B. Peran dan lembaga institusi pendidikan serta pengaruh bagi peningkatan status sosisl dimasyarakat. 1. Bagaimana kondisi lembaga atau institusi pendidikan formal yang ada di desa Tanjung Anom kec Mauk ? Jawaban: numayan lah segitumah yang penting juga da sekolah ama gurunya 2. Bagamana peran dan pengaruh lembaga pendidikan formal terhadap kehidupan individu dan status sosial yang dimiliki oleh individu. Jawaban : ada pengaruhnya kalau di pinter jadi orang yang kepandang kepake ama masyarkat juga di hormati. 3. Apakah pendidikan formal dapat berperan meningkatkan status sosial anda dalam masyarakat,..? Jawaban : bisa pasti bisa kalausetausnya tinggi pasti di pinter sekolahnya juga harus tinggi 4. Apa harapan anda terhadap lembaga institusi pendidikan formal untuk masa yang akan datang.? 5. Jawaban : biar di bangun sekolanya. Supayadi desa ini ada SMP atau SMA negrinya
HASIL WAWANCARA
NAMA : Putri Hasanatun Ilya Usia
: 16 Tahun
Ayah : Kulyubi ( Petani ) Ibu
: Maryanah ( PRT )
Pendidikan Terakhir : Sedang Bersekolah ( di SMK 5 KAB. TANGERANG) Status : Pelajar
A. Persepsi masyarakat pantura jawa terhadap pendidikan 1. Apa pendapat atau pandangan anda mengenai pendidikann formal dimasyarakat, dan Bagai mana pendapat anda tentang pentingnya pendidikan bagi kehidupan anda? Jawaban : pendidikab formal pendidikan yang di jalankan oleh lembaga sekalah yang formal di sekolah, sangat penting karean bisa bikin kita pintar dan jadi orang pintar kedepanya 2. apa yang menjadi alasan anda sehingga anda ingin bersekolah ? Jawaban : nyari ilmu biar pinter biar jadi orang yang sukses. 3. Apa saja yang anda lakukan dalam melaksanakan pendidikan jika anda masih bersekolah? Jawaban : di sekolah kita belajar, banyak pelajaran, kita peraktek kerja , bermain 4. Seberapa besar keinginan anda untuk
bersekolah
jenjang
pendidikan yang lebih tinggi ? Jawaban : saya ingin sekali sekolah atau kuliah sampe dapat gelar sarjana biar bisa banggain orang tua. 5. Apakah anda yakin bahwa pendidikan bisa merubah kondisi kehidupan anda jauh menjadi lebih baik ? Jawaban : bisa kalu kita bisa dapet gelar pendindikanyang tinggi kita bisa dapet pekerjaan yang lebih baik juga.
6. Bagaimana menurut pendapat anda pendidikan formal seperti apa yang anda harapkan bisa meningkatkan kesejahteraan kehidupan anda dan sekaligus ikut meningkatkan setatus sosial anda dimasyaraka ? Jawaban :
yang bisa meningkatkan kulitas kita, terutama
teknologi dan bahasa yang dibutuhin di jaman sekarang.
B. Peran dan lembaga institusi pendidikan serta pengaruh bagi peningkatan status sosisl dimasyarakat. 1. Bagaimana kondisi lembaga atau institusi pendidikan formal yang ada di desa Tanjung Anom kec Mauk ? Jawaban: di sinimah masih kurang dari segi pasilitas dan maupun kualitas, masih terbatas, makanya saya sekolahnya ke mauk biar jauh juga. 2. Bagamana peran dan pengaruh lembaga pendidikan formal terhadap kehidupan individu dan status sosial yang dimiliki oleh individu. Jawaban : pasti berpengarug karena semakin tinggi ilmu seseorang apalagi di punya gelar pendidikan yang tinggi di pasti akan dihormati dan terpandang di masyarakat. 3. Apakah pendidikan formal dapat berperan meningkatkan status sosial anda dalam masyarakat,..? Jawaban : bisa kalau kita belajar sungguh-sungguh dan berhasil pasti hidup kita besa berubah 4. Apa harapan anda terhadap lembaga institusi pendidikan formal untuk masa yang akan datang.? 5. Jawaban : yang lebih baik dan terjangkau sama masyarakat desa biar ada sekolah negrinya.
Hasil Wawancara Nama : Saroh Suami : Idi Usia
: 26 Tahun
Pekerjaan : Pendidikan Terakhir : Sd Status : Ibu Rumah Tangga Pendapatan : Jumlah Anak : 2 1 Sekolah MI 1 belum sekolah
A. Persepsi
masyarakat
pantura
jawa
terhadap
pendidikan 1. Apa pendapat atau pandangan anda mengenai pendidikann formal dimasyarakat, dan Bagai mana pendapat anda tentang pentingnya pendidikan bagi kehidupan anda? Jawaban : pendidikan di sekolahan yang di wajibin sama pemerinta, atuh penting biar kelurga kita makin maju di hormati sama orang. 2. Usaha usaha apa saja yang anda lakukan untuk terus dapat menyekolahkan anak-anak anda? Jawaban. ; usaha dari suami ajajadi nelayan, kalau ada hasilnya biar anak nisa sekolah 3. Apa saja yang anda lakukan dalam melaksanakan pendidikan jika anda masih bersekolah? Jawaban : belajar di kelas, maen sama temen 4. Seberapa besar keinginan anda untuk menyekolahkan anakanak anda ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi ? Jawaban : pengen sekali nyekolahin anak sampetinngi kalau ada modalnyamah
5. Apakah anda yakin bahwa pendidikan bisa merubah kondisi kehidupan anda jauh menjadi lebih baik ? Jawaban : bisa emang itu yang di harapin biar anak kita berhasil orang tua juga yang bangga, status kita naek. 6. Bagaimana menurut pendapat anda pendidikan formal seperti apa yang anda harapkan bisa meningkatkan kesejahteraan
kehidupan
anda
dan
sekaligus
ikut
meningkatkan setatus sosial anda dimasyaraka ? Jawaban : sekolalah yang ada hasilnya B. Peran dan lembaga institusi pendidikan serta pengaruh bagi peningkatan status sosisl dimasyarakat. 1. Bagaimana kondisi lembaga atau institusi pendidikan formal yang ada di desa Tanjung Anom kec Mauk ? Jawaban : kurang disimah sekolahnya jauh-jauh, gurunya juga sedikit 2. Bagamana peran dan pengaruh lembaga pendidikan formal terhadap kehidupan individu dan status sosial yang dimiliki oleh individu. Jawaban : pasti ada pengaruhnya itumah tergantung orangnya berhasil apa engga 3. pakah pendidikan formal dapat berperan meningkatkan status sosial anda dalam masyarakat,..? Jawaban : pasti itu penting peranya kalu mu jadi apa apa juga kaya guru polisi kan kudu sekolah, kalau sekolahmah di pinter pasti status di dinpandang 4. Apa harapan anda terhadap lembaga institusi pendidikan formal untuk masa yang akan datang.? Jawaban : biar di bangun sekolahanya.
HASIL WAWANCARA
NAMA : Subarna istri : romlah Usia
: 37
Pekerjaan : nelayan dan pengelola pariwisata Pendidikan terakhir : SMA Status : kepala rumah tangga Pendapatan : 1 ,5 juta / bulan Jumlah anak : 4 1 masih sekolah di aliyah 2 sekolah di SD 1 belum sekolah
A. Persepsi masyarakat pantura jawa terhadap pendidikan 1. Apa pendapat atau pandangan anda mengenai pendidikann formal dimasyarakat, dan Bagai mana pendapat anda tentang pentingnya pendidikan bagi kehidupan anda? Jawaban : sekolahan yang formal, Penting buat masa depan kita 2. Usaha usaha apa saja yang anda lakukan untuk terus dapat menyekolahkan anak-anak anda? Jawaban : usaha apa aja yang penting halal, jadi nelayan ada hasil yah buat biayaiin anak sekolah 3. Apa saja yang anda lakukan dalam melaksanakan pendidikan jika anda masih bersekolah? 4. Jawaban : belajar yg bener 5. Seberapa besar keinginan anda untuk menyekolahkan anak-anak anda ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi ? Jawaban :
pingen banget jaman sekarangmah sekolah sampe
SMA doing mah ketinggalan harus sampe tinggi, biar biaya mahal juga kudu di usahain.
6. Apakah anda yakin bahwa pendidikan bisa merubah kondisi kehidupan anda jauh menjadi lebih baik ? Jawaban : bisa orang kalu banyak ilmunya bisa kepake sama orang di hormatin ada derajatnya, makanya biar pinter harus sekolah 7. Bagaimana menurut pendapat anda pendidikan formal seperti apa yang anda harapkan bisa meningkatkan kesejahteraan kehidupan anda dan sekaligus ikut meningkatkan setatus sosial anda dimasyaraka ? 8. Jawaban : sekolah yang nanya peraktek kerjanya, B. Peran dan lembaga institusi pendidikan serta pengaruh bagi peningkatan status sosisl dimasyarakat. 1. Bagaimana kondisi lembaga atau institusi pendidikan formal yang ada di desa Tanjung Anom kec Mauk ? Jawaban: banyak yang harus di perbaiki. 2. Bagamana peran dan pengaruh lembaga pendidikan formal terhadap kehidupan individu dan status sosial yang dimiliki oleh individu Jawaban : pengaruhnya sangat besar di jaman sekarangmah. 3. Apakah pendidikan formal dapat berperan meningkatkan status sosial anda dalam masyarakat,..? Jawaban : emang itu dia peranya yang utama 4. Apa harapan anda terhadap lembaga institusi pendidikan formal untuk masa yang akan datang.? 5. Jawaban : di perbaki semuaya ya sekolahnya ya muridnya
HASIL WAWANCARA NAMA :
Ridhu
istri : Aisah Usia
: 36
Pekerjaan : nelayan dan pengelola pariwisata Pendidikan terakhir : SMP Status : kepala rumah tangga (ketua rt 09 ) Pendapatan : 3 juta / Bulan Jumlah anak : 3 2 masih bersekolah SMA 1 masih sekolah SD
A. Persepsi masyarakat pantura jawa terhadap pendidikan 1. Apa pendapat atau pandangan anda mengenai pendidikan formal dimasyarakat, dan Bagai mana pendapat anda tentang pentingnya pendidikan bagi kehidupan anda? Jawaban : pendidikan yang di jalankan di sekolah yang ada aturanya, sangat penting karena itu buat memperbaki masa depan kita. 2. Usaha usaha apa saja yang anda lakukan untuk terus dapat menyekolahkan anak-anak anda? Jawaban : apapun di usahain sih kalau buat biayaak sekolah 3. Apa saja yang anda lakukan dalam melaksanakan pendidikan jika anda masih bersekolah? Jawaban : belajar, bermain dengerin guru di depan kelas. 4. Seberapa besar keinginan anda untuk menyekolahkan anak-anak anda ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi ? Jawaban : keinginan mah besar sekali semoga bisa kesampean da nada biayanya 5. Apakah anda yakin bahwa pendidikan bisa merubah kondisi kehidupan anda jauh menjadi lebih baik ?
Jawaban :
bisa itu bisa memperbaiki kehidupan kita kemasa
depan, dari orang susah kalu di sekolahmah insyaalah bisa jadi orang yang kaya 6. Bagaimana menurut pendapat anda pendidikan formal seperti apa yang anda harapkan bisa meningkatkan kesejahteraan kehidupan anda dan sekaligus ikut meningkatkan setatus sosial anda dimasyaraka ? Jawaban : sekolah yang bagus aja, yang kalu bisa lulus bisa langsung dapet kerja,
B. Peran dan lembaga institusi pendidikan serta pengaruh bagi peningkatan status sosisl dimasyarakat. 1. Bagaimana kondisi lembaga atau institusi pendidikan formal yang ada di desa Tanjung Anom kec Mauk ? Jawaban: masih kurang pasilitasnya harus banyak yang harus diperbaikin 2. Bagamana peran dan pengaruh lembaga pendidikan formal terhadap kehidupan individu dan status sosial yang dimiliki oleh individu. 3. Jawaban : peranya penting begitu juga pengaruhnya orang kalu pinter sekolahnya lulus dengan nilai yang baik pasti jadi orang yang berhasil statusnya bagus di masyarakat. 4. Apakah pendidikan formal dapat berperan meningkatkan status sosial anda dalam masyarakat,..? Jawaban : jelas peranya pasti besar buat kebaikain kita, ngangkat derajat orang tua. 5. Apa harapan anda terhadap lembaga institusi pendidikan formal untuk masa yang akan datang.? Jawaban : kaya tadi harus diperbaiki bangunanya dan semuanya
HASIL WAWANCARA NAMA :
Ridhu
istri : Aisah Usia
: 36
Pekerjaan : nelayan dan pengelola pariwisata Pendidikan terakhir : SMP Status : kepala rumah tangga (ketua rt 09 ) Pendapatan : 3 juta / Bulan Jumlah anak : 3 2 masih bersekolah SMA 1 masih sekolah SD
C. Persepsi masyarakat pantura jawa terhadap pendidikan 7. Apa pendapat atau pandangan anda mengenai pendidikan formal dimasyarakat, dan Bagai mana pendapat anda tentang pentingnya pendidikan bagi kehidupan anda? Jawaban : pendidikan yang di jalankan di sekolah yang ada aturanya, sangat penting karena itu buat memperbaki masa depan kita. 8. Usaha usaha apa saja yang anda lakukan untuk terus dapat menyekolahkan anak-anak anda? Jawaban : apapun di usahain sih kalau buat biayaak sekolah 9. Apa saja yang anda lakukan dalam melaksanakan pendidikan jika anda masih bersekolah? Jawaban : belajar, bermain dengerin guru di depan kelas. 10. Seberapa besar keinginan anda untuk menyekolahkan anak-anak anda ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi ? Jawaban : keinginan mah besar sekali semoga bisa kesampean da nada biayanya 11. Apakah anda yakin bahwa pendidikan bisa merubah kondisi kehidupan anda jauh menjadi lebih baik ?
Jawaban :
bisa itu bisa memperbaiki kehidupan kita kemasa
depan, dari orang susah kalu di sekolahmah insyaalah bisa jadi orang yang kaya 12. Bagaimana menurut pendapat anda pendidikan formal seperti apa yang anda harapkan bisa meningkatkan kesejahteraan kehidupan anda dan sekaligus ikut meningkatkan setatus sosial anda dimasyaraka ? Jawaban : sekolah yang bagus aja, yang kalu bisa lulus bisa langsung dapet kerja,
D. Peran dan lembaga institusi pendidikan serta pengaruh bagi peningkatan status sosisl dimasyarakat. 6. Bagaimana kondisi lembaga atau institusi pendidikan formal yang ada di desa Tanjung Anom kec Mauk ? Jawaban: masih kurang pasilitasnya harus banyak yang harus diperbaikin 7. Bagamana peran dan pengaruh lembaga pendidikan formal terhadap kehidupan individu dan status sosial yang dimiliki oleh individu. 8. Jawaban : peranya penting begitu juga pengaruhnya orang kalu pinter sekolahnya lulus dengan nilai yang baik pasti jadi orang yang berhasil statusnya bagus di masyarakat. 9. Apakah pendidikan formal dapat berperan meningkatkan status sosial anda dalam masyarakat,..? Jawaban : jelas peranya pasti besar buat kebaikain kita, ngangkat derajat orang tua. 10. Apa harapan anda terhadap lembaga institusi pendidikan formal untuk masa yang akan datang.? Jawaban : kaya tadi harus diperbaiki bangunanya dan semuanya
HASIL WAWANCARA NAMA :
Ridhu
istri : Aisah Usia
: 36
Pekerjaan : nelayan dan pengelola pariwisata Pendidikan terakhir : SMP Status : kepala rumah tangga (ketua rt 09 ) Pendapatan : 3 juta / Bulan Jumlah anak : 3 2 masih bersekolah SMA 1 masih sekolah SD
E. Persepsi masyarakat pantura jawa terhadap pendidikan 13. Apa pendapat atau pandangan anda mengenai pendidikan formal dimasyarakat, dan Bagai mana pendapat anda tentang pentingnya pendidikan bagi kehidupan anda? Jawaban : pendidikan yang di jalankan di sekolah yang ada aturanya, sangat penting karena itu buat memperbaki masa depan kita. 14. Usaha usaha apa saja yang anda lakukan untuk terus dapat menyekolahkan anak-anak anda? Jawaban : apapun di usahain sih kalau buat biayaak sekolah 15. Apa saja yang anda lakukan dalam melaksanakan pendidikan jika anda masih bersekolah? Jawaban : belajar, bermain dengerin guru di depan kelas. 16. Seberapa besar keinginan anda untuk menyekolahkan anak-anak anda ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi ? Jawaban : keinginan mah besar sekali semoga bisa kesampean da nada biayanya 17. Apakah anda yakin bahwa pendidikan bisa merubah kondisi kehidupan anda jauh menjadi lebih baik ?
Jawaban :
bisa itu bisa memperbaiki kehidupan kita kemasa
depan, dari orang susah kalu di sekolahmah insyaalah bisa jadi orang yang kaya 18. Bagaimana menurut pendapat anda pendidikan formal seperti apa yang anda harapkan bisa meningkatkan kesejahteraan kehidupan anda dan sekaligus ikut meningkatkan setatus sosial anda dimasyaraka ? Jawaban : sekolah yang bagus aja, yang kalu bisa lulus bisa langsung dapet kerja,
F. Peran dan lembaga institusi pendidikan serta pengaruh bagi peningkatan status sosisl dimasyarakat. 11. Bagaimana kondisi lembaga atau institusi pendidikan formal yang ada di desa Tanjung Anom kec Mauk ? Jawaban: masih kurang pasilitasnya harus banyak yang harus diperbaikin 12. Bagamana peran dan pengaruh lembaga pendidikan formal terhadap kehidupan individu dan status sosial yang dimiliki oleh individu. 13. Jawaban : peranya penting begitu juga pengaruhnya orang kalu pinter sekolahnya lulus dengan nilai yang baik pasti jadi orang yang berhasil statusnya bagus di masyarakat. 14. Apakah pendidikan formal dapat berperan meningkatkan status sosial anda dalam masyarakat,..? Jawaban : jelas peranya pasti besar buat kebaikain kita, ngangkat derajat orang tua. 15. Apa harapan anda terhadap lembaga institusi pendidikan formal untuk masa yang akan datang.? Jawaban : kaya tadi harus diperbaiki bangunanya dan semuanya
HASIL WAWANCARA NAMA :
Ridhu
istri : Aisah Usia
: 36
Pekerjaan : nelayan dan pengelola pariwisata Pendidikan terakhir : SMP Status : kepala rumah tangga (ketua rt 09 ) Pendapatan : 3 juta / Bulan Jumlah anak : 3 2 masih bersekolah SMA 1 masih sekolah SD
G. Persepsi masyarakat pantura jawa terhadap pendidikan 19. Apa pendapat atau pandangan anda mengenai pendidikan formal dimasyarakat, dan Bagai mana pendapat anda tentang pentingnya pendidikan bagi kehidupan anda? Jawaban : pendidikan yang di jalankan di sekolah yang ada aturanya, sangat penting karena itu buat memperbaki masa depan kita. 20. Usaha usaha apa saja yang anda lakukan untuk terus dapat menyekolahkan anak-anak anda? Jawaban : apapun di usahain sih kalau buat biayaak sekolah 21. Apa saja yang anda lakukan dalam melaksanakan pendidikan jika anda masih bersekolah? Jawaban : belajar, bermain dengerin guru di depan kelas. 22. Seberapa besar keinginan anda untuk menyekolahkan anak-anak anda ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi ? Jawaban : keinginan mah besar sekali semoga bisa kesampean da nada biayanya 23. Apakah anda yakin bahwa pendidikan bisa merubah kondisi kehidupan anda jauh menjadi lebih baik ?
Jawaban :
bisa itu bisa memperbaiki kehidupan kita kemasa
depan, dari orang susah kalu di sekolahmah insyaalah bisa jadi orang yang kaya 24. Bagaimana menurut pendapat anda pendidikan formal seperti apa yang anda harapkan bisa meningkatkan kesejahteraan kehidupan anda dan sekaligus ikut meningkatkan setatus sosial anda dimasyaraka ? Jawaban : sekolah yang bagus aja, yang kalu bisa lulus bisa langsung dapet kerja,
H. Peran dan lembaga institusi pendidikan serta pengaruh bagi peningkatan status sosisl dimasyarakat. 16. Bagaimana kondisi lembaga atau institusi pendidikan formal yang ada di desa Tanjung Anom kec Mauk ? Jawaban: masih kurang pasilitasnya harus banyak yang harus diperbaikin 17. Bagamana peran dan pengaruh lembaga pendidikan formal terhadap kehidupan individu dan status sosial yang dimiliki oleh individu. 18. Jawaban : peranya penting begitu juga pengaruhnya orang kalu pinter sekolahnya lulus dengan nilai yang baik pasti jadi orang yang berhasil statusnya bagus di masyarakat. 19. Apakah pendidikan formal dapat berperan meningkatkan status sosial anda dalam masyarakat,..? Jawaban : jelas peranya pasti besar buat kebaikain kita, ngangkat derajat orang tua. 20. Apa harapan anda terhadap lembaga institusi pendidikan formal untuk masa yang akan datang.? Jawaban : kaya tadi harus diperbaiki bangunanya dan semuanya
HASIL WAWANCARA NAMA :
Ridhu
istri : Aisah Usia
: 36
Pekerjaan : nelayan dan pengelola pariwisata Pendidikan terakhir : SMP Status : kepala rumah tangga (ketua rt 09 ) Pendapatan : 3 juta / Bulan Jumlah anak : 3 2 masih bersekolah SMA 1 masih sekolah SD
I. Persepsi masyarakat pantura jawa terhadap pendidikan 25. Apa pendapat atau pandangan anda mengenai pendidikan formal dimasyarakat, dan Bagai mana pendapat anda tentang pentingnya pendidikan bagi kehidupan anda? Jawaban : pendidikan yang di jalankan di sekolah yang ada aturanya, sangat penting karena itu buat memperbaki masa depan kita. 26. Usaha usaha apa saja yang anda lakukan untuk terus dapat menyekolahkan anak-anak anda? Jawaban : apapun di usahain sih kalau buat biayaak sekolah 27. Apa saja yang anda lakukan dalam melaksanakan pendidikan jika anda masih bersekolah? Jawaban : belajar, bermain dengerin guru di depan kelas. 28. Seberapa besar keinginan anda untuk menyekolahkan anak-anak anda ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi ? Jawaban : keinginan mah besar sekali semoga bisa kesampean da nada biayanya 29. Apakah anda yakin bahwa pendidikan bisa merubah kondisi kehidupan anda jauh menjadi lebih baik ?
Jawaban :
bisa itu bisa memperbaiki kehidupan kita kemasa
depan, dari orang susah kalu di sekolahmah insyaalah bisa jadi orang yang kaya 30. Bagaimana menurut pendapat anda pendidikan formal seperti apa yang anda harapkan bisa meningkatkan kesejahteraan kehidupan anda dan sekaligus ikut meningkatkan setatus sosial anda dimasyaraka ? Jawaban : sekolah yang bagus aja, yang kalu bisa lulus bisa langsung dapet kerja,
J. Peran dan lembaga institusi pendidikan serta pengaruh bagi peningkatan status sosisl dimasyarakat. 21. Bagaimana kondisi lembaga atau institusi pendidikan formal yang ada di desa Tanjung Anom kec Mauk ? Jawaban: masih kurang pasilitasnya harus banyak yang harus diperbaikin 22. Bagamana peran dan pengaruh lembaga pendidikan formal terhadap kehidupan individu dan status sosial yang dimiliki oleh individu. 23. Jawaban : peranya penting begitu juga pengaruhnya orang kalu pinter sekolahnya lulus dengan nilai yang baik pasti jadi orang yang berhasil statusnya bagus di masyarakat. 24. Apakah pendidikan formal dapat berperan meningkatkan status sosial anda dalam masyarakat,..? Jawaban : jelas peranya pasti besar buat kebaikain kita, ngangkat derajat orang tua. 25. Apa harapan anda terhadap lembaga institusi pendidikan formal untuk masa yang akan datang.? Jawaban : kaya tadi harus diperbaiki bangunanya dan semuanya
HASIL WAWANCARA NAMA :
Ridhu
istri : Aisah Usia
: 36
Pekerjaan : nelayan dan pengelola pariwisata Pendidikan terakhir : SMP Status : kepala rumah tangga (ketua rt 09 ) Pendapatan : 3 juta / Bulan Jumlah anak : 3 2 masih bersekolah SMA 1 masih sekolah SD
K. Persepsi masyarakat pantura jawa terhadap pendidikan 31. Apa pendapat atau pandangan anda mengenai pendidikan formal dimasyarakat, dan Bagai mana pendapat anda tentang pentingnya pendidikan bagi kehidupan anda? Jawaban : pendidikan yang di jalankan di sekolah yang ada aturanya, sangat penting karena itu buat memperbaki masa depan kita. 32. Usaha usaha apa saja yang anda lakukan untuk terus dapat menyekolahkan anak-anak anda? Jawaban : apapun di usahain sih kalau buat biayaak sekolah 33. Apa saja yang anda lakukan dalam melaksanakan pendidikan jika anda masih bersekolah? Jawaban : belajar, bermain dengerin guru di depan kelas. 34. Seberapa besar keinginan anda untuk menyekolahkan anak-anak anda ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi ? Jawaban : keinginan mah besar sekali semoga bisa kesampean da nada biayanya 35. Apakah anda yakin bahwa pendidikan bisa merubah kondisi kehidupan anda jauh menjadi lebih baik ?
Jawaban :
bisa itu bisa memperbaiki kehidupan kita kemasa
depan, dari orang susah kalu di sekolahmah insyaalah bisa jadi orang yang kaya 36. Bagaimana menurut pendapat anda pendidikan formal seperti apa yang anda harapkan bisa meningkatkan kesejahteraan kehidupan anda dan sekaligus ikut meningkatkan setatus sosial anda dimasyaraka ? Jawaban : sekolah yang bagus aja, yang kalu bisa lulus bisa langsung dapet kerja,
L. Peran dan lembaga institusi pendidikan serta pengaruh bagi peningkatan status sosisl dimasyarakat. 26. Bagaimana kondisi lembaga atau institusi pendidikan formal yang ada di desa Tanjung Anom kec Mauk ? Jawaban: masih kurang pasilitasnya harus banyak yang harus diperbaikin 27. Bagamana peran dan pengaruh lembaga pendidikan formal terhadap kehidupan individu dan status sosial yang dimiliki oleh individu. 28. Jawaban : peranya penting begitu juga pengaruhnya orang kalu pinter sekolahnya lulus dengan nilai yang baik pasti jadi orang yang berhasil statusnya bagus di masyarakat. 29. Apakah pendidikan formal dapat berperan meningkatkan status sosial anda dalam masyarakat,..? Jawaban : jelas peranya pasti besar buat kebaikain kita, ngangkat derajat orang tua. 30. Apa harapan anda terhadap lembaga institusi pendidikan formal untuk masa yang akan datang.? Jawaban : kaya tadi harus diperbaiki bangunanya dan semuanya
Lampiran
DOKUMENTASI PENELITIAN
Kantor kepala desa Tanjung Anom
Pantai Tanjung kait, tempat pariwisata sekaligus dermaga tempat para kapal nelayan bersandar
Masjid jami Al-Ikrom dusun Tanjung Kait
Yayasan pendidikan Raudlatul Hidayah
Kelenteng TJOE SOE KONG
Rumah Makan Sinar Laut Dusun Tanjung Kait
Sungai sekaligus Saluran Irigasi tempat Dermaga Perahu
Rumah Warga Nelayan
Proses Wawancara Bersama Warga Nelayan
Proses Wawancara bersama warga masyarakat
Proses wawancara terhadap warga masyarakat
Proses Wawancara Terhadap warga masyarakat
Lembar Uji Referensi Nama
: Misbahudin
NIM
: 1110015000070
Fakultas
: Ilmu Tarbiah dan Keguruaan
Prodi
: Ilmu Pengetahuan Sosial/ Sosiologi
Judul Skripsi : PERSEPSI MASYARAKAT PANTAI UTARA JAWA TERHADAP PENTINGNYA PENDIDIKAN FORMAL SEBAGAI SALAH SATU CARA MENINGKATKAN STATUS SOSIAL DI MASYARAKAT (Studi Kasus di Desa Tanjung Anom, Kecamatan Mauk,Kabupaten Tangerang-Banten) Nomor BAB
Foot
Referensi
Hal
note Syamsir Salam dan Amir Fadhilah, Sosilogi 1
Pedesaan, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
1
Syarif Hidyatullah Jakarta, 2008), h.157. Syamsir Salam dan Amir Fadhilah,Sosilogi
2 BAB
Pedesaan, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidyatullah Jakarta, 2008), h.157. Iwan
1 3
2
Nugroho
dan
Rokhmin
Pembangunan Wilayah Perspektif
Dahuri, Ekonomi
9
Sosial Lingkungan, (Jakarta: LP3ES,2012), h.277-278.
4
Dalam undang-undang republik Indonesia No. 36 tahun 2014 pasal 35.
4
Paraf Dosen
5
Dalam undang-undang republik Indonesia No. 36 tahun 2014 pasal 36 Damanhuri,
6
4
Setia
Budi
IPB,
Tinjauwan
Pustaka, 2014, ( http://www.damanhuri.or.id).
18
Di akses pada tanggal 12 juli 2015 Sarlito W. Sarwono dan Eko A.Meinarno, 7
Psikologi Sosial, (Jakarta: Salemba Empat,
19
2012), Cet.1, h.24. Sarlito W. Sarwono dan Eko A.Meinarno,
8
9
Psikologi Sosial,
(Jakarta: Salemba Empat,
19
2012), Cet. 1, h. 24. Irwanto, Psikologi Umum, (Jakarta:PT.Gramedia,1989), h.71
20
AbduL Rahman Shaleh, “Psikologi Suatu Pengantar Dalam Persepektif Islam,” Skripsi Maulana Syarif, Persepsi Guru Terhadap BAB
10
Kinerja Kepala Mts El-Syarif Tangerang
22
Banten (Jakarta: pada program sarjana UIN
II
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h. 12-13
11
12
13
Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar, (Bandung : Penerbit Eresco, 1993) Cet ke-6 h.63. Philipus.Ng, dan Nurul Nurul, Sosiologi dan Politik, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.10 Hoetomo, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Surabaya: Mitra Pelajar,2005), h.336 Belajar
Blogspot,
Pengertian
Masyarakat
23
24
24
14
Menurut
Para
Ahli,
06,
2014,
(Http:
25
Belajar.Blogspot.Com) di akses tanggal 16 Juni 2015.
15
Koentjaranigrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta : Penerbit Reineka Cipta, 2002), hal 144 Syamsir
16
17
18
Salam,
Amir
Fadhilah,
25
Sosilogi
Pedesaan, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
26
Syarif Hidyatullah Jakarta, 2008), h.157. Iwan Nugroho, Rokhmin Dahuri, Pembangunan Wilayah Perspektif Ekonomi Sosial Lingkungan, ( Jakarta: LP3ES,2012), h. 277-278. Iwan Nugroho, Rokhmin Dahuri, Pembangunan Wilayah Perspektif Ekonomi Sosial Lingkungan, ( Jakarta: LP3ES,2012), h. 277-278.
27
27
Arif Satria, Pesisir dan Laut untuk Rakyat, 19
(Bogor: IPB Press, Mei 2009 ), h. 30.
28
29
20
Iwan Nugroho, Rokhmin Dahuri,Pembangunan Wilayah Perspektif Ekonomi Sosial Lingkungan, ( Jakarta: LP3ES,2012), h. 277278. Burhanuddin Safari,
Dkk,
Kewirausahaan
Pemuda Betawi, (Jakarta: Deputi Bidang 21
Kewirausahaan Pemuda dan Industri Olahraga Republik Indonesia, 2006), h. 14-16. Mulyadi, Ekonomi Kelautan, (Jakarta: Raja
30
22
23
Grafindo Persada, 2007), h.7.
30
Sisdiknas, UU no 20 thn 2003, sistem pendidikan nasional,2014, p.2, (www.hukumonline.com) di akses tanggal 25
31
Juni 2015 TIM Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar 24
Dasar-Dasar Kependidikan, (Surabaya: Usaha
31
Nasional, 1988), h. 5. Rugiyah, Dkk, Profesi Keguruan, (Bogor:
25
Ghalia Indonesia, 2011), h. 6. Nanang
26
Fatah,
Landasan
32 Menejemen
Pendidikan, (Bandung: PT. Rosda Karya,
32
Januari 2011), h.4. Anwar Arifin, Paradigma Baru Pendidikan
27
Nasional, (jakarta: bumi aksaraq) Cet.2,h.152
33
Abdul Rajak, dkk, Kompilasi Unjdang-Undang 28
dan Peraturan Bidang Pendidikan,( Jakarta:
34
FITK PRESS, 2010), H.7. Abd.Rajak,dkk, Kompilasi Undang-Undang
29
Dan Peraturan Bidang Pendidikan,( Jakarta : Fitk Pres, 2010), H.319
30
J.Dwi Narwoko dan Bambang, Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan, ( Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), H. 152.
31
J.Dwi Narwoko dan Bambang, Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan, ( Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), H. 152.
32
J.Dwi Narwoko dan Bambang, Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan, ( Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), H. 152.
35
36
36
37
33
J.Dwi Narwoko dan Bambang, Sosiologi Teks Pengantar Dan Terapan, ( Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), H. 152.
37
fakultas ilmu tarbiah dan keguran, UIN Syarif 34
Hidaytullah
Penulisan
Metode
Penelitian
47
Pendidikan,(
Bandung: Alfabeta,2012), h.297 Sugiono,
36
Pedoman
Skripsi (Jakarta,2011). h.63. Sugiono,
35
Jakarta,
Metode
Penelitian
47 Pendidikan,(
Bandung: Alfabeta,2012), h.297
48
Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan 37
49
Sosial Dan Ilmu Sosial Lainya. (Bandung: Pt. Remaja Rosda Karya,2011), h. 35.
BAB
38
III
Abu Achmadi Dan Cholid Narbuka, Metodelogi Penelitian. (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), h.44.
50
Beni Ahmad Saebani dan Kadar Nurjaman, 39
Manajemen Penelitian,(Bandung: Penerbit CV.
52
Pustaka Setia, 2013), h. 148 Jamiludin Ritonga, Riset Kehumasan,(Jakarta:
40
PT. Gramedia Grasindo, 2004), h.39.
53
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu 41
Pendekatan Raktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
53
2006), Cet.13, h.156 Nazar Bakri, Tuntunan Prktis Metedologi
42
Penelitian, Jakarta: CV Pedoman Jaya,1994),
53
h, 36
43
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Raktik, (Jakarta: Rineka Cipta,2006), Cet.13, h.231. 56 Bagong
Suyanto
dan
Sutinah,
Metode
Penelitian Sebagaial Ternatif Pendektan, 44
57
(Jakarta: Kencana, 2007).Ed. 1Cetakan Ke3,h.69 Sugiyono,
45
46
47
Penelitian
Pendidikan
Pendekatan Kauantitatif,Kualitatif, dan R dan
58
D, (Bandung: Alfabeta,2012). Cet.Ke-15,h.197. Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif DasarDasar, (Jakarta : PT. Indeks, 2012), h.60. Nusa Putra, Dr, Penelitian Kualitatif : Proses dan Aplikasi, (Jakarta : PT. Indeks,2012), h. 122-123. Sugiyono,
48
Metode
Metode
Penelitian
61
61
Pendidikan,
(Bandung: Alfabeta, 2012), h. 334.
65
Devania Anesya, Teknik Analisis Data, http://frennds.wordpress.com/2011/03/15/tekni 49
66
k kanalisis-data/, diakses pada tanggal 06/09/2014 pukul 20.45 http://Mudjia Rahardjo.Com/materi-
50
kuliah/270.html , diakses pada tanggal
66
06/09/2014 pada pukul 20.50 http: // Rajawaligarudapancasila.Blogspot.Com
51
/2011/09/Triangulasi-Dalam penelitian kualitatif.html diakses pada tanggal 06/09/2014
66
pukul 20.52
56
57
58
59
BAB 5
60
61
62
63
64
Sopian ,Wawancara,Tanjung Anom, 12 Maret
95
2017
Subarna
,Wawancara,Tanjung Anom, 12
96
Subarna ,Wawancara,Tanjung Anom, 12 Maret
96
Maret 2017
2017
Saroh ,Wawancara,Tanjung Anom, 12 Maret
97
2017
Ridhu ,Wawancara,Tanjung Anom, 12 Maret
78
2017
Endrik ,Wawancara,Tanjung Anom, 13 Maret
99
2017
Herman ,Wawancara,Tanjung Anom, 13 Maret
100
2017
Khotib ,Wawancara,Tanjung Anom, 13 Maret
101
2017
lAICEN ,Wawancara,Tanjung Anom, 13 Maret 2017
102
103 65
Fandi ,Wawancara,Tanjung Anom, 13 Maret 2017
66
67
68
Surya,Wawancara,Tanjung Anom, 17 Maret
104
2017
Virgia Dwi Utami ,Wawancara,Tanjung Anom,
106
13 Maret 2017
M, Ritaudilah ,Wawancara,Tanjung Anom, 17
107
Maret 2017
Jakarta 13 Juli 2017 Dosen Pembimbing Skripsi
Prof. Dr. H. Rusmin Tumanggor,MA NIP. 194711419851 0 110
BIODATA PENULIS Misbahudin merupakan anak dari pasangan Bapak Dulhak dan Ibu Murni. yang lahir di Tangerang, 22 September 1991. Anak kedua dari tiga bersaudara. Bertempat tinggal di desa Sukasari RT 01/01 Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Sebagai mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Pendidikan IPS angkatan 2010. Selama proses pembelajaran tidak hanya dibangku kuliah saja, melainkan aktif diorganisasi mahasiswa, dan berprofesi. Keaktifan organisasi ekstenal kampus hanya di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), selanjutnya organisasi internal kampus diberbagai tingkatan eksekutif. Penulis menyelesaikan pendidikannya di SDN Sukasari 04 tahun 1998-2004, SMP 1 Sepatan 2004-2007, dan SMA 11 Kabupaten Tangerang. Terakhir penulis sedang untuk menempuh gelar sarjana pendidikan, dengan karya nyata sebuah skripsi dengan judul “ Persepsi Masyarakat Pesisir Panti Utara Jawa Tehadap Pentingnya Pendidikan Formal Sebagai Salah Satu Cara Meningkatkan Status Sosial di Masyarakat (Studi Kasus di Desa Tanjung Anom Kecamatan Mau, Kabupaten Tangerang-Banten).