PERSEPSI MASYARAKAT KOTA MEDAN TERHADAP PEREKONOMIAN DI INDONESIA PADA MASA PEMERINTAHAN PRESIDEN SOEHARTO (1968-1998)
JURNAL
OLEH:
MUHAMMAD. IHSAN SYAHAF NASUTION NIM. 309 421 005
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2013
PERSEPSI MASYARAKAT KOTA MEDAN TERHADAP PEREKONOMIAN DI INDONESIA PADA MASA PEMERINTAHAN PRESIDEN SOEHARTO (1968-1998)
ABSTRAK
Muhammad. Ihsan Syahaf Nasution, NIM: 309421005. Persepsi Masyarakat kota Medan terhadap Perekonomian di Indonesia Pada Masa Pemerintahan Presiden Soeharto (19691998). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat kota medan terhadap perekonomian di Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, yang mana setelah pemerintahan Soeharto telah banyak Presiden yang telah memimpin Indonesia, sehingga peneliti ingin mengetahui bagaimana persepsi masyarakat terhadap perekonomian pada saat Soeharto setelah mereka merasakan perekonomian sesudah Zaman Soeharto. Dalan penelitian ini peneliti menggunakan penelitian lapangan (Field Research) dengan melakukan pendekatan kualitatif, dimana sebagian sumber data diperoleh dari lapangan yang berhubungan dengan masalah penelitian.
Dalam hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat kota Medan ialah: 1. Pemerinthan Soeharto berawal dari terjadinya peristiwa Gerakan 30 September, yang sering dikaitkan dengan pemberontakan PKI dimana telah membuat kondisi Politik Indonesia pada saat itu dalam keadaan kacaw, ditambah dengan permasalah ekonomi yang kacaw pada saat itu, ditandai dengan banyaknya demonstrasi yang menuntut Tritura (tiga tuntutan rakyat), dimana salah satunya adalh bubarkan PKI, hingga dikeluarkan surat perintah 11 Maret dengan tujuan agar Soeharto dapat mengambil kebijakan yang dirasa perlu dalam mengembalikan situasi kemanan dan politik pada saat itu, kemudian terjadilah dualism kepemimpinan di Indonesia pada saat itu hingga dilantiknya Soeharto oleh MPRS dengang ketetapan MPRS
No.
XLIV/MPRS/1968 setelah ditolaknya pidato laporan pertanggung jawaban Soekarno (nawaksara). 2. Keadaan perekonomian pada masa Soeharto mengalami pasang dan surut, terutama pada awal pemerintahannya Indonesia mengalami krisis yang diakibatkan besarnya hutang luar negeri Indonesia, perlahan-lahan perekonomian Indonesia pada saat itu dibenahi, sehingga tercapainya swasembada beras pada tahun 1984, hingga akhir pemerintahannya terjadi Krisis berkepanjangan yang melanda Indonesia. Selain itu perekonomian pada masa Soeharto lebih dikuasai pejabat-pejabat Politik, Militer, dan juga keluarga-keluarga Presiden. 3. Persepsi masyarakat kota medan terhadap perkonomian pada masa pemerintahan Soeharto, kebanyakan mereka dari hasil wawancara yang dilakukan memberikan persepsi yang positif terhadap perekonomian pada saat itu.
I.
Pendahuluan
Soeharto ialah presiden Indonesia yang menjabat setelah pemerintahan presiden Soekarno, Soeharto menjabat sebagai presiden Indonesia pada tahun 1966-1998, pada saat Presiden Soeharto menjabat keadaan Indonesia diperkirakan sedang dalam keadaan yang tidak stabil yang merupakan peninggalan pemerintahan pada masa Presiden Soekarno, dengan hutang-hutang luar negerinya, dan program-program dalam pemerintahannya yang masi berfokus dalam pembangunan citra Negara Indonesia dimata Dunia. Untuk menangani ketidak stabilan dalam perekonomian Indonesia itu, Presiden Soeharto mengambil langkah-langkah yang berdasarkan kepada MPRS No.XXIII/MPRS/1966 yang bertujuan untuk menangani masalah dalam perkonomian Indonesia pada saat itu, langkah-
langkah yang diambil oleh pemerintahan Presiden Soeharto pada saat itu seperti, mengatasi kemacetan ekonomi dan memperbaiki sektor-sektor yang menyebabkan kemacetan tersebut, Debirokrasi untuk
memperlancar
kegiatan
perekonomian,
Berorientasi
pada
kepentingan produsen kecil, yang kemudian ditempuh dengan langkah-langkah awal dengan cara, melaksanakan operasi pajak, menetepkan sistem pemungutan pajak yang baru, menghemat pengeluaran Negara, membatasi kredit-kredit untuk bank. Selain mengambil langkah-langkah tersebut pemerintah juga melakukan kerjasama dengan luar negeri, karena pada saat itu bukan keadaan ekonomi saja yang tidak stabil, tetapi hutang Indonesia pada saat itu jugak banyak, sehingga Presiden Soeharto juga menjalin kerja sama dengan luar Negeri, demi tujuan menunda pembayaran hutang luar negeri dan bantuan-bantuan untuk Indonesia dalam menstabilkan keadaan ekonomi pada saat itu, yang dapat kita lihat bentuk kerjasama Indonesia dengan luar Negeri ialah
dengan adanya 1. Perundingan Tokyo 2.
Perundingan Amsterdam Dengan cara-cara yang dilakukan pemerintahan Presiden Soeharto mengalami kemajuan dalam menekan angka inflasi yang mulanya pada akhir pemerintahan orde lama tinggi, sedangkan harga kebutuhan pokok pada waktu itu tinggi, kemudian dibentuklah kabinet pembangunan pada tahun 1968, yang kebijakan ekonominya lebih mengarah kepada masalah harga barang khususnya sandang, pangan, dan kurs valuta asing. Sehingga pada tahun 1968 perekonomian di Indonesia dapat Stabil. Setelah terjadinya kestabilan dalam prekonomian Indonesia saat itu, kemudian masa orde baru mengambil langkah untuk melaksanakan pembangunan Nasional, yang direncakan dengan melaksanakan pembangunan jangka pendek dan pembangunan jangka panjang. Dimana bentuk pembangunan jangka pendek pada saat itu dapat kita lihat dengan adanya Pembangunan Lima Tahun (PELITA), sedangkan pembangunan jangka panjangnya yaitu pembanguna yang dilakukan dalam waktu (25-30) tahun. Yang berdasarkan pada trilogi pembangunan. Selain itu pemerintahan yang dilakukan Presiden Soeharto pada masa orde baru juga menganut pemerintahan dengan sistem militer yaitu dengan mencanangkan sasaran-sasaran yang tegas, dengan delapan jalur pemerataan seperti, pemenuhan kebutuhan pokok, memperoleh pendidikan,
pembangian pendapatan, kesempatan kerja, kesempatan berusaha, kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan, penyebaran pembangunan di tanah air, kesempatan memperoleh keadilan. Berdasarkan rencana pembangunan nasional yang dilaksanakan pada masa orde baru ada dua masa yaitu masa panjang dan masa pendek, kemudian muncullah Pembangunan Lima Tahun (PELITA). Yang dimulai dengan adanya Pembangunan Lima Tahun yang Pertama (PELITA I) dengan rencana-rencana yang ingin dicapai seperti meningkatkan taraf hidup masyarakat dan sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan tahap yang berikutnya, adapun sasaran yang menjadi fokus dari Pembanguna Lima Tahun Yang Pertama ialah, pangan, sandang, perbaikan prasarana perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani. Titik beratnya adalah pembangunan bidang pertanian yang sesuai dengan tujuan untuk mengejar keterbelakangan ekonomi melalui proses pembaharuan bidang pertanian, yang dilandaskan berdasarkan kepada sebagian besar dari penduduk Indonesia memiliki mata pencaharian dalam bidang pertanian. Pada saat berlangsungnya PELITA I juga terjadi peristiwa-peristiwa penting seperti pemilihan umum yang pertama di Indonesia, pertama kalinya Republik Indonesia memilik MPR yang tetap berdasarkan hasil pemilu, awal dari Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang berdasarkan Tap VI/MPR/1973 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara sebagai ganti dari MANIPOL,dan terjadinya peristiwa malaria. Kemudian dibentuklah rencana Pembangunan Lima Tahun yang kedua (REPELITA II) dengan dengan rencana-rencana yang bertujuan untuk tersedianya pangan, sandang, perumahan, sarana prasarana, mensejahterakan rakyat, dan memperluas kesempatan kerja. Selain itu PELITA II juga diperkirakan berhasil karena berdasarkan pada laju invlasi pada saat itu, dimana pada saat awal orde baru inflasi tercatat mencapai pada saat PELITA I tinggi,dan pada saat PELITA II dapat di tekan lajunya. Kemudian dibentuklah rencana Pembangunan Lima Tahun yang Ketiga (Pelita III) dengan rencana-rencana pembangunan yang tujuan utamanya masih berpedomankan kepada trilogi pembangunan dengan titik berat pembangunan adalah pemerataan yang dikenal dengan Delapan Jalur Pemerataan, kemudian rencana Pembangunan lima Tahun yang ke Empat (REPELITA IV) sampai dengan rencana-rencana pembangunan yang tujuan utamanya adalah sektor pertanian
untuk
menuju swasembada pangan,
dan
meningkatkan
industri
yang
dapat
menghasilkan mesin industri sendiri, ditengah berlangsungnya PELITA IV terjadilah resesi yang mengakibatkan pemerintah mengeluarkan kebijakan moneter dan fiskal demi tujuan agar terus berlangsungnya pembangunan ekonomi dan pembangunan nasional pada saat itu. Dibentuklah renca Pembangunan Lima Tahun yang Kelima (PELITA V)
dengan rencana-
rencana pembangunan yang tujuan utamanya adalah sektor pertanian dan industri, Pada masa itu kondisi ekonomi Indonesia berada pada posisi yang baik, dengan pertumbuhan ekonomi sekitar 6,8%
per
tahun. Posisi
perdagangan
luar
negeri
memperlihatkan
gambaran
yang
menggembirakan. Peningkatan ekspor lebih baik dibanding sebelumnya. Dan yang terahir dibentuklah rencana Pembangunan Lima Tahun yang Keenam (PELITA VI) dengan rencana-rencana pembanngunan yang tujuan utamanya adalah sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya, dikarenakan ekonomi dipandang sebagai penggerak dalam pembangunan, di tengah-tengah berlangsungnya PELITA VI pada tahun 1997 terjadilah krisis finansial di Asia Tenggara yang juga dialami oleh Indonesia, dan banyaknya terjadi tindakan korupasi di dalam permerintahan Presiden Soeharto Pada saat itu menimbulkan gejolak yang hebat di masyarakat pada saat itu, yang berujung dengan tuntuntan agar Presiden Soeharto mengundurkan diri dari jabatan kepresidenannya. Puncak terjadinya gejolak tersebut berlangsung di depan gedung MPR RI sehingga memaksa Presiden Soeharto mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei 1998, yang kemudian digantikan dengan presiden sementara, yaitu Presiden BJ Habibie. Pada pemerintahan sekarang ini telah terjadi beberapa kali pergantian Presiden Republik Indonesia
Setelah
lengsernya
Presiden
Soeharto,
dengan
berbagai
keadaan
dalam
perekonomiannya masing-masing. Pada masa sekarang pemerintahan Negara Republik Indonesia dapat dikatakan dalam keadaan yang stabil, namun masih ada penduduk Indonesia yang kelaparan dan tidak memiliki pekerjaan (pengangguran), rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat pada saat ini. Diperkirakan Generasi ’65 beranggapan bahwa pemerintahan Soeharto adalah masa-masa paling enak dalam kebutuhan ekonomi. Namun apakah ekonomi pada pemerintahan Orde Baru benar-benar mencerminkan stabilitas ekonomi? Untuk itu perlu dilihat
perbandingan persepsi antara generasi setelah ’65 khususnya generasi ’90-an yang terkenal dengan aktivitas pergerakan yang berusaha menggulingkan pemerintahan Soeharto hingga akhirnya benar-benar terguling. Untuk itu peneliti tertarik meneliti tentang “Persepsi masyarakat kota Medan terhadap perekonomian di Indonesia pada masa pemerintahan presiden Soeharto”
Adapun yang menjadi tujuan peneliti dalam penelitian ini adalah, untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat kota medan tehadap perekonomian pada masa pemerintahan presiden soeharto, dan mengetahui bagaimana keadaan ekonomi pada masa pemerintahan presiden soeharto. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini yaitu: 1. Bagi Peneliti 1
Dengan dilakukannya penelitian ini, peneliti dapat mengetahui bagaimana sejarah terbentuknya (diangkatnya) Soeharto menjadi presiden Indonesia menggantikan presiden Soekarno pada saat itu.
2
Untuk mengetahui bagaimana keadaan ekonomi
yang terjadi pada awal
kepemimpinan presiden Soeharto hingga akhir dari kepemimpinannya. 3
Untuk
mengetahui
bagaimana
persepsi
masyarakat
kota
Medan
terhadap
perekonomian yang terjadi pada saat kepemimpinan presiden Soeharto.
2. Bagi Masyarakat 1
Dengan dilakukannya penelitian ini masyarakat dapat lebih jelas mengerti bagaimana sejarah
terbentuknya
(diangkatnya)
Soeharto
menjadi
presiden
Indonesia
menggantikan presiden Soekarno pada saat itu. 2
Masyarakat bias lebih mengerti bagaimana keadaan perekonomian yang terjadi pada masa kepemimpinan presiden Soeharto.
3
Untuk memberikan informasi bagaimana persepsi masyarakat terhadap perekonomian yang terjadi pada saat kepemimpinan presiden Soeharto.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Persepsi Segala hal yang terjadi pada masa lalu biasanya terekam didalam ingatan masing-masing orang (individu), segala hal yang terekam didalam ingatan individu tersebut, akan dipengaruhi banyak hal yang terjadi di dalam hidupnya, seperti berapa lama ia hidup, kejadian apa saja yang dialaminya ketika dia hidup, dan banyak hal lagi yang dapat mempengaruhinya. Begitu juga dengan persepsi masing-masing individu, karena persepsi yang mereka utarakan pada dasarnya berasal dari ingatannya tentang hal apa saja yang dialaminya, sehingga mempengaruhi persepsi yang mereka utarakan. Menurut Noerhadi dalam Alfian (1985:206) menyatakan bahwa persepsi ialah penghayatan langsung oleh seorang pribadi atau proses-proses yang menghasilkan penghayatan langsung tersebut. Selanjutnya Noerhadi dalam alfian (1985:207) juga menyatakan bahwa persepsi yang dihadapkan pada realita kebudayaan, masalahnya sangat tidak sederhana, karena realita yang tertangkap oleh persepsi ini pun sudah diwarnai oleh emosi, motivasi, dan ekspektasi meskipun ada tuntutan untuk mengadakan penyaringan sampai pada fakta murni dan menangkap kebenaran fakta tersebut. Dari pendapat diatas maka dapatlah dikatakan bahwa persepsi ialah penghayatan yang dilakukan oleh pribadi (individu), dan penghayatan tersebut dipengaruhi emosi, motifasi, dan ekspektasi. A. Pengertian Masyarakat Adapun yang dimaksud dengan masyarakat ialah. Shadily (1983:47) menyatakan bahwa masyarakat adalah golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa manusia, yang dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan dan mempengaruhi satu sama lain. Sedangkan menurut ahli yang lainnya seperti Horton (2006:59) menyatakan masyarakat adalah sekumpulan manusia yang secara relatif mandiri, yang hidup bersama-sama cukup lama, yang mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama, dan melakukan sebagian besar kegiatannya dalam kelompok tersebut.
Dari pendapat diatas maka dapat dikatakan bahwa masyarakat tidaklah terdiri dari satu orang saja, melainkan terdiri dari banyak orang yang saling berhubungan, dan dengan sendirinya bergabung, yang juga mempengaruhi antara yang satu dengan yang lain di antara mereka.
2.2 Pengertian Ekonomi Dalam kehidupan sehari-hari kata ekonomi mungkin tidak asing untuk didengar, karena tanpa kita sadari atau tidak kita telah melakukan tindakan ekonomi dalam kegiatan didalam kehidupan kita sehari-hari, baik anak kecil sampai ke orang dewasa pasti pernah melakukan tindakan ekonomi, walaupundalam bentuk yang berbeda-beda. Rahardja (2008:3) menyatakan bahwa definisi ilmu ekonomi ialah ilmu yang mempelajari prilaku individu dan masyarakat dalam menentukan pilihan untuk menggunakan sumber daya yang langka (dengan dan tanpa uang) , dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya. Selanjutnya menurut ahli yang lain seperti Samuelson (2004:4) menyatakan bahwa ekonomi adalah kajian bagaimana masyarakat menggunakan sumber daya yang langka untuk memproduksi komoditi-komoditi berharga dan mendistribusikannya kepada masyarakat luas. Dari beberapa pendapat diatas maka dapat dikatakan yang di maksud dengan ekonomi ialah, bagaimana masyarakat berprilaku dan menentukan pilihannya untuk menggunakan suberdaya yang ada untuk melakukan produksi dan mendistribusikannya kepada masyarakat luas.
2.3 Pengertian Pemerintahan Mungkin sering didengar dan dilihat tulisan-tulisan mengenai pemerintahan, tapi apakah sebenarnya yang dimaksud dengan pemerintahan itu?. Menurut Poerwadarminta dalam Soemantri (1976:17) adalah: 1. Perintah adalah perkataan yang bermaksud menyuruh melakukan sesuatu; 2. Pemerintah adalah kekuasaan memerintah suatu Negara (daerah Negara) atau badan yang tertinggi yang memerintah sesuatu Negara (seperti kabinet merupakan suatu pemerintah);
3. Pemerintahan adalah perbuatan (cara, hal urusan dan sebagainya) memerintah Sedangkan menurut Soemantri (1976:20) menyatakan bahwa bagi Negara-negara yang menganut ajaran tripraja. Pemerintahan adalah suatu perbuatan memerintah yang dilakukan oleh organorgan legislatif, eksekutif dan yudisiil yang dengan bekerja bersama-sama hendak mencapai suatu maksud atau tujuan. Dari beberapa pendapat diatas maka dapat dikatakan yang dimaksud engan pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh organ-organ yang ada dalam Negara demi mencapai tujuan dan cita-cita bersama.
III. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Reasearch) dengan pendekatan kualitatif, dimana sebagian sumber data di peroleh dari lapangan yang berhubungan dengan masalah penelitian,Penelitian lapangan adalah kegiatan penelitian yang dilakukan di lingkungan masyarakat tertentu, baik dalam organisasi kemasyarakatan maupun lembaga pemerintahan. Sedangkan metode deskriptif kualitatif adalah usaha mendeskripsikan atau menggambarkan, melukiskan, menganalisa fenomena atau suatu keadaan, atau suatu peristiwa yang sedang dikaji untuk menemukan jawabannya dengan sistematis, factual dan akurat. Untuk memperkuatr literatur dilakukan studi pustaka (library Reasearch) dengan mengumpulkan referensi atau literatur yang berkaitan dan berhubungan dengan judul penelitian yang akan dilakukan. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kota medan, adapun yang menjadi alasan peneliti mengambil lokasi ini sebagai tempat penelitian dikarenakan peneliti beranggapan masyarakat yang ada di lokasi penelitian dapat memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan, dan data yang bersifat seobjektif mungkin.
3.2 Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi merupakan keseluruhan objek yang ada dalam penelitian. Arikunto (2006: 130) menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, apabila seseorang ingin memenuhi elemen yang ada di dalam wilayah penelitiannya. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh masyarakat kota medan. 2. Sampel Menurut Arikunto (2006: 131) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Mengingat besarnya populasi sehingga tidak memungkinkan untuk diteliti secara keseluruhan. Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di kelurahan pangkalan mansyur kecamatan Medan johor, dengan diambil sampel berjumlah (10) informan yang meliputi orangorang yang hidup pada masa Orde Baru dan mengetahui keadaan perekonomian pada saat itu. Penelitian ini menggunakan “purposive sampel” yang mengambil sampel disesuaikan dengan tujuan penelitian. Dengan kriteria yang menjadi sampel dalam penelitian yaitu orang yang benarbenar mampu memberikan informasi yang sesuai dengan pekerjaan dan jabatannya mengenai masalah yang akan diteliti serta mengetahui tentang perekonomian pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. 3.3 Bentuk data Adapun bentuk data yang digunakan yaitu: 1. Data primer: Data primer ialah data utama yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian, untuk mendapatkan hasil yang ingin dituju. Yaitu data yang diperoleh langsung dari tempat penelitian. 2. Data Skunder: Data skunder ialah data pembantu data utama yang digunakan peneliti dalam penelitian untuk mendapatkan hasil yang ingin dituju. Yaitu data yang dikumpulkan melalui kajian ilmiah yang diperoleh dari literatur atau buku-buku yang mendukung dalam penelitian ini.
3.4 Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah: 1. Wawancara (interview) Metode penelitian yang dilakukan seorang peneliti dalam bentuk pertanyaan, dimana peneliti meberi pertanyaan kepada narasumber, dan kemudian nara sumber menjawab pertanyaan berdasarkan apa yang ia ketahui. 2. Literatur Yaitu sumber tulisan-tulisan yang berkaitan dengan keadaan perekonomian pada masa Orde Baru.
3.5 Teknik Analisa Data Untuk menganalisa data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mengumpulkan Data Yaitu mengumpulkan data yang diperoleh dari wawancara dan penelusuran buku-buku yang terkait dengan penelitian ini. 2. Mengklasifikasikan Data Yaitu dengan memilah-milah data kedalam kategori-kategori yang akan dimuat dalam laporan penelitian agar dapat dipahami dan mudah untuk melihat data yang diperoleh. 3. Menganalisis Data Yaitu mencari keterkaitan antara data primer dengan data skunder agar ditemukan satu rangkaian data yang memuat satu informasi. 4. Membuat Kesimpulan Yaitu membuat kesimpulansecara keseluruhan dari data-data yang sudah diolah dan menuangkan kedalam suatu laporan hasil penelitian.
IV. HASIL PENELITIAN Dari hasil semua wawancara diatas dari informan yang dipilih oleh penulis maka ada sebagian masyarakat yang berpersepsi positif dan negative, semua persepsi masyarakat merupakan gambaran dari peristiwa-peristiwa yang di alami masyarakat tersebut pada masa pemerintahan presiden Soeharto, baik di saat perekonomian Indonesia dalam keadaan yang stabil (baik) maupun dalam keadaan yang tidak stabil (tidak baik). Kita juga mengenal yang namanya program pembangunan jangka panjang dan program pembangunan jangka pendek, pembangunan jangka panjang adalah pembangunan yang ditetapkan pemerintah selama 25 tahun sekali, sedangkan pembangunan jangka pendek ialah pembangunan yang merupakan bagian dari pembangunan jangka panjang, namun lebih singkat dalam waktu pelaksanaannya yaitu selama 5 tahun. Pada masa Soeharto perekonomian di Indonesia lebih meihak kepada pengusaha-pengusaha besar dibandingkan dengan pengusaha kecil, selain itu kegiatan ekonomi yang dilakukan pada masa itu lebih bersifat politik dan mengutamakan orang-orang terdekat maupun keluarga presiden Soeharto pada saat itu. Hal yang wajar jika masyarakat memiliki perespsi tersendiri terhadap perekonomian pada masa pemerintahan presiden Soeharto, baik itu persepsi positif maupun negative, karena pada dasarnya persepsi merupakan suatu proses yang terjadi dalam proses pengamatan terhadap suatu informasi yang disampaikan orang lain yang sedang saling berkomunikasi, berhubungan atau bekerja sama. Jadi setiap orang tidak terlepas dari proses persepsi dalam menjalani hidup bermasyarakat. V.
Kesimpulan Berdasarkan keterangan dan analisis yang telah diuraikan diatas, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut : 1. Pemerinthan Soeharto berawal dari terjadinya peristiwa Gerakan 30 September, yang sering dikaitkan dengan pemberontakan PKI dimana telah membuat kondisi Politik Indonesia pada saat itu dalam keadaan kacaw, ditambah dengan permasalah ekonomi yang kacaw pada saat itu, ditandai dengan banyaknya demonstrasi yang menuntut Tritura (tiga tuntutan rakyat),
dimana salah satunya adalh bubarkan PKI, hingga dikeluarkan surat perintah 11 Maret dengan tujuan agar Soeharto dapat mengambil kebijakan yang dirasa perlu dalam mengembalikan situasi kemanan dan politik pada saat itu, kemudian terjadilah dualism kepemimpinan di Indonesia pada saat itu hingga dilantiknya Soeharto oleh MPRS dengang ketetapan MPRS No. XLIV/MPRS/1968 setelah ditolaknya pidato laporan pertanggung jawaban Soekarno (nawaksara). 2. Keadaan perekonomian pada masa Soeharto mengalami pasang dan surut, terutama pada awal pemerintahannya Indonesia mengalami krisis yang diakibatkan besarnya hutang luar negeri Indonesia, perlahan-lahan perekonomian Indonesia pada saat itu dibenahi, sehingga tercapainya swasembada beras pada tahun 1984, hingga akhir pemerintahannya terjadi Krisis berkepanjangan yang melanda Indonesia. Selain itu perekonomian pada masa Soeharto lebih dikuasai pejabat-pejabat Politik, Militer, dan juga keluarga-keluarga Presiden. 3. Persepsi masyarakat kota medan terhadap perkonomian pada masa pemerintahan Soeharto, kebanyakan mereka dari hasil wawancara yang dilakukan memberikan persepsi yang poitif terhadap perekonomian pada saat itu. DAFTAR PUSTAKA Alfian., (1985), Persepsi Masyarakat tentang kebudayaan (kumpulan karangan), Penerbit P.T Gramedia, Jakarta Arikunto, Suharsimi., (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta Horton, B Paul., (2006), Sosiologi, Penerbit Western Michigan University, Michigan Mirtah, Toha. 1999. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aflikasinya. FISIFOL UGM. Jakarta : CV. Rajawali Rahardja, Pratama., (2002), Pengantar Ilmu Ekonomi, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok Robison, Richard., (1983). Soeharto & Bangkitnya Kapitalisme Indonesia, Penerbit Komunitas Bambu, Depok Roeder., (1982). Anak Desa (Biografi Presiden Soeharto), Penerbit Gunung agung.Jakarta
Samuelson, A Paul, dan Nordhaus, D William., (2004), Ilmu makro Ekonomi, Penerbit P.T Media Global Edukasi, Jakarta Shadily, Hasan., (1983), Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia, Penerbit P.T Bina Aksara, Jakarta Soemantri, Sri., (1976), Sistem-sistem pemerintahan Negara –Negara ASEAN, Penerbit Tarsito, Bandung Sulastomo., (2001). Lengser Keprabon, Penerbit P.T Raja Grafindo Persada, Jakarta Sulastomo., (2008). Transisi Orde Lama ke Orde Baru, Penerbit Kompas, Jakarta. Sumber Koran 4. Koran Merdeka, (18/9/2012:5). Kondisi Ekonomi Pada Masa Soeharto Lebih 5. Baik Daripada Masa Sekarang ?. 6. Sumber Internet 7. www.bappenas.go.id