Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Penerapan Mata Kuliah Audit Forensik di Dalam Kurikulum Perguruan Tinggi di Kota Palembang.” ( Studi kasus pada Universitas Bina Darma, Universitas Muhammadiyah Palembang, dan Universitas Sriwijaya Palembang)”
Poppy Indriani, S.E., Ak., M.Si,
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi mahasiswa akuntansi terhadap Penerapan mata kuliah audit forensik di dalam kurikulum Perguruan Tinggi di kota Palembang. Memasukkan audit forensik dalam kurikulum Perguruan Tinggi menjadi jawaban atas berkembangnya lapangan pekerjaan baru dengan maraknya kecurangan, ketidakberesan dan kebutuhan akan temuan laporan finansial untuk menjadi alat bukti dipengadilan dalam kasus-kasus korupsi maupun kasus hukum yang lain seiring dengan kebutuhan tenaga kerja berkualitas yang dihasilkan perguruan tinggi untuk mengisi pasar dunia kerja yang saat ini sudah berkembang. Objek penelitian adalah mahasiswa Universitas Bina Darma, Universitas Muhammadiyah Palembang, dan Universitas Sriwijaya Palembang. Penelitian ini merupakan penelitian empiris metode convenience sampling di dalam pengumpulan data. Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner sebanyak 15 di Universitas Bina Darma, 29 di Universitas Muhammadiyah Palembang, dan 51 di Universitas Sriwijaya Palembang. Analisis data dilakukan dengan program SPSS versi 17 hasil penelitian diperoleh pengaruh persepsi mahasiswa akuntansi perguruan tinggi di Palembang sebesar 99,4% terhadap Penerapan mata kuliah audit forensik di dalam kurikulum perguruan tinggi itu sangat erat. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa semua variabel independen Perhatian, Minat, Kebutuhan yang Searah, dan Pengalaman) memiliki pengaruh positif terhadap Penerapan Mata Kuliah Audit Forensik Penerapan Mata Kuliah Audit Forensik semakin dibutuhkan oleh para mahasiswa. Hal ini dapat terlihat pada hasil tanggapan responden terhadap variabel Minat, mayoritas dari responden menyatakan setuju bahwa Mata Kuliah Audit Forensik diterapkan dalam bentuk mata kuliah di dalam kurikulum akuntansi. Kata Kunci : Audit Forensik, Kurikulum, Perguruan Tinggi, Persepsi Mahasiswa
Perception Of Accounting Students Eligibility Course In Forensic Audit Curriculum University in Palembang. " (A case study at Bina Darma University, University of Muhammadiyah Palembang and Sriwijaya University Palembang) "
Poppy Indriani, S.E., Ak., M.Si,
[email protected]
ABSTRACT
This study aims to analyze students' perceptions of accounting for the feasibility of a forensic audit courses in the university curriculum in Palembang city. Inserting a forensic audit into the university curriculum answers to the development of new jobs with rampant fraud, irregularities and financial reports findings need to be evidence in court in corruption cases and other legal cases in line with the needs of qualified manpower generated universities to fill the job market which is currently growing. The object of research is a student University of Bina Darma, University of Muhammadiyah Palembang and University of Sriwijaya. This study is an empirical method of convenience sampling in the data collection. Data obtained by distributing questionnaires as many as 15 in the University of Bina Darma, 29 at the University of Muhammadiyah Palembang, and 51 at the University of Sriwijaya Palembang. Data analysis was performed with SPSS version 17, the results obtained by the influence of college students' perceptions of accounting in Palembang of 99.4% against the application of forensic audit courses in the college's curriculum very closely. Results of hypothesis testing showed that all independent variables Attention, Interest, Needs a Unidirectional, and experience) have a positive influence on the Application of Forensic Auditing Course Application Course Forensic Audit increasingly needed by the students. This can be seen in the results of respondents to a variable interest, the majority of respondents agreed that the Forensic Audit Subjects applied in the form of a course in the accounting curriculum. Keywords: Curriculum, Forensic Audit, College, Student Perceptions
1.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
kurikulum
perkuliahan.
Hanya
sedikit
perguruan tinggi yang menyediakan mata
Pembangunan
kuliah wajib ataupun mata kuliah pilihan audit Nasional
bertujuan
forensik.
Mahasiswa strata satu merupakan
untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang
mahasiswa
adil,
mendapatkan informasi terkait audit forensik.
makmur
dan
sejahtera.
Untuk
yang
masih
belum
banyak
mewujudkannya perlu secara terus menerus
Dari uraian latar belakang diatas, maka
ditingkatkan usaha-usaha pencegahan dan
penulis tertarik untuk melakukan penelitian
pemberantasan segala jenis kejahatan yang
dengan
semakin merajalela.
Akuntansi Terhadap Penerapan Kuliah
Bidang ekonomi pun tidak luput dari segala jenis kejahatan kerah putih. Ada banyak sekali
kejahatan
di
bidang
ekonomi,
diantaranya adalah penyuapan, kecurangan, penyalahgunaan aset, pencucian uang (Money
judul
“Persepsi
Audit
Mahasiswa
Forensik
di
Mata Dalam
Kurikulum Perguruan Tinggi di Kota Palembang.” ( Studi kasus pada Universitas Bina Darma, Universitas Muhammadiyah Palembang,
dan
Universitas
Sriwijaya
Palembang)”.
Loundering), korupsi dan lain-lain. Di Indonesia, korupsi mulai akrab di telinga
1.2.
masyarakat sekitar tahun 1997-1998, pada masa jatuhnya pemerintahan orde baru disusul dengan krisis ekonomi yang berkepanjangan. Korupsi telah merambah hampir diseluruh sektor publik, hukum dan ekonomi dalam sistem ketatanegaraan Indonesia.
Rumusan Masalah Berdasarkan
uraian
pada
latar
belakang penelitian maka penulis merumuskan permasalahan bagaimana “Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Penerapan Mata Kuliah Audit
Forensik
di
Dalam
Kurikulum
Perguruan Tinggi di Kota Palembang.” ( Studi
Fraud merupakan masalah yang akhir
kasus
pada
Universitas
Bina
Darma,
akhir ini mendapat perhatian khusus dari
Universitas Muhammadiyah Palembang, dan
berbagai kalangan.
Universitas Sriwijaya Palembang) ?
(2010:43)
Fraud
Menurut Tuanakotta dapat
menghancurkan
1.3.
Ruang Lingkup Pembahasan
pemerintahan maupun bisnis, Fraud berupa
Pada ruang lingkup penelitian, penulis
korupsi lebih besar daya penghancurnya dan
membatasi permasalahan dalam penelitian
pendidikan pun ikut dirusaknya.
hanya pada “Persepsi Mahasiswa Akuntansi
Tidak seperti audit laporan keuangan, audit
forensik
jarang
ditemukan
dalam
Terhadap Penerapan
Mata Kuliah Audit
Forensik di Dalam Kurikulum Perguruan
Tinggi di Kota Palembang pada mahasiswa
Keterlibatan mahasiswa dalam upaya
akuntansi Universitas Bina Darma, Universitas
pemberantasan korupsi tentu tidak pada upaya
Muhammadiyah Palembang, dan Universitas
penindakan yang merupakan kewenangan
Sriwijaya Palembang
institusi
1.4.
mahasiswa diharapkan lebih difokuskan pada
Tujuan dan Manfaat Penelitian
upaya
1.4.1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang penulis
penegak
pencegahan
membangun
hukum.
Peran
korupsi
budaya
aktif
dengan
ikut
antikorupsi
di
lakukan ini adalah untuk mengetahui persepsi
masyarakat. Mahasiswa diharapkan dapat
mahasiswa akuntansi terhadap Penerapan mata
berperan sebagai agen perubahan dan motor
kuliah audit forensik di dalam kurikulum
penggerak gerakan antikorupsi di masyarakat.
Perguruan Tinggi di kota Palembang.
Untuk dapat berperan aktif, mahasiswa perlu
1.4.2. Manfaat Penelitian
dibekali dengan pengetahuan yang cukup
Manfaat
yang
dihasilkan
penulis
dalam penelitian ini adalah :
kecurangan lainnya dan upaya pencegahan dan
1. Secara Teoritis a.
tentang seluk beluk korupsi atau bentuk
pemberantasannya.
Menambah wawasan penulis berkaitan
Tujuan pembelajaran dan matakuliah audit
dengan masalah yang diteliti.
forensik dapat memberikan sumbangan bagi
Menambah pengetahuan dasar tentang
perkembangan audit forensik di Indonesia
audit forensik bagi mahasiswa.
sehingga layak dimasukkan dalam kurikulum
Dapat dijadikan bahan rujukan atau
Perguruan Tinggi di kota Palembang dan
referensi untuk penelitian selanjutnya.
terdapat tiga tujuan penting dalam Penerapan
2.
Secara Praktis
mata kuliah ini yaitu:
a.
Menambah informasi bagi pengguna.
b.
memberikan rujukan bagi Perguruan
b.
c.
(1) memberikan
forensik
ke
(2) menelaah metode untuk mendeteksi
dalam
terjadinya
kurikulumnya.
(3) memperoleh
dari kegiatan pemikiran yang mendalam dan
disiplin
ilmu
Penelitian-penelitian akan
mempercepat
pemalsuan;
investigasi
dan
pencegahan,
tumbuhnya cabang-cabang ilmu bertitik tolak
menerus.
tindakan
melakukan
Penggalian dasar dasar pemikiran baru bagi
terus
terjadinya
“kejahatan kerah putih”,
mempertimbangkan agar memasukkan audit
tentang
frekuensi dan penyebab
Tinggi di kota Palembang untuk
materi
pendidikan
antar proses
sudut
komprehensif
tentang
tindakan
pemalsuan
mengidentifikasi
terjadinya disiplin baru. Pada tahap ini peran
pandang
yang
pencegahan
kelemahan
dan dalam
sistem pengendalian internal.
dunia usaha sangat diharapkan. Pada tahapan itu pula akan tercipta jalinan-jalinan pencetus ide, researcher, innovator,
2.
METODOLOGI PENELITIAN
2.1.
Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah mahasiswa
akuntansi
di
tiga
perguruan
tinggi
di
Palembang yaitu Universitas Bina Darma, Universitas Muhammadiyah Palembang dan
3.
HASIL
3.1.
Uji Validitas Uji validitas menunjukkan bahwa nilai
r hitung dari masing-masing variabel lebih
Universitas Sriwijaya Palembang.
besar dari r tabel sebesar 0,300 dan tingkat 2.2.
signifikansi
Rancangan Penelitian Metode
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. 2.3.
dari
masing-masing
variabel
kurang dari 0,05. Dengan hasil pengujian yang telah dilakukan sebagai berikut: 1. Untuk variabel Perhatian (X1)
Populasi dan Sampel
Indikator dengan kode P1 r hitungnya
2.3.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini yaitu
sebesar 0,579, P2 r hitungnya 0,715,
mahasiswa akuntansi di tiga universitas di
P3 r hitungnya sebesar 0,512, dan P4 r
Palembang yaitu Universitas Bina Darma,
hitungnya
Universitas Muhammadiyah Palembang, dan
tingkat
Universitas Sriwijaya yang sedang dan/ atau
menyatakan item pernyataan yang
sudah menempuh mata kuliah akuntansi
mewakili variabel Perhatian adalah
pemeriksaan (Auditing).
valid. Maka dapat disimpulkan bahwa
2.3.2. Sampel
alat ukur dalam penelitian ini reliabel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu menggunakan
metode
yang
sebesar
0,622
signifikansi
menyatakan
dengan
0,000
item-item
yang
yang
menjadi pernyataan dalam kuesioner
convenience sampling Teknik ini merupakan
mampu
menjelaskan
bagaimana
teknik pengambilan sampel secara tidak acak
persepsi
mahasiswa
akuntansi
(non-random
perguruan
tinggi
sampling)
yang
tidak
di
Palembang
mempertimbangkan peluang. sampel pada
terhadap Penerapan mata kuliah audit
penelitian ini adalah sebanyak 95 responden
forensik yang ingin diketahui dengan
dari 1909 mahasiswa akuntansi yang sedang
tingkat
dan/ atau sudah menempuh mata kuliah
dipercaya.
akuntansi pemeriksaan
(Auditing). Teknik
kebenaran
yang
dapat
2. Untuk variabel Minat (X2)
pengambilan sampel yang digunakan dalam
Indikator dengan kode M1 r hitungnya
penelitian ini yaitu menggunakan sampel tidak
sebesar 0,913, M2 r hitungnya sebesar
acak
0,802, M3 r hitungnya sebesar 0,673,
distratifikasi
sampling) alokasi
(stratified
dengan
proporsional.
non-random
menggunakan
metode
dan M4 r hitungnya sebesar 0,539
Perhitungan
sampel
dengan tingkat signifikansi masing-
dalam penelitian ini dapat dihitung dengan rumus :
=
×n
masing
sebesar
0,000
yang
menunjukkan bahwa item pernyataan
yang mewakili variabel Minat adalah
hitungnya sebesar 0,633, dan Pn3 r
valid. Maka dapat disimpulkan bahwa
hitungnya
alat ukur dalam penelitian ini reliabel
tingkat
yang
0,000 yang menyatakan bahwa item-
menyatakan
item-item
yang
sebesar
0,762
signifikansi
masing-masing
menjadi pernyataan dalam kuesioner
item
mampu
menjelaskan
bagaimana
variabel Pengalaman adalah valid.
persepsi
mahasiswa
akuntansi
Maka dapat disimpulkan bahwa alat
perguruan
tinggi
Palembang
ukur dalam penelitian ini reliabel yang
terhadap Penerapan mata kuliah audit
menyatakan item-item yang menjadi
forensik yang ingin diketahui dengan
pernyataan dalam kuesioner mampu
tingkat
menjelaskan
di
kebenaran
yang
dapat
dipercaya. 3. Untuk
yang
bagaimana
mewakili
persepsi
mahasiswa akuntansi perguruan tinggi
variabel
Kebutuhan
Yang
Searah (X3) Indikator
dengan
kode
KYS1
r
hitungnya sebesar 0,769, dan KYS3 r hitungnya
di Palembang terhadap Penerapan mata kuliah audit forensik yang ingin
hitungnya sebesar 0,634, KYS2 r
tingkat
pernyataan
dengan
sebesar
0,674
signifikansi
dengan
diketahui dengan tingkat kebenaran yang dapat dipercaya. 5. Untuk variabel Penerapan Mata Kuliah Audit Forensik (Y)
masing-masing
Indikator dengan kode PMKAF1 r
0,000 yang menunjukkan bahwa item-
hitungnya sebesar 0,559, PMKAF 2 r
item
mewakili
hitungnya sebesar 0,567, PMKAF3 r
Searah
hitungnya sebesar 0,644, PMKAF4 r
adalah valid. Maka dapat disimpulkan
hitungnya sebesar 0,686, PMKAF5 r
bahwa alat ukur dalam penelitian ini
hitungnya sebesar 0,726, PMKAF6 r
reliabel yang menyatakan item-item
hitungnya sebesar 0,593, PMKAF7 r
yang
dalam
hitungnya sebesar 0,888, PMKAF8 r
menjelaskan
hitungnya sebesar 0,854, PMKAF9 r
mahasiswa
hitungnya sebesar 0,613, PMKAF10 r
tinggi
hitungnya
pernyataan
variabel
Kebutuhan
menjadi
kuesioner bagaimana akuntansi
yang Yang
pernyataan
mampu persepsi perguruan
di
sebesar
0,613
dengan
Palembang terhadap Penerapan mata
tingkat
signifikansi
kuliah audit forensik yang ingin
sebesar
0,000
diketahui dengan tingkat kebenaran
bahwa item-item pernyataan yang
yang dapat dipercaya.
mewakili variabel Penerapan Mata
yang
masing-masing menunjukkan
Kuliah Audit Forensik adalah valid. 4. Untuk variabel Pengalaman (X4)
Maka dapat disimpulkan bahwa alat
Indikator
dengan
kode
Pn1
r
ukur dalam penelitian ini reliabel yang
hitungnya
sebesar
0,671,
Pn2
r
menyatakan item-item yang menjadi
pernyataan dalam kuesioner mampu menjelaskan
bagaimana
persepsi
bahwa tanpa adanya variabel X1, X2, X3,
mahasiswa akuntansi perguruan tinggi
maka nilai Y hanya sebesar 0,012 berarti
di Palembang terhadap Penerapan
jika
mata kuliah audit forensik yang ingin diketahui dengan tingkat kebenaran yang dapat dipercaya. 3.2
Nilai constant sebesar 0,012 berarti
tidak
akuntansi
ada dari
persepsi sisi
mahasiswa
perhatian,
minat,
kebutuhan yang searah, dan pengalaman maka, mahasiswa akuntansi merasa tidak
Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas menunjukkan bahwa
terlalu membutuhkan atau tertarik dengan
nilai Cronbach’s Alpha dari tiap-tiap variabel
Penerapan mata kuliah audit forensik.
lebih besar dari 0,60 yang berarti bahwa
Pada penelitian ini terdapat empat variabel
kuesioner yang merupakan indikator-indikator
independen yaitu:
dari variabel tersebut adalah reliabel atau dapat
1. Koefisien Regresi Variabel Perhatian
diandalkan dan konsisten jika dilakukan
(X1).
penelitian ulang dengan peryataan-pernyataan
Untuk
tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil
Perhatian (X1) yaitu sebesar 31,130.
pengujian
yang
telah
dilakukan
sebagai
berikut: Perhatian (X1) sebesar 0,792, Minat (X2) sebesar 0,857, Kebutuhan Yang Searah (X3) sebesar 0,831, Pengalaman (X4) sebesar 0,828, dan Penerapan Mata Kuliah Audit Forensik (Y) sebesar 0,905 dan dinyatakan
koefisien
regresi
variabel
Karena koefisien bernilai positif maka dapat disimpulkan terjadi hubungan yang positif antara Perhatian dengan Penerapan Mata Kuliah Audit Forensik. 2. Koefisien Regresi Variabel Minat (X2)
reliabel yang menyatakan item-item yang
Untuk koefisien regresi variabel Minat
menjadi pernyataan dalam kuesioner mampu
(X2) yaitu sebesar 35,123. Karena
menjelaskan bagaimana persepsi mahasiswa
koefisien bernilai positif maka dapat
akuntansi perguruan tinggi di Palembang
disimpulkan terjadi hubungan yang
terhadap Penerapan mata kuliah audit forensik
positif antara Minat dengan Penerapan
yang ingin diukur pengaruhnya menunjukkan
Mata Kuliah Audit Forensik.
item-item
dalam pernyataan
tetap
dapat
diandalkan dan konsisten jika pengukuran ini diulang.
3. Koefisien Regresi Variabel Kebutuhan Searah (X3) Untuk
3.3.
Analisis
Regresi
Linear
Berganda Hasil dari pengujian regresi yang dilakukan dapat dilihat sebagai berikut:
koefisien
regresi
variabel
Kebutuhan Searah (X3) yaitu sebesar 4,537. Karena koefisien bernilai positif maka
dapat
hubungan
disimpulkan
yang
positif
terjadi antara
Kebutuhan Searah dengan Penerapan
dibutuhkan oleh para mahasiswa. Hal ini juga
Mata Kuliah Audit Forensik.
dapat terlihat pada hasil tanggapan responden
4. Koefisien Regresi Variabel Pengalaman
terhadap variabel Minat. (tabel
4.8) yang
menunjukkan bahwa sebagian besar responen
(X4) Untuk
koefisien
regresi
variabel
Pengalaman (X4) yaitu sebesar 15,021. Karena koefisien bernilai positif maka dapat disimpulkan terjadi hubungan
memberikan
tanggapan
pernyataan-pernyataan Diantara
keempat
setuju
terhadap
variabel
Minat.
item
pernyataan
dari
variabel Minat, item pernyataan minat untuk mengetahui tentang sifat dan jenis kecurangan
yang positif antara Pengalaman dengan
(fraud) dengan nilai yang paling besar yaitu
Penerapan Mata Kuliah Audit Forensik.
64,2 %. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas dari responden menyatakan setuju bahwa Mata
3.3.1
2 Analisis Determinasi (R )
Dari
hasil
perhitungan
Kuliah Audit Forensik diterapkan dalam Koefisien
Determinasi (R2), dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel independen dalam penelitian ini mampu menerangkan 99,4 % mengenai Penerapan mata kuliah audit forensik pada mahasiswa
Universitas
Bina
bentuk mata kuliah
di dalam kurikulum
akuntansi. Hasil pengujian Hipotesis dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.
Pengaruh Persepsi dari sisi Perhatian terhadap Penerapan Mata Kuliah Audit
Darma,
Forensik
Universitas Muhammadiyah Palembang, dan
Hasil pengujian hipotesis 1 menunjukkan
Universitas Sriwijaya. Sedangkan sisanya 0,6
bahwa variabel Perhatian memiliki positif
% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
terhadap Penerapan Mata Kuliah Audit
dimasukkan dalam penelitian ini.
Forensik 3.3.2
2.
Uji t
variabel
independen
variabel
penelitian
independen
pada
ini
pengaruh yang dominan terhadap variabel dependen adalah Minat, berarti variabel ini adalah penting dalam membuat Penerapan Mata
Kuliah
Audit
Forensik
semakin
Minat
bahwa variabel Minat memiliki positif terhadap Penerapan Mata Kuliah Audit
independen berpengaruh positif Dari variabel-
sisi
Hasil pengujian hipotesis 2 menunjukkan
disimpulkan bahwa secara parsial semua
terhadap variabel dependen.
dari
Forensik.
mempunyai
signifikasi kurang dari 0,05, maka dapat
variabel
Persepsi
terhadap Penerapan Mata Kuliah Audit
Hasil dari uji t menunjukkan bahwa semua
Pengaruh
Forensik 3.
Pengaruh
Persepsi
dari
sisi
Minat
terhadap Kebutuhan yang Searah Mata Kuliah Audit Forensik. Hasil pengujian hipotesis 3 menunjukkan bahwa variabel Kebutuhan yang Searah
4.
memiliki positif terhadap Penerapan Mata
Hasil penelitian Rezaee
Kuliah Audit Forensik
menunjukkan bahwa;
pada tahun 2003
Pengaruh Persepsi dari sisi Kebutuhan
1. permintaan dan minat audit forensik
yang Searah terhadap Penerapan Mata
diperkirakan akan terus meningkat,
Kuliah Audit Forensik.
2. Perguruan Tinggi diharapkan untuk
Hasil pengujian hipotesis 4 menunjukkan
menyediakan
bahwa variabel Pengalaman memiliki
forensik,
positif terhadap Penerapan Mata Kuliah
pendidikan
audit
3. responden (kelompok akademisi dan
Audit Forensik
praktisi)
melihat bahwa pendidikan
audit forensik yang relevan dapat bermanfaat bagi mahasiswa akuntansi,
Hasil uji hipotesis ini mendukung
komunitas bisnis, program profesi
penelitian Rezaee dan Burton (2003) yang
akuntansi, dan akuntansi, dan
memperlihatkan hasil yang berbeda di satu sisi melihat pentingnya memasukkan matakuliah
4.
permintaan
penting untuk di integrasi ke dalam
atas
kurikulum akuntansi
penyajian matakuliah audit forensik akan terus
Pendidikan akuntansi forensik belum
mengalami peningkatan, dengan indikasi para profesional yang berkecimpung dalam praktek audit dan telah memiliki sertifikat (Certified Fraud Examiners atau CFE) lebih memilih memperoleh pengetahuan akan audit forensik dalam bentuk kursus/pelatihan. Sementara para akademisi di bidang akuntansi lebih senang memasukkan matakuliah audit forensik dalam kurikulum mereka. Penelitian Rezaee tidak
berhenti
sampai
disitu
saja
pada
penelitian berikutnya terdapat temuan bahwa banyak responden yang percaya manfaat penyajian mata kuliah audit forensik dalam kurikulum akan meningkatkan peluang karier mereka dan banyak permintaan dari responden untuk memasukkan materi audit forensik dalam kurikulum akademi ataupun Perguruan
(kelompok
topik audit forensik dianggap sangat
Dalam penelitiannya Rezaee dan Burton bahwa
responden
akademisi dan praktisi) menyarankan
audit forensik dalam kurikulum universitas.
menyimpulkan
mayoritas
mendapatkan cakupan yang memadai di dalam kurikulum
akuntansi seperti yang dituntut
oleh pasar. Program audit forensik
muncul
dalam cara yang sama seperti program akuntansi internasional pada 1980-an, dan program e-commerce di tahun 1990-an. Hasil yang disajikan dalam penelitian
Rezaee
menunjukkan
bahwa
untuk
terus
mengeksplorasi
metode
pengajaran
yang
inovatif dan pendekatan yang lebih integral dibutuhkan cakupan pendidikan audit forensik. Cakupan audit forensik dalam kurikulum akuntansi harus membantu mahasiswa lulusan akuntansi berhasil mengejar karir mereka dan memudahkan karir.
Tinggi mereka. 3.3.3. Uji F
transisi
menuju
profesional
Selanjutnya memperlihatkan
dari
bahwa
hasil
uji
adanya
F
pengaruh
secara signifikan bersamaan dari seluruh variabel
independen
terhadap
Mata
Kuliah
Kuliah
Audit
Audit Forensik 3.
Penerapan
Mata
Minat,
Forensik semakin dibutuhkan oleh
Kebutuhan yang Searah, dan Pengalaman)
para mahasiswa. Hal ini juga dapat
terhadap
terlihat
Penerapan
(Perhatian,
Penerapan
Mata
Kuliah
Audit
pada
hasil
tanggapan
Forensik menunjukkan hasil yang positif dan
responden terhadap variabel Minat,
signifikan. Hal tersebut ditunjukkan dari
mayoritas dari responden menyatakan
besarnya nilai F sebesar 3780,379 dengan
setuju bahwa Mata Kuliah Audit
tingkat signifikasi 0,000 yang berarti bahwa
Forensik diterapkan dalam bentuk
mahasiswa
mata kuliah
akuntasi
di
Palembang
menganggap Mata Kuliah Audit Forensik itu penting untuk diterapkan dan secara tidak
akuntansi. 4.2.
Saran
langsung akan mempengaruhi kurikulum,
Berdasarkan simpulan di atas, maka
dalam hal ini Mata Kuliah Audit Forensik
dapat
dirasakan akan semakin dibutuhkan di dalam
berikut :
kurikulum akuntansi.
di dalam kurikulum
dikemukakan
saran-saran
sebagai
1. Mata kuliah audit forensik tidak banyak dijumpai di perguruan tinggi
4.
SIMPULAN DAN SARAN
seperti mata kuliah auditing yang
4.1.
Simpulan
harus ditempuh mahasiswa akuntansi
Berdasarkan hasil yang telah diuraikan
sehingga
tidak
semua
mahasiswa
pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan
akuntansi memahami audit forensik
bahwa persepsi mahasiswa akuntansi terhadap
dengan baik seperti general audit.
Penerapan mata kuliah audit forensik di dalam
Mata kuliah audit forensik diharapkan
kurikulum perguruan tinggi di kota Palembang
bisa
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
maupun pilihan di setiap perguran
1.
mata
kuliah
wajib
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
tinggi
pengaruh
persepsi
mahasiswa
mahasiswa akuntansi bisa memahami
akuntansi
perguruan
tinggi
sejak dini proses pencarian bukti andal
di
Palembang sebesar 99,4% terhadap
2.
menjadi
di kota Palembang sehingga
dalam penyelesaian kasus fraud.
Penerapan mata kuliah audit forensik
2. Hasil penelitian ini diharapkan bisa
di dalam kurikulum perguruan tinggi
memberikan kontribusi kepada pihak
itu sangat erat.
perguruan tinggi di kota Palembang
Dari
hasil
menunjukkan
pengujian bahwa
hipotesis variabel
dependen memiliki pengaruh positif
untuk
mengembangkan
pendidikan
akuntansi
kurikulum dengan
memasukkan audit forensik ke dalam kurikulum pendidikan akuntansi agar
mahasiswa jurusan akuntansi dapat mengikuti akuntansi
perkembangan saat
ini
membantu
yang
ilmu dapat
mengungkapkan
kecurangan atau pun tindak pidana korupsi.
3. Perguruan
tinggi
harus
memperhatikan kurikulum
audit
dengan pentingnya
lebih
ketersediaan forensik
seiring
audit
forensik
dalam penyelesaian kasus fraud di Indonesia. Selain itu literatur dalam pembelajaran audit forensik juga harus menjadi perhatian penting sebab hanya sedikit buku yang membahas audit forensik secara mendetail.
4. Penelitian
selanjutnya
Dahlia, Lusi, (2014), “Pemahaman Mahasiswa Akuntansi di Palembang Terhadap Peran Akuntansi Forensik Sebagai Pencegah Fraud”, Universitas Bina Darma, Palembang, Indonesia Gibson, James L., Ivancevich, John M., Donnelly, James H., dan Konopaske, Robert. Organizations : Behavior, Structure, Processes. McGraw – Hill, New York, 2009. http://fecon.uii.ac.id/images/stories/SAP/a kuntansi/sap-audit-forensik.pdf (diakses pada tanggal 19 April 2014) Iprianto, (2009), “Persepsi Akademisi dan Praktisi Akuntansi Terhadap Keahlian Akuntan Forensik”, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
sebaiknya
memperluas area penelitian dengan melibatkan para akedemisi akuntansi serta praktisi akuntansi seperti auditor atau akuntan.
DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrisno. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Kantor Akuntan Publik Jilid I. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004. Arens, Alvin A, dkk. 2011. Jasa Audit dan Assurance (Auditing and Assurance Services An Integrated ApproachAn, Indonesia Adaption). Jakarta : Salemba Empat Bayangkara, IBK. Audit Manajemen:Prosedur dan Implementasi. Cetakan keenam. Jakarta: Salemba, empat, 2011.
Jumansyah, Nunik Lestari dkk, (2009), “Akuntansi Forensik dan Prospeknya terhadap Penyelesaian MasalahMasalah Hukum di Indonesia”, Universitas Al Azhar, Jakarta, Indonesia Kayo, AS (2013), Audit Forensik (Penggunaan dan Kompetensi Auditor Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi), Jakarta, Graha Lima, Indonesia Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana, (Undang-Undang No. 8 Tahun 1981)
Kristanti, Dymita Ayu, (2012), “Persepsi Mahasiswa Terhadap Peran Akuntansi Forensik Sebagai Pencegah Fraud Di Indonesia”, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia Lubis, Todung Mulya. “Corruption Perception Index 2010 (Global)”. 26 Oktober 2010.
http://www.ti.or.id/index.php/publica tion/2010/10/26/corruptionperception-index-2010-global (diakses 25 April 2014) Messier, Glover, and Prawit. 2007. Auditing and Assurance Service s Systematic Approach Buku 1. Edisi 4. Salemba Empat. Jakarta
Mulyanti, Evi, (2012), Persepsi Akademisi USU terhadap adanya Akuntansi Forensik, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia Priyatno, Duwi, (2010), Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS, Yogyakarta, Mediacom, Indonesia Sanusi, Anwar, (2010), Metodologi Penelitian Bisnis, Jakarta, Salemba Empat, Indonesia Saputra, Moch Salman Azharie (2014), ”Persepsi Mahasiswa Akuntansi Perguruan Tinggi di Palembang Terhadap Peran Akuntan Forensik Sebagai Pendeteksi Kecurangan (Fraud)”, Universitas Bina Darma, Palembang, Indonesia Tuanakotta, Theodorus M, (2010), Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif, Jakarta, Salemba Empat, Indonesia, Edisi Dua Tias,
Fauziah Wahyuning, (2011), “Perlukah Mahasiswa Strata Satu Akuntansi di Indonesia Memiliki Persepsi Audit Forensik?”, Universitas Negeri Surabaya, Surabaya, Indonesia