PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PERAN dan FUNGSI HUMAS PT (Persero) ANGKASA PURA II PUSAT TANGERANG
Nama
:
MONADIAH Z
Nim
:
04201-156
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2006
KATA PENGANTAR
Alhamdulullahirobbil’ aalamin. Segala puju dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya kepada penulis berupa kesehatan dan petunjuk. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, penulis menyadari bahwa untuk menyajikan dengan sebaik-baiknya tulisan yang berjudul: “Perepsi Karyawan Terhadap Peran Dan Fungsi Humas PT (Persero) Angkasa Pura II Pusat”,masih banyak kekurangan baik mengenai isi maupun cara penyajiannya. Mengingat hanya Allah SWT-lah yang maha sempurna, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran, kritik serta masukan demi perbaikan pemikiran dan penyusunan yang lebih baik lagi. Skripsi ini tidak mungkin dapat disusun tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu dengan segala ketulusan hati, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, semangat dan bimbingan serta petunjuk dalam penulisan skripsi ini, khususnya kepada : 1. Ibu Irmulan Sati SH, M.Si selaku ketua jurusan Public Relations Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana, sekaligus sebagai pembimbing atas bimbingannya dan masukan-masukan yang diberikan kepada penulis selama ini sehingga penulis dapat belajar, mengerti dan memahami masalah yang penulis teliti.
2. Bapak Rosady Ruslan SH, MM selaku pembimbing II, atas bimbingannya selama ini kepada penulis, sehingga penulis dapat belajar, mengerti dan memahami yang penulis teliti. 3. Ibu Dra Diah Wardhani M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana. 4. Ibu Ida Anggraeni A. SS. M.Si selaku pembimbing Akademik penulis yang telah banyak mengarahkan dengan sabar. 5. Bapak Sudarto, selaku Staff Unit Training PT (Persero) Angkasa Pura II Pusat. 6. Bapak M. Wasfan, S.Sos selaku Public Relations Manager PT (Persero) Angkasa Pura II Pusat. 7. Mba Yuli, Mba Eka, Bunda, Mba Modi, Mba Nita, Mba May, Bpk Pras, Pa De, Bpk Zaen, Bpk Zoel, Bpk Andang dll yang tergabung dalam Unit Corporate Secretary PT (Persero) Angkasa Pura II Pusat. Thanks for everything! 8. Seluruh dosen dan staf pengajar Fikom Mercu Buana yang telah menyumbangkan
pengetahuan
kepada
penulis
sehingga
dapat
mengaplikasikannya didalam penulisan skripsi ini. 9. Seluruh Staf Tata Usaha Fikom Mercu Buana yang selalu bersedia melayani kebutuhan administrasi penulis.
10. Kedua orang tuaku tercinta, yang tidak pernah berhenti berdoa untukku dan memberikan dorongan, semangat serta dukungannya. Terima kasih yang
sebesar-besarnya atas semua pengorbanan Aba dan Umi yang tak pernah lelah menyayangi dan mendidikku sejak kecil. 11. Kakak dan adikku yang paling bawel dan sering ngeselin ; ) thanks buat semangat dan doanya yah and sukses slalu. Buat my cute little Rifq (Qq), Zidan, Rafiq, Sirin, Nazela, trima kasih atas candaannya dikala penulis sedang suntuk mengerjakan skripsi. I love u all……….. 12. My brother yang selalu memberikan dukungan kepada penulis, Abdulah Aljabri, Faraj Aljabri dan paman-pamanku tercinta Aljabri group Kingdom Saudi Arabia
“Khamis“. Terima kasih atas semua pemberiannya yang
mengantarkan penulis sampai selesai kuliah. 13. My dear Ricco yang tak pernah lelah meluangkan waktu untuk memberikan bantuan, do’a, dan dukungan agar penulis dapat cepat menyelesaikan skripsinya. 14. My best friends Mery, Nila and Dian atas semangat dan do’anya serta selalu menjadi teman yang mengasyikan dan menyenangkan Thanks buat attention kalian. 15. Ayah Nandi, Pak Jamal, Mas Rudi, Ibu Ria perpustakaan atas fasilitas dan do’anya yang slalu membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi. Thank you very much yaa….
16. Sahabat-sahabatku tercinta; Ully yang selalu membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi. Thanks atas support-nya. Lia (Uni), Nana (kibow), Dian (Inul), Anas, Tini Yuyun, Widha, Apri, Boty, Mince, Desy (Mmin),
Tuty, Tray, Bang Ale, Pepeng yang selalu membuat penulis Happy dikala sedang pusing memikirkan skripsi. 17. Buat Jaka, Roman, Rohmadi ( Peyang ), Riri, Aan, Iwan ( Othe ), Aris, “Mandiri Comp”, yang selalu membantu penulis dalam mengerjakan skripsi. Makacih ya atas candaan kalian semua yang membuat penulis merasa terhibur dan ngga BT lagi.
Jakarta, Agustus 2006
Penulis
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana
ABSTRAKSI Mona Diah Z Nim : 04201-156 Persepsi Karyawan Terhadap Peran dan Fungsi Humas PT (Persero) Angkasa Pura II Pusat Tangerang Xii + 101 Halaman + 13 lampiran + 31 tabel, Bibiografi : 26 acuan (1987-2003) Humas sangat berperan penting dalam melakukan peran dan fungsinya melalui program-program kegiatan internal maupun eksternalnya. Peran yang dilakukan oleh Humas adalah kegiatan yang terjadi dalam suatu organisasi atau perusahaan yang diselenggarakan oleh Humas PT (persero) Angkasa Pura II itu sendiri, baik yang bersifat formal maupun informal. Hubungan masyarakat (Humas) berfungsi menumbuhkan hubungan baik antara segenap komponen pada suatu lembaga dalam rangka memberikan pengertian, menumbuhkan motivasi, dan partisipasi yang bertujuan untuk membina dan mengembangkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan karyawannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi karyawan terhadap humas PT (persero) Angkasa Pura II Pusat. Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini adalah komunikasi organisasi, komunikasi internal, Humas, persepsi, employee relation, peran humas, dan fungsi humas. Tipe atau sifat dari penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yakni dengan menyebarkan kuesioner kepada karyawan PT (Persero) Angkasa Pura II Pusat dengan menggunkan metode survey, dimana memiliki populasi yang berjumlah 400 orang, dan dengan sampel berjumlah 80 orang. Hasil penelitian diperoleh mengenai persepsi karyawan terhadap peran dan fungsi humas PT (Persero) Angkasa Pura II Pusat adalah sesuai dan tinggi. Dengan score rata-rata 78% untuk peran humas di nilai setuju dan dengan score rata-rata 78% untuk tingkat fungsi humas. Hal ini berarti bahwa peran humas dinilai setuju dengan fungsi yang dilakukan oleh humas. Penulis menyarankan adanya penelitian lanjut mengenai faktor-faktor lain yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan egoistis dalam upaya meningkatkan citra perusahaan, dalam hubungannya dengan kegiatan humas itu sendiri. Kemudian Humas PT (Persero) Angkasa Pura II Pusat harus terus meningkatkan kemampuan peran dan fungsinya baik yang bersifat formal maupun informal, untuk lebih antisipatif, pro-aktif dan inovatif, demi tercapainya pemenuhan kebutuhan khalayak dan demi kemajuan bersama tentunya.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Komunikasi dalam organisasi atau lembaga dapat dilaksanakan baik secara vertikal, maupun horizontal, banyak pihak dalam oganisasi
atau
lembaga menjalankan komunikasi kepada publik internalnya salah satunya adalah bagian hubungan masyarakat. Berbagai program dapat dijalankan oleh Humas untuk tercapainya komunikasi internal yang efektif, sehingga mampu meningkatkan kesadaran publik internal dalam memahami pentingnya pencapaian tujuan bersama organisasi atau institusi. Komunikasi internal dalam
organisasi/lembaga bertujuan untuk
mengusahakan agar para karyawan mengetahui apa yang sedang dipikirkan manajemen dan mengusahakan agar manajemen mengetahui apa yang sedang dipikirkan oleh para karyawannya 1 . Komunikasi internal bertujuan untuk meningkatkan rasa memiliki (sense of belonging) yang tinggi terhadap organisasi, memiliki rasa kebersamaan komitmen, loyalitas karyawan pada lembaga yang tinggi. Untuk
itu dibutuhkan adanya suatu hubungan yang baik antara
pimpinan dengan para karyawannya, tentunya yang dilandasi dengan sikap saling menghormati dan menghargai demi terciptanya hubungan yang baik dan harmonis. Hubungan internal tersebut 1
dapat dilakukan dengan
H. Frazier Moore, Prinsip, Kasus, dan Majalah (Onong Uchana Effendy) PT. Remaja Rosdakarya, Bandung 1987, Hal 80. 1
2
komunikasi yang bersifat dua arah antara antasan dengan bawahan, sehingga komunikasi yang dilakukan akan berjalan dengan efektif. Fungsi humas memiliki fungsi dan peran untuk mendukung semua aspek adanya komunikasi organisasi yang baik pada suatu perusahaan swasta, lembaga dan instansi – instansi pemerintah. Fungsi humas yang efektif dari dalam suatu perusahaan, humas selalu berupaya untuk menciptakan komunikasi yang baik dan mampu melakukan kegiatan-kegiatan internal maupun eksternalnya. Humas yang lebih dikenal dengan istilah Public Relations
mempunyai fungsi menjalankan dan
melancarkan segala usaha-usaha komunikasi organisasi baik pada perusahaan swasta maupun instansi-instansi pemerintah, dan komunikasi yang dilakukan akan dapat menentukan kualitas dan kuantitas hubungan yang akan terjadi, apakah hubungan tersebut baik atau tidak baik. Salah satu penyebabnya adalah karena kurangnya kemampuan humas dalam melakukan komunikasi dengan karyawannya. Fungsi humas yang akan dicapai adalah mengacu pada tujuan pokok organisasi atau perusahaan, karena humas dibentuk guna menunjang aktifitas manajerial dan manajemen operasional perusahaan. Dalam mengelola komunikasi internal perusahaan, maka selain berusaha memenuhi kebutuhan karyawan agar tercipta suasana kerja yang menyenangkan, maka pihak manajemen juga perlu membina komunikasi dengan karyawan karena bagi perusahaan berskala besar dengan jumlah karyawan yang banyak dan yang tersebar tidaklah mudah dalam membina komunikasi, baik itu secara vertikal maupun horizontal.
3
Hubungan masyarakat atau humas dituntut untuk mampu menjadi seorang komunikator, mediator perencana kampanye yang baik, serta penyusun program rencana kerja yang efektif. Setiap organisasi
harus
memiliki petugas atau pejabat Humas yang tahu benar mengenai masalah internal organisasinya, karena seorang Humas harus mampu bertindak sebagai juru bicara bagi organisasi mewakili lembaganya. Bagi Humas di instansi pemerintahan dibentuk untuk mempublikasikan atau men sosialisasikan kebijakan mereka. Memberi informasi secara teratur tentang kebijakan pemerintah, hasil-hasil kerja institusi, serta memberi pengertian kepada masyarakat tentang peraturan dan perundang-undangan dan yang dapat berpengaruh terhadap kehidupan sosial masyarakat. Selain itu, humas pemerintahan juga harus dapat memberi masukan-masukan dan saran bagi para pejabat tentang segala informasi yang diperlukan dan reaksi atau kemungkinan reaksi masyarakat akan kebijakan institusi, baik yang sedangkan dilaksanakan, ataupun yang sedang diusulkan 2 . Untuk itu dibutuhkan suatu hubungan yang dilandasi oleh sikap saling percaya demi pemenuhan kebutuhan fisik material maupun spiritual, dimana hubungan tersebut dilakukan dengan komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan, salah satu di antaranya ialah melalui kegiatan Humas sebagai alat bantunya. Hubungan masyarakat (Humas) berfungsi menumbuhkan hubungan baik antara segenap komponen pada suatu lembaga dalam rangka memberikan 2
Frida Kusumastuti, Dasar-dasar Hubungan Masyarakat, PT. Ghalia Indonesia, Jakarta 2002 Hal 37.
4
pengertian, menumbuhkan motivasi, dan partisipasi yang bertujuan untuk membina dan mengembangkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan karyawannya, yang sekaligus mengembangkan persepsi positif. Diantaranya ada tiga inti persepsi yaitu; Seleksi, yang
faktornya
adalah faktor fisiologis, faktor stimulus, dan faktor psikologis. Yang kedua adalah Organisasi yang juga terdiri dari beberapa faktor yaitu; persepsi bentuk, ketetapan persepsi, kedalaman persepsi, persepsi warna dan persepsi gerakan. Yang ketiga adalah Interprestasi yang terdiri dari faktor yaitu; pengalaman awal, penghargaan persepsi, faktor budaya, motivasi dan kerangka referensi 3 Peran yang dilakukan humas adalah praktisi didalam suatu lembaga dalam melakukan tugas sebagai seorang humas, didalamnya instansi atau perusahannya baik untuk kepentingan khalayak internal maupun khalayak eksternal. Onong U. Efendy menjelaskan sebagaimana dalam Bukunya “Human Relations” dan “Public Relations” menjelaskan “Employee Relations” merupakan suatu kekuatan yang hidup dan dinamis yang dibina dan diabaikan dalam hubungan dengan perorangan sehari-hari di belakang bangku kerja tukang kayu, dibelakang mesin atau dibelakang meja tulis 4 . Karyawan merupakan salah satu bagian terpenting bagi keberhasilan perusahaan, maka perlu mendapat perhatian dari pihak manajemen perusahaan, walaupun demikian pada kenyataan di lapangan tidak semua 3 4
Irwanto, Psikologi Umum, Gramedia, Jakarta 1991 hal. 88 Onong U. Effendy, Dimensi-dimensi Komunikasi,Remaja Rosdakarya, Bandung 1993, Hal 54
5
perusahaan menyadari betapa pentingnya hubungan yang harmonis di antara manajemen perusahaan dengan karyawan untuk menjalani hubungan yang harmonis, umumnya bagian tersebut dikelola oleh Humas. Hubungan internal perusahaan yang harmonis bertujuan untuk meningkatkan kinerja terhadap perusahaan, untuk itu langkah Humas PT (Persero) Angkasa Pura II harus perlu diperhatikan baik dengan atasan maupun bawahan. PT (Persero) Angkasa Pura II dikenal oleh khalayak adalah perusahaaan BUMN yang mengelola bandar udara yang bertaraf
internasional dan pelayanan jasa
penumpang serta keselamatan penerbangan di suatu bidang usaha yang berteknologi tinggi dan memiliki perkembangan yang sangat dinamis Fungsi utama humas
adalah menumbuhkan dan mengembangkan
hubungan baik antar lembaga/organisasi dengan publiknya, intern maupun ekstern dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini pubik) yang menguntungkan lembaga atau organisasi . Humas mempunyai fungsi timbal balik ke luar dan ke dalam. Ke luar ia harus mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran (image) masyarakat yang positif terhadap segala kebijakan dan tindakan organisasi atau lembaganya. Ke dalam, ia harus berusaha mengenali, mengidentifikasi hal-hal yang dapat menimbulkan sikap dan gambaran yang negatif (kurang menguntungkan) dalam masyarakat sebelum sesuatu tindakan atau kebiasaan itu disalahkan 5 .
5
Frida Kusumastuti, Dasar-dasar Humas, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2002 Hal 22.
6
Yang memuaskan bagi publik eksternal. Salah satu cara Humas memberi dukungan publik internal adalah dengan melakukan kampanye yang menyampaikan pesan-pesan organisasi
ke publik internal baik secara
langsung maupun menggunakan media. Pesan-pesan komunikasi tersebut di buat untuk menimbulkan awareness, kesadaran, pemahaman dan dukungan publik internal terhadap pencapaian tujuan organisasi 6 . Mengacu terhadap peran dan fungsi humas maka peneliti tertarik ingin meneliti mengenai persepsi atau pendapat karyawan PT (Persero) Angkasa Pura II terhadap peran dan fungsi humas karena penulis melihat masih adanya kekurangan yang dapat di teliti tentang praktisi humas serta manfaat dari kegiatan-kegiatan yang dapatdi ambil keuntungan di dalam suatu lembaga atau organisasi yang di kelolanya.
1.2 Pokok Permasalahan Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengambil pokok permasalahan adalah sejauhmana persepsi karyawan terhadap peran dan fungsi Humas PT (persero) Angkasa Pura II Pusat Tangerang?
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai untuk mengetahui sejauhmana persepsi karyawan PT Angksa Pura II terhadap peran dan fungsi Humas periode 2005 sampai 2006.
6
Fida Kusumastuti, Ibid, Hal 12
7
1.4 Signifikansi Penelitian a. Manfaat Akademis Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk perkembangan ilmu komunikasi, terutama di bidang Public Relations (Ilmu KeHumasan), khususnya mengenai peran dan fungsi Humas. b.
Manfaat Praktis Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dan juga dapat dijadikan bahan masukan (input) bagi praktisi Humas didalam menerapkan peran dan fungsi Humas di PT (persero) Angkasa Pura II.
8
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Pengertian Komunikasi Para ahli komunikasi mendefinisikan pengertian komunikasi dengan sudut pandang yang berbeda-beda, namun pada intinya kembali lagi pada pengertian yang sebenarnya, yaitu penyampaian pesan dari suatu sumber kepada sumber lainnya melalui suatu saluran komunikasi (media). Hovland, Janis dan Kelley seperti yang dikemukakan oleh Forsdale (1981) adalah ahli sosiologi Amerika mengatakan bahwa “Communications is the process by which an individual trasnmits stimuly (usualy verbal to modify the behavior of other individual. 7 Komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus (rangsangan) yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku manusia. Guna lebih memperjelas mengenai pengertian tentang komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang berlangsung
dua arah (two traffic
communications) antara komunikator dengan komunikasi dengan lambanglambang yang saling dimengerti oleh kedua belah pihak. Melihat uraian di atas, maka dapat dilihat prinsip dalam proses komunikasi adalah berupa bagaimana cara suatu pesan yang disampaikan dapat menimbulkan pengaruh dengan adanya perubahan opini, pandangan, persepsi, ide serta perubahan sikap dan tingkah laku tertentu pada komunikan.
7
Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi, Jakarta, PT Bumi Aksara,2004, hal 2. 8
9
Proses komunikasi dapat berlangsung pada diri seseorang dan organisasi / perusahaan / lembaga. Proses komunikasi organisasi menurut Dance yang dikutip oleh Arni M, dalam bukunya “Komunikasi organisasi” mengatakan bawha : Komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling bergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi internal. Komunikasi internal adalah komunikasi itu sendiri, seperti komunikasi dari bawahan ke atasan, komunikasi dari atasan ke bawahan, komunikasi sesama karyawan yang sama tingkatnya. Sedangkan komunikasi eksternal adalah komunikasi yang dilakukan organisasi
terhadap lingkungan luar seperti
komunikasi dalam penjualan produksi, pembuatan iklan dan hubungan dengan masyarakat umum, kemudian Zelko dan Dance menambahkan dimensi bagi komunikasi organisasi yaitu dimensi komunikasi pribadi di mana di antara anggota organisasi yang berupa pertukaran secara informal mengenai informasi dan perasaan di antara anggota organsisasi 8 . Komunikasi dan organisasi
merupakan hal yang perlu menjadi
perhatian pimpinan organisasi, karena faktor tersebut sedikit banyak mempengaruhi kepada tingkah laku karyawan. Untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dalam meningkatkan produksinya, maka sudah waktunya perusahaan tersebut membentuk satu bagian yang mengatur hubungan karyawan yang harmonis yang diharapkan dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap perusahaan secara langsung dapat meningkatkan produktivitas perusahaan.
8
Ibid. Op Cit, hal 66.
10
2.2 Komunikasi Organisasi Komunikasi menjadi sumber yang penting bagi kehidupan dan kedinamisan
usaha,
karena
komunikasi
merupakan
sarana
yang
menghubungkan semua individu dalam sebuah perusahaan untuk mencapai tujuan. Sedangkan organisasi adalah sebuah wadah yang menampung orangorang dan objek-objek yang berusaha mencapai tujuan bersama 9 . Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu10 . Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi antar pribadi dan ada kalanya juga komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yaitu komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas dan komunikasi horizontal, sedangkan komunikasi informal tidak berlangsung pada struktur organisasi, seperti antar sejawat, juga termasuk gosip. Komunikasi dalam organisasi
memegang peranan yang sangat
penting suatu organisasi tidak akan ada tanpa adanya komunikasi. Jika tidak ada komunikasi, karyawan tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh rekanrekan kerjanya, manajemen tidak mendapat masukan atau pihak pimpinan 9
Dedy Mulyana, Komunikasi Organisasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1998. Hal. 17 Dedi Mulyana, Op.Cit, hal 18
10
11
tidak bisa memberikan perintah, kerjasama tidak mungkin tercipta karena orang-orang tidak mengkomunikasikan kebutuhan dan perasaannya 11 . Komunikasi organisasi sebagai penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hirarkis antara yang satu dengan yang lainnya berfungsi dalam satu lingkungan. Organisasi sebagai kerangka menunjukan adanya pembagian tugas antara orang-orang di dalam organisasi
itu dan diklasifikasikan sebagai
tenaga pimpinan dan tenaga yang dipimpin. Sebagian besar dari komunikasi organisasi berlangsung dari orangorang atau adik, hanya melibatkan sumber pesan sebagai tujuan akhir. Meskipun demikian, cukup sering manajer menginginkan informasi disampaikan kepada lebih dari satu orang, misalnya bila diperlukan perubahan jadwal kerja atau bila sebuah kelompok harus diberi penjelasan mengenai suatu prosedur baru. Seringkali pesan-pesan tersebut disebut memo atau memorandum dikirim kepada sejumlah orang dalam sebuah organisasi. 2.3 Komunikasi Internal Dua aspek Public Internal yang melekat dan hakiki atau tidak bisa tidak ada, adalah sebagai berikut : Pertama : Sasaran Publik Internal adalah (Internal publik) dan publik eksternal (external publik) Publik Internal adalah orang-orang yang berada di dalam atau yang tercakup dalam suatu organisasi yaitu seluruh karyawan dari 11
Richard B. Employee Comunication dalam Lesty’s HandBook of PR and Communication hal 16
12
staf sampai dengan karyawan terbawah. Publik internal adalah orang-orang yang berada di luar organisasi yang ada hubungannya dan diharapkan ada hubungannya dengan organisasi tersebut Kedua : kegiatan Humas adalah komunikasi dua arah atau timbal baik. Ini berarti bahwa dalam penyampaian informasi, baik kepada publik internal maupun eksternal harus menjadi umpan balik. Dengan demikian ia melakukan kegiatan tersebut mengetahui opini publik sebagai efek komunikasi
yang dilakukan. Opini publik yang menyenangkan dan
diharapkan demi kepentingan kedua belah pihak. Jadi, kegiatan komunikasi dalam humas itu ditujukan kepada masyarakat yang ada didalam organisasi dan masyarakat luar organisasi. Kita akan membahas terlebih dahulu tentang komunikasi internal. Komunikasi internal meliputi berbagai cara yang dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis, yaitu : 1. Komunikasi personal atau pribadi 2. Komunikasi kelompok Komunikasi personal tatap muka berlangsung secara dialogis sehingga bisa berlangsung kontak pribadi dan disebut juga komunikasi antarpribadi. Komunikasi personal lewat media adalah komunikasi dengan menggunakan alat, misalnya telepon, memorandum, dan masih banyak lagi yang lain. Karena melalui alat, di antara kedua orang tersebut tidak terdapat kontak pribadi sedangkan tatap muka merupakan jenis komunikasi
yang efektif
untuk mengubah sikap, pendapat dan perilaku. Dengan kontak pribadi
13
memungkinkan komunikator untuk mengetahui memahami dan menguasai hal-hal berikut : 1. Kerangka referensi komunikan selengkapnya 2. Kondisi fisik dan mental komunikan sepenuhnya 3. Suasaran lingkungan pada saat terjadi komunikasi 4. Tanggapan komunikasi secara langsung 12 2.4 Pengertian Humas Hubungan masyarakat atau biasa disebut humas, dengan ruang lingkup kegiatan yang mencakup khalayak sasaran (publik), baik internal maupun eksternal dari semua kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing lembaga atau organisasinya. Humas mencakup berbagai macam hubungan atau relations dengan banyak pihak, termasuk dengan karyawan, yang semuanya itu bertujuan untuk membina hubungan harmonis antara organisasi atau lembaga yang dibawahinya dengan publik. Baik dengan publik internal (karyawan) maupun publik eksternal (masyarakat). Untuk mengetahui pengertian luas tentang hubungan masyarakat atau Humas, penulis awali dengan pengertian humas menurut Frank Jefkins dalam buku “Public Relations” yang mendefinisikan humas sebagai suatu bentuk komunikasi yang berbeda terhadap semua jenis organisasi, baik yang bersifat komersial maupun non komersial, disektor publik (pemerintah) 13 .
12
Dasar-dasar Public Relations, Sr. Maria Assumpta Rumanti OSF, hal 89-90
13
Frank Jefkins, Public Relations, edisi keempat, Erlangga 1992, hal 2.
14
Sedangkan menurut Claire Austin dalam buku “Public Relationss” yang sukses dalam sepekan, humas adalah sebuah alat manajemen yang sering disalah pahami dan disepelekan 14 . Dalam melaksanakan kegiatan kehumasannya, praktisi Humas memilih tugas dan fungsi yang harus dilaksanakan. Menurut Frank Jefkins dalam buku “Public Relations”
menjelaskan bahwa dalam menjalankan
kegiatan sehari-hari praktisi Humas memiliki tugas : 1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi kepada publik. Humas menyampaikan seluruh informasi dari organisasi atau lembaga kepada publik, seperti informasi mengenai kebijakan program-program kegiatan dan aktivitas yang berhubungan dengan publik internal 2. Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum masyarakat. Humas melakukan survey kecil untuk mengetahui pendapat publik internal mengenai peraturan-peraturan serta kebijakan - kebijakan organisasi yang berhubungan dengan mereka. 3. Mempelajari dan melakukan analisis reaksi publik terhadap kebijakan perusahaan dalam menyelenggarakan hubungan baik dengan publik. Humas mempelajari apa yang menjadi kendala atau hambatan karyawan dalam mempelajari kebijakan organisasi, seperti mengenai aturan jam kerja.
14
Claire Austin, Public Relations yang sukses dalam sepekan. Pen. Kesaint Blanc indah Copr. hal 5
15
2.4.1
Humas Pemerintahan Humas pemerintahan pada dasarnya tidak bersifat politis. Bagian
humas
di intitusi pemerintahan dibentuk untuk mempublikasikan atau
mempromosikan kebijakan-kebijakan mereka.memberi informasi secara teratur tentang kebijakan, rencana-rencana, serta hasil kerja institusi serta memberi pengertian kepada masyarakat tentang peraturan dan perundangundangan dan segala sesuatunya yang berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Selain keluar, humas
pemerintahan dan politik juga harus
memungkinkan untuk memberikan masukan dan saran bagi para pejabat tentang segala informasi yang diperlukan dan reaksi atau kemungkinan reaksi masyarakat akan kebijakan institusi, baik yang sedang dilaksanakan, akan dilaksanakan, ataupun yang sedang diusulkan. Seiring dengan tuntutan transparasi dari masyarakat luas sebagai publik pemerintahan, manfaat humas dalam penyelenggaraan pemerintahan secara umum telah diterima sejak lama. Bahkan beberapa kalangan mengatakan, pemanfaatan humas oleh pemerintah mendahului penggunaan oleh non pemerintahan. Humas dalam pemerintahan dan politik tidak dapat dilepaskan dari opini publik. Oemi Abdurrachman (dalam James B. Orrick) mengatakan bahwa pada abad 18 para ahli filsafat politik dan negarawan telah mengembangkan suatu konsepsi mengenai peranan Public Relations. Pemerintah Indonesia sendiri sejak tahun 1970-an memutuskan untuk membentuk Bagian Penerangan masyarakat (merupakan cikal bakal bagian humas yang sejak tahun 1982 semua kantor Pemda Tk. II dilengkapi dengan
16
bagian humas
ini). Bahkan pemerintah melalui Universitas Indonesia,
membuka jurusan Publisistik Fakultas Pengetahuan Masyarakat yang dimaksudkan untuk penerangan
luar
menyiapkan praktisi humas, antara lain di bidang negeri.
Pada
tahun
1971
Indonesia
membentuk
BAKOHUMAS (Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat) yang bertugas untuk membantu Menteri Penerangan dalam menetapkan kebijakan pembinaan hubungan yang lancar dan harmonis antara masyarakat dan pemerintah, mengadakan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan kerja sama antar humas departemen / lembaga negara; merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan kehumasan sesuai dengan kebijakan pemerintah. Jadi kepeloporan pemerintah dalam pelembagaan dan pendidikan humas sangat tinggi. Tugas pemerintah memang sangat berat, sebab masyarakat yang dihadapi terdiri dari berbagai publik dengan kepentingan yang sangat kompleks pula. Hal ini memang tidak lepas dari “karakteristik” yang melekat dalam setiap program kegiatan pemerintah, antara lain sebagai berikut : 1. Program pemerintah ditunjukan untuk masyarakat luas. Dengan berbagai latar belakang, karakteristik, ekonomi, pendidikan (intelejensi) yang beragam. 2. Seringkali hasilnya abstrak, yang sulit dilihat karena dalam waktu tertentu, bahkan dalam jangka yang panjang sekalipun, karena sifatnya yang integral dan berkecenderungan. Melibatkan generasi ke generasi. Bahkan program pemerintah cenderung dibayar dengan “harga sosial” yang tinggi.
17
Program-program pemerintah seringkali tidak dapat menghindari perlunya “pengorbanan” sosial (masyarakat). Di sinilah perlunya pendekatan khusus untuk melibatkan partisipasi, emansipasi masyarakat. 3. Program pemerintah
selalu mendapat controling/pengawasan dari
berbagai kalangan, terutama pers, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan sebagainya. Mereka sangat berperan dalam proses penyadaran masyarakat mengenai permasalahan-permasalahan mereka sebagai warga masyarakat. Karakteristik itulah yang dapat dijadikan latar belakang mengapa humas pemerintahan perlu diterapkan dan dikembangkan secara profesional. Namun tugas berat tersebut ternyata masih ditambah dengan hambatanhambatan penerapan humas yang ideal di pemerintahan. Undang-undang dan peraturan organisasi, seringkali menghambat fungsi humas. Masalah dana, tumpang tindihnya job description, penyalahgunaan para pejabat terhadap humas demi publisitas pribadi dan untuk melindungi “ketidakjujuran” dan program-program yang tidak perlu merupakan hal-hal yang memperburuk citra humas pemerintahan. Kasus di Indonesia misalnya, humas pemerintah cenderung mendapat image yang begatif. Awam menilai bahwa humas pemerintah identik dengan ketidakprofesionalan, bagian buangan dan sebagainya. Dengan demikian, ada dua sisi yang melatarbelakangi perkembangan humas
pemerintahan. Pertama adalah sisi pentingnya humas bagi
pemerintahan. Kedua adalah hambatan-hambatan yang dihadapi oleh humas
18
pemerintahan. Dua sisi ini pada akhirnya mengakibatkan penampilan humas pemerintahan yang tersembunyi di bawah berbagai nama, tugas, wewenag dan dibiayai dari berbagai macam cara yang berbeda. Kebanyakan humas pemerintahan diarahkan untuk
hubungan dengan media, masalah umum,
dokumentasi, dan publikasi. Demikian juga dengan namanya, selain Divisi Humas, misalnya juga dikenal dengan istilah Sekretaris Pers, Divisi Informasi & Komunikasi, Bagian Umum, Pusat Dokumentasi dan Publikasi, dan sebagainya. Sementara itu, kegiatan-kegiatan yang biasanya ditangai oleh humas antara lain adalah konferensi pers, membuat press release, press clipping, pameran-pameran, menerbitkan media internet, mengorganisir pertemuan dengan
masyarakat, penerangan melalui berbagai media
komunikasi bagi masyarakat, mendokumentasi semua kegiatan instansi, mengorganisir kunjungan-kunjungan para pejabat, menerima keluhan masyarakat/publik. 15
2.4.2 Fungsi dan Peran Humas Humas
sebagai alat manajemen modern, maka secara struktural
merupakan bagian integral dari suatu kelembagaan atau organisasi. Artinya humas merupakan salah satu fungsi manajemen modern yang mempunyai fungsi melekat pada manajemen perusahaan (Corporate, Management Function), yakni bagaimana berperan dalam melakukan komunikasi timbal balik (two way communication) untuk tujuan menciptakan saling pengertian
15
Frida Kusumastuti, Dasar-dasar Humas, Ghalia Indonesia, Jakarta : 2002 hal. 37-39
19
(Mutual Understanding). Saling menghargai (Mutual Appreciation), saling mempercayai (Mutual Confidence) menciptakan goodwill, memperoleh dukungan publik (Public Support) dan sebagainya demi tercapainya citra yang positif bagi suatu lembaga/perusahaan (Corporate Image). 16
2.4.3 Kegiatan Humas Suatu perusahaan yang tumbuh dan berkembang di dalam suatu masyarakat akan selalu menghadapi tekanan, baik yang berasal dari luar perusahaan itu sendiri maupun dari dalam. Namun demikian unsur-unsur tersebut tidak terlalu menekan perusahaan. Adakalanya unsur-unsur itu malah memberi peluang yang justru akan membesarkan perusahaan. Tugas praktisi humas dalam hal ini adalah
membina hubungan
dengan pihak-pihak tersebut melalui proses komunikasi. Pihak-pihak tersebut adalah khalayak sasaran kegiatan humas, dan disebut stakeholders. Stakeholders adalah setiap kelompok yang berada di dalam maupun di luar perusahaan yang mempunyai peran dalam menentukan keberhasilan perusahaan. Secara umum, stakeholders dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu stakeholders internal dan stakeholders internal. Stakeholders internal antara lain adalah pemegang saham, manajemen dan top executive serta karyawan dan keluarga karyawan. Sedangkan stakeholders eksternal antara lain adalah
konsumen, penyalur, pemasok,
bank, pemerintah, pesaing, pers, dan lembaga swadaya masyarakat.
16
Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi kampanye Public Relations, PT Raja Grafindo,Jakarta hal 133
20
Kegiatan humas adalah merawat dan mengembangkan kepercayaan pihak-pihak dalam unsur stakeholders eksternal dan internal. Sehingga kepercayaan dari pemerintah, konsumen dan atau stakeholders lainnya menguntungkan perusahaan. Unsur – unsur dalam lingkungan eksternal cenderung lebih kompleks dan sulit dikendalikan perusahaan. Untuk
itulah diperlukan penanganan
khusus maka lahirlah spesialis humas seperti, Communication Relations, Industrial Relation, Financial Relations, Press Relations dan sebagainya. Dalam melakukan kegiatannya Public Relations
merencanakan program
kerjanya terlebih dahulu 17 .
2.5 Pengertian Persepsi Pada dasarnya persepsi merupakan proses penginterpretasian stimuli, data atau informasi yang berasal dari luar diri seseorang. Melalui proses pengindraan (sensasi) informasi yang diterma seseorang melalui organ inderanya kemudian dikirim ke otak, di sinilah interpetasi informasi terjadi 15 . Huffman dalam bukunya psycology in action mengemukakan pengertian persepsi sebagai berikut : Persepsi merupakan suatu proses menyeleksi, pengorganisasian dan menginterpretasikan suatu informasi yang diterima oleh indra ke dalam penyajian pandangan yang bermakna mengenai dunia. 18
17
Rhenald Khasali, Op. Cit hal. 61-81 Kaen Huffman, et. al. Psycology in actin 2, edition (Canada : John Wiley & Sons, inc, 1992) hal 101
18
21
Selanjutnya Huffman menyebutkan bahwa persepsi terdiri dari tiga tahapan, antara lain 19 : 1. Seleksi (Selection) Seleksi merupakan suatu proses melalui di manajer otak memilih dan lebih memberi perhatian pada stimuli atau informasi penting yang oleh indranya. Beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan seleksi antara lain : a. Faktor Fisiologis Faktor fisiologis utama dalam seleksi adalah sel-sel khusus yang terdapat dalam otak yang disebut feature detectors, yang berfungsi merespon hanya informasi yang pasti dan terpilih yang ditangkap oleh organ indera. Selain feature detectors, faktor lain yang juga penting dalam seleksi adalah habituasi, yaitu kecenderungan otak untuk tidak lebih memberi perhatian pada stimuli yang telah terbiasa dan telah menetap dalam ingatannya. b. Faktor Stimulus Dari sekian banyak stimuli di lingkungan, otak secara
otomatis
memilih stimuli yang paling kuat, bergerak kontras, berubah-ubah, atau yang paling sering diulang c. Faktor Psikologis Alasan utama seseorang memilih satu stimuli dan bukan yang lainnya adalah karena motivasi dan kebutuhan. Apapun stimuli yang dilihat,
19
Ibib. Op.Cit 102
22
didengar atau dinikmati, akan ditentukan oleh besarnya kepuasan dan kebutuhan yang ditimbulkan oleh stimuli tersebut. 2. Organisasi (Organization) Organisasi dalam persepsi berarti suatu proses yang dilakukan oleh otak untuk menentukan pola-pola dari stimuli yang dilengkapi oleh organ indra. Organisasi stimuli dalam persepsi ini dibagi atas : a. Persepsi bentuk Dalam bentuk persepsi, otak secara otomatis menciptakan pola-pola atau bentuk tertentu dari stimuli yang ditangkap oleh indranya, bahkan dari stimuli yang tidak tampak sekalipun b. Ketetapan persepsi Stimuli yang pernah diamati seseorang akan tetap tersisa, tidak berubah, dan dipersepsikan sama, walaupun orang tersebut mengamati stimuli sejenis yang baru dengan perubahan-perubahan c. Kedalaman persepsi Mengacu kepada kemampuan seseorang untuk melihat objek atau stimuli dalam tiga dimensi, yaitu mempersepsikan dalam dan jatuhnya informasi yang terkandung dalam objek atau stimuli tersebut d. Persepsi warna Mengacu pada kemampuan seseorang untuk melihat ratusan warna yang terdapat dalam objek untuk kemudian mempersepsikan warna tersebut.
23
e. Persepsi gerakan Proses persepsi juga terjadi melalui pengamatan pada objek atau stimuli yang bergerak. 3. Interpretasi (interpretation) Setelah menyeleksi informasi dan mengorganisasikannya menjadi polapola tertentu, selanjutnya otak menggunakan informasi tersebut untuk menjelaskan dan membuat keputusan mengenai objek di luar dirinya. Tahap akhir persepsi ini disebut interpretasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi interpretasi antara lain : a. Pengalaman awal Pengalaman awal terhadap stimuli atau objek yang diperoleh dengan cara belajar dari lingkungannya, merupakan masukan bagi otak untuk membuat keputusan b. Penghargaan persepsi Otak memiliki kebebasan untuk menginterprestasikan segala sesuatu berdasarkan harapan c. Faktor budaya Interprestasi setiap orang dapat berbeda berdasarkan latar belakang sosial atau budayanya d. Motivasi dan kerangka referensi Persepsi seseorang dipengaruhi oleh apa dan bagaimana stimuli atau objek yang diamati, serta kemampuan stimuli tersebut di dalam memberikan kepuasan.
24
Persepsi merupakan suatu proses penginterpretasian informasi. Dalam penelitian ini informasi yang dimaksud adalah berupa sebuah majalah internal perusahaan yang merupakan media cetak yang akan dipersepsikan berdasarkan elemen-elemen yang terdapat pada majalah tersebut. Menurut David Kreck dan Richard S. Curthfield faktor yang mempengaruhi persepsi adalah : a. Faktor fungsional Faktor ini berasal dari kebutuhan, pengalaman, masa lalu, pendidikan kebudayaan yang termasuk faktor personal. b. Faktor struktural Faktor ini berasal dari sifat stimuli fisik yang ditimbulkan pada sistem syaraf individu. Menurut teori Gestalt, bila mempersepsikan sesuatu maka dipersepsikan secara keseluruhan 20 . Dalam proses persepsi terdapat dua tahap, antara lain Attention (perhatian) dan interpretation (penafsiran) kedua hal tersebut diuraikan dalam penjelasan dibawah ini. 1. Attention Attention is a selective process, terjadi karena setiap individu tidak dapat buah stimulus yang menerpanya. Kenneth E. Andersen memberikan definis tentang perhatian yang merupakan proses mental ketika stimulus atau rangkaian stimulus menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimulus lamanya melemah.
20
Irwanto, Psikologi Umum, Gramedia, Jakarta 1991, hal 88.
25
Pada tahap perhatian setiap individu dalam memberikan perhatian terhadap suatu stimulus dipengaruhi oleh dua faktor yaitu, faktor situasional yang lebih menitik beratkan pada apa yang ada pada stimulus itu sendiri, dan faktor personal yang berasal dari individu itu sendiri. faktor yang ada pada stimulus antara lain ukuran (size), gerakan (movement), kontras (contrast), warna (colour), bentuk (shape), dan posisi (position). Demikian juga dapat diketahui bahwa setiap satu logo dapat membangkitkan perhatian melalui penggunaan bentuk-bentuk dan warnawarna tertentu yang ada pada logo tersebut. Penggunaan warna pada logo sangat penting, karena merupakan salah satu faktor yang berperan bagi manusia dalam mengamati lingkungannya. Penerapan warna dan komunikasi sering dilakukan dalam komunikasi antara
lain
untuk
identifikasi,
warna-warna
digunakan
sebagai
lambang/tanda yang mempunyai makna tertentu, misalnya putih berarti suci, merah berarti berani dan sebagainya. Atensi pada suatu rangsangan terbagi dalam dua faktor (persepsi) bersifat (selective) yaitu : a. Faktor internal Faktor-faktor sosial budaya, faktor biologi, faktor fisiologi dan faktor – faktor psikologis.
26
b. Faktor eksternal Yakni antribut-antribut objek yang dipersepsi seperti gerakan intensitas, kontras, kebauran dan perulangan objek yang dipersepsinya
2. Interprestasi Sebuah perhatian dalam interprestasi mengandung makna dan persepsi. Pada tahap ini terjadi proses penyederhanaan (simplification) pengolahan (distort) serta penyusunan (organice). Pada tahap penyederhanaan, seseorang akan menyederhanakan stimulus yang berdasarkan ciri-ciri pokok stimulus tersebut.detail pada bagian tertentu akan menjadi suatu figure yang penting dan akan dijadikan titik fokus, sedangkan detail diolah hingga bentuk pola tertentu. pola tersebut kemudian disusun untuk ditafsirkan maknanya. Menurut Beach Laslie dan Clark Elon proses persepsi yaitu suatu proses yang melibatkan penerimaan, pengorganisasian serta penafsiran suatu rangsangan seseorang. Tentu saja makna yang diberikan oleh seseorang individu tidak sama dengan individu lainnya. Hal ini karena setiap individu mengorganisasikan rangsangan yang diterimanya sesuai dengan kenyataannya yang ada pada dirinya. Dengan demikian ragam penafsiran akan muncul pada setiap individu walaupun stimulusnya sama. Jadi persepsi itu lahir dari adanya pengalaman masa lalu yang dipertajam oleh nilai-nilai yang dianut serta berita-berita yang berkembang.
27
Komponen ini sepertinya memberikan suatu rekaman dibenak seseorang dan siap diputar kelak kemudian hari bila ia berhadapan dengan stimuli tertentu. Stimuli yang masuk akan dicocokan dengan rekaman yang ada untuk memberikan suatu interpretasi 21 . Model pembentukan peran dan fungsi mengenai stimulus Kognisi
Stimulus rangsangan
Persepsi
Sikap
Respon perilaku
Motivasi
Sumber : Dasar-dasar PR, Hal. 115 Sedangkan menurut Alie Djahri persepsi merupakan proses dimana rangsangan terhadap alat indera mendapat makna dan pengertian. Dalam proses inilah segala macam pengalaman atas objek, peristiwa atau hal-hal lain ditafsirkan dan disimpulkan sehingga menjadi informasi. Kegiatan proses ini melibatkan unsur - unsur atensi (perhatian), ekspektasi (harapan), motivasi dan memori 22 Definisi tersebut diperkuat oleh Bimo Walgito dalam bukunya Psikologis pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga terintegrasi dalam diri
21
Rhenald Kasali, Managemen Public Relations, Konsep dan Aplikasinya, (PT Pustaka Utama, jkt 1994) Hal 24 22
Alei Djahri, Modul Psikologi Komunikasi, FISIP UI, Jakarta 1992, hal 27
28
individu. Karena merupakan aktivitas yang integrated, maka seluruh pribadi, seluruh apa yang ada didalam diri individu ikut bergerak dalam persepsi itu. Dari definisi-definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi tentang objek yang dirangsang oleh alat indra yang kemudian dirumuskan atau ditafsirkan sebagai informasi dimana proses ini melibatkan unsur-unsur atensi (perhatian), ekspektasi (harapan), motivasi dan memori 23 .
2.6 Kerangka Teori Teori yang peneliti gunakan disini adalah teori stimulus organisme Response atau yang dikenal dengan teori model S – R. Teori ini berawal dari perkembangan psikologi yang kemudian berkembang menjadi teori komunikasi. Hal ini disebabkan karena objek materialnya yang sama yaitu manusia. 24 Menurut teori Stimulus Organisme Response, efek merupakan reaksi tertentu terhadap stimulus (rangsangan) sehingga orang dapat menduga atau memperkirakan adanya hubungan erat antara isi pernyataan dengan reaksi aaudience. Model ini mempunyai elemen utama yaitu : 25 a) Sebuah isi pernyataan (Stimulus, S) b) Efek (Respon, R)
23 24
25
Ibid, Op. Cit, hal 28 Onong Uchjana Effendy. Ilmu Theory dan Filsafat Komunikasi. Citra Aditya Bhakti,Bandung Dennis McQuail dan Sven Windahi, Model-model komunikasi, Uni Primas, Jakarta 1985 h.48
29
Biasanya hubungan elemen-elemen tersebut digambarkan seperti ini : S
R
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa pada saat stimulus disampaikan, akan terjadi beberapa tahap terlebih dahulu sehingga terjadinya respon atau perubahan sikap pada diri komunikan dapat berlangsung apabila ada perhatian pada diri komunikan, kemudian komunikan mengerti maksud daripada pesan tersebut. Selanjutnya komunikan dapat menerima isi pesan tersebut lalu terjadi keadaan dimana terbentuk respons. Hasil akhir dari suatu proses komunikasi disebut dengan efek, dimana efek dapat menerpa seseorang yang menerimanya baik sengaja, maupun tidak sengaja.
2.7 Publik Internal (karyawan) Publik internal adalah kelompok yang berada di dalam suatu badan instansi atau perusahaan yang mempunyai peran dalam menentukan keberhasikan perusahaan atau instansi, yaitu seluruh karyawan dari staf sampai dengan karyawan terbawah. Karyawan merupakan bagian dari khalayak internal perusahaan yang memiliki kedudukan penting bagi kelangsungan instansi, sehingga dapat dikatakan bahwa roda perusahaan dapat berjalan dengan baik dan lancar adalah terletak pada karyawan. Tanpa adanya kedudukan karyawan, instansi akan sulit berjalan, keberadaan humas di dalam perusahaan dapat dijadikan sebagai
komunikator atau mediator dalam mempertemukan
kepentingan instansi dengan karyawan.
30
Karyawan adalah orang-orang di dalam perusahaan yang tidak memegang jabatan struktur. Ia adalah karyawan biasa di bawah komando supervisor atau kepala
seksi
atau kepala
subseksi. Umumnya mereka
hanyalah tamatan sekolah menengah atas atau di bawahnya, namun ada juga yang sampai mengenyam pendidikan di universitas 26 . Karyawan sebagai salah satu bagian terpenting bagi keberhasilan manajemen perusahaan hendaknya turut mendapat perhatian ekstra. Walaupun demikian pada kenyatannya dilapangan tidak semua perusahaan menyadari kepentingan karyawan sebagai tenaga kerja yang berpotensi. Menurut Cutlip & Center, pengertian publik internal adalah orang atau karyawan bekerja dalam suatu organisasi baik sebagai pimpinan dan karyawan yang bekerja dalam perusahaan. Dari definisi tentang karyawan di atas, penulis mencoba menarik kesimpulan bahwa karyawan adalah pihak pekerja sebagai bawahan dalam menjalankan kewajiban-kewajiban tugas-tugasnya, termasuk memberikan laporan hasil pekerjaan. Perintah-perintah tersebut datangnya dari pihak atasan (pimpinan).
2.8 Peran Humas Tugas humas secara umum sebagai berikut : a. Menciptakan dan memelihara suatu citra yang baik dan tepat atas organisasinya, baik itu yang berkenaan dengan kebijakan, produksi, jasa
26
Onong U.E. Dimensi-dimensi Komunikasi Alumni Bandung 1993 hal 54.
31
maupun dengan personelnya. b. Membantu pendapat umum mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan citra, kegiatan, reputasi, maupun kepentingan-kepentingan organisasi dan menyampaikan setiap informasi yang penting ini langsung kepada pihak manajemen atau pimpinan puncak untuk ditanggapi atau ditindaklanjuti. 1. Communication Technician Kebanyakan praktisi humas hanya menyediakan layanan teknis komunikasi, khususnya jurnalistik yang berkaitan dengan menulis news latter, press release, membuka website dan membina hubungan dengan media. Praktisi humas biasanya tidak berperan aktif, mereka dapat memberikan motivasi, di sisi lain mereka tidak dapat terlibat dalam mengambil keputusan atau kebijakan - kebijakan baru tapi humas harus menjelaskan keputusan-keputusan atau kebijakan tersebut kepada karyawan perusahaan. 2. Expert Prescriber Praktisi humas mampu membantu manajemen dengan pengalaman dan ketrampilan mereka untuk mencari solusi bagi penyelesaian masalah yang dihadapi organisasi, manajemen percaya bahwa sebagai ahli praktisi humas yang menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah humas yang sedang dihadapinya, sehingga manajemen pasif dan menerima apa yang telah diusulkannya oleh humas.
32
3. Communication Facilitator Praktisi
humas
membantu
manajemen
kesempatan - kesempatan untuk
dengan
menciptakan
mendengar apa kata publik dan
menciptakan peluang agar publik penting mendengar apa yang diharapkan manajemen. Peranan humas sebagai penyedia / sumber informasi dan sebagai mediator antara perusahaan dengan publik. 4. Problem Solving Fasilitator Ketika para praktisi mengambil peran sebagai fasilitator pemecah masalah, mereka berkolaborasi dengan para manajer lain untuk mendefinisikan
dan
berdiskusi
mengenai
masalah-masalah
perusahaan. Mereka menjadi bagian dari tim perencanaan yang strategis. 27 Para praktisioner pemecah masalah membantu para manajer lain dan organisasi untuk mengaplikasikan hubungan masyarakat untuk memecahkan masalah-masalah
yang terjadi di
dalam organisasi. c. Memberi nasehat atau masukan kepada pihak manajemen mengenai berbagai masalah komunikasi yang penting, berikut berbagai tehnik-tehnik untuk mengatasinya d. Menyediakan berbagai informasi kepada khalayak, perihak kebijakan organisasi, kegiatan produk, jasa dan personalia selengkap mungkin demi menciptakan suatu pengetahuan yang maksimal dalam rangka menjangkau pengertian khayalak 28 . 27 28
Frida Kusumastuti, Ibid, hal 24 Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations PT. Raja Grafindo Jakarta, h.58.
33
Humas dalam melaksanakan tugasnya membutuhkan bantuan dari berbagai pihak, baik itu pihak dari dalam organisasi maupun dari pihak luar organisasi, selain itu humas
membutuhkan media dalam menjalankan
tugasnya, media tersebut dapat berupa media cetak, elektronik, umum massa, maupun melalui media tradisional. Pada dasarnya konsep peranan melihat praktek humas dari capaian capaian yang telah diperoleh humas dalam seting organisasinya. Peran humas dalam organisasi
merupakan salah satu kunci penting untuk pemahaman
fungsi humas dan komunikasi organisasi, peranan humas juga merupakan salah satu kunci untuk pengembangan pencapaian profesional.
2.8.1 Peran Humas Pemerintah Menurut
L. Bernays seorang pelopor humas di Amerika Serikat
dalam bukunya humas menjelaskan bahwa humas mencakup tiga aspek yaitu: 1. Memberikan informasi kepada masyarakat 2. Mengajak masyarakat untuk mengubah sikap dan perilaku mereka 3. Melakukan usaha-usaha untuk menyatakan sikap dan tindakan suatu lembaga (organisasi dengan publiknya) 29 Sedangkan menurut Frank Jefkins menyatakan : Public Relations consist of all from of planned communications, out word and
purpose
of
achieving
spesific
objectives
concerning
understanding.
29
Hamdan Adnan & Hafied Cangara, Prinsip-prinsip Humas (Surabaya1996), hal 16
mutual
34
Humas adalah suatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam ataupun ke luar antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian 30 Dari pemaparan definisi Humas di atas, dapat ditarik kesimpulan yang merupakan ciri khas yang dikaitkan dengan proses dan fungsi Manajemen Humas, yaitu sebagai berikut: a. Menunjukkan kegiatan tertentu. b. Kegiatan yang jelas. c. Adanya perbedaan khas dengan kegiatan lain. d. Terdapat suatu kegiatan tertentu. e. Adanya kepentingan bersama. f. Terdapat komunikasi dua arah timbal-balik. Peran Humas sehari-hari di dalam perusahaan atau organisasi adalah 1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi / pesan secara lisan, tertulis atau melalui gambaran (visual) kepada publik, sehingga publik mempunyai pengertian yang benar tentang hak ikhwal perusahaan / lembaga segenap tujuan serta kegiatan yang dilakukan 2. Memonitor, merekam dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum / masyarakat 3. Mempelajari dan melakukan analisis reaksi publik terhadap kebijakan
30
Frank Jefkins, Public Relations, Jakarta, Erlangga. 1996, hal 9
35
perusahaan atau lembaga ataupun segala macam pendapat (public acceptance dan non acceptence) Menyelenggarakan hubungan yang baik dengan masyarakat dan media massa untuk memperoleh public favour, public opinion dan perubahan sikap 31
2.8.2 Peran Komunikasi dalam Humas Kalau kita mau jujur dan teliti, tetapi sering kita menghadapi situasi bermasalah yang berpangkal pada komunikasi yang kurang baik. Masalahnya bisa didasarkan pada komunikasi yang kurang baik dari seorng kepada orang lain, dari bangsa kepada bangsa lain, di dalam organisasi dan didalam kelompok kecil. Bagaimana kemacetan dalam komunikasi akan memberi pengarahan cukup luas. Inilah kegiatan humas di dalam organisasi itu. Semakin jelas bahwa bagi seorang humas ataupun manajer seorang pemimpin, perlu mempunyai kemampuan berkomunikasi. Kemampuan komunikasi ini harus diusahakan dan ditingkatkan secara terus menerus. Karena apabila komunikasi itu dilaksanakan secara efektif dan produktif artinya ia juga akan membentuk pribadinya menjadi semakin matang dan dewasa. Apabila kita tidak memiliki kemampuan atau kita tidak berpotensi untuk berkomunikasi, akan muncul atau terjadi kemacetan dalam komunikasi. Fokus humas di dalam manajemen menunjukan bahwa seorang humas, manajer pimpinan, karyawan dan sebenarnya siapapun perlu memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dan profesional. Ini akan
31
Frida Kusumastuti, Dasar-dasar Humas, jakarta,2002 Ghalia Indonesia. Hal 24
36
memberi banyak manfaat bagi komunikasi
internal maupun eskternal, dan
pada akhirnya akan memberi dampak positif bagi kelompok publiknya maupun masyarakat pada umumnya yang sebenarnya merupakan kelanjutan hidup organisasi. Berkomunikasi yang baik dan efektif akan menghasilkan keuntungan yang tinggi. Komunikasi dua arah yang efektif harus dipandang sebagai satusatunya
alat
manajemen
oleh
humas
yang
dimanfaatkan
dalam
mengembangkan organisasi. Bagi humas umpan balik lewat opini publik yang diciptakan akan membawa perbaikan, perubahan, perkembangan sebagai efeknya. Cara yang paling bernilai dan bermanfaat adalah adanya sikap terbuka untuk menerima umpan balik melalui pemantauan pihak-pihak yang terkait. Kualitas organisasi, manajer, atau pimimpinan akan menentukan berhasil atau tidaknya fungsi komunikasi
dalam kegiatan Humas itu.
Organisasi yang mampu memadukan dan mengintegrasikan keinginan, kebutuhan para pengguna jasa atau produk, para pelanggan akan mampu berkembang dan mendapatkan manfaat bagi kemajuan organisasinya. Banyak contoh nasional maupun internasional yang menunjukan pentingnya pemahaman dalam berkomunikasi itu di dalam kehidupan kita. Dalam bidang apapun hal itu tetap penting dan tidak mungkin diabaikan. Public Relations dalam fungsinya menempatkan kegiatan komunikasi itu sentra. Komunikasi merupakan satu aspek humas. 32
32
Maria Assumpta Rumanti OSF, Dasar-dasar Public Relations, hal 111-112
37
2.9 Fungsi Humas Berbicara fungsi berarti berbicara masalah kegunaan humas dalam pencapaian tujuan organisasi/lembaga. Beberapa buku tentang Public Relations memberikan batasan tentang fungsi ini dengan bermacam istilah. Misalnya disebutkan berfungsi punitif, prefentif, kuratif, dan sebagainya. Dalam buku Public Relations; teori dan praktek, yang ditulis oleh Djunalis Djanaid (1993) disebutkan dua fungsi PR, yaitu fungsi konstruktif dan fungsi korektif. 1. Fungsi Konstruktif Djunalis menganalogikan fungsi ini sebagai “perata jalan”. Jadi Humas merupakan
“garda”
terdepan
yang
di
belakangnya
terdiri
dari
“rombongan” tujuan-tujuan perusahaan. Ada tujuan-tujuan produksi, tujuan personalia dan mempersiapkan
mental
sebagainya. Peranan humas dalam hal ini publik
untuk
menerima
kebijakan
organisasi/lembaga, humas menyiapkan “mental” organisasi / lembaga untuk memahami kepentingan publik, humas mengevaluasi perilaku publik maupun organisasi untuk direkomendasikan kepada manajemen, humas menyiapkan prakondisi untuk mencapai saling pengertian, saling percaya dan saling membantu terhadap tujuan-tujuan publik organisasi / lembaga yang diwakilinya. Fungsi humas konstruktif ini mendorong Humas membuat aktivitas ataupun kegiatan - kegiatan yang terencana, berkesinambungan yang cenderung bersifat proaktif. Termasuk disini humas bertindak secara preventif (mencegah)
38
2. Fungsi korektif Apabila kita mengibaratkan fungsi konstruktif sebagai “perata jalan” maka fungsi korektif berperan sebagai “pemadam kebakaran” Yakni
apabila
api
sudah
terlanjur
menjalar
dan
membakar
organisasi/lembaga, maka peranan yang dapat dimainkan oleh humas adalah
memadamkan
api
tersebut.
Artinya
apabila
sebuah
organisasi/lembaga terjadi masalah - masalah (krisis) dengan publik, maka fungsi humas berperan dalam mengatasi selesainya masalah tersebut. Fungsi yang kedua ini memang menjadi berat, sama halnya dengan suatu penyakit. Ketika orang sudah berada sakit, maka upaya selanjutnya adalah mengobati menuju kesembuhan. Karena mengobati adalah salah satu upaya penyembuhan, maka dapat jadi upaya ini gagal total sehingga menyebabkan kematian. Pepatah mengatakan “Mencegah lebih baik daripada mengobati”. Anehnya, Humas di Indonesia seringkali dipanggil pada saat terjadi krisis. Sementara pada saat situasi “aman” saat humas dibuat “nganggur” atau disfungsi. Lebih aneh lagi, seringkali humas disalahkan bila dalam penanganan krisis menunjukkan tanda-tanda kegagalan. Inilah yang sejak lama menjadi unek-unek para praktisi humas. Ibaratnya, dia hanya mendapat “kotoran kuda”, yang diminta mengendalikan kuda, tetapi tidak pernah diajak merawat kuda yang sedang berontak-jauh sebelumnya. 33 33
Frida Kusumastuti, Dasar-dasar Public Relations , Ghalia Indonesia,jakarta,2002 hal 22-23
39
Sementara itu Cutlip and Center mengatakan bahwa fungsi humas meliputi hal-hal berikut : 1. Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi 2. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarkan
informasi
dari
perusahaan
kepada
publik
dan
menyalurkan opini publik kepada perusahaan. 3. Melayani publik dan memberikan nasihat kepada pimpinan organisasi untuk kepentingan umum 4. Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dan publik, baik internal maupun eskternal. The British Institute of public Relations mendefiniskan fungsi PR sebagai berikut: “The deliberate, planned and sustained effort to establish and maintain mutual understanding between an organization and its publics” Fungsi humas juga dapat dilihat dari deskripsi kerja Carl Byoir and Associates, sebuah konsultan atau agency PR, meliputi sebagai berikut : 1. Analysis of policies and objectives of the client of relationship with various public 2. Planning and programming of specific undertaking and project 3. Implementation of program and projects 34 . Dua Fungsi Pokok Humas : 1. Humas merupakan alat untuk memahami sikap publik dan mengetahui
34
Frida Kusumatuti, Ibid, hal 23-24
40
apa yang harus dan tidak boleh dilakukan oleh perusahaan untuk mengubah sikap mereka. 2. Sebagai suatu program aksi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan profesional. Menurut Dimock dan Koening (1987), pada umumnya tugas-tugas dari pihak Humas instansi atau lembaga pemerintahan, yaitu antara lain : 2. Upaya memberikan penerangan atau informasi kepada masyarakat tentang pelayanan masyarakat, kebijaksanaan serta tujuan yang akan dicapai oleh pemerintah dalam melaksanakan program kerja tersebut 3. Mampu untuk menanamkan keyakinan dan kepercayaan serta mengajak masyarakat dalam partisipasinya atau ikut serta pelaksanaan program pembangunan di berbagai bidang sosial, budaya, ekonomi, politik serta menjaga stabilitas dan keamanan nasional. 4. Kejujuran dalam pelayanan dan pengabdian dari aparatur pemerintah yang bersangkutan perlu dipelihara atau dipertahankan dalam melaksanakan tugas serta kewajibannya masing-masing 35 .
2.9.1. Fungsi Humas Pemerintah Keberadaan unit kehumasan (hubungan masyarakat) di sebuah lembaga atau instansi milik pemerintah merupakan keharusan secara fungsional dan operasional dalam upaya menyebarluaskan atau untuk mempublikasikan tentang sesuatu kegiatan atau aktivitas instansi bersangkutan yang ditunjukkan 35
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, PT Raja Grafindo, Jakarta, 2002 hal 323-325
41
baik untuk hubungan masyarakat ke dalam, maupun kepada masyarakat luar pada umumnya. Humas dapat merupakan suatu alat atau saluran (The PR as tools or channels of government publication) untuk memperlancar jalannya interaksi dan penyebaran informasi
mengenai
publikasi pembangunan
nasional melalui kerja sama dengan pihak pers, media cetak atau elektronik dan hingga menggunakan media tradisional lainnya (wayang kulit atau wayang golek dan lain sebagainya). Fungsi pokok humas pemerintah Indonesia pada dasarnya, antara lain : 1. Mengamankan kebijaksanaan pemerintah 2. Memberikan pelayanan dan menyebarluaskan pesan atau informasi mengenai kebijaksanaan dan hingga program-program kerja secara nasional kepada masyarakat 3. Menjadi komunikator dan sekaligus sebagai mediator yang proaktif dalam menjembatani kepentingan instansi pemerintah di satu pihak, dan menampung aspirasi, serta memperhatikan keinginan-keinginan publiknya di lain pihak 4. Berperan serta dalam menciptakan iklim yang kondusif dan dinamis demi mengamankan stabilitas dan keamanan politik pembangunan nasional, baik jangka pendek maupun jangka panjang 36
36
Frida Kusumastuti, Ibid, hal 326
42
BAB III METODOLOGI
3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yang bertujuan untuk memberikan gambaran fakta dan karakteristik populasi secara faktual dan cermat. Penelitian deskriptif tidak mencari atau menjelaskan hubungan, dan tidak pula menguji hipotesis atau membuat prediksi. Beberapa penulis memperluas penelitian deskriptif kepada segala penelitian selain penelitian lainnya. Mereka menyebut metode yang ‘melulu’ deskriptif sebagai penelitian survei atau penelitian observasional. 37 Deskriptif diartikan sebagai melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu. Salah satu cirinya adalah menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah (naturalistis setting). Peneliti bertindak sebagai pengamat, ia hanya membuat kategori perilaku, mengamati gejala dan mencatatnya. 38 Dalam penelitian ini penulis memfokuskan tentang suatu keadaan atau situasi berkenaan dengan persepsi karyawan terhadap peran dan fungsi Humas PT (Persero) Angkasa Pura II Pusat Tangerang.
37 38
Jalaludin Rakhat, Metode Penelitian Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001,h. 24 Op.Cit, hal 25
43
3.2 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, metode penelitian survey merupakan metode penelitian yang mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat untuk menyampaikan data. Menurut Irwan Soeharto yang dikutip oleh Rosady Ruslan, bahwa penelitian survey adalah pengamatan yang berskala besar pada kelompok kelompok manusia. Yang dimaksud dengan pengamatan disini tidak terbatas pada pengamatan penglihatan, tetapi adalah bahwa data yang dikumpulkan secara tidak sengaja ditimbulkan oleh peneliti seperti dilakukan dalam suatu eksperimen tertentu. Jadi bahan-bahan yang dikumpulkan dalam survey adalah data yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari berjalan secara wajar 39 .
3.3 Teknik Pengumpulan data Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut : 1. Data Primer Data primer yaitu data yang langsung segera diperoleh dari sumber data oleh penyelidik atas tujuan yang khusus Kuesioner Daftar pertanyaan yang disebarkan kepada 80 responden penelitian yang 39
Rosady Ruslan, Metode Penelitian PR dan Komunikasi ( PT. Raja Grafindo) Jakarta,2003 h. 21
44
berkaitan dengan penelitian, dalam hal ini kuesioner yang berhubungan dengan persepsi karyawan terhadap peran dan fungsi Humas . 2. Data sekunder Data sekunder yaitu data yang telah lebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang di luar penyelidik sendiri a. Studi kepustakaan Yaitu dengan membaca buku-buku literatur kepustakaan dengan meneliti berbagai buku, majalah, tugas dan kegiatan instansi yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti untuk
mendapatkan
landasan teori yang diperlukan agar dapat melengkapi data penelitian b. Studi Publikasi Internal Yaitu penelitian publikasi dengan meneliti berbagai media internal termasuk news letter, majalah, media monitoring, website, yang juga ada hubungannya dengan masalah yang diteliti untuk mendapatkan teori yang diperlukan agar dapat melengkapi data. 40
3.4 Populasi Dan Sampel 3.4.1 Populasi Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu objek yang merupakan perhatian penelitian. Objek penelitian dapat berupa mahluk hidup, benda-benda, sistem dan prosedur, fenomena dan lain-lain.
40
Rosady Ruslan, Ibid, hal 13
45
Dengan demikian yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT (Persero) Angkasa Pura II, kantor pusat Tangerang yang berjumlah 400 orang. terdiri dari bagian diantaranya bagian Operasional & Engineering Directory, Commercial & Business Development Directorate Finance Directorate dan Personnal & General Affairs Directorate. 3.4.2 Sampel Sampel adalah bagian dari populasi. Pada umumnya kita tidak bisa mengadakan penelitian kepada seluruh anggota dari suatu populasi karena terlalu banyak. Apa yang bisa kita lakukan adalah mengambil beberapa representatif dari suatu populasi kemudian diteliti. Representatif dari populasi ini yang dimaksud dengan sampel 41 . Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendapat dari Suharsimi Arikunto, yaitu : 42 “Sekedar ancar-ancar, maka apabila subyek atau populasinya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyek atau populasinya besar, maka dapat diambil 10% hingga 15% atau 20% atau lebih.” Hal ini tergantung setidak-tidaknya dari : 1. Kemampuan peneliti, baik segi waktu, tenaga, dan dana. 41
Ibid, Op. Cit hal 137-138 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, h.120 42
46
2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data yang didapat. 3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung mengambil sampel sebesar 20 % dari jumlah populasi, yaitu 400 x 20% = 80. Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 80 orang. Adapun teknik perhitungan penarikan sampel dari masing-masing srata dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 43 Sampel Srata =
Jumlah karyawan / sebagian x jumlah sampel Jumlah populasi
3.6 Teknik Penarikan Sampel Penarikan sampel ini menggunakan teknik Purposive Sampling, yaitu teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu saja. Dimana purposive sampling Dalam hal ini responden yang diambil adalah responden yang berkaitan dan mengamati peran dan fungsi humas di PT (persero) Angkasa Pura II Pusat Tangerang yang dianggap dapat menggunakan dan memberikan penilaian-penilaian tertentu yang mewakili populasi. Alasan penulis memilih purposive sampling karena dalam penelitian sample berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut atau berkaitan dengan populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
43
Suparmoko M, Metode Penelitaian Praktis, edisi 4, BPFE, Yogyakarta,1999, h..44
47
3.7 Definisi Konsep a. Persepsi karyawan Persepsi karyawan tanggapan atau jawaban terbuka terhadap suatu persoalan yang dinyatakan berdasarkan kata – kata (intangible) baik dalam bentuk opini tertulis maupun secara lisan. Opini sebagai perilaku, sikap tindak, pandangan dan sebagainya. Karyawan yaitu orang – orang di dalam perusahaan yang memegang jabatan struktual. b. Peran Humas Peran humas merupakan tugas yang seharusnya dilakukan oleh Praktisi humas yaitu proses dua arah membina hubungan ke dalam ( publik internal ) maksudnya publik yang menjadi bagian dari unit / badan / perusahaan atau organisasi itu sendiri, dan mampu mengidentifikasikan atau mengenali hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif di dalam masyarakat, sebelum kebijakan itu dijalankan oleh organisasi. Membina hubungan keluar mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran yang positif publik terhadap lembaga yang diwakilinya. Jadi peran Humas bersifat dua arah yang beorintasi ke dalam ( inward looking ), dan keluar (outward looking ) c. Fungsi Humas Fungsi humas adalah lembaga yang merupakan fungsi timbal balik, ke luar dan ke dalam. Ke luar ia harus mengusahakan kelembagaan tumbuhnya sikap dan gambaran ( image ) masyarakat
yang positif
48
terhadap segala tindakan dan kebijakan lembaganya baik internal maupun eksternal. Contoh : 1. Mengidentifikasi keinginan publik 2. Memperbaiki organisasi dan publik 3. Memberikan sumber saran ke pihak pimpinan
3.8 Operasionalisasi Konsep Konsep adalah abstraksi yang dibutuhkan dengan menggeneralisasikan hal-hal khusus. Operasionalisasi Konsep Persepsi : Konsep persepsi akan di operasionalisasikan melalui : 1. Kognitif yaitu mencakup pengetahuan terhadap suatu objek melalui pengalaman langsung dari objek tersebut dan informasi dari berbagai sumber lainnya. 2. Afektif yaitu mencakup perasaan untuk suatu objek tersebut dengan penilaian akhir suka atau tidak suka. 3. Konatif, yaitu mencakup penilaian terhadap objek melalui penilaian baik atau buruk, penerimaan dan tanggapan baik positif maupun negatif .
Operasionalisasi Konsep Peran Humas 1. Communication Technician Komunikasi yang berkaitan dengan menulis news letter press release, membuka wabsite dan berhubungan dengan media
49
2. Expert Prescriber Humas
mampu
membantu
manajemen
dengan
pengalaman
dan
keterampilan mereka untuk mencari solusi bagi penyelesaian masalah yang dihadapi organisasi dalam melakukan hubungan langsung dengan para investor atau pemegang saham. 3. Communications Facilitator Membantu manajemen dengan menciptakan kesempatan-kesempatan untuk mendengar apa kata publik dan menciptakan peluang agar publik penting mendengar apa yang diharapkan manajemen 4. Problem Solving Facilitator Peran Humas sebagai perencana dalam memberikan keputusan dan berkolaborasi dengan para manajer lain untuk mendefinisikan masalahmasalah yang ada di dalam instansi Operasionalisasi Konsep Fungsi Humas 1. Fungsi Konstruktif 1) Humas sebagai perata jalan dimana Humas merupakan “Garda” terdepan yang di belakangnya terdiri dari “rombongan” tujuan-tujuan perusahaan seperti : -
Menjadi pengelola badan udara yang bertaraf internasional yang juga mampu bersaing dikawasan regional
-
Meningkatkan kualitas pelayanan dengan mengimplementasikan berbasis tegnologi untuk para pengguna jasa bandara.
2) Humas
mampu berperan dalam hal mempersiapkan mental
organisasi atau lembaga untuk bisa memahami kepentingan publik,
50
termasuk : -
Tanggung Jawab Sosial Wadah yang dibentuk oleh PT. AP II yang fungsinya untuk menyalurkan aspirasi masyarakat dan memberdayakan wilayah sekitar bandara Soekarno Hatta
-
Pelayanan jasa untuk para konsumen badara Soekarno Hatta
2. Fungsi korektif 1) Sebagai pemadam kebakaran yang apabila api yang sudah menjalar dan membakar organisasi/lembaga, maka peran yang dapat dimainkan oleh humas adalah memadamkan api tersebut termasuk : -
Masalah ketidaksesuaian program kerja direksi yang dilakukan oleh humas
-
Humas tidak dapat melaksanakan program kerja direksi yang menunjang kegiatan strategi bisnis dan operasional perusahaan.
2) Humas
mampu mencegah upaya kegagalan yang menyebakan
kematian di dalam perusahaan seperti : -
Humas mampu menghadapi berita – berita negatif di media baik internal maupun eksternal mengenai bandar udara Soekarno-Hatta dikawasan Indonesia barat
-
Mempersiapkan mental dan publik untuk melakukan pemulihan pengelolaan program kerja di bidang Humas
baik internal
maupun eksternal melalui komunikasi dalam rangka menumbuh kembangkan citra perusahaan.
51
Tabel 1 Operasionalisasi Konsep Peran Dan Fungsi Humas Dimensi Persepsi
Indikator 1. Kognitif (pengetahuan)
Skala 1. Tahu 2. Tidak tahu
2. Afektif (perasaan)
1. Suka 2. Tidak Suka
3. Konatif (penilaian) A. Communications Technician
B. Expert Prescriber
1. 2. 1. Mampu bercomunikasi yang secara 1. teknis yang indikatornya terdiri dari 2. a. Menulis news letter 3. b. Press release, serta yang 4. 5. berhubungan dengan media. 2. Mampu berperan aktif membantu manajemen untuk yang terjadi didalam instansi seperti memberikan motivasi yang indikatornya terdiri dari : a. Memberikan bantuan yang mendukung tugas-tugas manajemen b. Membantu memberikan jalan keluar bagi setiap permasalan manajemen kepada karyawan untuk perusahaan 1. Membantu manajemen dengan keterampilan untuk mencari solusi bagi penyelesaian masalah yang dihadapinya. Indikatornya : a. Menyusun program perencanaan pengadaan dan serta pengembangan penyelenggaraan rapat direksi. b. Melaksanakan program kerja direksi yang menunjang kegiatan dan strategi operasional perusahaan. 2. Memiliki kepercayaan sebagai ahli praktisi Humas yang bisa menemukan solusi yang tepat.
Baik Buruk Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
52
Indikatornya : a. Membina hubungan dengan pemegang saham dan sekaligus bertindak selaku penyelenggara organisasi b. Membina hubungan dengan lembaga – lembaga pemerintah dan negara. Indikatornya : - Lembaga legislatif - Pemerintah daerah - Departemen teknis dan terkait lainnya. C. Communications Facilitator
1. Manajemen mampu menciptakan media informasi dan media komunikasi dalam penyampaian pesan-pesan secara teknis. Indikatornya. a. menyelenggarakan penyediaan dan distribusi publikasi berupa penerbitan. Indikatornya : - Annual report - Company profile - Buletin - Booklet - Seminar - Pameran 2. Mampu berperan sebagai praktisi humas dan sebagai mediator antara perusahaan dengan publik. Indikatornya : a. Adanya penyediaan dan penyajian bahan dan materi yang berkaitan dengan penyelenggaraan rapat umum pemegang saham tahunan dengan pihak-pihak yang terkait dengan penyelenggaraan rapat dimaksud : - Penyusunan jadwal pertemuan direksi dengan para stake holders serta penyelenggaraan pertemuan. - Mewakili direksi dalam tugas-
53
tugas pertemuan dengan para I maupun pihak terkait lainnya. b. Memantau dan merekomendasikan kepada manajemen maupun unit- unit kerja yang terkait tentang kegiatan – kegiatan Humas
D. Problem Solving Facilitator
1. Mampu berkolaborasi dengan para manajer lain untuk mendefinisikan dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi instansi.Indikatornya : a. Menyelenggarakan serta membina hubungan kerja sama dengan lembaga didalam maupun di luar negeri yang terkait dengan program kerja sama bandara. b. Membina hubungan dengan lembaga non pemerintah dengan meningkatkan citra perusahaan. Indikatornya : - Pertemuan berkala - Kegiatan fasilitation - Sponsorship 2. Mampu mengaplikasikan Humas untuk memecahkan masalahmasalah yang terjadi diperusahaan yang dikelolanya. Indikatornya : a. Menciptakan memelihara suatu citra yang baik dan tepat atas organisasinya, baik itu berkenaan dengan kebijakan, produksi, jasa maupun dengan personalnya. b. Membantu pendapat umum mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan citra, kegiatan, reputasi, maupun kepentingankepentingan organisasi dan menyampaikan setiap informasi yang penting langsung kepada pihak managemen atau pimpinan.
54
A. Fungsi Konstruktif
B. Fungsi Korektif
1. Mampu berperan sebagai perata jalan, untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan, mempersiapkan mental publik untuk kebijakan organisasi. Indikatornya : a. Menunjang aktivitas manajemen untuk mencapai tujuan bersama. b. Meningkatkan kualitas pelayanan dengan mengimplementasikan teknologi informasi untuk para pengguna jasa bandara, melalui : - Keselamatan penumpang - Informasi keberangkatan - Fasilitas yang disediakan oleh perusahaan 2. Mampu berperan dalam hal tanggungjawab sosial intitusi untuk kepentingan publik berupa informasi. Indikatornya : a. Adanya tanggung jawab sosial perusahaan yang fungsinya untuk menyalurkan aspirasi masyarakat dan memberdayakan wilayah atau lingkungan perusahaan, melalui : - sunatan masal - ibadah haji - bakti sosial 1. Mampu berperan sebagai antisipatif, menetralisir dan memulihkan suatu permasalahan yang terjadi di dalam organisasi. Indikatornya : a. Masalah ketidaksesuaian program kerja terhadap kepentingan publiknya b. Humas tidak dapat melaksanakan program kerja direksi yang menunjang kegiatan strategi bisnis dan operasional perusahaan. mencegah upaya 2. Mampu kegagalan yang menyebabkan kematian di dalam perusahaan.
1. Sangat setuju 2. Setuju 3. Kurang setuju 4. Tidak setuju 5. Sangat tidak setuju
55
Indikatornya : a. Menanggapi berita – berita negatif baik di media elekronik maupun surat kabar mengenai perusahaan. b. Mempersiapkan mental dan fisik untuk melakukan pemulihan pengelolaan program kerja di bidang hubungan masyarakat baik internal maupun eksternal melalui komunikasi dalam rangka menumbuhkembangkan citra perusahaan yang positif.
3.9 Pengolahan dan Analisa Data Analisa yang dilakukan adalah deskriptif kuantitatif, data yang diperoleh diolah kedalam data kuantitatif di mana penulis mendeskriptifkan hasil dari data kuantitatif yaitu editing, coding, dan tabulasi data. 45 Jenis data yang dipakai menggunakan data nominal. Data nominal digolongkan kedalam jumlah atau frekuensi kemudian dihitung menjadi presentase. Tehnik Perhitungan Untuk menghitung presentase persepsi responden menggunakan rumus Weight Mean Score, 46 Yaitu : ∑ ni x i x 100% nx 5
45
Cholid Narbuko, Metodelogi Penelitian, Bumi Aksara,1999,Jakarta h.153-156
46
Agus Subandono, Modul Metode Penelitian Sosial (MPS), Jakarta,2003.
56
Keterangan : ni = Banyaknya responden yang memberi skor i i = Kategori persepsi (5, 4, 3, 2, 1) n = Jumlah responden Score persepsi akan dihitung dengan teknik berikut ini : Setiap kategori persepsi akan diberi nilai 1 – 5 Sangat setuju
=5
Setuju
=4
Kurang Setuju
=3
Tidak Setuju
=2
Sangat Tidak Setuju
=1
Range persepsi karyawan terhadap peran dan fungsi Humas, sebagai berikut : Sangat setuju
= 80 – 100 %
Setuju
= 70 – 79 %
Kurang Setuju
= 60 – 69 %
Tidak Setuju
= 50 –59 %
Sangat Tidak Setuju
= < 50 %
Dengan demikian, akan diketahui score persepsi responden terhadap setiap pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan peran dan fungsi Humas menurut karyawan PT (persero) AP II. Setiap kategori pertanyaan akan dinilai dengan skala sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 OBYEK PENELITIAN 4.1.1
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PT (PERSERO) ANGKASA PURA II Perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura Kemayoran yang dikenal sebagai
PN Kemayoran, didirikan dengan peraturan pemerintah No. 33 Tahun 1962, tanggal 15 November 1962, bertugas mengelola pelabuhan udara kemayoran. Lalu berdasarkan peraturan pemerintah No. 21 Tahun 1965 Tanggal 17 Mei 1965 nama PN Angkasa Pura Kemayoran ditetapkan menjadi PN Angkasa Pura. Status Perusahaan Negara ini dengan peraturan pemerintah No. 37 Tahun 1974 Tanggal 21 Oktober 1974 dijadikan Perusahaan Umum (PERUM), yaitu PERUM Angkasa Pura. Di samping mengelola Pelabuhan Udara Kemayoran, juga mengelola Pelabuhan Udara Internasional Halim Perdanakusuma pada tahun 1974, dan Pelabuhan Udara Ngurah Rai-Denpasar, Bali. Hingga awal tahun 80’an, jakarta dilayani oleh dua Bandar Udara. Bandar Udara Kemayoran untuk penerbangan Domestik, dan Bandar Udara Halim Perdanakusuma untuk penerbangan Internasional. Namun dirasakan dua Bandar Udara tersebut tidak akan mampu lagi menampung arus lalu lintas udara di Jakarta. 46 Pemerintah kemudian menyediakan lahan seluas 1800 hektar di Tangerang, Jawa Barat bagi pembangunan suatu Bandar Udara baru, melalui
57
58
proyek kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jepang. Bandar Udara tersebut dibuka secara resmi oleh Presiden Soeharto dan dinamakan Bandar Udara Internasonal Jakarta Soekarno-Hatta. Pada tanggal 13 Agustus 1984 dengan peraturan pemerintah no. 20 tahun 1984 didirikan suatu badan usaha kebandarudaraan yang bernama Perum Pelabuhan Udara Cengkareng untuk mengelola Pelabuhan Udara baru tersebut. Untuk keseragaman, pada Pemerintah merencanakan untuk memasukan beberapa lagi Bandar Udara lainnya ke dalam pengelolaan badan usaha kebandarudaraan tersebut dan menata pembagian wilayah kerja kedua BUMN sejenis ini. Wilayah Indonesia bagian Barat untuk Perum Angkasa Pura II dan wilayah Indonesia Timur untuk Peum Angkasa Pura I. Pada awal Tahun 1992, kedua BUMN yang berstatus “Perum” ditetapkan oleh pemerintah menjadi “Persero”. Maksud dari perubahan status dari bentuk Perum menjadi Persero adalah dalam rangka lebih meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja. Dengan akte notaris Muhani SH no. 3 tahun 1993 tanggal 2 Januari 1993 didirikan Perseroan Terbatas Angkasa Pura II. Nama tersebut disingkat menjadi PT (Persero) Angkasa Pura II. PT (Persero) Angkasa Pura II dipercayakan mengelola bandara-bandara Soekarno-Hatta (Jakarta), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Polonia (Medan), Sultan Mahmud Baharuddin II (Palembang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Tabing (Padang), Husein Sastranegara (Bandung), Sultan Iskandar Muda (Aceh), Supadio (Pontianak), dan Kijang (Tanjung Pinang).
46
Company Profile PT (Persero) Angkasa Pura II
59
4.1.2 Visi dan Misi PT (Persero) Angkasa Pura II : 4.1.2.1 Visi : Menjadi pengelola Bandar Udara bertaraf
Internasional yang mampu
bersaing di kawasan regional. Misi : Mengelola jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang mengutamakan keselamatan penerbangan dan kepuasan pelanggan, dalam upaya memberikan manfaat optimal kepada pemegang saham, mitra kerja, pegawai, masyarakat, dan lingkungan dengan memegang teguh etika bisnis. 4.1.2.2 Tujuan Perusahaan : Tujuan dari PT.(Persero) Angkasa Pura II, yaitu : 1. Menjalankan dan mendukung kebijakan dan program perusahaan dalam segmen ekonomi dan pembangunan. 2. Mengumpulkan keuntungan bagi perusahaan dengan menjalankan bisnis kebandar udaraan yang sesuai dengan azas-azas perusahaan. 4.1.2.3 Falsafah Perusahaan : Falsafah dari PT.(Persero) Angkasa Pura II yaitu “ PEDULI” Dengan Pelayanan Prima, efektif dan efisien, Dedikasi tinggi, Unggul, dalam Lingkungan Internasional.
60
4.1.2.4 Bidang Usaha : PT.(Persero)Angkasa Pura II mengelola FIR (Flight Information Region) Jakarta. Dalam rangka pengembanngan usaha dan pelayanan optimal kepada pengguna jasa bandara, PT.(Persero) Angkasa Pura II menyelenggarakan bidang usaha meliputi : 1. Pelayanan di bidang Aeronautika yaitu : -
Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan dan Penyimpangan Pesawat Udara (PJP4U)
-
Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U)
-
Pelayanan Jasa Penerbangan (PJP)
2. Pelayanan di bidang Non Aeronautika yaitu : -
Penyewaan Ruangan, Gedung, Lahan dan Fasilitas lainnya
-
Kegiatan Konsesioner
-
Parkir Kendaraan (Bus,Taksi, mobil umum)
3. Fasilitas Pelayanan Meliputi : -
Dua Unit ACC, di wilayah Jakarta dan Medan
-
Tujuh Unit Terminal Kontrol Area, di Jakarta, Medan, Palembang, Pontianak, Pekan baru, dan Bandung
4.1.3
STRUKTUR ORGANISASI PT (PERSERO) ANGKASA PURA II Berdasarkan Surat keputusan Direksi No. Kep.469/OM.00/1998 /AP II
Tanggal 14 Agustus 1998, tentang Organisasi dan Tata Kerja di PT (Persero) Angkasa Pura II telah ditetapkan sebagai berikut :
61
4.1.3.1 ORGANISASI PT (PERSERO) ANGKASA PURA II TERDIRI DARI : a. Kantor Pusat b. Kantor Cabang
4.1.3.2 SUSUNAN ORGANISASI KANTOR PUSAT TERDIRI DARI : a. Direksi b. Direktorat -
Direktorat Operasi
-
Direktorat Teknik
-
Direktorat Keuangan
-
Direktorat Personalia
c. Satuan Pengawasan Intern d. Bagian-Bagian -
Bagian Renlitbang
-
Bagian Informatika
-
Bagian Hukum dan Humas
62
Struktur Organisasi PT (Persero) Angkasa Pura II Pusat
Board of Directors
Bagian Renlitbang Planning, R&D Department
Direktur Utama President Director
SPI Internal Auditing Unit
Bagian Informatika IT Department Direktur Operasi Director of Operation
Direktur Teknik Director of Engineering
Direktur Personalia & Umum Director of Personal & General
Bagian Hukum & Humas Legal & PR Department
Direktorat Operasi Directorate of Operation
Direktorat Teknik Directors of Engineering
Direktorat Keuangan Diroctorate of Finance
Direktur Personalia & Umum Director of Personal & General
Sub Direktorat Operasi LLU Sub-Directorate of Air Traffic Services
Sub Direktorat Teknik Elektronika Sub-Directorate of Electonical
Sub Direktorat Pemasaran Sub-Directorate of Marketing
Sub Direktorat Kepegawaian Sub-Directorate of Personnel
Sub Direktorat Operasi Bandara Sub-Directorate of Airport Operation
Sub Direktorat Teknik Listrik, Mekanika & Peralatan Sub-Directorate of Electricity Mechanical & Equipment
Sub Direktorat Teknik Umum Sub-Directorate of Civil Engineering
Cabang Utama Soekarno-Hatta Main Branch Office Soekarno-Hatta
Direktur Keuangan Director of Finance
Cabang Husein Sastranegara Branch Office Husein Sastranegara
Cabang Halim Perdanakusuma Branch Office Halim Perdanakusuma
Cabang Sultan Iskandarmuda Branch Office Sultan Iskandarmuda
Cabang Supadio Branch Office Supadio
Sub-Direktorat Keuangan Sub-Directorate of Finance
Sub-Direktorat Logistik Sub-Directorate of Logistic
Cabang Polonia Branch Office Polonia
Cabang Sultan Syarif Kasim II Branch Office Sultan Syarif Kasim II
Sumber : Company Profile PT. (Persero) Angkasa Pura II
Sub Direktorat Pengembangan SDM Sub-Directorate of HRD
Sub Direktorat Umum Sub-Directorate of General Affairs
Cabang Tabing Branch Office Tabing
Cabang Sultan Mahmud Badaruddin II Branch Office Sultan Mahmud Badaruddin II
Cabang Kijang Branch Office Kijang
63
4.1.4 STRUKTUR ORGANISASI HUBUNGAN MASYARAKAT Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No : Kep.469/OM.00/1998-AP II tanggal 14 Agustus 1998 tentang Organisasi dan Tata Kerja di PT (Persero) Angkasa Pura II dijelaskan bahwa susunan Organisasi Humas PT (Persero) adalah sebagai berikut : •
Sub Bagian Humas dan Protokoler Sub bagian Humas dikepalai oleh seorang Kepala Sub Bagian. Di dalam
menjalankan tugasnya Kepala Sub Bagian dibantu oleh masing-masing Penanggung Jawab Urusan yang bertanggung jawab atas urusan masing-masing dan memimpin para staf lainnya. Dengan kata lain Sub Bagian merupakan unit yang menyelenggarakan tugas pokok Perusahaan, sedangkan urusan merupakan unit yang membantu terhadap tugas pokok perusahaan tersebut. Seluruh staff yang berada di dalam lingkup Sub Bagian Humas PT (Persero) Angkasa Pura II memiliki tugas dan fungsi masing-masing sebagai pedoman di dalam menyelenggarakan kegiatan kehumasan.
4.1.4.1 Kedudukan Humas PT (Persero) Angkasa Pura II Hakekat kegiatan kehumasan dalam suatu perusahaan pada dasarnya merupakan fungsi yang melekat (sangat berhubungan) dengan tugas pimpinan. Di dalam melaksanakan fungsi tersebut, pimpinan dibantu oleh pegawai-pegawainya yang bertanggung jawab dalam kegiatan kehumasan. Kehumasan pada PT (Persero) Angkasa Pura II ditangani oleh Sub bagian Humas dan Protokoler yang dalam struktur organisasi berada di bagian-bagian perusahaan yang merupakan
64
salah satu unsur pembantu pimpinan. Kedudukan Humas AP II berada di bawah Divisi Corporate Secretary. Sub bagian Humas dan Protokoler memiliki kewajiban melakukan kerja sama dengan unit-unit kerja yang lain seperti pada hubungan antar lembaga dan kesekretariat direksi. Dan bagian Humas mengendalikan seluruh pelaksanaan kegiatan kehumasan di dalam unit kerja yang dipimpinnya, di lingkup PT (Persero) Angkasa Pura II. Di samping sebagai salah satu unsur pembantu pimpinan, Sub bagian Humas dan Protokol PT (Persero) Angkasa Pura II memiliki kedudukan yang sejajar dengan jabatan struktural setingkat bagianbagian lain, yang lebih ditekankan dalam rangka mengadakan hubungan kerja sama agar tercipta kelancaran kerja di lingkungan unit kerjanya.
4.1.5
FUNGSI DAN KEGIATAN HUMAS
4.1.5.1 FUNGSI HUMAS Fungsi Humas PT (Persero) Angkasa Pura II adalah mempertahankan dan meningkatkan citra Perusahaan serta mengembangkan dan menumbuhkan hubungan baik dengan pihak-pihak internal dan eksternal Perusahaan.
4.1.5.2 KEGIATAN HUMAS 1. Menyelenggarakan pelayanan informasi untuk Pejabat /Karyawan (Kliping, Internet, Majalah). 2. Menyelenggarakan Protokoler untuk acara-acara perusahaan.
65
3. Membuat usulan pembuatan kalender, buku agenda, kartu ucapan Tahun baru dan Hari Raya. 4. Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaporkan kegiatankegiatan yang dilakukan humas. 5. Memantau dan merekomendasikan kepada manajemen maupun unit-unit kerja terkait tentang kegiatan humas. 6. Menyusun program perencanaan pengadaan dan pengembangan perusahaan. 7.
Menetapkan metode kerja yang sesuai untukunit kerjanya sehingga dapat melaksanakan tugas-tugas secara efektif.
8. Mengajukan rekomendasi kepada manajemen dan unit kerja terkait tentang program humas untuk kepentingan perusahaan. 9. Mewakili direksi dalam melakukan tugas-tugas pertemuan dengan para stake holders maupun pihak terkait lainnya. 10. Menyelenggarakan rapat anggaran/rapat evaluasi program kerja. 11. Menyelenggarakan tour untuk Karyawan, Direksi dan Komisaris. 12. Melaksanakan Buka Bersama Karyawan, Direksi dan Komisaris. 13. Membuat persediaan souvenir. 14. Mengadakan Konferensi Pers. 15. Mengadakan Promosi Perusahaan. 16. Membuat Press Release. 17. Membuat Dokumentasi Perusahaan. 18. Menyelenggarakan Serah Terima Jabatan dan Pelantikan Pejabat Perusahaan. 19. Menyelenggarakan acara penandatanganan kerja sama dengan pihak terkait.
66
20. Mengadakan coffee break. 21. Mengadakan Olah Raga bagi karyawan setiap hari Jumat. 22. Mengolah Majalah Bandara. 23. Mengelola saran lewat internet 47
47
Company Profile PT (persero) Angkasa Pura II
67
4.2. Hasil Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survey, Hasil penelitian diperoleh berdasarkan penyebaran dan pengumpulan data melalui daftar pertanyaan atau kuesioner terhadap 80 orang karyawan PT (Persero) Angkasa Pura II Pusat. Berikut ini akan diuraikan hasil dan analisa data berkaitan dengan persepsi karyawan terhadap peran dan fungsi humas PT (Persero) Angkasa Pura II Pusat.
4.2.1
Identitas Responden Dalam hal ini identitas responden perlu dijelaskan untuk mengetahui
kepada siapa penelitian ini dilakukan. Karakteristik dari responden itu sendiri diukur dan dilihat dari jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan terakhir, masa kerja, dan jabatan. Tabel 2 Jenis Kelamin n = 80 No Jenis Kelamin F 1. Laki – laki 53 2. Perempuan 27 Jumlah 80 Sumber : Kuesioner no. 1
% 66,25 33,75 100
Berdasarkan tabel 2 di atas, diperoleh keterangan bahwa responden yang diteliti terdiri dari 53 orang dengan presentase 66,25% berjenis kelamin laki-laki dan 27 orang dengan presentase 33,75% berjenis kelamin perempuan. Dari data yang diperoleh tersebut dapat diketahui bahwa responden laki-laki lebih banyak dari pada responden perempuan
68
Tabel 3 Usia Responden n = 80 No 1. 2.
Usia 20-30 tahun 31-40 tahun > 40 tahun Jumlah Sumber : Kuesioner no. 2
F 18 35 27 80
% 22,5 43,75 33,75 100
Berdasarkan tabel 3 di atas, maka diperoleh keterangan bahwa responden yang diteliti terdiri dari 18 orang berusia 20-30 tahun dengan presentase 22,5%, 35 orang berusia 30-40 tahun dengan presentase 43,75% dan 27 orang berjenis lebih dari 40 tahun dengan presentase 33,75%. Sehingga dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan mayoritas responden berusia 30-40 tahun, dimana pada usia itu seseorang dapat dikatakan sudah berpikiran matang dan memiliki pengalaman kerja dibidangnya masing-masing.
Tabel 4 Tingkat pendidikan responden n = 80 No 1. 2. 3. 4.
Tingkat Pendidikan S2 S1 Diploma SMU/sederajat Jumlah Sumber : Kuesioner no. 3
F 18 39 13 10 80
% 22,5 48,8 16,2 12,5 100
Menurut tabel 4 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan Strata Dua (S2), yaitu sebanyak 18 orang dengan
presentase
22,5%. Kemudian disusul oleh responde yang berpendidikan Srata satu (S1) yaitu 39 orang dengan presentase 48,8%, 13 orang dengan presentase 16,2%
69
berpendidikan Diploma, 10 orang responden dengan presentase 12,5%, berpendidikan SMU/sederajat.
Tabel 5 Masa Kerja n = 80 No 1. 2. 3.
Masa Kerja < 5 tahun 5-10 tahun > 10 tahun Jumlah Sumber : Kuesioner no. 4
F 17 30 33 80
% 21,2 37,6 41,2 100
Menurut tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa responden terbanyak adalah yang lama bekerjanya lebih dari 10 tahun, yaitu dengan jumlah responden 33 orang dengan presentase 41,2%. Kemudian responden dengan lama kerja 5-10 tahun berjumlah 30 orang dengan presentase 37,6% disusul dengan responden dengan lama kerja kurang dari 5 tahun berjumlah 17 orang dengan presentase 21,2%. Hal ini dapat diartikan bahwa sebagian besar responden sudah relatif lama menjadi karyawan PT (Persero) Angkasa Pura II dan ini menunjukkan bahwa mereka betah atau suka bekerja di perusahaan tersebut. Tabel 6 Jabatan n = 80 No 1. 2. 3. 4.
Jabatan Direktur Manajer Asst. manajer Staf/karyawan Jumlah Sumber : Kuesioner no. 5
F 0 12 28 40 80
% 0 15 35 50 100
70
Menurut tabel 6 diatas dapat diketahui bahwa responden terbanyak yang menerima kuesioner yang diberikan adalah staf/karyawan berjumlah 40 orang dengan presentase 50%, responden dengan jabatan Asst. Manajer sebanyak 28 orang dengan presentase 35%, responden dengan jabatan Manajer sebanyak 12 orang dengan presentase 15%, dan 0% dengan jabatan direktur. Tabel 7 Persepsi karyawan terhadap pernyataan bahwa Humas PT AP II mampu berkomunikasi secara teknis dengan media cetak melalui news letter, press release, dsb n = 80 No 1. 2. 3. 4. 5.
Ketegori Jawaban Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah Sumber : Kuesioner no. 6
F 29 35 13 3 0 80
% 36,25 43,75 16,25 3,37 0 100
Menurut tabel 7 diperoleh keterangan bahwa dari 80 responden, terdapat 43,75% yang menjawab setuju, terhadap pernyataan bahwa humas mampu berkomunikasi secara teknis dengan media cetak melalui news letter, press release, responden menjawab sangat setuju 16,25%, responden menjawab kurang setuju 16,25%. Dan 3,37% responden menjawab tidak setuju. Dari tabel ini didapat keterangan bahwa tidak ada responden yang sangat tidak setuju. Hal ini menyatakan bahwa humas mampu berkomunikasi secara teknis dengan media cetak.
71
Tabel 8 Persepsi karyawan terhadap pernyataan bahwa Humas PT AP II mampu berkomunikasi secara teknis dengan media teknologi melalui internet, website dan sebagainya n = 80 No 1. 2. 3. 4. 5.
Ketegori Jawaban Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah Sumber : Kuesioner no. 7
F 17 40 15 8 0 80
% 21,25 50 18,75 10 0 100
Menurut tabel 8 diperoleh keterangan bahwa dari 80 responden, diperoleh nilai presentase tertinggi sebanyak 50% yang menjawab setuju, terhadap pernyataan bahwa humas mampu berkomunikasi secara teknis dengan media teknologi melalui internet, website dan sebagainya, responden menjawab sangat setuju 21,25%, responden menjawab kurang setuju menjawab tidak setuju.
16,25%. Dan 10% responden
Dari tabel ini didapat keterangan bahwa tidak ada
responden yang menjawab tidak setuju. Hal ini menyatakan bahwa responden setuju dengan humas karena mampu berkomunikasi secara teknis dengan media teknologi. Tabel 9 Persepsi karyawan terhadap pernyataan bahwa Humas PT AP II mampu membantu pihak manajemen dalam memberikan bantuan yang dapat meringankan tugas pihak manajemen n = 80 No Ketegori Jawaban F % 1. Sangat setuju 22 27,5 2. Setuju 32 40 3. Kurang setuju 21 26,25 4. Tidak setuju 5 6,25 5. Sangat tidak setuju 0 0 Jumlah 80 100 Sumber : Kuesioner no. 8
72
Menurut tabel 9 diperoleh keterangan bahwa dari 80 responden, menyatakan bahwa 40% menjawab setuju, terhadap pernyataan bahwa humas mampu membantu pihak manajemen dalam memberikan bantuan yang dapat meringankan tugas pihak manajemen 27,5 responden menjawab sangat setuju, 26,25 responden menjawab kurang setuju, 6% responden menjawab tidak setuju. Hal ini menyatakan bahwa humas mampu membantu pihak manajemen. Tabel 10 Persepsi karyawan terhadap pernyataan bahwa Humas PT AP II mampu memberikanperencanaan keputusan dan kebijakan bagi setiap permasalahan manajemen perusahaan n = 80 No 1. 2. 3. 4. 5.
Ketegori Jawaban Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah Sumber : Kuesioner no. 9
F 26 27 16 10 1 80
% 32,5 33,75 20 12,5 1,25 100
Menurut tabel 10 diperoleh keterangan bahwa dari 80 responden, terdapat 33,75% responden setuju terhadap pernyataan bahwa humas mampu memberikan perencanaan keputusan dan kebijakan bagi setiap permasalahan manajemen perusahaan, 32,5% responden yang menjawab sangat setuju, 20% responden yang menjawab kurang setuju, 12,5% responden yang menjawab tidak setuju dan 1,25% responden yang menjawab tidak setuju. Hal ini menyatakan bahwa humas mampu memberikan perencanaan keputusan bagi permasalahan manajemen perusahaan.
73
Tabel 11 Persepsi karyawan terhadap pernyataan bahwa Humas PT AP II memiliki kemampuan membantu manajemen menyusun program perencanaan dan penyelenggaraan seluruh rapat direksi n = 80 No 1. 2. 3. 4. 5.
Ketegori Jawaban Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah Sumber : Kuesioner no. 10
F 20 27 18 3 2 80
% 25 46,25 22,5 3,75 2,5 100
Menurut tabel 11 diperoleh keterangan bahwa dari 80 responden, terdapat 46,25% responden menyatakan setuju terhadap pernyataan bahwa humas memiliki kemampuan membantu manajemen menyusun program perencanaan dan penyelenggaraan seluruh rapat direksi, 25% sangat setuju, 22,5% kurang setuju, 3,75% tidak setuju dan 2,5% yang sangat tidak setuju. Hal ini menyatakan bahwa humas dapat membantu pihak manajemen melakukan program perencanaan penyelenggaraan seluruh rapat direksi. Tabel 12 Persepsi karyawan terhadap pernyataan bahwa Humas PT AP II memiliki kemampuan melaksanakan program kerja direksi yang menunjang kegiatan dan strategi operasional perusahaan n = 80 No 1. 2. 3. 4. 5.
Ketegori Jawaban Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah Sumber : Kuesioner no. 11
F 18 34 16 10 2 80
% 25,5 42,5 20 12,5 2,5 100
74
Menurut tabel 12 diperoleh keterangan bahwa dari 80 responden, terdapat 42,5% yang menjawab setuju terhadap pernyataan bahwa humas memiliki kemampuan membantu melaksanakan program kerja direksi yang menunjang kegiatan dan strategi operasional perusahaan, 25,5% responden yang menjawab sangat setuju, 20% responden yang menjawab kurang setuju, 12,5% responden yang menyatakan tidak setuju dan 2,5% responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menyatakan bahwa humas berhasil membantu melaksanakan program kerja direksi yang menunjang kegiatan dan strategi operasional perusahaan. Tabel 13 Persepsi karyawan terhadap pernyataan bahwa Humas PT AP II diberikan kepercayaan oleh manajemen untuk membina hubungan dengan pemegang saham dan bertindak sebagai penyelenggara organisasi perusahaan n = 80 No 1. 2. 3. 4. 5.
Ketegori Jawaban Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah Sumber : Kuesioner no. 12
F 23 30 20 5 2 80
% 28,75 37,5 25 6,25 2,5 100
Menurut tabel 13 diperoleh keterangan bahwa dari 80 responden, terdapat 37,5% yang setuju bahwa humas dapat membina hubungan antara pemegang saham dengan pihak manajemen, 28,75% responden yang menjawab sangat setuju, 25% kurang setuju, 6,25%tidak setuju dan 2,5% sangat tidak setuju. Hal ini mununjukkan bahwa humas berhasil diberikan kepercayaan dari manajemen tehadap pihak humas untuk menjembatani dengan pihak pemegang saham.
75
Tabel 14 Persepsi karyawan terhadap pernyataan bahwa Humas PT AP II diberikan kepercayaan oleh manajemen untuk membina hubungan dengan lembagalembaga pemerintahan dan negara baik di dalam maupun di luar negeri n = 80 No 1. 2. 3. 4. 5.
Ketegori Jawaban Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah Sumber : Kuesioner no. 13
F 23 32 20 4 1 80
% 28,75 40 25 5 1,25 100
Menurut tabel 14 diperoleh keterangan bahwa dari 80 responden, terdapat 40% yang setuju bahwa humas dapat membina hubungan antara manajemen dengan lembaga-lembaga pemerintahan dan Negara baik dalam maupun luar negeri. 28,75% reponden yang menjawab sangat setuju, 25% kurang setuju, 5% tidak setuju dan 1,25% sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa humas berhasil dengan kepercayaan yang diberikan oleh manajemen untuk membina hubungan dengan lembaga-lembaga pemerintahan. Tabel 15 Persepsi karyawan terhadap pernyataan bahwa Humas PT AP II mampu bertindak sebagai penyedia informasi dan distribusi publikasi yang dibutuhkan oleh khalayak mengenai perusahaan n = 80 No 1. 2. 3. 4. 5.
Ketegori Jawaban Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah Sumber : Kuesioner no. 14
F 21 32 20 5 2 80
% 26,25 40 25 6,25 2,5 100
76
Menurut tabel 15 diperoleh keterangan bahwa dari 80 responden, terdapat 40% yang setuju bahwa humas mampu bertindak sebagai penyedia informasi dan distribusi publikasi yang dibutuhkan oleh khalayak. 26,25% responden menjawab sangat setuju, 25% kurang setuju, 6,25% tidak setuju dan hanya 2,5% yang menjawab sangat tidak setuju. Ini menunjukkan bahwa ternyata humas mampu menyediakan dan mendistribusikan informasi tentang perusahaan kepada khalayak. Tabel 16 Persepsi karyawan terhadap pernyataan bahwa Humas PT AP II mampu bertindak sebagai mediator untuk melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan promosi perusahaan n = 80 No 1. 2. 3. 4. 5.
Ketegori Jawaban Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah Sumber : Kuesioner no. 15
F 22 27 19 11 1 80
% 27,5 33,75 23,75 13,75 1,25 100
Menurut tabel 16 diperoleh keterangan bahwa dari 80 responden, terdapat 33,75% yang setuju bahwa humas mampu bertindak sebagai mediator mampu melaksanakan kegiatan promosi perusahaan. 27,5% menjawab sangat setuju, 23,75% menjawab kurang setuju, 13,75% tidak setuju dan hanya 1,25% yang menjawab sangat tidak setuju. Ini menunjukkan bahwa humas merupakan mediator untuk promosi perusahaan.
77
Tabel 17 Persepsi karyawan terhadap pernyataan bahwa Humas PT AP II mampu bertindak sebagai mediator perusahaan dalam penyusunan jadwal dan materi rapat umum pemegang saham dan mengkoordinasi dengan pihakpihak terkait n = 80 No 1. 2. 3. 4. 5.
Ketegori Jawaban Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah Sumber : Kuesioner no. 16
F 21 25 17 5 2 80
% 26,25 43,75 21,25 6,25 2,5 100
Dari data yang disajikan oleh tabel 17, didapat keterangan bahwa dari 80 responden yang menjawab, ada 43,75% menjawab setuju dengan kemampuan humas sebagai mediator dalam menyusun jadwal dan materi rapat umum pemegang saham. Tetapi ada 26,25% yang menjawab sangat setuju, 21,25% kurang setuju, 6,25% tidak setuju dan 2,5% menjawab sangat tidak setuju. Dari keterangan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa humas memang mampu dalam bertindak sebagai mediator perusahaan dalam menyusun jadwal dan materi rapat umum pemegang saham. Tabel 18 Persepsi karyawan terhadap pernyataan bahwa Humas PT AP II mampu memantau dan merekomendasikan kepada manajemen maupun unit-unit terkait tentang kegiatan-kegiatan humas n = 80 No 1. 2. 3. 4. 5.
Ketegori Jawaban Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah Sumber : Kuesioner no. 17
F 20 33 19 8 0 80
% 25 41,25 23,75 10 0 100
78
Dari data yang terdapat di tabel 18, ada 41,25% dari 80 responden yang menjawab setuju dengan kemampuan humas dalam memantau dan merekomendasikan kegiatan humas. Ada 25% yang menjawab sangat setuju, 23,75% kurang setuju, 10% tidak setuju dan tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju. Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa humas memang mampu dalam memantau dan merekomendasikan kegiatan-kegiatannya kepada manajemen dan unit-unit terkait. Tabel 19 Persepsi karyawan terhadap pernyataan bahwa Humas PT AP II mampu membina hubungan kerja sama dengan lembaga didalam negeri yang terkait dengan program kerja sama perusahaan n = 80 No 1. 2. 3. 4. 5.
Ketegori Jawaban Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah Sumber : Kuesioner no. 18
F 22 30 17 7 4 80
% 27,5 37,5 21,25 8,75 5 100
Dari data tabel 19 dengan jumlah responden 80, ada 37,5% yang menjawab setuju dengan kemampuan humas dalam membina kerjasama antara pihak perusahaan dengan lembaga terkait di dalam negeri. 27,5% yang menjawab sangat setuju, 21,25% kurang setuju, 8,75% tidak setuju dan 5% menjawab sangat tidak setuju. Ini menyatakan bahwa humas dinilai mampu dalam membina hubungan kerjasama antara pihak perusahaan dengan lembaga terkait di dalam negeri.
79
Tabel 20 Persepsi karyawan terhadap pernyataan bahwa Humas PT AP II mampu membina hubungan dengan lembaga non pemerintahan didalam upaya meningkatkan citra perusahaan n = 80 No 1. 2. 3. 4. 5.
Ketegori Jawaban Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah Sumber : Kuesioner no. 19
F 24 33 6 13 4 80
% 30 41,25 7,5 16,25 5 100
Dari data tabel 20 dengan jumlah responden 80, ada 41,25% yang menyatakan setuju mengenai kemampuan humas dalam membina hubungan dengan lembaga non pemerintahan dalam upaya meningkatkan citra perusahaan. 30% menjawab sangat setuju, 16,25% tidak setuju, 7,5% kurang setuju dan 5% menjawab sangat tidak setuju. Ini menunjukkan bahwa memang pihak humas mampu dalam membina hubungan dengan lembaga tersebut terkait dengan citra perusahaan. Tabel 21 Persepsi karyawan terhadap pernyataan bahwa Humas PT AP II mampu menciptakan dan memelihara suatu citra yang baik dan tepat atas organisasinya, baik itu berkenaan dengan kebijakan, produksi, rasa maupun dengan personalnya n = 80 No 1. 2. 3. 4. 5.
Ketegori Jawaban Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah Sumber : Kuesioner no. 20
F 22 30 17 11 0 80
% 27,5 37,5 21,25 13,75 0 100
Dari tabel 21 didapat keterangan dari 80 responden yang menjawab ada 37,5% menjawab setuju bahwa humas mampu menciptakan dan memelihara suatu citra
80
yang baik. 27,5% menjawab sangat setuju, 21,25% kurang setuju, 13,75% tidak setuju dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan bahwa humas mampu menciptakan dan memelihara suatu citra yang baik dan tepat, baik itu berkenaan dengan kebijakan, produksi, rasa maupun dengan personalnya. Tabel 22 Persepsi karyawan terhadap pernyataan bahwa Humas PT AP II mampu membantu memberikan pendapat umum mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan citra, kegiatan, reputasi maupun kepentingankepentingan organisasi dan menyampaikan informasi penting langsung kepada manajemen atau pimpinan n = 80 No 1. 2. 3. 4. 5.
Ketegori Jawaban Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah Sumber : Kuesioner no. 21
F 25 32 7 12 4 80
% 31,25 40 8,75 15 5 100
Dari data tabel 22 dengan jumlah responden 80, ada 40% yang menyatakan setuju bahwa humas mampu memberikan pendapat umum mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan citra, kegiatan, reputasi maupun kepentingan organisasi. 31,25 menyatakan kurang setuju, 15% tidak setuju, 8,75% sangat setuju dan hanya 5% yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menyatakan bahwa humas memang mampu membantu memberikan pendapat umum mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan citra, kegiatan, reputasi maupun kepentingan organisasi dan menyampaikan informasi penting kepada manajemen atau pimpinan.
81
Tabel 23 Persepsi karyawan terhadap pernyataan bahwa Humas PT AP II mampu menunjang aktivitas manajemen untuk mencapai tujuan bersama n = 80 No 1. 2. 3. 4. 5.
Ketegori Jawaban Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah Sumber : Kuesioner no. 22
F
% 19 34 18 9 0 80
23,75 42,5 22,5 11,25 0 100
Dari tabel 23 didapat data dari 80 responden dengan 42,5% menyatakan setuju dengan kemampuan humas dalam menunjang aktivitas manajemen untuk mencapai tujuannya. 23,75% menjawab sangat setuju, 22,5% kurang setuju, 11,25% tidak setuju dan tidak ada pernyataan sangat tidak setuju. Hal ini menyatakan bahwa humas mampu menunjang aktivitas manajemen untuk mencapai tujuan bersama. Tabel 24 Persepsi karyawan terhadap pernyataan bahwa Humas PT AP II mampu meningkatkan kwalitas pelayanan dengan mengimplementasikan teknologi informasi kepada para pengguna jasa bandara n = 80 No 1. 2. 3. 4. 5.
Ketegori Jawaban Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah Sumber : Kuesioner no. 23
F 30 36 8 4 2 80
% 37,5 45 10 5 2,5 100
Dari data tabel 24 didapat keterangan dari 80 responden dengan 45% menyatakan setuju bahwa humas mampu meningkatkan kualitas pelayanan dengan mengimplementasikan teknologi informasi. 37,5% menyatakan sangat setuju,
82
10% kurang setuju, 5% tidak setuju dan 2,5% sangat tidak setuju. Hal ini menyatakan bahwa humas bisa meningkatkan kualitas pelayanannya kepada pengguna jasa bandara melalui teknologi informasi. Tabel 25 Persepsi karyawan terhadap pernyataan bahwa Humas PT AP II mampu berperan dalam tanggung jawab sosial perusahaan yang fungsinya untuk menyalurkan aspirasi masyarakat dan memberdayakan wilayah / lingkungan perusahaan n = 80 No 1. 2. 3. 4. 5.
Ketegori Jawaban Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah Sumber : Kuesioner no. 24
F 20 39 10 9 2 80
% 25 48,75 12,5 11,25 2,5 100
Dari data tabel 25 dengan jumlah 80 responden didapat 48,75% menyatakan setuju, bahwa humas mampu berperan dalam tanggung jawab sosial perusahaan yang fungsinya untuk menyalurkan aspirasi masyarakat dan memberdayakan lingkungan perusahaan, 25% sangat setuju, 12,5% kurang setuju, 11,25 menyatakan tidak setuju, dan 2,5 responden menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menyatakan bahwa humas mampu berperan dalam sebuah wadah yang dibentuk oleh perusahaan yang fungsinya untuk menyalurkan aspirasi masyarakat dan memberdayakan lingkungan perusahaan.
83
Tabel 26 Persepsi karyawan terhadap pernyataan bahwa Humas PT AP II mampu menyesuaikan program kerja direksi yang dapat menunjang kegiatan strategi dan operasional perusahaan n = 80 No 1. 2. 3. 4. 5.
Ketegori Jawaban Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah Sumber : Kuesioner no. 25
F 16 41 19 4 0 80
% 20 51,25 23,75 5 0 100
Dari data tabel 26 dengan jumlah 80 responden didapat 51,25% yang menyatakan setuju bahwa humas mampu menyesuaikan program kerja direksi yang dapat menunjang kegiatan strategi dan operasional. 23,75% menyatakan kurang setuju, 20% sangat setuju, dan 5% tidak setuju. Ini menunjukkan kemampuan humas yang mampu menyesuaikan dengan program kerja direksi. Tabel 27 Persepsi karyawan terhadap pernyataan bahwa Humas PT AP II mampu melaksanakan program kerja terhadap kepentingan publiknya n = 80 No 1. 2. 3. 4. 5.
Ketegori Jawaban Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah Sumber : Kuesioner no. 26
F 23 44 11 2 0 80
% 28,75 55 13,75 2,5 0 100
Dari data tabel 27 didapat 55% dari 80 responden menyatakan setuju bahwa humas mampu melaksanakan program kerja terhadap kepentingan publiknya. 28,75% sangat setuju, 13,75% kurang setuju, 2,5% tidak setuju dan tidak ada yang
84
menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menyatakan bahwa humas mampu melaksanakan program kerja terhadap kepentingan publiknya Tabel 28 Persepsi karyawan terhadap pernyataan bahwa Humas PT AP II mampu menanggapi berita-berita negatif di media baik media elektronik maupun surat kabar n = 80 No 1. 2. 3. 4. 5.
Ketegori Jawaban Sangat setuju Setuju Kurang setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah Sumber : Kuesioner no. 27
F 22 41 11 6 0 80
% 27,5 51,25 13,75 7,5 0 100
Dari tabel 28 yang disajikan diperoleh keterangan sebanyak 80 responden dengan 51,25% menyatakan setuju terhadap humas mampu menanggapi berita-berita negatif baik dari media elektronik maupun media cetak, 27,5% menyatakan sangat setuju, 13,75% menyatakan kurang setuju, 7,5% menyatakan tidak setuju. Hal ini menunjukan bahwa humas mampu menanggapi berita-berita negatif yang beredar tersebut. Tabel 29 Persepsi karyawan terhadap pernyataan bahwa Humas PT AP II mampu mempersiapkan mental dan fisik untuk melakukan pemulihan pengelolaan program kerja di bidang humas baik internal maupun eskternal melalui komunikasi dalam rangka menumbuhkembangkan citra perusahaan n = 80 No Ketegori Jawaban F % 1. Sangat setuju 20 25 2. Setuju 34 42,5 3. Kurang setuju 19 23,75 4. Tidak setuju 13 16,25 5. Sangat tidak setuju 0 0 Jumlah 80 100 Sumber : Kuesioner no. 28
85
Menurut tabel 29 dengan 80 responden didapat 42,5% menyatakan setuju terhadap pernyataan bahwa humas mampu mempersiapkan mental dan fisik untuk melakukan pemulihan pengelolaan program kerja dibidang humas dalam rangka menumbuhkembangkan citra perusahaan, 23,75% menyatakan sangat setuju, 16,25% menyatakan kurang setuju dan tidak setuju. Hal ini membuktikan bahwa humas mampu mengelola program kerja dalam rangka menumbuhkembangkan citra perusahaan.
86
Tabel 30 Score rata-rata Persepsi Karyawan Terhadap Peran Humas PT (Persero) Angkasa Pura II pusat n = 80 No
Pernyataan
A.
Communication Tecnician
1.
Persepsi karyawan terhadap Humas PT AP II mampu berkomunikasi secara teknis dengan media cetak melalui news letter press release tersebut Persepsi karyawan terhadap Humas PT AP II mampu berkomunikasi secara teknis dengan media teknologi melalui internet, web site dan sebagainya Persepsi karyawan terhadap Humas PT AP II mampu membantu pihak manajemen dalam memberikan bantuan yang dapat mendukung tugas pihak manajemen Persepsi karyawan terhadap Humas PT AP II mampu memberikan perencanaan keputusan dan kebijakan bagi setiap permasalahan manajemen perusahaan Expert Prescriber
2.
3.
4.
B. 5.
6.
7.
Persepsi karyawan terhadap Humas PT AP II memiliki kemampuan membantu manajemen dan memberikan solusi yang tepat dalam menyusun program perencanaan dan penyelenggaraan seluruh rapat direksi Persepsi karyawan terhadap Humas PT AP II memiliki kemampuan membantu pihak manajemen dalam melaksanakan program kerja direksi yang menunjang kegiatan dan strategi operasional perusahaan Persepsi karyawan terhadap Humas PT AP II diberikan kepercayaan oleh manajemen untuk membina hubungan dengan pemegang saham dan bertindak sebagai penyelenggara organisasi perusahaan
5
4
3
2
1
%
29
35
13
3
0
82.5
17
40
15
8
0
76.5
22
32
21
5
0
77.7
26
27
16
10
1
77
20
37
18
3
2
77.5
18
34
16
10
2
74
23
30
20
5
2
76.7
87
8.
C. 9.
10
11
D. 12.
13.
14.
15.
Persepsi karyawan terhadap Humas PT AP II diberikan kepercayaan oleh manajemen untuk membina hubungan dengan lembaga-lembaga pemerintahan dan negara baik di dalam maupun diluar negeri Communication Facilitator
23
32
20
4
1
78
Persepsi karyawan terhadap Humas PT 21 AP II mampu bertindak sebagai penyedia informasi dan distribusi publikasi yang dibutuhkan oleh khalayak mengenai perusahaan Persepsi karyawan terhadap Humas PT 22 AP II mampu bertindak sebagai mediator untuk melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan promosi perusahaan Persepsi karyawan terhadap Humas PT 21 AP II mampu bertindak sebagai mediator perusahaan dalam penyusunan jadwal dan materi rapat umum pemegang saham dan mengkoordinasi dengan pihak-pihak terkait Problem Solving Facilitator
32
20
5
2
76.2
27
19
11
1
74.5
35
17
5
2
77
20
33
19
8
0
77.5
22
30
17
7
4
74.75
24
33
6
13
4
95.25
22
30
17
11
0
75.7
Persepsi karyawan terhadap Humas PT AP II mampu memantau dan merekomendasikan kepada manajemen maupun unit-unit terkait tentang kegiatan-kegiatan humas Persepsi karyawan terhadap Humas PT AP II mampu membina hubungan kerja sama dengan lembaga didalam negeri yang terkait dengan program kerja sama perusahaan Persepsi karyawan terhadap Humas PT AP II mampu membina hubungan dengan lembaga non pemerintahan didalam upaya meningkatkan citra perusahaan Persepsi karyawan terhadap Humas PT AP II mampu menciptakan dan memelihara suatu citra yang baik dan tepat atas organisasinya, baik itu berkenaan dengan kebijakan, produksi,
88
jasa maupun dengan personalnya Persepsi karyawan terhadap Humas PT AP II mampu membantu memberikan pendapat umum mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan citra, kegiatan, reputasi maupun kepentingankepentingan organisasi dan menyampaikan informasi penting langsung kepada manajemen atau pimpinan Sumber : Pertanyaan No. 6-21
16.
25
32
7
12
4
75.5
1246.3 Rata-rata : ----------- = 77.8 = 78 % 16
Berdasarkan tabel 30 diatas dapat dikatakan bahwa peran yang dilakukan oleh Humas PT (persero) Angkasa Pura II baik secara internal maupun eksternal adalah setuju dengan score rata-rata 78%.
89
Tabel 31 Score Rata-Rata Fungsi Humas n = 80 No
Pernyataan
5
4
3
2
1
%
A.
Fungsi Konstruktif
17.
Persepsi karyawan terhadap Humas PT AP II mampu menunjang aktivitas manajemen untuk mencapai tujuan bersama
19
34
18
9
0
75.7
18.
Persepsi karyawan terhadap Humas PT AP II mampu meningkatkan kwalitas pelayanan dengan mengimplementasikan teknologi informasi pada pengguna jasa bandara
30
36
8
4
2
82
19.
Persepsi karyawan terhadap Humas PT AP II berperan dalam sebuah wadah yang dibentuk oleh perusahaan yang fungsinya untuk menyalurkan aspirasi masyarakat dan memberdayakan wilayah / lingkungan perusahaan
20
39
10
9
2
76.5
B.
Fungsi Korektif
20.
Persepsi karyawan terhadap Humas PT AP II mampu menyesuaikan program kerja direksi yang dapat menunjang kegiatan strategi bisnis dan operasional perusahaan
16
41
19
4
0
77.25
21
Persepsi karyawan terhadap Humas PT AP II mampu melaksanakan program kerja yang sesuai untuk para karyawan
23
44
11
2
0
82
22.
Persepsi karyawan terhadap Humas PT AP II mampu menanggapi berita-berita negatif di media baik media elektronik maupun surat kabar
22
41
11
6
0
79.75
90
23.
Persepsi karyawan terhadap Humas PT AP II mampu mempersiapkan mental dan fisik untuk melakukan pemulihan pengelolaan program kerja di bidang humas baik internal maupun eskternal melalui komunikasi dalam rangka menumbuhkembangkan citra perusahaan Sumber : Pertanyaan No. 22-28
20
34
13
13
0
75
548.2 Rata-rata : ----------- = 78.3 = 78% 7
Berdasarkan tabel 31 diatas dapat dikatakan bahwa humas PT (Persero) Angkasa Pura II Pusat memiliki fungsi yang tinggi dengan score rata-rata 78%. Jadi secara logika atau common sense dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan persepsi karyawan terhadap peranan dan fungsi humas PT (Persero) Angkasa Pura II Pusat setuju, sehingga humas PT (Persero) Angkasa Pura II Pusat memiliki fungsi yang sangat tinggi dalam penelitian ini penulis hanya sebatas meneliti apakah peran humas berfungsi dan sesuai dengan apa yang di harapkan oleh karyawan.
91
4.3
PEMBAHASAN Peran komunikasi sangat penting bagi manusia dalam kehidupannya
sehari-hari, sesuai dengan fungsi komunikasi yang bersifat persuasif, edukatif dan informatif. Sebab tanpa komunikasi maka tidak adanya proses interaksi saling tukar ilmu pengetahuan, pengalaman, pendidikan, persuasi, informasi dan lain sebagainya. Proses penyampaian informasi / pesan tersebut pada umumnya berlangsung dengan melalui suatu media komunikasi, khususnya bahasa percakapan yang mengandung makna dan dapat dimengerti atau dalam lambang yang sama. Pengertian pemakaian bahasa dapat bersifat konkret atau abstrak. Peran humas juga merupakan tugas yang seharusnya dilakukan oleh humas yaitu proses dua arah membina hubungan ke dalam (Publik internal) maksudnya publik yang menjadi bagian dari unit atau badan perusahaan atau organisasi itu sendiri, dan mampu mengidentifikasikan atau mengenali hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif di dalam masyarakat, sebelum kebijakan itu dijalankan oleh organisasi. Bila dikaitkan dengan kegiatan humas, maka sarana komunikasi tersebut adalah hal yang sangat penting dalam penyampaian pesan-pesan demi tercapainya tujuan dan pengertian bersama dengan publik, khalayak sasarannya. Yang terpenting dari semua, seorang pejabat humas haruslah seseorang yang ahli dalam aspek komunikasi. Dalam hal ini Humas sangat berperan penting dalam melakukan peran dan fungsinya yang dilakukan melalui program-program kegiatan internal maupun eksternalnya. Kegiatan / peran yang dilakukan oleh Humas adalah kegiatan yang
92
terjadi dalam suatu organisasi atau perusahaan yang diselenggarakan oleh Humas atau Public Relations PT ( persero ) Angkasa Pura II itu sendiri, baik yang bersifat formal maupun informal. Cara penyampaian informasi, pemahaman karyawan terhadap informasi yang disampaikan, serta kesan dan minat karyawan terhadap kegiatan / peran internal maupun eksternal tersebut dapat dijadikan tolak ukur bagi PR untuk mengetahui bagaimana peran dan fungsi serta keberhasilan PR dalam melaksanakan kegiatan tersebut, khususnya untuk mencapai karyawan dan khalayak luas yang mempunyai rasa memiliki dan rasa kebanggaan tersendiri menjadi bagian dari organisasi atau perusahaan. Untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap peran dan fungsi humas PT (Persero) Angkasa Pura II Pusat dapat dilihat melalui data hasil penyebaran kuesioner kepada karyawan (responden) PT (Persero) Angkasa Pura II berdasarkan indikator yang mempengaruhi peran dan fungsi Humas PT (Persero) Angkasa Pura II Pusat. Dari hasil penelitian yang diperoleh, berdasarkan identitas responden sebanyak 66,25 % menyatakan bahwa mayoritas responden adalah laki-laki. Mengenai usia responden dan masa kerja responden, hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas responden berusia 31-40 tahun dengan waktu lama bekerja ratarata 10-15 tahun. Hal ini mencerminkan bahwa usia responden adalah usia yang relatif sangat matang dan responden sudah memiliki banyak pengalaman bekerja dibidangnya atau di unitnya masing-masing dan bias dikatakan pula bahwa responden relatif lama atau kerasan bekerja di PT (Persero) Angkasa Pura II.
93
Untuk melihat peran humas dari Communications tecnician, seorang humas harus melakukan perencanaan yang baik dalam melaksanakan kegiatan internal maupun eksternalnya secara formal maupun informal. Persepsi dari karyawan terhadap peran dan fungsi humas, dapat dilihat dari persepsi responden terhadap humas yang mampu berkomunikasi secara teknis dengan media cetak melalui news letter; press release; dan sebagainya. Berdasarkan data yang diperoleh, sebanyak 82,5 % sampai 76,5 % responden menyatakan bahwa humas mampu berkomunikasi secara teknis dengan media cetak maupun media elektronik, sehingga menimbulkan respon atau
feedback
yang positif dari
komunikannya (responden), Pernyataan bahwa humas PT (Persero) Angkasa Pura II pusat mampu berkomunikasi secara teknis di media dengan jelas merupakan suatu awal untuk dapat menarik minat responden untuk dapat memahami informasi tersebut. Sebanyak 77,7 % responden menyatakan bahwa humas PT ( Persero) Angkasa Pura II mampu membantu pihak manajemen dalam memberikan bantuan yang dapat meringankan tugas-tugas pihak manajemen, dan 77% responden yang menjawab bahwa humas PT (Persero) Angkasa Pura II pusat mampu memberikan perencanaan keputusan dan kebijakan bagi setiap permasalahan manajemen perusahaan. Kemudian untuk expert prescriber humas yang membantu manajemen dengan segala keterampilannya atau skillnya dengan menyusun program perencanaan pengadaan dan pengembangan serta menyelenggarakan rapat direksi secara korporat sebanyak sampai 77,5% responden menyatakan bahwa humas PT (Persero) Angkasa Pura II turut berpartisipasi, untuk kepentingan manajemen. Hal
94
ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan peran komunikasi yang dilakukan oleh humas PT (Persero) Angkasa Pura II khusunya melalui kegiatan-kegiatan manajemen yang bersifat informal, berhasil dalam menimbulkan kesan dan ikut andil dalam melakukan tugas humas dengan keterampilan dari masing-masing kegiatan tersebut. Pemberian atensi atau rasa simpati dan memiliki kemampuan membantu pihak manajemen juga merupakan salah satu wujud nyata dari kegiatan expert prescriber yang dilakukan oleh humas PT (Persero) Angkasa Pura II pusat dalam upaya pendekatan kepada manajemen dengan menyelenggarakan program kerja untuk para direksi. Rata-rata terkecil adalah 74% responden menyatakan bahwa humas memiliki kemampuan membantu pihak manajemen dan rasa simpatinya seperti membantu memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi manajemen, khususnya permasalahan mengenai pekerjaan maupun lingkungan pekerjaan yang kurang harmonis (kesalah pahaman antar karyawan). Aktivitas menunjang kegiatan bisnis perusahaan yang dilakukan oleh humas dalam penelitian ini menjelaskan bahwa 76,7% responden mengatakan bahwa humas diberikan kepercayaan oleh manajemen untuk membina hubungan dengan pemegang saham dan bertindak sebagai penyelenggara organisasi perusahaan. Dan responden juga mengatakan bahwa sebanyak 78% humas diberikan kepercayaan kepada manajemen untuk membina hubungan dengan lembaga-lembaga pemerintahan dan Negara baik di dalam maupun luar negeri. Maka jelaslah sudah, sesuai dengan perannya humas PT (Persero) Angkasa Pura II Pusat secara keseluruhan dapat dikatakan telah mampu membina hubungan
95
dengan
khalayak
internal
dan
membantu
manajemen
dalam
upaya
menyelenggarakan program kerja untuk para direksi, dimana hubungan tersebut berlangsung secara efisien dan dengan respon atau feedback yang bersifat dua arah atau timbal balik. Jadi jika dikaitkan dengan definisi dari peran humas itu sendiri yang berarti bahwa humas adalah suatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam ataupun ke luar antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. 48 Kemudian peran untuk Communication facilitator khususnya humas yang bertindak sebagai penyedia informasi dan distribusi publikasi yang dibutuhkan oleh khalayak mengenai perusahaan, sebanyak 76,2% yang mendekatkan presentase terkecil responden juga menyatakan bahwa sebesar 74,5% humas PT (Persero) Angkasa Pura II Pusat mampu bertindak sebagai mediator untuk melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan promosi perusahaan. Dan 77% responden yang menyatakan bahwa humas PT (Persero) Angkasa Pura II Pusat mampu bertindak sebagai mediator perusahaan dalam menyusun jadwal dan rapat umum pemegang saham serta mengkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, dan sebanyak 77,5% responden menyatakan bahwa humas mampu memantau dan merekomendasikan kepada manajemen maupun unit-unit yang terkait dengan kegiatan-kegiatan humas. Hal ini menunjukkan bahwa humas
48
Frank Jefkins, Op Cit, hal 9
96
berhasil melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan khalayak dan perusahaan lain yang dapat bergabung bersama instansi yang dikelolanya. Problem Solving Facilitator, Humas mampu membina hubungan kerja sama dengan lembaga pemerintahan di dalam maupun di luar negeri yang terkait dengan program kerja sama perusahaan, terendah sebanyak 74,75%, responden menyatakan bahwa yang terbesar 95,25% humas PT (Persero) Angkasa Pura II Pusat mampu membina hubungan dengan lembaga non pemerintahan dalam upaya meningkatkan citra perusahaan, dengan presentase 75,7% adalah responden yang menyatakan bahwa humas PT (Persero) Angkasa Pura II Pusat mampu menciptakan dan memelihara suatu citra yang baik dan tepat baik itu berkenaan dengan kebijakan, produksi, jasa maupun dengan personalnya di mata publik. Pernyataan terakhir untuk peran humas, presentase sebanyak 75,5% menyatakan humas PT (Persero) Angkasa Pura II Pusat mampu membantu dan memberikan pendapat umum mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan citra maupun kepentingan organisasi dan menyampaikan pesan informasi penting langsung kepada pihak manajemen atau pimpinan. Hal ini menunjukan bahwa humas cukup berhasil melakukan kegiatan-kegiatan atau peran problem solving facilitator yang dilakukan dengan skill atau kemampuannya dalam meningkatkan citra perusahaan. Hal ini dapat dikaitkan dengan definisi Frida Kusumastuti yang mengatakan bahwa peran humas sehari-hari di dalam perusahaan atau organisasi adalah,: menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi atau pesan secara lisan, kepada publik sehingga publik mengerti dengan benar tentang hak ikhwal perusahaan atau lembaga, kemudian memonitor dan
97
mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum, mempelajari dan melakukan analisis reaksi publik terhadap kebijakan perusahaan, dan menyelenggarakan hubungan yang baik dengan masyarakat. 49 Kemudian
untuk fungsi humas konstuktif adalah merupakan fungsi
sebagai “perata jalan” yang di belakangnya terdiri dari “rombongan” tujuan tujuan perusahaan, tujuan marketing, tujuan produksi, jasa maupun tujuan personalnya. Fungsi humas konstruktif ini mendorong humas membuat aktivitas ataupun kegiatan yang terencana, berkesinambungan yang cenderung bersifat proaktif yang termasuk disini humas bertindak secara preventif (mencegah). Berdasarkan hasil penelitian dapat dikatakan bahwa sebesar 75,7% responden menyakakan setuju terhadap humas PT (Persero) Angkasa Pura II Pusat mampu menunjang aktivitas manajemen untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini dapat diartikan bahwa humas mampu melakukan aktivitas yang menunjang pihak manajemen untuk tujuan perusahaan. Sebanyak 82% responden menyatakan bahwa humas PT (persero) Angkasa Pura II Pusat mampu meningkatkan kualitas pelayanan dengan mengimplementasikan teknologi informasi kepada para pengguna jasa bandara. Hal ini dapat diartikan bahwa humas cukup berhasil meningkatkan pelayanan dengan teknologi informasai kepada para pengguna jasa bandara. Sebanyak 76,5 responden menyatakan bahwa humas PT (persero) Angkasa Pura II Pusat mampu berperan dalam sebuah wadah yang dibentuk oleh perusahaan yang semestinya untuk menyalurkan aspirasi masyarakat dan memberdayakan lingkungan perusahaan. Hal ini dapat diartikan
49
Frida Kusumastuti, Ibid, hal 24
98
bahwa humas berhasil melakukan peningkatan, tujuan perusahaan khususnya dengan masyarakat atau khalayak luas. Fungsi pokok Humas pemerintah Indonesia pada dasarnya, antara lain : Mengamankan
kebijaksanaan
pemerintahan,
memberikan
pelayanan
dan
menyebarluaskan pesan atau informasi mengenai kebijaksanaan dan hingga program-program kerja secara nasional kepada masyarakat, menjadi komunikator dan sekaligus sebagai mediator yang proaktif dalam menjembatani kepentingan instansi pemerintah di satu pihak, dan menampung aspirasi, serta memperhatikan keinginan-keinginan publiknya di lain pihak, berperan serta dalam menciptakan iklim yang kondusif dan dinamis demi mengamankan stabilitas dan keamanan politik pembangunan nasional, baik jangka pendek maupun jangka panjang. 50 Maka jelaslah sudah bahwa, upaya humas melalui fungsi yang cukup berhasil menurut responden dalam meningkatkan tujuan-tujuan perusahaan yang dikelolanya dan mampu meningkatkan rasa kebersamaan antar lingkungan masyarakat dan para pengguna jasa bandara dan faktor-faktor tersebut merupakan pendukung utama fungsi konstruktif humas terhadap perusahaan. Fungsi korektif dalam penelitian ini juga merupakan sebagai “Perata Jalan”, yang berperan sebagai “Pemadam Kebakaran”, fungsi yang kedua ini memang berat, sama halnya dengan suatu penyakit. Ketika orang sudah berada sakit, maka upaya selanjutnya adalah mengobati menuju kesembuhan, karna mengobati adalah salah satu upaya penyembuhan, maka dapat upaya ini menjadi gagal total sehingga menyebabkan kematian.
99
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikatakan bahwa sebesar 77,25% responden menyatakan setuju bahwa humas PT (Persero) Angkasa Pura II Pusat, mampu menyesuaikan program kerja sesuai untuk para karyawan. Hal ini dapat dibuktikan bahwa humas berhasil selalu memprioritaskan kepentingan yang bukan personalnya, melalui program kerja yang berhubungan dengan karyawan terlihat dari usaha humas yang semaksimal mungkin untuk selalu mendahulukan kepentingan khalayak dari pada kepentingan dirinya sendiri. Sebanyak 82% responden menyatakan humas mampu melaksanakan program kerja direksi yang dapat menunjang kegiatan bisnis dan operasional perusahaan. Ini juga membuktikan bahwa humas berhasil dalam melakukan kegiatan program kerja direksi yang dapat menunjang strategi bisnis perusahaan. Timbulnya berita-berita negatif yang beredar tentang PT (Perseo) Angkasa Pura II Pusat, baik di media elektronik maupun cetak, sebanyak 79,75% responden menyatakan bahwa humas mampu menanggapi berita-berita negatif yang ada di media baik media elektronik maupun cetak. Hal ini juga membuktikan bahwa humas PT (Perseo) Angkasa Pura II Pusat, mampu menanggapi beritaberita negatif yang dapat menjatuhkan nama baik perusahaan yang dikelolanya. Melalui kegiatan ini responden mengacungi jempol kepada humas yang telah mampu mempertahankan nama PT (Perseo) Angkasa Pura II Pusat. Dan pertanyaan terakhir untuk fungsi humas dengan presentase sebanyak 75% responden menyatakan bahwa humas mampu mempersiapkan mental dan fisik untuk melakukan pemulihan pengelolaan program kerja di bidang humas baik
50
Rosady Ruslan, Op.Cit Hal. 325
100
internal
maupun
eksternal
melalui
komunikasi
dalam
rangka
menumbuhkembangkan citra perusahaan. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya pengelolaan program kerja di bidang
humas
baik
internal
maupun
ekternal
dalam
rangka
menumbuhkembangkan citra perusahaan yang juga menurut responden humas dinyatakan cukup berhasil dalam melakukan kegiatan khususnya pemulihan citra perusahaan. Setelah dibahas satu persatu yang menjadi indikator dalam penelitian ini dan menghasilkan data yang akurat, maka sangat diharapkan situasi atau keadaan tersebut terus meningkat. Dan hal tersebut tentunya membutuhkan dukungan dari berbagai pihak khususnya humas itu sendiri untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaannya demi kemajuan bersama.
101
Menurut penulis prospek humas PT (Perseo) Angkasa Pura II Pusat berkaitan dengan peran dan fungsinya telah sesuai dengan visinya yang menjadi penelola bandar udara yang bertaraf internasional yang mampu bersaing di kawasan regional. Dikaitkan dengan peran humas yang mampu menciptakan dan memelihara suatu citra yang baik dan tepat atas organisasinya, baik itu yang berkenaan dengan kebijakan, produksi, jasa. Maupun dengan personelnya, juga membantu pendapat umum mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan citra, kegiatan, reputasi, maupun kepentingan-kepentingan organisasi. Peran humas yang dipakai penulis diantaranya ; Communication Tehnician, Expert Prescriber, Communication Facilitator, Problem Solving Facilitator. Kemudian untuk fungsi humas juga telah sesuai dengan apa yang diharapkan, fungsi humas yang diperoleh adalah fungsi konstruktif dan fungsi korektif, kedua fungsi tersebut sangat membantu humas PT (Perseo) Angkasa Pura II Pusat karna dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi instansi dan tanggung jawab sosial untuk khalayak internal maupun eksternal yang dapat menumbuhkan kembangkan citra perusahaan, oleh karena itu kegiatan ini dapat dikaitkan dengan
good corporate government, yang merupakan
perusahaan
BUMN kelas A yang aktif berperan serta dalam memberikan keuntungan bagi negara serta membantu memberdayakan lingkungan melalui kredit lunak dana PKBL atau (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) di sekitar bandara.
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data lapangan yang dilakukan mengenai persepsi karyawan terhadap peran dan fungsi humas PT (Persero) Angkasa Pura II Pusat, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut: 1. Kegiatan dan peran yang dilakukan Humas PT (Persero) Angkasa Pura II Pusat baik yang bersifat internal maupun eksternal secara keseluruhan dinilai efektif dengan nilai rata-rata 78%. Kegiatan atau perannya dinilai efektif baik dari segi lisan maupun tulisan terhadap kemampuan yang dimiliki humas dalam berkomunikasi yang sesuai dengan harapan perusahaan. 2. Fungsi yang diperoleh dari Humas PT (Persero) Angkasa Pura II Pusat secara keseluruhan dinilai tinggi dengan nilai rata-rata 78%, sehingga dapat dilihat bahwa di dalam perusahaan tersebut Humas memiliki rasa tanggung jawab dan memperioritaskan kepentingan perusahaan. 3. Hasil data persepsi karyawan secara keseluruhan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa secara logika atau common sense,
persepsi
karyawan terhadap peran dan fungsi Humas di PT (Persero) Angkasa Pura II dinilai cukup efektif sehingga menimbulkan intensitas program kerja karyawan yang tinggi.
102
103
5.2 Saran Dalam hal ini penulis menyampaikan saran sebagai berikut : A. Saran Akademis 1. Humas PT (Persero) Angkasa Pura II Pusat harus terus mengoptimalkan kemampuan perannya baik internal maupun eksternal untuk lebih antisipatif, pro-aktif, kreatif dan inovatif, baik yang bersifat formal maupun informal khususnya Humas yang dapat memberikan solusi yang tepat manajemen perusahaan agar lebih efektif. Humas mampu membina hubungan kerja sama dengan instansi yang terkait dan sebaliknya dilakukan sesering mungkin sehingga tercipta rasa keharmonisan dan kebersamaan. 2. Kegiatan internal seperti melaksanakan program kerja yang sesuai untuk para karyawannya, yang dilakukan Humas harus ditingkatkan lagi
B. Saran Praktis Penelitian ini hanya mengungkapkan persepsi karyawan terhadap peran dan fungsi Humas PT (Persero) Angkasa Pura II Pusat dimana yang menjadi fokusnya adalah menumbuhkembangkan citra perusahaan yang dilakukan Humas. Tantangan selanjutnya adalah meneliti faktor-faktor lain yang dapat memenuhi dalam upaya meningkatkan motivasi kerja, khususnya yang berkaitan PT (Persero) Angkasa Pura II Pusat, yang secara langsung berkaitan dengan pihak manajemen perusahaan. Sehingga dapat dilihat apakah peran dan fungsi Humas telah sesuai dengan konsep.
DAFTAR PUSTAKA Adnan, Hamdan & Cangara Hafied. Prinsip-prinsip Humas Surabaya : Usaha Nasional, 1996. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, Rhineka Cipta, Jakarta 2000. Assumpta, Maria Rumanti OSF. Dasar-dasar Public Relations PT. Grasindo 2002 Austin, Claire. Public Relations yang sukses dalam sepekan. Kesaint Blanc indah Copr. Jakarta : 2001. Djahri, Alie. Modul Psikologi Komunikasi, FISIP UI, Jakarta :1992. Effendy, Uchana Onong. Dimensi-dimensi Komunikasi, Alumni Bandung 1999. ______________. Dimensi-dimensi Komunikasi, Bandung 1993. Frida, Kusumastuti Dasar-dasar Humas, Ghalia Indonesia, Jakarta :2002. Huffman, Karen. Psycology in action , second edition, Canada : John Wiley & Sons, inc, 1992. Jefkins, Frank. Public Relations, edisi keempat, Erlangga 1992. ______________ Public Relations edisi kelima, Jakarta : Erlangga 1996. Kasali, Rhenal. Manajemen Public Relations, Konsep dan Aplikasinya, PT. Pustaka Utama, Jakarta 1994. M. Suparmoko. Metode Penelitian, Praktis, edisi 4, BPFE Yogyakarta 1999. McQuail Dennis dan Sven Windahi, Model-model komunikasi, Uni Primas, Jakarta 1985 Moore, H. Frazier. Prinsip, Kasus, dan Majalah, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung :1987. Muhamad, Arni. Komunikasi Organisasi, Jakarta : PT Bumi Aksara, 1995. Mulyana, Dedy. Komunikasi Organisasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung: 1998. Narbuko, Cholid. Metodologi Penelitian, Bumi Aksara, Jakarta :1999. Nasution, S. Metode Research, Jakarta Bumi Aksara, 1996. Rakhmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995
______________. Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung 1993, Richard, Bevan. Employee Comunication dalam Lesty’s HandBook of PR and Communication 1992. Ruslan, Rosady. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations (edisi revisi) PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta 2002. ______________. Manajemen Public, Relations & Media Komunikasi PT. Raja Grafindo Jakarta,2002. ______________. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada Jakarta, 2003 Soebandono, Agus. Metode Penelitian Sosial (MPS), Jakarta : 2003.
PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PERAN DAN FUNGSI HUMAS PT (persero) ANGKASA PURA II PUSAT DAFTAR QUESIONER
No. Responden
Petunjuk Pengisian 1. Silangkah jawaban yang tersedia, sesuai dengan kondisi anda 2. Seluruh pertanyaan didalam quesioner ini harus dijawab 3. Ini bukan test, jadi jawaban anda tidak pernah salah
Identitas Responden 1. Jenis kelamin ? a. Laki-laki
b. Perempuan
2. Usia anda ? a. 25 tahun b. 24-40 tahun
c. 40-50 tahun d. Diatas 50 tahun
3. Pendidikan terakhir ? a. S2 b. S1
c. Diploma d. SMP/Sederajat
4. Masa kerja ? a. 1-5 tahun b. 5-10 tahun c. 10-15 tahun 5. Jabatan ? a. Direktur b. Manager
d. 15 tahun e. Lebih dari 15 tahun
c. Asistem Manager d. St
Persepi karyawan terhadap peran dan Fungsi Humas PT (Persero) Angkasa Pura II Pusat setuju pada tabel dibawah ini dengan memberikan tanda silang (x) No
Sangat
Pernyataan
setuju
A. Peran Humas 1.
Humas
PT
(Persero)
Angkasa
Pura
II
memiliki
kemampuan
berkomunikasi yang secara teknis melalui News Letter, Pres Lease, membuka e-mail serta berhubungan dengan media 2.
Humas PT (Persero) Angkasa Pura II memiliki peran aktif membantu manajemen untuk memecahkan masalah yang terjadi didalam organisasi seperti memberikan motivasi atau dorongan serta masukan /input kepada karyawan di unit lain yang juga terlibat dengan
lembaga non
pemerintah termasuk serikat pekerja melalui pertemuan berkala, kegiatan fasilitation, sponsorship yang bukan iklan 3.
Humas PT (Persero) Angkasa Pura II memiliki kemampuan manajemen daya segala keterampilannya atau skilnya untuk mencari solusi bagi penyelesaian masalah yang dihadapi instansi dengan menyusun program perencanaan, pengadaan dan pengembangan serta penyelenggaraan dirksi secara korporat.
Setuju
Kurang
Tidak
Sangat tidak
setuju
setuju
setuju
Sangat
No
Pernyataan
4.
Humas PT (Persero) Angkasa Pura II memiliki kepercayaan sebagai ahli
setuju
praktisi hukum yang bisa menemukan solusi yang tepat dengan membina hubungan dengan pemegang saham dan sekaligus bertindak sebagai penyelenggara organisasi. 5.
Humas PT (Persero) Angkasa Pura II memiliki kemampuan manajemen yang bisa menciptakan peluang informasi yang akan didengar oleh khalayak
dan
mendengarkan
aspirasi
khalayak
dengan
menyelenggarakan penyedian distribusi publikasi berupa penerbitan : annual report, company profile, buletin, booklet, leaflet,dll. 6.
Humas PT (Persero) Angkasa Pura II memiliki kemampuan sebagai praktisi hukum
yang menyediakan sumber informasi dan sebagai
mediator antara perusahaan dengan publik yang menyeleggarakan serta membina hubungan kerja sama antar lembaga di dalam maupun luar negeri yang terkait dngan program kerja sama bandara.
Setuju
Kurang
Tidak
Sangat tidak
setuju
setuju
setuju
No
Pernyataan
7.
Humas PT (Persero) Angkasa Pura II memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh instansi dalam melaksanakan program kerja bidang hubungan masyarakat yang termasuk pulikasi perusahaan.
8.
Humas PT (Persero) Angkasa Pura II memiliki kemampuan mencapai tuhas-tugas perusahaan mengaplikasikan humas untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi di perusahaan yang dikelolanya seperti masalah – masalah antar lembaga institusi serta hubungan kerja yang tidak sesuai unit kerjanya sehingga tidak dapat melakukan tugas secara efektif dan efisien. B.Fungsi Humas
9.
Humas PT (Persero) Angkasa Pura II memiliki kemampuan mencapai tujuan-tujuan perusahaan dan mempersiapkan mental untuk kebijakan organisasi,yaitu yaitu menjadi pengelola bandar udara yang bertaraf internasional yang juga mampu bersaing di kawasan regional.
Sangat setuju
Setuju
Kurang
Tidak
Sangat tidak
setuju
setuju
setuju
Sangat
No
Pernyataan
10.
Humas PT (Persero) Angkasa Pura II memiliki kemampuan menangani
setuju
krisis yang menunjukan tanda-tanda kegagalan seperti melaksanakan pemantauan, mengevaluasi hasil laporan tahunan atau annual report. C. Human Relations 11.
Humas
PT
(Persero)
Angkasa
Pura
II
memiliki
kemampuan
berkomunikasi secara tertulis 12.
Humas PT (Persero) Angkasa Pura II mampu menghadapi semua orang yang memiliki aneka ragam karekteristik yang baik
13.
Humas PT (Persero) Angkasa Pura II mampu mempertemukan kepentingan organisasi/lembaga dengan kepentingan publik
14.
Humas PT (Persero) Angkasa Pura II maupu bekerja dengan divisi lain dalam melakukan tugasnya untuk menciptakan suasana yang akrab dan moral kerja yang baik
15.
Humas PT (Persero) Angkasa Pura II mampu menjaga kepercayaan publik dalam menjalankan tugas, peran dan fungsinya
Setuju
Kurang
Tidak
Sangat tidak
setuju
setuju
setuju
No
Pernyataan
16.
Humas PT (Persero) Angkasa Pura II memiliki kemampuan sebagai pembicara dan pendengar yang baik dalam menangani keluhan-keluhan publik internal maupun eksternal D. Sklills/Keterampilan
17.
Humas PT (Persero) Angkasa Pura II memiliki keterampilan tertulis seperti berita, press release dan majalah internal
18.
Humas PT (Persero) Angkasa Pura II memiliki keterampilan dalam menggunakan alat-alat komunikasi seperti iklan, fotografi, dsb.
19.
Humas PT (Persero) Angkasa Pura II memiliki keterampilan membuat media-media humas
internal seperti media internal (majalah), kaset
video, kotak saran dan sebagainya.
20.
Humas PT (Persero) Angkasa Pura II memiliki keterampilan memproduksi hasil publikasinya dengan baik seperti press release, annual report, brosur dan sebagainya
Sangat setuju
Setuju
Kurang
Tidak
Sangat tidak
setuju
setuju
setuju
No
Pernyataan
21.
Humas PT (Persero) Angkasa Pura II memiliki kemampuan mengadakan special event dengan baik seperti konfrensi pers, perayaan tahunan, acara penghargaan dan sebagainya E. Integritas
22.
Humas PT (Persero) Angkasa Pura II bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai atau kebijakan dari keterbukaan dan kejujuran dalam memanukan bisnis perusahaan
23.
Humas PT (Persero) Angkasa Pura II bertanggung jawab terhadap profesi yang disandanganya
24.
Humas PT (Persero) Angkasa Pura II memiliki standar dan etos kerja yang baik
25.
Humas PT (Persero) Angkasa Pura II memiliki etika yang baik
26.
Humas PT (Persero) Angkasa Pura II selalu simpati terhadap rekan kerja
27.
Humas PT (Persero) Angkasa Pura II ber-empati terhadap orang lain
28.
Humas PT (Persero) Angkasa Pura II memiliki kepribadian yang baik, utuh dan jujur
Sangat setuju
Setuju
Kurang
Tidak
Sangat tidak
setuju
setuju
setuju
No
Pernyataan
29.
Humas PT (Persero) Angkasa Pura II memiliki imajinasi atau ide-ide bari yang cemerlang
30.
Humas PT (Persero) Angkasa Pura II memiliki daya kreativitas dan inovatif
32.
Humas PT (Persero) Angkasa Pura II memiliki wawasan mengenai perusahaan/corporate
Sangat setuju
Setuju
Kurang
Tidak
Sangat tidak
setuju
setuju
setuju
Pertanyaan Umum 33. Apakah anda berpendapat bahwa peran dan fungsi humas adalah hal penting bagi anda ? mengapa. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. 34 Apakah anda merasa berperan dan menyarankan fungsi kehumasan secara positif di mata orang lain ? mengapa ? .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. 35 Bagaimana tanggapan anda mengenai Humas (PT) Persero) Angkasa Pura II? .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. 36 Bagaimana menurut anda kinerja Humas (PT) Persero) Angkasa Pura II ? .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. 37 Apakah menurut anda Humas (PT) Persero) Angkasa Pura II sudah melakukan tugasnya dengan profesional ? Mengapa ? .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. 38 Apa yang anda harapkan dari praktisi Humas (PT) Persero) Angkasa Pura II sehingga dapat melakukan pekerjaan dengan profesional ? .............................................................................................................................. ..............................................................................................................................
39 Apa yang anda sarankan agar praktisi Humas (PT) Persero) Angkasa Pura II meningkatkan mutu dan kualitas profesional bagi humas terhadap perusahaan? .............................................................................................................................. ..............................................................................................................................
