CIVED ISSN 2302-3341 Vol. 3, Nomor 3, September 2015
769
PERSEPSI GURU TENTANG PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PADA PROSES PEMBELAJARAN DI SMK NEGERI 5 PADANG Nino Afrisandy*, Giatman**, Rijal Abdullah*** Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FT Universitas Negeri Padang Email:
[email protected] ABSTRACT The population inthis study are allteachers of SMKNegeri 5Padang, amounting to 145teachers, grab samplesrandomlyby the number of61 teachers. As for theexisting problemsin the fieldthat isnot yetfulfilledallthe operationalneedsSMK5Padangonthe learning process. This research is adescriptivethat aims toreveal theteacher's perceptionofthe SchoolOperational Assistance(BOS). Datawere statistically analyzedwiththe help ofthe programMicrosoft OfficeExcel2007 andSPSSfor windowsversion17.00. Resultsofthis research generallyshowsthat theBOSprograminthe learning processcategorizedenough.The schoolsuggestedfurther improvethe provision ofinformation to allteachersboth orallyand in writing. . Kata kunci: Persepsi Guru, Program BOS, Proses Pembelajaran
*
Alumni Prodi Pend. Teknik Bangunan FT UNP 2015 Dosen Teknik Sipil FT UNP *** Dosen Teknik Sipil FT UNP **
nasional
Pendahuluan Terdapat pendidikan
tantangan di
besa
Indonesia,
rdalam yaitu
harus
mampu
menjamin
pemerataan kesempatan pendidikan dan peningkata
nmutu
mempertahankan hasil-hasil pembangunan
sertarelevansipendidikanuntukmenghadapit
pendidikan
antanganperubahankehidupanlokal,
yang
telah
dicapai,
mempersiapkan sumberdaya manusia yang
nasionaldan
kompeten dan mampu
pemerintahmerencanakan
pasar
kerja
global,
bersaing dalam sejalan
dengan
global.
PendidikanMenengah
Untuk
program
Universal
yang
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
satutujuanPendidikanMenengah Universal
tentang
adalahmemberikesempatankepadaseluruhm
Pendidikan
Nasional
mengamanatkan bahwa system pendidikan
asyarakatterutama
2013.
(PMU)
diberlakukannya otonomi daerah dengan
Sistem
dimulaipadatahun
itu
yang
Salah
tidak
Nino Afrisandy
770
mampusecaraekonomiuntukmendapatkanla
Padang salah satu sekolah yang telah
yananpendidikanmenengah.Untukmencapai
menerimaprogram BOS wajib belajar dua
tujuanPendidikanMenengah
Universal
belas tahun. Program BOS ini telah
tersebut, Pemerintahtelahmenyusunprogram
terlaksanaselama dua semester atau satu
Bantuan
tahun, supaya diketahui untuk peserta didik
Operasional
Sekolah
(BOS)WajibBelajarDuaBelasTahun, program
ini
langsung
berupa
ke
pemberian
Sekolah
yang ingin melanjutkan pendidikannya ke dana
Menengah
Kejuruan(SMK)
baik
negeri
wastauntuk
membantu
maupuns
SMKtidak
sepenuhnya
memikirkan
masalah biaya pendidikan lagi.Dari persepsi gurutentang
program
BOS
ini
sudah
biaya
dilaksanakandi SMKN 5 Padang, tetapi
program
pelaksanaan program BOS kurang efektif,
BOS ini belum sepenuhnya mengatasi
karena keefektifan siswa dalam belajar
berbagai
operasional
tidak sesuai sasaran yang diharapkan oleh
sekolah, karena dana ini sangat terbatas dan
pemerintah.Sedangkan salah satu tujuan
hanya diperuntukkan untuk operasional
progam BOS ini dilaksanakan di SMKN 5
sekolah yang sudah ditentukan pemerintah
Padang adalah untuk memenuhi kebutuhan
dan juga digunakan untuk memenuhi
proses
kebutuhan
meringankan beban biaya pendidikan SMK
operasionalsekolah.Selanjutnya
jenis
kebutuhan
perlengkapan
siswa
dalam
proses pembelajaran.
pembelajaran
dan
untuk
yang lebih tinggi dibanding SMA dan MA.
Pendidikan (SMK) merupakan salah
Terlihat dari uraian latar belakang di
satu jenjang sekolah lanjutan formal setara
atas, peneliti tertarik mengkaji
persepsi
dengan Sekolah Menengah Atas (SMA)
guru
terhadap
atau
pelaksanaan
Madrasah
Aliyah
(MA).
Secara
tentang
program proses
BOS
belajar
mengajar.
khusus, tujuan SMK pendidikan adalah
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
memberikan bekal kompetensi keahlian
ini adalah: untuk mengungkapkan persepsi
kepada siswanya untuk bekerja dalam
guru tentang program BOS pada proses
bidang yang spesifik. SMK juga berfungsi
pembelajaran di SMKN 5 Padang.
untuk mendidik siswa menjadi mandiri,
Dalam buku Petunjuk Teknis Tahun
produktif, mampu berkompetisi, memiliki
2014
sikap profesional dan sikap wirausaha
pemerintah
dalam keahlian yang dipelajarinya.
langsung ke SMK untuk membantu biaya
Berdasarkan
observasi
awal
pada
Tanggal 20 November 2014,SMKN 5
BOS
SMK berupa
adalah
program
pemberian
dana
operasional sekolah nonpersonalia. BOS bertujuan
untuk
mewujudkan
layanan
CIVED ISSN 2302-3341 Vol. 3, Nomor 3, September 2015
771
pendidikan yang terjangkau dan bermutu
bila SMK menolak pemerima program BOS
bagi masyarakat. Sedangkan tujuan khusus
harus mendapat persetujuan orang tua
BOS untuk membantu biaya operasional
siswa,
sekolah, kebutuhan proses pembelajran,
Pendidikan Kabupaten/Kota secara tetap
mengurangi angka putus sekolah siswa
menjamin kelangsungan pendidikan di
SMK, meningkatkan Angka Partisipasi
sekolah tersebut.
komite
sekolah
dan
Dinas
Kasar (APK) siswa SMK, mewujudkan
Pendapat Slameto (2010) persepsi itu
keberpihakan pemerintah terhadap siswa
relatif, seseorang guru dapat meramalkan
SMK dengan cara meringankan biaya
dengan lebih baik persepsi dari siswanya
sekolah. Sedangkan dalam buku petunjuk
untuk pelajaran berikutnya karena guru
teknis
tersebut telah mengetahui lebih dahulu
penggunaan
keuangan
BOS
pertanggungjawaban
tahun
(2014)
adalah
persepsi yang telah dimiliki oleh siswa dari
program pemerintah yang pada dasarnya
pelajaran
adalah untuk penyediaan pendanaan biaya
pengertian pembelajaran menurut Syaiful
operasi
satuan
Sagala (2012) proses pembelajaran hanya
pendidikan sebagai pelaksanaan program
merupakan perangsang tindakan pendidik
wajib belajar dua belas tahun. Selanjutnya
atau guru, juga hanya merupakan tindakan
dalam Naskah Akademik BOS (2006)
memberikan dorongan dalam belajar yang
menuliskan bahwa setiap kebijakan dalam
tertuju
pembiayaan sekolah akan mempengaruhi
belajar.Selanjutnya Dimyati dan Mudjiono
bagaimana sumber daya diperoleh dan
(1999)
dialokasikan. Sebagaimana yang telah kita
pembelajaran adalah “kegiatan guru secara
lihat peraturan dan kebijakan
terprogram
nonpersonalia
bagi
yang
sebelumnya.
pada
dalam
Sedangkan
pencapaian
Syiful
dalam
Sagala
tujuan
(2012)
memberikan
berbeda-beda di sektor pendidikan, kita bisa
pembelajaran untuk membuat siswa belajar
melihat
secara
pembiayaan
konsekuensinya pendidikan.
terhadap
Bahwa
aktif
dan
menekankan
pada
syarat
penyediaan sumber belajar. Sedangkan
sekolah menerima BOS adalah SMK
menurut Watson dalam Asri Budiningsih
Negeri dan Swasta yang memiliki izin
(2004) belajar adalah proses intraksi antara
operasional di seluruh Indonesia.
stimulus dan respon, namun stimulus dan
Diprioritaskan SMK yang telah mengisi
respon yang dimaksud harus berbentuk
data Dapodik SMK secara online melalui
tingkah laku yang dapat diamati dan dapat
website:http://pendataan.dikmen.kemdikbu
diukur. Sudjana, (1989) dalam Rusman
d.go.id;
(2012) proses pembelajaran seorang guru
Nino Afrisandy
772
memahami langkah-langkah yang harus di
dengan bakat, minat, dan perkembangan
tempuh dalam proses pembelajaran terbagi
fisik serta psikologis peserta didik (Pasal
menjadi dua tahap yaitu: tahap permulaan
19, PP No 19 Tahun 2005tentang Standar
adalah tahap untuk megondisikan siswa
Nasional Pendidikan).
agar dapat mengikuti pelajaran secara
Sedangakan Sudjana (2010) mengatakan
kondusif,
pengajaran
tujuan pembelajaran merupakan muara
adalah merupakan tahap inti, dimana guru
yang menjadi arah kegiatan pembelajaran,
berupaya menyampaikan pelajaran yang
dan menjadi tolak ukur yang utama dalam
telah dipersiapkan sebelumnya. Para ahli
hasil
Jerome Bruner (1960) dalam Syiful Sagala
sumber, dan kemungkinan hambatan dalam
(2012) mengakatakan bahwa perlu adanya
pembelajaran.Tujuan pembelajaran dapat
teori pembelajaran yang akan menjelaskan
terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus.
asas-asas untuk merancang pembelajaran
Tujuan umum dapat pula disebut tujuan
yang efektif di kelas. Teori Humanisme
akhir
dalam
tentang adanya pengaruh yang diharapkan
sedangkan
tahap
Bambang
Warsita
(2008)
identifikasi
pembelajaran
yang
menjelaskan
oleh
dimulai dan ditujukan untuk memanusiakan
kehidupannya setelah mereka mengalami
manusia, yaitu mencapai aktualisasi diri,
kegiatan
pemahaman diri, dan realisasi diri pesarta
dapat mencakup kegiatan pembelajaran
didik
yaitu perubahan perilaku peserta didik
belajar
optimal.
Proses
didik
belajar,
menjelaskan proses pembelajaran harus
yang
peserta
kebutuhan
dalam
pembelajaran.
Tujuan
khusus
pembelajaran dianggap berhasil apabila
(pengetahuan,
peserta
nilai-nilai) pada saat kegiatan pembelajaran
didik
telah
memahami
keterampilan,
dunia
lingkungannya dan dirinya sendiri. Oleh
berlangsung
karena itu, peserta didik dalam proses
pembelajaran berakir.
belajaranya harus berusaha untuk mampu mencapai
aktualisasi
setelah
dan
kegiatan
Bardasarkan uraian di atas peneliti
secara
menggunakan dua penelitian yang relevan:
optimal.Proses pembelajaran pada satu
Mufakih (2008) dengan judul “Adakah
pendidikan diselenggarakan secara intraktif,
Pengaruh Bantuan Operasional Sekolah
inspiratif,
Dalam Menigkatkan Prestasi Belajar Siswa
menyenangkan,
memotivasi berpartisipasi memberikan
diri
atau
sikap
peserta secara ruang
yang
menantang,
didik aktif, cukup
untuk
MTs YKUI Sambogunung Dukun Gresik”.
serta
Karisun (2010) dengan judul“ Analisis
bagi
Bantuan Operasional Sekolah di MTs
prakarsa, kretivitas, dan kemandirian sesuai
CIVED ISSN 2302-3341 Vol. 3, Nomor 3, September 2015 Negeri
Wonosari
Gunung
Kidul
773
kuesioner tertutup yaitu berupa pernyataan,
Yogyakarta”.
artinya responden atau guru diberikan
Kaitan kedua judul di atas dengan judul
pernyataan mengenai program BOS pada
peneliti adanya kesamaan bentuk penelitian,
pelaksanaan proses pembelajaran.
yaitu penelitian yang bersifat deskriptif.
Skor
yang
diberikan
disusun
berdasarkan penilaian yang dimulai dari
Metode Penelitian ini termasuk jenis penelitian
rentang nilai yang rendah hingga rentang
deskriptif kuantitatif tidak dimaksudkan
nilai yang tinggi dengan menggunakan
untuk menguji hipotesis tertentu, melainkan
skala likert. Hal ini sesuai dengan pendapat
untuk menjawab pernyataan.Pada penelitian
Riduwan (2013: 87) bahwa: “Skala likert”
ini akan diteliti persepsi guru tentang
digunakan
program bantuan operasional sekolah BOS
pendapat, dan persepsi seseorang atau
pada proses pembelajaran di SMKN 5
sekelompok tentang kejadian atau gejala
Padang.
sosial”.Alternatif jawaban berupa skala
Adapun yang menjadi populasi dalam
likert yang berisi sejumlah pernyataan yang
penelitian ini adalah guru di SMKN 5
menyatakan objek yang hendak diungkap.
Padang, yang berjumlah 145 orang guru.
Penskoran atau angket skala likert yang
123 orang guru PNS dan 22 orang guru
digunakan pada lima alternatif jawaban
Non
sampel
yaitu: Sangat Setuju (SS) = 5, Setuju (S) =
dalam penelitian ini adalah simple random
4, Netral (N) = 3, Tidak Setuju (TS) = 4.
sampling secara acak dengan jumlah 61
Sangat Tidak Setuju (STS) = 1 Masing-
orang guru.
masing diberi bobot 5 yang tertinggi 1 yang
PNS.Teknik
pengambilan
Instrumen merupakan salah satu alat
untuk
mengukur
sikap,
terendah untuk jawaban positif dan 1 yang
pengumpulan data. Adapun instrumen yang
tertinggi
digunakan dalam penelitian ini adalah
jawaban
angket (kuesioner) yang diedarkan kepada
peneliti tidak mengambil angka penskoran
guru-guru normatif, adaptif dan non PNS
netral (N) = 3, karena akan mengarahkan
yang menjadi sampel penelitian untuk
responden terhadap jawaban netral atau
memperoleh data.
ragu-ragu tersebut, untuk itu peneliti hanya
Angket (kuesioner) adalah pertanyaan
dan 5 yang terendah untuk negatif.
menggunakan
Pada
skala
likertini
empat alternatif jawaban
berupa formulir-formulir yang diajukan
saja yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S),
secara tertulis kepada responden. Kuesioner
Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
(STS).
Nino Afrisandy
774
Alat
ukur
dikatakan
mempunyai
validitas konstruk yaitu untuk mengetahui
Tes (Menurut Husaini dan R. Purnomo, 1995:289).
kesesuaian instrument dengan konstruk
Tingkat
reliabilitas
instrumen
yang hendak diukur.Alat ukur tersebut
ditentukan
berdasarkan
secara logika mampu mengukur apa yang
koefisien
reliabilitasnya
diinginkan dan dapat mengungkap data dari
Semakin tinggi koefisien reliabilitasnya
variabel yang akan diteliti secara tepat.
maka semakin tinggi pula reliabilitasnya
Dalam hal ini peneliti menggunakan alat
instrumen tersebut, begitu pula sebaliknya.
ukur berupa angket yang berisi butir-butir
Penelitian ini menggunakan teknik analisis
yang menurut teori merupakan pecahan dari
deskriptif
ubahan
persentase.
yang
akan
diukur.
Setelah
dengan Analisis
besarnya
nilai
yang dimiliki.
cara
perhitungan
dilakukan
dengan
pengujian dari ahli selesai, maka dilakukan
program Microsoft Office Excel 2007.
uji coba instrumen kepada guru yang ada di
Setelah data lengkap dalam Microsoft
SMKN 5 Padang. Uji coba ini dilakukan
Office
diluar sampel, setelah data dari uji coba
dipindahkan ke dalam program SPSS
didapatkan maka dilakukan pengolahan
17.0for windows untuk mendapatkan hasil
data dengan menggunakan program SPSS
dari penelian tersebut, maka digunakan
17.0 for windows, setelah data uji coba
rumus Derajat Pencapaian (DP) yang
valid yaitu di atas r tabel 0,3061. Kemudian
dikemukakan Syahron (2011: 87) sebagai
dilakukan
berikut:
analisis
faktor
yaitu
mengkorelasikan antar skor item instrumen, dengan
menggunakan
rumus
product
moment yaitu dengan mengkorelasikan antara nilai-nilai tiap butir pernyataan dengan skor total.Untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan secara Tes Konsistensi Internal yaitu suatu instrument diujicobakan kepada responden sekali saja, kemudian dihitung skor-skornya dan akhirnya diuji konsistensi internal itemitemnya.
Untuk
maksud
tersebutdapat
digunakan dengan rumus : Alpha Cronbach
Excel
DP = nN x
2007kemudian
X item x Skala Tertinggi
data
x 100
Keterangan: DP
= Derajat Pencapaian (persentase)
n
= Jumlah Sampel
∑X
= Jumlah Total Nilai
∑ item = Jumlah Item Pertanyaan
CIVED ISSN 2302-3341 Vol. 3, Nomor 3, September 2015
775
Tabel 1. Kategori Derajat Pencapaian No.
% Pencapaian
Kategori
1
90 – 100 %
Sangatbaik
2
80 – 89 %
Baik
3
65 – 79 %
Cukup
4
55 – 64 %
Kurang
5
0 – 54 %
Tidakbaik
Sumber: Syahron Lubis (2011: 87)
rumus yang digunakan untuk menghitung
Pembahasan Bab ini terdiri dari deskriptif data, analisis data dan pembahasan untuk melihat
korelasi product moment dari Karl Pearson adalah sebagai berikut:
bagaimana persepsi guru tentang program BOS pada proses pembelajaran di SMKN 5
𝑟𝑥𝑦
Padang. Penelitian ini dilakukan pada Tanggal
=
𝑛 𝑋𝑌 − ( 𝑋)( 𝑌) √{𝑛. 𝑋 2 − ( 𝑋)2 } {𝑛. 𝑌 2 − ( 𝑌)2 }
21 Mei 2015 kepada 61 orang guru yang ada di SMKN 5 Padang, Dimana segala bentuk sistem dan cara pelaksanaannya tidak berbeda dengan yang dilakukan pada tahap awal penelitian pengambilan data, yakni dalam rangka uji coba angket kepada guru. Namun guru yang digunakan sebagai subjek peneliti adalah guru-guru yang belum
mengisi
angket
pada
saat
pengambilan data uji coba, setelah data uji coba terkumpul dan valid yaitu di atas r tabel 0,3061. Kemudian dilakukan analisis faktor yaitu mengkorelasikan antar skor item rumus
instrumen, product
dengan moment
menggunakan yaitu
dengan
mengkorelasikan antara nilai-nilai tiap butir pernyataan dengan skor total. Adapun
Keterangan: rxy
= Koefesien korelasi
∑Xi
= Jumlah skor item
∑yi
=Jumlah nilai total (seluruh item)
n
= Jumlah responden
Setelah mengkorelasikan antara skor butir dan skor total maka akan diperoleh harga koefisien
korelasi
validitas,
kemudian
dibandingkan dengan r tabel, nilai di atas 0,3061 pernyataan itu dinyatakan valid, begitu pula sebaliknya di bawah 0,3061 itu pernyataan dinyatakan tidak valid. Selanjunya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar persepsi guru tentang program BOS bisa menjadi baik dan
Nino Afrisandy
776
semakin baik, jika peran dari masing-
BOS penggatian buku yang rusak semakin
masing stakeholder (pihak sekolah dan
baik di SMKN 5 Padang termasuk dalam
pemerintah) bisa saling bekerja sama dalam
kategori (cukup) dengan nilai DP 71,80%.
meningkatkan kualitas pendidikan SMK
Pernyataan butir 5:Penggadaan papan tulis
dengan adanya program BOS persepsi guru
sekolah semakin baik dengan adanya BOS
tentang
di SMKN 5 Padang termasuk dalam
program
BOS
pada
proses
pembelajaran akan semakin baik. Penelitian
ini
memberikan
Pernyataan butir 6:Alat tulis sekolah belum
informasi tentang data persepsi guru yang
sepenuhnya terbantu oleh BOS di SMKN 5
telah
telah
Padang termasuk dalam kategori (cukup)
hasil
dengan nilai DP 66,56%. Pernyataan butir
kemudian
7:Dengan adanya BOS semua spidol guru
dilakukan pembahasan mengenai gejala
tersedia denganbaik di SMKN 5 Padang
yang terjadi pada data. Dalam bab ini akan
termasuk dalam kategori (cukup) dengan
dibahas persepsi guru tentang program BOS
nilai
pada proses pembelajaran yang ditinjau dari
8:Penggandaan
4
Sasaran,
terbantu dengan adanya BOS di SMKN 5
Kegunaan dan Jadwal Program Bantuan
Padang termasuk dalam kategori (cukup)
operasional Sekolah.
dengan nilai DP 72,78%. Pernyataan butir
dikumpulkan
mendapatkan pengumpulan
indikator
akan
kategori (cukup) dengan nilai DP 74,43%.
kemudian
hasilnya. data
yaitu:
Dari
tersebut
Tujuan,
DP
79,34%. bahan
Pernyataan ulangan
butir harian
Tujuan Program BOS di SMKN 5
9:Lembaran jawaban siswa dapat terpenuhi
Padang. Pernyataan butir 1: Mengenai
dengan baik olehBOS di SMKN 5 Padang
Pembelian buku teks pembelajaran terbantu
termasuk dalam kategori (cukup) dengan
dengan adanya BOS di SMKN 5 Padang
nilai DP 74,83%. Pernyataan butir 10:
termasuk dalam kategori (baik) dengan nilai
Semua bahan ujian belum dapat dipenuhi
DP 86,55%. Pernyataan butir 2:Semua buku
oleh BOS di SMKN5 Padang termasuk
mata pelajaran terbantu oleh BOS di
dalam kategori (cukup) dengan nilai DP
SMKN 5 Padang termasuk dalam kategori
70,82%.
(cukup)
dengan
DP
Sasaran Program BOS di SMKN 5
77,70%.Pernyataan butir 3: Penambahan
Padang. Pernyataan butir 11: BOS dapat
buku referensi belum terpenuhi oleh BOS
melancarkan kegiatan penerimaan siswa
di SMKN 5 Padang termasuk dalam
baru di SMKN 5 Padang termasuk dalam
kategori
DP
kategori (cukup) dengan nilai DP 75,41%.
69,51%.Pernyataan butir 4:Sejak adanya
Pernyataan butir 12: Penggandaan formulir
(cukup)
nilai
dengan
nilai
CIVED ISSN 2302-3341 Vol. 3, Nomor 3, September 2015
777
pendaftaran terbantu oleh BOS di SMKN 5
SMKN 5 Padang termasuk dalam kategori
Padang termasuk dalam kategori (cukup)
(cukup)
dengan nilai DP 79,34%. Pernyataan butir
Pernyataan butir 21: Dengan adaya BOS
13: Semua kegiatan penerimaan siswa baru
bahan praktikum olah raga dapat tersedia
belum terpenuhi oleh BOS di SMKN 5
dengan baik di SMKN 5 Padang termasuk
Padang termasuk dalam kategori (cukup)
dalam kategori (cukup) dengan nilai DP
dengan nilai DP 67,86%. Pernyataan butir
74,09%. Pernyataan butir 22: Pembelian
14: penyelenggaraan praktek kerja industri
bahan praktikum kejuruan terbantu oleh
terbantu sejak adanya BOS di SMKN 5
BOS di SMKN 5 Padang termasuk dalam
Padang termasuk dalam kategori (cukup)
kategori (cukup) dengan nilai DP 80,31%.
dengan nilai DP 73,44%. Pernyataan butir
Pernyataan butir 23: Penggandaan bahan
15: Sejak adanya BOS praktek kerja
praktikum terbantu dengan adanya BOS di
industri siswa menjadi lancar di SMKN 5
SMKN 5 Padang termasuk dalam kategori
Padang termasuk dalam kategori (kurang)
(cukup) dengan nilai DP 8,00%. Pernyataan
dengan nilai DP 63,93%. Pernyataan butir
butir 24: Perbaikan lantai sekolah sekolah
16:
siswa
terbantu oleh BOS di SMKN 5 Padang
terjadwal dengan baik sejak adanya BOS di
termasuk dalam kategori (cukup) dengan
SMKN 5 Padang termasuk dalam kategori
nilai DP 76,05%. Pernyataan butir 25: Dana
(cukup)
72,46%.
BOS belum sepenuhnya untuk perbaikan
Pernyataan butir 17: di SMKN 5 Padang
wc sekolah di SMKN 5 Padang termasuk
termasuk dalam kategori (cukup) dengan
dalam kategori (cukup) dengan nilai DP
nilai DP 74,09%.
67,86%. Pernyataan butir 26: Sejak adanya
Kegiatan
dengan
uji
kompetensi
nilai
DP
dengan
nilai
DP
74,09%.
Kegunaan Program BOS di SMKN 5
BOS perawatan fasilitas sekolah makin baik
Padang. Pernyataan butir 18: Peralatan
di SMKN 5 Padang termasuk dalam
pendidikan semakin baik sejak adanya BOS
kategori (cukup) dengan nilai DP 73,44%.
di SMKN 5 Padang termasuk dalam
Pernyataan butir 27: Perbaikan ringan
kategori (cukup) dengan nilai DP 69,83%.
sarana prasarana sekolah terbantu dengan
Pernyataan butir 19: Dengan adanya BOS
adaya BOS di SMKN 5 Padang termasuk
peralatan kesenian sekolah dapat diadakan
dalam kategori (cukup) dengan nilai DP
di SMKN 5 Padang termasuk dalam
76,39%. Pernyataan butir 28: Operasional
kategori (cukup) dengan nilai DP 73,11%.
layanan sekolah terbantu sejak adanya BOS
Pernyataan butir 20: Semua peralatan
di SMKN 5 Padang termasuk dalam
pendidikan dapat terpenuhi oleh BOS di
kategori (cukup) dengan nilai DP 78,36%.
Nino Afrisandy
778
Jadwal
Program BOS di SMKN 5
Padang.Pernyataan
butir
Sekolah
Padang termasuk dalam kategori cukup,
mendapatkan dana BOS sesuai panduan
dilihat dari nilai derajat pencapaiannya di
BOS di SMKN 5 Padang termasuk dalam
atas 65%.Berdasarkan kesimpulan di atas,
kategori (cukup) dengan nilai DP 76,39%.
dapat diajukan saran sebagai berikut:
Pernyataan butir 30: Dana BOS diterima
Pihak
sekolah sesuai dengan priode yang sudah
meningkatkan pemberian informasi kepada
ditentukan di SMKN 5 Padang termasuk
seluruh guru baik secara lisan maupun
dalam kategori (cukup) dengan nilai DP
tulisan, seperti mengundang langsung guru
75,41%.
Untuk
di SMKN 5 Padang untuk memperkenalkan
harus
program BOS yang datang ke SMKN 5
berpedoman pada RKAS di SMKN 5
Padang, agar tidak ada guru yang tidak tahu
Padang termasuk dalam kategori (cukup)
tentang program BOS yang di berikan oleh
dengan nilai DP 79,67%. Pernyataan butir
pemerintah. Dan menempelkan spanduk
32: Pengumpulan data sekolah sesuai
informasi bahwa SMKN 5 Padang telah
panduan BOS
mendapatkan
Pernyataan
operasonal
dana
29:
BOS pada proses pembelajaran di SMKN 5
butir
BOS
31:
sekolah
di SMKN 5 Padang
sekolah
diharapkan
program
lebih
BOS
dari
termasuk dalam kategori (cukup) dengan
pemerintah.
nilai DP 73,44%. Pernyataan butir 33: Dana
Selain itu diharapkan kepada guru-guru
BOS belum dapat diterima setiap enam
yang ada di SMKN 5 Padang dapat
bulan di SMKN 5 Padang termasuk dalam
memberi rangsangan kepada siswa/siswi
kategori (cukup) dengan nilai DP 78,03%.
supaya
Secara
umum
hasil
penelitian
lebih
meningkatkan
keaktifan
belajar, karena pemerintah telah membentu
mengenai persepsi guru tentang program
kebutuhan pendidikan SMK.
BOS pada proses pembelajaran di SMKN 5
Diharapkan kepada peneliti selanjutnya
Padang, termasuk ke dalam kategori cukup
untuk dapat melanjutkan penelitian ini
dengan nilai derajat pencapaian responden
tentang persepsi masyarakat tentang adanya
sebesar 74,48%. Diperoleh dari penyebaran
BOS.
angket kepada 61 orang guru yang terdiri dari 33 item pernyataan.
Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, persepsi guru tentang program
Catatan : Artikel ini disusun ber-dasarkan skripsi penulis dengan Pembimbing I Dr. M Giatman, MSIE Dan Dr. Rijal Abdllah, M.T. Sebagai Pembimbing II.
CIVED ISSN 2302-3341 Vol. 3, Nomor 3, September 2015 Daftar Pustaka Anomin.(2014). Petunjuk Teknis Tahun2014 BOS SMK. Jakarta: DPSMK. Anomin.(2006). Naskah Akademik Program BOS.Jakarta: BNSP Bambang Wartsita.(2008). Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Sudjana.(2010). Metode & Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah. Syaiful Sagala. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
779
Slameto.(2010). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi nya.Jakarta: Rineka Cipta. Syahron Lubis.(2011).Kumpulan Bahan Kuliah Metodoligi Penelitian. Fakultas Teknik UNP. Ridwan.(2013).Belajar Mudah Penelitian.Bandung: Alfabeta. UNP Padang.(2014). Buku Panduan Penulisan Artikel ilmiah untuk jurnalFTUNP