PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU DI MI NU NGADIWARNO SUKOREJO KENDAL
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S.1) dalam Ilmu Tarbiyah jurusan Pendidikan Agama Islam
Oleh: Yarkoni NIM: 093111258
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010
DEKLARASI Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
:Yarkoni
NIM
: 093 111 258
Jurusan/Program Studi
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 31 Mei 2011 Saya yang menyatakan,
Ya r k o n i NIM: 093111258
KEMENTERIAN AGAMA R.I. INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang Telp. 024-7601295 fax. 7615387 PENGESAHAN Naskah skripsi dengan Judul
:
Persepsi
Guru
Madrasah Dan
Tentang
Kepemimpinan
Kepala
Pengaruhnya Terhadap Motivasi
Mengajar Guru Di MI NU Ngadiwarno Kendal Nama
:Yarkoni
NIM
: 093 111 258
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam (PAI)
Telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam Semarang,
Juni 2011
DEWAN PENGUJI Ketua Sidang,
Sekretaris Sidang,
Ahmad Ismail, MAg,M.Hum
Abdul Kholiq, MAg
NIP: 196702081997031001
NIP: 197109151997031003
Penguji I,
Penguji II,
Nadhifah, M.Si
Drs. Mahfud Junaedi, MAg
NIP: 197508272003122003
NIP: 196903201998031004
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 4 (empat) eksemplar Hal : Naskah Skripsi A.n. Y a r k o n i
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya kirim naskah skripsi saudara : Nama
:Yarkoni
NIM
: 093 111 258
Judul
: Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah Dan Pengaruhnya Terhadap Motivasi Mengajar Guru Di MI NU Ngadiwarno Kendal
Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudara tersebut dapat segera dimunaqasyahkan. Demikian harap menjadikan maklum. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Semarang, 4 Juni 2011 Pembimbing,
Drs. Abdul Rohman, M.Ag NIP. 9691151994031003
ABSTRAKSI Judul
Penulis NIM
: Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah Dan Pengaruhnya Terhadap Motivasi Mengajar Guru Di MI NU Ngadiwarno Kendal : Yarkoni : 093111258
Skripsi ini mengkaji masalah kepemimpinan kepala madrasah yang mempengaruhi motivasi guru dalam mengajar. Dengan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah di MI Ngadiwarno Sukorejo Kendal ? 2) Bagaimana Motivasi Mengajar Guru di MI Ngadiwarno Sukorejo Kendal ? 3) Bagaimana Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah Dan Pengaruhnya Terhadap Motivasi Mengajar Guru ? Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah di MI Ngadiwarno Sukorejo Kendal, 2) Motivasi Mengajar Guru di MI Ngadiwarno Sukorejo Kendal, 3) Hubungan Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah Dan Pengaruhnya Terhadap Motivasi Mengajar Guru. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode : 1) Observasi, yaitu untuk memperoleh data yang berkaitan dengan keadaan umum MI Ngadiwarno Sukorejo Kendal, 2) Angket atau kuesioner, yaitu untuk mengumpulkan data tentang Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah Dan Pengaruhnya Terhadap Motivasi Mengajar Guru 3) Dokumentasi, untuk mengetahui sejarah, struktur organisasi dan keadaan guru dan siswa. Dari hasil perhitungan menujukkan bahwa t hitung = 2,789 jika dibandingkan dengan t tabel (0,10; 7) = 1,895 sehingga karena t hitung > t tabel berarti korelasi antara variabel persepsi guru tentang kepemimpinan kepala madrasah dengan variabel motivasi mengajar guru signifikan. Dengan demikian hasil penelitian tersebut di atas menujukkan bahwa hipotesis yang penulis ajukan yang berbunyi “Ada pengaruh positif antara persepsi guru tentang kepemimpinan kepala madrasah dan pengaruhnya terhadap motivasi mengajar guru di MI NU Ngadiwarno Kendal” telah terbukti Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian informasi dan masukan bagi kepala madrasah, pengurus, dan para guru MI Ngadiwarno Sukorejo Kendal agar dapat menumbuhkan Motivasi Mengajar Guru di MI NU Ngadiwarno Kendal.
MOTTO
Dari Jabir Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Ada tiga orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat, tidak dilihat dan tidak akan disucikan, dan bagi mereka adzab yang pedih, yaitu: Orang yang mempunyai kelebihan air di padang pasir namun tidak mau memberikannya kepada orang yang berada di tengah perjalanan; orang yang menawarkan barang dagangan kepada orang lain setelah Ashar, lalu ia bersumpah dengan nama Allah bahwa ia telah membelinya sekian dan sekian sehingga lawannya mempercayainya, padahal sebenarnya tidaklah demikian; dan seseorang yang mengikrarkan kepatuhannya kecuali untuk kepentingan dunia (harta), bila sang pemimpin memberinya ia akan patuh dan bila tidak memberinya ia tidak akan mematuhinya." Muttafaq Alaihi.1
1
Imam Abi Abdullah Muhammad Bin Isma’il bin Ibrahim, Shahih Muslim, Jus I (Surabaya : Darul Fikri, tth), hlm. 403.
PERSEMBAHAN Hasil jerih payahku kupersembahkan untuk yang ada dihatiku, dari relung hatiku yang paling dalam, izinkan aku mengucap seribu kata tarima kasih yang tak akan mengganti cinta dan kasih sayang. Ibu….. Yang telah memberikan segenap sayang, cinta dan ketulusan yang tak terkira….kupanjatkan untaian do’a dengan tetesan air mata…mendengarkan setiap keluh kesah yang tak bertepi……hingga akhirnya kudapatkan seuntai kebahagiaan. Setiap katamu adalah petuah, setiap peringatanmu adalah cinta dan setiap harapanmu adalah do’a. Ayah… Yang selalu mengelilingi langkahku dengan untaian do’a bermakna memberikan kepercayaan, dukungan kesabaran dan segalanya…demi kebahagiaanku engkaulah guru terbaik untukku. Kakak-kakak dan adik-adikku tercinta… Dengan senyum ceria dan penuh harapan …kalian tanamkan motivasi dalam hidup adikmu…semoga harapan dari kalian menjadikan sebuah kesuksesan. Anak dan istriku yang senantiasa menemani mengiringi dan selalu merajut do’a-do’a untukku Sahabat-sahabat semua…
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Tak lupa shalawat dan salam semoga senantiasa tetap terlimpahkan kepangkuan beliau Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya. Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, peneliti sampaikan bahwa skripsi ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada : 1. Dr. Suja’i, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, beserta staf yang telah memberikan pengarahan dan pelayanan dengan baik, selama masa penelitian. 2. Drs. Abdul
Rohman,
M.Ag., selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 3. Segenap Civitas Akademik IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan bimbingan kepada penulis untuk meningkatkan ilmu. 4. Mustofa, S.Pd.I, selaku Kepala MI Ngadiwarno Sukorejo Kendal yang telah memberikan izin riset dalam penelitian ini. 5. Semua karib kerabat yang telah memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. Kepada semuanya, peneliti mengucapkan terima kasih disertai do’a semoga budi baiknya diterima oleh Allah SWT. Penyusun mengakui kekurangan dan keterbatasan kemampuan dalam menyusun skripsi ini, maka diharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif, evaluatif dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya semoga dapat bermanfaat bagi diri peneliti khususnya. Semarang, 31 Mei 2011 Penulis
DAFTAR ISI Halaman Judul ........................................................................................................ i Deklarasi..............…………………………………………………....……………ii Halaman Pengesahan............................................................................................. iii Halaman Persetujuan Pembimbing........................................................................ iv Abstrak.................................................................................................................... v Halaman Motto ......................................................................................................vi Halaman Persembahan ..........................................................................................vii Kata Pengantar......................................................................................................viii Daftar Isi ................................................................................................................iv Halaman BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah…………………………………………
1
B.
Perumusan Masalah……………………………………………… 4
C.
Manfaat Penelitian……………………………………………….. 5
BAB II
PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA
MADRASAH DAN MOTIVASI MENGAJAR GURU A.
Persepsi
Guru
Tentang
Kepemimpinan
Kepala 6
Madrasah………… 1. Persepsi………………………………………………………. 6 a. Pengertian Persepsi………………………………………... 6 b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persepsi.......................
8
2. Pengertian Kepemimpinan Kepala Madrasah………………..
10
3. Teori-teori Kepemimpinan Kepala Madrasah……………….
13
4. Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah…………………….. 5. Aspek-aspekKepemimpinanKepala Madrasah..................................................................................
17 20
B.
Motivasi Mengajar Guru…………………………………………
23
1. Pengertian Motivasi………………………………………….
23
2. Macam-Macam Motivasi…………………………………….
26
3. Teori Motivasi………………………………………………..
29
4 C.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Mengajar…….
30
Pengaruh Persepsi Kepemimpinan Kepala Madrasah Terhadap Motivasi Mengajar Guru…………………………………………
31
D. Kajian Pustaka Yang Relevan……………………………………
32
Pengajuan Hipotesis……………………………………………...
34
E.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian…………………………………………………...
35
B.
Tujuan Penelitian………………………………………………… 36
C.
Waktu Dan Tempat Penelitian…………………………………...
36
D. Variabel Penelitian……………………………………………….
37
E.
Metode Penelitian………………………………………………... 37
F.
Populasi, Sampel, Dan Teknik Pengambilan Sampel……………
38
G. Tekink Pengumpulan Data……………………………………….
38
H. Teknik Analisa Data……………………………………………... 41
BAB
IV HASIL PENELITIAN TENTANG PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU DI MI NU NGADIWARNO SUKOREJO KENDAL A. Deskripsi Data Hasil Penelitian………………………………….
44
1. Kondisi Umum Umum MI NU Ngadiwarno Sekorejo Kendal..
44
a. visi..........................................................................................
44
b. Misi........................................................................................
44
c. Tijauan Historis……………………………………………..
45
d. Letak Geografis.....................................................................
46
e. Keadaan Guru......................................................................... 47 f. Keadaan Siswa……………………………………………… 48 g. Keadaan Sarana Dan Prasarana.............................................. 49 2. Hasil Penelitian Tentang Persepsi Guru Tentang Persepsi Kepemimpinan Kepala Madrasah di MI NU Ngadiwarno 51 Sukorejo Kendal........................................................................ a. Kemampuan untuk mempengaruhi bawahan.........................
51
b. Kemampuan untuk menggerakan bawahan...........................
54
c. Kemampuan untuk mendisiplinkan bawahan.......................
58
d. Kemampuan untuk membimbing bawahan………………… 61 3. Hasil Penelitian Tentang Motivasi Mengajar Guru di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal....................................................
69
a. Tepat waktu dalam bekerja..................................................... 69 b. Keinginan penguasaan materi pelajaran................................. 72 c. Adanya perhatian yang besar terhadap peserta didik.............
76
d. Selalu mengevaluasi diri dalam mengajar.............................. 79 B.
Pengujian Hipotesis……………………………………………… 86 1. Analisis pendahuluan………………………………………….
86
2. Analisis uji hipotesis..................................................................
86
3. Analisis lanjut............................................................................. 91
Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………….
91
D. Keterbatasan Hasil Penelitian……………………………………
92
C.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................... 93 B.
Saran-saran.....................................................................................
C.
Penutup........................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA......................................................................... LAMPIRAN-LAMPIRAN
93
96
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga pendidikan yang tersebar di seluruh tanah air selalu mengalami pasang surut dalam usaha mencapai kemajuannya, karena berbagai kendala ada yang dapat diatasi dan ada pula yang tidak bisa diatasi. Persoalan dapat saja timbul dari faktor internal lembaga tersebut, ataupun dapat pula berasal dari faktor eksternal. Dari sisi faktor internal lebih banyak berasal dari kemampuan seorang Kepala Madrasah dalam memimpin lembaga, agar dapat menjalankan roda kepempinannya dalam rangka mancapai visi dan misinya. Dimana secara umum seorang kepala harus mampu mengelola lembaga yang dipimpinnya dengan konsep atau gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dan kondisi dimana ia berada. Banyak hasil-hasil studi menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang terdapat dalam setiap organisasi merupakan faktor yang berhubungan produktivitas dan efektivitas organisasi. Ada enam faktor yang turut menentukan tingkat produktivitas, yaitu; pendidikan, teknologi, tata nilai, iklim kerja, derajat kesehatan, dan tingkat upah minimal.1 Jika dilihat dari pengertiannya bahwa kepemimpinan adalah sebagai suatu bentuk hubungan sekelompok orang, hubungan antara yang dipimpin dengan yang memimpin, dimana hubungan tersebut mencerminkan seseorang atau kelompok orang berperilaku karena akibat adanya kewibawaan / kekuasaan yang ada pada orang yang memimpin. Dan dalam hubungan ini orang yang memimpin lebih banyak mempengaruhi dari pada dipengaruhi.2 Jadi kepemimpinan terbentuk ada kelompok orang, dan adanya kekuasaan atau kewibawaan yang melekat pada diri seorang pemimpin, yang dapat digunakan untuk mempengaruhi orang lain. Misalnya seorang Kepala Madrasah, karena kekuasaan atau kewibawaannya mampu
menjalin hubungan dengan
1
Mulyasa E, Manajemen Berbasis Sekolah, PT. Remaja Rosdakarya, bandung, Thn 2006,
2
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Dan Motivasi, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2001, hlm. 23
hlm. 117
1
2
sekelompok orang yang dipimpinnya yaitu guru dan komponen lain untuk mencapai tujuan lembaga yang dipimpinnya. Kepemimpinan seseorang akan dapat berfungsi dengan baik, apabila pemimpin sekurang-kurangnya mempunyai tiga ciri, yaitu: 1. Penglihatan sosial 2. Kecakapan berfikir abstrak 3. Keseimbangan emosi.3 Seorang pemimpin haruslah mampu membaca fenomena yang terjadi dalam masyarakat, baik yang berupa peluang maupun tantangan. Dengan kecerdasan berfikir seorang pemimpin akan mampu melaksanakan kepemimpinan dengan baik, dan juga seorang pemimpin yang baik dituntut untuk menjaga keseimbangan emosinya. Kepemimpinan jangan dipandang sebagai jabatan pasif, melainkan harus berperan sebagai suatu jabatan yang terlibat dalam suatu tindakan memenuhi pembentukan struktur dalam interaksi, sebagai bagian dari proses pemecahan masalah bersama.4 Berdasarkan pengamatan harian dari dimensi tugas seorang Kepala Madrasah, maka efektifitas kepemimpinan seseorang dapat dilihat dari gaya kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan yang mengutamakan tugas, yaitu ketika pemimpin merasa puas jika tugas bisa dilaksanakan. Gaya kepemimpinan yang mengutamakan hubungan kemanusiaan; hal tersebut menunjukkan bahwa efektifitas kepemimpinannya tergantung pada tingkat pembauran antara gaya kepemimpinan dengan tingkat kondisi yang menyenangkan dalam situasi tertentu.5 Dari sedikit deskripsi tersebut di atas menunjukkan bahwa seorang Kepala Madrasah sebagai pemimpin, mempunyai peran ganda
yang harus
mengakomodasikan seluruh komponen pendidikan yang ada. Dalam proses pembelajaran Kepala Madrasah juga dituntut harus mampu membangkitkan motivasi guru dalam mengabdi kepada madrasah, dan bertanggung jawab 3
Fatah Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, PT Rosda Karya, Bandung, 2008,
4
Wahjosumidjo, Ibid, hlm. 23 Mulyasa E, Ibid, hlm. 113
hlm. 89 5
3
kepada setiap guru dalam menjalankan tugas yang dapat berupa bimbingan, arahan ataupun dalam bentuk yang lain. Sehingga persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala madrasah mempunyai nilai yang positif, untuk mengarah pada suatu perilaku yang mendukung bagi terciptanya proses kegiatan belajar mengajar yang kondusif. Karena persepsi merupakan proses seseorang dalam mengenali dan memahami suatu obyek tertentu, berdasarkan stimulus yang ditangkap panca inderanya, sehingga ada kecenderungan perilaku yang ditunjukkan seseorang dalam menanggapi banyak rangsangan, diwarnai oleh persepsinya atas rangsangan tersebut. Guru berhadapan langsung dengan situasi manajerial kepala madrasah, secara otomatis dia akan memberikan penilaian bagi kepemimpinan kepala madrasah dimana dia berada. Guru juga merupakan roh penggerak terjadinya proses belajar mengajar, oleh karenanya dibawah kepemimpinan Kepala Madrasah guru harus mempunyai motivasi yang tinggi dalam megajar. Motivasi merupakan suatu perubahan energi dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik. Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapai dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya.6 Dengan motivasi yang tinggi maka diharapkan guru mampu menyelesaikan setiap tantangan yang ada dalam proses pembelajaran di madrasah. Namun demikian motivasi guru dalam sebuah lembaga pendidikan, tidak akan dapat tercapai dengan baik jika tidak dikondisikan dengan kepimimpinan kepala madrasah. Hubungannya dengan kepemimpinan kepala madrasah, maka manajemen berbasis madrasah juga banyak menyoroti peranan kepemimpinan kepala madrasah dalam kaitannya dengan pengembangan guru. Prinsip-prinsip dan praktek-praktek kepemimpinan hendaknya dikaitkan dengan peranan kepala madrasah dan kedudukan pemimpin lainnya yang relevan, dan peranan kepemimpinan khusus yang meliputi hubungannya dengan staf, murid, orang 6
Djamarah, Psikologi Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 2000, hlm. 148
4 tua murid, dan orang – orang lain di luar komuniti tempat Madrasah itu berada.7 Secara garis besarnya bahwa seorang kepala madrasah dengan kepemimpinannya harus mampu mengarahkan guru, untuk lebih termotivasi dalam melaksanakan tugas selaku pengajar, dan bertanggung jawab atas kewenangan yang telah diberikan kepadanya. Jika hal ini telah benar-benar terjadi pada sebuah lembaga pendidikan, maka lembaga tersebut akan mampu memberikan sumbangan out put yang positif pada generasai yang diharapkan berakhlkul karimah. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi motivasi guru dalam mengajar, namun dalam penelitian ini penulis menyoroti salah satunya dari faktor peran kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah yang mempunyai sifat dynamic versus ability and temperament dynamic artinya sifat yang mampu mendorong seseorang untuk mencapai tujuan, dan sifat yang menentukan kemampuan untuk mencapai tujuan dan temperamen, adalah aspek-aspek emosional yang mengarah kepada aktifitas.8 Sehingga seseorang dengan kapasitasnya sebagai kepala sekolah dan mempunyai sifat tersebut, maka semua guru diharapkan akan meneladani kepemimpinannya. Dan motivasi guru akan dapat dibangun dengan mudah, karena semua guru telah dibimbing dengan baik oleh kepala sekolah. Dengan mengacu sedikit pemaparan di atas, maka dapat dirumuskan identifikasi permasalahan dalam penelitian ini yaitu terdapat pengaruh positif antara Persepsi Guru Tentang Kemimpinan Kepala Madrasah Dan Pengaruhnya Terhadap Motivasi Mengajar Guru Di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang sebagaimana tersebut di atas, maka peneliti rumuskan permasalahan sebagai berikut :
7 8
Mulyasa E, Op.Cit, hlm. 116-117 Djaali H, Psikologi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 5
5
1. Bagaimana persepsi guru tentang kemimpinan kepala madrasah di MI Ngadiwarno Sukorejo Kendal ? 2. Bagaimana motivasi mengajar guru di MI Ngadiwarno Sukorejo Kendal ? 3. Seberapa besar pengaruh persepsi guru tentang kemimpinan kepala madrasah dan pengaruhnya terhadap motivasi mengajar guru di MI Ngadiwarno Sukorejo Kendal ? C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Secara Teoritis a. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan dan khasanah tentang keilmuan bagi para guru di Di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal, terutama dalam bidang ilmu motivasi guru dalam mengajar b. Menambah cakrawala pengetahuan tentang kepemimpinan Kepala Sekolah bagi diri penulis, maupun bagi teman-teman mahasiswa Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang pada umumnya, yang sedang melakukan penelitian dan kajian. 2. Manfaat Secara Praktis a. Menambah wawasan tentang motivasi guru dalam mengajar, sehingga pada akhirnya dapat digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan pembelajaran dengan sebaik-baiknya. b. Membantu kepala sekolah untuk dapat melaksnakan tugas dengan baik, sesuai dengan tugas dan wewenang kepala sekolah yang salah satunya adalah mengkoordinasikan sumber daya manusia untuk dapat bekerja semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan sekolah
BAB II PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DAN MOTIVASI MENGAJAR GURU A. Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah 1. Persepsi a. Pengertian Persepsi Sejak lahir, anak-anak telah mulai belajar berinteraksi dengan lingkungannya secara efektif dan efisien. Interaksi yang efektif dan efisien tersebut tergantung pada kemampuan anak dalam mengekplorasi dan manipulasi lingkungannya. Dalam berinteraksi dengan lingkungan tersebut senantiasa melibatkan proses pengamatan (persepsi). Persepsi
(perception)
merupakan
tahap
paling
awal
dari
serangkaian pemrosesan informasi. Persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki (yang disimpan di dalam ingatan ) untuk mendeteksi atau memperoleh dan mengintreprestasikan stimulus (rangsangan ) yang diterima oleh panca indera, seperti mata, telinga dan hidung. 1 Secara singkat dapat dikatakan persepsi merupakan proses menginterprestasi atau menafsirkan informasi yang diperoleh melalui panca indera. Bimo Walgito menjelaskan bahwa persepsi merupakan suatu Proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat penerima yaitu alat indera. Namun proses tersebut tidak berhenti sampai disitu saja, pada umumnya stimulus tersebut diteruskan oleh saraf ke otak pusat susunan saraf, dan selanjutnya merupakan proses persepsi. Proses persepsi tidak dapat lepas dri proses penginderaan,
dan
proses
penginderaan
merupakan
proses
yang
mendahului terjadinya persepsi.2
1
2
Adang Suherman, Dasar-dasar Penjakes, Bandung, Depdiknas, Tahun 1999, hlm 25 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, Andi Ofset, Yogyakarta, Tahun 2003, hlm.
53
6
7
Menurut Desideranto dalam Jalaludin Rakhmat mengatakan bahwa persepsi dapat diartikan sebagai pengalaman tentang objek, peristiwaatau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan pesan. Atau persepsi ialah memberikan makna pada stimulus indrawi (sensory Stimuli). Persepsi ditentukan oleh faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita sebut faktor personal.3 Konsep Gestal dalam M. Dimyati Mahmud mengenai persepsi menyatakan bahwa di dalam persepsi kita cenderung untuk menyusun stimulus-stimulus sepanjang garis tendensi-tedensi alamiah tertentu yang mungkin berkaitan dengan fungsi menyusun dan mengelompokkan yang terdapat dalam otak. Dengan berdasar dari berbagai pendapat dari para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan proses seseorang dalam mengenali dan memahami suatu objek tertentu, berdasarkan stimulus yang ditangkap panca inderanya, sehingga ada kecenderungan perilaku yang ditunjukan seseorang dalam menanggapi banyak rangsangan, diwarnai oleh persepsinya atas rangsangan tersebut. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan pada suatu atau sekumpulan objek. Karena tidak semua objek menjadi perhatian. Maka hanya stimulus yang terseleksilah yang
menjadi pusat perhatian. Macam-macam perhatian,
yaitu: 1) Perhatian spontan, yatu perhatian yang timbul dengan sendirinya (Spontan) Jenis perhatian ini erat kaitanya dengan induvidu. 2) Perhatian tidak spontan, yaitu perhatian yang timbul dengan sengaja. Dilihat dari banyaknya objek yang diperhatikan, maka ada perhatian sempit dan ada perhatian luas.
3
Rahmat, Jalaludin, Psikologi Komunikasi, PT Remaja Rosda Karya, Bandung, Tahun 2001, hlm. 129
8
a) Perhatian sempit, yaitu perhatian individu pada suatu waktu hanya dapat memperhatikan sedikit objek. b) Perhatian yang luas, yaitu perhatian individu pada suatu waktu dapat memperhatikan banyak objek sekaligusdalam waktu yang sama.4 b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Stimulus merupakan salah satu faktor yang berperan dalam persepsi, berkaitan dengan faktor-faktor yang berperan dalam persepsi dapat dikemukakan adanya beberapa faktor: 1) Objek yang dipersepsi Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu
yang
mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian besar stimulus datang dari luar individu. 2) Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Disamping juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor kepusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motorik. 3) Perhatian Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya
perhatian
sebagai
suatu
persiapan
dalam
rangka
mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada suatu atau sekumpulan objek.5
4
M. Mahmud, Dimyati, Psikologi Suatu Penghantar, Depdikbud, Jakarta, Tahun 2002,
5
Bimo Walgito, Ibid, hlm. 90
hlm. 35
9
Jadi terjadinya persepsi adalah merupakan proses yang saling beurutan namun dengan kejadian yang singkat, yaitu mulai objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor, lalu alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus, dan kemudian perhatian sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi antara lain: 1) Orang yang mempersepsikan. Saat individu melihat suatu sasaran dan berusaha menginterpretasi. Interpretasi itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik individu yang melihat. Karakteristik individu yang mempengaruhi persepsi adalah sikap, kepribadian, motif, kepentingan, pengalaman masa lalu dan harapan. 2) Objek atau sasaran yang dipersepsikan. Karakteristik sasaran yang dipersepsi dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan. Individu yang ceria lebih menonjol dalam suatu kelompok daripada individu yang pendiam. Karena sasaran tidak dipahami secara terisolasi maka latar belakang sasaran jua dapat mempengaruhi persepsi seperti kecenderungan kita untuk mengelompokkan hal-hal yang berdekatan dan hal-hal yang mirip dalam satu tempat. Jika dikaitan dengan persepsi terhadap gaya kepemimpinan
maka
objek
kepemimipinan
yang
diterapkan
pemilihan strategi
atau gaya
yang
dipersepsikan
atasannya, pemimpin
yang
dalam
gaya meliputi
bertindak,
berkomunikasi dan bersikap terhadap bawahannya. 3) Kontek dimana persepsi dibuat. Kontek dimana kita melihat suatu objek atau peristiwa yang dapat mempengaruhi pemahaman, seperti juga lokasi, cahaya, panas atau sejumlah faktor-faktor situasional lainnya.6 Jadi objek atau sasaran yang dipersepsikan, Objek atau sasaran yang dipersepsikan, dan kontek dimana persepsi dibuat inilah yang 6
Bimo Walgito, Ibid, hlm. 46
10
merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi, dimana orang yang satu dengan yang lain belum tentu sama persepsinya terhadap salah satu objek. Dan kesimpualn yang disampaikan Bimo Walgito bahwa persepsi seseorang dipengaruhi oleh: 1) Faktor dalam diri individu Keadaan individu yang mempengaruhi persepsi adalah yang berhubungan dengan kejasmanian dan yang berhubungan dengan segi psikologis (pengalaman, perasaan, kemampuan berfikir, kerangka acuan, dan motivasi) 2) Faktor di luar diri individu Faktor di luar diri individu meliputi stimulus itu sendiri dan lingkungan dimana persepsi itu berlangsung. 7 Pengalaman, perasaan, kemampuan berfikir, kerangka acuan, dan motivasi merupakan kondisi psikis dan fisik dari individu yang dapat mempengaruhi persepsi. Karena persepsi merupakan proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya.8 2. Pengertian Kepemimpinan Kepala Madrasah Kepemimpinan atau leadership memunyai banyak pengertian yang dapat ditelaah, hal ini tergantung dari sudut pandang para pakar dalam menganalisanya sehingga dapat menghasilkan sebuah pengertian yang representatif. Kepemimpinan berkaitan dengan masalah kepala madrasah dalam meningkatkan kesempatan, untuk mengadakan pertemuan secara efektif dengan para guru-guru dalam situasi yang kondiusif.9 Dilihat dari sisi kekuasaan, kepemimpinan adalah aktivitas para pemegang kekuasaan dan membuat keputusan. Dan jika dilihat dari tujuan
7 8
Bimo Walgito, Ibid, hlm. 46 Slameto, Belajar Dan Faktor-faktor Ynag Mempengaruhi, Jakarta:Rineka Cipta, 2003,
hlm. 102 9
Mulyasa E, Manajemen Berbasis Sekolah, Remaja Rosdakarya, Bandung, Tahun 2006. hlm. 107
11
yang henadk dicapai, kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi aktivitas kelompok dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan. Kepemimpinan juga dikatakan sebagai langkah pertama yang hasilnya berupa
pola
interaksi
kelompokyang
konsisiten
dan
bertujuan
menyelesaikan problem-problem yang saling berkaitan.10 Jika dikembangkan lebih lanjut maka kepemimipinan itu sendiri mempunyai peran dan tujuan untuk: - Memberikan dan menyajikan berbagai pengertian (understanding) mengenai hal-hal yang berkaitan masalah-masalah kepemimpinan - Memberikan baerbagai macam penafsiran serta pendekatan terhadap permasalahan yang berkaitan dengan kepemimpinan (predicting) - Memebrikan pengaruh dalam menggunakan berbagai cara dan pendekatan dalam usaha ikut serta menyelesaikan atau memecahkan berbagai persoalan yang timbul berkaitan dengan ruang lingkup kepemimpinan (influenching).11 Pengertian lain dari kepemimpinan, bahwa kepemimpinan adalah kemampuan
untuk
menggerakkan,
mempengaruhi,
memotivasi,
mengajak, mengarahkan, menasehati, menyuruh, memerintah, melarang, dan bahkan menghukum (kalau perlu), serta membina dengan maksud agar manusia sebagai media manajemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan administrasi secara fefktif dan efisien.12 Kepemimpinan adalah bagian penting dari manajemen, tetapi tidak sama dengan manajemen. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran.13 Dalam tradisi Jawa kepemimpinan sosial yang terkenal dengan istilah astrabata , yang berarti delapan prinsip :
10
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Dan Motivasi, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2001, hlm. 21 Wahjosumidjo, Ibid, hlm. 12 12 Mulyasa E, Ibid, hlm. 107-108 13 Handoko Hani T, Manajemen, BPFE Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta, 2003, hlm. 294-295 11
12
a. Laku Hambeging Kisma Maknanya seorang pemimpin yang selalu berbelas kasih dengan siapa saja. Kisma artinya tanah. Tanah tidak mempedulukan siapa saja
yang
menginjaknya,
semua
dikasihani.
Tanah
selalu
memperlihatkan jasanya. Walaupun dicangkul, diinjak, dipupuk, dibajak, tetapi malah memberi subur dan menumbuhkan tanaman. Filsafat tanah adalah air tuba dibalas air susu. Keburukan dibalas kebaikan dan keluhuraan. b. Laku Hambeging tirta Maknanya seorang pemimpin harus adil seperti air yang selalu rata permukaanya. Keadilan yang ditegakkan bisa memberi kecerahan ibarat air yang membersihkan kotoran. Air tidak pernah emban oyot emban cindhe’ pilih kasih‟. c. Laku Hambeging Dahana Maknanya seorang pemimpin harus tegas seperti api yang sedang membakar. Namun pertimbangannya berdasarkan akal sehat yang bisa dipertanggung-jawabkan sehingga tidak membawa kerusakan di muka bumi. d. Laku Hambeging Samirana Maknanya seorang pemimpin harus berjiwa teliti di mana saja berada Baik buruk rakyat harus diketahui oleh mata kepala sendiri, tanpa menggantungkan laporan dari bawahan saja. Bawahan cenerung selektif dalam memberi informasi untuk berusaha menyenangkan pimpinan. e. Laku Hambeging Samodra Maknanya seoarang pemimpin harus mempunyai sifat pemaaf sebagaimana samudra raya yang siap menampung apa saja yang hanyut dari daratan. Jiwa samodra mencerminkan pendukung pluralisme dalam hidup bermayarakat yang berkharakter majemuk. f. Laku Hanbeging Surya
13
Maknanya seorang pemimpin harus memberi inspirasi pada bawahannya ibarat matahari yang selalu menyinari bumi dan memberi enrgi pada setiap makhluk. g. Laku Hambeging Candra Maknanya seorang pemimpin harus penerangan yang menyejukkan seperti bulan bersinar terang benderang namun tidak panas. Bahkan terang bulan tampak indah sekali. Orang desa menyebutnya purnama sidi. h. Laku Hambeging Kartika Maknanya seorang pemimpin harus tetap percaya diri meskipun dalam dirinya ada kekurangan. Ibarat bintang-bintang di angkasa , walaupun ia sangat kecil tapi dengan optimis memancarkan cahyanya , sebagai sumbangan buat kehidupan.14 Kepemimpinan kepala madrasah tidak hanya mengelola madrasah dalam arti statis, melainkan menggerakkan semua potensi yang berhubungan langsung atau tidak langsung bagi kepentingan proses pembelajaran siswa. Kegagalan kepala madrasah dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif dan efisien akan berdampak pada mutu prestasi dan masa depan peserta didik. Semua komunitas madrasah memerlukan bimbingan dan pembinaan dari kepala Madrasah dalam upaya mewujudkan proses belajar yang efektif.15 3. Teori-teori Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam perkembangannya teori Kepemimpinan dapat di pelajarai dan dianalisa kedalam berbagai pendekatan. Dan berbagai pendekatan untuk memecahkan persoalan kepemimpinan telah dilakukan. a. Pendekatan sifat kepemimpinan
14
Purwadi dan Dwiyanto Djok, Filsafat Jawa, Panji Pustaka, Yogyakarta, 2009, hlm.
230-231 15
Danim Sudarwan Dan Suparno, Manajemen Dan Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolahhan. Rineka Cipta, Jakarta, 2009, hlm. 13
14
Seorang pemimpin dalam menjalankan tugasnya pasti akan menemui persoalan-persoalan yang harus dapat diselesaikan atau dicahkan, maka pemimpin harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: 1) Kekuatan jasmani yang cukup 2) Kekuatan rohani ynag cukup 3) Semangat untuk mencapai tujuan 4) Penuh antusias 5) Ramah dan penuh perasaan 6) Jujur dan adil 7) Memiliki kecakapan teknis 8) Dapat mengambil keputusan 9) Cerdas 10) Mempunyai kecakapan mengajar 11) Penuh keyakinan 12) Mempunyai keberanian 13) Ulet dan tahan uji 14) Suka melindungi 15) Penuh inisiatif 16) Memiliki daya tarik 17) Intelegensi tinggi 18) Waspada 19) Bergairah dalam bekerja 20) Bertanggung jawab 21) Rendah hati 22) Obyektif. Tentunya sifat-sifat tersebut sangat ideal dan tidak mungkin semua sifat tersebut dimiliki oleh seorang pemimpin, sebagain saja yang dimiliki dan relevan dengan bidang kerja yang dipimpin termasuk kategori baik.16 16
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, PTY Remaja Rosdakarya, Bnadung, 2008 hlm. 90
15
Pendekatan sifat menyarankan beberapa syarat yang harus dimiliki pemimpin yaitu; 1) Kekuatan fisik dan susunan syaraf 2) Penghayatan terhadap arah dan tujuan 3) Antusiame 4) Keramah tamahan 5) Integritas 6) Keahlian teknis 7) Kemampuan mengambil keputusan 8) Intelegensi 9) Ketrampilan memimpin 10) Kepercayaan Namun pendekatan sifat nampaknya tidak mampu menjawab berbagai pertanyaan kombinasi
disekitar optimal
kepemimpinan. dan
sifat
Sebagai
kepribadian
contoh,
dalam
adakah
menentukan
keberhasilan pemimpin. Apakah sifat-sifat kepribadian itu mampu mengindikasikan kepemimpinan yang potensial. Apakah karakteristik itu dapat dipelajari atau telah ada sejah lahir ? Ketidakmampuan pendekatan ini dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut menyebabkan banyak kritik yang datang dari berbagai pihak.17 Jadi dapat simpulakan bahwa pendekatan sifat kepemimpinan secara tegas lebih banyak menuntut kesempurnaan yang demikian komplek, sedangkan pada kenyataanya tidaklah diri pemimpin dapat memenuhi banyak kriteria yang diharapkan tersebut. b. Pendekakatan perilaku Pendekakatan perilaku memandang bahwa kepemimpinan dapat dipelajari dari pola tingkah laku, dan bukan dari sifat-sifat (traits) pemimpin.
Alasannya
diidentifikasikan.18 17 18
Mulyasa E, Op.cit, hlm.109 Nanang Fattah, Ibid, hlm. 91
sifat
seseorang
relatif
sukar
untuk
16
Bagaimana pemimpin berperilaku akan dipengaruhi oleh latar belakang pengetahuan, nilai-nilai dan pengalaman mereka (kekuatan pada diri pemimpin) sebagai contoh, pimpinan yang yakin bahwa kebutuhan perorangan harus dinomorduakan dari pada kebutuhan organisasi, mungkin akan mengambil peran yang sangat efektif (peran perintah) dalam kegiatan para bawahannya.19 c. Pendekatan Situasional Pendekakatan situasional berpandangan bahwa keefektifan kepemimpinan bergantung pada kecocokan pribadi, tugas, kekuasaan, sikap dan persepsi.20 Pendekakatan situasional hampir sama dengan pendekatan perilaku, keduanya menyoroti kepemimpinan dalam situasi tertentu. Dalam hal ini kepemimpinan lebih merupakan sebagai fungsi situasi dari pada sebagai kualitas pribadi, dan merupakan kualitas yang timbul karena interaksi orang orang dalam situasi tertentu.21 Ada tiga dimensi dalam situasi yang mempengaruhi yang dapat mempengaruhi kepemimpinan seseorang, yaitu: 1) Hubungan antara pemimpin dengan bawahan Hubungan ini sangat penting bagi pemimpin, karena hal ini menenentukan bagaimana agar pemimpin diterima oleh anak buah. 2) Struktur tugas Dimensi ini berhubungan seberapa jauh tugas merupakan pekerjaan rutin atau tidak. Apabila struktur tugas cukup jelas maka prestasi setiap orang mudah diawasi, serta tanggung jawab setiap orang lebih pasti. 3) Kekuasaan yang berasal dari organisasi
19
Nanang Fattah, Ibid, hlm. 91 Nanang Fattah, Ibid, hlm. 95 21 Mulyasa E, Op.Cit, hlm.112 20
17
Dimensi ini menunjukkan sampai sejauh mana pemimpin mendapat
kepatuhan
anak
buahnya,
dengan
menggunakan
kekuasaan yang bersumber dari organisasi. 22 4. Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah Gaya kepemimpinan adalah cara yang dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi para pengikutnya. Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku seseorang pemimpin yang khas pada saat mempengaruhi anak buahnya, apa yang dipilih oleh pemimpin untuk dikerjakan, cara pemimpin bertindak dalam memepengaruhi anggota kelompok, akan membentuk gaya kepimpinannya.23 Kepemimpinan harus kuat tetapi fleksibel (strong but flexible leadership). Kuat mempunyai arti bahwa seorang pemimpin madrasah (kepala madrasah) harus memiliki pengetahuan , visi, misi, dan wawasan kepimimpinan yang memadai sehingga dapat secara tepat dan akurat mengambil keputusan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang „navigator‟ dan sekaligus „manager‟ di madrasah. Sedangkan fleksibel berarti bahwa kepala Madrasah tidak baku, melainkan mampu menyerap dan sekaligus memanfaatkan potensi dan aspirasi yang berkembang untuk menyesuaikan kebijakan maupun strategi yang telah ditetapkan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Fleksibel juga mengandung implikasi bahwa seorang kepala Madrasah harus mampu mencari peluang baik dalam konteks foramal maupun informal dan mampu
menentukan
prioritas
kegiatan
dalam
upaya
menunjang
pembelajaran di Madrasah.24 Kepala madrasah yang begitu sering dihadang oleh krisis perlu merencanakan langkah-langkah antisipasi masalah secara cermat. Dia perlu merencanakan membentuk tim khusus penanggulangan krisis yang siaga setiap saat. Akses ke institusi-institusi terkait harus dibentuk dan dibina sebaik-baiknya, agar mereka segera datang membantu begitu krisis terjadi. Kepala madrasah dan wakilnya 22
Mulyasa E, Ibid, hlm. 113 Mulyasa E, Ibid, hlm. 108 24 Hartoyo, Supervisi Pendidikan, Pelita Insani, Semarang, 2006, hlm. 22-23 23
18
harus tampil sesering mungkin agar mudah dapat dihubungi dan menghubungi bila terjadi situasi yang gawat dan mendesak.25 Gaya kepemimpinan yang tepat untuk diterapkan dalam kematangan anak buah dan kombinasi yang tepat antara perilaku tugas dan perilaku hubungan, adalah sebagai berikut: 1) Gaya Mendikte (telling) Gaya ini diterapkan jika anak buah dalam tingkat kematangan rendah, dan memerlukan petunjuk serta pengawasan yang jelas. Disebut mendikte karena pemimpin dituntut mengatakan apa, bagaimana, kapan, dan dimana tugas dilakukan. Gaya ini menekankan pada tugas, sedangkan hubungan dilakukan hanya sekedarnya saja. 2) Gaya Menjual (selling) Gaya ini diterapkan apabila anak buah dalam taraf rendah sampai moderat. Mereka telah mempunyai kemampuan untuk melakukan tugas, tatapi belum didukung oaleh kemampuan yang memadai. Gaya ini disebut menjual karena pemimpin selalu memberikan petunjuk yang banyak. Dalam tingkatan kematangan anak buah seperti ini, diperlikan tugas serta hibungan yang tinggi agar dapat memelihara dan meningkatkan kemauan yang telah dimiliki. 3) Gaya Melibatkan Diri (Participating) Gaya ini diterapkan apabila tingkat kematangan anak buah berada pada taraf kematangan moderat sampai tinggi. Mereka mempunyai kemampuan tetapi kurang memiliki kemauan kerja dan kepercayaan diri. Gaya ini disebut mengikut sertakan karena pemimpin dan anak buah bersama-sama berperan didalam proses pengambilan keputusan. Dalam kematangan seperti ini, upaya tugas tidak diperlukan, namun upaya hubungan perlu ditingkatkan dengan membuka komunikasi dua arah.
25
Danim Sudarwan Dan Suparno, Ibid. hlm. 116-117
19
4) Gaya Mendelegasikan (delegating) Gaya ini diterapkan jika kemampuan dan kemauan anak buah telah tinggi. Gaya ini disebut mendelegasikan karena anak buah dibiarkan melaksanakan kegiatannya sendiri, melalui pengawasan umum. Hal ini biasa dilakukan apabila anak buah berada pada tingkat kedewasaan yang tinggi. Dalam tingkat kematangan seperti ini upaya tugas hanya diperlukan sekedarnya saja, demikian pula upaya hubungan. 26 Dalam kaitanya dengan gaya kepemimpinan dalam meningkatkan kinerja pegawai, perlu dipahami setiap pemimpin bertanggung jawab mengarahkan apa yang baik bagi pegawainya, dan dia sendiri harus berbuat baik. Pemimpin juga harus menjadi contoh, sabar, dan penuh pengertian. Fungsi pemimpin hendaknya juga diartikan sperti motto Ki Hajar Dewantara: ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani (di depan menjadi teladan, ditengah membina kemauan, dan di belakang menjadi pendorong/memberi daya). 27
Diingatkan pula dalam hadist berikut:
Dari Tamim al-Daary Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Agama adalah petunjuk (bagi manusia)" -Beliau mengulangi tiga kali-. Kami bertanya: Untuk siapa wahai Rasulullah؟. Beliau bersabda: "(Petunjuk manusia) untuk berbuat
26 27
Mulyasa E, Op.Cit, hlm. 116 Mulyasa E, Op.Cit, hlm. 118
20
baik kepada Allah Kitab-Nya Rasul-Nya para pemimpin kaum muslimin dan kepada umat islam pada umumnya." Riwayat Muslim. 28 5. Aspek-aspek Kepemimpinan Kepala Madrasah Kepala madrasah adalah orang yang diberi tugas dan tanggung jawab mengelula sekolah untuk menghimpun, memanfaatkan, dan menggerakkan seluruh potensi madrasah secara optimal untuk mencapai tujuan. Kepala madrasah termasuk pemimpin akademik, adalah pemain alam
berangkat
dari
masing-masing
latar
belakang
pendidikan,
pengetahuan dan pengalaman. Dengan demikian seorang kepala madrasah harus memenuhi aspek-aspek yang berkaitan dengan kepemimpinannya, seperti yang tertuang dalam Permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang standar kepala sekolah/madrasah, maka kepala sekolah/madrasah harus memiliki beberapa kaulifikasi dan kompetensi yang harus dipenuhi, kaulifikasi dan kompetensi tersebut adalah sebagai berikut: a. Kalifikasi 1) Kualifikasi Umum a. Memiliki kualitas akademik sarajana (S1) atau Diploma empat (D4) kependidikan atau non kependidikan pada perguruan tinggi yang terekreditasi. b. Pada waktu diangkat kepala sekolah setinggi-tingginya usia 56 tahun c. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun menurut jenjang sekolah masing-masing. d. Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan bagi non PNS disertakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang.
28
1431 H/2010 M : Dani Hidayat -
[email protected] HADITS KE-1291
21
2) Kalifikasi Khusus Kalifikasi Khusus bagi kepala sekolah / madrasah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) / Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) adalah sebagai berikut: a. Berstatus sebagai guru SMK / MAK b. Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMK / MAK c. Memiliki sertifikat kepala SMK / MAK yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah. b. Kompetensi Seorang kepala sekolah / madrasah harus memilki beberapa kompetensi yang terdiri dari kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi, dan kompetensi sosial. Kompetensi tersebut adalah sebagai berikut: 1) Kompetensi kepribadian,meliputi: a. Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, menjadi teladan akhlak mulia bagi komunikasi sekolah b. Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin c. Memiliki keinginan
yang kuat dalam mengembangkan diri
sebagai kepala sekolah d. Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya e. Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah f. Memiliki
bakat
dan minat
jabatan sebagai
pemimpin
pendidikan 2) Kompetensi manajerial, meliputi: a. Menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkatan perencanaan b. Mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan c. Meimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah secara optimal
22
d. Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah menuju organisasi pembelajaran yang efektif e. Menciptakan budaya iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik f. Mengelola guru dan staff dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal g. Mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka pendayagunaan secara optimal h. Mengelola hubungan sekolah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan, ide, sumber belajar dan pembiayaan sekolah i. Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik j. Mengelola
mengembangkan
kurikulum
dan
kegiatan
pembelajaran sesuai dunia usaha sesuai dengan tujuan pendidikan nasional k. Mengelola keuangan sekolah sesuai prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien l. Mengelola
ketatausahaan
sekolah
dalam
mendukung
pencapaian tujuan sekolah m. Mengelola unit pelayanan khusus dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah n. Mengelola sistem informasi sekolah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan o. Memanfaatkan kemajuan teknilogi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah p. Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat, serta melaksanakan tindak lanjutnya
23
3) Kompetensi kewirausahaan, meliputi: a. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah b. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi pembelajar yang efektif c. Memiliki
motivasi
yang
kuat
untuk
sukses
dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah d. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah e. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelolan kegiatan produksi jasa sekolah sebagai sumber belajar peserta didik 4) Kompetensi supervisi, meliputi: a. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru b. Melaksanakan supervisi akademik guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik yang tepat c. Menindaklanjuti hasil opservasi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru 5) Kompetensi sosial, meliputi: a. Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah b. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan c. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.29 B. Motivasi Mengajar Guru 1. Pengertian Motivasi Mengajar Guru adalah orang yang memberi ilmu pengetahuan kepada anak didik.30 Dan mengajar adalah usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar itu secara optimal.31 29
Sumber: Permendiknas Tahun 2007 A.Tabrani dkk, Upaya Meningkatkan Budaya Kinerja Guru Sekolah Dasar, Inti Media Cipta Nusantara, 2001, hlm. 54 31 w Gulo, Strategi Belajar Mengajar, Grasindo, Jakarta, 2002, hlm. 8 30
24
Sehingga dalam aktifitasnya menjalankan tugas mengajar, guru haruslah mempunyai motivasi yang tinggi, untuk menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar itu secara optimal. Motivasi merupakan istilah yang lebih umum menunjuk kepada seluruh proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan.32 Disamping itu motivasi juga merupakan dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak untuk melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan atau usaha-usaha yang dapat menyebabkan seorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang ingin dikendaki atau mendapatkan kepuasan dengan perbuatannya.33 Pengertian lain menyebutkan bahwa motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi dorongan tingkah laku yang menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi kebutuhan, dan sesuatu yang dijadikan motivasi itu merupakan suatu keputusan yang telah ditetapkan individu sebagai suatu kebutuhan atau tujuan nyata yang ingin dicapai.34 Motivasi dan motif
berkaitan erat dengan pengahyatan suatu
kebutuhan, dorongan untuk memenuhi kebutuhan, bertingkah laku tertentu untuk memenuhi kebutuhan dan pencapaian tujuan untuk memenuhi kebutuhan itu. Kaitan itu tertampung dalam istilah lingkaran motivasi yang memiliki tiga dasar, yaitu: a. Timbulnya suatu kebutuhan yang dihayati dan dorongan untuk memenuhi kebutuhan itu. b. Bertingkah laku tertentu sebagai usaha untuk mencapai tujuan, yaitu terpenuhinya kebutuhan yang dihayati. Tujuan itu dapat dinilai sebagai
32
Wirawan Sarlito S, Pengantar Psikologi Umum, Bulan Bintang, Jakarta, Tahun 1992,
hlm. 64 33
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penerbit Balai Pustaka, Jakarta, Tahun 1989, hlm. 593 34 Sabri Alisuf M, Pengantar Psikologi Umum dan perkembangan, Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta, Tahun 1993, hlm. 129
25
sesuatu yang positif, yang ingin diperoleh, atau dapat dinaliai negatif yang ingin dihindari. c. Tujuan tercapai, sehingga orang merasa puas dan lega, karena kebutuhan terpenuhi.35 Oleh karena itu motivasi sering disebut sebagai penggerak perilaku (the energerzer of behavior) ada juga yang menyatakan bahwa motivasi adalah penentu (determinant) perilaku. Dengan kata lain motivasi adalah suatu konstruksi teoritis mengenai terjadinya perilaku.36 Dorongan atau motivasi besar maknanya bagi perbuatan belajar seseorang. Tanpa pendorong, kekuatan belajar itu lemah, bahkan mungkin sama sekali tidak dilakukan.37 Sebab motivasi inilah yang mendorong seseorang untuk berdisiplin dan bekerja keras guna mencapai apa yang dicita-citakan.38 Seorang siswa yang memiliki intelegensia cukup tinggi, mentak (boleh jadi) gagal karena kekurangan motivasi. Hasil belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar para siswa.39 Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat. Berhasilnya pendidikan pada siswa sangat bergantung pada pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan tugasnya. Zamroni mengatakan “guru adalah kreator proses belajar mengajar”. Ia adalah orang yang akan mengembangkan suasana bebas bagi siswa untuk mengkaji apa yang menarik minatnya, mengekspresikan ide-ide dan kreativitasnya dalam batas-batas norma-norma yang ditegakkan secara konsisten. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa orientasi
35
Tadjab, Ilmu Jiwa Pendidikan, Karya Abditama, Surabaya, Tahun 1994, hlm. 101-102 Irwanto, dkk, Psikologi Umum; Buku Panduan Mahasiswa, Gramedia Pustaka Utama, tahun 1999, hlm. 191 37 Oemar Hamalik, Metoda Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar, (Bandung : Tarsito, 1983), hlm. 31 38 Justina Anggreini, Hardian Marantika, Kiat Sukses Dalam Study, (Bandung : Pionir Jaya, 2003), hlm. 1 39 Sardiman A.M, op.cit., hlm. 84 36
26
pengajaran
dalam
konteks
belajar
mengajar
diarahkan untuk
40
pengembangan aktivitas siswa dalam belajar.
Nasution mengemukakan kegiatan mengajar diartikan sebagai segenap aktivitas kompleks yang dilakukan guru dalam mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Dengan demikian proses dan keberhasilan belajar siswa
turut ditentukan oleh peran yang dibawakan
guru selama interaksi proses belajar mengajar berlangsung. 41 Usman
mengemukakan
mengajar
pada
prinsipnya
adalah
membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan terjadinya proses belajar. Pengertian ini mengandung makna bahwa guru dituntut untuk dapat berperan sebagai organisator kegiatan belajar siswa dan juga hendaknya mampu memanfaatkan lingkungan, baik ada di kelas maupun yang ada di luar kelas, yang menunjang terhadap kegiatan belajar mengajar. 42 Jadi motivasi mengajar merupakan seluruh proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu seorang pengajar, dan tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan, sebagai usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar itu secara optimal. 2. Macam-Macam Motivasi Mengajar Pada dasarnya pengelompokkan motivasi mencakup pembagian motivasi, yaitu antara lain:43 a. Biogenetis 40
Zamroni. Paradigma Pendidikan Masa Depan. (Yogyakarta: Bigraf Publishing, 2000),
hlm. 74 41
Nasution, S. Azas-azas Kurikulum, (Bandung: Jemars, 2002). hlm. 8 Usman, Moh. Uzer.. Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 3 43 Ibid, hlm. 143 42
27
Motivasi ini merupakan motivasi- motivasi yang bersal dari kebutuhan-kebutuhan organisme demi kelanjutan kehidupan secara biologis, sperti lapar, haus dan lain-lain b. Sosiogenetis Motivasi ini adalah motivasi yang dipelajari orang dan berasal dari kebudayaan tempat orang itu berada. Motivasi sosiogenetis tidak berkembang dengn sendirinya, tetapi berdasarkan interaksi sosial dengan orang atau hasil kebudayaan orang. Hal ini sesuai dengan kedudukan manusia
sebagai
makhluk sosial
yang senantiasa
mendorong individu untuk mengadakan interaksi dengan lingkungan sosial. c. Theogenetis Motivasi ini berasal dari interaksi antara manusia dengan Tuhan sperti yang nyata dalam ibadahnya dan dalam kehidupan sehari-hari dimana ia berusaha merealisasikan norma-norma agama tertentu. Macam-macam motivasi seperti yang telah diuraikan di atas meletakkan manusia kedalam tiga dimensi kehidupan, yaitu; pertama manusia sebagai makhluk yang menuntut pemenuhan kebutuhan pribadinya, kedua manusia sebagai makhluk sosial yang mengharuskan untuk hidup bermasyarakat dalam mewujudkan keperluannya , dan yang ketiga manusia sebagai makhluk yang bertuhan (beragama) yang membutuhkan perlindungan dari yang maha kuasa dan tempat menyerahkan diri sebagai pemenuhan kebutuhan jiwa yang sifatnya sangat naluriah. Di dalam buku Psikologi belajar yang ditulis oleh Syaiful Bhari Djamarah motivasi terdiri dari dua bagian, yaitu:44 a. Motivasi Instrinsik Yang dimaksud motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, 44
Djamarah Bahri Syaifu, Psikologi Belajar, Penerbit Reneka Cipta, Jakarta, Tahun. 2008, hlm. 149-151
28
karena itu dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Bila seseorang telah memiliki motivasi instrinsik dalam dirinya, maka secara sadar ia akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Sesorang motivasi instrinsik selalu ingin maju dalam belajar. Keinginan itu dilatarbelakangi oleh pemikiran yang positif. b. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik kebalikan dari motivasi instrinsik yaitu motifmotif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik bukan brarti motivasi yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan, karena motivasi ini diperlukan agar peserta didik mau belajar. Guru
yang berhasil
membangkitkan
minat
mengajar anak
didik
adalah
guru
adalam
yang
belajar,
pandai dengan
memanfaatkan motivasi ekstrinsik dalam berbagai bentuknya.45 Macam dan jenis motivasi juga dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yang lain, yaitu dasar pembentuknya yang meliputi:46 1) Motif-motif bawaan yaitu motif yang dibawa sejak lahir yaitu motivasi yang ada tanpa dipelajari seperti dorongan untuk makan, minum, beristirahat dan lain sebagainya. 2) Motif yang dipelajari. Motif ini sering disebut motif yang disyaratkan sosial,sebab manusia hidup dalam lingkungan sosial. Sehingga motivasiitu terbentuk, contoh : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmudorongan untuk mengajar sesuatu di masyarakat. Dalam hal ini Frandsen mengistilahkan dengan affiliative needs. Sebab justru dengan kemampuan berhubungan kerjasama dalam masyarakattercapai suatu kepuasan diri. Disamping itu Frandsen menambahkan jenis motif ini :
45 46
Ibid, hlm. 152 Op., Cit., hlm 163
29
- Cognitive motives.Menyangkut kepuasan individual yang berada dalam diri manusia dan biasanya berwujud proses dan produk mental. Motif ini sangat primer dalam kegiatan Madrasah, terutama yang berkaitan dengan pengembangan intelektual. - Self-expression (penampilan diri).Yaitu ada keinginan untuk aktualisasi diri, sehingga diperlukan kreatifitas dan imajinasi. - Self-enhancement (kemajuan diri). Yaitu ada keinginan untuk mengembangkan diri untuk kemajuan sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga diperlukan sikap berfikir untuk maju. 3. Teori Motivasi a. Teori Motivasi Higiene Teori ini dikembangkan oleh Frederick Herzberg, dimana dalam mengembangkan teori kebenaran teorinya Herzberg melakukan penelitian yang bertujuan untuk menemukan jawaban terhadap pertanyaan “apa sesungguhnya yang diinginkan seseorang dari pekerjaannya ?”
Timbulnya keinginan terhadap jawaban pertanyaan
ini didasarkan pada keyakinan Herzberg, bahwa hubungan seseorang dengan pekerjaannya sangat mendasar dan karena itu sikap seseorang dengan pekerjaannya itu sangat mungkin menentukan keberhasilan dan kegagalannya.47 Menurut teori ini motivasi sangat ideal yang dapat merengsang usaha adalah peluang untuk melaksanakan tugas yang lebih membutuhkan
keahlian
dan
peluang
untuk
mengembangkan
kemampuan.48 b. Teori Motivasi Drive Teori Drive didasarkan peda penentu-penentu yang sifatnya biologis, dinyatakan bahwa bila tubuh kekurangan zat tertentu sperti lapar atau haus, maka akan timbul suatu kebutuhan yang jmenciptakan 47
Siagian P Sondang, Teori Motivasi Dan Aplikasinya, Rineka Cipta, Jakarta, Tahun 2004, hlm 164 48 Hasibuan PS Malayu, Organisasi Dan Motivasi, Bumi Aksara, Jakarta, Tahun 2006, hlm. 108
30
ketegangan dalam tubuh (tention). Tegangan ini berupa aktifitas neurol (eksitasi) yang meningkat, makin hebat bila kebutuhan segra tidak terpenuhi. Keadaan ini akan mendorong (drave state) organisme berperilaku
menmghialngkan
tegangan,
atau
mengembalikan
keseimbangan dalam tubuh dengan memenuhi kebutuhan tadi.49 c. Teori Motivasi Psikoanalitik Teori ini hampir sama dengan teori instink tetapi lebih ditekankan pada unsur-unsur kejiwaan yang ada pada diri manusia. Bahwa setiap tindakan menusia karena adanya unsur pribadi yakni Id gan Ego. Motivasi yang ada pada diri setiap orang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Tekun menghadapi tugas (dalam bekerja terus menerus dalam waktu tidak lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai) 2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) 3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa 4) Lebih senang bekerja mandiri 5) Cepat bosan pada tugas-tugas rutin (hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif) 6) Dapat mempertahankan pendapatnya 7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu 8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.50 4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Mengajar Dalam memutuskan sesuatu yang hendak dilakukan sesorang tentu mempunyai dorongan motivasi tertentu, faktor-faktor yang menyebabkan pengajar untuk melakukan proses pembelajaran yang baikpun dipengaruhi motivasi tertentu. Pada dasarnya kemauanlah yang menyebabkan sesorang termotivasi, sehingga orang berkemauan melakukan sesuatu dan
49
Irwanto, dkk, Op.,Cit, hlm. 199 Sudirman AM, Interaksi Dan Motivasi Belajar ( Pedoman Bagi Guru Dan Calon Guru), Penerbit Rajawali, Jakarta, 2001, hlm. 28-83 50
31
kondisilah yang dikatakan sebagai momen. Kemauan itu terbentuk melalui empat momen, yaitu51 : a. Momen Timbulnya Alasan-Alasan Ketika sedang giat belajar tibab-tiba Ibu memanggil, untuk mengantarkan tamu melihat suatu pertunjukkan. Disini timul alasan baru: mungkin keinginan untuk menghoramati tamu, untuk tidak mengecewakan Ibunya. b. Momen Pilih Momen pilih, yaitu keadaan di mana ada alternatif-alternatif, yang mengakibatkan persaingan antara alasan-alasan itu. Di sini orang menimbang-nimbang dari berbagai segi untuk menentukan pilihan, alternatif pilihan mana yang dipilih.52 c. Momen Putusan Momen perjuangan alasan-alasan terakhir dengan dipilihnya salah satu alternatif, dan ini manjadi satu putusan, ketetapan yang menentukan aktifitas ynag akan dilakukan. d. Momen Terbentuknya Kemauan Dengan diambilnya suatu keputusan, maka timbullah di dalam batin manusia dorongan untuk bertindak, melkukan keputusan tersebut.53 C. Pengaruh Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah Terhadap Motivasi Mengajar Guru Dilihat pengertian persepsi yang merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat penerima yaitu alat indera, dan pada umumnya stimulus tersebut diteruskan oleh saraf ke otak pusat susunan saraf. Maka jika dikaitan dengan sejauhmana seorang pengajar mempunyai pandangan atau penilaian terhadap kepemimpinan kepala madrasah, ia akan termotivasi untuk berbuat menjadi yang terbaik dalam melakukan tugasnya.
51 52
Sardiman A. M., Ibid, hlm. 84
Sumadi Suryabrata, Drs.,BA.,M.A., Ed.S., Ph.D., Ibid, hlm. 74 53 Sumadi Suryabrata, Drs.,BA.,M.A., Ed.S., Ph.D., Ibid, hlm. 74
32
Kepala madrasah yang mampu merencanakan, menggerakkan, melaksanakan dan melakukan pengawasan serta evaluasi dengan baik, akan menjadi sumber inspirasi bagi para guru dalam melaksanakan tugas sebagai pengajar. Kepala madrasah akan menjadi sumber mativasi bagi guru dalam mengajar, bila telah memenuhi hal-hal sebagai berikut: i.
Dapat menjadi teladan yang baik bagi seluruh komponen warga madrasah yang dipimpinnya
ii.
Tepat dan bijak dalam mengambil keputusan serta konsisten dalam melaksanakan keputusan
iii.
Mampu melakukan supervisi yang tepat, dan melakuan evaluasi dengan mengedepankan perubahan kearah yang positif
iv.
Dapat menjadi pengayom dan pembimbing bagi seluruh komponen yang ada dalam lembaga yang dipimpinnya
v.
Selalu mengedepankan tugas dan tanggungjawab sebagai seorang pemimpin.
D. Kajian Pustaka Yang Relevan Penulis menyadari bahwa penelitian tentang peran kepemimpinan Kepala Madrasah bukanlah merupakan suatu hal yang baru, banyak tulisan-tulisan yang membahas tentang kepemimpinan, karena memang sangat erat kaitannya dengan manajemen, sehingga penulis juga memakai banyak acuan buku yang terkait dengan kepemimpinan. Tulisan-tulisan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta, 2009. Buku ini menelaah teladan pemimpin yang sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan karyawan karena pemimpin dijadikan panutan dan teladan oleh para bawahannya. Pimpinan harus memberi contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil, serta sesuai kata dengan perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang baik, kedisiplinan bawahanpun akan ikut baik. Jika teladan pimpinan kurang baik, kedisiplinan bawahanpun akan ikut kurang baik. Pemimpin jangan berharap disiplin bawahannya baik, jika dia sendiri kurang disiplin. Pemimpin harus menyadari bahwa
33
perilakunya akan dicontoh dan diteladani bawahannya. Hal inilah yang mengharuskan pimpinan mempunyai kedisiplinan yang baik agar bawahannyapun mempunyai disiplin yang baik. 2. Pidarta Made, Manajemen Pendidikan Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, 2004. Bagian dari buku ini salah satunya memunculkan laporan BP3K yang menyatakan bahwa guru-guru Madrasah Dasar tidak menggunakan alat-alat pelajaran yang sudah ada dengan baik walaupun prestasi mereka cukup baik. Begitu pula dikatakan bahwa hanya 43% guru-guru Madrasah menengah yang cukup disiapkan dalam spesifikasi pelajaran yang mereka ajarkan. Keadaan ini ada kaitannya dengan pendidikan afeksi dan ketrampilan, yang perlu dijadikan bahan pemikiran oleh para manajer Madrasah bersangkutan, dengan segala kemampuannya untuk dapat memberikan solusi bagi guru-guru yang mengalami masalah. Atau lebih luas dapat dikatakan teknik apa yang dipakai oleh para manajer pendidikan agar dapat meningkatkan kualitas masyarakat belajar dan masyarakat ilmiah itu ? 3. Mulyasa E, Manajemen Berbasis Madrasah, Rosda Karya, Bandung, 2006. Dalam buku ini di bahas mengenai efektifitas kepemimpinan seseorang dapat dilihat dari beberapa pendekatan, yaitu pendekatan sifat, pendekatan perilaku dan pendekatan situasianal. Juga dibahas mengenai kepemimpinan dalam peningkatkan kinerja,
yang mengaitkan tentang
peranan kepemimpinan Kepala Madrasah dalam kaitannya dengan pengembangan guru. Prinsip-prinsip dan praktek-praktek kepemimpinan hendaknya dikaitkan dengan peranan kepala Madrasah dan kedudukan pemimpin lainnya yang relevan, dan peranan kepemimpinan khusus yang meliputi hubungannya dengan staf, siswa, orang tua siswa, dan orangorang lain di luar komuniti tempat Madrasah itu berada. Serta sorotan mengenai tuntutan seorang pemimpin yang harus mampu membangkitkan disiplin, terutama disiplin diri (self dicipline).
34
E. Pengajuan Hipotesis Maksud dari hipotesis penelitian adalah
Pernyataan tentatif yang
merupakan dugaan atau terkaan apa saja yang kita amati dalam usaha untuk memakainya54. Sedangkan menurut Sutrisno Hadi, bahwa hipotesis adalah pernyataan yang masih kenyataanya
lemah kebenarannya dan masih harus dibuktikan
55
Dua pengertian diatas, pada hakekatnya hipotesis merupakan kesimpulan atas kondisi yang masih sementara, namun demikian konklusi yang diambil tidak boleh dilakukan dengan sembarangan. Berpijak dari uraian di atas, maka dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut : “Ada pengaruh positif antara persepsi guru tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah Terhadap Motivasi Mengajar Guru Di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal”
54 55
S. Nasution, Prof.Dr.MA, Metode Research ( Jakarta: Bumi Aksara, 2003 ) hal. 39 Sutrisno Hadi, Statistik jilid II, (Yogyakarta: Andi, 2001 ), hal 257
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data secara terukur, tentang kemimpinan kepala madrasah dan pengaruhnya terhadap motivasi mengajar guru di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal, sehingga pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif, dimaksudkan untuk merancang penelitian atas obyek yang eksplisit, teramati dan terukur.1 Dalam Lexy J Moleong dinyatakan bahwa penlitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek peneliti,misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik, dan dengan cara deskriptif dalam bentuk katakata dan bahasa pada suatu kontek khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.2 Adapun pendekatan penelitian adalah kuantitatif, yaitu penelitian yang berdasarkan perhitungan angka-angka atau data statistik dari suatu variabel untuk dapat dikaji secara terpisah-pisah yang kemudian untuk dihubungkan. Dengan kata lain penelitian kuantitatif mencakup jenis penelitian yang didasarkan atas perhitungan statistik.3 Namun demikian bukan berarti penelitian
kualitatif
tidak
boleh
menggunakan
angka-angka
dalam
pengumpulan datanya, penelitian kualitatif juga bisa menggunakan angkaangka seperti pada penelitian kuantitatif, akan tetapi model pengolahan data tersebut bersifat sederhana. Berbeda dengan penelitian kuantitatif yang sangat detil dalam proses pengolahan datanya. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang mengambil lokasi di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal, yang berarti sumber data dalam penelitian ini meliputi: 1
Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta, Rake Sarasin, 2006, Hlm. 5 Lexy J.Moleong, , Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, hlm. 6 3 Lexy J.Moleong, , Ibid, hlm. 520 2
35
36
1. Data Primer Data primer adalah data yang didapat sendiri oleh peneliti secara langsung dari subyek penelitian yaitu data tentang motivasi mengajar guru di MI Ngadiwarno Sukorejo Kendal. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapat sebagai pendukung data primer. Data primer penulis gunakan dalam penelitian ini adalah data tertulis berupa buku-buku yang ada relefansinya dengan kajian penelitian. Sedangkan jenis datanya menggunakan jenis data yang kuantitatif yang mencakup setiap jenis penelitian yang didasarkan pada perhitungan statistik B. Tujuan Penelitian Agar dalam penulisan penelitian mempunyai arah yang jelas, maka penulis dalam penelitian ini mempunyai tujuan : 1. Ingin mengetahui persepsi guru tentang kemimpinan kepala madrasah di MI Ngadiwarno Sukorejo Kendal 2. Ingin mengetahui motivasi mengajar guru di MI Ngadiwarno Sukorejo Kendal 3. Ingin mengetahui persepsi guru tentang kemimpinan kepala madrasah dan pengaruhnya terhadap motivasi mengajar guru di MI Ngadiwarno Sukorejo Kendal C. Waktu Dan Tempat Penelitian Dengan judul penelitian persepsi guru tentang kemimpinan kepala madrasah dan pengaruhnya terhadap motivasi mengajar guru di MI Ngadiwarno Sukorejo Kendal, maka peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Waktu penelitian
: 26 Nopember 2010 s/d 25 Januari 2011
2. Tempat penelitian
: MI Ngadiwarno Sukorejo Kendal
37
D. Variabel Penelitian Dalam suatu penelitian variabel merupakan suatu hal yang pokok, karena variabel merupakan Obyek penelitian atau yang menjadi titik perhatian suatu penelitian4. Variabel yang akan diteliti dijabarkan melalui item-item dari variabel yang disebut indikator. Berikut ini adalah penjabaran variabel kedalam indikator, yaitu : a. Variabel Bebas ( Independent Variable ) Variabel Bebas ( Independent Variable ) adalah merupakan variabel X atau variabel yang mempengaruhi, dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah, dengan indikator-indikatornya sebagi berikut : - Sikap - Kepribadian - Kepentingan - Komunikatif b. Variabel Terikat ( Dependent Variable ) Variabel Terikat ( Dependent Variable ) adalah merupakan variabel Y atau variabel yang kena pengaruh, dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Motivasi Mengajar Guru, dengan indikatorindikatornya sebagi berikut : - Semangat dalam mengajar - Keaktifan dalam mengajar - Adanya perhatian yang besar terhadap peserta didik - Selalu mengevaluasi diri dalam mengajar E. Metode Penelitian Maksud dari penggunaan metode penelitian adalah agar pelaksanaan suatu penelitian mencapai hasil yang maksimal. Dan dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode survei dengan teknik analisa regresi. 4
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Rineka Cipta, 2001), hal 62
38
Pendekatan survei dilakukan untuk mengumpulakn data tentang variabelvariabel yang menjadi obyek penelitian, kepada sejumlah guru yang berjumlah cukup banyak dalam waktu yang bersamaan. F. Populasi, Sampel, Dan Teknik Pengambilan Sampel Obyek penelitian dalam penulisan penelitian ini adalah semua guru di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal. Adapun jumlah seluruh guru pada tahun pelajaran 2010/2011 adalah sejumlah 8 orang yang selanjutnya disebut sebagai populasi penelitian. Seperti yang diterangkan oleh Suharsini Arikunto bahwa Populasi merupakan keseluruhan dari obyek penelitian.5 Prof.Dr. Sutriso Hadi menyatakan bahwa Sampel merupakan bagian yang diambil dari populasi yang dijadikan sebagai sasaran dari populasi
6
Jadi
yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah bagian dari papulasi, yaitu para guru di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal. Teknik atau prosedur cara pengambilan sampel menurut Dr. Suharsini Arikunto menyatakan Jika subyeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semuanya sehingga merupakan penelitian populasi, jika subyeknya besar dapat diambil antara 10 % - 15 % atau 20 % - 25 % atau lebih7 Dari sejumlah populasi sebanyak 8 guru, dalam penelitian ini penulis akan mengambil sampel sebesar 100 % atau yang disebut dengan sampel populasi. G. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data diinginkan untuk memperoleh data yang diperlukan, baik yang berhubungan dengan studi literatur maupun data yang dihasilkan dari data empiris. Dalam studi literatur, penulis menelaah bukubuku, karya tulis, karya ilmiah, maupun dokumen-dokumen yang berkaitan dengan tema penelitian untuk selanjutnya dijadikan sebagai acuan dan alat utama bagi praktek penelitian lapangan. Untuk mendapatkan data yang valid dan akurat dalam suatu penelitian, diperlukan adanya metode pengumpulan data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian, dan dalam hal ini penulis menggunakan metode sebagai berikut : 5
Suharsini Arikunto, op.cit, hal 102 Sutrisno Hadi, op.cit, hal 104 7 Suharsini Arikunto, op.cit., hal 107 6
39
a. Data Kepustakaan ( Library Research ) Digunakan untuk mencari data atau fakta dari teori, yang dapat mendukung pemahaman penulisan skripsi ini, yaitu buku-buku yang dapat mendukung landasan teori baik tentang pemahaman mata pelajaran fiqh maupun buku-buku yang mengupas masalah puasa. b. Penelitian Lapangan ( Field Research ) Dilakukan ditempat terjadinya gejala – gejala, dan pelaksanaannya menggunakan metode – metode sebagai berikut : 1. Metode Observasi Metode Observasi adalah merupakan kegiatan kejadian, gerak atau
Menatap
proses, mengamati bukanlah pekerjaan yang
mudah karena manusia banyak dipengaruhi oleh minat dan kecenderungan – kecenderungan yang ada, dengan kata lain harus obyektif
8
Observasi adalah metode yang digunakan melalui
pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera.9 Metode ini digunakan secara langsung untuk mengamati keadaan tentang persepsi guru tentang kemimpinan kepala madrasah dan pengaruhnya dan motivasi mengajar guru di MI Ngadiwarno Sukorejo Kendal. Jadi dalam penelitian ini metode observasi penulis gunakan untuk melihat, mencatat dan mengamati gejala dan fenomena yang terjadi di lapangan yang terkait dengan veriabel penelitian. Sehingga kegiatan ini dapat mengumpulkan data yang berhubungan dengan veriabel bebas maupun variabel terikat, sebagai pendukung pokok permasalahan dalam penulisan penelitian ini. 2. Metode Interview Di dalam buku berjudul Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah dinyatakan bahwa Interview adalah suatu metode untuk mendapatkan
8
9
op.cit., hal 205 Suharsimi Arikunto, op. cit., hlm. 146
40
data anak atau orang, dengan mengadakan hubungan langsung dengan informan
10
Interview atau wawancara adalah metode yang dilakukan
melalui dialog, secara langsung antara pewawancara (interviewer) dengan terwawancara (interviewee) untuk memperoleh data atau informasi yang dibutuhkan.11 Metode ini digunakan untuk mengadakan wawancara kepada kepala sekolah, beberapa guru dan beberapa siswa yang ada di di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal. Jadi interview merupakan metode untuk memperoleh data dengan cara pendekatan personal atau face to face relation dengan orang lain, sehingga data yang diperoleh akan lebih jelas dan tepat, selebihnya dapat menyebabkan hubungan pribadi yang lebih akrab. 3. Metode Questionnaire ( Angket ) Metode questionnaire atau angket dilakukan dengan menyebar angket atau daftar pertanyaan kepada responden yang menjadi wakil dari populasi, dan metode ini difungsikan untuk memperoleh data yang terkait dengan variabel – variabel penelitian. Angket adalah suatu daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden).12 Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data dari guru di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal yang berhubungan dengan tentang persepsi guru tentang kemimpinan kepala madrasah dan pengaruhnya dan motivasi mengajar guru di MI Ngadiwarno Sukorejo Kendal. Adapun angket (kuesioner) yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner (angket) tertutup, yaitu angket terstruktur yang
10
Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah, (Penerbit fak. psikologi UGM, Yogyakarta 1998), hal 54 11 Ibid, hlm. 145. 12 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 171
41
telah memuat alternatif jawaban sehingga responden tinggal memilih jawaban yang tersedia.13 4. Metode Dokumentasi Metode Dokumentasi yaitu merupakan kegiatan Mencari data mengenai hal – hal atau variabel yang berupa catatan transkrip, surat kabar, majalah, notulen agenda dan lain – lain
14
Dokumentasi yaitu
mencari atau menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.15 Dokumentasi adalah salah satu metode yang digunakan untuk mencari data-data otentik yang bersifat dokumentasi, data itu berupa data catatan harian, memori atau catatan penting lainnya. Adapun yang dimaksud dengan dokumentasi adalah data-data dokumen
yang tertulis.16
Dengan metode
ini
penulis dapat
mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan kajian yang berasal dari dokumen di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal. Dalam penelitian ini metode dokumentasi juga diefektifkan untuk memperoleh data tentang : letak geografis, keadaan guru dan karyawan, keadaan bangunan dan fasilitasnya dan lain – lain. H. Teknik Analisa Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa kuantitatif yaitu suatu analisis yang terdapat kumpulan bahan, keterangan-keterangan yang berwujud angket (analisis statistik). Dalam menganalisis data menggunakan teknik analisa data statistik, yaitu menggunakan nilai angka tentang pengaruh kepemimpinan kepala madrasah terhadap motivasi mengajar guru di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal. Dan untuk menganalisa data tersebut dilakukan beberapa tahap, yaitu antara lain: 13
Zubaidi, Evaluasi Pembelajaran, (Semarang: Fakta IAIN Walisongo, 2001), hlm. 40. Suharsini Arikunto, op.cit, hal 78 15 Suharsimi Arikunto, op. cit., hlm. 206. 16 Irawan Sarlito, ”Metode Penelitian Sosial, ” (Bandung : PT Rosdakarya, 2000), cet IV, hlm. 71-73 14
42
1) Analisis Pendahuluan Pada proses pendahuluan yang dilakukan penulis adalah mengolah data kualitatif menjadi data kuantitatif, yaitu dengan cara memberi skor pada jawaban responden sesuai dengan jawaban kualitatif, dengan cara membuat kategori jawaban agar mudsah dalam penentuan skornya. Dalam penelitian ini penulis menentukan kategori jawaban yaitu sebagai berikut : - Untuk alternatif jawaban ( a ) diberi skor 4 - Untuk alternatif jawaban ( b ) diberi skor 3 - Untuk alternatif jawaban ( c ) diberi skor 2 - Untuk alternatif jawaban ( d ) diberi skor 1 2) Analisis Uji Hipotesis Pada tahap ini penulis menganalisis uji hipotesis dengan melakukan perhitungan statistik, dengan cara mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif. Adapun
untuk
menguji
kebenaran
hipotesanya,
penulis
menggunakan analisis statistik yaitu dengan teknik analisi regresi dengan satu prediktor, dengan langkah sebagai berikut : a. Mencari persamaan garis regresi Y = aX + K b. Mencari Jumlah Kuadrat (JK) dan rata-rata kuadrat (RK) regresi dan residu Jkreg =
XY K
Jkreg =
Y
2
XY 2 N
a XY K Y
Rkreg =
JKreg dbreg
Rkres =
JKres dbres
Freg =
RKreg RKres
43
Total
rxy =
Y = Y N
2
2
xy ( x )( y 2
2
)
Keterangan: a = Koefisien prediktor K = Bilangan konstanta N = Jumlah sampel yang diteliti
X = Nilai dari variabel X Y = Nilai dari faviabel Y X 2 = Nilai Kuadrat dari variabel X Y 2 = Nilai Kuadrat dari variabel Y
XY = Hasil Kali dari variabel X dan variabel Y JKreg = Jumlah kuadrat Regresi JKres = Jumlah kuadrat Residu RKreg = Rata-rata kuadrat Regresi RKres = Rata-rata kuadrat Residu17 3) Analisa Lanjut Peneliti menggunakan analisis ini karena merupakan analisis pengolahan lebih lanjut dari hasil-hasil analisis uji hipotesis. Dalam analisis ini peneliti membuat interpretasi dari hasil analisis regresi dua prediktor dengan skor deviasi yang telah diketahui dengan jalan membandingkan harga Fhitung dan Ftabel dengan kemungkinan : a. Jika F hitung > F tabel, maka terima H0 (signifikan) dan b. Jika F hitung < F tabel, maka tolak H0 (non signifikan)
17
Hadi Sutrisno, Metodologi Research Jilid II, Andi Offset, Yogyakarta, 2001, hlm. 8
BAB IV HASIL PENELITIAN TENTANG PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI MENGAJAR GURU DI MI NU NGADIWARNO SUKOREJO KENDAL
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Kondisi Umum Umum MI NU Ngadiwarno Sekorejo Kendal Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU Ngadiwarno Sekorejo Kendal merupakan lembaga pendidikan tingkat dasar yang berciri khas Islam, terletak di Dusun Kabunan Desa Ngadiwarno Kecamatan Pageruyung Kabupaten Kendal. Berada pada lingkungan masyarakat dengan kultur yang kental ajaran Islam karena banyak penduduknya yang merupakan alumni pesantren baik sallafi maupun pesantren modern. Ditopang kehidupan masyarakat yang mayoritas mata pencahariannya bertani, maka Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU Ngadiwarno Sekorejo Kendal menjalankan fungsinya ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat khususnya desa Ngadiwarno. Beberapa hal yang dapat di ungkap dengan keberadaan Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU Ngadiwarno Sekorejo Kendal, antara lain: a. Visi Visi Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU Ngadiwarno Sekorejo Kendal yang telah dicanangkan bersama oleh warga madrasah adalah “Terwujudnya manusia yang bijak, cakap, berakhlkul karimah dan bermasyarakat dengan berlandaskan syari’at Islam dan Pancasila” b. Misi Dalam rangka untuk dapat mencapai visi yang telah ditetapkan, maka Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU Ngadiwarno Sekorejo Kendal mencanangkan misinya sebagai berikut:
44
45
1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan baik mata pelajaran umum maupun mata pelajaran agama secara efektif. 2. Menumbuhkan semangat serta motivasi belajar secara intensif kepada seluruh warga belajar. 3. Membimbing dan membekali pengetahuan dan ketrampilan kepada siswa agar hidup mandiri di masyarakat. c. Tijauan Historis Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU Ngadiwarno Sekorejo Kendal didirikan dengan tujuan selain untuk memenuhi harapan masyarakat ngadiwarno dan sekitarnya, secara luas juga mempunyai tujuan untuk ikut berpartisipasi mempersiapkan generasi generasi muda yang berilmu pengetahuan, taffaquh fiddin, berguna bagi nusa dan bangsa, masyarakat, serta taqwa kepada Allah Swt. Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU Ngadiwarno Sekorejo Kendal berdiri pada 1 Agustus 1962 yang keberadaanya bertempat pada tanah wakaf dari Bapak Khasan Juki penduduk setempat yang sangat peduli dengan dunia pendidikan Islam, dengan luas tanah 604 m 2 Adapun nadzir tanah wakaf tersebut adalah:
1. Akhmad Rosyid
: Sebagai Ketua
2. Maksum
: Sebagai Sekretaris
3. Rozikin
: Sebagai Anggota
4. Baeti
: Sebagai Anggota
Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU Ngadiwarno Sekorejo Kendal dipimpin oleh seorang kepala madrasah, dimana sampai dengan tahun pelajaran 2010-2011 telah berganti sampai enam periode. Pada awal pendiriannya yaitu tahun 1962 s/d 2004 Madrasah Ibtida’iyah (MI) Ngadiwarno Sekorejo Kendal berada dibawah Yayasan Al-Islam. Pada awal pendiriannya perserta didik yang ditampung adalah sebanyak 127 siswa, hal ini dikarenakan pada saat itu desa Ngadiwarno hanya ada satu Madrasahan yaitu Madrasah Ibtida’iyah Al-Islam.
46
Sehingga sangatlah wajar bila peserta didik waktu itu demikian banyak. Tetapi setelah di desa Ngadiwarno didirikan dua Madrasah Dasar (SD) anak-anak yang mendaftar menjadi berkurang, dimana tahun 1999-2000 hanya mempunyai siswa 45 saja. Faktor lain penyebab kurangnya minat belajar di Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU Ngadiwarno Sekorejo Kendal, juga dikarenakan kurang tenaga pendidik yang berkompeten dibidangnya. Tahun 2004 atas kemauan masyarakat dan komite madrasah bahwa Mdrasah Ibtid’iyah Al-Islam Ngadiwarno Sukorejo Kendal diubah menjadi Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU Ngadiwarno Sekorejo Kendal. Dengan perubahan ini ditambah sumbangan dari komite madrasah dua orang tenaga edukatif, jumlah siswa yang mendaftar sedikit demi sedikit mulai bertambah. Dalam perjalanannya Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU Ngadiwarno Sekorejo Kendal telah melakukan akreditasi dua kali, yaitu pada tanggal 12 Januari 1999 dengan mendapat status DIAKUI dengan Surat Keputusan No. N.S.M 15.2.03.24.02.012, akreditasi yang kedua dengan status akreditasi B dengan Nomor statistik 112032403012, dan NSM 15 2032403012. d. Letak Geografis Secara geografis letak Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU Ngadiwarno Sekorejo Kendal sangat menguntungkan, karena terletak tidak jauh dari ditepi jalan utama dari Sukorejo menuju Pekalongan, dengan demikian lembaga pendidikan ini juga sangat mudah dijangkau dengan alat transportasi umum maupun kendaraan pribadi. Dengan ketinggian 80 meter dari permukaan air laut, maka suhu di lingkungan pesantren sangat sejuk dan nyaman, ditambah lagi di sana masih rendah tingkat polusinya, baik itu polusi udara maupun pulosi suara
atau
kebisingan.
Hal
yang
demikian
ini
akan
lebih
mempermudah bagi para pengajar untuk melakukan proses belajar
47
mengajar, dan keuntungan juga pada pihak siswa yaitu dapat belajar dengan penuh konsentrasi dan bersemangat. Lokasi Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU Ngadiwarno Sekorejo Kendal berbatasan dengan : - Sebelah utara
: Masjid
- Sebelah barat
: Rumah Saudari Siti Mariyam
- Sebelah timur
: Saudari Tasilah
- Sebelah selatan
: Balai Desa Ngadiwarno
e. Keadaan Guru Tenaga edukatif yang ada di Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU Ngadiwarno Sekorejo Kendal seluruhnya berjumlah 7 orang tenaga pengajar, dan tuk lebih jelasnya sperti pada tabel berikut Tabel 1 Tentang Tenaga Edukatif Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU Ngadiwarno Sekorejo Kendal
No Nama
Pend
Jabatan
Jabatan tertentu
1
Mustofa
DII
Guru
Kepala Madrasah
2
Haryati
DII
Guru
Sekretaris
3
Yarkoni
DII
Guru
Wakamad
4
Surtinah, S.Pd I
S1
Guru
Bendahara
5
Saudi
DII
Guru
6
Nur Kholis
DII
Guru
7
Saifudin
DII
Guru
Segenap tenaga pengajar Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU Ngadiwarno Sekorejo Kendal bersepakat untuk meningkatkan mutyu pendidikan dengan menambahkan pelajaran ekstra, yang dilakuan setelah pulang Madrasah yaitu jam 13.00 sampai jam 15.00. adapun yang menjadi jenis kegiatan ekstra adalah sperti ter tuang dalam tabel berikut ini.
48
Tabel 2 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU Ngadiwarno Sekorejo Kendal
No
1
Nama Pembina Mustofa
Jenis Kegiatan
Kelas
Hari
Pramuka
III, IV, V
Sabtu
Komputer
III, IV, V, VI
Qiro’
V, VI
Jum’at
Bola Voly
IV, V
Senin
Surtinah, S.Pd I
2 3 4
Haryati Saudi Yarkoni Saifudin Nur Kholis
Selasa, Rabu, Kamis
f. Keadaan Siswa Jumlah keseluruhan siswa Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU Ngadiwarno Sekorejo Kendal pada tahun pelajaran 2010/2011 adalah 71 siswa yang terdiri laki-laki 34 dan perempuan 37 siswa. Jumlah tersebut hanya berasal dari Dusun Kabunan yang tersebar dalam 4 Rukun Tetangga (RT), artinya hanya satu dusun saja yang menjadi siswa di Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU Ngadiwarno Sekorejo Kendal, padahal desa Ngadiwarno terdiri tiga dusun. Berikut penulis sajikan data perkembangan siswa dari tahun ketahun, seperti yang disajikan pada tabel berikut ini.
49
Tabel 3 Tentang Keadaan Siswa Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU Ngadiwarno Sekorejo Kendal
No
Tahun Pelajaran
Jumlah siswa
1
2004-2005
50
2
2005-2006
51
3
2006-2007
63
4
2007-2008
65
5
2008-2009
68
6
2009-2010
69
7
2010-2011
71
g. Keadaan Sarana Dan Prasarana Fasilitas atau sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU Ngadiwarno Sekorejo Kendal adalah sebagai berikut: 1) Prasarana Madrasah Tabel 4 Tentang Prasarana Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU Ngadiwarno Sekorejo Kendal
No
Jenis Bnagunan
Jml
Luas
1
Tanah
1
593 m 2
2
Ruang Kelas
6
252 m 2
3
Ruang Tamu
1
6 m2
4
Ruang Guru
1
16 m 2
5
Papan Nama
1
2 m2
6
Lapangan
1
167 m 2
7
Tiang Bendera
1
6m
50
2) Sarana Madrasah (forniture)
Tabel 5 Tentang Sarana (Forniture) Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU Ngadiwarno Sekorejo Kendal
No
Jenis Sarana
Jml
1
Meja Murid
52
2
Kursi Murid
70
3
Papan Tuli
6
4
Meja Pengajar
5
5
Kursi Pengajar
5
6
Almari Kantor
2
7
Meja Tamu
8
Meja Kepala Madrasah
1
9
Meja Guru
7
10
Meja Perpustakaan
2
11
Almari Perpustakaan
1
12
Komputer
1
13
Radio Tape
1
14
Telepon
1
1 set
51
3) Adminstrasi Dan Olah Raga Tabel 6 Tentang Adminstrasi Dan Olah Raga Madrasah Ibtida’iyah (MI) NU Ngadiwarno Sekorejo Kendal
No
Jenis Sarana
Jml
1
Buku Perpustakaan
110
2
Bola Sepak
2
3
Bola Kasti
3
4
Bola Volly dan Net Volly
1/1
2. Hasil Penelitian Tentang Persepsi Guru Tentang Kemimpinan Kepala Madrasah di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal a. Kemampuan untuk mempengaruhi bawahan Pertanyaan variabel persepsi guru tentang kepemimpinan kepala madrasah pada indikator kemampuan untuk mempengaruhi bawahan, tercantum pada angket nomor 1 s/d 3 seperti terlihat pada tabel dibawah ini. Tabel 7 Hasil Skor Nilai Angket Indikator Kemampuan Untuk Mempengaruhi Bawahan No. Res 1 2 3 4 5 6 7
Skore Jawaban Sesuai Nomor Angket 1 2 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4
Jml 11 12 10 12 11 11 12
Dari tabel di atas dapat digunakan untuk menganalisa hal-hal sebagai berikut:
52
1) Menentukan banyaknya kelas interval k = 1+3,3 log N k = 1 + 3,3 log 7 k = 1 + 3,3 x 0,845 k = 1 + 2,79 k = 3,79 dibulatkan menjadi 4 2) Menentukan range R = Nilai tertinggi – Nilai terendah. R = 12 – 11 R=1 3) Menentukan interval I=
R K
I=
1 4
I = 0,25 Dari perolehan perhitungan-perhitungan di atas dapat diperoleh kualifikasi dan interval seperti table dibawah ini
Tabel 8 Interval Nilai (X)
No
Nilai (x)
Keterangan
1
12
Baik
2
11
Cukup
3
10
Kurang
4) Membuat distribusi frekuensi data tentang persepsi guru tentang kepemimpinan kepala Madrasah, dengan memasukan kedalam table berikut
53
Tabel 9 Distribusi Frekuensi Tentang Kemampuan Untuk Mempengaruhi Bawahan
No
Nilai (x)
(f)
(%)
1
12
3
42,85
2
11
3
42,85
3
10
1
14,30
7
100,00
Jumlah
Dari hasil data distribusi frekuensi persepsi guru tentang kemampuan untuk mempengaruhi bawahan MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal, dapat diketahui bahwa penyebaran nilai-nilai sebagai berikut: Frekuensi terbanyak pada interval yang kesatu dan kedua yaitu masing-masing 3 orang responden, yaitu pada kategori baik dan cukup. 5) Membuat gambar histogram Kemudian untuk memperjelas keterangan, berdasarkan hasil data distribusi frekuensi tentang kemampuan untuk mempengaruhi bawahan MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal tersebut di atas, maka dapat divisualisasikan kedalam bentuk histogram, seperti pada gambar berikut ini:
4 3 2 1 48-50
51-53
54-56
57-59
Gambar 1: Kemampuan dalam mempengaruhi bawahan
54
6) Mencari nilai rata-rata (Mean) dari Kemampuan
dalam
mempengaruhi bawahan MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal, dengan menggunakan rumus Mean dengan disajikan memalui tabel terlebih dahulu. Tabel 10 Tabel Perhitungan Mean Dari Distribusi Frekuensi tenrangn Kemampuan dalam mempengaruhi bawahan No
Nilai (x)
f
fx
1
12
3
36
2
11
3
33
3
10
1
10
7
79
Jumlah
Mx = Mx =
fX N
79 7
Mx = 11,29 Dari hasil perhitungan ini maka dapat diketahui bahwa Mean hasil perhitungan adalah 52,9 yang termasuk kedalam interval yang ketiga yaitu 51-53 b. Kemampuan untuk menggerakan bawahan Pertanyaan variabel persepsi guru tentang kepemimpinan kepala madrasah pada indikator kemampuan untuk menggerakan bawahan tercantum pada angket nomor 4 s/d 7 seperti terlihat pada tabel dibawah ini.
55
Tabel 11 Hasil Skor Nilai Angket Indikator Kemampuan Untuk Menggerakan Bawahan No. Res
Skore Jawaban Sesuai Nomor Angket
Jml
4
5
6
7
1
4
4
4
3
15
2
4
4
4
3
15
3
3
3
4
3
13
4
4
3
4
4
15
5
4
4
3
2
13
6
4
4
4
3
15
7
3
3
3
4
13
Dari tabel di atas dapat digunakan untuk menganalisa hal-hal sebagai berikut: 1) Menentukan banyaknya kelas interval k = 1+3,3 log N k = 1 + 3,3 log 7 k = 1 + 3,3 x 0,845 k = 1 + 2,79 k = 3,79 dibulatkan menjadi 4 2) Menentukan range R = Nilai tertinggi – Nilai terendah. R = 15 – 13 R=2 3) Menentukan interval I=
R K
I=
2 4
56
I = 0,5 Dari perolehan perhitungan-perhitungan di atas dapat diperoleh kualifikasi dan interval seperti table dibawah ini Tabel 12 Interval Nilai (X)
No
Nilai (x)
Keterangan
1
15
Baik
2
13
Cukup
4) Membuat distribusi frekuensi data tentang persepsi guru tentang kemampuan untuk menggerakan bawahan, dengan memasukan kedalam tabel berikut
TABEL 13 Distribusi Frekuensi Tentang Kemampuan Untuk Menggerakan Bawahan
No
Nilai (x)
(f)
(%)
1
15
3
42,86
2
13
4
57,14
7
100,00
Jumlah
Dari hasil data distribusi frekuensi persepsi guru tentang kemampuan untuk menggerakan bawahan MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal, dapat diketahui bahwa penyebaran nilai-nilai sebagai berikut: Frekuensi terbanyak pada interval yang kesatu dan kedua yaitu masing-masing 4 oranhg responden, yaitu pada kategori cukup baik. 5) Membuat gambar histogram
57
Kemudian untuk memperjelas keterangan, berdasarkan hasil data distribusi frekuensi tentang kemampuan untuk menggerakan bawahan MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal tersebut di atas, maka dapat divisualisasikan kedalam bentuk histogram, seperti pada gambar berikut ini:
4 3 2 1 13
15
Gambar 2: kemampuan untuk menggerakan bawahan
6) Mencari
nilai
rata-rata
(Mean)
dari
kemampuan
untuk
menggerakan bawahan MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal, dengan menggunakan rumus Mean dengan disajikan memalui tabel terlebih dahulu. Tabel 14 Tabel Perhitungan Mean Dari Distribusi Frekuensi tenrangn Kemampuan Untuk Menggerakan Bawahan
Nilai
No
(x)
f
fx
1
15
3
45
2
13
4
52
7
97
Jumlah
Mx =
fX N
58
Mx =
97 7
Mx = 13,86 Dari hasil perhitungan ini maka dapat diketahui bahwa Mean hasil perhitungan adalah 13,86 yang termasuk kedalam interval yang kedua c. Kemampuan untuk mendisiplinkan bawahan Pertanyaan variabel persepsi guru tentang kepemimpinan kepala madrasah pada indikator kemampuan untuk mendisiplinkan bawahan, tercantum pada angket nomor 8 s/d 11 seperti terlihat pada tabel dibawah ini. Tabel 15 Hasil Skor Nilai Angket Indikator Kemampuan Untuk Mendisiplinkan Bawahan No. Res
Skore Jawaban Sesuai Nomor Angket
Jml
8
9
10
11
1
4
2
3
4
13
2
4
3
3
4
14
3
3
3
3
4
13
4
4
4
4
4
16
5
4
3
4
3
14
6
4
3
4
3
14
7
3
3
3
3
12
Dari tabel di atas dapat digunakan untuk menganalisa hal-hal sebagai berikut: 1) Menentukan banyaknya kelas interval k = 1+3,3 log N k = 1 + 3,3 log 7 k = 1 + 3,3 x 0,845 k = 1 + 2,79
59
k = 3,79 dibulatkan menjadi 4 2) Menentukan range R = Nilai tertinggi – Nilai terendah. R = 16 – 12 R=4 3) Menentukan interval I=
R K
I=
4 4
I= 1 Dari perolehan perhitungan-perhitungan di atas dapat diperoleh kualifikasi dan interval seperti table dibawah ini
Tabel 16 Interval Nilai (X)
No
Nilai (x)
Keterangan
1
16
Sangat baik
2
15
Baik
3
14
Cukup
4
13
Kurang
5
12
Tidak baik
4) Membuat distribusi frekuensi data tentang kemampuan untuk mendisiplinkan berikut
bawahan, dengan memasukan kedalam table
60
Tabel 17 Distribusi Frekuensi Tentang Kemampuan Untuk Mendisiplinkan Bawahan
No
Nilai (x)
(f)
(%)
1
16
1
14,28
2
15
0
0
3
14
3
42,86
4
13
2
28,58
5
12
1
14,28
7
100,00
Jumlah
Dari hasil data distribusi frekuensi tentang kemampuan untuk mendisiplinkan bawahan MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal, dapat diketahui bahwa penyebaran nilai-nilai sebagai berikut: Frekuensi terbanyak pada interval yang kesatu dan ketiga yaitu masing-masing 3 orang responden, yaitu pada cukup baik. 5) Membuat gambar histogram Kemudian untuk memperjelas keterangan, berdasarkan hasil data distribusi frekuensi tentang kemampuan untuk mendisiplinkan bawahan di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal tersebut di atas, maka dapat divisualisasikan kedalam bentuk histogram, seperti pada gambar berikut ini: 5 4 3 2 1 12
13
14
15
Gambar 3: Kemampuan dalam mendisiplinkan bawahan
16
61
6) Mencari nilai rata-rata (Mean) dari kemampuan
dalam
mendisiplinkan bawahan MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal, dengan menggunakan rumus Mean dengan disajikan memalui tabel terlebih dahulu. Tabel 18 Tabel Perhitungan Mean Dari Distribusi Frekuensi Tentang Kemampuan Dalam Mendisiplikan Bawahan
Nilai
No
(x)
f
fx
1
16
1
16
2
15
0
0
3
14
3
42
13
2
26
12
1
12
7
96
Jumlah
Mx = Mx =
fX N
96 7
Mx = 13,71 Dari hasil perhitungan ini maka dapat diketahui bahwa Mean hasil perhitungan adalah 13,71 yang termasuk kedalam interval yang ketiga yaitu 3 d. Kemampuan untuk membimbing bawahan Pertanyaan variabel persepsi guru tentang kepemimpinan kepala madrasah pada indikator kemampuan untuk membimbing bawahan, tercantum pada angket nomor 12 s/d 15 seperti terlihat pada tabel dibawah ini.
62
Tabel 19 Hasil Skor Nilai Angket Indikator Kemampuan Untuk Membimbing Bawahan No. Res
Skore Jawaban Sesuai Nomor Angket
Jml
12
13
14
15
1
3
3
4
4
14
2
3
3
3
2
11
3
3
3
3
3
12
4
4
4
4
4
16
5
4
3
4
4
15
6
4
3
4
3
14
7
4
4
3
3
14
Dari tabel di atas dapat digunakan untuk menganalisa hal-hal sebagai berikut: 1) Menentukan banyaknya kelas interval k = 1+3,3 log N k = 1 + 3,3 log 7 k = 1 + 3,3 x 0,845 k = 1 + 2,79 k = 3,79 dibulatkan menjadi 4 2) Menentukan range R = Nilai tertinggi – Nilai terendah. R = 16 – 11 R=5 3) Menentukan interval I=
R K
I=
5 4
63
I = 1,25 Dari perolehan perhitungan-perhitungan di atas dapat diperoleh kualifikasi dan interval seperti table dibawah ini Tabel 20 Interval Nilai (X)
No
Nilai (x)
Keterangan
1
15-16
Baik
2
13-14
Cukup
3
11-12
Kurang
4) Membuat distribusi frekuensi data tentang kemampuan untuk membimbing bawahan, dengan memasukan kedalam table berikut
TABEL 21 Distribusi Frekuensi Tentang Kemampuan Untuk Membimbing Bawahan
No
Nilai (x)
(f)
(%)
1
15-16
2
28,57
2
13-14
3
42,86
3
11-12
2
28,57
7
100,00
Jumlah
Dari hasil data distribusi frekuensi persepsi guru tentang kemampuan untuk membimbing bawahan MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal, dapat diketahui bahwa penyebaran nilai-nilai sebagai berikut: Frekuensi terbanyak pada interval yang kesatu dan kedua yaitu masing-masing 3 orang responden, yaitu cukup baik.
64
5) Membuat gambar histogram Kemudian untuk memperjelas keterangan, berdasarkan hasil data distribusi frekuensi kemampuan untuk membimbing bawahan MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal tersebut di atas, maka dapat divisualisasikan kedalam bentuk histogram, seperti pada gambar berikut ini:
3 2 1 11-12
13-14
15-16
Gambar 4: Kemampuan dalam membimbing bawahan
6) Mencari nilai rata-rata (Mean) dari Kemampuan
dalam
membimbing bawahan MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal, dengan menggunakan rumus Mean dengan disajikan memalui tabel terlebih dahulu.
Tabel 22 Tabel Perhitungan Mean Dari Distribusi Frekuensi Kemampuan Dalam Membimbing Bawahan
Mx =
No
Nilai (x)
f
x
fx
1
15-16
2
15,5
31,0
2
13-14
3
13,5
40,5
3
11-12
2
11,5
23,0
Jumlah
7
fX N
94,5
65
Mx =
94,5 7
Mx = 13,5 Dari hasil perhitungan ini maka dapat diketahui bahwa Mean hasil perhitungan adalah 13,5 yang termasuk kedalam interval yang ketiga yaitu 13-14 Untuk mengetahui hasil perolehan skor dari angket tentang persepsi guru tentang kemimpinan kepala madrasah di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal, maka penulis menyajikan data seperti yang terlihat dalam lampiran 2 yaitu sebagai bahwa nilai akumulasi skore tertinggi adalah 59 sedangkan nilai terendah 48. Hasil angket yang telah dibuat kemudian digunakan untuk menganalisa hala-hal sebagai berikut: 1) Menentukan banyaknya kelas interval k = 1+3,3 log N k = 1 + 3,3 log 7 k = 1 + 3,3 x 0,845 k = 1 + 2,79 k = 3,79 dibulatkan menjadi 4 2) Menentukan range R = Nilai tertinggi – Nilai terendah. R = 59 – 48 R = 11 3) Menentukan interval I=
R K
I=
11 4
I = 2,75
66
Dari perolehan perhitungan-perhitungan di atas dapat diperoleh kualifikasi dan interval seperti table dibawah ini Tabel 23 Interval Nilai (X) No
Interval
Keterangan
1
57-59
Sangat baik
2
54-56
Baik
3
51-53
Cukup baik
4
48-50
Kurang baik
4) Membuat distribusi frekuensi data tentang persepsi guru tentang kepemimpinan kepala Madrasah, dengan memasukan kedalam table berikut Tabel 24 Distribusi Frekuensi Tentang Persepsi Guru Tentang Kemimpinan Kepala Madrasah di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal
No
Interval
(f)
(%)
1
57-59
1
14,29
2
54-56
1
14,29
3
51-53
4
57,13
4
48-50
1
14,29
7
100,00
Jumlah
Dari
hasil
data
distribusi
frekuensi
persepsi
guru
tentang
kepemimpinan kepala Madrasah MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal, dapat diketahui bahwa penyebaran nilai-nilai sebagai berikut: Frekuensi terbanyak pada interval 51-53 yaitu dengan sejumlah 4 orang respondenn atau 57,13%, sedangkan pada interval 48-50, 54-56, 54-56 dan 57-59 masing-masing 1 orang reponden.
67
5) Membuat gambar histogram Kemudian untuk memperjelas keterangan, berdasarkan hasil data distribusi frekuensi tentang persepsi guru tentang kepemimpinan kepala Madrasah di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal tersebut di atas, maka dapat divisualisasikan kedalam bentuk histogram, seperti pada gambar 1 berikut ini:
4 3 2 1 48-50
51-53
54-56
57-59
Gambar 5: Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal
6) Mencari nilai rata-rata (Mean) dari Kepemimpinan Kepala Madrasah MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal, dengan menggunakan rumus Mean dengan disajikan memalui tabel terlebih dahulu.
Tabel 25 Tabel Perhitungan Mean Dari Distribusi Frekuensi Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal
No
Interval
f
x
fx
1
57-59
1
58
58
2
54-56
1
55
55
3
51-53
4
52
208
4
48-50
1
49
49
Jumlah
7
370
68
fX
Mx =
N
370 7
Mx =
Mx = 52,9 Dari hasil perhitungan ini maka dapat diketahui bahwa Mean hasil perhitungan adalah 52,9 yang termasuk kedalam interval yang ketiga yaitu 51-53 7) Standart Kesalahan Mean Standart Kesalahan Mean untuk data tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal, dapat dicari dengan menyajikan tabel berikut ini. Tabel 26 Tabel Perhitungan Standart Kesalahan Mean (SD M ) Dari Distribusi Frekuensi Tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal No
Interval
f
x
fx’
fx’ 2
1
57-59
1
58
58
3364
2
54-56
1
55
55
3025
3
51-53
4
52
208
10816
4
48-50
1
49
49
2401
370
19606
Jumlah
SD i SD 3
fx' N
2
fx ) ( ,
2
N
19606 370 2 ( ) 7 7
SD 3 2800,55 (52,85) 2
SD 3 2800,55 2793,12
69
SD 3 7,43 SD = 3 x 2,73 SD = 8,18 SDM2
SD 2 N 1
SDM2
(8,18 ) 2 7 1
SDM2
66,9124 6
SDM2 11,15
SDM 11,15 SDM 3,339
3. Hasil Penelitian Tentang Motivasi Mengajar Guru di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal a. Tepat waktu dalam bekerja Pertanyaan variabel persepsi guru tentang motivasi mengajar guru pada indikator Tepat waktu dalam bekerja, tercantum pada angket nomor 16 s/d 18 seperti terlihat pada tabel dibawah ini. Tabel 27 Hasil Skor Nilai Angket Indikator Tepat Waktu Dalam Bekerja No Res
Skore Tiap Nomor Angket
Jml
16
17
18
1
3
3
4
10
2
4
4
3
11
3
4
3
4
11
4
4
4
4
12
5
4
4
3
11
6
4
3
4
11
7
4
3
4
11
70
Dari tabel di atas dapat digunakan untuk menganalisa hal-hal sebagai berikut: 1) Menentukan banyaknya kelas interval k = 1+3,3 log N k = 1 + 3,3 log 7 k = 1 + 3,3 x 0,845 k = 1 + 2,79 k = 3,79 dibulatkan menjadi 4 2) Menentukan range R = Nilai tertinggi – Nilai terendah. R = 12 – 10 R=2 3) Menentukan interval I=
R K
I=
2 4
I = 0,5 Dari perolehan perhitungan-perhitungan di atas dapat diperoleh kualifikasi dan interval seperti table dibawah ini
Tabel 28 Interval Nilai (X)
No
Nilai (x)
Keterangan
1
12
Baik
2
11
Cukup
3
10
Kurang
71
4) Membuat distribusi frekuensi data tentang tepat waktu dalam bekerja, dengan memasukan kedalam table berikut Tabel 29 Distribusi Frekuensi Tentang Tepat Waktu Dalam Bekerja
No
Nilai (x)
(f)
(%)
1
12
1
14,29
2
11
5
71,42
3
10
1
14,29
7
100,00
Jumlah
Dari hasil data distribusi frekuensi persepsi guru tentang tepat waktu dalam bekerja MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal, dapat diketahui bahwa penyebaran nilai-nilai sebagai berikut: Frekuensi terbanyak pada interval yang kesatu dan kedua yaitu masing-masing 5 orang responden, yaitu cukup baik. 5) Membuat gambar histogram Kemudian untuk memperjelas keterangan, berdasarkan hasil data distribusi frekuensi tepat waktu dalam bekerja MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal tersebut di atas, maka dapat divisualisasikan kedalam bentuk histogram, seperti pada gambar berikut ini: 5 4 3 2 1 10
11
12
Gambar 6: Tepat Waktu Dalam Bekerja
72
6) Mencari nilai rata-rata (Mean) dari tepat waktu dalam bekerja MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal, dengan menggunakan rumus Mean dengan disajikan memalui tabel terlebih dahulu.
Tabel 30 Tabel Perhitungan Mean Dari Distribusi Frekuensi Tepat Waktu Dalam Bekerja
No
Nilai (x)
f
fx
1
12
1
12
2
11
5
55
3
10
1
10
7
77
Jumlah
Mx = Mx =
fX N
77 7
Mx = 11
Dari hasil perhitungan ini maka dapat diketahui bahwa Mean hasil perhitungan adalah 11 yang termasuk kedalam interval yang ketiga yaitu dalam kategori cukup baik. b. Keinginan penguasaan materi pelajaran Pertanyaan variabel motivasi mengajar guru pada indikator kemampuan untuk keinginan penguasaan materi pelajaran, tercantum pada angket nomor 19 s/d 22 seperti terlihat pada tabel dibawah ini.
73
Tabel 31 Hasil Skor Nilai Angket Indikator Keinginan Penguasaan Materi Pelajaran No Res
Skore Tiap Nomor Angket
Jml
19
20
21
22
1
3
4
4
4
15
2
3
3
3
4
13
3
3
3
3
3
12
4
4
4
4
4
16
5
3
4
3
3
13
6
3
3
4
3
13
7
3
4
3
4
14
Dari tabel di atas dapat digunakan untuk menganalisa hal-hal sebagai berikut: 1) Menentukan banyaknya kelas interval k = 1+3,3 log N k = 1 + 3,3 log 7 k = 1 + 3,3 x 0,845 k = 1 + 2,79 k = 3,79 dibulatkan menjadi 4 2) Menentukan range R = Nilai tertinggi – Nilai terendah. R = 16 – 12 R=4 3) Menentukan interval I=
R K
I=
4 4
74
I= 1 Dari perolehan perhitungan-perhitungan di atas dapat diperoleh kualifikasi dan interval seperti table dibawah ini
Tabel 32 Interval Nilai (X)
No
Nilai (x)
Keterangan
1
15-16
Baik
2
13-14
Cukup
3
11-12
Kurang
4) Membuat distribusi frekuensi data tentang keinginan penguasaan materi pelajaran, dengan memasukan kedalam table berikut
Tabel 33 Distribusi Frekuensi Tentang Keinginan Penguasaan Materi Pelajaran No
Nilai (x)
(f)
(%)
1
15-16
2
28,57
2
13-14
4
57,14
3
11-12
1
14,29
7
100,00
Jumlah
Dari hasil data distribusi frekuensi persepsi guru tentang keinginan penguasaan materi pelajaran MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal, dapat diketahui bahwa penyebaran nilai-nilai sebagai berikut: Frekuensi terbanyak pada interval yang kesatu dan kedua yaitu masing-masing 3 orang responden, yaitu cukup baik.
75
5) Membuat gambar histogram Kemudian untuk memperjelas keterangan, berdasarkan hasil data distribusi frekuensi keinginan penguasaan materi pelajaran MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal tersebut di atas, maka dapat divisualisasikan kedalam bentuk histogram, seperti pada gambar berikut ini:
4 3 2 1 11-12
13-14
15-16
Gambar 7: keinginan penguasaan materi pelajaran
6) Mencari nilai rata-rata (Mean) dari keinginan penguasaan materi pelajaran
MI
NU
Ngadiwarno
Sukorejo
Kendal,
dengan
menggunakan rumus Mean dengan disajikan memalui tabel terlebih dahulu. Tabel 34 Tabel Perhitungan Mean Dari Distribusi Frekuensi Keinginan Penguasaan Materi Pelajaran
Mx =
No
Nilai (x)
f
x
fx
1
15-16
2
15,5
31,0
2
13-14
4
13,5
54,0
3
11-12
1
11,5
11,5
Jumlah
7
fX N
96,5
76
Mx =
96,5 7
Mx = 13,8 Dari hasil perhitungan ini maka dapat diketahui bahwa Mean hasil perhitungan adalah 13,8 yang termasuk kedalam interval yang ketiga yaitu 13-14 c. Adanya perhatian yang besar terhadap peserta didik Pertanyaan variabel persepsi guru tentang kepemimpinan kepala madrasah pada indikator adanya perhatian yang besar terhadap peserta didik, tercantum pada angket nomor 23 s/d 26 seperti terlihat pada tabel dibawah ini. Tabel 35 Hasil Skor Nilai Angket Indikator Adanya Perhatian Yang Besar Terhadap Peserta Didik No Res
Skore Tiap Nomor Angket
Jml
23
24
25
26
1
3
3
3
4
13
2
3
4
3
4
14
3
4
3
4
4
15
4
4
4
4
4
16
5
4
3
4
3
14
6
4
3
4
3
14
7
4
3
3
4
14
Dari tabel di atas dapat digunakan untuk menganalisa hal-hal sebagai berikut: 1) Menentukan banyaknya kelas interval k = 1+3,3 log N k = 1 + 3,3 log 7 k = 1 + 3,3 x 0,845 k = 1 + 2,79
77
k = 3,79 dibulatkan menjadi 4 2) Menentukan range R = Nilai tertinggi – Nilai terendah. R = 16 – 13 R=3 3) Menentukan interval I=
R K
I=
3 4
I = 0,75 Dari perolehan perhitungan-perhitungan di atas dapat diperoleh kualifikasi dan interval seperti table dibawah ini
Tabel 36 Interval Nilai (X)
No
Nilai (x)
Keterangan
1
16
Sangat baik
2
15
Baik
3
14
Cukup
4
13
Kurang
4) Membuat distribusi frekuensi data tentang Adanya perhatian yang besar terhadap peserta didik, dengan memasukan kedalam table berikut
78
Tabel 37 Distribusi Frekuensi Tentang Adanya Perhatian Yang Besar Terhadap Peserta Didik No
Nilai (x)
(f)
(%)
1
16
1
14,29
2
15
1
14,29
3
14
4
57,13
4
13
1
14,29
7
100,00
Jumlah
Dari hasil data distribusi frekuensi persepsi guru tentang adanya perhatian yang besar terhadap peserta didik MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal, dapat diketahui bahwa penyebaran nilai-nilai sebagai berikut: Frekuensi terbanyak pada interval yang kesatu dan kedua yaitu masing-masing 4 orang responden, yaitu cukup baik. 5) Membuat gambar histogram Kemudian untuk memperjelas keterangan, berdasarkan hasil data distribusi frekuensi adanya perhatian yang besar terhadap peserta didik MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal tersebut di atas, maka dapat divisualisasikan kedalam bentuk histogram, seperti pada gambar berikut ini:
4 3 2 1 13
14
15
16
Gambar 8: adanya perhatian yang besar terhadap peserta didik
79
6) Mencari nilai rata-rata (Mean) dari adanya perhatian yang besar terhadap peserta didik MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal, dengan menggunakan rumus Mean dengan disajikan memalui tabel terlebih dahulu.
Tabel 38 Tabel Perhitungan Mean Dari Distribusi Frekuensi Adanya Perhatian Yang Besar Terhadap Peserta Didik
No
Nilai (x)
f
fx
1
16
1
16
2
15
1
15
3
14
4
56
4
13
1
13
7
100
Jumlah
Mx = Mx =
fX N
100 7
Mx = 14,3 Dari hasil perhitungan ini maka dapat diketahui bahwa Mean hasil perhitungan adalah 14,3 yang termasuk kedalam interval yang ketiga
d. Selalu mengevaluasi diri dalam mengajar Pertanyaan variabel persepsi guru tentang kepemimpinan kepala madrasah pada indikator selalu mengevaluasi diri dalam mengajar, tercantum pada angket nomor 27 s/d 30 seperti terlihat pada tabel dibawah ini.
80
Tabel 39 Hasil Skor Nilai Angket Indikator Selalu Mengevaluasi Diri Dalam Mengajar No Res
Skore Tiap Nomor Angket
Jml
27
28
29
30
1
3
3
4
4
14
2
3
3
3
2
11
3
3
3
3
3
12
4
4
4
4
4
16
5
3
3
3
3
12
6
3
4
4
3
14
7
4
3
2
4
13
Dari tabel di atas dapat digunakan untuk menganalisa hal-hal sebagai berikut: 1) Menentukan banyaknya kelas interval k = 1+3,3 log N k = 1 + 3,3 log 7 k = 1 + 3,3 x 0,845 k = 1 + 2,79 k = 3,79 dibulatkan menjadi 4 2) Menentukan range R = Nilai tertinggi – Nilai terendah. R = 16 – 11 R=5 3) Menentukan interval I=
R K
I=
5 4
81
I = 1,25 Dari perolehan perhitungan-perhitungan di atas dapat diperoleh kualifikasi dan interval seperti table dibawah ini
Tabel 40 Interval Nilai (X)
No
Nilai (x)
Keterangan
1
15-16
Baik
2
13-14
Cukup
3
11-12
Kurang
4) Membuat distribusi frekuensi data tentang selalu mengevaluasi diri dalam mengajar, dengan memasukan kedalam table berikut
Tabel 41 Distribusi Frekuensi Tentang Selalu Mengevaluasi Diri Dalam Mengajar No
Nilai (x)
f
1
15-16
1
2
13-14
3
3
11-12
3 Jumlah
7
Dari hasil data distribusi frekuensi persepsi guru tentang selalu mengevaluasi diri dalam mengajar MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal, dapat diketahui bahwa penyebaran nilai-nilai sebagai berikut: Frekuensi terbanyak pada interval yang kedua dan ketiga yaitu masing-masing 3 orang responden, yaitu baik dan cukup baik.
82
5) Membuat gambar histogram Kemudian untuk memperjelas keterangan, berdasarkan hasil data distribusi frekuensi selalu mengevaluasi diri dalam mengajar MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal tersebut di atas, maka dapat divisualisasikan kedalam bentuk histogram, seperti pada gambar berikut ini:
4 3 2 1 11-12
13-14
15-16
Gambar 9: selalu mengevaluasi diri dalam mengajar
6) Mencari nilai rata-rata (Mean) dari selalu mengevaluasi diri dalam mengajar
MI
NU
Ngadiwarno
Sukorejo
Kendal,
dengan
menggunakan rumus Mean dengan disajikan memalui tabel terlebih dahulu.
Tabel 42 Tabel Perhitungan Mean Dari Distribusi Frekuensi Selalu Mengevaluasi Diri Dalam Mengajar
No
Nilai (x)
x
f
fx
1
15-16
15,5
1
15,5
2
13-14
13,5
3
40,5
3
11-12
11,5
3
34,5
7
90,5
Jumlah
83
Mx = Mx =
fX N
90,5 7
Mx = 12,9 Dari hasil perhitungan ini maka dapat diketahui bahwa Mean hasil perhitungan adalah 12,9 yang termasuk diantara interval yang kedua dengan ketiga. Untuk mengetahui hasil perolehan skor dari angket tentang motivasi guru dalam mengajar di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal, maka penulis menyajikan data seperti yang terlihat dalam lampiran 7 yaitu sebagai bahwa nilai akumulasi skore tertinggi adalah 60 sedangkan nilai terendah 52. Hasil angket yang telah dibuat kemudian digunakan untuk menganalisa hala-hal sebagai berikut: 8) Menentukan banyaknya kelas interval k = 1+3,3 log N k = 1 + 3,3 log 7 k = 1 + 3,3 x 0,845 k = 1 + 2,79 k = 3,79 dibulatkan menjadi 4 9) Menentukan range R = Nilai tertinggi – Nilai terendah. R = 60 – 52 R=8 10) Menentukan interval I=
R K
I=
8 4
84
I= 2 Dari perolehan perhitungan-perhitungan di atas dapat diperoleh kualifikasi dan interval seperti table dibawah ini
Tabel 43 Interval Nilai (X)
No
Interval
Keterangan
1
58-60
Baik
2
55-57
Cukup baik
3
52-54
Kurang baik
11) Membuat distribusi frekuensi data tentang motivasi guru dalam mengajar, dengan memasukan kedalam table berikut
Tabel 44 Distribusi Frekuensi Tentang Motivasi Guru Dalam Mengajar Di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal
No
Interval
(f)
(%)
1
58-60
1
14,29
2
55-57
0
0
3
52-54
6
85,71
7
100,00
Jumlah
Dari hasil data distribusi frekuensi persepsi guru tentang motivasi guru dalam mengajar di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal, dapat diketahui bahwa penyebaran nilai-nilai sebagai berikut: Frekuensi terbanyak pada interval 52-54 yaitu dengan sejumlah 6 orang responden atau 85,71%, sedangkan pada interval 58-60 terdapat 1 orang reponden atau 14,29% dari kesluruhan.
85
12) Membuat gambar histogram Kemudian untuk memperjelas keterangan, berdasarkan hasil data distribusi frekuensi tentang motivasi guru dalam mengajar di MI NU Ngadiwarno
Sukorejo
Kendal
tersebut
di
atas,
maka
dapat
divisualisasikan kedalam bentuk histogram, seperti pada gambar 1 berikut ini:
6 5 4 3 2 1 52-54
55-57
58-60
Gambar 10: Motivasi Guru Dalam Mengajar di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal
13) Mencari nilai rata-rata (Mean) dari Motivasi Guru Dalam Mengajar di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal, dengan menggunakan rumus Mean dengan disajikan memalui tabel terlebih dahulu. Tabel 45 Tabel Perhitungan Mean Dari Distribusi Frekuensi Motivasi Guru Dalam Mengajar di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal
No
Interval
f
x
fx
1
58-60
1
59
59
2
55-57
0
56
0
3
52-54
6
53
318
Jumlah
7
377
86
Mx = Mx =
fX N
377 7
Mx = 53,86 Dari hasil perhitungan ini maka dapat diketahui bahwa Mean hasil perhitungan adalah 53,86 yang termasuk kedalam interval yang ketiga yaitu 52-54
B. Pengujian Hipotesis 1. Analisis Pendahuluan Pengujian hipotesis digunakan untuk menguji kebenaran dari hipotesis yang telah penulis ajukan pada bab sebelumnya, sehingga dalam hal ini adalah untuk menguji kebenaran pernyataan ada pengaruh positif antara persepsi guru tentang kepemimpinan kepala madrasah terhadap motivasi mengajar guru. 2. Analisis Uji Hipotesis Adapun untuk menguji kebenaran hipotesanya, penulis menggunakan analisis statistik yaitu dengan teknik analisi regresi dengan satu prediktor, dengan langkah sebagai berikut:
a. Mencari persamaan garis regresi Untuk memudahkan dalam analisis regresi dibuat table kerja untuk pengaruh pengaruh persepsi guru tentang kepemimpinan kepala madrasah terhadap motivasi mengajar guru, seperti tertera berikut ini:
87
Tabel 46 Table Kerja Analisis Regresi Pengaruh Pengaruh Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Madrasah Terhadap Motivasi Mengajar Guru
NO
X
Y
X2
Y2
xy
1
53
52
2809
2704
2756
2
52
49
2704
2401
2548
3
48
50
2304
2500
2400
4
59
60
3481
3600
3540
5
53
50
2809
2500
2650
6
54
52
2916
2704
2808
7
51
52
2601
2704
2652
370
365
19624
19113
19354
RES
N
= 7
X = 370 Y = 365 X 2 = 19624
Y 2 = 19113
XY = 19354 Mencari persamaan garis regresi: Y = aX + K Untuk mencari persamaan garis regresi, sebelumnya harus dicari dulu harga a Koefisien predictor) dan harga k (bilangan konstan) harus dicari dulu dengan langkah sebagai berikut:
XY a X k X (2) Y a X N.k (1)
2
(1) 19354 = a . 19624 + k . 370 (2) 365
= a . 370 + 7 . k
88
Persamaan (1) dibagi 370 dan persamaan (2) dibagi dengan 7, maka persamaan menjadi: (3) 52,31 = 53,04.a + k (4) 52,14 = 52,86.a + k _ (5) 0,17 = 0,18.a a=
0,17 0,18
a = 0,9444 (6) 52,14 = 52,86.a + k 52,14 = 52,86.( 0,9444) + k 52,14 = 49,9233 + k k = 52,14 - 49,9233 k = 2,2167 Y = aX + k Y = 0,9444.X + 2,2167 b. Mencari Jumlah Kuadrat (JK) dan rata-rata kuadrat (RK) regresi dan residu Jkreg = a XY K
XY 2 N
Jkreg = 0,9444 (19354) + 2,2167 (365) -
(365 ) 2 7
Jkreg = 18270,176 + 164,66 - 19032,14 Jkreg = 18434,836 – 19032,14 Jkreg = 597,304 Jkres =
Y
2
a XY K Y
Jkres = 19113 - 0,9444 (19354) - 2,2167 (365) Jkres = 19113 - 18277,9176 - 809,0955 Jkres = 19113 - 19087,0131 Jkres = 25,9869 Rkreg =
JKreg dbreg
89
dbreg = m-1 Rkreg =
597,304 1
Rkreg = 597,304
Rkres =
JKres dbres
dbres = N-m-1 Rkres =
25,9869 5
Rkres = 5,19738 Freg =
RKreg RKres
Freg =
597,304 5,19738
Freg = 114,92 Total
Y = Y N
2
2
Total = 19113
19113 7
Total = 19113 - 2730,428 Total = 16382,57
Kemudian untuk menghitung seberapa besar pengaruh kedua variabel persepsi guru tentang kemimpinan kepala madrasah dan pengaruhnya terhadap motivasi mengajar guru, maka dibuat tabel kerja korelasi product moment sebagai berikut:
90
Tabel 47 Tabel Kerja Korelasi Product Moment Tentang Persepsi Guru Tentang Kemimpinan Kepala Madrasah Dan Pengaruhnya Terhadap Motivasi Mengajar Guru No
X
Y
x
y
x2
y2
xy
1
53
52
0,15
0,77
0,0225
0,5929
0,1155
2
52
49
-0,85 -2,23
0,7225
4,9729
1,8955
3
48
50
-4,85 -1,23
23,523
1,5129
5,9655
4
59
60
6,15
8,77
37,823
76,9129
53,9355
5
53
50
0,15 -1,23
0,0225
1,5129
-0,1845
6
54
52
1,15
0,77
1,3225
0,5929
0,8855
7
51
52
-1,85
0,77
3,4225
0,5929
-1,4245
370
365
66,858
86,6903
61,1885
Res
Keterangan: x2 = 66,858 y2 = 86,6903 xy = 61,1885
rxy =
xy ( x )( y 2
2
)
rxy =
61,1885 (66 ,858 )(86 ,6903 )
rxy =
61,1885 5795,92
rxy =
61,1885 76,13
rxy = 0,803
91
3. Analisis Lanjut Dari hasil perhitungan statistik analisa produk moment, kemudian uji signifikansi korelasi melalui uji t dengan rumus:
t hitung t hitung
r ( N 2) 1 r 2 0,803 (7 2) 1 0,8032
t hitung
0,803 5 1 0,6448
t hitung
0,803 ( 2,24 ) 0,4802
t hitung
1,799 0,693
t hitung 2,789
C. Pembahasan Hasil Penelitian Setelah memalului berbagai perhitungan pada sub bab sebelumnya, untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh persepsi guru tentang kemimpinan kepala madrasah dan pengaruhnya terhadap motivasi mengajar guru di MI NU Ngadiwarno Kendal, yaitu dengan cara membandingkan t hitung dengan t tabel dengan ketentuan jika karena t hitung > t tabel maka korelasi kedua varibel signifikan. Dari hasil perhitungan menujukkan bahwa t hitung = 2,789 jika dibandingkan dengan t tabel (0,10; 7) = 1,895 sehingga karena t hitung > t tabel berarti korelasi antara variabel persepsi guru tentang kemimpinan kepala madrasah dengan variabel motivasi mengajar guru signifikan. Dengan demikian hasil penelitian tersebut di atas menujukkan bahwa hipotesis yang penulis ajukan yang berbunyi “Ada pengaruh positif antara persepsi guru tentang kemimpinan kepala madrasah dan pengaruhnya terhadap motivasi mengajar guru di MI NU Ngadiwarno Kendal” telah terbukti.
92
D. Keterbatasan Hasil Penelitian Penulis menyadari dalam setiap melakukan kegiatan atau pekerjaan pasti terjadi kendala atau hambatan, seperti halnya dalam penulisan tugas skripsi ini. Hal ini bukan disebabkan oleh faktor kesengajaan, akan tetapi dikarenakan oleh adanya keterbatasan yang dialami dalam proses pelaksanaan penelitian, antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Keterbatasan waktu dan lokasi penelitian Mengingat lokasi penelitian (di MI NU Kabunan Sukorejo Kendal) jauh dari tempat tinggal penulis sehingga waktu menjadi bagian dari kendala dalam penelitian. Sehingga penelitian ini memakan waktu yang cukup lama. 2. Keterbatasan tenaga Disamping kertebatasan waktu dan lokasi penelitian, keterbatasan tenaga juga merupakan kendala tersendiri bagi penulis. Hal ini disebabkan penulis adalah juga kepala rumah tangga, yang harus membagi tenaganya untuk kepentingan keluarga dan kepentingan penelitian, agar tidak terjadi keimpangan dalam kehidupan rumah tangga. 3. Keterbatasan biaya Biaya meskipun bukan merupakan satu-satunya faktor penghambat dalam penelitian ini, akan tetapi pada dasarnya merupakan suatu hal yang memegang peranan penting dalam menyukseskan penelitian. Peneliti menyadari bahwa minimnya biaya penelitian, akan dapat berakibat pada terhambatnya proses penelitian. Hal ini disebabkan mahalnya biaya operasional yang menyebabkan ikut terhambatnya proses penelitian.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pemaparan kerangka teori dan hasil penelitian dilapangan, seperti yang telah diuraikan dalam bab 1 sampai dengan bab 4 dalam penulisan ini, maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1. Dari hasil data distribusi frekuensi persepsi guru tentang kepemimpinan kepala Madrasah MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal, dapat diketahui bahwa frekuensi terbanyak pada interval 51-53 yaitu dengan sejumlah 4 orang respondenn atau 57,13%, sedangkan pada interval 48-50, 54-56, 5456 dan 57-59 masing-masing 1 orang reponden. Sehingga dapat dikatakan bahwa persepsi guru tentang kepemimpinan kepala madrasah cukup baik. 2. Dari hasil data distribusi frekuensi persepsi guru tentang motivasi guru dalam mengajar di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal, dapat diketahui bahwa penyebaran frekuensi terbanyak pada interval 52-54 yaitu dengan sejumlah 6 orang responden atau 85,71%, sedangkan pada interval 58-60 terdapat 1 orang reponden atau 14,29% dari kesluruhan. Dengan demikian motivasi mengajar guru di MI NU Ngadiwarno Sukorejo Kendal dinilai masih kurang. 3. Dari
hasil
perhitungan
menujukkan
bahwa
t hitung =
2,789
jika
dibandingkan dengan t tabel (0,10; 7) = 1,895 sehingga karena t hitung > t tabel berarti korelasi antara variabel persepsi guru tentang kemimpinan kepala madrasah dengan variabel motivasi mengajar guru signifikan. Dengan demikian hasil penelitian tersebut di atas menujukkan bahwa hipotesis yang penulis ajukan yang berbunyi “Ada pengaruh positif antara persepsi guru tentang kemimpinan kepala madrasah dan pengaruhnya terhadap motivasi mengajar guru di MI NU Ngadiwarno Kendal” telah terbukti. B. Saran Sesuai dengan tujuan dari penulisan skripsi ini, penulis menaruh harapan kepada semua pihak agar dapat mengambil menfaat dari pemikiran-
93
94
pemikiran yang tertuang dalam penulisan ini. Terlebih lagi bagi lembaga pendidikan MI NU Ngadiwarno Kendal khususnya dan lembaga pendidikan lain pada umumnya. 1. Bagi kepala sekolah, hendaknya lebih meningkatkan kinerjanya sehingga dapat memperlancar jalannya proses kegiatan belajar mengajar di MI NU Ngadiwarno Kendal. Hal ini dikarenakan sangat mendukung dengan kinerja guru agar hasil yang dicapai dapat optimal. 2. Bagi para pengajar, hendaknya lebih memanfaatkan ketersediaan waktu, tenaga, sarana dan prasarana yang ada dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan kemampuan dan tanggung jawab, serta kewenangannya sebagai seorang pengajar. Disiplin dalam segala hal bagi seorang guru sangat diperlukan, karena dengan berdisiplin akan membawa siswa-siswi ikut lebih giat dalam belajar, karena memang telah diberi contoh oleh gurunya. Sebagai seorang guru harus siap ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa 3. Bagi para pengurus yayasan, supaya lebih proaktif dalam mencermati setiap pelaksanaan pembelajaran, sehingga dengan mencermati akan menjadi tahu kelebihan dan kekurangan yang ada, dan untuk dijadikan sumber inovasi bagi perkembangan MI NU Ngadiwarno Kendal dimasa yang akan datang. 4. Bagi para perserta didik di MI NU Ngadiwarno Kendal, agar lebih giat belajar dan ikut mendukung secara maksimal terhadap segala program kerja sekolah. Serta mau berkreasi adar tidak ketinggalan terhadap lajunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. C. Penutup Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, akhirnya penulis mampu menyelesaikan tugas penelitian penyusunan skripsi ini, tidak lain hanyalah karunia dan hidayah dari Allah semata. Semoga hasil karya penulis yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi diri penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.
95
Penulis juga sangat menyadari bahwa dalam penulisan karya ini, tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Oleh karenanya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu penulisan ini, dan semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapat balasan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Akhirnya penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan penelitian ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala bentuk kritik ataupun saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan, guna kesempurnaan bagi karya-karya penulis selanjutnya.
96
DAFTAR PUSTAKA Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Rineka Cipta, 2001)
Djamarah Bahri Syaifu, Psikologi Belajar, Penerbit Reneka Cipta, Jakarta, Tahun. 2008
Djaali H, Psikologi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 2009
Danim Sudarwan Dan Suparno, Manajeman Dan Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolahan, Rineka Cipta, Jakarta, 2009
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penerbit Balai Pustaka, Jakarta, Tahun 1989
Fatah Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, PT Rosda Karya, Bandung, 2008
Gulo W, Strategi Belajar Mengajar, Grasindo, Jakarta, 2002
Hani T, Manajemen, BPFE Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta, 2003
Hartoyo, Supervisi Pendidikan, Pelita Insani, Semarang, 2006
Hadi Sutrisno, Statistik jilid II, (Yogyakarta: Andi, 2001 )
Hadi Sutrisno, Metodologi Research Jilid II, Andi Offset, Yogyakarta, 2001
Hasibuan PS Malayu, Organisasi Dan Motivasi, Bumi Aksara, Jakarta, Tahun 2006
97
Hamalik Oemar, Metoda Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar, (Bandung : Tarsito, 1983)
Irwanto, dkk, Psikologi Umum; Buku Panduan Mahasiswa, Gramedia Pustaka Utama, tahun 1999
Justina Anggreini, Hardian Marantika, Kiat Sukses Dalam Study, (Bandung : Pionir Jaya, 2003)
Mulyasa E, Manajemen Berbasis Sekolah, PT. Remaja Rosdakarya, bandung, Thn 2006
Nasution, S. Azas-azas Kurikulum, (Bandung: Jemars, 2002)
M. Mahmud, Dimyati, Psikologi Suatu Penghantar, Depdikbud, Jakarta, Tahun 2002
Purwadi dan Dwiyanto Djok, Filsafat Jawa, Panji Pustaka, Yogyakarta, 2009
Rahmat, Jalaludin, Psikologi Komunikasi, PT Remaja Rosda Karya, Bandung, Tahun 2001
Suherman, Adang, Dasar-dasar Penjakes, Bandung, Depdiknas, Tahun 1999
Sudirman AM, Interaksi Dan Motivasi Belajar ( Pedoman Bagi Guru Dan Calon Guru), Penerbit Rajawali, Jakarta, 2001
98
Sabri Alisuf M, Pengantar Psikologi Umum dan perkembangan, Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta, Tahun 1993
Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid II, Andi Offset, Yogyakarta, 2001
Siagian P Sondang, Teori Motivasi Dan Aplikasinya, Rineka Cipta, Jakarta, Tahun 2004
Tadjab, Ilmu Jiwa Pendidikan, Karya Abditama, Surabaya, Tahun 1994
Tabrani A.dkk, Upaya Meningkatkan Budaya Kinerja Guru Sekolah Dasar, Inti Media Cipta Nusantara
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Dan Motivasi, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2001
Walgito, Bimo, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Penerbit ANDI, Tahun 2003
Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah, (Penerbit fak. psikologi UGM, Yogyakarta 1998)
Wirawan Sarlito S, Pengantar Psikjologi Umum, Bulan Bintang, Jakarta, Tahun 1992
Usman, Moh. Uzer.. Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004)
Zamroni. Paradigma Pendidikan Masa Depan. (Yogyakarta: Bigraf Publishing, 2000)
1
LAMPIRAN 1 ANGKET PENELITIAN NO:…….. IDENTITAS DIRI Nama : ……………………………………….. Jenis kelamin : ……………………………………….. Jabatan : ……………………………………….. Lama mengajar : ……………………………………….. PETUNJUK PENGISISAN ANGKET - Isilah jawaban yang tersedia dengan memberi tanda silang (X) yang tersedia pada jawaban. - Mohon diisi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya - Terimakasih atas bantuan Bapak / Ibu guru I. Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Madrsasah
1.
Apakah menurut Bapak /Ibu guru kepala madrasah sudah menjalankan tugas, fungsi dan wewenangnya dengan baik? a. Ya c. Kurang baik b. Tidak d. Baik
2.
Apakah menurut Bapak /Ibu guru kepala madrasah telah melaksanakan kebijakannya dengan baik? a. Ya c. Kurang baik b. Tidak d. Baik
3.
Apakah menurut Bapak /Ibu guru semua komponen madrasah selalu menaruh rasa segan terhadap kepala madrasah? a. Ya c. Kadang-kadang b. Tidak d. Tidak pernah
4.
Apakah menurut Bapak /Ibu guru bahwa kepala madrasah selalu berkepribadian baik? a. Ya c. Kurang baik b. Tidak d. Baik
5.
Apakah menurut Bapak /Ibu guru kepala madrasah mengambil kebijakan sudah dilaksanakan dengan baik? a. Ya c. Kurang baik b. Tidak d. Baik
6.
Apakah menurut Bapak /Ibu guru telah memberikan penghargaan kepada guru yang berprestasi?
2
a. Ya b. Tidak
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
7.
Apakah menurut Bapak /Ibu guru bahwa kepala madrasah telah memberikan sanksi kepada guru /karyawan yang tidak disiplin? a. Ya c. Kadang-kadang b. Tidak d. Tidak pernah
8.
Apakah menurut Bapak /Ibu guru kepala madrasah selalu bersikap adil? a. Ya c. Kadang-kadang b. Tidak d. Tidak pernah
9.
Menurut Bapak /Ibu guru kepala madrasah selalu disiplin dalam kehadirannya? a. Ya c. Kadang-kadang b. Tidak d. Tidak pernah
10. Menurut Bapak /Ibu guru apakah kepala madrasah telah melakukan supervisi dengan baik? a. Ya c. Kurang baik b. Tidak d. Baik 11. Apakah menurut Bapak /Ibu guru kepala madrasah selalu melakukan catatan pelanggaran disiplin yang dilakukan guru? a. Ya c. Kadang-kadang b. Tidak d. Tidak pernah 12. Menurut Bapak /Ibu guru apakah kepala madrasah telah melaksanakan program yang telah direncanakan dengan baik? a. Ya c. Kadang-kadang b. Tidak d. Tidak pernah 13. Apakah menurut Bapak /Ibu guru kepala madrasah mau memberikan nasehat, bimbingan /solusi terhadap guru /karyawan yang sedang mempunyai masalah? a. Ya c. Kadang-kadang b. Tidak d. Tidak pernah 14. Menurut pendapat Bapak /Ibu guru apakah kepala madrasah telah menjadi pengayom yang baik? a. Ya c. Kurang baik b. Tidak d. Baik 15. Apakah menurut Bapak /Ibu guru kepala madrasah selalu menerima pendapat dari guru dengan baik? a. Ya c. Kadang-kadang b. Tidak d. Tidak pernah
3
II. Motivasi Mengajar Guru a. Tepat waktu dalam bekerja 16. Apakah Bapak / Ibu guru tepat waktu dalam kegiatan belajar mengajar dikelas ? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 17. Apakah bahan ajar yang disampaikan di kelas waktunya dapat mencukupi ? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 18. Apakah Bapak / Ibu guru memanfaatkan waktu istirahat dengan baik ? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah b. Keinginan penguasaan materi pelajaran 19. Dalam setiap kegiatan mengajar, apakah Bapak / Ibu guru membawa RPP (Rencana Pelaksaan Pembelajaran) ? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 20. Apakah Bapak / Ibu guru sebelum mengajar telah mempersiapkan materi yang akan diajarkan ? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 21. Dalam setiap kegiatan mengajar, apakah Bapak / Ibu guru membawa RPP (Rencana Pelaksaan Pembelajaran) ? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 22. Apakah Bapak / Ibu guru membaca buku lain yang ada hubungannya dengan materi pelajaran ? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah c. Adanya perhatian yang besar terhadap peserta didik 23. Dalam setiap kelas yang Bapak / Ibu guru ajar, apakah nama-nama anggota kelas dapat dihafal ? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 24. Apakah Bapak / Ibu guru berusaha mengetahui latar belakang siswa yang diajar ? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah
4
25. Apakah Bapak / Ibu guru sebelum mengajar memeriksa kesiapan belajar siswa terlebih dahulu ? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 26. Jika ada siswa yang tidak masuk, apakah Bapak / Ibu guru berusaha mencari tahu penyebabnya ? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah d. Selalu mengevaluasi diri dalam mengajar 27. Apakah Bapak / Ibu guru merasa kurang sempurna dalam mengajar ? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 28. Jika ternyata cara mengajar Bapak / Ibu guru setelah dievaluasi kurang baik, apakah bersedia memperbaiki diri ? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 29. Jika hasil ulangan peserta didik ternyata tidak baik, apakah Bapak / Ibu guru mencoba mengeevaluasi terhadap cara mengajar yang telah dilakukan ? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 30. Dalam setiap kegiatan belajar mengajar, apakah Bapak / Ibu guru menyisipkan nasihat kepada para peserta didik ? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah
5
LAMPIRAN
No 1.
2.
KISI-KISI INTRUMENT PENELETIAN (ANGKET RESPONDEN) Vriabel Indikator No Angket a. Sikap 1, 2, 3 Persepsi Guru b. Kepribadian 4, 5, 6, 7 Tentang 8, 9, 10, 11 c. Kepentingan Kepemimpinan Kepala Madrsasah d. Komunikatif 12, 13, 14, 15 a. Semangat dalam mengajar 16, 17, 18 b. Keaktifan dalam mengajar 19, 20, 21, 22 c. Adanya perhatian yang 23, 24, 25, 26 Motivasi Mengajar besar terhadap peserta Guru didik d. Selalu mengevaluasi diri 27, 28, 29, 30 dalam mengajar
6
LAMPIRAN 2
HASIL SKOR NILAI ANGKET PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH No Res 1 2 3 4 5 6 7
1 4 4 4 4 4 4 4
2 4 4 3 4 4 4 4
Skore Jawaban 3 4 5 6 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3
Tiap Nomor Angket (Variabel X) 7 8 9 10 11 12 13 14 3 4 2 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3
7
Jml 15 4 2 3 4 4 3 3
53 52 48 59 53 54 51
LAMPIRAN 3
Hasil Skor Nilai Angket Indikator Sikap Untuk Mempengaruhi Bawahan Skore Jawaban Sesuai Nomor Angket No. Res Jml 1 2 3 4 4 3 11 1 4 4 4 12 2 4 3 3 10 3 4 4 4 12 4 4 4 3 11 5 4 4 3 11 6 4 4 4 12 7
8
LAMPIRAN 4
Hasil Skor Nilai Angket Indikator Kepribadian Skore Jawaban Sesuai Nomor Angket No. Res 4 5 6 7 4 4 4 3 1 4 4 4 3 2 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 2 5 4 4 4 3 6 3 3 3 4 7
9
Jml 15 15 13 15 13 15 13
LAMPIRAN 5
Hasil Skor Nilai Angket Indikator Kepentingan Untuk Mendisiplinkan Bawahan Skore Jawaban Sesuai Nomor Angket No. Res Jml 8 9 10 11 4 2 3 4 13 1 4 3 3 4 14 2 3 3 3 4 13 3 4 4 4 4 16 4 4 3 4 3 14 5 4 3 4 3 14 6 3 3 3 3 12 7
10
LAMPIRAN 6
Hasil Skor Nilai Angket Indikator Konmunikasi Dengan Bawahan Skore Jawaban Sesuai Nomor Angket No. Res Jml 12 13 14 15 3 3 4 4 14 1 3 3 3 2 11 2 3 3 3 3 12 3 4 4 4 4 16 4 4 3 4 4 15 5 4 3 4 3 14 6 4 4 3 3 14 7
11
LAMPIRAN 7
HASIL SKOR NILAI ANGKET TENTANG MOTIVASI MENGAJAR GURU No Res 1 2 3 4 5 6 7
Skore Jawaban Tiap Nomor Angket (Variabel Y) 16 17 18 19 20 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4
21 22 23 24 25 26 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4
12
27 28 29 30 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 4
Jml 52 49 50 60 50 52 52
LAMPIRAN 8
Hasil Skor Nilai Angket Indikator Semangat Dalam Mengajar No Res 1 2 3 4 5 6 7
Skore Tiap Nomor Angket 16 3 4 4 4 4 4 4
17 3 4 3 4 4 3 3
18 4 3 4 4 3 4 4
13
Jml
LAMPIRAN 9
Hasil Skor Nilai Angket Indikator Keaktifan Dalam Mengajar Skore Tiap Nomor Angket No Res Jml 1 2 3 4 5 6 7
19 3 3 3 4 3 3 3
20 4 3 3 4 4 3 4
21 4 3 3 4 3 4 3
14
22 4 4 3 4 3 3 4
15 13 12 16 13 13 14
LAMPIRAN 10
Hasil Skor Nilai Angket Indikator Adanya Perhatian Yang Besar Terhadap Peserta Didik Skore Tiap Nomor Angket No Res Jml 1 2 3 4 5 6 7
23 3 3 4 4 4 4 4
24 3 4 3 4 3 3 3
25 3 3 4 4 4 4 3
15
26 4 4 4 4 3 3 4
13 14 15 16 14 14 14
LAMPIRAN 11
Hasil Skor Nilai Angket Indikator Selalu Mengevaluasi Diri Dalam Mengajar Skore Tiap Nomor Angket No Res Jml 1 2 3 4 5 6 7
27 3 3 3 4 3 3 4
28 3 3 3 4 3 4 3
29 4 3 3 4 3 4 2
16
30 4 2 3 4 3 3 4
14 11 12 16 12 14 13