PERMASALAHAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS X TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK (TITL) 3 SMK NEGERI 3 SINGARAJA Roselina Anjeni, Ida Bagus Putrayasa, I Nyoman Yasa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan (1) permasalahan guru dalam perencanaan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas X TITL 3 SMK Negeri 3 Singaraja, (2) permasalahan guru dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas X TITL 3 SMK Negeri 3 Singaraja, dan (3) permasalahan guru dalam evaluasi pembelajaran bahasa Indonesia di kelas X TITL 3 SMK Negeri 3 Singaraja. Subjek penelitian ini adalah guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas X TITL 3 SMK Negeri 3 Singaraja. Objek penelitian ini adalah permasalahan guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia, yakni (1) perencanaan pembelajaran bahasa Indonesia, (2) pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dan (3) evaluasi pembelajaran bahasa Indonesia. Metode pengumpulan data yang digunakan, yaitu metode observasi, dokumentasi, dan wawancara. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, catatan lapangan, dan wawancara tidak terstruktur. Hasil penelitian ini adalah (1) Permasalahan guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia didapat dari tiga komponen, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Permasalahan dalam perencanaan pembelajaran, yaitu terletak pada dua Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada komponen, (1) Kompetensi Inti, (2) Kompetensi Dasar dan Indikator, (3)Tujuan Pembelajaran, (4)Metode pembelajaran, (5) Media, Alat dan Sumber Pembelajaran, (6) Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran dan (7)Penilaian. Permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran adalah pada kegiatan pendahuluan guru tidak melakukan kegiatan membangun konteks kepada siswa. Pada kegiatan inti pembelajaran, guru tidak menggunakan media sebagai alat bantu dalam pelaksanaan pembelajaran, dan tidak terlaksananya tahapan pembelajaran saintifik dengan baik. Permasalahan pada kegiatan akhir pembelajaran adalah guru tidak melakukan evaluasi langsung setelah pembelajaran berakhir. Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah bagi peneliti lain disarankan untuk melakukan penelitian yang sejenis terkait dengan permasalahan guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia, misalnya permasalahan guru pada pembelajaran Teks Laporan Hasil Observasi, Teks Prosedur Kompleks, Teks Anekdot, dan Teks Negosiasi karena penelitian mengenai jenis teks tersebut dalam kurikulum 2013 penting juga untuk dikaji.
Kata Kunci : Permasalahan guru, pembelajaran bahasa Indonesia, kurikulum 2013
Abstract
1
This research uses qualitative descriptive research design that aim to describe : (1) the teachers' problems in Indonesian learning plan in X class TITL 3 SMK Negeri 3 Singaraja, (2) the teachers' problems in Indonesian learning implementation in X class TITL 3 SMK Negeri 3 Singaraja, and (3) the teachers' problems in Indonesian learning evaluation in X class TITL SMK Negeri 3 Singaraja. This research object is teachers' problems in Indonesian learning. The data gathering methods are observation, documentation, and interview method. The research instruments that used in this research are observation sheets, field notes, and unstructured interview. The research instruments that used in this research are observation sheets, field notes, and unstructured interview. The research results are (1) the teachers' problems in Indonesian learning got from three components, that are plan, implementation, and learning evaluation. The problems in learning plan are at two Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) in the identities, main competentions, media, tools and learning resources, learning and judging activity steps. The problems in learning implementation are at teachers' pilot activity that don't give the . The problems in learning plan are at two Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) in the identities, main competentions, media, tools and learning resources, learning and judging activity steps. The problems in learning implementation are at teachers' preliminary activities that don't give the apperception to the students. In the main implementation learning activity, teachers don't use media as the tools in learning implementation and the scientific learning isn't well done. The problems in the end of learning are the teachers don't evaluate directly after the learning ends. Keywords : Teacher problems, indonesian learning, 2013 curiculum
PENDAHULUAN Pelaksanaan pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional memiliki peran yang sangat penting sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Pelaksanaan pendidikan diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas peserta didik sebagai generasi penerus bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam hal ini, kurikulum dapat memberikan peran untuk mewujudkan harapan yang terkandung dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tersebut. Kurikulum adalah “seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu”. Kurikulum memiliki peran yang sangat penting, sebab dalam kurikulum tidak hanya merumuskan tentang tujuan yang harus dicapai sehingga memperjelas arah pendidikan, tetapi juga memberikan pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap siswa (Sanjaya, 2008). Kurikulum berfungsi sebagai pedoman yang memberikan arah dan tujuan pendidikan serta isi yang harus dipelajari. Perubahan kurikulum yang kian berganti adalah dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Kurniasih, (2014 : 31) menyatakan bahwa alasan yang paling mendasar pergantian kurikulum adalah agar kurikulum yang diterapkan mampu menjawab tantangan zaman yang terus berubah tanpa dapat dicegah, dan 1 untuk mempersiapkan peserta didik
2
agar mampu bersaing di masa depan dengan segala kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di Indonesia, telah sekian kali mengalami pergantian kurikulum, mulai dari kurikulum 1947, kurikulum 1952, kurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum 1994, kurikulum 2004 - 2006 dan yang terakhir yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pergantian kurikulum tersebut didasari dengan tujuan agar kualitas pendidikan di Indonesia semakin membaik sehingga mampu bersaing dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Tahun ajaran 2013/2014 pemerintah Indonesia sedang menguji coba kurikulum baru yaitu kurikulum 2013. Sekolah yang dipilih melaksanakan kurikulum 2013 ada 6.325 SD, SMP, SMA/SMK di 295 kabupaten/ kota dari 33 provinsi di Indonesia. Kurikulum tersebut diharapkan dapat membentuk manusia Indonesia yang berakhlak, berkarakter mulia, berbadan sehat, cerdas, berkepribadian Indonesia, dan menjunjung nilai-nilai demokrasi (Muzamiroh, 2013 : 119). Meski demikian pergantian kurikulum 2013 ternyata masih menuai pro dan kontra dari kalangan pendidik maupun masyarakat. Kalangan pendidik dan masyarakat tidak begitu saja menyetujui adanya pergantian kurikulum. Hal ini dirasa karena penerapan kurikulum 2013 masih menyisakan beberapa permasalahan, baik dari kurikulum itu sendiri ataupun dari guru yang melaksanakan kurikulum tersebut. Raihan salah seorang pendidik mengatakan bahwa "mereka (guru) hanya mengerti adanya pergantian kurikulum tetapi soal isinya belum dikuasai”. Raihan menilai penerapan kurikulum 2013 harus diawali dengan perbaikan atas berbagai permasalahan pendidikan. Dengan
demikian target kurikulum 2013 bisa dicapai secara optimal, salah satunya yaitu menyesuaikan perubahan dalam kurikulum dengan kemampuan guru mengajar (Jakarta, kompas.com. Selasa, 5 Maret 2013). Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohamad Nuh juga mengaku menemui sejumlah kendala dalam perumusan maupun rencana penerapan kurikulum 2013. Beliau membeberkan beberapa hal yang menjadi poin permasalahan kurikulum 2013. Pertama mengenai buku, kedua tentang proses pelaksanaan pembelajaran dan ketiga menyangkut kemampuan guru (Okezone, Kamis 14 Maret 2013). Berkaitan dengan permasalahan tersebut, saat melakukan observasi awal di beberapa Sekolah Menengah Kejuruan/SMK di kota Singaraja, peneliti menemukan permasalahan yang sama sesuai dengan ungkapan Raihan (salah seorang guru) dan ungkapan Menteri pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohamad Nuh, bahwa memang benar penerapan kurikulum baru tersebut masih menghadapi kendala. Hasil wawancara terhadap beberapa guru SMK yang ada di kota Singaraja adalah guru memang menyadari adanya pergantian kurikulum tetapi mengenai konsep kurikulum itu sendiri belum sepenuhnya dipahami oleh guru. Data tersebut peneliti peroleh dari beberapa guru yang mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMK se-Kota Singaraja, salah satunya yaitu Ibu Ni Made Swardaniyanti, S.Pd. yang mengajar di kelas X TITL 3 SMK Negeri 3 Singaraja. Beliau mengatakan bahwa ada beberapa kendala yang beliau hadapi saat melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia terkait penerapan kurikulum 2013. Khususnya dalam perencanaan pembelajaran,
3
pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Berbeda dengan beberapa guru yang mengikuti pelatihan implementasi kurikulum yang sudah memahami karakteristik kurikulum tersebut, hanya saja mereka masih mengalami sedikit kendala dalam pembelajaran. Menurut Ibu Ni Made Swardaniyanti, S.Pd. dalam penyusunan rencanaa pelaksanaan pembelajaran (RPP) bagi beliau tidak terlalu bermasalah karena pedoman penulisan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sudah ada dalam buku pelatihan implementasi kurikulum (sudah ada pedomannya), tetapi dalam pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran beliau masih mengalami kendala. Beliau mengungkapkan bahwa kendala dalam pelaksanaan pembelajaran salah satu faktornya karena beliau belum memahami cara menerapkan tahapan pembelajaran scientific (ilmiah) yaitu pada proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan hasil. Beliau masih bingung. Kendala dalam evaluasi pembelajaran faktornya adalah beliau masih bingung ketika melaksanakan evaluasi pembelajaran, karena dalam evaluasi pembelajaran guru guru harus memberikan penilaian kepada siswa secara individu. Sedangkan guru belum memahami cara penilaian kurikulum 2013. Kurikulum 2013 menggunakan format penilaian autentik berdasarkan tiga ranah, yaitu ranah pengetahuan, sikap dan keterampilan. Tidak dapat dipungkiri bahwa guru dan kurikulum memang memiliki kaitan yang begitu erat. Kunandar, (2007) mengatakan bahwa sebaik apapun kurikulum dan sistem pendidikan yang ada, tanpa didukung mutu guru yang memenuhi
syarat, maka semuanya akan siasia. Hal ini berarti guru sangat memegang peranan yang penting dalam penerapan kurikulum. Suksesnya sebuah implementasi kurikulum sehingga mencapai tujuan pendidikan tidak akan terlepas dari peran dan tanggung jawab seorang guru. Guru merupakan ujung tombak keberhasilan perencanaan kurikulum. Hal ini sejalan dengan pendapat Sukmadinata, (2005 : 203) yang mengatakan bahwa tanpa kelas, gedung, peralatan, dan sebagainya proses pendidikan masih dapat berjalan walaupun dalam keadaan darurat, tetapi tanpa guru, proses pendidikan hampir tak dapat berjalan. Tugas dan tanggung jawab guru dalam hubungannya dengan kurikulum adalah menjabarkan dan mewujudkan kurikulum menjadi nyata di dalam kelas melalui proses belajar mengajar. Hal sederhana yang dapat dilakukan oleh guru di dalam kelas dalam proses belajar mengajar adalah dengan mengupayakan siswa agar mampu mencapai indikator atau tujuan pembelajaran. Dengan demikian guru telah mewujudkan apa yang diharapkan kurikulum untuk perbaikan kualitas pendidikan. Gurulah yang menentukan sampai atau tidaknya niat dan harapan yang ada dalam kurikulum tersebut, dimiliki dan dapat terjadi pada anak didik (Sudjana, 2002 : 16). Melihat fakta yang ada di lapangan mengenai permasalahan yang dihadapi oleh guru ketika melaksanakan kurikulum baru tersebut, serta begitu pentingnya peran guru sebagai jembatan untuk mencapai tujuan pendidikan peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penerapan kurikulum 2013, karena kurikulum ini sedang hangat dibicarakan, baru diterapkan, serta masih menuai
4
permasalahan di lapangan (sekolah). Penelitian ini penting untuk dilakukan karena belum ada peneliti lain yang melakukan penelitian mengenai permasalahan guru dalam penerapan kurikulum tersebut. Padahal menurut peneliti sebagai calon seorang guru sangat penting untuk memahami konsep kurikulum baru ini karena nantinya saat menjadi seorang guru peneliti sendiri akan berhadapan dengan kurikulum tersebut. Dilakukannya penelitian ini karena peneliti ingin mengetahui lebih rinci dan jelas kendala apa saja yang dihadapi guru dalam menerapkan kurikulum tersebut, khusunya dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Karena tiga komponen tersebut sangat berkaitan erat satu sama lain untuk mencapai tujuan pembelajaran.. Tujuan yang dirumuskan secara terperinci dan jelas memudahkan guru untuk merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, serta memudahkan pengevaluasian ketercapaian tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, interaksi antar komponen pembelajaran mengarah pada usaha mencapai tujuan pembelajaran, dan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan, guru harus bisa melakukan tiga komponen tersebut yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, serta evaluasi pembelajaran. Jika permasalahan tersebut sudah diketahui, setidaknya bisa dilakukan perbaikan. Setelah melakukan observasi awal ke beberapa sekolah menengah kejuruan/SMK di Singaraja, peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Singaraja karena sekolah tersebut sudah menerapkan kurikulum 2013 dan mendapat peringkat akreditasi A
oleh Badan Akreditasi Provinsi Sekolah/Madrasah Provinsi Bali dengan nilai akreditasi 98 sejak 23 Desember 2013. Dipilihnya guru kelas X sebagai subjek penelitian karena kurikulum 2013 baru diterapkan di kelas X untuk tahun ajaran 2013/2014. Terdapat 10 jurusan/bidang yang ada di SMK Negeri 3 Singaraja, jurusan tersebut adalah Elektro/TAV, TITL, Otomotif (TKR, dan TSM 1), TPM, TPLAS, Bangunan (TGB dan TKB), TKJ dan MM. Namun dari 10 jurusan tersebut peneliti memfokuskan untuk melakukan penelitian pada satu jurusan saja yaitu pada Jurusan TITL ( Teknik Instalasi Tenaga Listrik) lebih khusus lagi pada kelas X TITL 3. Alasan dipilihnya Jurusan TITL karena menurut Ibu Swardaniyanti, S.Pd. ketika melakukan wawancara beliau mengatakan bahwa kemampuan siwa di jurusan tersebut masih kurang, daya tangkap siswa sulit untuk menguasai teks pelajaran. Dipilihnya kelas TITL 3 karena kemampuan siswa di kelas TITL 3 masih kurang. Sepengetahuan peneliti, penelitian mengenai permasalahan guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan kurikulum 2013 belum pernah dilakukan. Namun, penelitian sejenis yang mengangkat mengenai permasalahan guru dalam pembelajaran sudah pernah dilakukan. Penelitian tersebut berjudul “ Problematika dalam Pembelajaran Berbicara di Kelas VIII-2 SMP Laboratorium Undiksha Singraja” oleh Ni Made Yuliani Warlina pada Tahun 2013. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya problematika guru dalam melaksanakan pembelajaran berbicara, yaitu dalam hal perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
5
Penelitian sejenis juga pernah dilakukan oleh Ni Putu Ariantini pada tahun 2014. Penelitian tersebut berjudul “Implementasi Pengintegrasian Sikap Spiritual Dan Sikap Sosial Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Kurikulum 2013 Di Kelas VII SMP Negeri 1 Singaraja”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya hambatan yang dihadapi guru dalam mengimplementasikan pengintegrasian sikap spiritual dan sikap sosial dalam pembelajaran bahasa terletak pada perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Hambatan dalam perencanaan, yaitu guru mengalami kesulitan dalam menentukan KD dari KI 1 dan KI 2 untuk diintegrasikan ke KD dari KI-3 dan KI-4. Hambatan dalam pelaksanaan, yaitu guru mengalami kesulitan dalam menghadapi karakter siswa yang berbeda-beda. Penelitian yang akan peneliti lakukan juga akan membahas mengenai permasalahan yang dihadapi guru dalam perencanaan pembelajaran dari segi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran, namun subjek dan objek penelitian yang peneliti lakukan berbeda. Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas X TITL 3 SMK Negeri 3 Singaraja yaitu Ibu Ni Made Swardaniyanti, S.Pd. Pembelajaran bahasa Indonesia pada kurikulum 2013 bermuara pada pengembangan kompetensi dalam ranah sikap (KI-1 dan KI-2), pengetahuan (KI-3), dan (KI-4) keterampilan. Pendekatan berbasis teks yang dikembangkan pada kurikulum ini diaplikasikan melalui KBM yang mendorong peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan (KI-3) dan keterampilan (KI-4) mereka dalam memahami dan menyusun berbagai jenis teks sesuai dengan jenjang.
Dalam hal ini peneliti akan melakukan penelitian dalam pembelajaran bahasa Indonesia khusunya dalam pembelajaran teks eksposisi, dipilihnya materi ini karena dalam teks eksposisi tersebut siswa akan belajar untuk menyampaikan pendapat/berargumentasi, sedangkan menurut ibu Ni Made Swardaniyanti, S.Pd., siswa kelas X TITL 3 masih banyak yang malumalu untuk menyampaikan pendapat bahkan ada beberapa siswa yang belum bisa menyampaikan pendapat. Berdasarkan pertimbanganpertimbangan itulah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di SMK Negeri 3 Singaraja dengan judul penelitian “Permasalahan Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas X TITL 3 SMK Negeri 3 Singaraja berdasarkan kurikulum 2013. Penelitian ini peneliti rasa perlu dilakukan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran guru baik dari segi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam pembelajaran teks eksposisi.
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif-kualitatif. Rancangan penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis faktual, dan akurat mengenai faktafakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Rancangan penelitian ini berkaitan dengan permasalahan yang diangkat yaitu mengenai permasalahan guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia khusunya dalam pembelajaran teks eksposisi di kelas X TITL 3 SMK Negeri 3 Singaraja berdasarkan kurikulum 2013. Berdasarkan rancangan penelitian ini ada lima pokok yang akan peneliti lakukan
6
yaitu (1) merumuskan masalah penelitian, (2) menentukan jenis data yang diperlukan, (3) menentukan prosedur pengumpulan data, Subjek dalam penelitian ini adalah guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas X TITL 3 SMK Negeri 3 Singaraja, yaitu Ibu Ni Made Swardaniyanti, S.Pd., Penelitian ini dilakukan di kelas X karena kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2013/2014 pada jenjang SMA dan SMK baru di terapkan di kelas X, untuk kelas XI dan kelas XII masih menggunakan kurikulum lama (KTSP). Objek penelitian ini adalah permasalahan guru dalam melaksanakan kurikulum 2013 pada pembelajaran bahasa Indonesia. Secara lebih khusus objek penelitian ini yakni (1) perencanaan pembelajaran bahasa Indonesia, (2) pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia dan (3) evaluasi pembelajaran bahasa Indonesia., (4) menentukan prosedur pengolahan data, (5) menarik kesimpulan.dengan metode deskriptif kualitatif. Data-data yang terkumpul dari hasil observasi, dokumentasi, dan wawancara (wawancara tidak terstruktur) akan dianalisis melalui langkah-langkah, seperti (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penyimpulan Metode pengumpulan data merupakan cara bagaimana peneliti menentukan metode setepattepatnya untuk memperoleh data, kemudian disusul dengan cara menyusun alat pembantunya yaitu, instrumen. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Dalam hal ini, peneliti mengumpulkan data, mengidentifikasi data, menyeleksi data, dan menganalisis data. Dalam mengumpulkan data peneliti menggunakan pedoman observasi
sebagi intsrumen dalam penelitian, kemudian peneliti dibantu dengan alat bantu seperti kamera, catatan lapangan, untuk mencatat hasil observasi dan dan hasil wawancara. Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan tiga metode pengumpulan data yaitu, (1) dokumentasi, (2) wawancara, dan (3) observasi. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran siswa kelas X TITL 3 SMK Negeri 3 Singaraja. Dalam kegiatan ini peneliti mendokumentasi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang digunakan oleh guru kelas X sebagai rencana dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran kemudian akan peneliti analisis. Peneliti juga mendokumentasi kegiatan pembelajaran berkaitan dengan permasalahan yang peneliti angkat dalam penelitian. Metode wawancara peneliti gunakan untuk mengetahui permasalahan-permasalahan guru mulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, serta penilaian pembelajaran. Melalui metode wawancara peneliti dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi guru dalam melaksanakan kurikulum 2013, serta penjelasan guru mengenai permasalahan yang dihadapi. Dalam penelitian ini, metode observasi peneliti gunakan untuk memperoleh data mengenai permasalahan guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas X TITL 3 SMK Negeri 3 Singaraja. Hal yang peneliti lakukan yaitu mengamati pelaksanaan pembelajaran di kelas, melakukan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada subjek dan objek penelitian.
7
Kegiatan analisis data dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif. Data-data yang terkumpul dari hasil observasi, dokumentasi, dan wawancara (wawancara tidak terstruktur) akan dianalisis melalui langkah-langkah, seperti (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penyimpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan ini berupa permasalahan guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas X TITL 3 SMK Negeri 3 Singaraja berdasarkan kurikulum 2013. Hasil penelitian ini mencakup (1) permasalahan guru dalam perencanaan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas X TITL 3 SMK Negeri 3 Singaraja, (2) permasalahan guru dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas X TITL 3 SMK Negeri 3 Singaraja dan (3) permasalahan guru dalam evaluasi pembelajaran bahasa Indonesia di kelas X TITL 3 SMK Negeri 3 Singaraja. Berdasarkan analisis pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), diketahui bahwa sebagaian besar komponen dan isi rincian dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sudah ada dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru, hanya saja ada beberapa komponen dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang perlu dicantumkan lagi. Komponen rencana pelaksanaan pembelajaran yang mengalami permasalahan adalah komponen identitas, kompetensi inti, kompetensi dasar dan indikator, tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, media, alat, dan sumber pembelajaran, langkahlangkah kegiatan pembelajaran, dan penilaian. Pada komponen identitas permasalahannya yaitu guru tidak
mencantumkan materi pokok dan alokasi waktu pada komponen identitas. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81a Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran pada komponen identitas guru juga seharusnya materi pokok dan alokasi waktu. Permasalahan pada kompetensi inti, yaitu dalam rencana pelaksanaan pembeajaran (RPP) yang dibuat oleh guru, guru tidak mencatumkan kompetensi inti dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, seharusnya kompetensi inti dicantumkan setelah komponen identitas. Permasalahan dalam kompetensi dasar dan indikator adalah dalam kedua rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru kompetensi dasar dan indikator ditulis terpisah oleh guru, seharusnya komponen tersebut ditulis tidak terpisah. Permasalahan dalam tujuan pembelajaran terletak pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang kedua. Pada tujuan pembelajaran poin 3, 4, dan 5 tujuan pembelajaran tidak menggambarkan proses dan hasil belajar peserta didik.. Permasalahan guru dalam metode pembelajaran adalah guru tidak menggunakan metode, model, dan pendekatan pembelajaran yang terdapat dalam kurikulum 2013. Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru, guru tidak menggunakan model pembelajaran dan pendekatan saintifik dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Permasalahan guru dalam komponen media, alat dan sumber belajar adalah dalam kedua rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang digunakan oleh guru, guru tidak mencantumkan komponen media dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Sumber pembelajaran letaknya dipisahkan
8
oleh guru setelah komponen penilaian. Permasalahan dalam langkah-langkah pembelajaran adalah guru tidak mencantumkan langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran. Permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia terdapat pada kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir pembelajaran. Dalam kegiatan awal, permasalahannya guru tidak melakukan kegiatan apersepsi, dan tidak menyiapkan peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dengan masksimal. Permasalahan dalam kegiatan inti adalah guru tidak menggunakan media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Kemudian tahapan pembelajaran saintifik tidak berjalan dengan maksimal karena siswa masih menggunakan satu sumber pelajaran. Dalam kegiatan penutup permasalahannya adalah guru tidak melakukan kegiatan menutup pembelajaran sesuai dengan yang sudah dirancang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Guru tidak melakukan kegiatan merangkum pelajaran dan tidak melakukan kegiatan umpan balik kepada siswa. Permasalahan dalam evaluasi pembelajaran bahasa Indonesia terletak pada tidak dilakukannya evaluasi pada akhir pelaksanaan pembelajaran yang sudah diterapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan di atas, ada beberapa hal yang menjadi simpulan dalam penelitian ini. Pertama, Permasalahan guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas X TITL 3 SMK Negeri 3 Singaraja mencakup tiga aspek, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Permasalahan guru dalam perencanaan pembelajaran bahasa Indonesia terletak dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada komponen identitas, kompetensi inti, kompetensi dasar dan indikator, tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, media, alat, dan sumber pembelajaran, langkahlangkah kegiatan pembelajaran, dan penilaian. Permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia terdapat pada kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir pembelajaran. Pada kegiatan awal pembelajaran, permasalahannya yaitu guru tidak melakukan kegiatan apersepsi diawal kegiatan, dan tidak menyiapkan peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dengan masksimal. Pada kegiatan inti, permasalahannya yaitu guru tidak menggunakan media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Kemudian tahapan pembelajaran saintifik tidak berjalan dengan maksimal karena siswa masih menggunakan satu sumber pelajaran. Pada kegiatan penutup permasalahan guru yaitu guru tidak melakukan kegiatan menutup pembelajaran sesuai dengan yang sudah dirancang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Guru tidak melakukan kegiatan merangkum pelajaran dan tidak melakukan kegiatan umpan balik kepada siswa. Permasalahan dalam evaluasi pembelajaran bahasa Indonesia terletak pada tidak dilakukannya evaluasi pada akhir pelaksanaan pembelajaran yang sudah diterapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini, peneliti dapat
9
menyam-paikan beberapa saran sebagai berikut. Berdasarkan hasil mengenai data permasalahan guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia, dari segi permasalahann dalam perencanaan pembelajaran bahasa Indonesia, guru diharapkan lebih teliti dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) agar menyesuaikan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan kurikulum 2013. Pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) seharusnya sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81a Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran. Dari segi permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia, guru diharapkan lebih memperhatikan pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir pembelajaran. Pada kegiatan awal guru sebaiknya memperhatikan kegiatan apa saja yang perlu dilakukan oleh guru. Pada kegiatan inti pembelajaran tahapan pendekatan saintifik harus diterapkan karena dalam kurikulum 2013 tahapan pembelajaran saintifik merupakan ciri utama dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan penutup guru juga sebaiknya memperhatikan kegiatan apa saja yang perlu dilakukan oleh guru dalam kegiatan penutup pelajaran. Dari segi permasalahan dalam evaluasi pembelajaran bahasa Indonesia, guru diharapkan melaksanakan evaluasi pembelajaran pada akhir kegiatan pembelajaran seperti yang sudah tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian yang sejenis terkait dengan permasalahan
guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia
DAFTAR PUSTAKA Kemendikbud. 2013. Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta : Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Kemdikbud, 2013. Salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Pedoman Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta, Kemdikbud (sumber http://bsnp-indonesia.org/id/). Kemendikbud.2013.Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kurniasih, Imas, dkk. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan. Surabaya : Kata Pena. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Puspitarini, Margaret. 2013. Curhat Kemendikbud Soal Kendala Kurikulum 2013. Okezone Kampus, Kamis, 14 Maret 2013 (Online). Sudjana, Nana. 2002. Pembinaan dan Pengembangan kurikulum di Sekolah. Bandung : Sinar Baru Algensindo. Sukmadinata, Syaodih Nana. 2005. Pengembangan Kurikulum ( Teori dan Praktek). Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
10
Sanjaya, H. Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Kencana.
11