PERMAINAN TAC TIC TOE YANG EFEKTIF DAN PRAKTIS UNTUK MEMBANTU SISWA SD MENGKKONSTRUKSI KETERAMPILAN KONSEP FAKTA DASAR PERKALIAN Warsito SD Negeri Susukan 01 Kec. Susukan Kab.Semarang , email
[email protected]
Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media permainan pelangi tac tic toe yang efektif dan praktis untuk membantu siswa menghafal fakta dasar perkalian. Penelitian ini dilatarbelakangi masih banyak siswa SD yang tidak hafal perkalian fakta dasar sehingga menghambatpencapaian kompetensi-kompetensi matematika selanjutnya.Metode pengembangan media pembelajaran ini menggunakan metode langkah-langkah penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang dikembangkan oleh Borg and Gall,yang disederhanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional (2008), terdiri dari 5 tahapan utama, yaitu 1)Melakukananalisis produk yang akan dikembangkan,2)Mengembangkan produk awal,3)Validasi ahli dan revisi, 4)Ujicoba lapangan skala kecil dan revisi produk,dan 5)Ujicoba lapangan skala besar dan produk akhir.Dikarenakan keterbatasan biaya penelitian ini baru sampai pada langkah ke-4 dengan subyek uji coba penelitian sejumlah 30 siswa.Jenis instrumen yang digunakan adalah angket,lembar catatan saran, serta kamera photo digital.Hasil Penelitian menunjukkan telah berhasil mengembangkan mediapermainan pelangi tac tic toe yang dapat digunakan siswa untuk bermain sambil belajar dengan aspek keefektifan dan kepraktisan media pada kriteria baik,sehingga media yang dikembangkan ini diharapkan mampu meningkatkan prestasi siswa pada matapelajaran matematika pada umumnya. Kata Kunci:Penelitian pengembangan, tac tic toe, fakta dasar perkalian.
1 Pendahuluan Amanat kurikulum 2006 (KTSP) menyatakan salah satu standar kompetensi matematika di sekolah dasar kelas 2 adalah “melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka“ dan kompetensi dasarnya “melakukan perkalian yang hasilnya bilangan dua angka.”Dari amanat kurikulum tersebut maka siswa diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan operasi perkalian dan dapat menggunakannya dalam pemecahan masalah tidak hanya sampai pemahaman konsep tetapi sampai tingkat keterampilan konsep, namun kenyataannya banyak siswa SD yang tidak hafal perkalian fakta dasar, padahal kemampuan menguasai fakta dasar perkalian sangat penting sebagai prasyarat pembelajaran matematika selanjunya yang lebih kompleks. Amanat dari standar proses pembelajaran dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah salah satunya adalah bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
1
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Selanjutnya amanat Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang standar proses menurut kurikulum 2013 juga menyatakan “Pembelajaran matematika di sekolah dasar yang diharapkan tentu saja yang memenuhi standar proses yang diamanatkan kurikulum.Karakteristik proses pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik kompetensi. Pembelajaran tematik terpadu di SD/MI/SDLB/Paket A disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik.” Proses pembelajaran matematika di SD Negeri Susukan 01 selama ini kurang memperhatikan karakteristik siswa ,dan amanat kurikulum yang berlaku. Salah satunya disebabkan kurangnya media pembelajaran yang menunjang, sehingga keberhasilan pembelajaran kurang maksimal dan pembinaan karakter belum tercapai sesuai harapan. Teori belajar matematika menurut Gestaltmenyatakan bahwa penguasaan akan diperoleh apabila ada prasyarat dan latihan hafal atau drill yang diulang-ulang sehingga tidak mengherankan jika ada topik-topik ditata secara urut seperti perkalian bilangan cacah kurang dari sepuluh.Sedangkan Brownell mengemukakan bahwa belajar matematika merupakan belajar bermakna dan pengertian hal ini sesuai dengan teori Gestalt yang menyatakan bahwa latihan hafal atau drill sangat penting dalam kegiatan pembelajaran yang diterapkan setelah tertanamnya pengertian.Zoltan P.Dienes adalah matematikawan yang memfokuskan perhatiannya pada cara pengajaran.Dienes menekankan bahwa dalam pembelajaran sebaiknya dikembangkan suatu proses pembelajaran yang menarik sehingga bisa meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran matematika.Selanjutnya menurut Dr. Nana Sudjana,media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Karena media mempunyai beberapa manfaat yang berkontribusi dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Ketersediaan media dan alat peraga matematika di SD Negeri Susukan 01 saat ini menurut pengamatan penulis memang sudah ada yang berupa KIT Matematika paket dari pemerintah, namun yang secara spesifik untuk menunjang pembinaan keterampilan menghafal fakta dasar perkalian belum tersedia secara signifikan, karena hanya berwujud tabel perkalian.Pemanfaatan alat peraga dan media tersebut juga belum optimal. Proses pembelajaran matematika di SD Negeri Susukan 01 selama ini selama ini sering hanya sampai pemahaman konsep dan sedikit sekali pembinaan keterampilan matematika,juga kurang memperhatikan karakteristik siswa,dan amanat kurikulum yang berlaku. Salah satunya disebabkan kurangnya media pembelajaran yang menunjang, sehingga keberhasilan pembelajaran kurang maksimal dan pembinaan karakter belum tercapai sesuai harapan. Dari uraian di atas penulis merumuskan masalah “Bagaimana media permainan pelangi tac tic toe fakta dasar perkalian yang efektif dan praktis untuk membantu siswa Sekolah Dasar menghafal fakta dasar perkalian?”
2
2 Metode 2.1Metode Pengembangan Metode pengembangan media pembelajaran ini menggunakan metode langkah-langkah penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang dikembangkan oleh Borg and Gall, yang disederhanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional (2008), terdiri dari 5 tahapan utama, yaitu 1)Melakukan analisis produk yang akan dikembangkan, 2)Mengembangkan produk awal,3)Validasi ahli dan revisi, 4)Ujicoba lapangan skala kecil dan revisi produk, dan 5)Ujicoba lapangan skala besar dan produk akhir .
Gambar 1 : Bagan alur penelitian pengembangan 2.2 Instrumen Instrumen untuk pengembangan media ini menggunakan angket, lembar observasi, lembar validasi dan saran. Angket untuk siswa digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kepraktisan media yang dikembangkan , sedangkan angket untuk validator digunakan untuk mengetahui segi efektifitas dan kepraktisan media yang dikembangkan dengan instrumen mengadaptasi sekala likers. Lembar saran digunakan untuk keperluan revisi baik desain maupun aturan permainannya. 2.3 Setting Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Seftember sampai dengan Oktober 2013 di SD Negeri Susukan 01 dengan populasi siswa SD Negeri Susukan 01. Sampel yang penulis gunakan adalah siswa kelas III SD Negeri Susukan 01 sejumlah 30 orang,sedangkan guruguru di SD Susukan 01 sebagai teman sejawat untuk yang memberi saran-saran serta membantu dalam uji coba skala kecil dari produk awal yang dikembangkan. Sedangkan sebagai validator dalam pengembangan ini terdiri 2 orang Pengawas Sekolah Dasar, 4 guru pemandu mata Pelajaran dan 4 orang guru senior yang ada di Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Sedangkan fokus analisisnya adalah tentang keefektifan dan kepraktisan media yang dikembangkan .
3
3Hasil 3.1 Produk yang Dikembangkan Dalam kesempatan ini penulis merancang media pembelajaran matematika yang penulis beri nama “Tac Tic Toe Pelangi Fakta Dasar Perkalian” yang penulis harapkan bermanfaat untuk membantu siswa menghafal fakta dasar perkalian Sebagai gambaran kegiatan yang penulis lakukan adalah sebagai tertuang pada gambar di bawah ini :
Gambar 2. Desain awal Dari desain awal tersebut penulis berkolaborasi dengan teman sejawat dan juga berkonsultasi dengan pembimbing yang akhirnya dari desain awal tersebut mengalami revisi terutama desain petak permainan yang semula 5 × 5 petak satuan diubah menjadi 6 × 6 petak satuan selanjutnya penulis pada tanggal 5 Oktober 2013 membuat produk awal seperti yang tampak pada gambar 3.1 dan 3.2 di bawah ini
3.1 Produk awal
3.2 Produk awal
3.3 Kegiatan 3.4 Kegiatan Validasi Ujicoba Gambar 3 . Alur Kegiatan Pengembangan
3.5 Produk Akhir
Selanjutnya melakuan serangkaian diskusi dan tanggal 24 Oktober 2013 penulis memvalidasikan kepada tim yang terdiri 10 validator seperti terlihat pada (gambar 3.3). Hasil validasi dari aspek keefektifan dan kepraktisan media adalah sangat baik tetapi ada beberapa saran yang penulis terima yang berkaitan dengan ukuran media dan kejelasan aturan permainan. Langkah selanjutnya penulis merevisi aturan permainan dan sebagian alat
4
yang digunakan namun belum sempat merevisi papan permainannya dan mengujicobakan kepada siswa ( gambar 3.4 ) pada tanggal 2 November 2013. Dari kegiatan validasi dan ujicoba sekala kecil akhirnya merevisi papan permainan yang semula berukuran 60×60 cm2 diubah menjadi 37 × 42 cm2 dan pada papan juga dituliskan tentang alat lain yang harus digunakan seperti terlihat pada gambar (3.5) 3.2 Hasil Revisi dan Validasi Dari serangkaian proses pengembangan telah mengalami revisi baik dari desain awal ,aturan –aturan penggunaan ,bahan maupun ukuran misalkan dari bahan yang semula direncanakan menggunakan media papan dan cat, diubah menggunakan stiker yang ditempel di papan triplek dengan alasan lebih praktis menarik dan higienis, papan permainan yang semula berukuran 60 × 60cm2 diubah menjadi ukuran 40 × 40 cm2 petak permainan yang dalam rancangan awal terdiri dari 5 × 5 petak satuan diubah menjadi 6 × 6 petak satuan , selain itu juga ukuran dadu juga mengalami perubahan yang semula berukuran 1×1×1 cm3 diubah menjadi 2×2×2cm3.Koin penanda yang semula jumlahnya tidak dibatasi diubah menjadi hanya 5 koin untuk setiap pemain. Sedangkan hasil validasi dari instrumen kuesioner tehnik Likert skala empat dianalisis seperti tertuang pada tabel di berikut ini.
Tabel 1Nilai Aspek keefektifan No Pernyataan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Validator Eko S.S.Pd Drs Aqam Drs Suyanto Yono.S.Pd Budiati ,S Pd. Hartono S.Pd Rofiudin S.Pd Zuhriyah S.pd. Kusnul S.Pd Rahayu,S.Pd Jumlah Rata-rata Persentasi (%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah 3 3 2 3 3 1 2 1 3 3 24 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 34 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 38 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 37 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 38 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 36 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 34 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 35 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 37 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4 34 38 38 28 37 38 29 34 32 35 38 347 3,8 3,8 2,8 3,7 3,8 2,9 3,4 3,2 3,5 3,8 3,47 95 95 70 93 95 73 85 80 88 95 86,8
Tabel 2 : Nilai Aspek Kepraktisan Nomor Pernyataan No Nama Validator 1 Eko S. S.Pd 2 Drs Aqwam
1 3 4
2 3 4
3 2 3
4 3 3
5 3 3
5
6 3 3
7 3 3
8 3 3
9 3 3
10 3 3
Jumlah 29 32
3 4 5 6 7 8 9 10
Drs Suyanto Yono.S.Pd Budiyati,S.Pd Hartono,S.Pd Rofiudin,S.Pd Zuhriyah,S.Pd Kusnul,S.Pd Rahayu,S.Pd Jumlah Rata-rata Persentasi (%)
4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 36 37 3,6 3,7 90 93
3 3 3 3 4 3 3 3 30 3 75
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 37 36 32 37 37 35 34 3,7 3,6 3,2 3,7 3,7 3,5 3,4 93 90 80 93 93 88 85
39 34 36 38 34 34 37 38 351 3,51 87,8
Keterangan Dari teknik tersebut maka jumlah nilai ideal yang dapat diperoleh adalah 400 atau 100% sedang nilai minimalnya adalah 100 atau 20% dengan demikian dapat dibuat tabel klasifikasinya sebagai berikut: Tabel 3.Klasifikasi Hasil Penilaian Persentase (P)
Kategori
80% ≤ P ≤ 100%
Sangat baik
60% ≤ P <80%
baik
40% ≤ P <60%
Kurang baik
20% ≤ P <40%
Sangat kurang baik
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil penilaian dari tim validasi tentang keefektifan memperoleh nilai rata-rata akhir 3,47 yang setelah dikonversi ke persen menjadi 86,8 % termasuk kategori sangat baik sedangkan pada aspek kepraktisan memperoleh nilai rata-rata akhir 3,51 setelah dikonversi dalam bentuk persen menjadi 87,8% termasuk kategori sangat baik.
4.Pembahasan 4.1 Wujud Media Adapun wujud akhir media setelah mempertimbangkan hasil validasi serta saran-saran dari validator terlihat pada gambar dan penjelasannya sebagai berikut :
6
Gambar 4 ; papan permainan
Gambar 5 : Alat permainan ( bidak catur digunakan sebagai pengganti koin penanda ) 4.2 Penjelasan spesifikasi media a. Perkalian fakta dasar Fakta dasarperkalian adalah perkalian antar dua bilangan satu angka atau lebih khusus adalah perkalian antara 2 bilangan asli di bawah sepuluh. Tac tic toe adalah model permainan kompetisi satu lawan satu yang menggunakan petakpetak permainan yang biasanya dimainkan dengan indikator pemenangnya adalah pemain yang dapat menguasai 3 petak berurutan baik secara horisontal, vertikal maupun diagonal. Pujiati (2004: 48).Sebagai gambaran kami tuangkan dalam contoh sebagai berikut: Contoh kondisi akhir sebuah permainan tac tic toe setelah melalui aturan yang ditetapkan x o
o x
x x o x o o Pemain dengan koin simbul o dinyatakan menang karena menguasai 3 petak vertikal Gambar 4 : contoh posisi akhir permainan tac tic toe b. Pelangi fakta dasar perkalian Istilah pelangi ini penulis gunakan untuk membedakan tingkat-tingkatan ( level ) perkalian fakta dasar, yang penulis rancang menjadi tiga level dari level I sampai dengan level III. Dan karena setiap level menggunakan penanda nama warna maka penulis menggunakan istilah pelangi untuk menarik minat siswa untuk bermain sambil belajar menghapal fakta
7
dasarperkalian. Level pertama penulis beri nama level merah, level II dinamakan level kuning dan level III penulis beri nama level hijau. Karakteristik pada level merah adalah perkalian yang melibatkan angka 1,2, 3, 4, 5 dan 6. Dan level kuning melibatkan angka 1,2,3,7,8,9 sedangkan level hijau melibatkan angka 4 ,5,6,7,8,9. c. Aturan permainan Aturan Permainan secara lengkap penulis sertakan pada lampiran.
5.Kesimpulan Penelitian ini telah berhasil mengembangkan produk media permainan pelangi tac tic toe fakta dasar perkalian walaupun belum sampai produk masal (skala besar) yang diharapkan dapat membantu guru khususnya guru Sekolah Dasar daam rangka memfasilitasi siswa bermain sambil belajar, Aspek yang diharapkan dapat dioptimalkan adalah untuk meningkatkan keterampilan konsep perkalian sehingga sampai hafal fakta dasar perkalian karena dengan suasana bermain sambil belajar akan membawa dampak positif baik dari segi pembinaan karakter siswa maupun menstimulus pengembangan kognisi pada siswa , sehingga kualitas hafalan siswa tentang fakta dasar perkalian dapat meningkat karena kompetensi tersebut sering menjadi kompetensi prasyarat untuk mencapai kompetensi lainnya Media ini jagu sangat memungkinkan digunakan oleh siswa di luar kelas dan di luar jam pembelajaran , bahkan juga dapat menjadi salah satu alternatif permainan di rumah bersama teman , keluarga atau kerabat lainnya maupun orang tua.
6.Daftar Pustaka Depdiknas (2013) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun Standar proses Pendidikan. Jakarta :Depdiknas Pujiati ( 2004) Alat peraga matematika . Yogyakarta : PPPG Matematika Pusbanglitbang. (2008) Pedoman Penelitian dan Pengembangan . Jakarta :Depdiknas Rosseffendi,19993:115-16).http://mjafareffendi.wordpress.com/2012/03/13/teori-belajarmatematika-menurut-23-ahli/diakses pada tanggal 28 September 2013 pukul 10.15 Sukayati. (2009). Penggembangan Media Pembelajaran Matematika .Yogyakarta : PPPPTK
Matematika
8
Lampiran 1
PANDUAN PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN PELANGI TAC TIC TOE FAKTA DASAR PERKALIAN
A. Kelengkapan Peralatan ( misalkan untuk level I) Papan permainan level I ( Merah ) Dadu untuk level I ( merah ) bertuliskan angka 1,2,3,4,5,6 sebanyak 2 buah Koin putih 5 biji dan Koin hitam 5 biji ( Untuk level 2 menggunakan papan permainan dan dadu warna kuning dan untuk level 3 menggunakan warna hijau ) B. Persiapan Permainan Dimainkan dua anak ( satu lawan satu ) Pemain I dibekali 5 koin putih dan Pemain II dibekali 5 koin hitam C. Langkah-Langkah Permainan Pemain I
1. Menggulirkan 2 dadu 2. Mengalikan angka yang muncul ( di sisi atas ) misal yang muncul angka 4 dan 5 , maka hasil kalinya 20 3. Meletakkan koin penanda pada petak yang bertuliskan bilangan 20 ( hasil langkah ke-2 ) Pemain II 1. Melanjutkan permainan 2. langkah permainan seperti pada langkah pemain I D. Akhir Permainan Permainan 1 babak berakhir jika salah satu pemain telah berhasil menguasai 3 petak berurutan horizontal atau vertical atau diagonal pada papan permainan. ,seperti contoh gambar di bawah ini koin merah sudah menguasai 3 petak vertical berurutan . Dan permainan dapat dilanjutkan ke Babak II ke III dan seterusnya Contoh kondisi akhir sebuah permainan tac tic toe setelah melalui aturan yang ditetapkan
x
o
x
x
o
x
o
x
o o Pemain dengan koin simbul o dinyatakan menang karena menguasai 3 petak vertikal
9
E.Catatan Jika sampai 5 koin sudah diletakkan pada papan permainan,belum ada yang menang, maka dilanjutkan seperti langkah permainan hanya bedanya pada langkah ke-3 dengan cara memindahkan satu koin ke petak yang tertera hasil kali angka yang muncul. Jika terjadi hasil perkalian mendapatkan bilangan yang petaknya sudah ditempati koin/ dikuasai, maka pemain tersebut mengulang menggulirkan dadu sampai mendapat petak yang masih belum ditandai ( belum dikuasai ).
10