PERLAKUAN AKUNTANSI PPN TERHADAP CATATAN PENJUALAN DAN PEMBELIAN PADA PT. ORIENTAL ASAHI JP CARTON BOX
Destiana Watik Ekasari 29210481 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma 2010
Dosen Pembimbing : Silvia Avira, SE,. MM
Latar Belakang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk pertama kali diperkenalkan oleh Carl Friedrich van Siemens, seorang industrialis dan konsultan pemerintah Jerman pada tahun 1919 karena pada saat itu pemerintah Jerman mengalami krisis keuangan akibat terlibat dalam Perang Dunia I. Namun justru pemerintah Perancis yang pertama kali menerapkan PPN dalam perpajakannya pada tahun 1954, sedangkan Jerman baru menerapkannya pada awal tahun 1968. Indonesia sendiri baru mengadopsi PPN pada tanghal 1 April 1985 menggantikan Pajak Penjualan (PPn) yang sudah berlaku di Indonesia sejak tahun 1951. Proses penggantian ini merupakan salah satu rangkaian perombakan sistem perpajakan nasional yang lebih popular dikenal sebagai “Tax Reform 1983”. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 merupakan pajak yang dikenakan terhadap pertambahan nilai (value added) yang timbul akibat dipakainya faktor-faktor produksi di setiap jalur perusahaan dalam menyiapkan, menghasilkan, menyalurkan dan memperdagangkan barang atau pemberian pelayanan jasa kepada para konsumen. PPN dikenakan atas penyerahan Barang Kena pajak (BKP) di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh pengusaha impor Barang Kena Pajak (BKP), penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh pengusaha, pemanfaatan Barang Kena Pajak (BKP) tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean.
Rumusan Masalah & Batasan Masalah Rumusan masalah : 1. Bagaimana perlakuan akuntansi PPN pada PT. Oriental Asahi JP Carton Box ? 2. Bagaimana analisis akuntansi PPN sudah sesuai dengan UU PPN
Batasan masalah : Peneliti akan membahas Perlakuan Akuntansi PPN yang dikenakan terhadap transaksi penjualan dna pembelian pada PT. Oriental Asahi JP Carton Box.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ilmiah ini adalah :
1. Untuk mengetahui perlakuan akuntansi PPN pada PT. Oriental Asahi JP Carton Box. 2. Untuk mengetahui akuntansi PPN apakah sudah sesuai dengan UU PPN.
Metode Penelitian Objek Penelitian Dalam penulisan ilmiah ini, penulis akan melakukan penelitian pada : Nama : PT. Oriental Asahi JP Carton Box Alamat kantor : JL. Sulawesi II Blok F-5, Kawasan Industri MM 2100, Cikarang Barat, Bekasi-Jawa Barat 17520. Alat Analisis yang Digunakan Alat analisis yang digunakan penulis dalam penulisan ilmiah ini adalah ; Jurnal : Potongan tunai: Pembelian xxx PPN xxx Bank xxx Pembelian secara kredit : Pembelian xxx PPN xxx Hutang Dagang xxx
PEMBAHASAN Catatan Penjualan Sebelum PPN Feb-Apr 2013 NAMA PEMBELI BKP
TANGGAL
DPP
(dalam rupiah) PT. AKS PRECISION
25 FEB 2013
17.640.000
PT. DIFA KREASI
28 FEB 2013
10.388.000
PT. NOK INDONESIA
19 MAR 2013
1.421.235
PT. MANDOM
27 MAR 2013
3.572.840
PT. TOSO INDUTRY
09 APR 2013
1.578.150
PT. PROPACK
10 APR 2013
9.343.149
Catatan Penjualan Sebelum PPN Feb-Apr 2013 NAMA PENJUAL BKP
TANGGAL
DPP (dalam rupiah)
PT. CIPTA KEMAS
25 FEB 2013
531.300
PT. TIMITRA
28 FEB 2013
6.120.000
PT. INDOVIP
06 MAR 2013
1.000.000
PT. DIGIGUNA
08 MAR 2013
1.755.000
PT. MULTISARANA
17 APR 2013
300.000
PT. NTT INDONESIA
23 APR 2013
14.000.000
PERHITUNGAN DAN JURNAL AKUNTANSI PPN Perhitungan PPN dan jurnal untuk akuntansi PPN : Masa Pajak Februari 2013 Pajak Keluaran 25 Februari 2013 DPP Rp 17.640.000
Harga Neto PPN 10% Dibayar tunai
= = =
Rp 17.640.000 Rp 1.764.000 + Rp 19.404.000
Jurnal untuk pajak keluaran tanggal 25 Februari 2013 Kas Rp 19.404.000 Penjualan Rp 17.640.000 PPN Rp 1.764.000
28 Februari 2013 DPP Rp 10.388.000 Harga Neto PPN 10% Dibayar tunai
= = =
Rp 10.388.000 Rp 1.038.800 + Rp 11.426.800
Jurnal untuk pajak keluaran tanggal 28 Februari 2013 Kas Rp 11.426.800 Penjualan Rp 10.388.000 PPN Rp 1.038.800
Pajak Masukan 25 Februari 2013 DPP Rp 531.300
Harga Neto PPN 10% Dibayar tunai
= = =
Rp 531.300 Rp 53.130 + Rp 584.430
Jurnal untuk pajak masukan tanggal 25 Februari 2013 Pembelian Rp 531.300 PPN Rp 53.130 Kas Rp 584.430
28 Februari 2013 DPP Rp 6.120.000 Harga Neto PPN 10% Dibayar tunai
= = =
Rp 6.120.000 Rp 612.000 + Rp 6.732.000
Jurnal untuk pajak masukan tanggal 28 Februari 2013 Pembelian Rp 6.120.000 PPN Rp 612.000 Kas Rp 6.732.000
Masa Pajak Maret 2013 Pajak Keluaran
19 Maret 2013 DPP Rp 1.421.235 Harga Neto PPN 10% Dibayar tunai
= = =
Rp 1.421.235 Rp 142.123 + Rp 1.563.358
Jurnal untuk pajak keluaran tanggal 19 Maret 2013 Kas Rp 1.563.358 Penjualan Rp 1.421.235 PPN Rp 142.123
27 Maret 2013 DPP Rp 3.572.840
Harga Neto PPN 10% Dibayar tunai
= = =
Rp 3.572.840 Rp 357.284 + Rp 3.930.124
Jurnal untuk pajak keluaran tanggal 27 Maret 2013 Kas Rp 3.930.124 Penjualan Rp 3.572.840 PPN Rp 357.284
Pajak Masukan 06 Maret 2013 DPP Rp 1.000.000
Harga Neto PPN 10% Dibayar tunai
= = =
Rp 1.000.000 Rp 100.000 + Rp 1.100.000
Jurnal untuk pajak masukan tanggal 06 Maret 2013 Pembelian Rp 1.000.000 PPN Rp 100.000 Kas Rp 1.100.000
08 Maret 2013 DPP Rp 1.950.000
Harga Neto Potongan 10%
= =
PPN 10% Dibayar tunai
= =
Rp 1.950.000 Rp 195.000 – Rp 1.755.000 Rp 175.500 + Rp 1.930.000
Jurnal untuk pajak masukan tanggal 08 maret 2013 Pembelian Rp 1.755.000 PPN Rp 175.500 Kas Rp 1.930.000
Masa Pajak April 2013 Pajak Keluaran 09 April 2013 DPP Rp 1.578.150 Harga Neto PPN 10% Dibayar tunai
= = =
Rp 1.578.150 Rp 157.815 + Rp 1.753.965
Jurnal untuk pajak keluaran tanggal 09 April 2013 Kas Rp 1.753.965 Penjualan Rp 1.578.150 PPN Rp 157.815
10 April 2013 DPP Rp 9.343.149
Harga Neto PPN 10% Dibayar tunai
= = =
Rp 9.343.149 Rp 934.314 + Rp 10.277.463
Jurnal untuk pajak keluaran tanggal 10 April 2013 Kas Rp 10.277.463 Penjualan Rp 9.343.149 PPN Rp 934.314
Pajak Masukan 17 April 2013 DPP Rp 300.000 Harga Neto PPN 10% Dibayar tunai
= = =
Rp 300.000 Rp 30.000 + Rp 330.000
Jurnal untuk pajak masukan tanggal 17 April 2013 Pembelian Rp 300.000 PPN Rp 30.000 Kas Rp 330.000
23 April 2013 DPP Rp 14.000.000
Harga Neto PPN 10% Dibayar tunai
= = =
Rp 14.000.000 Rp 1.400.000 + Rp 15.400.000
Jurnal untuk pajak masukan tanggal 23 April 2013 Pembelian Rp 14.000.000 PPN Rp 1.400.000 Kas Rp 15.400.000
Catatan Penjualan Setelah PPN Feb-Apr 2013 NAMA PEMBELI BKP
TANGGAL
DPP
PPN
(dalam rupiah)
(dalam rupiah)
PT. AKS PRECISION
25 FEB 2013
17.640.000
1.764.000
PT. DIFA KREASI
28 FEB 2013
10.388.000
1.038.800
PT. NOK INDONESIA
19 MAR 2013
1.421.235
142.123
PT. MANDOM
27 MAR 2013
3.572.840
357.284
PT. TOSO INDUTRY
09 APR 2013
1.578.150
157.815
PT. PROPACK
10 APR 2013
9.343.149
934.314
Catatan Pembelian Setelah PPN Feb-Apr 2013 NAMA PENJUAL BKP
TANGGAL
DPP
PPN
(dalam rupiah)
(dalam rupiah)
PT. CIPTA KEMAS
25 FEB 2013
531.300
53.130
PT. TIMITRA
28 FEB 2013
6.120.000
612.000
PT. INDOVIP
06 MAR 2013
1.000.000
100.000
PT. DIGIGUNA
08 MAR 2013
1.755.000
175.500
PT. MULTISARANA
17 APR 2013
300.000
30.000
PT. NTT INDONESIA
23 APR 2013
14.000.000
1.400.000
Rangkuman Hasil Penelitian Menurut Undang-undang PPN
Faktur Pajak (Undang-undang PPN Pasal 13) Pengusaha Kena Pajak wajib membuat Faktur Pajak untuk setiap pembayaran Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a atau huruf f dan setiap penyerahan Jasa Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c. Pajak Keluaran (Undang-undang PPN Pasal 1) Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai terutang yang wajib dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa kena Pajak, atau ekspor Barang Kena Pajak. PT. Oriental Asahi JP Carton Box Faktur Pajak Perusahaan membuat Faktur Pajak sudah sesuai dengan Undang-undang PPN Pasal 13, yaitu membuat Faktur Pajak pada waktu penyerahan BKP atau JKP.
PENUTUP 5.1
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada PT. Oriental Asahi JP Carton Box untuk bulan Februari, Maret, dan April berdasarkan teori-teori yang terkait, maka pada bab ini penulis dapat menarik kesimpulan, sebagai berikut : Perlakuan akuntansi PPN pada PT. Oriental Asahi JP Carton Box adalah perusahaan tidak membuat jurnal untuk akuntansi PPN. Perusahaan hanya membuat invoice dan faktur pajak saja. Analisis terhadap perusahaan, bahwa perusahaan tidak membuat jurnal untuk akuntansi PPN, tetapi langsung dibuatkan Faktur Pajak dan SPT. Perusahaan membuat faktur pajak sudah sesuai dengan Undang-undang PPN. Perusahaan membuat faktur pajak pada waktu penyerahan BKP atau JKP kepada pembeli BKP atau JKP. Perusahaan membuat Faktur Pajak sudah sesuai dengan Undang-undang PPN Pasal 13, yaitu membuat faktur pajak pada waktu penyerahan BKP atau JKP kepada pembeli. Perusahaan tidak membuat jurnal untuk akuntansi PPN. Perusahaan hanya membuat faktur pajak kemudian mengisi SPT. 5.2 Saran Sebaiknya perusahaan membuat jurnal untuk akuntansi PPN, agar lebih mudah dalam mengisi SPT juga perusahaan lebih mudah dalam melakukan pengecekan jika ada kesalahan dalam pengisian SPT.