PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKTIVA TETAP PADA PT RAK PRIMA PATAMPANUA KABUPATEN PINRANG Diajukan Oleh : SRI HANDAYANI Email :
[email protected] Pembimbing I : MUKHTAR SAPIRI Email :
[email protected] Pembimbing II : HJ.HERMINAWATI Email :
[email protected] Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Bosowa ABSTRACT December 2015. Thesis. On the Accounting Treatment of Fixed Assets at PT Rak Prima Patampanua Pinrang (guided by Dr. Muhtar Sapiri, SE., MM, Kes as a consultant I and Dr. Hj.Herminawati , SE., MM. As a consultant II). The research was conducted from August to November 2015 in Pinrang. The manufacturing company is engaged in the manufacture of egg crates. The purpose of this study was to determine whether the accounting treatment of fixed assets at PT Rak Prima accordance with Statement of Financial Accounting Standards No.16 of 2011. The discussion in this paper is about how the company in determining the purchase price and expenses during use and the determination of depreciation of fixed assets and fixed assets on the balance sheet presentation of PT Rak Prima Patampanua Pinrang, whether in accordance the Financial Accounting Standards have been set. In the writing of this study, the authors use a case study method by obtaining the facts concerning accounting policy on fixed assets. From the research conducted, the authors obtained the results that the accounting treatment of fixed assets at PT Prima Patampanua Rak district Pinrang not in accordance with the accounting treatment of fixed assets in accordance with IAS 16 in 2011. -------------Keywords : Fixed assets, recognition of Fixed Assets, Depreciation of Fixed Assets, and Financial Statements.
Vol 1, No. 012 (2016) Sri Handayani
181
PENDAHULUAN Banyak faktor penting yang harus diperhatikan untuk menjalankan perusahaan dengan baik, antara lain faktor organisasi, personalia, dan lain-lain. Setiap perusahaan juga mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Di dalam mencapai tujuan perusahaan selalu menghadapi masalah, baik itu dari dalam maupun dari luar perusahaan, untuk itu diperlukan adanya pengendalian intern yang dapat membantu memperlancar kegiatan dalam perusahaan dan memperkecil resiko terjadinya penyimpangan atau kesalahan dalam setiap aktivitas perusahaan. Kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan akan ditentukan oleh kecepatan reaksi dan ketepatan strategi yang diambil oleh para pimpinan perusahaan serta dukungan dari segenap anggota organisasi. Pada penelitian ini standar akuntansi keuangan yang di pakai adalah PSAK 16 tahun 2011. PSAK no.16 tahun 2011 sudah mengadopsi hampir seluruh pernyataan dalam Konvergensi International Financial Reporting Standart (IFRS) atau International Accounting Standars (IAS) sebagai pedoman standar akuntansi internasional. Jadi apabila pencatatan dan penyajian Aktiva tetap diterapkan menurut PSAK 16 tahun 2011, berarti kita telah menerapkan IFRS atau IAS dalam pencatatan seta penyajian Aktiva tetap pada perusahaan kita. Masalah perlakuan terhadap aktiva tetap perlu direncanakan dengan baik mulai saat aktiva tersebut diperoleh sampai aktiva tetap tersebut diberhentikan. Bagi perusahaan yakni bagaimana mengalokasikan harga perolehan aktiva tetap ke tiap-tiap periode akuntansi secara tepat dan efektif dengan memperhatikan prinsipprinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia. Setiap perusahaan yang berdiri pasti memiliki aktiva tetap. PT Rak Prima merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pembuatan rak telur dan mempunyai aktiva tetap, serta memerlukan adanya perlakuan akuntansi yang baik untuk aktiva tetap tersebut yang dimiliki oleh perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang berjudul, “Perlakuan Akuntansi Atas Aktiva Tetap pada PT Rak Prima Patampanua Kabupaten Pinrang”.
Vol 1, No. 012 (2016) Sri Handayani
182
Berdasarkan latar belakang Adapun rumusan masalah dalam penulisan ilmiah ini adalah, “Apakah perlakuan akuntansi atas aktiva tetap yang dimiliki oleh PT Rak Prima Patampanua Kabupaten Pinrang telah sesuai dengan PSAK No.16 ?” TINJAUAN PUSTAKA Perlakuan Akuntansi Atas Aktiva Tetap Menurut PSAK No.16 1.
Pengakuan awal perolehan Aktiva Tetap Komponen Biaya Perolehan menurut PSAK Nomor 16 Tahun 2011 tetang Aktiva Tetap meliputi: a. Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan-potongan lain. b. Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa Aktiva ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar Aktiva siap digunakan sesuai dengan intensi manajemen. c. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan Aktiva tetap dan restorasi lokasi Aktiva. Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika Aktiva tersebut diperoleh atau karena entitas menggunakan Aktiva tersebut selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk menghasilkan persediaan.
2.
Pengukuran setelah pengakuan awal Aktiva tetap Pengeluaran - pengeluaran setelah perolehan Aktiva tetap terbagi menjadi
dua, yaitu pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan. Pada dasarnya pengeluaran-pengeluaran tersebut diatas dapat dikelompokkan menjadi : a.
Pengeluran pendapatan (revenue expenditure). Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure) adalah biaya-biaya yang
hanya akan memberi manfaat dalam periode berjalan, sehingga biaya-biaya yang dikeluarkan ini tidak akan dikapitalisasi sebagai aktiva tetap di neraca, melainkan akan langsung dibebankan sebagai beban dalam laporan laba rugi periode berjalan dimana biaya tersebut terjadi (dikeluarkan).
Vol 1, No. 012 (2016) Sri Handayani
183
b.
Pengeluaran modal (capital expenduditures). Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh aktiva tetap,
meningkatkan efisiensi operasional dan kapasitas produktif aktiva tetap, serta memperpanjang masa manfaat aktiva tetap 3.
Penyusutan Aktiva Tetap Pengertian
penyusutan
menurut
Ikatan
Akuntansi Indonesia adalah:
“Alokasi sistematika jumlah yang dapat disusutkan dari suatu Aktiva selama umur manfaatnya.”
(IAI, 2011 : 16.3)
Untuk menghitung penyusutan dapat dilakukan beberapa metode perhitungan. Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode berdasarkan kriteria : 1. Berdasarkan Waktu Metode ini menghubungkan biaya penyusutan dengan perjalanan waktu. Taksiran umur kegunaan dari Aktiva tetap dinyatakan dalam bentuk satuan waktu, biasanya tahun. Metode ini terdiri dari: a.
Metode garis lurus ( straight line menthod) Dalam metode garis lurus, jumlah pembebanan penyusutan setiap
periode adalah sama. Penyusutan dianggap sebagai fungsi dari waktu. Artinya aktiva tetap tersebut digunakan secara terus menerus dan tidak terpengaruh oleh produktivitas atau efisiensi aktiva tetap tersebut Rumus untuk menghitung penyusutan metode garis lurus yaitu : Harga Perolehan (HP) – Nilai Residu Beban Penyusutan / tahun = Umur Manfaat b.
Metode Saldo Menurun Dalam metode penyusutan saldo menurun yang menyajikan penyusutan
dalam jumlah yang terus menurun dari tahun ke tahun . Rumus untuk menghitung penyusutan metode saldo menurun yaitu: 2. Berdasarkan penggunaan Beban penyusutan = Tarif penyusutan x Dasar penyusutan a.
Metode unit aktivitas
Vol 1, No. 012 (2016) Sri Handayani
184
Metode unit produksi merupakan sebuah metode yang menghitung penyusutan berdasarkan jam aktivitas penggunaan aktiva tersebut. Berbeda dengan metode garis lurus, metode ini mengasumsikan bahwa metode penyusutan tidak bergantung pada fungsi waktu penggunaan aktiva. b.
Metode jumlah unit produksi. Taksiran manfaat dinyatakan dalam kapasitas produksi yang dapat dihasilkan tarif penyusutan di hitung sebagai persentase (%) produksi aktual terhadao kapasitas produksi. Rumus untuk menghitung penyusutan metode jumlah unit produksi yaitu : Harga Perolehan (HP) – Nilai residu
Beban penyusutan/tahun = Taksiran hasil produksi (unit) Jurnal untuk mencatat beban penyusutan adalah : Beban penyusutan Aktiva tetap
xxx
Akumulasi penyusutan Aktiva tetap
xxx
METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian di PT Rak Prima Patampanua Kabupaten Pinrang. Perusahaan ini bergerak di bidang manufaktur khususnya pembuatan rak telur yang terletak di desa malimpung kecamatan Patampanua kabupaten Pinrang. Penelitian dilakukan selama 3 bulan, mulai awal bulan agustus sampai bulan oktober 2015. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptuf komparatif yakni menguraikan dan menggambarkan perlakuan atas aktiva tetap yang terdapat di perusahaan kemudian membandingkan perlakuan akuntansi atas aktiva tetap yang terdapat pada PT Rak Prima Patampanua Kabupaten Pinrang dengan perlakuan akuntansi atas aktiva tetap yang sesuai berdasarkan PSAK No.16..
Vol 1, No. 012 (2016) Sri Handayani
185
PEMBAHASAN Aktiva tetap yang dimiliki oleh PT Rak Prima Patampanua Kab.Pinrang hingga tahun 2005 berupa; tanah, gedung pabrik, mesin, kendaraan, dan peralatan pabrik. Pada aktiva tetap jenis tanah tidak dilakukan pembebanan penyusutan karena menurut manajemen perusahaan, harga tanah tidak akan turun tetapi memiliki nilai tambah pada masa yang akan datang. Berikut adalah tarif penyusutan masing-masing aktiva tetap yang ditetapkan oleh perusahaan : 1.
Gedung pabrik dikenakan tarif penyusutan dengan umur ekonomis ditaksir selama 20 Tahun.
2.
Mesin pabrik sebanyak 2 unit masing-masing dikenakan tarif penyusutan sebesar dengan umur ekonomis ditaksir selama 10 tahun.
3.
Kendaraan dikenakan tarif penyusutan dengan umur ekonomis ditaksir selama 10 tahun.
4.
Peralatan pabrik dikenakan tarif penyusutan dengan umur ekonomis ditaksir selama 10 tahun. 1.
Penentuan Harga Perolehan Aktiva Tetap a. Tanah Tanah merupakan salah satu aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, dimana perusahaan tidak melakukan penyusutan atas tanah tersebut. Nilai perolehan tanah yang dimiliki oleh perusahaan adalah sebesar Rp 320.000.000,-. Baya tersebut meliputi : -
Harga beli tunai tanah
Rp 300.000.000,-
-
Komisi pembelian
Rp 10.000.000,-
-
Biaya perataan tanah dan pembersihan Rp
10.000.000,-
Jurnal untuk mencatat nilai aktiva tetap tanah adalah sebagai berikut : Tanah Kas
Rp 320.000.000,Rp 320.000.000,-
b. Gedung Pabrik Gedung Pabrik merupakan
aktiva tetap yang dimiliki oleh
perusahaan dan dicatat sebesar nilai perolehannya dengan masa manfaat ditaksir 20 tahun. Biaya-biaya tersebut meliputi : Vol 1, No. 012 (2016) Sri Handayani
186
-
Biaya pembuatan gedung
Rp95.000.000
-
Biaya perencanaan dan desain gambar
Rp 5.000.000
Jurnal untuk mencatat nilai aktiva tetap gedung pabrik adalah : Gedung Pabrik
Rp 100.000.000,-
Kas
Rp 100.000.000,-
c. Mesin Mesin merupakan salah satu aktiva tetap yang dimiliki oleh PT Prima Rak patampanua Kab.Pinrang.. Biaya ini meliputi : -
harga beli
Rp 393.000.000,-
-
biaya pengiriman
Rp
3.000.000,-
-
biaya pemasangan
Rp
1.000.000,-
-
biaya-biaya selama masa percobaan Rp
3.000.000,-
Jurnal untuk mencatat nilai aktiva tetap ini adalah : Mesin 1
Rp 400.000.000,-
Kas
Rp 400.000.000,-
Sedangkan untuk perincian mesin 2 , biaya-biaya yang dicatat perusahaan meliputi : -
harga beli
Rp 493.000.000,-
-
biaya pengiriman
Rp
3.000.000,-
-
biaya pemasangan
Rp
1.000.000,-
-
biaya-biaya selama masa percobaan Rp
3.000.000,-
Jurnal untuk mencatat nilai aktiva tetap ini adalah : Mesin 2
Rp 500.000.000,-
Kas
Rp 500.000.000,-
d. Kendaraan Kendaraan dinilai berdasarkan perolehan dan seluruh biaya yang dikeluarkan sampai kendaraan tersebut siap untuk dipakai. Biaya-biaya tersebut meliputi : -
harga beli
Rp 104.000.000,-
-
biaya balik nama
Rp
-
biaya angkut
Rp -
3.000.000,-
Vol 1, No. 012 (2016) Sri Handayani
187
Jurnal untuk mencatat nilai aktiva tetap kendaraan adalah : Kendaraan Kas
Rp 107.000.000,Rp 107.000.000,-
e. Peralatan Pabrik Peralatan pabrik; salah satu aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Penilaian atas aktiva tetap peralatan pabrik berdasarkan nilai perolehan dan biaya-biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tersebut siap untuk digunakan dalam operasional perusahaan. Jurnal untuk mencatat nilai aktiva tetap kendaraan : Peralatan pabrik
Rp 140.000.000,-
Kas
Rp 140.000.000,-
TABEL 1 PERBANDINGAN PENETAPAN HARGA PEROLEHAN AKTIVA TETAP ANTARA PT RAK PRIMA DENGAN PSAK NO.16 PSAK No.16 PT Rak Prima Sesuai/Belum sesuai a. Harga perolehan dicatat sebesar biaya yang tertera pada faktur pembelian termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan setelah dikurangi potongan. b. Biaya perolehan aktiva tetap adalah setara harga tunai yang diakui pada saat terjadinya.
PT Rak Prima mencatat harga perolehan (HP) sebesar nilai yang tertera pada faktur pembelian.
Sesuai
Perolehan atas aktiva tetap pada PT Rak Prima mencatat setiap biaya yang dikeluarkan sehingga biaya perolehan dicatat dan dihitung sebagai harga tunai.
Sesuai
Dalam hal ini pencatatan yang di lakukan oleh PT Rak Prima Patampanua
Vol 1, No. 012 (2016) Sri Handayani
188
Kab.Pinrang dalam menentukan harga perolehan aktiva tetap yang dilakukan dengan pembelian tunai telah sesuai dengan PSAK No.16. 2.
Pengeluaran Setelah Perolehan Aktiva Tetap Perusahaan mengolongkan pengeluaran setelah perolehan aktiva tetap
kedalam dua kategori yaitu pengeluaran pendapatan dan pengeluaran modal. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure) yaitu pengeluaran yang sifatnya relatif kecil dan masa manfaatnya kurang dari satu tahun. Dan biaya-biaya yang dikeluarkan tersebut hanya untuk menggantikan komponen yang kecil, agar aktiva tersebut dapat beroperasi dengan baik. Pengeluaran beban tersebut dapat diketahui dari biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan aktiva seperti : Biaya service kendaraan atau mobil dinas, biaya service mesin, peralatan pabrik, dan biaya pemeliharaan aktiva lainnya. Pengeluaran tersebut dapat dilihat dari biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan pada tahun 2012 dalam melakukan perbaikan dan pemeliharaan mesin 1 sebesar Rp 5.000.000, - . pemeliharaan tersebut dapat menambah umur aktiva selama 2 tahun. Berikut adalah jurnal yang digunakan oleh perusahaan: Biaya pemeliharaan mesin pabrik Kas
Rp 5.000.000,Rp 5.000.000,-
Pada pencatatan jurnal diatas, perusahaan mencatat pengeluaran tersebut belum sesuai dengan PSAK No.16. Karena perusahaan mencatat sebagai pengeluaran pendapatan.
Sedangkan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No.16, pengeluaran tersebut termasuk sebagai pengeluran modal karena mempunyai nilai yang cukup material. Pengeluaran yang terjadi akan menambahkan harga perolehan atau masa manfaat dari aktiva tersebut serta dapat meningkatkan nilai tercatat dan memperpanjang masa manfaat aktiva . Jurnal yang seharusnya digunakan untuk mencatat penyusutan tahun 2012 dan tahun selanjutnya adalah: Mesin
Rp 5.000.000,Kas
Biaya Penyusutan mesin
Rp 5.000.000 Rp 16.250.000,-
Vol 1, No. 012 (2016) Sri Handayani
189
Akumulasi Penyusutan Mesin
Rp 16.250.000,-
3. Penyusutan Aktiva Tetap Setelah aktiva tetap diperoleh maka perusahaan akan menyusutkan nilai dari aktiva tersebut setiap periode akuntansinya. PT Prima Patampanua Kab.Pinrang telah menyusutkan aktiva tetap untuk semua jenis aktiva yang ada di perusahaan dengan menggunakan metode penyusutan yang telah di tetapkan di dalam standar akuntansi keuangan. Aktiva tetap perusahaan terbagi atas: a. Tanah Tanah merupakan salah satu aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan dimanaperusahaan tidak melakukan penyusutan atas tanah tersebut dan hal ini dilakukan dengan memperhatikan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). b. Gedung pabrik Dalam hal ini PT Rak Prima menyusutkan aktiva gedung pabrik dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus. TABEL 2 PENYUSUTAN AKTIVA TETAP METODE GARIS LURUS GEDUNG PABRIK Tahun Harga Perolehan Biaya Akumulasi Nilai Buku (Rp) Penyusutan (Rp) Penyusutan (Rp) (Rp) 2010 100.000.000 5.000.000 5.000.000 95.000.000 2011
100.000.000
5.000.000
10.000.000
90.000.000
2012
100.000.000
5.000.000
15.000.000
85.000.000
2013
100.000.000
5.000.000
20.000.000
80.000.000
2014
100.000.000
5.000.000
25.000.000
75.000.000
Sumber Data: Data telah diolah, 2015 Jurnal untuk mencatat biaya penyusutan sejak tahun 2010 dan tahun berikutnya adalah :
Vol 1, No. 012 (2016) Sri Handayani
190
Biaya Penyusutan Gedung
Rp 5.000.000,-
Akumulasi Penyusutan Gedung
Rp 5.000.000,-
c. Mesin pabrik Dalam hal ini, perusahaan memiiki 2 (dua) unit mesin yang dibeli pada tahun yang berbeda. Sesuai dengan kebijakan dari pihak manajemen perusahaan untuk jenis aktiva ini disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus. Jumlah nilai perolehan mesin yang ada pada catatan perusahaan masing-masing sebesar Rp 400.000.000,- yang dimiliki perusahaan pada tahun 2009 dan Rp 500.000.000,- yang dimiliki pada tahun 2011. TABEL 3 PENYUSUTAN AKTIVA TETAP METODE GARIS LURUS MESIN PABRIK 1 Tahun Harga Perolehan Biaya Akumulasi Nilai Buku (Rp) Penyusutan (Rp) Penyusutan (Rp) (Rp) 2010 400.000.000 40.000.000 40.000.000 360.000.000 2011
400.000.000
40.000.000
80.000.000
325.000.000
2012
400.000.000
16.250.000
96.250.000
308.750.000
2013
400.000.000
16.250.000
112.500.000
292.500.000
2014
400.000.000
16.250.000
128.750.000
276.250.000
Sumber Data: Data telah diolah, 2015 TABEL 4 PENYUSUTAN AKTIVA TETAP METODE GARIS LURUS MESIN PABRIK 2 Tahun Harga Perolehan Biaya Akumulasi Nilai Buku (Rp) Penyusutan (Rp) Penyusutan (Rp) (Rp) 2012 500.000.000 50.000.000 50.000.000 450.000.000 2013
500.000.000
50.000.000
100.000.000
400.000.000
2014
500.000.000
50.000.000
150.000.000
350.000.000
Sumber Data: Data telah diolah, 2015
Vol 1, No. 012 (2016) Sri Handayani
191
Jurnal untuk mencatat biaya penyusutan mesin 1 sejak tahun 2010 sebelum diadakan perbaikan adalah : Biaya Penyusutan Mesin 1
Rp 40.000.000,-
Akumulasi Penyusutan Mesin 1
Rp 40.000.000,-
Sedangkan jurnal untuk mencatat biaya penyusutan mesin 2 sejak tahun 2012 dan tahun berikutnya adalah : Biaya Penyusutan Mesin 2
Rp 50.000.000,-
Akumulasi Penyusutan Mesin 1
Rp 50.000.000,-
d. Kendaraan Dalam hal pengukuran kendaraan, PT Rak Prima Patampanua Kabupaten Pinrang menggunakan metode penyusutan garis lurus. Dimana tarif penyusutan yang ditetapkan untuk kendaraan operasional perusahaan ditaksir memiliki umur ekonomis selama 10 tahun. TABEL 5 PENYUSUTAN AKTIVA TETAP METODE GARIS LURUS KENDARAAN Tahun Harga Perolehan Biaya Akumulasi Nilai Buku (Rp) Penyusutan (Rp) Penyusutan (Rp) (Rp) 2010 107.000.000 10.700.000 10.700.000 96.300.000 2011
107.000.000
10.700.000
21.400.000
85.600.000
2012
107.000.000
10.700.000
32.100.000
74.900.000
2013
107.000.000
10.700.000
42.800.000
64.200.000
2014
107.000.000
10.700.000
53.500.000
53.500.000
Sumber Data: Data telah diolah, 2015 Jurnal untuk mencatat biaya penyusutan kendaraan sejak 2010 dan tahun berikutnya adalah : Biaya Penyusutan Kendaraan Akumulasi Penyusutan Kendaraan
Rp 10.700.000,Rp 10.700.000,-
Vol 1, No. 012 (2016) Sri Handayani
192
e. Peralatan Pabrik Dalam mengukur aktiva tetap ini, perusahaan menggunakan metode garis lurus dimana tarif penyusutan untuk peralatan pabrik memiliki nilai ekonomis selama 10 tahun. TABEL 6 PENYUSUTAN AKTIVA TETAP METODE GARIS LURUS PERALATAN PABRIK Tahun Harga Perolehan Biaya Akumulasi Nilai Buku (Rp) Penyusutan (Rp) Penyusutan (Rp) (Rp) 2010 140.000.000 14.000.000 14.000.000 126.000.000 2011
140.000.000
14.000.000
28.000.000
112.000.000
2012
140.000.000
14.000.000
42.000.000
98.000.000
2013
140.000.000
14.000.000
56.000.000
84.000.000
2014
140.000.000
14.000.000
70.000.000
70.000.000
Sumber Data: Data telah diolah, 2015 Jurnal untuk mencatat biaya penyusutan peralatan pabik sejak tahun 2010 dan tahun berikutnya adalah : Biaya Penyusutan Peralatan Pabrik
Rp 14.000.000,-
Akumulasi Penyusutan Peralatan Pabrik
Rp 14.000.000,-
TABEL 7 PERBANDINGAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP PT RAK PRIMA DENGAN PSAK NO.16 TAHUN 2011 PSAK No.16
PT Rak Prima
a. Setiap bagian dari Setiap aktiva tetap yang dimiliki aktiva tetap yang PT Rak Prima disusutkan secara memiliki biaya terpisah. perolehan cukup signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh aktiva harus disusutkan secara terpisah
Sesuai/belum Sesuai
Vol 1, No. 012 (2016) Sri Handayani
193
b. Jumlah tersusutkan dari suatu aktiva dialokasikan secara sistematis sepanjang umur manfaatnya c. Metode penyusutan meliputi metode garis lurus, metode saldo menurun dan metode unit produksi
Perusahaan mencatat biaya penyusutan aktiva tetap sampai masa manfaat aktiva tersebut habis dan nilai buku aktiva tersebut adalah nol. Perusahaan menggunakan salah satu metode penyusutan yang telah diterapkan terhadap aktiva perusahaan yang ada yakni metode penyusutan garis lurus
Sesuai
Sesuai
Berdasarkan perbandingan di atas berarti perusahaan dalam mencatat beban penyusutan aktiva tetap yang dimilikinya sesuai dengan PSAK No.16. 3.
Penghentian dan Pelepasan Aktiva Tetap Suatu aktiva tetap perusahaan tidak mungkin akan dipergunakan selamanya
karena aktiva tetap tersebut tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan perusahaan. bagi aktiva tetap yang tidak bermanfaat lagi terhadap perusahaan dapat dilakukan cara-cara seperti dijual, ditukar tambah dengan aktiva lain atau di buang saja. Untuk lebih jelasnya apakah perusahaan PT Rak Prima dalam penghentian pengakuan terhadap aktiva tetap belum sesuai dengan PSAK No.16 dapat di lihat dari tabel di bawah ini: TABEL 8 PERBANDINGAN PENGHENTIAN PENGAKUAN DAN PELEPASAN ATAS AKTIVA TETAP PT RAK PRIMA DENGAN PSAK NO.16 PSAK No.16
PT Rak Prima
Sesuai/belum sesuai
a. Pelepasan aktiva tetap dapat dilakukan berbagai cara ( misalnya dijual, disewakan berdasarkan sewa pembiayaan, disumbangkan)
Pelepasan aktiva tetap perusahaan dilakukan dengan cara dibiarkan atau dibuang
Belum Sesuai
4.
Penyajian Aktiva Tetap Pada Laporan Keuangan Di dalam penyajian aktiva tetap pada laporan posisi keuangan, perusahaan
menyajikan secara terpisah seperti : tanah, gedung, mesin, kendaraan dan
Vol 1, No. 012 (2016) Sri Handayani
194
peralatan pabrik. Hal ini dilakukan karena laporan posisi keuangan merupakan sumber informasi mengenai aktiva, liabilitas, dan ekuitas perusahaan pada suatu periode akuntansi. Di sini perusahaan telah menyajikan komponen aktiva tetapnya dengan benar pada laporan posisi keuangan, begitu pula dengan penyajian akumulasi penyusutannya dilakukan perhitungan dari masing-masing aktiva tersebut, sehingga dapat dilihat langsung berapa akumulasi penyusutan untuk masing-masing kelompok aktiva tetap. Perlakuan seperti ini memudahkan pembaca laporan keuangan. Bagi yang membutuhkan laporan keuangan akan mudah mengetahui berapa jumlah akumulasi aktiva tetap yang bersangkutan dan nilai buku dari masing-masing kelompok aktiva tersebut. Jadi penyajian aktiva tetap pada laporan keuangan perusahaan telah sesuai dengan PSAK No.16.
-
TABEL 4.10 NERACA Tanah Rp 325.000.000,PT RAK PRIMA PATAMPANUA KAB.PINRANG Gedung PERIODERp 31 80.000.000,DESEMBER 2014
-
Akumulasi peny.gedung
Aktiva Tetap -
(Rp 5.000.000,-) Rp 75.000.000,-
-
Mesin Pabrik 1
-
Akumulasi peny.Mesin 1
Rp240.000.000,(Rp 40.000.000,-) Rp 200.000.000,-
-
Mesin pabrik 2
Rp400.000.000,-
-
Akumulasi peny.Mesin 2
(Rp 50.000.000,-) Rp 350.000.000,-
-
Kendaraan
Rp 64.200.000,-
-
Akumulasi peny.kendaraan (Rp 10.700.000,-) Rp 53.500.000,-
-
Peralatan Pabrik
Rp 84.000.000,-
-
Akumulasi peny. Peralatan
(Rp 14.000.000,-) Rp 70.000.000,-
Total Nilai Aktiva Tetap
Rp1.073.500.000,-
Sumber Data : Data telah diolah
Vol 1, No. 012 (2016) Sri Handayani
195
TABEL 10 PERBANDINGAN PENYAJIAN AKTIVA TETAP PT RAK PRIMA DENGAN PSAK NO.16 TAHUN 2011 PSAK No.16
PT Rak Prima
a. Aktiva tetap disajikan dalam neraca sebesar nilai perolehan aktiva tersebut dikurangi dengan akumulasi penyusutan b. Setiap jenis aktiva seperti tanah, gedung, mesin, kendaraan, dan peralatan pabrik harus dinyatakan dalam neraca secara terpisah atau terperinci
Nilai aktiva tetap yang disajikan pada neraca adalah nilai bersih atas aktiva tetap tersebut dikurangi dengan akumulasi penyusutan Didalam penyajian aktiva tetap pada neraca, PT Rak Prima menyajikannya secara terpisah
Sesuai/belum sesuai Sesuai
Sesuai
KESIMPULAN Berdasarkan pada hasil dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Dalam penentuan harga perolehan aktiva tetap oleh PT Rak Prima Patampanua Kabupaten Pinrag telah sesuai pencatatanya dengan PSAK No.16 tahun 2011. 2. Pada pencatatan pengeluaran setelah perolehan aktiva tetap, perusahaan mencatat pengeluaran tersebut belum sesuai dengan PSAK No.16. Karena perusahaan mencatat pengeluaran tersebut sebagai pengeluaran pendapatan, Sedangkan menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.16, hal tersebut seharusnya tercatat sebagai pengeluaran modal karena pengeluaran jarang terjadi dan mempunyai nilai yang cukup material. Pengeluaran tersebut akan menambahkan harga perolehan atau masa manfaat dari aktiva tersebut. Pengeluaran seperti ini terjadi apabila aktiva tetap diperbaharui dengan
melakukan
penambahan
komponen
tertentu
yang
dapat
meningkatkan nilai tercatat dan memperpanjang masa manfaat aktiva tersebut.
Vol 1, No. 012 (2016) Sri Handayani
196
3. Kebijakan pencatatan penyusutan yang dilakukan oleh PT Rak Prima telah sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam PSAK No.16. dimana perhitungan penyusutannya menggunakan salah satu metode penyusutan yang terdapat di dalam PSAK No.16 Tahun 2011. 4. Kebijakan penghentian dan pelepasan dapat disajikan dan dibandingkan dengan perlakuan aktiva tetap pada PT Rak Prima Patampanua Kabupaten Pinrang belum sesuai dengan PSAK No.16 tahun 2011. 5. Dalam hal penyajian aktiva tetap pada laporan keuangan, PT Rak Prima telah melakukan kesesuaiannya dengan PSAK No.16, nilai aktiva tetap yang disajikan pada neraca dikurangi akumulasi penyusutannya.
Vol 1, No. 012 (2016) Sri Handayani
197
DAFTAR PUSTAKA Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing : Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik. Jakarta : Salemba Empat Efraim Ferdinan Giri. 2012. Akuntansi Keuangan Menengah. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Firdaus A.D. 2005. Ikhtisar Lengkap Pengantar Akuntansi. FEUI, Jakarta. H.Kusnadi, dkk. 2000. Teori Akuntansi. Universitas Brawijaya, Malang. Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat, Jakarta. Hery dan Widyawati Lekok. Akuntansi Keuangan Menengah . Jakarta: Bumi Aksara, 2011 Hery. 2013. Teori Akuntansi: Suatu Pengantar. LPFE UI. Hery. 2013. Akuntansi Dasar 1 & 2. Jakarta: Grasindo Widiarsana Indonesia. Hery. 2014. Akiuntansi perpajakan. Jakarta: Grasindo Widiarsana Indonesia. Hery. 2014. Akuntansi Aktiva, Liabilitas, dan Ekuitas. Jakarta: Grasindo Widiarsana Indonesia. Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. 2011. Warfield. Intermediate Accounting, Volume 1 Lili M.Sadeli. 2000. Dasar-Dasar Akuntansi. Bumi Aksara, Jakarta Munawir. S. 2002. Akuntansi Keuangan dan Manajemen. BPFE, Yogyakarta. Soemarso S.R. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar. Rineka Cipta, Jakarta. Sofyan Syafri Harahap. 2002. Teori Akuntansi. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sunarto. 2002. Akuntansi Manajemen. BPFE, Yogyakarta. Stice, Earl K., James D. Stice, dan K. Fred Skousen. 2010.Intermediate Accounting (17th edition). USA: Cengage Learning.
Vol 1, No. 012 (2016) Sri Handayani
198