PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA ABAD PERTENGAHAN Istilah Patristik barasal dari bahasa Latin, Peter yang berarti bapak. Adapun yang dimaksud dengan Bapak disini adalah para pemimpin gereja yang biasanya dipilih dari golongan atas atau para ahli pikir. ketika peradapan Yunani sudah tersebar di kalangan mereka, para ahli pikir dari pimpinan gereja berbeda pendapat mengenai perlu tidaknya filsafat yunani digunakan oleh kelangan pemimpin gereja. Pada waktu itu para pemimpin gereja sangat mewarnai corak kehidupan masyarakat karena merekalah yang dapat mengeluarkan peraturan-peraturan gereja sebagai pengamalan trhadap ajaran-ajaran Tuhan. Perbedaan ahli pikir dalam masalah perlu tidaknya filsafat Yunani digunakan oleh pemimpin gereja untuk mewarnai peraturan atau kebijakan yang mereka keluarkan memunculkan dua pendapat yaitu : 1. Segolongan orang yang menolak filsafat Yunani dengan alsan bahwa mereka sudah mempunyai sumber kebenaran, yaitu firman Tuhan, dan tidak dibenarkan apabila mencari sumber kebenaran yang lain, seperti filsafat yunani. 2. Segolongan orang yang menerima filsafat Yunani sebagai kebijaksanaan yang dapat diambil. alasan mereka ialah bahwa walaupun telah ada sumber kebenaran, yaitu firman Tuhan, tidak ada jeleknya menggunakan filsafat yunani, dengan hanya mengambil metodenya saja serta cara berpikir. Kemudian,muncullah upaya-upaya untuk membela agama Kristen yaitu para apologis (pembela iman Kristen) dengan kesadarannya membela iman Kristen dari serangan filsafat Yunani. A. Beberapa Apologis dan Pendapatnya Pada Abad Pertengahan 1. Justinus Martin orang-orang apologis dari kalangan ahli pikir menggunakan filsafat Yunani untuk membela Injil. Demikian juga yang dilakukan oleh Justinus Martir. Nama aslinya ialah Justinus, sedangkan nama Martir diambil dari istilah orang-orang yang rela mati hanya untuk kepercayaannya. Ia berpendapat bahwa filsafat yang digabungkan dengan idea-idea keagamaan akan menguntungkan. Esensi dari pengetahuan ialah pemahaman tentang Tuhan. Semakin banyak kita memikirkan kesempurnaan Tuhan, semakin bertambah kemampuan intelek kita. Supremasi Kristus tercapai karena telah mencapai kebenarannya yang utuh. Bagi Justinus, agama Kristen bukan agama baru, karena Kristen lebih tua dari filsafat Yunani, dan nabi Musa dianggap sebagai awal kedatangan kristen. padahal Musa hidup sebelum Socrates dan Plato. Socrates dan Plato sendiri sebenarnya telah menurunkan hikmahnya dengan memakai hikmah Musa. 2. Clement Clement (150-215 M) lahir pada tahun 150 di Alexander dan meninggal pada tahun 215. Menurut pendapatnya bahwa memahami Tuhan bukanlah dengan keyakinan irasional, melainkan melalui disiplin pemikiran rasional. Filsafat merupakan persiapan yang baik dalam rangka mengenal Tuhan. Menurut Climent, Tuhan itu diluar kategori ruang dan waktu.4jadi Tuhan itu pun transendens. Pengetahuan yang bagaimanapun tingginya tentang Tuhan adalah Sifat-Nya, bukan esensi-Nya, bukan hakikat-Nya. Bahkan pengetahuan manusia tentang sifat Tuhan itupun bukanlah pengetahuan yang tuntas, sebab semua sifat Tuhan juga esensial. Oleh karena itu, Clement mengajarkan bahwa pengetahuan tentang Tuhan haruslah dicapai melalui logos, bukan dengan akal rasional. 3. Origen Origen (185-254 M) lahir pada tahun 185 M dan meninggal tahun 254 M. ia belajar pada beberapa guru yang terkenal ialah Clement. Ia berusaha 1
3
4.
5.
mempertahankan interprestasi kiasan tentang Bibel, yang secara rasional seperti berlawanan dengan keimanan. tuhan menurut origen adalah Transendens. menurut Origen, alam semesta ini abadi. Menurut Injil, alam semesta ini diciptakan dan akan hancur. Argumen yang diajukan oleh Origen cukup menarik. Bila alam semesta ini tidak abadi, akan ada suatu perbedaan antara potensialitas dan aktualitas. Tertullianus Tertullianus (160-230 M) lahir pada tahun 160 M dan meninggal tahun 222 M. Ia dilahirkan bukan dari keluarga Kristen, namun setelah melaksanakan pertobatan, ia menjadi pembela Kristen yang gigih. Ia mengatakan bahwa dibanding dengan cahaya Kristen, segala yang dikatakan oleh pada filosof Yunani dianggap tidak penting. Hal ini karena apa yang dikatakan oleh para filosof Yunani tentang kebenaran pada hakikatnya merupakan kutipan dari kitab suci. Akan tetapi, karena kebodohan para filosof, kebenaran kitab suci tersebut dipalsukan. Agustinus Agustinus (354-430 M) lahir di Tagasta, Numidia (Algeria) pada tanggal 13 November 354 M dan meninggal tanggal 28 Agustus tahun 430 M. Ayahnya adalah pejabat kekaisaran Romawi bernama Katicius dan ibunya Monica, seorang penganut agama Kristen yang taat. Agustinus juga sering disebut Aurelius Agustinus. 5
B. Ranaissance Sukar sekali menentukan bilamana zaman pertengahan berakhir, dan bilamana zaman modern dimulai. yang jelas ialah bahwa pada abad ke-14 dimulailah krisis zaman pertengahan, yang berlangsung hingga abad ke-15, dan bahwa abad ke-15 dan ke-16 dikuasai oleh suatu gerakan yang disebut Renaissance. Kata renaissance berarti : kelahiran kembali. Secara historis Renaissance adalah suatu gerakan yang meliputi suatu zaman dimana orang merasa dirinya sebagai telah dilahirkan kembali dalam keadaban. Didalam kelahiran kembali itu orang kembali pada sumber-sumber yang murni bagi pengetahuan dan keindahan. dengan demikian orang memiliki norma-norma yang senantiasa berlaku bagi hikmah dan kesenian manusia. Bilamana perpindahan dari keadaban abad pertengahan ke keadaban renaissance itu terjadi tidak dapat dipastikan. Awal gerakan pembaharuan di bidang kerohanian, kemasayrakatan dan kegerejaan telah dimulai pada pertengahan abad ke-14 di Italia, jadi masih pada zaman abad pertengahan. Gerakan pembaharuan ini dilakukan oleh para humanis Italia. Tujuan pertama gerakan para humanis Iralia ialah merealisasikan kesempurnaan pandangan hidup Kristiani, yang dilaksanakannya dengan mengaitkan hikmah kuna (klasik) dengan wahyu, dan dengan memberi kepastian kepada gereja, bahwa sifat pikiran-pikiran klasik itu tidak dapat binasa. Dengan memanfaatkan kebudayaan dan bahsa klasik itu mereka bermaksud mempersatukan kembali gereja yang telah dipecahpecah oleh banyak mashab dan mempertinggi keadaan yang telah diberikan oleh agama Kristen. Tidak dapat disangkal bahwa pada abad pertengahan orang telah mempelajari para penulis Yunani dan Latin, namun apa yang telah dilakukan orang-orang pada abad pertengahan itu berbeda sekali dengan apa yang dilakukan oleh para humanis sekarang ini. Para humanis bermaksud untuk meningkatkan perkembangan yang harmonis dan sifat0sifat dab kecakapan-kecakapan alamiah manusia dengan mengusahakan adanya kepustakaan yang baik dan dengan mengikuti jejak kebudayaan klasik. pada umumnya para humanis tidak menyangkal adanya kuasa yang lebih tinggi. hanya mereka berpendapat, bahwa hal-hal yang alamiah pada dirinya sendiri telah memiliki nilai cukup utuk dijadikan sasaran pengenalan dan penguasaan manusia. Juga tanpa wahyu tabiat 2
insani sudah dapat mengusahakan karya budaya yang sebenarnya. baru pada zaman lebih kemudian di Jerman timbul orang-orag humanis yang melepaskan segala tujuan yang diarahkan kepada akhirat, yang menerima hidup di dalam batas-batas dunia ini seperti adanya. Perbedaan pemikiran filsafati abad pertengahan dan pemikiran filsafati renaissance adalah sebagai berikut : Dalam abad pertengahan filsafat mencurahkan perhatiannya melulu pada hal-hal yang bastrak dan kepada pengertian-pengertian. Hal-hal yang konkrit, yang tampak, terlalu diabaikan. Sedikit sekali perhatian orang terhadap hal itu. Johanes duns Scotus umpamanya telah menunjukkan bahwa hal-hal yang khusus juga mempunyai nilainya sendiri. Itulah sebabnya ia juga telah menampakkan perhatian atas penelitian yang positif. Perhatian yang sungguh-sungguh atas segala hal yang konkrit sendiri baru diberikan oleh renaissance. Perhatian itu ditunjukkan kepada alam semesta dan kepada manusia, kepada hidup kemasyarakatan dan kepada sejarah. segala segi realitas ini dijadikan sasaran penyelidikannya. Akan tetapi disamping itu semua orang juga mulai membedakan antara soal-soal filsafati sendiri dan caranya orang mengenal atau mengetahui serta batas-batas pengetahuan. Juga dapat dikatakan bahwa pada waktu itu orang menemukan dua hal, yaitu : dunia dan dirinya sendiri. Pengenalan akan dirinya sendiri meliputi hal ini, bahwa orang sadar akan nilai pribadinya dan akan kekuatan pribadinya. Akan tetapi penemuan diri sendiri ini juga memiliki seginya yang merugikan, yaitu bahwa karena itu manusia merasa bebas terhadap segala kuasa dan tradisi. Orang ingin mengikuti jalannya sendiri. para pemikir renaissance berpendapat7 bahwa wahyu memiliki wibawa di bidangnya sendiri. kebanyakan orang cenderung akan menganggap, bahwa akal tidak berwibawa atas kebenaran-kebenaran keagamaan. Kebenarankebenaran ini hanya dapat dipercaya. Di bidang filsafat para pemikir berpendapat bahwa disini tiada sedikitpun ikatan kepada wibawa apapun atau kepada keyakian bersama. Kebenaran harus dicapai dengan kekuatan sendiri. orang ingin menentukan sindiri apa yang harus diselidiki. dapat dikatakan, bahwa disamping ada pandangan dunia alamiah yang murni adan berdiri sendiri, ada juga jiwa yang kritis. Demikianlah lambat laun filsafat terasing dari agama yang positif. Filsafat bersifat individualistis sehingga sejarahnya mewujudkan sejarah kepribadian-kepribadian. Titik tolaknya adalah kebebasan mutlak bagi pemikiran dan penelitian, bebas dari tiap wibawa atau tradisi. Pengetahuan yang pasti bukan didapatkan dari pewaris, melainkan dari apa yang diperoleh manusia sendiri karena kekuatannya sendiri dengan penelitian serta penemuan-penemuannya. Sekali demikian prlu dikemukakan bahwa pada mulanya pengetahuan abad pertengahan masih tampak juga. Meskipun terdapat perubahan-perubahan yang begitu asasi, namun abad-abad renaissance (abad ke-15 dan ke-16) tidaklah langsung menjadi tanah subur bagi pertumbuhan filsafat. baru pada abad ke-17 daya hidup yang kuat, yang telah timbul pada zaman renaissance itu mendapatkan pengungkapannya yang serasi di bidang filsafat. Jadi kejadian-kejadian pada abad ke-15 dan ke-16 itu hanya menjadi persiapan bagi pembentukan filsafat pada abad ke-17. Beberapa penemu dan penemuannya pada abad renaissance : 1. Nokolaus Kopernikus (1473-1543) Seorang tokoh gerejani yang ortodoks, menemukan bahwa matahari berada di pusat jagat raya, dan bahwa bumi mempunyai dua macam gerak, yaitu : perputaran seharihari pada porosnya dan perputaran tahunan mengitari matahari. Akan tetapi karena takut bahwa ia dikucilkan dari gereja karena pendapatnya itu, maka ia menangguhkan penerbitannya. bari pada tahun 1543, yaitu tahun kematiannya, penemuannya itu diterbitkan oleh temannya. Buku itu dipersembahkan kepada Sri 3
2.
3.
4. 5.
Paus. Sampai pada zaman Galileo buku ini tidak dicurigai dan dibiarkan beredar. 8 orang masih menganggapnya hanya sebagai salah satu pendapat di samping pendapat plotomeus yang merajai pandangan pada waktu itu. Suasana pandangan Kopernikus memang belum modern. Johanes Kepler (1571-1630) Ia adalah orang penting sesudah Kopernikus. Ia menerima teori bahwa jagat raya berpusat kepada matahari. Telah ditemukan 3 macam hukum gerak bagi planetplanet, yaitu : a) bahwa planet-planet bergerak dengan mambuat lingkaran bulat panjang, dengan matahari sebagai salah satu titik api atau fakusnya; b) bahwa garis yang menghubungkan pusat planet dengan matahari dalam waktu yangsama akan membentuk bidang yang sama luasnya; c) bahwa kuadrat periodek planet yang mengelilingi matahari sebanding dengan pangkat tiga dari rata-rata jaraknya terhadap matahari. Galileo galilei (1564-1642) Penemu yang terbesar di bidang ilmu pengetahuan, dengan Newton sebagai satusatunya terkecualian. Ialah yang mula-mula menemukan pentingnya akselerasi dalam dinamika. Yang dimaksud dengan akselerasi adalah perubahan kecepatan, baik dalam besarnya maupun dalam arah geraknya. Ia jugalah yang mula-mula menetapkan hukum benda yang jatuh. Jika sesuatu jatuh dengan bebas artinya dalam ruang kosong kecepatan kejatuhan itu tetap, akan tetapi dalam ruang yang tidak kosong hawa yang berlawanan dengan gerak kejatuhan itu sehingga kecepatan berubah. Perubahan kecepatan akselerasi itu tetap sama bagi segala macam benda, baik yang berat maupun yang ringan, baik yang besar maupun yang kecil. Hugo De Groot (1583-1645) Dengan gagasannya tentang hukum internasional (ilmu negara) Francis Bacon (1561-1626) Ia bermaksud meningkatkan ilmu pengetahuan yang lama dan mengusahakan yang baru. Hal ini disebabkan karena ilmu pengetahuan yang lama dipandang sebagai 9 tidak memberi kemajuan, tidak memberi hasil yang bermanfaat dan tidak menghasilkan hal-hal yang baru yang berfaedah bagi hidup. Francis bacon dapat dipandang sebagai orang yang meletakkan dasar-dasar bagi metode induksi yang modern, dan menjadi pelopor dalam usaha untuk mensistematisir secara logis prosedur ilmiah. Seluruh asas filsafatnya bersifat praktis, yaitu untuk menjadikan manusia menguasai kekuatan-kekuatan alam dengan perantaraan penemuanpenemuan ilmiah.
C. Filsafat Abad ke-17 Pada abad ke-17 pemikiran renaissance mencapai penyempurnaannya pada diri tokoh besar. Pada abad ini tercapai kedewasaan pemikiran. Sekrang terdapat kesatuan yang memberi semangat yang diperlukan bagi abad-abad berikutnya. Oleh karena itu pada masa ini yang dipandang sebagai sumber pengetahuan hanya apa yang secara alamiah dapat dipakai manusia, yaitu akal (rasio) dan pengalaman (empire), padahal orang cenderung untuk memberi tekanan kepda salah satu dari keduanya itu, maka pada abad ini timbul 2 aliran yang saling bertentangan, yaitu aliran rasionalisme dan empirisme. Aliran rasionalisme berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang mencukupi dan yang dapat dipercaya adalah rasio (akal). Hanya pengetahuan yang diperoleh melalui akallah yang memenuhi syarat di dituntut oleh sifat umum dan yang perlu mutlak, yaitu syarat yang dituntut oleh semua pengetahuan ilmiah. Pengalaman hanya dapat dipakai untuk meneguhkan pengetahuan yang telah didapatkan oleh akal. Akal tidak memerlukan pegalaman. Akal dapat menurunkan kebenaran daripada dirinya sendiri, yaitu atas dasar 4
asas-asas pertama yang pasti. metode yang ditetapkan adalah deduktif. Teladan yang ditemukan adalah ilmu pasti. Aliran empirisme berpendapat bahwa empire atau pengalamanlah yang menjadi sumber pengetahuan, baik pengalaman yang batiniah maupun yang lahiriah. Akal bukan menjadi sumber pengetahuan, akan tetapi pengalaman. Metode yang ditetapkan ialah induksi. Semula aliran ini seperti yang tampak pada bacon, masih menganut semacam realisme yang naif, yang menganggap bahwa pengenalan yang diperoleh dari pengalaman, tanpa penyelidikan lebih lanjut, telah mempunyai nilai yang objektif. Akan tetapi kemudian nilai pengenalan yang diperoleh melalui pengamalan itusendiri dijadikan sasaran atau objek penelitian. KESIMPULAN Dalam masa patristik abad pertengahan terdapat perbedaan pendapat yang memunculkan dua penapat yang berpeda yaitu golongan yang menolak filsafat Yunani dan yang menerima filsafat Yunani. Dengan adanya dua golongan tersebut muncullah golongan apologis (pembela iman kristen) yang dengan kesadarannya membela iman Kristen dari serangan filsafat Yunani. Renaissance adalah awal gerakan pembaharuan dibidang kerohanian, kemasayarakatan, yang bertujuan untuk merealisasikan kesempurnaan pandangan hidup Kristiani. DAFTAR PUSTAKA Atang Abdul hakim, dkk. Filsafat Umum. Bandung : Pustaka Setia. Harun Hadiwijono. Sari Sejarah Filsafat Barat 2. Jakarta : Percetakan Offset Kanisius
________ Oleh: Rifkia Ayu Jayaningtyas (Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu dengan dosen Afid Burhanuddin, M.Pd.)
5