PERJUANGAN KOLONEL MAKMUN RASYID DALAM UPAYA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA DI KAWEDANAN KALIANDA KARESIDENAN LAMPUNG TAHUN 1949
(Skripsi)
Oleh HAYATUN MAYA PURNAMA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
ABSTRAK
PERJUANGAN KOLONEL MAKMUN RASYID DALAM UPAYA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA DI KAWEDANAN KALIANDA KARESIDENAN LAMPUNG TAHUN 1949 Oleh: HAYATUN MAYA PURNAMA
Pasca kemerdekaan di umumkan ke seluruh pelosok nusantara, babak baru bagi sejarah bangsa telah dimulai. Ketamakan Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia membuat negara yang baru merdeka ini harus siap siaga untuk mempertahankan diri dari serangan Belanda. Kolonel Makmun Rasyid adalah seorang pemuda yang turut serta berjuang untuk mempertahankan tanah airnya dari serangan Belanda. Peran Kolonel Makmun Rasyid dalam upaya mempertahankan kemerdekaan adalah sebagai Komandan Pasukan sektor XIX Sub Teritorial Lampung. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah proses perjuangan fisik Kolonel Makmun Rasyid dalam upaya mempertahankan kemerdekaan di Kawedanan Kalianda Karesidenan Lampung Tahun 1949. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, studi pustaka dan dokumentasi serta teknik ananlisis data Deskriptif Kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian perjuangan fisik Kolonel Makmun Rasyid ialah dilakukan dengan cara bertempur secara langsung. Pertempuran tersebut ialah pertempuran yang dikenal dengan nama pertempuran Lima Jam di Kalianda yang terjadi pada tanggal 21 Maret 1949 dan pertempuran di Bulan Agustus pada tanggal 9 dan 10 Agustus 1949 yang berlokasi di desa Pematang. Berdasakan hasil penelitian dapat disimpukan bahwa perjuangan fisik Kolonel Makmun Rasyid dilakukan dengan cara melakukan pertempuran secara langsung dalam melawan Belanda.
PERJUANGAN KOLONEL MAKMUN RASYID DALAM UPAYA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA DI KAWEDANAN KALIANDA KARESIDENAN LAMPUNG TAHUN 1949
(Skripsi)
Oleh HAYATUN MAYA PURNAMA
Pada Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
SANWACANA
Dengan segala bentuk kerendahan hati, penantian panjang dan perjuangan yang selalu dihiasi dengan pasang surutnya sebuah semangat demi sebuah harapan dan tanggung jawab untuk mengemban amanah dari orang tua dan orang-orang terdekat yang selalu menantikan keberhasilanku, maka tidak ada kata yang pantas untuk
ditulis
oleh
penulis
selain
kata
ucapan
penuh
rasa
syukur
Alhamdulillahirobbil’ aalamin, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perjuangan Kolonel Makmun Rasyid Dalam Upaya Mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia Di Kawedanan Kalianda Karesidenan Lampung Tahun 1949” penulis selesaikan sebagai salah satu syarat untuk meraih Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
viii
Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, bimbingan, dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada: 1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung; 2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si. selaku Wakil Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung; 3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si selaku Wakil Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung; 4. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd, Wakil Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung; 5. Bapak Drs.
Zulkarnain, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung; 6. Bapak Drs. Syaiful M, M.Si., Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung; Sekaligus sebagai pembahas seminar serta penguji yang telah memberikan saran dan nasehat yang bermanfaat bagi penulis demi terselesaikannya skripsi ini 7. Bapak Drs. H. Maskun, M.H., Dosen Pendidikan Sejarah dan sekaligus pembimbing I yang dengan ikhlas dalam memberikan arahan, masukan, motivasi dan bimbingannya dengan baik kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini 8. Bapak Suparman Arif S.Pd, M.Pd., Dosen Pendidikan Sejarah dan sekaligus pembimbing II yang dengan ikhlas dalam memberikan arahan, ix
masukan, motivasi dan bimbingannya dengan baik kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini. 9. Bapak Drs. Wakidi M.Hum, Drs. Ali Imron, M.Hum, Ibu Dr. Risma Sinaga, M.Hum, Bapak Drs. Tantowi, M.S, Bapak Muhammad Basri, S.Pd, M.Pd, Ibu Yustina Sri Ekwandari S.Pd, M.Hum, Ibu Myristika Imanita S.Pd, M.Pd dan Bpk Cherry Saputra S.Pd, M.Pd, Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah yang penulis banggakan dan pendidik yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman berharga kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Program Studi Pendidikan Sejarah. 10. Keluarga Besar Kolonel Makmun Rasyid, khususnya Ibu Yuhaini selaku Istri Kolonel Makmun Rasyid dan Putra Putri Kolonel makmun Rasyid yang telah membantu dan memberi informasi bagi penelitian penulis. 11. Bapak Elik Murtopo S.H, M.H. dan Ibu Lia Azita S.P. yang telah memberikan ide, saran, gagasan, bimbingan, dukungan serta doa kepada penulis; -kalian yang selalu membantuku12. Keluarga Jamal tersayang, Dinda, Maya Asmarina, Himawaty Putri, Bahtiar Afwan, Candra Gunawan, Faris Putra Haryanto, Rendy Wahyudi, Kadafi Abdurrohim, S.Kep.,
Dwi Santoso, Andi Novrianto, Andi
Wahyudi, Sudiro, Deny, Ody Iqbal, Yohanes Susilo, Ardika Kuntadi, dan Edy Kurniawan terima kasih atas keceriaan, kebahagiaan dan kebersamaan selama ini, -kalian melukis aku13. Teman-teman seperjuanganku Marlia Tiarma Hutauruk, Muhammad Nurrohim, Agus Mastrianto, dan Indra Teja Lesmana terimakasih untuk
x
semua bantuan, kekeluargaan dan keceriaan selama ini, -kalian yang selalu ada untukku14. Keluarga kosanku yang banyak membirikan dukungan dan doa, Tante susi dan keluarga, Anis, Cintan, Tia, Agnes terimakasih atas semua nya; 15. Ridwan Kesuma Iskandar, terimakasih. 16. Semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan skripsi.
Terimakasih atas bantuan serta ketulusan hati kalian semua semoga menjadi amal ibadah dan mendapat imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, namun penulis berharap skripsi ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung,
Juli 2016
Penulis,
Hayatun Maya Purnama NPM 1213033034
xi
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sukamaju kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan, pada tanggal 28 Mei 1994, dari pasangan Bapak Utsman dan Ibu Nur Aminah, S.Pd. Penulis sebagai anak kedua dari empat bersaudara
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar Negeri Sukamaju pada tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sidomulyo pada tahun 2008, dan kemudian Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kalianda pada tahun 2011.
Pada tahun 2012, penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Lampung di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Sejarah melalui jalur SNMPTN. Pada bulan Juli-September 2015, penulis melaksanakan KKN Terintegrasi di Pekon Gunung Terang Kecamatan Air Hitam Kabupaten Lampung Barat. Penulis melaksanakan PPL di SMA Negeri 1 Air Hitam.
MOTTO
Kepuasan terletak pada usaha, bukan pada hasil. Usaha dengan keras adalah kemenangan yang hakiki. (Mahatma Gandhi)
Wherever you go, go with all your heart (Dalailama)
Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
PERSEMBAHAN Segala puji hanya milik Allah, atas rahmat dan segala nikmat yang tak terhitung… Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW…
Kupersembahkan karya sederhana ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada: Yang tercinta ibu dan ayahku yang telah mendidik dan membesarkan ku dengan segala doa terbaik. Terimakasih yang tak terhingga atas segala kesabaran dan limpahan kasih sayang mu. Terimaksih selalu menguatkanku, mendukung segala langkah ku menuju kesuksesan dan kebahagian; Abangku dan kedua Adikku yang selalu meberikan motivasi, semangat, doa dan selalu menyayangiku serta seluruh keluarga besarku; Para pendidikku, Dosen dan Guruku; Almamater tercinta Universitas Lampung.
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL LUAR .......................................................................... HALAMAN JUDUL DALAM ..................................................................... HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ SURAT PERNYATAAN ............................................................................... RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ MOTTO .......................................................................................................... PERSEMBAHAN ........................................................................................... SANWACANA ............................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................... DAFTAR TABEL .......................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. I
II
i ii iii iv v vi vii viii ix xiii xv xvi
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1.2.Identifikasi Masalah ......................................................................... 1.3.Pembatasan Masalah................. ........................................................ 1.4.Rumusan Masalah............................................................................. 1.5.Tujuan Penelitian ............................................................................. 1.6.Kegunaan Penelitian ......................................................................... 1.7.Ruang Lingkup Penelitian ................................................................
1 6 6 6 6 7 7
TINJAUAN PUSTAKA, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA 2.1.Tinjauan Pustaka .............................................................................. 2.1.1. Konsep Perjuangan ................................................................ 2.1.2.Konsep Mempertahankan Kemerdekaaan .............................. 2.1.3.Konsep Kolonel Makmun Rasyid ........................................... 2.1.4.Konsep Kawedanan Kalianda ................................................. 2.2. Kerangka Pikir. ................................................................................ 2.3.Paradigma ........................................................................................
8 8 10 11 12 14 15
xiii
III
IV
METODE PENELITIAN 3.1.Metode yang Digunakan .................................................................. 3.2.Variabel Penelitian............................................................................ 3.3.Tehnik Pengumpulan Data ............................................................... A.Tehnik Kepustakaan .................................................................... B. Tehnik Dokumentasi ................................................................... C. Teknik Wawancara ..................................................................... 3.4.Tehnik Analisis Data ........................................................................
16 17 18 19 20 21 22
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. HASIL.............................................................................................. 27 4.1.1.Gambaran Umum Karesidenan Lampung Tahun 1949 ............ 27 4.1.1.1. Front Selatan .................................................................. 31 4.1.1.2. Front Utara ..................................................................... 35 4.1.2.Gambaran Umum Situasi Kawedanan Kalianda Tahun 1949 .. 36 4.1.3. Biografi Kolonel Makmun Rasyid ........................................... 38 4.1.4. Deskripsi Data Perjuangan Fisik Kolonel Makmun Rasyid Dalam Mempertahankan Kawedanan Kalianda Karesidenan Lampung Tahun 1949 ............................................................................... 43 4.1.4.1 Pertempuran Lima Jam Di Kalianda ............................... 45 4.1.4.2. Pertempuran Di Bulan Agustus 1949 ............................ 49 4.2. PEMBAHASAN .............................................................................. 54 4.2.1. Perjuangan Fisik Kolonel Makmun Rasyid Dalam Upaya Mempertahanan Kemerdekaan Republik Indonesia di Kawedanan Kalianda Karesidenan Lampung Tahun 1949 .......................... 54 4.2.1.1 Pertempuran Lima Jam Di Kalianda .............................. 58 4.2.1.2 Pertempuran Di Bulan Agustus 1949 ............................. 62
V.
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan………. ......................................................................... 68 5.2.Saran ………. ................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Ciri-ciri Bentuk Perjuangan .......................................................... 9 Tabel 2.Rincian jumlah pasukan yang dipimpin Kolonel makmun Rasyid di Kawedanan Kalianda .................................................................. 44
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1.Foto Kolonel Makmun Rasyid ................................................... 2.Verslag Keadaan Kalianda Bulan Februari ................................ 3.Verslag Penjajahan ..................................................................... 4.Verslag Keadaan Kalianda Bulan April ..................................... 5.Peta Jalur Pertempuran ............................................................... 6.Keterangan Jalur Pertempuran Lima Jam .................................. 7.SK Penetapan Komandan Pasukan STL .................................... 8.Surat Perintah Perang No : 144/PK.II ........................................ 9.Surat Perintah Perang No 415/FU ............................................. 10.Verslag Kurier No : 44/L/P.S ................................................... 11.Surat Permntaan Pasukan No : 12/S.K.F ................................. 12.Verslag Keadaan Kaliada Bulan Mei ....................................... 13.Verslag Singkat No : 21/II/I ..................................................... 14.Laporan Singkat ....................................................................... 15.Surat Rencana Operasi No 9/6/S XIX ...................................... 16.Perintah Umum No : 015/Perd./49 ........................................... 17.Lembaran Instruksi................................................................... 18.Surat Izin Penelitian ................................................................. 19.Pedoman Wawancara ............................................................... 20.SK Penghargaan tanda Jasa Pahlawan .....................................
73 74 77 79 80 82 83 84 85 86 87 88 89 90 94 95 97 99 107 119
xvi
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah 17 Agustus 1945 merupakan tonggak sejarah baru bagi Indonesia, karena pada hari tersebut rakyat Indonesia menyatakan kemerdekaannya melalui proklamasi yang dibacakan oleh Ir. Soekarno di jln. Pegangsaan Timur no.56 Jakarta. Setelah proklamasi dibacakan dengan khidmad, berita proklamasi tersebut terus disebarluaskan keseluruh pelosok nusantara melalui kantor radio Domei. Berita kemerdeakan Indonesia terus menyebar ke berbagai daerah tidak hanya melalui radio, melainkan juga melalui utusan-utusan yang dikirim dari Jakarta menuju daerah-daerah di Jawa dan Sumatera. Salah satunya adalah utusan PPKI yang dikirim menuju Sumatera Selatan dan Lampung yaitu Mr. A. Abbas membawa berita resmi tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Lampung merupakan sebuah karesidenan di
Sumatera Selatan yang telah ada sejak pendudukan Jepang. Pada tahun 1943, oleh Panglima Tertinggi Tentara ke 25 dibentuk pemerintahan sipil di pulau Sumatera, yang membagi pulau Sumatera ke dalam 9 karesidenan yaitu : Sumatera Timur, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung, Palembang dan Bangka Belitong (Dewan Harian Daerah Angkatan ’45, 2005:105). Setelah berita proklamasi kemerdekaan sampai di Lampung, Mr. A. Abbas bersama dengan para anggota syusyangkai mulai membentuk Komite
2
Nasional Indonesia Daerah Lampung sebagai badan pemerintahan resmi yang ada di Lampung. Selain badan pemerintahan, di Lampung juga dibentuk organisasi-organisasi perjuangan yang bertujuan untuk mempertahankan kemerdekaan, organisasi ini dibentuk oleh para mantan anggota Gyuugun dan Heiho. Gejolak perang kemerdekaan di Lampung sudah dimulai sejak Agresi Militer Belanda I, meskipun belum terjadi pertempuran karena Belanda pada Agresi Militer Belanda I menyerang Sumatera Selatan melalui Palembang. Meskipun Lampung belum diserang
Belanda selalu berupaya melakukan berbagai
tindakan provokatif terhadap Lampung. Tindakan Belanda yang provokatif : 1. Menjelang Agresi Militer Belanda I kapal perang Belanda yang datang dari Selat Sunda merampas kapal dagang Swan Liong yang sedang memuat barang di pelabuhan Panjang. 2. Selama Agresi Militer Belanda I sering sekali kapal perang Belanda mengadakan pengintaian di pantai Teluk Piyabung. 3. Selama periode Agresi Militer Belanda I terjadi dua kali kontak sejata antara ALRI di Teluk Piabung dengan patroli kapal perang Belanda. 4. Menjelang pendaratan Belanda di Lampung, hampir setiap hari selama seminggu tanggal 19-24 Desember 1948 pesawat perang Belanda mengadakan pengintaian disekitar pelabuhan Panjang (Dewan Harian Daerah Angkatan ’45, 2005:333). Setelah Agresi Militer Belanda I pada 21 Juli 1947, Belanda terus berupaya untuk menduduki wilayah Indonesia kembali dengan berbagai upaya, salah satunya adalah dengan mengadakan perjanjian Renville pada 17 Januari 1948 Indonesia bersama Belanda menandatangani perjanjian Renville di atas geladak kapal perang Amerika Serikat di Tanjung Priok Jakarta. Salah satu isi dari perjanjian ini adalah disetujuinya sebuah garis demarkasi yang
3
memisahkan wilayah Indonesia dan daerah pendudukan Belanda, namun perjanjian ini tidak sepenuhnya dijalankan oleh Belanda. Perbedaan penafsiran Belanda dan Indonesia terhadap perjanjian Renville mengakibatkan timbulnya Agresi Militer Belanda II. Pada tanggal 19 Desember 1948 Belanda kembali melancarkan Agresi Militernya yang ke II. Pada malam tanggal 1 Januari 1949 kapal Belanda bergerak dari Selat Sunda melewati Kalianda menuju ke Teluk Lampung, ini merupakan awal dimulainya perang kemerdekaan di wilayah Lampung. Sebelum terjadinya serangan Agresi Militer Belanda II, ALRI Sumatera Selatan telah
mempersiapkan diri
terhadap
berbagai
kemungkinan-
kemungkinan penyerangan yang akan dilakukan oleh pihak Belanda. Pada saat itu, Lampung dibagi menjadi dua poros, yaitu poros utara dan poros selatan. Poros utara meliputi daerah Tanjungkarang, Kotabumi, Krui hingga daerah perbatasan dengan Sumatera Selatan, sedangkan poros selatan meliputi seluruh pesisir paling Selatan Lampung dan Kalianda. Wilayah pelabuhan Panjang merupakan wilayah kekuasaan ALRI, sehingga sebelum Belanda berlabuh di Pelabuhan Panjang, ALRI telah melepaskan serangan terhadap kapal-kapal Belanda yang hendak berlabuh. Di pagi hari tanggal 1 Januari 1949 pasukan ALRI demi menjaga daerah Panjang dari penaklukan Belanda, terpaksa harus membumi hanguskan pelabuhan Panjang. Berita datangnya kapal perang Belanda telah diketahui dari Pos ALRI Kalianda pada tanggal 31 Desember 1948 pada jam 19.00 WIB. Pada tanggal 1 Januari 1949 kira-kira jam 05.00 kapal perang Belanda mendekati pelabuhan Panjang dan terjadilah serangan serangan antara
4
kapal perang Belanda yang hendak menguasai pelabuhan dan pihak ALRI yang berjaga di pelabuhan Panjang (M.Arifin Nitipradjo, 2010:58). Tidak butuh waktu lama untuk Belanda agar dapat menduduki Ibukota Karesidenan Lampung yaitu Kota Tanjungkarang dan sekitaran daerah Telukbetung, sehingga setelah terjadinya penaklukan dan pengasingan warga masyarakat Tanjungkarang ke Daerah Pringsewu, maka hubungan antara Front Selatan yaitu Kalianda dengan Pemerintah pusat karesidenan Lampung secara otomatis terputus secara total. Putusnya hubungan militer antara Kawedanan Kalianda dengan pusat karesidenan memaksa Kalianda untuk mempunyai strategi pertahanan militer sendiri dikarenakan Kalianda merupakan Kawedanan yang berada di paling selatan Karesidenan Lampung yang merupakan daerah paling strategis dan paling rawan mendapatkan serangan dari Belanda. Sebagai solusi dibentuklah suatu gerakan yang dinamakan “Gerakan 1 Januari” yang diadakan guna menghimpun seluruh potensi pertahanan rakyat Kalianda yang terdiri dari berbagai lasykar rakyat dan tenaga prajurit. Pada saat itu Kalianda merupakan daerah yang terisolir dari kekuatan Militer Indonesia, namun masyarakat tetap berupaya mempertahankan daerah Kalianda dari pihak Belanda, dalam upaya mempertahankan daerah ini, telah terjadi beberapa kali pertempuran diantaranya adalah pertempuran di daerah Sukatinggi pada 6 Januari 1949. Situasi ini menuntut pertahanan yang cukup kuat untuk daerah Kalianda dan dibutuhkan pimpinan yang ahli dalam bidang strategi militer. Berita pertempuran yang terjadi di Kalianda akhirnya sampai di pusat militer Lampung yang pada saat itu berada di Talangpadang, sehingga
5
pimpinan Sub Teritorial Lampung dengan perintah perang No. 36/PK tanggal 12-1-1945 memerintahkan Letnan Muda Makmun Rasyid ke Kalianda untuk mengkoordinir pertahan militer yang ada di daerah Kalianda (Dewan Angkatan Harian Daerah ’45, 2005:207). Setelah Letnan Makmun Rasyid tiba di Kawedanan Kalianda, ia mengadakan reorganisasi dalam bidang pertahanan dan bidang pemerintahan. Reorganisasi ini dianggap penting untuk meningkatkan pertahan di daerah Kalianda dari serangan Belanda, selain itu reorganisasi ini dibutuhkan untuk menjalankan roda pemerintahan
dan
bidang
pertahanan
selama
dalam
masa
perjuangan
mempertahankan kemerdekaan. Selain mengadakan reorganisasi dibidang politik, Kolonel Makmun Rasyid juga melakukan perjuangan secara fisik yaitu turut serta dalam pertempuran melawan Belanda . Pertempuran terjadi di berbagai tempat, pertempuran pertama yang terjadi di Kawedanan Kalianda diantaranya yaitu terjadi pada tanggal 6 Februari 1949 di daerah Suka Tinggi Katibung , tanggal 8 Maret 1949 Belanda menyergap asrama lasykar di Kampung Babatan. 15 Maret 1949, Asrama TNI dan Lasykar rakyat di Pardasuka diserang oleh Belanda. Pada pukul 02.00 dini hari tanggal 21 Maret 1949, Belanda melakukan penyergapan di Way Urang. Letnan Makmun Rasyid bersama dengan prajuritnya terus berusaha mempertaankan Kalianda dari Belanda hingga terjadinya pertempuran yang disebut dengan Pertempuran Lima Jam di Kalianda. Berdasarkan latar belakang penulisan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang perjuangan fisik Kolonel Makmun Rasyid dalam mempertahankan Kemerdekaan Indonesia di Kewedaan Kalianda Karesidenan Lampung tahun 1949.
6
1.2.Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Perjuangan
fisik
Kolonel
Makmun
Rasyid
dalam
upaya
mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Kawedanan Kalianda Karesidenan Lampung tahun 1949 2. Perjuangan non fisik Kolonel Makmun Rasyid dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Kawedanan Kalianda Karesidenan Lampung tahun 1949 1.3.Batasan Masalah Untuk membatasi fokus masalah dan agar pembahasan dalam penelitian ini tidak terlalu luas, maka peneliti membatasi masalah pada “Perjuangan fisik Kolonel Makmun Rasyid dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Kawedanan Kalianda Karesidenan Lampung tahun 1949.” 1.4.Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah maka rumusan masalah didalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah perjuangan fisik Kolonel Makmun Rasyid dalam mempertahankan
kemerdekaan
Indonesia
di
Kawedanan
Kalianda
Karesidenan Lampung tahun 1949?” 1.5.Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimana perjuangan fisik Kolonel Makmun Rasyid dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Kawedanan Kalianda Karesidenan Lampung tahun 1949
7
1.6.Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengembangkan kemampuan yang di peroleh penulis selama dalam masa pendidikan, khususnya mengenai sejarah perjuangan kemerdekaan nasional di Kawedanan Kalianda Karesidenan Lampung tahun 1949. 2. Untuk memberikan gambaran mengenai kisah perjuangan fisik Kolonel Makmun Rasyid dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Kawedanan Kalianda Karesidenan Lampung tahun 1949. 3. Sebagai upaya pelestarian sejarah lokal daerah Lampung dalam sejarah Nasional. 1.7. Ruang Lingkup Penelitian Ruang Lingkup Ilmu Ruang Lingkup Objek
: Sejarah : perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
di
Kawedanan
Kalianda
Karesidenan Lampung tahun 1949 Ruang Lingkup Subjek
: Kolonel Makmun Rasyid
Ruang Lingkup Tempat
: Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan
Ruang Lingkup Waktu
: 2016
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA FIKIR DAN PARADIGMA
2.1.Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan guna peninjauan kembali (review) tentang pustaka masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Di dalam tinjauan pustaka ini akan dicari konsep-konsep yang akan dijadikan landasan teoritis dalam penelitian yang akan dilakukan. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian ini adalah : 2.1.1. Konsep Perjuangan Perjuangan menurut Susanto, adalah suatu usaha yang dilakukan untuk meraih sesuatu yang diharapkan demi kemuliaan dan kebaikan. Perjuangan dalam segala hal dilakukan dengan pengorbanan, peperangan, dan diplomasi untuk mencapai kemerdekaan (Susanto Tritoprojo, 1982:7). Menurut Kansil dan Julianto, membedakan antar perjuangan dan pergerakan. Jika pergerakan adalah suatu upaya yang dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan dengan menggunakan wadah organisai, maka perjuangan adalah upaya yang nyata dilakukan dengan menggunakan gerakan fisik dan menggunakan alat (Kansil dan Julianto, 1988:15).
9
“Bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan yaitu dikalangan militer beserta semua rakyat memakai strategi- diplomasi (Non Fisik) dan menggunakan strategi kekerasan-bersenjata (fisik)” (Yahya A.Muhaimin, 1982 : 28). Dari pemaparan ahli di atas dapat disimpulkan perjuangan adalah suatu usaha untuk menjaga, mempertahankan ataupun mendapatkan sesuatu, baik materi maupun nonmateri dengan cara peperangan( secara fisik) ataupun diplomasi (Non fisik). Ciri-Ciri Bentuk Perjuangan Non Fisik Dan Perjuangan Fisik Tabel 1. Ciri-Ciri bentuk Perjuangan
Bentuk Perjuangan Perjuangan Non No. Fisik Perjuangan Fisik 1 Mengadakan Mengandalkan kekuatan perundingan militer dan menggunakan senjata 2 Menarik simpati dari Dilakukan dengan jalan dunia internasional pertempuran 3 Membentuk organisasi Menimbulkan banyak korban 4 Menghasilkan kesepakatan Sumber : Sagimun MD 1989 : 331 Sudiyo ( 2004 :112 ) memberikan alasan mengapa para pejuang dalam menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia melakukan dua cara perjuangan yaitu dengan cara Non Fisik dan dengan cara Fisik (bersenjata). Alasan mengapa para pejuang melakukan perjuangan secara Non Fisik adalah : 1. Dalam pembukaan UUD 1945 pada alenia 4 terdapat kata-kata yang berbunyi :... “ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan... 2. Jepang walaupun sudah kalah perang dengan Sekutu, namun masih bersenjata lengkap. Oleh karena itu, berjuang dengan senjata akan menimbulkan korban cukup besar. Sebaliknya, alasan yang dikemukakan oleh para pejuang yang memilih perjuangan Fisik ( bersenjata) adalah : 1. Bagi tenaga-tenaga pejuang yang pernah dipersiapkan dengan
10
latihan kemiliteran, tentu sangat senang mempertahankan kemerdekaan dengan kekuatan bersenjata. Hal ini merupakan tanggung jawab mereka terhadap negara dan bangsa, sehingga berani berjuang dengan semboyan Merdeka atau Mati. 2. Ingin menunjukan kepada dunia internasional bahwa mereka sanggup menjaga dan mempertahankan negara merdeka, apabila ada pihak penjajah ( Belanda ) ingin kembali ke Indonesia. 3. Rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang telah terkait dari berbagai organisasi politik dan kemasyarakatan yang selama penjajahan selalu ditekan oleh pihak penjajah, maka telah menunjukan tekad untuk bangkit melawan secara Fisik ( bersenjata ) demi tegaknya Indonesia. Dari pemaparan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa perjuangan mempertahankan kemerdekaan adalah sebuah upaya yang dilakukan oleh segenap
bangsa
dalam
mempertahankan
kedaulata
negaranya
dan
mempertahankan kebebasan serta kemerdekaannya dari penjajahan pihak asing. Perjuangan yang dilakukan ialah dalam bentuk fisik maupun non fisik. Perjuangan non fisik dilakukan guna upaya menarik perhatian dari bangsa lain dengan mengadakan berbagai diplomasi dan perundingan dengan harapan mendapatkan bantuan baik berupa bantuan materil dan non materil. Sedangkan perjuangan fisik adalah perjuangan yang dilakukan oleh bangsa itu sendiri dengan pertempuran sebagai suatu bentuk upaya mempertahankan kemerdekaannya dan dalam pelaksanaannya perjuangan fisik menggunakan senjata serta terkadang menimbulkan korban jiwa. 2.1.2.
Konsep Mempertahankan Kemerdekaan
Menurut WJS. Poerwadarminto, mempertahankan adalah mengusahakan supaya
tetap
atau
membiarkan
pada
keadaan
semula.
Sedangkan
kemerdekaan adalah suatu kebebasan dari penjajahan atau kebebasan untuk berdiri sendiri (WJS. Poerwadarminta, 1985:647).
11
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Tirto Projo, “Perjuangan Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan terus dilakukan baik itu secara diplomasi, maupun konfrontasi. Hal ini dilakukan guna mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia” (Tirto Projo, 1996:32). Dari
pengertian
di
atas,
penulis
menyimpulkan
bahwa
konsep
mempertahankan kemerdekaan adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh suatu bangsa baik berupa gerakan fisik maupun diplomasi dalam menghadapi berbagai ancaman-ancaman dari luar maupun ancaman dari dalam yang mengancam keutuhan dan keamanan suatu bangsa. 2.1.3.
Konsep Kolonel Makmun Rasyid
Kolonel Makmun Rasyid adalah seorang anggota TNI pada masa perang kemerdekaan 1945-1949. Makmun Rasyid dilahirkan pada tanggal 4 Maret 1921 di Kalianda. Meskipun terlahir di Kalianda, keluarga Makmun Rasyid bukan bersuku Lampung asli keluarganya merupakan keluarga pendatang, ayahnya adalah pendatang bersuku Padang dari Sumatera Barat sedangkan ibunya adalah pendatang bersuku Palembang dari Sumatera Selatan. Sebelum bertugas menjadi Komandan Pasukan Pertahanan Kalianda, Makmun Rasyid berstatus sebagai Letnan Muda yang bertugas di Pringsewu. Ia memulai karir militer dengan bergabung ke sekolah militer pangkalan Sriwijaya Sumatera Selatan. Pada saat Agresi Militer II, berdasarkan surat perintah perang No. 36/PK tanggal 12-1-1949, memerintahkan Kolonel Makmun Rasyid untuk pindah ke
12
Kawedanaan Kalianda dengan tujuan untuk menata dan mengorganisasikan bidang pertahanan militer dan pemerintahan Kawedanaan Kalianda (Dewan Harian Daerah Angkatan ’45, 2005:207). Kolonel Makmun Rasyid pada saat perang kemerdekaan menjadi Komandan Seksi Pertahanan Pasukan 114 Sektor XIX Sub-Teritorial Lampung Kalianda Area, sehingga pada perang kemerdekaan, bersama dengan lasykar dan para prajurit, ia turut serta berperang dan mempertahankan wilayah kewedanaan Kalianda yang merupakan bagian dari Indonesia yang ingin di kuasai oleh Belanda (Wawancara, Intan Mas Zahidin Muchtar, 27 November 2015). Berdasarkan pendapat di atas maka penulis menyimpulkan bahwa Kolonel Makmun Rasyid adalah seorang tokoh pejuang yang turut berjuang dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Kewedanaan Kalianda pada masa perang kemerdekaan 1945. 2.1.4.
Konsep Kawedanan Kalianda
Karesidenan Lampung merupakan salah satu Karesidenan yang telah ada sejak masa penjajahan Belanda. Sejak tahun 1857 pemerintahan di Lampung dikepalai oleh seorang residen dengan dibantu oleh seorang sekertaris dan tujuh orang kontroleur yang kesemuanya terdiri dari orang Belanda (Iskandar, 2012:114). Lampung dijadikan salah satu afdeling yang dikepalai oleh seorang Residen. Afdeling
Lampung dibagi menjadi lima onder afdeling yang masing –
masing dikepalai oleh seorang controleur. Lima onder ofdeling tersebut yaitu:
13
Teluk Betung, Kota Agung, Sukadana, Kotabumi dan Menggala. Selanjutnya, tiap-tiap onder ofdeling dibagi dalam distrik-distrik yang dikepalai oleh seorang Demang. Distrik inilah yang nantinya disebut sebagai Kawedanan. Kewedanaan Kalianda adalah sebuah distrik yang termasuk dalam onder ofdeling Teluk Betung. Pusat pemerintanhan Kewedanaan Kalianda pada saat itu berada di Desa Ketimbang (sekarang Desa Banding). Yang termasuk dalam Kewedanaan Kalianda yaitu meliputi tiga marga yaitu, Marga Legun, Marga Ketibung dan Marga Pesisir. Sebelum tahun 1954 wilayah Kalianda dulunya meliputi Kecamatan Kalianda, Kecamatan Rajabasa, Kecamatan Penengahan, dan Kecamatan Ketibung (Renstra Kecamatan Kalianda, 2015). Kalianda merupakan salah satu daerah yang menjadi target operasi militer Belanda pada masa perang kemerdekaan tahun 1949. Hal ini ditandai dengan adanya berbagai pertempuran yang terjadi antara Belanda dengan rakyat Kalianda. Kalianda pada tahun 1949 berstatus sebagai kawedanan yang mencakup 28 desa. Kecamata Kalianda melipti 28 desa, yaitu : Desa Tanjung Jaya, Desa Munjuk Sampurna, Desa Kecapi, Desa Sukaratu, Desa Negeri Pandan, Desa Palembapang, desa Babulang, Desa Buah Bekhak, Desa Maja, Desa Pauh Tanjung Iman, Desa Tengkujuh, Desa Jondong, Desa Sumur Kumbang, Desa Gunung Terang, Desa Merak Belantung, Desa Bulok, Desa Agom, Desa Sukatani, Desa Taman Agung, Desa Marga Catur, Desa Tajimalela, Desa Canggu, Desa Kedaton, Desa Pematang, Desa Way Handak, Desa Way Ukhang, Desa Bumi Agung, Desa Kesugihan (Renstra Kecamatan Kalianda, 2015). Berdasarkan data diatas, terdapat beberapa desa yang menjadi lokasi pertempuran pada tahun 1949 yang dipimpin oleh Kolonel Makmun Rasyid. Pertempuran tersebut diantaranya yaitu, pertempuran Lima Jam yang terjadi di Desa Way Urang, dan pertempuran 9 & 10 Agustus 1949 yang terjadi di Desa Pematang.
14
2.2.Kerangka Fikir Meskipun kemerdekaan Indonesia telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, dan berita kemerdekaan telah disebarluaskan oleh berbagai media dan utusan yang sengaja dikirim oleh PPKI ke berbagai daerah, namun hal ini tidak menyurutkan niat Belanda untuk mengasai kembali Indonesia. Hal ini ditunjukan dengan kedatangan kembali Belanda ke Indonesia dan menyebabkan terjadinya berbagai pertempuran di berbagai daerah di Indonesia Belanda bersama dengan pasukan sekutu-Inggris melakukan penyerangan ke Indonesia dan mengupayakan pengambilalihan pusat ekonomi Sumatera dan pelabuhan Jawa oleh Belanda, sehingga dalam upaya ini, Belanda melakukan berbagai penyerangan hingga terjadi berbagai pertempuran. Pertempuran pertempuran yang terjadi di jawa dan sumatera merupakan suatu bentuk upaya yang dilakukan oleh bangsa indonesia dalam mempertahankan kemerdekaanya. Kalianda merupakan salah satu kawedanaan yang ada di Karesidenan Lampung yang pada masa perang kemerdekaan melakukan perlawanan terhadap kedatangan Belanda. Kolonel Makmun Rasyid memimpin pasukan TNI bersama lasykar rakyat untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan Republik
Indonesia
di
Kewedanaan
Kalianda.
Upaya
perjuangan
mempertahankan kemerdekaan tersebut dilakukan secara fisik, atau dilakukan dengan jalan pertempuran secara langsung.
15
2.3.Paradigma
Perjuangan Kolonel Makmun Rasyid Dalam Mempertahankan Kemerdekaan RI
Perjuangan Fisik
MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA
Keterangan : a.
: Garis Kegiatan
b.
: Garis Tujuan
16
BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Metode yang Digunakan Metode penelitian merupakan metode yang menyangkut masalah kerja yakni cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan (Sayuti Husin, 1998:32). Metode penelitian sangat dibutuhkan dalam memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah, atau sering disebut dengan metode historis. Metode penelitian sejarah adalah metode atau cara yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian peristiwa sejarah dan permasalahannya untuk mendapatkan tulisan yang sistematik dan objektif. Dengan kata lain, metode penelitian sejarah adalah instrumen untuk merekonstruksi peristiwa sejarah menjadi sejarah sebagai kisah dengan menggunakan aturan dan prinsip sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif, menilainya secara kritis dan mengajukan sintesis dari hasil yang dicapai dalam bentuk tulisan. Menurut Gilbert J. Garraghanmetode penelitian sejarah adalah seperangkat aturan atau prinsip sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah
17
secara efektif, menilainya secara kritis dan mengajukan sintesis dari hal-hal yang dicapai dalam bentuk tertulis (Basri, 2006:34). Kuntowijoyo (2003:xix) mengemukakan pendapat bahwa metode sejarah ialah petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis tentang bahan, kritik, interpretasi, dan penyajian sejarah. Jadi, metode mempunyai hubungan dengan prosedur, proses atau teknis yang sistematis dalam penyelidikan suatu disiplin ilmu tertentu untuk mendapatkan objek (bahan-bahan) yang diteliti. Dalam kaitannya dengan ilmu sejarah, dengan sendirinya berarti “bagaimana mengetahui sejarah” (Sjamsudin, 1996:03). Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa metode historis merupakan suatu cara atau sistem yang bersifat ilmiah, tersusun didalamnya berbagai tahapan sistematis, yang digunakan untuk penyelidikan secara kritis terhadap suatu objek penelitian sejarah. Menurut Nugroho Notosusanto, langkah - langkah dalam penelitian historis meliputi : 1. Heuristik yaitu pengumpulan sumber-sumber data 2. Kritik yaitu menyelidiki keaslian dan kesahihan sumber-sumber data yang di dapat, 3. Interpretasi yaitu merangkai berbagai sumber-sumber data yang telah di kritik menjadi satu kesatuan yang mampu menerangkan objek penelitian 4. Historiografi yaitu tahap penulisan hasil penelitian (Nugroho Notosusanto, 1948:11).
3.2.Variabel Penelitian Variabel dalam pengertian umum adalah suatu konsep yang diberi nilai. Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:60) sedangkan menurut Sutrisno Hadi, mendifinisikan variabel sebagai gejala
18
yang bervariasi misalnya jenis kelamin dan berat badan (Sutrisno Hadi, 1993:89) Dari pengertian para ahli tersebut penulis menyimpulkan bahwa variabel penelitian adalah sebuah objek yang mempunyai nilai dan menjadi pusat perhatian atau penelitian. Dalam penelitian ini terdapat satu variabel tunggal yaitu perjuangan Kolonel Makmun Rasyid
dalam mempertahankan
kemerdekaan Indonesia di kewedanaan Kalianda Keresidenan Lampung tahun 1949. 3.3.Tehnik Pengumpulan Data Tehnik dalam pengumpulan data ini diartikan sebagai metode atau cara peneliti adalam mengumpulkan data-data atau sumber-sumber informasi untuk mendapatkan data yang valid sesuai dengan tema penelitian ini, untuk menguji bahwa hipotesis diterima atau ditolak perlu dibuktikan kebenarannya dengan data-data yang ada. Adapun karena penelitian ini berbasis penelitian historis, maka teknik pengumpulan data termasuk dalam tahap heuristik. Heuristik : Heuristik berasal dari kata Yunani heurishein, artinya memperoleh. Menurut G.J. Reiner (1997), heuristik adalah suatu teknik, mencari dan mengumpulkan sumber. Heuristik adalah tahap pertama dalam penelitian sejarah, dimana peneliti akan mencari dan mengumpulkan berbagai sumber data-data dan fakta yang relevan dengan objek penelitian. Data-data yang didapat nantinya akan menjadi instrumen penelitian dalam mengolah data dan merekonstruksi sejarah.
19
Data-data
penelitian
yang
dikumpulkan
dalam
tahap
heuristik
ini
dikumpulkan dengan cara menggunakan teknik dokumentasi, teknik kepustakaan dan dilengkapi dengan teknik wawancara terhadap pelaku sejarah maupun saksi sejarah Sumber data yang dikumpulkan adalah sumber yang berupa sumber primer dan sekunder. Sumber primer meliputi dokumen-dokumen resmi seperti surat keputusan perang, surat penugasan Kolonel Makmun Rasyid menjadi pimpinan teknis dan militer di Kalianda, maupun hasil wawancara terhadap pelaku sejarah, sedangkan sumber sekunder yaitu berupa surat kabar harian daerah dan buku-buku sejarah daerah Lampung yang membahas tentang perjuangan atau sejarah lokal Lampung. Data-data tersebut dikumpulkan dengan teknik tertentu yang disebut dengan teknik pengumpulan data, dengan demikian peneliti perlu menggunakan beberapa metode dalam mengumpulkan sumber-sumber bahan antara lain melalui: A. Tehnik Kepustakaan Menurut Joko Subagyo tehnik kepustakaan adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi secara lengkap serta untuk menentukan tindakan yang akan diambil sebagai langkah penting dalam kegiatan ilmiah (Joko Subagyo, 2006 : 109). Sedangkan menurut S. Nasution menyatakan bahwa setiap penelitian memerlukan bahan yang bersumber dari perpustakaan, bahan ini meliputi
20
buku- buku, majalah-majalah, pamflet dan bahan dokumenter lainnya yang bertalian dengan penelitian (S.Nasution, 1996 : 145). Berdasarkan dari pendapat beberapa para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa teknik kepustakaan merupakan cara yang ditempuh peneliti agar dapat memperoleh informasi dan data akan hal yang akan diteliti dengan mempelajari buku-buku literatur, majalah, koran, artikel dan bahan bacaan lainnya yang relevan dengan masalah yang akan diteliti.
B. Tehnik Dokumentasi Yang dimaksud dengan tehnik dokumentasi yaitu, suatu metode atau cara mengumpulkan data yang menghasilkan catatan- catatan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan (Basrowi dan Suwandi, 2008 : 158). Sementara itu tehnik dokumentasi juga dapat diartikan sebagai mencari data penelitian yang bersumber dari pada tulisan, penyelidikan benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2006 : Halaman 158). Dalam hal ini seorang peneliti dalam mengumpulkan data tidak hanya terbatas pada literatur yang sudah ada sebelumnya tetapi juga melalui pembuktian atau mencari data lain yang berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, dan lain sebagainya, agar informasi berupa data yang diperoleh dan akan diteliti menjadi lengkap.
21
Langkah operasional yang dilakukan penulis dalam proses pengumpulan data adalah dengan mencari sumber baik primer atau sekunder dari buku-buku yang ada di perpustakaan baik di daerah ataupun yang ada di universitas sebagai bahan baku penujang pembuktian kebenaran akan data yang ditulis, penulis juga menggunakan internet dalam proses ini sebagai bahan penunjang pembuktian akan kebenaran data yang ditulis. C. Teknik Wawancara Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondenya sedikit. (Sugiyono, 2011:317) Menurut Moleong, wawancara adalah percakapan dengan maksut tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua fihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. (Moleong, 2011:186) Lincoln dan Guba (1985 : 266) menegaskan maksud dari wawancara ialah mengkontruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan ; memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang ; memverifikasi, mengubah, memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia ; dan memferifikasi mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota (Lincoln dan Guba dalam Moleong, 2011:186)
22
Dari beberapa pengertian oleh para ahli tersebut, penulis menyimpulkan wawancara adalah upaya mencari informasi atau data melalui percakapan langsung antara pewawancara dan terwawancara melaui berbagai pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara terhadap terwawancara terkaiat objek penelitian. Adapun informan dalam penelitian ini adalah : a.
Intan Mas Zaidin M. (Veteran Perang)
b.
M. Tahir Syamsudin (Veteran Perang)
c.
Abu Bakar (Veteran Perang)
d.
Juhaini (Istri Kolonel Makmun Rasyid)
e.
M. Arifin (Putra Kolonel Makmun Rasyid)
3.4.Tehnik Analisis Data Analisis dalam penelitian merupakan bagian dalam poses penelitian yang sangat penting, karena data yang diperoleh akan lebih memiliki arti bila telah dianalisis dan dengan analisis inilah data yang ada akan nampak manfaatnya terutama dalam memecahkan masalah penelitian dan mencapai tujuan akhir penelitian. Karena penelitian ini adalah penelitian kualitatif maka data yang terdapat dalam penelitian ini adalah data kualitatif, dengan demikian tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik analisis data kualitatif, yang berupa fenomenafenomena dan kasus- kasus dalam bentuk laporan dan karangan sejarawan, sehingga memerlukan pemikiran yang teliti dalam menyelesaikan masalah penelitian dan mendapatkan kesimpulan.
23
Adapun definisi kualitatif adalah data yang berupa informasi, uraian dalam bentuk bahasa prosa kemudian dikaitkan dengan data lainnya untuk mendapatkan kejelasan terhadap suatu kebenaran atau sebaliknya, sehingga memperoleh gambaran baru atau memuatkan suatu gambaran yang sudah ada dan sebaliknya (Joko Subagyo, 2006 : 106).
Kegiatan analisis didalam penelitian ini menggunakan analisis historis yaitu menggunakan kritik dan interpretasi serta menarik dan menuliskan kesimpulan dengan menggunakan tahap historiografi. Kritik
: langkah kedua setelah data
dan sumber berhasil di kumpulkan adalah memerikan verivikasi atau kritik terhadap sumber yang telah dikumpulkan. Kritik ini digunakan dengan tujuan untuk menguji kevalidan, keaslian dan kesahihan sumber yang didapat. Selain itu, kritik berfungsi untuk menyeleksi sumber menjadi fakta. Dalam tahap ini Keaslian Sumber (Otentisitas) dihasilkan dengan melakukan pengujian atas asli tidaknya sumber, berarti ia menyeleksi segi-segi fisik dari sumber yang ditemukan. Terdapat 2 (dua) jenis kritik sumber, eksternal dan internal. 1. Kritik Eksternal :Kritik eksternal ingin menguji otentisitas (keaslian) suatu sumber, agar diperoleh sumber yang sungguh-sungguh asli dan bukannya tiruan atau palsu. Sumber yang asli biasanya waktu dan tempatnya diketahui. Makin luas dan makin dapat dipercaya pengetahuan kita mengenai suatu sumber, akan makin asli sumber itu. Dibandingkan dengan kritik internal yang bersifat sebagai higher criticism, maka kritik eksternal
24
lebih dianggap sebagai lower criticism. Kritik eksternal menguji keaslian dokumen, sedang kritik internal lebih menguji makna isi dokumen. 2. Kritik
Internal:
Berbeda
dengan
kritik
eksternal
yang
lebih
menitikberatkan pada uji fisik suatu dokumen, maka kritik internal ingin menguji lebih jauh lagi mengenai isi dokumen. Uji kredibilitas disebut juga uji reliabilitas. Artinya sejarwan ingin menguji seberapa jauh dapat dipercaya kebenaran dari isi informasi yang diberikan oleh suatu sumber atsau dokumen sejarah. Selain melakukan kritik internal, untuk menguji kevalidan sumber, peneliti menggunakan metode triangulasi. Peneliti melakukan pengecekan silang, yaitu membandingkan hasil wawancara langsung dari veteran perang dengan hasil wawancara dari komandan Militer Gatam 043 Lam-Sel, dan membandingkannya kembali dengan dokumen-dokumen yang telah peneliti dapatkan. Dengan kata lain, peneliti juga membandingkan hasil wawancara langsung dari narasumber dengan dokumen dokumen sejarah baik berupa surat kabar, buku sejarah Lampung,
maupun
arsip
resmi
pemerintah.
Sebagaimana
telah
dikemukakan dalam uraian terdahulu, bahwa kesaksian dalam sejarah merupakan faktor paling menentukan sahih dan tidaknya bukti atau fakta sejarah itu sendiri Interpretasi : setelah peneliti mampu menghasilkan sumber yang valid dari proses kritik, maka peneliti akan menafsirkan, mengaitkan dan mulai merekonstruksi hingga sumber-sumber tersebut mampu menjadi sebuah cerita yang runtut dan berkaitan dengan objek penelitian yaitu Kolonel Mamun Rasyid. Interpretasi merupakan tahapan / kegiatan menafsirkan fakta-fakta serta
25
menetapkan makna dan saling hubungan daripada fakta-fakta yang diperoleh. Dalam menafsirkan makna dari sumber sejarah harus dilandasi penilaian yang objektif. Teknik Interpretasi data dapat dilakukan sebagai berikut: (1) memperluas hasil analisis dengan mengajukan pertanyaan berkenaan dengan hubungan, perbedaan antara hasil analisis, penyebab, implikasi dari hasil analisis sebelumnya, (2) hubungkan temuan dari sumber satu dengan sumber lainnya, (3) memberi pandangan kritis dari hasil analisis yang dilakukan, (4) menghubungkan hasilhasil analisis dengan teori-teori pada bab sebelumnya, (5) menghubungkan atau meninjau dari teori yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi (Herlina, 2011:15). Dalam menginterpretasi sumber sejarah dalam penelitian ini, peneliti mengunakan teknik analisis data historis. Analisis data historis lebih dikenal dengan penafsiran atau intepretasi sejarah. Intepretasi sejarah sering disebut juga dengan analisis sejarah (Abdurrahman,2007). Dalaman alisis sejarah, ada dua metode yang digunakan, yaitu: analisis dan sintesis. Analisis sendiri berarti menguraikan dan secara terminologi berbeda dengan sintesis yang berarti menyatukan, namun keduanya di pandang sebagai metode-metode utama dalam interpretasi (Kuntowijoyo,1995). Dudung Abdurrahman (2007),menjelaskan bahwa analisis sejarah bertujuan melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah dan bersama-sama dengan teori-teori disusunlah fakta itu kedalam suatu interpretasi yang menyeluruh. Menurut Sartono Kartodirdjo (1992) analisis
26
sejarah telah menyediakan suatu kerangka pemikiran atau kerangka referensi yang mencakup berbagai konsep dan teori yang akan dipakai dalam membuat analisis itu. Data yang telah diperoleh diinterpretasikan, dianalis isi-isinya dan analisis data harus berpijak pada kerangka teori yang dipakai sehingga menghasilkan fakta-fakta yang relevan dengan penelitian. Historiografi : langkah terahir yang dilalui oleh peneliti sejarah adalah penulisan atau historiografi. Pada tahap terahir ini peneliti akan menuangkan hasil penelitiannya ke dalam tulisan yang dibukukan. Historiografi adalah rekonstruksi yang imajinatif daripada masa lampau berdasarkan data yang diperolah dengan menempuh proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. (Gottschalk, 2006:39). di tahap terahir yaitu historiografi, peneliti mulai menuangkan hasil penelitian ini kedalam tulisan, yang nantinya akan peneliti jadikan sebagai tugas ahir perkuliahan. Di tahap ini peneliti mengaitkan fakta-fakta sejarah tentang Kolonel Makmun Rasyid yang telah diinterpretasikan dan kemudian peneliti menyampaikan sintesis yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan dan disampaikan dalam bentuk karya ilmiah atau tulisan tentang Kolonel Makmun Rasyid, merangkaikan fakta berikut maknanya secara kronologis/diakronis dan sistematis, menjadi tulisan sejarah sebagai kisah.
68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa, perjuangan
fisik
Kolonel
Makmun
Rasyid
dalam
mempertahankan
kemerdekaan Republik Indonesia di Kawedanan Kalianda Karesidenan Lampung pada tahun 1949 ialah sebagai berikut: Sebagai komandan pasukan Sektor XIX Sub Teritorial Lampung Kolonel Makmun Rasyid secara langsung memimpin pasukan untuk melakukan pertempuran dengan Belanda. Pertempuran tersebut yaitu : 1. Pertempuran yang terjadi pada 21 Maret 1949 yang selanjutnya dikenal sebagai pertempuran lima jam di Kalianda. Pertempuran ini berlokasi di desa Way Urang, desa Way Kiyay dan Pantai Bawah pasar Kalianda yang terjadi antara pukul 01.30 WIB hingga pukul 07.00 WIB dengan jumlah korban meninggal sebanyak 12 orang dari pasukan pertahanan Kalianda dan 9 orang dari pasukan Belanda. 2. Pertempuran yang terjadi pada tanggal 9 dan 10 Agustus 1949. Pertempuran pada tanggal 9 Agustus terjadi di Way Kiyay kampung Karet pada pukul 09.45 WIB dan berahir pada pukul 10.15 WIB,
69
sementara pada tanggal 10 Agustus 1949 Belanda melakukan penyerangan di desa Pematang pada pukul 08.00 WIB dengan dua orang korban meninggal dari rakyat. Berdasarkan perjuangan tersebut, Kolonel Makmun Rayid diakui jasanya dan dianugerahi Tanda Jasa Pahlawan tertanggal 17 Agustus 1958. Ia diakui
sebagai
pahlawan
atas
jasa
perjuangan
mempertahankan
kemerdekaan bangsanya. Sebagai apresiasi rakyat kalianda atas jasanya, maka nama Kolonel Makmun Rasyid diabadikan sebagai nama jalan yang ada di Kalianda. Lokasi jalan yang dipilih adalah sepanjang lokasi pertempuran Lima Jam.
5.2. SARAN Sejarah pengalaman masa lalu yang menjadikan Indonesia sebagai negara yang dijajah oleh Belanda memberikan pelajaran tersendiri untuk bangsa Indonesia. Penindasan, perampasan dan penyiksaan yang terus menerus dilakukan oleh Belanda pada masa penjajahan membuat semangat rakyat Indonesia untuk membebaskan diri dari belenggu penjajahan Belanda. Meskipun kemerdekaan Indonesia telah dipublikasikan, namun tidak menyurutkan niat Belanda untuk kembali menguasai Indonesia. Berbagai upaya dilakukan Belanda untuk menguasai Indonesia, mulai dari Agresi Militer I hingga Agresi Militer II dilakukan. Namun semakin Belanda berupaya menguasai kembali Indonesia, semakin keras pula upaya yang dilakukan oleh rakyat untuk menolak penjajahan belanda.
70
Oleh sebab itu, penulis memberikan saran antara lain: 1. Untuk seluruh generasi penerus bangsa Indonesia, baik kaula muda maupun kaum tua untuk terus menghargai sejarah perjuangan bangsanya. Dengan terus mengisi kemerderdekaan bangsa ini dengan penuh tanggung jawab sebagai warga negara yang tunduk pada UUD dan Pancasila. 2. Menjalankan dan mengamalkan isi pancasila dalam kehidupan sehari hari 3. Mempelajari sejarah perjuangan bangsa Indonesia pada umumnya dan sejarah daerah masing-masing khususnya karena tidak akan ada persatuan di Indonesia tanpa adanya perjuangan-perjuangan yang dilakukan oleh tiap-tiap daerah 4. Menghargai jasa para pahlawan dan pejuang yang telah mempertaruhkan hidupnya untuk mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia 5. Hendaknya tiap-tiap individu yang mempelajari sejarah bangsa baik sejarah nasional ataupun lokal mampu mengambil dan mengaplikasikan nilai nilai perjuangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Nitipradjo. 2010. Perjuangan Masyarakat Lampung Mempertahankan Kemerdekaan RI. Bandar Lampung: Mitra Media Pustaka Arikunto, Suharsini. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka CiptaArikunto, Basri. 2006. Metode Penelitian Sejarah Pendekatan, Teori dan Praktik). Restu Agung: Jakarta. Catatan-Catatan Peristiwa Bersejarah Pasukan 144 – Sektor XIX Sub-Teritorial Lampung Kalianda Area. LVRI Cabang Lampung Selatan : Kalianda _________. 2005. Sejarah Perjuangan Kemerdekaan di Lampung Buku I. Lampung : Dewan Harian Daerah Angkatan ‘45 _________. 2005 Sejarah Perkembangan Pemerintahan di Lampung Buku II. Lampung : Dewan Harian Derah Angkatan ‘45 _________. 2005. Untaian Bunga Rampai Perjuangan di Lampung. Lampung : Dewan Harian Daerah Angkatan ‘45 Gottschalk, Louis. 1983. Mengerti Sejarah. Jakarta: UI-Press. J. Moleong, Lexy. 2011. Metdologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Kansil, C.S.T. dan Julianto. 1988. Sejarah Perjuangan dan Pergerakan Kebangsaan Indonesia. Jakarta: Erlangga Koentjaraningrat.
1983.
Metode-Metode
Penelitian
Masyarakat.
Jakarta:
Gramedia. Kartodirjo, Sartono. 1992. Pengantar Sejarah Indonesia Baru 1500-190, Dari Impeum Sampai Imperium. Jakarta: PT. Gramedia
78
Kartodirdjo, Sartono. 1992. Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kuntowijoyo. 2001. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya. Kuntowijoyo. 2003. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya Nugroho, Notosusanto. 1993. Sejarah Nasional Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka P. Joko Subagyo, 1997. Pengantar Metodologi Riset. Jakarta; Fajar Agung Poesponegoro, Marwati D dan Nugroho Notosusanto. 1992. Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta: Balai Pustaka. Renstra Kecamatan Kalianda, 2011-2015 Rasyid, Harun. 1987. Naskah Sejarah Perjuangan Daerah Kalianda Pada Masa Perang Kemerdekaan Ke Dua Tahun 1949. Kalianda:_ Sagimun MD.1989.Peranan Pemuda.Jakarta.Bina Aksara.Hal : 331 Sjamsudin, Helius. 1996. Metodologi Sejarah. Jakarta: Depdikbud. Sudiyo.2004.Pergerakan Nasional.Jakarta.Rineka Cipta. Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: RinekaCipta. Syah, Iskandar. 2010. Sejarah Daerah Lampung. Bandar Lampung: Universitas Lampung. Tirtoprojo, Susanto. 1982. Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia. Jakarta: PT. Pembangunan. Tirtoprojo, Susanto. 1996. Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia. Jakarta: PT. Pembangunan Yahya A.Muhaimin.1982.Perkembangan Militer Dan Politik Di Indonesia 19451966.Gajah Mada University Press.Hal : 28 Zuriyah, Nurul. 2005. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara