PERIOPIRATIVI MANAGEMENT AND TVATUATION OF THYROID HORMONE IN PATIENT WHO UNDTRCOINC THYROID SURCERY Mohanmad Robikhul lkhsan
Endo.rfoogysub Deparim€nt, nrerna M€di.fe Department Fac!lly of M€di. ne, Cadi.hM.da Universty
PERAN HORMON TIROID TERHADAP FUNGSI TUBUH Tiroid merlrpnkan sLntu kelenjar keci lelapl memili(l fLingsl yang cukup bcsar tcrutama bcrkaitan dcnBan rcBUlns mctabo isme tubuh. Secara umum kelenjartiroid mefghasi kan hormon tiroid yaiiu triiodolironin (T3) dan llrokEin (I4) dimnnn kedua hormon terseb!l mempcngaruhi iungsi dnn aktifit.rs scluruh scl tubuh bcrupn ctek metabolik dan fisiologik. Adapun pcn3aruhnya terhadap tubuh ada
ah
metabolisme basa tLbuh, penggunaan energi se, denyut jantung,
sensitililas respon tLrbuh lerhadap panas atau dingjn, koordinssi motorik otot bnhknn berpcnSaruh lcrhadap fungsi rcproduksi (l).
Selain rnemiliki fungsi regulasi tersebut, secara seluler juSa memiliki efek metabolik yang sangat komp eks yiiru rermoregulasi, melabolisme prolein (dalam k.rdar normnl bersifnl anrbolik telapi pada k;rdnr supranormal bcrsifat kntabol k), mctabolismc karbohidrat
(bersifat dlabetogenik karena penirgkatan absorbsi intestinal, glikogenolisis, dan peningkatan degradasi insu in), metabolisme emak, tonus sel olol polos ( nlestinnl), dan jLrgn lninnyn (1,2). Ifcl< iisiologik hormon tiro d adalah bcrkdit.rn dcfBan proscs pertumbuhan terutarna fetus, ef€k pada konsumsl oksig€f se uler, efek kardiovaskuler, el.ek simpatik, hematopoetik, tonus otor skelet dan endokrin (l).
'172
PENGATURAN FUNGSI KELENJAR TIROID Terd.rp:rl l)ebcrdpa mekanismc pcngatlrran honnone kelenjnr
ln.ld.rflir.r lrin pefgatur.rn bcrdasar renksi u.npan b.1lik nntara TJ,T.l terhadnp TSH/ penSaruran ot.rregulasi berdasar kadar iodiLrrn ntr:rsel, dnn pcnSaluran reaksitubuh terhadnp kondjsj stress hor r.rn
akutil,2)
!mpin balik dipeftrnLar;i oleh hormon TSH oleh sel tirotrop di pltLit.ry anterior. Produksi dan sekreli ISH ini dircgulasi oleh adanya IRH .lari hipotalamus dan eiek ur'rpaf ballk negative dari h.rrmon tiroid. Sclain ilu TSH juSa Pa.l.r
st isi
mckdfisme
rang d sirtcsis
dpengaruh olch kadar hornron steroid scpcrti ldn progesleronc (l L
glrkoko( koid,
eslro|cn,
tu
KELAINAN KELENJAR TIROID h
r !i
KelaiJr.n kclcnjar liroid dnpJt ditentlrkan berdasarkan kelainan alom k, histologik dan kelirindf fungsificiolo8ik. Kelninan rnatomik
dapat
dltcntukan dengnn Jnamnesis.laf pemerikEran fisik serra icrr/MRt/Sidik tiroid, dJt).
pemerlksaan penunjaf B (Ro]]tger, USC/CT
berbigni nroda itaE pemeriksaan tersebut kita mcndapal nformrsi klinik berup. srrLrrra/pembesaran kelenjar
S€car unrum dcngan hisa
trroid
bcrupa nodul .rLau clifus, posisi dan ukuran sec.ra lcbjh spesjfil(
i1l
17)
,,.
\
TSH
T4
RowBeA3
T!
Mekanisme Regulasi Hormon Tiroid (1)
Untuk menetukan kelainan secara histologik maka dilakukan pengambjlan sampel jarinBan tiroid dapar berupa aspirasi jarum halus (FNAB) atau biopsi araLr dilakukan operasi penganSkatan kelenjar tiroid (/roze,l secton). Hal ini merupakan baku emas cjajam menentukan suatu keganasan keienjar tjroid 14,5). Sedangkan dalam menilai funSsi kelenjar tiroid kita dapar melakukan pemeriksaan uji fungsiiiroid. Uji fungsi ini dapat berupa pemeriksaan hormon tiroid ataupun uji tangkap yodium oleh keJenjar
tiroid. Dari pemeriksaan fungsi jni kita dapat menetukan apakah seseorang dalam kondisi hipotjroid, eutjroid (normotiroid) atau hipertiroid (4).
TIROIDEKTOMI DAN ASESMEN HORMONAL Tiroidektomi merupakan suatu tindakan operatif dimana terjadi pentambilan salah satu lobus atau kedua lobus kelenjartiroid. tndikasi 114
um!m dJri lirld.rkin tijojrhklorr ini tr({ut). perrbcs:U,rl klefjar tiror.l vrhjng8a nr.r,yeL)rt,t.rn k.\uljr.rf pern.i.rsir, kcsrlit.rn nenc dn, k.( urjg,rJn lunrU kegnrai;rn rrnu .rja.|f).r hipotir.,idisnr., pa
ing
Ie
j,.fis penreriks;,.n f.rng dil;rkuk.rn sobr:lun djaks,rnak.lr tindrl(dn roid.,kr,rmt t€rut.mi t)crtuj!.jn t]irruk kebcrhasrl,rn saa tin.t;rkJn opcrari ,naLrprrn prska op.,asr. Fungsi lro d diprt dilihdt dnri pem.riksann hon )f liro d v;r.8 m€rlii)Uti TJ apar bcber.rp.r
Tl5cda r.,8ulal(rr iungsiriturid atlu hormon tSH ) ),ang .tiprcd!ksi 0eh kclenjrr pituitrrv nDt{rrior. UnlLrk haril rin.lik.rn y.rrrg op rrrl dan
honllon liroid ini cl:rt.rn bnt.s nornral. !irtu< ini scringkiti pasien pcrtu mcn.t.rparknn ob,rr 0ralin baik \i,Irg bcrsif.rr rnenurunk;n pro.tuksi ho rron ap;hl .r berleh hrf, .tru p.da k.,,rdisi tain nrr:nr,.rtLLkan L.rmbnh.r I cr!ni borJnor :rp.rbi .r .lalaln kof .ti, kekurilngif honron rkitrar kctain.rn dih,rrapkrn *arLrs men.apni kon.Jisi
Fn8 terj.r
d
i pa.i.r kei,.njar ttroid t-.rscbut (6,71.
lL,juin f ornr:lisirsi honnon t!rseb,,r :r.J.rldh L,rtuk nrf n.€,!ih lert l fya krlsis tiroid akt/)nt lerlcpnsf!n hornn,ll ke sirkulrri pad.r ;.n dlakukan i, al;r'rb:rik iLu drpt( u olctjrraLr1ln rjn(t.li.rn nrnupu'l srress lubuh. Scl.rin ilu dcng.r. n(nnrdlnf.r honnon rjroid dipnt nref.fdak.rn bah\\,:r .,ktifir.rs kelefjar d.rt.im ko,rdiri srrbit d.jn pc,iusi .J.,ah noflr,rlaiaLr stabjl. Dalam kond
."6J.r'
1,,8i
s akliiit.rs
l, \,,,,.p,,
ke
fnj:rr vrnij nr.rsih ting,ri
r,r.,
rr.,., Lr
d.tuh nr.:nui!
ke enlir H;rl ini (J.rp:r n,eni;rdi p$d:|.rtjan sn.t iin.t.jk.rn {/1. Sc arn honnon tiroid sepcrt T:l dan T4, l., rpnr bet).,rapa pei rriksai,r rafS d:rpit digL,nik:rn sob:rg.ri pen.jn.ta k.jnker ri,oid. Pcnandi kankl:'r tiroid fant ban),.rk digrinnkrn dcjal.rh tiro8tob!liir iTql \r.rn8 diproduksi o eh 5cl ltftr d normrl. ponanrta rinrS ot)ritin n disLnacrn Unluk jenis karsifoma d.ri set sel rarg mc,nprcrluksi hormon tlroicl lpapi .rr dnn tolilutct. S.r.ar.r ktinis riroctotrrrlir lhBgif!.r sirkL,l.lsi
p ed
ktor kej.rdian
1t5
digunakan untuk memastikan sisa sel kanker tiroid paska tindakan operasi dan ablasi. Penanda kanker tiroid yang lain adalah calciforin (CT) terutama pada kanker jenis karsinoma sel C lmeduler) (8).
Setelah dilaksanakan tindakan tiroidektomi dengan berbagai metode maka perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan sesyuai dengan stratifikasi
ris
iko berdasarkan metode operas i yang
d
ilaku kan. Tindakan
lobektomi, nodulekomi, hemitiroidektomi, isthmolobekomi, subtotal, near total bahkan total tiroidekomi memiliki permasalahan hormonal yanS berbeda terutama berkaitan dengan fungsi kelenjar memproduksi
hormon tiroid sehingga dapat diprediksi perlu tidaknya substitusi hormon tiroid paska tindakan (7). Masalah lain yang sering muncul paska tindakan tiroidektomi adalah terjadinya kelainan berupa hipokalsemia dengan berbagai
tingkat keparahan. Seperti yang telah diketahui bahwa paratiroid merupakan hormon regulator metabolisme kalsium. Hal ini rerjadi akibat terjadinya l<erusakan baik parsial maupun total, atau bahkan terambilnya kelenjar paratiroid menyebabkan hipoparatirojd yang permanen (6/7). Terambilnya kelenjar paratiroid dapat terjadi disebabkan karena
letak kelenjar paratiroid yang posisi anatomisnya menempel
pada
bagian belakang dari keJenjar tiroid. Pada tingkatan ringan seringkali terjadinya proses inflamasi pada kelenjar paratiroid paska tindakan,
dimana pada kasus seperti ini dapat membaik seiring dengan
pros."s
perbaikan inflamasi yang terjadi. Namun pada kondisi kerusakan yang berat atau terambilnya kelenjar paratiroid paska tindakan dapat menyebabkan hipoparatiroid yang permanen (6,7).
PENUTUP Komunikasi yang intensif dan al
1?6
jeb€lum, se ama m.rupun setelah I
fd.ktrn dilak!k.rn. Sctiap
pas en
r€r.an.r Lindakan tiroldckLom dengan bertra8Ji metode lctnp |erlr pend.<Jl.rn stratifi(.rsi risiko sec.rra lndiidual rrelipuLi usa, komorb d tas, terapi varg digunal
ai
iinS oprinr,r l.
I,
rl ri
;i
REFERENSI
I
DcCroot LJ, Lars.n PR, HennemarI C, The Thyr{rid and tls Dlseases.
L
6" Idition, ahur.hil/ / i,rgst.rre, Nevv Yc,rk, Edinburg,
Crccrispan FS, Thc Tlrvroid (;l:rnd in tsasi. & C irical l:ndocrifolosy, 7r l:dition, Eds. Crccnspan FS, Gardncr Llc. Lange Nlcdi.al DL)aks New York=l oronto, 2004
l.
(,"in L CliniLal, Metaboll. nnclOrgan Spe.ilic lndices of Thvro cJ Ft]i(Ior, Lndo.txiol i\'1.tab CliD Narth An), 3AA15, )Ot)1 4. lameson lL, WeelnrJn Al,. Llirordcrs aJI Jhe Thyroid (chapter 4) in Haftisan fnda.iDaloEy, Ed. Jamc'son JL, McGraw tJtll, Ncu
j.
Yorl( Toronto. 2004r
Sn8rr PA, Cooper DS,
llifiels CH, lndenson
PW, Crccnspan (llnrl< I:S, Levy E(1, Brnvcrman LE, OlJ, McDouSall lR, Ain KV, Dorfm.rn SC Trcatnrenl SLridclines lor pntlcnts with rhlro d nodules and wel -difi,.rentiatcd thvroid .nnccr. American Thvrc,id
Association.,,lr.t rrkylr,Ved 1 56) t 65 21 7 2. 1 996 6. Cooper DS, Dohcrty CM, Haugen BR, Kloos RT, Lc.:SL, Mandel 5J, M.rzznlcrri EL, Mclver B, Shcrman SJ, Tutr e RM I he Am,.ri.nn Th!rold Associatlon Cridc ifes Task iorLc.. M:rnage'ncfr Sridrlines for paliefts $,ith thyroid nodules and diifcrcrtiate.l .hrr. d .r.r -. /J,). ,/., ,...4q . I , .u0,
'177
Boelaert K, Horacek J, Holder RL, Watkjnson JC, Sheppard MC, FrankjynJA Serum thyrotropin concentration as a novelpredictor
8.
of malignancy in thyroid nodules investigated by fjne needle aspiration. / Cr, frdo Metab 91:4295 1301.2A06 Spencer CA. Assay ofThyroid Hormone and Related Substances. ln Thyrcid Disease Maragel. Chapter 6a. Massachusetts. Endocrjne Education lnc.2OO4) 1 47
P IT FA
L
L P AD A PAROTI DEKTOMI I Made TjekeE
Jl
Bagian THT KL FakLtras Kedokteran Universita5 Udnyana/RSUp sangtah Denpasar
ABSTRAK Parotidektomi adalah rindakan eksisi kelenjar parotis, dilakukan pada penatalaksanaan tumor-tumor parotis baiktumor jinak maupun tumor ganas. Tujuan utama parotidektomi adalah mengangkattumor secara keseluruhan dan mempertahankan lungsi nervus fasialis. Ada
beberapa jenis tindakan parotidektomj : parotidel(omi supedisial, parotidektomi total, parotjdektomi radikal dan parotidektomi subtotal, tergantung ukuran, Jetak dan s ifat-sifat biologis daritumor. pada kasus kasus selektif parotidektom i subtota I memberikan banyak keuntungan
dibandingkan parotidektomi superfhial.
Dilaporkan 3 kasus yang merupakan ptrla// pada tindakan parotidektomj, yaitu kasus dengan penyakit Kimura, arteritis 'prnpo-rJi. iJ\ Fnrl ddn rb.F, ore.p /obp pJroti( Kata
kunci : Parotidektomi. ptrfil/