Jurnal ßIOêduKASI Vol 1 No (1) September 2012
ISSN : 2301-4678 FKIP Universitas Khairun
PERILAKU KEWASPADAAN MONYET HITAM SULAWESI (Macaca nigra DESMAREST, 1822) DI HUTAN KONVERSI PULAU BACAN, MALUKU UTARA Ahmad, Zulkifli 1 dan Abdu Mas’ud 1 1
Dosen Pada Prodi Pendidikan Biologi Universitas Khairun Ternate Email:
[email protected] [email protected] ABSTRAK
Monyet hitam Sulawesi, selain terdapat di Pulau Sulawesi dapat pula ditemukan di Pulau Bacan Maluku Utara. Monyet hitam yang ada di Pulau Bacan memiliki kesamaan karakter morfologi dengan monyet hitam yang ada di Pulau Sulawesi. Adanya aktivitas manusia di sekitar dan di dalam kawasan Cagar Alam Gunung Sibela Bacan, telah menyebabkan terjadinya degradasi habitat dan deforestasi. Hal ini dapat menimbulkan dampak terhadap ketidakstabilan populasi serta perubahan perilaku hewan, dan dimungkinkan termasuk perilaku kewaspadaan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perilaku kewaspadaan monyet hitam Sulawesi di hutan konversi Pulau Bacan. Teknik pengumpulan data perilaku kewaspadaan dilakukan dengan metode All Occurance Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa monyet hitam Sulawesi di hutan konversi masih memiliki tingkat kewaspadaan yang tinggi. Kemampuan mendeteksi dan reaksi yang ditunjukkan di hutan konversi, menunjukkan perbedaan tidak bermakna (p>0,05). Hasil uji Wilcoxon dan Friedman terhadap penggunaan ketinggian dan kanonpi pohon menunjukkan perbedaan tidak bermakna (p>0,05). Walaupun secara statistik menunjukkan perbedaan tidak bermakna, namun ada kecenderungan bahwa dalam jangka waktu panjang monyet hitam Sulawesi di kawasan Cagar Alam Gunung Sibela Bacan akan berkurang sifat kewaspadaannya, bahkan dimungkinkan menunjukkan reaksi positif apabila aktifitas masyarakat di hutan konversi Pulau Bacan semakin meningkat.Implikasi hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai materi ajar matakuliah ekologi hewan khususnya dalam pengembangan praktikum dan riset mahasiswa. Kata kunci : Perilaku kewaspadaan, monyet hitam Sulawesi, hutan konversi Pulau Bacan, Maluku Utara Monyet hitam Sulawesi, selain terdapat di
et al. 1988). Jumlah populasi monyet hitam di
Pulau Sulawesi dapat pula ditemukan di Pulau
Pulau Bacan diperkirakan menurun drastis
Bacan Maluku Utara. Monyet hitam yang ada
ketika terjadi konflik horizontal (periode 1999-
di Pulau Bacan memiliki kesamaan karakter
2000). Penurunan populasi monyet hitam
morfologi dengan monyet hitam yang ada di
disebabkan oleh adanya perburuan untuk
Pulau Sulawesi (Fooden, 1969; Napier and
dikonsumsi
Napier, 1985; Hamada, et al. 1994; Hamada,
peliharaan,
dagingnya, atau
dibunuh
sebagai
hewan
secara
sengaja
17
Jurnal ßIOêduKASI Vol 1 No (1) September 2012
ISSN : 2301-4678 FKIP Universitas Khairun
(Hamada, et al. 1994; Rosenbaum et al.1998;
Informasi
ilmiah
tentang
Melvi, 2010), karena hewan tersebut bersifat
kewaspadaan
agresif. Adanya aktivitas penduduk di sekitar
penggunaan ketinggian serta kanopi pohon)
kawasan cagar alam, juga dapat menyebabkan
monyet hitam Sulawesi yang ada di hutan
terganggunya pertumbuhan populasi monyet
konversi Pulau Bacan masih sangat terbatas
hitam.
dan
Aktivitas
tersebut
dapat
berupa
(kecepatan
perilaku
belum
diketahui.
deteksi,
Untuk
reaksi,
itu,
hasil
penebangan kayu oleh penduduk, baik untuk
penelitian ini sangat diperlukan dalam rangka
keperluan kayu bakar, sebagai bahan dasar
meningkatkan perlindungan dan pengelolaan
pembuatan rumah dan keperluan lainnya
kawasan Cagar Alam Gunung Sibela Bacan
(Rosenbaum
secara efektif dan efisien.
Perburuan
et
al.1998;
liar
dan
Melvi,
kebisingan
2010). yang
ditimbulkan oleh manusia (Melvi, 2010), juga dapat menyebabkan terjadinya migrasi dan menimbulkan gangguan terhadap populasi monyet hitam Sulawesi serta perubahan pada
Tujuan
dalam
penelitian
ini
adalah
mempelajari perilaku kewaspadaan (kecepatan deteksi, reaksi, penggunaan ketinggian serta kanopi pohon) oleh monyet hitam Sulawesi (M. nigra) di hutan konversi Pulau Bacan
perilakunya.
Kabupaten Salah satu upaya untuk menjaga dan
Halmahera
Selatan,
Propinsi
Maluku Utara.
melindungi kelestarian monyet hitam Sulawesi yang ada di kawasan Cagar Alam Gunung Sibela Bacan
adalah
perlindungan
dan
METODE PENELITIAN
dengan melakukan secara
hari pengamatan, dimulai pada bulan Mei-Juli
komprehensif. Salah satunya adalah dengan
tahun 2011 di hutan konversi Pulau Bacan.
mempelajari perilaku kewaspadaan monyet
Alat-alat yang digunakan meliputi; peta lokasi,
hitam Sulawesi. Perilaku kewaspadaan monyet
kompas, roll meter, GPS, teropong binokular
hitam
dengan
Sakura AT 78m/1000m, kamera DSLR Canon
mempelajari kemampuan responnya terhadap
EOS 1100D EF-S 18-55mm f/3.5-5.6 IS,
kehadiran “benda asing”. Kemampuan tersebut
handcounter
dapat berupa kecepatan deteksi, reaksi yang
pengamatan, serta pita untuk tanda di setiap
ditunjukkan, dan penggunaan ketinggian serta
jalur
kanopi pada pohon.
penelitian ini adalah semua jenis monyet hitam
Sulawesi
pengelolaan
Penelitian ini dilaksanakan selama 84
dapat
diketahui
dan
pengamatan.
jam
Objek
tangan,
kajian
lembar
dalam
18
Jurnal ßIOêduKASI Vol 1 No (1) September 2012
ISSN : 2301-4678 FKIP Universitas Khairun
Sulawesi yang ditemukan di setiap jalur
frekuensi
pengamatan.
ketinggian, dihitung persentasenya, kemudian
Metode
yang
pengambilan
data
digunakan perilaku
penggunaan
setiap
interval
untuk
dianalisis secara statistik. Cara pencatatan
kewaspadaan
seperti ini juga dilakukan untuk mengetahui
adalah All Occurrence Sampling (Alttman,
penggunaan kanopi pohon.
1974; Slatter, et al. 1991). Pengamatan dilakukan di hutan konversi dengan membuat
HASIL DAN PEMBAHASAN
7 jalur pengamatan, berjarak 6 km untuk setiap
Titik-titik sampling pengamatan monyet
jalur. Pengamatan dilakukan setiap hari, saat
hitam Sulawesi di Pulau Bacan sebagai berikut
terbit matahari (sekitar pukul 06.00 Wit)
:
sampai terbenam matahari (sekitar pukul 17.00
1) Desa Wayamiga terletak di Kecamatan
Wit).
Pengamatan
dilakukan
dengan
perilaku
kewaspadaan jalur-jalur
kawasan CAGS, dan berbatasan langsung
pengamatan, bergantian setiap hari pada jalur
dengan Bukit Batu (masyarakat setempat
pengamatan
1999).
menyebutnya Gunung Batu). Di kampung
Pengamatan tetap dilakukan pada monyet
lama Desa Wayamiga, ditentukan 6 jalur
hitam Sulawesi yang berada di luar jalur
pengamatan
pengamatan (Fachrul, 2007). Pencatatan data
Kelompok monyet hitam yang ditemukan,
deteksi, reaksi dan penggunaan ketinggian
selanjutnya disebut kelompok monyet
serta kanopi pohon dilakukan saat awal
hitam Wayamiga (M-W).
yang
menelusuri
Bacan Timur, berada di sebelah timur dari
lain
(Tobing,
perjumpaan dengan kelompok monyet hitam
2) Di
Desa
pada
Makian
hutan
konversi.
Kecamatan
Bacan
Sulawesi.
Untuk data deteksi, pada setiap
Tengah, khususnya sekitar area kebun
pertemuan
dengan
percobaan Balittro, dibuat empat jalur
monyet
hitam,
akan
diperoleh suatu frekuensi deteksi. Untuk data
pengamatan
reaksi, dicatat reaksi yang diperlihatkan oleh
Kelompok monyet hitam yang ditemukan,
monyet tersebut, apakah bersifat positif, netral
selanjutnya disebut kelompok monyet
atau
hitam Makian (M-K).
negatif.
kategori
reaksi,
Pengamatan
Masing-masing dihitung
penggunaan
frekuensi
persentasenya.
ketinggian
pada
hutan
konversi.
3) Di Desa Papaloang Kecamatan Bacan
pada
Selatan, dibuat 4 jalur pengamatan pada
pohon dilakukan dengan mencatat interval
hutan konversi. Kelompok monyet hitam
ketinggian yang digunakan monyet hitam pada
yang
saat perjumpaan awal. Berdasarkan total
kelompok monyet hitam Papaloang (M-P).
ditemukan,
selanjutnya
disebut
19
Jurnal ßIOêduKASI Vol 1 No (1) September 2012
ISSN : 2301-4678 FKIP Universitas Khairun
Berdasarkan hasil perhitungan jumlah
persentase frekuensi deteksi awal pada monyet
individu dengan menggunakan metode Rapid
hitam Sulawesi yang ditemukan di hutan
Assesment
tiap titik
konversi Wayamiga, diduga monyet hitam
individu
Sulawesi telah mulai teradaptasi sehingga
monyet hitam yang berfariasi. Di hutan
menjadi terbiasa terhadap kehadiran manusia
konversi Desa Wayamiga ditemukan 35
di habitatnya. Hal ini ada hubungannya dengan
individu, dengan perbandingan sex rasio
keberadaan
dewasa kelamin; 4 ekor jantan dewasa
berdekatan dengan kawasan CAGS. Jenis
(male):10 ekor betina dewasa (female). Di
tanaman yang ditanam, merupakan sumber
Desa Makian dijumpai 26 individu dengan
pakan utama bagi monyet hitam Sulawesi. Hal
perbandingan sex rasio dewasa kelamin; 1
ini sesuai dengan hasil penelitian Saroyo
ekor jantan dewasa (male):3 ekor betina
(2009), pakan utama monyet hi
di
pengamatan,
sepanjang jalur ditemukan
jumlah
perkebunan
rakyat
yang
dewasa (female), serta di Desa Papaloang dijumpai 45 individu dengan perbandingan sex rasio dewasa kelamin; 2 ekor jantan dewasa
Hasil analisis dengan uji proporsi terhadap persentase frekuensi deteksi awal oleh monyet hitam di hutan konversi adalah berbeda tidak
(male):8 ekor betina dewasa (female).
bermakna (p > 0,05). Analisis ini memberi arti Perilaku
Kewaspadaan
Monyet
Hitam
Sulawesi Di Hutan Konversi Pulau Bacan
bahwa walaupun secara statistik mendapatkan nilai perbedaan tidak bermakna, namun ada kecenderungan tingkat kewaspadaan monyet
a. Kecepatan
deteksi
monyet
hitam
Sulawesi Perbedaan
hitam Sulawesi di kawasan CAGS, khususnya di lokasi hutan konversi Wayamiga telah
habitat
dan
perubahan
mengalami penurunan.
lingkungan yang terjadi, memiliki pengaruh terhadap kecepatan deteksi (deteksi awal) monyet hitam Sulawesi di hutan konversi Pulau
Bacan.
Umumnya
di
dua
lokasi
b. Reaksi monyet hitam Sulawesi Perjumpaan
memiliki
hitam
(menghindari
dulu
pengamat/manusia 98,9%).
Sedangkan
mendeteksi (rerata di
kehadiran
deteksi hutan
monyet
hitam
Sulawesi di lokasi pengamatan umumnya
pengamatan (Makian dan Papaloang), monyet lebih
dengan
reaksi
yang
bersifat
pengamat/manusia)
negatif ataupun
awal
reaksi netral (tidak memperlihatkan reaksi
konversi
yang nyata dan tidak lari), sedangkan reaksi
Wayamiga, rerata persentase deteksi awal adalah 40%. Dengan semakin rendahnya 20
Jurnal ßIOêduKASI Vol 1 No (1) September 2012
ISSN : 2301-4678 FKIP Universitas Khairun
positif (bereaksi mendekati pengamat) tidak
hutan konversi Desa Papaloang memiliki
pernah teramati selama pengamatan.
persentase frekuensi reaksi netral masih sangat kecil (0,18%). Hal ini karena kondisi hutan
Tabel 1. Persentase frekuensi kategori reaksi monyet hitam yang ditemukan di hutan konversi di Pulau Bacan Kelompok
Wayamiga
Makian
Papaloang
Reaksi positif
0
0
0
Reaksi netral
7,27
1,26
0,18
Reaksi negatif
43,64
38,13
48,21
35
26
45
N
Aktifitas masyarakat
secara langsung
konversi
telah
berubah
menjadi
hutan
belum memberikan nilai positif langsung
sekunder dan jauh dari pemukiman, sehingga
terhadap populasi monyet hitam Sulawesi,
peluang bertemu dengan manusia relatif
namun kehadiran manusia dengan aktifitasnya
berkurang dan hampir jarang terjadi. Selain
dapat memberikan nilai positif tidak langsung
itu, akses manusia menuju hutan konversi
terhadap
kewaspadaan
monyet
hitam
Sulawesi. Hal ini dapat terjadi karena adanya
Desa Papaloang masih sulit untuk di jangkau. Dari
segi
konservasi,
perilaku
perkebunan rakyat di sekitar kawasan CAGS
kewaspadaan monyet hitam Sulawesi di
yang menjadi sumber pakan utama, dan
kawasan CAGS mestinya tetap dipertahankan,
memberikan stimulus bagi kehadiran monyet
sebagai salah satu sifat alami satwa liar agar
hitam Sulawesi. Semakin tinggi nilai frekuensi
tetap mampu bertahan hidup di alam. Salah
kehadiran monyet hitam di perkebunan rakyat,
satu peran untuk menjaga agar kewaspadaan
peluang bertemu dengan manusia semakin
monyet hitam Sulawesi tetap lestari adalah
besar. Hal ini akan memperbesar pula nilai
dengan tidak melakukan aktifitas di sekitar
reaksi netral dari monyet hitam tersebut. Jika
kawasan
keadaan ini terus berlanjut, dikhawatirkan
meminimalisir perjumpaan dengan monyet
dalam
hitam Sulawesi dan menurunkan nilai reaksi
jangka
waktu
panjang
perilaku
CAGS,
sehingga
dapat
kewaspadaan monyet hitam Sulawesi yang
netral.
merupakan sifat alami dari hewan tersebut
c. Penggunaan ketinggian dan kanopi pohon oleh monyet hitam Sulawesi
akan berkurang, sehingga berkurang pula kemampuan mempertahankan diri di alam (struggle for life) dari serangan predator. Di
Hasil
pengamatan
terhadap
penggunaan ketinggian oleh monyet hitam Sulawesi di pohon, memiliki frekuensi yang
21
Jurnal ßIOêduKASI Vol 1 No (1) September 2012
ISSN : 2301-4678 FKIP Universitas Khairun
berfariasi pada setiap ketinggian. Frekuensi
ditinggalkan sehingga telah berubah menjadi
ketinggian yang umum digunakan oleh monyet
hutan sekunder. Jenis tanaman palawija yang
hitam Sulawesi
di hutan konversi adalah
menjadi sumber pakan utama bagi monyet
antara 0 sampai 35 meter dari permukaan
hitam juga sudah jarang dijumpai. Di bagian
tanah. Persentase penggunaan ketinggian di
tepi dari hutan sekunder, dekat dengan
pohon oleh monyet hitam di hutan konversi
pemukiman,
disajikan pada Tabel 2.
menanam tanaman cokelat (Theobroma cacao)
masyarakat
banyak
yang
dan aren (Arenga pinnata Merr). Tabel 2. Persentase frekuensi penggunaan ketinggian oleh monyet hitam Sulawesi di hutan konversi pada kawasan CAGS Bacan Kelompok
Wayamiga
Makian
Papaloang
Berdasarkan hasil analisis uji Wilcoxon terhadap persentase frekuensi ketinggian oleh monyet hitam menunjukkan perbedaan tidak bermakna (p > 0,05). Hal ini dapat diartikan
0-5 meter
14,63
11,36
0
5 – 10 meter
6,25
8,33
0,36
10 – 15 meter
9,60
10,86
4,65
15 – 20 meter
3,20
2,78
21,29
20 – 25 meter
4,57
3,28
3,94
25 – 30 meter
4,27
2,27
5,37
30 – 35 meter
0,15
0,51
12,70
35 – 40 meter
0
0
0
bahwa
walaupun
penggunaan
ketinggian
berfariasi, namun pola penggunaan ketinggian di hutan konversi belum mengindikasikan perbedaan bermakna. Dengan demikian, dapat disebutkan
bahwa
perubahan
lingkungan
belum berpengaruh secara nyata terhadap penggunaan ketinggian pohon oleh monyet hitam Sulawesi.
Di hutan konversi Desa Wayamiga, monyet hitam lebih sering terlihat dan
Hasil pengamatan tentang penggunaan
ditemukan berada di ketinggian 0-5 meter,
lapisan kanopi pohon oleh monyet hitam di
karena di kedua daerah tersebut, masyarakat
hutan
telah
tanaman
umumnya monyet hitam ditemukan hampir di
hortikultura yang menjadi sumber pakan
semua lapisan kanopi pohon dan relatif lebih
utama monyet hitam, misalnya jagung (Zea
sering menggunakan kanopi bawah, sedang
mays), singkong (Manihot esculenta), dan
dan atas. Hal ini menjadi indikasi bahwa
pisang (Musa sp.). Di hutan konversi Desa
semua
Papaloang,
tidak
dimanfaatkan oleh monyet hitam Sulawesi
ditemukan berada di ketinggian 0-5 meter,
untuk melakukan aktifitas, walaupun frekuensi
karena
penggunaannya berfariasi di setiap kanopi,
menanam
beberapa
monyet
sebagian
hitam
besar
jenis
sering
lokasi
sudah
konversi
lapisan
memperlihatkan
kanopi
pohon
bahwa
dapat
22
Jurnal ßIOêduKASI Vol 1 No (1) September 2012
ISSN : 2301-4678 FKIP Universitas Khairun
karena masih dapat ditemukan sumber pakan
mahasiswa untuk melakukan riset sejenis
serta masih memungkinkan dijadikan sarana
dalam
dalam melakukan aktifitas harian monyet
bidang Ekologi Hewan.
rangka
pengembangan
keilmuwan
hitam Sulawesi. Pembelajaran kontruktivisme kontekstual Hasil
analisis
statistik
dengan
uji
dapat dilaksanakan melalui pendekatan konsep
Wilcoxon menunjukkan perbedaan yang tidak
hasil riset ini. Mahasiswa dapat mengamati
bermakna (p > 0,05). Hasil analisis ini
secara langsung perilaku kewaspadaan pada
memberi arti bahwa walaupun penggunaan
hewan
kanopi pohon oleh monyet hitam Sulawesi di
dikembangkan melalui riset ini, mahasiswa
hutan konversi adalah relatif berfariasi, namun
dapat memodifikasi masalah penelitian yang
tidak ada suatu pola tertentu yang khusus
akan dilakukan melalui analisa lingkungan dan
dalam menggunakan kanopi pohon pada
kajian teori yang mendalam.
melalui
metode
yang
telah
kondisi habitat tertentu. Hal ini dapat menjadi indikasi bahwa walaupun lingkungan telah terjadi perubahan, namun belum berpengaruh
KESIMPULAN Hasil uji proporsi kecepatan deteksi dan
secara nyata terhadap penggunaan ketinggian
reaksi
di
hutan
dan
perbedaan
tidak
kanopi
pohon
oleh
monyet
hitam
Sulawesi.
konversi
menunjukkan
bermakna
(p>0,05).
Penggunaan ketinggian pohon oleh monyet
IMPLIKASI HASIL PENELITIAN PADA
hitam di hutan konversi lebih ditemukan berada di ketinggian 0-10 meter. Hampir di
PEMBELAJARAN BIOLOGI
setiap kanopi pohon, ditemukan monyet hitam. Hasil penelitian ini memiliki kontribusi
Hasil uji Wilcoxon penggunaan ketinggian dan
pada perkuliahan di Prodi pendidikan Biologi
kanopi pohon di hutan konversi adalah
khususnya
Hewan
berbeda tidak bermakna (p>0,05). Walaupun
spesifikasi tingkah laku hewan. Melalui riset
secara statistik menunjukkan perbedaan tidak
ini dapat memberikan informasi awal pada
bermakna, namun ada kecenderungan bahwa
mahasiswa untuk mempelajari tingkah laku
dalam jangka waktu panjang monyet hitam
hewan khususnya perilaku kewaspadaan pada
Sulawesi di kawasan CAGS Bacan akan
monyet hitam Sulawesi. Hasil penelitian ini
berkurang
juga dapat digunakan sebagai bahan praktikum
dimungkinkan menunjukkan reaksi positif
ekologi
matakuliah
hewan
dan
Ekologi
dapat
sifat
kewaspadaannya,
bahkan
membekali
23
Jurnal ßIOêduKASI Vol 1 No (1) September 2012
apabila aktifitas masyarakat di sekitar kawasan CAGS Bacan semakin meningkat. DAFTAR PUSTAKA Altmann, J. 1974. Observational Study of Behaviour: Sampling Methods. Behaviour , 227-262. Fachrul, M.F. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara, Jakarta. Fooden, J. 1969. Taxonomy and Evolution of the Monkeys of Celebes. Biblioteca Primatologica, 10: 1-148. Hamada, Y., T. Watanabe, K. Takenaka, B. Suryobroto, and Y. Kawamoto. 1988. Morphological Studies on The Sulawesi macaques. I. Phyletic analyses of body color. Primates, 29: 65-80. Hamada, Y., Toru Oi, and T. Watanabe. 1994. Macaca nigra on Bacan Island, Indonesia: Its Morphology, Distribution, and Present Habitat. International Journal of Primatology, Vol. 15 No.3, 487-493. Melfi, V. 2010. Selamatkan Yaki! Conservation of Sulawesi Crested Black Macaques Macaca nigra. In : S. GurskyDoyen and J. Supriatna (eds.), Indonesian Primates, Developments in Primatology: Progress and Prospects, © Springer Science+Business Media. DOI 10.1007/978-1-4419-1560-3_19. (http://www.springer.com/series/5852/pdf)
ISSN : 2301-4678 FKIP Universitas Khairun
Napier, J.R., and P.H. Napier. 1985. The Natural History of the Primates. The MIT Press Cambridge, Massachusetts. Rosenbaum, B., T.G. O’Brien, M. F. Kinnaird, and J. Supriatna. 1998. Population Densities of Sulawesi Crested Black (Macaca nigra) on Bacan and Sulawesi, Indonesia: effects of habitat disturbance and hunting. American Journal Primatology, 44: 89-106. Saroyo, S.S Mansjoer, K. Watanabe, T. Enomoto, I. Mansjoer, dan D. Sajuthi. 2003. Studi Habitat Vegetasi Monyet Hitam Sulawesi (Macaca nigra) Kelompok Rambo II di Cagar Alam Tangkoko-Batuangus. Eugenia, 9 (4): 220-234. Slater, P.J.B., J. S. Rosenblatt, C. Beer, and M. Milinski. 1991. Advance in the Study of Behaviour. Academic Press inc. California. Suprijatna, J., dan E. H. Wahono. 2000. Panduan Lapangan Primata Indonesia. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. Tobing, I.S.L. 1999. Pengaruh Perbedaan Kualitas Habitat Terhadap Perilaku dan Populasi Primata di Kawasan Cikaniki, Taman Nasional Gunung Halimun, Jawa Barat. (Tesis). Fak. Kehutanan IPB Bogor.
24