Perhitungan Harga Pokok Produksi Slip BCA Berdasarkan Pesanan Pada CV Sinar Kencana Di Samarinda Ann Febryan Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Anis Rahma Utary Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Iskandar Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman ABSTRACT Ann Febryan, of Job Order Cost Method Slip BCA Based on CV Sinar Kencana in Samarinda, from Economics Faculty, Mulawarman University, belong Mrs. Hj. Anis Rahma Utary and Mr. Iskandar as I counselor and II counselor. The purpose of this paper is to determine the level of the cost of the order slip BCA conducted by the company in accordance with the cost accounting theory. The method by conducting comparative research conducted by the method of joint cost allocation. The issues raised in this study is the calculation of job order cost slip BCA conducted by the company not to use cost accounting theory and to determine the expected profits by the company. The analytical tool used in this study is the calculation of job order cost order, the order cost cards, and the allocation of common costs. The calculations show the cost of the product slip BCA with our cost method of accounting based on the theory of lower cost of computation performed by CV Sinar Kencana. The calculations show a difference in determining the cost of slip BCA products made by the company and according to the theory of cost accounting. Company preview cost of the product to slip BCA is Rp 16.774.750,00 and product cost Rp Rp 279,58 for a single sheet. Meanwhile, according to the theory of cost accounting product cost Rp16.644.879,99 and Rp 295,2 for the cost per sheet. The difference is caused by CV Sinar Kencana not analyze in detail the production costs that occur. Companies put cost helper in raw material costs, overhead rates were only 45% by using approximations. With the joint cost allocation method based on the theory of cost accounting policy of the company is expected to take in determining the selling price and the expected profit. Keywords : Job Order Cost, Joint Cost Allocation, Order Cost Cards RINGKASAN Ann Febryan, Perhitungan Harga Pokok Produksi Slip BCA Berdasarkan Pesanan Pada CV Sinar Kencana Di Samarinda, dengan Ibu Hj. Anis Rahma Utary dan Bapak Iskandar sebagai Pembimbing I dan Pembimbing II. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui besarnya harga pokok produksi slip BCA berdasarkan pesanan yang dikalkulasikan oleh perusahaan dalam hubungannya dengan teori akuntansi biaya. Metode yang dipakai dalam penelitian adalah perbandingan perhitungan dengan menggunakan metode alokasi biaya bersama. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah dalam menghitung harga pokok produksi slip BCA berdasarkan pesanan yang dilakukan oleh perusahaan tidak menggunakan teori akuntansi biaya yang semestinya dan mempengaruhi keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan. Alat analisis yang digunakan dalam penulisan ini adalah kalkulasi harga pokok pesanan, kartu harga pokok, dan alokasi biaya bersama. Perhitungan menunjukkan bahwa biaya untuk memproduksi slip BCA yang dilakukan berdasarkan teori lebih kecil dikeluarkan dibandingkan dengan yang dilakukan oleh CV Sinar Kencana. Perhitungan menunjukkan adanya perbedaan dalam menentukan biaya produksi slip BCA yang dilakukan oleh perusahaan dengan berdasarkan teori akuntansi biaya. Perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh perusahaan adalah Rp 16.774.750,00 dengan Rp 279,58 harga per lembarnya. Sedangkan perhitungan menurut teori akuntansi biaya adalah Rp16.644.879,99 dengan Rp 277,41 harga per lembarnya. Perbedaan ini disebabkan oleh CV Sinar Kencana tidak menganalisis dengan detail biaya produksi yang terjadi. Perusahaan memasukkan biaya penolong pada biaya bahan baku, biaya overhead 45% yang menggunakan system klasik. Dengan kebijakan penggunaan metode alokasi biaya bersama berdasarkan teori akuntansi biaya diharaokan dapat meningkatkan harga penjualan dan meningkatkan keuntungan. Kata kunci : Harga Pokok Pesanan, Alokasi BIaya Bersama, Kartu Harga Pokok Pesanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Telah kita sadari bahwa begitu banyak perkembangan usaha di Kalimantan Timur, khususnya kota Samarinda. Selain menjadi ibukota provinsi dan pusat pemerintahan, kota Samarinda yang kaya akan sumber daya menjadi faktor utama pemicu munculnya usaha–usaha baru. Salah satu perusahaan yang sedang berkembang di kota Samarinda adalah perusahaan percetakan. Maraknya usaha percetakan yang bermunculan menimbulkan persaingan. Hal inilah yang merupakan sebuah tantangan dan tuntutan bagi para pengusaha di bidang ini untuk mengelola usahanya sebaik mungkin. Karena tiap-tiap perusahaan memiliki strategi dalam menjalankan usahanya, dalam upayanya untuk dapat bersaing dalam dunia bisnis tersebut. Harga pokok produksi dapat dijadikan sebagai dasar acuan bagi perusahaan dalam menentukan harga jual dari produk yang dihasilkannya, biaya dan pengeluaran, dan dapat pula membantu dalam menghitung atau memprediksi besarnya laba / keuntungan yang diinginkan perusahaan. CV Sinar Kencana adalah salah satu perusahaan di kota Samarinda yang bergerak di bidang jasa dalam hubungannya dengan menerima pesanan dimana kita dapat memesan dengan kegiatan produksinya di bidang percetakan, dengan kualifikasi kegiatan produksi dapat disebutkan diantaranya antara lain memproduksi undangan, kop surat, slip Bank BCA dan blanko Bank BCA, yang tentunya berdasarkan pesanan konsumen dengan spesifikasi pesanan tergantung permintaan dari konsumen CV Sinar Kencana, yang beralamat di Jl. Biawan 2 No. 057 RT. 11 RW. 04, Samarinda. Perlu diketahui bahwa dalam menghitung harga pokok produksi suatu pesanan, CV Sinar Kencana melakukan perhitungan hanya dengan metode klasik dengan penetapan tarif di muka saja, yaitu perhitungan hanya dengan berdasarkan pengalaman – pengalaman, tanpa menggolongkan secara pasti biaya-biaya yang terjadi dalam memproduksi suatu pesanan. Hal itu pula yang diterapkan CV Sinar kencana dalam salah satu produknya yaitu slip Bank BCA dengan menentukan tarif BOP 45 % dari biaya-biaya bahan baku produksinya. Pada penelitian yang dilakukan terhadap CV Sinar Kencana ini, diperoleh data-data pesanan yang terjadi pada per periode bulan Desember tahun 2010, dengan mengambil salah satu produk yang dominan dipesan pada bulan Desember tahun 2010, yaitu pesanan produksi Slip Bank BCA. Hal yang menjadi dasar dalam memilih produk Slip Bank BCA adalah pesanan produksi yang lebih meningkat dari bulan – bulan sebelumnya, dan pesanan untuk produk Slip Bank BCA memiliki nilai harga jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan pesanan-pesanan lain yang terjadi pada bulan tersebut, serta pesanan produksi Slip Bank BCA tersebut adalah pesanan yang paling besar jumlah produksinya dibanding dengan pesanan lain yang terjadi pada periode yang sama. Dalam menghitung harga pokok produksi untuk slip Bank BCA, perusahaan menggunakan metode kalkulasi yang sederhana. Penetapan harga ditentukan berdasarkan jumlah produksi pada bulan sebelumnya, dikarenakan penetapan harga untuk produksi dilakukan di awal proses produksi. Dari data kalkulasi yang didapat pada bulan Desember 2010 perusahaan menetapkan harga pokok produksi sebesar Rp 16.774.750,00 dengan komposisi biaya untuk penetapan biaya tenaga kerja yang hanya menggunakan metode jam kerja sebesar Rp 7.560.000, dan penetapan biaya overhead sebesar 45 % dari biaya bahan baku, yaitu sebesar Rp 2.859.750,00. Jadi, masalah yang dialami oleh CV Sinar Kencana sebenarnya adalah perusahaan belum
dapat menerapkan cara perhitungan pembebanan untuk biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik kepada produk secara benar dan menurut teori akuntansi biaya. Hal itu juga didukung dengan data produksi perusahaan yang di dalamnya terdapat perbedaan antara jumlah produksi dan penetapan tarif BOP dengan periode bulan Desember tahun sebelumnya. Pada bulan Desember 2010, didapat data jumlah pesanan slip Bank BCA yang diproduksi adalah 60.000 lembar dengan harga per rangkapnya sebesar Rp 450,- dan biaya overhead yang dibebankan adalah sebesar 45%. Sedangkan pada bulan Desember 2009, didapat data pesanan produksi berjumlah 50.000 lembar dan dengan harga per rangkap yang sama Rp 450,- namun dengan pembebanan tarif biaya overhead yang hanya sebesar 40% saja. Berdasarkan perbedaan itu dan uraian yang telah dikemukakan diatas, penulis tertarik untuk melakukan perhitungan harga pokok untuk produk pesanan Slip Bank BCA yang dihasilkan oleh CV Sinar Kencana dengan menggunakan metode harga pokok pesanan berdasarkan teori akuntansi biaya. 1.2.
Perumusan Masalah Dari uraian di atas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : “Apakah kalkulasi harga pokok pesanan yang diterapkan oleh perusahaan CV Sinar Kencana untuk produk pesanan slip Bank BCA lebih kecil atau lebih besar dengan kalkulasi harga pokok pesanan berdasarkan metode harga pokok pesanan dari teori akuntansi biaya”.
1.3.
Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan perhitungan kalkulasi harga pokok produksi dengan menggunakan metode harga pokok pesanan pada CV Sinar Kencana, yang meliputi perhitungan harga pokok produk per unitnya serta perhitungan laba yang diharapkan oleh perusahaan.
1.4.
Kegunaan Penelitian Adapun yang mrnjadi kegunaan dari penelitian ini diantaranya adalah: 1. Sebagai bahan informasi bagi pimpinan perusahaan untuk mengambil keputusan dalam menentukan harga pokok produk ataupun harga jual selanjutnya dan laba yang diharapkan. 2. Sebagai referensi mengenai perhitungan harga pokok produk dengan menggunakan metode harga pokok pesanan yang dapat dipergunakan bagi penulis lain guna menambah pengetahuan serta wawasan bagi penulis itu sendiri.
BAB II DASAR TEORI 2.1.
Dasar Teori 2.1.1. Akuntansi Al Haryono Jusup (2003:4) memberikan pengertian akuntansi dari dua sudut pandang, yaitu pengertian dari sudut pemakai jasa dan pengertian dari sudut proses kegiatan akuntansi yaitu sebagai berikut : “Dari sudut pemakai Ditinjau dari sudut pemakainya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi. Definisi dari sudut proses kegiatannya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi. 2.1.2. Akuntansi Biaya 2.1.2.1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian tak terpisahkan dari akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen, namun lebih menekankan pada masalah penetapan dan pengendalian biaya.. Menurut Mulyadi (2005 : 7), pengertian dari Akuntansi Biaya adalah sebagai berikut: “Akuntansi biaya merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajiannya biaya-biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa dengan cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya”. 2.1.2.2. Tujuan dan Manfaat Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2005 : 7), tujuan akuntansi biaya adalah sebagai berikut: 1. “Penentuan harga pokok produk 2. Pengendalian biaya 3. Pengambilan keputusan khusus oleh manajemen”. 2.1.2.3. Pengertian Biaya Henry Simamora (2002 : 36) memberikan definisi biaya (cost) adalah kas atau nilai setara kas yang diharapkan memberikan manfaat pada saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Disebut setara dengan kas (cash equivalent) karena sumber – sumber non kas dapat ditukarkan dengan barang atau jasa yang dikehendaki. 2.1.2.4. Penggolongan Biaya Mulyadi (2007:13) mengemukakan bahwa biaya dapat digolongkan dengan berbagai macam cara, yaitu: 1. “Objek pengeluaran 2. Fungsi pokok dalam perusahaan 3. Hubungan biaya dengan sengan sesuatu yang dibiayai 4. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. 5. Jangka waktu manfaatnya.
2.1.3. Harga Pokok Produksi 2.1.3.1. Pengertian Harga Pokok Produksi Muhadi dan Joko Siswanto (2002:10) mengungkapkan bahwa harga pokok produksi adalah biaya yang terjadi dalam rangka untuk menghasilkan barang jadi (produk) dalam perusahaan manufaktur. 2.1.3.2. Unsur – Unsur Harga Pokok Produksi Unsur-unsur biaya yang membentuk harga pokok produksi, seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, terdiri dari tiga bagian, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik 2.1.3.3. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi Kemudian Mulyadi (2005:16-17) menjelaskan metode pengumpulan kos produksi sangat ditentukan oleh cara produksi. Secara garis besar, cara produksi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu produksi atas dasar pesanan dan produksi massa. 2.1.3.4. Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Method) Sesuai dengan pendapat Carter dan Usry (2006:127), yaitu : “Dalam sistem perhitungan harga pokok pesanan (job order costing atau job costing), biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan (job) yang terpisah; suatu pesanan adalah output yang diidentifikasikan untuk memenuhi pesanan pelanggan tertentu atau untuk mengisi kembali suatu item dari persediaan”. 2.1.3.5. Karakteristik Perusahaan yang Menggunakan Metode Harga Pokok Pesanan Menurut Mulyadi (2005 : 38) karakteristik perusahaan yang pengumpulan harga pokok produksinya dengan metode harga pokok pesanan adalah sebagai berikut : a. “Proses pengolahan produk terjadi secara terputus – putus. Jika pesanan yang satu selesai dikerjakan, dan mulai dengan pesanan berikutnya. b. Produksi dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan. Dengan demikian pesanan yang satu dapat berbeda dengan pesanan yang lain. c. Produksi ditujukan untuk memnuhi pesanan, bukan untuk memenuhi persediaan di gudang”. 2.1.3.6. Kartu Harga Pokok Pesanan Menurut Mulyadi (2005 : 44) mendefinisikan kartu harga pokok merupakan catatan yang penting dalam metode harga pokok pesanan.Kartu harga pokok ini berfungsi sebagai rekening pembantu, yang digunakan untuk mengumpulkan biaya produksi tiap pesanan produk. Dengan kata lain kartu harga pokok pesanan adalah catatan yang berfungsi sebagai rekening pembantu untuk mencatat pengumpulan biaya produksi tiap produk pesanan, yang memuat nama pemesan, jumlah dipesan, tanggal pesan, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik dan lain sebagainya. 2.1.3.7. Pengertian dan Metode Alokasi Biaya Bersama Pengertian biaya bersama menurut Mulyadi (2005 : 358) yaitu : “Biaya bersama dapat diartikan sebagai biaya overhead bersama (joint overhead cost) yang harus dialokasikan ke berbagai departemen baik
dalam perusahaan yang kegiatan produknya berdasarkan pesanan maupun kegiatan kegiatan produknya dilakukan secara massa.“ Maksudnya dapat disimpulkan bahwa biaya bersama terjadi selama masa proses produksi yang dialokasikan ke berbagai produk atau departemen yang menikmati manfaat dari biaya tersebut. 2.2.
Definisi Konsepsional Untuk membatasi ruang lingkup dari permasalahan, maka penulis mengemukakan beberapa batasan pengertian dan konsepsional sebagai berikut : L.M. Samryn (2002:27) mengungkapkan bahwa harga pokok produksi adalah semua biaya yang terjadi dalam rangka pembelian atau pembuatan produk. Harga pokok pesanan adalah jumlah keseluruhan biaya produksi yang dikeluarkan untuk tiap pesanan. Mulyadi (2005:64) mengemukakan, bahwa di dalam metode harga pokok pesanan, biaya produksi harus dipisahkan menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung. Biaya produksi langsung dibebankan kepada produk berdasar biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya tidak langsung dibebankan kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan di muka. Mulyadi (2005 : 35) juga menambahkan bahwa Perusahaan yang berproduksi berdasar pesanan, mengumpulkan harga pokok produksinya dengan menggunakan metode harga pokok pesanan (job order cost method). Dalam metode ini biaya – biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produk produksi per satuan produk yang dihasilkan untuk memnuhi pesanan tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan. Kartu harga pokok pesanan adalah catatan yang berfungsi sebagai rekening pembantu untuk mencatat pengumpulan biaya produksi tiap produk pesanan, yang memuat nama pemesan, jumlah dipesan, tanggal pesan, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik dan lain sebagainya. Mulyadi (2005 : 44) mendefinisikan kartu harga pokok merupakan catatan yang penting dalam metode harga pokok pesanan. Biaya bersama menurut Mulyadi (2005 : 358) yaitu : “Biaya bersama dapat diartikan sebagai biaya overhead bersama (joint overhead cost) yang harus dialokasikan ke berbagai departemen baik dalam perusahaan yang kegiatan produknya berdasarkan pesanan maupun kegiatan kegiatan produknya dilakukan secara massa”.
2.3.
Kerangka Pikir CV Sinar Kencana
Akuntansi Biaya
Perhitungan harga pokok produk pesanan menurut perusahaan: - Biaya Bahan Baku
Perhitungan harga pokok produk pesanan menurut teori:
- Biaya Tenaga Kerja Langsung - Biaya Overhead Pabrik (BOP) ditentukan 25 % dari Biaya Bahan Baku
- Biaya Bahan Baku - Biaya Tenaga Kerja Langsung - Biaya Overhead Pabrik (BOP)
Perumusan Masalah “Apakah kalkulasi harga pokok pesanan yang diterapkan oleh perusahaan CV Sinar Kencana untuk produk pesanan slip Bank BCA lebih kecil atau lebih besar dengan kalkulasi harga pokok pesanan berdasarkan metode harga pokok pesanan dari teori akuntansi biaya” Alat Analisis - Kalkulasi Harga Pokok Pesanan - Kartu Harga Pokok Pesanan - Alokasi Biaya Bersama - Laba Kotor Hasil Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1
Definisi Operasional CV Sinar Kencana merupakan perusahaan yang kegiatan produksinya berdasarkan pesanan (order) dari pembeli. CV Sinar Kencana adalah salah satu badan usaha yang mengerjakan atau menerima pesanan berupa Slip Bank BCA, Undangan, Kop Surat dan Buku Harian Dinas PU dan lainnya, yang tentunya berdasarkan pesanan konsumen dengan spesifikasi pesanan tergantung dari permintaan dari konsumen. Dalam menjalankan aktivitas perusahaan sehari-hari, CV Sinar Kencana memiliki sebuah bangunan sebagai tempat usaha yang beralamat di Jalan Biawan 2 No. 057 RT. 11 RW.04 Samarinda. Pengertian harga pokok produksi yang dimaksud di dalam penulisan ini adalah jumlah biaya produksi yang dimulai dari pembelian bahan baku, biaya tenaga kerja langsung serta biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi hingga produk tersebut siap dipakai, berdasarkan spesifikasi pesanan dari konsumen, dan dalam hal ini produk pesanan berupa slip Bank BCA.
3.2
3.3.
Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa yang akan datang. Biaya produksi adalah jumlah dari semua biaya yang dikeluarkan selama proses produksi pada periode tertentu. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya lainnya yang dikeluarkan guna menyelesaikan suatu produk tertentu. Adapun komponen biaya produksi adalah sebagai berikut : 1. Biaya bahan baku langsung Biaya bahan baku langsung merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh bahan baku langsung. Bahan baku langsung dalam produk slip Bank BCA adalah kertas NCR dan Tinta merk Cemani Toka. 2. Biaya tenaga kerja langsung Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan oleh Percetakan Sinar Kencana untuk membayar upah tenaga kerja yang secara langsung berhubungan dengan proses produksi.. 3. Biaya overhead pabrik Biaya overhead pabrik adalah biaya lain-lain yang dikeluarkan selain dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja yang ikut menunjang proses produksi. Biaya tersebut antara lain : 1) Biaya bahan penolong. Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif kecil bila dibandingkan dengan harga pokok produksi tersebut. 2) Biaya Listrik. Biaya listrik ini adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar listrik selama periode bulan Desember tahun 2010. 3) Biaya Penyusutan Mesin dan Penyusutan Kendaraan. Biaya ini berupa jumlah penyusutan mesin-mesin serta kendaraan yang dimiliki oleh CV Sinar Kencana. 4) Biaya Depresiasi bangunan dan pabrik. 5) Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Mesin dan Kendaraan Rincian Data Yang Diperlukan Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan alat analisis dan pembahasan, guna menunjang terhadap pembahasan masalah yang dikemukakan. Data-data tersebut meliputi : 1. Gambaran Umum dan Struktur Organisasi CV Sinar Kencana di Samarinda yang merupakan objek dari penelitian 2. Data biaya-biaya produksi yang terjadi terhadap pesanan, yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik periode bulan November 2010 3. Kartu Harga Pokok Pesanan 4. Laba yang diharapkan oleh perusahaan 5. Data lain yang mempunyai keterkaitan dalam penulisan ini. Ruang Lingkup Penelitian Dalam penulisan ini penulis hanya memusatkan perhatian pada CV Sinar Kencana selaku objek penelitian dengan membatasi ruang lingkup penelitian pada masalah produksi dan penganalisaan biaya berdasar metode harga pokok pesanan untuk produk slip Bank BCA.
3.4.
3.5.
Teknik Pengumpulan Data Dalam penulisan ini, penulis mengadakan penelitian dengan teknik-teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Field Work Research ( Penelitian Lapangan), yaitu suatu metode dengan melakukan peninjauan kepada objek yang diteliti yang dilakukan dengan cara sebagai berikut a. Interview, yaitu mengumpulkan data dengan cara mengadakan tanya jawab dengan staf dan karyawan perusahaan. b. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data-data tertulis yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 2. Library Research (Penelitian Kepustakaan), yaitu pengumpulan data melalui buku-buku literatur serta tulisan-tulisan lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dalam penulisan ini Alat Analisis Untuk menguji kebenaran hipotesis yang telah dikemukakan, maka digunakan alat analisis dan pengujian hipotesis dengan cara membandingkan antara cara perhitungan perusahaan dengan penerapan metode harga pokok pesanan (komparatif). Biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi di dalam pembuatan produk jadi. Unsur-unsur biaya produksi inilah yang akan membentuk harga pokok produksi, dimana unsur-unsur tersebut terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang dianalisis adalah : 1. Biaya bahan baku 2. Biaya tenaga kerja langsung 3. Biaya overhead pabrik Pada dasarnya perhitungan harga pokok produksi dapat diartikan pula sebagai perhitungan dari biaya produksi yaitu sebagai berikut : Taksiran Biaya Bahan Baku Rp XX Taksiran Biaya Tenaga Kerja Langsung XX Taksiran Biaya Overhead Pabrik XX + -
Taksiran biaya produksi
Rp XX
(Mulyadi, 2005 : 40). Untuk menghitung berapa besarnya harga pokok produksi untuk tiap lembar produk slip Bank BCA, digunakan perhitungan harga pokok produk per satuan yaitu sebagai berikut : Jumlah harga pokok pesanan tertentu Harga pokok per satuan = Jumlah satuan produk pesanan yang bersangkutan (Muhadi, Joko Siswanto, 2002 : 24) Untuk menghitung tarif biaya overhead pabrik menggunakan dasar perhitungan atas dasar kapasitas normal, dengan pembebanan BOP atas dasar biaya biaya bahan baku. Dasar pembenanan ini dipilih untuk mengetahui perbandingan tarif biaya overhead pabrik antara tarif yang digunakan oleh perusahaan, dengan tarif BOP hasil analisa, dimana telah dijelaskan sebelumnya, bahwa perusahaan menggunakan dasar pembebanan biaya overhead pabrik atas dasar persentase dari biaya bahan baku yang dikeluarkan dalam membuat suatu produk pesanan.
Pada dasarnya rumus perhitungan biaya overhead pabrik (BOP) adalah sebagai berikut : Biaya Overhead Pabrik yang dianggarkan = Tarif Biaya Overhead pabrik
Taksiran dasar pembebanan (Mulyadi, 2005:203). Apabila dasar pembebanan yang digunakan atas dasar biaya bahan baku, maka rumus perhitungan tarif biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut : Taksiran Biaya Overhead Pabrik X 100% = Persentase BOP dari biaya Taksiran Biaya bahan baku bahan baku yang dipakai (Mulyadi, 2005:200). Kemudian untuk kartu harga pokok pesanan, Mulyadi (2005 : 48) memberikan contoh kartu harga pokok yang dapat dilihat pada gambar berikut: PT. Eliona Sari Yogyakarta KARTU HARGA POKOK No. Pesanan Jenis Produk Tgl. Pesan Tgl. Selesai
: 102 : Pamflet Iklan : 15 November 1986 : 16 November 1986
Biaya Bahan Baku Tgl.
No. BPBG
Ket.
Jumlah
Pemesanan Sifat Pesanan Jumlah Harga Jual
Biaya Tenaga Kerja Tgl.
No. Kartu Jam Kerja
Jumlah
: PT. Oki : Biasa : 20.000 lembar : Rp 20.000.000,00
Biaya Overhead Pabrik Tgl.
Dasar
Tarif
Jumlah
Selanjutnya dalam menentukan biaya bersama (joint cost) yang dialokasikan kepada tiap-tiap produk bersama dengan dasar pikiran bahwa harga jual suatu produk merupakan perwujudan biaya – biaya yang dikeluarkan dalam mengolah produk tersebut maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Perhitungan alokasi biaya bersama Harga Nilai Alokasi Pokok Nilai Jual Biaya Produk Jumlah Jual Harga Relatif Bersama Bersama Produk Jual / Produk / Unit Yang Unit Bersama Dihasilkan (1) x (3) (4) x y (5) (2) x100% x (1) (1) (2) (3) (4) (5) (6) Jumlah x y (Mulyadi, 2005:336) Sedangkan untuk perhitungan laba atau rugi bruto tiap pesanan dapat dihitung sebagai berikut :
Harga jual yang dibebankan kepada pemesan Biaya produksi pesanan tertentu : Biaya bahan baku sesungguhnya Rp Biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya Taksiran biaya overhead pabrik Total biaya produksi pesanan Laba / Rugi bruto (Mulyadi, 2005:41).
Rp XX XX XX XX+
(Rp XX) Rp XX
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan CV Sinar Kencana adalah salah satu perusahaan di kota Samarinda yang beralamat di Jl. Biawan 2 No. 057 RT. 11 RW. 04, Samarinda, yang bergerak di bidang jasa dalam hubungannya dengan menerima pesanan dimana kita dapat memesan dengan kegiatan produksinya di bidang percetakan, dengan kualifikasi kegiatan produksi dapat disebutkan diantaranya antara lain memproduksi undangan, kop surat dan buku harian Dinas PU, slip dan blanko Bank BCA, yang tentunya berdasarkan pesanan konsumen dengan spesifikasi pesanan tergantung permintaan dari konsumen. Produk yang utama dihasilkan perusahaan adalah memproduksi slip BCA berupa slip pembayaran / transfer dan penarikan. CV Sinar Kencana mulai berdiri pada tahun 2004 yang dipimpin oleh Bapak Cahyo Ernandio. Perusahaan ini didirikan berdasarkan akte notaris Lia Cittawan Nanda Gunawan, SH, dengan Surat Izin Usaha Perdagangan nomor 0153/18.01/PK/VII/2006 dengan NPWP 6.805.925.2-722. Dalam menjalankan kegiatan usahanya CV Sinar Kencana mempekerjakan 8 orang pekerja yang masing-masing memiliki tugas dan tanggung jawab sesuai dengan posisi yang mereka tempati di dalam struktur organisasi perusahaan. Berikut ini adalah daftar tabel jumlah para pekerja yang menduduki posisi-posisi yang terdapat di dalam perusahaan, yaitu sebagai berikut: Jumlah Pekerja pada CV Sinar Kencana POSISI JUMLAH Bagian Administrasi dan Umum
1 orang
Bagian Produksi : Bagian Operator Bagian Finishing
2 orang 3 orang
Bagian Transportasi
2 orang
Total
8 orang Sumber data : CV Sinar Kencana
4.2
Struktur Organisasi
4.3. Proses Produksi Secara sistemastis proses produksi slip BCA dapat di gambarkan sebagai berikut: Proses Desain
Proses Finishing
Produk Jadi
Proses Produksi slip BCA 4.4. Data Produksi Produk Slip BCA Penelitian pada CV Sinar Kencana ini difokuskan mengenai pembuatan produk slip BCA yang dipesan pada bulan Desember 2010. Untuk keperluan tersebut maka diperoleh satu sampel penelitian pada CV Sinar Kencana pada bulan November 2010 sebagai penentuan harga produksi. Data produksi yang dihasilkan selama bulan Desember 2010 adalah sebagai berikut: Data Produksi Pesanan CV Sinar Kencana Bulan Desember 2010 No
Jenis Produk
Volume Produksi 1000 60.000 1.500 500 100
Harga per rangkap Rp 150,00 Rp 450,00 Rp 1.000,00 Rp 500,00 Rp 2.000,00
Jumlah
1 Blanko BCA Rp 150.000,00 2 Slip BCA Rp 27.000.000,00 3 Undangan Rp 1.500.000,00 4 Kop Surat Dinas PU Rp 250.000,00 5 Buku harian Dinas PU Rp 200.000,00 Jumlah Rp 29.100.000,00 Dari seluruh pesanan yang diproduksi oleh CV Sinar Kencana pada bulan Desember 2010, pesanan yang diteliti oleh penulis adalah pesanan slip BCA dengan jumlah pesanan sebanyak 60.000 lembar dengan harga Rp 450,00 per rangkapnya.. 4.4.1. Biaya Produksi Produk Slip BCA Berikut data-data yang diperoleh berkaitan dengan pesanan slip bank BCA. 4.4.1.1. Biaya Bahan Baku Bahan baku yang digunakan untuk membuat slip BCA per lembar nya adalah Kertas NCR dengan komposisi satu rangkap untuk tiga lembar (Top, Middle, Bottom), tinta merk Cemani Toka, dan lem merk Weber. Biaya bahan baku yang dikeluarkan untuk membuat 60.000 lembar pesanan slip BCA ialah sebesar Rp 5.505.000,00
4.4.1.2. Biaya Bahan Penolong Berikut dapat dilihat besarnya bahan penolong : Harga Satuan Bahan Penolong Jumlah Jumlah Biaya (Rp) (Rp) Kalkir 5 Rp 50.000,00 Rp 250.000,00 Tinta printer 2 Rp 50.000,00 Rp 100.000,00 Plat aluminium 1 Rp 500.000,00 Rp 500.000,00 Jumlah Rp 850.000,00 4.4.1.3. Biaya Tenaga Kerja Langsung Berikut dapat dilihat besarnya biaya tenaga kerja langsung: Biaya Tenaga Kerja Langsung Operator CV Sinar Kencana Total Gaji Upah Per Orang / hari Jumlah Karyawan Keterangan Tenaga 1 jam 7 jam 14 hari Jumlah Kerja (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) Operator 2 15.000 70.000 1.470.000 2.940.000 Sumber data : CV Sinar Kencana Biaya Tenaga Kerja Langsung Finishing CV Sinar Kencana Total Gaji Upah Per Orang / hari Karyawan Jumlah Tenaga Keterangan Kerja 1 jam 7 jam 22 hari Jumlah (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) Finishing 3 10.000 70.000 1.680.000 4.620.000 Sumber data : CV Sinar Kencana Total by. tenaga kerja langsung = Rp 2.940.000 + Rp 4.620.000 = Rp 7.560.000,00 4.4.1.4. Biaya Overhead Pabrik (BOP) Total biaya bahan baku = Biaya bahan baku + Biaya bahan penolong = Rp 5.505.000,00 + Rp 850.000,00 = Rp 6.335.000,00 Tarif biaya overhead pabrik sebesar 45%, sehingga biaya overhead pabrik yang dikeluarkan adalah sebesar: BOP = Tarif BOP x Tarif Biaya Bahan Baku = 45% x Rp 6.335.000,00 = Rp 2.859.750,00 4.4.2. Perhitungan Harga Pokok Produksi Pesanan 60.000 lembar slip BCA. Biaya Bahan Baku (Biaya Bahan Penolong) Rp Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp Biaya Overhead Pabrik (45% x Rp 6.335.000,00) Rp
6.335.000,00 7.560.000,00 2.859.750,00 +
Harga Pokok Produksi
Rp 16.774.750,00
Rp 16.774.750,00 Harga Pokok Produksi per rangkap
= 60.000 lembar =
Rp
279,58
4.4.3. Kartu Harga Pokok Pesanan Dengan diperolehnya data perhitungan harga pokok produksi diatas, maka kartu harga pokok pesanan untuk produksi 60.000 lembar slip BCA bulan Desember 2010 dapat dilihat sebagai berikut : CV SINAR KENCANA Jl. Biawan 2 No. 057 RT. 11 RW. 04 Samarinda Kartu Harga Pokok Pesanan No. Pesanan : 111001/2010 Pemesan : Bank Central Asia Jenis Produksi : Slip Pembayaran & Penarikan Jumlah : 60,000 lbr / 20.000 rkp Tgl. Pesanan : 2 Desember 2010 Harga per rangkap : Rp 450,00 Biaya Bahan Baku Tgl
No. BPBG
Ket.
Slip Bank Jumlah
Jumlah (Rp)
6.335.000
Biaya Tenaga Kerja No. Kartu Jumlah Tgl Jam (Rp) Kerja 7.560.000
Biaya Overhead Pabrik Tgl
Jam Mesin
Tarif
Jumlah (Rp)
45%
2.859.750
Jumlah Jumlah 6.335.000 7.560.000 2.859.750 Total Harga Pokok Produksi 16.774.750 Sumber data : CV Sinar Kencana 4.4.4 Laba yang Diharapkan Berdasarkan data – data dan perhitungan yang telah dijelaskan diatas, maka perhitungan perusahaan untuk mencapai laba yang diharapkan dapat dilihat sebagai berikut: Harga Jual = Rp 27.000.000,00 Biaya Produksi Slip BCA Biaya Bahan Baku = Rp 6.335.000,00 Biaya TK Langsung = Rp 7.560.000,00 Taksiran BOP = Rp 2.859.750,00 + Total Biaya Produksi Pesanan = (Rp 16.774.750,00) Laba / Rugi = Rp 10.225.250,00 Dengan demikian, laba yang diharapkan perusahaan dalam penjualan produk slip BCA bulan Desember 2010 adalah Rp 10.225.250,00
4.5. Analisis Sebelum dilakukan perhitungan harga pokok produksi berdasarkan metode harga pokok pesanan terlebih dahulu penulis melakukan perhitungan atas biaya tenaga kerja yang menurut metode perusahaan menggunakan jam kerja, sedangkan berdasarkan teori
harga pokok pesanan menggunakan alokasi biaya bersama untuk mengetahui pembebanan biaya terhadap produk slip BCA. 4.5.1. Biaya Tenaga Kerja Langsung Berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan pada bulan Desember 2010, perusahaan membayar biaya tenaga kerja sebesar Rp 7.560.000,00. Alokasi biaya tenaga kerja dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Alokasi Biaya Tenaga Kerja Langsung bulan Desember 2010 Nilai Alokasi Jumlah Harga Nilai Jual Jual biaya produk Jual per Relatif bersama yang lembar / Macam (3) : (4) x (biaya dihasilkan rangkap (1) x (2) Produk jumlah bersama) lembar (Rp) (Rp) (%) (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) Blanko 1.000 150,00 150.000 0,52 38.969,07 BCA Kop Surat 500 500,00 250.000 0,86 64.948,45 PU Undangan 1.500 1.000,00 1.500.000 5,15 389.690,72 Slip BCA Buku harian Dinas PU Jumlah
60.000
450,00
27.000.000
92,78
7.014.432,99
100
2.000,00
200.000
0,69
51.958,76
100%
7.560.000
29.100.000 Sumber data : Hasil olahan data
Pembebanan biaya overhead pabrik ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari perhitungan yang telah dilakukan oleh perusahaan. Karena dalam menetapkan tarif sebesar 45% dari biaya bahan baku, perusahaan tidak melakukan estimasi secara akuntansi dari komponen biaya overhead pabrik itu sendiri. Sebelum dilakukan perhitungan tarif biaya overhead pabrik, terlebih dahulu dilakukan perhitungan anggaran biaya overhead pabrik untuk produk slip BCA. Dasar penetapan tarif biaya overhead bulan Desember 2010 menggunakan asumsi dari perhitungan biaya overhead dari bulan sebelumnya, yaitu bulan November 2010. Rincian data produksi selama bulan November 2010 dapat dilihat sebagai berikut : Data Produksi Pesanan CV Sinar Kencana Bulan November 2010 Volume Harga per No Jenis Produk Jumlah Produksi rangkap 1 Blanko BCA 1000 Rp 150,00 Rp 150.000,00 2 Slip BCA 52.500 Rp 500,00 Rp 26.250.000,00 3 Undangan 2.000 Rp 1.000,00 Rp 2.000.000,00 4 Kop Surat Dinas PU 500 Rp 500,00 Rp 250.000,00 5 Buku harian Dinas PU 100 Rp 2.000,00 Rp 200.000,00 Jumlah Rp 28.850.000,00 Sumber data : CV Sinar Kencana Kemudian berikut ini adalah rincian biaya overhead pabrik yang terjadi dalam pembuatan slip BCA di bulan November 2010 yaitu sebagai berikut:
4.5.2. Biaya Bahan Penolong Selain menggunakan bahan baku, proses pembuatan slip BCA juga menggunakan beberapa bahan penolong dalam proses produksinya. Dalam halaman sebelumnya telah diuraikan jenis dan biaya bahan penolong yang dikeluarkan untuk membuat 52.500 lembar pesanan slip BCA, jumlah biaya bahan penolong yang dikeluarkan tersebut adalah sebesar Rp 850.000,00. 4.5.3. Biaya Listrik Selama bulan November 2010, perusahaan membayar biaya listrik sebesar Rp 700.000,00. Perhitungan didasarkan pada alokasi jumlah pemakaian listrik yang dilakukan oleh departemen produksi dan departemen adm. & keu. Berikut dapat dilihat perhitungannya: Alokasi kWh per Departemen bulan November 2010 Pemakaian kWh Daftar Mesin (Departemen) Alokasi kWh % Mesin Cetak KOMORI 3.200 80 Rp 560.000,00 (Finishing) Komputer (Desain layout) 400 10 Rp 70.000,00 Komputer (Adm & Keu) 400 10 Rp 70.000,00 Jumlah 4.000 100 Rp 700.000,00 Sumber data : Hasil olahan data Berdasarkan alokasi pemakaian listrik yang telah diuraikan diatas, maka dapat dihitung alokasi biaya bersama untuk biaya listrik yang dibebankan kepada departemen produksi (Finishing & desain) sebagai berikut : Alokasi Biaya Listrik bulan November 2010 Nilai Alokasi Jumlah Harga Nilai Jual Jual biaya produk Jual per Relatif bersama yang lembar / Macam (3) : (4) x (biaya dihasilkan rangkap (2) x (2) Produk jumlah bersama) lembar (Rp) (Rp) (%) (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) Blanko 1000 150,00 150.000 0,52 3.275,56 BCA Slip BCA 52.500 500,00 26.250.000 90,99 573.223,57 Undangan Kop Surat Dinas PU Buku harian Dinas PU
2000
1.000,00
2.000.000
6,93
43.674,18
500
500,00
250.000
0,87
5.459,27
100
2.000,00
200.000
0,69
4.367,42
Jumlah 28.850.000 100% 630.000 Sumber data : Hasil olahan data 4.5.4. Biaya Bahan Bakar Minyak Biaya bahan bakar minyak yang dikeluarkan oleh perusahaan selama bulan November 2010 diasumsikan pembebanan biaya diberikan kepada
departemen pemasaran adalah sebesar Rp 350.000,00. Alokasi biaya bahan bakar minyak dapat dilihat dalam tabel berikut: Alokasi Biaya Bahan Bakar Minyak bulan November 2010 Alokasi Nilai Jual Jumlah Harga Nilai Jual biaya Relatif produk Jual per bersama yang lembar / Macam (4) x (biaya dihasilkan rangkap (3) : jumlah Produk (1) x (2) bersama) lembar (Rp) (Rp) (%) (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) Blanko 1000 150,00 150.000 0,52 1.819,76 BCA Kop Surat 500 500,00 250.000 0,87 3.032,93 Undangan Slip BCA Buku harian Dinas PU
2000
1.000,00
2.000.000
6,93
24.263,43
52.500
500,00
26.250.000
90,99
318.457,54
100
2.000,00
200.000
0,69
2.426,34
Jumlah 28.850.000 100% 350.000 Sumber data : Hasil olahan data 4.5.5. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Mesin Dalam bulan November 2010, jumlah biaya reparasi dan pemeliharaan mesin dan kendaraan yang dikeluarkan perusahaan dengan asumsi dasar pembebanan biaya pada departemen produksi dengan biaya Rp 80.000,00. Perhitungannya dilihat dalam tabel berikut: Alokasi Biaya Reparasi & Pemeliharaan Mesin bulan November 2010 Nilai Alokasi Jumlah Nilai Jual Jual biaya Harga Jual produk Relatif bersama per lembar yang Macam / rangkap (3) : (4) x (biaya dihasilkan Produk (1) x (2) jumlah bersama) lembar (Rp) (Rp) (%) (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) Blanko 1000 150,00 150.000 0,52 415,94 BCA Kop Surat 500 500,00 250.000 0,87 693,24 Undangan Slip BCA Buku harian Dinas PU
2.000
1.000,00
2.000.000
6,93
5.545,93
52.500
500,00
26.250.000
90,99
72.790,29
100
2.000,00
200.000
0,69
554,59
Jumlah 28.850.000 100% 80.000 4.5.6. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Kendaraan Dalam bulan November 2010, jumlah biaya reparasi dan pemeliharaan kendaraan yang dikeluarkan perusahaan dengan asumsi dasar pembebanan biaya pada departemen pemasaran dengan biaya Rp 210.000,00, perhitungannya dapat dilihat sebagai berikut:
Alokasi Biaya Reparasi & Pemeliharaan Kendaraan bulan November 2010 Nilai Alokasi Jumlah Nilai Jual Jual biaya Harga Jual produk Relatif bersama per lembar yang Macam / rangkap (3) : (4) x (biaya dihasilkan Produk (1) x (2) jumlah bersama) lembar (Rp) (Rp) (%) (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) Blanko 1000 150,00 150.000 0,52 1.091,85 BCA Kop Surat 500 500,00 250.000 0,87 1.819,76 Undangan Slip BCA Buku harian Dinas PU
2.000
1.000,00
2.000.000
6,93
14.558,06
52.500
500,00
26.250.000
90,99
191.074,52
100
2.000,00
200.000
0,69
1.445,81
Jumlah
28.850.000 100% 210.000 Sumber data : Hasil olahan data 4.5.7. Biaya Penyusutan Mesin Berikut ini disajikan dalam bentuk tabel data-data mengenai daftar mesinmesin dan perhitungan penyusutan mesin-mesin yang dimiliki perusahaan: Daftar Mesin yang dimiliki oleh CV Sinar Kencana Umur Jenis Harga/Unit Nilai Sisa Jumlah Kuantitas Ekonomis Mesin (Rp) (Rp) (Rp) (Tahun) Mesin 1 unit 5 450.000.000 410.000.000 450.000.000 Komori 450.000.000 Jumlah Sumber data : CV Sinar Kencana Perhitungan Penyusutan Mesin CV Sinar Kencana Harga Umur Nilai Sisa Penyusutan Perolehan Ekonomis Aktiva Tetap Per Tahun Per Bulan (Rp) (tahun) (Rp) (Rp) (Rp) Mesin 450.000.000 5 410.000.000 8.000.000 666.666,67 Komari 10.000.000 666.666,67 Jumlah Sumber data : Hasil olahan data Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk penyusutan mesin setiap bulan adalah sebesar Rp 666.666,67. Alokasi biaya penyusutan mesin diasumsikan biaya dibebankan terhadap departemen produksi dapat dilihat pada tabel berikut:
Alokasi Biaya Penyusutan Mesin bulan November 2010 Nilai Jumlah Nilai Jual Jual Harga Jual produk Relatif per lembar yang Macam / rangkap (3) : dihasilkan Produk (1) x (2) jumlah lembar (Rp) (Rp) (%) (1) (2) (3) (4) Blanko 1.000 150,00 150.000 0,52 BCA Kop Surat 500 500,00 250.000 0,87 Undangan Slip BCA Buku harian Dinas PU
Alokasi biaya bersama (4) x (biaya bersama) (Rp) (5) 3.466,20 5,777,01
2.000
1.000,00
2.000.000
6,93
46.216,06
52.500
500,00
26.250.000
90,99
606.585,79
100
2.000,00
200.000
0,69
4.621,61
28.850.000 100% 666.666,67 Jumlah Sumber data : Hasil olahan data 4.5.8. Biaya Penyusutan Kendaraan Data-data mengenai daftar kendaraan yang dimiliki oleh CV Sinar Kencana dan perhitungan penyusutan kendaraannya adalah sebagai berikut: Daftar Kendaraan yang dimiliki oleh CV Sinar Kencana Umur Jenis Harga/Unit Nilai Sisa Jumlah Kuantitas Ekonomis Kendaraan (Rp) (Rp) (Rp) (Tahun) Zebra 1 5 80.000.000 35.000.000 80.000.000 Pick up Motor 1 5 12.000.000 3.000.000 12.000.000 Smash Motor 1 5 14.000.000 5.000.000 14.000.000 Shogun 106.000.000 Jumlah Sumber data : CV Sinar Kencana Perhitungan Penyusutan Kendaraan CV Sinar Kencana Harga Umur Nilai Sisa Penyusutan Perolehan Ekonomis Aktiva Tetap Per Tahun Per Bulan (Rp) (tahun) (Rp) (Rp) (Rp) Zebra 80.000.000 5 35.000.000 9.000.000 750.000 Pick up Motor 12.000.000 5 3.000.000 1.000.000 83.333,33 Smash Motor 14.000.000 5 5.000.000 1.800.000 150.000 Shogun 11.800.000 983.333,33 Jumlah Sumber data : Hasil olahan datam Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk penyusutan kendaraan setiap bulan adalah sebesar Rp 983.333,33. Alokasi biaya penyusutan kendaraan
diasumsikan biaya dibebankan terhadap departemen pemasaran dapat dilihat pada tabel berikut: Alokasi Biaya Penyusutan Kendaraan bulan November 2010 Nilai Alokasi Jumlah Nilai Jual Jual biaya Harga Jual produk Relatif bersama per lembar yang Macam / rangkap (3) : (4) x (biaya dihasilkan Produk (1) x (2) jumlah bersama) lembar (Rp) (Rp) (%) (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) Blanko BCA 1.000 150,00 150.000 0,52 5.112,65 Kop Surat
500
500,00
250.000
0,87
8.521,09
Undangan
2.000
1.000,00
2.000.000
6,93
68.168,69
52.500
500,00
26.250.000
90,99
894.714,04
100
2.000,00
200.000
0,69
6.816,87
Slip BCA Buku harian Dinas PU
Jumlah 28.850.000 100% 983.333,33 Sumber data : Hasil olahan data 4.5.9. Biaya Depresiasi Gedung CV Sinar Kencana menggunakan sebuah rumah dalam pelaksanaan proses produksinya yang beralamat di Jl, Biawan 2 No. 057 RT. 11 RW. 04, Samarinda. Dari data yang diperoleh, berikut perhitungan depresiasi gedung : Perhitungan Depresiasi Gedung CV Sinar Kencana Harga Umur Nilai Sisa Penyusutan Perolehan Ekonomis Aktiva Tetap Per Tahun Per Bulan (Rp) (tahun) (Rp) (Rp) (Rp) Gedung 720.000.000 5 700.000.000 2.000.000 166.666,67 900 m2 2.000.000 166.666,67 Jumlah Sumber data : Hasil olahan data Berdasarkan perhitungan depresiasi gedung diatas, diperoleh biaya depresiasi gedung per bulan adalah Rp 250.000,00. Alokasi biaya diasumsikan pada penggunaan luas lantai pada masing-masing departemen. Berikut dapat dilihat perhitungan alokasi luas lantai m2: Alokasi luas lantai m2 per Departemen bulan November 2010 Luas lantai Daftar Mesin (Departemen) Alokasi M2 % Produksi 750 83,3 Rp 140.350,88 Administrasi & Keuangan 100 11,1 Rp 17.543,86 Pemasaran 50 5,26 Rp 8.771,93 Jumlah 900 100 Rp 166.666,67 Sumber data : Hasil olahan data Kemudian setelah diperoleh data diatas untuk asumsi penetapan biaya didasarkan pada departemen produksi Rp 210.526,32 maka dapat dihitung alokasi biaya bersama untuk biaya depresiasi gedung yang dapat dilihat pada tebel berikut :
Alokasi Biaya Depresiasi Gedung bulan November 2010 Nilai Alokasi Jumlah Nilai Jual Jual biaya Harga Jual produk Relatif bersama per lembar yang Macam / rangkap (3) : (4) x (biaya dihasilkan Produk (1) x (2) jumlah bersama) lembar (Rp) (Rp) (%) (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) Blanko BCA 1.000 150,00 150.000 0,52 729,73 Kop Surat
500
500,00
250.000
0,87
1.216,21
Undangan
2.000
1.000,00
2.000.000
6,93
9.729,70
52.500
500,00
26.250.000
90,99
127.702,27
100
2.000,00
200.000
0,69
972,97
Slip BCA Buku harian Dinas PU
Jumlah 28.850.000 100% 140.350,88 Sumber data : Hasil olahan data Dari data diatas diperoleh data biaya depresiasi gedung dengan asumsi penetapan biaya yang dibebankan pada departemen produksi adalah Rp 140.350,88 Setelah diketahui besarnya masing-masing biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada pesanan slip BCA selama bulan November 2010 yang berdasarkan metode alokasi biaya bersama, maka dapat diketahui besarnya biaya overhead pabrik yang akan dibebankan kepada pesanan slip BCA adalah: Biaya Overhead Pabrik bulan November 2010 No Elemen Biaya Jumlah Biaya 1 Biaya Bahan Penolong Rp 850.000,00 2 Biaya Listrik Rp 573.223.57 3 Biaya Bahan Bakar Minyak Rp 318.457,54 4 Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Mesin Rp 72.790,29 5 Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Kendaraan Rp 191.074,52 6 Biaya Penyusutan Mesin Rp 606.585,79 7 Biaya Penyusutan Kendaraan Rp 894.714,04 8 Biaya Depresiasi Gedung Rp 140.350,88 Rp 3.634.548,03 Total Sumber data : Hasil olahan data Setelah disusun pembebanan biaya overhead pabrik, selanjutnya adalah menghitung besarnya tarif biaya overhead pabrik. Dasar yang digunakan untuk membebankan biaya overhead pabrik adalah atas dasar biaya bahan baku, sehingga besarnya tarif BOP dapat dihitung sebagai berikut: Total Biaya Overhead Tarif Biaya Overhead Pabrik = Total Biaya Bahan Baku produksi bulan November 2010
Rp 3.634.548,03 =
x 100 % Rp 4.850.000,00
= 74,94% Dari perhitungan di atas, maka tarif biaya overhead pabrik berdasarkan biaya bahan baku adalah sebesar 74,94%. 4.5.10. Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan data yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dihitung harga pokok produksi slip BCA untuk bulan Desember 2010 dengan asumsi dasar penetapan tarif BOP didasarkan pada perhitungan BOP bulan November 2010 sebesar 74,94%. Berikut perhitungan harga pokok produksi slip BCA yang terhitung bulan Desember 2010: Pesanan 60.000 lembar slip BCA. Biaya Bahan Baku Rp 5.505.000,00 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 7.014.432,99 Biaya Overhead Pabrik (November) (74,94% x Rp 5.505.000,00) Rp 4,125,447,00 + Harga Pokok Produksi Rp 16.644.879,99 Rp 16.644.879,99 Harga Pokok Produksi = per rangkap 60.000 lembar =
Rp
277,41
Jadi, besarnya harga pokok produksi untuk tiap lembar slip BCA menurut metode perusahaan adalah sebesar Rp 277,41 4.5.11. Kartu Harga Pokok Pesanan Berdasarkan Analisis Setelah diketahui jumlah harga pokok produksi slip BCA, kemudian ketiga komponen biaya produksi ini dimasukkan ke dalam kartu harga pokok pesanan, yang dapat dilihat dalam gambar berikut: CV SINAR KENCANA Jl. Biawan 2 No. 057 RT. 11 RW. 04 Samarinda
kok No. Pesanan : 11/001/2010 Jenis Produksi : Slip Pembayaran & Penarikan Tgl. Pesanan : 2 Desember 2010
Biaya Bahan Baku Tgl
No. BPBG
Ket.
Jumlah (Rp)
Slip Bank
5.505.000
Jumlah 5.505.000 Total Harga Pokok Produksi
Pemesan : Bank Central Asia Jumlah : 60.000 lbr / 20.000 rkp Harga per rangkap : Rp 279,58
Biaya Tenaga Kerja No. Kartu Jumlah Tgl Jam (Rp) Kerja
Biaya Overhead Pabrik Tgl
Jam Mesin
7.014.432,99 Jumlah
7.014.432,99
Jumlah
Tarif
Jumlah (Rp)
74,94%
4,125,447 4,125,447 16.644.879,99
4.5.12. Laba yang Diharapkan Berdasarkan data – data dan perhitungan yang telah dijelaskan diatas, maka perhitungan perusahaan untuk mencapai laba yang diharapkan dapat dilihat sebagai berikut: Harga Jual = Rp 27.000.000,00 Biaya Produksi Slip BCA Biaya Bahan Baku = Rp 5.505.000,00 Biaya TK Langsung = Rp 7.014.432,99 Taksiran BOP = Rp 4,125,447,00 + Total Biaya Produksi Pesanan (Rp 16.644.879,99) Laba / Rugi Rp 10.355.120,01 Dengan demikian, laba yang diharapkan berdasarkan hasil analisis dalam penjualan produk slip BCA bulan Desember 2010 adalah Rp 10.355.120,01. 4.6.
Pembahasan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap pesanan slip BCA, maka dapat dilihat adanya perbedaan antara hasil perhitungan harga pokok produksi menurut metode perusahaan dengan hasil perhitungan harga pokok produksi berdasarkan hasil analisa dengan metode harga pokok pesanan. Adapun perbedaan perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan dengan perhitungan menurut hasil analisis dapat dilihat dalam tabel berikut: Perbedaaan perhitungan harga pokok produksi Slip BCA menurut perhitungan perusahaan dan analisa pada bulan Desember 2010 Perhitungan Harga Pokok Produksi Produk Selisih Perusahaan Analisa Slip BCA Biaya Bahan Baku Rp 6.355.000.00 Rp 5.505.000,00 Rp 850.000.00 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 7.560.000,00 Rp 7.014.432,99 Rp 545.567,01 Biaya Overhead Pabrik Rp 2.859.750,00 Rp 4,125,447,00 Rp 1.295.697,00 Harga Pokok Rp 16.774.750,00 Rp16.644.879,99 Rp 129.870,01 Produksi Harga Pokok Rp 279,58 Rp 277,41 Rp 2,16 Produksi / rangkap Sumber data : Hasil olahan data Dari tabel perbandingan perhitungan harga pokok produksi di atas, menunjukkan adanya perbedaan perhitungan harga pokok produksi antara perhitungan perusahaan dengan perhitungan harga pokok produksi dari hasil analisis penulis, yaitu perhitungan menurut perusahaan adalah sebesar Rp 16.774.750,00, sedangkan menurut hasil analisis berdasarkan biaya yang sesungguhnya dikeluarkan adalah sebesar Rp 16.644.879,99. Terjadi selisih perhitungan harga pokok produksi sebesar Rp 129.870,01, dimana perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan lebih besar dibandingkan berdasarkan hasil analisis. Selisih ini terjadi karena adanya perbedaan pembebanan biaya bahan penolong dimana perusahaan memperhitungkannnya ke dalam biaya bahan baku, akan tetapi menurut teori akuntansi biaya, biaya tersebut dimasukkan ke dalam biaya overhead pabrik.
Penyebab lain yang membedakan perhitungan harga pokok produksi tersebut terletak pada pembebanan biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Perusahaan menetapkan pembebanan biaya overhead pabrik hanya berdasarkan perkiraan dari pengalaman-pengalaman saja, tanpa memperhitungkan secara pasti biaya overhead yang terjadi di dalam perusahaan, sehingga perusahaan tidak mengetahui secara pasti berapa besarnya biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi di dalam proses produksi terhadap suatu produk. Dalam menetapkan biaya overhead pabrik yang terjadi di dalam proses produksi, perusahaan menggunakan dasar pembebanan pada jumlah biaya bahan baku yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu pesanan. Tarif biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada biaya bahan baku sebesar 45% dari jumlah bahan baku yang digunakan. Dalam hal ini perusahaan tidak memperhitungkan adanya variasi harga bahan baku yang terjadi pada tiap-tiap produk yang dihasilkan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.
5.2.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, perhitungan analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan antara lain: a. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan perusahaan maka dihasilkan harga pokok produksi untuk produk slip BCA adalah sebesar Rp 16.774.750,00 sedangkan menurut hasil analisis diperoleh harga pokok produksi yang lebih kecil yaitu sebesar Rp 16.644.879,99 sehingga selisih antara perhitungan menurut perusahaan dan menurut analisa sebesar Rp 129.870,01. Perbedaan harga pokok tersebut disebabkan penetapan tarif biaya overhead pabrik dari perusahaan sebesar 45% berdasarkan biaya bahan baku atas kebijaksanaan yang hanya diperkirakan saja tanpa ada estimasi perhitungan alokasi biaya tenaga kerja dan biaya overhead. Sedangkan perhitungan hasil analisis, biaya overhead pabrik berdasarkan biaya bahan baku dengan asumsi penetapan tarif didasarkan pada perhitungan biaya overhead produksi pada bulan sebelumnya, yaitu bulan November 2010. b. Terdapat perbedaan perhitungan harga pokok produksi per lembar untuk produk slip BCA sebesar Rp 2,16. Perhitungan harga pokok produksi per lembar untuk produk slip BCA menurut perusahaan adalah sebesar Rp 279,58, sedangkan menurut metode harga pokok pesanan adalah sebesar Rp 277,41. c. Perusahaan menetapkan tarif biaya overhead pabrik adalah sebesar 45% dari total biaya, sedangkan menurut metode harga pokok pesanan biaya overhead pabrik dibebankan sebesar 74,94% dari biaya bahan baku dengan mengasumsikan dasar penetapan tarif berdasarkan perhitungan biaya overhead pabrik pada bulan sebelumnya, yaitu bulan November 2010. d. Dengan menggunakan metode harga pokok pesanan menurut teori akuntansi biaya, laba yang diharapkan penulis sebesar Rp 10.355.120,01, lebih tinggi dibanding perkiraan perusahan sebesar Rp 10.225.250,00. Saran Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan oleh penulis, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan bagi CV Sinar Kencana adalah sebagai berikut:
a. Untuk memperoleh harga pokok produksi seperti yang terjadi pada CV Sinar Kencana, perusahaan hendaknya mencermati jenis produk yang dihasilkan, apakah merupakan produk tunggal atau produk bersama. b. Untuk mendapatkan hasil perhitungan pembebanan pada pengumpulan harga pokok produksi secara tepat dan teliti, maka perusahaan hendaknya merubah cara perhitungan pembebanan biaya tenaga kerja yang menggunakan jam kerja dengan menetapkan alokasi biaya bersama untuk pembebanan biaya terhadap produk tertentu, serta menentukan tarif biaya overhead pabrik terhadap produk pesanan berdasrkan perhitungan biaya overhead pabrik pada bulan sebelumnya sebagai dasar penetapan tarif, sesuai dengan prosedur perhitungan menurut prinsip akuntansi biaya berdasarkan metode harga pokok pesanan. c. Dalam pembebanan biaya overhead pabrik, perusahaan hendaknya memahami konsep harga pokok produksi. DAFTAR PUSTAKA Al Haryono Jusup, 2003, Dasar-Dasar Akuntansi, Jilid Pertama, Edisi Keenam, Cetakan Kedua, STIE YKPN, Yogyakarta. Carter William K. and Milton F. Usry, 2006, Cost Accounting 13 Edition, Penerjemah Krista, Salemba Empat, Jakarta. Muhadi dan Joko Siswanto, 2002, Akuntansi Biaya 1, Cetakan Ketujuh, Kanisius, Yogyakarta. Mulyadi, 2005, Akuntansi Biaya, Edisi Kelima, Cetakan Ketujuh, UPP AMPYKPN, Yogyakarta. Simamora, Henry, 2002, Akuntansi Manajemen, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Salemba Empat, Jakarta. LM Samryn, 2002, Akuntansi Manajerial, Suatu Pengantar, Cetakan Kedua, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta