P-ISSN 1978-2365 E-ISSN 2528-1917
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 15 No. 1 Juni 2016 : 9 - 20
PERHITUNGAN BIAYA KERUSAKAN DAN KARBON DALAM BIAYA EKSTERNALITAS PEMBANGKIT LISTRIK COST CALCULATION OF DAMAGE, AND CARBON IN EXTERNALITIES COST POWER PLANT Mochamad Nasrullah1, Arie Heru Kuncoro2 Pusat Kajian Sistem Energi Nuklir (PKSEN)-BATAN 2 Direktorat EBTKE-ESDM Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta 12710 Telp/Fax : (021) 5204243
[email protected]
1
Abstrak Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik, pemerintah berupaya meningkatkan penggunakan energi baru terbarukan dalam pembangkitan listrik. Penelitian ini bertujuan melakukan kajian biaya eksternalitas pembangkit listrik berbahan bakar fosil, dan berdasarkan hasil kajian tersebut dapat diketahui kebijakan harga listrik dari pembangkit listrik energi terbarukan secara tepat. Metode yang digunakan adalah Impact Pathways Assessment yaitu memperkirakan dampak kerusakan lingkungan (dampak kesehatan bagi manusia), akibat pencemaran udara pada operasional pembangkit listrik yang dikonversikan dalam bentuk uang (monetary valuation) berupa biaya eksternalitas. Perhitungan biaya eksternalitas merupakan gabungan dari biaya kerusakan yang diakibatkan oleh emisi PM10, SO2 dan NOx dengan biaya karbon (carbon tax) akibat emisi CO2. Dengan asumsi carbon tax sebesar 10 $US/ MTCO2 berakibat biaya eksternal carbon tax rata-rata menjadi sebesar 2 mills$/kWh. Hasil perhitungan menunjukkan biaya eksternalitas yang terkecil adalah PLTP Kamojang sebesar 0,0054 cents$/ kWh dan terbesar adalah PLTU Sicanang Belawan sebesar 2,600 cents$/kWh. Penyebab besarnya biaya eksternalitas carbon tax adalah heating value dari bahan bakar dan biaya karbon. Sedangkan besarnya biaya eksternalitas dari kerusakan emisi polutan akibat besarnya tingkat emisi polutan. Perbandingan biaya eksternalitas menunjukkan pembangkit EBT bisa lebih kompetitif dari pada pembangkit fosil. Perencanaan pengembangan pembangkit listrik, jika hanya mempertimbangkan aspek ekonomi, maka energy fosil di masa mendatang tetap mendominasi. Dengan memasukkan faktor eksternalitas diharapkan perencanaan pengembangan pembangkit listrik menjadi paradigma pembangunan berkelanjutan. Kata kunci : Biaya kerusakan, biaya karbon, biaya eksternalitas, energi baru terbarukan, pembangkit listrik
Abstract To meet the need for electricity, the government seeks to increase the use of renewable energy in electricity generation. This research aims to assess external costs of fossil-fueled power plants, and based on these results it can be seen that electricity pricing policy of renewable energy power plants appropriately. The method used is Impact Assessment Pathways estimating the environmental impacts (impacts to human health), air pollution in power plant operations are converted into money (monetary valuation) in the form of external costs. Calculation of external costs is a combination of the cost of damage caused by emissions of PM10, SO2 and NOx at a cost of carbon (carbon tax) as a result of CO2 emissions. Assuming a carbon tax of $ 10 US / MTCO2 result in the external costs of carbon tax amounting to an average of $ 2 mills / kWh. The calculations show that the smallest of externalities is the smallest of geothermal power plants Kamojang $ 0.0054 cents / kWh and is the largest Sicanang Belawan power plant for $ 2.600 cents / kWh. The cause of the high cost of externalities of a carbon tax is the heating value of the fuel and carbon costs. While the magnitude of the externality costs of damage caused caused by the level of pollutant emissions of pollutant emissions. Comparison of external costs of renewable energy plants could indicate more competitive than fossil plants. Planning the development of power generation, if only consider the economic aspects, fossil energy in the future continue to dominate. By using the externalities factors expected power development planning
Diterima : 10 September 2014, direvisi : 21 Januari 2016, disetujui terbit : 22 Februari 2016
9
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 15 No. 1 Juni 2016 : 9 - 20
into the paradigm of sustainable development. Keywords: Cost of damage, the cost of carbon, the cost of externalities, renewable energy, power generation
PENDAHULUAN
Bagian
Menjaga agar kualitas udara selalu baik memang menjadi sulit dalam hubungannya dengan penduduk daerah perkotaan (urban) yang padat, maka akan ada suatu biaya, bukan dalam
bentuk
perusahaan,
uang
tunai
atau
biaya
tetapi dalam bentuk kesehatan
atau keadaan biologis, yaitu biaya yang berbentuk penyakit, atau bahaya bagi manusia dan kehidupan. Apabila biaya kesehatan ini terus meningkat, maka masyarakat harus berusaha
mengatasi
kerusakan
dam-
pak lingkungan yang menimbulkan dampak kesehatan tersebut, dan mengeluarkan biaya sosial
dalam
bentuk
pajak,
insentif,
kompensasi atau yang lain. Pembangkit listrik mengeluarkan berbagai macam polusi yang menyebabkan
terjadinya
kerusakan
pada
kesehatan manusia, ekosistem alam, pertanian dan
bahan
bangunan.
Estimasi
biaya
eksternalitas sangat penting digunakan dalam pengambilan keputusan. Metodologi yang digunakan eksternalitas
untuk
menghitung
biaya
telah
dikembangkan
oleh
beberapa negara diantaranya adalah: EXMOD [2]
, ISC[3], PATHWAYS[4], dan ECOSENSE[5]. International Atomic Energy Agency
(IAEA) tahun 1998 telah mengembangkan metodologi untuk menghitung biaya kesehatan manusia akibat kegiatan pembangkit listrik, model tersebut dinamakan B-GLAD. Pada tahun 2002 model ini disempurnakan menjadi model SIMPACTS adalah model yang telah disempurnakan dan menjadi versi windows dan telah dikembangkan di negara Eropa[6].
10
dari
adalah
model
ini
diantaranya
AIRPACT yang akan menghitung
dampak kerusakan lingkungan akibat polusi udara yang disebabkan oleh beberapa emisi, pada kasus ini yaitu Partikculate (PM10), SO2 dan NO2 yang merupakan akibat dari kegiatan pembangkit
listrik.
Dampak
kerusakan
lingkungan akan menimbulkan dampak bagi kesehatan
manusia,
hasil
pertanian
dan
bangunan. Dampak tersebut akan dinilai secara ekonomi
dengan
memperhitungkan
GDP
(Gross Domestic Product) dan daya beli masyarakat
(Power
Purchasing
Parity),
sehingga hasil perhitungannya mencerminkan keadaan yang sesungguhnya terjadi. Kerusakan lingkungan dapat berupa lingkungan alam maupun lingkungan buatan, seperti:
dampak
polusi
udara
terhadap
kesehatan, bangunan, tumbuhan, hutan dan pemanasan global, kecelakaan kerja dan penyakit serta gangguan kenyamanan karena kebisingan[1]. Apabila biaya setiap dampak kerusakan lingkungan yang menimbulkan dampak kesehatan tidak diperhitungkan dalam harga listrik,
maka
eksternalitas.
hal
ini
disebut
biaya
Biaya eksternal pembangkit
listrik pada umumnya tidak diperhitungkan dalam
perhitungan
harga
listrik.
Biaya
eksternal pembangkit listrik ini merupakan biaya
yang
lingkungan
ditanggung namun
tidak
masyarakat masuk
dan dalam
perhitungan harga produsen tenaga listrik. Biaya pemeliharaan lingkungan dan biaya eksternal pembangkit listrik yang paling utama
Perancangan dan Analisis Rotor Motor Magnet Permanen untuk Aplikasi Mobil Listrik/Hibrid
adalah pada saat pembangkitan yang berupa dampak polusi udara terhadap kesehatan.
listrik, pemerintah berupaya meningkatkan
Di sisi lain, aktivitas dari pembangkit listrik
mulai
pembangkitan listrik. Namun saat ini investasi
pengangkutan bahan bakar, pembangkitan,
energi baru terbarukan masih mahal. Di sisi
transmisi dan distribusi, serta pembuangan
lain apabila biaya eksternalitas diperhitungkan,
limbah merupakan sumber dari munculnya
maka pembangkit energi baru terbarukan dapat
biaya eksternal.
kompetitif dan memiliki daya saing dengan
ini,
saat
penggunaan energi baru terbarukan dalam
pembangunan,
Saat
dari
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga
bauran
energi
nasional
didominasi oleh pembangkit listrik tenaga fosil, seperti batubara, minyak bumi, maupun gas. Batubara pada tahun 2015 diperkirakan akan menjadi bahan bakar yang paling besar pangsanya dibandingkan dengan bahan bakar lainnya. Penggunaan batubara dalam volume besar perlu mendapat perhatian yang serius
pembangkit berbahan fosil. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah melakukan kajian biaya eksternalitas pembangkit listrik berbahan bakar fosil dan energi terbarukan. B, berdasarkan
hasil
kajian
tersebut
dapat
diketahui kebijakan harga listrik dari pembangkit
dampaknya
listrik energi terbarukan secara tepat. Diharap-
terhadap lingkungan bila dibandingkan dengan
kan hasil kajian ini dapat memfasilitasi
penggunaan BBM dan gas bumi. Di sisi lain
berbagai
pembangkit
berpotensi
mengembangkan energi terbarukan melalui
berpengaruh terhadap lingkungan, hal ini
kebijakan-kebijakan pengembangan peman-
merupakan biaya eksternal yang tidak masuk
faatan
dalam perhitungan harga jual tenaga listrik.
biaya eksternalitas.
karena
batubara
lebih
tenaga
besar
batubara
Tenaga listrik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menunjang
kepentingan
energi
dengan
stakeholder
dalam
mempertimbangkan
METODOLOGI
pembangunan nasional. Penggunaan tenaga
Lingkup pembangkit listrik yang distudi
listrik di Indonesia meningkat pesat sejalan
meliputi Pembangkit Listrik Tenaga Uap
dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi.
(PLTU) berbahan bakar batubara dan minyak,
PLN merupakan perusahaan yang memasok
Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap
sebagian besar dari kebutuhan tenaga listrik,
(PLTGU), Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
disamping
perusahaan
listrik
swasta
(PLTD), Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
Power
Producer,
IPP).
(PLTSa), Pembangkit Listrik Tenaga Air
Eksternalitas merupakan suatu efek samping
(PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas
dari aktivitas pihak tertentu terhadap pihak lain
bumi (PLTP). Metode dalam kegiatan kajian
yang
ini meliputi: (i) Studi literatur terkait biaya
(Independent
dapat
menguntungkan
maupun
pembangunan
eksternalitas
berkelanjutan, eksternalitas timbul karena
pembangkit
aktivitas manusia yang tidak mengikuti prinsip
(batubara, minyak dan gas bumi) di beberapa
ekonomi yang berwawasan lingkungan.
negara dan kajian terhadap kebijakan energi
merugikan.
Dalam
konsep
(biaya listrik
lingkungan)
berbahan
bakar
dari fosil
11
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 15 No. 1 Juni 2016 : 9 - 20
(secara umum) dan kebijakan pengembangan
Atau juga bisa dirumuskan
energi terbarukan (secara khusus); (ii) Survei
ERF Slope = IRR x Base Line …….............(2)
untuk
pengumpulan
data
potensi
energi
berbahan bakar fosil dan energi terbarukan di beberapa wilayah di Indonesia sebagai bahan dasar kajian biaya eksternalitas; (iii) Analisis data
menggunakan
Impact
Pathways
Assessment (IPA)[6], guna menentukan sumber karakteristik pembangkit. Pada tahap analisis, data yang dimasukkan adalah data yang berhubungan dengan emisi dan pembangkit listrik, karakteristik bahan bakar, perubahan penyebab pencemaran udara dari pembangkit listrik serta efisiensi dari alat pengendali polusi.
Penentuan
sumber
karakteristik
pembangkit listrik dengan cara memasukkan faktor-faktor yang diduga dapat mempengaruhi pencemaran udara akibat kegiatan pembangkit listrik. Dalam hal ini, terdapat 4 sumber karakteristik yang akan dipertimbangkan, yaitu sumber lokasi, jenis sumber emisi, parameter cerobong, dan emisi polutan. Analisis Polutan Yang Terdispersi Udara Daerah lokal yang dianalisis adalah wilayah lokal yang berjarak radius 50 km x 50
Dimana : ERF (Exposure Response Function) Slope adalah hubungan konsentrasi ambien polutan yang menyebabkan dampak pencemaran udara pada penduduk (kasus/tahun.orang.µg/m3 ) IRR (Increased Risk Ratio) adalah perubahan (persen) pada suatu kasus penyakit yang ada di kalangan penduduk per unit perubahan dalam konsentrasi ambien (persen/µg/m3). Base line adalah tingkat nominal kasus penyakit pada setiap jumlah kasus per orang ( kasus/ tahun. orang). Incident rate adalah tingkat setiperbandingan antara suatu kejadian dengan jumlah penduduk yang mempunyai risiko kejadian tersebut, menyangkut interval waktu tertentu (kasus/ tahunjumlah penduduk). F pop adalah bagian dari jumlah total penduduk yang dipengaruhi oleh kesehatan (orang). Analisis Dampak Kerusakan Lingkungan Dampak kerusakan lingkungan, dihitung
km dari sumber emisi. Model sebaran udara
menggunakan rumus[8]:
menggunakan Gaussian Plume A tmospheric
D = P x C x ERF…….................................(3)
Dispersion guna memprediksi konsentrasi pada tempat atau jarak tertentu. Asumsi pada prediksi ini adalah konsentrasi polutan diukur
Dimana: D
: Kerusakan
lingkungan
oleh
emisi
pada kondisi maksimum di atas permukaan
polutan dari Pembangkit Listrik (kasus/
tanah.
tahun)
Analisis Exposure-Response Function [7]
Analisis untuk perhitungan ERF
dapat
digunakan rumus sebagai berikut: ERF Slope = IRR x Incidence rate x F pop ..... (1)
12
P
: Jumlah penduduk pada lokasi (orang)
C
: Tambahan konsentrasi emisi polutan pada lokasi (mg/m3)
ERF : Koefisien fungsi Exposure-Response, (jumlah kasus kejadian per kapita per 1 mg/m3)
Perancangan dan Analisis Rotor Motor Magnet Permanen untuk Aplikasi Mobil Listrik/Hibrid
Analisis Perhitungan Biaya Eksternalitas Dampak Kerusakan Lingkungan Berdasarkan
hasil
Dalam penelitian ini, asumsi yang digunakan dikelompokkan berdasarkan daya
perhitungan
kerusakan lingkungan (dampak kesehatan bagi manusia), maka akan dapat dihitung atau dikonversikan eksternalitas[9] dalam bentuk uang (monetary valuation) berupa
biaya
eksternalitas. Pada kasus ini perhitungan biaya eksternalitas[8] dirumuskan sebagai berikut: WTP = D E (DM , Y) ……….....................(4) atau menggunakan perhitungan biaya
terpasang, tinggi dan diameter cerobong serta suhu gas buang
Secara rinci parameter pembangkit listrik dapat dapatdisajikan pada Tabel 1. Kecepatan gas buang pada pembangkit listrik rata-rata antara 15 sampai dengan 16 meter per detik. Sumber data yang digunakan pada model, seperti disajikan pada Tabel 1 sebagai berikut. Data Reseptor (Penerima)
MD = D x B x (DM Y1 / DM Y2)ε .............(5)
adanya polutan tertentu, seperti kesehatan
WTP : Kesediaan untuk membayar.
manusia, tanaman pertanian, bahan bangunan,
D E : Fungsi pengeluaran. : Kerusakan lingkungan oleh emisi polutan dari Pembangkit Listrik (kasus/tahun). Y
: Pendapatan Individu (US$).
B
: Biaya Kesehatan (US$)
Y1
: Pendapatan Propinsi 1 (US$)
Y2
: Pendapatan Propinsi 2 (US$)
dan lain-lainnya. Untuk dampak kesehatan, kelompok reseptor atau resiko bisa terdiri dari dewasa, anak, lansia, asma, dan lain-lain. Data masukan untuk menu data reseptor di Program
DM : Daya Beli Masyarakat (US$).
AIRPACTS
membutuhkan
kepadatan
penduduk lokal dan regional (person/km2) serta ukuran domain lokal (km) yang rata-rata di daerah tanah dan perairan. Populasi regional
MD : Monetary Damage (Biaya eksternalitas) Daerah penelitian dan sekitarnya (US$/kasus/tahun) ε
Reseptor adalah segala sesuatu yang positif atau negatif yang dipengaruhi oleh
Dimana:
D
pada pembangkit listrik.
adalah jumlah orang yang hidup dalam radius 1000 kilometer. Penduduk setempat adalah jumlah orang yang berada dalam domain lokal dalam radius 50 kilometer. Ukuran dari
: elastisitas yang digunakan
domain lokal berpusat di sumber emisi atau
Asumsi-Asumsi dalam perhitungan Biaya
area seluas 50 kali 50 kilometer, dengan radius
Eksternalitas
setara dengan 50 kilometer[11]
Tabel 1. Parameter Pembangkit Listrik[10] Parameter
Satuan PLTU Suralaya PLTU Muara Karang
Daya Terpasang
Daya Mampu
Pembangkitan Listrik net
Tinggi Cerobong
Diameter Cerobong
Kecepatan Gas Buang
Suhu Gas Buang
Tinggi Cerobong Efektif
MWe 2640 500
MWe 2456 485
GWh/tahun 14.968 3.624
m 240 107
m 6 5,5
m/s 24 15,5
C 72 101
M 357 234
13
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 15 No. 1 Juni 2016 : 9 - 20
PLTGU Tambak Lorok PLTGU Gresik PLTD Pesanggaran
1.086
1.086
3.838
100
4
15
210
100
1578 260
1531 260
11.440 10.462
65 60
5,7 3,3
14,7 16
105 129,7
211 60
260
260
10.462
60
3,3
16
129,7
60
PLTGU Sicanang Belawan
817,53
817,53
3613
46
5,2
16
131,2
46
PLTG Sambera PLTSa Bantar Gebang
40 14,4
38,4 14,4
180,14 45
70 20
1,5 0,5
15,5 15
125 600
70 20
PLTA Cirata
1008
1000
1166
PLTP Kamojang
200
200
3145
PLTU Sicanang Belawan
HASIL DAN PEMBAHASAN
penduduk di sekitar lokasi juga akan semakin
Parameter yang diduga mempengaruhi kualitas udara yang berhubungan dengan pembangkit listrik sesuai dengan model yang digunakan, diantaranya adalah, sumber lokasi, parameter cerobong, kecepatan aliran gas, jenis sumber emisi dan emisi polutan. Sumber koordinat, yaitu berupa berapa derajat (°) letak atau posisi sumber lokasi yang menjadi penelitian
akan
menentukan
pencemaran
udara.
Hal
ini
tingkat disebabkan
pengaruh kecepatan angin, arah angin, suhu udara, curah hujan, kelembaban nisbi udara yang pada tiap-tiap wilayah akan berbeda-beda hasilnya. Terdapat 6 sumber lokasi yang disediakan model yaitu: rural yang diberi kode 0, small urban yang diberi kode 1, medium urban yang diberi kode 2, large urban yang diberi kode 3, 25 km dari large urban yang diberi kode 4, 40 km dari large urban yang diberi kode 5,
lebih dari 40 km dari large
urban yang diberi kode 6. Pencemaran
udara
yang
terjadi
dipengaruhi ketinggian cerobong. Hal ini disebabkan semakin tinggi cerobong, emisi polutan akan semakin terdispersi ke udara dan bergerak semakin menjauh dari sumber lokasi sehingga dampak kerusakan yang terjadi pada
14
kecil. Sedangkan semakin lebar diameter cerobong maka emisi polutan yang dikeluarkan cerobong akan semakin terdispersi di dalam cerobong tersebut dan akan dikeluarkan cerobong dalam keadaan sudah tersebar sehingga akan semakin terdispersi saat dikeluarkan di cerobong, sehingga
dapat
mengurangi
dampak
pencemaran udara di wilayah sekitar. Kecepatan aliran gas yang semakin tinggi akan mengemisikan polutan keluar semakin tinggi sehingga terdispersi ke udara dan menyebabkan dampak pencemaran udara ke wilayah sekitar berkurang. Suhu udara yang semakin tinggi akan lebih cepat menguraikan partikel dan gas ke udara sehingga dapat mengurangi dampak kerusakan di wilayah sekitar. Emisi polutan yang terdispersi udara dihitung
dengan
menggunakan
data
meteorologi berupa data arah angin, kecepatan angin, suhu udara ambient, pasquill stability class, rural mixing height, urban mixing height. Data meteorologi tersebut diambil dalam setahun dan terperinci dari setiap jam, setiap hari, setiap bulan. Setelah didapatkan dan dimasukkan data meteorologi tersebut pada model, maka dengan model Gaussian yang
Perancangan dan Analisis Rotor Motor Magnet Permanen untuk Aplikasi Mobil Listrik/Hibrid
sudah diprogram pada model bersama data lain
tersebut diambil dalam setahun dan terperinci
akan dihitung rata-rata konsentrasi emisi
dari setiap jam, setiap hari, setiap bulan.
polutan yang digunakan untuk mengetahui
Setelah didapatkan dan dimasukkan data
dampak kerusakan yang ditimbulkan
oleh
meteorologi tersebut pada model, maka dengan
emisi polutan akibat kegiatan PLTU tersebut.
model Gaussian yang sudah diprogram pada
Hasil perhitungan biaya eksternalitas untuk
model bersama data lain akan dihitung rata-rata
kerusakan
konsentrasi emisi polutan yang digunakan un-
atau
emisi
polutan
terhadap
kesehatan manusia dapat dilihat pada Tabel 2.
tuk untuk mengetahui dampak kerusakan yang
Emisi polutan yang terdispersi udara dihitung
ditimbulkan
dengan menggunakan data meteorologi berupa
kegiatan PLTU tersebut. Hasil perhitungan
data arah angin, kecepatan angin, suhu udara
biaya eksternalitas untuk kerusakan atau emisi
ambient, pasquill stability class, rural mixing
polutan terhadap kesehatan manusia dapat
height, urban mixing height. Data meteorologi
dilihat pada Tabel 2.
oleh
emisi
polutan
akibat
Tabel 2. Biaya Kerusakan/Emisi Pada Pembangkit Listrik (cents/kWh ) Keterangan
PM10
Nitrates
Sulfates
NOx
SO2
Biaya Kerusakan/ Emisi
PLTU Suralaya PLTU Muara Karang PLTGU Tambak Lorok PLTGU Gresik PLTD Pesanggaran PLTU Sicanang Belawan PLTGU Sicanang Belawan PLTG Sambera PLTSa Bantar Gebang
0,418 0,131 0,22 0,065
0,009 0,055 0,013 0,022 0,241 0,189
0,008 0,012 0,021 0,229 0,18
0,006 0,03 0,002 0,019 0,004 0,002
0,163 0 -
0,055 0,048 0,009
0,052 0,046 0,008
0 0 0,001
Dampak kerusakan lingkungan yang terjadi disebabkan oleh emisi polutan yang terdispersi udara dapat menimpa penduduk
0,013 0,024 0,003 0,001 0,039 0 0 0,001
0,454 0,085 0,182 0,064 0,695 0,475 0,27 0,094 0,019
dikonversi untuk dapat dimasukkan ke dalam model. Setelah
dihitung
dampak
kerusakan
(local population), untuk local population
lingkungan (kesehatan) yang menggunakan
dihitung dari jumlah penduduk, luas area
perkalian antara jumlah penduduk, tingkat
wilayah
(local
konsentrasi emisi polutan dan ERF, maka
density) di sekitar sumber lokasi pembangkit
langkah selanjutnya adalah dihitung biaya
listrik tersebut (50 km dari sumber lokasi).
eksternalitas yang merupakan perkalian dari
Pada parameter ini juga dianalisis inventory
biaya kesehatan dengan dampak kerusakan
pollutant, yaitu spesifikasi data polutan berupa
lingkungan
(kesehatan).
tingkat emisi polutan (ton/tahun) terdiri atas
metodologi
yang
particulate
NO2,
diketahui pertama kali adalah Produk Domestik
depletion velocity
Bruto (PDB) tahun penelitian dan PDB tahun
(cm/detik). Kemudian hasil yang diperoleh
sebelumnya baik PDB dengan harga konstan
dan
kepadatan
(debu),
gas
selanjutnya dihitung pula
penduduk
SO2
dan
Sesuai
digunakan
yang
dengan harus
15
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 15 No. 1 Juni 2016 : 9 - 20
maupun PDB harga berlaku.
Langkah
selanjutnya harus diketahui tingkat inflasinya yang digunakan untuk mengetahui daya beli masyarakat wilayah yang diteliti, kemudian akan dihasilkan rasio yang sudah disesuaikan.
biaya ekternal PLTP hanya berkisar 0,0054 sen USD/kWh[11]. Biaya eksternalitas akibat kerusakan atau emisi terhadap kesehatan manusia
Rasio yang disesuaikan ini digunakan untuk
Dalam penelitian ini dihitung biaya
menghitung biaya kesehatan yang terjadi di
eksternalitas dari pembangkit listrik dengan
daerah tersebut
sehingga dapat dihasilkan
menggabungkan biaya kerusakan akibat emisi
keadaan sesungguhnya yang terjadi pada
polutan dan biaya karbon akibat emisi karbon.
daerah
Biaya eksternalitas terdiri atas biaya kerusakan
tersebut.
Data
biaya
kesehatan
selanjutnya dimasukkan pada model untuk
akibat
bersama
dengan
pembangkit listrik (polusi seperti PM10, SOx
menggunakan program akan didapatkan hasil
dan NOx), juga mengingat dampak kesehatan
berupa biaya eksternalitas.
yang akan dihitung dengan menggunakan
data
lain
dihitung
Paket program untuk menghitung biaya
pencemaran
yang
dikeluarkan
paket program A irpact untuk mendapatkan
eksternal yang digunakan PLTA Cirata adalah
biaya
Hydropact. Pada PLTA biaya eksternal bisa
pembangkit.
berupa biaya eksternal pemindahan penduduk,
kerusakan
ganti rugi tanah, kegagalan pembuatan dam/
menggunakan
bendungan, kehilangan produksi pertanian dan
penduduk, tingkat konsentrasi emisi polutan
peternakan, kehilangan alam dan budaya
dan ERF, maka langkah selanjutnya adalah
sumber daya, peningkatan insiden penyakit,
dihitung biaya eksternalitas yang merupakan
serta emisi. Jenis emisi yang diperhitungkan
perkalian dari biaya kesehatan (penyakit yang
pada Hydropact mencakup SO2, NOx, CH4,
berkaitan dengan pernafasan) dengan dampak
CO2 dan GHG (gas rumah kaca lainnya).
kerusakan lingkungan
Dengan menggunakan data-data hasil survey dan diinput ke dalam Hydropact diperoleh bahwa biaya eksternalitas PLTA Cirata adalah 0,1317 sen USD/kWh[11]. Pada pembangkit listrik tenaga panas bumi tidak ada pembakaran. Uap yang digunakan untuk memutar turbin berasal langsung mengalami
dari
perut
konsensasi
bumi di
dan
setelah
kondensor
diinjeksikan kembali ke bumi. Biaya eksternal PLTP sangat kecil sekali atau bisa dikatakan tidak menimbulkan dampak lingkungan yang berarti. Dari suatu sumber diketahui bahwa
16
eksternal
dari
Setelah lingkungan
masing-masing
dihitung (kesehatan)
perkalian
antara
dampak yang jumlah
Biaya Karbon (Carbon Tax) Carbon Tax adalah suatu pajak yang dikenakan terhadap kandungan karbon yang terdapat pada bahan bakar, atau dengan kata lain Carbon tax
merupakan pajak yang
dikenakan atas emisi karbon dioksida dari hasil pembakaran bahan bakar fossil. Carbon tax juga dikenal dengan istilah Carbon dioxide tax atau CO2 tax. Gas Karbon dioksida (CO2) merupakan gas yang tergolong tidak mematikan atau gas yang tidak langsung menimbulkan kerusakan, namun apabila jumlah yang terkandung di
Perancangan dan Analisis Rotor Motor Magnet Permanen untuk Aplikasi Mobil Listrik/Hibrid
dalam atmosfer bumi meningkat, maka akan
yang
terjadi radiasi yang dapat menyelubungi bumi
perekonomian (produksi, distribusi, konsumsi).
sehingga menyebabkan efek rumah kaca yang
Biaya
akan menyebabkan pemanasan global dan
konsumen belum mencerminkan biaya yang
perubahan iklim dunia yang ekstrim. Berbeda
tergolong dalam social cost tersebut, dengan
dengan bahan bakar fossil yang melepaskan
alasan tersebut maka produk kebijakan dengan
atom karbon, terdapat beberapa sumber energi
pendekatan insentif menjadi alternatif terbaik
yang berpotensi besar untuk dikembangkan
dalam
dan tidak berdampak negatif bagi lingkungan
tersebut.
karena
karbon
karena carbon tax dapat dilakukan dengan
dioksida, antara lain tenaga angin, sinar
mengetahui besarnya pajak tersebut dan emisi
matahari, dan tenaga air. Berdasarkan alasan
CO2 dari pembangkit.
tersebut, maka Carbon tax atau CO2 tax adalah
Pembangkit listrik berbahan bakar fosil akan
tidak
menimbulkan
gas
pajak yang efektif untuk dikenakan terhadap pemakaian bahan bakar fosil. Pemajakan atas suatu
kerusakan
lingkungan
tertentu
merupakan salah satu dari sejumlah instrumen yang dapat digunakan untuk mengoreksi kegagalan pasar. Secara tradisional, kegagalan pasar tersebut dapat diatasi dengan regulasi yang dilakukan oleh Pemerintah, yang juga sering disebut dengan command and control approach. Kenyataannya, pendekatan dengan menggunakan
metoda
regulasi
ini
lebih
diminati oleh para pembuat keputusan dalam melakukan manajemen atas lingkungan dengan alasan efektivitas.
kadang yang
timbul harus
dari
dibayarkan
menginternalisasikan Perhitungan
mengeluarkan
emisi
kegiatan
biaya
seorang
social
cost
penghindaran
CO2 yang besarnya
tergantung dari koefisien bahan bakarnya besarnya tergantung dari koefisien emisi bahan bakarnya. Pada Tabel 3 menunjukkan emisi CO2 untuk biaya karbon sebesar 10 $US/ MTCO2 setiap pembangkit, hasil perhitungan biaya eksternalitas dari penetapan biaya karbon (carbon tax). Total Biaya Eksternalitas Pengambilan
keputusan
dalam
pengembangan pembangkit saat ini tidak semata-mata didasarkan pada pertimbangan keekonomian, namun juga perlu pertimbangan
Pada umumnya regulasi menawarkan
lain seperti perlindungan lingkungan dan
sejumlah perlindungan yang lebih baik, namun
perubahan iklim. Untuk memperhitungkan
regulasi
meng-
faktor ini maka perhitungan ditambahkan biaya
internalisasikan biaya-biaya sosial (social cost)
eksternal atau sering disebut biaya lingkungan.
tersebut
tidak
dapat
Tabel 3. Biaya Eksternalitas dari Carbon Tax10 $US/MTCO2 Keterangan PLTU-Suralaya PLTU-Muara Karang PLTGU-Tambak Lorok PLTGU-Gresik PLTD-Pesanggrahan PLTU-Belawan PLTGU-Belawan PLTG-Sambera PLTSa-Bantar Gebang
Kapasitas Pembangkit (MWe)
Heating Value (BTU/lb)
Emisi karbon tahunan (tons C/yr)
Carbon tax (cents/kwh)
3.162 485 1.033 1.531 200 260 818 38 14
12.400 19.199 19.199 19.199 11.268 10.347 10.913 19.588 23.646
5.664.089 1.141.865 947.760 3.379.948 268.102 759.351 1.328.742 46.921 3.074
0,972 1,052 0,740 0,986 1,260 2,125 1,223 0,580 0,561
17
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 15 No. 1 Juni 2016 : 9 - 20
Biaya eksternal merupakan biaya kerusakan
kWh) dengan carbon tax 10 $US/MTCO2. Pada
(damage
biaya
Tabel 4 juga adalah biaya eksternalitas pada
kerusakan
pembangkit listrik (mills$/kWh) dengan carbon
cost)
penghindaran
lingkungan
(avoidance
dan
cost)
lingkungan. Biaya kerusakan lingkungan ini
tax 20 $US/MTCO2.
berhubungan dengan polusi udara (NOX, SO2,
Dari Tabel terlihat bahwa pada harga
NMVOC, PM10, dan NH3), polusi air dan polusi
CER CO2 10 USD/ton dan 20 USD/ton, PLTU
tanah
Sicanang
yang
dapat
berdampak
terhadap
Belawan
dengan
bahan
bakar
kesehatan dan lingkungan publik (binatang,
MFO
tumbuhan, tanah, bangunan atau benda yang
eksternal
bernilai
Pesanggaran dengan bahan bakar HSD (High
budaya).
kerusakan
lingkungan
Biaya
penghindaran terkait
terbesar
diikuti
oleh
PLTD
dengan
Speed Diesel) PLTU Suralaya dengan bahan
perubahan iklim karena emisi CO2. Dalam
bakar batubara, PLTU Muara Karang dengan
perhitungan
ini
bahan bakar HSD, PLTGU Gresik dengan
dipertimbangkan melalui dispersi geografis,
bahan bakar gas, PLTGU Tambak Lorok
fungsi dose-response dan mempertimbangkan
dengan bahan bakar HSD (High Speed Diesel),
nilai uang serta faktor diskonto.
PLTGU Sicanang Belawan dengan bahan bakar
biaya
ini
(Marine Fuel Oil) mempunyai biaya
eksternal
Biaya eksternal merupakan gabungan
HSD, PLTG Sambera dengan bahan bakar
atau penjumlahan dari biaya kerusakan yang
HSD, PLTSa Bantar Gebang dengan bahan
diakibatkan oleh emisi PM10, SO2 dan NOx
bakar Land-fill gas, PLTA Cirata dan PLTP
dengan biaya penghindaran akibat emisi CO2.
Kamojang yang mempunyai biaya eksternal
Total biaya eksternal dari pembangkit hasil
terkecil.
survey ditunjukan pada Tabel 4 dan total biaya
pembangkit listrik tersebut sangat dipengaruhi
eksternalitas pada pembangkit listrik mills$/
oleh efisiensi dan faktor kapasitas.
Biaya
penghindaran
CO2
Tabel 4. Biaya Eksternalitas Pembangkit Listrik (cents$/kWh) Asumsi Carbon Tax 10 $US/MTCO2
Asumsi Carbon Tax 20 $US/MTCO2
Biaya Kerusakan /Emisi
PLTU Suralaya PLTU Muara Karang PLTGU Tambak Lorok PLTGU Gresik PLTD Pesanggaran PLTU Sicanang Belawan PLTGU Sicanang Belawan PLTG Sambera PLTSa Bantar Gebang PLTA Cirata PLTP Kamojang
18
0,454 0,085 0,182 0,064 0,695 0,475 0,270 0,094 0,019
Biaya Carbon tax
Total Biaya Eksternal
Biaya Kerusakan
0,972 1,052 0,740 0,986 1,260 2,125 1,223 0,580 0,561
1,426 1,137 0,921 1,050 1,956 2,600 1,494 0,674 0,580 0,1317 0,0054
0,454 0,085 0,182 0,064 0,695 0,475 0,270 0,094 0,019 0,454 0,085
/Emisi
Biaya Carbon tax
Total Biaya Eksternal
1,944 2,104 1,479 1,973 2,521 4,249 1,223 0,580 0,561
2,398 2,189 1,661 2,037 3,216 4,725 1,494 0,674 0,580 0,1317 0,0054
dari
Perancangan dan Analisis Rotor Motor Magnet Permanen untuk Aplikasi Mobil Listrik/Hibrid
KESIMPULAN DAN SARAN
memasukkan
eksternalitas
yang
mempertimbangkan dampak lingkungan maka
Kesimpulan
paradigma perencanaan sudah mengadopsi
Pengembangan jangka
faktor
panjang
keseimbangan
tenaga perlu
antara
listrik
untuk
kriteria pembangunan berkelanjutan.
memperhatikan penyediaan
dan
Pemilihan kriteria
pembangkit
pembangunan
yang
berdasarkan berkelanjutan
permintaan serta besar cadangan yang tersedia.
diharapkan
Kebutuhan tenaga listrik diperkirakan akan
penggunaan energi fosil untuk pembangkit
terus meningkat dengan laju pertumbuhan rata-
listrik jangka panjang, sehingga penggunaan
rata sebesar 9,6% per tahun. Dalam memenuhi
EBT dapat ditingkatkan
kebutuhan listrik ini pembangkit berbahan
Saran
bakar batubara mempunyai peran paling dominan
untuk
jangka
panjang.
Selain
batubara, gas juga berperan walaupun ada kendala, seperti pasokan yang sulit terpenuhi akibat akses ke sumber-sumber gas alam yang besar belum bisa diperoleh. Peran energi baru terbarukan seperti PLTP dan PLTN akan menjadi opsi yang
dapat
mengubah
dominasi
Biaya-biaya yang dihitung sebagian besar berdasarkan data untuk negara-negara maju, sehingga untuk penelitian di masa mendatang perlu diperhitungkan biaya-biaya pembangkit yang spesifik untuk Indonesia di berbagai wilayah yang berbeda. UCAPAN TERIMA KASIH
penting karena mampu dikembangkan dengan
Pada
kesempatan
ini,
penulis
yang
sebesar-
kapasitas besar. Penggunaan energi ke depan
mengucapkan
diharapkan dapat bergeser dari energi yang
besarnya kepada Direktorat Jenderal EBTKE
berbasis sumber daya alam (resource based
khususnya pada Bapak Dr. Arief Heru
energy) ke energi yang bebasis teknologi
Kuncoro
(technology based energy).
mendukung dalam proses penyusunan naskah
Berdasarkan
studi
literatur
sudah
dievaluasi biaya eksternal pembangkit listrik baik yang menggunakan energi fosil maupun energi baru terbarukan. Hasil perbandingan biaya
sosial
ini
menunjukkan
pembangkit
pembangkit
fosil
biomasa,
terutama
PLTB
dan
[1].
berbasis
keekonomian
dan
KOVACEVIC, T., “External Cost of ergy Council, Buenos Aires, 2001.
[2].
PLTP. dapat
membantu
Electricity”, 8th Congress of World EnROWE, R., ”The New York Externality Study”, Oceana Publications, Dobbs
Perencanaan pengembangan pembangkit yang hanya
telah
DAFTAR PUSTAKA
bahwa untuk
yang
penelitian ini sampai selesai.
pembangkit EBT bisa lebih kompetitif dari pada
terimakasih
Ferry, Ny, USA, 1995. [3].
WACKTER, D.J., “Industrial Sources
diprakirakan akan menghasilkan perencanan
Complex (ISC) Dispersion Model User’s
yang lebih mengutamakan penggunaan energi
Guide”, 2nd Ed. Vols. I-III EPA 450/4-
fosil
88-002a, US Environmental Protection
seperti
batubara
dan
gas
untuk
pembangkit listrik di masa depan. Dengan
19
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 15 No. 1 Juni 2016 : 9 - 20 Agency, Research Triangle Park, NC, [4].
USA, 1992.
International Atomic Energy Agency”,
CURTISS, P,. “Pathways: a software
Vienna, Austria. 2000.
package for calculating impacts and costs of environmental burdens due to electricity production by nuclear or fossil fuel, program manual”, ecole des mines de Paris, 60 boul. St. Michel, 75272 Paris CEDEX 06 France, 1995 [5].
KREWITT,W., "ECOSENSE, An Integrated Tool for Environmental Impact Analysis”, in Kremers, H. and Pillmann, W. (Ed.), Space and Time in Environmental Information Systems, UmweltInformatik actuell, Band 77, MetropolisVerlag, Marburg, 1995.
[6].
MOCHAMAD
NASRULLAH.,
“Penerapan biaya eksternalitas pada pembangkit listrik studi kasus pembangkit listrik di Tambak Lorok”, Semarang, 2003. [7].
SPADARO J.V., “Airpacts Manual, International Atomic Energy Agency”, Vienna, Austria, (2002).
[8].
THANH, B.D., “Thailand Externality Study, Planning and Economic Studies Section International Atomic Energy Agency”, (2000).
[9].
MARKANDYA, A,. “Economic Valuation of Environmental Impacts and External Costs”, prepared for the International Atomic Energy Agency, Vienna, June 2000
[10]. ESDM., “Kajian Biaya Eksternalitas Pembangkit Listrik Berbahan Bakar Fosil Sebagai Pendukung Kebijakan Harga Listrik dari Pembangkit Listrik Energi Terbarukan,” 2013.
20
[11]. SPADARO J.V,. “Airborne Pollution,