Pergeseran Paradigma Pendidikan Tinggi
PAU-PPI, Universitas Terbuka 2008
Learning is a treasure that will follow its owner everywhere ….. (chinese proverb)
Our “Motto”
Pergeseran Paradigma Pendidikan Pendidikan bukan hanya sebatas pemahaman singkat terhadap sesuatu, tetapi lebih merupakan proses penguasaan ilmu pengetahuan yang fungsional berdasarkan kerangka berfikir ilmiah
Pergeseran Paradigma Dalam PT Belajar
menggunakan • Kurikulum Berbasis Kompetensi • Teknologi Informasi Dari Mengajar Ke Belajar
policy ? pedoman ? metoda ? model belajar ? ?...?...?
KONDISI GLOBAL :
PERSAINGAN PERSYARATAN KERJA PERUBAHAN ORIENTASI
PERUBAHAN KOMPETENSI LULUSAN
PERUBAHAN KURIKULUM
PERUBAHAN PARADIGMA PENGETAHUAN, BELAJAR DAN MENGAJAR
PERUBAHAN PEMBELAJARAN
ADA PERUBAHAN ORIENTASI KURIKULUM
BERBASIS PADA ISI KEILMUAN ADANYA KONSORSIUM SAINS,TEKNOLOGI , SENI
BERBASIS PADA KEBUDAYAAN
KONSEP UNESCO ( 4 PILAR PENDIDIKAN ) learning to know learning to do learning to be learning to live together
KEMAMPUAN MINIMAL PENGUASAAN PENGETAHUAN, KETRAMPILAN DAN SIKAP SESUAI SASARAN KURIKULUM PROGRAM STUDINYA PENILAIAN OLEH PERGURUAN TINGGI SENDIRI
KOMPETENSI SESEORANG
UNTUK DAPAT MELAKUKAN TINDAKAN CERDAS, PENUH TANGGUNG JAWAB SEBAGAI SYARAT UNTUK DIANGGAP MAMPU OLEH MASYARAKAT
DALAM MELAKSANAKAN TUGAS-TUGAS DI BIDANG PEKERJAAN TERTENTU PENILAIAN DILAKUKAN OLEH MASYARAKAT PEMANGKU KEPENTINGAN
Lulusan Perguruan tinggi diharapkan mempunyai kompetensi ( 5 elemen kompetensi ) yang sesuai kebutuhan stakeholders , berupa : •
Kebutuhan kemasyarakatan (societal needs)
•
Kebutuhan dunia kerja (industrial needs)
•
Kebutuhan profesional (professional needs)
•
Kebutuhan generasi masa depan (aspek scientific vision)
Apa Yang Dimaksud Dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi ? Kurikulum yang disusun berdasarkan atas elemenelemen kompetensi yang dapat menghantarkan peserta didik untuk mencapai kompetensi utama, kompetensi pendukung, dan kompetensi lain sebagai a method of inquiry yang diharapkan.
Apa Yang Dimaksud Dengan Kompetensi? Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu (SK Mendiknas No. 045/U/2002, Ps. 21) Pernyataan ini baru akan jelas apabila dilakukan refleksi dan penjabaran secara spesifik ke orientasi program studi masing-masing
Pergeseran Pengembangan Kurikulum • Dalam SK Mendiknas 056/U/1994 dikenal pengelompokan matakuliah kedalam MKDU atau MKU (matakuliah umum), MKDK (matakuliah dasar keahlian) dan MKK (matakuliah keahlian) • Pengelompokan mata kuliah mengikuti SK Mendiknas 232/U/2000 menjadi MPK (matakuliah pengembangan kepribadian), MKK (matakuliah keilmuan dan ketrampilan), MKB (matakuliah berkarya) MPB (matakuliah perilaku berkarya), dan MBB (matakuliah berkehidupan bersama). • Pada SK Mendiknas No. 045/U/2002 pengelompokan seperti ini dipertegas bukan sebagai kelompok matakuliah akan tetapi sebagai elemen-elemen kompetensi (pasal 2 ayat 1 dan 2) yang isi dan metode pembelajaran dapat dikreasi secara bebas oleh setiap PT disesuaikan dengan rambu-rambu yang ditetapkan.
Penjelasan Tentang Pengelompokan Mata Kuliah Berdasar SK Mendiknas 232/U/2000 Pasal 1 Ayat 7-11 • Pengelompokan matakuliah bukan tujuan utama dari pergeseran konsep kurikulum. • Pada SK Mendiknas No.045/U/2002 apa yang menjadi interpretasi dari pengelompokan matakuliah MPK, MKK, MKB, MPB dan MBB telah disempurnakan sebagai elemen kompetensi dengan rincian : (1) Landasan Kepribadian; (2) Penguasaan Ilmu dan Ketrampilan, (3) Kemampuan Berkarya, (4) Sikap dan Perilaku dalam Berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan ketrampilan yang dikuasai, (5) Pemahaman Kaidah Berkehidupan Bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya.
Apa Ciri-ciri Rancangan Kurikulum Berbasis Kompetensi ? 1. Menyatakan secara jelas rincian kompetensi peserta didik sebagai luaran proses pembelajaran 2. Materi ajar dan proses pembelajaran didesain dengan orientasi pada pencapaian kompetensi dan berfokus pada minat peserta didik 3. Lebih mensinergikan dan mengintegrasikan penguasaan ranah kognitif, psikomotorik dan afektif. 4. Proses penilaian hasil belajar lebih ditekankan pada kemampuan untuk berkreasi secara prosedural atas dasar pemahaman, penerapan, analisis, dan evaluasi yang benar pula 5. Disusun oleh penyelenggara pendidikan tinggi dan pihak-pihak berkepentingan terhadap lulusan pendidikan tinggi (masyarakat profesi dan pengguna lulusan)
Pergeseran Paradigma Dari Mengajar Ke Belajar Menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan terjadinya penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan
Pembelajaran Diarahkan Pada Belajar Aktif (SCL), cirinya a.l.
Dosen dan mahasiswa secara aktif bersama-sama membangun pengetahuan Dosen lebih berperan sebagai fasilitator, yang membimbing mahasiswa belajar, bukan sekedar pemberi informasi Belajar bukan sekedar penguasaan materi perkuliahan tetapi lebih diarahkan kepada pengembangan karakter mahasiswa agar menjadi pebelajar sepanjang hayat
Pembelajaran Diarahkan Pada Belajar Aktif (SCL), cirinya a.l.
Proses pembelajaran difasilitasi dengan menggunakan multimedia Belajar dan evaluasinya dilakukan secara bertahap dan terintegrasi Belajar merupakan proses pengembangan pengetahuan. Jawaban salah terhadap suatu pertanyaan dianggap sebagai bagian dari belajar. Proses belajar lebih kolaboratif, kooperatif, dan suportif. Proses belajar dapat dilakukan dimana dan kapanpun
Pembelajaran Diarahkan Pada Belajar Aktif (SCL), cirinya a.l.
Belajar diarahkan pada pencapaian kompetensi mahasiswa melalui proses pencarian (inquiry), penemuan (discovery) , dan pemecahan masalah (problem solving) Belajar diarahkan pada cara mahasiswa memanfaatkan beragam sumber belajar Proses pembelajaran cenderung menggunakan pendekatan interdisiplin.
Peran dosen dalam SCL
Memahami tujuan/kompetensi pembelajaran Menyediakan dan memberikan beragam pengalaman belajar yang sesuai dengan tuntutan kompetensi Menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan Mengecek perkembangan belajar mahasiswa secara pribadi Mendorong mahasiswa untuk berfikir kritis, kreatif dan memiliki kemampuan memecahkan masalah Menjelaskan tentang norma, aturan, standar, sistem nilai, etika dan etiket yang berkaitan dengan matakuliahnya.
Implikasi bagi Dosen
Selain harus memperhatikan perkembangan bidang ilmunya, dosen juga harus selalu membuka diri terhadap perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran. Dosen merupakan perancang pembelajaran yang secara terus menerus melakukan penilaian dan pencarian informasi untuk meingkatkan mutu pembelajarannya. Secara terus menerus dosen juga melakukan pembimbingan, pengarahan, dan penilaian terhadap kegiatan belajar mahasiswanya.
Implikasi bagi Institusi
Misi institusi harus diletakkan pada belajar mahasiswa daripada mengajar mahasiswa. Institusi harus bertanggungjawab terhadap proses belajar mahasiswa Memberikan dukungan dan meningkatkan mutu belajar mahasiswa harus menjadi pekerjaan semua orang dan harus mengarahkan pada pengambilan keputusan di perguruan tinggi. Efektivitas institusi harus dievaluasi berdasarkan capaian belajar mahasiswa bukan hanya sekedar dari pemanfaatan sumberdaya dan proses pembelajarannya saja.
Empat Prinsip Penting Dari Paradigma Pembelajaran
Keberhasilan institusi dinilai berdasarkan mutu belajar mahasiswa Belajar mahasiswa menjadi tanggungjawab bersama Institusi harus menggangap dirinya sebagai pebelajar. Sehingga dari waktu ke waktu yang dihasilkannya adalah belajar. Lingkungan belajar harus diciptakan agar terjadi proses penemuan dan pembangunan pengetahuan daripada hanya sekedar transfer ilmu pengetahuan.
terima kasih…..