PERFORMANSI PARAMETER MOTOR INDUKSI TIGA FASA DENGAN SUMBER TEGANGAN DAN FREKUENSI VARIABEL Istanto W. Djatmiko, dan Kustono
[email protected], Dosen Universitas Negeri Yogyakarta
Abstract: This research is aimed to know the parameters quality of induction motor that dominantly influenced to its performance due to several treatments, i.e. (1) the three phase variac and the bidirectional three phase ac regulator were supplied to variable input voltages, and (2) inverter (Altivar) was applied to variable input frequencies. This research was designed experimental research that applied directly to the induction motor that is used as research object. The observed induction motor parameters were input voltages, input currents, real powers, reactive powers, apparent powers, power factors, total harmonic distortion of voltages, total harmonic distortion of currents, motor speed, and torques. By controlling voltages of variac and load currents relatively constant could be found that the voltage harmonics decreased and the currents harmonics increased (5th harmonic only) along with increment of input voltages. When similar treatments were applied by ac regulator to input voltages, the voltage harmonic factors (3rd, 5th, 7th, 9th, 11th, and 15th respectively) and current harmonic factors (3rd, 5th, 7th, and 9th respectively declined. Furthermore, when inverter supplied to input voltages, voltage harmonics ascended and current harmonics descended (3rd harmonic only) along with increment of input frequencies. The optimal efficiency of induction motor that applied by variac, ac regulator, and inverter were repectively 87.4%, 66.5%, and 64.6%. Key words : induktion motor, harmonic Motor listrik tiga fasa, yang dikenal dengan motor induksi, banyak digunakan di industri untuk mengendalikan kecepatan putaran pada mesin-mesin produksi. Motor induksi ini lebih banyak dipakai dibandingkan motor listrik arus searah, karena motor induksi lebih ekonomis dan handal dalam pengoperasiannya meskipun ditinjau dari aspek pengendaliannya relatif lebih kompleks. Di samping itu, pemeliharaan motor induksi juga relatif lebih mudah dibanding motor arus searah. Pengendalian motor induksi dapat dilakukan secara konvensional dengan menggunakan piranti utama magnetik kontaktor. Pengendalian secara konvensional ini dihasilkan unjuk kerja yang sangat terbatas, yaitu sumber
19
20
Jurnal Edukasi@Elektro Vol. 5, No. 1, Maret 2009, hlm. 19 - 28
tegangan dan kecepatan putaran motor harus sesuai dengan kapasitasnya (ratingnya). Perkembangan piranti semikonduktor yang semakin pesat, memungkinkan pengendalian motor induksi dilakukan secara elektronis. Pengendalian motor induksi secara elektronis dihasilkan unjuk kerja motor yang bervariasi. Untuk pengendalian motor induksi umumnya dilakukan dengan menggunakan prinsip pengubahan frekuensi (inverter) dan pengubahan sumber tegangan catu (ac regulator). Inverter mengubah frekuensi sumber untuk menghasilkan perubahan kecepatan putaran motor induksi, sedangkan ac regulator mengubah besarnya tegangan sumber melalui rekayasa bentuk gelombang agar diperoleh perubahan kecepatan putaran motor. Inverter mempunyai metode pengendalian yang lebih kompleks dibanding dengan ac regulator. Tingkat distorsi harmonik yang dihasilkan akibat perlakuan sumber dengan inverter atau ac regulator ini mempunyai karakteristik yang berbeda, demikian juga karakteristik faktor daya dan rugi daya (losses) yang diakibatkannya juga berbeda. Uraian di atas menunjukkan bahwa unjuk kerja motor induksi sangat dipengaruhi oleh karakteristik sumber masukan yang digunakan. Pengaturan kecepatan putaran motor di industri umumnya menggunakan pengaturan frekuensi sumber, walaupun mungkin mereka tidak memvariasi kecepatan dengan rentang yang lebar. Pilihan lain, pengaturan dapat dilakukan dengan menggunakan ac regulator. Perubahan parameter sumber masukan yang berbeda dengan kapasitas motor yang sebenarnya tentunya mempengaruhi parameter yang lain dari motor tersebut. Dalam penelitian ini dikaji daerah effisien kerja optimal yang diakibatkan perubahan perlakuan sumber tegangan dan frekuensi masukan yang variabel dengan piranti elektronik, terutama perubahan karakteristik parameterparameter motor induksi yang diakibatkan pengendalian secara elektronis tersebut. Sumber masukan dalam penelitian ini menggunakan rangkaian ac regulator dan inverter, dengan fokus penelitian adalah: (1) bagaimana kualitas parameter motor induksi yang diakibatkan perlakuan tegangan sumber masukan yang bervariasi, (2) bagaimana kualitas parameter motor induksi yang diakibatkan perlakuan tegangan dan frekuensi sumber masukan yang bervariasi, dan (3) bagaimana efisiensi motor induksi akibat perlakuan tegangan masukan yang bervariasi maupun frekuensi sumber masukan yang bervariasi. Hasil penelitian diharapkan memberikan informasi yang bermanfaat untuk pengembangan materi kuliah mesin listrik, praktikum kendali mesin listrik, maupun mata kuliah lain yang berhubungan dengan aplikasi motor induksi. Motor Induksi Tiga Fasa Ditinjau dari kontruksi motor induksi tiga fasa, atau lebih dikenal dengan motor induksi, memiliki dua jenis rotor, yaitu : rotor lilit dan rotor jangkar hubung singkat (rotor sangkar tupai). Rotor lilit banyak dipakai pada mesinmesin kapasitas kecil, sedang untuk motor induksi dengan kapasitas besar banyak yang menggunakan jenis sangkar tupai. Menurut Wildi (2002), motor induksi dapat beroperasi karena adanya medan magnet pada stator. Medan magnet stator
IstantoW.Djatmiko, Performansi Parameter Motor ….
21
dibangkitkan dari tiga set kumparan yang secara ruang diletakkan dengan selisih sudut 2π/3 atau 1200 derajat listrik, kemudian dicatu dengan tegangan tiga fasa simetris sehingga terjadi arus putar dan membangkitkan medan magnet yang disebut medan mgnet putar. Kecepetan medan magnet putar tergantung dari jumlah kutub stator dan frekuensi sumber yang diberikan. Akibat perbedaan putaran antara putaran medan putar stator dengan putaran rotor, maka dalam rotor akan dibangkitkan gaya-gaya gerak listrik yang mengakibatkan dalam rotor timbul arus listrik. Arus listrik ini menyebabkan timbulnya suatu medan magnet, yakni medan magnet rotor. Karena medan magnet stator merupakan suatu sistem tiga fasa simetris, maka gaya gerak yang diinduksikan oleh stator juga tiga fasa simetris sehingga arus listrik dalam rotor juga terbentuk arus induksi tiga fasa simetris, begitu pula dengan medan magnet rotor. Adanya medan magnet pada rotor ini mengakibatkan rotor berputar mengikuti medan putar stator. AC Regulator Prinsip dari ac regulator ini adalah merekayasan gelombang tegangan bolak balik tiap fasa baik pada siklus positif maupuun negatif dengan menggunakan piranti semikonduktor berupa SCR (silicon controlled rectifier), (Rashid, 1998). Nilai tegangan rata-rata merupakan besarnya luasan gelombang yang muncul dibagi dengan periodenya. Semakin besar sudut penyulutan (α) maka tegangan rata rata juga berkurang. Inverter Inverter merupakan suatu rangkaian yang dapat mengubah sumber tegangan dc menjadi tegangan arus bolak-balik (alternating current-AC) yang frekuensinya dapat diubah-ubah (Singh, 2002). Inverter disusun dari perangkat elektronik (thyristor atau SCR) yang mengatur daya DC, ON dan OFF sehingga dapat menghasilkan daya luaran AC yang dapat dikontrol frekuensi maupun tegangannya. Inverter ini selnjutnya digunakan untuk mencatu motor induksi. Dengan adanya perubahan frekuensi ini akan menghasilkan perubahan kecepatan putar dari motor induksi sesuai dengan persamaan : n = 120 f . p
Menurut Rashid (1998), terdapat tiga jenis inverter, yaitu : (1) inverter sumber arus (Current Source Inverter-CSI), (2) inverter tegangan variabel (Variable Voltage Inverter-VVI), dan (3) inverter lebar pulsa termodulasi (Pulse Width Modulation-PWM). Jika digunakan untuk sumber motor induksi, CSI digunakan untuk pengendali arus pada motor, VVI untuk mengontrol tegangan dan frekuensi pada motor untuk menghasilkan operasi kecepatan variabel, dan Inverter PWM merupakan inverter penyempurnaan dari inverter VVI, baik pada bagian input tegangan dan output penggerak frekuensi variabel. Inverter PWM merupakan inverter yang paling rumit dan paling mahal jika dibandingkan dengan kedua jenis inverter yang lain.
22
Jurnal Edukasi@Elektro Vol. 5, No. 1, Maret 2009, hlm. 19 - 28
Sumber catu ideal yang diinginkan pada keluaran inverter sebenarnya adalah gelombang sinus murni. Gelombang yang tidak sinus murni ini menyebabkan berbagai kerugian seperti overheat, penurunan faktor daya, penurunan efisiensi dan lain-lain. Menurut Heydt (1991), jika gelombang output inverter berupa gelombang kotak bolak-balik, jika diuraikan atas unsur-unsur fundamental dan harmoniknya dapat dinyatakan dengan deret Fourier sebagai berikut: 2 3 1 1 1 I ac = I d cos θ − cos 5θ + cos 7θ − cos 11θ + ... 5 7 11 π dimana θ = 2πf1 t. f1 = frekuensi dasar Harmonik mempunyai urutan polaritas, harmonik pertama berpolaritas positif, harmonik kedua berpolaritas negatif dan harmonik ketiga berpolaritas nol, harmonik keempat berpolaritas positif demikian seterusnya. Kuantitas harmonik biasanya dinyatakan dengan istilah THD (Total Harmonik Distortion) untuk arus maupun tegangan. THD tegangan dinyatakan dengan rumus:
∑ (V ) ∞
THD =
i 2
i=2
V1 dimana i = orde harmonik, Vi = tegangan pada harmonisa ke-i
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen dengan pengamatan/ pengukuran langsung pada obyek penelitian. Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebuah motor induksi tiga fasa yang ada di Laboratorum Mesin Listrik dan Laboratorium Elektronika Daya, Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY, dengan spesifikas : daya: 1 HP, tegangan: 220 V/ 380 V, arus: 3,0 A/ 1,7 A, frekuensi: 50 Hz, kecepatan putaran : 1420 rpm, jumlah kutub: 4. Sumber listrik tiga fasa yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan auto-transformer (variac), rangkaian sumber AC regulator tiga fasa yang dibuat oleh Tim Peneliti, dan inverter buatan Telemecanique dengan nama Altivar 18. Untuk mengetahui parameter motor induksi dalam penelitian ini, instrumen (alat ukur) yang digunakan, antara lain: 1. Voltmeter (multimeter) merk SANWA YX 360 TRF, dengan tegangan AC: 10 V, 50 V, 250 V, 750 V, dan Kelas 0,4 (4 %), tegangan DC : 0,25 V, 2,5 V, 10 V, 50 V, 250 V, 1000 V dan Kelas 0,3 (3 %). Alat ini digunakan untuk mengukur tegangan fasa dan antar fasa. 2. Rpm-meter merk SANWA SE-100 (digital), dengan rating 60 sampai dengan 9.999 rpm (range x 1) dan 60 sampai dengan 50.000 rpm (range x 10), akurasi
IstantoW.Djatmiko, Performansi Parameter Motor ….
23
± 1 digit untuk range x 1 dan ± 2 digit untuk range x 10. Alat ini digunakan untuk mengukur kecepatan putaran poros motor induksi secara digital. 3. Power Quality Analyser ANALYST 3Q merk LEM (digital dan display), dengan spesifikasi sebagai berikut: Prosedur penelitian dilakukan dengan blok diagram seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Blok I merupakan sumber masukan yang digunakan untuk perlakuan dalam penelitian ini, yakni berupa (1) sumber tegangan tiga fasa dari PLN dengan variac, (2) sumber tiga fasa dari AC regulator, dan (3) sumber tiga fasa dari inverter (Altivar). Sumber tegangan tiga fasa dari PLN dengan variac dan AC regulator digunakan untuk memperoleh sumber tiga fasa dengan tegangan yang dapat diatur dengan frekuensi yang tetap, sedangkan sumber tiga fasa dari inverter (Altivar) digunakan untuk memperoleh sumber tiga fasa dengan tegangan tetap dengan frekuensi yang dapat diatur. Blok II merupakan motor induksi tiga fasa yang menjadi obyek dalam penelitian ini. Blok III merupakan unit generator arus searah (generator DC) yang dikopel dengan motor obyek penelitian ini. Generator DC ini berfungsi sebagai beban motor dan untuk mengetahui torsi motor.
BLOK I
BLOK II
BLOK III
SUMBER MASUKAN TIGA FASA (Perlakuan)
MOTOR INDUKDSI TIGA FASA (Obyek Penelitian)
BEBAN MOTOR / GENERTOR DC
Gambar 3 Blok Diagram Rangkaian Percobaan Adapun prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Menyiapkan sumber masukan : (a) sumber tegangan tiga fasa dari PLN, (b) sumber tiga fasa dari AC regulator, dan (c) sumber tiga fasa dari inverter (Altivar) serta kelengkapan peralatan pengamannya, yaitu : MCB 3 Fasa 10 A, trafo variac isolasi tiga fasa, dan sakelar utama tiga fasa. 2. Menyiapkan dan mengkalibrasi instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. 3. Melakukan pengepasan (centering) poros motor induksi tiga fasa dengan generator DC dan kelengkapan koplingnya. 4. Mempersiapkan unit generator DC sebagai beban motor induksi tiga fasa. 5. Melaksanakan percobaan I, II, dan III sesuai dengan dengan sumber tiga fasa yang telah direncanakan. 6. Mencatat/merekam data yang ditunjukkan oleh instrumen, yaitu : tegangan, arus, daya, THD arus dan tegangan untuk setiap step percobaan. Data yang dihasilkan berupa data numerik (digital) dan grafik.
24
Jurnal Edukasi@Elektro Vol. 5, No. 1, Maret 2009, hlm. 19 - 28
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Motor Induksi dengan Sumber Tegangan Bervariasi Pengambilan data motor induksi dengan perlakukan sumber tegangan bervariasi dilakukan dengan dua jenis sumber tegangan tiga fasa yang dapat diatur tegangan luarannya, yaitu menggunakan variac (pengatur tegangan dengan autotransformator tiga fasa) dan AC regulator tiga fasa bidirectional. Pengambilan data dilakukan sebanyak 10 tahap dengan interval per tahap kurang lebih sebesar 10 volt. Arus fasa motor setiap tahapan percobaan diusahakan relatif konstan sebesar 50 % dari rating motor, yaitu kurang lebih sebesar 0,85 A. Tegangan awal per fasa yang mampu untuk mencatu arus motor sebesar 0,85 A dapat dilakukan sumber tegangan tiga fasa dengan variac sebesar 81,0 volt, sedangkan dengan sumber tegangan tiga fasa AC regulator sebesar 81,5 volt. Tegangan maksimum AC regulator yang dapat dihasilkan per fasa kurang lebih sebesar 170,0 volt pada tahap ke-10, sehingga untuk tegangan tiga fasa dengan variac pada tahap ke-10 disesuaikan sebesar 169,6 volt. Kualitas bentuk tegangan tiga fasa dengan variac yang diatur dari 80 volt sampai dengan 170 volt per fasa (fasa L1, L2, dan L3) masih tetap berbentuk sinusoida meskipun dilakukan perubahan sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2 Bentuk Gelombang Tegangan Masukan dengan Variac Pengaruh perubahan atau variasi tegangan dengan kualitas gelombang seperti di atas menyebabkan harmonik arus mengalami kenaikan dengan perubahan kenaikan tegangan masukan, yaitu 6,5 % pada tegangan fasa sekitar 81,0 volt menjadi 10,2 % pada tegangan fasa sekitar 170 volt. Sebaliknya, harmonik tegangan mengalami penurunan yang relatif kecil dengan perubahan kenaikan tegangan masukan, yaitu 4,0 % pada tegangan fasa sekitar 81,0 volt menjadi 3,7 % pada tegangan fasa sekitar 170. Harmonik arus dan tegangan yang dominan muncul adalah harmonik ke-5 saja. Perubahan harmonik arus dan tegangan yang relatif kecil ini disebabkan tegangan masukan pada motor induksi tidak dilakukan rekayasa secara elektronis (hanya menggunakan transformator) sehingga bentuk gelombang tegangan masih tetap berbentuk sinusoida. Pada perlakuan dengan tegangan ini, efisiensi motor optimum terjadi pada tegangan masukan per fasa sekitar 150 volt, yaitu sebesar 87,4 %.
IstantoW.Djatmiko, Performansi Parameter Motor ….
25
Kualitas bentuk tegangan tiga fasa dengan AC regulator yang diatur dari 80 volt sampai dengan 170 volt per fasa (fasa L1, L2, dan L3) mengalami distorsi (berbentuk non-sinusoida). Distorsi pada tegangan rendah lebih buruk dibanding distorsi pada tegangan yang lebih tinggi sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 3 Bentuk Gelombang Tegangan Masukan dengan AC Regulator Pengaruh variasi tegangan dengan kualitas gelombang seperti di atas menyebabkan harmonik arus sangat tinggi pada saat tegangan rendah dan mengalami penurunan ketika kenaikan tegangan masukan, yaitu 95,2 % pada tegangan fasa sekitar 81,0 volt menjadi 47,6 % pada tegangan fasa sekitar 170 volt. Demikian juga, harmonik tegangan yang sangat tinggi (72,5 %) pada saat tegangan sumber terendah, dan tegangan harmonik tegangan ini mengalami penurunan seiring dengan kenaikan tegangan sumber, yaitu sebesar 15,8 % saat tegangan sumber mencapai sekitar 170 volt. Pada tegangan sumber AC regulator rendah, harmonik tegangan yang terjadi cukup besar dengan harmonik yang dominan muncul dengan sumber tegangan dari adalah harmonik ke-3, 5, 7, 9, 11, dan ke-15, sedangkan harmonik arus cukup besar pula dengan harmonik yang dominan adalah harmonik ke-3, 5, 7, dan ke-9. Tetapi, jika sumber tegangan dinaikkan, harmonik tegangan mengalami penurunan menjadi kecil dengan harmonik tegangan yang dominan muncul adalah harmonik ke-3 saja, sedangkan harmonik arus menjadi kecil dengan harmonik yang dominan muncul adalah harmonik ke-3 dan ke-5. Perubahan harmonik arus dan tegangan yang sangat tinggi ini disebabkan tegangan masukan AC regulator merupakan sumber tegangan yang dilakukan rekayasa secara elektronis dengan menggunakan komponen SCR (silicon controlled rectifier). Tegangan luaran dengan penggunaan komponen SCR ini menghasilkan bentuk tegangan distorsi yang disebabkan proses pensakelaran (switching) dari SCR tersebut. Harmonik tegangan dan arus yang sangat tinggi ini menyebabkan motor induksi menjadi panas. Dengan perlakuan tegangan AC
26
Jurnal Edukasi@Elektro Vol. 5, No. 1, Maret 2009, hlm. 19 - 28
regulator pada motor induksi ini, efisiensi motor mencapai optimum (66,5 %) pada tegangan per fasa yang tertinggi sekitar 170 volt. Motor Induksi dengan Sumber Frekuensi Bervariasi Pengambilan data motor induksi dengan perlakukan sumber frekuensi bervariasi dilakukan menggunakan interver (Altivar). Untuk dapat mengangkat arus motor sebesar 50 % dari ratingnya diperlukan frekuensi terendah sebesar 46 Hz. Dengan demikian, interval per tahap percobaan dilakukan sebesar 2 Hz per tahapan dengan frekuensi maksimum sumber sebesar 54 Hz. Kualitas bentuk sumber tegangan yang relatif konstan dengan frekuensi yang bervariasi sekitar 50 Hz dan 54 Hz pada fasa L1, L2, dan L3 digunakan untuk mencatu motor induksi ditunjukkan pada Gambar 4.
Gambar 4 Bentuk Gelombang Tegangan Masukan dengan Inverter (Altivar) Pengaruh variasi frekuensi dengan kualitas gelombang seperti di atas, jika frekuensi sumber dinaikkan menyebabkan harmonik tegangan mengalami kenaikan yang relatif kecil, sedangkan harmonik arus mengalami penurunan yang relatif kecil pula. Kondisi harmonik tegangan dan arus yang lebih kecil pada Altivar ini dapat dipahami karena Altivar dibuat secara fabrikan sehingga dijamin kualitasnya. Hasil pengamatan menunjukkan ketika frekuensi sumber pada fasa L2 sebesar 50 Hz diketahui harmonik tegangan sebesar 1,4 % dengan harmonik yang dominan muncul adalah harmonik ke-3, sedangkan harmonik arusnya sebesar 4,9 % dengan harmonik yang dominan muncul adalah harmonik ke-3 pula (lihat Lampiran 4 butir h). Kondisi yang hampir sama terjadi ketika frekuensi sumber dinaikkan menjadi 54 Hz. Efisien motor mencapai nilai optimum ketika frekuensi sumber antara 50 Hz sampai dengan 52 Hz, yang berarti sesuai dengan rating motor.
IstantoW.Djatmiko, Performansi Parameter Motor ….
27
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan paparan data dan pembahasan sebagaimana diuraikan di atas, penelitian dapat disimpulkan : 1. Sumber tegangan tiga fasa dengan variac jika digunakan untuk mencatu motor induksi dengan arus beban yang relatif konstan menyebabkan total harmonik tegangan semakin turun dan harmonik arus semakin naik seiring dengan kenaikan tegangan sumbernya. Harmonik arus dan tegangan yang dominan muncul dengan sumber tegangan ini adalah harmonik ke-5 saja. Tetapi, jika sumber tegangan tiga fasa menggunakan AC regulator digunakan untuk mencatu motor induksi dengan arus beban yang relatif konstan menyebabkan total harmonik tegangan dan arus semakin turun seiring dengan kenaikan tegangan sumbernya. Harmonik tegangan yang dominan muncul dengan sumber tegangan dari AC regulator adalah harmonik ke-3, 5, 7, 9, 11, dan ke15, sedangkan harmonik arus yang dominan adalah harmonik ke-3, 5, 7, dan ke-9. 2. Pengaturan motor induksi dengan Altivar memiliki kualitas harmonik yang lebih baik dibandingkan menggunakan sumber AC regulator karena nilai harmonik arus dan tegangan yeng terjadi lebih kecil. Harmonik tegangan yang dominan muncul dengan sumber inverter (Altivar) adalah harmonik ke-3, sedangkan harmonik arus yang dominan muncul adalah harmonik ke-3 juga. Jadi, jika sumber tegangan yang relatif konstan dengan frekuensi yang dapat diatur digunakan untuk mencatu motor induksi dengan arus beban yang relatif konstan menyebabkan total harmonik tegangan semakin naik dan harmonik arus semakin turun yang masing-masing nilainya kecil seiring dengan kenaikan frekuensi sumbernya. 3. Efisiensi motor dengan menggunakan sumber tiga fasa dengan variac mencapai optimum ketika tegangan masukan per fasa sekitar 150 volt, yaitu sebesar 87,4 %. Dengan perlakuan tegangan AC regulator pada motor induksi, efisiensi motor mencapai optimum (66,5 %) ketika tegangan per fasa mencapai nilai tertinggi sekitar 170 volt. Jika menggunakan sumber tiga fasa dengan Altivar, efisien motor mencapai nilai optimum ketika frekuensi sumber antara 50 Hz sampai dengan 52 Hz sebesar 64,6 %. Saran Saran yang perlu ditindaklanjuti untuk pengembangan kualitas penelitian ini, yaitu: Sumber tegangan tiga fasa dari PLN per fasa yang digunakan dalam penelitian diusahakan benar-benar seimbang. Ketidakseimbangan tegangan per fasa in menyebabkan pengambilan data parameter motor induksi dengan alat ukur Power Quality Analyser cukup sulit dilakukan. Karena kesulitan menjaga keseimbangan tegangan per fasa dari sumber PLN selama proses penelitian ini, hubungan motor induksi yang digunakan dalam penelitian masih menggunakan hubungan bintang agar pengaturan arus beban motor per fasa mudah dilakukan.
28
Jurnal Edukasi@Elektro Vol. 5, No. 1, Maret 2009, hlm. 19 - 28
Penggunaan rangkaian pemicu TCA 785 pada rangkaian AC regulator bidirectional dengan SCR sulit dilakukan pemicuan secara serempak untuk setiap fasa sehingga diperlukan rangkaian pemicu lain yang mampu secara serempak untuk pemicuan.
DAFTAR PUSTAKA Heydt, G.T. 1991. “Electric Power Quality”. New York : Stars in A Circle Publications. Rashid, MH. 1998. “Power Electronics: Circuits, Devices, and Applications”. New Jersey : Prentice-Hall International, Inc. Singh, MD. 2002. “Power Electronics”. New Delhi : Tata McGraw-Hill Publishing Company Limited. Wildi, T. 2002. “Electrical Machines, Drives, and Power Systems”, Fifth Edition. New Jersey : Upper Saddle River.