1
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SYARIAH TOWER UNIVERSITAS AIRLANGGA MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DAN BAJA-BETON KOMPOSIT Retno Palupi, I Gusti Putu Raka, Heppy Kristijanto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail:
[email protected] Abstrak — Gedung Syariah Tower Universitas Airlangga setinggi 20 lantai (± 85,00 m) terletak di zona gempa sedang. Ditinjau berdasarkan konfigurasi gedung, gedung ini termasuk gedung yang tidak beraturan sehingga harus didesain dengan analisa respon dinamis. Sistem yang digunakan dalam perencanaan gedung ini adalah Sistem Ganda yang mana beban gravitasi dipikul oleh Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) dan gaya lateral dipikul oleh Sistem Dinding Struktur Biasa (SDSB) beton tanpa detailing khusus. Keseluruhan struktur direncanakan menggunakan beton bertulang. Struktur beton bertulang dipilih karena dianggap kokoh dan kuat terhadap beban gempa bumi, getaran, maupun beban angin (Asroni, 2010). Diatas pintu masuk (entrance) terdapat balok dengan bentang 16,00 m. Balok tersebut didesain menggunakan balok baja komposit berselubung beton. Struktur komposit ini dipilih karena memiliki kemampuan untuk menopang panjang bentang yang lebih besar (Salmon,1991). Pedoman yang digunakan adalah SNI 03-2847-2013 tentang Tata Cara Perhitungan Beton untuk Bangunan Gedung, SNI 031726-2012 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung, PPIUG 1983 mengenai Peraturan Pembebanan, dan SNI 03-1729-2002 tentang Tata Cara Perhitungan Baja. Kata kunci : Beton bertulang, Baja komposit berselubung beton, Sistem Ganda
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan ruang kelas yang meningkat di Univeritas Airlangga menjadi salah satu penyebab pembangunan gedung baru Syariah Tower sebagai sarana penunjang kegiatan perkuliahan. Struktur gedung ini terdiri atas gedung utama setinggi 20 lantai (±85 meter dari muka tanah) dan gedung serba guna 3 lantai (±31.00 meter dari muka tanah) yang terletak disebelahnya. Dalam perencanaan kali ini hanya akan difokuskan pada gedung utama saja karena bentuknya yang tidak simetris, sehingga harus dihitung berdasarkan analisa respons dinamik. Konstruksi gedung ini menggunakan struktur beton bertulang pada keseluruhan struktur gedung dan struktur baja–beton komposit pada balok diatas entrance (pintu masuk) sepanjang 16 meter. Balok komposit sepanjang 16 meter ini dipasang pada lantai 1 sampai dengan 13. Bangunan ini terletak di wilayah dengan zona gempa sedang. Oleh karena itu, dalam perencanaan struktur digunakan Sistem Ganda antara Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) dan Sistem Dinding Struktur Biasa (SDSB) tanpa detailing khusus . Pedoman yang digunakan dalam perencanaan ini adalah SNI 03-2847-2013
tentang Tata Cara Perhitungan Beton untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1726-2012 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung, PPIUG 1983 mengenai Peraturan Pembebanan, dan SNI 03-1729-2002 tentang Tata Cara Perhitungan Baja. B. Tujuan Tujuan secara detail dari pembahasan Tugas Akhir ini adalah : 1) Menentukan permodelan struktur serta merancang preliminary desainnya. 2) Merencanakan struktur sekunder meliputi pelat lantai, pelat atap, balok anak , tangga, dan balok penggantung lift. 3) Menganalisa struktur tersebut berdasarkan Sistem Ganda. 4) Merencanakan struktur utama meliputi balok induk, kolom, shear wall, serta hubungan balok kolom. 5) Merencanakan struktur balok entrance menggunakan struktur beton-baja komposit. 6) Merencanakan pondasi struktur tersebut sesuai dengan keadaan tanahnya. 7) Menuangkan perhitungan ke dalam gambar teknik. C. Batasan Masalah Agar permasalahan tidak melebar, maka dalam Tugas Akhir ini penulis membatasi permasalahan pada : 1) Perencanaan struktur beton-baja komposit hanya pada balok entrance dari lantai 1 sampai 13. 2) Perencanaan struktur beton bertulang pada lantai 1 hingga 20 menggunakan Sistem Ganda. 3) Perancangan hanya menghitung gedung utama saja dengan modifikasi sehingga ketinggian menjadi ± 85 meter dari muka tanah. 4) Perancangan tidak menghitung atap baja. 5) Perancangan tidak menghitung analisa biaya dan tidak membahas metode pelaksanaan. 6) Perancangan ini tidak meliputi utilitas bangunan, mechanical, instalasi listrik, sanitasi, plumbing, dan finishing. II. TINJAUAN PUSTAKA
1) SNI 03-2847-2013 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. 2) SNI 03-1726-2012 Struktur Gedung Tahan Gempa. 3) Pedoman Perancangan Pembebanan Indonesia Untuk Rumah dan Gedung (PPIUG) 1983. 4) SNI 03-1729-2002 tentang Tata Cara Perhitungan
Baja.
2 III. METODOLOGI Metode yang digunakan dalam modifikasi perencanaan ialah sebagai berikut:
Beton : f’c = 30 MPa Baja tulangan : fy = 400 MPa Baja profil : BJ 41 (fu = 410 MPa ; fy = 250 MPa) IV. HASIL DAN ANALISA DATA A. Perencanaan Balok Tabel 1. Preliminary Desain Balok Induk
Bentang L (cm) 800 700 1063
h min (cm) 50 43,75 66,44
Bentang L (cm) 800 700
h min (cm) 38,10 33,33
Bentang L (cm) 800
h min (cm) 38,10
b min (cm) 33,33 29,16 44,29
Dipakai h (cm) 70 70 80
Dipakai b (cm) 40 40 50
Dimensi (cm) 40/70 40/70 50/80
Tabel 2. Preliminary Desain Balok Anak
b min (cm) 25,40 22,22
Dipakai h (cm) 50 50
Dipakai b (cm) 30 30
Dimensi (cm) 30/50 30/50
Tabel 3. Preliminary Desain Balok Anak
b min (cm) 25,40
Dipakai h (cm) 50
Dipakai b (cm) 30
Dimensi (cm) 30/50
B. Perencanaan Balok Komposit hmin = b= Sehingga direncanakan balok baja-beton komposit dengan dimensi 80/100. C. Perencanaan Tebal Pelat Berdasarkan SNI 03-2847-2002 dengan nilai αm > 2, diambil ketebalan tidak boleh kurang dari 90 mm. Gambar 1. Diagram Alur Metodologi Perencanaan
Data bangunan yang akan digunakan dalam pengerjaan Tugas Akhir yaitu : Data umum proyek Nama bangunan : Gedung Syariah Tower Universitas Airlangga Fungsi bangunan : Gedung perkuliahan Tinggi bangunan : ± 112.419 m (dari muka tanah) Jumlah lantai : 20 lantai Zona gempa :3 Perencanaa struktur : Beton bertulang Data modifikasi Nama bangunan :Gedung Syariah Tower Airlangga Fungsi bangunan : Gedung perkuliahan Tinggi bangunan : ± 85 m (dari muka tanah) Jumlah lantai : 20 lantai Zona gempa :3 Perencanaan struktur : Beton bertulang Baja-Beton komposit
Universitas
Mutu bahan Pada Tugas Akhir ini direncanakan mutu bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:
fy Ln 0.8 1500 h 36 9 400 3600 0.8 1500 h 36 9 1,16
= 82,69 cm
Sehingga perencanaan tebal pelat lantai 12 cm memenuhi persyaratan tebal minimum. (OK.) D. Perencanaan Kolom Terdapat dua tipe kolom yang digunakan, yaitu kolom bulat (K 1) dan kolom persegi (K 2), yang mana dimensinya dibedakan untuk setiap beberapa lantai. Asumsi dimensi awal kolom 1 adalah 130 cm dan kolom 2 95 x 95 cm. Berikut adalah contoh perhitungan kolom 1: Wtotal = 1761727,84 kg.
A =
13212,95 cm2
Penampang kolom tipe 1 direncanakan berbentuk lingkaran, berdasarkan rumus luas lingkaran A = ¼ x π x D2, dengan nilai A yang sudah didapat sebelumnya 9907,599 cm2, maka diperoleh nilai D = 129,7 cm. Diameter yang digunakan adalah 130 cm.
3 V. STRUKTUR SEKUNDER A. Penulangan Pelat Pelat lantai β = Ly/Lx = 365/315 = 1,16 ˂ 2 (Pelat dua arah) dx = 120 – 20 – 0,5 . 10 = 95 mm dy = 120 – 20 – 10 – 0,5.10 = 85 mm Penulangan arah x Mtx → X = 38 Mty → Y = 46 Maka dipakai X = Mtx(+) = 0,001 x Q x Lx2 x X = 0,001 x 876,4 x 3,152 x 46 = 400,02 kgm
Rn
Mu 4000200 0,554 2 0,8 1000 952 b d
1 2 0,554 15,686 1 1 0,0014 15,686 400
ρ < ρmin, digunakan ρmin Asperlu = ρ b d = 0,0018 x 1000 x 95 = 171 mm2 Smaks = 2.h = 2.120 = 240 mm Digunakan tulangan lentur 10 - 200 (Aspakai= 392,5 mm2 ) Penulangan arah y Asy = 0,2 Asx = 0,2 . 171 = 34,2 mm2 Smaks = 2.h = 2.120 = 240 mm Digunakan tulangan lentur 10 - 200 (Aspakai= 392,5 mm2 )
B. Perencanaan Tangga Data-data perencanaan : Tinggi antar lantai = 400 cm Tinggi bordes = 200 cm Panjang anak tangga = 110 cm Panjang bordes = 130 cm Lebar bordes = 260 cm Tebal bordes = 12 cm Lebar injakan trap tangga = 30 cm Tinggi injakan trap tangga = 20 cm Tebal pelat trap tangga = 12 cm Dacking tulangan = 2 cm Mutu beton (f`c) = 30 MPa = 300 kg/cm2 Mutu baja (fy) = 400 MPa = 4000 kg/cm2
dx = 120 - 20 - (14/2) = 93 mm
min pelat 0,0018 0,85 0,85 30 600 = 0,0325 b = 400 600 400 max = 0,75 x b = 0,75 x 0,0325 = 0,0244
m
fy 400 15,686 0.85 fc ' 0.85 x 30
Untuk Bordes fc’ : 30 MPa fy : 400 MPa tul : 14 mm dx = 120 - 20 - (14/2) = 93 mm 1,4 min balok 0,0035 400 b =
0,85 0,85 30 600 = 0,0325 400 600 400
max = 0,75 x b = 0,75 x 0,0325 = 0,0244
m
fy 400 15,686 0.85 fc ' 0.85 x 30
Penulangan Pelat Tangga Mu = 2340,93 kgm = 23409300 Nmm
Rn
Mu 23409300 3,383 2 0,8 1000 932 b d
1 2 3,457 15,686 1 1 0,0091 15,686 400
ρmin > ρ > ρmax, gunakan ρ Asperlu = ρ b d = 0,0091 x 1000 x 93 = 846,3 mm2 Digunakan tulangan lentur 14 - 125 (Aspakai= 1077,02 mm2 ) As tulangan bagi = 20% AS = 0,2 x 846,3 = 169,26 mm2 Digunakan tulangan 8 - 200 (Aspakai = 251,2 mm2 ) Penulangan Pelat Bordes Mu = 1985,404 kgm = 19844040 Nmm Mu 19844040 Rn 2,868 b d 2 0,8 1000 932
1 2 2,868 15,686 1 1 0,00763 15,686 400
ρmin > ρ > ρmax, gunakan ρ Asperlu = ρ b d = 0,00763 x 1000 x 93 = 709,59 mm2 Digunakan tulangan lentur 14 - 150 (Aspakai= 923,16 mm2) As tulangan bagi = 20% AS = 0,2 x 709,59 = 141,92 mm2 Digunakan tulangan 8 - 250 (Aspakai = 200,96 mm2 ) Penulangan Balok Bordes Gunakan dimensi balok anak 25/35. Beban Mati
Gambar 2. Denah Tangga 1
Untuk Anak Tangga f`c : 30 MPa fy : 400 MPa tul : 14 mm
Pelat bordes = 240 kg/m2 x 1,3 m = 312 kg/m = 0,25 x 0,35 x 2400 = 210 kg/m Berat balok qDT
= 522 kg/m
Beban Hidup qLT = 300 kg/m2 x 1,3 m qLT = 390 kg/m
4 Kombinasi = 1,2 . qDT + 1,6 . qLT = (1,2 x 522 kg/m ) + ( 1,6 x 390 kg/m) = 1250,4 kg/m Mu = -1/10 x Qu x l2 = -1/10 x 1250,4 x 2,602 = 845,27 kgm d = 350 - 40 - 0,5.14 - 8 = 295 mm
Mencari gaya lintang pada balok anak lantai Vu = 1/2 qu L = 1/2 2001,42 7,6 = 7605,396 kg = 76053,96 N Vc = 1/6
Mu 8452700 = = 10565875 Nmm 0,8 Mn 10565875 Rn = 0,486 N/mm2 bxd 2 250 x2952
Mn =
min
1,4 1,4 = 0,0035 fy 400
Asperlu = x b x d = 0,0035 x 250 x 295 = 258,13 mm2 Pasang 2D14 (As = 308 mm2) Dipakai tulangan tekan praktis 2D14 (As = 308 mm2) C. Penulangan Balok Anak
c
= 0,6 . 121594,41
= 72956,64 N
Syarat: smax < d/2 = 444/2 = 222 mm, dan smax < 600 mm
ρ ˂ ρmin, gunakan ρmin pakai = 0,0035
Rn
= 1/6 30 300 444 = 121594,41 N
Penulangan geser masuk persyaratan Rumus 5.2 yaitu Vc < Vu < (Vc + Vs min) perlu tulangan geser minimum
1 2 0,486 15,686 1 1 0,00123 15,686 400
Mu lapangan ujung
V
f`c bw d
= +1/12 x qu x L2 = +1/12 x 2001,42 x 7,62 = 9633,50 kg
Mu 96335000 2,036 b d 2 0,8 300 444 2
2 2,036 15,686 1 0,00531 1 1 15,686 400
perlu > min , pakai min
1 x .82 = 100,53 mm2 4 Pasang 8 – 150 mm
Av = 2 x
D. Penulangan balok penggantung lift Data Perencanaan : fc’ = 30 MPa fy = 400 Mpa Tul. Balok Diameter (D16 ) = 16 mm Tul. Sengkang Diameter (Ø8) = 8 mm b = 30 cm h = 40 cm d’ = h` + Øsengkang + ½.Øtul. utama = 40 + 8 + 0,5 x 16 = 56 mm d = 400 – 56 = 344 mm Mu =
pakai = 0,00531
=
Aspakai = b d = 0,00531 300 444 = 707,51 mm2
= 11004,69 kgm
min
Maka dipasang tulangan 5 D 16 ( 1004,8 mm2 )
Mu tumpuan kedua
2
= - 1/12 x qu x L = -1/12 x 2001,42 x7,62 = 9633,50 kgm
Mu 96335000 Rn 2,036 2 bd 0,8 300 444 2
2 2,036 15,686 1 0,00531 1 1 15,686 400
perlu > min , pakai min
pakai = 0,00531
β1 = 0,85
b
0,85 1 fc ' 600 fy 600 fy
b
0,85 x0,85 x30 600 0,0325 400 600 400
max 0,75 b max 0,75 x 0,0325 0,0244 m
fy 400 15,686 0,85 fc ' 0,85 x 30
Perhitungan Tulangan Lentur
Aspakai = b d = 0,00531 300 444 = 707,51 mm2
min < perlu < max , pakai perlu pakai = 0,0106
2
Maka dipasang tulangan 5 D 16 ( 1004,8 mm ) Perhitungan Tulangan Geser
1,4 1,4 0,0035 fy 400
Aspakai = b d = 0,0106 300 344
5 = 1093,92 mm2 Maka dipasang tulangan 6 D 16 ( 1205,8 mm2 ) VI. PEMBEBANAN DAN ANALISA STRUKTUR
VII. STRUKTUR UTAMA A. Balok Induk Tabel 7. Rekap Hasil Perhitungan Balok Induk Exterior
Tabel 4. Gaya Geser Dasar Ragam (Vt) setelah dikalikan faktor skala.
Tipe Beban Gempa Gempa R.Spektrum X (kg) Gempa R.Spektrum Y (kg)
FX (kg) 4431807,95 1780675,38
FY (kg) 1693888,31 4366064,34
Fx = Vxt = 4431807,95 kg Fy = Vyt = 4366064,34 kg Untuk arah x 0,85V = 4349186,5 kg < 4431807,95 kg… OK Untuk arah y 0,85V = 4349186,5 kg < 4366064,34 kg… OK Gaya geser dasar ragam telah memenuhi syarat sehingga dapat digunakan sebagai beban gempa desain.
Tabel 8. Rekap Hasil Perhitungan Balok Induk Interior
Tabel 5. Simpangan per lantai arah gempa x
Tabel 9. Rekap Hasil Perhitungan Balok Induk 2
Tabel 6. Simpangan per lantai arah gempa y
B. Kolom Data perencanaan yang diperlukan meliputi mutu bahan, dimensi dan tinggi kolom, serta diameter tulangan yang digunakan. Mutu beton : 40 MPa Mutu baja : 400 MPa Dimensi kolom: D 130 Tinggi Kolom : 300 cm Tebal decking beton (c) : 50 mm Diameter tulangan longitudinal (D): 32 mm Diameter tulangan sengkang ( ) : 14 mm
Penulangan Memanjang Penulangan memanjang yang diberikan kepada kolom direncanakan 20D32 yang mana prosentase kolom ini telah memenuhi persyaratan SNI 03-2847-2002 pasal 13.4.2.2 yaitu antara 1% -6%. Menurut SNI 03-2847-2013 Pasal 10.3.6.2 kapasitas beban aksial kolom tidak boleh kurang dari beban
6 aksial terfaktor dari hasil analisa struktur. Perumusan yang digunakan ialah sebagai berikut : ( )
= OK Sehingga tulangan memanjang 20D32 dapat digunakan. Pengekangan di Daerah Sendi Plastis Panjang Panjang pengekangan kolom di sendi plastis berdasarkan SNI-03-2847-2002 pasal 23.10.4.1, panjang lo = h = 1300 mm ln = 3000 = 500 mm 500 mm Dari syarat diatas, lo diambil yang terbesar sehingga jarak pengekangan kolom yang pertama dimulai dari muka hubungan balok kolom sampai sejarak lo = 1300 mm. Kekuatan geser yang disumbangkan beton untuk komponen kolom ialah sebesar : Nu fc ' bw d Vc 0,171 14 Ag 14142984 Vc 0,171 0,75 40 1300.1220 14.1326650
Sehingga sengkang 4 14 – 100 mm dapat digunakan. Sengkang pertama harus dipasang tidak lebih dari 0,5 so dari muka HBK = 0,5 100 = 50 mm. Pengekangan di Luar Sendi Plastis Berdasarkan SNI 03-2847-2002 pasal 23.10.5.4, spasi ikat diseluruh penampang kolom tidak boleh lebih dari: 2so = 2 100 = 200 mm Dicoba untuk daerah diluar sendi plastis dipasang 4 14 – 120 mm (Av = 615,44 mm2), maka: Av fy d 615,44 400 1220 Vs s 120 Vs = 2502789,33 N = 2502,79 kN (Vs + Vc) = 0,75 (2502,79 + 2252,8 ) = 3966,7 kN 3866,7 kN OK C. Hubungan Balok Kolom SNI 03-2847-2002 pasal 13.11.2 dimana pada sambungan elemen portal ke kolom harus disediakan tulangan lateral dengan luas tidak kurang dari : √ Dimana Av tidak boleh kurang dari mm2
Vc = 2252787,8 N = 2252,8 kN
√
Cek persyaratan tidak diperlukan tulangan geser: Vu 0,5 Vc 3866,7 kN 0,5.0,75. 2252,8 3866,7 kN 844,8 kN NOT OK Cek persyaratan kebutuhan penulangan geser minimum: 0,5 Vc < Vu < Vc 0,5.0,75. 2252,8 < 3866,7 < 0,75. 2252,8 844,8 kN < 3866,7 kN < 1689,6 kN NOT OK Diperlukan pemasangan tulangan geser dengan nilai minimal sebesar: Vu 3866,7 Vc 2252,8 2902,8kN 0,75 Dicoba pasang tulangan 14 – 100 mm (Av = 615,44 mm2) Dengam s adalah spasi antar tulangan geser dapat dihitung dengan persamaan: Av fy d 615,44 400 1220 Vs s 100 Vs = 3003347,2 N = 3003,35 kN Cek syarar kuat geser Vc < V u < Vc + Vs 0,5.0,75. 2252,8 < 3866,7 < 0,75.
2252,8 +0,75.
3003,35 844,8 kN < 3866,7 kN < 3942,12 kN OK Sehingga sengkang 4 14 – 100 mm dapat digunakan. Spasi maksimum sengkang ikat pada rentang lo adalah so. Spasi so berdasarkan SNI 03-2847-2013 pasal 7.10.5.2, spasi sengkang ikat diseluruh penampang kolom tidak boleh lebih dari: 16 dlentur = 16 32 = 512 mm 48 dsengkang = 48 14 = 672 mm b = 400 mm
mm2 Sehingga cukup digunakan sengkang 2 (Av = 157 mm2) untuk dipasang di dalam HBK.
10 – 100
D. Shear Wall Data perencanaan: Mutu beton (fc’) = 50 MPa Mutu baja (fy) = 400 MPa Tebal dinding geser = 40 cm Tinggi shear wall = 3,0 m Tebal selimut beton = 40 mm Diameter tulangan = 22 mm Pu = 32008013 N Vu = 4743611 N Mu = 593842000 Nmm Gaya geser rencana Vc = 0,17 √ hd = 0,17 x √ x 8370 x 400 = 3741606,93 N = 3741,61 kN < Vu = 4734,611 kN Batas kuat geser tiap dinding struktur Φ0,83Acw√ = 0,90 x 0,83 x (8370 x 400) x √ = 15817434,6 N = 15817,43 kN > Vu = 4734,611 kN Penulangan geser horizontal = = 7,53 > 2 Dengan memakai tulangan geser terpasang 2Ø19 (As= 566,77 mm²) dan s = 200 mm maka akan memperoleh nilai ρt = (2 x 566,77)/(400 x 200) = 0,0142 > 0,0025 OK φVn
= 0,75 x (8370 x 400)[0.17√ + 0,0142 x 400] = 16966242,93 N = 16966,62 KN > 15817,43 KN …OK
7 Dipakai 2 lapis tulangan horizontal Ø19 mm dengan s = 200. Penulangan geser vertikal Apabila dipakai 2 lapis tulangan Ø22 (As= 759,88 mm²) dan s = 200 mm, maka ρl = = 0,0095 > 0,0025 OK VII. STRUKTUR UTAMA BALOK KOMPOSIT Data perencanaan: Dimensi balok = 80/100 Panjang bentang = 16,0 m Mutu beton (fc’) = 30 MPa Mutu baja = BJ 41 (fy = 250 MPa) Profil baja = WF 600 x 300 x 14 x 23 Diameter tulangan longitudinal = 25 mm Kontrol penampang baja:
Gambar 3. Balok Komposit Hasil Transformasi
Mencari momen inersia akibat tranformasi:
mm4
3,427. √
√ <
Penampang kompak
√
Mencari modulis penampang akibat transformasi:
√ √ Menetukan nilai n:
Penampang beton ditransformasikan ke penampang baja, sehingga:
Sehingga kuat lentur balok komposit dapat dihitung sebagai berikut:
Digunakan tulangan longitudinal 15D25 (As= 7359,375 mm2)
> 1,574
>1,574 Mencari letak garis netral akibat transformasi:
√
(
)
√
323,135 mm
mm
Kontrol Geser
<
+
OK
√
<
√
=2,51 < 69,57
Plastis!
Vn = 0,6. Fy. Aw Vn = 0,6. 2500. (1,4 x 59,4) Vn = 124740 kg Vn = 1247400 N Vu ≤ ϕVn 357187,17 N ≤ 0,9 . 1247400 N 357187,17 N ≤ 1122660 N OK Jadi profil WF 600 x 300 x 14 x 23 dapat dipakai.
IX. PONDASI Pondasi tiang pancang direncanakan dengan diameter 60 cm dengan panjang 25 m.
8 Struktur Sekunder : Balok anak : 30/50 cm Balok lift : 30/40 cm Balok bordes : 25/35 cm Tebal pelat : 12 cm Struktur Utama : Balok induk 1: 40/70 cm Balok induk 2: 50/80 cm Balok komposit : 80/100 cm Kolom lantai 1: o Tipe 1 : 130 cm o Tipe 2 : 95x95 cm Tebal shear wall: 40 cm
Gambar 4. Area Pile Cap yang Ditinjau
Berdasarkan analisa struktur, didapatkan nilai Momen maksimal sebesar 1318,112 tm. dx = 1500 – 50 – ½ × 22 = 1439 mm dy = 1500 – 50 – 22 – ½ × 22 = 1417 mm 0,85 x0,85 x30 600 b 0,0325 400 600 400 max 0,75 b
max 0,75 x 0,0325 0,0244 m
fy 400 15,686 0,85 fc ' 0,85 x 30
Rn
Mn 13181120000 7,96 2 bd 0,8 1000 1439 2
DAFTAR PUSTAKA [1]
[2]
[3]
2 7,96 15,686 1 0,025 1 1 15,686 400
[4]
min > perlu , pakai min
[5]
pakai = 0,0018
[6]
Tulangan tarik yang dibutuhkan : Asperlu = ρ.b.d = 0,025 × 1000 × 1439 = 35975 mm2 Digunakan tulangan D22 – 150 (As pakai = 76790,4 mm2)
[7]
Tulangan tekan yang dibutuhkan : As’= 0,5.As = 0,5 × 76790,4 = 38395,2 mm2 Digunakan tulangan D19 – 150 (As pakai = 45341,6 mm2)
[9]
X. KESIMPULAN
Untuk mendesain suatu gedung terlebih dahulu harus ditentukan sistem apa yang akan digunakan dalam mendesain gedung tersebut. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan sistem struktur diantaranya adalah zona gempa serta konfigurasi struktur gedung. Perencanaan Struktur Gedung Syariah Tower Universitas Airlangga pada zona gempa sedang didesain menggunakan Sistem Ganda. Perhitungan gaya gempa pada perencanaan Gedung Syariah Tower Universitas Airlangga menggunakan analisa respons spektrum pada zona gempa sedang, sesuai dengan peraturan SNI 03-1726-2012. Balok komposit sepanjang 16 meter didesain menggunakan jenis balok komposit baja dengan selubung beton yang memiliki dimensi 80/100 dengan tambahan tulangan 15 D 25. Hasil perhitungan struktur menghasilkan dimensi struktur baik struktur sekunder maupun struktur utama ialah sebagai berikut :
Pondasi yang digunakan adalah tiang pancang 60 cm dengan kedalaman 25 m. Pile cap didesain full plate karena jarak antar pile cap yang cukup dekat.
[8]
Badan Standarisasi Nasional Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung (SNI 031726-2012) Badan Standarisasi Nasional Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-28472013) Departemen Pekerjaan Umum. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983. Purnowo, Rahmat., 2005. Perencanaan Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa, Surabaya: ITS Press. Salmon, C.G., Johnson, J.E., Wira, Ir. MSCE. 1991. Struktur Baja Desain dan Perilaku Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga. Isdarmanu dan Marwan. 2006. Buku Ajar Struktur Baja I. Surabaya : Jurusan Teknik Sipil, ITS. Soewardojo. 2006. Buku Ajar Struktur Baja II. Surabaya : Jurusan Teknik Sipil, ITS. Setiawan, Agus. 2008. Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD. Jakarta : Erlangga. Wahyudi, Herman. 1999., Daya Dukung Pondasi Dalam, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.