PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B DI KOTA PADANG MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN (SRPM)
Eki Aryanto, Wardi, Khadavi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Padang E-mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak
Rumah Sakit Umum Daerah yang direncanakan ini terletak di kota Padang dengan struktur beton bertulang 8 lantai dan tinggi 28,2 m. Pedoman perencanaan berdasarkn SNI 1726:2012 untuk perencanaan beban gempa dan perencanaan struktur gedung beton bertulang berdasarkan pada SNI 2847:2013. Gedung ini direncanakan dengan pemodelan struktur 3D, sistem struktur sistem rangka pemikul momen khusus (SRPM-K), katagori resiko IV, percepatan respons spektral perioda pendek Ss sebesar 1,348g dan spektral percepatan perioda panjang S1 sebesar 0,599g, dan sampai pada penentuan prosedur gaya lateral statik ekivalen dengan gaya geser dasar seismik arah-x (Vx) sebesar 44440,04 KN dan arah-y (Vy) sebesar 44440,04 KN. Ketentuan-ketentuan bangunan aman gempa pada perencanaan ini sudah terpenuhi diantaranya, mutu beton besar dari fc’ 20 MPa, baja ulir fy 400 MPa. Konsep strong column weak beam (ΣMnc > 1,2 ΣMnb) juga terpenuhi dengan besaran ΣMnc sebesar 2572,77 KN-m dan ΣMnb sebesar 1114,74 KN-m. Untuk struktur bawah direncanakan dengan pondasi tiang pancang kelompok sedalam 22 m dengan daya dukung vertikal tiang sebesar 406,46 ton. Kata Kunci : perencanaan, SNI 1726:2012, SNI 2847:2013.
BUILDING STRUCTURE DESIGN OF GENERAL HOSPITAL IN PADANG WITH B CLASSIFICATION USING BEARERS MOMENT FRAME SYSTEM (SRPM)
Eki Aryanto, Wardi, Khadavi Civil Engineering Department, Faculty of Civil Enginering and Planning, Univesity of Bung Hatta Padang E-mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstract
General Hospital is located in the city of Padang with 8 floors of reinforced concrete structures and the high 28,2 m. Planning guidelines based on code SNI 1726:2012 for the earthquake load and SNI 2847:2013 for design of reinforced concrete. This building is planned with 3D structural modeling, system structure bearing a special moment frame system (SRPM-K), the risk category IV, the short period spectral response acceleration Ss at 1,348g and spectral acceleration S1 long period of 0,599g, and to the determination of the force procedure lateral equivalent static seismic base shear force direction-x (Vx) of 44440,04 KN and direction-y (Vy) of 44440,04 KN. The terms of earthquake-safe building on this plan have been fulfilled including, the strength concrete over fc' 20 MPa, and fy 400 MPa. The concept of strong column weak beam (ΣMnc > 1,2 ΣMnb) also fulfilled with the amount of ΣMnc 2572,77 KN-m and ΣMnb 1114,74 KN-m. For the bottom structure planned, pile group foundation deep of 22 m with vertically load capacity of 406,46 tons. Keyword : planning, SNI 1726:2012, SNI 2847:2013.
1.
PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang
terletak
pada
daerah
pertemuan
tiga
lempeng tektonik utama, yaitu Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik. Oleh karena itu Indonesia memiliki ancaman gempa bumi
Gambar 1.1 Peta Lempeng Tektonik di
yang cukup tinggi. Khususnya di Provinsi
Indonesia
Sumatera Barat adalah daerah yang rawan
Dikarenakan adanya faktor daerah
terjadi gempa bumi yang disebabkan oleh
rawan gempa tersebut, maka bangunan-
letak geografisnya yang berada di barat
bangunan di Indonesia dan khususnya di
Sumatera yang secara tektonik berada
Provinsi Sumatera Barat terutama bangunan
berdekatan
subduksi
infrastruktur, bangunan rumah sakit dan
zona
bangunan penting lainnya dituntut memiliki
pertemuan/perbatasan antara 2 lempeng
perencanaan yang sesuai dengan syarat-
tektonik
dan
syarat bangunan tahan gempa berdasarkan
lempeng Indo-Australia dan juga terdapat
Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
patahan Semangko. Di dekat pertemuan
untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non
lempeng
Gedung (SNI 1726:2012).
dengan
(subduction
yaitu
zona
zone),
yaitu
lempeng
terdapat
Eurasia
patahan
Mentawai.
Ketiganya merupakan daerah seismik dan Adapun Tujuan direncanakannya vulkanik aktif. Menurut catatan ahli gempa struktur gedung yang tahan gempa adalah wilayah Sumatera Barat memiliki siklus sebagai berikut : 200 tahunan gempa besar yang pada awal abad
ke-21
telah
berulangnya siklus.
memasuki
masa
Menghindari terjadinya korban jiwa manusia akibat
oleh
runtuhnya
gempa yang kuat.
gedung
Membatasi kerusakan gedung akibat
ambang keruntuhan dan juga menghindari
gempa
terjadinya
ringan
sehingga
sampai
sedang,
masih dapat diperbaiki.
Membatasi
ringan sampai sedang.
manusia
oleh
Sistem
rangka
pemikul
momen
adalah sistem rangka ruang dalam dimana komponen–komponen struktur dan joint–
Mempertahankan setiap saat layanan vital dari fungsi gedung. Perencanaan
jiwa
runtuhnya gedung akibat gempa.
ketidaknyamanan
penghuni gedung ketika terjadi gempa
korban
jointnya menahan gaya–gaya dalam yang bekerja melalui aksi lentur, geser dan
bertingkat
aksial. Perhitungan struktur dengan sistem
perlu memperhatikan beberapa kriteria,
rangka pemikul momen dirancang dengan
yaitu kriteria kekuatan, kekakuan dan
menggunakan konsep strong column weak
perilaku struktur yang terjadi pada taraf
beam
gempa rencana serta aspek ekonomis.
sedemikian rupa agar bangunan dapat
Untuk
merespon
daerah
gedung
gempa
yang
mana
dirancang
tinggi
dalam
bangunan
gedung
mengembangkan mekanisme sendi plastis
bertingkat banyak, selain memperhitungkan
pada balok–baloknya dan dasar kolom.
kekuatan
Metode
merencanakan suatu
struktur
yang
matang
juga
beban
kolom
ini
gempa
dengan
efektif
digunakan
pada
gedung
bertingkat
tinggi
memerlukan suatu perencanaan konstruksi
perencanaan
gedung yang tahan gempa. Ini dikarenakan
dengan jumlah lantai di atas 10 lantai (> 40
fungsi dari metode tahan gempa tersebut
m) dan untuk daerah di wilayah gempa
sangatlah vital bagi suatu gedung yang
kuat.
bertingkat banyak, salah satu manfaatnya adalah apabila terjadi suatu gempa struktur gedung
tersebut
akan
tetap
berdiri
walaupun sudah berada dalam kondisi
2.
METODOLOGI Untuk
menyelesaikan
penulisan
studi ini diperlukan bebarapa tahapan yaitu:
a. Studi Literatur
3.
Studi literatur seperti mempelajari teori-
A. Perencanaan Struktur
HASIL DAN PEMBAHASAN
teori yang menunjang tentang perencanaan
Model studi berupa gedung Rumah
struktur gedung tahan gempa dan standar-
Sakit Daerah Kelas B di Kota Padang 8
standar yang digunakan seperti Tata Cara
lantai, dengan elevasi lantai tipikal 4,2 m,
Perencanaan
untuk
dan tinggi lantai berikutnya 3,0 m. Mutu
Non
bahan/material yang digunakan fc’ 25 Mpa
Persyaratan
untuk balok dan pelat, fc’ 30 Mpa untuk
Ketahanan
Struktur
Bangunan
Gedung
(SNI
Gempa
Gedung
1726:2012),
dan
Beton Struktural untuk Bangunan Gedung
kolom, dan fy 400 Mpa.
(SNI 2847:2013) dan lain-lain.
a.
Desain Awal Struktur
b. Pengumpulan Data
Pada perencanaan awal struktur
Data-data yang dibutuhkan adalah data
didapatkan
beberapa
tanah kota Padang, gambar perencanaan
yaitu:
dan spesifikasi teknis struktur seperti, mutu
Dimensi balok Balok induk
beton (fc’) dan mutu baja tulangan (fy). c. Analisa dan perhitungan
struktur,
= 40 x 65 cm = 48 x 80 cm
Balok anak
Perhitungan dimensi struktur. Analisa dan perhitungan beban-
gravitasi dan beban gempa.
Pelat lantai
= 150 mm
Pelat atap
= 100 mm
Dimensi kolom Analisa dan perhitungan struktur
Beban Gravitasi
seperti
kapasitas layan gedung.
dan
= 65 x 65 cm
b. Beban-Beban yang Bekerja
menggunakan program komputer, dalam
= 30 x 50 cm
Dimensi pelat
beban yang bekerja, seperti beban
gaya-gaya
dimensi
Beban Mati Berat beton bertulang= 2400 kg/m3
Berat air hujan
= 1000 kg/m3
sistem dan parameter struktur, serta analisa
Berat plafond
= 11 kg/m2
gempa
Berat penggantung
= 7 kg/m2
tahapannya ditunjukkan di bawah ini :
Berat spesi per-cm
= 21 kg/m2
Berat keramik
= 24 kg/m2 = 10 kg/m2
Berat kozen
Adapun
Katagori resiko bangunan gedung =
Faktor Keutamaan Bangunan Terhadap Gempa (Ie) = 1,50
Beban hidup
digunakan.
Katagori resiko IV.
Berat sparing instalasi = 20 kg/m2
yang
Respons Spektral Percepatan
Beban lantai hidup rumah sakit = 250 kg/m2 Tabel 3.1 Hasil hitungan berat bangunan Tingkat Lantai
Beban Mati
Beban Hidup
Berat Sendiri
Beban Total
Tambahan (kN)
Tambahan (kN)
(kN)
(kN)
23,41
964,59
Atap R. Mesin
567,00
Atap
3511,75
1037,77
15905,19
20454,70
Lantai 6
5597,32
1625,27
16865,59
24088,18
Lantai 5
5597,32
1625,27
16865,59
24088,18
Lantai 4
5597,32
1625,27
16865,59
24088,18
Lantai 3
5597,32
1625,27
16865,59
24088,18
Lantai 2
7020,60
1625,27
18356,17
27002,03
1555,00
Beban total =
Gambar 3.1 Respon Spektral Percepatan Kota Padang
Ss
= 1,348 g
S1
= 0,599 g
Klasifikasi Situs (jenis tanah) = Tanah lunak (analisa didasarkan pada hasil N
145364,4
SPT boring log)
Beban Gempa Sebelum
dilakukan
analisa
dan
perhitungan beban gempa terlebih dahulu ditentukan
parameter
gempa
rencana,
Koefisien Situs Fa dan Fv Fa
= 0,9
Fv
= 2,4
Percepatan Spektral Desain Parameter spectrum respons percepatan:
SMS
= 1,213
SM1
= 1,438
Parameter percepatan spectral desain :
SDS
= 0,809
SD1
= 0,959
Katagori Desain Seismik- KDS = Gambar 3.2 Pemodelan Struktur
Katagori Desain Seismik D (KDS-D)
Sistem dan Parameter Struktur =
Sistem
Tabel 3.2 Kombinasi Pembebanan, ρ=1,3 dan SDS = 0,809
Rangka
Pemikul
Momen
Khusus (SRPM-K)
Nama Pembebanan
R
=8
Ω0
=3
Cd
= 51 /2
hn
= Tidak dibatasi (TB)
Fleksibelitas Diafragma =
diafragma
kaku
Evaluasi
Sistem
Struktur
Struktur digolongkan pada struktur beraturan.
Kombinasi 1
1,4 D + 1,4 SW
Kombinasi 2
1,2 D + 1,2 SW + 1,6 L + 0,5 Lr
Kombinasi 3
1,2 D + 1,2 SW + 1,6 Lr + 1,0 L
Kombinasi 4
1,2 D + 1,2 SW + 1,0 L + 0,5 Lr
Kombinasi 5
1,36 D + 1,36 SW + 1,3QEx+ 0,39QEy+ 1,0 L
Kombinasi 6
1,36 D + 1,36 SW + 1,3QEy+ 0,39QEx + 1,0 L
Kombinasi 7
0,9 D + 0,9 SW
Kombinasi 8
0,74 D + 0,74 SW + 1,3 QEx + 0,39 QEy
Kombinasi 9
0,74 D + 0,74 SW + 1,3 QEy + 0,39 QEx
Analisa Struktur Akibat Beban Gempa Lateral Ekivalen Geser Dasar Seismik
Faktor Redudansi (ρ)
Prosedur Analisis Gaya Lateral =
= 1,3
Analisis Gaya Lateral Ekivalen (Statik Ekivalen) Pemodelan Struktur
Kombinasi Pembebanan
Terkait
dengan Ketidakberaturan Konfigurasi =
Kombinasi Beban
-
Geser dasar seismik arah – X (Vx) = 31366,37 KN
-
Geser dasar seismik arah – Y (Vy) = 28964,44 KN
= 3 Dimensi
Penentuan Perioda
-
Untuk T = 0,879
Perioda dari hasil program komputer
k = 1,19
Tabel 3.3 Perhitungan distribusi gaya gempa arah-x hx
hx k
Wx
Wx hxk
Lantai X (m)
Gambar 3.3 Waktu getar struktur Mode 2 (arah-x) dengan T1 = 0,811 detik
Fx
Vx
Fix
(kN)
(kN)
(kN)
Cvx (m)
(kN)
48,12
1555,00
Atap R. Mesin
28,20
Atap
25,20
42,23
Lantai 6
21,00
Lantai 5
(kN-m)
74820,38
0,023
715,53
715,53
238,51
20454,70
863809,12
0,263
8260,85
8976,38
1122,05
34,18
24088,18
823338,33
0,251
7873,81
16850,19
2106,27
16,80
26,39
24088,18
635569,02
0,194
6078,12
22928,32
2866,04
Lantai 4
12,60
18,90
24088,18
455233,05
0,139
4353,52
27281,84
3410,23
Lantai 3
8,40
11,81
24088,18
284425,10
0,087
2720,04
30001,87
3750,23
Lantai 2
4,20
5,28
27002,03
142680,83
0,044
1364,50
31366,37
3920,80
145364,45
3279875,83
1,00
31366,37
138120,49
17414,13
Jumlah
Tabel 3.4 Perhitungan distribusi gaya gempa arah-y hx
h xk
Wx
Wx hxk
Lantai X (m)
Gambar 3.4 Waktu getar struktur Mode 1 (arah-y) dengan T2 = 0,879 detik -
Perioda fundamental pendekatan = 0,70 detik Perioda
yang digunakan adalah
Fy
Vy
Fiy
(kN)
(kN)
(kN)
Cvx (m)
(kN)
53,19
1555,00
Atap R. Mesin
28,20
Atap
25,20
46,52
Lantai 6
21,00
Lantai 5
(kN-m)
82704,17
0,023
670,74
670,74
67,07
20454,70
951611,76
0,266
7717,63
8388,36
559,22
37,45
24088,18
902079,71
0,253
7315,92
15704,28
1046,95
16,80
28,72
24088,18
691706,72
0,194
5609,78
21314,06
1420,94
Lantai 4
12,60
20,39
24088,18
491184,78
0,138
3983,54
25297,60
1686,51
Lantai 3
8,40
12,59
24088,18
303177,04
0,085
2458,78
27756,38
1850,43
Lantai 2
4,20
5,52
27002,03
148957,76
0,042
1208,06
28964,44
1930,96
145364,45
3571421,93
1,00
28964,44
128095,87
8562,08
Jumlah
perioda hasil program komputer. Menghitung distribusi vertikal gaya
Analisa dan Desain Struktur
gempa (Fx) Setelah dilakukan analisis desain Fx
= Cvx V struktur seperti ditunjukkan pada Gambar
Cvx =
𝑤𝑥 ℎ 𝑥 𝑘 𝑛 𝑤 ℎ 𝑘 𝑖=1 𝑖 𝑖
3.5 dan 3.6 di bawah ini didapatkan hasil bahwa pada perencanaan ini struktur tidak
Untuk T = 0,811
k = 1,16 dapat menahan beban yang bekerja, maka
solusinya adalah dilakukan desain ulang
menjadi fc’ 30 Mpa untuk balok dan pelat,
perencanaan dengan cara menaikkan mutu
fc’ 35 Mpa untuk kolom dan fy 400 Mpa.
material dan merubah dimensi agar dapat menahan beban yang bekerja.
Dengan cara trial and error maka didapatkan dimensi struktur yang mampu menahan
beban-beban
yang
bekerja,
ditunjukkan di bawah ini : Lantai Atap Ruang Mesin A A
Gambar 3.5 Struktur yang kelebihan beban (O/S)
-
Tebal Pelat
= 10 cm
-
Balok Induk Arah-XY
= 35 x 60 cm
-
Balok Anak Arah-XY
= 25 x 35 cm
-
Kolom
= 60 x 60 cm
Lantai Mesin -
Tebal Pelat
= 15 cm
-
Balok Induk Arah-XY
= 30 x 60 cm
-
Balok Anak Arah-XY
= 25 x 35 cm
-
Kolom
= 60 x 60 cm
Gambar 3.6 Detail A pada Gambar 3.3; O/S adalah overt stress B. Perencanaan Ulang Struktur a. Dimensi Struktur Model studi berupa gedung Rumah
= 45 x 45 cm Lantai 5 - Atap -
Tebal Pelat
= 15 cm
-
Balok Induk Arah-XY
= 50 x 75 cm = 40 x 65 cm
Sakit Daerah Kelas B di Kota Padang 8 lantai, dengan elevasi lantai tipikal 4,2 m, dan tinggi lantai berikutnya 3,0 m. Mutu bahan/material yang digunakan di perbesar
-
Balok Anak Arah-XY
= 40 x 65 cm
-
Kolom
= 75 x 75 cm = 65 x 65 cm
Lantai 2 - 4 -
Tebal Pelat
= 15 cm
-
Balok Induk Arah-X
= 60 x 75 cm = 60 x 80 cm = 40 x 65 cm
-
Balok Induk Arah-Y
= 50 x 75 cm = 60 x 75 cm = 40 x 65 cm
-
Balok Anak Arah-XY
= 40 x 65 cm
-
Kolom
= 85 x 85 cm
Gambar 3.7 Waktu getar struktur Mode 2 (arah-x) dengan T1 = 0,631 detik
= 75 x 75 cm = 65 x 65 cm b. Analisa
Struktur
Akibat
Beban
Gempa Lateral Ekivalen Geser Dasar Seismik -
Geser dasar seismik arah – X (Vx) = 44440,04 KN
-
Geser dasar seismik arah – Y (Vy) = 44440,04 KN
Penentuan Perioda -
Perioda dari hasil program komputer
Gambar 3.8 Waktu getar struktur Mode 1 (arah-y) dengan T2 = 0,678 detik -
Perioda fundamental pendekatan = 0,70 detik Perioda
yang digunakan adalah
perioda hasil fundamental pendekatan. Menghitung distribusi vertikal gaya gempa (Fx) Fx
= Cvx V
Cvx =
𝑤𝑥 ℎ 𝑥 𝑘 𝑛 𝑤 ℎ 𝑘 𝑖=1 𝑖 𝑖
Untuk T = 0,70
k = 1,10
Tabel 3.5 Perhitungan distribusi gaya gempa arah-x
struktur,
hasil
gaya-gaya
dalam
ditunjukkan dengan diagram pada gambar hx
h xk
Wx
Wx hxk
(m)
(m)
(kN)
(kN-m)
39,38
1925,53
Lantai X
Fx
Vx
Fix
(kN)
(kN)
(kN)
Cvx
Atap R. Mesin
28,20
Atap
25,20
34,80
Lantai 6
21,00
Lantai 5
75827,15
0,023
1033,33
1033,33
344,44
23759,63
826761,37
0,254
11266,63
12299,95
1408,33
28,47
28020,41
797839,91
0,245
10872,50
23172,45
1359,06
16,80
22,28
27982,61
623344,99
0,191
8494,58
31667,04
1061,82
Lantai 4
12,60
16,23
29215,52
474265,21
0,145
6463,01
38130,05
807,88
Lantai 3
8,40
10,39
29215,52
303613,36
0,093
4137,47
42267,52
517,18
4,20
4,85
32883,36
159422,80
0,049
2172,52
44440,04
271,57
173002,59
3261074,80
1,00
44440,04
193010,39
5770,28
Lantai 2
Jumlah
di bawah ini :
Gambar 3.9 Diagram momen
Tabel 3.6 Perhitungan distribusi gaya gempa arah-y hx
h xk
Wx
Wx hxk
Lantai X
Fy
Vy
Fiy
(kN)
(kN)
(kN)
Gambar 3.10 Diagram geser
Cvx (m)
(m)
(kN)
39,38
1925,53
Atap R. Mesin
28,20
Atap
25,20
34,80
Lantai 6
21,00
Lantai 5
(kN-m)
75827,15
0,023
1033,33
1033,33
103,33
23759,63
826761,37
0,254
11266,63
12299,95
704,16
28,47
28020,41
797839,91
0,245
10872,50
23172,45
679,53
16,80
22,28
27982,61
623344,99
0,191
8494,58
31667,04
530,91
Lantai 4
12,60
16,23
29215,52
474265,21
0,145
6463,01
38130,05
403,94
Lantai 3
8,40
10,39
29215,52
303613,36
0,093
4137,47
42267,52
258,59
Lantai 2
4,20
4,85
32883,36
159422,80
0,049
2172,52
44440,04
135,78
173002,59
3261074,80
1,00
44440,04
193010,39
2816,25
Jumlah
Gambar 3.11 Diagram aksial
c. Analisa dan Desain Struktur Gambar 3.12 Diagram torsi Analisa dilakukan
dan
desain
menggunakan
struktur program
komputer sehingga didapatkan berupa gaya-gaya dalam yang bekerja, hasil dari gaya-gaya
dalam
digunakan
untuk
melakukan desain kebutuhan tulangan
Gambar 3.13 Diagram momen pelat
Detail Penulangan Pelat
Jumlah Tiang Pancang
Detail Penulangan Pile Cap
Detail Penulangan Tie Beam
4.
KESIMPULAN
Detail Penulangan Balok Induk
Detail Penulangan balok Anak
Deatail Penulanagan Kolom
Dari hasil perencanaan struktur gedung Rumah Sakit Daerah ini dapat disimpulkan bahwa struktur yang direncanakan dengan sistem struktur rangka pemikul momen khusus (SRPM-K), analisa beban gempa statik ekivalen dengan gaya geser dasar seismik arah-x (Vx) sebesar 44440,04 KN dah arah-y (Vy) sebesar 44440,04 KN,
konsep strong column weak beam (ΣMnc >
Kusuma, G. Dan Andriono. T. 1993.
1,2 ΣMnb) dengan besaran ΣMnc sebesar
“Desain Struktur Rangka Beton Bertulang
2572,77 KN-m dan ΣMnb sebesar 1114,74
di Daerah Rawan Gempa”, Erlangga,
KN-m maka beberapa ketentuan-ketentuan
Jakarta.
dari perencanaan bangunan aman gempa ini
L. Schodek Daniel, 1991. “Struktur”,
sudah terpenuhi.
Bandung, Eresco.
5.
M. Ferguson Phil, Sutanto Budianto dan
DAFTAR PUSTAKA
Badan
Standardisasi
“Persyaratan Bangunan
Beton
Gedung,
Nasional,
Struktural SNI
Untuk
2847:2013”,
Setianto Kris, 1995. “Dasar-Dasar Beton Bertulang Edisi Keempat Versi SI”, Jakarta, Erlangga.
Bandung, 2012.
Miftakur Riza Muhammad, 2014, “Aplikasi
Badan Standardisasi Nasional, “Tata Cara
Perencanaan Struktur Gedung Dengan
Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk
ETABS”, Yogyakarta, ARS Group.
Struktur
Pamungkas Anugrah dan Harianti Erny,
Bangunan Gedung dan Non
Gedung”, Bandung, 2011.
2013. ”Desain Pondasi Tahan Gempa
Budiono Bambang, 2011. “Konsep SNI
Sesuai SNI-03-1762-2002 dan SNI 03-
Gempa 1726-201X”, Seminar HAKI 2011,
2847-2002”,
Bandung.
Yogyakarta.
Bowles Joseph E,1993. ”Analisis dan
Schueller
Wolfgang,
2001.
desain Pondasi Jilid 2 Edisi Keempat”,
Bangunan
Bertingkat
Tinggi”,
Jakarta, Erlangga.
Aditama, Bandung.
E. Sutarman, 2013. “Konsep dan Aplikasi
Sugono kh, 1995. ”Buku Teknik Sipil”,
Pengantar Teknik Sipil”, Bandung, ANDI
Bandung, NOVA.
Yogyakarta.
Sosrodarsono
Yogyakarta,
Suyono
dan
ANDI
“Struktur Refika
Nakazawa
Kazuto, 1988. “Mekanika Tanah dan
Pondasi”,
Teknik
Jakarta,
Pradnya
Paramita. Tumilar Steffie, 2011. “Prosedur Tata Cara
Perencanaan
Ketahanan
Gempa
Untuk Gedung Berdasarkan SNI 03-1726201X”, Seminar HAKI, Padang. W.C. Vis dan Gideon Kusuma, 1993. “Dasar-Dasar
Perencanaan
Beton
Bertulang Berdasarkan SK SNI T-15-199103 Seri Beton 1, Jakarta, Erlangga. W.C. Vis dan Gideon Kusuma, 1993. “Grafik dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang Berdasarkan SK SNI T-15-199103 Seri Beton 4, Jakarta, Erlangga. Wang Chu-Kia, G. Salmon Charles dan Hariandja Binsar, 1994. “Desain Beton Bertulang Edisi Keempat Jilid 1”, Jakarta, Erlangga.