KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH (SPAB)
DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL KEMENTERIAN DESA,PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI Jl. Abdul Muis No. 7 Jakarta Pusat
Lampiran 2:
PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH (SPAB) DAFTAR ISI 1. KETENTUAN UMUM 1.1. JENIS PRASARANA AIR BERSIH 1.2. PROSES SELEKSI KEGIATAN DAN PEMILIHAN PRASARAN 1.3. KOMPONEN PRASARANA 2. SOLUSI TEKNIS DAN PERENCANAAN 2.1. UNIT PRODUKSI a. Mata Air Dengan Perlindungan Mata Air (PMA) b. Air Permukaan 1) IPAS Saringan Pasir Lambat 2) IPASS (Instalasi Pengolahan Air Sangat Sederhana) 3) Pompa Hidram c. Air Tanah 1) Sumur Air Tanah Sedang/Dalam 2) Sumur Air Tanah Dangkal 3) Sumur Gali d. Air Hujan Dengan Penampung Air Hujan (PAH) 2.1.1. Pemilihan Pompa dan Sumber Energi 2.2. UNIT DISTRIBUSI a. Perpipaan b. Perpompaan 2.3. UNIT PELAYANAN a. Hidran Umum (HU) b. Sambungan Rumah Murah (SRM)
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
2 3 3 3 5 5 5 12 12 18 20 22 22 29 31 36 44 51 51 54 55 55 60
1
1. KETENTUAN UMUM 1.1. JENIS PRASARANA AIR BERSIH Jenis prasarana yang termasuk bidang prasarana air bersih sederhana meliputi: A. Unit Air Baku B. Unit Produksi 1. Mata Air a. Penampungan Mata Air 2. Air Permukaan a. Instalasi Pengolahan Air Sederhana b. Paket IPA c. Pompa Hidram d. Destilator Surya Atap Kaca (DSAK) e. Reverse Osmosis (RO) f. Sistem Pengolahan Air Gambut g. Saringan Rumah Tangga (SARUT) h. Saringan Pipa Resapan (SPR) 3. Air Tanah a. Air Tanah Sedang/Dalam b. Air Tanah Dangkal c. Sumur Gali d. Sumur Pompa Tangan 4. Air Hujan a. Penampung Air Hujan C. Unit Distribusi 1. Perpipaan 2. Perpompaan D. Unit Pelayanan 1. Hidran Umum 2. Sambungan Rumah Murah (SRM) 3. Terminal Air (TA)
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
2
Pemilihan prasarana tersebut di atas didasarkan pada pertimbangan bahwa teknologi yang diterapkan sesuai dengan karakteristik dan sumber daya yang ada di daerah perencanaan tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas pelayanan air minum yang direncanakan. 1.2. PROSES SELEKSI KEGIATAN DAN PEMILIHAN PRASARANA Dalam mempersiapkan usulan kegiatan, perlu dilihat apakah sudah ada pengembangan SPAB atau belum. Bila belum ada SPAB, maka dilanjutkan proses pemilihan prasarana untuk pembangunan baru. Bila ternyata sudah ada SPAB, maka dilakukan pengkajian sistem yang sudah ada (eksisting). Penyempurnaan Sistem Eksisting Penyempurnaan SPAB eksisting dilakukan melalui rehabilitasi maupun optimalisasi, tergantung pada jenis kebutuhan SPAB yang ada tersebut. Pembangunan SPAB Baru Jenis prasarana yang tepat untuk suatu wilayah rencana pelayanan ditentukan dengan mempertimbangkan parameter-parameter sebagai berikut: - Jenis sumber air baku, termasuk kualitas dan kuantitasnya - Kondisi topografi Proses seleksi kepemilihan prasarana untuk suatu wilayah dilakukan sesuai diagram alir pada Gambar 1.1. 1.3. KOMPONEN PRASARANA Secara prinsip, setiap prasarana yang akan digunakan mempunyai komponen-komponen pembentuk sistem penyediaan air bersih secara lengkap yang terdiri dari: − Unit bangunan pengambilan air baku − Unit pengolahan fisik/kimia − Jaringan perpipaan (transmisi dan distribusi) − Unit pemanfaatan (hidran umum – HU) − Unit pendukung lainnya (perpompaan dan sumber daya listrik)
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
3
Gambar 1.1. Proses Seleksi Kegiatan dan Pemilihan Prasarana Air Bersih Sederhana
Optimalisasi prasarana SPAM merupakan upaya peningkatan kuantitas dan kualitas penyediaan air bersih. Indikasi pelaksanaan optimalisasi antara lain bila: Kuantitas air sudah tidak mencukupi kebutuhan penduduk Kualitas air belum memenuhi standar kualitas air minum karena tidak sempurnanya proses fisik dan/atau kimia pada unit produksi Gambar 1.2. Optimalisasi Sarana SPAB
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
4
2. SOLUSI TEKNIS DAN PERENCANAAN Penjelasan mengenai perencanaan solusi teknis pada bagian ini akan disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut: Unit produksi, meliputi bangunan pengambilan air baku dan unit pengolahan fisik/kimia (jika diperlukan) Unit distribusi, meliputi Perpipaan dan Perpompaan Unit pelayanan, meliputi Hidran Umum (HU), terminal Air (TA) dan Sambungan Rumah Murah (SRM) Jenis prasarana air bersih sebagai solusi teknis yang dibangun dan dipilih atas dasar kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten dan masyarakat setempat serta disesuaikan dengan situasi lokasi. 2.1.UNIT PRODUKSI Sistem penyediaan air bersih yang dapat dikelola oleh masyarakat secara mandiri merupakan tujuan dari pengembangan SPAB Sederhana. Hal ini dilakukan malalui pembangunan Instalasi Pengolahan Air Sederhana (IPAS) yang dapat menggunakan sumber air baku dari mata air, air permukaan, air tanah, ataupun dari air hujan. IPAS adalah dapat bersumber dari mata air (broncaptering), sumur dalam (deep well) dan air permukaan dengan IPAS. Pendistribusiannya kepada masyarakat dapat melaui sistem perpipaan (modul HU) dan atau mobil tangki air (modul TA). a. Mata Air Dengan Perlindungan Mata Air (PMA) Definisi: Sistem penyediaan air bersih komunitas mata air adalah sistem penyediaan air bersih yang memanfaatkan mata air sebagai sumber air baku untuk air bersih dengan cara melindungi dan menangkap air dari mata air untuk ditampung dan disalurkan kepada masyarakat pemakai. Terdapat 2 (dua) macam PMA, yaitu: Tipe I berdasarkan tipe bangunan penangkap mata air, tergantung pada kondisi arah aliran keluarnya air ke permukaan tanah, terdiri dari: Tipe IA : Dipilih apabila arah aliran artesis terpusat Tipe IB : Dipilih apabila arah aliran artesis tersebar Tipe IC : Dipilih apabila arah aliran artesis vertikal Tipe ID : Dipilih apabila arah aliran gravitasi kontak Tipe II berdasarkan volume bak penampung terdiri dari: Tipe IIA : Volume bak penampung 2 x 2 m3 terbuat dari pasangan batu bata kedap air Tipe IIB : Volume bak penampung 2 x 5 m3 terbuat dari pasangan batu bata kedap air Tipe IIC : Bak penampung menggunakan hidran umum dengan volume 2 x 2 m3 terbuat dari fiberglass Tipe IID : Bak penampung menggunakan PAH volume 2 x 4 m3 Sedangkan ditinjau dari sistem pelayanannya terdapat 2 jenis PMA, yaitu:
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
5
PMA sistem gravitasi PMA sistem pemompaan Gambar 2.1. IPAS Mata Air Dengan Gravitasi dan Perpompaan
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
6
Gambar 2.2 Bangunan Penangkap Mata Air Tipe 1A
Gambar 2.3 Bangunan Penangkap Mata Air Tipe 1B
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
7
Gambar 2.4 Bangunan Penangkap Mata Air Tipe 1C
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
8
Gambar 2.5 Bak Penampung Tipe 1 (2x2m3)
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
9
Gambar 2.6 Bak Penampung Tipe 2 (2x5m3)
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
10
Dimensi Struktur Perencanaan bangunan PMA harus mempertimbangkan jenis dan karakteristik tanah. 1. Struktur bawah pondasi Untuk mata air yang keluar dari batu-batuan, perletakan pondasi disesuaikan dengan profil permukaan batuan dan diusahakan membuat hambatan pada celah-celah diantara batuan sehingga tidak menimbulkan rembesan Untuk mata air yang keluar dari permukaan tanah, perletakan pondasi ditentukan berdasarkan hasil penyelidikan sondir. Apabila kondisi tanahnya lembek, maka dapat digunakan pondasi tiang pancang. Kedalaman pondasi yang sekaligus berfungsi sebagai tirai aliran dibuat sampai mencapai air bawah permukaan tanah terendah 2. Dimensi pondasi harus memperhatikan beban-beban yang bekerja, meliputi: Beban sendiri pondasi dan dinding Beban atap dan beban hidup yang dapat diasumsikan sebesar 150 – 200 kg/m2 Tekanan air Tekanan tanah Dalam perhitungan pondasi bangunan penangkap, konstruksi harus ditinjau aman terhadap penurunan, uplift tekanan air bawah tanah dan longsoran. 3. Struktur atas Dimensi struktur atas terdiri dari: Dimensi dinding Dimensi atap Dimensi dinding - Ketinggian dinding penahan ditentukan berdasarkan outlet mata air yang diambil, biasanya outlet mata air terendah yang dijadikan dasar - Ketebalan dinding tergantung dari ketinggian dinding, lebar bentangan dan tekanan air Dimensi atap - Ketebalan atap tergantung dari beban hidup yang bekerja, berat atap sendiri dan berat water proofing - Bentangan maksimum yang ideal untuk atap adalah 3 m, apabila lebih maka sebaiknya dilengkapi dengan ring balok Bahan Bahan yang diperlukan disediakan sesuai hasil perencanaan dan perhitungan serta memenuhi spesifikasi teknis. Bahan-bahan tersebut adalah sebagai berikut:
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
11
a. Semen portland, harus mempunyai kehalusan dan sifat ikat yang baik yang sesuai dengan SNI 15-2530-1991 dan SNI 15-2531-1991 b. Pasir beton, harus bersih, berbutir tajam dan keras, sesuai dengan SNI 03-6827-2002 c. Kerikil, harus bersih dan keras d. Besi beton, harus bersih dan tidak berkarat, sesuai dengan SNI 03-6861-2002 e. Air, harus bersih dan bebas dari minyak, sesuai dengan SNI 03-6817-2002 tentang Metode Pengujian Mutu Air untuk digunakan dalam beton f. Batu bata g. Pipa dan perlengkapannya
b. Air Permukaan 1) IPAS Saringan Pasir Lambat Instalasi pengolahan air sederhana, selanjutnya disingkat menjadi IPAS, adalah bangunan pengolah air baku yang mampu mengolah air dengan tingkat kekeruhan kurang dari 150 NTU menjadi air bersih melalui proses sederhana untuk pelayanan secara komunal. Istilah sederhana diartikan sebagai: (i) mudah dalam pelaksanaan pembuatan IPAS, (ii) murah dalam pembiayaan pembuatan IPAS, dan (iii) mudah dan murah dalam operasi dalam pemeliharaan. Saringan Pasir Lambat (SPL) adalah salah satu cara pengolahan air baku untuk menghasilkan air bersih, beroperasi secara gravitasi dan serempak terjadi proses biokimia dan proses biologi. Komponen solusi teknis IPAS terdiri dari: − Bangunan pengambilan air baku − Unit pengolahan fisik/kimia − Perpipaan − Pompa (untuk sistem pemompaan) − Hidran Umum atau Terminal Air − Sumber daya listrik (untuk sistem pemompaan) Prasarana dan sarana yang membentuk SPAM Komunal Air Permukaan terdiri dari: 1) Instalasi Pengolahan Air Sederhana (IPAS) adalah bangunan pengolahan air yang mampu mengolah air baku menjadi air bersih untuk pelayanan secara komunal. 2) Bak pengendap adalah penadah air baku yang didalamnya terjadi proses pengendapan
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
12
3) Saringan Kasar Naik Turun (SKNT) adalah wadah yang diisi dengan batu kerikil yang berfungsi sebagai penyaring dengan arah aliran naik turun 4) Saringan Pasir Lambat (SPL) adalah wadah yang diisi pasir berfungsi menyaring dan atau menurunkan kekeruhan 5) Hidran Umum (HU) adalah wadah penampung air bersih untuk masyarakat secara komunal 6) Air permukaan adalah sumber air baku yang berasal dari sungai, saluran irigasi, danau,waduk, kolam, rawa, embung. Bangunan IPAS a. Kekeruhan dibawah 50 NTU dengan kapasitas pengolahan 0,25 It/dt b. Tidak mempunyai lahan yang luas c. Unit-unit pengolahan tangkipenampung, SPL
terdiri
dari:
intake,
sumur
pengumpul,
pompa,
d. Bahan, Kebutuhan bahan bangunan untuk IPAS tipe 4 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.1 Kebutuhan Bahan Bangunan Untuk Pembangunan intake, sumur pengumpul, pompa, tangki penampung, SPL
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
13
Tabel 2.2 Kebutuhan Bahan Bangunan Penampung Air (Hidran Umum)
Bangunan Penyadap Bangunan penyadap berupa bangunan peresapan yang terbuat dari batu kali/batu karang setinggi 1 meter atau untuk sungai yang dangkal setinggi 40 cm dari permukaan tanah. Bangunan penyadap berbentuk trapesium dengan lebar bagian bawah 40 cm dan lebar bagian atas 70 cm sepanjang kurang lebih 1,5 meter. Untuk mencegah tanah urugan masuk ke celah-celah batu resapan maka harus dilapisi dengan terpal plastikbaru diurug dengan tanah dan dipadatkan. Dengan adanya bangunan penyadap ini, rantingranting dan daun-daun tidak ikut terbawa. Gambar 2.7 Bangunan Penyadap
Sumur Pengumpul Bangunan sumur pengumpul bisa terbuat dari buis beton atau pasangan batu bata yang diplester. Bentuk sumur pengumpul bisa bulat juga bisa segi empat dengan diameter/lebar sumur 1 – 1,20 meter dan kedalaman minimal 1 meter lebih rendah dari dasar kolam penampung. Agar air masuk, maka sisi-sisi sumur pengumpul yang berhadapan dengan bangunan penyadap diberi lubang.
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
14
Pompa Unit pompa ini untuk menaikan air dari sumur pengumpul ke unit selanjutnya (tangki penampung, SKNT, SPL). Pompa yang digunakan 2 unit dimana 1 unit sebagai cadangan. Untuk kapasitas 0,25 l/dt pompa yang digunakan membutuhkan daya listrik antara 100 125 watt. Gambar 2.8 Pompa
Tangki Penampung Tangki penampung dapat terbuat dari serat kaca (fiberglass) atau plastik yang sudah jadi dengan kapasitas 2 - 4 m3. Tangki penampung ini terdiri dari:
Pipa masuk yang berlubang-lubang untuk aerasi
Pipa penguras diameter 2 inchi
Kawat kasa yang berfungsi untuk aliran udara
Pipa keluar yang dialirkan ke unit selanjutnya (SKNT, SPL)
Gambar 2.9 Saringan Pasir Lambat Tampak Atas
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
15
Gambar 2.10 Potongan A Bak Saringan Pasir Lambat
Gambar 1.12 Potongan B Bak Saringan Pasir Lambat
Gambar 2.11 Saringan Pasir Lambat Tipe 1
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
16
Gambar 2.12 Saringan Pasir Lambat Tipe 2
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
17
2) IPASS (Instalasi Pengolahan Air Sangat Sederhana) Definisi: Instalasi ini merupakan produk Puslitbang Sumber Daya Air, Departemen Pekerjaan Umum, yang dapat digunakan untuk mengolah kualitas air baku dengan tingkat kekeruhan tidak lebih dari 100 NTU dan belum terc emar berat (misalnya tercemar oleh limbah industri). Komponen Instalasi: 1. Bak pengendap dengan keping pengendap untuk mengendapkan partikel kasar 2. Saluran perata aliran berfungsi sebagai perata aliran dan inlet saringan pasir lambat 3. Saringan pasir lambat berfungsi untuk menyaring partikel halus yang tidak terendapkan pada bak pengendap 4. Bak penampung dan desinfeksi berfungsi untuk menampung hasil penyaringan dan sekaligus tempat pembubuhan kaporit Kriteria Disain 1. Bak pengendap Waktu detensi: 30 – 60 detik Dinding dibuat dari pasangan bata kedap air 2. Keping pengendap Dibuat dari bahan kayu/bambu Dibuat bersudut 450 s/d 600 3. Saringan pasir lambat Dinding dibuat dari pasangan bata kedap air Luas permukaan berdasarkan kecepatan aliran: 1,00 – 3,00 meter/jam Pasir beton/sungai: tebal minimal 60 cm Ijuk: tebal 5 cm Kerikil: ukuran 1 cm, tebal minimal 10 cm Media tersebut telah dicuci sebelum dipasang 4. Bak penampung Untuk kapasitas 1 m3/hari dapat dipakai buis beton ukuran f=50 cm atau pasangan bata kedap air dengan waktu tinggal 4 jam
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
18
Gambar 2.13 Tata Letak IPASS
Gambar 2.14 Potongan A-A IPASS
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
19
Gambar 2.15 Detail Bak Pengendap IPASS
Gambar 2.16 Unit Saringan Pasir Lambat IPASS
3) Pompa Hidram Definisi: Pompa hidram adalah salah satu alat untuk menaikkan air dari tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi secara otomatis dengan energi yang berasal dari air itu sendiri. Prinsip kerja hidram, merupakan proses perubahan energi kinetis aliran air menjadi tekanan dinamik dan sebagai akibatnya menimbulkan palu air (water hammer), sehingga terjadi tekanan tinggi dalam pipa. Dengan mengusahakan supaya katup limbah (waste valve) dan katup pengantar (delivery valve) terbuka dan tertutup secara bergantian, maka tekanan dinamik diteruskan sehingga tekanan inersia yang terjadi dalam pipa pemasukan memaksa air naik ke pipa pengantar (lihat Gambar 3.135).
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
20
Gambar 2.17 Profil Beda Tinggi Sistem Pompa Hidram
Kriteria Disain 1. Belum ada pelayanan air bersih 2. Sumber air bersih yang ada sulit dijangkau karena kondisinya terletak pada kecuraman 3. Tidak ada alternatif sumber air bersih lain. 4. Jumlah minimum air baku yang diperlukan mencukupi (kontinyu) untuk memberi tenaga pada pompa 5. Sumber air baku terletak pada ketinggian, sehingga mempunyai tinggi jatuh vertikal yang dibutuhkan untuk daya angkat dari pompa sampai daerah pelayanan yang dituju. 6. Letak pompa tidak pada daerah banjir, tanah longsor atau erosi. 7. Daya angkat hidram maksimum 15 kali tinggi jatuh vertikal air baku, daya angkat optimum 6 kali tinggi jatuh vertikal air baku. 8. Bila daerah pelayanan lebih tinggi dari kemampuan daya angkat. hidram harus di pasang secara seri. 9. Jenis sumber air dapat berupa mata air atau air permukaan (danau, sungai, saluran irigasi) 10. Kuantitas (debit) air minimal 0,50 L/dtk 11. Debit air baku harus kontinyu walaupun pada saat musim kemarau 12. Penggunaan air baku tidak mengganggu keperluan lain (irigasi, kolam, dll)
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
21
13. Penggunaan air baku perlu mendapat ijin tertulis dari instansi berwenang dan ijin formal dari masyarakat, jika sumber air berada dalam lokasi kepemilikannya. Cara Kerja Pompa Hidram Gambar 2.18 Cara Kerja Pompa Hidram
c. Air Tanah 1) Sumur Air Tanah Sedang/Dalam Komponen Prasarana dan Sarana: Prasarana dan sarana yang membentuk SPAB Komunitas Air Tanah Dalam terdiri dari: 1. Sumur Air Tanah Dalam (SATD) adalah sarana penyediaan air bersih berupa sumur dalam yang dibuat dengan membor tanah pada kedalaman tertentu sehingga diperoleh air sesuai dengan yang diinginkan;
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
22
2. Sumur Dalam adalah lubang sumur dengan kedalaman muka air minimal 7 meter dari permukaan tanah. Kedalaman dasar pada umumnya lebih dari 30 meter; 3. Lubang sumur adalah lubang yang dibuat sampai kedalaman tertentu, menggunakan bor yang digerakkan oleh tenaga manusia atau tenaga mesin; 4. Pompa tangan adalah alat untuk menaikkan air dari dalam tanah kepermukaan tanah dan digerakkan tenaga manusia; 5. Pompa Tangan Dalam adalah pompa tangan yang struktur silinder rod-nya terpisah dengan badan pompa (Dibawah muka air tanah minimum); 6. Soket adalah asesoris untuk menyambung pipa PVC atau pipa besi dengan diameter pipa relatif kecil. 7. Lantai sumur, berfungsi untuk menahan dan mencegah pencemaran air buangan ke dalam sumur dan sebagai tempat kerja; 8. Saluran buangan, berfungsi untuk mengalirkan air buangan ke sarana pengolahan air buangan atau ke badan penerima (sungai) dan mencegah terjadinya genangan tempat biakan bibit penyakit. Bahan Tabel 2.3 Kebutuhan Bahan Bangunan No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7 8. 9. 10.
Jenis Pipa Hisap atau pipa tegak Ø 30 mm Pipa selubung PVC Ø 100 mm Pipa saringan PVC Ø 30 mm Soket PVC Ø 30 mm Bata merah untuk lantai sumur Pasir untuk beton lantai Kerikil untuk beton lantai Kerikil saringan sekeliling pipa hisap (dia. 3 – 5 mm) Semen (50 kg) Pompa Tangan Dangkal
Satuan Batang Batang Meter Buah Buah M3 M3 M3 Zak Unit
Volume 3 1 1 3 400 0,2 0,3 0,02 2 1
Kriteria Disain 1. Secara umum kebutuhan air di daerah perencanaan cukup besar 2. Potensi air tanah dalam di daerah perencanaan cukup besar dan dapat mencukupi kebutuhan air bersih di daerah perencanaan yang ditunjukkan pada peta geohidrologi daerah setempat, sedangkan kapasitas air tanah dangkal tidak memenuhi Ada hasil survey geolistrik yang menunjukkan debit air tanah dalam yang potensial Cara Pengerjaan: 1. Pekerjaan Persiapan
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
23
2. Pembuatan Lubang Sumur Bor Dengan Alat Bor Jetting 3. Pemasangan Pompa Tangan Dalam a. Pemasangan Saringan PVC dan Pipa Selubung PVC b. Pengisian Kerikil Pasir dengan Adukan Semen c. Pembuatan Lantai Sumur dan Pemasangan Tabung Penyangga Pompa
Gambar 2.23 Pembuatan Lantai Sumur
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
24
d. Pemasangan Silinder, Rod, Pipa Hisap dan Tangki Air Gambar 2.24 Pemasangan Silinder rod, pipa, pipa hisap, dan Tangki
e. Pemasangan Kepala Pompa dan Tangkai Pompa Gambar 2.25 Pemasangan Kepala Pompa dan Tangkai
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
25
Gambar 2.26 Konstruksi Pompa Tangan Dalam
Gambar 2.27 Potongan dan Denah Konstruksi Pompa Tangan Dalam
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
26
Gambar 2.28 Sistem Sumur Air Tanah Sedang/Dalam
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
27
Gambar 2.29 Konstruksi Sumur Air Tanah Sedang/Dalam
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
28
2) Sumur Air Tanah Dangkal Definisi: Sistem penyediaan air bersih kemunitas air tanah dangkal adalah sistem penyediaan air bersih yang memanfaatkan air tanah dangkal sebagai sumber air baku untuk air minum. Komponen Prasarana dan Sarana Prasarana dan sarana yang membentuk SPAB Komunitas Air Tanah Dangkal terdiri dari: 1. Sumur pompa tangan (SPT) adalah sarana penyediaan air bersih berupa sumur yang dibuat dengan membor tanah pada kedalaman tertentu sehingga diperoleh air sesuai dengan yang diinginkan; 2. Sumur dangkal adalah lubang sumur dengan kedalaman muka air minimal 7 meter dari permukaan tanah. Kedalaman dasar pada umumnya berkisar antara 12 - 15 meter ; 3. Lubang sumur adalah lubang yang dibuat sampai kedalaman tertentu, menggunakan bor yang digerakkan oleh tenaga manusia atau tenaga mesin; 4. Pompa tangan adalah alat untuk menaikkan air dari dalam tanah kepermukaan tanah dan digerakkan tenaga manusia; 5. Pompa tangan dangkal adalah pompa tangan yang struktur silinder dan katubnya bersatu dengan badan pompa, dari cara kerjanya pompa ini bersifat pompa hisap, karena silindernya yang terletak di atas permukaan tanah, berfungsi menghisap air; 6. Soket adalah asesoris untuk menyambung pipa PVC atau pipa besi dengan diameter pipa relatif kecil. Gambar 2.30 Sumur Pompa Tangan Dangkal
Spesifikasi Teknis
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
29
Spesifikasi teknis SPAB Komunitas meliputi spesifikasi alat dan bahan yang diperlukan dalam membangun prasarana dan sarana SPAB Komunitas Air Tanah Dangkal. SPT harus memenuhi persyaratan umum sebagai berikut : - Sesuai dengan ketentuan mengenai Spesifikasi Sumur Pompa Tangan; - Peralatan dan perlengkapan harus memenuhi persyaratan yang berlaku; - Jarak minimum 10 meter dari sumber pengeboran dengan bidang tangki septik, cubluk, lobang galian untuk sampah; - Tenaga pelaksana minimum dua orang dan berpengalaman. Bahan Tabel 2.4 Kebutuhan Bahan Bangunan No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7 8. 9. 10.
Jenis Pipa Hisap atau pipa tegak Ø 30 mm Pipa selubung PVC Ø 100 mm Pipa saringan PVC Ø 30 mm Soket PVC Ø 30 mm Bata merah untuk lantai sumur Pasir untuk beton lantai Kerikil untuk beton lantai Kerikil saringan sekeliling pipa hisap (dia. 3 – 5 mm) Semen (50 kg) Pompa Tangan Dangkal
Satuan Batang Batang Meter Buah Buah M3 M3 M3 Zak Unit
Volume 3 1 1 3 400 0,2 0,3 0,02 2 1
Cara Pengerjaan 1. Pekerjaan Persiapan 2. Pembuatan Lubang Sumur Bor dengan alat bor rojok 3. Pemasangan pompa tangan dalam Penyambungan Saringan PVC Dengan Pipa Hisap PVC Penyambungan Pipa Hisap Penyambungan Badan Pipa Hisap dengan Badan Pompa Pengisian Kerikil Pasir dengan Adukan Semen Pembuatan Lantai Sumur dan Landasan Pompa
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
30
3) Sumur Gali Komponen solusi teknis Sumur Gali (SG) terdiri dari sumur gali yang digunakan secara komunal. a. Tipe Sumur Terdapat 2 (dua) macam sumur gali yang dibedakan berdasarkan keadaan tanah, yaitu:
Tipe I - bila keadaan tanah tidak menunjukkan gejala mudah retak atau runtuh
Tipe II - bila keadaan tanah menunjukkan gejala mudah retak atau runtuh
b. Komponen dan Fungsi Komponen dan fungsi dari komponen sumur gali dapat dilihat pada Tabel 2.5 berikut:
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
31
Kriteria Desain 1. Bentuk sumur gali sesuai dengan penampang lubangnya yaitu bulat atau persegi. 2. Konstruksi dinding sumur gali: − Tipe IA: Dinding atas dibuat dari pasangan bata/batako/batu belah yang diplester bagian luar dan dalam setinggi 80 cm dari permukaan lantai. Dinding bawah dari bahan yang sama sedalam minimal 300 cm dari permukaan lantai − Tipe IB: Dinding atas dibuat dari pasangan bata/batako/batu belah yang diplester bagian luar dan dalam setinggi 80 cm dari permukaan lantai. Dinding bawah dari bahan beton sedalam minimal 300 cm dari permukaan lantai. − Tipe II: Dinding atas dibuat dari pasangan bata/batako/batu belah yang diplester bagian luar dan dalam setinggi 80 cm dari permukaan lantai. Dinding bawah sampai kedalaman sumur dari bahan beton, sedalam minimal 300 cm dari permukaan bahan beton harus kedap air dan sisanya berlubang. 3. Ukuran dinding sumur sesuai Tabel 2.6 berikut:
4. Lantai sumur gali harus kedap air dan permukaannya tidak licin 5. Ukuran lantai, baik untuk tipe I maupun tipe II, adalah minimum 100 cm dari dinding sumur atas bagian luar dengan kemiringan lantai (1-5)% ke arah saluran pembuangan 6. Saluran pembuangan dibuat kedap air dan licin dengan kemiringan 2% ke arah sarana pengolahan air buangan atau badan penerima 7. Kekuatan sumur harus memperhatikan kekuatan tanah.
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
32
Gambar 2.33 Denah Sumur Gali Tipe 1A
Gambar 2.34 Potongan A-A Sumur Gali Tipe 1A
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
33
Gambar 2.35 Denah Sumur Gali Tipe 1B
Gambar 2.36 Potongan A-A Sumur Gali Tipe 1B
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
34
Gambar 2.37 Denah Sumur Gali Tipe II
Gambar 2.38 Potongan A-A Sumur Gali Tipe II
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
35
d. Penampung Air Hujan (PAH) Definisi: Penampung Air Hujan (PAH) adalah tangki untuk menampung dan menyimpan air hujan yang akan dipergunakan sebagai sumber air bersih selama musim kemarau. Komponen Prasarana dan Sarana Prasarana dan sarana yang membentuk SPAB Komunitas Air Hujan terdiri dari: 1. Atap dan talang, berfungsi untuk menangkap air hujan dan menyalurkan ke dalam tangki PAH. Atap yang dimaksud adalah atap seng atau genting. 2. Media penyaring, berfungsi untuk menyaring air hujan yang mungkin terkontaminasi karena melalui atap dan talang. Media penyaring dapat berupa kerikil/pecahan bata. 3. Tangki PAH, berfungsi sebagai reservoir untuk menampung air hujan dengan aman yang dikumpulkan sewaktu musim hujan atau dapat juga digunakan untuk menampung air bersih yang didistribusi melalui mobil tangki. Air ini akan dimanfaatkan hanya sebagai air bersih. Dengan adanya PAH ini diharapkan kebutuhan air minum keluarga akan terjamin 1 tahun. Tabel 2.7 Komponen Penampung Air Hujan
Kriteria Desain 1. Penampung air hujan harus kedap air 2. Air hujan jatuh pertama setelah musim kemarau jangan langsung ditampung 3. Pengambilan air harus melalui kran 4. Lubang pemeriksa harus di bagian atas bak penampung dan ditutup
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
36
5. Air bersih yang dihasilkan harus memenuhi ketentuan yang berlaku Tabel 2.8 Bahan Konstruksi PAH Cetakan Fiber
Tabel 2.9 Bahan Konstruksi PAH Cetakan Bata
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
37
Tabel 2.10 Besi Beton Yang Diperlukan
Cara Pengerjaan 1. Pekerjaan Persiapan 2. Pembuatan Tulangan Datar dan Dinding Cara pembuatan tulangan (datar) horizontal : a. Buat lingkaran pada tanah dengan diameter 1,86 m seperti pada Gambar 2.39. b. Pasang patok-kayu tepat pada garis lingkaran tersebut setiap 20 cm seperti Gambar 2.40
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
38
c. Buat lingkaran besi (besi nomor 1 pada tabel 3) mengikuti patok kayu (sesuai gambar 3)dan ikat dengan kawat beton. 3. Pembuatan Pondasi PAH Pembuatan pondasi PAH dapat dilakukan sebagai berikut: a. Buat lingkaran pada tanah di lokasi PAH dengan diameter 2 m, seperti Gambar 2.41. b. Gali tanah dengan batas lingkaran tersebut sedalam 15 cm, seperti Gambar 2.42. c. Urug galian tersebut dengan pasir setebal 10 cm dan padatkan, seperti pada Gambar 2.43.
d. Buat campuran beton tumbuk dengan perbandingan 1 semen: 2 pasir: 3 kerikil sebanyak 0,16 m3, seperti pada gambar 2.44 e. Tuangkan campuran beton setebal 5 cm dan ratakan dengan roskan (Alat perata dari Kayu) seperti gambar 2.45. f. Tuangkan campuran beton setebal 5 cm dan ratakan dengan roskan (Alat perata dari Kayu), seperti gambar 2.46.
4. Pembuatan Lantai Dasar PAH Pembuatan Lantai PAH dilakukan sebagai berikut : a. Rakit tulangan nomor 2, 3, 4 pada tabel 3 seperti PAH, ikat dengan kawat beton dengan kuat.
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
39
b. Buat campuran beton dengan perbandingan 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil sebanyak 0,20 m3 campuran harus rata dan tidak encer. c. Tuangkan campuran beton untuk lantai dasar PAH diatas rakitan tulangan baja beton sampai batas tulangan dasar dinding, ratakan adukan dengan menggunakan roskan. d. Biarkan beton sampai kering dan mengeras kurang lebih 4 jam sebelum melanjutkan ke pembuatan dinding PAH dengan hasil pengecoran. Gambar 2.47 Struktur Pengecoran Lantai Bangunan PAH
5. Pembuatan Dinding PAH Pembuatan dinding PAH dilakukan sebagai berikut : a. Olesi cetakan dengan olie b. Rakit dan pasang cetakan bagian dalam diatas lantai dasar PAH yang telah kering (kurang lebih 6 jam) c. Bengkokkan kelebihan tulangan lantai sehingga menjadi tulangan tegak dinding. Atur jarak tulangan tegak tersebut dan ikat dengan kawat beton d. Pasang cetakan bagian bawah luar dan atur sehingga jarak antara cetakan bagian luar dan dalam berjarak 8 cm e. Siapkan campuran beton dengan perbandingan 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil sebanyak 0,56 m3. Campuran harus homogen dan tidak encer f. Tuangkan campuran beton ke dalam cetakan setinggi + 20 cm dan padatkan dengan bantuan tongkat kayu atau besi g. Pasang 1 buah tulangan datar (lingkaran) yang pertama tanpa diikat dengan tulangan tegak demikian seterusnya hingga cetakan dinding bagian bawah penuh h. Pasang cetakan bagian luar atas, dan lakukan pengecoran seperti bagian bawah sampai bagian dinding seluruhnya terisi penuh
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
40
i. Biarkan campuran kurang lebih 6 jam hingga beton mengeras sampai cetakan dapat dibuka. j. Buat lubang-lubang pada dinding PAH untuk memasang pipa outlet, penguras dan peluap dengan bantuan paku atau paku atau pahat dan palu k. Tutup celah-celah bekas pemasangan pipa-pipa pada butir 10 dengan mortar semen, campuran 1 semen : 2 pasir
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
41
6. Pembuatan Tutup PAH dan Lubang Pemeriksa Pembuatan tutup PAH dilakukan sebagai berikut : a. Rakit cetakan tutup PAH dan pasang di atas dinding PAH b. Bengkokkan kelebihan tulang tegak dinding PAH kearah dalam dan diikatkan dengan tulangan tutup c. Pasang tulangan tutup di atas cetakan tutup PAH dan ikat dengan kawat beton d. Pasang cetakan lubang inlet dan manhole pada posisi yang tepat e. Siapkan campuran beton tersebut dan tuangkan di atas cetakan dan dan ratakan setebal 5 cm
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
42
f. Biarkan beton kering dan mengeras. g. Buka Cetakan, dan selesaikan lubang manhole dengan pasangan bata
7. Pekerjaan Penyelesaian Penyelesaian pekerjaan dapat dilakukan sebagai berikut : a. Plester dinding bagian dalam PAH dengan acian dan pertebal sambungan antara lantai dan dinding PAH dengan adukan 1 semen : 2 pasir halus untuk menghindari bocoran b. Buat lubang untuk meletakkan tempat pengambilan air dari pasangan bata c. Pasang talang, kran, pipa outlet, tutup pipa d. Operasikan PAH sesuai dengan kebutuhan, seperti pada Gambar 2.55
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
43
2.1.1. Pemilihan Pompa dan Sumber Energi Untuk pemilihan jenis pompa dan sumber energi diperlukan sistem informasi/data-data meliputi : a) Kapasitas sistem penyediaan air bersih yang direncanakan b) Topografi sumber air baku, pengolahan dan daerah pelayanan c) Kualitas air baku d) Sistem penyadapan air baku e) Sistem instalasi pengolahan f) Sistem distribusi g) Brosur dari pabrik Kriteria Pemilihan Pompa : a. Jumlah pompa sesuai dengan kapasitas instalasi dan memperhatikan factor kontinuitas operasi. b. Jenis pompa sesuai dengan kualitas air c. Tipe pompa sesuai dengan penggunaannya d. Diameter pipa section dan discharge sesuai dengan pompa yang ada e. Mampu beroperasi pada kapasitas dan head yang ada untuk jangka waktu yang direncanakan f. Tersedia di pasaran (diproduksi) g. Mudah operasi dan perawatannya. Jenis Pompa Pemilihan jenis pompa dapat disesuaikan dengan kebutuhan; kemampuan daya hisap, daya dorong, debit dan jenis cairan itu sendiri dll. Berbagai tipe pompa yang terdapat di pasaran, namun umumnya yang sering digunakan untuk sistem penyediaan air bersih adalah jenis : a. Pompa centrifugal, pompa yang diletakkan diatas permukaan air b. Pompa submersible, pompa yang terendam di air
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
44
Total Head Pompa Yang dimaksud dengan Total Head pada Pompa Centrifugal adalah kemampuan pompa untuk menghisap air (suction) dari permukaan air dan mendorong air (discharge) sampai bak air (Tandon air). Jadi Total Head = Daya hisap + Daya dorong sampai bak air. Dalam pemilihan head pompa pada pompa Centrifugal bisa di lakukan pilihan yang efisien seperti dalam tabel tersebut di bawah:
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
45
Tabel 2.11 kebutuhan daya hisap dan daya dorong khusus untuk sumur bor.
Sedangkan pada pompa rendam ( Submersible Pump ) yang dimaksud dengan total head adalah : Kemampuan pompa tersebut untuk mendorong air ( discharge ) ke atas sampai bak air. Jadi Total Head = daya dorong s/d bak air. Total dynamic Head bisa mencapai 400 meter. Pemilihan pompa submersible perlu dilihat kapasitas pompa dan total dynamic Head melalui gambar grafiknya. Gambar 2.57 Head Pompa Centrifugal dan Submersible
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
46
Pompa Untuk Sumur Bor Pemilihan Pompa sumur tentu saja sesuai debit air yang akan dibutuhkan selain itu perlu diperhatikan hal-hal seperti tersebut di bawah: Tabel 2.12 Kriteria Pemilihan Pompa
Spesifikasi Teknik Pompa Dengan melihat spesifikasinya, tentunya kita akan mengetahui kualitas pompa yang dibutuhkan. Biasanya pompa yang baru dilengkapi dengan daftar spesifikasi pompa yang dimaksud. Contoh Spesifikasi Tehnik pompa air Centrifugal : • Model / Tipe pompa air dari pabrikan. • Jenis motor penggerak yang digunakan (misalnya motor induksi 1 fasa). • Daya, tegangan yang digunakan (misalnya: 220 Volt 50 Hz) • Out put pompa air, kapasitas pompa air ditentukan oleh daya out putnya (misalnya 100 Watt, 125 Watt, 250 Watt dan seterusnya). Semakin besar out putnya, semakin besar kapasitas pompa. • Pemakaian arus listrik (misalnya: 1,55 Ampere). • Katub atau saluran penghisap dan saluran pembuang (misalnya: 2 katub) • Daya hisap, yaitu kemampuan pompa untuk menghisap air (misalnya: 9 meter, 10 meter, 30 meter). Total head maksium (daya sembur pompa), misalnya 30 meter. • Kapasitas air maksimum, debit air yang dihasilkan dalam tiap menitnya (misalnya 75 liter per menit)
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
47
• Pipa hisap / dorong, meliputi diameter pipa yang digunakan (misalnya: 1; 1,5 in) • Bobot pompa (misalnya: 6 kg, 7 kg, 8 kg dst). • Ukuran panjang, lebar dan tinggi pompa (misalnya: 200 x 156 x 14mm).
Contoh Spesifikasi Tehnik pompa air rendam (Submersible) : • Model / Tipe pompa air dari pabrikan. • Jenis motor penggerak yang digunakan (1 fasa dan 3 fasa). Untuk satu fasa ( 1 x 220 Volt ), Untuk tiga fasa ( 3 x 380 Volt ) umumnya dengan system start delta. • Out put pompa air, kapasitas powernya paling kecil 375 Watt • Pemakaian arus listrik (misalnya: 1,55 Ampere). • Pompa rendam letaknya di dalam air sehingga pipa yang ada adalah pipa pendo- rong (Total Head bisa mencapai 400 meter). • Kapasitas air maksimum, debit air yang dihasilkan dalam tiap detiknya tidak terbatas (bisa mencapai 50 liter per detik) • Diameter pipa dorong bisa 1 – 4 inch. • Bobot pompa submersible dan motor lebih dari 10 kg. • Ukuran panjang, pompa submersible dan motor lebih dari setengah meter. Diameter motor dan pompa submersible minimum 3 inch.
Pemilihan Jenis Pompa Jika merencanakan membeli pompa yang baru, pastikan bahwa pompa yang akan dibeli telah sesuai dengan kebutuhan dan anggaran. Berikut hal – hal yang perlu diperhatikan dalam membeli pompa baru :
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
48
1) Pelajari spesifikasinya 2) Minta kartu garansi, Hal ini sangat penting untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, sehingga jika terjadi kerusakan kita tidak mengeluarkan beaya service selama pompa masih dalam masa garansi. Tanyakan dimana pusat servicenya, ketersediaan suku cadang (spare part) dll. 3) Agar lebih memuaskan, minta contoh produk yang lain berikut harga dan spesifikasinya sebagai bahan perbandingan. 4) Melakukan trial and error, ini penting agar pompa yang dibeli tidak bermasalah. 5) Pompa Centrifugal dengan kemampuan : • Daya hisap (Suction head) kecil dan daya dorong (Discharge head) kecil harganya paling murah. • Kemampuan daya hisap kecil dan daya dorong besar harganya sedang. • Kemampuan daya hisap besar dan daya dorong kecil harganya sedang. • Sedangkan pompa dengan kemampuan daya hisap besar dan daya dorong besar harganya paling mahal (Karena perlu power yang besar). 6) Harga yang terjangkau, 7) Dalam pembelian pompa baru perlu dicari harga yang terjangkau dan sesuai dengan kebutuhan, karena hal ini berhubungan dengan pemeliharaan kedepan. Pemilihan Jenis Sumber Energi Untuk menggerakkan pompa dapat menggunakan sumber energi dan urutan prioritas sebagai berikut 1) Tenaga listrik dari PLN tanpa cadangan genset dipilih bila : a) Jarak antara lokasi instalasi pompa dengan jaringan distribusi tenaga listrik dari PLN masih dalam jangkauan pelayanan PLN b) Adanya kesanggupan dari PLN untuk dapat mensuplai tenaga listrik dengan kontinu 2) Tenaga listrik dari PLN dengan cadangan genset dipilih bila : a) Kondisi sama dengan angka 1) diatas b) Operasi pengolahan direncanakan 24 jam setiap hari c) Tidak ada kesanggupan dari PLN untuk mensuplai tenaga listrik secara kontinu 3) Tenaga genset dipilih bila : a) Kondisi sama dengan butir a) diatas b) Lokasi terlalu jauh dari jaringan distribusi PLN
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
49
c) Tenaga listrik mutlak diperlukan. Gambar 2.59 Contoh-contoh Pompa
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
50
2.2. UNIT DISTRIBUSI a. Perpipaan Jaringan perpipaan yang dimaksud dalam bagian ini adalah perpipaan transmisi, yaitu jaringan perpipaan yang berfungsi membawa air bersih dari unit produksi ke titik awal jaringan distribusi, serta perpipaan distribusi yang menghubungkan perpipaan transmisi dengan unit pemanfaatan berupa hidran umum (HU). Kriteria Desain Perencanaan jalur pipa harus memenuhi ketentuan teknis sebagai berikut: Jalur pipa sependek mungkin Menghindari jalur yang mengakibatkan konstruksi sulit dan mahal Tinggi hidrolis pipa minimum 5 m di atas pipa, sehingga cukup menjamin operasi katup udara (air valve)
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
51
Menghindari perbedaan elevasi yang terlalu besar, sehingga tidak ada perbedaan kelas pipa. Penentuan dimensi pipa harus memenuhi ketentuan teknis sebagai berikut: Pipa harus direncanakan untuk mengalirkan debit maksimum harian Kehilangan tekanan dalam pipa tidak lebih dari 30% dari total tekanan statis pada sistem transmisi. Untuk sistem gravitasi, kehilangan tekanan maksimum 5 m/1000 m atau sesuai dengan spesifikasi teknis pipa Pemilihan bahan pipa harus memenuhi persyaratan teknis Tabel 2.13 Desain Aliran Pipa Berdasarkan Jumlah Rumah Tangga Yang Dilayani Kapasitas Sistem (L/det) 2,5 5,0
Jumlah Rumah Tangga Yang dilayani 150-300 >300
Desain Aliran (L/det) 2,5 5,0
Sistem Gravitasi Ada 3 (tiga) sistem gravitasi yang dapat dibedakan seperti pada Gambar 2.60, sedangkan definisi untuk masing-masing sistem gravitasi tersebut dijelaskan pada Tabel 2.14 dengan penentuan kemiringan hidrolis menggunakan Tabel 2.15. Tabel 2.13 Definisi Sistem Gravitasi Jaringan Perpipaan
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
52
Gambar 2.60 Kondisi Umum Perpipaan Sistem Gravitasi
Tabel 2.14 Pemilihan Kemiringan Hidrolis
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
53
Spesifikasi Teknis Dalam rangka menjamin kualitas pelaksanaan pembangunan prasarana air bersih supaya diperoleh tepat mutu dan dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan, maka pengadaan pipa mengikuti ketentuan sebagai berikut:
Untuk pipa PVC, sesuai standar SNI 03-6419-2000/SII-0344-1982, klas pipa S-12,5 dengan tekanan kerja minimal 8 bar
Untuk pipa HDPE, sesuai standar SNI 06-4829-1998-A/ISO 4427.96, klas pipa SDR17 (S-8) dengan tekanan kerja minimal 8 bar
Untuk pipa galvanis (GIP), menggunakan klas medium dengan tekanan kerja minimal 8 bar
b. Perpompaan Kriteria Perencanaan 1. Kecepatan aliran air dalam pipa hisap kurang atau sama dengan 1 m/detik 2. Kecepatan aliran air dalam pipa tekan kurang atau sama dengan 2 m/detik 3. Kecepatan aliran air dalam pipa header kurang atau sama dengan 3 m/detik 4. Kehilangan tekanan pada pipa kurang dari 5 m/km 5. Memiliki sarana pengaman untuk mengghindari kerusakan 6. Memiliki alat pengatur kapasitas aliran air 7. Memiliki sarana untuk perawatan dan perbaikan Kriteria Pemilihan Pompa 1. Jumlah pompa sesuai dengan kapasitas instalasi dan memperhatikan faktor kontinuitas operasi 2. Jenis sudu pompa sesuai dengan kualitas air 3. Tipe pompa sesuai dengan penggunaannya 4. Diameter pipa hisap dan tekan sesuai dengan pompa yang dibutuhkan 5. Mampu beroperasi pada kapasitas dan tekanan (head) yang ada untuk jangka waktu yang direncanakan 6. Tersedia di pasaran 7. Mudah operasi dan perawatannya Tabel 2.15 Pemilihan Jenis Pompa Distribusi atau Booster Instalasi Distribusi/ Booster
Fluida Air bersih
Kapasitas Pompa Kurang dari 200 L/det Lebih dari 200 L/det
Jenis Pompa Centrifugal Single Suction Centrifugal Double Suction
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
54
Perencanaan jenis dan kapasitas pompa yang dibutuhkan dilakukan sesuai prosedur seperti pada Gambar 2.61 berikut.
2.3. UNIT PELAYANAN A. Hidran Umum (HU) Definisi: HU adalah cara pelayanan air bersih yang transportasi airnya dilakukan dengan sistem perpipaan, sedangkan pendistribusian kepada masyarakat melalui tangki HU, air minumnya dapat berasal dari PDAM atau tapping dari sumber air lainnya. Dipilih jika daerah pelayanan berada sekitar 3 Km dari jaringan distribusi PDAM dan atau sumber air minum lainnya selama tersedia kapasitas dan tekanan. Kemungkinan biaya investasi sekitar Rp 150.000,- per kapita. Komponen HU Komponen modul hidran umum terdiri dari: a. jaringan perpipaan (PVC, PE, GIP dll)
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
55
b. tangki hidran umum kapasitas 3 m³, 2 m³, 1 m³ (sesuai kebutuhan) c. bila perlu dapat dibangun booster pump d. perlengkapan lainnya (bila diperlukan sesuai dengan situasi/kondisi) antara lain berupa gerobak dorong, jerigen air 20 lt dan 10 lt. Kriteria Desain a. Diasumsikan 1 (satu) Hidran Umum (HU) ukuran volume 3 m3 melayani + 300 jiwa atau 60 KK (asumsi I KK = 5 jiwa) b. Untuk HU dengan ukuran volume 2 m3 atau 1 m3, jumlah tangki yang dibutuhkan disesuaikan dengan pelayanan yang direncanakan c. Jumlah HU yang diperlukan di suatu daerah pelayanan ditentukan berdasarkan parameterparameter berikut: 1) jumlah jiwa yang akan dilayani 2) kapasitas produksi air bersih Ketentuan Teknis a. Tangki hidran umum dapat terbuat dari bahan fiberglass, polyethylene (PE), pasangan batu bata, kayu ulin (kedap air), plastik, atau bahan lainnya sesuai dengan kondisi setempat. b. Ketinggian hidran umum terhadap permukaan tanah minimum 60 cm c. Tebal dinding tangki umum dan bahan fiberglass untuk volume 3 m3 adalah 5 mm dan untuk volume 2 m3 adalah 4 mm d. Dimensi hidran umum, serta kelengkapan aksesori seperti terlihat pada Tabel 3.64 berikut: Tabel 2.16 Dimensi Tangki Hidran Umum dari Fiberglass
e. Tutup tangki fiberglass: − Dicetak terpisah dari bahan tangki (tutup tangki atas dapat dibuka) − Pinggir pertemuan antara tutup dan badan tangki fiberglass dibuat lubang baut dengan diameter 8 mm dan jarak antara lubang 30 cm
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
56
− Tutup lubang pemeriksa diberi engsel dan tempat kunci dengan cara dicetak menyatu dengan fiberglass.
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
57
Hidran Umum Sistem Toren (Menara Air)
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
58
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
59
B. Sambungan Rumah Murah (SRM) Definisi: SRM adalah cara pelayanan air bersih dari sistem perpipaan melalui sambungan langsung ke rumah yang airnya berasal dari sistem jaringan SPAB. Spesifikasi Teknis Spesifikasi teknis sambungan rumah murah adalah sebagai berikut: 1. Dalam rangka menjamin kualitas pelaksanaan program pengembangan SPAB Sederhana agar tepat mutu dan dapat dimanfaatkan secara berkesinambungan, maka pengadaan pipa dan assesories mengikuti ketentuan sebagai berikut: a) untuk pipa PVC sesuai standar SNI 06-0084-1987-A/SII-0344-1982, klas pipa S-12,5 dengan tekan kerja minimal 8 bar b) untuk pipa PE sesuai standar SNI 06-4829-1998/ISO 4427.96 klas pipa SDR-17 (S-8) dengan tekanan kerja minimal 8 bar c) untuk pipa galvanis (GIP) menggunakan klas medium dengan tekanan kerja nominal sebesar 10 bar 2. Penyambungan pipa PVC dengan menggunakan sistem cincin karet (rubber ring) khusus untuk diameter 2 inchi (63 mm) dan lebih kecil dapat menggunakan sistem sambungan lem PVC (solvent cement), untuk pipa PE menggunakan fiting PE (compression fitting) atau pengelasan (butt fusion welding) 3. Perubahan rah (traser) jalur pipa vertikal dan horisontal harus dilakukan dengan menggunakan assesories belokan yang sesuai (untuk belokan 90° harus menggunakan long bend dan atau dengan menggunakan bend ukuran 2 x 45° dengan panjang pipa diantaranya disesuaikan kondisi belokan jalan) 4. Belokan arah aliran pipa, penyambungan pada perkecilan/perbesaran diameter pipa dll tidak boleh dilakukan dengan cara pemanasan dan tidak dibenarkan ditanam di dalam dinding beton. 5. Fitting dan asesories harus terbuat dari bahan yang memiliki karakteristik dan kekuatan yang sama atau lebih baik dari bahan pipa yang digunakan.
PROGRAM PEMBANGUNAN SARANA AIR BERSIH KOMUNITAS 2016 SUBDIT KESEHATAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DITJEN PDT KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
60