perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERENCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KAWASAN KOMPLEK PERUMAHAN ”GALMAS RESIDENCE”
TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Ahli Madya Pada Program D-III Teknik Sipil - Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dikerjakan oleh :
CHAROLINA CHRISTIANINGRUM NIM : I 8707034
PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LEMBAR PERSETUJUAN
PERENCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KAWASAN KOMPLEK PERUMAHAN ”GALMAS RESIDENCE”
Disusun oleh :
CHAROLINA CHRISTIANINGRUM I8707034
Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Pendadaran Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Diperiksa dan disetujui, Dosen Pembimbing
Ir. Kuswanto Nurhadi, MSP NIP. 19600515 198601 1 001 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERENCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KAWASAN KOMPLEK PERUMAHAN ”GALMAS RESIDENCE” TUGAS AKHIR Dikerjakan oleh :
CHAROLINA CHRISTIANINGRUM NIM : I 8707034 Dipertahankan di hadapan Tim Penguji Ujian Pendadaran Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima guna memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Ahli Madya. Pada hari : Jum’at Tanggal : 4 Februari 2011 Tim Penguji Pendadaran : …………………………….. 1. Ir. Kuswanto Nurhadi, MSP NIP. 19600515 198601 1 001
2.
Ir. Adi Yusuf Mutaqien, MT
……………………………..
NIP. 19581127 198803 1 001
3.
…………………………….
Ir. Purwanto, MT NIP. 19610724 198702 1 001
Disahkan, Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS
Disahkan Ketua Program D-III Teknik Jurusan Teknik Sipil FT UNS
Ir. SLAMET PRAYITNO, MT Ir. BAMBANG SANTOSA, MT NIP. 19531227 198601 1 001 NIP. 19590823 198601 1 001 Mengetahui, Pembantu Dekan I Fakultas Teknik UNS
Ir. NOEGROHO DJARWANTI, MT NIP. 19561112 198403 2 007
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO "Jadilah seperti bambu, tetap lentur meskipun angin yg menerjangmu semakin kencang," (Kungfu Boy)
“Kegagalain itu menyenangkan. Aku hidup dengan kepercayaan bahwa cobaan itu berguna untuk menempa diri sendiri. Untuk membayar kegagalanku selama ini, aku akan meraih prestasi luar biasa,” Naruto Uzumaki – (Naruto)
"Kerja keras tanpa adanya kepercayaan pada diri sendiri akan menghasilkan suatu yg sia- sia," Rock Lee – (One Piece)
“Yang penting bukanlah dari mana kamu dapat pengetahuan itu, tapi di mana kamu bisa menerapkannya,” Ai – (conan)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Setelah lama ditunggu – tunggu akhirnya sampai juga aku ke “Halaman Persembahan”, which is ini adalah moment sakral dimana semua akademia akhirnya setelah 3 tahun mengarungi bahtera kehidupan sebagai mahasiswa sampai ke titik puncak dari penantian ini. Ini adalah moment penting dimana kita mempersembahkan karya kita. First of all tentunya ALLAH SWT, atas segala karunia-NYA aku bisa sampai di poin ini. Saat aku menulis halaman persembahan ini, sumpah tanganku tiba – tiba bergetar. Semacam euforia penulisan Tugas Akhir. Then for My Parent who hardly very work, yang tak kenal lelah dan waktu dan berhasil menyekolahkan anak – anaknya sampai ke titik ini. Buat orang lain sekolah D3 biasa aja, tapi buat aku ini adalah prestasi yang luar biasa mengingat semua faktor yang ada, sampai di session ini akhirnya my tears are drop. Terharu banget pokoknya, I swear. Special thanks untuk pembimbing TA ku, bapak Ir. Kuswanto Nurhadi, MSp. Terimakasih atas bimbingan dan bantuannya selama ini. Tidak akan habis kata untuk mengukir betapa bahagianya saya mendapatkan pembimbing seperti Anda. Buat Kakakku – Fendy yang super cerewet, thanks for your support and pray the best for your younger sister, tengkyu for all. Tiada kata yang sanggup untuk menjelaskannya. For my best friends, Emo, Ria, Hendri, Sari, Wiwin, Ruth, tiada habis kata untuk mengungkapkan betapa dasyatnya memiliki kalian semua, terutama untuk Hendri. Aku ucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya untuk tumpangan gratisnya selama ini. Adib & Hery, terimakasih untuk inspirasi dan komentarnya. Kalian memiliki peranan penting dalam proses pengerjaan TA ku. Buat temen ku yang super baik – Aji, terimakasih atas bantuannya mencari referensi untuk TA ku. You are a hero in my TA.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Temen – temen di UNS, khusunya Infrastruktur’07, my almamater. Sukses terus buat kita semua. Don’t forget me..... Buat lagu – lagu di folder MP3 yang sudah membuatku semangat (kalau lagunya pas semangat) & yang sudah membuatku malas juga kalau pas lagunya all around patah hati yang bikin pengen nangis darah & nyari tali buat bunuh diri. Buat Mas Jo, terimakasih sudah membantuku menenangkan cacing – cacing di perutku saat sedang demo meminta hujan makanan dan menghiburku at bored time while I’m writing my TA. Buat Mbk Deni & Wawan kali ya, Soalnya namaku juga ada di TA kalian. Terimakasih sudah menjadikan ku salah satu orang yang special yang pantas kalian ukir namanya di TA kalian. Buat temen – temen yang namanya tidak tercantum dalam lembar persembahan TA ku ini, aku minta maaf karena ada beberpa faktor yang sulit untuk dijelaskan. Namun nama kalian akan terus terukir dalam hatiku sebagai orang yang pernah mengisi hari – hariku. Thanks for all. Semuanya doakan setelah aku keluar dari kampus ini bisa melanjutkan ke S1 (kalau ada uang), get easy to work, dapet kerja yang bagus dan menjanjikan, amin amin yaa robal alamin. Ok, sampai disini saja, Special addition dedicated buat komputerku tersayang yang sudah kemasukan banyak virus dan harus diinstal ulang gara – gara flash yang colok sana colok sini buat mindahin data & buat printerku, terilmakasih karena sudah membantuku men-supply dana untuk TA ku.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Charolina Chritianingrum. 2011. Perencanaan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Komplek Perumahan Galmas Residence. Tugas Akhir. Jurusan D-III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan. FT Universitas Sebelas Maret. Pembimbing Ir. Kuswanto Nurhadi, MSp. Masalah keberadaan Ruang Terbuka Hijau yang ada di Indonesia ini semkin berat karena arus urbanisasi yang cukup tinggi. Jumlah penduduk yang setiap tahun terus meningkat tersebut menyebabkan tingginya tekanan terhadap pemanfaatan ruang terbuka hijau. Keberadaan Ruang Terbuka Hijau tersebut ditandai dengan adanya alih fungsi lahan menjadi kawasan terbangun. Kondisi yang seperti ini juga terjadi di Kota Klaten. Tujuan perencanaan ini adalah : (1) untuk mengetahui cara mendesain ruang terbuka hijau yang nyaman dan menarik untuk dikunjungi masyarakat sekitar; (2) untuk mengetahui biaya yang dikeluarkan membangun ruang terbuka hijau. Pengumpulan data yang dilakukan dengan beberapa tahap yaitu : (1) tahap perencanaan, (2) tahap survai, (3) tahap analisis dan (4) tahap kesimpulan. Dari hasil perencanaan RTH (Ruang Terbuka Hijau) Perumahan Galmas Residence yang telah diuraikan pada bab – bab tersebut, maka diperoleh hasil sebagai berikut : (1) RTH I, dengan luas tanah 9 m x 10 m RTH tersebut direncanakan akan dibuat RTH bernuansa alami yang dapat menjadi salah satu daya tarik bagi konsumen; (2) RTH II, dengan luas 7 m x 10 m RTH tersebut direncanakan akan dibuat taman bermain anak yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung (3) RTH 3, dengan luas 16 m x 10 m, RTH tersebut direncanakan untuk tempat olahraga bagi para penghuni perumahan. Kata Kunci : RTH, taman, perumahan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Charolina Chritianingrum. 2011. Green Open Space Design in Area housing komplek “Galmas Residence”. Final Project. Jurusan D-III Civil Engineering Urban Infrastructure. FT University Sebelas Maret. Supervising : Ir. Kuswanto Nurhadi, MSP Problem of the existence of green open space that exist in Indonesia is semkin weight because urbanization is quite high. The number of people each year continue to increase it resulted in increased pressure on the utilization of green open space. The presence of green open space is characterized by land use change region to become awakened. Such conditions also occur in the city of Klaten. The purpose of this plan are: (1) to find out how to design a green open space comfortable and interesting to visit the surrounding community, (2) to determine the costs incurred to build a green open space. Data collection was performed by several steps: (1) the planning stages, (2) phase of the survey, (3) stage of analysis and (4) stage of conclusion. RTH I, with a land area of 9 m x 10 m park is planned to be made a natural park that can be nuanced become one of the attraction for consumers, (2) RTH II, with an area of 7 m x 10 m RTH is planned to be buit children’s palyground equipped with supporting facilities (3) RTH III, with an area of 16 m x 10 m, the RTH is planned for the gym for the residents of the housing. Keywords: RTH, park, housing.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
berkat,
rahmat
dan
talenta-Nya
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik dan lancar. Tugas Akhir ini merupakan syarat untuk meraih gelar Ahli Madya pada Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penyusunan laporan ini penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Kuswanto Nurhadi, MSp selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan selama penyusunan tugas akhir. Seluruh rekan - rekan mahasiswa DIII Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan angkatan 2007 yang telah memberikan bantuan dan semangat, serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu kelancaran tugas akhir hingga terwujudnya laporan ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman serta masih kurangnya pemahaman yang penulis miliki sehingga dalam penyusunan laporan ini banyak kekurangan, maka penulis berharap dengan segala kerendahan hati untuk kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini berguna dan bermanfaat bagi pembaca pada umumnya serta bagi pengembangan ilmu di bidang Teknik Sipil khususnya.
Surakarta,
Januari 2011
Penulis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ...................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iii MOTTO ............................................................................................................. iv PERSEMBAHAN..............................................................................................
v
ABSTRAK ......................................................................................................... vii PENGANTAR ................................................................................................... ix DAFTAR ISI...................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.............................................................................
1
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................
2
1.3. Batasan Masalah..........................................................................
2
1.4. Tujuan Perencanaan.....................................................................
2
1.5. Manfaat Peencanaan....................................................................
3
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Ruang Terbuka Hijau (RTH).....................................
4
2.2. Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kawasan Perkotaan
4
2.3. Tujuan Penyelenggaraan Ruang Terbuka Hijau (RTH) ..............
6
2.4. Manfaat Ruang Terbuka Hijau (RTH) ........................................
7
2.4.1. RTH Taman Rukun Warga Tetangga (RT) .....................
7
2.4.2. RTH Taman Rukun Warga (RW)....................................
8
2.4.3. RTH Kelurahan ...............................................................
9
2.4.4. RTH Kecamatan .............................................................. 10
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.5. Elemen Estetika Ruang Terbuka Hijau (RTH)............................ 11 2.5.1. Elemen Keras (Hard Material) ........................................ 11 2.5.1.1. Gazebo................................................................ 11 2.5.1.2. Jalan Setapak ...................................................... 12 2.5.1.3. Pergola................................................................ 13 2.5.1.4. Aksesoris Taman ................................................ 14 2.5.2. Elemen Lunak (Soft Material) .......................................... 15 2.6. Pemeliharaan RTH ...................................................................... 19 2.6.1. Pemeliharaan Ideal ........................................................... 20 2.6.2. Pemeliharaan Fisik ........................................................... 21 2.6.2.1. Penyiraman......................................................... 21 2.6.2.2. Pemangkasan tanaman ....................................... 21 2.6.2.3. Pemupukan......................................................... 22 2.6.2.4. Penyiangan ......................................................... 23 2.6.2.5. Perawatan terhadap gangguan hama .................. 23
BAB 3 METODE PERENCANAAN 3.1. Metode Perencanaan.................................................................... 25 3.2. Lokasi Perencanaan ..................................................................... 25 3.3. Tahap Perencanaan RTH............................................................. 25 3.4. Flow Chart Perencanaan.............................................................. 25
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Tema ............................................................................................ 27 4.2. Ide Dasar Perencanaan ................................................................ 27 4.3. Lokasi/Site Plan Perumahan Galmas Residence ......................... 28 4.4. Desain Konsep............................................................................. 30 4.5. Pengembangan Desain Konsep ................................................... 30 4.6. Elemen Estetika RTH .................................................................. 30 4.6.1. Elemen Keras .................................................................. 30 4.6.1.1. Gazebo .............................................................. 31
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.6.1.2. Kolam ............................................................... 31 4.6.1.3. Jalan setapak ..................................................... 31 4.6.1.4. Biopori .............................................................. 32 4.6.1.5. Lapangan........................................................... 33 4.6.1.6. Kursi ................................................................. 33 4.6.1.7. Grabah............................................................... 34 4.6.1.8. Alat permainan.................................................. 34 4.6.2. Elemen Lunak.................................................................. 34
BAB 5 PEMBAHASAN 5.1. Tuntutan Kesesuaian Lahan ........................................................ 35 5.2. Perbandingan Antara Wilayah Terbangung dengan Wilayah Terbuka........................................................................................ 36 5.3. Prasarana, Sarana dan Utilitas Lingkungan Perumahan.............. 38 5.3.1. Jalan ................................................................................. 38 5.3.2. Ruang Terbuka Hijau....................................................... 39
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1.
Kesimpulan ................................................................................. 40
6.2. Saran ............................................................................................ 41
PENUTUP.......................................................................................................... xv DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ xvi LAMPIRAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk...................................5 Tabel 2.2. Contoh Kelengkapan Fasilitas pada Taman Kelurahan ..........................9 Tabel 2.3. Contoh Kelengkapan Fasilitas pada Taman Kecamatan.......................11 Tabel 2.4. Keuntungan dan Kerugian Bahan Lapisan Permukaan.........................33 Tabel 2.5. Jenis Tanaman Obat pada ....................................................................39
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Bagan Proporsi Kawasan Perkotaan ................................................ 6 Gambar 2.2. Contoh Taman Rukun Warga........................................................... 8 Gambar 2.3. Contoh Taman Rukun Warga........................................................... 8 Gambar 2.4. Contoh Taman Rukun Warga........................................................... 9 Gambar 2.5. Contoh Taman Kelurahan (Rekreasi Aktif) ..................................... 10 Gambar 2.6. Contoh Taman Kelurahan (Rekreasi Pasif)...................................... 10 Gambar 2.7. Contoh Taman Kota ......................................................................... 10 Gambar 3.1. Flow Chart Perencanaan Desain Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kawasan Perumahan Galmas Residence ..................................... 26
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Kawasan perkotaan di Indonesia cenderung mengalami permasalahan yang tipikal, yaitu tingginya tingkat pertumbuhan penduduk terutama akibat arus urbanisasi sehingga menyebabkan pengelolaan ruang kota makin berat. Jumlah penduduk perkotaan yang tinggi dan terus meningkat dari waktu ke waktu tersebut akan memberikan implikasi pada tingginya tekanan terhadap pemanfaatan ruang kota, sehingga penataan ruang kawasan perkotaan perlu mendapat perhatian yang khusus terutama yang terkait dengan penyediaan kawasan hunian, fasilitas umum dan sosial
serta ruang - ruang terbuka publik (open spaces) di perkotaan. Salah satu penyebab terjadinya penurunan kualitas dan kuantitas lingkungan di perkotaan adalah karena tidak optimalnya pemanfaatan ruang terbuka hijau sebagai kawasan resap air yang dapat menyebabkan terjadinya banjir. Kecenderungan yang terjadi pada pemukiman saat ini adalah mengembalikan pemukimannya menuju kearah keseimbangan antara ruang terbuka hijau dengan ruang terbangun atau ruang non-hijau sehingga dapat tercapai lingkungan pemukiman yang layak huni yaitu kondisi lingkungan pemukiman yang sehat dan nyaman. Keberadaan ruang terbuka hijau penting dalam mengendalikan dan memelihara integritas lingkungan. Kelestaian ruang terbuka hijau suatu wilayah perkotaan harus disertai dengan ketersediaan dan seleksi tanaman yang sesuai dengan arah rencana dan rancangannya. Berbagai fungsi yang terkait dengan keberadaannya (fungsi ekologi, sosial, ekonomi, dan arsitektur) dan nilai estetika yang dimilikinya (objek dan lingkungan) tidak hanya di dapat dalam meningkatkan kualitas lingkungan dan
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
untuk kelangsungan kehidupan perumahan tetapi juga dapat menjadi nilai kebanggaan dan identitas perumahan tersebut. 1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana cara mendesain ruang terbuka hijau yang menarik dan nyaman untuk dikunjungi penghuni perumahan; 2. Berapa anggaran biaya yang dibutuhkan untuk membuat ruang terbuka hijau di kawasan perumahan Galmas Residence. 1.3.
Batasan Masalah
Agar pembahasan dalam perencanaan ini tidak terlalu melebar maka permasalahan yang dibahas dibatasi pada hal - hal sebagai berikut : 1. Kajian ini hanya dalam lingkup perumahan Galmas Residence sesuai site plan; 2. Membahas mengenai konsep ruang terbuka di perumahan Galmas Residence; 3. Membahas mengenai anggaran biaya yang dibutuhkan untuk membuat ruang terbuka hijau di perumahan Galmas Residence. 1.4.
Tujuan Perencanaan
Berdasarkan perumusan masalah di atas, perencanaan ini mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Mengetahui cara mendesain ruang terbuka hijau yang nyaman dan menarik untuk dikunjungi penghuni perumahan; 2. Mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membangun ruang terbuka hijau di perumahan Galmas Residence.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
1.5.
Manfaat Perencanaan
Berdasarkan tujuan perencanaan di atas, perencanaan ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut : 1. Dapat mengetahui konsep pembuatan ruang terbuka hijau; 2. Dapat mengetahui anggaran biaya yang dikeluarkan untuk membuat ruang terbuka hijau.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
2.1.
Pengertian Ruang Terbuka Hijau
Beberapa pengertian tentang RTH diantaranya adalah : 1.
Area memanjang/jalur dan/atau mengelompok yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. (UU No. 26 tahun 2007)
2.
Ruang - ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas, baik dalam bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur dimana di dalam penggunaannya lebih bersifat pengisian hijau tanaman atau tumbuh - tumbuhan secara alamiah ataupun budidaya tanaman seperti lahan pertanian, perkebunan, dan sebagainya. (Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1988)
3.
Dalam RTH pemanfaatannya lebih bersifat pengisian hijau tanaman atau tumbuh - tumbuhan secara alamiah ataupun budidaya tanaman seperti lahan pertanian, pertamanan dan sebagainya. (Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1988)
2.2.
Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Di Kawasan Perkotaan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Peyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan dapat dikelompokan menjadi beberapa bagian, antara lain : 1.
Penyediaan RTH berdasarkan kebutuhan fungsi tertentu Fungsi RTH pada kategori ini yaitu untuk perlindungan atau pengamanan, sarana dan prasarana misalnya melindungi kelestarian sumber daya alam, pengaman pejalan kaki atau membatasi perkembangan pengguna lahan agar fungsi utamanya tidak terganggu.
commit to user 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
2.
Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk Fungsi RTH pada kategori ini untuk menentukan luas RTH berdasarkan jumlah penduduk dilakukan dengan mengalihkan antara jumlah penduduk yang dilayani dengan standar luas RTH perkapital sesuai peraturan yang berlaku. Tabel 2.1. Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk Tipe RTH
Luas Minimal/ Unit (m2)
Luas Minimal/ Kapital (m2)
Taman RT
250
1,0
Taman RW
1250
0,5
Taman Kelurahan
9000
0,3
Taman Kecamatan
24000
0,2
Disesuaikan
1,2
Taman Kota
144000
0,3
Hutan Kota
Disesuaikan
4,0
Untuk FungsiDisesuaikan Fungsi tertentu
12,5
Unit Ling.
No.
250 jiwa 2500 jiwa
1. 2. 3.
30000 jiwa
4.
120000 jiwa
480000 jiwa
5.
Pemakaman
Lokasi
Di tengah lingkungan RT Di pusat kegiatan RW Dikelompokan dengan sekolah/ pusat kelurahan Dikelompokan dengan sekolah/ pusat Kecamatan Tersebar Dipusat wilayah/ kota Di kawasan pinggiran Disesuaikan dengan kebutuhan
Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Peyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan
3.
Penyediaan RTH Berdasarkan Luas Wilayah Penyediaan RTH berdasarkan luas wilayah pekotaan adalah sebagai berikut : a.
Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan terdiri dari RTH Publik dan RTH Privat;
b.
Proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah sebesar minimal 30% yang terdiri dari 20% RTH Publik dan 10% RTH Privat;
c.
Apabila luas RTH baik publik maupun privat di kota yang bersangkutan telah memiliki total luas lebih besar dari peraturan atau perundangan yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
berlaku,
memiliki
proporsi
tersebut
harus
tetap
dipertahankan
keberadaannya. Ruang Perkotaan
Terbangun
Terbuka
Hunian (40%)
Non Hunian (20%)
Taman (12,5%)
Jalan (20%)
Lainnya (7,5%)
KDB (80%)
KDB (90%)
KDB (0%)
KDB (70%)
KDB (80%)
RTH (8%)
RTH (2%)
RTH (12,5%)
RTH (6%)
RTH (1,5%)
RTH Privat 10%
RTH Publik 20%
RTH Kota 30%
Keterangan : RTH = Ruang Terbuka Hijau KDB = Koefisien Daerah Bangun (Sumber : PERMEN No : 5 Tahun 2008) Gambar 2.1. Bagan Proporsi Kawasan Perkotaan 2.3.
Tujuan Penyelenggaraan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Peyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan, tujuan diadakannya RTH antara lain :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
1. Menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air; 2. Menciptakan aspek planologis perkotaan melalui keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat; 3. Meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana pengaman lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah, dan bersih. 2.4.
Manfaat Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Peyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan, manfaat RTH dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu : 1.
Manfaat langsung yaitu membentuk keindahan dan kenyamanan (teduh, segar, sejuk) dan mendapatkan bahan - bahan untuk dijual (kayu, daun, bunga, buah);
2.
Manfaat tidak langsung yaitu pembersih udara yang efektif, pemeliharaan akan kelangsungan persediaan air tanah, pelestarian fungsi lingkungan beserta segala isi flora dan fauna yang ada.
RTH pada lingkungan dapat dioptimalkan fungsinya sebagai berikut : 2.4.1.
RTH Taman Rukun Warga Tetangga (RT)
Taman Rukun Tetangga (RT) dapat dimanfaatkan penduduk sebagai tempat melakukan berbagai kegiatan sosial di lingkungan RT tersebut. Untuk mendukung aktifitas penduduk di lingkungan tersebut, fasilitas yang disediakan minimal bangku taman dan fasilitas mainan anak - anak. Selain itu bisa juga digunakan sebagai tempat untuk melakukan aktivitas sosial dengan menanam tanaman obat keluarga atau apotik hidup dan buah - buahan yang dapat dimanfaatkan oleh warga setempat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
Gambar 2.2. Contoh 1 Taman Rukun Tetangga
Gambar 2.3. Contoh Taman Rukun Tetangga 2.4.2.
RTH Taman Rukun Warga (RW)
RTH Taman Rukun Warga (RW) dapat dmanfaatkan untuk berbagai kegiatan remaja, kegiatan olahaga masyarakat, serta kegiatan sosial lainnya di lingkungan tersebut. Fasilitas yang disediakan berupa lapangan untuk berbagai kegiatan, baik olahraga maupun aktivitas lainnya. Beberapa unit bangku taman yang dipasang secara berkelompok sebagai sarana berkomunikasi dan bersosialisasi antara warga, dan beberapa jenis bangunan permainan anak yang tahan dan aman untuk dipakai pula oleh anak remaja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
Gambar 2.4. Contoh Taman Rukun Warga
2.4.3.
RTH Kelurahan
RTH kelurahan dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan penduduk dalam satu kelurahan. Taman ini dibagi menjadi dua, yaitu taman aktif dan taman pasif. Tabel 2.2. Contoh Kelengkapan Failitas pada Taman Kelurahan Jenis Koef. Daerah Fasilitas Vegetasi Taman Hijau (KDH) Lapangan terbuka Minimal 25 pohon (pohon Trek lari, lebar 5 m panjang sedang dan 325 m; kecil); Aktif 70 - 80% WC umum; Semak; 1 unit kios (jika Perdu; diperlukan); Penutup tanah. Kursi - kursi taman. Sirkulasi jalur pejalan kaki Minimal 50 lebar 1,5 - 2 m; pohon (sedang dan kecil); WC umum; Pasif 80 - 90% 1 unit kios (jika diprlukan); Semak; Perdu; Kursi - kursi taman. Penutup tanah. Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Peyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
Gambar 2.5. Contoh Taman Kelurahan (Rekreasi Aktif)
Gambar 2.6. Contoh Taman Kelurahan (Rekreasi Pasif) 2.4.4.
RTH Kecamatan
RTH kecamatan dapat dimanfaatkan oleh penduduk untuk melakukan berbagai aktivitas di dalam satu kecamatan. Taman ini dapat berupa taman aktif dan taman pasif .
Gambar 2.7. Contoh Taman Kota
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
Tabel 2.3. Contoh Kelengkapan Failitas pada Taman Kecamatan Jenis Taman
Aktif
Pasif
Koef. Daerah Hijau (KDH)
70 - 80%
80 - 90%
Fasilitas Lapangan terbuka; Lapangan basket; Lapangan volley; Trek lari, lebar 5 m, panjang 325 m; WC umum; Parkir kendaraan; Termasuk sarana kios; Kursi - kursi taman. Sirkulasi jalur pejalan kaki, lebar 1,5 - 2 m; WC umum; Parkir kendaraan Termasuk sarana kios (jika diperlukan); Kursi - kursi taman.
Vegetasi Minimal 50 pohon (sedang dan kecil); Semak; Perdu; Penutup tanah.
Lebih dari 100 pohon tahunan (pohon sedang dan kecil); Semak; Perdu; Penutup tanah.
Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Peyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan
2.5.
Elemen Estetika Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Untuk membuat perencanaan ruang terbuka hijau yang menarik diperlukan beberapa elemen pendukung. Elemen tersebut antara lain : 2.5.1. Elemen Keras (Hard Material) Elemen keras adalah elemen yang terdiri dari bermacam - macam benda lain yang lebih keras daripada tanaman. Elemen keras terdiri dari : 2.5.1.1. Gazebo Kata gazebo berasal dari bahasa inggris yakni dari kata to gaze yang artinya memandang dengan takjub. Gazebo berfungsi sebagai tempat bersantai sambil menikmati keindahan sebuah taman. Ukuran gazebo berkisar + 2 x 2 m untuk menampung 4 - 5 orang. Gazebo bisa menggunakan lantai ubin, bata merah, sekedar plasteran semen yang dihias
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
khusus dengan batu - batu kerikil, atau dapat juga dengan kayu. Tiang penyanggah bisa dipilih dari besi, kayu, atau bambu atau beton. Sedangkan atapnya bisa berupa genteng, asbes, sirap, ijuk, daun kelapa kering, atau ilalang. 2.5.1.2. Jalan Setapak Jalan setapak dapat berupa deretan batu lempeng yang ditata menjadi batu loncatan dan dapat juga berupa jalan sempit yang ditaburi kerikil hias. Fungsi jalan setapak dalam taman adalah untuk tempat berpijak dan jalur pemisah antara dua bagian taman. Jelan setapak perlu dirancang matang sebelumnya agar menjadi satu elemen yang sangat menarik dan menambah keindahan taman. Jalan setapak dapat dibuat dari batako, bata merah, atau keramik dengan tekstur agak kasar. (Don WS, Threes Emire, Cherry Hadibroto, 2004) Tabel 2.4. Keuntungan Dan Kerugian Bahan Lapisan Permukaan No.
Tipe Lapisan Permukaan
1.
Rumput
Permaukaan lunak, idela untuk banyak tujuan permainan, biaya awal rendah
Tidak dapat digunakan dalam cuaca basah, sulit dipelihara
2.
Tanah Asli
Biaya awal rendah, permukaan lunak
Berlumpur dalam cuaca basah, berdebu dalam cuaca kering
3.
Batu bata diatas pasir
Penampilan menaik
4.
Perkerasan blok-batu diatas pasir atau tanah asli
Biaya rendah bila menggunakan perkerasan yang lama, penampilan memuaskan, tahan lama
5.
Slab beton percetakan diatas pasir atau tanah asli
Utilitas sepanjang tahun, penampilan memuaskan
Keuntungan
commit to user
Kerugian
Biaya awal relatif tinggi Permukaan terlalu keras untuk digunakan sebagai tempat bermain, biaya perawatan relatif tinggi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
No.
Tipe Lapisan Permukaan
6.
Flagstone diatas pasir atau tanah asli
Utilitas sepanjang tahun, penampilan memuaskan, tahan lama
7.
Beton aspal
Permukaan baik untuk sebagian besar tujuan tempat bermain bila dispesifikasi dan dihamparkan dengan memadai, tidak terlalu keras seperti beton semen, utilitas sepanjang tahun
Kasar dan abrasif kecuali bila dispesifikasi dan dibangun dengan memadai, panas untuk kaki telanjang, tidak menarik untuk di daerah yang luas
8.
Aspal cork
Melenting, permukaan sangat baik untuk banyak tujuan tempat bermain, utilitas sepanjang tahun, penampilan memuaskan
Biaya relatif sangat tinggi, menjadi lunak pada saat cuaca panas
9.
Pasir-lempung dan pasir kerikil
Murah bila tersedia bahan yang cocok, permukaan cukup lunak
Sulit untuk memperoleh perbandingan campuran yang memadai
Keuntungan
Kerugian
Sumber : Standar Perencanaan Tapak, Joseph De Chiara dan Lee E. Koppelman, 1990 2.5.1.3. Pergola Pergola berasal dari kata pergere (bahasa Itali) yang artinya berjalan atau melanjutkan, yang diwujudkan sebagai lorong panjang dan tembus pandang. (Don WS, Threes Emire, Cherry Hadibroto, 2004) Pergola berfungsi sebagai peneduh pada taman sehingga menimbulkan kesan kokoh dari sebuah pintu gerbang atau pagar tembok. Pergola tidak selalu menggunakan tanaman rambat. Pergola yang dibuat dari besi dan diberi cat anti karat jauh lebih kokoh dan tahan lama dibandingkan yang terbuat dari kayu. Ada desain pergola yang tidak menggunakan tiang melainkan menempel di dinding. Tetapi bila menggunakan tiang perlu diperhatikan bentang pergola.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
2.5.1.4. Aksesoris Aksesoris bisa digunakan untuk ruang terbuka hijau antara lain : 1. Lampu Keindahan taman tidak hanya dapat dinikmati di siang hari. Selain berfungsi sebagai penerang, efek cahaya lampu yang dirancang dengan baik akan menimbulkan nilai artistik. Lampu taman dapat dipilih dari bahan logam, fiberglass atau kaca kedap air. Lampu taman diciptakan untuk menerangi sudut - sudut tertentu dari taman tersebut. 2. Kursi Kursi taman adalah salah satu aksesoris yang penting untuk taman di perumahan, karena selain berfungsi sebagai penghias, kursi taman juga berfungsi sebagai tempat untuk melepas lelah atau sekedar tempat untuk menikmati keindahan taman. Kursi taman biasanya terbuat dari kayu, besi, plastik atau bata berlapis semen. 3. Gerabah Gerabah adalah salah satu aksesoris yang menarik untuk dijadikan sebagai penghias taman. Gerabah memiliki ukuran yang beragam dan bentuk yang unik. Bahan dasanya terbuat dari tanah liat dan keramik. Grabah bisa digunakan untuk tempat lampu, air mancur atau sekedar hiasan biasa. 4. Patung Dalam hal ini patung tidak selalu harus idenitk dengan bentuk - bentuk figura (manusia/hewan), dari batu - batuan yang berukuan besar. Batu - batuan bulat (batu paras atau batu kali), potongan batang kayu tua, ornament dari besi tempat, batu hias penutup dinding pagar tembok, batu tiruan dinding gunung batu/tiruan lembah sungai, tembikar, atau marmer dapat disertai dalam kelompok aksesoris untuk memperindah sebuah taman. 5. Kolam Hias Pemuatan kolam dilakukan dengan menggali tanah sehingga setelah jadi kolam tersebut mirip telaga kecil, atau bisa juga kolam dibangun diatas tanah yang mirip dengan sebuah bak. Air kolam hias dapat dibuat bergerak dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
menggunakan pompa air bertenaga listrik yang memutar arus air sekaligus menyaringnya. 6. Bak sampah Bak sampah adalah salah satu elemen yang penting dalam taman. Desain bak sampah yang menarik akan membuat taman menjadi lebih cantik. Untuk mempermudah dalam pengelolaan sampah, bak sampak bisa di desain berdasarkan jenisnya. 2.5.2. Elemen Lunak (Soft Material) Elemen lunak yang dimaksud dalam perencanaan RTH adalah tanaman. Pemilihan jenis tanaman dalam suatu perencanaan adalah suatu seni dan juga ilmu pengetahuan. Seni, karena menyangkut elemen desain seperti warna, bentuk, tekstur dan kualitas yang berubah karena tanaman dipengaruhi iklim, usia, dan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan. Pemilihan tanaman tergantung pada : 1.
Fungsi tanaman yaitu disesuaikan dengan tujuan perencanaan;
2.
Perletakan tanaman juaga disesuaikan dengan tujuan dan fungsi tanaman.
Kriteria pemilihan vegetasi untuk RTH berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Peyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan yaitu : 1.
Tidak beracun, tidak berduri, dahan tidak mudah patah, perakaran tidak mengganggu pondasi;
2.
Tajuk cukup rindang dan kompak, tetapi tidak terlalu gelap;
3.
Ketinggian tanaman bervariasi, warna hijau dengan variasi warna lain seimbang;
4.
Perawakan dan bentuk tajuk cukup indah;
5.
Kecepatan tumbuh sedang;
6.
Berupa habitat tanaman lokal atau musiman;
7.
Jarak tanam setempat rapat sehingga menghasilkan keteduhan yang optimal;
8.
Tahan terhadap hama penyakit tanaman;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
9.
Mampu menyerap udara yang tecemar;
10. Sedapat mungkin merupakan tanaman yang mengundang burung - burung. Dalam kaitannya dengan perencanaan RTH, tata hijau merupakan satu hal pokok yang menjadi dasar dalam pembentukan ruang luar. Penataan dan perancangan tanaman mencangkup : 1. Habitus tanaman adalah tanaman yang dilihat dari segi botanis atau morphologi. Dilihat dari sisi tersebut, tanaman dibagi menjadi : a. Pohon : batang berkayu, percabangan jauh dari tanah, berakar dalam, dan tinggi diatas 3 m; b. Perdu : batang berkayu, percabangan dekat dengan tanah, berakar dangkal dan tinggi 1 - 3 m; c. Semak : batang tidak berkayu, percabangan dekat dengan tanah, brakar dangkal, dan tinggi 0,5 - 1 m; d. Penutup tanah : batang tidak berkayu, berakar dangkal, tinggi 0,2 - 0,5 m; e. Rerumputan 2. Karakter tanaman dapat dilihat dari bentuk batang dan percabangan, bentuk tajuk, masa bunga, dan tekstur. Pemilihan jenis tanaman tergantung pada : a.
Fungsi tanaman, sesuai dengan tujuan perencanaan;
b.
Perletakan tanaan, sesuai dengan fungsi tanaman.
3. Fungsi tanaman tanaman tidak hanya mengandung/mempunyai nilai estetika saja, tapi juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas lingkungan. Berbagai fungsi tanaman dapat dikatagorIkan sebagai berikut : a. Kontrol pandangan (Visual Control) Menahan silauan yang ditimbulkan oleh sianr matahari, lampu jalan, dan sinar lampu kendaraan pada jalan raya, bangunan, atau pandangan terhadap ruang luar. b. Pembatas fisik (Physical Barriers) Tanaman dapat dipakai sebagai penghalang pergerakan manusia. Selain itu juga dapat berfungsi mengarahkan pergerakan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
c. Pengendali iklim (Climate Control) Tenaman berfungsi sebagai pengendali iklim untuk kenyamanan manusia. Faktor iklim yang mempengaruhi kenyamanan manusia adalah suhu, radiasi sinar matahari, angin kelembapan, suara dan aroma. d. Pencegah erosi (Erosion Control) Kegiatan manusia dalam menggunakan lahan, selain menimbulkan efek positif juga menyebabkan efek negatif terhadap kondisi tanah atau lahan. Misalnya dalam pembentukan muka tanah, pemotongan dan penambahan muka tanah, penggalian tanah untuk danau buatan. Kondisi tanah menjadi rapuh dan mudah tererosi oleh karena pengaruh air hujan dan embusan angin yang kencang. Akar tanaman dapat mengikat tanah sehingga tanah menjadi kokoh dan tahan terhadap pukulan air hujan serta tiupan angin. Selain itu, dapat pula berfungsi untuk menahan air hujan yang jatuh secara tidak langsung ke permukaan tanah. e. Habitat satwa (Wildlife Habitats) Tanaman sebagai sumber makanan bagi hewan serta tempat berlindung kehidupan. Hingga secara tidak langsung tanaman dapat membantu pelestarian kehidupan satwa. f. Nilai estetis (Aesthetic Values) Nilai estetika dari tanaman diperoleh dari perpaduan antara warna dan bentuk fisik tanaman (Ir.Rusman Hakim, MT. IALI; Ir. Hardi Utomo, MS. IAI, 2004)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
Beberapa contoh tanaman yang bisa digunakan untuk RTH antara lain : Tabel 2.5. Jenis Tanaman Obat No.
Nama Tanaman
Kegunaan
1.
Kembang landep
Demam, sakit perut, kencing sedikit, gusi nyeri dan berdarah, sakit gigi, rematik, sakit pinggang, sakit kepala, penyakit kulit seperti kurap dan panu.
2.
Bunga pukul empat
Radang, amandel, radang prostat.
3.
Tapak dara
Reumatik, sakit otot atau pegal - pegal (myalgia), wasir, sakit gigi, pembengkakan gusi.
4.
Kumis kucing
Nyeri buang air seni, batu ginja, rematik, sakit pinggang, radang ginja, masuk angin, demam.
5.
Bunga kana
Demam, tekanan darah tinggi, wasir, keputihan, dan radang hati akut disertai kuning.
6.
Teratai
Pingsan karena hawa panas, diare karena panas atau lembab, pusing, sakit kepala, muntah darah, beri - beri, mimisan, kencing panas dan merah, batuk darah.
7.
Lidah Mertua
Diabetes, wasir, kanker ganas.
8.
Kembang Kenikir
Penambah nafsu makan, lemah lambung, penguat tulang dan pengusir serangga
9.
Bunga Matahari
Hipertensi, sakit kepala, sakit gigi, nyeri menstruasi, rematik, nyeri lambung, radang payudara, sulit melahirkan, disentri, campak, infeksi saluran kencing, batuk, keputihan.
10.
Mengkudu
Kencing manis, sakit kepala, ginjal, batuk kering, perut kembung, muntah - muntah, keracunan makanan, sakit gusi dan gigi, terseliuh, menghilangkan ketagihan dadah.
11.
Pacar air
Peluruh haid, kanker pencernaan, bengkak, rematik, bisul, digigit ular, ranadang kulit, keputihan, tulang patah/retak, rasa nyeri, tertusuk benda asing di kerongkongan.
12.
Melati
Kelebihan ASI, sakit mata, demam, sakit kepala, sesak napas.
13.
Kembang kertas
Disentri, kencing nanah, bisul, sakit pada puting susu.
14.
Kembang knop
Asma, batuk, radang mata, sakit kepala, sakit panas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
No.
Nama Tanaman
15.
Nona makan sirih
16.
Srikaya
Kegunaan Radang selaput gendang telinga pada anak - anak.
Batuk, demam, reumatik, menurunkan kadar asam urat darah yang tinggi, diare, cacingan, kutu kepala, pemakaian luar untuk borok, luka, bisul, kudis, pencernaan lemah, cacingan, diare, disentri akut, dan gangguan pencernaan, sembelit, disentri akut, depresi mental, nyeri tulang punggung, diare, dan luka berdarah. Sumber : iptek.net.id, 2008 2.6.
Pemeliharaan RTH
Membuat sesuatu yang indah bukanlah hal yang sulit, apalagi bila semua sarana dan prasarana terpenuhi. Namun untuk mempertahankannya merupakan hal yang sangat sulit dan butuh bukan hanya kesabaran dan ketelatenan saja namun dibutuhkan keterampilan dan kreatifitas. Merawat RTH bukan hanya menyiram atau memangkas tanaman yang terdapat pada RTH saja, melainkan juga tentang bagaiman memelihara dan membuat RTH tetap mempunyai bentuk yang utuh sepeti saat pertama dibuat. Pemeliharaan RTH dimaksudkan untuk menjaga dan merawat areal RTH dengan segala fasilitas yang ada didalamnya sehingga kondisinya tetap baik dan dapat dipertahankan sesuai dengan tujuan rencana atau desain semula. Manajemen dan pelaksanaa pemeliharaan RTH dapat dilakukan biasanya ditangani oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota. Umumnya, pengelola RTH akan melaksanakan program pemeliharaan RTH dalam bentuk organisasi yang berpedoman pada aturan dan teknik pemeliharaan yang baik. Tujuannya untuk mewujudkan RTH dengan persyaratan pemanfaatan area dan fasilitas secara optimal. Pemeliharaan RTH merupakan kunci kebersihan suatu pembuatan RTH. Oleh karena itu, dalam mendesain RTH hendaknya yang mudah dibangun dan dirawat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
Ada dua tipe pemeliharaan RTH yaitu pemeliharaan idea dan pemeliharaan fisik yang keduanya saling berhubungan erat satu sama lain. 2.6.1.
Pemeliharaan Ideal
Pemeliharaan ideal merupakan pemeliharaan yang mengacu pada ide dan tujuan desain awal. Oleh karena itu, pada periode tertentu perlu untuk dilakukan evaluasi agar kondisi RTH tetap sama dengan desain semula sehigga fungsi dan estetika RTH tetap terjaga. Bila salah satu fungsi terganggu atau tidak terawat baik, maka secara ideal tanaman tersebut tidak cocok lagi seperti fungsi semula. Sebagai contoh pada RTH yang mempunyai pola simetris dan formal seperti pada taman perkantoran, secaa ideal harus diperhatikan. Bila pola tersebut berubah dan tidak simetris lagi, maka tidak lagi terkesan simetris dan formal. Ada beberapa faktor yang mendukung berjalannya pemeliharaan ideal. Yang pertama adalah merencanakan dan merancang taman dengan pola yang sederhana sehingga memudahkan dilakukan pemeliharaan fisik. Yang kedua adalah dalam penggunaan elemen taman yang baik elemen keras ataupun elemen lunak hendaknya menggunakan komponen yang tidak sulit dicari agar tidak sulit dalam penggantian dan perawatan. Berikutnya adalah dalam pemilihan sistem struktur yang kuat dan awet serta pemilihan bahan perkerasan yang sesuai. Sebagai contoh, pada RTH I kompleks perumahan galmas residence penggunaan paving block dari bahan yang mirip dengan batu candi. Pada RTH tersebut dapat membahayakan anak – anak karena mudah berlumut sehingga licin, sehingga untuk faktor keamanan digunakan rumput sebagai bahan permukaan. Keempat adalah bahwa pembuatan pola sirkulasi harus jelas dan rasional sehingga alur di dalam taman selalu lancer. Terakhir, perlengkapan RTH yang memadai meliputi penerangan lampu pada malam hari dan jaringan utilitas yang ada di bawah tanah (drainase, instalasi air dan listrik) agar direncanakan dengan baik sehingga tidak terjadi bongkar pasang pada pemelihaaan taman.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
2.6.2.
Pemeliharaan Fisik
Pemelihaaan fisik merupakan pemeliharaan yang dilakukan untuk mengimbangi pemeliharaan ideal. Pemeliharaan fisk meliputi pemeliharaan elemen keras dan elemen lunak. Secara umum, pemeliharaan elemen keras merupakan pemeliharaan pencegahaan misalnya membersihkan lumut dan karat, perbaikan instansi dll. Sedangkan pemeliharaan tanaman meliputi pembersihan akar, penyiangan, pemangkasan, penyiaman, pemupukan, dan lain - lain. pada initinya pemeliharaan fisik tanaman meliputi pekerjaan menjaga keindahan, keasrian, dan keamanan taman. 2.6.2.1.
Penyiraman
Tanaman butuh untuk disiram agar tanah tetap lembab sehingga akar - akar tanaman dapat melakukan fungsinya yaitu menyeap zat unsur hara dalam tanah. Penyiraman dapat dikatakan sempurna apabila air terhisap tanah hingga kedalaman 30 - 40 cm. Secara alami, setelah penyiraman pasti dimbangi dengan adanya evaporasi atau penguapan air dalam tanah. Oleh karena itu, perlu diperhatikan waktu dan frekuensi penyiramannya. Penyiaman secara efektif dilakukan pada pagi dan sore hari. Selain menjaga kelembaban tanah, penyiraman dibutuhkan tanaman untuk meluruhkan kotoan debu dan daun - daunnya. Dan jika taman memiliki aneka janis tanaman dengan kebutuhan air yang berbeda - beda, penyiraman harus dilakukan dengan lebih cermat. Tanamn yang tidak membutuhkan banyak air, akar - akarnya mudah membusuk karena kelebihan air disekiarnya. 2.6.2.2.
Pemangkasan tanaman
Tanaman taman perlu dipangkas secara berkala agar pertumbuhannya terkendali. Ada dua macam pemangkasan yang pada umumnya dilakukan oleh para pengelola taman yaitu pengkas produksi dan pangkas pemeliharaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
Pangkas produksi merupakan pemangkasan yang dilakukan untuk memacu pertumbuhan generative tanaman, yaitu agar tanaman lebih cepat berbunga dan menghasilkan buah. Sedangkan pangkas pemeliharaan adalah pemangkasan yang dilakukan untuk mengendalikan pertumbuhan tanaman dan juga dapat membuat bentuk tanaman menjadi indah. Tanaman juga perlu dipangkas agar tidak menjadi cepat besar atau rimbun, juga agar komposisi bentuk tanaman tidak berubah. Disamping itu, pada tanaman yang terlalu rimbun pasti ada bagian - bagian tertentu yang tidak memperoleh cukup sinar matahari, sehingga akan memberi kesan lembab dan kemudian mengundang hama dan penyakit. Untuk membuat bentuk tanaman yang indah dan menarik, perlu untuk diperhatikan hal - hal berikut ini. Agar tanaman tidak cepat menjadi tinggi, diharapkan untuk memotong pucuk tunas muda yang tumbuh ke atas dengan gunting potong. Hal ini bertujuan untuk mengurangi dominasi aplikasi dan berguna bagi pembentukan cabang. Memotong dahan atau cabang yang keras dengan gergaji tepat dipangkalnya. Hal ini bertujuan untuk menghindari tumbuhnya tunas baru di bagian sisa dahan yang dipotong. Selain itu luka atau bekas potongan sebaiknya segera untuk diberi lapisan disinfektan tanaman agar tidak terinfeksi oleh jamur, hama, virus dan organisme pengganggu tanaman lainnya. 2.6.2.3.
Pemupukan
Meskipun tanah sudah memiliki aneka unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, namun keberadaan unsur hara tersebut semakin lama akan semakin kurang baik oleh aktivitas tanaman atau hilang akibat tercuci oleh air. Oleh karena itu perlu untuk ditambah suatu zat atau senyawa yang dibutuhkan oleh tanaman, yaitu pupuk. Pemupukan lewat daun lebih efektif bila disemprotkan melalui permukaan daun bagian bawah. Karena pada permukaan daun bagian bawah, banyak terdapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
stomata sehingga pupuk dapat diserap secara efektif oleh daun. Sedangkan pupuk tabur merupakan jenis pupuk yang diberikan lewat tanah. Biasanya jenis pupuk ini adalah jenis - jenis pupuk yang memiliki karakter reaksi yang lamban, misalnya seperti urea, NPK, dan lain sebagainya. Pada perumahan Galmas Residence, karena direncanakan pembuatan pupuk kompos, maka pupuk yang digunakan untuk tanaman yang ada di taman tersebut adalah pupuk kompos yang berasal dari sampah warga dan sampah dari RTH tersebut. 2.6.2.4.
Penyiangan
Penyiangan bertujuan untuk menghilangkan tanaman - tanaman yang tidak diinginkan yang tumbuh disekitar tanaman utama, umumnya disebut gulma. Gulma atau rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman utama (tanaman hias) akan saling berkompetisi merebut nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman utama. Tidak hanya itu, dalam mendapatkan sinar matahari pun antara tanaman utama dengan gulma akan saling berebut. Sebaliknya, penyaingan dilakukan secara berkala misalnya sebulan sekali. penyiangan bisa dilakukan secara manual dengan tangan atau menggunakan cangkul. 2.6.2.5.
Perawatan terhadap gangguan hama
Meskipun tanaman sudah dirawat secara teratur, gangguan hama tanaman seperti ulat, kutu, bekicot, belalang dan lain - lain seringkali menyerbu, melahap daun, batang, bunga dan lain - lain. Organisme ini menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi terganggu, merusak bentuk dan penampakan tanaman, kebusukan batang, akar, dan lain sebagainya. Pembasmian tersebut bisa dilakukan dengan menggunakan pestisida. Selain oleh binatang, organisme penggangu tanaman juga dapat berasal dari golongan jamur, bakteri, atau virus. Untuk penanganan tanaman yang telah terserang, tidakan pertama dan paling aman adalah memangkas bagian - bagian tanaman yang terkena. Bila perlu, membongkar tanaman tersebut dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
menyingkirkannya dari tanaman - tanaman lain agar tidak menular. Untuk serangan akibat jamur, digunakan fungisida untuk membasminya. Herbisida untuk tanaman liar, dan bakterisida untuk serangan akibat bakteri. Adakalanya rayap dan nematode menjadi musuh utama bagi akar. Oleh karena itu, perlu untuk menggunakan Furadan yaitu pestisida yang digunakan untuk membasmi organisme pengganggu di dalam tanah. Penggunaan dosis pestisida harus diperhatikan, jangan sampai melebihi dosis karena bahan kimia yang terkandung didalam pestisida akan mudah mengendap pada tanaaman dan apabila tanaman tersebut berproduksi maka akan membahayakan manusia bahan kimia tersebut terakumulasi dalam tubuh manusia dengan jumlah yang banyak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 3 METODE PERENCANAAN
3.1.
Metode Perencanaan
Metode yang digunakan untuk merencanakan Ruang Terbuka Hijau di kawasan kompleks perumahan Galmas Residence adalah dengan metode literatur yaitu dengan cara membaca buku referensi yang berhubungan dengan tema tugas akhir. 3.2.
Lokasi Perencanaan
Perencanaan mengenai tugas akhir ini dilakukan di kawasan komplek perumahan Galmas Residence. 3.3.
Tahap Perencanaan RTH
Tahap perencanaan RTH adalah tata cara yang dilakukan untuk membuat sebuah ruang terbuka hijau. Adapun tahap - tahap perencanaan ruang terbuka hijau sebagai berikut : 1. Menentukan tema RTH; 2. Merancang RTH; 3. Memberikan elemen estetika pada RTH; 3.4.
Flow Chart Perencanaan
Untuk merencanakan suatu RTH diperlukan suatu konsep yang matang agar RTH tersebut dapat bermanfaat dan menarik perhatian penghuni perumahan Galmas Residence. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan proses perencanaan. Proses tersebut dapat dilihat dalam skema di bawah ini :
commit to user 25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
Latar Belakang Masalah
Lokasi
RumusanMasalah Rencana Tapak
Study Lapangan Literatur Wawancara
Pemecahan Masalah berupa Desain RTH
RTH 1 Rekreasi
RTH 2 Bermain
RTH 3 Olahaga
Proses Perencanaan
Desain
Kesimpulan
Gambar 3.1. Flow Chart Perencanaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kawasan Perumahan Galmas Residense
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 4 PERENCANAAN RUANG TERBUKA HIJAU
4.1.
Tema
Tema adalah suatu hal yang menjiwai sebuah perencanaan. Tema yang dijabarkan pada desain dengan menggunakan citra yang lebih menunjuk pada suatu ungkapan visual RTH. Citra dalam perencanaan tersebut menunjukan pada sebuah gambar suatu kesan penghayatan yang merangkap arti. Tema merupakan filosofi yang ingin disampaikan melalui bangunan. Dalam perencanaan dan perancangan kali ini tema yang ingin diambil adalah tentang RTH. Alasan pemilihan tema tersebut adalah karena dengan konsep RTH yang menarik, perumahan tersebut akan lebih diminati oleh para konsumen yang menjadi pertimbangan untuk menempati komplek perumahan tersebut. 4.2.
Ide Dasar Perencanaan
Untuk membuat RTH yang baik diperlukan ide dasar yang baik. Ide dasar tersebut berbeda - beda sesuai dengan konsep masing - masing RTH. Adapun ide dasar tersebut antara lain : 1. RTH I Sasaran penggunaan RTH tersebut digunakan untuk umum (untuk segala usia) karena RTH tersebut memiliki konsep rekreasi yang tujuannya untuk tempat berkumpul warga sekitar yang ingin melepas kepenatan akibat stress dan untuk bersosialisasi. 2. RTH II Pada RTH ini direncanakan akan dibuat RTH bermain yang diperuntukkan bagi anak - anak yang dilengkapi dengan fasilitas umum. Tujuannya adalah agar anak - anak tidak hanya dirumah bermain game atau menonton TV saja,
commit to user 27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
tetapi juga dapat belajar bersosialisasi dengan teman seusianya dengan bermain bersama – sama di area yang sudah disediakan oleh pihak instansi. 3. RTH III RTH yang diberi konsep olahraga ini sangat diperlukan untuk penghuni perumahan. Dengan dilengkapi beberapa fasilitas pendukung yang. Sasaran penggunaan adalah RTH tersebut digunakan untuk umum (semua usia) yang tujuannya adalah sebagai sarana/tempat untuk olahraga yang diperuntukkan bagi masyarakat komplek untuk berolahraga. 4.3.
Lokasi/Site Plan Perumahan Galmas Residence
Lokasi perumahan Galmas Residence terletak di Besaran RT 02 RW 06 Prawatan Jogonalan Klaten,sebelah barat Prambanan yang menjadi objek wisata, dekat dengan jalan raya. Pertimbangan pemilihan lokasi tersebut antara lain : 1. Pertimbangan pencapaian Mudah dicapai karena lokasinya tidak jauh dari jalan raya Letaknya tidak jauh dari jalan raya. 2. Pertimbangan teknis Luasnya memenuhi untuk perumahan Sesuai orientasi bangunan 3. Pertimbangan lingkungan Suasananya tenang dan nyaman Tidak terletak pada jalur bising lalu lintas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
4.4.
Desain Konsep
Setelah mengetahui keadaan lokasi, dapat dilakukan perencanaan tata letak RTH. Rancangan tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk gambar desain. Denah denah dan gambar sketsa harus dimulai dengan gambar sketsa tangan yang kasar yang kemudian dituangkan menjadi gambar yang lebih baik dengan sekala terterntu dengan menggunakan software AutoCad. 4.5.
Pengembangan Desain Konsep
Pada tahap pengembangan desain konsep, ide - ide spesifik mulai dikembangkan. Ide - ide dan gagasan semakin diperhalus untuk mengintegritas kriteria - kriteria fungsi estetika. Desain sudah berisi informasi yang spesifik seperti organisasi ruang, pola, bentuk, bahan yang digunakan, potensi penggunannya dan masih banyak lagi informasi - informasi yang sudah terbentuk dalam pengembangan desain konsep ini. 4.6.
Elemen Estetika RTH
Elemen estetika RTH merupakan unsur - unsur utama dalam membentuk dan membuat RTH menjadi nyata, indah, dan menarik. Elemen estetika RTH dibagi menjadi dua bagian yaitu elemen keras dan elemen lunak. 4.6.1.
Elemen keras
Komponen RTH pada perumahan Galmas Residence yang termasuk elemen keras antara lain adalah gazebo, kolam, tempat duduk, lampu penerangan, dll. Elemen kasar tersebut disesuaikan dengan tema RTH tersebut. Tujuannya adalah untuk kenyamanan penghuni perumahan Galmas Residence. Ada beberapa elemen keras yang ditampilkan dalam RTH perumahan Galmas Residence adalah sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
4.6.1.1. Gazebo Pada perencanaan RTH I, ukuran diameter Gazebo tersebut adalah 2 m dengan gaya panggung. Gazebo ini dibangun dari kayu cendana dengan ketinggian 2 m. tujuan dari pembangunan gazebo ini adalah untuk tempat melihat taman dan tempat beristirahat. Seperti sebuah rumah, bangunan gazebo membutuhkan pondasi dan sloof yang memadai untuk memikul beban tiang kayu penyanggah dan atap sehingga dibuat pondasi dengan kedalaman 30 cm diatas permukaan tanah. 4.6.1.2. Kolam Kolam yang terdapat pada kompleks perumahan Galmas Residence adalah kolam ikan hias. Untuk membuat kolam perlu untuk diadakan penggalihan tanah terlebih dahulu. Permukaan bawah dilapisi dengan adukan semen setebal 3 - 4 cm. Ketika membuat dinding kolam dan tepi kolam, pertama - tama dibuat pondasi kerangka terlebih dahulu. Kerangka kolam terbuat dari kawat yang dibuat sedemikian rupa sesuai dengan yang diinginkan kemudian membuat adonan dari campuran semen dan pasir halus dengan perbandingan 3 : 1, kemudian pasankan batu bata dengan campuran semen setelah itu permukaan kolam diplester setebal 3 - 4 cm dengan campuran semen dan pasir dengan perbandingan 2 : 1. Dengan teknik ini, dinding kolam dan permukaan bawah kolam tidak mudah bocor. Agar kolam pada RTH I tetap terlihat bersih, dibuat sistem pembuangan air dengan membuat desain kolam miring yang mengarak ke satu titik yaitu tempat pembuangan air. Tempat pembuangan air tersebut berupa lubang dengan diameter 10 cm. 4.6.1.3. Jalan Setapak Fungsi jalan di pada RTH adalah sebagai tempat berpijak terutama ketika melakukan penyiraman. Selain itu juga berfungsi sebagai jalur pemisah antara dua bagian RTH. Permukaan jalan dapat dibentuk dari rumput, beton aspal, beton atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
semen PC. Untuk lebih jelas, di bawah ini adalah keuntungan dan kerugian berbagai bahan lapisan permukaan : Di kompleks perumahan Galmas Residence, perkerasan jalan pada area RTH dibuat dengan menggunakan paving block dan berwarna natural (warna semen) dengan tekstur kasar. Pada perencanaan RTH, bahan permukaan yang akan digunakan adalah rumput gajah. Pemilihan bahan tersebut didasari pada tekstur rumput yang relatif lembut yang dapat memberikan keamanan yang lebih besar dibandingkan dengan permukaan lain. 4.6.1.4. Biopori Biopori atau pori resapan adalah lubang - lubang kecil pada tanah yang terbentuk akibat aktivitas organisme dalam tanah seperti cacing atau pergerakan akar - akar dalam tanah. Lubang tersebut akan berisi udara dan menjadi jalur mengalirnya air. Jadi air hujan tidak langsung masuk ke saluran pembuangan air, tetapi meresap ke dalam tanah melalui lubang tersebut. Lubang biopori sendiri umumnya dibuat dengan lebar kira - kira 30 cm, jarak antar lubang sekitar 50 cm - 100 cm. Manfaat yang bisa didapat antara lain : 1. Mencegah banjir; 2. Tempat pembuangan sampah organic; 3. Menyuburkan tanaman; 4. Meningkatkan kualitas air. Pada perencanaan RTH yang ada di kompleks perumahan Galmas Residence, direncanakan pembuatan biopori, selain manfaat yang disebutkan di atas perencanaan biopori juga digunakan untuk membuat pupuk kompos yang nantinya digunakan untuk pupuk tanaman yang ada di taman tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
4.6.1.5. Lapangan Lapangan sangat di perlukan bagi warga perumahan untuk melakukan aktivitas olahraga. Secara umum lapangan yang biasanya ada pada perumahan antara lain lapangan basket, voli, badminton, sepak bola dan masih banyak lagi lapangan yang bisa digunakan untuk perumahan. Pada perencanaan RTH III, lapangan yang akan dibangun adalah lapangan badminton. Pemilihan lapangan tersebut didasarkan pada luas tanah yang tersedia yaitu 16 x 10 m. Sedangkan lapangan badminton sendiri luas area yang dibutuhkan adalah 13,2 x 6 m. Karena masih tersisa beberapa meter, maka perancang memberikan kelebihan 0.5 m. Pemambahan luas lapangan tersebu digunakan untuk tempat ring basket, sehingga lapangan tersebut selain bisa digunakan sebagai lapangan badminton juga bisa digunakan sebagai lapangan basket dengan ukuran yang tidak standar. 4.6.1.6. Kursi Meskipun tidak selalu digunakan, kursi tetap perlu untuk dibuat. Kursi tersebut bisa berbahan dasar plastik, kayu, bahkan dari pasangan batu bata berlapis semen. Kursi - kursi tersebut memiliki kelemahan masing - masing. Kursi kayu yang terbuat dari plastik mempunyai kelemahan mudah rusak karena kelebihan beban, sedangkan kursi dari besi mempunyai kelemahan mudah karat dan kursi dari kayu mudah dimakan rayap. Sehingga yang paling baik digunakan adalah kursi yang terbuat dari pasangan batu bata yang berlapis semen. Namun tidak dipungkiri bahwa kursi tersebut juga memiliki kelemahan yaitu tidak bisa dipindahkan. Akan tetapi bila diletakan dengan baik, maka akan menambah nilai plus dalam RTH tersebut. Pada perencanaan RTH I, II, dan III kursi yang digunakan terbuat dari pasangan batu bata yang berlapis semen karena kursi yang terbuat dari pasangan batu bata tersebut lebih kuat dari pada kursi yang terbuat dari plastik, kayu atau pun besi. Kerusakan yang terjadi pada kursi tersebut hanya berasal dari terbukanya lapisan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
cat atau cuwilan semen, namun hal ini bukanlah masalah besar yang menuntut harus segera diperbaiki karena tingkat keamanan yang berkurang. 4.6.1.7. Gerabah Beragam bentuk gerabah atau gentong yang ditampilkan bukan hanya digunakan sebagai pot atau tempat tanaman saja. Di RTH I, gentong digunakan sebagai tempat lampu. Selain itu pada taman ini grabah juga digunakan sebagai pengganti keran untuk membersihkan tangan atau kaki dan sebagai air mancur. 4.6.1.8. Alat permainan Perangkat permainan yang direncanakan pada RTH II antara lain terdiri dari bak pasir, multi play system, jungkat jungkit, bola dunia dan ayunan. Bahan yang digunakan untuk membuat permainan tersebut terbuat dari fiber. Pemilihan bahan tersebut didasarkan pada faktor keamanan bagi pengguna alat tersebut yaitu anak anak. 4.6.2.
Elemen lunak
Elemen lunak pada RTH adalah tanaman. Tanaman - tanaman yang digunakan pada RTH ini berupa tanaman obat yang berfungsi ganda yaitu selain berkasiat menyembuhkan penyakit, tanaman yang ditanam juga dapat berfungsi sebagai tanaman pelindung, atau tanaman hias. Elemen lunak yang terdapat pada RTH I antara lain kembang landep, bunga pukul empat, tapak dara, kumis kucing, bunga kana, teratai, lidah mertua, kembang kenikir, bunga matahari, mengkudu, pacar air, melati. Elemen lunak pada RTH II antara lain adalah kembang landep, srikaya, kembang kertas, pohon merah, portulaka, kembang knop, mondokaki, nona makan sirih, saga, temulawak, pacar cina. Sedangkan pada RTH III elemen yang ada didalamnya adalah kembang turi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Tuntutan Kesesuaian Peruntukan Lahan Kecamatan Jogonalan merupakan salah satu Kecamatan yang terletak di Kabupaten Klaten. Letaknya disebelah barat dan berbatasan langsung dengan kota Yogjakarta dan Kabupaten Klaten. Kecamata Jogonalan termasuk dalam Sub Wilayah Pengembangan (SWP) VI Kalten. Sesuai dengan prioritas pengembangan pada SWP VI yang eliputi seluruh kecamatan Jogonalan, wilayah ini difungsikan untuk fungsi permukiman dan perumahan, pendidikan, perhubungan dan perdagangan. Pola pemanfaatan lahan di kecamatan Jogonalan lebih banyak dimanfaatkan sebagai lahan terbangun dan pekarangan yang berupa perumahan , bangunan, perdagangan, perkantoran dan sebagainya. Perumahan Galmas Residence terletak di Desa Tegalmas yaitu kawasan perumahan yang merupakan jalan penghubung antara kawasan sekitarnya, dekat dengan pusat kegiatan dan pelayanan, keadaan lahan datar, drainase alam yang baik langsung dialirkan ke sungai, mudahnya memperoleh air minum, tersedianya sambungan listrik dan telkom, dekat dengan fasilitas pendidikan dan tersediannya penanganan sampah yang baik. Rencana penyebaran penduduk pada Kecamatan Jogonalan diarahkan pada desa yang memiliki tingkat kepadatan penduduk masih sedang atau rendah yaitu di Desa Tegalmas sudah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Kawasan Jogonalan yang merupakan rencana dari penyebaran penduduk di Kecamatan Jogonalan. Dari data yang diperoleh penetapan lokasi lahan perumahan tersebut telah sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia No.32/PERMEN/2006 tentang Petunjuk Teknis Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun yang Berdiri Sendiri.
commit to user 35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan adalah sebagai berikut : Luas lahan : 1. RTH I
: 90 m2
2. RTH II
: 160 m2
3. RTH III
: 70 m2
4. RTH IV
: 80 m2
Jumlah Kapling : 60 Jumlah penduduk per kapling : 5 orang Jumlah unit Lingkungan : 60 x 5 = 30 jiwa Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, jumlah tersebut termasuk kategori tipe RTH taman RT karena luas unitnya lebih dari 250 m2 yaitu 400 m2 jumlah unit lingkungannya lebih dari 250 jiwa yaitu 300 jiwa. 5.2.
Perbandingan Antar Wilayah Terbangun Dengan Wilayah Terbuka
Luas lahan yang dibangun pada Perumahan Galmas Residence terdiri dari : 1.
Luas fasilitas perumahan (terbangun)
: 6,520 m2
2.
Luas fasilitas lingkungan (terbuka)
: 2,798 m2
3.
Luas Lahan Total
: 9,318 m2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
Adapun penjelasan data secara rinci tentang penggunaan lahan (land use) pada perumahan Galmas Residence dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5.1. Rincian Penggunaan Lahan (Land Use) Perumahan Galmas Residence Jumlah Jumlah No Uraian Tipe Dimensi Kapling Luas Unit Luas Rumah Kapling Lebar Panjang (m2) (m2) FASILITAS PERUMAHAN 1 Blok A1-A14 120 10 10 100 14 1400 2 Blok B3-B8 60 10 10 100 6 600 3 Blok B 1,2,9,10 HOOK 60 10 10 100 4 400 4 Blok C 1,3,4,5,6,7,8,9 60 10 10 100 8 800 5 Blok C 2,10 HOOK 60 10 11,5 115 2 230 6 Blok D 1,3,4,5,6,7,8,9,11 60 10 10 100 9 900 7 Blok D 2,10 HOOK 60 10 11,5 115 2 230 8 Blok E 1,3,4,5,6,7,8,9 60 10 10 100 8 800 9 Blok E 2,10 HOOK 60 10 11 110 2 220 10 Blok F 3,4,5,6,7,8 60 10 10 100 6 600 11 Blok F1 60 10 10 100 1 120 12 Blok 2,9 HOOK 60 10 11 110 2 220 13 Jalan Utama 5 174 870 2 1740 14 Jalan Gang I,II,III,IV 5 20 100 4 400 15 Jalan Masuk 4 10 40 2 80 16 Area Terbuka 3 50 150 1 150 17 Taman + Pos Jaga 2 8 16 1 16 18 Taman I 16 10 160 1 160 19 Taman II 9 10 90 1 90 20 Taman III 7 10 70 1 70 21 Taman IV 8 10 80 1 80 22 TPS 3 4 12 1 12 23 TOTAL LUAS 9318 24 TOTAL UNIT 6520 25 TOTAL FASUM 2798 Sumber : PT. Galmas Cipta Graha Tahun 2006
Dari data di atas, maka dapat diketahui besarnya perbandingan antara wilayah terbangun dengan wilayah terbuka dengan perhitungan sebagai berikut : Wilayah terbangun
= =
× 100%
= 69,97 %
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
Wilayah terbuka
= =
× 100%
= 30,03 % Pada perumahan Galmas Residence perbandingan antara wilayah terbangun dengan wilayah terbuka adalah 69,97% : 30,03% sehingga tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku bahwa perbandingan antara wilayah terbangun dengan wilayah terbuka adalah 60% : 40%. Tujuan dari menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan yang terkait dengan pasokan air bersih dapat tercapai. 5.3. 5.3.1.
Prasarana, Sarana dan Utilitas Lingkungan Perumahan Jalan
Salah satu prasarana penting yang harus disediakan secara baik dan terpadu adalah prasarana jalan, khususnya jalan di kawasan perumahan yang juga merupakan bagian penting dari suatu kota dalam sistem jaringan jalan sekunder. Akses jalan menuju perumahan Galmas Residence adalah jalan dan liris yang merupakan jalan arteri menuju Yogjakarta. Bentuk perkerasan dari jalan tersebut adalah perkerasan lentur dengan sirtu (pasir batu) dimana lapis permukaan dilapisi dengan pavingblok. Jalan di dalam lingkungan Perumahan Galmas Residence menggunakan pavingblok, dengan karakteristik sebagai berikut : Tabel 5.2. Karakteristik Jalan Lingkungan Lebar Jalan Panjang Total Jalan 5m
2140 m
4m
40 m
Total
2180 m
Sumber : PT. Galmas Cipta Graha Tahun 2006
Jalan lingkungan dalam kawasan perumahan Galmas Residence berupa pavingblok, sedangkan dalam site plan digambarkan bahwa jalan lingkungan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
dalam kawasan perumahan berupa aspal. Sehingga pelaksanaan pembangunan jalan dalam kawasan perumahan tidak sesuai dengan site plan yang telah ada 5.3.2.
Ruang Terbuka Hijau
Kawasan perumahan perlu menyediakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang bermanfaat untuk menjaga kualitas dan kesimbangan lingkungan di sekitar kawasan. Ruang terbuka hijau bermanfaat tidak langsung seperti perlindungan tata air, konservasi hayati atau keanekaragaman hayati dan bermanfaat langsung seperti kenyamanan fisik (teduh, segar) disekitarnya. Pada Perumahan Galmas Residence terdapat empat ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai penghijauan dengan luas yang berbeda-beda yaitu 90 m2, 160 m2, 70 m2 dan 80 m2. Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia No.
34/PERMEN/M/
2006
tentang
Pedoman
Umum
Penyelenggaraan
Keterpaduan Prasarana, Sarana dan Utilitas Kawasan Perumahan, luas wilayah ruang terbuka hijau paling sedikit 10 % (sepuluh persen) dari luas wilayah kawasan perumahan, maka luasnya adalah : Luas RTH = = = 931,8 m2 Luas ruang terbuka hijau pada site plan seluas 400 m2, sedangkan luas terbuka hijau jika dihitung mengacu pada Peraturan Menteri Negara Perumahan Rkyat seluas 931,8 m2. Sehingga luas ruang terbuka tidak sesuai dengan Peraturan Menteri No. 34/ PERMEN/ 2006 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Keterpaduan Prasarana, Sarana dan Utilitas Kawasan Perumahan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.
Kesimpulan
Dari hasil perencanaan RTH (Ruang Terbuka Hijau) perumahan Galmas Residence yang telah diuraikan pada bab – bab sebelumnya, maka di peroleh hasil sebagai berikut : 1. RTH I Luas lahan yang tersedia pada taman tersebut adalah 9 m x 10 m, taman tersebut direncanakan akan dibuat taman rekreasi bernuansa alami yang menghabiskan biaya + Rp 27.953.000,00. 2. RTH II Dengan luas 7 m x 10 m, taman tersebut direncanakan akan dibuat taman bermain anak yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung. Biaya yang akan digunakan + Rp 22.653.000,00. 3. RTH III Dengan luas 16 m x 10 m, taman tersebut direncanakan untuk tempat olahraga bagi para penghuni perumahan. Direncanakan biaya yang akan digunakan + Rp 27.715.000,00. 4. RTH yang terdapat di perumahan Galmas Residence tidak memenuh syarat Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 34/ PERMEN/ M/ 2006 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Keterpaduan Prasaana, Sarana dan Utilitas Kawasan Perumahan. Pada site plan Perumahan Galmas, luas RTH seluas 400 m2, sedangkan jika dihitung mengacu pada peraturan menteri, luas lahan yang digunakan untuk RTH sebesar 931,8 m2.
commit to user 40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
6.2.
Saran
Luas lahan yang digunakan untuk RTH sebaiknya diperluas karena tidak memenuhi syarat Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat No. 34/ PERMEN/ M/ 2006 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Keterpaduan Prasaana, Sarana dan Utilitas Kawasan Perumahan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENUTUP
Demikian Tugas Akhir Perencanaan Desain Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kawasan Komplek Perumahan Galmas Residence ini telah selesai penulis susun. Semoga apa yang telah penulis sajikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai infrastruktur perkotaan khususnya masalah perencanaan desain ruang terbuka hijau yang terdapat di perumahan, baik di bangku kuliah maupun di lapangan. Penulis menyadari laporan ini jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini selanjutnya. Akhirnya penulis mengharapkan semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
commit to user