Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
PERENCANAAN PENGUKURAN IMPLEMENTASI OHSAS 18001 BERDASARKAN BALANCED SCORECARD TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN DI PT.TRAKINDO UTAMA CABANG SURABAYA Pancanto Kuat Prabowo dan Suparno Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email:
[email protected]
ABSTRAK Dalam era globalisasi saat ini, tuntutan customers terhadap bisnis industri alat berat bukan hanya pada brandproduct namun juga adalah aspek pelayanan dan kepercayaan pelanggan terhadap kualitas produk, khususnya yang berkaitan dengan OHSAS 18001 sebagai salah satu standar internasional dalam bidang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Untuk mengukur produktifitas karyawan PT. Trakindo Utama cabang Surabaya yang menyangkut keselamatan dan kesehatan kerja maka perlu dirancang suatu sistem pengukuran implementasi OHSAS 18001 berdasarkan Balanced Scorecard yang dilanjutkan dengan melakukan penilaian terhadap kinerja menggunakan metode pengukuran Objective Matrix Hasil dari penelitian tentang perancangan pengukuran implementasi OHSAS 18001 ini dapat diketahui bahwa indeks pencapaiaan kinerja tertinggi dicapai oleh perspektif proses bisnis internal sebesar 2,502 disusul oleh perspektif pelanggan (1,856), kemudian perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (0,617), dan perspektif keuangan menempati pencapaiaan kinerja terendah sebesar 0,602. Adapun indeks pencapaiaan kinerja keseluruhan dalam implementasi OHSAS 18001 sebesar 5.577 Kata kunci: keselamatan dan kesehatan kerja, OHSAS 18001, balanced scorecard, pengukuran kinerja
LATAR BELAKANG Dalam lima tahun terakhir ini permintaan kebutuhan alat berat di Indonesia mengalami peningkatan pertumbuhan 43% lebih tinggi dari lima tahun sebelumnya ( 2000-2004). Hasil penjualan alat berat dari berbagai model di tahun 2008, sebesar 60% diserap oleh industri pertambangan, selebihnya dipergunakan untuk industrial market dan construction market. Tingginya permintaan kebutuhan alat berat tersebut menimbulkan persaingan bisnis antar dealer alat berat di Indonesia. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT Trakindo Utama didasarkan pada standar OHSAS 18001 disusun untuk memastikan tersedianya lingkungan kerja dan operasional yang mampu menjamin keselamatan dan kesehatan dari para karyawan,. Adapun manfaat adanya kebijakan OHSAS 18001 antara lain memberikan nilai tambah dalam kompetensi bisnis, perbaikan manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), indepedensi dan nilai komersial. Sampai saat ini hanya beberapa cabang PT. Trakindo Utama yang menerapkan kebijakan tersebut salah satunya adalah di Surabaya. Sampai saat ini, keefektifan dari program ini belum diketahui dampaknya terhadap kinerja perusahaan.
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
Di sisi lain, Persaingan yang tinggi, menuntut suatu kinerja yang lebih unggul agar dapat bersaing dan survive. Kinerja yang lebih unggul berarti, perusahaan bekerja dengan efisien, efektif, tepat waktu dan sesuai dengan standart kualitas. Kinerja yang lebih unggul merupakan gabungan dari sudut pandang konsumen dan perusahaan. Pengukuran kinerja tradisional berfokus pada kinerja keuangan. Namun seiring banyaknya tanggung jawab perusahaan kepada pihak lain (misalnya konsumen) kinerja keuangan menjadi tidak cukup mewakili kinerja yang diinginkan. Konsep ini merupakan awal dari perkembangan pengukuran kinerja berdasarkan Balanced Scorecard . Balanced Scorecard pada dasarnya merupakan suatu metode pengukuran kinerja yang didasari pada ukuran keuangan dan non-keuangan. Konsep ini merupakan konsep pengukuran kinerja terbaru yang banyak diadopsi oleh perusahaan dalam mengukur kinerja mereka. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, perumusan masalah yang dapat diteliti dalam tesis ini adalah: 1. Sasaran-sasaran strategik apa yang berhubungan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di dalam OHSAS 18001 berdasarkan Balanced Scorecard (BSC). 2. Bagaimana menentukan Key Perfomance Indicators (KPI) dari sasaran strategik yang ditetapkan pada butir 1. 3. Bagaimana hasil implementasi dari setiap sasaran strategik yang telah ditetapkan pada butir 1. Batasan Masalah dan Asumsi Penelitian 1. 2.
Dengan asumsi penelitian: topik penelitian tidak ada perubahan visi, misi dan strategi perusahaan. Masalah pada penelitian ini dibatasi pada perancangan Balanced Scorecard berdasarkan pada pengukuran hasil OHSAS 18001 yang di terapkan di PT.Trakindo Utama Cabang Surabaya.
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1. Mengidentifikasikan sasaran-sasaran strategi yang berhubungan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) didalam pelaksanaan OHSAS 18001 berdasarkan perspective yang dirancang sesuai Balanced Scorecard. 2. Menentukan Key Perfomance Indicator (KPI) dari sasaran strategik yang ditetapkan pada butir 1. 3. Menilai hasil implementasi dari setiap sasaran strategik yang telah ditetapkan pada butir 1. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi bagi: 1. Dapat memberikan informasi pada manajemen tentang apakah kebijakan OHSAS 18001 membawa perbaikan kinerja perusahaan secara keseluruhan sehingga nantinya bisa digunakan wacana untuk cabang lainnya dalam menerapkan kebijakan tersebut.
ISBN : 978-602-97491-1-3 A-39-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
2. Dapat memberikan informasi pada manajemen tentang usaha-usaha apakah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki kinerja perusahaan. TINJAUAN PUSTAKA Pengukuran Kinerja Pada dasarnya kinerja merupakan hasil capaian atas tujuan yang ingin dicapai. Semakin dekat output rill dengan yang direncanakan maka dapat dikatakan kinerja tercapai. Balanced Scorecard Metode Balanced Scorecard diperkenalkan oleh Robert Kaplan dan David Norton pada awal tahun 1992 di dalam publikasi Harvard Business Review metode pengukuran mereka yang berjudul ‘The Balanced Scorecard – Measures That Drive Performance’. Analytic Hierarchy Process (AHP) Analytic Hierarchy Proses (AHP) adalah satu bentuk model pengambilan keputusan dengan peralatan utama sebuah hirarki fungsional dengan input utama persepsi manusia. Pembuatan Hirarki Penyusunan hirarki dalam model AHP disebut dikomposisi yang terdiri dari tiga tahapan yaitu : 1. Identifikasi level-level dan elemen-elemen yang akan ditempatkan dalam suatu level yang ditentukan. 2. Definisi konsep, yaitu mendefinisikan dan memakai semua level dan elemen yang telah diidentifikasikan ke dalam tahap formulasi pertanyaan. 3. Menformulasikan pertanyaan sesuai definisi konsep yang telah ditentukan dengan catatan apabila dalam membuat pertanyaan. Pengisian Persepsi Responden Apabila hirarki telah selesai disusun, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah memastikan apakah calon responden sudah mengerti dan menyetujui bentuk hirarki tersebut .Langkah kedua adalah menyusun matriks perbandingan oleh responden. Penyusunan Prioritas Langkah pertama dalam menentukan susunan prioritas elemen adalah dengan menyusun perbandingan berpasangan, yaitu membandingkan dalam bentuk berpasangan seluruh elemen untuk setiap sub sistem hirarki. Pendekatan lain untuk memperoleh nilai bobot kriteria adalah dengan langkahlangkah berikut : Membuat Matriks Perbandingan Matriks Perbandingan Hasil Normalisasi Pengujian Konsistensi Matriks Perbandingan Pada matriks konsisten, secara praktis λmax = n, sedangkan pada matriks tidak setiap variasi dari aij akan membawa perubahan pada nilai λmax. Deviasi λmax dari n merupakan suatu parameter Consistency Index (CI) sebagai berikut : 1 CI maks n 1
ISBN : 978-602-97491-1-3 A-39-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
Dari matriks random tersebut didapatkan juga nilai Consistency Index, yang disebut dengan Random Index (RI). Dengan membandingkan CI dengan RI maka didapatkan patokan untuk menentukan tingkat konsistensi suatu matriks, yang disebut dengan Concistency Ratio (CR), dengan formula : CI CR IR Keterangan : CR = Consistency Ratio A = eigenvalue dan n adalah ukuran matriks CI = Consistency Index n = jumlah elemen yang dibandingkan RI = Random Index Penyusunan Matriks Objectives Matrix (OMAX) Dalam penyusunan matriks maka langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : a) Menentukan kriteria produktivitas. b) Menjelaskan data. c) Penilaian pencapaian mula-mula (skor 3). d) Menetapkan sasaran (skor 10). e) Menetapkan sasaran jangka pendek. f) Menentukan derajat kepentingan (bobot). g) Pengoperasian matriks. METODOLOGI PENELITIAN Mulai Observasi Awal Perumusan Masalah Dan Tujuan
Penelitian Studi Pustaka 1. 2. 3. 4. 5.
Kebijakan OHSAS 18001. Balanced Scorecard. Key Perfomance Indicators (KPI) Sistem Pengukuran kerja Analytic Hierarchy process (AHP).
6. 7.
Sistem Scoring menggunakan OMAX
1. 2. 3.
Pengumpulan Data Penerapan kebijakan OHSAS 18001. Laporan kinerja. Sistem pengukuran kinerja.
Mengidentifikasi sasaran strategik berdasarkan Balanced Scorecard Melakukan Pembobotan terhadap Key Performance Indicator Melakukan Scoring menggunakan OMAX
Menerapkan Hasil Rancangan Sistem Pengukuran Kinerja
Analisa Hasil Penerapan Rancangan Dan Identifikasi Usulan Perbaikan Kinerja Perusahaan
Kesimpulan Dan Saran Selesai
ISBN : 978-602-97491-1-3 A-39-4
PERENCANAAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA BERDASARKAN BALANCED SCORECARD
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010 Tabel 1 Strategic Objectives dan KPI Masing-masing Perspective berdasarkan balanced scorecard Perspektif
Strategik Objective Mengelola biaya secara efisien
Learnin g& Growth
Internal Business Process
Customer
Financial Memastikan peraturan CC dan SHE terpenuhi Memastikan semua keluhan ditindaklanjuti secara tepat waktu, termasuk memberikan saran dan dukungan Memastikan keandalan proses bisnis untuk mengakomodasi OHSAS 18001 dan pertumbuhan bisnis perusahaan.
KPI Safety Equipment Cost Ratio Accident Cost Ratio Cost for Training Employee Ratio OHSAS Achievement Star Rating Ratio CC Achievement Ratio Inspection Ratio SHE Certificate Achievement Ratio SHE Meeting Ratio
Safety Talk Implementation Ratio CC Implementation Ratio Implementation OHSAS 18001 Document Job Safety Analysis Ratio Evaluasi Risk Assesment Ratio Menurunkan tingkat kecelakaan Incident Frequency Rate Recordable Inc Frequency Rate Lost Time Case Frequency Rate Severity Rate Peningkatan kompetensi karyawan Training Ratio dibidang OHSAS 18001 Employee Qualification Ratio Peningkatan fasilitas Safety
Number Of Safety Equipment Ratio
Perhitungan Nilai Indeks Pencapaian Kinerja Implementasi OHSAS 18001 dari keempat perspektif Balanced Scorecard Berdasarkan perhitungan nilai pencapaian masing-masing KPI ntuk periode 1 tahun, maka diperoleh nilai indeks pencapaian tunggal di PT. Trakindo Utama Surabaya untuk keempat perspektif Balanced Scorecard, hasil perhitungan nilai kinerja tunggal tersebut seperti ditunjukan pada tabel dibawah ini sebagai berikut: Tabel 2 Penilaian Nilai Indeks Pencapaian Implementasi Trakindo Utama Tahun 2009
Perspective Financial Customer Internal Business Proses Learning and Growth
Nilai Kinerja Bobot 5.375 0.112 6.026 0.308 5.224 0.479 6.046 0.102
Nilai indeks pencapaian 0.602 1.856 2.502 0.617
Dari tabel diatas secara umum terlihat bahwa Internal Business Processs Perspective memiliki indeks pencapaian tertinggi, diikuti oleh Customer Perspective, Learning and Growth Perspective, kemudian Financial Perspective. Dari data diatas, dapat diketahui nilai indeks pencapaian keseluruhan implementasi OHSAS 18001 di PT. Trakindo Utama cabang Surabaya pada tahun 2009 adalah sebesar 6.215.
ISBN : 978-602-97491-1-3 A-39-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
Bobot
Kinerja Pencapaiaan
Kinerja ratarata
Indeks Pencapaiaan
Indeks Ratarata
Tingkat Perbaikan
Tabel 3 Analisis Indeks Pencapaian Perspektif Terhadap Indeks Rata Rata Perspektif
Financial
0.112
5.375
3.000
0.602
0.336
0.792
Customer
0.308
6.026
3.000
1.856
0.924
1.009
Internal Bisnis Process
0.479
5.224
3.000
2.502
1.437
0.741
Learning and Growth
0.102
6.046
3.000
0.617
0.306
1.015
Perspektif
Dari tabel diatas dapat diketahui perspektif proses bisnis internal memiliki nilai terkecil (0,741) dimana hal ini perlu perbaikan kinerja yang lebih intensif dibandingkan dengan perspektif-perspektif lainnya. Kemudian diikuti oleh pespektif keuangan dengan nilai (0,792), kemudian diikuti oleh perspektif pelanggan dengan nilai (1,009) dan kemudian diikuti oleh perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (1.015).
Kinerja Tertinggi
Indeks Pencapaiaan
Indeks Target
Tingkat Pencapaian Target
Financial
0.112
5.375
10.000
0.602
1.120
53.750%
Customer
0.308
6.026
10.000
1.856
3.080
60.260%
Internal Bisnis Process
0.479
5.224
10.000
2.502
4.790
52.240%
Learning and Growth
0.102
6.046
10.000
0.617
1.020
60.460%
Perspektif
Bobot
Kinerja Pencapaiaan
Tabel 4 Hasil Tingkat Pencapaian Kinerja Perspektif Terhadap Indeks Target Realistis
Dari tabel diatas secara keseluruhan pencapaian semua perspektif belum ada yang mencapai target, yaitu sebesar 10 (100%). Tingkat pencapaian target tertinggi yaitu pada perspektif Learning and yaitu sebesar 60,46%, perspektif Customer yaitu sebesar 60,26%, perspektif Financial yaitu sebesar 53,75%, perspektif dengan tingkat pencapian target terendah yaitu perspektif Growth Internal Business Process yaitu sebesar 52.24%. KESIMPULAN Dari hasil perancangan sistem pengukuran implementasi OHSAS 18001 dan uji coba penggunaan sistem tersebut untuk mengukur kinerja di PT. Trakindo Utama Cabang Surabaya, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Hasil rancangan ini memberikan petunjuk mengenai pembuatan suatu sistem pengukuran kinerja yang dapat memberikan pandangan yang menyeluruh dan cepat mengenai kinerja suatu unit bisnis kepada pihak manajemen. 2. Rancangan sistem pengukuran kinerja ini mengidentifikasi beberapa sasaran strategis beserta KPI nya yaitu: a. Perspektif Keuangan Strategic objective yang harus dicapai dalam perspektif keuangan berdasarkan Balanced Scorecard yaitu mengelola biaya secara efisien dengan key performance indicator adalah:
ISBN : 978-602-97491-1-3 A-39-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
Safety Equipment Cost Accident Cost Training Employee Cost b. Perspektif Pelanggan Strategic objective yang harus dicapai dalam prspektif pelanggan berdasarkan Balanced Scorecard yaitu 1) Memastikan peraturan CC dan SHE terpenuhi, dengan key performance indicator: OHSAS Achievement Star Rating Ratio CC Achievemen Ratio 2) Menurunkan tingkat kecelakaan, dengan key performance indicator: Inspection Ratio SHE Certificate Achievement Ratio SHE Meeting Ratio c. Perspektif proses bisnis internal Strategic objective yang harus dicapai dalam perspektif bisnis internal berdasarkan Balanced Scorecard yaitu: 1. Memastikan keandalan proses bisnis untuk mengakomodasi OHSAS 18001 dan pertumbuhan bisnis perusahaan, dengan key performance indicator: Safety Talk Implementation Ratio CC Implementation Ratio Implementation OHSAS 18001 Document Ratio Job Safety Analysis Ratio 2. Menurunkan tingkat kecelakaan, dengan key performance indicator: Incident Frequency Rate Recordable Inc Frequency Rate Lost Time Case Frequency Rate Severity Rate d. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Strategic objective yang harus dicapai dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan berdasarkan Balanced Scorecard yaitu 1. Peningkatan kompetensi karyawan dibidang OHSAS 18001, dengan key performance indicator: Training Ratio Employee Qualification Ratio 2. Peningkatan fasilitas Safety Number Of Safety Equipment Ratio 3. Perspektif proses bisnis internal memiliki nilai indeks perbaikan terkecil (0,741) dimana hal ini perlu perbaikan kinerja yang lebih intensif dibandingkan dengan perspektif-perspektif lainnya,untuk perspektif keuangan dengan nilai (0,792), perspektif pelanggan dengan nilai (1,009), perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (1.015). 4. Pencapaian semua perspektif belum ada yang mencapai target, yaitu sebesar 10 (100%). Tingkat pencapaian target tertinggi yaitu pada perspektif Learning and Growth yaitu sebesar 60,46%, kemudian diikuti perspektif Customer yaitu sebesar 60,26%, perspektif Financial yaitu sebesar 53,75%, dan tingkat pencapian target terendah yaitu perspektif Internal Business Process yaitu sebesar 52,24%.
ISBN : 978-602-97491-1-3 A-39-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 7 Agustus 2010
DAFTAR PUSTAKA Atkinson, A.a, Waterhaouse, J.H., and Wells,R.B., (1997) A Sakeholder Approach to Strategic Perfomance Measurement. Sloan Management Review. Bargowo, R (2006), Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Divisi Teknologi PT. PAL Indonesia (Persero) Menggunakan Balanced ScoreCard, Tesis MMT., Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya Doumeingts, G., B. Vallespir and D. Chen. (1995) Methodologies for Designing CIM Systems: A survey. Computers in Industry, Special Issue on CIM in the Extended Enterprise. Goodwind P and Wright, G, (1998), Decision Analysis for Management Judgement, John Wiley and Sons, Chicester. Handoko, Hendro Sri (2008), Evaluasi Sistem Pengukuran Kinerja Perusahaan Menggunakan Metode Balanced Scorecard (BSC) Generasi Kedua, Tugas Akhir Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah, Surakarta. Hansen, D. R., M.M. Mowen. (2000) Management Accounting. 5th edition. South. Wetern Collage Publishing. Kaplan, R.S. and Norton, D.P. (1996) The Balanced Scorecard Translating Strategy Into Action, Harvard College Press, AS. Morse, W.J., J.R. Davis and A.L Hargreaves. (2000) Managerial Accounting: A Strategic Approach. 2nd edition. South_wastern College Publishing. Neely, John Mills, Ken Plats, Mike Gregory, Huw Ricards. (1996) Perfomance Measurement System Design: Should Process Based Approaches be Adopted, International journal Production Econamics, Vol. 46-47. pp. 423-431. Rigg, James L. and Glenn Felix (1983), Productivity Measurement by Objective, National Productivity Review, Autumn. Saaty, Thomas Lorie. (1998) Decision Making For Leaders: The Analytical Hierarchy Process for Z decision in a Complex World, Unversity of Pittsburgh. Simon, Robert. (2000) Perfomance Measurement & Control System for Implementing Strategy, Prentice hall. Inc., New Jersey. Soetisna, Herman Rahadian, Pengukuran Produktivitas, Laboratorium PSK&E TI-ITB, Bandung. h.
Suwignyo, P. (2000), Quanttitativ Methode for Perfomance Measurement System, PhD Thesis, University of straclyde, Glasgow. Suardi, Rudi (2007), Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, seri Manajemen Operasi No.11, PMM, Jakarta Pusat. Yuwono, Sony. Sukarno, Edy. dan Ichsan, Muhammad (2007), Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard Menuju Organisasi yang berfokus Pada Strategi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
ISBN : 978-602-97491-1-3 A-39-8