PERENCANAAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIKAITKAN DENGAN POTENSI WILAYAH KAWASAN UTARA KOTA MEDAN
TESIS
Oleh
MUJUR SAHATA EDI SUANDI MATONDANG 077003045/PWD
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
PERENCANAAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIKAITKAN DENGAN POTENSI WILAYAH KAWASAN UTARA KOTA MEDAN
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magíster Sains dalam Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan Konsentrasi Perencanaan Pendidikan pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
MUJUR SAHATA EDI SUANDI MATONDANG 077003045/PWD
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
Judul Tesis
: PERENCANAAN PEDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIKAITKAN DENGAN POTENSI WILAYAH KAWASAN UTARA KOTA MEDAN Nama Mahasiswa : Mujur Sahata Edi Suandi Matondang Nomor Pokok : 077003045 Program Studi : Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan (PWD) Konsentrasi : Perencanaan Pendidikan
Menyetujui Komisi Pembimbing :
(Prof. Dr. Lic.rer.reg. Sirojuzilam, SE.) Ketua
(Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec) Anggota
Ketua Program Studi,
(Prof. Bachtiar Hassan Miraza)
Tanggal lulus : 07 September 2009
(Drs. Rujiman, MA.) Anggota
Direktur,
(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc)
Telah diuji pada Tanggal 07 September 2009
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua
: Prof. Dr. lic. rer. reg. Sirojuzilam, SE
Anggota : 1. Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec 2. Drs. Rujiman, MA 3. Prof. Aldwin Surya, SE. M.Pd. Ph.D 4. Dr. Ir. Tavi Supriana , MS.
PERNYATAAN
PERENCANAAN PEDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIKAITKAN DENGAN POTENSI WILAYAH KAWASAN UTARA KOTA MEDAN
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Medan,
September 2009
MUJUR SAHATA EDI SUANDI MATONDANG
ABSTRAK Mujur Sahata Edi Suandi Matondang. NIM. 077003045. “Perencanaan Pendidikan Menengah Kejuruan Dikaitkan Dengan Potensi Wilayah Kawasan Utara Kota Medan”, di bawah bimbingan Prof. . Dr. Lic.rer.reg. Sirojuzilam, SE., Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec., dan Drs. Rujiman, MA. Kawasan utara kota Medan secara geografis meliputi empat kecamatan, yaitu : Medan Deli, Medan Labuhan, Medan Marelan dan Medan Belawan. Potensi wilayan yang paling utama adalah industri dimana terdapat 83 atau 44,86 % dan serapan tenaga kerja mencapai 29.160 orang atau 74,65 % dari total perusahaan besar dan menengah di kota Medan. Penelitian ini dimaksudkan sebagai salah satu kajian pengembangan pendidikan menengah kejuruan di kawasan utara kota Medan. Penelitian dimaksud untuk memanfaatkan potensi wilayah industri , sebagai modal perencanaan dan penyediaan fasilitas pendidikan menengah khususnya pendidikan menengah kejuruan. Pada penelitian ini ada tiga kelompok populasi dan sampel . Kelompok pertama dari dunia industri tentang persepsi mereka terhadap lulusan SMK teknologi dan kesempatan kerja lulusan SMK Teknologi pada industri di kawasan utara kota Medan. Hal ini dimaksudkan karena mereka adalah stakeholder dari lulusan SMK itu sendiri.Hasilnya terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi pihak industri di kawasan utara Kota Medan tentang lulusan Sekolah Menengah Kejuruan dengan kesempatan kerja di dunia industri, dengan indeks korelasi Spearman rs = 0,766 pada taraf signifikansi 0,01. Kelompok kedua yaitu siswa SMP di kawasan utara kota Medan. Hal ini dimaksudkan karena mereka adalah calon pengguna pelayanan pendidikan menengah kejuruan. Hasilnya terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa SMP di kawasan utara Kota Medan tentang SMK dengan minat pada SMK teknologi dan rekayasa dengan indeks korelasi Spearman rs = 0,629 pada taraf signifikansi 0,01. Kelompok ketiga adalah siswa SMK Teknologi di Kawasan Utara Kota Medan, untuk menjaring kualitas pelayanan SMK teknologi yang ada di kawasan utara kota Medan. Hasilnya adalah bahwa kualitas pelayanan pendidikan kejuruan yang mereka peroleh masih kurang. Berdasarkan analisa tingkat kecenderungan terdapat 48,9 % responden yang menyatakan pelayanan masih dalam kategori kurang, dan 44,4 % dalam kategori sedang. Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa kebutuhan tenaga kerja industri di kawasan utara kota Medan kompetensi tenaga kerja yang paling dibutuhkan oleh kompetensi keahlian Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri, Program Keahlian Teknik listrik dengan kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri, dan Program Keahlian Teknik Pendingin dan Tata udara Kata Kunci : Pendidikan menengah kejuruan, kawasan utara kota Medan, potensi industri
ABSTRACT
Mujur Sahata Edi Suandi Matondang Sahata. NIM. 077,003,045. "Vocational Secondary Education Planning associated with the North Region Area Potency of Medan", under the guidance of Prof. Dr. Lic.rer.reg. Sirojuzilam, SE., Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec., and Drs. Rujiman, MA. The northern city of Medan is geographically covers four districts, namely: Medan Deli, Medan Labuhan, Medan Marelan and Medan Belawan. Potential areas are the main industries where there are 83 or 44.86%, and labor absorption reaching 29,160 people or 74.65% of the total large and medium-sized companies in the city of Medan. This potential should be exploited with the labor supply from the northern . This study is intended as a study of secondary vocational education development in the northern city of Medan. Research intended to utilize the potential of industrial areas, as the capital facilities planning and provision of secondary education, especially secondary vocational education. In this study there are three groups of population and sample. The first group of the industry about their perceptions of graduates of vocational and technology graduates of vocational opportunities in the technology industry in the northern city of Medan. This is because they are stakeholders of vocational graduates were. The result is a positive relationship exists between perception and significant industry in the northern city of Medan on Vocational High School graduates with employment opportunities in the industrial world, with a Spearman correlation index rs = 0.766 at stage 0.01. The second group of junior high students in the northern city of Medan. This is because they are potential users of vocational secondary education services. The result is a positive relationship between perception and significant junior high school students in northern city of Medan on Vocational High School with a vocational interest in technology and engineering with a Spearman correlation index rs = 0.629 at 0.01 significance level. The third group is students Vocational Technology in the North Region of Medan, to capture the quality of vocational services technology in the area north of the city of Medan. The result is that the quality of vocational education services they receive are still lacking. Based on the trend analysis are 48.9% of respondents said the service is still in the category less, and 44.4% in the category In this study also found that the needs of industrial workers in the northern city of Medan competence of the workforce skills needed by competent Maintenance Mechanic Industrial Engineering, Electrical Engineering Study Program with competency skills Industrial Automation Engineering, and, Refrigerattion and Air Conditioning Keywords : Secondary vocational education, northern city of Medan, the potential for industrial
KATA PENGANTAR
Puji syukur disampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin-Nyalah penulis telah selesai melaksanakan
penelitian yang berjudul “Perencanaan Pendidikan
Menengah Kejuruan Dikaitkan Dengan Potensi Wilayah Kawasan Utara Kota Medan”. Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains (M.Si) pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang turut memberikan bantuan dan dukungan, baik sewaktu penulis mengikuti proses perkuliahan maupun pada saat penulis melakukan penelitian. Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada yang terhormat: 1. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B. MSc., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Prof. Bachtiar Hassan Miraza, selaku Ketua Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan (PWD). 3. Prof. Dr. Lic.rer.reg. Sirozujilam selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak memberi bimbingan serta arahan dalam penelitian ini. 4. Bapak Wahyu Ario Pratomo selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak memberi bimbingan serta arahan dalam penulisan penelitian ini 5. Bapak Drs. Rujiman, MA. selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak memberi bimbingan serta arahan dalam penulisan tesis ini. 6. Bapak Prof. Aldwin Surya, SE,MPd, PhD., Ibu Dr. Ir. Tavi Supriana, MS., yang bersedia menjadi dosen penguji serta telah memberikan masukan dan arahan yang bermanfaat dalam penulisan tesis ini. 7. Seluruh sivitas akademika Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang telah banyak membantu penulis dalam proses administrasi maupun kelancaran kegiatan akademik, termasuk juga seluruh teman-teman di jurusan PWD USU Medan.
8. Menteri Pendidikan Nasional yang telah memberikan dukungan pembiayaan melalui Program Beasiswa Unggulan berdasarkan DIPA Sekretariat Jenderal DEPDIKNAS Tahun Anggaran 2007 sampai dengan 2009.
9. Bapak Ir. H. Ponijan Asri, MM., selaku Kepala Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
yang
memberikan ijin
penulis mengikuti Program Beasiswa Unggulan Depdiknas.
10. Samuel Marpaung, staf pemasaran PT. Kawasan Industri Medan yang telah banyak membantu penulis di dalam melaksanakan penelitian.
11. Teristimewa buat istri dan anakku ’Dameria Sitorus dan Yoel Matondang’ dimana selama penulis mengerjakan tesis ini berkurang perhatian yang harus mereka terima, namun tetap setia mendampingi dan mendukung
dalam
penyelesaian tesis ini. 12. Orangtua penulis st.AP. Matondang / N. Br. Pakpahan dan Mertua penulis st.Ir. RD. Sitorus/R. Br. Sinaga
beserta
seluruh keluarga yang terus
mendukung selama penulis menyelesaikan pendidikan. Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih kurang sempurna oleh karena itu penulis berkenan menerima kritik dan saran demi perbaikan. Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih.
Medan, September 2009 Penulis
Mujur Sahata Edi Suandi Matondang NIM. 077003045
RIWAYAT HIDUP
Mujur Sahata Edi Suandi Matondang, lahir di Barus Tapanuli Tengah 31 Januari 1975. Putra kedua dari pasangan St.AP. Matondang dan N. Br. Pakpahan. Pendidikan yang ditempuh : Tahun 1984 Sekolah Dasar Negeri 066660 Medan Deli tamat tahun 1990, melanjut ke SMP Negeri 23 Medan Labuhan tamat tahun 1990, melanjut ke STM Negeri 3 Medan
tamat
tahun 1993. Tahun 1995
diterima di Fakultas
Pendidikan dan Teknologi Kejuruan (FPTK) IKIP Medan dan menyelesaikan studi pada tahun 2000 pada Fakultas Teknik ( FT ) Universitas Negeri Medan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin. Kemudian pada tahun 2007 penulis masuk ke Sekolah Pascasarjana pada Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan Konsentrasi Perencanaan Pendidikan melalui
program beasiswa unggulan
Depdiknas. Penulis pernah bekerja selepas menyelesaikan sekolah dari STM Negeri 3 Medan pada tahun 1994 - 1995 di
PT. Growth Asia Medan, yang bergerak dibidang
pengecoran logam (Foundry) di Kawasan Industri Medan. Setelah
mengikuti
perkuliahan di IKIP Medan sejak tahun 1998, penulis bekerja sebagai tenaga pengajar di beberapa SMK Swasta di Medan dan Lubuk Pakam. Pada tahun 2000 penulis lulus seleksi CPNS di Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi (P3GT Medan) yang berganti nama pada tahun 2007 menjadi Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK Medan) dibawah Dirjen PMPTK Depdiknas dan bertugas sebagai Widyaiswara.
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ............................................................................................................. i ABSTRACT............................................................................................................. ii KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. v DAFTAR ISI ………..……………………………………………………........... vi DAFTAR TABEL.................................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... xiii BAB I
:
PENDAHULUAN....................................................................... 1.1. Latar Belakang ................................................................. 1.2. Rumusan Masalah ............................................................ 1.3. Tujuan Penelitian.............................................................. 1.4. Manfaat Penelitian............................................................
1 1 11 12 12
BAB II
:
TINJAUAN PUSTAKA …………………………………… ... 2.1. Pengembangan Wilayah Melalui Pendidikan .................... . 2.2. Perencanaan Pendidikan ………….................................... 2.3. Pendidikan Menengah Kejuruan……………………… .... 2.4. Beberapa Pendekatan dalam Pendidikan Menengah Kejuruan………...……….................................................. 2.5. Persepsi ............................................................................. 2.6 Minat .................................................................................. 2.7 Kesempatan Kerja .............................................................. 2.8 Penelitian Sebelumnya ....................................................... 2.9 Kerangka Berpikir.............................................................. 2.10 Hipotesis Penelitian............................................................
14 14 17 19
METODE PENELITIAN …………………………… .............. 3.1. Tempat dan waktu Penelitian.............................. ............. 3.2. Rancangan Penelitian............................................. ........... 3.2.1 Metode……………………….. ........................... 3.2.2. Populasi……………………….. ......................... 3.2.3 Sampel ............................................................... 3.2.4 Teknik Pengumpulan Data...................................... 3.3. Uji Coba Instrumen .............................................................. 3.4. Teknik Analisis Data........................................................... 3.5. Definisi Operasional ........................................................ ..
36 36 36 36 36 38 40 41 42 44
BAB. III
:
22 24 26 28 30 33 35
BAB. IV
:
3.6. Variabel Operasional...........................................................
46
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 4.1. Gambaran Umum Kota Medan ........................................ 4.2. Gambaran Umum Kawasan Utara Kota Medan............... 4.3. Potensi Wilayah Kawasan Utara Kota Medan ............. 4.4. Pendidikan dan Ketenagakerjaan ................................... 4.5. Pendidikan Menengah di Kawasan Utara Kota Medan . 4.6. Pendidikan Menengah Kejuruan di Kawasan Utara Kota Medan..................................................................... 4.7. Profil Responden.............................................................. 4.8. Persepsi Dunia Industri di Kawasan Utara Kota Medan Tentang Sekolah Menengah kejuruan dan Kesempatan Kerja................................................................................. 4.8.1. Persepsi Dunia Industri terhadap Lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa ..................................... 4.8.2. Kesempatan Kerja Lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa ............................................................. 4.8.3. Hubungan antara persepsi dunia industri dengan kesempatan kerja lulusan SMK Teknologi ......... 4.9. Persepsi dan Minat Siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan Tentang Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi dan Rekayasa .................................................. 4.9.1. Persepsi siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan tentang Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi dan Rekayasa ..................................... 4.9.2. Minat Siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan pada Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi dan Rekayasa ..................................... 4.9.3. Hubungan antara persepsi siswa SMP dan minat pada SMK Teknologi dan Rekayasa di kawasan utara Kota Medan ................................. 4.10. Persepsi siswa Sekolah Menengah Kejuruan tentang pendidikan menengah kejuruan bidang keahlian Teknologi Rekayasa di Kawasan Utara Kota Medan ...... 4.11. Faktor-Faktor Pendukung Perencanaan Pendidikan Kejuruan di Kawasan Utara Kota Medan ........................ 4.11.1. Dokumen perencanaan pendidikan Kota Medan .. 4.11.2. Potensi industri di kawasan utara Kota Medan ...... 4.11.3. Perencanaan pendidikan menengah kejuruan berdasarkan aksesibilitas .......................................
47 47 49 51 53 56 58 61
63 64 65 66
68
68
69
71
72 74 74 80 83
4.11.4. Peta relevansi bidang keahlian/program keahlian SMK teknologi dan rekayasa dengan kebutuhan tenaga kerja industri di kawasan utara Kota Medan..................................................................... 4.11.5. Standar kompetensi pada kompetensi keahlian teknik pemeliharaan mekanik industri, teknik pendingin dan tata udara, teknik otomasi industri........................... ........................................ 4.11.6. Keterkaitan Hasil Penelitian.................................. BAB. V :
85
90 91
KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... 102 5.1. Kesimpulan ....................................................................... 102 5.2. Saran................................................................................... 103
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 105
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
Halaman
1.1
Jumlah Pencari Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan......................
6
2.1
Program Dan Bidang Keahlian SMK Sesuai Dengan Jenis Lapangan Usaha ...................................................................................
22
Populasi Siswa kelas 3 Sekolah Menengah Kejuruan di Kawasan Utara Kota Medan ................................................................
37
3.2
Sampel Kepala Bagian HRD................................................................
38
3.3
Jumlah Sampel Siswa SMP Kelas 9.....................................................
39
3.4
Proporsional Jumlah Sampel Siswa SMK ...........................................
39
3.5
Jenis dan Sumber Data Penelitian ........................................................
41
3.6
Variabel Operasional............................................................................
45
4.1
PDRB Kota Medan Atas Dasar Harga Berlaku 2005-2007 .................
49
4.2
Potensi Wilayah Kawasan Utara Kota Medan ...................................
51
4.3
Banyaknya Perusahaan , Tenaga Kerja untuk Tenaga Kerja Industri Besar dan Sedang Kota Medan Menurut Kecamatan .............
52
Banyaknya Perusahaan , Tenaga Kerja untuk Tenaga Kerja Industri Besar – Sedang di Kawasan Utara Kota Medan.....................
53
Jumlah Angkatan Kerja Berdasarkan Pendidikan di Kota Medan...................................................................................................
55
4.6
Jumlah Sekolah Menengah di Kawasan Utara Kota Medan..............
55
4.7
Perbandingan Jumlah Sekolah Menengah dan Jumlah Penduduk Yang Dilayani di Kawasan Utara Kota Medan.................
57
Jumlah SMK Negeri dan Swasta di Kawasan Utara Kota Medan...................................................................................................
58
3.1
4.4
4.5
4.8
4.9
4.10
4.11
4.12
4.13
4.14
4.15
4.16
4.17
4.18
4.19
4.20
4.21
Sebaran SMK Teknologi dan Rekayasa di Kawasan Utara Kota Medan...................................................................................................
59
Jumlah SMP/MTs dan Siswanya di Kawasan Utara Kota Medan...................................................................................................
60
Profil Dunia Industri dimana HRD Industri sebagai Responden penelitian ...........................................................................
61
Profil Responden Siswa Kelas Tiga SMP di Kawasan Utara Kota Medan.........................................................................................
62
Profil Responden siswa SMK teknologi di kawasan utara Kota Medan...................................................................................................
63
Statistic Deskriptif Data Persepsi Dunia Industri di Kawasan Utara Kota Medan tentang lulusan SMK Teknologi ..........................
64
Identifikasi Tingkat Kecenderungan Persepsi Dunia Industri di Kawasan Utara Kota Medan tentang lulusan SMK Teknologi ...........
65
Statistic Deskriptif Data Kesempatan Kerja lulusan SMK Teknologi Industri di Kawasan Utara Kota Medan .............................
65
Identifikasi Tingkat Kecenderungan Kesempatan Kerja Lulusan SMK Teknologi Rekayasa di Kawasan Utara Kota Medan...................................................................................................
66
Uji Korelasi Persepsi Dunia Industri tentang Lulusan SMK Teknologi dengan Kesempatan Kerja Lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa di Kawasan Utara Kota Medan....................
67
Statistic Deskriptif Persepsi Siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan tentang SMK Teknologi dan rekayasa ............................
68
Identifikasi Tingkat Kecenderungan Persepsi Siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan terhadap SMK Teknologi Rekayasa ..............................................................................................
69
Statistic Deskriptif Minat Siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan Pada SMK Teknologi dan Rekayasa........................................
70
4.22
4.23
4.24
4.25
4.26
4.27
4.28
Identifikasi Tingkat Kecenderungan Minat Siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan terhadap SMK Teknologi Rekayasa ..............................................................................................
70
Uji Korelasi Persepsi siswa dengan Minat Siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan tentang SMK Teknologi dan Rekayasa ..............................................................................................
71
Descriptive Statistics Persepsi Siswa SMK Teknologi dan Rekayasa tentang Pendidikan Menengah Kejuruan di Kawasan Utara Kota Medan ................................................................
73
Identifikasi Tingkat Kecenderungan Persepsi Siswa tentang pendidikan menengah kejuruan bidang keahlian Teknologi Rekayasa di Kawasan Utara Kota Medan...........................................
74
Jumlah Angkatan Kerja yang Terserap di Kawasan Utara Kota Medan ..................................................................................................
82
Peta Relevansi Program Keahlian SMK Teknologi dan Rekayasa dengan Kebutuhan Tenaga Kerja Industri di Kawasan Utara Kota Medan ................................................................
86
Profil Bidang Keahlian SMK Teknologi Rekayasa di SMK Negeri Kota Medan ..............................................................................
88
DAFTAR GAMBAR Nomor
Judul
Halaman
2.1
Kerangka Berpikir................................................................................
34
4.1
Peta Kota Medan ..................................................................................
48
4.2
Histogram.............................................................................................
73
DAFTAR LAMPIRAN Nomor 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Judul
Halaman
Kuesioner Persepsi Industri di Kawasan Utara Kota Medan Tentang Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi dan Rekayasa dan Kuesioner Kesempatan Kerja ......................................................................................
109
Kuesioner Persepsi Siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan Tentang Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi dan Rekayasa..................
111
Kuesioner Minat Siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan Tentang Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi dan Rekayasa dan.........................
112
Kuesioner Persepsi Siswa SMK Tentang Pendidikan Menengah Kejuruan di Kawasan Utara Kota Medan ....................................................
113
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Persepsi Dunia Industri di Kawasan Utara Kota tentang Lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa. .......
117
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Kesempatan Kerja Lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa....................................................................
118
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Persepsi Siswa SMP di Kawasan Utara Kota pada SMK Teknologi dan Rekayasa..........................
119
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Minat Siswa SMP di Kawasan Utara Kota Pada SMK Teknologi dan Rekayasa ..........................
120
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Persepsi Siswa SMK Terhadap Pendidikan Menengah Kejuruan Kawasan Utara Kota Medan .......................................................................................................
121
Data Kuesioner Persepsi Dunia Industri Tentang Lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa di Kawasan Utara Kota Medan.............................
122
Tabel Frekuensi Data Persepsi Dunia Industri Tentang Lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa di Kawasan Utara Kota Medan.............................
123
Identifikasi Tingkat Kecenderungan variabel Persepsi Dunia Industri Tentang Lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa.........................................
124
Data Kuesioner Kesempatan Kerja Lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa di Kawasan Utara Kota Medan....................................................
125
14 15
16
Tabel Frekuensi Data Kesempatan Kerja Lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa.................................................................................................... Identifikasi Tingkat Kecenderungan variabel Kesempatan Kerja Lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa ......................................................
126 127
Uji hipotesis Hubungan Antara Persepsi Dunia Industri dan Kesempatan Kerja Lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa ........................
128
Data Kuesioner Persepsi Siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan Tentang SMK teknologi dan Rekayasa .......................................................
129
Tabel Frekuensi data Persepsi Siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan Tentang SMK teknologi dan Rekayasa............................................
131
Identifikasi Tingkat Kecenderungan Persepsi Siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan Tentang SMK teknologi dan Rekayasa ..........................
132
Data Kuesioner Minat Siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan Pada SMK Teknologi dan Rekayasa ...........................................................
133
Tabel Frekuensi Data Minat Siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan Pada SMK Teknologi dan Rekayasa................................................
135
Identifikasi Tingkat Kecenderungan Minat Siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan pada SMK Teknologi dan Rekayasa ..............................
136
Uji Hipotesis Hubungan Antara Persepsi dan Minat Siswa SMP Pada SMK Teknologi dan Rekayasa di Kawasan Utara Kota Medan ...................
137
Data Kuesioner Persepsi Siswa SMK Terhadap Pendidikan Menengah Kejuruan di Kawasan Utara Kota Medan ....................................................
138
Tabel Frekuensi Persepsi Siswa SMK Terhadap Pendidikan Menengah Kejuruan di Kawasan Utara Kota Medan ...................................
139
Identifikasi Tingkat Kecenderungan Persepsi Siswa SMK Terhadap Pendidikan Menengah Kejuruan di Kawasan Utara Kota Medan.................
140
27
Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan...................................
141
28
Peta Relevansi Program Keahlian SMK Teknologi dan Rekayasa Dengan Kebutuhan Tenaga Kerja Dunia Industri di Kawasan Utara Kota Medan................................................................................................
143
Standar Kompetensi keahlian teknik pemeliharaan mekanik industri, otomasi industri, teknik pendingin dan tata udara .................
144
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
29
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional bertujuan untuk mencapai cita-cita masyarakat adil dan makmur sesuai amanat UUD 1945. Pembangunan nasional dilaksanakan dengan menggali seluruh sumberdaya dan potensi yang ada pada negara ini. Kekayaan alam yang melimpah pada jaman dahulu memang merupakan kebanggaan bagi bangsa Indonesia. Namun kekayaan alam tidak kekal sifatnya dan ketersediaannyapun mempunyai batas. Sehingga kalau pembangunan hanya mengagungkan sumber daya alam maka pembangunan itu akan berhenti saat sumber daya alam akan habis. Sehingga dalam pembangunan, sumberdaya alam tidak berdaya tanpa adanya pengelolaan oleh sumber
daya manusia dengan memanfaatkan teknologi yang
merupakan hasil dari perkembangan ilmu pengetahuan. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Nachrowi (2001) bahwa dalam pengembangan suatu wilayah sebagai strategi pembangunan nasional ada tiga pilar yang mempunyai hubungan yang erat dan harus saling berinteraksi yaitu : sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan teknologi. Suatu wilayah yang mempunyai sumberdaya alam yang cukup kaya dan sumberdaya manusia yang mampu memanfaatkan dan mengembangkan teknologi akan cepat berkembang dibanding wilayah lain.
Peran strategis sumberdaya manusia ini perlu dipersiapkan yaitu dengan memberikan pendidikan. Pendidikan dimaksudkan untuk membekali sumberdaya manusia itu dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, agar mampu memanfaatkan dan mengembangkan IPTEK bagi pengelolaan pembangunan yang bertujuan mewujudkan cita-cita masyarakat adil makmur. Karenanya pendidikan merupakan kunci sukses pembangunan suatu wilayah atau negara. Pendidikan yang baik akan menghasilkan Sumberdaya
manusia
yang
berkualitas.
Oleh
karenanya
sangat
penting
mempersiapkan pendidikan melalui suatu perencanaan pendidikan. Pendidikan akan
mengantarkan masyarakat pada kepada suatu keadaan
masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge based society). Pendidikan membawa perubahan dari masyarakat yang potensi kemanusiaannya kurang berkembang menuju masyarakat maju dan berkembang kemanusiaanya
yang
mengaktualisasikan
potensi
secara optimal. Potensi kemanusiaan itu ialah (1) afektif yang
tercermin dari kualitas keimanan, ketakwaan , akhlak mulia termasuk budi pekerti luhur serta kepribadian unggul, dan kompetensi estetis ; (2) potensi kognitif yaitu kapasitas berfikir dan intelektualitas
untuk menggali dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi ; (3) potensi psikomotorik yang dicerminkan pada kemampuan
mengembangkan keterampilan teknis , kecakapan praktis
dan
kompetensi kinestetis (Depdiknas, 2007). Wahana yang tepat untuk hal tersebut adalah pendidikan sebagai proses sistematis untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang memungkinkan ketiga dimensi paling elementer di atas dapat
berkembang optimal dan menciptakan individu yang berkualitas dan menjadi agen pembangunan bangsa Indonesia. Agar
pendidikan
tersebut
berkualitas
pengembangan wilayah maka perlu dilakukan melibatkan
kegiatan
multidisipliner
yang
dan
berdampak
bagi
suatu
perencanaan pendidikan yang
memperhatikan
masalah-masalah
demografi, ekonomi, keuangan, pemerintah, pedagogi, statistic persekolahan, lingkungan, social budaya dan aspek lainnya yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi perencanaan pendidikan (Enoch, 1992).
Artinya
bahwa
dengan
perencanaan
pendidikan
dilakukan
secara
komprehensif
mempertimbangkan berbagai aspek sehingga pendidikan itu dapat berfungsi dengan baik menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas secara menyeluruh. Menyeluruh dalam pengertian semua warga negara mendapatkan kesempatan untuk belajar
sehingga masing-masing memiliki kemampuan untuk mendukung
pembangunan suatu wilayah ataupun negara. Karenanya suatu wilayah dalam proses pembangunannya sangat ditentukan oleh ketersediaan sumberdaya manusia yang berkualitas. Berdasarkan Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 pendidikan dibagi atas Pendidikan Formal, non formal dan informal. Dimana Pendidikan formal mencakup Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi. Pendidikan dasar dimulai dari tingkat SD sampai SMP/MTS. Pendidkan menengah terdiri dari Pendidikan Menengah Umum yaitu Tingkat SMA/MA dan Pendidikan Menengah Kejuruan yaitu SMK / MAK. Pendidikan Tinggi sendiri adalah merupakan jenjang
pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi akan saling mempengaruhi dengan pengembangan pendidikan. Menurut Enoch (1992) lulusan pendidikan yang lebih bermutu dalam pengetahuan dan keterampilan teknis dengan sendirinya memberi sumbangan bagi pertumbuhan ekonomi pada umumnya dan menaikkan pendapatan individu khusus. Dengan demikian pendidikan dapat dianggap sebagai barang konsumsi dan investasi ekonomi
dalam modal manusia. Sehingga diperlihatkan bahwa
dan pendidikan saling mempengaruhi. Kemajuan ekonomi mendorong
perkembangan
pendidikan, dan pendidikan yang maju merupakan salah satu
persyaratan perkembangan ekonomi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pergeseran sektor pembangunan dari
sektor
primer (pertanian) ke sektor
sekunder dan tertier (industri dan jasa) mendorong pendidikan semakin dipacu untuk menghasilkan tenaga kerja yang lebih banyak jenis keahlian yang dibutuhkan. Ini berarti dunia pendidikan harus semakin lebih tanggap dengan kebutuhan sektor tersebut. Keadaan ini sudah dimulai sejak Pelita II tahun 1974 dimana diamanatkan dalam GBHN 1973
bahwa ”...pembinaan sistem pendidikan
nasional agar
disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan, sehingga menghasilkan calon tenaga kerja yang diperlukan untuk pembangunan. Perkembangannya pada Pelita III dimana ditetapkan dasar-dasar memasuki tahap industrialisasi pada Pelita IV dan V dan
seterusnya, diikuti dengan penyiapan sumberdaya manusia. Sebagian sumberdaya yang dimaksud disiapkan melalui pendidikan kejuruan (Djojonegoro, 1999). Saat ini pertanian tidak dapat lagi dipertahankan sebagai tumpuan utama pembangunan karena semakin sempitnya lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi pemukiman dan kawasan industri
sebagai bagian dari pembangunan ekonomi.
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses transisi dari tingkat ekonomi tertentu yang bercorak sederhana menuju tingkat ekonomi maju. Tingkat ekonomi tersebut yaitu primer yaitu sektor pertanian, sekunder sektor industri manufaktur, konstruksi dan tingkat paling tinggi yaitu tertier yaitu sektor jasa. Transisi ini akan diikuti oleh peningkatan kebutuhan tenaga kerja sektor sekunder dan tertier. Agar dapat masuk dalam sektor formal tenaga kerja itu harus dipersiapkan dengan pendidikan dan keterampilan (Miraza, 2008). Sebagai suatu kota yang berkembang Kota Medan juga telah mengalami transisi pembangunan ekonomi dimana saat ini Kota Medan menjadi salah satu pusat industri , perdagangan dan jasa. Pertanian yang
dulu
mengandalkan
perkebunan sudah tidak dapat lagi dipertahankan. Implikasinya adalah pertumbuhan penduduk yang pesat dengan berbagai permasalahan diantaranya pendidikan dan tenaga kerja. Oleh karenanya maka pendidikan Kota Medan juga harus terus disinkronkan dengan perkembangan ekonomi yang terjadi. Berdasarkan struktur tenaga kerja
yang di kota Medan , tenaga kerja lulusan Pendidikan Menengah
mendominasi angka pencari kerja.
Tabel 1.1. Jumlah Pencari Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan SD SMP SLTA Sarjana
Belum ditempatkan pada tahun 2006 0 3.231 51.982 1.216
Terdaftar Tahun 2007 882 1.196 11.411 9.397
Ditempatkan pada tahun 2007 25 138 5.712 392
Sumber BPS Kota Medan : Medan Dalam Angka 2008
Berdasarkan tabel 1.1 di atas maka struktur tenaga kerja kota Medan diisi oleh tenaga kerja lulusan SLTA (pendidikan menengah). Ini berarti bahwa pendidikan menengah perlu dipersiapkan agar lebih siap memasuki lapangan pekerjaan yang menuntut keahlian. Secara umum struktur kerja tersebut merupakan bagian gambaran dari
struktur tenaga kerja
di Indonesia. Oleh karenanya saat ini Depdiknas
menggalakkan pendidikan kejuruan terutama pada tingkat menengah melalui Sekolah Menengah Kejuruan. Berbagai upaya dilaksanakan melalui promosi , kebijakan dan bantuan bagi pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan. Dengan dasar pemikiran bahwa lulusan SMK
dipersiapkan untuk memasuki lapangan kerja
yang ada
sedangkan lulusan pendidikan menengah umum yaitu SMA (Sekolah Menengah Atas) dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Sehingga jika ternyata lulusan SMA turut memasuki lapangan kerja setelah tamat maka akan lebih baik jika para siswa lebih didorong untuk memasuki SMK yang mempersiapkan mereka dari segi keterampilan dan keahlian
lebih
sebagai modal
memasuki lapangan pekerjaan. Menurut Davison dan Kelly (2004) dengan program pembelajaran berbasis kompetensi dimana pendidikan kejuruan memberi kontribusi bagi setiap orang yang mengikutinya yaitu kemampuan akademik, kemampuan
memecahkan masalah, keahlian – keahlian spesifik dari jenis pekerjaan yang berguna bagi perekonomian produktif dan memberikan kontribusi bagi anggota masyarakat. Artinya jika dikembangkan dan dilaksanakan dengan baik maka akan dihasilkan lulusan yang akan mendorong perbaikan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan
karakteristik struktur ekonomi Kota Medan sebagai kota
perdagangan, industri dan jasa maka tidak berlebihan jika pendidikan menengah di Kota Medan juga diarahkan bagi pengembangan SMK baik secara kualitas, maupun kuantitas. Secara khusus kawasan utara Kota Medan
yang
meliputi
empat
Kecamatan, yaitu : Medan Deli, Medan Labuhan, Medan Marelan, dan Medan Belawan
dimana sentra Industri Kota Medan berada di kawasan ini terutama
Medan Deli , Medan Labuhan dengan Kawasan Industri Medan (KIM) dan Medan Belawan dengan dukungan pelabuhan laut. Berdasarkan data SMK yang ada di Kawasan Utara Kota Medan ini hanya ada empat SMK swasta yang berbasis Teknologi dan Rekayasa yang cocok untuk kebutuhan tenaga kerja industri, ada satu SMK Negeri di Medan Labuhan namun merupakan SMK Perikanan. Untuk potensi kelautan hal ini memang sudah memadai, akan tetapi dengan potensi industri yang dimiliki kawasan ini maka perlu adanya SMK Teknologi Industri yang dikelola oleh negeri. Tanpa mengecilkan peran masyarakat dalam mengelola pendidikan kejuruan, namun kenyataan bahwa SMK adalah pendidikan yang memerlukan investasi yang besar dan berkelanjutan dan tidak semua swasta dapat secara maksimal
melaksanakannya.
Karena
pendidikan
kejuruan
memiliki
kekhasan
dalam
pembelajaran yang membutuhkan Laboratorium atau Workshop yang lengkap sebagai tempat mengasah keterampilan psikomotorik siswanya. Secara keseluruhan Kota Medan memang telah ada SMK Negeri Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa akan tetapi keberadaannya cenderung berada di pusat kota, sehingga para pelajar dari kawasan utara kota Medan jika hendak menikmati pendidikan menengah kejuruan yang
dikelola oleh negeri harus
menempuh jarak kurang lebih antara 10 – 25 km ke pusat kota. Jika ditinjau dari kelayakan beberapa dari SMK yang berada di pusat kota tersebut berdasarkan lokasi pendidikan sudah semakin tidak layak karena semakin sempitnya lokasi yang ada. Memperhatikan Rencana Strategis dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Depdiknas pada tahun 2025 mengamanatkan perbandingan antara jumlah SMA : SMK mencapai 30% : 70 %. Artinya ke depan pemerintah lebih memfokuskan pendidikan yang bersifat kejuruan (vokasi) dengan alasan mereka akan lebih siap menempati pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri ketimbang menyiapkan lulusan yang diharapkan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Apalagi dengan kenyataan bahwa tamatan sekolah menengah umum juga banyak yang langsung bekerja, tidak melanjutkan pendidikan mereka ke pendidikan yang lebih tinggi lagi.
Target Renstra Depdiknas ini memang akan
dikerjakan bersama antara pemerintah dan masyarakat. Artinya tidak mungkin semuanya itu dibangun dan disediakan oleh pemerintah mengingat anggaran pembangunan untuk Sekolah Menengah Kejuruan lebih besar daripada pembangunan
Sekolah Menengah Umum dan inilah salah satu karakteristik Pendidikan Kejuruan (Djojonegoro,1999: 37) di mana investasi dan operasional lebih besar daripada pendidikan umum. Mengingat hal inilah sebenarnya terjadi polemik antara kualitas dan fasilitas Sekolah Menengah Kejuruan. Agar dapat menghasilkan kualitas yang baik dengan ukuran kompetensi siswa, maka fasilitas pendidikan menengah kejuruan itu harus lengkap dan mampu mengikuti perkembangan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Du/Di). Sehingga bukan sebuah intrepretasi yang kurang bagi Sekolah Menengah Kejuruan yang dikelola oleh masyarakat (swasta) banyak yang kewalahan jika sudah diperhadapkan kepada kemampuan atau kompetensi lulusan yang dihasilkan. Dunia industri sendiri selaku pengguna jasa
lulusan Sekolah Menengah
Kejuruan selalu menginginkan tenaga kerja yang terampil dan sesuai dengan dunia kerja menurut Gunadi Sinduwinata (www.edubenchmark.com). Tenaga kerja yang terampil harus melalui pendidikan dan pelatihan yang bermutu, yang adaptif dengan perkembangan kemajuan teknologi yang digunakan di dunia
industri. Tentunya
lulusan SMK yang diterima bekerja di industri. Pendidikan dan pelatihan yang diterima merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi suatu negara yang lebih cepat ( Sumarsono, 2003). Untuk menghasilkan lulusan yang mempunyai kompetensi yang baik maka Sekolah Menengah kejuruan harus mempunyai fasilitas sarana dan prasarana yang lengkap dan merupakan komponen penting dalam suatu proses pembelajaran
(Sanjaya , 2008). Untuk menyediakan sarana yang lengkap pada Sekolah Menengah Kejuruan perlu dana yang tidak sedikit karena sarana dan prasarana akan meliputi tiga aspek yaitu , ruang pembelajaran umum, ruang penunjang, ruang pembelajaran khusus (PP.No.48 Tahun 2008). Masing –masing ruang ini harus diisi dengan fasilitas sesuai standar , dan terutama ruang pembelajaran khusus harus diisi dengan fasilitas praktikum yang sesuai dengan Bidang Keahliannya. Pada fasilitas praktikum inilah banyak sekali kendala yang dihadapi oleh pihak pengelola swasta, terutama pendidikan kejuruan kelompok keahlian Teknologi Rekayasa dimana mereka harus adaptif dengan peralatan yang sesuai dengan teknologi yang berkembang di dunia Industri Rekayasa dan ini bukan hal yang mudah. Oleh karena itu, perlu perencanaan yang menjembatani dunia pendidikan kejuruan dengan dunia usaha dan industri sebagai stakeholder. Sekolah Menengah Kejuruan yang dikelola pemerintah sekalipun belum dapat dikatakan seluruhnya mampu adaptif dengan dunia usaha dan dunia industri. Akan tetapi dengan asumsi bahwa pemerintah akan bertanggungjawab dengan mutu pendidikan maka tentunya hal tersebut akan diupayakan. Pendidikan yang bermutu tentunya akan menghasilkan kualitas yang bermutu, oleh karenanya perlu perencanaan yang baik. Perencanaan pendidikan melibatkan kegiatan multidisipliner yang memperhatikan masalah-masalah demografi, ekonomi, keuangan, pemerintah, pedagogi, statistic persekolahan, lingkungan, social budaya dan aspek lainnya yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi perencanaan pendidikan (Enoch, 1992). Oleh karenanya pada penelitian ini akan
memfokuskan kepada analisis pendidikan menengah kejuruan dengan demand and supply analisis dimana akan melihat sisi pihak industri
sebagai pengguna jasa
lulusan Sekolah Menengah Kejuruan, siswa SMK Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa sebagai pelanggan jasa pendidikan menengah kejuruan dan calon siswa yaitu siswa SMP yang akan masuk kedalam lingkup pendidikan kejuruan tersebut dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang menjadi potensi dan pertimbangan pengembangan wilayah kota Medan khususnya kawasan utara Kota Medan.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini dirumuskan beberapa masalah , yaitu : a. Bagaimanakah hubungan antara persepsi dunia industri di kawasan utara kota Medan tentang lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi dan Rekayasa dengan kesempatan kerja di dunia industri b. Bagaimanakah hubungan persepsi siswa SMP di kawasan utara kota Medan tentang Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi dan Rekayasa dengan minat pada Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi dan Rekayasa c. Bagaimanakah persepsi
siswa Sekolah Menengah
Kejuruan tentang
pendidikan menengah kejuruan bidang keahlian Teknologi Rekayasa di Kawasan Utara Kota Medan d. Bagaimanakah perencanaan Pendidikan Kejuruan di Kawasan Utara Kota Medan
1.3. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi dunia industri di kawasan utara kota Medan tentang lulusan Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi dan Rekayasa dengan kesempatan kerja di dunia industri b. Untuk mengetahui hubungan persepsi siswa SMP di kawasan utara kota Medan tentang Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi dan Rekayasa dengan minat pada Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi dan Rekayasa. c.
Untuk mengetahui tingkat kecenderungan persepsi siswa SMK sebagai masyarakat pelanggan dari pendidikan menengah kejuruan khususnya bidang keahlian Teknologi Rekayasa di Kawasan Utara Kota Medan
d. Untuk mengidentifikasi faktor – faktor apa saja yang mendukung perencanaan Pendidikan Kejuruan di Kawasan Utara Kota Medan.
1.4. Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut : a. Dapat dipakai sebagai acuan dalam pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan sebagai pendidikan yang dimaksudkan menjawab tantangan kebutuhan dunia kerja dan sebagai pendidikan yang lebih aplikatif. b. Sebagai salah satu kajian dalam pengembangan wilayah terkhusus ditinjau dari sumberdaya manusia sebagai salah satu pilarnya.
c. Mendukung program Depdiknas dan sumbangsih pemikiran bagi Pemko Medan dalam mengembangkan pendidikan menengah kejuruan di Kawasan Utara Kota Medan d. Sebagai bahan referensi bagi pihak industri dan dunia usaha tentang pendidikan menengah kejuruan untuk rekrutmen tenaga kerja. e. Sebagai bahan referensi bagi masyarakat tentang pendidikan menengah kejuruan sebagai pendidikan yang membekali para lulusannya kompetensi untuk lebih siap menghadapi dunia kerja daripada sekolah umum.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengembangan Wilayah Melalui Pendidikan Pengembangan wilayah memiliki tiga pilar utama yang mendukungnya yaitu :sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan teknologi. Tiga pilar ini saling mendukung dan mempunyai peran masing-masing. Sumber daya manusia mempunyai posisi sentral sebagai pengelola sumberdaya alam dengan pengembangan dan pemanfaatan teknologi yang baik. Suatu wilayah yang mempunyai sumberdaya alam yang melimpah dan sumberdaya manusia yang mampu memanfaatkan dan mengembangkan teknologi, akan lebih cepat berkembang daripada wilayah lain yang tidak cukup sumberdaya manusianya yang unggul (Nachrowi, 2001). Saat ini sumber daya alam semakin menipis terutama sumber daya alam yang tidak terbaharui
oleh karena itu perlu lebih memantapkan peran sumber daya
manusia dan penggunaan teknologi dalam pengembangan wilayah. Masih menurut Nachrowi (2001) dalam jangka panjang human capital menjadi prioritas daerah otonom, mengingat peran sumberdaya alam semakin terbatas oleh karena itu perlu mempunyai manusia – manusia yang handal sebagai agen pembangunan. Zen (2001) menyebutkan bahwa pengembangan wilayah merupakan upaya mengawinkan secara harmonis sumberdaya alam, manusia dan teknologi, dengan memperhitungkan daya tampung lingkungan itu sendiri.
Pasal 1 (1) UUSPN No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Artinya bahwa pendidikan itu ingin menghasilkan lulusan yang nantinya akan menjadi salah satu modal pembangunan sebagai agen perubahan yang akan masuk kedalam proses pembangunan melalui mekanisme produksi. Todaro dalam Sirojuzilam (2008) menyatakan bahwa pendidikan merupakan komponen penting dan vital terhadap pembangunan terutama meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang merupakan input bagi total produksi . Jelaslah bahwa pendidikan merupakan indikator pengembangan suatu wilayah. Dimana indikator tersebut dapat dijabarkan menjadi acuan pengembangan pendidikan di suatu wilayah yang meliputi perencanan pendidikan dengan melibatkan multidisiplin ilmu. Perhatian akan peningkatan kualitas pendidikan di suatu wilayah dengan memperhatikan sarana dan prasarana, kualitas proses pembelajaran dengan mengembangkan potensi lokal (potensi wilayah) yang ada. Sehingga pendidikan akan menghasilkan lulusan yang menjadi tenaga kerja yang berkualitas dan siap diserap oleh dunia kerja. Dalam konsep Neo Klasik dimana proses pembangunan diekspresikan sebagai fungsi produksi yang menggambarkan hubungan input dan output , dimana input terdiri dari faktor kapital, tenaga kerja, sumberdaya alam, dan teknologi atau
Q = f (K,L,E,T). (Nachrowi, 2001) Q = output ; K = modal ; L = tenaga kerja ; E = sumberdaya ; T = teknologi Artinya masing-masing faktor mempengaruhi hasil pembangunan secara linier. Besaran hasil sangat ditentukan dari kualitas dan kuantitas semua faktor. Dalam hal ini tenaga kerja menjadi salah satu faktor pembangunan, sehingga penyiapan tenaga kerja yang berkualitas dengan cara pendidikan yang berkualitas. Pada umumnya jenis dan tingkat pendidikan mempengaruhi dan dianggap mewakili kualitas tenaga kerja (Sumarsono, 2003). Pendidikan adalah proses yang bertujuan untuk menambah keterampilan , pengetahuan dan meningkatkan individu.
kemandirian maupun kepribadian seseorang
Kemajuan teknologi terutama di dunia usaha dan industri menuntut
persyaratan tentang keahlian dan keterampilan yang lebih tinggi dari setiap orang yang terlibat dalam proses ekonomi (Enoch, 1992). Tenaga kerja yang dihasilkan oleh institusi pendidikan serta mempunyai keahlian dan keterampilan tentunya akan sangat diminati oleh dunia kerja sehingga konsekuensi logisnya adalah pendapatan yang lebih baik dan memberikan sumbangan ekonomi suatu wilayah. Ekonomi dan pendidikan akan selalu mempengaruhi. Kemajuan ekonomi suatu wilayah mendorong
akan
kemajuan pendidikan wilayah tersebut. Sebaliknya dengan dengan
majunya pendidikan akan berdampak bagi perkembangan ekonomi suatu wilayah (Enoch, 1992). Sehingga dapat disimpulkan bahwa antara pendidikan dan perekonomian suatu wilayah saling mempengaruhi.
2.2. Perencanaan Pendidikan Pendidikan adalah suatu proses sosialisasi bagi seseorang untuk memperolah kemampuan fisik, moral dan sosial yang dituntut daripadanya oleh kelompok tempat ia dilahirkan dan harus berfungsi. Jika ingin merubah kualitas kehidupan suatu bangsa maka pendidikan adalah kunci dasar dari segalanya. Tidak ada yang dapat berubah, jika menginginkan perubahan ke arah perbaikan mulailah dari pendidikan karena pendidikan adalah tangga untuk dapat melakukan mobilitas sosial. Artinya, melalui pendidikan seseorang dapat memperbaiki kualitas kehidupannya. Proses pendidikan merupakan suatu proses yang bertujuan. Disana terjadi proses membuat peserta didik dari yang tidak tahu menjadi tahu, dan dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari yang tidak mampu menjadi mampu. Proses itu harus terarah, sistematis dan berkesinambungan. Oleh karenanya pendidikan yang berkualitas harus melalui serangkaian perencanaan yang yang berkesinambungan dan adaptif karena perubahan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terus berkembang
diikuti dengan banyaknya
tantangan permasalahan yang ditimbulkan oleh peran sosial , ekonomi, bahkan politik. Perencanaan mempunyai banyak definisi, secara sederhana perencanan dapat dijelaskan sebagai suatu proses mempersiapkan hal-hal yang akana dikerjakan pada waktu yang akan datang untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu (Enoch, 1992). Menurut
Conyers & Hills dalam
Arsyad (1999) perencanaan adalah suatu proses yang berkesinambungan yang mencakup keputusan-keputusan
atau pilihan-pilihan berbagai alternatif
penggunaan sumberdaya untuk mencapai tujuan tertentu pada masa yang akan datang. Friedman dalam Glasson (1974) menyatakan bahwa perencanaan adalah cara berfikir mengatasi permasalahan sosial dan ekonomi, untuk menghasilkan sesuatu dimasa
depan. Sasaran yang dituju adalah keinginan kolektif
dan
mengusahakan keterpaduan dalam kebijakan dan program. Pendidikan itu sendiri telah diamanatkan melalui pembukaaan UndangUndang Dasar 1945 yaitu untuk mencedaskan kehidupan bangsa. Melalui Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
No. 20 Tahun 2003 dikatakan
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UUD RI tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Dengan menggarisbawahi kalimat usaha sadar dan terencana pada pasal 1 UU No. 23 Tahun 2003 , jelas bahwa pendidikan harus direncanakan sehingga melalui pendidikan yang direncanakan dengan baik akan dihasilkan kualitas lulusan yang merupakan aset sumberdaya manusia yang tangguh sebagai bagian dari agen pembangunan nasional. Perencanaan pendidikan itu sendiri akan terus mengikuti
perkembangan zaman serta serta tantangan kehidupan yang semakin kompetitif. Perencanaan pendidikan itu sendiri tidak dapat berdiri sendiri tanpa dukungan sektor lain , artinya secara komprehensip pendidikan direncanakan dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu dan berbagai macam aspek baik pemerintah, masyarakat atau stakeholder lain misalnya dunia usaha dan dunia industri. Peran masing-masing dapat secara langsung ataupun tidak.
2.3. Pendidikan Menengah Kejuruan Evans (1978) mendefinisikan pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang
menyiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada satu
kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya. Pendidikan kejuruan diharapkan mampu menjembatani akan kebutuhan tenaga kerja yang terampil setidaknya mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja sesuai dengan kompetnsi yang dimiliki. Senada dengan Bazos dan Hausman dalam Diane dan Robert (2006) ”Vocational training has been defined as the acquisiton of skills that are directly transferable to a workplace” . Lulusan pendidikan kejuruan akan dilatih untuk bekerja sehingga mempunyai perbedaan dengan sekolah lanjutan umum yang memberikan teori ilmu untuk dikembangkan secara murni. Sedangkan lulusan pendidikan kejuruan ini lebih condong kepada
ilmu-ilmu yang sifatnya
terapan dan beberapa program keahlian menekankan kepada aspek pengetahuan psikomotorik. Meski demikian pendidikan kejuruan tetap mengembangkan tiga ranah pembelajaran yang ada yaitu, afektif, kognitif, dan psikomotorik .
Pendidikan menengah kejuruan menurut UU Sistem Pendidikan Nasional yaitu ”pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu” (Penjelasan Pasal 15 UUSPN 20 Thn 2003). Bahkan diawal penerapan UUSPN No.2 Tahun 1989 terdapat perdebatan tentang pendidikan menengah, dimana pendidikan kejuruan dianggap sebagai pendidikan spesialisasi yang menyiapkan lulusan untuk memasuki lapangan kerja (Djojonegoro, 1999). Penekanan pada penyiapan lulusan untuk dapat bekerja mempunyai makna keahlian khusus yang lebih spesifik dibandingkan pendidikan menengah umum. Peserta didik dibekali keterampilan yang sifatnya aplikatif dengan berbagai jenis pekerjaan yang ada di dunia usaha atau industri, atau bahkan kesempatan berwirausaha dengan keterampilannya itu. Pendidikan menengah kejuruan berdasarkan Sistem Pendidikan Nasional mempunyai khusus, yaitu sebagai berikut : a. menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif , mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnnya b. menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier , ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja , dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya
c. membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan , teknologi , dan seni agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi d. membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih. Berdasarkan tujuan khusus tersebut lebih jelas dinyatakan bahwa lulusan SMK dipersiapkan sebagai tenaga kerja tingkat menengah di dunia usaha dan dunia industri yang diperlengkapi dengan kompetensi yang harus dimiliki sesuai dengan program keahlian yang dipilihnya. Sikap mandiri, ulet , gigih , dan profesional memberikan kemampuan beradaptasi dan berkompetisi baik baik di lingkungan kerja ataupun dalam peluang berusaha sendiri layaknya wirausaha. Dalam spektrum keahlian pendidikan menengah kejuruan tahun 2008 terdapat enam bidang studi keahlian yaitu , Teknologi dan Rekayasa, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Kesehatan, Seni Kerajinan dan Pariwisata, Agribisnis dan Agroteknologi, dan Bisnis Manajemen (lampiran 27). Spektrum keahlian ini menggambarkan lapangan kerja yang ada sesuai dengan lapangan usaha yang ada. Secara lebih spesifik keterkaitan lapangan usaha dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.1 Program dan Bidang Keahlian SMK Sesuai dengan Jenis Lapangan Usaha No
Jenis Lapangan Usaha
Bidang Keahlian SMK
1
Pertanian, Peternakan, Kehutanan Budidaya Tanaman, Budidaya Ternak, dan Perikanan Budidaya Ikan, Teknologi Hasil Pertanian
2
Industri Pengolahan
Teknik Listrik, Teknik Informasi dan komunikasi, Teknik Televisi, Radio dan Film, Teknik Elektronika, Teknik Pendingin dan Tata Udara, Teknik Mesin/Otomotif, Teknologi Pesawat Terbang, Teknik Perkapalan, Teknologi Tekstil, Instrumentasi Industri, Kimia
3
Listrik, Gas, Air Bersih, Bangunan
Teknik Bangunan Gedung, Perabot , Teknik Survei dan Pemetaan
4
Keuangan, Perusahaan
5
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pariwisata
6
Pengangkutan dan Komunikasi
Pelayaran , Telekomunikasi
7
Jasa – jasa
Keperawatan, Analisis Kesehatan, Kefarmasian, Tata Boga, Tata Kecantikan, Tata Busana, Pekerja Sosial, Seni Rupa, Kerajinan, Seni Musik , dan Grafika
Persewaan,
Jasa Bisnis dan Manajemen
Sumber : Dit PSMK Depdiknas 2008
2.4. Beberapa Pendekatan dalam Pendidikan Menengah Kejuruan Pendidikan menengah kejuruan memiliki peran menyiapkan peserta didik agar siap bekerja, baik bekerja secara mandiri (wirausaha) maupun mengisi lowongan pekerjaan yang ada. Oleh karena itu arah
pengembangan pendidikan menengah
kejuruan diorientasikan pada pemenuhan permintaan pasar kerja (demand driven). Dengan demikian tenaga kerja yang dihasilkan oleh SMK merupakan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai bidang pekerjaannya. Sesuai dengan
kesepahaman antara dunia usaha dan dunia industri yang dituangkan dalam Standar Nasional Pendidikan dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Sehingga setiap lulusan SMK harus mempunyai kompetensi sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Untuk itulah peserta didik dipersiapkan menjadi lulusan dengan beberapa pendekatan, yaitu : akademik, kecakapan hidup (life skills), kompetensi, luas dan mendasar, produksi. Pendekatan akademik memberikan arahan pembelajaran yang menyiapkan peserta didik dengan materi yang mengandung komponen tujuan , isi dan evaluasi yang dirancang utuh. Pendekatan kecapakan hidup didasari kesenjangan antara sekolah dan kehidupan nyata di masyarakat. Oleh karena itu agar peserta didik dapat mengenal baik dunianya dan dapat hidup wajar di masyarakat , perlu dibekali kecakapan hidup. Kecakapan hidup meliputi : kecakapan personal (personal skills), kecakapan sosial (social personal) , kecakapan akademik (academic skills) , dan kecakapan vokasional (vocational skills). Pendekatan kompetensi mengandung makna kemampuan seseorang yang diisyaratkan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu pada dunia kerja. Kompetensi yang dimaksud dalam dunia pendidikan Indonesia adalah sebagai pengetahuan dan keterampilan individu (Hutapea dan Thoha 2008). Kompetensi adalah perpaduan antara kemampuan kognitif, psikomotorik dan afektif yang direfekleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Secara khusus pada sekolah menengah kejuruan dimana keterampilan dan skill merupakan ciri khas dari lulusannya , maka dilakukan ujian khusus selain ujian nasional yaitu Uji Kompetensi menurut bidang/program
keahlian masing-masing. Uji kompetensi ini langsung diawasi oleh dunia usaha dan dunia industri yang relevan hingga sertifikasi bagi peserta uji yang kompeten untuk lulus.
2.5. Persepsi Persepsi dapat dirumuskan sebagai suatu proses penerimaan, pemilihan, pengorganisasian, serta pemberian arti terhadap rangsang yang diterima (Pareek, 1983; Milton, 1981). Namun demikian pada proses tersebut tidak hanya sampai pada pemberian arti saja tetapi akan mempengaruhi pada perilaku yang akan dipilihnya sesuai dengan rangsang yang diterima dari lingkungannya. Proses persepsi melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Penerimaan rangsang Pada proses ini, individu menerima rangsangan dari berbagai sumber. Seseorang lebih senang memperhatikan salah satu sumber dibandingkan dengan sumber lainnya, apabila sumber tersebut mempunyai kedudukan yang lebih dekat atau lebih menarik baginya 2. Proses menyeleksi rangsang Setelah rangsang diterima kemudian diseleksi disini akan terlibat proses perhatian. Stimulus itu diseleksi untuk kemudian diproses lebih lanjut. 3. Proses pengorganisasian Rangsang yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalam suatu bentuk
4. Proses penafsiran Setelah rangsangan atau data diterima dan diatur, si penerima kemudian menafsirkan data itu dengan berbagai cara. Setelah data tersebut dipersepsikan maka telah dapat dikatakan sudah terjadi persepsi. Karena persepsi pada pokonya memberikan arti kepada berbagai informasi yang diterima. 5. Proses pengecekan Setelah data ditafsir si penerima mengambil beberapa tindakan untuk mengecek apakah yang dilakukan benar atau salah. Penafsiran ini dapat dilakukan dari waktu ke waktu untuk menegaskan apakah penafsiran atau persepsi dibenarkan atau sesuai dengan hasil proses selanjutnya. 6. Proses reaksi Lingkungan persepsi itu belum sempurna menimbulkan tindakan-tindakan itu biasanya tersembunyi atau terbuka Dalam kenyataannya, terhadap objek sama, individu dimungkinkan memiliki persepsi yang berbeda. Oleh karena itu, Milton (1981) mengemukakan adanya beberapa faktor yang berpengaruh dalam persepsi. Faktor tersebut meliputi objek yang dipersepsi, situasi, individu yang mempersepsi (perceiver), persepsi diri, dan pengamatan terhadap orang lain. Selanjutnya, Pareek (1984) mengemukakan ada empat faktor utama yang menyebabkan terjadinya perbedaan persepsi.
1. Perhatian. Terjadinya persepsi pertama kali diawali oleh adanya perhatian. Tidak semua stimulus yang ada di sekitar kita dapat kita tangkap semuanya secara bersamaan. Perhatian kita hanya tertuju pada satu atau dua objek yang menarik bagi kita. 2. Kebutuhan Setiap orang mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi, baik itu kebutuhan menetap maupun kebutuhan yang sesaat. 3. Kesediaan Adalah harapan seseorang terhadap suatu stimulus yang muncul, agar memberikan reaksi terhadap stimulus yang diterima lebih efisien sehingga akan lebih baik apabila orang tersebut telah siap terlebih dulu. 4. Sistem nilai Sistem nilai yang berlaku dalam diri seseorang atau masyarakat akan berpengaruh terhadap persepsi seseorang.
2.6. Minat Minat berhubungan dengan pemusatan perhatian atau kegiatan mental terhadap suatu objek yang banyak sangkut pautnya terhadap diri sendiri (Efendi, 1984). Sehingga seseorang akan selalu memperhatikan hal-hal yang mempunyai dampak bagi dirinya. Segala sesuatu yang dirasakan ada hubungannya dengan dirinya pasti dianggap menarik untuk diketahui dan digali lebih dalam. Objek yang dimaksud
tidak terbatas pada benda-benda yang mempunyai wujud, bahkan lebih luas kepada bentuk – bentuk
kegiatan, pekerjaan , pendidikan, dan perilaku sosial lainnya.
Selanjutnya Kartono ( 1986 ) menyebutkan minat merupakan momen kecenderungankecenderungan yang terarah secara sungguh-sungguh kepada objek yang dianggap penting. Jika seseorang telah kesungguhan kepada suatu objek maka minat ini akan menuntun seseorang untuk memperhatikan lebih rinci dan mempunyai keinginan untuk ikut atau memiliki objek tersebut. Secara tegas Walgito (1981) menyatakan ”bahwa minat adalah suatu keadaan dimana seseorang
mempunyai perhatian terhadap sesuatu objek disertai dengan
keinginan untuk mempelajari dan membuktikannya”. Dalam kaitannya dengan minat siswa SMP terhadap Sekolah Menengah Kejuruan berarti jika seorang siswa mempunyai minat terhadap Sekolah Menengah Kejuruan maka kemungkinan bahwa dia akan berusaha mencari tahu lebih dalam lagi tentang hal tersebut. Sehingga pada akhirnya dia akan membuktikannya dengan memilih SMK sebagai pendidikan lanjutannya. Memilih tanpa pernah ada rasa ketertarikan akan menghasilkan pilihan yang kurang tepat. Kemungkinan timbul permasalahan di belakang hari sangat dimungkinkan. Hurlock (1990) menjelaskan juga bahwa minat mempunyai dua aspek yaitu : 1. Aspek kognitif, yaitu aspek yang dikembangkan seseorang mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Aspek ini berkembang dari pengalaman pribadi dan apa yang dipelajari di rumah, di sekolah, dan di masyarakat, serta dari berbagai jenis media massa ataupun berdasarkan pengamatan pada lingkungan sekitar.
2. Aspek afektif, yaitu konsep yang membangun aspek kognitif yang dinyatakan dalam sikap yang ditimbulkan minat. Selanjutnya Hurlock berpendapat walaupun kedua aspek tersebut penting peranannya dalam menentukan apa yang akan dan yang tidak akan dikerjakan oleh seseorang, namun aspek afektiflah yang lebih besar peranannya. Karena aspek afektif mempunyai peran yang lebih besar dalam memotivasi dari pada aspek kognitif dan aspek afektif cenderung lebih tahan terhadap perubahan dibandingkan dengan aspek kognitif. Jadi dengan kata lain bahwa minat timbul didahului oleh pengetahuan dan informasi, kemudian disertai dengan rasa senang dan timbul perhatian terhadapnya serta ada hasrat dan keinginan untuk melakukannya. Crow dalam Rohidin (2006) menyatakan minat yang terdiri aspek kognitif dan aspek afektif tersebut dapat berkurang dan bertambah. Pada dasarnya seseorang itu hanya memiliki minat sangat sedikit dari bawaannya. Seseorang yang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu aktivitas atau kegiatan tertentu baik itu yang berbentuk permainan ataupun pekerjaan maka ia akan berusaha keras untuk belajar dan aktif dalam aktivitas tersebut dibandingkan dengan orang yang mempunyai minat yang rendah terhadap aktivitas atau kegiatan.
2.7. Kesempatan Kerja Bekerja adalah suatu upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Setiap orang mempunyai kesempatan untuk bekerja guna pemenuhan kebutuhan hidup. Seseorang yang bekerja disebut tenaga kerja yang didefinisikan
setiap orang laki-laki atau wanita yang sedang dalam atau akan melakukan pekerjaan , baik didalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat . Setiap orang akan berusaha masuk ke dalam dunia kerja baik mandiri maupun sebagai karyawan. Persaingan akan terjadi didalam memperebutkan kesempatan kerja yang ada. Kesempatan kerja sendiri didefinisikan sebagai lapangan pekerjaan yang sudah diisi dan semua lapangan pekerjaan yang masih lowong (Disnaker Jakarta, 2008). Dari pengertian tersebut maka semua orang masih mempunyai kesempatan untuk memasuki lapangan kerja walaupun sudah diisi, karena kemungkinan terjadi pergeseran karyawan di suatu perusahaan atau industri dapat terjadi kapan saja. Oleh karenanya kesempatan kerja tersebut kembali diperebutkan oleh calon tenaga kerja lain. Hanya saja ada persyaratan yang perlu dipenuhi dan mekanisme penerimaan tenaga kerja. Untuk suatu wilayah dengan potensi industri maka permintaan akan tenaga kerja mempunyai indikator pendidikan dan keahlian bagi setiap calon tenaga kerja. Dengan Potensi Kawasan Industri Medan (KIM) dan industri – industri lain di kawasan utara kota Medan tentunya kesempatan kerja masih terbuka. Terlepas dari faktor krisis perekonomian global menurut Laporan Pengembangan Sector Industri Tahun 2007 Departemen Perindustrian bahwa Industri masih mempunyai beberapa masalah di tingkat mikro diantaranya adalah masalah kurangnya kualitas dan kuantitas Sumberdaya Manusia (Departemen Perindustrian, 2007). Artinya pihak industri menginginkan kesempatan kerja yang ada diisi oleh tenaga kerja yang mempunyai kompetensi seperti yang diinginkan dunia kerja, karena tenaga kerja
merupakan faktor produksi yang sangat mempengaruhi produktivitas dunia usaha dan dunia industri. Berdasarkan hal tersebut
hendaknya Sekolah Menengah Kejuruan dapat
memainkan peran untuk memanfaatkan setiap kesempatan kerja yang ada. Bagaimanapun perekonomian negara kita terus akan dikembangkan dengan memacu sektor industri sebagai salah satu penopang dan ditinggalkannya sektor pertanian akibat semakin sempitnya ketersediaan lahan. Perluasan kesempatan kerja merupakan salah satu bagian dari prioritas RPJM Departemen perindustrian yang mengacu kepada prioritas pembangunan nasional. Dalam rumusan RPJM Departemen Peridustrian bahwa sasaran pertumbuhan industri per tahun sebesar 8,6 dengan penyerapan tenaga kerja baru sebanyak 500 ribu orang per tahun. Kiranya perencanaan tersebut sinergi dengan institusi pendidikan yang menghasilkan lulusan yang siap kerja dengan pendidikan kejuruan (vokasi).
2.8. Penelitian Sebelumnya Beberapa penelitian yang sebelunya yang dapat dijadikan referensi : 1. Davison dan Livesay (2004), keuntungan utama dari jenis pendidikan kejuruan adalah efektifitas biaya , mampu menyesuaikan dengan keadaan geografi (potensi) wilayah dan banyaknya variasi program keahlian , dimana para pelajar mendapatkan
kemampuan unuk berlatih
dalam lapangan pekerjaan yang
spesifik, serta mendapatkan upah yang lebih besar. Pendidikan kejuruan teknologi
memberikan para pelajarnya karir yang lebih cepat dan mudah dibandingkan pelajar dari universitas 2. Endah, dkk (2008) : Konsep Pendidikan SMK Dalam Mengantisipasi Kebutuhan Pasar Kerja Untuk Mendukung Peningkatan Potensi Wilayah di Surabaya, menyatakan bahwa salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap ketidakterserapan lulusan SMK di pasar kerja adalah ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran tenaga kerja tamatan SMK, baik secara kuantitas maupun kualitas dan banyak program keahlian dibuka belum berorientasi pada kebutuhan pasar kerja. 3. Diane dan Robert (2006), yang
melakukan penelitian pada wanita yang
tersangkut masalah kriminal di Amerika Serikat. Sebanyak 12 % penghuni penjara pada tahun 2004 adalah wanita. Penyebabnya adalah masalah kesulitan ekonomi dan 60% diantaranya adalah pengangguran. Sebuah pelatihan kejuruan diberikan kepada mereka dibidang teknik plumbing ( pekerjaan yang berhubungan dengan pemasangan pipa air baik kamar mandi, kloset , bahkan perumahan). Suatu keahlian khusus dibidang instalasi pemipaan. Hasilnya adalah mereka mampu melakukannya dan mempunyai keahlian sehingga mereka siap memasuki lapangan kerja dengan upah yang layak. “Vocational training programs, such as plumbing maintenance, have the potential to prepare women for areas of employment that address labor market shortages and provide a livable wage”. Pernyataan yang paling memberi arti bagi pelatihan kejuruan tersebut dari pesertanya ialah “ You have definitely broadened my horizon. I not
only learned how to ‘set toilet’ or install a faucet but also about life in general, you’ve helped my self-esteem. 4. Lee, dkk (2002): Changes of Economic Environment and Technical
&
Vocational Education in Korea menyatakan bahwa pendidikan kejuruan menunjukkan peranan yang sangat penting dalam memberdayakan masyarakat menghadapi perubahan perekonomian Korea. 5. Widodo (2006) , Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi lingkungan eksternal pendidikan SMK sangat menentukan upaya pengembangan sekolah di masa mendatang. Alasannya faktor tersebut memberikan keleluasaan sekolah dalam menentukan ke arah mana sekolah akan dibawa melalui perencanaan yang mandiri. Demikian pula faktor internal sistem pendidikan SMK, karena merupakan kekuatan operasional dari keseluruhan proses pendidikan di SMK. Faktor eksternal meliputi: keadaan geografis, kependudukan, mata pencaharian penduduk, ketenagakerjaan, lowongan kerja, dan jumlah SMK. Sedangkan faktor internal meliputi keadaan siswa, lulusan, nilai produktif komulatif, jumlah pendaftar, tenaga kependidikan, sarana prasarana, unit produksi sekolah, BKK, industri/institusi pasangan, dan pembiayaan. Keseluruhan faktor tersebut dalam implementasinya dipadukan dengan upaya-upaya pengembangan kurikulum, fasilitas sekolah, tenaga kependidikan, kesiswaan, dan lulusan yang dipandang sebagai faktor yang menentukan keunggulan sekolah
2.9. Kerangka Berpikir Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan bahwa salah satu pilar pengembangan wilayah adalah keberadaan Sumberdaya manusia. Sumberdaya manusia akan bermanfaat apabila telah dipersiapkan melalui proses pendidikan. salah satu proses pendidikan yang dikenal di Indonesia adalah
Pendidikan Menengah
Kejuruan. Pendidikan menengah kejuruan diimplementasikan melalui Sekolah Menengah Kejuruan. Merujuk kepada Renstra Depdiknas yang akan memfokuskan pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan hingga proyeksi 2025 dan melihat potensi wilayah Kota Medan sebagai salah satu Kota Industri dan Jasa maka peluang pengembangan SMK Bidang Keahlian Teknologi Rekayasa sangat dimungkinkan. Melihat potensi wilayah dalam bidang industri itu ada Kawasan Utara kota Medan yang meliputi empat Kecamatan yaitu : Medan Deli , Medan Labuhan, Medan Marelan, Medan Belawan. Adapun beberapa SMK Teknologi yang ada di Kawasan Utara Kota Medan dikelola oleh Swasta sedangkan SMK Negeri di Kota Medan hanya ada tiga dan berada di sekitar pusat kota , sehingga potensi lulusan siswa SMP yang begitu besar dari empat kecamatan tersebut
jika hendak
melanjutkan ke SMK Negeri harus menempuh jarak yang jauh ke pusat kota. Tanpa mengesampingkan kemampuan SMK yang dikelola swasta yang ada, dimana pendidikan kejuruan membutuhkan biaya investasi dan operasi yang besar, maka perlu disediakan fasilitas pendidikan kejuruan dalam bentuk SMK Teknologi di Kawasan Utara Kota Medan.
Melihat peluang ini maka perlu ada suatu kajian untuk mendukungnya dalam suatu perencanaan pendidikan kejuruan. Perencanaan pendidikan seperti diuraikan dalam tinjauan pustaka memang sangat komprehensif dan multidisipliner. Sehingga dalam tulisan ini perlu dibatasi dan aspek yang akan diuraikan persepsi industri sebagai pengguna jasa tenaga kerja lulusan SMK dan potensi calon siswa SMK yaitu siswa SMP terhadap minat melanjutkan pendidikan ke SMK. Selanjutnya kerangka berpikir tersebut dapat diuraikan dalam bagan seperti di bawah ini.
Potensi Wilayah Calon Siswa : Persepsi tentang SMK Minat terhadap SMK Siswa SMK : Persepsi tentang Pendidikan Menengah Kejuruan
Perencanaan Pendidikan Menengah Kejuruan
SMK Teknologi
Tenaga Kerja Industri
Pengembangan Wilayah Gambar 2.1. Kerangka Berpikir
Stakeholder( Industri) Persepsi tentang lulusan SMK Kesempatan kerja lulusan SMK
2.10.
Hipotesis Penelitian Pada penelitian ini terdapat dua populasi yang diteliti, sehingga hipótesis
yang diajukan adalah sebagai berikut : 1.
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi dunia industri tentang lulusan SMK teknologi dan rekayasa dengan kesempatan kerja lulusan SMK teknologi dan rekayasa di kawasan utara Kota Medan
2.
Terdapat hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa SMP di kawasan utara kota Medan tentang SMK bidang Teknologi dan Rekayasa dengan minat pada SMK bidang Teknologi dan Rekayasa
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 . Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kawasan Utara Kota Medan yang meliputi empat Kecamatan yaitu
Medan Deli , Medan Labuhan, Medan Marelan, dan Medan
Belawan. Penelitian dilaksanakan bulan Maret – Juli 2009
3.2 . Rancangan Penelitian 3.2.1 . Metode Metode berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Metode Korelasi dan Analisis Deskriptif 3.2.2 . Populasi Menurut Sugiarto (2003), populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti. Pada penelitian ini populasi terdiri atas dua bagian. 1. Kepala Bagian Human Resource Development (HRD) Industri yang berada di Kawasan Utara Kota Medan sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap penerimaan tenaga kerja di masing-masing perusahaan/industri . Dari populasi ini akan dijaring data dan informasi tentang Persepsi pihak dunia usaha dan dunia industri mengenai lulusan Sekolah Menengah Kejuruan. Hal ini dimaksudkan karena mereka adalah pengguna jasa tenaga kerja lulusan pendidikan menengah
kejuruan. Adapun jumlah industri besar dan sedang yang ada di Kawasan Utara Kota Medan sebanyak 185 perusahaan (BPS Medan : Medan Dalam Angka 2008) 2. Para siswa kelas 9 SMP yang ada di Kawasan Utara Kota Medan. Dari populasi ini akan dijaring data dan informasi minat mereka masuk ke Sekolah Menengah Kejuruan. Berdasarkan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kota Medan 2006 jumlah siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan sebanyak 23.776 orang. Dengan Asumsi bahwa mereka terdiri atas tiga tingkat , maka diambil populasi yaitu kelas 9 yang akan menamatkan sekolahnya. Sehingga jumlah populasi 1/3 x 23.776 = 7.925 orang 3. Para Siswa kelas 3 Sekolah Menengah Kejuruan di Kawasan Utara Kota Medan. Populasi ini akan digunakan menjaring informasi tentang pendidikan menengah kejuruan khususnya bidang keahlian Teknologi Rekayasa di KawasanUtara Kota Medan. Adapun jumlah populasinya dapat dilihat tabel 3.1
Tabel 3.1 Populasi Siswa kelas 3 Sekolah Menengah Kejuruan di Kawasan Utara Kota Medan No Nama Sekolah Jumlah Siswa Kelas 3 1. SMK Swasta Harapan Mekar 206 2.
SMK Swasta TI Budi Agung
105
3.
SMK Swasta Bina Satria
65
4.
SMK Swasta Bina Taruna 1
72
Total
448
3.2.3 . Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang ditarik berdasarkan metode tertentu dan dianggap telah mewakili populasi. 1.
Populasi pertama Kepala Bagian HRD Populasi dianggap homogen oleh karena itu menurut Arikunto (2002) sampel dapat diambil 10% – 15 % dari jumlah populasi jika lebih dari 100 . Tabel 3.2. Sampel Kepala Bagian HRD Jumlah Populasi Populasi Sampel
No 1
2.
Kepala Bagian HRD
185
20
Keterangan Random Sampling
Populasi kedua Siswa SMP Kelas 9 di kawasan utara kota Medan, untuk menentukan jumlah ukuran sampel digunakan rumus Yamane (Sugiana, 2008) dengan alasan jika ukuran populasinya besar yang didapat populasi.
n=
N N .d 2 + 1
Dimana : n = jumlah sampel N = ukuran populasi d = batas toleransi (10%) Sehingga jumlah sampel didapat :
dari proporsi
n=
7925 7925.0,12 + 1
n = 99 orang dibulatkan menjadi 100 orang Sampel ditarik dengan aturan proporsional random sampling , sehingga distribusi sampel tiap kecamatan dapat dilihat pada tabel 3.3 : Tabel 3.3. Jumlah Sampel Siswa SMP Kelas 9 No 1. 2. 3. 4.
3.
Kecamatan Medan Deli Medan Marelan Medan Labuhan Medan Belawan Total
Jumlah Siswa 2.004 1.960 2.567 1.394 7.925
Proporsi (%) 25 25 32 18 100%
Jumlah Sampel 25 25 32 18 100
Untuk populasi sampel ketiga yang diambil sebanyak 45 orang atau 10% jumlah populasi (Arikunto, 2002) dengan proportional random sampling, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 3.4. Proporsional Jumlah Sampel Siswa SMK
1.
SMK Swasta Harapan Mekar
Jumlah Siswa Kelas 3 206
2.
SMK Swasta TI Budi Agung
105
23
10
3.
SMK Swasta Bina Satria 2
65
15
7
4.
SMK Swasta Bina Taruna 1
72
16
7
448
100%
45
No
Nama Sekolah
Total
Proporsi (%) 46
Jumlah Sampel 21
3.2.4 . Teknik Pengumpulan data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Field Research dan Library Research. 1. Field Research adalah teknik pengumpulan data primer, dilakukan dengan teknik angket (Kuisioner). Angket disusun, dibuat dan digandakan sebanyak jumlah responden, untuk kemudian disebarkan dengan cara mendatangi langsung pihak industri, siswa SMK dan siswa SMP 2. Library Research adalah teknik pengumpulan data sekunder, dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan dan dokumentasi dari berbagai instansi terkait, yakni Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pendidikan , Instansi terkait lainnya, perpustakaan mengenai hasil-hasil penelitian terdahulu serta literatur yang mendukung studi ini. Jenis dan sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperlihatkan pada tabel berikut ini.
Tabel 3.5. Jenis dan Sumber Data Penelitian No
Jenis Data
Variabel
Sumber Data
Alat Pengumpul Data
1.
Primer
HRD Industri
Kuesioner
2.
Primer
HRD Industri
Kuesioner
3.
Primer
4.
Primer
Persepsi tenaga kerja lulusan SMK Kesempatan kerja di dunia industri Persepsi tentang Sekolah Menengah Kejuruan Kesempatan kerja di dunia industri
5.
Primer
Minat memilih Sekolah Menengah Kejuruan
6.
Primer
7.
Sekunder
Siswa SMP Kelas Kawasan Utara Medan Siswa SMP Kelas Kawasan Utara Medan Siswa SMP Kelas Kawasan Utara Medan Siswa SMK Kelas Kawasan Utara Medan
9 di Kota
Kuesioner
9 di Kota
Kuesioner
9 di Kota
Kuesioner
Persepsi Siswa tentang 3 di pendidikan menengah Kota kejuruan di Kawasan Utara Kota Medan Faktor-faktor yang BPS, Perindustrian, Pendidikan, industri, mendukung Instansi terkait perencanaan Pendidikan Kejuruan di Kawasan Utara Kota Medan
Kuesioner
Pustaka Wawancara
3.3 . Uji Coba Instrumen Uji coba instrumen dimaksudkan untuk mendapatkan instrumen yang valid dan reliebel, sehingga instrumen tersebut dapat menjaring data yang dibutuhkan guna menjawab masalah yang diteliti. Terdapat tiga kelompok responden yang datanya diolah secara statistik pada penelitian ini. Kelompok pertama ialah dunia industri yang diwakili oleh 20 orang HRD masing-masing industri, siswa kelas 9 (tingkat 3) SMP di kawasan utara kota Medan berjumlah 100 orang, dan 45 siswa SMK Teknologi di kawasan utara kota Medan. Masing-masing datanya dijaring
dengan menggunakan kuesioner. Untuk menghasilkan data yang relatif baik maka instrument penelitian tersebut diujicobakan pada responden diluar sampel yang telah ditentukan setelah diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan metode korelasi dan Alpha Cronbach’s (Arikunto, 2002) yang diolah dengan menggunakan software SPSS versi 17.
3.4 . Teknik Analisis Data Untuk mengetahui hubungan persepsi siswa kepada Sekolah Menengah Kejuruan dan kesempatan kerja di dunia industri dengan minat memilih Sekolah Menengah Kejuruan dan pengaruh persepsi Dunia Usaha dan Dunia Industri kepada Sekolah Menengah Kejuruan terhadap kesempatan kerja pada industri di Kawasan Utara Kota Medan digunakan analisis kwantitatif menggunakan statistik non parametrik. 1. Untuk menguji hipótesis terdapat hubungan persepsi Dunia Usaha dan Dunia Industri tentang Sekolah Menengah Kejuruan dengan kesempatan kerja di dunia industri Kawasan Utara Kota Medan dengan analisis korelasi Rank Spearman (Kuncoro, 2003) r = 1−
6Σd 2 N ( N 2 −1 )
Dimana: N = jumlah rangking d = perbedaan antar rangking dalam dua distribusi rangking
Masing-masing variabel juga digambarkan secara deskriptif yaitu menyajikan tingkat kecenderungannya dengan menggunakan rumus seperti pada analisis permasalahan ketiga. 2. Untuk menguji hipotesis penelitian yang mengatakan terdapat hubungan antara persepsi siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan tentang Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi dan Rekayasa dengan minat memilih Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi dan Rekayasa digunakan analisis korelasi Rank Spearman (Kuncoro, 2003) r = 1−
6Σd 2 N ( N 2 −1 )
Dimana: N = jumlah rangking d = perbedaan antar rangking dalam dua distribusi rangking Masing-masing variabel juga digambarkan secara deskriptif yaitu menyajikan tingkat kecenderungannya dengan menggunakan rumus seperti pada analisis permasalahan ketiga. 3. Untuk menjawab permasalahan ketiga dianalisis dengan statistik deskriptif dengan menyajikan
tingkat kecenderungan yang
dikelompokkan
empat kategori seperti yang dipaparkan oleh Arikunto (1987), yaitu : > Mi + 1,5 SDi
: kateori tinggi
Mi s.d. Mi + 1,5 SDi
: kategori sedang
Mi -1,5 SDi s.d. Mi
: kategori kurang
< Mi - 1,5 SDi
: kategori rendah
Mi = Rata-rata ideal
menjadi
SDi = Simpangan baku ideal Harga Mi diperoleh dengan rumus Mi =
Nt + Nr 2
dimana : Nt = Nilai skor tertinggi ideal Nr = Nilai skor terendah ideal Harga SDi diperoleh dengan rumus SDi =
Nt + Nr 6
4. Teknik analisa data untuk menjawab permasalahan keempat dianalisis secara diskriptif
yaitu
prosedur
pemecahan
masalah
yang
diselidiki
dengan
menggambarkan keadaan subjek / objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak. Menurut Arikunto (1998), ”penelitian deskriptif berupaya mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan”.
3.5 . Definisi Operasional Definisi operasional dimaksudkan sebagai batasan dan rambu-rambu yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Pendidikan menengah kejuruan yaitu pendidikan menengah yang mempersiapkan lulusannya untuk memasuki dunia kerja dimana para siswa dibekali keahlian dan keterampilan sesuai bidang keahlian masing-masing dan diukur melalui kompetensi
2. Kawasan Utara Kota Medan adalah wilayah disebelah utara kota Medan terdiri dari empat kecamatan yaitu Medan Deli, Medan Labuhan, Medan Marelan, Medan Belawan. 3. Persepsi siswa tentang Sekolah Menengah Kejuruan adalah
bagaimana para
siswa SMP akan memberi pendapat dan tanggapan yang mempengaruhi sikap terhadap Sekolah Menengah Kejuruan 4. Kesempatan kerja adalah peluang kerja di dunia industri di kawasan utara kota Medan 5. Minat siswa SMP adalah keinginan siswa SMP untuk melanjutkan pendidikan mereka ke Sekolah Menengah Kejuruan 6. Persepsi siswa SMK tentang pendidikan menengah kejuruan khusunya bidang keahlian Teknologi Rekayasa adalah pendapat dan tanggapan para siswa tentang pendidikan kejuruan yang sedang mereka jalani. 7. Persepsi dunia industri tentang lulusan Sekolah Menengah Kejuruan adalah pendapat dan tanggapan dunia industri terhadap lulusan Sekolah Menengah Kejuruan 8. Faktor – faktor yang mendukung perencanaan Pendidikan Kejuruan di Kawasan Utara Kota Medan adalah seluruh aspek potensi kawasan utara kota Medan dan yang mendukung perencanaan pendidikan menengah kejuruan 9. Pengembangan
wilayah
adalah
suatu
upaya
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat melalui pemberdayaan dan pemanfaatan potensi wilayah diantaranya dengan cara mempersiapkan sumberdaya manusia melalui pendidikan kejuruan
3.6. Variabel Operasional Variabel operasional dimaksudkan sebagai batasan dan rambu-rambu dalam pengembangan instrumen bagi setiap variabel penelitian ini, yaitu seperti pada tabel berikut : Tabel 3.6. Variabel operasional No 1.
Variabel Persepsi Dunia Industri tentang lulusan SMK Teknologi
-
2.
Kesempatan kerja lulusan SMK Teknologi
3.
Persepsi Siswa SMP tentang SMK Teknologi
-
-
4.
Minat Siswa SMP pada SMK Teknologi
-
5.
Persepsi Siswa SMK tentang pendidikan kejuruan di kawasan utara kota Medan
-
Indikator Perhatian dunia industri pada lulusan SMK Teknologi Kebutuhan tenaga kerja dunia industri yang mempunyai keterampilan Kesediaan dunia industri menggunakan lulusan SMK sebagai tenaga kerja Sistem nilai dalam rekruitmen tenaga kerja Kebutuhan tenaga kerja yang berkualitas Kesempatan lulusan SMK yang lebih besar oleh karena kompetensi (keterampilan yang dimiliki) Perhatian akan pendidikan menengah kejuruan khususnya SMK Teknologi Kebutuhan untuk mendapatkan pendidikan yang memberikan keterampilan Kesediaan untuk memilih SMK Teknologi Sistem nilai yaitu model pembelajaran SMK yang berdasarkan keterampilan Keinginan untuk mengetahui pendidikan menengah kejuruan khususnya SMK Teknologi Sikap terhadap pendidikan menengah kejuruan khususnya SMK Teknologi Perhatian terhadap sarana dan prasarana belajar Kebutuhan akan pendidikan kejuruan yang berkualitas Sistem nilai proses pembelajaran yang diterima
Skala Likert
Likert
Likert
Likert
Likert
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Kota Medan Kota Medan sebagai sebuah kota terbesar ketiga di Indonesia semakin penuh dengan aktifitas pembangunan baik berupa fisik maupun non fisik. Letaknya yang strategis di wilayah pesisir Timur
dekat dengan jalur transportasi Selat Malaka
menyebabkan Medan berkembang dengan pesat. Perannya sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara sangat sentral dengan berbagai jenis kegiatan ekonomi , administrasi, sosial politik dan kebudayaan. Secara geografis, wilayah Kota Medan berada antara 2º.27' - 2º.47' LU dan 98”35’ – 98”44’ BT dengan luas wilayah 265,10 km2 dengan batas-batas sebagai berikut : Batas Utara : Kabupaten Deli Serdang dan Selat Malaka Batas Selatan : Kabupaten Deli Serdang Batas Timur : Kabupaten Deli Serdang Batas Barat : Kabupaten Deli Serdang Topografi Kota Medan cenderung miring ke Utara dan berada pada ketinggian 2,5 – 37,5 meter diatas permukaan laut. Secara geografis, Kota Medan didukung oleh daerah-
daerah yang kaya sumber alam seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan Kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan
berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan dan saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya.
Medan Belawan
Medan Labuhan Medan Marelan
Medan Deli
Sumber : Medan Dalam Angka 2008
Gambar 4.1. Peta Kota Medan
Kota Medan berpenduduk 2.083.156 juta orang (Medan dalam angka 2008) memiliki areal seluas 26.510 hektar yang
secara administratif dibagi atas 21
kecamatan yang mencakup 151 kelurahan . Sebagai sebuah kota, ia mewadahi
berbagai fungsi, yaitu, sebagai pusat administrasi pemerintahan, pusat industri, pusat jasa pelayanan keuangan, pusat komunikasi, pusat akomodasi kepariwisataan, serta berbagai pusat perdagangan regional dan
internasional. Hal ini berdasarkan
gambaran PDRB atas dasar harga berlaku Kota Medan seperti pada tabel berikut :
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
9.
Tabel 4.1. PDRB Kota Medan Atas Dasar Harga Berlaku 2005 – 2007 Tahun Lapangan Usaha 2005 2006 2007 Pertanian 1.306.921.44 1.427.430,11 1.580.644,71 Penggalian 2.596,57 3.283,61 3.089,43 Industri Pengolahan 7.094.919,38 7.960.595,61 9.029.327,78 Listrik, gas dan air 917.530,98 1.102.658,52 1.040.734,65 minum Bangunan 3.502.798,64 4.795.785,16 542.082,16 Perdagangan , Hotel dan 11.271.818,27 12.692.842,73 14.106.440,58 Restoran Pengangkutan dan 9.164.618,54 10.548.090,28 7.979.773,29 Komunikasi Keuangan, asuransi, Usaha Persewaan 6.063.875,99 6.550.498,59 7.833.875,96 Bangunan, Tanah dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa 4.652.210,64 5.152.234,71 5.893.299,08
Sumber BPS Kota Medan : Medan Dalam Angka 2008
4.2. Gambaran Umum Kawasan Utara Kota Medan Kawasan utara Kota Medan secara berdasarkan tata ruang kota Medan dapat ditinjau berdasarkan beberapa analisis. Berdasarkan analisis Regionalisasi Kawasan Perkotaan Kota Medan dibagi menjadi empat bagian yaitu Kota Medan Bagian Utara (KMU) meliputi kecamatan Medan Labuhan dan Medan Marelan , Kota Medan Bagian Tengah (KMT) merupakan wilayah kota transisi yaitu Kecamatan Medan Deli, Kota Medan bagian Pusat (KMP) merupakan wilayah kota
yang berkembang pesat meliputi Kecamatan Medan Petisah, Medan Baru, Medan Kota
dan Medan Denai, Kota
Medan bagian Selatan
sebagai
wilayah kota
cadangan untuk perkembangan kota. Berdasarkan dimasukkan
Sistem Informasi Geografis Kecamatan
dalam wilayah Utara Kota
Belawan berada
Medan
Deli
Medan. Sedangkan Kecamatan Medan
di kawasan utara kota Medan dengan diperkuat
oleh Surat
Keputusan Bersama (SKB) Menteri Dalam Negeri dan Menteri Perhubungan Nomor 14 Januari 1982 dan Nomor KM.70/AL.101/PHB 82 tanggal 14 Januari 1982, isinya menyerahkan daerah kerja pelabuhan Belawan kepada Pemerintah yaitu Pemko Medan sebagai salah satu dasar bagi pengembangan Kawasan Utara Kota Medan (http://www.pemkomedan.go.id/news_detail.php?id=1046 ) . Berdasarkan uraian tersebut
berdasarkan
Geografis
dan
analisis
Regionalisasi dan Pengembangan Kota Medan , dapat dilihat keterkaitan empat kecamatan di Kawasan Utara Kota Medan yaitu : Kecamatan Medan Deli, Medan Labuhan , Medan Marelan dan Medan Belawan yang
perlu mendapat
perhatian pembangunan. Hal ini berdasarkan hasil analisis aglomerasi pelayanan terlihat bahwa tingginya aktivitas ekonomi di wilayah Selatan Kota Medan tidak memberikan dampak langsung terhadap perkembangan wilayah utara Kota Medan (RTRW Kota Medan 2016)
4.3. Potensi Wilayah Kawasan Utara Kota Medan Berdasarkan analisis Bagian Wilayah Kota (BWK )RTRW Kota Medan 2016 potensi pengembangan wilayah Kawasan Utara kota dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.2 . Potensi Wilayah Kawasan Utara Kota Medan No
Bagian Wilayah Kota
1.
Medan Deli
2.
Medan Labuhan
3.
Medan Marelan
4.
Medan Belawan
Potensi Pengembangan Wilayah
Industri Jasa Industri Jasa Jasa Fasilitas Ekonomi Industri Perikanan Jasa Pelabuhan
Sumber : Master Plan Kota Medan 2016
Dari Tabel 4.1. dapat dilihat bahwa dominasi potensi ekonomi wilayah di Kawasan Utara ditopang oleh industri dan jasa. Pusat Industri dan Jasa ditandai dengan
berdirinya pusat kegiatan industri dan jasa yang dikonsentrasikan di
Kecamatan Medan Labuhan dan Medan Deli. Kegiatan industri ini dikelola melalui PT. Kawasan Industri Medan dengan areal 514 hektare dan masih disediakan 650 hektare untuk pengembangan, bahkan bisa mencapai 1000 hektare
dengan
pengembangan wilayah sebagian milik Kabupaten Deli Serdang. Terdapat 86 Perusahaan Modal Dalam Negeri dan 17 Perusahaan Modal Asing (PMA) yang bergerak di bidang industri manufaktur, Industri Logam, Industri Elektronika Dasar, Industri Makanan, Industri Pengolahan Hasil Perikanan, Industri Minyak Olahan
Sawit, Industri Alkohol dan Kosmetika, Konstruksi , industri Pakan Ternak dan lain sebagainya sumber (www.pemkomedan.go.id) Berdasarkan data statisik dari BPS Medan kegiatan industri di Kawasan Utara Kota Medan ini sangat dominan dibanding kecamatan lain diluar Kawasan Utara Kota Medan, seperti dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.3. Banyaknya Perusahaan , Tenaga Kerja untuk Tenaga Kerja Industri Besar dan Sedang Kota Medan Menurut Kecamatan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Kecamatan
Banyaknya Perusahaan
Banyaknya Tenaga Kerja
1 20 14 1 6 3 1 4 1 1 6 3 8 11 11 5 6 60 7 2 14
37 1.656 4.245 41 324 79 78 277 36 99 608 136 638 771 448 220 208 24.376 2.261 184 2.339
185
39.061
Medan Tuntungan Medan Johor Medan Amplas Medan Denai Medan Area Medan Kota Medan Maimun Medan Polonia Medan Baru Medan Selayang Medan Sunggal Medan Helvetia Medan Petisah Medan Barat Medan Timur Medan Perjuangan Medan Tembung Medan Deli Medan Labuhan Medan Marelan Medan Belawan Jumlah
Sumber BPS Kota Medan : Medan Dalam Angka 2008 (Diolah)
Tabel 4.4. Banyaknya Perusahaan , Tenaga Kerja untuk Tenaga Kerja Industri Besar – Sedang di Kawasan Utara Kota Medan No 1 2 3 4
Kecamatan
Banyaknya Perusahaan
Banyaknya Tenaga Kerja
60 7 2 14
24.376 2.261 184 23.39
83
29.160
Medan Deli Medan Labuhan Medan Marelan Medan Belawan Jumlah
Sumber BPS Kota Medan : Medan Dalam Angka 2008 (Diolah)
Berdasarkan tabel 4.3 dan 4.4 maka dapat diasumsikan bahwa kedudukan Medan Utara sebagai basis Industri Kota Medan, dengan jumlah industri 83 perusahaan atau 44,86 % dan serapan tenaga kerja mencapai 29.160 orang atau 74,65 % dari seluruh tenaga kerja Industri Besar dan Sedang Kota Medan. Hal ini menggambarkan potensi Kawasan Utara Kota Medan salah satunya adalah dari sektor Industri. Jika dihubungkan dengan PDRB Kota Medan (tabel 4.1) , maka Sektor Industri yang menempati posisi ketiga penyumbang PDRB bagi kota Medan secara keseluruhan maka tentunya PDRB industri tersebut sebagian besar berasal dari Kawasan Utara Kota Medan.
4.4. Pendidikan dan Ketenagakerjaan Pendidikan dan ketenagakerjaan mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi lapangan usaha , baik primer, sekunder
sangat
mempengaruhi sektor
maupun tertier. Kemajuan suatu usaha
saat ini sangat ditopang oleh bagaimana usaha tersebut mampu memanfaatkan teknologi sebagai alat meningkatkan produktivitas. Pergeseran sektor ekonomi
kepada industrialisasi dan jasa sangat dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam RPJP Kota Medan 2006 – 2026 arah pembangunan kota dalam mewujudkan perekonomian
yang tangguh
dan dinamis dilakukan dengan
mendorong peningkatan produksi dan pendapatan masyarakat dengan mengarahkan perekonomian kota kepada pengembangan kota jasa perdagangan dan keuangan, serta industri yang ditandai dengan meluasnya kegiatan ekonomi pabrikasi, pemrosesan, transportasi,
pelayanan
perhotelan , restaurant,
pemeliharaan dan perbaikan,
konsultasi, keuangan dan sebagainya. Pengembangan
tampaknya menjadi salah satu andalan peningaktan perekonomian
industri karena
dengan produk industri yang kompetitif dan strategis akan memacu juga sektor jasa dan sektor ekonomi lainnya seperti transportasi yang memasarkan produk industri tersebut. Sektor industri juga diharapkan menyerap banyak tenaga kerja terutama
industri padat karya. Tenaga kerja yang dibutuhkan oleh industri
strategis dan menerapkan teknologi
adalah tenaga kerja yang mempunyai
keahlian baik skilled maupun semi skilled. Oleh karena itu tenaga kerja yang mempunyai keahlian
tersebut
harus
mendapatkan
pendidikan
yang sesuai.
Pertumbuhan ekonomi salah satu faktor keberhasilannya ditentukan oleh tenaga kerja yang mengolahnya (Enoch, 1992) dan
diharapkan
pendidikanlah
yang
berperan mempersiapkan dan menghasilkan tenaga kerja tersebut. Secara umum gambaran struktur ketenagakerjaan di Kota Medan berdasarkan data BPS adalah sebagai berikut :
Tabel 4.5. Jumlah Angkatan Kerja Berdasarkan Pendidikan di Kota Medan No
Tingkat Pendidkan
Satuan
Tahun 2004
Tahun 2005
Tahun 2006
1
Tidak/belum pernah sekolah
Persen
0,58
0,22
0,21
2
Tidak/belum tamat SD
Persen
5,16
3,44
2,05
3
SD
Persen
16,72
17,95
17,48
4
SLTP
Persen
20,90
20,65
20,15
5
SLTA Umum
Persen
36,45
38,06
39,99
6
SLTA Kejuruan
Persen
9,93
8,64
7,92
7
DI/DII
Persen
0,72
0,79
0,72
8
DIII
Persen
2,22
1,80
2,41
9
DIV/S-1
Persen
7,32
8,45
9,07
100
100
100
Jumlah Sumber : BPS Kota Medan, 2007
Jumlah terbesar angkatan kerja yang bekerja di Kota Medan adalah tamatan SLTA umum sebesar 39,99 persen, yang diikuti kemudian tenaga kerja tamatan SLTP sebesar 20,15 persen, SD sebesar 17,48 persen, S1/DIV 9,07 persen SLTA kejuruan sebesar 7,92 persen; DIII ke atas sebesar 2,4 persen dan DI/DII sebesar 0,72 persen . Hal yang patut juga dikemukakan adalah adanya kecenderungan penurunan persentase angkatan kerja pada tingkat pendidikan tertentu yakni SLTA kejuruan. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin sedikit siswa SLTA kejuruan pada tiga tahun terakhir yang dapat diserap oleh dunia usaha dan industri. Padahal pasar kerja tidak hanya sekedar mempertimbangkan aspek formal pendidikan pencari kerja, tetapi juga kesesuaian skill dan keterampilan nyata yang dimiliki dengan lapangan kerja yang tersedia.
4.5. Pendidikan Menengah di Kawasan Utara Kota Medan Secara umum gambaran pendidikan di kawasan utara kota Medan
masih
kurang memadai terutama ditingkat pendidikan menengah ditinjau dari segi sarana dan prasarana serta jumlah penduduk. Tabel 4.6. Jumlah Sekolah Menengah di Kawasan Utara Kota Medan Negeri
Kecamatan
Swasta
Jumlah
Kejuruan
Umum
MA
Kejuruan
Umum
MA
Medan Deli
-
-
-
1
6
1
8
Medan Labuhan
1
2
-
2
4
2
11
Medan Marelan
-
1
-
8
1
-
10
Medan Belawan
-
1
-
2
3
-
6
Sumber : BPS Kota Medan, 2007, Dit Pokok PSMK 2008 (Diolah)
Jika mengacu kepada Permendiknas No. 24 Tahun 2007 Tentang standar sarana dan prasarana SD; SMP ; SMA. Untuk standar sarana dan prasarana SMA dinyatakan bahwa satu SMA/MA dengan tiga rombongan belajar melayani maksimum 6000 jiwa. Untuk pelayanan penduduk lebih dari 6000 jiwa dapat dilakukan penambahan rombongan belajar di sekolah yang telah ada atau pembangunan SMA/MA baru. Berdasarkan hal tersebut maka di empat kecamatan tersebut
masih terdapat kekurangan
sarana pendidikan khususnya Pendidikan
Menengah, sebagai perbandingan dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel 4.7. Perbandingan Jumlah Sekolah Menengah dan Jumlah Penduduk Yang Dilayani di Kawasan Utara Kota Medan Jumlah Penduduk Yang Dilayani
Kecamatan
Jumlah Sekolah Menengah Saat ini
Standar Sarana Prasarana*
Kekurangan
Medan Deli
147.403
8
25
17
Medan Labuhan
105.015
11
18
7
Medan Marelan
105.015
10
18
8
Medan Belawan
94.979
6
16
10
*jumlah sekolah menengah seharusnya berdasarkan Permendiknas No.24 Tahun 2007 Sumber : BPS Kota Medan, 2007, Dit Pokok PSMK 2008 (Diolah)
Berdasarkan
tabel 4.6
dan tabel
4.7
jelas
pelayanan
pendidikan
menengah di Kawasan Utara masih sangat kurang. Ironisnya Kecamatan Medan Deli yang merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar di Kota Medan hanya dilayani 6 unit SMA , 1 unit SMK, 1 unit MA dan tidak satupun pelayanan itu disediakan oleh pemerintah (SMA, MA ,SMK Negeri). Pelayanan yang ada di sana hanya disediakan oleh masyarakat, dimana kemampuan layanan pendidikan
yang disediakan oleh
masyarakat tergantung oleh
biaya
yang
dikeluarkan oleh peserta didik. Semakin mampu siswa membayar lebih mahal maka kemungkinan
kualitas pendidikan yang
mereka terima
semakin
baik. Oleh
karenanya demi peningkatan pelayanan pendidikan menengah maka Pemerintah dan
Pemerintah Kota
Medan
pengembangan Kawasan Utara pendidikan di sana.
dalam
hal ini
Kota Medan
Diknas
dalam
kerangka
perlu memperhatikan
pelayanan
4.6. Pendidikan Menengah Kejuruan di Kawasan Utara Kota Medan Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diasumsikan bahwa kedudukan Medan Utara sebagai basis Industri Kota Medan, dengan jumlah serapan tenaga kerja mencapai 74,65 % dari seluruh tenaga kerja Industri Besar dan Sedang Kota Medan. Hal ini menggambarkan potensi Kawasan Utara Kota Medan salah satunya adalah dari sektor Industri. Jika dihubungkan dengan PDRB Kota Medan berdasarkan tabel 4.1, maka Sektor Industri yang menempati posisi ketiga penyumbang PDRB bagi kota Medan secara keseluruhan maka tentunya PDRB tersebut dipastikan sebagian besar berasal dari Kawasan Utara Kota Medan. Dengan potensi Industri yang ada dengan serapan tenaga kerja yang besar tentunya industri akan sangat membutuhkan tenaga kerja yang yang berpendidikan dan terampil sebagai karyawan mereka. Namun fasilitas pendidikan saat ini di kawasan utara masih sangat kurang terutama Sekolah Menengah Kejuruan yang dikelola oleh negeri.
Jumlah Sekolah Menengah Kejuruan yang ada saat ini di
Kawasan Utara Kota Medan adalah sebagai berikut : Tabel 4.8. Jumlah SMK Negeri dan Swasta di Kawasan Utara Kota Medan No Kecamatan SMK Negeri SMK Swasta Jumlah Siswa 1.
Medan Deli
-
2
278
2.
Medan Marelan
-
8
2.133
3.
Medan Labuhan
1
1
758
4.
Medan Belawan
-
2
735
Total
1
13
3.904
Sumber : Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kota Medan 2006.
Berdasarkan data tabel diatas dapat dirinci berdasarkan Bidang/Program Keahliannya sebagai berikut : SMK bidang keahlian Teknologi dan Rekayasa 4 sekolah, SMK bidang keahlian Pelayaran dan Perkapalan 2 sekolah, SMK bidang Keahlian Perikanan 1 Sekolah , dan SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen 6 sekolah. Adapun SMK Negeri yaitu SMK Negeri 12 Medan mengasuh bidang keahlian Perikanan (Data Pokok Dit. PSMK, 2008). Secara khusus data mengenai SMK bidang keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kawasan Utara Kota Medan adalah sebagai berikut : Tabel 4.9. Sebaran SMK Teknologi dan Rekayasa di Kawasan Utara Kota Medan No
Nama Sekolah
Alamat
Program Keahlian
Jumlah Siswa per Tingkat I
II
III
1.
SMK Swasta Harapan Mekar
Medan Marelan
T. Mekanik Otomotif
284
248
206
2.
SMK Swasta TI Budi Agung
Medan Marelan
T. Mekanik Otomotif
162
97
105
3.
SMK Swasta Bina Satria 2
Medan Marelan
T. Mekanik Otomotif
131
110
65
4.
SMK Swasta Bina Taruna 1
Medan Marelan
T. Mekanik Otomotif Audio Video
80
64
72
Sumber : Data Pokok Dit. PSMK 2008
Berdasarkan data maka sebaran SMK Teknologi dan Rekayasa tersebut hanya berada di satu kecamatan dari antara empat kecamatan yang termasuk kawasan utara Kota Medan. Berdasarkan jumlah siswa SMP yang ada di empat kecamatan yang ada pada Kawasan Utara kota Medan, maka sangat potensial untuk dijaring dan dididik oleh Sekolah Menengah Kejuruan, dalam hal ini yang dikelola oleh negeri dan berada di
Kawasan Utara
tersebut. Potensi calon siswa tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut : Tabel 4.10. Jumlah SMP/MTs dan Siswanya di Kawasan Utara Kota Medan Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah No Kecamatan Sekolah Sekolah Siswa Siswa (SMP) (MTs) 1. Medan Deli 20 5.527 5 484 2.
Medan Marelan
14
5.452
4
428
3.
Medan Labuhan
13
6.323
4
1.379
4.
Medan Belawan
13
3.627
2
556
60
20.929
15
2.847
Total
Total Siswa SMP dan MTs
23.776
Sumber : Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kota Medan 2006.
Berdasarkan data yang disajikan diatas sangat dimungkinkan pendirian fasilitas pendidikan yang menunjang potensi wilayah kawasan Utara Kota Medan ini terutama Sekolah Menengah Kejuruan yang berbasis Teknologi Rekayasa. Sedang untuk potensi kelautan memang sudah diakomodir melalui SMK Negeri 12 Medan. Jika ditinjau secara keseluruhan kota Medan memang telah ada SMK Negeri akan tetapi keberadaannya cenderung berada di pusat kota, sehingga para pelajar dari kawasan utara kota Medan jika hendak menikmati pendidikan menengah kejuruan yang dikelola oleh negeri harus menempuh jarak kurang lebih antara 10 – 25 km ke pusat kota. Jika ditinjau dari kelayakan beberapa dari SMK yang berada di pusat kota tersebut berdasarkan lokasi pendidikan sudah semakin tidak layak karena semakin sempitnya lokasi yang ada.
4.7. Profil Responden Profil responden pada penelitian ini terdiri atas tiga kelompok yaitu industri, siswa kelas tiga SMP , siswa kelas tiga
SMK Teknologi dan rekayasa di
kawasan utara kota Medan. Adapun gambaran respoden yang diambil adalah sebagai berikut : Tabel 4.11. Profil Dunia Industri penelitian
dimana HRD Industri sebagai
No
Nama Industri
Jenis Usaha
1. 2. 3. 4.
Industri Alkohol Industri Pengolahan Hasil Laut Industri Keramik Canning and Freezing Plant ( Industri Pengolahan Hasil laut)
5.
PT. Soci Mas PT. Central Windu Sejati PT. Juishin PT. Medan Tropical Canning and Frozen Industries PT. Coca Cola Company
6.
PT. Ivo Mas
7.
PT. Golgon
Industri pengolahan sawit Industri Logam
8.
PT. Mechmar Jaya
Industri Boiler / logam
9. 10. 11.
PT. Sempurna Jaya Laju PT. Growth Asia PT. Sorby Internasional Medan 12. PT. Feed Mill Indonesia 13. PT. Pacific Medan Industri 14. PT. Grafika Nusantara 15. PT. Toba Surimi Industry 16. PT. Putra Bandar 17. PT. Growth Pacific 18. PT. Asa Plastik 19. PT. Unibis 20. PT. Red Ribbon Indonesia Sumber : Data Hasil Penelitian
Alamat
Industri Minuman
Industri Logam Foundry Seafood Industry
Responden
minyak
Jl. P.Irian KIM Kawasan Industri Medan Jl. P. Pining Jl. KL. Yos Sudarso km. 10,5 Medan Jl. KL. Yos Sudarso km. 13 Medan Labuhan Belawan Jl. KL. Yos Sudarso km.7 Medan Deli Jl. P. Sumatera No. 11 Kawasan Industri Medan Jl. KL. Yos sudarso km 9,5 Jl. P. Jawa KIM Komp. MIEL Kawasan Industri Medan
Industri Pakan Palm Oil Procesing
Kawasan Industri Medan
Percetakan Seafood Industri Industri Logam Seafood Industri Industri Plastik Industri Makanan Seafood Industri
Komp. MIEL KIM Jl. P. Pinang KIM Jl. P. Irian KIM Jl. P. Sulawesi Jl. P. Kangean KIM Kawasan Industri Medan Jl. P. Sulawesi KIM
Masing-masing industri diwakili oleh satu orang Human Resources Development (HRD). Berikut ini adalah profil responden siswa kelas tiga SMP di kawasan utara Kota Medan. Masing-masing kecamatan diambil duapuluh lima orang siswa sebagai responden. Tabel 4.12. Profil Responden Siswa Kelas Tiga SMP di Kawasan Utara Kota Medan No
Nama Sekolah
Alamat
1. 2. 3.
SMP Negeri 25 Medan SMP Negeri 42 Medan SMP Bina Taruna
Jl. Rawe Medan Labuhan Jl. Paya Rumput Medan Deli Jl. Platina Medan Marelan
4.
SMP Belawan
Belawan Total
Jenis Kelamin
Jumlah
Lk 15 16 15
Pr 10 9 10
25 25 25
13 59
12 41
25 100
Sumber : Data Hasil Penelitian
Sebaran kuesioner berdasarkan jenis kelamin hampir berimbang antara siswa lakilaki dan siswa perempuan. Kuesioner penelitian dibagikan berdasarkan keinginan untuk mengisinya bukan pemaksaan berdasarkan jenis kelamin tertentu. Berdasarkan data tersebut maka dapat dijelaskan bahwa perhatian untuk melanjutkan sekolah ke Sekolah Menengah Kejuruan khususnya bidang teknologi dan rekayasa tidak terlampau didominasi oleh siswa laki-laki. Perhatian siswa perempuan juga perlu diapresiasi untuk dijadikan acuan pengembangan pendidikan kejuruan
sebagai
pendidikan yang siap memberikan keterampilan untuk lulusannya. Sekalipun dalam laporan UNESCO (Dunkley, 2008) bahwa gambaran umum pendidikan perempuan di Indonesia pada sekolah menengah kejuruan
bidang teknologi (upper secondary
vocational and technical school) 67,8 % siswanya adalah laki-laki dan hanya 32,2 % siswa perempuan. Kedepan perlu untuk lebih melibatkan lagi kaum perempuan dalam pendidikan kejuruan
dimana pendidikan kejuruan khususnya teknologi
mempersiapkan para lulusannya untuk bekerja dan membekali mereka keahliankeahlian yang penting untuk menghadapi dunia kerja. Berikut ini adalah profil Responden siswa SMK teknologi di kawasan utara Kota Medan. Tabel 4.13. Profil Responden siswa SMK Teknologi di Kawasan Utara Kota Medan No 1.
Nama Sekolah SMK Swasta Harapan Mekar
Jumlah 21
Program Keahlian T. Otomotif
2.
SMK Swasta TI Budi Agung
10
T. Otomotif
3.
SMK Swasta Bina Satria 2
7
T. Otomotif
4.
SMK Swasta Bina Taruna 1
7
T. Otomotif
Total
45
Siswa – siswa program keahlian teknik otomotif mendominasi responden penelitian hal ini memang sangat wajar karena keempat sekolah mengasuh teknik otomotif dan hanya SMK swasta Bina Taruna 1 yang mengasuh program keahlian audio video disamping teknik otomotif .
4.8. Persepsi Dunia Industri di Kawasan Utara Kota Medan Tentang Sekolah Menengah kejuruan dan Kesempatan Kerja Stakeholder
Sekolah Menengah Kejuruan khususnya Bidang Keahlian
Teknologi dan Rekayasa yang paling utama adalah dunia industri oleh karenanya peran industri dalam menentukan keberhasilan SMK sangat vital. Oleh karenanya
keberhasilan SMK Teknologi dan Rekayasa diawali dengan sebesar apa dunia industri mampu menyerap lulusannya. Hal ini juga dapat dijadikan salah satu dasar perencanaan SMK Teknologi dan Rekayasa , apakah itu pembukaan unit sekolah baru atau pembukaan program keahlian baru. Dalam kaitannya dengan kawasan utara kota Medan yang masih kekurangan fasilitas Sekolah Menengah khususnya Sekolah Menengah Kejuruan, dengan potensi industri yang besar maka perlu digali bagaimana persepsi dunia industri terhadap lulusan SMK dan kesempatan kerja mereka menurut dunia industri.
4.8.1. Persepsi Dunia Industri terhadap Lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa Berdasarkan hasil penelitian yang dijaring melalui kuesioner yang disebar pada Human Resources Development (HRD) dunia industri di Kawasan Utara Kota Medan didapat gambaran persepsi
tentang lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa
sebagai berikut : Tabel 4.14 Statistic Deskriptif Data Persepsi Dunia Industri di Kawasan Utara Kota Medan tentang lulusan SMK Teknologi
Persepsi Dunia Industri Pada Lulusan SMK Teknologi Valid N (listwise)
N
Range
Min
Max
Mean
Std. Deviation
Variance
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
20
25
25
50
42,25
5,866
34,408
20
Sumber : Pengolahan Data SPSS ver.17
Hasil analisis data didapat skor tertinggi dari kuesioner persepsi dunia industri 50 dan skor terendah 25. Standar deviasi 5,866. Tabel Frekuensi Persepsi selengkapnya
pada lampiran 11. Kemudian ditentukan tingkat kecenderungan persepsi Dunia Industri di Kawasan Utara Kota. Perhitungan selengkapnya pada lampiran 12. Tabel 4.15
Identifikasi Tingkat Kecenderungan Persepsi Dunia Industri di Kawasan Utara Kota Medan tentang lulusan SMK Teknologi
Kelas 1 2 3 4
Interval Kelas > 40,01 30 s.d 40,01 20 s.d. < 30 < 20 Total
FAbsolut 14 5 1 0 20
FRelatif 70 25 5 0 100%
Kategori Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
Berdasarkan tabulasi perhitungan tingkat kecenderungan persepsi dunia industri di kawasan utara kota
Medan dapat disimpulkan bahwa persepsi
mereka kepada
lulusan SMK Teknologi Rekayasa Tinggi yaitu 70% dan sedang 25 % dan hanya 5% yang kurang dan tidak terdapat dunia industri yang mempunyai persepsi rendah
4.8.2. Kesempatan Kerja Lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa Berdasarkan hasil penelitian yang dijaring melalui kuesioner yang disebar pada Human Resources Development (HRD) dunia industri di Kawasan Utara Kota Medan didapat gambaran tentang kesempatan kerja lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa sebagai berikut : Tabel 4.16 Statistic Deskriptif Data Kesempatan Kerja lulusan SMK Teknologi Industri di Kawasan Utara Kota Medan
Kesempatan Kerja Lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa Valid N (listwise)
N
Range
Min
Max
Mean
Std. Deviation
Variance
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
20
25
24
49
42,05
5,633
31,734
20
Sumber : Pengolahan Data SPSS ver.17
Hasil analisis data didapat skor tertinggi dari kuesioner kesempatan kerja lulusan SMK Teknologi 49 dan skor terendah 24. Standar deviasi 5,633. Tabel Frekuensi Kesempatan Kerja lulusan SMK Teknologi selengkapnya pada lampiran 14. Kemudian ditentukan tingkat kecenderungan persepsi Kesempatan Kerja lulusan SMK Teknologi , perhitungan selengkapnya pada lampiran 15. Tabel 4.17 Identifikasi Tingkat Kecenderungan Kesempatan Kerja Lulusan SMK Teknologi Rekayasa di Kawasan Utara Kota Medan Kelas 1 2 3 4
Interval Kelas > 40,01 30 s.d 40,01 20 s.d. < 30 < 20 Total
FAbsolut 15 4 1 0 20
FRelatif 75 20 5 0 100%
Kategori Tinggi Sedang Kurang Rendah
Berdasarkan tabulasi tingkat kecenderungan kesempatan kerja dapat disimpulkan bahwa
kesempatan kerja
lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa cukup baik.
Terbukti dengan 75% kesempatan kerja menurut dunia industri dalam kategori tinggi dan 20 % dalam kategori sedang dan hanya 5 % pada kategori kurang . 4.8.3. Hubungan antara persepsi dunia industri dengan kesempatan kerja lulusan SMK Teknologi Untuk melihat hubungan antara persepsi dunia industri dengan kesempatan kerja lulusan SMK Teknologi berdasarkan pendapat dari dunia industri sebagai pengguna lulusan SMK Teknologi perlu dilakukan uji analisis. Pengujian Hipotesis dilakukan menggunakan Statistik Non parametric dengan korelasi Rank Spearman. Hal ini dikarenakan data persepsi dan minat berbentuk ordinal. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut yang diolah dengan menggunakan software SPSS versi 17.
Tabel 4.18 Uji Korelasi Persepsi Dunia Industri tentang Lulusan SMK Teknologi dengan Kesempatan Kerja Lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa di Kawasan Utara Kota Medan Persepsi Dunia Industri Pada Lulusan SMK Teknologi Spearman's rho
Persepsi Dunia Industri Pada
Correlation Coefficient
Lulusan SMK Teknologi
Sig. (2-tailed) N
Kesempatan Kerja Lulusan
Correlation Coefficient
SMK Teknologi dan Rekayasa Sig. (2-tailed) N
Kesempatan Kerja Lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa
1.000
.766**
.
.000
20
20
.766**
1.000
.000
.
20
20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil uji hipotesis ternyata bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Persepsi Dunia Industri Pada Lulusan SMK Teknologi dengan Kesempatan kerja lulusan SMK Teknologi. Angka signifikansi yang diperoleh 0,000 < 0,01 level signifikansi yang digunakan. Adapun kekuatan hubungannya dikategorikan berkorelasi kuat dan searah dengan koefisien korelasi 0,766 , dimana jika koefisien korelasi terletak antara >0,5 – 0,75 hubungan korelasi kuat dan searah (Sarwono, 2008). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa semakin baik persepsi Dunia Industri pada lulusan SMK Teknologi semakin tinggi kesempatan kerja lulusan SMK Teknologi.
4.9. Persepsi dan Minat Siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan Tentang Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi dan Rekayasa Siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan adalah calon siswa yang akan melanjutkan pendidikannya
ke jenjang pendidikan lebih tinggi diatasnya
yaitu
Pendidikan Menengah. Pendidikan menengah terbagi dua yaitu : Pendidikan Menengah Umum dan Pendidikan Menengah
Kejuruan. Oleh karena itu pada
penelitian ini jumlah siswa SMP yang cukup banyak di Kawasan Utara Kota Medan ini perlu dijaring bagaimanakah persepsi dan minat mereka terhadap Pendidikan Menengah
Kejuruan
merupakan salah satu
modal
khususnya SMK Teknologi Rekayasa. Hal ini dalam
merencanakan
kebutuhan Pendidikan
Menengah Kejuruan di kawasan Utara Kota Medan. 4.9.1. Persepsi siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan tentang Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi dan Rekayasa Berdasarkan hasil penelitian yang dijaring melalui kuesioner yang disebar pada siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan didapat gambaran persepsi tentang SMK Teknologi dan Rekayasa sebagai berikut : Tabel 4.19 Statistic Deskriptif Persepsi Siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan tentang SMK Teknologi dan rekayasa
Persepsi Siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan tentang SMK Teknologi Valid N (listwise)
N Statistic
Range Statistic
Min Statistic
Max Statistic
Mean Statistic
Std. Deviation Statistic
Variance Statistic
100
55
43
98
81,19
9,104
82,883
100
Sumber : Pengolahan Data SPSS ver.17
Hasil analisis data didapat skor tertinggi dari kuesioner persepsi siswa kelas 9 SMP 98
dan skor terendah 43. Standar deviasi 9,104. Tabel Frekuensi Persepsi
selengkapnya pada lampiran 18. Kemudian ditentukan tingkat
kecenderungan
persepsi siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan , perhitungan selengkapnya pada lampiran 19. Tabel 4.20 Identifikasi Tingkat Kecenderungan Persepsi Siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan terhadap SMK Teknologi Rekayasa Kelas
Interval Kelas
FAbsolut
FRelatif
Kategori
1
> 80
58
58
Tinggi
2
60 s.d 80
40
40
Sedang
3
40,01 s.d. < 60
2
2
Kurang
4
< 40,01
0
0
Rendah
Total
100
100%
Beradasarkan tabulasi perhitungan tingkat kecenderungan persepsi siswa SMP di kawasan utara kota Medan dapat disimpulkan bahwa persepsi mereka kepada SMK Teknolgi Rekayasa Tinggi yaitu 58% dan sedang 40 % dan hanya 2 % yang kurang dan tidak terdapat siswa yang mempunyai persepsi rendah terhadap SMK Teknologi Rekayasa.
4.9.2. Minat Siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan pada Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi dan Rekayasa Berdasarkan hasil penelitian yang dijaring melalui kuesioner yang disebar pada siswa kelas 9 SMP di Kawasan Utara Kota Medan didapat gambaran minat tentang SMK Teknologi dan Rekayasa sebagai berikut :
Tabel 4.21 Statistic Deskriptif Minat Siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan Pada SMK Teknologi dan Rekayasa N Statistic
Range Statistic
Min Statistic
Max Statistic
Mean Statistic
Std. Deviation Statistic
Variance Statistic
Minat Siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan pada SMK Teknologi
100
57
38
95
78,32
11,260
126,79
Valid N (listwise)
100
Sumber : Pengolahan Data SPSS ver. 17
Hasil analisis data didapat skor tertinggi dari kuesioner persepsi siswa kelas 9 SMP 95
dan skor terendah 57. Standar deviasi11,26. Tabel Frekuensi Persepsi
selengkapnya pada lampiran 21. Kemudian ditentukan tingkat kecenderungan minat siswa SMP pada SMK Teknologi dan Rekayasa di Kawasan Utara Kota Medan , perhitungan selengkapnya pada lampiran 22. Tabel 4.22 Identifikasi Tingkat Kecenderungan Minat Siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan terhadap SMK Teknologi Rekayasa Kelas
Interval Kelas
FAbsolut
FRelatif
Kategori
1
> 80
49
49
Tinggi
2
60 s.d 80
46
46
Sedang
3
40,01 s.d. < 60
3
3
Kurang
4
< 40,01
2
2
Rendah
Total
100
100%
Berdasarkan tabulasi tingkat kecenderungan minat siswa dapat disimpulkan bahwa para siswa mempunyai minat yang cukup baik untuk memilih SMK sebagai pendidikan lanjut mereka. Terbukti dengan 49% minatnya tinggi dan 46 % minatnya sedang dan hanya 3 % yang kurang berminat dan 2 % yang minatnya rendah.
4.9.3. Hubungan antara persepsi siswa SMP dan minat pada SMK Teknologi dan Rekayasa di kawasan utara Kota Medan Berdasarkan tingkat
kecenderungan
persepsi dan minat siswa
SMP di
Kawasan Utara kota Medan dapat diambil gambaran tentang persepsi dan minat siswa SMP pada SMK Teknologi dan Rekayasa. Namun perlu juga dilihat hubungan antara persepsi siswa SMP dan Minat pada SMK Teknologi dan Rekayasa. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat keyakinan akan tingginya minat para siswa SMP untuk
memilih SMK
Teknologi dan Rekayasa
sebagai
pendidikan
lanjutan
mereka. Pengujian Hipotesis dilakukan menggunakan Statistik Non parametric dengan korelasi Rank Spearman. Hal ini dikarenakan data persepsi dan minat berbentuk ordinal. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut, dimana diolah dengan menggunakan software SPSS versi 17. Tabel 4.23 Uji Korelasi Persepsi siswa dengan Minat Siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan tentang SMK Teknologi dan Rekayasa
Kawasan Utara Kota
Medan tentang SMK
Medan pada SMK
Teknologi
Teknologi
.
.000
100
100
.629**
1.000
Sig. (2-tailed)
.000
.
N
100
100
Correlation Coefficient
rho
Kawasan Utara Kota Medan
Sig. (2-tailed) N
Minat Siswa SMP di Kawasan Correlation Coefficient
Teknologi
Kawasan Utara Kota
.629**
Persepsi Siswa SMP di
Utara Kota Medan pada SMK
Minat Siswa SMP di
1.000
Spearman's
tentang SMK Teknologi
Persepsi Siswa SMP di
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil uji hipotesis ternyata bahwa terdapat hubungan yang signifikan dimana angka signifikansi berkorelasi
signifikansi
yang diperoleh
0,000
yang digunakan. Adapun kekuatan hubungannya kuat dan searah dengan koefisien
korelasi 0,629 ,
<
0,01 level
dikategorikan dimana
jika
koefisien korelasi terletak antara >0,5 – 0,75 hubungan korelasi kuat dan searah (Sarwono, 2008). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa semakin baik persepsi siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan semakin tinggi minat mereka untuk masuk ke SMK Teknologi dan Rekayasa.
4.10.Persepsi Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Tentang Pendidikan Menengah Kejuruan Bidang Keahlian Teknologi Rekayasa di Kawasan Utara Kota Medan Persepsi siswa SMK dimaksud adalah bagaimana pelayanan pendidikan menengah kejuruan yang mereka telah dapatkan khususnya SMK Teknologi dan Rekayasa. Para siswa sebagai masyarakat pelanggan dari
pendidikan menengah
kejuruan di Kawasan Utara Kota Medan. Hal ini dimaksudkan sebagai gambaran pelayanan pendidikan menengah kejuruan teknologi yang saat ini masih hanya dikelola oleh swasta. Persepsi siswa SMK Teknologi dan Rekayasa ini dijaring melalui kuesioner yang diberikan dikawasan utara kota Medan.
pada 45 siswa
SMK Teknologi yang ada
Tabel 4.24
Descriptive Statistics Persepsi Siswa SMK Teknologi dan Rekayasa tentang Pendidikan Menengah Kejuruan di Kawasan Utara Kota Medan N
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
Persepsi Siswa SMK Teknologi tentang pendidikan menengah di Kawasan Utara
45
44
86
62.96
10.865
Kota Medan Valid N (listwise)
Berdasarkan data
45
yang didapatkan skor tertinggi 86 dan skor terendah 44
dan standar deviasi 10,865. Tabel frekuensi persepsi siswa SMK tentang pendidikan menengah kejuruan di kawasan utara kota Medan dapat dilihat pada lampiran 25. Berdasarkan frekuensi skor kuesioner persepsi siswa tentang pendidikan menengah kejuruan di kawasan utara kota Medan dapaat digambarkan histogramnya sebagai berikut :
Gambar 4.2. Histogram
Kemudian
tingkat
kecenderungan
persepsi
siswa SMK tentang pendidikan
menengah kejuruan di kawasan utara kota Medan dapat dikategorikan dan disajikan dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.25 Identifikasi Tingkat Kecenderungan Persepsi Siswa tentang pendidikan menengah kejuruan bidang keahlian Teknologi Rekayasa di Kawasan Utara Kota Medan Kelas
Interval Kelas
FAbsolut
FRelatif
Kategori
1
> 80
3
6,7
Tinggi
2 3
60 s.d 80 40,01 s.d. < 60
20 22
44,4 48,9
Sedang Kurang
4
< 40,01
0
0
Rendah
Total
45
100%
Berdasarkan tabel 4.14 dapat digambarkan bahwa pelayanan SMK Teknologi di kawasan utara Kota Medan belum memuaskan. Terdapat 48,9 % responden yang menyatakan pelayanan masih dalam kategori kurang, dan 44,4 % menyatakan hanya dalam kategori sedang. Hanya 6,7 % yang merasa pelayanan dalam kategori tinggi. Ini berarti kondisi pembelajaran masih kurang berkualitas terutama ditinjau dari segi kelengkapan peralatan praktikum. Pada sekolah menengah kejuruan kelengkapan peralatan praktikum merupakan nafas dari pembelajaran kejuruan.
4.11. Faktor-Faktor Pendukung Kawasan Utara Kota Medan
Perencanaan
Pendidikan
Kejuruan
di
4.11.1. Dokumen perencanaan pendidikan Kota Medan Perencanan pendidikan kota didasarkan pada dokumen-dokumen perencanaan Pembangunan Kota Medan. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota
(RPJP) Medan 2006-2026 disebutkan bahwa Visi : Kota Medan yang maju , sejahtera, berkeadilan dan religius Misi : 1. Mewujudkan perekonomian kota yang tangguh dan dinamis 2. Mewujudkan masyarakat kota yang berilmu pengetahuan dan menguasai teknologi, beriman dan bertakwa serta mandiri 3. Mewujudkan prasarana ndan saran kota yang modern, handal dan asri 4. Mewujudkan kota yang aman , nyaman dan religius melalui pembangunan kota yang berkeadilan Dalam RPJM kota Medan visinya adalah Medan Kota Metropolitan Yang Modern, Madani dan Religius.
Pendidikan dalam dokumen
ini dijabarkan
dalam arah
kebijakan Peningkatan Derajat Pendidikan Masyarakat yang berisi: 1. Peningkatan pemerataan dan akses masyarakat terhadap pelayanan pendidikan; sebagai upaya Pemerintah Kota untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang dapat diperoleh secara adil, demokratis dan tidak diskriminatif. 2. Peningkatan
mutu
pendidikan;
sebagai
upaya
Pemerintah
Kota
untuk
menyediakan sarana prasarana sekolah, alat bantu belajar,guru yang berkualitas, jaminan terhadap proses pembelajaran yang bermutu, serta jaminan terhadap lulusan yang berkompetensi. 3. Peningkatan manajemen pendidikan; sebagai upaya Pemerintah Kota untuk
menjadikan sekolah otonom, yang mampu merencanakan dan melaksanakan program pendidikan secara partisipatif, transparan dan akuntable.
Dalam RPJM 2006-2010 dinyatakan misi kota Medan yaitu Medan Kota Metropolitan yang Modern, Madani dan Religius. Dengan empat misi yaitu : 1. Mewujudkan
percepatan
pembangunan
wilayah
lingkar
luar,
dengan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi (UKMK), untuk kemajuan dan kemakmuran yang berkeadilan bagi seluruh masyarakat kota. 2. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik, dengan birokrasi yang lebih efisien, efektif, kreatif, inovatif, dan responsif. 3. Penataan kota yang ramah lingkungan berdasarkan prinsip keadilan kesehatan serta budaya daerah. 4. Meningkatkan suasana religius yang harmonis dalam kehidupan berbangsa serta bermasyarakat. Pendidikan mendapat perhatian dalam misi pertama dan dikaitkan dengan pengembangan wilayah lingkar luar kota Medan. Pada arah kebijakan percepatan pembangunan wilayah lingkar luar
disebutkan salah satu pointnya yaitu
meningkatkan derajat pendidikan masyarakat yang berdomisili di wilayah lingkar luar kota Medan. Pada arah kebijakan lainnya dalam misi pertama yaitu Peningkatan Derajat Pendidikan Masyarakat dengan melalui Peningkatan mutu pendidikan; sebagai upaya Pemerintah Kota untuk menyediakan sarana prasarana sekolah, alat bantu belajar, guru yang berkualitas, jaminan terhadap proses pembelajaran yang bermutu, serta jaminan terhadap lulusan yang berkompetensi
Dalam Renstra Diknas Kota Medan 2006 – 2010 yang menjadi Visi adalah : terwujudnya pemerataan kesempatan belajar yang berkualitas disemua jalur dan jenjang pendidikan menuju terwujudnya Medan Kota Metropolitan yang Modern, Madani dan Religius. Adapun misi daripada renstra diknas Kota Medan 2006-2010 adalah : 1. Menuntaskan wajib belajar sembilan tahun dan rintisan wajib belajar duabelas tahun 2. meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan 3. meningkatkan sumber daya manusia tenaga pendidik dan kependidikan 4. mewujudkan sekolah , PKBM dan kursus sebagai basis peningkatan mutu 5. meningkatkan managemen pengelolaan pendidikan Berdasarkan
dokumen
perencanaan
yang
telah
ada
maka
sangat
dimungkinkan penambahan unit sekolah baru di kota Medan. Renstra Diknas Kota Medan dalam matriks program kegiatan mencantumkan pembangunan unit sekolah baru (USB) yaitu untuk tingkat SMP, SMA dan SMK. Untuk pembangunan USB SMA dan SMK dalam matrik program indikatif tahunan 2006-2010 dianggarkan pagu indikatif
mencapai tujuh miliar rupiah (Renstra Diknas Kota
Medan 2006-2010) dengan sumber APBN dan APBD. Meskipun demikian perencanaan ini masih menyisakan persoalan yang dinyatakan dalam dokumen Renstra Diknas tersebut yaitu “dalam mengalokasikan anggaran kepada masingmasing kegiatan di dalam suatu program adalah sulitnya
memprediksikan
penerimaan khususnya penerimaan di luar Pendapatan Asli Daerah”. Suatu kalimat
yang
mengandung
suatu penafsiran kurang seriusnya
pemerintah kota untuk
memberikan perhatian kepada pendidikan. Untuk
tingkat pendidikan menengah
dalam dokumen
perencanaan
pendidikan kota Medan belum merinci secara spesifik pendidikan jenis apa yang akan lebih dikembangkan, apakah pendidikan menengah umum atau pendidikan kejuruan. Padahal RPJP Depdiknas 2005 – 2025 secara bertahap melalui periode pembangunan lima tahunan untuk pendidikan menengah lebih mengarahkan pengembangan pendidikan menengah kejuruan. Periode 2005 – 2009 rasio jumlah SMA : SMK berubah dari 70% : 30 menjadi 60% : 40%. Periode 2010 – 2015 rasio jumlah SMA : SMK berubah dari 60% : 40 menjadi 50% : 50%. Periode 2015 – 2020 rasio jumlah SMA : SMK berubah dari 50% : 50 menjadi 40% : 60%. Dan Periode 2015 – 2025 rasio jumlah SMA : SMK berubah dari 40% : 60 menjadi 30% : 70%. Kebijakan ini didasarkan pada
kenyataan sebagian terbesar (65%)
pengangguran terdidik adalah lulusan pendidikan menengah (Sakernas, BPS 2004), yang dapat diartikan sebagai kurangnya keterampilan lulusan pendidikan menengah untuk masuk ke lapangan kerja. Sejalan dengan arah pembangunan Kota Medan yang akan menjadikan kota Medan sebagai kota pusat jasa , perdagangan
dan industri, sehingga
perlu
meyiapkan tenaga kerja melalui jenjang pendidikan yang lebih adaptif dengan kebutuhan
tenaga
menengah. Dengan
kerja
tingkat
menengah, yang diisi oleh lulusan
demikian tidak ada alasan lain selain
sekolah
memperluas akses
pendidikan yang sesuai dengan tuntutan dunia usaha dan dunia industri.
Mencermati kebutuhan fasilitas pendidikan menengah di kawasan utara kota Medan sebagai bagian dari usaha pengembangan kawasan utara agar dapat lebih maju daripada saat ini. Dengan menggali dan menyelaraskannya potensi wilayah yaitu industri perencanaan butuh dukungan dari keinginan politik ”political will” Pemerintah Kota Medan dan DPRD Kota Medan dalam merumuskan dan menganggarkan dana
bagi
pembangunan sarana dan prasarana pendidikan
menengah. Perlunya kajian lebih mendalam akan kebutuhan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri yang ada di kawasan utara. Kebutuhan pendidikan yang juga merupakan hak daripada penduduk di kawasan utara agar para siswa dapat menikmati
fasilitas pendidikan khususnya pendidikan menengah kejuruan yang
sangat langka di kawasan utara kota Medan. Kebutuhan akan fasilitas pendidikan menengah kejuruan di kawasan utara dalam hal ini pembangunan Sekolah Menengah Kejuruan merupakan hal yang Pembangunan Nasional
wajar
dan sesuai dengan amanat Rencana
dalam hal ini Depdiknas. Sebagai bagian dari hirarki
perencanaan pembangunan nasional maka sepatutnyalah perencanaan pembasifik ngunan kota Medan juga lebih spesifik dan memberikan penekanan pada program pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan baik secara rasio dan kualitas pendidikan sesuai dengan potensi wilayah. Meskipun sedikit terlambat namun keinginan Pemko Medan untuk mendukung prioritas rencana pembangunan SMK mulai tahun 2010 yang dikoordinasikan dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah Pusat merupakan langkah awal yang menggembirakan. Pembangunan SMK baru juga harus
menyiapkan tenaga pengajar yang terampil dan punya keahlian
sesuai dengan
bidangnya. (www.pemko medan.go.id/news_detail.php?id=2009). Agar menjadi komitmen maka rencana ini perlu mendapat perencanaan daerah
dan
melalui
payung hukum
dalam dokumen
suatu studi tentang jenis SMK
yang akan
dikembangkan, lokasi, potensi dan kebutuhan. Supaya program pengembangan SMK lebih terarah dan rencana maka dalam dokumen perencanaan perlu menyebutkan langsung bidang keahlian, program keahlian, kompetensi keahlian yang sesuai dengan kebutuhan para pengguna lulusan SMK tersebut. Hal ini didasarkan potensi wilayah kota Medan. Keterlibatan dunia usaha dan dunia industri juga merupakan aspek yang perlu diperhatikan dalam desain perencanaan. Dengan terlibatnya perencanaan tentu akan lebih
mereka secara peraturan dalam dokumen
mempermudah pengembangan SMK
dalam hal
peningkatan kualitas lulusan maupun akses tenaga kerja. Sepanjang dunia usaha dan dunia industri diberi peran untuk ikut mengembangkan pendidikan khususnya SMK maka kemungkinan berkembangnya pendidikan SMK di kota Medan dapat semakin pesat dan maju.
4.11.2. Potensi industri di kawasan utara Kota Medan Dengan potensi industri yang ada di empat kecamatan di kawasan utara kota Medan maka sangat dimungkinkan didirikannya Sekolah Menengah Kejuruan di kawasan utara kota Medan dan memberikan bantuan kepada SMK swasta yang
telah ada untuk lebih memperbaiki kualitas lulusan agar lebih terserap oleh dunia industri di sana. Berdasarkan data jumlah industri dan tenaga kerja seperti pada tabel 4.4 di empat
kecamatan Medan Deli , Medan Labuhan, Medan, Marelan dan Medan
Belawan dimana ada 83 perusahaan dengan 29.160 jumlah tenaga kerja yang berarti hampir 45 % industri dan 75 % jumlah tenaga kerja itu terkonsentrasi disana. Data ini sendiri adalah khusus untuk kota Medan. Kawasan utara kota Medan ini secara lokasi diuntungkan dengan Kawasan Industri Medan yang terus berkembang baik lahan maupun jumlah industri yang tumbuh. Kegiatan industri ini dikelola melalui PT. Kawasan Industri Medan dengan areal 514 hektare dan masih disediakan 650 hektare untuk pengembangan, bahkan bisa mencapai 1000 hektare
dengan pengembangan wilayah sebagian milik
Kabupaten Deli Serdang. Secara
administratrif kawasan industri Medan sebagian
besar memang
berada di wilayah Deliserdang yaitu Kawasan Industri Medan Tahap II. Di Kawasan industri tahap II ini beroperasi 202 perusahaan dan industri dimana 16 perusahaan merupakan Penanaman Modal Asing (PMA) dan 186 PMDN. Jumlah serapan tenaga kerja mencapai 35.000 orang (sumber PT. KIM Medan,2009). Meskipun secara administratif berada di wilayah Kabupaten Deliserdang akan tetapi berdasarkan lokasi dan aksesibilitas yaitu kemudahan untuk mencapai suatu lokasi ditinjau dari lokasi lain di sekitarnya (Tarigan, 2006) lebih dekat ke kota Medan khususnya Kawasan Utara Kota Medan. Oleh karenanya aksesibilitas tenaga kerja penyerapannya
akan lebih mudah dari penduduk di sekitarnya dalam hal ini kawasan utara kota Medan. Dampaknya adalah sebagian besar keuntungan ekonomis terutama dari segi tenaga kerja dan aktivitas ekonomi lain dari kawasan industri Medan tahap II tersebut dinikmati oleh Kota Medan. Saat ini perluasan Kawasan Industri Medan terus berlangsung dan mengarah ke Saentis Deliserdang melalui rencana tahap III Kawasan Industri Medan. Dengan menggabungkan jumlah angkatan kerja yang terserap di empat kecamatan di kawasan utara kota Medan dan kawasan industri Medan tahap II dibawah administrasi kabupaten Deliserdang dapat dilihat kesempatan kerja yang ada, dengan pengertian kesempatan kerja didefinisikan sebagai lapangan pekerjaan yang sudah diisi dan semua lapangan pekerjaan yang masih lowong (Disnaker Jakarta, 2008). Tabel 4.26 Jumlah Angkatan Kerja yang Terserap di Kawasan Utara Kota Medan No
Kecamatan/Lokasi
Banyaknya Perusahaan (unit)
Banyaknya Tenaga Kerja (orang)
1
Medan Deli
60
24.376
2
Medan Labuhan
7
2.261
3
Medan Marelan
2
184
4
Medan Belawan
14
2.339
5
Kawasan Industri Medan Tahap II
202
35.000
285
61.160
Jumlah
Sumber BPS Kota Medan : Medan Dalam Angka 2008 dan PT. Persero KIM (Diolah)
Dengan menggunakan
struktur tenaga kerja
berdasarkan tingkat
pendidikannya seperti tabel 4.5 dimana tenaga kerja dengan pendidikan Sekolah
Menengah sebesar 47,82 % mengisi lapangan kerja, maka terdapat : 47,82% x 61.160 = 29.246 orang tenaga kerja berpendidikan sekolah menengah bekerja di kawasan utara kota Medan. Dengan menggunakan data jumlah lulusan siswa SMK di Kawasan utara kota Medan yaitu sebanyak 450 orang per tahun (tabel 4.9) , maka SMK di kawasan utara kota Medan hanya mampu memenuhi jumlah tenaga kerja yang ada sebesar (450 : 29.246) x 100% = 1,5 % dari jumlah tenaga kerja tingkat sekolah menengah yang ada. Ini berarti masih besar peluang untuk mendidik tenaga kerja melalui penambahan fasilitas pendidikan menengah kejuruan di kawasan utara kota Medan khususnya.
4.11.3. Perencanaan pendidikan menengah kejuruan berdasarkan aksesibilitas Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa fasilitas pendidikan menengah secara umum masih sangat minim di kawasan utara kota Medan. Sehingga para siswa untuk mendapatkan layanan pendidikan yang cenderung mengarah ke pusat kota yang jaraknya
cukup jauh. Tarigan (2006) menyatakan bahwa jarak
menciptakan “gangguan” ketika manusia berhubungan/bepergian dari satu tempat ke tempat lainnya. Jarak menciptakan gangguan karena dibutuhkan waktu dan tenaga (biaya) untuk mencapai lokasi yang satu dari lokasi lainnya. Berdasarkan hasil survey dan pengamatan sebagian besar siswa dari kawasan utara bersekolah ke pusat kota. Khusus SMK Teknologi yang dikelola oleh negeri hanya terdapat di pusat kota yaitu SMK Negeri 2 di Jln. STM Medan Amplas,
SMK Negeri 4 di JLn Sei Kera Medan Perjuangan , dan SMK Negeri 5 di Jl. Timor Medan Timur. Jika
siswa dari kawasan utara kota Medan
hendak
menikmati
fasilitas pelayanan pendidikan menengah kejuruan tersebut maka mereka harus menempuh jarak 10 – 25 km lebih. Jika dilihat karakteristik daripada jalur jalan penghubung dari kawasan utara ke pusat kota dapat digambarkan bahwa jalur utamanya adalah jalan besar Medan - Belawan. Dan pemukiman penduduk berada di sepanjang jalan utama tersebut dan terkonsentrasi sekitar 2 – 5 km kearah dalam dengan pola
persimpangan, dan jalan Medan -
Belawan
adalah
titik point
persimpangan utama. Pola transportasi di sepanjang kawasan utara kota Medan tersebut
adalah transportasi utama
(inti kota kearah
sehingga penduduk / siswa yang hendak bepergian
Belawan dan sebaliknya) harus minimal melakukan
pergantian alat transportasi satu kali , yaitu dari rumah/tempat tinggal menggunakan transportasi angkutan umum, dan melakukan pergantian minimal di persimpangan utama jalan Medan – Belawan. Sehingga dapat diperkirakan para siswa akan membayar mahal pendidikan mereka lewat transportasi. Dengan asumsi tarif angkutan umum kota Medan saat ini dimana tarif untuk pelajar dan mahasiswa Rp. 2.000,- /estafet. Satu estafet hitungan jarak 10 km sehingga dengan jarak 10 – 25 km jarak tempuh dari kawasan utara ke pusat kota mereka
terkena
transportasi
dua
estafet
biaya transportasi
menuju persimpangan jalur
utama
ditambah jalan
satu
kali biaya
Medan – Belawan.
Berdasarkan tarif resmi angkutan umum dan hasil pengamatan yang dilakukan
maka rata-rata siswa yang bersekolah di pusat kota akan membayar biaya transportasi sebesar : ( biaya transportasi ke persimpangan utama jalan Medan - Belawan ditambah biaya transport dari persimpangan utama jalan Medan – Belawan ke Pusat Kota) = Rp. 1000 + Rp. 3000,- = Rp. 4.000,- sekali jalan. Dengan catatan: Rp. 1000,(tarif akibat jarak yang ditempuh tidak mencapai satu estafet. Tarif Rp. 3000,- ( tarif akibat jarak yang ditempuh lebih dari satu estafet). Maka biaya transportasi harian siswa = Rp. 4000,- x 2 trip = Rp. 8.000,Biaya transportasi siswa per bulan = Rp. 8.000,- x 25 hari = Rp. 200.000,Berdasarkan data perkiraan tersebut dapat digambarkan bahwa para siswa yang akan melanjutkan pendidikan dengan bersekolah di pusat kota karena ketiadaan fasilitas harus membayar mahal untuk komponen transportasi.
4.11.4. Peta relevansi bidang keahlian/program keahlian SMK teknologi dan rekayasa dengan kebutuhan tenaga kerja industri di kawasan utara Kota Medan Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan
didapat
peta
relevansi
program keahlian SMK Teknologi dan Rekayasa dengan kebutuhan kualifikasi tenaga kerja industri pengolahan di kawasan utara kota Medan,
dengan responden
duapuluh industri yang diwakili oleh HRDnya. Peta relevansi ini dimaksudkan untuk melihat sinkronisasi bidang/program keahlian yang ada di kota Medan dan dapat
sebagai acuan
bagi pengembangan baik
diversifikasi
bidang/program
keahlian yang ada maupun pembentukan bidang/program keahlian baru di Sekolah Menengah Kejuruan Bidang Teknologi dan Rekayasa . Tabel 4.27 Peta Relevansi Program Keahlian SMK Teknologi dan Rekayasa dengan Kebutuhan Tenaga Kerja Industri di Kawasan Utara Kota Medan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bidang / Program Keahlian Teknik Mesin Teknik Listrik
Jumlah Responden
Relevansi 100% 90%
Teknik Otomotif Teknik Informasi dan Komunikasi Instrumentasi Industri Kimia Teknik Elektronika Teknik Televisi , Radio dan Film
20 20 20 20 20 20 20 20 20
Teknologi Pesawat Terbang Teknologi Tekstil Teknik Perkapalan
20 20 20
10%
Teknik Pendinginan dan Tata Udara
75% 70% 65% 50% 45% 40% 10%
10% 10%
Sumber : Data Hasil Penelitian
Berdasarkan
hasil
penjaringan data relevansi program keahlian SMK
teknologi dan rekayasa dengan kebutuhan tenaga kerja industri di kawasan utara Kota Medan seperti digambarkan pada tabel 4.27 terdapat lima program keahlian yang paling relevan dengan dunia industri yaitu : 1. Teknik Mesin 2. Teknik Listrik 3. Teknik pendingin dan Tata Udara 4. Teknik Otomotif, 5. Teknik Informasi dan Komunikasi.
Dari kelima program keahlian tersebut , Teknik pendingin dan tata udara merupakan program keahlian yang tidak ada di SMK teknologi baik di Kota Medan bahkan untuk tingkat provinsi se-Sumatera Utara. Padahal dilihat
dari
kebutuhannya bahwa program keahlian ini sangat dibutuhkan oleh industri yaitu : industri pengolahan hasil
laut, industri pengolahan minyak sawit, industri
pengolahan alkohol, dan banyak lagi industri lainnya. Disamping itu juga kebutuhan akan bidang keahlian ini adalah dari komersial ( perhotelan, perkantoran, rumah tangga). Kemudian dibidang transportasi yaitu AC pendingin kenderaan bermotor. Berdasarkan wawancara dengan pihak industri untuk Program keahlian Teknik Mesin yang diinginkan adalah dengan kompetensi Maintenance dan Repair berdasarkan
Standar
Kepmenakertrans RI
Kompetensi
Kerja
Nasional
(SKKNI)
yang
diatur
No. 24/Men/X/2004. Dan jika dikombinasikan dengan
spectrum keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan Kompetensi Maintenance and Repair adalah Bidang Keahlian Teknik Mesin dengan Kompetensi Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri. Dasar kebutuhan
mereka adalah bahwa mereka
membutuhkan tenaga kerja yang mengerti melayani mesin-mesin industri dalam proses produksi baik sebagai operator ataupun sebagai teknisi
perawatan dan
perbaikan mesin. Sekurang-kurangnya tenaga operator mereka adalah orang-orang yang mengerti dan memahami prinsip kerja mesin-mesin industri dan perawatannya. Sedangkan lulusan bidang keahlian teknik mesin selama ini yang dihasilkan adalah lulusan dengan kompetensi keahlian proses permesinan yang lebih mengarah kepada lulusan yang mampu mengoperasikan mesin-mesin perkakas pengolahan
logam seperti menghasilkan sparepart mesin-mesin ataupun kompetensi keahlian las fabrikasi logam. Untuk Bidang Keahlian Teknik Listrik berdasarkan kebutuhan mereka adalah lulusan dengan
kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri. Dasar kebutuhan
mereka adalah bahwa proses produksi yang saat ini dunia industri laksanakan telah banyak dengan menggunakan mesin-mesin yang bekerja otomatis. Sehingga mereka
butuh tenaga-tenaga
dengan sistem kendali
terampil untuk melayani dan
merawat mesin-mesin tersebut. Jika dibandingkan dengan tiga SMK Negeri di Kota Medan yang berbasis Teknologi dan Rekayasa, belum ada yang mengasuh kompetensi keahlian Teknik Pendingin dan tata udara, Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri dan Teknik Otomasi Industri . Sebagai gambaran dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.28 Profil Bidang Keahlian SMK Teknologi Rekayasa di SMK Negeri Kota Medan No
Nama SMK
1
SMK Negeri 2 Medan
Bidang/Program Keahlian - Teknik Bangunan
- Teknik Listrik
2
SMK Negeri 4 Medan
3
SMK Negeri 5
- Teknik Mesin - Teknik Elektronika - Teknik Mekanik Otomotif - Teknik Elektronika - Teknik Mesin - Teknik Mekanik Otomotif
Kompetensi Keahlian Teknik Konstruksi Bangunan Sederhana Teknik Gambar bangunan Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Teknik Permesinan Teknik Audio Video
Teknik Audio Video Teknik Las
- Teknik Bangunan
Teknik Konstruksi Kayu Teknik Gambar bangunan
- Teknik Listrik
Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Teknik Permesinan
- Teknik Mesin - Teknik Mekanik Otomotif Sumber : Dit.PSMK 2008
Berdasarkan peta relevansi dengan kebutuhan tenaga kerja industri di kawasan utara Kota Medan dan profil bidang keahlian SMK Teknologi di Kota Medan dapat dijadikan suatu dasar dalam perencanaan pendidikan menengah kejuruan di kota Medan. Ketiga kompetensi keahlian tersebut diatas yang tidak terdapat di Kota Medan merupakan bagian dari bidang keahlian yang jika hendak dibuka maka perlu investasi yang besar. Inilah sebabnya pihak swasta (masyarakat) relatif susah untuk membuka jurusan ini.
Oleh karenanya
peran pemerintah selaku penanggungjawab ketersediaan
pelayanan pendidikan yang bermutu
harus mengambil bagiannya. Kalau hal ini
ditunggu untuk dikerjakan oleh swasta maka ada suatu keyakinan hal ini akan sangat sulit.
4.11.5. Standar kompetensi pada kompetensi keahlian teknik pemeliharaan mekanik industri, teknik pendingin dan tata udara, teknik otomasi industri Pendidikan kejuruan (vokasi) yang mempunyai berbagai jenis bidang keahlian selalu mempersyaratkan
standar kompetensi yang
menjadi acuan keberhasilan
proses pembelajaran yang dilakukan baik dalam bentuk pendidikan pelatihan (diklat) formal
maupun pelatihan non formal. Standar kompetensi pada pendidikan
menengah kejuruan di Indonesia merupakan hasil perumusan bersama antara dunia pendidikan dengan dunia usaha dan industri. Standar kompetensi dirumuskan sebagai rumusan kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan melalui kesepakatan antara dunia pendidikan dan stakeholdernya yaitu dunia usaha dan industri. Dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. 21 tahun 2007 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, dirumuskan tentang Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yaitu adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat
jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. SKKNI ini disusun dan dirancang oleh stakeholder yaitu dunia usaha dan industri yang melakukan bidang kegiatan usaha di berbagai sektor ekonomi yang terkait dengan produksi barang ataupun jasa, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Berdasarkan
SKKNI
inilah pendidikan menengah kejuruan yaitu SMK
merencanakan dan mengembangkan proses
pembelajaran. Dengan demikian
diharapkan sinkronisasi antara kebutuhan tenaga kerja dunia usah dan dunia industri dengan bidang keahlian/program keahlian/kompetensi keahlian yang diasuh oleh SMK. Dengan demikian pengembangan pendidikan menengah kejuruan disuatu wilayah atau daerah harus didasarkan kepada kompetensi kerja apa yang diharapkan stakeholder di wilayah tersebut. Sehingga terjadi kesesuaian antara apa yang dibutuhkan oleh stakeholder dengan kompetensi apa yang harus disediakan oleh SMK sebagai penyelenggara pendidikan menengah kejuruan. Berdasarkan temuan penelitian di kawasan utara Kota Medan dan perbandingan dengan kompetensi keahlian yang ada di SMK Teknologi dan Rekayasa di kota Medan ada tiga kompetensi keahlian yang diinginkan oleh dunia industri Adapun Standar Kompetensi Kerja yang diinginkan oleh dunia industri terlampir pada lampiran 29. 4.11.6. Keterkaitan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat keterkaitan hasil penelitian dengan beberapa hal, yaitu antara lain :
dijelaskan
1. Keterkaitan dengan potensi dan pengembangan wilayah Kota Medan Pendidikan adalah suatu peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Sumberdaya manusia itu sendiri dalam konsep pengembangan wilayah merupakan salah satu pilar selain sumberdaya alam dan teknologi (Nachrowi, 2001). Keterbatasan sumberdaya alam bagi eksploitasi pembangunan sudah merupakan pilihan yang dikaji secara hati-hati karena sudah semakin menipisnya cadangan sumberdaya alam dan resiko perusakan lingkungan. Penggunaan teknologi sebagai alat
pembangunan
juga
membutuhkan
sumberdaya
manusia
yang
dapat
mengembangkan dan menggunakan teknologi untuk pembangunan. Oleh karenanya suatu wilayah atau
negara
yang
mempunyai keinginan untuk maju harus
mengutamakan pendidikan bagi negaranya. Demikian juga dengan kota Medan sebagai salah kota yang semakin berkembang menjadi pusat perdagangan, jasa dan industri perlu dukungan sumberdaya manusia yang berkualitas. Pendidikan perlu mendapat prioritas dalam upaya pembangunan kota Medan. Pendidikan yang menggali potensi wilayah kota Medan perlu dikembangkan. Pendidikan yang menghasilkan lulusan yang mempunyai kompetensi sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja di dunia usah dan dunia industri. Salah jenis pendidikan yang sesuai adalah pendidikan kejuruan (vokasi). Pendidikan kejuruan dalam arti luas sebenarnya adalah pendidikan yang membekali para lulusannya dengan materi keterampilan dan keahlian. Pendidikan kejuruan memberikan materi pelatihan kepada pesertanya yang berhubungan langsung dengan
jenis pekerjaan yang ada dan dibekali dengan kompetensi akademik, penalaran dan keterampilan khusus sehingga memberikan kontribusi bagi pembentukan masyarakat yang produktif dan peningkatan taraf ekonomi (Mupinga, 2004). Di Indonesia pendidikan kejuruan masih dilaksanakan dari tingkat pendidikan menengah yaitu dalam bentuk Sekolah Menengah Kejuruan dan tingkat pendidikan tinggi yaitu pendidikan diploma dan politeknik. Pendidikan menengah kejuruan saat ini sedang dipacu perkembangannya. Hal ini didasari oleh struktur ketenagakerjaan di Indonesia lebih didominasi oleh lulusan pendidikan menengah. Demikian juga kenyataan bahwa jumlah pengangguran terdidik terbesar ditempati oleh lulusan pendidikan menengah (Sakernas, BPS 2004). Sehingga kebijakan Depdiknas mengarahkan perluasan akses dan peningkatan komposisi pendidikan kejuruan (SMK) dalam upaya lebih memberikan keterampilan lulusan pendidikan menengah agar siap masuk ke lapangan kerja (Renstra Depdikanas 2004-2009). Kondisi ketenagakerjaan kota Medan juga sama dengan kondisi nasional. Sehingga upaya penyiapan tenaga kerja melalui pendidikan merupakan hal yang mutlak. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan nampaknya kota Medan masih mempunyai tugas
berat
antara memajukan perekonomian dengan memacu
pembangunan melalui sektor ekonomi berupa perdagangan , jasa dan industri dengan kesiapan kualitas dan kesesuaian tenaga kerja yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan industri. Berdasarkan data fasilitas pendidikan menengah di kota Medan masih kurang dibandingkan dengan potensi dan jumlah penduduk kota Medan. Dalam penelitian ini untuk kawasan utara kota Medan yang terdiri dari empat
kecamatan masih terjadi kekurangan fasilitas sekolah menengah seperti pada tabel 4.7, dimana Medan Deli terjadi kekurangan 17 unit, Medan Labuhan kekurangan 7 unit , Medan Marelan kekurangan 8 unit dan Medan Belawan kekurangan 10 unit. Jika ditinjau berdasarkan potensi wilayah kawasan utara adalah industri merupakan potensi terbesar. Sebanyak 44,86 % industri berada kawasan utara kota Medan dengan tenaga kerja terserap 74,65% total tenaga kerja industri kota Medan. Dalam struktur PDRB kota Medan
industri pengolahan memberikan kontribusi
terhadap kota Medan sebesar 17,85 % dan merupakan penyumbang urutan ketiga setelah perdagangan
dan pengangkutan, komunikasi.
dapat digambarkan PDRB industri kota Medan
Berdasarkan data tersebut
sebagian besar
merupakan
sumbangan kawasan utara kota Medan. Berdasarkan hasil penelitian dimana hanya 1,5 % yang dapat dipenuhi oleh SMK di kawasan utara kota Medan terhadap kebutuhan industri yang ada maka sangat potensial untuk menyediakan pendidikan menengah kejuruan yang menghasilkan tenaga kerja yang mampu diserap indsustri. Keuntungannya ialah jika penduduk di kawasan utara kota Medan
memiliki kesempatan lebih banyak
menikmati pendidikan menengah khususnya pendidikan kejuruan dengan tersedianya fasilitas pendidikan maka akan semakin banyak jumlah tenaga kerja terampil yang tersedia untuk kebutuhan industri. Akan tetapi fasilitas dan program keahlian yang disediakan harus relevan dengan kebutuhan industri. Dunia industri tentunya akan lebih memilih
tenaga kerja terampil yang
tersedia dekat dengan lokasi industri. Artinya tenaga kerja yang dekat dengan lokasi
industri akan lebih cepat mencapai industri tempat bekerjanya sehingga pihak industri akan lebih nyaman untuk menggunakan tenaga kerja sekalipun perlu terjadi lembur (overtime) dalam suatu proses produksi. Disisi lain industri juga akan diuntungkan
dengan
perhitungan pembayaran
tunjangan transportasi
atau
penyediaan transportasi antar jemput karyawan. Berdasarkan teori lokasi yang menyelidiki tata ruang (spatial order) , kegiatan ekonomi alokasi geografis dari sumber-sumber potensial, serta hubungan
dengan
atau pengaruhnya
terhadap
berbagai macam usaha baik ekonomi maupun sosial. Salah unsur dari ruang tersebut adalah jarak. Jarak menciptakan ”gangguan” yaitu dibutuhkannya waktu dan tenaga serta biaya untuk mencapai suatu lokasi (Tarigan, 2006). Tenaga kerja yang dekat dengan lokasi
bekerja juga akan merasa lebih
nyaman, karena jarak yang ditempuh tidak jauh. Sehingga tenaga kerja dapat memiliki waktu yang cukup untuk mengelola kegiatan lain dalam keluarga jika diasumsikan jam kerja adalah pagi. Karena pagi hari adalah waktu yang sangat banyak aktifitas kegiatan dalam sebuah keluarga. Jika seorang kepala keluarga merupakan tenaga kerja di industri yang lokasi dekat dengan tempat tinggalnya, maka akan lebih leluasa
membagi waktu untuk aktifitas pagi seperti
memberangkatkan anak untuk sekolah. Disamping itu maka tenaga kerja yang dekat dengan lokasi industri akan lebih menghemat biaya operasionalnya untuk bekerja, komponen biaya yang akan terhemat mencakup antara lain biaya transportasi, dapat juga menghemat biaya makan harian karena lebih leluasa untuk mempersiapkan bekal atau dapat pulang ke rumah jika sangat dekat.
Dengan penghematan berarti ada tabungan yang dapat digunakan untuk hal yang lain baik untuk belanja ekonomi, perumahan, pendidikan , sosial dan yang lainnya. Teori modernisasi
Harrod-Domar (Budiman, 1995) menekankan
pembangunan masyarakat dan negara ditentukan oleh tabungan dan investasinya. Pertumbuhan ekonomi masyarakat sangat dipengaruhi oleh tingginya tabungan dan investasi. Semakin tinggi tabungan dan investasi masyarakat maka pertumbuhan ekonomi akan semakin tinggi pula. Demikian sebaliknya semakin sedikit tabungan masyarakat semakin rendah pula pertumbuhan ekonomi masyarakat. Dengan terkonsentrasinya
industri di kawasan utara kota Medan berarti
tenaga kerja yang dibutuhkan juga akan semakin
banyak
dan tentunya akan
membawa dampak bagi perekonomian kota Medan. Penyediaan fasilitas pendukung tentunya harus semakin dibenahi baik fasilitas perekonomian, perbankan, instansi pelayanan publik , kesehatan dan tidak ketinggalan fasilitas pendidikan. Hal ini perlu melihat
kebutuhan pengembangan wilayah yang memungkinkan untuk kawasan
utara semakin dikembangkan. Pusat kota mulai semakin padat dan kawasan utara yang merupakan lingkar luar kota
Medan berfungsi sebagai penyangga dengan fasilitas pelabuhan laut
Belawan dan konsentrasi industri di Kawasan Industri Medan dan kawasan industri Lamhotma di kecamatan Medan Labuhan . Agar perkembangan wilayah kota Medan di kawasan utara ini berjalan dengan baik maka butuh sumberdaya manusia untuk ikut mengembangkan potensi tersebut. Berdasarkan hasil penelitian ini kekurangan fasilitas pendidikan menengah dan prioritas pemgembangan pendidikan
menengah kejuruan sangat relevan dengan kebutuhan dunia usaha dan industri di kawasan utara Kota Medan ini.
2. Keterkaitan dengan dunia usaha dan dunia industri Dunia usaha dan dunia industri
merupakan
stakeholder
bagi
lulusan
pendidikan. Khususnya pendidikan kejuruan dimana dunia industri membutuhkan tenaga kerja yang mampu adaptif dan mempunyai kompetensi keahlian dalam suatu proses produksi. Hasil penelitian ini mengungkapkan ketidakberdayaan SMK di kawasan utara kota Medan untuk mengambil peran menyediakan tenaga kerja yang dibutuhkan industri yang hanya mampu menyediakan 1,5 % dari jumlah tenaga kerja tingkat menengah. Kurangnya fasilitas SMK Teknologi dan Rekayasa di kawasan utara kota Medan dan relevansi program keahlian SMK Teknologi dan Rekayasa. Berdasarkan kebutuhan tenaga kerja dan relevansi kompetensi program keahlian yang ada pada SMK Teknologi dan Rekayasa di kota Medan menunjukkan bahwa ada tiga kompetensi keahlian yang industri butuhkan
tidak ada diasuh.
Ketiganya adalah kompetensi teknik perawatan dan perbaikan mekanik industri, teknik pendingin dan tata udara, dan teknik otomasi industri. Ketiadaan kompetensi keahlian ini
merupakan peluang bagi dunia pendidikan untuk menyediakannya.
Tentunya industri akan mengeluarkan biaya untuk untuk karyawan mereka inginkan mempunyai kompetensi keahlian seperti tersebut diatas baik itu untuk rekruetmen atau training bagi karyawannya. Dalam suatu kesempatan penelitian ini didapat informasi dari sebuah industri minuman berkarbonasi terkenal yaitu PT. Coca Cola
harus menyekolahkan karyawannya untuk mampu menguasai kompetensi keahlian Teknik Otomasi industri
dengan biaya yang
mahal. Dengan catatan karyawan
tersebut harus menandatangani perjanjian untuk terikat kontrak kerja minimal lima tahun setelah selesai pendidikannya. Artinya pihak perusahaan tidak mau mereka akan ditinggalkan karyawan tersebut pindah ke perusahaan lain setelah pendidikan yang mereka biayai mahal. Berdasarkan informasi tersebut perencanaan dan pengembangan pendidikan kejuruan dengan kompetensi keahlian yang relevan dengan industri di kawasan utara kota Medan perlu mendapat perhatian serius pemerintah Kota Medan. Keterlibatan dunia industri untuk merencanakan dan mengembangkan pendidikan kejuruan di kota Medan layak untuk dijajaki. Karena jika tenaga kerja dengan kompetensi keahlian yang mereka butuhkan tersedia maka pembiayaan perusahaan mereka dari segi training dan pelatihan bagi karyawan mereka agar sesuai dengan kompetensi yang mereka harapkan akan berkurang. Dengan pendekatan yang menguntungkan bagi pemerintah dan industri, hal ini tentu dapat menjadi posisi tawar agar industri siap untuk mendukung penambahan fasilitas pendidikan menengah kejuruan yang kurang di kota Medan khususnya di kawasan utara. Dukungan industri dapat berbagai jenis terutama kesiapan menggunakan lulusan, fasilitas magang, atau desain kurikulum agar sesuai kebutuhan industri bahkan tidak menutup kemungkinan untuk ikut
membiayai , tergantung
pada
kesepakatan dari perjanjian yang saling menguntungkan dan penggunaan secara bijak posisi legal pemerintah sebagai penanggungjawab keberhasilan pendidikan nasional.
Artinya pemerintah mempunyai kesempatan untuk menggandeng industri untuk ikut berperan dalam mewujudkan amanat pembukaan UUD 1945 ” mencerdaskan kehidupan bangsa ”. Dalam sebuah artikel link and match model pendidikan kejuruan di Jerman dinyatakan bahwa pada awal tahun 90-an perusahaan dan pelaku bisnis menghabiskan
dua persen
pembiayaan perusahaan untuk program training
karyawan baru mereka. Biaya training pekerja yang ditanggung pelaku industri lebih tinggi dari biaya
sekolah kejuruan. Bagi perusahaan lebih menguntungkan
membiayai sekolah kejuruan dengan program Joint Goverment – Industry daripada mengeluarkan biaya untuk training pekerja (www.edubenchmark.com) . Program seperti ini perlu digagas agar industri juga mempunyai tanggungjawab akan pendidikan. Pada akhirnya sebenarnya dunia usaha dan dunia industri yang diuntungkan dengan lulusan pendidikan terutama pendidikan kejuruan
yang
kompetensi keahliannya dibutuhkan di dunia usaha dan industri.
3. Keterkaitan dengan kesempatan kerja Sesuai definisi bahwa semua lapangan pekerjaan yang lowong maupun telah terisi merupakan kesempatan kerja. Dalam penelitian ini yang mengambil lokasi di kawasan utara kota Medan dengan potensi industri, jumlah lapangan kerja yang tersedia dan ditempati sebanyak 29.246 untuk tenaga kerja dengan kualifikasi pendidikan menengah. Setelah dianalisis kesempatan kerja menurut pendapat dunia industri ternyata 75% menyatakan kesempatan kerja lulusan SMK Teknologi dan rekayasa pada kategori tinggi dan 20% dalam kateogori sedang. Artinya dunia
industri sangat tinggi
respon mereka terhadap lulusan
SMK untuk dijadikan
karyawan mereka. Kondisi
dan informasi
ini dapat menjadi salah satu acuan perencanaan
pendidikan menengah kejuruan di kawasan utara Kota Medan. Sebagaimana kerangka pikir bahwa perencanaan pendidikan dengan tujuan berdirinya SMK teknologi di kawasan utara kota Medan untuk menghasilkan tenaga kerja sesuai dengan potensi industri, harus mempertimbangkan dunia industri sebagai stakeholder dari SMK teknologi yang direncanakan. Dengan besarnya angka kesempatan kerja tingkat pendidikan menengah dan tingginya respon dunia industri pada lulusan SMK teknologi dan rekayasa berarti kesempatan semakin tinggi. Hanya akan lebih baik jika kesempatan kerja tersebut diisi oleh lulusan yang mempunyai kompetensi keahlian yang relevan dibutuhkan pada industri di kawasan utara Kota Medan.
4. Keterkaitan dengan SMK Negeri dan Swasta Berdasarkan hasil penelitian ini dapat digambarkan bahwa kebutuhan tenaga kerja di kawasan utara kota Medan belum dapat secara maksima dilayani oleh SMK Teknologi yang ada baik secara kuantitas maupun kualitas yaitu relevansi kompetensi keahlian
yang saat ini dibutuhkan industri dengan. Hanya
ada empat
SMK
teknologi dan dikelola oleh swasta dengan program keahlian yang diasuh hanya teknik otomotif dan audio video. Dalam penelitian ini terdapat tiga kompetensi keahlian yang tidak diasuh di SMK yang ada di kota Medan baik negeri maupun
swasta. Ketiga kompetensi ini yaitu teknik pemeliharan mekanik industri, teknik pendingin dan tata udara, dan teknik otomasi industri. Khusus untuk teknik pemeliharaan mekanik industri sebenarnya SMK Negeri di Kota Medan yang mengasuh program keahlian Teknik Mesin dapat membuka kompetensi ini , karena secara detail standar kompetensi kerja yang diinginkan hanya tinggal menambah beberapa standar kompetensi saja dengan mengkombinasikannya pada kompetensi teknik permesinan. Sedangkan untuk kompetensi keahlian teknik pendingin dan tata udara dan teknik otomasi industri perlu perencanaan khusus karena terkait dengan standar kerja dan peralatan yang dibutuhkannya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dan temuan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi pihak industri di kawasan utara Kota Medan tentang lulusan Sekolah Menengah Kejuruan dengan kesempatan
kerja di dunia industri. Artinya bahwa pihak industri
menginginkan lulusan SMK teknologi
sebagai
tenaga
sangat
kerja yang telah
mempunyai keahlian khusus di perusahaan atau industri mereka. 2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa SMP di kawasan utara Kota Medan tentang Sekolah Menengah Kejuruan dengan minat terhadap Sekolah Menengah Kejuruan teknologi dan rekayasa. Artinya bahwa banyak
lulusan
SMP di kawasan utara yang
berminat
melanjutkan
pendidikannya ke Sekolah Menengah Kejuruan khususnya Bidang Teknologi dan Rekayasa. 3. Persepsi siswa Sekolah Menengah Kejuruan tentang pendidikan menengah kejuruan bidang keahlian Teknologi Rekayasa di Kawasan Utara Kota Medan menyatakan bahwa kualitas pelayanan pendidikan kejuruan yang mereka peroleh masih kurang. Berdasarkan analisa tingkat kecenderungan terdapat
48,9 %
responden yang menyatakan pelayanan masih dalam kategori kurang, dan 44,4
% menyatakan hanya dalam kategori sedang. Ini berarti kondisi pembelajaran masih kurang berkualitas 4. Beberapa faktor yang mendukung perencanaan pendidikan menengah kejuruan di kawasan utara kota Medan yaitu : a. Adanya dokumen perencanaan Kota Medan baik dalam bentuk RPJP 2006-2020, RPJM 2006 – 2010, dan Renstra Diknas Kota Medan yaitu perencanaan penambahan unit sekolah baru bagi SMK. b. Potensi industri di kawasan utara kota Medan. c. Biaya transportasi yang mahal, yang selama ini harus dikeluarkan siswa dari kawasan utara kota Medan untuk untuk bersekolah ke pusat kota akibat kurangnya fasilitas sekolah menengah, khususnya SMK Teknologi dan Rekayasa. d. Tiga kompetensi keahlian yang relevan dengan kebutuhan industri ,yaitu: Kompetensi Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri , Teknik Otomasi Industri , dan Teknik Pendingin dan Tata Udara.
5.2. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan maka penulis mengusulkan beberapa saran, yaitu : 1. Bagi pemerintah kota Medan melalui Dinas Pendidikan Kota Medan agar merealisasikan pengembangan pendidikan di kawasan utara dan kota Medan yaitu di Kecamatan Medan Deli, Medan Labuhan, Medan Marelan dan Medan
Belawan. Khususnya pendidikan menengah dan berdasarkan potensi kawasan utara kota Medan yaitu industri, maka Pendidikan Menengah Kejuruan berbasis teknologi dan rekayasa sangat cocok untuk dibangun dan dikembangkan. Adapun Bidang/Program keahlian yang paling dibutuhkan industri di kawasan utara yaitu : Teknik mesin dengan kompetensi keahlian Teknik Perawatan Mekanik Industri, Teknik liistrik dengan kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri, dan Teknik Pendingin dan Tata Udara. Oleh karena ketiga kompetensi keahlian ini merupakan kompetensi keahlian yang belum diasuh di kota Medan tentunya tenaga pendidik yang kompeten untuk kompetensi keahlia tersebut masih sangat kurang, oleh karenanya jika direalisasikan maka perlu pengadaan atau pelatihan bagi tenaga pendidik yang dibutuhkan , disamping fasilitas praktikum mulai dari sarana dan prasarananya. 2. Bagi
dunia industri
agar
mau berperan
membantu pemerintah untuk
mengembangkan pendidikan menengah kejuruan di kawasan utara kota Medan, karena memang investasi untuk pendidikan kejuruan adalah cukup besar. Oleh karenanya bantuan industri berupa kerjasama baik program magang maupun rekruitmen tenaga kerja dari SMK Teknologi kejuruan akan sangat membantu pendidikan. Bagaimanapun kualitas lulusan yang baik merupakan
kebutuhan
dunia industri dan akan meningkatkan kualitas proses produksi di industri. 3. Bagi para peneliti lainnya yang ingin mengembangkan pendidikan menengah kejuruan , agar lebih mampu menggali potensi dan kaitan industri dengan pendidikan kejuruan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi.1987. Manajemen Penelitian : Bina Aksara . Yokyakarta. ________________.2002. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Arsyad, Lincolin. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. BPFE. Yokyakarta. Budiman, Arief. 1995. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. PT. Gramedia Media Pustaka Umum. Jakarta. Davison M Mupinga, Kelly Livesay. (2004). Consider Vocational-Technical Education for Post-Secondary Education. The Clearing House, 77(6), 261263. Retrieved February 18, 2009, from Academic Research Library database. (Document ID: 681202331). DitPSMK, 2008. Data Pokok SMK, http://datapokok.ditpsmk.net/ diakses pada tanggal 15 Januari 2009 Depdiknas. 2004. Rencana Strategis Depdiknas 2004-2009. Departemen Perindustrian. 2007. Laporan Pengembangan Sektor Industri Tahun 2007. Jakarta. Diane, S Young, Robert F Mattucci. (2006). Enhancing the Vocational Skills of Incarcerated Women Through a Plumbing Maintenance Program. Journal of Correctional Education, 57(2), 126-140. Retrieved February 18, 2009, from Academic Research Library database. (Document ID: 1077229231). Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jakarta. 2008. Konsep dan Definisi. http://dinas-nakertrans.jakarta.go.id/website/pages/konsep-dan-definisi.php . Diakses Kamis , 05-03-2009, 8:43 Djojonegoro, Wardiman., 1999. Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Sekolah Menengah Kejuruan. PT. Balai Pustaka. Jakarta
eduBENCHMARK. Link dan Match Pendidikan Kejuruan di Jerman. http://www.edubenchmark.com/link-and-match-model-pendidikan-kejuruandi-jerman . Diakses 05-01-2009, 14:48.
Endah, Martina Setyaningsih. Dewi, Rima Supriharjo. Pamungkas,Adjie. 2008. Konsep Pendidikan SMK Dalam Mengantisipasi Kebutuhan Pasar Kerja Untuk Mendukung Peningkatan Potensi Wilayah Di Surabaya. ITS, Surabaya Enoch, Jusuf. 1992. Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Glasson, J. 1974. An Introduction to Regional Planning. Hutchinson Educational. London Hutapea Parulian, Thoha Nurianna. 2008. Kompetensi Plus . PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Erlangga. Jakarta Kepmenakertrans RI No. 24/Men/X/2004 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Logam Dan Mesin Sub Sektor Kendaraan Ringan. Bappeda Kota Medan. 2006. Laporan Draft Rencana Master Plan Kota Medan 2016. Medan. Milton, Charles, R. 1981. Human Behavior. Three Levels of Behavior. New York: Prentice-Hall Inc. Englewood Cliffs. Miraza, Bachtiar Hasan. 2008. Bahan Ajar Pengembangan Wilayah. PWD-PP SPs. USU. Medan. Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Cetakan keenam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nachrowi dan Suhandojo. 2001. Analisis Sumberdaya Manusia, Otonomi Daerah dan Pengembangan Wilayah dalam Tiga Pilar Pengembangan Wilayah : Sumberdaya Alam, Sumberdaya Manusia dan Teknologi. Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah BPPT. Jakarta. Namchul, Lee Ji-Sun Chung. Dennis B.K Hwang. 2002. Changes of Economic Environment and Technical & Vocational Education in Korea . The Journal of American Academy of Business Sept 2002, Cambridge.
Permendiknas. No. 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kota Medan 2006 – 2026 Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Medan 2006 – 2010 Renstra Dinas Pendidikan Kota Medan 2006 – 2010 SAKERNAS BPS. Keadaan Angkatan Kerja Indonesia, Labor Force Situation in Indonesia. BPS. Jakarta. Sanjaya,
Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktek Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.
Sarwono, Jonatan. 2008. Statistik itu Mudah : panduan Lengkap untuk Belajar Komputasi Statistik Menggunakan SPSS 16. Penerbit Andi. Yokyakarta Sirojuzilam. 2008. Disparitas Ekonomi dan Perencanaan Regional. Pustaka Bangsa Press. Medan. Sugiana, Dadang. 2008. Populasi dan Teknik Sampling. Sugiarto, dkk. 2003. Teknik Sampling. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Sumarsono, Soni. 2003. Ekonomi Manajemen, Sumberdaya Manusia dan Ketenagakerjaan. Penerbit Graha Ilmu. Yokyakarta. Tarigan, Robinson. 2006. Perencanaan Pembangunan Wilayah. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Undang-Undang No. 23 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Penerbit Sinar Grafika. Jakarta. Zen, MT. 2001. Falsafah Dasar Pengembangan Wilayah : Memberdayakan Manusia dalam Tiga Pilar Pengembangan Wilayah : Sumberdaya Alam, Sumberdaya Manusia dan Teknologi. Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah BPPT. Jakarta.
Pareek, U. 1984. Perilaku Organisasi. Seri Manajemen No. 98. Jakarta: PT Pustaka Pressindo Widodo, Joko. 2006. Perencanaan Pendidikan Di Sekolah Menengah Kejuruan, Model Perencanaan Pendidikan Berorientasi Keunggulan Mutu Lulusan Berdasarkan Studi Kasus Di SMK Negeri 2, SMK Negeri 6, dan SMK Negeri 7 Semarang. Disertasi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
www.pemko medan.go.id/news_detail.php?id=2009 . Diakses Tgl. 02-09-2009
Lampiran 1. KUESIONER PERSEPSI INDUSTRI DI KAWASAN UTARA KOTA MEDAN TENTANG SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) TEKNOLOGI DAN REKAYASA DAN KUESIONER KESEMPATAN KERJA
Informasi Kuesioner : 1. Kuesioner ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi persepsi Dunia Usaha dan Dunia Industri tentang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) khususnya Bidang Teknologi dan Rekayasa atau dahulu disebut STM (Sekolah Teknik Menengah). 2. Kuesioner ini hanya untuk kepentingan akademi dan pengembangan pendidikan kejuruan (vocational) semata. 3. Atas bantuan Bapak/Ibu saya ucapkan terimakasih 4. Berilah tanda ( X ) pada kolom jawaban yang saudara anggap sesuai dengan kondisi sesungguhnya. 5. Ada lima kemungkinan jawaban atas setiap pernyataan , SS : Sangat Setuju ; S = Setuju ; KS = Kurang Setuju ; TS = Tidak Setuju ; STS = Sangat Tidak Setuju 6. Jika terjadi keraguan atas pilihan jawaban anda, jawaban dapat dirubah dengan memberi tanda ( X ) pada jawaban sebelumnya. Identitas Responden Instansi/Perusahaan No 1
2 3
4
5
:……………………………………. Pernyataan
SS
S
KS
TS
STS
PERSEPSI INDUSTRI TENTANG LULUSAN SMK TEKNOLOGI DAN REKAYASA Dari beberapa jenis pendidikan, lulusan pendidikan kejuruan terutama SMK Teknologi dan Rekayasa merupakan adalah yang cocok untuk bekerja di industri Lulusan SMK lebih siap untuk bekerja di industri dibanding lulusan pendidikan umum Industri manufaktur yang menggunakan mekanisasi sangat membutuhkan tenaga kerja yang spesifik seperti lulusan SMK Teknologi Dengan prinsip kejuruan maka lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa selalu mendapat perhatian dunia industri Pada umumnya lulusan SMK teknologi dan rekayasa mampu bekerja produktif
6
7 8
9
10
11 12 13
14
15
16 17
18
19 20
Dengan bidang keahlian / program keahlian yang dimiliki oleh lulusan SMK maka industri sangat membutuhkan mereka untuk menempati pekerjaan yang menuntut keahlian khusus Secara umum lulusan SMK Teknologi juga mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja Sistem nilai lulusan SMK dengan Kompetensi sesuai dengan bidang/program keahliannya merupakan tuntutan dunia industri Keahlian / skill lulusan SMK Teknologi sangat membantu dunia industri dalam menjalankan proses produksi Dalam menjalankan tugasnya lulusan SMK Teknologi mempunyai kesiapan dalam proses produksi KESEMPATAN KERJA LULUSAN SMK TEKNOLOGI Kesempatan kerja lulusan SMK Teknologi di dunia industri sangat besar Dalam membuka kesempatan kerja, dunia industri sangat membutuhkan lulusan SMK Teknologi Berdasarkan kualifikasi pekerjaan di dunia industri yang didukung mekanisasi dalam produksi tenaga kerja lulusan SMK Teknologi sangat dibutuhkan Kompetensi yang dimiliki lulusan SMK Teknologi dan rekayasa menjadi jaminan bagi industri menerima mereka dalam kesempatan kerja Jika dibandingkan dengan lulusan SMU maka lulusan SMK Teknologi lebih kompeten dalam mengisi kesempatan kerja dunia industri Secara umum maka lulusan SMK Teknologi mampu beradaptasi dengan pekerjaan di dunia industri Produktivitas perusahaan sangat diperhatikan sehingga kesempatan kerja diberikan bagi tenaga kerja yang kompeten seperti lulusan SMK Untuk mengisi kesempatan kerja yang membutuhkan kompetensi keahlian teknik, perusahaan tidak mau mencoba-coba untuk menggunakan tenaga kerja selain lulusan SMK Teknologi Permintaan akan tenaga kerja lulusan SMK Teknologi yang berkualitas bagi industri terus meningkat Pada dasarnya permintaan tenaga kerja berdasarkan kualifikasi pendidikan menempatkan lulusan SMK Teknologi mempunyai kesempatan kerja yang lebih besar
Lampiran 2.
KUESIONER PERSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DI KAWASAN UTARA KOTA MEDAN TENTANG SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) TEKNOLOGI DAN REKAYASA
Informasi Kuesioner : 1. Kuesioner ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi persepsi anda tentang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) khususnya Bidang Teknologi dan Rekayasa atau dahulu disebut STM (Sekolah Teknik Menengah). 2. Kuesioner ini tidak ada pengaruhnya kepada penilaian-penilaian anda di sekolah 3. Berilah tanda ( X ) pada kolom jawaban yang saudara anggap sesuai dengan kondisi sesungguhnya. 4. Ada lima kemungkinan jawaban atas setiap pernyataan , SS : Sangat Setuju ; S = Setuju ; KS = Kurang Setuju ; TS = Tidak Setuju ; STS = Sangat Tidak Setuju 5. Jika terjadi keraguan atas pilihan jawaban anda, jawaban dapat dirubah dengan memberi tanda ( X ) pada jawaban sebelumnya. 6. Atas bantuan saudara saya ucapkan terimakasih Identitas Responden Nama Asal Sekolah
:……………………………………. :…………………………………….
No
Pernyataan
1
Berdasarkan informasi yang saya peroleh SMK adalah sekolah favorit saat ini SMK merupakan sekolah yang mempersiapkan lulusannya siap kerja Saya sangat tertarik jika ada pembicaraan atau informasi tentang SMK Saya sudah mendapat gambaran yang baik tentang SMK, khususnya SMK Teknologi (STM) Untuk daerah yang banyak industri dan perusahaan lulusan SMK sangat diperlukan
2 3 4 5
6
SMK sangat baik untuk mempersiapkan tenaga kerja yang terampil dan ahli
SS
S
KS
TS
STS
7 8
9
10 11 12 13
14 15
16 17 18 19
20
Saya sangat ingin tahu lebih banyak tentang Sekolah Menengah Kejuruan Melanjut ke SMK bukan hanya sekedar gagahgagahan tetapi untuk mempersiapkan diri sebagai bekal memasuki dunia kerja atau membuka usaha sendiri. Beda antara SMK dengan SMA adalah SMK mempersiapkan diri dengan pengetahuan dan keahlian untuk siap kerja sedang SMA untuk melanjutkan kuliah SMK bukan pilihan kedua setelah SMA Pendapat bahwa SMK adalah sekolah bagi anak – anak yang kurang mampu adalah benar Jika orangtua adalah orang kaya maka tidak perlu bersekolah di SMK Keahlian dan keterampilan sangat berguna baik sebagai modal bekerja maupun membuka usaha sendiri Belajar di SMK adalah mempersiapkan diri untuk mempunyai keterampilan dan keahlian Jika ingin memiliki keahlian khusus yang berguna untuk bekerja atau membuka usaha sendiri sangat tepat untuk bersekolah di SMK SMK bukan berarti sekolah bagi orang-orang yang kurang pintar Bersekolah di SMK berarti mempelajari salah satu keahlian dengan praktek SMK lebih banyak praktikum daripada teori Dengan bekal keahlian dan keterampilan, lulusan SMK akan lebih siap menghadapi dunia kerja maupun berusaha sendiri Berarti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Teknologi merupakan sekolah yang sangat tepat untuk mempersiapkan tenaga kerja yang terampil dan ahli yang dibutuhkan dunia usaha/.industri
Lampiran 3 KUESIONER MINAT SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DI KAWASAN UTARA KOTA MEDAN TENTANG SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) TEKNOLOGI DAN REKAYASA
Informasi Kuesioner : 1. Kuesioner ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi minat anda tentang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) khususnya Bidang Teknologi dan Rekayasa atau dahulu disebut STM (Sekolah Teknik Menengah). 2. Kuesioner ini tidak ada pengaruhnya kepada penilaian-penilaian anda di sekolah 3. Berilah tanda ( X ) pada kolom jawaban yang saudara anggap sesuai dengan kondisi sesungguhnya. 4. Ada lima kemungkinan jawaban atas setiap pernyataan , SS : Sangat Setuju ; S = Setuju ; KS = Kurang Setuju ; TS = Tidak Setuju ; STS = Sangat Tidak Setuju 5. Jika terjadi keraguan atas pilihan jawaban anda, jawaban dapat dirubah dengan memberi tanda ( X ) pada jawaban sebelumnya. 6. Atas bantuan saudara saya ucapkan terimakasih Identitas Responden Nama Asal Sekolah
:……………………………………. :…………………………………….
No
Pernyataan
1
Apakah anda tertarik dengan informasi tentang Sekolah Menengah Kejuruan Pernahkah anda mencari tahu tentang Sekolah Menengah Kejuruan. Jika hendak menjadi orang yang siap bekerja dengan keahlian dan keterampilan maka SMK adalah jawabannya Menjadi orang siap bekerja dengan keahlian dan keterampilan adalah cita-cita saya, oleh karenanya saya ingin masuk SMK Saya sangat serius jika terlibat pembicaraan mengenai SMK Sekolah Menengah Kejuruan dapat memberi bekal bagi saya untuk bekerja suatu saat nanti. Saat ini saya telah banyak mencari informasi tentang SMK yang berkualitas dan cocok bagi saya
2 3
4
5 6 7
SS
S
KS
TS
STS
8 9 10
11
12
13
14 15 16 17 18
19 20
Setelah lulus SMP saya akan melanjut ke SMK Saya juga telah mempunyai pilihan jurusan yang cocok jika nanti saya masuk ke SMK SMK Negeri bidang teknologi (STM) jaraknya jauh dari daerah saya ini , namun saya sangat ingin bersekolah disana, apalagi jika saya bisa lulus seleksinya, walaupun harus menempuh jarak yang jauh. Seandainyapun saya tidak lulus seleksi di SMK Negeri, saya akan masuk ke SMK swasta yang sesuai dengan pilihan saya. Saya mau masuk ke SMK agar mempunyai keahlian dan keterampilan sebagai bekal bekerja , oleh karenanya saya akan memilih SMK yang berkualitas SMK yang berkualitas adalah SMK yang mempunyai sarana dan prasarana praktikum yang lengkap. SMK seperti inilah yang menjadi pilihan saya. Mempunyai keterampilan melalui SMK adalah keinginan saya Saat ini saya akan lulus dari SMP dan saya telah mempunyai pilihan sekolah SMK Informasi tentang Sekolah Menengah Kejuruan telah banyak saya ketahui Saya tidak ragu-ragu lagi untuk melanjutkan sekolah ke SMK Saya sangat setuju jika di daerah kami ini dibangun SMK Negeri (Medan Deli, Medan Labuhan, Medan Marelan, Medan Belawan). Sehingga kami tidak jauh jika ingin bersekolah ke SMK Negeri. Jika saya disuruh memilih antara melanjut ke SMK atau SMA maka saya dengan pasti memilih SMK Dengan melanjut ke SMK saya yakin dapat mempersiapkan diri saya untuk bekerja atau membuka usaha
Lampiran 4. KUESIONER PERSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TENTANG PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI REKAYASA DI KAWASAN UTARA KOTA MEDAN
Informasi Kuesioner : 1. Kuesioner ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang keberadaan SMK Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa di Kawasan Utara Kota Medan (Medan Deli, Medan Labuhan, Medan Marelan, Medan Belawan) diharapkan dapat menjadi data yang berguna bagi kualitas pendidikan kejuruan di Kawasa Utara Kota Medan 2. Kuesioner ini tidak ada pengaruhnya kepada penilaian-penilaian anda di sekolah 3. Berilah tanda ( X ) pada kolom jawaban yang saudara anggap sesuai dengan kondisi sesungguhnya. 4. Ada lima kemungkinan jawaban atas setiap pernyataan , SS : Sangat Setuju ; S = Setuju ; KS = Kurang Setuju ; TS = Tidak Setuju ; STS = Sangat Tidak Setuju 5. Jika terjadi keraguan atas pilihan jawaban anda, jawaban dapat dirubah dengan memberi tanda ( X ) pada jawaban sebelumnya. 6. Atas bantuan saudara saya ucapkan terimakasih
Identitas Responden Nama Asal Sekolah
:……………………………………. :…………………………………….
No
Pernyataan
1
Saya yakin sekolah kami telah mampu memberikan bekal keahlian bagi kami untuk dapat bekerja atau berwirausaha Fasilitas praktikum merupakan salah satu syarat bagi kualitas lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa. Hal itu sudah terwujud di sekolah kami. Peralatan yang standar sangat mendukung dalam proses pembelajaran terutama praktikum bidang keahlian/program keahlian/ mata diklat produktif. Saya sering menggunakannya dalam praktikum Program dan proses pembelajaran di sekolah telah sesuai dengan kebutuhan kerja dunia usaha/dunia industri SMK lebih mempersiapkan siswanya untuk siap kerja atau mandiri, kuncinya adalah praktikum yang berkualitas. Saya yakin bahwa saya telah siap kerja atau mandiri SMK Teknologi berarti harus dekat dengan industri. Berdasarkan PSG/PKL yang saya alami bahwa industri
2
3
4
5
6
SS
S
KS
TS
STS
15
sangat mendukung sekolah kami Guru/instruktur adalah orang yang mempunyai peran dalam mendidik dan melatih siswa SMK. Saya yakin bahwa pendidikan dan pelatihan yang mereka berikan telah berkualitas Agar berkualitas maka perbandingan antara jumlah siswa per kelas (rombongan belajar) harus sebanding dengan fasilitas praktikum yang digunakan. Sekolah kami telah memenuhinya. Idealnya maksimum jumlah siswa per kelas adalah 32 orang. Hal ini sudah diterapkan di sekolah kami. Rata-rata guru-guru kami mempunyai kualitas yang sangat baik. Dalam praktikum tidak pernah ada siswa yang menganggur atau berebut akibat kurangnya peralatan Proses pembelajaran di sekolah kami telah Secara umum peralatan praktikum yang saya gunakan selama mengikuti pendidikan dan pelatihan sudah memenuhi standar dan cukup Guru-guru kejuruan kami telah memiliki kompetensi keahlian yang baik Ruangan belajar sekolah kami sudah memadai
16
Ruangan Praktikum Kejuruan telah memadai
17
Sarana penunjang belajar lainnya seperti perpustakaan , olahraga, juga memadai.
18
Kompetensi adalah kunci utama dalam pendidikan menengah kejuruan. Saya merasa bahwa pencapaian kompetensi kami telah didukung oleh sarana prasarana belajar dan sistem pengajaran di sekolah kami Hubungan SMK dengan Dunia Usaha/Dunia Industri merupakan salah satu kunci keberhasilan. Sekolah kami telah mampu membina hubungan dengan mereka. Berdasarkan kondisi sekolah kami saat ini maka saya yakin bahwa lulusannya akan dapat bekerja sesuai dengan kebutuhan pasar kerja
7
8
9 10 11 12 13
14
19
20
Lampiran 5 Uji Validitas dan Reliabel Instrumen Persepsi Dunia Industri Kawasan Utara Kota Medan tentang lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
%
20
100.0
Excludeda
0
.0
Total
20
100.0
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.872
10
Item-Total Statistics
Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 Item8 Item9 Item10
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
37.55 37.50 37.55 37.35 37.85 37.30 37.50 37.60 37.25 37.40
27.103 26.684 25.524 25.082 25.292 25.589 27.000 25.516 26.408 27.200
.499 .595 .647 .759 .637 .617 .627 .459 .625 .549
.866 .860 .855 .847 .856 .858 .858 .876 .857 .863
Dari hasil uji statistic dengan bantuan SPSS versi 17 didapat nilai Corrected ItemTotal Correlation tiap item lebih besar dari rtabel n = 20 yaitu 0,444 pada taraf signifikansi 0,05. ini berarti semua item kuesioner dinyatakan valid. Uji reliabilitas diperoleh nilai Cronbach alpha sebesar 0,872 > rtabel (0,444) dengan demikian instrument dinyatakan reliabel
Lampiran 6. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Kesempatan Kerja lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded
% 20
100.0
0
.0
20
100.0
a
Total
Reliability Statistics Cronbach's N of Items
Alpha .883
10 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Item1
38.00
22.737
.635
.871
item2
37.90
24.516
.611
.873
item3
38.10
23.884
.594
.873
item4
37.90
24.832
.556
.876
item5
37.70
25.379
.479
.881
item6
37.60
24.989
.538
.877
item7
37.70
23.379
.726
.865
item8
37.85
21.503
.690
.867
item9
38.05
21.103
.764
.860
item10
38.10
22.516
.604
.874
Dari hasil uji statistic dengan bantuan SPSS versi 17 didapat nilai Corrected ItemTotal Correlation tiap item lebih besar dari rtabel n = 20 yaitu 0,444 pada taraf signifikansi 0,05. ini berarti semua item kuesioner dinyatakan valid. Uji reliabilitas diperoleh nilai Cronbach alpha sebesar 0,883 > rtabel (0,444) dengan demikian instrument dinyatakan reliabel
Lampiran 7. Uji Validitas dan Reliabilitas instrumen Persepsi siswa SMP kawasan utara kota Medan pada SMK Teknologi dan Rekayasa Case Processing Summary Cases
Valid
N
%
30
100.0
Excludeda
0
.0
Total
30
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .895
N of Items 20
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted
item1
79.60
89.972
.504
.890
item2
79.57
90.668
.563
.889
item3
79.57
89.564
.488
.891
item4
79.50
88.466
.513
.890
item5
79.53
90.533
.414
.893
item6
79.20
91.407
.555
.890
item7
79.27
88.616
.523
.890
item8
79.10
92.162
.440
.892
item9
79.63
86.930
.520
.890
item10
79.97
86.654
.421
.895
item11
80.20
86.924
.485
.892
item12
79.73
86.685
.522
.890
item13
79.13
89.913
.466
.891
item14
79.33
85.885
.799
.883
item15
80.00
86.069
.587
.888
item16
79.03
92.723
.403
.893
item17
79.53
86.878
.623
.887
item18
79.47
86.740
.683
.885
item19
79.23
90.047
.521
.890
item20
79.70
88.286
.535
.889
Dari hasil uji statistic dengan bantuan SPSS versi 17 didapat nilai Corrected ItemTotal Correlation tiap item lebih besar dari rtabel n = 30 yaitu 0,361 pada taraf signifikansi 0,05. ini berarti semua item kuesioner dinyatakan valid. Uji reliabilitas diperoleh nilai Cronbach alpha sebesar 0,895 > rtabel (0,361) dengan demikian instrument dinyatakan reliabel
Lampiran 8. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen instrumen Minat Siswa SMP kota Medan pada SMK Teknologi dan Rekayasa
di kawasan utara
Case Processing Summary Cases
Valid Excludeda
N 30 0
% 100,0 ,0
Total
30
100,0
Reliability Statistics Cronbach's Alpha .932
N of Items 20 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted
ITEM1
82.40
94.593
.464
.931
ITEM2
82.77
93.633
.598
.929
ITEM3
82.33
94.230
.392
.933
ITEM4
82.30
91.666
.689
.927
ITEM5
82.77
86.668
.787
.925
ITEM6
82.23
91.909
.623
.928
ITEM7
82.50
93.500
.631
.929
ITEM8
82.53
91.775
.447
.933
ITEM9
82.30
93.803
.519
.930
ITEM10
82.37
93.137
.531
.930
ITEM11
82.70
90.769
.635
.928
ITEM12
82.23
89.909
.775
.926
ITEM13
82.27
92.823
.597
.929
ITEM14
82.53
89.568
.737
.926
ITEM15
82.93
89.582
.664
.928
ITEM16
82.63
88.930
.694
.927
ITEM17
82.13
92.671
.631
.928
ITEM18
82.43
90.047
.642
.928
ITEM19
82.20
92.924
.653
.928
ITEM20
82.63
89.826
.712
.927
Dari hasil uji statistic dengan bantuan SPSS versi 17 didapat nilai Corrected Item-Total Correlation tiap item lebih besar dari rtabel n = 30 yaitu 0,361 pada taraf signifikansi 0,05. ini berarti semua item kuesioner dinyatakan valid. Uji reliabilitas diperoleh nilai Cronbach alpha sebesar 0,932 > rtabel (0,361) dengan demikian instrument dinyatakan reliabel
Lampiran 9. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Persepsi Siswa SMK Terhadap Pendidikan Menengah Kejuruan di Kawasan Utara Kota Medan Case Processing Summary Cases
N
%
Valid
30
100,0
Excludeda
0
,0
Total
30
100,0
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
,897
20
Item1 item2 item3 item4 Item5 Item6 Item7 Item8 Item9 Item10 Item11 Item12 Item13 Item14 Item15 Item16 Item17 Item18 Item19 Item20
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
55,30 55,93 55,77 55,70 55,67 55,70 55,47 55,90 56,23 55,43 56,17 56,37 56,30 55,80 55,70 55,83 56,00 56,10 55,87 55,97
122,010 123,582 123,357 124,355 114,437 116,148 114,326 122,852 123,840 115,289 121,178 124,861 123,321 122,510 120,079 124,902 123,655 123,334 121,568 121,757
,550 ,554 ,486 ,560 ,630 ,653 ,692 ,449 ,415 ,709 ,526 ,425 ,459 ,472 ,503 ,405 ,411 ,495 ,630 ,422
,891 ,891 ,893 ,892 ,888 ,887 ,886 ,894 ,895 ,886 ,892 ,894 ,893 ,893 ,892 ,895 ,895 ,892 ,889 ,895
Dari hasil uji statistic dengan bantuan SPSS versi 17 didapat nilai Corrected Item-Total Correlation tiap item lebih besar dari rtabel n = 30 yaitu 0,361 pada taraf signifikansi 0,05. ini berarti semua item kuesioner dinyatakan valid. Uji reliabilitas diperoleh nilai Cronbach alpha sebesar 0,897 > rtabel (0,361) dengan demikian instrument dinyatakan reliabel
Lampiran 10 Data Kuesioner Persepsi Dunia Industri Tentang Lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa di Kawasan Utara Kota Medan
No Responden
No Item skor Total 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
5
5
5
4
4
5
4
3
4
4
43
2
4
4
3
3
4
3
4
4
4
4
37
3
4
5
5
4
4
5
4
4
5
4
44
4
5
3
4
3
3
4
3
4
4
4
37
5
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
42
6
4
4
3
5
4
4
4
4
5
4
41
7
4
5
4
5
5
5
5
5
4
4
46
5
4
4
5
5
5
5
5
5
4
5
47
9
5
4
5
4
3
5
4
1
4
5
40
10
5
4
5
5
3
4
3
4
5
5
43
11
4
4
5
4
4
5
4
4
4
5
43
12
5
4
5
5
4
5
4
3
4
4
43
13
4
5
5
5
5
5
5
5
5
4
48
14
4
4
4
5
5
5
4
5
5
4
45
15
4
3
4
4
3
4
4
5
5
4
40
16
3
3
3
3
2
2
4
4
5
5
34
17
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
48
18
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
50
19
2
3
3
3
2
3
3
2
2
2
25
20
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
49
Lampiran 11.
Tabel Frekuensi data Persepsi Dunia Industri tentang Lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
25
1
5,0
5,0
5,0
34
1
5,0
5,0
10,0
37
2
10,0
10,0
20,0
40
2
10,0
10,0
30,0
41
1
5,0
5,0
35,0
42
1
5,0
5,0
40,0
43
4
20,0
20,0
60,0
44
1
5,0
5,0
65,0
45
1
5,0
5,0
70,0
46
1
5,0
5,0
75,0
47
1
5,0
5,0
80,0
48
2
10,0
10,0
90,0
49
1
5,0
5,0
95,0 100,0
50
1
5,0
5,0
Total
20
100,0
100,0
Sumber : Pengolahan Data dengan SPSS Versi 17
Cumulative Percent
Lampiran 12. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variable Persepsi Dunia Industri Tentang Lulusan SMK Teknologi Dan Rekayasa. 5. Untuk mengidentifikasi tingkat kecenderungan persepsi dunia industri tentang lulusan SMK Teknologi digunakan pengelompokan seperti yang dipaparkan oleh Arikunto (1987), yaitu : > Mi + 1,5 SDi : kategori tinggi Mi s.d. Mi + 1,5 SDi : kategori sedang Mi -1,5 SDi s.d. Mi : kategori kurang < Mi - 1,5 SDi : kategori rendah Mi = Rata-rata ideal SDi = Simpangan baku ideal Nt + Nr Harga Mi diperoleh dengan rumus Mi = 2 dimana : Nt = Nilai skor tertinggi ideal (jumlah item kuesioner x skor tertinggi) Nr = Nilai skor terendah ideal (jumlah item kuesioner x skor terendah ) Nt − Nr Harga SDi diperoleh dengan rumus SDi = 6 Maka untuk variable persepsi dunia industri : Nt = 10 x 5 = 50 Nr = 10 x 1 = 10 50 + 10 Maka : Mi = = 30 2 50 − 10 SDi = = 6,67 6 Tingkat Kecenderungan Persepsi Dunia Industri di Kawasan Utara Kota Medan tentang lulusan SMK Teknologi Kelas
Interval Kelas
FAbsolut
FRelatif
Kategori
1
> 40,01
14
70
Tinggi
2
30 s.d 40,01
5
25
Sedang
3
20 s.d. < 30
1
5
Kurang
4
< 20
0
0
Rendah
20
100%
Lampiran 13. Data Kuesioner Kesempatan Kerja Lulusan SMK teknologi dan Rekayasa di Kawasan Utara Kota Medan No Responden
No Item
Skor Total
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
5
4
4
4
5
5
4
5
4
3
43
2
3
3
3
4
5
4
4
3
3
4
36
3
4
4
4
5
4
4
4
5
4
4
42
4
3
4
4
4
3
3
3
3
4
3
34
5
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
39
6
4
4
5
5
4
4
5
5
4
5
45
7
4
4
5
5
4
5
5
5
4
4
45
8
4
5
5
4
5
5
5
4
5
4
46
9
5
4
5
4
3
5
5
4
4
4
43
10
5
4
3
5
5
5
4
3
4
4
42
11
4
4
4
5
4
4
5
4
5
4
43
12
4
4
4
5
4
5
4
5
4
4
43
13
5
4
5
5
4
5
5
5
4
5
47
14
5
4
5
4
4
4
5
4
5
2
42
15
5
5
4
5
4
5
4
5
4
4
45
16
2
3
2
2
3
4
3
2
1
2
24
17
4
4
4
3
5
5
5
5
5
5
45
18
5
5
4
4
5
5
5
5
5
5
48
19
3
4
3
4
5
4
4
5
3
5
40
20
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
49
Lampiran 14.
Tabel Frekuensi data Kesempatan Kerja Lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa
Kesempatan Kerja Lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa
Valid
24
Frequency 1
Percent 5,0
Valid Percent 5,0
Cumulative Percent 5,0
34
1
5,0
5,0
10,0
36
1
5,0
5,0
15,0
39
1
5,0
5,0
20,0
40
1
5,0
5,0
25,0
42
3
15,0
15,0
40,0
43
4
20,0
20,0
60,0
45
4
20,0
20,0
80,0
46
1
5,0
5,0
85,0
47
1
5,0
5,0
90,0
48
1
5,0
5,0
95,0
49
1
5,0
5,0
100,0
Total
20
100,0
100,0
Lampiran 15.
Identifikasi tingkat kecenderungan variable kesempatan kerja lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa di kawasan utara kota Medan
Sama halnya dengan variable persepsi dunia industri, tingkat kecenderungan variable kesempatan kerja lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa di kawasan utara kota Medan. Jumlah item kusioner kesempatan kerja adalah 10 dan skor tertinggi adalah 5 , skor terendah 1 , maka : Nt = 10 x 5 = 50 Nr = 10 x 1 = 10
Maka : Mi = SDi =
50 + 10 = 30 2 50 − 10 = 6,67 6
Dengan menggunakan nilai Mi dan SDi dibentuk kelas interval kategori tingkat kecenderungan . Setelah itu data dalam tabel frekuensi dikelompokkan berdasarkan skor masing-masing, seperti pada tabel dibawah ini. Tingkat Kecenderungan Kesempatan Kerja Lulusan SMK Teknologi Rekayasa di Kawasan Utara Kota Medan Kelas Interval Kelas FAbsolut FRelatif Kategori 15 75 1 > 40,01 Tinggi 4 20 2 30 s.d 40,01 Sedang 1 5 3 20 s.d. < 30 Kurang 0 0 4 < 20 Rendah 20
100%
Lampiran 16.
Uji hipotesis hubungan antara Persepsi Dunia Industri dan Kesempatan Kerja Lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa di Kawasan Utara Kota Medan
Dengan menggunakan data pada lampiran 15 dan 18 hipotesis terdapat hubungan antara Persepsi Dunia Industri dan Kesempatan Kerja Lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa di Kawasan Utara Kota
Medan diuji dengan menggunakan metode Korelasi Spearman.
Dengan bantuan software statistic SPSS versi 17 didapatkan hasilnya sebagai berikut :
Uji Korelasi Persepsi Dunia Industri tentang Lulusan SMK Teknologi dengan Kesempatan Kerja Lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa di Kawasan Utara Kota Medan Kesempatan Kerja
Spearman's rho
Persepsi Dunia Industri Pada
Correlation Coefficient
Lulusan SMK Teknologi
Sig. (2-tailed) N
Kesempatan Kerja Lulusan
Correlation Coefficient
SMK Teknologi dan Rekayasa Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Persepsi Dunia Industri
Lulusan SMK
Pada Lulusan SMK
Teknologi dan
Teknologi
Rekayasa
1.000
.766**
.
.000
20
20
.766**
1.000
.000
.
20
20
Lampiran 17 Data Kuesioner Persepsi Siswa SMPdi kawasan utara kota Medan tentang SMK Teknologi dan Rekayasa No Subjek
No Item
Skor Total
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1
5
4
4
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
3
5
3
5
5
5
5
88
2 3 4 5 6 7 5 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 3 5 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 2 5 4 5 5 4 5 4 5
4 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 2 4 5 5 5 4 4 4 4
3 3 4 3 5 5 5 5 3 4 4 5 5 4 2 4 4 3 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 2 5 5 5 3 4 3 5 4
3 4 3 5 5 5 3 4 5 5 5 5 3 5 5 3 4 2 5 5 5 5 4 4 4 5 3 4 4 2 5 4 2 5 5 3 4 5 4 5 4
3 3 4 5 4 4 5 3 5 4 4 4 2 3 3 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 2 4 5 5 3 4 5 5 4
5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4
4 3 3 3 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 3 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 2 4 5 5 3 5 4 5 4
4 5 4 4 5 5 4 4 3 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4
4 4 4 3 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 1 5 5 1 5 4 5 4 4 3 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4
2 4 4 3 5 4 2 2 4 4 4 5 2 4 2 5 5 5 5 5 4 4 5 3 5 4 2 5 3 2 4 5 2 5 2 3 2 4 3 5 4
3 3 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 3 3 4 1 3 4 3 3 4 3 3 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 5 3 3 3 3 4
3 3 3 3 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 3 5 4 3 3 3 5 3 5 3 3 5 4 4 5 5 3 5 4 2 5 4 2 4 3 4 3
5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 1 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 3 5 5 5 4 4 5 5
3 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 2 5 5 3 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 2 5 5 5 4 5 4 5 5
3 2 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 2 1 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 3 4 5 4 4 5 3 4 2 5 4 5 5 2 4 4 4
4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 4 5 2 4 5 2 4 4 4 4 4
3 3 4 3 5 4 5 5 5 3 4 5 4 4 2 3 5 5 5 5 5 3 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 5 5 5 4 4 4 5 4
3 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 3 2 5 5 4 4 2 4 5 5 3 4 3 4 4
4 2 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 3 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 2 5 5 5 5 5 4 5 4
5 4 5 3 5 5 4 4 4 3 5 5 5 3 3 4 3 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 3 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4
72 70 78 73 90 89 88 87 88 84 88 93 80 85 63 87 92 73 95 88 95 85 95 82 88 94 82 86 89 86 83 89 56 87 94 92 78 83 79 90 82
43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
4 5 5 2 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5 5 5 4 5 4 4 3 4 2 4 5 3 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5
5 4 4 2 4 4 5 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 3 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 2 4 4 3 4 3 4 5 2 4 5 5 2 1 5 4 5 4 4 4 5
3 4 4 2 5 2 4 3 3 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 5 5 5 3 4 3 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 3 4 4
4 3 3 2 4 4 5 1 3 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 3 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 2 4 4 4 5 5 5 5 3 3 3 3
5 4 4 2 3 4 5 4 5 3 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 4 2 5 5 5 5 2 4 5 4 2 5 4 4 5 4 3 5 4
4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 3 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 3 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4
4 4 5 2 5 4 4 3 4 4 4 3 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 3 4
4 3 5 2 3 3 4 2 3 4 3 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 2 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4
4 3 5 2 4 3 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 3 4 3 5 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 5 4 4 4 5 4 3 4 5 4 4 5 3 3 5 2 4 4 3 2 5 4 5 3 5 4 4
4 4 4 2 4 2 4 4 3 5 3 4 4 2 3 5 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 5 4 3 3 4 5 3 3 5 3 4 2 3 3 2 3 5 3 3 3 5 4 5 3 1 4 3 5 3 3 5 3
2 3 4 4 3 2 5 5 3 3 2 2 4 3 4 3 3 1 3 2 2 3 3 4 3 3 5 3 4 4 4 2 4 3 5 4 2 5 4 5 5 3 5 4 4 2 2 4 2 3 5 4 3 5 2 2 2 4
1 3 3 3 2 3 4 4 4 3 4 3 3 5 3 3 5 2 2 4 5 3 2 3 2 3 5 3 5 5 2 4 5 5 3 4 1 5 2 2 3 3 1 5 5 3 4 4 3 2 5 5 3 4 4 3 2 5
4 4 5 2 4 4 4 4 3 5 4 4 5 5 5 4 4 1 5 4 5 3 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 3 5 4 3 4 3 5 4 4 4 4 2 5 2 4 5 5 4 5 4 5 4
5 4 4 2 4 3 5 2 4 3 5 4 4 5 3 5 3 3 2 4 3 3 3 4 3 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 2 4 4 2 5 3 2 5 4 5 1 5 5 5 4 4 5 4
3 4 4 2 3 1 5 2 5 4 1 4 4 1 4 2 1 1 3 2 4 4 4 3 3 4 5 4 1 5 4 4 4 3 5 5 3 5 3 3 2 5 5 2 4 5 5 5 5 3 5 4 3 5 5 3 4 4
4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 2 5 5 4 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 3 5 4 4 5 5 5 5 4 5 2 5 4 4 1 4 5 4 2 5 5 5 5 4 4 2 5
3 4 5 2 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 5 4 3 5 4 4 5 4 5 3 4 5 4 4 4 4 4 3 3 4 3 5 4 4 1 4 5 5 3 4 3 4
4 3 4 2 4 3 4 2 2 4 5 4 5 5 5 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 3 3 4 4 5 3 3 4 5 5 3 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4
4 4 5 2 4 4 5 2 3 3 4 3 4 4 5 4 4 1 3 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 3 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 3 4 4 4 5 5 4 5 4
5 4 5 2 5 4 4 4 1 4 4 4 5 5 5 4 4 1 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 3 5 4 3 5 4 4 5 5 4 4 3
76 74 86 43 76 65 87 64 70 74 73 78 87 82 82 77 76 63 75 74 83 77 71 76 78 74 95 83 83 87 82 82 89 80 90 86 75 85 83 84 72 77 91 80 83 68 73 91 84 67 77 90 83 98 80 75 78 81
Lampiran 18. Tabel Frekuensi data Persepsi Siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan tentang SMK Teknologi dan Rekayasa
Valid
1,0
Valid Percent 1,0
Cumulative Percent 1,0
1,0
1,0
2,0
2
2,0
2,0
4,0
1
1,0
1,0
5,0
65
1
1,0
1,0
6,0
67
1
1,0
1,0
7,0
68
1
1,0
1,0
8,0
70
2
2,0
2,0
10,0
71
1
1,0
1,0
11,0
72
2
2,0
2,0
13,0
73
4
4,0
4,0
17,0
74
4
4,0
4,0
21,0
75
3
3,0
3,0
24,0
76
4
4,0
4,0
28,0
77
4
4,0
4,0
32,0
78
5
5,0
5,0
37,0
79
1
1,0
1,0
38,0
80
4
4,0
4,0
42,0
81
1
1,0
1,0
43,0
82
7
7,0
7,0
50,0
83
8
8,0
8,0
58,0
84
3
3,0
3,0
61,0
85
3
3,0
3,0
64,0
86
4
4,0
4,0
68,0
87
6
6,0
6,0
74,0
88
6
6,0
6,0
80,0
89
4
4,0
4,0
84,0
90
4
4,0
4,0
88,0
91
2
2,0
2,0
90,0
92
2
2,0
2,0
92,0
93
1
1,0
1,0
93,0
94
2
2,0
2,0
95,0
95
4
4,0
4,0
99,0
98
1
1,0
1,0
100,0
Total
100
100,0
100,0
Skor
Frequency
Percent
43
1
56
1
63 64
Lampiran 19.
Identifikasi Tingkat Kecenderungan Persepsi Siswa SMP di kawasan utara kota Medan Tentang SMK Teknologi dan Rekayasa
Berbeda
dengan variable persepsi dunia industri, tingkat kecenderungan variable
kesempatan kerja lulusan SMK Teknologi dan Rekayasa di kawasan utara kota Medan. Jumlah item kusioner persepsi siswa
adalah 20 dan skor tertinggi adalah 5 dan skor
terendah 1 , maka : Nt = 20 x 5 = 100 Nr = 20 x 1 = 20
Maka : Mi =
100 + 20 = 60 2
SDi = Dengan
100 − 20 = 13,33 6
menggunakan nilai Mi dan SDi
dibentuk kelas interval kategori
tingkat
kecenderungan . Setelah itu data dalam tabel frekuensi dikelompokkan berdasarkan skor masing-masing, seperti pada tabel dibawah ini. Tingkat Kecenderungan Persepsi Siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan terhadap SMK Teknologi Rekayasa Kelas Interval Kelas FAbsolut FRelatif Kategori 1
> 80
58
58
Tinggi
2
60 s.d 80
40
40
Sedang
3
40,01 s.d. < 60
2
2
Kurang
4
< 40,01
0
0
Rendah
100
100%
Lampiran 20. Data Kuesioner Minat Siswa SMPdi kawasan utara kota Medan pada SMK Teknologi dan Rekayasa
No Responden
No Item
Skor Total
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1
5
3
5
5
4
4
4
5
4
5
4
4
3
3
5
2
4
3
5
3
77
2 3 4 5 6 7 5 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51
3 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 4 4 3 5 5 2 4 5 5 1 4
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 3 3 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 3 5 4 2 4 4 3 4 4 4 5 4 4 2 5 2 3 3 5 3 2
3 4 4 4 3 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 3 5 4 5 4 2 5 5 5 3 4 4 4 4 3 5 4 2 4 3 5 3 4
4 3 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 3 5 5 3 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 3 4 5 5 2 5 4 5 5 3 3 4 4 4 2 5 2 4 2 5 2 1
3 3 4 3 4 5 5 3 3 4 4 5 5 3 2 5 5 2 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5 5 2 4 5 5 3 4 4 3 4 5 5 4 2 5 3 4 2 1
4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 2 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 2 4 4 5 3 2
4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 5 4 4 4 5 5 3 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 2 4 5 2 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 2 3 3 4 2 1
4 4 5 4 4 5 5 1 4 4 3 5 5 5 4 5 5 2 5 3 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 2 5 5 5 5 3 3 4 4 1 5 5 2 4 4 5 1 1
5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 2 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 2 4 4 5 3 2
4 5 4 3 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 2 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 2 5 5 2 5 5 5 5 3 3 4 4 5 5 4 2 4 4 4 4 3
4 3 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 2 5 4 5 5 5 4 5 4 2 4 5 1 4 5 2 4 5 2 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 5 3 4
4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 2 5 5 5 5 4 4 4 4 1 5 5 2 4 3 5 2 5
4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 3 4 2 4 5 2 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 2 4 3 5 3 4
4 3 4 4 4 5 5 3 5 4 4 5 5 5 4 5 5 2 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 3 5 5 2 5 5 5 4 4 4 4 4 3 5 5 2 3 3 5 2 3
3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 5 4 4 3 2 5 5 2 4 5 5 3 4 4 4 4 3 4 5 2 5 5 2 5 5 5 3 5 5 4 4 4 5 4 2 1 3 4 2 2
3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 3 3 5 2 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 2 4 4 2 4 3 4 4 4 4 3 4 5 5 4 2 2 4 5 1 1
3 3 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 4 2 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 2 4 4 5 4 2
4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 3 4 4 5 5 2 5 4 5 3 5 5 5 5 3 4 3 4 4 5 2 5 5 5 2 4 4 4 4 4 5 4 2 4 3 5 1 3
4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 2 5 5 5 3 4 4 5 4 2 5 4 2 3 3 5 1 4
3 3 4 3 4 4 5 4 5 5 5 4 4 3 3 5 4 3 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 2 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 2 4 4 5 2 5
71 75 83 75 79 87 90 78 87 81 85 91 84 75 74 91 95 60 93 85 94 82 92 86 84 87 80 84 80 63 88 89 38 90 90 88 78 76 76 75 76 69 87 85 38 67 65 91 43 49
52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
4 5 3 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4
4 4 3 4 4 3 4 5 4 3 3 3 5 5 4 4 4 5 5 5 4 2 3 3 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3
3 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4 5 4 3 4 2 3 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 3 4 5 4 4 4 5 5 3 5 5 5 5 4 5 5
4 4 3 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 3 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 3 5 4 3 5 3 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5
4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 5 3 4 3 5 5 4 4 3 3 3 5 4 3 5 5 4 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 5 3 3 4 4 4 3 3 3
4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 3 5 4 5 5 5 5 4 5 3 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4
4 1 3 3 3 3 3 4 5 3 4 4 5 4 3 5 3 4 5 5 4 3 3 4 5 5 4 5 3 4 5 4 5 5 5 5 3 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 3 2
4 4 2 3 5 3 4 3 5 3 5 4 4 4 4 5 2 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 3 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4
4 3 2 3 5 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 3 3 4 5 5 4 3 5 4 5 5 5 5 4 4 3 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5
5 3 2 5 4 4 4 2 5 2 4 5 4 5 4 4 4 4 1 4 5 3 5 5 4 4 4 3 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 3 3 4 4 4 4 3 5 3 5
3 4 2 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 5 4 4 3 4 5 3 4 2 3 4 5 3 3 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 3 5 3 4 5 3 5 4
4 5 2 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 3 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 3 4 5 4 5 5 5 4 5 5 3 4 2
4 3 2 4 5 4 4 3 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 3 4 3 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 3 4
4 4 2 3 4 3 3 4 5 3 4 4 5 4 4 4 3 4 5 5 4 1 3 3 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5
3 2 2 4 4 3 3 5 3 2 4 3 4 5 4 4 4 5 4 4 3 1 3 3 4 4 4 3 4 5 4 5 4 4 3 4 4 4 5 4 3 4 3 4 5 3 3 5 2
4 3 2 3 4 4 4 2 4 3 4 3 3 5 3 4 3 4 5 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 3 5 4 5 5 4 3 4
5 5 2 5 4 5 3 4 5 3 4 5 5 5 3 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5
4 3 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 5 5 4 5 5 3 5 5 3 4 4 5 3 5 5 4 5 4 5 4 3 3 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 3 5 4
4 3 1 4 4 4 3 4 4 3 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 5 5 4 3 4 4 5 5 4 4 4
5 5 3 5 5 4 4 4 4 3 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 3 5 5 4 4 5 5 5 3 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5
75 67 46 73 83 68 70 71 83 62 76 76 79 85 73 82 66 87 90 79 81 68 71 75 88 83 76 79 84 82 85 84 86 85 76 78 68 80 89 82 83 80 84 84 91 87 76 76 74
Lampiran 21. Tabel frekuensi data Minat Siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan Pada SMK Teknologi dan Rekayasa
Valid
38 43 46 49 60 62 63 65 66 67 68 69 70 71 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 Total
Frequency 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 3 2 2 6 9 1 3 4 4 2 4 5 7 6 2 6 3 2 4 4 1 1 1 1 100
Percent 2,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 2,0 3,0 1,0 1,0 3,0 2,0 2,0 6,0 9,0 1,0 3,0 4,0 4,0 2,0 4,0 5,0 7,0 6,0 2,0 6,0 3,0 2,0 4,0 4,0 1,0 1,0 1,0 1,0 100,0
Valid Percent 2,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 2,0 3,0 1,0 1,0 3,0 2,0 2,0 6,0 9,0 1,0 3,0 4,0 4,0 2,0 4,0 5,0 7,0 6,0 2,0 6,0 3,0 2,0 4,0 4,0 1,0 1,0 1,0 1,0 100,0
Cumulative Percent 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0 9,0 10,0 12,0 15,0 16,0 17,0 20,0 22,0 24,0 30,0 39,0 40,0 43,0 47,0 51,0 53,0 57,0 62,0 69,0 75,0 77,0 83,0 86,0 88,0 92,0 96,0 97,0 98,0 99,0 100,0
Lampiran 22. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Minat Siswa SMP di kawasan utara kota Medan pada SMK Teknologi dan Rekayasa
Sama dengan variable persepsi siswa SMP , tingkat kecenderungan variable minat siswa SMP di kawasan utara kota Medan pada SMK Teknologi dan Rekayasa . . Jumlah item kusioner persepsi siswa
adalah 20 dan skor tertinggi adalah 5 dan skor
terendah 1 , maka : Nt = 20 x 5 = 100 Nr = 20 x 1 = 20
Maka : Mi =
100 + 20 = 60 2
SDi = Dengan
100 − 20 = 13,33 6
menggunakan nilai Mi dan SDi
dibentuk kelas interval kategori
tingkat
kecenderungan . Setelah itu data dalam tabel frekuensi dikelompokkan berdasarkan skor masing-masing, seperti pada tabel dibawah ini. Tingkat Kecenderungan Minat Siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan terhadap SMK Teknologi Rekayasa Kelas
Interval Kelas
FAbsolut
FRelatif
Kategori
1
> 80
49
49
Tinggi
2
60 s.d 80
46
46
Sedang
3
40,01 s.d. < 60
3
3
Kurang
4
< 40,01
2
2
Rendah
100
100%
Lampiran 23. Uji Hipotesis Hubungan Antara Persepsi dan Minat Siswa SMP pada SMK Teknologi dan Rekayasa di Kawasan Utara Kota Medan
Dengan menggunakan data pada lampiran 22 dan 25 hipotesis terdapat hubungan antara Persepsi dan Minat Siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan pada SMK Teknologi dan Rekayasa diuji dengan menggunakan metode Korelasi Spearman. Dengan
bantuan
software statistic SPSS versi 17 didapatkan hasilnya sebagai berikut :
Uji Korelasi Persepsi siswa dengan Minat Siswa SMP di Kawasan Utara Kota Medan tentang SMK Teknologi dan Rekayasa
Spearman's rho Persepsi Siswa SMP di Kawasan Correlation Coefficient Utara Kota Medan tentang SMK Teknologi
Sig. (2-tailed) N
Persepsi Siswa SMP di
Minat Siswa SMP di
Kawasan Utara Kota
Kawasan Utara Kota
Medan tentang SMK
Medan pada SMK
Teknologi
Teknologi 1.000
.629**
.
.000
100
100
.629**
1.000
Minat Siswa SMP di Kawasan
Correlation Coefficient
Utara Kota Medan pada SMK
Sig. (2-tailed)
.000
.
N
100
100
Teknologi
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 24. Data Kuesioner
Persepsi Siswa SMK terhadap Pendidikan Menengah Kejuruan di
Kawasan Utara Kota Medan
No. Responden
No Item
Skor Total
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1
3
3
2
2
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
57
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
4 2 5 2 3 5 3 4 3 3 2 5 3 5 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 5 5 4 4 5 5 4 3 2 3 3 3 4 5 3 3 4 3
4 3 4 4 4 2 2 3 3 4 3 4 2 4 2 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 5 4 2 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3
3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 4 4 3 4 3 5 4 4 4 5 3 3 3 4 5 3 3 2 5 5 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2
5 2 4 2 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 5 4 4 2 4 5 4 3 2 2 3 3 3 4 3 4 2
5 1 4 2 1 3 2 5 4 3 2 4 4 5 2 3 3 2 4 5 3 5 3 5 3 5 3 4 5 5 5 5 5 4 2 3 3 3 3 3 2 1 5 3
3 1 4 2 1 3 2 4 2 4 3 4 4 4 2 3 2 4 4 4 1 5 5 4 3 4 4 4 4 4 5 5 4 5 2 2 2 3 2 4 2 2 4 3
5 3 1 3 3 2 2 4 3 3 2 5 4 5 4 2 2 3 5 4 1 4 4 5 3 5 5 3 5 3 4 5 5 4 1 1 3 2 2 5 3 4 3 3
4 3 5 2 3 3 1 3 4 3 2 3 3 4 2 1 1 1 4 4 2 5 5 4 3 3 3 4 4 2 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 2 2
3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 2 4 4 2 5 4 3 3 1 1 3 3 4 2 5 2 4 2 2 3 2 3 1 3 2 2 2
2 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 4 3 3 4 2 2 2 4 3 4 3 5 4 3 5 5 4 5 5 4 4 4 5 2 2 2 2 2 5 3 4 5 1
4 2 1 1 2 1 2 4 3 4 3 2 3 3 3 2 5 1 4 4 3 1 2 2 3 3 3 4 4 3 3 5 3 4 2 1 2 4 3 3 2 3 3 2
1 3 2 1 3 2 2 2 3 2 3 4 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 4 2 3 3 1 4 3 2 2 5 2 3 2 2 2 2 3 1 3 2 2 2
5 3 3 1 2 3 3 2 3 1 3 3 2 2 3 1 4 4 3 3 3 1 3 4 3 3 3 4 4 1 4 4 4 4 2 3 3 4 2 3 1 1 1 3
4 4 5 2 3 2 3 2 3 2 3 4 2 2 2 3 5 2 2 4 4 4 4 4 3 5 4 4 5 4 4 2 4 5 2 3 2 3 4 4 2 3 4 4
5 3 1 2 3 1 3 3 3 2 4 4 2 4 2 4 4 3 1 2 3 3 4 4 3 5 4 5 5 5 2 3 3 2 2 2 2 2 3 4 3 3 5 2
4 4 5 3 3 3 2 2 3 3 3 5 3 4 3 4 4 4 1 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 2 5 5 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 5
3 3 3 4 4 3 2 2 1 3 3 4 2 5 3 5 5 2 1 2 2 3 5 3 3 5 4 5 3 3 5 3 3 3 2 1 3 2 2 4 2 3 3 5
5 3 5 3 5 3 4 4 3 2 2 3 1 4 3 4 4 3 3 3 3 4 2 4 3 5 3 4 4 2 5 4 5 4 4 3 2 2 2 2 3 2 2 5
4 3 4 5 4 3 4 2 2 4 3 4 1 5 4 5 5 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 5 4 4 3 4 3 4 5 2 3 2 2 3 3 2 4 3
3 2 1 3 2 2 4 3 4 4 2 3 3 4 2 3 4 2 1 4 2 4 4 5 3 3 1 5 5 3 3 5 4 4 2 1 3 2 3 2 4 2 3 3
76 53 66 50 56 51 52 62 58 57 55 75 52 76 57 59 69 54 64 68 54 71 78 76 60 77 65 86 82 65 72 86 75 75 49 44 54 54 55 65 52 50 63 58
Lampiran 25. Tabel Frekuensi Persepsi Siswa SMK Teknologi tentang pendidikan menengah kejuruan bidang keahlian Teknologi Rekayasa di Kawasan Utara Kota Medan
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
44
1
2,2
2,2
2,2
49
1
2,2
2,2
4,4
50
2
4,4
4,4
8,9
51
1
2,2
2,2
11,1
52
3
6,7
6,7
17,8
53
1
2,2
2,2
20,0
54
4
8,9
8,9
28,9
55
2
4,4
4,4
33,3
56
1
2,2
2,2
35,6
57
3
6,7
6,7
42,2
58
2
4,4
4,4
46,7
59
1
2,2
2,2
48,9
60
1
2,2
2,2
51,1
62
1
2,2
2,2
53,3
63
1
2,2
2,2
55,6
64
1
2,2
2,2
57,8
65
3
6,7
6,7
64,4
66
1
2,2
2,2
66,7
68
1
2,2
2,2
68,9
69
1
2,2
2,2
71,1
71
1
2,2
2,2
73,3
72
1
2,2
2,2
75,6
75
3
6,7
6,7
82,2
76
3
6,7
6,7
88,9
77
1
2,2
2,2
91,1
78
1
2,2
2,2
93,3
82
1
2,2
2,2
95,6
86 Total
2
4,4 100,0
4,4 100,0
100,0
45
Lampiran 26. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Persepsi Siswa SMK Teknologi tentang pendidikan menengah kejuruan bidang keahlian Teknologi Rekayasa di Kawasan Utara Kota Medan
Sama dengan variable persepsi siswa SMP , tingkat kecenderungan variable Persepsi Siswa SMK Teknologi tentang pendidikan menengah kejuruan bidang keahlian Teknologi Rekayasa di Kawasan Utara Kota Medan. Jumlah item kusioner persepsi siswa SMK adalah 20 dan skor tertinggi adalah 5 dan skor terendah 1 , maka : Nt = 20 x 5 = 100 Nr = 20 x 1 = 20 Maka : Mi =
100 + 20 = 60 2
SDi = Dengan
100 − 20 = 13,33 6
menggunakan nilai Mi dan SDi
dibentuk kelas interval kategori
tingkat
kecenderungan . Setelah itu data dalam tabel frekuensi dikelompokkan berdasarkan skor masing-masing, seperti pada tabel dibawah ini. Tingkat Kecenderungan Persepsi Siswa tentang pendidikan menengah kejuruan bidang keahlian Teknologi Rekayasa di Kawasan Utara Kota Medan Kelas
Interval Kelas
FAbsolut
FRelatif
Kategori
1 2 3 4
> 80 60 s.d 80 40,01 s.d. < 60 < 40,01
3
6,7
20
44,4
22
48,9
0
0
Tinggi Sedang Kurang Rendah
45
100%
Lampiran 27. Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan
Lampiran 28. PETA RELEVANSI PROGRAM KEAHLIAN SMK TEKNOLOGI DAN REKAYASA DENGAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA DUNIA INDUSTRI DI KAWASAN UTARA KOTA MEDAN Berikut adalah program keahlian yang ada pada SMK Teknologi Rekayasa yang relevan dengan Industri Pengolahan (Manufaktur). Mohon untuk mengisi sesuai dengan kebutuhan industri. Data ini merupakan alat telusur untuk mengetahui program keahlian apa yang paling mungkin dikembangkan dan ditingkatkan kualitas lulusannya agar sesuai dengan kebutuhan industri di Kawasan Utara Kota Medan. Petunjuk Pengisian : 1. Pilihlah Program Keahlian sesuai dengan daftar berikut dan berilah tanda ( X ) relevan 2. Pilihan boleh lebih dari satu Program Keahlian 3. Jika terdapat program keahlian yang perlu ditambahkan dapat diisi pada kolom yang kosong No
Program Keahlian
1
Teknik Pendinginan dan Tata Udara
2
Teknik Mesin
3
Teknik Otomotif
4
Teknik Listrik
5
Teknik Elektronika
6
Teknik Televisi , Radio dan Film
7
Teknik Informasi dan Komunikasi
8
Teknologi Pesawat Terbang
9
Teknologi Tekstil
10
Instrumentasi Industri
11
Kimia
12
Teknik Perkapalan
Tabel berdasarkan spektrum keahlian SMK 2008
Relevan
Lampiran 29. Standar Kompetensi keahlian teknik pemeliharaan mekanik industri, otomasi industri, teknik pendingin dan tata udara
1. Kompetensi keahlian teknik pemeliharaan mekanik industri No (1) 1. 2. 3. 4.
Kompetensi (2) Menggunakan Perkakas Tangan Menggunakan Perkakas Bertenaga/Operasi digenggam Menggunakan Perkakas untuk Pekerjaan Presisi Memelihara dan meng’overhaul’ peralatan mekanik
Kesalahan, Melepaskan
Prasyarat (3) 1. Menggunakan Perkakas Tangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Mengukur dengan menggunakan alat ukur Menggambar dan membaca sketsa Membaca gambar teknik Menggunakan perkakas tangan Menggunakan perkakas bertenaga/operasi digenggam Menggunakan perkakas untuk pekerjaan presisi Bantalan-mendiagnosa kesalahan, memasang dan melepas Membongkar/memperbaiki/mengganti/ merakit dan memasang komponen permesinan 9. Memelihara dan memperbaiki rakitan penggerak dan pembawa mekanik 10. Mendatarkan dan menyebariskan mesin dan komponen permesinan 11. Membongkar/mengganti dan merakit komponen-komponen permesinan 1. Mengukur dengan menggunakan alat ukur 2. Menggambar dan membaca sketsa 3. Membaca gambar teknik 4. Menggunakan perkakas tangan 5. Menggunakan perkakas bertenaga/operasi digenggam 6. Menggunakan perkakas untuk pekerjaan presisi 7. Bantalan-mendiagnosa kesalahan, memasang dan melepas 8. Membongkar/memperbaiki/mengganti/ merakit dan memasang komponen permesinan
5.
Mendiagnosa Memasang Dan Bantalan
6.
Membongkar / memperbaiki / mengganti / merakit dan memasang komponen permesinan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Mengukur dengan menggunakan alat ukur Menggambar dan membaca sketsa Membaca gambar teknik Menggunakan perkakas tangan Menggunakan perkakas bertenaga/operasi digenggam Menggunakan perkakas untuk pekerjaan presisi Membongkar/memperbaiki/mengganti/ merakit dan memasang komponen permesinan
7.
Memelihara Dan Memperbaiki Rakitan Penggerak Dan Pembawa Mekanik
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Menggambar dan membaca sketsa Membaca gambar teknik Menggunakan perkakas tangan Menggunakan perkakas bertenaga/operasi digenggam Menggunakan perkakas untuk pekerjaan presisi Membongkar/memperbaiki/mengganti/ merakit dan memasang
(1) 8.
(2) Menyetimbangkan Peralatan
9.
13.
Mendatarkan Dan Menyebariskan Mesin Dan Komponen Permesinan Memonitor Dan Mencatat Kondisi Peralatan Menghentikan/Mengisolasi Mesin/Peralatan Memasang dan melepas seal mekanik Paking Penyumbat Selongsong
14.
Membuat Tool, Gauge dan Die
15.
Memelihara Perkakas Dan Matras
10. 11. 12.
komponen permesinan 7. Mendatarkan dan menyebariskan mesin dan komponen permesinan (3) 1. Mengukur dengan menggunakan alat ukur 2. Menggambar dan membaca sketsa 3. Membaca gambar teknik 4. Menggunakan perkakas tangan 5. Menggunakan perkakas bertenaga/operasi digenggam 6. Menggunakan perkakas untuk pekerjaan presisi 7. Membongkar/memperbaiki/mengganti/ merakit dan memasang komponen permesinan 8. Membongkar/mengganti dan merakit komponen-komponen permesina s.d.a s.d.a sama dengan no.8 1. Mengukur dengan menggunakan alat ukur 2. Menggunakan perkakas tangan 1. 2. 3. 4. 5.
Mengukur dengan menggunakan alat ukur Melakukan perhitungan dasar Melakukan perhitungan lanjut Melakukan perhitungan matematis Melakukan proses pemanasan/ quenching, tempering dan annealing dasar 6. Bekerja dengan mesin umum 7. Melakukan pekerjaan dengan mesin bubut 8. Melakukan pekerjaan dengan mesin frais 9. Melakukan pekerjaan dengan mesin gerinda 10. Menggambar dan membaca sketsa 11. Membaca gambar teknik 12. Mengukur dengan alat ukur mekanik presisi 13. Pemberian tanda batas (teknik dasar) 14. Menggunakan perkakas tangan 15. Menggunakan perkakas tangan dengan operasi digenggam 16. Menggunakan perkakas untuk pekerjaan presisi 17. Membongkar/ memperbaiki / mengganti / merakit dan memasang komponen permesinan 18. Memelihara perkakas dan matres 1. Mengukur dengan menggunakan alat ukur 2. Melakukan proses pemansan/quenching, tempering dan annealing dasar 3. Bekerja dengan mesin umum 4. Melakukan pekerjaan dengan mesin bubut 5. Melakukan pekerjaan dengan mesin frais 6. Melakukan pekerjaan dengan mesin gerinda 7. Menggambar dan membaca sketsa 8. Membaca gambar teknik 9. Mengukur dengan alat ukur mekanik presisi 10. Menggunakan perkakas tangan 11. Menggunakan perkakas tangan dengan operasi digenggam
12. Menggunakan perkakas untuk pekerjaan presisi 13. Membongkar/memperbaiki/mengganti / merakit memasang komponen permesinan
(1) 16.
(2) Mengontrol Produk, Material Dan Emisi Proses Blasting
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
17.
Memodifikasi Dan Peralata
Sistem
Mekanik
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
18.
Membongkar/Mengganti Dan Merakit Komponen-Komponen Permesinan
1. 2. 3. 4.
dan
(3) Mengukur dengan menggunakan alat ukur Menggunakan teknik grafik dan melakukan perhitungan data statistik sederhana Menggambar dan membaca sketsa Membaca gambar teknik Mengukur dengan alat ukur mekanik presisi Menggunakan perkakas tangan Menggunakan perkakas bertenaga/operasi digenggam Menggunakan perkakas untuk pekerjaan presisi Membongkar/memperbaiki/mengganti / merakit dan memasang komponen permesinan Memonitor dan mencatat kondisi peralatan Membongkar/mengganti dan merakit komponen-komponen permesinan Mengukur dengan menggunakan alat ukur Menggunakan teknik grafik dan melakukan perhitungan data statistik sederhana Menggambar dan membaca sketsa Membaca gambar teknik Menggunakan perkakas tangan Menggunakan perkakas tangan dengan operasi digenggam Menggunakan perkakas untuk pekerjaan presisi Memelihara dan meng”overhaul” perlengkapan mekanik Bantalan-mendiagnosa kesalahan, memasang dan melepas Membongkar/memprbaiki/mengganti/ merakit dan memasang komponen permesinan Memelihara dan memperbaiki rakitan penggerak dan pembawa mekanik Menyetimbangkan perlengkapan Mendatarkan dan menyebariskan mesin dan komponen permesinan Memonitor dan mencatat kondisi peralatan Menghentikan/mengisolasi mesin/ peralatan Mengontrol produk, material dan emisi proses blasting Membongkar/mengganti dan merakit komponen-komponen permesinan Mengukur dengan menggunakan alat ukur Membaca gambar teknik Menggunakan perkakas tangan Menggunakan perkakas bertenaga/operasi digengam
Sumber : BNSP : LSP-LOGAM MESIN INDONESIA, 2009
2. Kompetensi keahlian Teknik Pendingin dan Tata Udara No 1.
Kompetensi Menguji, Mengosongkan Mengisi Sistem Pendingin
2.
Memelihara Dan Memperbaiki Peralatan Pendingin /AC Untuk Rumah Tangga
3.
Memelihara Dan Memperbaiki Sistem AC Sentral
4.
Memelihara Dan Memperbaiki Sistem AC Sentral Ukuran Besar Memelihara Dan Memperbaiki Sistem Dan Komponen Pendingin Di Industri Memelihara Dan Memperbaiki Sistem Multi Cascade Pendingin Di Industri Memelihara Dan Memperbaiki Pendingin/AC Komersial/ Industri Memelihara Dan Memperbaiki Pendingin Terintegrasi/AC Sentral Ukuran Besar Untuk Industri
5.
6.
7. 8.
Dan
Prasyarat 1. Membaca gambar teknik 2. Menggunakan perkakas tangan 3. Menggunakan perkakas bertenaga/operasi digenggam 4. Membongkar/mengganti dan merakit komponen-komponen permesinan 1. Mengukur dengan menggunakan alat ukur 2. Membaca gambar teknik 3. Pengukuran listrik/elektronik 4. Menggunakan perkakas tangan 5. Menggunakan perkakas bertenaga/operasi digenggam 6. Membongkar/mengganti dan merakit komponen-komponen permesinan 1. Mengukur dengan menggunakan alat ukur 2. Membaca gambar teknik 3. Pengukuran listrik/elektronik 4. Menggunakan perkkas tangan 5. Menggunakan perkakas bertenaga/operasi digenggam 6. Membongkar/emangganti dan merakit komponen-komponen permesinan 7. Menguji, mengosongkan dan mengisi sistem pendingin 8. Memelihara dan memperbaiki sistem AC sentral 9. Memelihara dan memperbaiki sistem dan komponen pendingin di industri
Sumber : BNSP : LSP-LOGAM MESIN INDONESIA, 2009
s.d.a s.d.a
s.d.a
s.d.a s.d.a
3. Kompetensi Keahlian Teknik Otomasi Program keahlian No I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Kompetensi Kompetensi Umum Mengoperasikan peralatan kelistrikan Mengoperasikan peralatan pneumatic Mengoperasikan peralatan elektronik Mengoperasikan peralatan hidrolik Mengoperasikan programmable logic controller, PLC Mengoperasikan mesin perkakas konvensional Memelihara dan memperbaiki peralatan kelistrik Memelihara dan memperbaiki peralatan pneumatik Memelihara dan memperbaiki peralatan elektronik Memelihara dan memperbaiki peralatan hidrolik Memelihara dan men-setup sensor Memantau dan memelihara lingkungan tempat kerja Memelihara efektifitas hubungan di tempat kerja
II 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Kompetensi Inti Mengoperasikan sistem kelistrikan Mengoperasikan sistem pneumatik Mengoperasikan sistem elektronik Mengoperasikan sistem hidrolik Mengoperasikan permesinan CNC Mengoperasikan sistem robot (handling system) Mengoperasikan sistem informasi Memelihara dan memperbaiki mechanical drive dan mechanical transmission Memelihara dan memperbaiki sistem kelistrikan Memelihara dan memperbaiki sistem pneumatik Memelihara dan memperbaiki sistem elektronik Memelihara dan memperbaiki sistem hidrolik Memelihara dan memperbaiki sistem robot (handling system) Memelihara dan memperbaiki sistem informasi Merakit peralatan dan sistem kelistrikan Merakit peralatan dan sistem pneumatik Merakit peralatan dan sistem elektronik Merakit peralatan dan sistem hidrolik Merakit peralatan dan penepat mekanik Membuat penepat mekanik Menginstal sistem informasi Menulis program software Mengetes sistem otomasi Melaksanakan komisioning sistem
II 1 2 3 4 5 6 7 8
Kompetensi Pilihan Merancang peralatan dan sistem kelistrikan Merancang peralatan dan sistem pneumatik Merancang peralatan dan sistem elektronik Merancang peralatan dan sistem hidrolik Merancang peralatan dan penepat mekanik Merancang diagram alur program software Merancang sistem informasi Merencanakan rancangan sistem menyeluruh
Sumber : Media Depdiknas 2005