PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BENANG SEBAGAI BAHAN BAKU PRODlJK TEKSTIL PADA PT ASAPUTEX NUSANTARA, TEGAL, JAWA TENGAH
Oleh
CICI WIDOWATI A07400011
DEPARTEMEN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANlAN FAKULTAS
PERTANIA~
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2004
RINGKASAN CICI WIDOW A TI. Perencanaan Kebutuhan dan I'engendalian Persediaan Benang Sebagai Bahan Baku Produk Tekstil Pada I'T Asaputex Nusantara, Tegal, Jawa Tcngah (Oi bawah bimbingan NETTI TlNAPRILLA). Sektor industri pengolahan non migas di Indonesia sekarang ini lelah mempunyai peranan yang cukup besar dalam pembentukan Produk Domeslik Bmto (PDB). Di samping itu, sektor ini telah memberikan sumbangan dcvisa ekspor yang cukllp besar, salah salu contohnya adalah industTi Tekslil dan Prod uk Tekstil (TPT) yang mampu menyumbang sebesar 17,98 persen dari total nilai ekspor di sektor industri pad a tahun 2002. Industri 1"PT mempakan industri yang terdiri dari beberapa jenis industri seperti industri serat sintetis, industri benang. indush'i tenlln, gannen, danlainnya. Jenis industri 1'PT yang mempunyai jumlah perusahaan terbesar yailu industti tenun dimana pada tahun 2002 induslri ini terdiri dari 1061 perusahaan at au sekitar 39,19 persen dari total pemsahaan 1'1'1' di Indonesia. Besarnya jumlah perusahaan yang bergerak di bidang pertenunan menunjukkan besarnya kebuluhan bahan baku bempa benang. Benang dapat berasal dari serat alam, serat sintetis atau campuran keduanya. Salah saW serat alam yang digllnakan oleh industri benang adalah serat kapas. Kesulitan yang terjadi dalam industri tekstil di Indonesia adalah produksi kapas yang masih belum mampu mencukupi keblltuhan domestik. Indonesia terpaksa mengimpor daTi negara penghasil kapas seperti Amerika, China, India, Pakistan, dan lainnya. Akibat adanya impor tersebut adalah daya saing produk tekstil Indonesia seperti benang dan produk lanjutannya sangat dipengamhi oleh harga kapas dunia. Kenaikan harga kapas dunia akan membuat biaya produksi dan harga jllal 1'1'1" naik. Hal ini akan sangat merugikan industTi 1"1'1' di Indonesia. 1'erlebih lab'; sistem kuota yang selama ini diterapkan pada industri TPT Indonesia akan berakhir pad a awal tahun 2005. Salah satll aspek manajemen yang perlu diperhatikan bagi perusahaan TPT di Indonesia saat ini adalah aspek produksi. Perusahaan TPT Indonesia harus dapat berproduksi secara efisien, karen a hanya perusahaan 1'PT yang mampu berproduksi secara efisienlah yang dapat memenangkan persaingan di pasar ekspor. Penerapan sistem pengendalian persediaan bahan baku secara baik merupakan salah satu altematif cara untuk dapat melakukan efisiensi biaya produksi. Hal ini dilakukan untuk dapat mengetahui tingkat persediaan bahan baku yang optimum sehingga perusahaan dapat mencapai biaya persediaan bahan baku yang minimum. Dengan begitu, pemsahaan akan dapat menekan biaya produksinya. Di samping itu, dalam mengbadapi kondisi persaingan di pasar ekspor, perusahaan TPT juga perlu mengetahui perkiraan tingkat penjualan produknya di masa yang akan datang agar perusahaan dapat merencanakan keblltuhan bahan bakunva dengan baik dan dapat berproduksi secara optimal. PT Asaputex Ntlsantara merupakan salah satu' pemsahaan tekstil yang bergerak di bidang pertenunan dan berlokasi di daerah Tegal yang cukup terkenal dengan sarllllg tenun ikatnya. Sekitar 90 persen dmi hasil produksinya telah dipasarkan ke luar negeri dan sisanya dipasarkan ke dalam negeri. Dewasa ini perusahaan tersebut dihadapkan pada pennasalahan penumpukan stok produk jadi
di gudang. Hal ini terjadi di talum 2003. Di samping itu, dari segi manajemen produksi perusahaan, PT Asaputex Nusanlara dihadapkan pada biaya bahan baku yang lebih besar dan nilai penjualannya. Biaya bahan baku perusallaan mencapai sebesar 9.270.790.000 rupiah. lebih besar jika dibandingkan dengan nilai penjllalannya yang hanya mencapai sebesar 8.075.000.000 I1lpiah. Hal ini menunjukkan adanya ketidakefisienan biaya produksi. Jika ditinjau dari penllasalahan tersebut, maka salah satu langkah yang dapat diambil oleh perusallaan adalah dengan melakukan penekanan biaya produksi yang dikhususkan pada biaya ballan baku. Penekanan biaya balmn baku ini diharapkan dapat menghasilkan harga produk yang kompetitif sehingga konsumen akan lebih tertarik pada produk sanmg tenun perusallaan dan tingkat penjualannya akan meningkat. Hal ini dapat dilakukan dengan cara meminimalkan biaya pembelian dan biaya persediaan ballan baku. Perusahaan dapat menerapkan suatu pengendalian persediaan bahan baku dengan baik agar biaya ballan bakunya dapat ditekan. Di samping itll, perlu adanya perkiraan penjualan produk jadi di masa-masa mendatang agar stok produk jadinya tidak terlalu berlebihan dan perusallaan dapat merencanakan kebutuhan bahan bakunya secara baik. Tujuan penelitian ini adalah (I) mcmpelajari sistem pengadaan dan pengendalian persediaan bahan baku serta kebijakan yang dilakukan perusahaan di dalam sistem tersebut, (2) memberikan model altematif pengendalian persediaan balmn baku bagi perusahaan sehingga dapat lllelllinimumkan biaya persediaan dan pembelian ballan baku, dan (3) lllelakukan perencanaan produksi, perencanaan kebutuhan ballan baku, dan pengendalian persediaan bahan baku tersebut pada periode selanjutnya, dengan melihat perkiraan penjualan produk jadi perusahaan pada masa-masa yang akan datang. Penelitian ini dilakukan di PT Asaputex Nusantara, Tegal, Jawa TengalJ. Data yang digrmakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan pihak perusallaan. Data sekunder diperoleh dari literatur yang reI evan dengan pen113salahan dalam penelitian, baik yang berasal dari instansi pemerintall seperti BPS, Depperindag, situs-situs instansi terkait dalam intemet, hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan topik penelitian ini, laporan pel1lsahaan, company pr(!fiie, dan sebagainya. Analisis pengendalian persediaan bahan baku meliputi analisis pada data historis persediaan bahan baku tahun 2003 dan data perkiraan kebutuhan balmn baku bulan Januari-Mei 2004. Untuk analisis yang kedua tersebut, dilakukan peramalan penjualan terhadap kedua produk sarung tenun perusallaan (sarung palekat dan sarung byur) pada bulan Januari-Mei 2004 terlebih dahulu. Ballan baku yang dianalisis pada penelitian ini hanya terdiri dari 4 macam saja yaitu benang TR 40/2, TR 40/S, R 60/2, dan R 40/2 karena berdasarkan pada kOlllbinasi yang sering dilakukan oleh perusahaan, dimana benang TR 40/2 dan TR 40/S digunakan untuk memproduksi sarung palekat (sanmg yang diproduksi dengan Alat Tenun Mesin atau ATM), selanjutnya benang R 60/2 dan R 40/2 digunakan lmtuk memproduksi sanmg byur (sanmg yang diproduksi dengan A1at Tenun Bukan Mesin atau ATBM). Satu sarung palekat akan membutuhkan 0,003 bal benang TR 40/2 dan 0,00161 bal benang TR 40/S. Sedangkan salu sarung byur akan membutuhkan 0,00508 bal benang R 60/2 dan 0,00341 bal benang R 4012.
Kebutuhan akan benang di PT Asaputex Nusantara sangat dipengaruhi oleh peIlllintaan produk saflmg tenunnya. Benang tersebut diperoleh dan proses pembelian kepada pemasoknya (di Jakarta). Dalam melakukan pemesanan benang. pemsahaan melibatkan beberapa ba&>ian dala1l1 pemsahaan seperti bagian penjualan, bagian administrasi dan keuangan, bagian pembelian, dan bagian prodllksi khusllsnya kepala pabrik ATM dan ATBM. Fungsi pengendalian persediaan benang itu sendiri dipegang oleh kepala pabrik ATM dan ATBM. Pemesanan dilakukan oleh perusahaan ketika persediaan benang hanya clIkup untuk kebutuhan 2 1l1ing!,'U. Biasanya perusallaaJl akan menerima benang yang dipesan 7 hari setelall dilakukannya pemesanan. Benang yang diteri1l1a di pabrik akan diberi pewama terlebih dahulu sebelum disi1l1pan di gudang. Biaya persediaan yang terdapat pada perusahaan meliputi biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Biaya pemesanan terdiri dari biaya benda pos dan biaya telepon, sedangkan biaya penyimpanan terdiri dari biaya processing, biaya pemeliharaan, dan opportunity cost. Pada talum 2003, komponen terbesar dari biaya persediaan adalah biaya penyimpanan yaitll sebesar 99,24 persen. Hasil perbandingan dan penghematan antara ketiga metode M RP (LFL, EOQ. dan PPB) terhadap kebijakan perusahaan pada keselllruhan jenis benang di tahun 2003 1l1enunjukkan bahwa metode LFL dan PPB ma1l1pu menghemat biaya pembelian sebesar 6,72 persen atau sebesar 298.942.200 rupiah dan biaya persediaaJl total sebesar 77,67 persen atau sebesar 70.077.680 rupiall dari kebijakan perusahaan yang selama ini dilakukan. Sedangkan metode EOQ hanya mampu menghemat menghemat biaya pembelian sebesar 5,03 persen atau sebesar 223.637.450 rupiah dan biaya persediaan total sebesar 73,91 persen atau sebesar 66.688.121 rupiall dan kebijakan perusahaan yang selama ini dilakukan. Selain itu, berdasarkan hasil perbandingan antara ketiga metode MRP pada Janllan-Mei 2004, metode LFL dan PPB juga masih merupakan metode pengendalian persediaan yang mempunyai biaya pembelian dan persediaan benang terkecil jika dibandingkan dengan metode EOQ. Jadi. berdasarkan kedua analisis yang telah dilakukan, metode LFL dan PPB merupakan metode yang dapat direkomendasikan sebagai alternatif alat pengendalian persediaan benang perusahaan untuk periode operasi tahlln 2004. Namun dalam pelaksanaannya, perusahaan sebaiknya menerapkan metode PPB. Hal ini karen a met ode tersebllt lebih dinamis dalam menyeimbangkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan benang perusahaan. Di samping itll, metode tersebut dapat lebih fleksibel dalam penggabungan kebutuhan bersih benang selama periode tertentu jika terjadi peruballan biaya persediaan yang diakibatkan oleh peningkatan biaya pemesanan benang, karena peningkatan biaya pemesanan benang yang signifikan akan menjadikan metode LFL tidak efisien dibandingkan dengan metode PPB. Dengan menggunakan metode PPB tersebut, perusahaan diharapkan dapa! menghemat biaya pembelian dan biaya persediaan benangnya sehingga total penghematan yang terjadi dapat dialokasikan sebagai dana untuk investasi lain sepeJ1i biaya promosi agar penjualan dapat meningkat. Dalam pelaksanaan metode PPB, diperlukan adanya pembukuan yang baik dan akurat di perusahaaJl. Hal ini karena tingkat keakuratan data-data persediaan benang tersebut akan sangat membantu dalam penentuan ukuran lot pemesanan yang optimal.
PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BENANG SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUK TEKSTIL PADA PT ASAPUTEX NUSANTARA, TEGAL, JAWA TENGAH
Oleh
CICI WIDOW ATl A07400011
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pad a Program Studi Manajemen Agribisnis
DEPARTEMEN lLMU-ILMU SOSlAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTASPERTANIAN lNSTlTUT PERTANlAN BOGOR
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTASPERTANlAN DEPARTEMEN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh :
Nama
Cici Widowati
NRP
A07400011
Program Studi
Manajemen Agribisnis
Judul Skripsi
Perencanaan
Kebutuhan
dan
Pengendalian
Persediaan Benang Sebagai Bahan Baku Produk Tekstil pada PT Asaputex Nusantara, Tegal, Jawa Tengah
dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Menyetujui, Dosen Pembimbing
rr.m~p,m,
MM
N1P. 132133965
PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL " PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BENANG
SEBAGAI
BAKU
BAHAN
PRODUK
TEKSTIL
PADA
PT
ASAPUTEX NUSANTARA, TEGAL, JAWA TENGAH " BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN
UNTUK
TUJUAN
MEMPEROLEH
GELAR
AKADEMIK
TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR HASIL KAR YA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK
LAIN
KECUALI
SEBAGAI
BAHAN
RUJUKAN
YANG
DINY AT AKAN DALAM NASKAH.
Bogor, Agustus 2004
Cici Widowati A07400011
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Cici Widowati, dilahirkan di Brebes pada tanggal 16 Nopember 1982 sebagai anal< tertua dari dua bersaudara pasangan Hedi Budiyanto dan Elia Rokhmah, SPd. Penulis menyelesaikan jenjang pendidlkan dan SD hingga SMU di Jawa Tengah yaitu di SD Negeri IV Dukuhturi, SMP Negeri I Bmuiayu, dan SMU Negen I Purwokerto. Kemudian lmtuk memperoleh gelar Sarjana, penulis melanjutkan pendidikmmya pada tahun 2000 di perguruan tinggi yaitu di PrograJU Studi Manajemen Agribisnis, Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Falmltas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB). Selmna menjadi mahasiswa di IPB, penulis aktif dalmn kegiatan-kegiatan dan organisasi kemalJasiswaan. Penulis pemah aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian (BEM-A) IPB pada periode 200112002 smnpai 2002/2003 dan di Keluarga Muslim Sosek (KMS) pada periode 200112002. Selain
aktif di organisasi kemahasiswaan, penulis juga pemah aktif di kegiatan asistensi. Penulis pemall menjadi Asisten Mata Kuliall Ekonomi Umum selama satu semester dan Asisten Mata Kuliah Ekonomi Dasar I selaJUa satu semester pada talmu 2003 di Departemen Ihuu-Ihnu Sosial Ekonomi Pertanian IPB. Untuk menaJUball wawasannya di bidang inventory control, penulis menjadifree member dari Indonesian Production and Operation Management Society (IPOMS) sejak Mei 2004, dml pemall mengikuti salah satu seminar nasionahlya yang bertema Operation Management Excellence in Indonesia and Profesional Certification as Standardsfor Profesional bxcellence and Quality.
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis paI~iatkan kehadirat Allah SWT yang tclah
melimpahkan
rahmat
dan
hidayah-Nya
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul " Pcrencanaan Kebutuhan dan Pengendalian Persediaan Benang Sebagai Bahan Baku Produk Tekstil pada PT Asaputex Nusantara, Tegal, Jawa Tengah ". Tak lupa shalawat serta salam penulis curahkan pada Nabi Besar Muhammad SAW beserta seluruh pengikutnya hingga aRhir zaman. Skripsi ini bertujuan untuk mcnganalisis sistcm pengendalian bahan baku perusahaan, mencari model alternatif pengendalian perscdiaan bahan baku yang dapat meminimumkan biaya persediaan, serta melakukan perencanaan produksi dan kebutuhan bah an baku untuk peri ode berikutnya. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penulis telah berusaha untuk menyusun skripsi dengan sebaik-baiknya berdasarkan ilmu pengetahuan dan pengalaman, bantuan seI1a dorongan dari berbagai pihak. Namun, penul is menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Penulis mcngharapkan kritik dan saran yang membangun dan
berharap skripsi
III I
dapat
memberikan
manfaat bagi
pihak yang
mcmerlukannya.
Bogor, Agustus 2004
Penulis