PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG TIDAK BERATURAN BERDASARKAN SNI 02-1726-2002 DAN FEMA 450
Ratna Dewi Erfandhari NRP : 0621059 Pembimbing : Yosafat Aji Pranata, S.T.,M.T.
ABSTRAK Indonesia merupakan daerah rawan gempa karena merupakan daerah pertemuan tiga lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia bertumbukan dengan lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatera, Jawa dan Nusa Tenggara sedangkan lempeng Pasifik di utara Papua dan Maluku Utara. Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah melakukan perencanaan struktur gedung beton bertulang tidak beraturan tahan gempa berdasarkan peraturan SNI 02-17262002 dan FEMA 450, dan pembahasan meliputi gaya geser dasar akibat beban gempa dengan analisis statik ekivalen dan analisis dinamik respons spektrum, peralihan lantai atap, dan perencanaan meliputi balok, kolom, dan pondasi. Dari hasil analisis gedung ini, balok dan kolom yang didesain dengan menggunakan beban gempa berdasarkan SNI 02-1726-2002 dan FEMA 450 memberikan hasil yang berbeda. Nilai gaya geser nominal arah-x (Vx) untuk metode A dan B mempunyai perbedaan sebesar 60,8% dan arah-y (Vy) untuk metode A dan B mempunyai perbedaan sebesar 60,8%, sedangkan nilai gaya geser nominal arah-x dan arah-y untuk metode C dan D mempunyai perbedaan sebesar 0%. Hasil desain tulangan lentur pada balok, metode A memiliki jumlah tulangan lebih banyak dibandingkan dengan metode B, C dan D. Sedangkan hasil desain untuk kolom dan pondasi mempunyai perbedaan sebesar 0%. Secara umum, metode SNI 02-1726-2002 dan FEMA 450 memberikan perbedaan hasil perhitungan yang tidak signifikan.
Kata kunci: Gedung beton bertulang, Gedung tidak beraturan, SNI 02-1726-2002, FEMA 450 dan Desain.
v
Universitas Kristen Maranatha
DESIGN OF IRREGULAR REINFORCED CONCRETE BUILDING BASED ON SNI 02-1726-2002 AND FEMA 450
Ratna Dewi Erfandhari NRP : 0621059 Guided by : Yosafat Aji Pranata, S.T.,M.T.
ABSTRACT Indonesia is sensitive region quakes because be meeting region three plates tektonic big that is plate Indo-Australia, plate Eurasia and Pacific plate. Plate Indo-Australia knock against with plate Eurasia at offshore Sumatera, Java and Nusa Tenggara while pacific plate at north Papua and Maluku north. Task writing aim ends this do irregular reinforced concrete building structure planning holds back to quake based on regulation sni 02-1726-2002 and fema 450, and discussion covers style shifts base load consequence quakes with analysis statik equivalent and spectrum response dynamic analysis, roof floor transition, and planning covers beam, column, and foundation. from this building analysis result, beam and column that design by using load quakes based on sni 02-1726-2002 and fema 450 give different result. style value shifts nominal arah-x (vx) for method a and b has difference as big as 60,8% and arah-y (vy) for method A and B has difference as big as 60,8%, while style value shifts nominal arah-x and arah-y for method C and D has difference as big as 0%. design result tulangan bent in beam, method A has total tulangan more many compared with method B, C and D. while design result for column and has difference as big as 0%. in general, method sni 02-1726-2002 and fema 450 give calculation result difference not significant. Keyword: Reinforced Concrete Building, Irregular Building, SNI 02-1726-2002, FEMA 450 and Design.
vi
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI BAB I
BAB II
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penulisan 1.3 Ruang Lingkup Penulisan 1.4 Sistematika Penulisan
1 2 2 3
TINJAUAN LITERATUR 2.1 Beton 2.2 Baja 2.3 Hubungan Tegangan- Regangan 2.4 Beban 2.4.1 Beban Gravitasi 2.4.2 Beban Gempa 2.5 Struktur Bangunan Tahan Gempa 2.6 Struktur Gedung Beraturan dan Tidak Beraturan 2.7 Peraturan Beton Berdasarkan SNI 03-2847-2002 2.7.1 Ketentuan Khusus untuk Perencanaan Gempa 2.7.2 Komponen Struktur Lentur pada Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) 2.7.3 Komponen Struktur yang Menerima Kombinasi Lentur dan Beban Aksial pada SRPMK 2.8
Peraturan Gempa Berdasarkan SNI 02-1726-2002 2.8.1 Tujuan Peraturan SNI 02-1726-2002 2.8.2 Pengertian Analisis Statik dan Analisis Dinamik Spektrum Respons 2.8.3 Wilayah Gempa dan Spektrum Respons 2.8.4 Struktur Penahan Beban Gempa 2.8.5 Lantai Tingkat Sebagai Diafragma
vii
i ii iii iv v vi vi viii xi xiii xiv
4 5 6 8 9 10 11 11 13 13 15
18 21 21 21 22 23 26
Universitas Kristen Maranatha
2.8.6 Eksentrisitas Pusat Massa Terhadap Pusat Rotasi Lantai Tingkat 2.8.7 Kekakuan Struktur 2.8.8 Faktor Keutamaan 2.8.9 Faktor Daktilitas Struktur Gedung Maksimum (μm) 2.8.10 Faktor Reduksi Gempa Maksimum (Rm) 2.8.11 Waktu Getar Alami Fudamental 2.8.12 Arah Pembebanan Gempa 2.8.13 Metode Analisis Struktur 2.8.14 Analisis Ragam Spektrum Respons 2.8.15 Kinerja Struktur Gedung 2.8.16 Struktur Atas dan Struktur Bawah 2.8.17 Jenis Tanah dan Perambatan Gelombang Gempa 2.9 Peraturan Gempa Berdasarkan FEMA 450 2.9.1 Gaya Geser Dasar 2.9.2 Waktu Getar Alami 2.10 Perangkat Lunak ETABS 2.11 Pondasi 2.11.1 Perencanaan Pondasi Tiang 2.11.2 Klasifikasi Pondasi Tiang 2.11.3 Daya Dukung Ujung Tiang 2.11.4 Daya Dukung Selimut Tiang 2.11.5 Daya Dukung Tiang yang Diijinkan
26 27 27 28 30 31 34 34 36 38 39 40 42 42 43 43 43 45 46 47 47 47
BAB III STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN 3.1 Data Struktur 3.1.1 Data Gedung 3.1.2 Data Material 3.1.3 Data Tanah 3.1.4 Diagram Alir Studi 3.2 Pemodelan Gedung 3.3 Analisis Gedung 3.3.1 Analisis Statik Ekivalen 3.3.2 Analisis Dinamik Respons Spektrum 3.3.3 Pembahasan Hasil Analisis 3.4 Desain Gedung 3.4.1 Balok B45 3.4.2 Kolom C39 3.4.3 Pondasi 3.5 Pembahasan
49 50 50 50 50 52 60 61 71 83 88 88 113 137 152
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan 4.2 Saran
159 160 161
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
viii
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gambar 2.5 Gambar 2.6 Gambar 2.7 Gambar 2.8 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.4 Gambar 3.5 Gambar 3.6 Gambar 3.7 Gambar 3.8 Gambar 3.9 Gambar 3.10 Gambar 3.11 Gambar 3.12 Gambar 3.13 Gambar 3.14 Gambar 3.15 Gambar 3.16 Gambar 3.17 Gambar 3.18 Gambar 3.19 Gambar 3.20 Gambar 3.21 Gambar 3.22 Gambar 3.23 Gambar 3.24 Gambar 3.25 Gambar 3.26 Gambar 3.27 Gambar 3.28 Gambar 3.29 Gambar 3.30 Gambar 3.31 Gambar 3.32 Gambar 3.33
Kurva Tegangan-Regangan Tipikal Beton Modulus Sekan dan Modulus Tangen Beton Diagram Hubungan Tegangan-Regangan Beton dan Baja Contoh Sengkang Tertutup yang Dipasang Bertumpuk Contoh Tulangan Transversal pada Kolom Wilayah Gempa Indonesia denganPercepatan Puncak Batuan Dasar dengan Perioda Ulang 500 Tahun Respon Spektrum Gempa Rencana Susunan Pondasi Tiang dalam Grup (Pile Cap) Model 3D Diagram Alir Studi New Model Initialization Building Plan Grid (satuan m) Input Data Material (satuan Mpa) Input Balok (satuan mm) Input Kolom (satuan mm) Input Pelat (satuan mm) Input Beban Input Kombinasi Pembebanan Penggambaran Balok, Kolom dan Pelat Input Beban Dinding (satuan kg/m2) Input Beban Hidup (satuan kg/m2) Penentuan Reaksi Perletakan Rigid Diaphragm Pelat Lantai dan Atap Rigid Diaphragm Tiap Lantai Run Analysis Member Force Diagram Input Beban Statis Input Beban (Fy) Gedung A Input Beban (Fx) Gedung A Input Beban (Fy) Gedung B Input Beban (Fx) Gedung B Input Kombinasi Pembebanan Run Analysis Massa Bangunan Respons Spectrum Wilayah 4 Input Beban Modification Factors Respons Spectrum Functions Gedung C dan D Response Spectrum Cases Input Kombinasi Pembebanan Special Seismic Load Effects
ix
6 7 8 17 19 24 25 45 49 51 52 52 53 53 54 54 55 55 56 57 57 58 58 59 59 60 61 61 62 62 63 63 64 64 65 71 72 72 73 73 74
Universitas Kristen Maranatha
Gambar 3.34 Gambar 3.35 Gambar 3.36 Gambar 3.37 Gambar 3.38 Gambar 3.39 Gambar 3.40 Gambar 3.41 Gambar 3.42 Gambar 3.43 Gambar 3.44 Gambar 3.45 Gambar 3.46 Gambar 3.47 Gambar 3.48 Gambar 3.49 Gambar 3.50 Gambar 3.51 Gambar 3.52 Gambar 3.53 Gambar 3.54 Gambar 3.55 Gambar 3.56 Gambar 3.57 Gambar 3.58 Gambar 3.59 Gambar 3.60 Gambar 3.61 Gambar 3.62 Gambar 3.63 Gambar 3.64 Gambar 3.65 Gambar 3.66 Gambar 3.67 Gambar 3.68 Gambar 3.69 Gambar 3.70 Gambar 3.71 Gambar 3.72 Gambar 3.73 Gambar 3.74 Gambar 3.75 Gambar 3.76 Gambar 3.77 Gambar 3.78 Gambar 3.79 Gambar 3.80 Gambar 3.81
Dynamic Analysis Parameters Run Analysis Respons Spectrum Base Reaction Tahap 2 Gedung C Response Spectrum Base Reactions Gedung C Story Drift Gedung C Response Spectra Gedung C Response Spectrum Base Reactions Gedung C Response Spectra Gedung C Respons Spectrum Base Reaction Tahap 2 Gedung D Response Spectrum Base Reactions Gedung D Story Drift Gedung D Response Spectra Gedung D Response Spectrum Base Reactions Gedung D Response Spectra Gedung D Balok dan Kolom yang ditinjau Desain Penulangan Lentur Balok Berdasarkan SRPMK Diagram Momen M3-3 Balok B45 (Satuan Nmm) Desain Penulangan Geser Balok Berdasarkan SRPMK Diagram Shear V2-2 Balok B45 (Satuan N) Daerah Sendi Plastis Balok Gambar Penulangan Balok untuk Gedung A Gambar Penulangan Balok untuk Gedung B Gambar Penulangan Balok untuk Gedung C Gambar Penulangan Balok untuk Gedung D Desain Penulangan Lentur Kolom Berdasarkan SRPMK New Model Input Satuan Input Data Material Input Tebal Selimut Beton Input Data Kolom Input Beban untuk Gedung A Input Beban untuk Gedung B Input Beban untuk Gedung C Input Beban untuk Gedung D Generate Report Desain Penulangan Geser Kolom Berdasarkan SRPMK Gambar Penulangan Kolom untuk Gedung A Gambar Penulangan Kolom untuk Gedung B Gambar Penulangan Kolom untuk Gedung C Gambar Penulangan Kolom untuk Gedung D Tampilan Program Concrete Pilecap Design Hasil Reaksi Perletakan Pile Properties Pile Sections Jenis Beban Input Beban untuk Gedung A Input Beban untuk Gedung B Input Beban untuk Gedung C
x
74 75 76 77 77 77 78 78 79 80 81 81 82 82 88 89 90 101 102 102 110 110 111 111 112 114 114 115 115 116 116 117 117 118 118 122 135 136 136 137 144 144 149 149 149 150 150 150
Universitas Kristen Maranatha
Gambar 3.82 Gambar 3.83 Gambar 3.84 Gambar 3.85 Gambar 3.86 Gambar 3.87 Gambar L1.1 Gambar L1.2 Gambar L1.3 Gambar L2.1 Gambar L3.1 Gambar L5.1 Gambar L5.2 Gambar L5.3 Gambar L5.4 Gambar L7.1 Gambar L8.1 Gambar L8.2 Gambar L8.3 Gambar L8.4 Gambar L10.1 Gambar L10.2 Gambar L10.3 Gambar L10.4 Gambar L11.1 Gambar L11.2 Gambar L11.3 Gambar L11.4 Gambar L11.5 Gambar L11.6 Gambar L11.7 Gambar L11.8 Gambar L11.9 Gambar L11.10 Gambar L11.11 Gambar L11.12 Gambar L11.13 Gambar L11.14 Gambar L11.15 Gambar L11.16
Input Beban untuk Gedung D Jenis Tanah tiap Kedalaman Gambar Penulangan Pondasi untuk Gedung A Gambar Penulangan Pondasi untuk Gedung B Gambar Penulangan Pondasi untuk Gedung C Gambar Penulangan Pondasi untuk Gedung D Tampak Atas Potongan 1-1 Potongan 2-2 Perencanaan Kolom Lendutan Balok Hasil Reaksi Perletakan untuk Gedung A Hasil Reaksi Perletakan untuk Gedung B Hasil Reaksi Perletakan untuk Gedung C Hasil Reaksi Perletakan untuk Gedung D Column Design Chart Kurva Hubungan φPn dengan φMn Gedung A Kurva Hubungan φPn dengan φMn Gedung B Kurva Hubungan φPn dengan φMn Gedung C Kurva Hubungan φPn dengan φMn Gedung D Tampilan Program Concrete Pilecap Design Tampilan Program Concrete Pilecap Design Tampilan Program Concrete Pilecap Design Tampilan Program Concrete Pilecap Design Grafik Hubungan p-y Gedung A Grafik Lateral Deflection Gedung A Grafik Bending Moment Gedung A Grafik Shear Force Gedung A Grafik Hubungan p-y Gedung B Grafik Lateral Deflection Gedung B Grafik Bending Moment Gedung B Grafik Shear Force Gedung B Grafik Hubungan p-y Gedung C Grafik Lateral Deflection Gedung C Grafik Bending Moment Gedung C Grafik Shear Force Gedung C Grafik Hubungan p-y Gedung D Grafik Lateral Deflection Gedung D Grafik Bending Moment Gedung D Grafik Shear Force Gedung D
xi
150 151 152 152 153 153 162 163 163 168 179 183 184 185 186 188 198 199 200 201 209 211 214 216 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5 Tabel 2.6 Tabel 2.7
Tabel 2.8 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 3.8 Tabel 3.9 Tabel 3.10 Tabel 3.11 Tabel 3.12 Tabel 3.13 Tabel 3.14 Tabel 3.15 Tabel 3.16 Tabel 3.17 Tabel 3.18 Tabel 3.19 Tabel 3.20 Tabel 3.21 Tabel 3.22 Tabel 3.23 Tabel 3.24 Tabel 3.25 Tabel 3.26 Tabel 3.27 Tabel 3.28
Berat Sendiri Bahan Bangunan dan Komponen Gedung Beban Hidup pada Lantai Gedung Percepatan Puncak Batuan Dasar dan Percepatan Puncak Muka Tanah untuk Masing-masing Wilayah Gempa Indonesia Faktor Keutamaan I untuk Berbagai Kategori Gedung dan Bangunan Parameter Daktilitas Struktur Gedung Koefisien ζ yang Membatasi Waktu Getar Alami Fundamental Struktur Gedung Faktor Daktilitas Maksimum, Faktor Reduksi Gempa Maksimum, Faktor Tahanan Lebih Struktur dan Faktor Tahanan Lebih Total Beberapa Jenis Sistem dan Subsistem Struktur Gedung Jenis-jenis Tanah Nilai Fy Gedung A Nilai Fx Gedung A Nilai Ty(Ray) Gedung A Nilai Tx(Ray) Gedung A Nilai Wyhy Gedung B Nilai Fy Gedung B Nilai Wxhx Gedung B Nilai Fx Gedung B Nilai Ty Gedung B Nilai Tx Gedung B Syarat Batas Layan dan Batas Ultimate untuk Gedung A Syarat Batas Layan dan Batas Ultimate untuk Gedung B Syarat Batas Layan dan Batas Ultimate untuk Gedung C Syarat Batas Layan dan Batas Ultimate untuk Gedung D Hasil Perhitungan Tulangan Lentur Balok Hasil Perhitungan Tulangan Lentur Balok Perhitungan Jumlah Tulangan Lentur Balok Data-data Perhitungan Tulangan Geser Balok Perhitungan Gaya Geser Maksimum Balok Perhitungan Momen Plastis Akibat Gempa Perhitungan Kapasitas Geser Beton Perhitungan Luas Tulangan Geser Minimum Jumlah Tulangan Geser Balok yang Digunakan Cek Kelangsingan Kolom Perhitungan Luas Tulangan Perhitungan Momen Nominal Balok Perhitungan Diagram Bidang Momen Data-data Perhitungan Tulangan Geser Kolom
xii
9 10 23 28 30 31
32 40 66 66 67 67 69 69 69 70 70 70 85 86 87 87 99 100 100 108 108 108 109 109 109 113 121 121 121 123
Universitas Kristen Maranatha
Tabel 3.29 Tabel 3.30 Tabel 3.31 Tabel 3.32 Tabel 3.33 Tabel 3.34 Tabel 3.35 Tabel 3.36 Tabel 3.37 Tabel 3.38 Tabel 3.39 Tabel 3.40 Tabel 3.41 Tabel 3.42 Tabel 3.43 Tabel 3.44 Tabel 3.45 Tabel 3.46 Tabel 3.47 Tabel 3.48 Tabel 3.49 Tabel 3.50 Tabel 3.51 Tabel 3.52 Tabel 3.53 Tabel 3.54 Tabel 3.55 Tabel 3.56 Tabel 3.57 Tabel 3.58 Tabel 3.59 Tabel L2.1
Perhitungan Luas Tulangan Beton Perhitungan Luas Tulangan Geser Akibat Kombinasi 1 Perhitungan Luas Tulangan Geser Akibat Kombinasi 2 Perhitungan Momen Kapasitas Kolom Perhitungan Momen Kapasitas Balok Perhitungan Luas Tulangan Geser Akibat kombinasi 3 Perhitungan Momen Kapasitas Kolom Perhitungan Momen Kapasitas Balok Perhitungan Luas Tulangan Geser Akibat kombinasi 4 Jarak Tulangan Geser yang Digunakan Perhitungan Nilai N pada Titik Uji 1 Perhitungan Nilai N pada Titik Uji 2 Perhitungan Nilai S u pada Titik Uji 1 Perhitungan Tabel 3. S u pada Titik Uji 2 Luas Pondasi Nilai Tahanan Ujung Daya Dukung Ijin Daya Dukung Ijin Desain Tulangan Lentur Pondasi Nilai Gaya Geser Dasar Gedung Nilai Gara geser dan Momen Balok Nilai Gaya Aksial dan Momen Kolom Hasil Reaksi Perletakan Gedung % Beda Tulangan Lentur Balok % Beda Tulangan Geser Balok % Beda Tulangan Lentur Kolom % Beda Tulangan Geser Kolom % Beda Tulangan Lentur Pondasi Pondasi dan Pilecap untuk Gedung Statik Pondasi dan Pilecap untuk Gedung Dinamik Kontrol Tegangan terhadap Mutu Kuat Tekan Beton Tebal Minimum Balok Non-Prategang Atau Pelat Satu Arah Bila Lendutan Tidak Dihitung Tabel L3.1 Lendutan Izin Maksimum Tabel L6.1 Luas Tulangan Berulir
xiii
123 125 126 130 130 130 134 134 134 135 138 138 140 141 147 147 147 148 148 154 154 155 155 156 156 157 157 157 158 158 158 164 178 186
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11
Denah Struktur Preliminary Design Lendutan pada Balok Nilai Periode Getar Reaksi Perletakan Luas Tulangan Berulir Column Design Chart Output Program CSiCol v8.4.0 Data Sondir Output Program Concrete Pile Cap Design Output Program LPile Plus 4.0
xiv
162 163 178 180 182 187 188 189 202 209 219
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR NOTASI
A0
: Percepatan puncak muka tanah akibat pengaruh gempa rencana
Ag
: Luas bruto penampang, mm2
Am
: Percepatan respons maksimum atau Faktor Respons Gempa Maksimum pada Spektrum Respons Gempa Rencana
Ap
: Luas penampang ujung tiang, mm2
As
: Luas tulangan yang diperlukan, mm2
Asi
: Luas tulangan yang digunakan, mm2
Asmin : Luas tulangan minimum, mm2 Asmax : Luas tulangan maksimum, mm2 Ast
: Luas total tulangan longitudinal, mm2
Av
: Luas tulangan, mm2
B
: Lebar efektif flens tekan dari komponen struktur, mm
bw
: Lebar badan atau diameter penampang lingkaran, mm
C
: Faktor respons gempa dinyatakan dalam percepatan gravitasi
C1
: Nilai faktor respons gempa yang didapat dari spektrum respons gempa rencana untuk waktu getar alami fundamental dari struktur gedung
d
: Tinggi efektif penampang, mm
E
: Modulus elastisitas, MPa
Ec
: Modulus elastisitas beton, MPa
Es
: Modulus elastisitas baja, Mpa
f c'
: Kuat tekan beton yang disyaratkan, Mpa
Fi
: Beban gempa nominal statik ekuivalen
FK
: Faktor Keamanan (Safety Factor)
fs
: Gesekan selimut satuan, kg/cm2
fy
: Kuat leleh tulangan yang disyaratkan, MPa
fyh
: Kuat leleh tulangan transversal yang disyaratkan, MPa
g
: Percepatan gravitasi
h
: Tebal total komponen struktur, mm
xv
Universitas Kristen Maranatha
hi
: Ketinggian lantai tingkat ke-i, diukur dari taraf penjepitan lateral
hx
: Spasi horizontal maksimum untuk kaki-kaki sengkang tertutup atau sengkang ikat pada semua muka kolom, mm
h1
: Lebar kolom, mm
h2
: Panjang kolom, mm
I
: Faktor keutamaan gedung
k
: Eksponen yang terkait untuk periode struktur
L
: Panjang bentang, mm
Ln
: Bentang bersih, mm
Mu
: Momen terfaktor pada penampang, Nmm
nti
: Jumlah tulangan yang dipakai, batang
p
: Keliling tiang, mm
Pn
: Kuat beban aksial nominal pada eksentrisitas yang diberikan, N
Pu
: Beban aksial terfaktor, N
qc
: Tahanan ujung konus, kg/cm2
qc1
: Harga qc rata-rata pada kedalaman 0,7D–4D di bawah ujung tiang
qc2
: Harga qc rata-rata pada kedalaman 8D di atas ujung tiang
Qp
: Daya dukung ujung tiang, kg
Qs
: Daya dukung selimut tiang, kg
R
: Faktor reduksi gempa
Rm
: Faktor reduksi gempa maksimum
s
: Jarak antar sengkang, mm
sx
: Spasi longitudinal tulangan transversal dalam rentang panjang l0 , mm
T
: Waktu getar alami struktur, detik
Vc
: Kuat geser nominal yang dipikul oleh beton, N
Ve
: Gaya geser rencana, N
Vn
: Kuat geser nominal, N
Vs
: Gaya geser, N
Vs,max : Gaya geser maksimum, N Vu
: Gaya geser terfaktor pada penampang, N
Wi
: Berat lantai tingkat ke-i, termasuk beban hidup yang sesuai
α
: Rasio kekakuan lentur penampang balok terhadap kekakuan lentur pelat
xvi
Universitas Kristen Maranatha
dengan lebar yang dibatasi secara lateral oleh garis-garis sumbu tengah dari panel yang bersebelahan (bila ada) pada tiap sisi balok αm
: Nilai rata-rata α untuk semua balok pada tepi-tepi dari suatu panel
: Rasio bentang bersih dalam arah memanjang terhadap arah memendek dari pelat dua arah
γbeton : Berat jenis beton δm
: Rasio antara simpangan maksimum struktur gedung akibat pengaruh gempa rencana pada saat mencapai kondisi di ambang keruntuhan
δy
: Simpangan struktur gedung pada saat terjadinya pelelehan pertama
μ
: Faktor daktilitas struktur gedung
μm
: Faktor daktilitas maksimum
: Rasio tulangan tarik non-prategang
’
: Rasio tulangan tekan non-prategang
xvii
Universitas Kristen Maranatha