PERENCANAAN GEDUNG ARENA SIRKUIT BALAP MOBIL REMOTE CONTROL DI KENDARI
LAPORAN PERANCANGAN Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Dalam Rangka Menyelesaikan Studi Pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Haluoleo Kendari
Oleh:
MUNAWIR MUIN E1 B1 11 010
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2016
ABSTRAK Dunia olahraga sudah mengalami banyak perkembangan pesat sejak lama termasuk dalam bidang otomotif, dimana perkembangannya
juga berdampak pada perkembangan
teknologi khususnya teknologi digital seperti mobil remote control yang termasuk dalam bidang olahraga otomotif sekaligus merupakan suatu hiburan yang menarik apabila dikelola secara professional. Tetapi hingga saat ini khususnya di kota Kendari kurang berimbang dengan fasilitas yang mampu mewadahi segala aktifitas terutama cabang olahraga mobil remote control dimana minat masyarakat pada olahraga ini semakin tinggi. Kota Kendari memerlukan suatu wadah yang dapat menampung segala kegiatan dan aktivitas ataupun event-event balap olahraga otomotif ini. Perencanaan gedung arena sirkuit balap mobil remote control
ini disusun menggunakan metode analisa deskriptif yaitu dengan
mengumpulkan, menyusun dan mengelompokkan data, kemudian menganalisa kemudian selanjutnya ditarik kesimpulan sebagai pedoman dalam perancangan. Bentuk dasar
mengambil bentuk dari gerak-gerak menyalip kendaraan pada saat
tikungan, sedangkan tampilan gedung ini menggunakan analogi dari angin yang melewati badan kendaraan dan pola bendera balap pada saat balapan yan diterapkan pada tampilan fasad dan atap bangunan . Dengan hadirnya gedung arena sirkuit balap mobil remote control di kendari ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif untuk menyalurkan kegiatan balap tersebut, seperti dalam bidang olahraga otomotif dengan adanya sirkuit balap offroad, onroad serta sarana dan fasilitas penunjang gedung arena sirkuit balap mobil remote control. Kata Kunci
:
Fasad, Mobil, Remote control, Sirkuit, Balap
ABSTRAK The world of sports has undergone a lot of rapid development since long included in the automotive field, where development also affect the development of digital technologies, in particular technologies such as cars remte control is included in the field of motor sports at once is an attractive entertainment if managed professionally. But until today, especially in the city of Kendari less balanced with facilities capable of accommodating all activities, especially sports car remote control where the public interest in this sport is getting higher. Kendari city requires a container that can hold all the events and activities or events of this motor sports racing. Planning arena building remote control car racing circuit is structured using descriptive analysis method is to collect, collate and classify the data, and then analyze and then subsequently drawn conclusions as a guide in designing. The basic shape takes the form of motions overtake the vehicle at the time of the turn, while the look of this building uses the analogy of the wind passing through the vehicle body and the flag pattern racing during the race yan applied to the appearance of the facade and roof of the building. With the presence of the arena building remote control car racing circuit, in Kendari is expected to become an alternative to channel the racing events, such as in the field of motor sports with the circuit racing offroad, onroad and supporting facility building arena remote control car racing circuit.
Keywords : facade , Car , Remote control, Circuit , Racing
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas berhat, rahmat dan hidayahnya, sehingga dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini, sebagai persyaratan utama dalam menyelesaikan studi pada program Studi S-1 Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Haluoleo. Tugas Akhir ini merupakan konsep/acuan perancangan, sesuai dengan judul yang akan saya angkat yaitu :
“Perencanaan Gedung Arena Sirkuit Balap Mobil Remote Control di Kendari” Dengan segala keterbatasan kemampuan,penulis menyadari bahwa tulisan ini masih terdapat kekurangan-kekurangan, akan tetapi dengan segenap usaha dan dukungan dari berbagai pihak penulisan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan.oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan penghargaan, rasa hormat dan terima kasih yag sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan saran, masukan dan dukungannya terhadap penulisan Tugas Akhir ini. Penghargaan, rasa hormat dan ucapan terima kasih yag sebesar-besarnya penulis haturkan pula kepada : 1. Rektor Universitas Haluoleo Bapak Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.Si. 2. Dekan Fak. Teknik Universitas Haluoleo Bapak Mustarm Musaruddin, ST, MIT, PH.D 3. Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Ibu Santi, ST, MT. 4. Bapak Annas Ma’ruf, ST, MT , selaku dosen pembimbing. 5. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Teknik Universitas Haluoleo 6. Orang tua tercinta kami Ayahanda H. Abd Muin dan Ibunda Hj. Rohani yang telah memberikan kasih sayangnya tanpa kenal lelah, dengan kesabarannya mendidik dan membesarkan saya hingga seperti ini.
i
7. Seluruh teman-teman seperjuangan Archelf, Angkatan 2011 Fakultas Teknik Arsitektur Universitas Haluoleo atas persaudaraan, persahabatan, bantuan dan dorongannya selama menjalani perkuliahan dan dalam menyelesaikan Acuan Perancangan penulis kepada teman-teman yang tidak dapat disebut satu per satu.
Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan bahwa dalam penulisan dan penyusunan ini masih terdapat banyak kekuranga-kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun. Semoga penulisan ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan dan utamanya bagi penulis sendiri.
Kendari,
2016
Penulis
ii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR.................................................................................
i
DAFTAR ISI................................................................................................
iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR...................................................................................
vi
BAB I RINGKASAN PROYEK ................................................................
1
A. Data Proyek.......................................................................................
1
B. Pengertian Judul Proyek....................................................................
1
C. Latar Belakang ..................................................................................
3
D. Rumusan Masalah .............................................................................
4
E.
Tujuan Pembahasan ..........................................................................
4
F.
Sasaran Pembahasan .........................................................................
4
G. Batasan Pembahasan .........................................................................
5
BAB IIPERANCANGAN PROYEK .........................................................
6
A. Lokasi Proyek ...................................................................................
6
B. Konsep Pengolahan Tapak................................................................
7
BAB IIIPERANCANGAN BANGUNAN .................................................
14
A. Bentuk dan Penampilan Bangunan ...................................................
14
B. Besaran Ruang ..................................................................................
14
C. Pola Hubungan Ruang ......................................................................
17
D. Sistem Struktur dan Konstruksi Bangunan .......................................
19
E. Tata Ruang Dalam.............................................................................
22
F. Tribun Penonton................................................................................
25
G. Lintasan .............................................................................................
26
H. Utilitas ...............................................................................................
26
BAB IV PENUTUP .....................................................................................
32
iii
A. Kesimpulan .......................................................................................
26
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL Tabel III.1. Besaran Ruang ...........................................................................
46
v
DAFTAR GAMBAR Gambar II.1. Arah Orientasi Bangunan ........................................................
7
Gambar II.2. ArahOrientasiBangunan Dari Jalan Buburanda ......................
8
Gambar II.3. Pencapaian Ke Tapak ..............................................................
8
Gambar II.4. Jalur Masuk dan Keluar Pada Tapak .......................................
9
Gambar II.5. Noise / Kebisingan...................................................................
9
Gambar II.6. Zoning......................................................................................
10
Gambar II.7. Pohon Palm..............................................................................
10
Gambar II.8. Pohon Cemara..........................................................................
11
Gambar II.9. Pohon Mahoni .........................................................................
11
Gambar II.10.Palm Botol ..............................................................................
11
Gambar II.11. Taiwan Beauty.......................................................................
12
Gambar II.12. Rumput Gajah Mini ...............................................................
12
Gambar II.13. Kursi Taman..........................................................................
12
Gambar II.14. Lampu Jalan ..........................................................................
13
Gambar II.15.Jalur Sirkulasi Pedestrian........................................................
13
Gambar II.16.Jalur Sirkulasi Kendaraan....................................................... `
13
Gambar III.1. Bentuk Dasar Bangunan.........................................................
14
Gambar III.2. Tampilan Bangunan ...............................................................
14
Gambar III.3. Pondasi Poer Plate Dengan Tiang Pancang............................
20
Gambar III.4. Sambungan Footplate di Angkur ke Pondasi .........................
20 vi
Gambar III.5. Sistem Portal dan Rigid Frame...............................................
20
Gambar III.6. Pelat Dua Arah .......................................................................
21
Gambar III.7. Pelat Lantai Kantilever...........................................................
21
Gambar III.8. Struktur Pada Tribun ..............................................................
21
Gambar III.9. Struktur Rangka Ruang Pada Atap .......................................
22
Gambar III.10. Tiket Box..............................................................................
22
Gambar III.11. Paddock ................................................................................
23
Gambar III.12. Lapisan Akustik Pada Dinding ............................................
24
Gambar III.13.Ruang Rapat ..........................................................................
24
Gambar III.14. Curtainwall Pada Bangunan .................................................
24
Gambar III.15. Aluminium Composite Panel ...............................................
25
Gambar III.16. Tribun Offroad .....................................................................
25
Gambar III.17. Tribun Onroad......................................................................
26
Gambar III.18.Skema Distribusi Air Bersih Pada Bangunan........................
27
Gambar III.19. Skema Jaringan Utilitas Air Kotor .......................................
27
Gambar III.20. Sistem Pembuangan Sampah ...............................................
28
Gambar III.21.HydranGedung (a) Dan Hydran Halaman (b).......................
29
Gambar III.22. Sistem Penangkal Petir Tongkat Franklin............................
31
vii
BAB I RINGKASAN PROYEK A. Data Proyek Nama Proyek : Perencanaan Gedung Arena Sirkuit Mobil Remote Control Di Kendari Lokasi Proyek : Jl. Buburanda, Kecamatan Kambu, Kendari
B. Pengertian Judul Proyek Pengertian “Perencanaan Gedung Arena Sirkuit Mobil Remote Control Di Kendari”, didefenisikan sebagai berikut: 1. Perencanaan Proses, pembuatan cara merencanakan (merancangkan) (Kamus Bahasa Indonesia Edisi Kedua,1994-832). 2. Gedung Bangunan tembok dan sebagainya yang berukuran besar sebagai tempat kegiatan, seperti perkantoran, pertemuan, perniagaan, olahraga, dan sebagainya. (Kamus Bahasa Indonesia Edisi Ketiga ) 3. Arena Gelanggang
(yang
menjadi
tempat
bersaing,
berjuang,
dan
sebagainya). (Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. 4. Sirkuit Menurut Federation Internationale del’Automobile (FIA) dalam buku tahunannya, Yearbook of Automobile Sport, 2002 diartikan sebagai berikut: A circuit is a closed course, permanent or temporary, beginning and ending at the same point, built or adapted specifically for motor car racing. Jadi sirkuit adalah suatu arena tertutup, baik permanen maupun temporer, dimana permulaan atau start dan pengakhiran atau finish terletak pada satu titik tangkap yang sama dan dibangun atau disesuaikan secara khusus untuk balapan mobil dan motor.
1
5. Balap Menurut FIA adalah an event held on a closed circuit between two or more vehicles, running at the same time on the same course, in which speed or the distance covered in a given time is the determining factor. Balap atau race diartikan sebagai sebuah even yang diselenggarakan di sebuah sirkuit antara dua atau lebih kendaraan pada saat yang bersamaan atau berlainan dalam sebuah arena yang menggunakan waktu dan jarak sebagai acuan. 6. Mobil Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Mobil adalah kendaraan dara5 yang digerakkan oleh tenaga mesin, beroda empat atau lebih (selalu genap), biasanya menggunakan bahan bakar minyak untuk menghidupkan mesinnya. 7. Remote Remoteadalah sebuah alat elektronik
yang digunakan untuk
mengoperasikan sebuah mesin dari jarak jauh. 8. Control Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah pengawasan; pemeriksaan; pengendalian 9. Kendari Kendari adalah ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Kendari diresmikan sebagai kotamadya (kini kota) dengan UU RI No. 6 Tahun 1995 tanggal 27 September 1995. Dari penjelasan kata diatas dapat disimpulkan bahwa Gedung ArenaSirkuit Balap Mobil Remote Control adalah suatu gedung atau bangunan yang mewadahi sebuah aktifitas dimana terdapat fasilitas-fasilitas yang mendukung maupun menunjang sebuah arena dimana permulaan (start) dan pengakhiran (finish) terletak pada sutu ttitik tangkap yang sama yang digunakan untuk memfasilitasi dan mewadahi event-event atau adu kecepatan antara dua atau lebih kendaraan mobil mainan yang ditenagai sebuah mesin dan dikendalikan oleh pengendali jarak jauh.
2
C. Latar Belakang. Perkembangan teknologi di era modern saat ini berkembang sangat pesat, dimana teknologinya yang tiap tahun makin bertambah canggih dan bertambah maju. Terkhususnya lagi pada teknologi digital salah satunya adalah teknologi remote control, dimana remote control merupakan suatu alat pengendali yang berbasis gelombang radio. Salah satunya yang paling digemari saat ini adalah mobil remote control, mobil remote control juga dikenal dengan nama lain, yaitu mobil RC (Remote Control), selain dikenal hingga disukai oleh anak-anak juga digandrungi oleh orang dewasa. Model dan ukuran kendaraan remote control beredar di pasaran ada yang dapat dipergunakan pada jalanan biasa dan adapula untuk fungsi off-road. Perbedaannya terdapat pada penggunaan kualitas ban karena disesuaikan dengan medan penggunaannya. Untuk mobil pada medan jalanan biasa, ratarata menggunakan jenis mobil sedan ataupun SUV (Sport Utility Vehicle) mini. Sedangkan untuk medan off-road, mobil remote control yang digunakan rata-rata adalah jenis SUV besar, truk, jeep hingga hummer, dimana pada dunia nyata jenis kendaraan ini memang kebanyakan digunakan untuk fasilitas off-road. Pada saat ini komunitas-komunitas pecinta mobil remote control makin bertambah banyak tiap tahunnya, salah satunya di Kota Kendari dimana hobi balap mobil remote control mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dimana penggemarnya bukan dari kalangan anak kecil, melainkan para remaja dan orang dewasa. Selain itu dengan adanya komunitas-komunitas dan kegiatan seperti ini di kota kendari dapat mengadakan event-event perlombaan berskala nasional dimana dengan
diadakannya
event-event
tersebut
dapat
menambah
penggemar dan dapat dijadikan event balap tahunan. Akan tetapi perkembangan komunitas pecinta mobil remote control ini masih kurang dilengkapi oleh sarana seperti tempat untuk menyalurkan hobi
3
mereka. olahraga balap ini masih kekurangan sarana pelatihan dan penyelenggaraan kejuaraan balapan di Kota Kendari. Selain itu, pada umumnya hobi balap
ini hanya dilaksanakan pada lapangan – lapangan
kosong tertentu seperti di eks MTQ yang dibatasi dengan media ban motor bekas seadanya. Tentunya hal ini sangat tidak aman dan nyaman, serta beresiko bagi para pemain dan penonton yang datang. Oleh karena itu Kota Kendari sangat membutuhkan wadah seperti fasilitas sirkuit mobil remote control di Kendari yang dapat menjadi solusi untuk mendukung, menyalurkan dan mewadahi seluruh kegiatan balap mobil remote control. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah penelitian ini antara lain : 1. Bagaimana merancang bangunan gedung sirkuit mobil remote control agar dapat mewadahi aktivitas dan perkembangan peminat hobi balap mobil remote control ? 2. Bagaimana merancang desain bangunan gedung agar dapat memberikan tampilan yang sesuai dengan fungsi bangunan ? E. Tujuan Pembahasan Berikut tujuan dari perencanaan dan perancangan Gedung Arena Sirkuit Mobil Remote Control ini adalah : 1. Untuk merancang bangunan gedung sirkuit mobil remote control agar dapat mewadahi perkembangan peminat hobi balap mobil remote control. 2. Untuk merancang desain bangunan gedung agar dapat memberikan tampilan yang sesuai dengan fungsi bangunan. F. Sasaran Pembahasan Sasaran Penulisan
adalah merumuskan konsep perancangan yang
meliputi lokasi perancangan, identifikasi aktivitas yang akan diwadahi, konsep, penzoningan, sirkulasi dan organisasi ruang,dan struktur.
4
G. Batasan Pembahasan Batasan perancangan ini adalah merencanakan dan merancang gedung Sirkuit Balap Mobil Remote Control dimana gedung tersebut dapat mewadahi fungsi kegiatan menonton, membalap, berlatih, serta hiburan.
5
BAB II PERANCANGAN PROYEK A. Lokasi Proyek. 1. Gambaran Umum Site. a. Peruntukan
:Wilayah jasa dan sektor informal
b. Luas Tapak
:7,8 Ha
c. Koefisien Dasar Bangunan
: 30%
d. GSB
:40 m
2. Lokasi dan Site Terpilih. Lokasi
Perencanaan
Gedung
Arena
Sirkuit
Balap
Mobil
RemoteControl ini terletak pada Jl.Buburanda, Kecamatan Kambu, dengan arahan fungsi sebagai wilayah jasa dan sektor informal, dengan batasan site, sebagai berikut: a. Utara
: RS Abunawas
b. Timur
: Jl. Buburanda dan Perumahan Citraland.
c.
Selatan : Lahan kosong.
6
d. Barat : Lahan kosong
B. Konsep Pengolahan Tapak. 1. Arah Orientasi Bangunan Arah orientasi bangunan pada gedung ini mengarah ke Jl. Buburanda dan Perumahan Citraland arah tersebut di pilih dikarenakan memiliki view yang baik dan fasad bangunan akan terlihat lebih jelas dengan pembukaan pemandangan ke arah sclupture
Arah pandang kebangunan dan sclupture Gambar II.1 Arah Orientasi Bangunan.
7
Gambar II.2 Arah Orientasi Bangunan Dari Jalan Buburanda
2. Pencapaian Ke Tapak Pencapaian menuju tapak dapat diakses melalui Jl. Buburanda. Jalur masuk terletak di Jl.Buburanda terbagi menjadi dua yaitu jalur masuk kendaraan pengunjung, jalur keluar site juga terletak pada Jl. Buburanda. Penggunaan trotoar digunakan sebagai jalur sirkulasi bagi pejalan kaki kedalam tapak.
Jalur keluar kendaraan
Jalur masuk kendaraan pengunjung
Jalur masuk kendaraan pengelola Jalur Masuk Pengelola Gambar II.3 Pencapaian Ke Tapak
8
Jalur Keluar
Gambar II.4. Jalur Masuk dan Keluar Pada Tapak
3. Noise / Kebisingan Penanaman pohon di sekitar tapak, serta penempatan beberapa area parkir dan open space/plaza pada bagian depan kawasan guna mengurangi kebisingan-kebisingan dan penempatan bangunan jauh dari sumber bising.
Sumber Bising
Gambar II.5 Noise / Kebisingan.
9
4. Penzoningan Penzoningan pada tapak didasarkan pada pengelompokan kegiatan yang mempunyai sifat hubungan dan fungsi yang kurang lebih sama dan merupakan urutan-urutan kegiatan yang terjadi
Gambar II.6 Zoning
Ket:
Zona Publik Zona Privat Zona Servis
C. Konsep Tata RuangLuar. 1. Soft Material. a.
Pohon Palm digunakan sebagai pengarah sirkulasi dan sebagai pembatas fisik pada tapak
Gambar II.7 Pohon Palm
10
b.
Pohon cemara digunakan sebagai pengarah sirkulasi pada tapak dan sebagai filtrasi sinar matahari dan penahan angin
Gambar II.8 Pohon Cemara
c.
Pohon mahoni digunakan sebagai pohon peneduh pada tapak. Di tempatkan pada open spance dan sebagai penahan angin
Gambar II.9 Pohon Mahoni
d.
Palm botol digunakan sebagai unsur penambah estetika pada taman
Gambar II.10 Palm Botol
11
e. Taiwan Beauty digunakan sebagai border pada area ruang terbuka
Gambar II.11 Taiwan Beauty
f.
Rumput Gajah mini digunakan sebagai Groundcover / penutup tanah dan sebagai penyerap panas pada kawasan
Gambar II.12 Rumput Gajah Mini
2. Hard Material. a.
Kursi Taman, sebagai tempat bersatai yang ditempatkan pada taman
Gambar II.13 Kursi Taman
b.
Lampu Jalan, sebagai penerangan dari dan ke dalam tapak. Diletakkan di sepanjang sirkulasi dalam tapak
12
Gambar II.14 Lampu Jalan
c. Paving Block, sebagai jalur sirkulasi pedestrian pada tapak
Gambar II.15 Jalur Sirkulasi Pedestrian
d. Aspal, sebagai jalur sirkulasi kendaraan
Gambar II.16 Jalur Sirkulasi Kendaraan
13
BAB III PERANCANGAN BANGUNAN A. Bentuk dan Penampilan Bangunan. Bentuk dasar bangunan ini pada umumnya adalah mengambil bentuk dari gerak-gerak menyalip kendaraan pada saat tikungan.
Gambar III.1 Bentuk dasar bangunan
Tampilan gedung ini menggunakan analogi dari angin yang melewati badan kendaraan dan pola bendera balap pada saat balapan yang diterapkan pada tampilan fasad dan atap bangunan.
Gambar III. 2 Tampilan Bangunan
B. Besaran Ruang Tabel III. 1 Besaran Ruang No Fungsi Kegiatan 1 2 Kelompok Pengelola 1 Ruang Direktur
Kebutuhan Ruang 3
Toilet 2 3 4 5
R.Wakil Direktur Ruang Sekretaris R.Devisi Keuangan R.Devisi Marketing
Acuan(m2) 4
Laporan(m2) 5
36 6 30 12 12 12
36 6 30 13,5 11,53 12
14
6 7 8 9 10 11 12 13
R.Devisi Operasional Ruang Operator Ruang Karyawan Ruang Rapat Ruang Arsip Lobby/R.Tunggu Ruang Keamanan Toilet
R.Cleaning Servis Gudang Total Kelompok Pelayanan Umum 1 Ruang Informasi 2 Loket Tiket Total Kelompok Kegiatan Balap 1 Sirkuit Utama 2 Sirkuit Kedua 3 Sirkuit Ketiga 4 Tribun Utama
Pria Wanita
14 15
5
Tribun Kedua
6
Tribun Ketiga
7 8 9 10 11 12
Pit Building Ruang Pemeriksaan Teknis Paddock Ruang Area Pembersihan Ruang pendaftaran Toilet
13 14
Ruang Pencatatan Waktu Ruang Juri
15 16 17 18
Ruang Sponsor Ruang Kabin/Komentator Ruang Balap Ruang Piala
1 19 20 21 22 23 24
2 Ruang Kontrol Podium Ruang Pengendali Ruang Transmitter Ruang Rapat Ruang Pengelola
Loket
Tribun VIP Tribun Biasa Tribun VIP Tribun Biasa Tribun VIP Tribun Biasa Pit Lane
Pria Wanita
Toilet Juri
3
12 32 48 12 12 36 12 13,026 11,466 296,492
12 32,21 48,58 48,01 12 36 12 18 18 23,87 31,2 400,9
12 36 48
19,35 27,36 46,71
2746 1786 1786 70,2 841,5 60,48 315 60,48 315 116,64
2746,14 1786,49 1786,49 70,2 914,4 56 324 56 324 119,88
108 141,972 36 54 13,026 11,466 108 78 18 108 72 216 54
108 518,4 36 54 18 18 108 90 18 126 88 216 54
4 108 54 187,2 108 72 162
5 126 54 198 129,6 117 162
15
25 24
25 26
Ruang Offisial Cleaning Service Ruang Serbaguna Ruang Resepsionis Ruang Santai Gudang
27
Toilet Tribun Utama
28
Toilet Tribun Kedua
29
Toilet Tribun Ketiga
Total Kelompok Kegiatan Penunjang 1 Lobby 2 Retail 3 Cafetaria 4 5
Ruang Pameran Restoran
6 7
Gudang Toilet
Stand Jualan Ruang Makan Dapur Hall Pameran Ruang Makan Kasir Dapur Pria Wanita Ruang Penjualan
8 9 10 11
Toko Suku Cadang Smoking Area T.Penitipan Anak ATM Total Kelompok Service 1 Musholah 2 3 4
Gudang Peralatan Gudang pemeliharaan Pria Wanita Pria Wanita Pria Wanita
Ruang Sholat Tempat Wudhu
R.Mekanikal Elektrikal Pos Jaga Ruang CCTV Total
72 180 108
108 72 211,19 21 252 100,78
108 30,144 10,08 14,592 5,616 14,592 5,616 13055,604
108 36 36 36 36 36 36 11511,57
120 30 315 36 450 450 5 112,5 24 13,026 11,466 62 36 186 36 1886,992
136 432 325,3 35,77 457,64 452,6 5 124,5 24 18 18 66,92 50,18 189 36 2370,91
144 36 36 18 36 270
144 36 36 18 36 270
Selisih (Deviasi) besaran ruang :
=
Sesudah Perancangan – Sebelum Perancangan
× 100 %
SebelumPerancangan
16
= =
14600,1-12857,1
× 100 %
12857,1 13,55%
Luas OS = Luas Site – Luasan Lantai Dasar = 78.251 – 14.600 = 63.651 KBC
= 14.600
X 100%
78.251 = 18,65 % KOS
= 63.651
X 100%
78.251 = 81,35% KBC : KOS = 18:81 Deviasi perancangan terjadi diakibatkan dari pengaturan ruang-ruang dalam bangunan yang mengikuti bentuk dasar bangunan, sehingga menyebabkan penambahan besaran ruang, serta mengikuti modul struktur yang di gunakan pada bangunan sehingga mengakibatkan sedikit perubahan pada besaran ruang dari sebelumnya. C. Pola Hubungan Ruang 1) Kelompok pengelola
17
2) Kelompok Kegiatan balap
3) Kelompok Pelayanan Umum
18
4) Kelompok Penunjang
5) Kelompok Service
D. Sistem Struktur dan Konstruksi Bangunan. 1. Sub Struktur. Sistem Sub struktur di sesuaikan berdasarkan modul struktur yang digunakan, besaran ruang serta bentuk bangunan itu sendiri. Sistem sub struktur menggunakan pondasi poer plate dengan tiang pancang untuk menahan beban statis dan dinamis dari bangunan. Sesuai dengan kondisi tanah sekitar.
19
Gambar III.3 Pondasi Poer Plate Dengan Tiang pancang
MengguNakan sambungan footplate di angkur ke pondasi.
Gambar III.4 Sambungan Footplate Di Angkur Ke Pondasi
pancang 2. Super Struktur a. Sistem super struktur menggunakan sistem portal dengan kombinasi rigid frame. Sistem struktur rangka kaku / portal
Gambar III.5 Sistem Portal dan Rigid Frame
20
b. Pelat lantai menggunakan sistem sistem pelat dua arah atau two way slab on beam dan pelat satu arah. Pelat dua arah merupakan pelat dimana beban dari pelat ditransfer ke keempat balok penumpu yang selanjutnya mentransfer bebannya kekolom, sistem ini juga dapat digunakan untuk bentangan 6 – 9m
Gambar III.6 Pelat dua arah
Pelat satu arah merupakan pelat yang ditumpu satu sisi (tumpuan jepit), dimana pada umumnya disebut pelat luifel atau pelat kantilever.
Gambar III. 7 Pelat lantai kantilever
c. Adapun struktur yang digunakan pada tribun, yaitu rangka portal yang digunakan pada area utama penopang struktur tribun.
Gambar III. 8 Struktur pada tribun
21
3. Upper struktur Untuk upper strukturnya menggunakan rangka ruang dimana rangka ruangnya menggunakan sistem ball joint yaitu sistem rangka ruang dimana panjang batangnya dapat bervariasi dan mempunyai ulir diujungnya, dihubungkan pada konektor berbentuk bola yang berlubang sebagai simpul sambungan.
Gambar III. 9 Struktur rangka ruang pada atap
E. Tata Ruang Dalam 1. Penggunaan Material-Material Pada Ruang Dalam Bangunan a. Lantai granit atau marmer memberikan kesan mewah dan mempunyai nilai estetika tersendiri.. Jenis lantai ini biasa digunakan pada hall/loby utama, dan banquet hall.
Gambar III.10. tiket box
b. Lantai keramik memberikan kesan sederhana, bersih dan rapi. Pemeliharaannya mudah dan awet. Jenis lantai ini biasa digunakan pada berbagai ruang yang sifatnya tidak terlalu formal, seperti ruang pengelola dan ruang service.
22
c. Lantai karpet memberikan kesan kemewahan, keakraban dan ketenangan dalam ruang. Jenis lantai ini biasa digunakan pada ruang serbaguna dan paddock.
Gambar III.11 Paddock
d. Dinding 1) Bahan dinding Material yang digunakan yaitu : a) Dinding masif dilapisi wallpaper. Penggunaannya memberikan kesan formil pada ruang. Jenis material ini biasa diterapkan pada ruang kantor dan pengelola. b) Dinding masif akustik digunakan pada ruang-ruang yang memerlukan penataan suara khusus agar tidak menggema sehingga mengganggu aktiftas dalam ruangan maupun luar ruangan, misalnya ruang Pertemuan, dan ruang rapat. dengan merencanakan sistem akustik seperti : (1) Dinding, dilapisi bahan-bahan yang memiliki daya serap bunyi yang tinggi, seperti: glass wool, panel kayu yang berlubang dan mineral wool. (2) Ceiling, menggunakan bahan untuk plafon dengan sifat yang sama, seperti: gypsum board, panel kayu yang dipasang tidak rata. (3) Lantai, menggunakan bahan untuk lantai dengan sifat yang cukup menyerap bunyi, seperti karpet dan kayu.
23
Gambar III. 12 Lapisan akustik dinding
Gambar III. 13 Ruang rapat
(4) Dinding kaca sebagai nilai estetika pada bangunan, menghasilkan kesan yang baik antar ruang maupun luar bangunan
Gambar III. 14 Curtainwall pada bangunan
A. Dinding Aluminium Composit Panel Penggunaan panel composit sudah sering dijumpai, karenan pemasangannya mudah, estetis, mudah dibentuk, dan ringan.Bahan panel composit kebanyakan dari campuran plastik dan aluminium. Komposisi aluminium panel ini
24
terbuat
dari
campuran
aluminium
dan
plastik
atau
polyeththylene.Bagian dalam terdiri dari dua lapisan cat dasar, cat warna, cat bening, serta lapisan luar yaitu protective film. Ukurannya rata-rata 1,22x2,4m dengan ketebalan yang bervariasi, diantaranya 3mm,4mm, dan 6mm. Bobot panel komposit dengan tebal 4mm sekitar 5,5kg/m², dan tebal 6mm sekitar 7,6kg/m².
Gambar III. 15. Aluminium Composit Panel Sumber:http://architecturoby.blogspot.com
F. Tribun Penonton Berdasarkan jumlah penonton tribun dibagi atas tiga tipe yaitu : 1.
Tipe A dengan Kapasitas penonton diatas 30.000 orang
2.
Tipe B dengan Kapasitas penonton antara 10.000 sampai 30.000 orang
3.
Tipe C dengan Kapasitas penonton antara 5.000 sampai 10.000 orang
Tribun yang digunakan pada Perencanaan ini adalah Tribun tipe C dengan Kapasitas 4100 penonton.
Gambar III. 16 Tribun offroad
25
Gambar III. 17 Tribun onroad
G. Lintasan 1. Panjang lintasan minimal 300m (1 putaran). 2. Lebar minimum 4 meter. 3. Kru lintasan sebagai pengawas jika ada kendaraan yang keluar jalur ataupun terbalik. H. Sistem Utilitas a. Listrik Sumber listrik langsung dari PLN yang didistribusikan ke tiaplantai.
Mengantisipasi
adanya
pemadaman
lampu,
maka
digunakan sistem genset. Genset akan otomatis menyala, apabila sewaktu-waktu aliran lisrik PLN padam. b. Distribusi Air Jaringan pipa diatur menurut arah vetikal yang disembunyikan dalam saluran di dalam tembok (shaft). Pada arah horizontal, ditempatkan dilangit-langit atau dilantai instalasi. Untuk membedakan antara pipa maka diberi warna khusus
1) Distribusi air bersih Sumber air bersih diambil melalui Pam dansumur bor (artesis) di beberapa titik kemudian didistribusikan melalui reservoir yang telah disediakan dengan menggunakan pompa.
26
Gambar III.18 Skema Distribusi Air Bersih Pada Bangunan (Sumber :http://Www.Scribd.Com/Sistem-Utilitas-Bangunan)
2) Distribusi air kotor Distribusi air kotor bersumber dari : a) Air hujan Air hujan melewati saluran pembuangan pada atap yang kemudian diteruskan melalui pipa pembuangan untuk diteruskan ke selokan. b) Air limbah Air limbah bersumber dari dalam bangunan, untuk limbah cair di alirkan melalui pipa pembuangan menuju saluran khusus pembuangan yang telah di bagi menjadi beberapa bagian pembuangan yang kemudian di teruskan ke saluran induk di luar bangunan untuk di alirkan saluran pembuangan di luar site. Sedang untuk limbah padat di tampung ke bak penampungan (sepctytank).
Gambar III.19. Skema jaringan utilitas air kotor Sumber :Penulis
27
c. Sistem persampahan Masalah sampah sangat penting dan sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan. Sampah organik pada dasarnya berbau sedangkan sampah non organik tidak berbau. Untuk sampah organik dapat ditampung pada bak-bak sampah yang disediakan, dan kemudian dapat diangkut melalui truk sampah, begitu juga dengan sampah non organik. Sampah dari ruang-ruang bangunan
Dikumpulkan dan dibungkus kantong
Diangkut ke tempat pembuangan sampah
Dibuang melalui shaft sampah
Ditampung pada tempat pembuangan sampah sementara (kontainer) Gambar III.20. Sistem pembuangan sampah Sumber :Penulis
d. Sistem Sistem Pencegahan Kebakaran (Fire Escape System) Sumber :Google Earth dan analisis pribadi 1) Sistem deteksi awal a) Alat deteksi asap (smoke detector) Smoke detector mempunyai kepekaan yang sangat tinggi. Ini memberikan suatu alarm jika terjadi asap dalam ruangan. Luas bidang deteksi ± 92 m2/unit. b) Alat deteksi nyala api (home detector) Alat deteksi nyala api ini dapat mendeteksi adanya nyala api dengan cara menangkap sinar ultraviolet. c) Alat deteksi panas (heat detector) Alat ini dapat membedakan adanya suatu bahaya kebakaran dengan kenaikan temperatur. Luas bidang deteksi ± 75 m2/unit. Prinsip kerja deteksi awal adalah bekerjanya deteksi asap, deteksi nyala api maupun deteksi panas sehingga sinyal listrik
28
akan dikirim ke panel-panel kontrol alarm bahaya. Unit pengontrolan yang akan mermadamkan kebakaran tersebut. 2) Sistem pemadam kebakaran Perlindungan
terhadap
bahaya
kebakaran
Perlengkapan
pencegah kebakaran yang bersifat aktif dapat menggunakan : a) Instalasi sprinkler otomatis Sistem sprinkler terdiri dari buble-buble kaca yang diletakkan pada plafond bangunan, kemudian pada suhu tertentu sprinkler tersebut akan pecah dan menyemburkan air. Mempunyai daya layanan seluas 25 m2 , jarak antar sprinkler adalah 9 m, bekerja secara otomatis. b) Fire hydrant portable, adalah jaringan pipa pemadam dalam bangunan dengan ujung pipa dilengkapi dengan kran atau katup yang dapat dibuka dan dihubungkan dengan siang (house) yang telah tersedia pada box hydrant pada saat terjadi kebakaran. Luas area layanan adalah 800 m2, dengan jarak maksimum 30 m. Alat ini diletakkan pada daerah yang mudah dijangkau. Hydran terdiri dari Hydran gedung dan Hydran halaman yang bisanya mempunyai lokasi sangat dekat dengan titik api.
a.
b.
Gambar III.21. Hydran gedung (a) dan hydran halaman (b) (Sumber : Harudin 2011)
29
c) Alat pemadam kimia portable Untuk ruang yang tidak boleh kena air, menggunakan powder, gas, dry chemical. Sistem pencegahan pasif berupa: (1) Pintu kebakaran/darurat, dengan lebar minimal 1,2 meter. (2) Penggunaan bahan bangunan tahan api. (3) Konstruksi bangunan tahan api minimal 2 jam (4) Melindungi kabel dengan pipa dan pemutus arus listrik secara otomatis bila terjadi hubungan pendek pada bangunan. e. Sistem penangkal petir Untuk sistem penangkal petir pada bangunan, digunakan sistem penangkal petir tongkat franklin. Sistem yang akan digunakan adalah sistem penangkal konvensional Tongkat Franklin dengan pertimbangan : Syarat instalasi terminal udara : 1) Tinggi tongkat dari permukaan bangunan 25 - 90 cm 2) Sudut lintang terhadap bangunan 4o 3) Jarak antara tongkat maksimal 6 meter Syarat instalasi terminal tanah : 1) Luas atap kurang dari 60 m2 2) Tiap pertambahan luas 30 m2 3) Jarak konduktor maksimum 30 m 4) Panjang elektroda pentanahan 2,8 m
Gambar III.22 Sistem penangkal petir Tongkat Franklin (Sumber : Harudin 2011)
30
f. Sistem pencegahan kriminal Pencegahan terhadap kriminalitas dalaM bangunan ini dilakukan dengan menyediakan fasilitas pengamatan dan pencegahan : 1) Sistem CCTV, untuk memonitor segala penjuru bangunan yang diperkirakan dapat menjadi tempat terjadinya kriminalitas seperti pencurian dan sebagainya. 2) Sistem Alarm, yang diaktifkan pada waktu-waktu tertentu untuk melindungi barang berharga yang disimpan dalam gedung 3) Satuan Pengamanan (Satpam) yang bertugas dalam 24 jam
31
BAB IV PENUTUP A.
Kesimpulan 1. Dalam perencanaan gedung yang dapat mewadahi kegiatan balap mobil remote yaitu mengacu pada alur kegiatan pelaku balapan, dari sini dapat diketahui kegaitan apa saja atau aktivitas yang dapat menjadi dasar dalam membuat wadah yang dapat menyalurkan hobi kegiatan balap tersebut dalam bentuk gedung arena sirkuit balap mobil remote 2. Dalam membuat desain bangunan yang sesuai dengan fungsi bangunan dalam rancangan dengan menerapkan beberapa aspek-aspek estetika kedalam desain diantaranya, bentuk, warna, kesatuan, irama, pola penataan dan lain-lain.
32
DAFTAR PUSTAKA Anonim. (2014), Remote. http://id.wikipedia.org. Tanggal akses 8 November 2014 Annas Ma’ruf, (2008), Struktur Bentang Lebar, Annas Ma’ruf, Kendari Federation Internationale del’Automobile, Yearbook of Automobile Sport, 2002 Federation Internationale del’Automobile, Yearbook of Automobile Sport, Appendix H, 1999 International Federation of Model Auto Racing. (2015) 1/8th I.C. Track Racing And Technical Rules. Neufert, Ernst. (2002). Data Arsitek Jilid 2, Erlangga: Jakarta Neufert, Ernst. (1996). Data Arsitek Jilid 1, Erlangga: Jakarta RC Indonesia. (2008) Galeri Sirkuit. www.rcindonesia.com. Tanggal akses 27 April 2015 Roby Art026. (2009) Material.www.architecturoby.blogspot.com.Tanggal akses 8 Mei 2015 Rustam Hakim dan Hadi Utomo, 2003 Schuller Wolfgang .(1989), Struktur Bangunan Tinggi, PT. Eresco, Bandung Tim Penyusun.(2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 3, Balai Pustaka : Jakarta Technical Recommendations And Requirements FIFA Wilson Makgret, 2004 : 6
LAMPIRAN KONSEP DAN GAMBAR