PERENCANAAN ARSITEKTURAL PROSES RESTORASI DARI BANGUNAN KAPEL HATI KUDUS Niki* ABSTRAK Kapel Hati Kudus merupakan salah satu bangunan yang mempunyai nilai penting bagi kota Bandar Lampung dan Nusantara. Nilai ini dilihat dari beberapa faktor yaitu dari peran penting bagi perkembangan agama khatolik di Indonesia dan kota Bandar Lampung, dimana kita ketahui bahwa masuknya agama Katolik pada jaman penjajahan Belanda. Selain itu Kapel Hati Kudus punya peran penting dalam perkembangan arsitektur Nusantara dalam era tahun 1920-an karena merupakan salah satu gedung yang memiliki karateristik arsitektur Hindia Belanda. Sampai saat ini Kapel Hati Kudus difungsikan sebagai kegiatan pendidikan agama para calon umat Katolik atau yang disebut Katakumen. Berangkat dari nilai penting yang dimiliki kapel Hati Kudus muncul keinginan untuk mempertahankan kapel Hati Kudus melalui sebuah proses restorasi. Berlandaskan nilai penting kapel Hati Kudus, teknik restorasi yang dipilih adalah teknik preservasi yaitu mempertahankan setiap elemen atau unsur tanpa batasan, dimana semua elemen bangunan dijaga dan dirawat. LATAR BELAKANG
Untuk itu diperlukan suatu tindakan bijak dalam mengatasi hal ini, yang disebut restorasi.
Dalam setiap zaman terdapat banyak
Dalam penelitian ini, penulis
karya arsitektur bergerak sesuai waktu dan ruang.
mengusulkan sebuah objek yang akan menjadi
Karya arsitektur ini akan masuk dalam catatan
sasaran restorasi. Objek yang dipiliih tersebut
sejarah, khususnya bangunan arsitektur yang
adalah sebuah kapel yang berada di Jalan
mempunyai peran penting dalam masanya,
Hassanudin, Teluk Betung. Kapel tersebut
seperti awalnya munculnya gaya Renaissance,
bernama Kapel Hati Kudus. Kapel ini berumur
gaya Gothic Katedral dan lain-lain. Pergerakan
sekitar 80 tahun dan didirikan oleh seorang pastur
waktu ini mengakibatkan bangunan arsitektur
belanda bernama VAN OORT SCJ. Tahun mulai
bertambah umur yang mana pertambahan umur
dibangunnya adalah tahun 1931 dan selesai pada
ini mengakibatkan bangunan arsitektur ini
tahun 1932.
mengalami perubahan fisik dan karakter. Perubahan fisik dan karakter ini dapat diakibatkan juga karena faktor lainnya selain pertambahan umur seperti terjadinya perang, bencana alam dan sebagainya yang mengakibatkan bangunan ini menjadi rusak. *Niki adalah
Jurnal Arsitektur Universitas Bandar Lampung, juni 2011
25
yang ingin belajar agama dan para suster untuk melaksanakan kebaktian. Ternyata dalam perkembangannya banyak orang yang ikut dan berminat dalam kebaktian ini sampai tahun 1990an. Akhirnya karena dirasakan banyaknya bertambahnya pengikut Katolik, maka didirikanlah Paroki Ratu Damai. Kemudian kegiatan kebaktian dan belajar agama dipusatkan di Paroki Ratu Damai. Sedangkan Kapel Hati Kudus difungsikan sebagai tempat kaum muda Gambar 1. Kapel Hati Kudus
belajar agama, khususnya murid –murid sekolah Xaverius Teluk Betung dan kesusteran.
Pendirian kapel ini punya cerita penting bagi sejarah keumatan Katolik Bandar Lampung. Pastur VAN OORT SCJ adalah seorang misonaris dari Belanda yang pertama kali datang ke Indonesia, tepatnya di kota Palembang. Beliau mengenalkan agama Katolik di Palembang dan mendirikan beberapa kepasturan atau paroki serta kesusteran di Palembang. Beliau membawa suster-suster Belanda ke Palembang untuk membantu beliau di Palembang. Beliau dan para suster kemudian memperluas penyebaran agama Katolik tersebut ke Tanjung Sakti dan ke Tanjung
Gambar 2. Interior Kapel Hati Kudus
Karang, Lampung. Beliau mendirikan paroki di Tanjung
Berdasarkan semua deskripsi di atas dapat
Karang yang kita kenal sekarang dengan nama
disimpulkan bahwa Kapel Hati Kudus punya
Gereja Kristus Katedral pada tahun 1928. Pada
peran dan nilai penting bagi perkembangan
masa itu banyak masyarakat keturunan China
agama Katolik, khususnya di Bandar Lampung
yang berminat terhadap agama Katolik sehingga
sehingga dirasa penting untuk merencanakan
beliau merasa harus ada kapel dan sebuah tempat
suatu proses restorasi terhadap Kapel Hati Kudus.
kesusteran sebagai tempat belajar agama Katolik bagi para Katakumen. Akhirnya beliau
POTENSI
mendirikan kapel Hati Kudus di daerah Teluk Betung tahun 1932 (Suster-suster Hati Kudus di Sumatera Selatan 1927-1990). Awalnya Kapel dan Kesusteran Hati Kudus hanya diperuntukkan untuk kaum muda
JA! No.2 Vol.1
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan kita dapat melihat beberapa potensi yang dimiliki oleh Kapel Hati Kudus. Potensi tersebut adalah:
Niki iskandar
26
-
Punya peran penting dalam
bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan,
perkembangan agama Katolik di Bandar
termasuk nilai arsitektur dan teknologinya.
Lampung. -
-
-
Adapun yang dimaksud dengan
Sarana belajar agama dan kebaktian para
Pelestarian adalah kegiatan perawatan,
Katakumen, khususnya murid sekolah
pemugaran, serta pemeliharaan bangunan gedung
Xaverius Teluk Betung.
dan lingkungan cagar budaya, untuk
Tempat berkumpulnya suster-suster dan
mengembalikan keandalan bangunan tersebut
kegiatan para suster-suster, khususnya
sesuai dengan aslinya atau sesuai dengan keadaan
dari beberapa paroki di Bandar Lampung.
periode yang dikehendakinya (Abieta, 2009).
Tempat pengalangan dana bagi korban
Sedangkan Restorasi adalah upaya yang
bencana.
dilakukan untuk mengembalikan bentuk asli
Kapel Hati Kudus mempunyai nilai
bangunan gedung dan lingkungan cagar budaya,
penting dari segi arsitektur khas Hindia
dari kerusakan dengan cara membersihkan,
Belanda yang berkembang pada masa itu
memperbaiki, mengganti, dan memasang kembali bagian-bagian bangunan yang lepas,
P E L E S TA R I A N B A N G U N A N D A N
rusak, setelah diperbaiki dengan bahan dan
LINGKUNGAN
metoda yang sama, serupa, sesuai dengan aslinya (ICOMOS, 1999).
Menurut UU. No. 5/1992 Pasal 1 ayat 1,
Menurut PP No. 36/2005 Pasal 83 ayat 2,
yang dimaksud Benda Cagar Budaya adalah
pelestarian bangunan gedung dan lingkungan
benda buatan manusia, bergerak atau tidak
meliputi penetapan, pemugaran, pemanfaatan,
bergerak yang berupa kesatuan atau kelompok,
serta pemeliharaan dan perawatan. Dan menurut
atau bagian-bagiannya atau sisa-sisanya, yang
PP No. 36/2002 pasal 83 ayat 1, kaidah prinsip
berumur sekurang-kurangnya 50 (lima puluh)
pelestarian adalah:
tahun, serta mewakili masa gaya yang khas
-
Melaksanakan semua tindakan, upaya
sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, serta
pelestarian dengan hati-hati dan teliti
dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah,
(sensitive restoration)
ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
-
Sedangkan menurut UU. No. 28/2002
perbaikan bangunan dengan kehati-hatian
Penjelasan pasal 38 ayat 2, Bangunan Gedung dan Lingkungan Cagar Budaya adalah bangunan
Melaksanakan semua tindakan, upaya (careful repair)
-
gedung dan lingkungan yang dilindungi dan
Semua tindakan pelestarian harus dilaksanakan secara tertib administratif.
dilestarikan dapat berupa kesatuan atau
Proses penetapan pelestarian bangunan menurut
kelompok, atau bagian-bagiannya atau sisa-
UU No. 28/2002 tentang Bangunan Gedung
sisanya, yang berumur sekurang-kurangnya 50
adalah:
(lima puluh) tahun atau mewakili masa gaya yang
-
Pengusulan
khas sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun,
-
Pertimbangan
serta dianggap mempunyai nilai penting bagi
-
Peringkat,
*Ir. Rislan Syarief M.Arch. Iai adalah
Jurnal Arsitektur Universitas Bandar Lampung, juni 2011
27
-
Peringkat,
arsitektur baik di tingkat nasional maupun
Peringkat Internasional, oleh
internasional. Hal ini mempengaruhi pendekatan
UNESCO
pembangunan yang dilakukan oleh pemerintahan
?
Peringkat Nasional, oleh Presiden
kolonial Belanda di Indonesia. Pada awal abad 20,
?
Peringkat Provinsi atau Lintas
arsitek-arsitek yang baru datang dari negeri
Kabupaten, oleh Gubernur
Belanda memunculkan pendekatan yang baru
Peringkat Lokal atau setempat, oleh
untuk rancangan arsitektur di Hindia Belanda.
?
?
Bupati / Walikota- Penertiban
Pada awalnya aliran baru ini masih
-
Penertiban
memegang unsur-unsur mendasar dari bentukan
-
Klasifikasi Pelestarian
klasik, namun dalam perkembangannya
?
Klasifikasi Utama
kemudian memasukkan unsur-unsur yang
?
Klasifikasi Madya
dirancang untuk mengantisipasi iklim tropis.
?
Klasifikasi Pratama
Selain itu dipadukan juga dengan unsur-unsur
-
Identifikasi
arsitektur tradisional Indonesia sehingga menjadi
?
Umur Bangunan
konsep yang eklektis. Konsep ini nampak pada
?
Sejarah Bangunan
karya Maclaine Pont seperti kampus Technische
?
Nilai-nilaiArsitektur
Hogeschool (ITB) dan Gereja Poh di Kediri.
?
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Arkeologi
?
Tengaran
-
Dokumentasi
-
Rekomendasi Pelestarian Menurut PP No. 36/2005 pasal 88 ayat 2,
pelaksanaan pemugaran harus didahului dengan perencanaan teknis pelestarian (arsitektur, struktur, dan MEP) berdasarkan identifikasi dan dokumentasi, disusun berdasarkan kaidah dan prinsip pelestarian. Dan terakhir menurut PP No.
Gambar 3. Gereja Poh Kediri
36/2005 pasal 68-70, pelaksanaan pemugaran harus sesuai dengan peraturan pelaksanaan
Secara umum, ciri dan karakter arsitektur
konstruksi yang diatur dalam perundang-
kolonial di Indonesia pada sekitar tahun 1900-
undangan.
1920 adalah: -
ARSITEKTUR HINDIABELANDA
Menggunakan Gevel (gable) pada tampak depan bangunan. Bentuk gable sangat bervariasi seperti curvilinear gable,
Tahun 1920-an sampai tahun 1940-an terjadi gerakan pembaharuan dalam dunia
stepped gable, gambrel gable, pediment (dengan entablure).
*Ir. Rislan Syarief M.Arch. Iai adalah
JA! No.2 Vol.1
Niki iskandar
28
o
Ventilasi yang lebar dan tinggi serta penggunaan bouven light dengan tipe yang berbeda (tipe putar, tipe gantung, tipe jepit).
Gambar 4. Contoh Gevel pada Bangunan Gambar 6. Contoh Bouven Light -
Penggunaan Tower pada bangunan. Tower pada mulanya digunakan pada
o
Membuat galeri atau serambi
bangunan gereja kemudian diambil alih
sepanjang bangunan sebagai
oleh bangunan umum dan menjadi mode
antisipasi dari hujan dan sinar
pada arsitektur kolonial Belanda pada
matahari.
abad ke 20. Bentuknya bermacam-macam, ada yang bulat, segi empat ramping, dan
-
pengunaan Balustrade yang bervariasi
ada yang dikombinasikan dengan gevel
dari kayu atau dari batu dengan bentuk
depan.
yang bervariatif lengkung atau bercorak.
Gambar 7. Contoh Balustrade Gambar 5. Contoh Tower pada Bangunan -
Sebagian dinding biasanya dilapisi
-
Penggunaaan Dormer pada bangunan
elemen penutup yang bertekstur halus
-
Penyesuaian bangunan terhadap iklim
ataupun kasar.
tropis basah
*Ir. Rislan Syarief M.Arch. Iai adalah
Jurnal Arsitektur Universitas Bandar Lampung, juni 2011
29
ARSITEKTUR HINDIA BELANDA PADA KAPEL HATI KUDUS
Di atas kita lihat bentuk gambrel ceiling. Gambrel adalah salah satu bentuk yang memiliki karakteristik arsitektur Hindia Belanda yang
1. Terdapat Curvalinear Gable Roof pada
tampak depan dan gambrel ceiling pada
bentuknya berasal dari kombinasi garis lurus yang bertingkat.
plafond dalam ruang interiornya. 2. Terdapat tower segiempat dengan atap sirap.
Gambar 8. Foto Curvalinear Gable pada Kapel Hati Kudus
Gambar 10. Tower pada Kapel Hati Kudus
Disini terlihat sebuah menara gereja yang
Disini terlihat sebuah menara gereja yang
ada pada puncak atap kapel Hati kudus. Kita
ada pada puncak atap kapel Hati kudus. Kita
ketahui bahwa menara gereja adalah salah satu
ketahui bahwa menara gereja adalah salah satu
karateristik arsitektur gereja yang berasal dari
karateristik arsitektur gereja yang berasal dari
Eropa pada umumnya. Yang berbeda adalah pada
Eropa pada umumnya. Yang berbeda adalah pada
penutup atap menara yang pada Kapel Hati Kudus
penutup atap menara yang pada Kapel Hati Kudus
mengalami penyesuaian terhadap iklim tropis
mengalami penyesuaian terhadap iklim tropis
Indonesia dengan meggunakan penutup atap
Indonesia dengan meggunakan penutup atap
berupa genting sirap dan kayu.
berupa genting sirap dan kayu. 3. Serambi samping.
Gambar 9. Foto Gambrel pada ceiling Kapel Hati Kudus Gambar 11. Serambi pada Kapel Hati Kudus *Ir. Rislan Syarief M.Arch. Iai adalah
JA! No.2 Vol.1
Niki iskandar
30
Kapel Hati Kudus dikelilingi oleh serambi samping yang permukaan lantainya ditutupi oleh batu muka yang difungsikan sebagai jalur sirkulasi menuju pintu-pintu pada Kapel Hati Kudus. Serambi samping ini terletak tepat di bawah overstek atau overhang atap Kapel Hati Kudus yang berfungsi sebagai pelindung dari terik sinar matahari dan hujan karena meyesuaikan iklim tropis Indonesia. 4.Dormer Window.
Gambar 11. Dormer window pada Kapel Hati Kudus
Terdapat beberapa Dormer Window yang ada pada Gable atap Kapel Hati Kudus. Dormer Window adalah jendela yang biasanya terdapat pada atap sebuah bangunan di Eropa pada umumnya atau Belanda pada khususnya yang fungsinya untuk memasukkan cahaya dari atas atau untuk ventilasi udara. Pada kapel Hati Kudus Dormer Window divariasikan dengan jendela kaca patri dan jendela kaca nako untuk memasukan udara dari atas. 5. Bouvenlight
Terdapat beberapa jendela bouvenlight yang pada sepanjang dinding kanan dan kiri kapel Hati Kudus, dimana jenis kaca yang dipakai adalah kaca patri yang bergambar kisah perasulan atau kisah pada alkitab agama Katolik. Adapun tipe jendela Bouvenlight pada Kapel Hati Kudus adalah tipe jendela putar dan jepit. 6
Pengunaan Balustrade kayu
Gambar 13. Balustrade Tangga pada Kapel Hati Kudus
Disini dilihat pengunaan Balustrade kayu pada railing tangga dan railing lantai atas pada Kapel Hati Kudus. Balustrade dalam penegrtian zaman sekarang adalah tiang vertical pada sebuah railing. Yang membedakan Balustrade dengan karateristik Belanda dengan Balustrade lainnya yaitu pada bentuknya. Balustrade Belanda memliki bentuk yang cenderung lengkung, lembut dan anggun pada bagian kepalanya atau pada bagian badan Balustrade. Jika dilihat secara detail Balustrade pada kapel Hati Kudus pada bagian kepalanya memiliki sudut yang tidak siku melainkan melengkung. Selain itu pada Balustrade pada railing lantai atas, bagian badan balustrade berbentuk melengkung.
Gambar 12. Bouvenlight pada Kapel Hati Kudus
*Ir. Rislan Syarief M.Arch. Iai adalah
Jurnal Arsitektur Universitas Bandar Lampung, juni 2011
31
proses restorasi kemungkinan kegiatan kebaktian dapat terhenti. 2. Secara rata-rata kerusakan tedapat di daerah eksterior dan beberapa di bagian interior, yaitu: a. Pintu eksterior mengalami pengelupasan finishing dan keretakan. Gambar 14. Balustrade Lantai Atas pada Kapel Hati Kudus
8. Elemen penutup dinding
Gambar 16. Kerusakan pintu kapel.
Gambar 15. Elemen penutup dinding pada Kapel Hati Kudus
Sebagian dari permukaan dinding pada Kapel Hati Kudus dilapisi oleh elemen penutup
Gambar 17. Kerusakan pintu kapel yang lain.
dinding berupa batu koral sikat yang merupakan paduan antara koral berwarna coklat yang lebih dominan dan koral yang berwarna hitam. Sesuai dengan karateristik arsitektur Hindia Belanda, sebagian elemen dinding dilapisi oleh material yang bertekstur baik kasar maupun halus. Koral
b. Keramik luar mengalami kerusakan dan hanya ditambal oleh semen biasa. c. Engsel pintu sudah berkarat sehingga pintu sudah mulai susah digerakan, bahkan ada yang tidak bisa dibuka.
sikat merupakan salah satu material pelapis dinding yang bertekstur halus. PERMASALAHAN 1. Saat ini Kapel Hati Kudus masih digunakan untuk kegiatan kebaktian para murid sekolah
Gambar 18. Kerusakan pada engsel pintu kapel.
Xaverius Teluk Betung, maka jika dilakukan *Ir. Rislan Syarief M.Arch. Iai adalah
JA! No.2 Vol.1
Niki iskandar
32
d. Kerusakan pada lapisan batu koral sikat
g. Pengkaratan pada frame jendela kaca
yang hanya ditambal oleh adukan biasa
Gambar 19. Kerusakan pada lapisan batu koral
nako
Gambar 22. Pengkaratan pada jendela kaca nako.
sikat.
h. Penjamuran pada frame dan jedela kaca e. Keretakan pada jalur sirkulasi dan
patri bagian luar diperjelas.
berjamur.
Gambar 23. Penjamuran pada kaca patri bagian luar. Gambar 20. Kerusakan pada jalur sirkulasi samping.
f.
i.
Pelapukan pada tower kapel hati kudus.
Penjamuran pada penampang dak beton pada bagian entrance kapel.
Gambar 24. Pelapukan pada tower minaret.
j.
Kerusakan pada interior terjadi pada kursi duduk kebaktian berupa keretakan atau
Gambar 21. Penjamuran penampang dak beton.
pecah dan pengelupasan finishing.
*Ir. Rislan Syarief M.Arch. Iai adalah
Jurnal Arsitektur Universitas Bandar Lampung, juni 2011
33
DESKRIPSI KEGIATAN Kegiatan yang direncanakan adalah kegiatan preservasi yaitu mempertahankan setiap elemen atau unsur tanpa batasan dimana semua elemen dijaga dan dirawat. Dalam hal ini baik fungsi, karakter, maupun elemen-elemen Gambar 25. Pengelupasan finishing pada kursi duduk.
bangunan lain yang ada pada Kapel Hati Kudus tidak diubah. Bangunan harus dirawat sesuai dengan karakter aslinya dan bangunan harus
MAKSUD DAN TUJUAN
dijaga agar tidak mengalami kerusakan lebih lanjut. Hal tersebut disebabkan oleh potensi yang
1. Maksud
dimiliki oleh Kapel Hati Kudus khususnya dari
Maksud dari penelitian ini berdasarkan
segi arsitektur, dimana bangunan Kapel Hati
dari peninjauan permasalahan dan latar belakang
Kudus mempunyai nilai penting sebagai bukti
adalah untuk mempertahankan Kapel Hati Kudus
adanya penjajahan kolonial Belanda yang
sebagai salah satu bangunan yang bersejarah bagi
mengarah pada lahirnya arsitektur Hindia
perkembangan agama Katolik di Bandar
Belanda sebagai bagian dari perkembangan
Lampung dan mempunyai peran penting dalam
Arsitektur Nusantara.
perkembangan arsitektur Hindia Belanda pada tahun 1920-an sampai 1940-an.
METODE DAN TEKNIK PELAKSANAAN
2. Tujuan a. Terlaksananya sebuah kegiatan restorasi terhadap Kapel Hati Kudus. b. Terjaganya kondisi fisik bangunan Kapel Hati
Agar kegiatan preservasi ini berhasil dengan baik diperlukan beberapa metode yang perlu dilakukan, diantaranya sebagai berikut: -
Mengatasi permasalahan berjalannya
Kudus sehingga dapat bertahan dalam jangka
kebaktian dengan melakukan perundingan
waktu yang lebih lama dan kondisi non
dengan pihak kapel hati kudus mengenai
fisiknya baik dari segi nilai sejarahnya sebagai
maksud dan tujuan kegiatan ini serta
salah satu warisan aarsitektur Hindia Belanda
memberikan solusi-solusinya.
maupun dari segi fungsinya sebagai sarana
-
publik untuk kegiatan pendidikan agama Katolik para Katakumen.
Melakukan studi literatur mengenai pengaruh kolonial belanda pada sebuah bangunan.
-
c. Terciptanya kondisi dimana kegiatan restorasi
Melakukan dokumentasi sebelum proses restorasi dimulai.
ini menjadi suatu kegiatan yang terus-
-
Melakukan dokumentasi kerusakan.
menerus dan membuka pikiran masyarakat
-
Melakukan studi kembali mengenai
bahwa pentingnya untuk mempertahankan bangunan dan lingkungan cagar budaya.
kerusakan melalui sebab terjadi kerusakan. -
Melakukan tes laboratorium jika diperlukan
*Ir. Rislan Syarief M.Arch. Iai adalah
JA! No.2 Vol.1
Niki iskandar
34
-
-
untuk mengatasi masalah kerusakan seperti
faktor cuaca atau faktor yang lainnya.
keruskan pada pintu atau pengaratan.
kemungkinan lainnya dapat dilakukan
Melalui studi dan dan uji lab kita mencari
juga uji lab pada pintu tersebut untuk
solusi terlebih dahulu, apakah harus diganti
mengetahui apakah pintu dapat
ataukah hanya dirawat saja atau diperbaiki.
dipertahankan atau tidak.
Setelah solusi didapat, maka akan
o
dilaksanakan proses restorasi.
Dari hasil studi dan lab dapat ditentukan diganti atau diperbaiki. Jika diganti harus sesuai dengan karakter yang lama baik
IMPLEMENTASI PADATIAP ELEMEN
bentuk dan warna, warna melalui uji pigmen warna.
Agar kegiatan preservasi ini berhasil dengan baik diperlukan beberapa metode yang perlu dilakukan, diantaranya sebagai berikut:
2. Kerusakan pada keramik luar: a. Dokumentasi kerusakan. o
Dilakukan pengambilan beberapa foto
1. Kerusakan pada pintu:
pada keseluruhan lantai yang dilapisi
a. Dokumentasi kerusakan.
keramik jenis tersebut, kemudian diambil
o
Dilakukan pengambilan beberapa foto
foto pada bagian keramik yang tidak
pada bagian pintu. Diambil beberapa
mengalami kerusakan dan foto bagian
bagian yaitu bagian kesuluruhan pintu
keramik yang mengalami kerusakan
yang tidak
dengan tujuan untuk melakukan studi
mengalami kerusakan dan
pada bagian yang mengalami kerusakan atau pengelupasan o
banding. o
Dilakukan pensketsaan pintu dan
keseluruhan lantai yang dilapisi keramik
penandaan bagian yang rusak pada
jenis tersebut, kemudian diberikan
gambar sketsa.
penandaan bagian lantai mana saja yang
b. Studi pengaruh kolonial. o
Studi ini dilakukan sebelum dilakukan pengambilan solusi karena studi sangat
o
mengalami kerusakan b. Studi sebab kerusakan. o
Studi kerusakan ini bertujuan untuk
berpengaruh pada keaslian dari
mengetahui penyebab rusaknya keramik
karakteristik pintu ini sendiri.
tersebut, apakah keruskan diakibatkan
Studi ini dapat dilakukan dengan studi
karena teknik pemasangan yang salah,
dari literatur mengenai arsitektur Hindia
atau karena faktor umurnya atau karena
Belanda baik sumbernya dari buku
suatu tindakan yang disengaja atau tidak
ataupun melalui media elektronik.
sengaja atau ada sebuah kejadian penting
d. Studi sebab kerusakan atau uji lab mengenai
kerusakan. o
Dilakukan penyeketsaan pada
Studi kerusakan ini bertujuan untuk
yang membuat keramik tersebut rusak. c. Tindakan yang direncanakan. o
Dari hasil studi dan lab dapat ditentukan
mengetahui penyebab pengelupasan pada
diganti atau diperbaiki. Jika diganti harus
pintu tersebut, atau disebabkan oleh
sesuai dengan karakter yang sama.
*Ir. Rislan Syarief M.Arch. Iai adalah
Jurnal Arsitektur Universitas Bandar Lampung, juni 2011
35
hati kudus:
pada keseluruhan bagian dak beton
a. Dokumentasi kerusakan. o
o
Dilakukan pengambilan beberapa foto
diambil foto pada bagian dak beton
pada keseluruhan jalur sirkulasi gedung
entrance Kapel Hati Kudus yang
Kapel Hati Kudus. Kemudian diambil
mengalami penjamuran dan foto bagian
foto pada bagian jalur sirkulasi yang tidak
dak beton yang tidak mengalami
mengalami kerusakan dan bagian jalur
penjamuran. Hal bertujuan untuk
sirkulasi yang mengalami kerusakan
mengetahui sejauh mana penjamuran ini
sebagai bahan pembanding.
mengenai dak beton entrance Kapel Hati
Dilakukan pensketsaan pada keseluruhan
Kudus ini. Selain itu bertujuan untuk
jalur sirkulasi Kapel Hati Kudus yang
sebagai data yang akan dijadikan patokan
kemudian diberikan penandaan bagian
untuk merefinishing ulang dak beton
yang mengalami kerusakan.
entrance.
b. Studi sebab kerusakan. o
entrance Kapel Hati Kudus. Kemudian
o
Studi kerusakan ini bertujuan untuk
dak beton entrance Kapel Hati Kudus
mengetahui penyebab rusaknya jalur
,kemudian diberikan penandaan bagian
sirkulasi Kapel Hati Kudus tersebut,
penampang mana saja yang mengalami
apakah kerusakan diakibatkan karena:
kerusakan
! teknik pemasangan yang salah atau, ! faktor umurnya atau,
b. Studi pengaruh kolonial. o
! penjamuran yang sudah begitu lama
karakteristik dak beton entrance
! suatu tindakan yang disengaja atau
tidak sengaja atau,
khususnya detail dari dak beton tersebut. o
! ada sebuah kejadian penting yang
Belanda baik dari buku ataupun melalui
c. Tindakan yang direncanakan.
o
Studi ini dapat dilakukan dengan studi dari literatur mengenai arsitektur Hindia
menyebabkan kerusakan. Jika penjamuran dapat dihilangkan
Studi ini dilakukan untuk mempertahankan keaslian dari
atau,
o
Dilakukan pensketsaan pada keseluruhan
media elektronik. c. Studi sebab kerusakan atau uji lab mengenai
melalui solusi yang didapat dari uji lab
kerusakan.
maka dilakukan perawatan dan keretakan
o
Studi kerusakan ini bertujuan untuk
dipapas sebagian serta diflooring kembali.
mengetahui penyebab penjamuran pada
Jika penjamuran tidak dapat diatasi maka
dak beton entrance Kapel Hati Kudus
jalur sirkulasi dibongkar dan di flooring
tersebut, apakah disebabkan oleh faktor
ulang dengan tetap memperhatikan
cuaca atau faktor yang lainnya.
karakter awalnya.
Kemungkinan lainnya dapat dilakukan
6. Penjamuran penampang dak beton entrance:
juga uji lab pada dak beton entrance
a. Dokumentasi kerusakan.
tersebut untuk mengetahui apakah dak
o
Dilakukan pengambilan beberapa foto
beton entrance dapat diperbaiki ataukah
*Ir. Rislan Syarief M.Arch. Iai adalah
JA! No.2 Vol.1
Niki iskandar
37
3. Kerusakan pada engsel pintu: a. Dokumentasi kerusakan. o
o
o
a. Dokumentasi kerusakan. o
Dilakukan pengambilan beberapa foto
pada keseluruhan bagian gedung Kapel
pada bagian engsel yang mengalami
Hati Kudus yang dilapisi koral sikat jenis
kerusakan dan yang mengalami
tersebut, kemudian diambil foto pada
pengaratan.
bagian dinding yang dilapisi koral sikat
Dilakukan pengambilan foto pada
yang tidak mengalami kerusakan dan foto
beberapa pintu masuk yang sudah tidak
bagian dinding yang dilapisi koral sikat
dapat dibuka karena akibat dari kerusakan
yang mengalami kerusakan dengan tujuan
engsel.
untuk melakukan studi pola pemasangan
Dilakukan pensketsaan denah Kapel Hati
koral sikat tersebut dan sebagai bahan
Kudus dan memberikan penandaan pintu
perbandingan.
yang sudah tidak dapat dibuka dan pintu
o
dinding Kapel Hati Kudus yang dilapisi
untuk waktu kedepannya akibat
koral sikat jenis tersebut, kemudian
kerusakan pada engselnya.
diberikan penandaan bagian dinding
Dilakukan studi kerusakan pada engsel pintu Kapel Hati Kudus pada beberapa
mana saja yang mengalami kerusakan. b. Studi sebab kerusakan. o
Studi kerusakan ini bertujuan untuk
pintu. Peninjauan pada beberapa pintu
mengetahui penyebab rusaknya koral
yang sudah tidak dapat dibuka lagi,disini
sikat tersebut, apakah keruskan
dilihat apakah engsel tersebut dapat
diakibatkan karena teknik pemasangan
diperbaki atau harus diganti. Serta
yang salah, atau karena suatu tindakan
peninjauan pada beberapa pintu yang
yang disengaja atau tidak sengaja atau ada
sudah mulai susah untuk dibuka, apakah
sebuah kejadian penting yang membuat
engsel tersebut dapat diperbaiki untuk
lapisan koral sikat tersebut rusak.
mengatasi pengaruh yang lebih jauh sehinggga mengakibatkan pintu tidak
c. Tindakan yang direncanakan. o
dapat dibuka.
kondisi eksisting dinding koral sikat
Pengantian engsel dengan yang baru dengan pengecetan engsel dengan warna
Apabila kerusakan disebabkan oleh suatu hal yang mempunyai nilai penting, maka
c. Tindakan yang direncanakan. o
Dilakukan pensketsaan pada keseluruhan
yang mungkin akan tidak dapat berfungsi
b. Studi sebab kerusakan. o
Dilakukan pengambilan beberapa foto
terebut dipertahankan. o
Apabila kerusakan disebabkan oleh faktor
yang sama melalui uji pigmen warna.
umur bahan atau ketidaksengajaan
Karena mempertahankan karakteristik
lainnya maka koral sikat tersebut dapat
aslinya adalah tujuan dari kegiatan
diganti dengan jenis karakter koral sikat
preservasi ini.
yang sama dan dilapisi anti jamur atau
4. Kerusakan pada pelapis koral sikat pada
dinding kapel:
sikosol. 5. Kerusakan pada jalur sirkulasi samping kapel
*Ir. Rislan Syarief M.Arch. Iai adalah
JA! No.2 Vol.2
Niki Iskandar
36
o
harus dilakukan pengelupasan kulit
o
sebagian ataukah harus dibongkar.
arsitektur Hindia Belanda pada
d. Tindakan yang direncanakan. o
Jika penjamuran dapat dihilangkan
umumnya. o
Studi ini dapat dilakukan dengan studi
melalui solusi yang didapat dari uji lab
dari literatur mengenai arsitektur Hindia
maka dapat dilakukan perawatan,
Belanda baik dari buku ataupun melalui
kemudian difinishing dengan warna yang
media elektronik.
sama melalui uji pigmen. o
kolonial Belanda atau seperti pada
Jika tidak maka penampang dipapas kemudian difinishing ulang, perlu
a. Studi sebab kerusakan atau uji lab mengenai
kerusakan. o
Uji lab dilakukan dengan mengambil
diperhatkan bentuk penampang harus
sampel pada frame kaca nako yang
tetap mempertimbangkan karakter lama
mengalami pengkaratan pada beberapa
yang dipengaruhi kolonial belanda.
jendela kaca nako yang ada pada Kapel
7. Pengkaratan pada frame kaca nako:
Hati Kudus. Tujuan pengambilan sampel
a. Dokumentasi kerusakan.
ini untuk menemukan solusi untuk
o
Dilakukan pengambilan beberapa foto
mengatasi pengkaratan ini, apakah dapat
pada keseluruhan bagian Kapel Hati
diatasi dengan bahan aditif yang dapat
Kudus yang mengunakan ventilasi kaca
menghilangkan korosi ataukah harus
nako. Kemudian diambil foto pada bagian
diganti dengan frame yang baru.
Kapel Hati Kudus yang mengunakan kaca nako yang mengalami pengkaratan pada
Dari hasil studi dan lab dapat ditentukan diganti atau diperbaiki. Jika diganti harus
Kudus yang mengunakan kaca nako yang
sesuai dengan karakter yang lama baik
tidak mengalami pengkaratan pada
bentuk dan warna melalui uji pigmen
bagian framenya. Serta pengambilan foto
warna.
pada bagian frame kaca nako yang
8. Penjamuran pada kaca patri bagian luar:
mungkin akan mulai mengalami
a. Dokumentasi kerusakan. o
Dilakukan pengambilan beberapa foto
sejauh mana pengkaratan mulai mengenai
pada keseluruhan kaca patri yang ada
frame kaca nako yang ada pada Kapel
pada Kapel Hati Kudus. Kemudian
Hati Kudus.
diambil foto pada kaca patri Kapel Hati
Dilakukan pensketsaan denah Kapel hati
Kudus yang mengalami penjamuran dan
Kudus dan memberikan penandaan kaca
foto pada kaca patri yang tidak mengalami
nako yang sudah mengalami pengkaratan
penjamuran. Hal bertujuan untuk
pada bagian framenya.
mengetahui sejauh mana penjamuran ini
b. Studi pengaruh kolonial. o
o
bagian framenya dan bagian Kapel Hati
pengakaratan. Hal ini bertujuan untuk
o
b. Tindakan yang direncanakan.
mengenai kaca patri yang ada pada Kapel
Studi ini dilakukan untuk mengetahui
Hati Kudus ini. Selain itu bertujuan untuk
karakteristik jendela kaca nako pada masa
sebagai data yang akan dijadikan patokan
*Ir. Rislan Syarief M.Arch. Iai adalah
JA! No.2 Vol.1
Niki iskandar
38
o o
untuk melakukan treatment pada kaca patri.
o
sampel foto pada bagian tiang minaret
Dilakukan pensketsaan denah Kapel Hati
yang mengalami pelapukan pada
Kudus dan memberikan penandaan kaca
kayunya. Hal ini bertujuan untuk
patri yang sudah mengalami penjamuran.
mengetahui sejauh mana kayu pada tiang
a. Studi pengaruh kolonial. o
minaret yang sudah mengalami
Studi ini dilakukan untuk mengetahui keaslian dari karakteristik kaca patri pada jaman kolonial Belanda yang sesuai
o
pelapukan. b. Studi pengaruh kolonial. o
Studi ini dilakukan sebelum dilakukan
dengan arsitektur Hindia Belanda
pengambilan solusi karena studi sangat
Studi ini dapat dilakukan dengan studi
berpengaruh pada keaslian dari
dari literatur mengenai arsitektur Hindia
karakteristik tiang minaret Kapel Hati
Belanda baik dari buku ataupun melalui
Kudus
media elektronik.
ornamen arsitektur pada tiang minaret ini
b. Studi sebab kerusakan atau uji lab mengenai
Studi
kerusakan ini bertujuan untuk
ini sendiri. Apakah ada suatu
yang mencirikan suatu karateristik dari
kerusakan. o
Hati Kudus. Kemudian diambil beberapa
pengaruh Kolonial Belanda. c. Studi sebab kerusakan atau uji lab mengenai
mengetahui penyebab penjamuran pada
kerusakan.
kaca patri Kapel Hati Kudus tersebut
o
Studi kerusakan ini bertujuan mengetahui
disebabkan oleh faktor cuaca atau faktor
sejauh mana pelapukan mengenai kayu
yang lainnya. Serta untuk mengetahui
tiang minaret tersebut, apakah akan
apakah penjamuran akan mengakibatkan
berdampak pada sebuah kerusakan yang
efek samping yang lebih jauh lagi.
fatal.
Kemungkinan lainnya dapat dilakukan
o
Uji lab ini dimaksudkan dengan tujuan
juga uji lab pada kaca patri tersebut untuk
untuk mengetahui jenis kayu yang dipakai
mengetahui apakah kaca patri tersebut
untuk tiang minaret. Dengan mengetahui
dapat diperbaiki ataukah harus diganti
jenis kayu yang dipakai kita dapat
dengan yang baru.
menentukan jenis kayu yang akan dipakai
c. Tindakan yang direncanakan.
untuk mengganti tiang kayu minaret yang
o
Dari hasil studi dan lab dapat ditentukan
mengalami pelapukan. Paling tidak kita
apakah kaca patri tersebut harus diganti
dapat menggantinya dengan karateristik
atau diperbaiki. Jika diganti harus sesuai
yang sama, baik dari segi tekstur, kelas
dengan karakter yang lama baik bentuk
kayu dan daya tahan kayu yang dipakai.
dan warna dan tekstur. 9. Pelapukan pada tiang minaret: a. Dokumentasi kerusakan. o
d. Tindakan yang direncanakan. o
Dari hasil studi dan lab dapat ditentukan diganti atau diperbaiki. Jika diganti harus
Dilakukan pengambilan beberapa foto
sesuai karakter yang lama baik bentuk dan
pada keseluruhan tiang minaret Kapel
warna, warna melalui pigmen warna.
*Ir. Rislan Syarief M.Arch. Iai adalah
Jurnal Arsitektur Universitas Bandar Lampung, juni 2011
39
10. Pengelupasan pada pelapis kursi duduk
kebaktian:
a. Dokumentasi kerusakan. o
a. Dokumentasi kerusakan. o
Dilakukan pengambilan beberapa foto
pada setiap dinding kapel Hati Kudus. o
warna yang sama dengan aslinya.
dan pengambilan foto pada kursi yang
b. Studi sebab kerusakan atau uji lab mengenai
pelapisnya.
kerusakan. o
Uji pigmen warna agar sesuai dengan
Pengambilan foto pengelupasan secara
karakter awalnya. Uji pigmen warna ini
detail pada kursi tersebut. Hal ini
dilakukan dengan mengambil sampel
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
warna dari beberapa titik pada dinding
pengelupasan yang dialami kursi tersebut.
kapel Hati Kudus, dan dibawa ke
b. Studi pengaruh kolonial. o
Tujuannya agar memperoleh karakter
pada kesuluruhan kursi duduk kebaktian mengalami pengelupasan pada o
Dilakukan diambil sampel beberapa titik
laboratorium untuk menemukan pigmen
Studi ini dilakukan sebelum dilakukan
warnanya. Sehingga dapat dihasilkan
pengambilan solusi karena studi sangat
warna yang sama saat proses pengoplosan
berpengaruh pada keaslian dari
warna.
karakteristik kursi kebaktian Kapel Hati Kudus ini sendiri. Perlu diketahui apakah
c. Tindakan yang direncanakan. o
Pengecatan ulang. Dari keseluruhan
ada suatu detail arsitektur pada kursi
teknik harus didahului dokumentasi foto
kebaktian ini yang mencirikan suatu
sebelum dan setelah Kapel Hati Kudus
karateristik dari pengaruh Kolonial
direstorasi. Hal ini bertujuan untuk
Belanda ataukah pelapisnya sendiri yang
menjadi bahan perbandingan apakah hasil
memiliki karakter tersendiri.
preservasi yang dilakukan maksimal
c. Studi sebab kerusakan atau uji lab mengenai
ataukah sebaliknya.
kerusakan. o
Studi kerusakan ini dilakukan dengan
TAHAPAN DAN JADWAL KEGIATAN
mengambil beberapa sampel pada pengelupasan pelapis kursi kebaktian
Tahapan dan jadwal kegiatan dibagi menjadi 3
tersebut. Disini dapat diketahui sebab dari
tahapan sebagi berikut:
pengelupasan tersebut, apakah karena
1. Pra Restorasi
faktor umur atau karena dasar kayunya
a. TahapAwal
yang mulai rusak. d. Tindakan yang direncanakan. o
Dari hasil studi dapat ditentukan diganti
i.
Perundingan mengenai kegiatan restorasi dengan pihak kapel hatik kudus untuk menjelaskan tujuan restorasi.
atau diperbaiki. Jika hanya dapat
ii. Perundingan mengenai proses restorasi
diperbaiki, diperbaiki dengan hati-hati
dan pencarian solusi untuk mengtasi
sesuai dengan karakter aslinya.
keberlangsungann kegiatan kebaktian di
11. Pengecatan dinding kapel hati kudus:
kapel hati kudus.
*Ir. Rislan Syarief M.Arch. Iai adalah
JA! No.2 Vol.1
Niki iskandar
40
iii. Perundingan mengenai pentingnya
restorasi
keterlibatan pihak kapel hati kudus dalam
2. Proses Restorasi
proses restorasi.
a. Pemilihan tenaga kerja yang kompeten (saat
iv. Meminta persetujuan kepada pihak kapel
proses berjalan tenaga kerja di dampingi oleh
hati kudus untuk terlaksananya proses
ahli restorasi, baik dari dari bagian lab atau
restorasi.
bagian analisator,dll)
b. TahapAntara i.
Pemilihan tim dokumentasi yang kompeten.
ii. Pembekalan mengenai tugas-tugas apa
saja yang dilakukan oleh tim dokumentasi
b. Pembekalan c. Persiapan material dan alat untuk proses
restorasi dan penyedian tempat penyimpanan bahan dan alat yang aman dan jauh dari gangguan.
dan pembagian tim dokumentasi menjadi
d. Pelaksanaan solusi. Jika didapat dari studi dan
beberapa divisi sesuai item yang akan
hasil lab bahwa elemen arsitektur tersebut
didokumentasikan.
hanya perlu untuk diperbaiki, maka dilakukan
iii. D o k u m e n t a s i k e m b a l i t e r h a d a p
perbaikan yang hati-hati (dalam arti tetap
kerusakan pada kapel hati kudus dan
menjaga keasliannya). Jika didapat dari hasil
kondisi awal kapel hati kudus sebelum
studi dan hasil lab bahwa elemen arsitektur
proses restorasi dimulai.
tersebut tidak dapat diperbaiki dan harus
c. TahapAkhir i.
Pemilihan tim studi dan tim lab yang
material atau jenis elemen harus
kompeten
memperhatikan pengaruh kolonial baik
ii. Pembekalan mengenai kewajiban tim
studi dan tim lab serta tugas-tugasnya. iii. Studi ulang mengenai pengaruh arsitektur
karateristik, bentuk dan hal lainnya. e. Pembersihan lahan kerja dan pelapasan alat
bantu.
hindia belanda pada kapel hati kudus pada
f. Selama tenaga kerja bekerja proses studi dan
tiap elemenya agar tiap elemen dapat
tes lab tetap berjalan jika solusi yang
terjaga keasliannya.
ditemukan tidak dapat diterapkan dengan
iv. Studi ilmiah terhadap krusakan pada tiap
v.
diganti dengan yang baru, maka pengantian
alasan tertentu.
elemen aritektur pada kapel hati kudus
g. Selama proses berlangsung teteap dilakukan
untuk menemukan solusi mengatasi
kegiatan dokumentasi dan beberapa kali
kerusakan.
pembekalan untuk mengetahui kemajuan
Tes laboratorium terhadap kerusakan
kerja yang dilakukan.
pada elemen arsitektur yang memerlukan
3. Pasca restorasi
tes lab dengan alasan kalo ada bagian
a. Dokumentasi hasil bangunan setelah proses
yang dapat dipertahankan tanpa diganti
restorasi telah selesai. Fungsi dokumentasi ini
dapat dirawat atau diperbaiki dengan
menetukan apakah restorasi yang sifatnya
melalui tes lab ini.
preservasi ini berhasil atau tidak, hilang a.
vi. Penyusunan solusi sebagai dasar teknik
keasliannya atau tidak.
*Ir. Rislan Syarief M.Arch. Iai adalah
Jurnal Arsitektur Universitas Bandar Lampung, juni 2011
41
b. Perapian dan pengakutan peralatan. c. Serah terima. d. Evaluasi dan pemeliharaan.
KESIMPULAN Kesimpulan dari pengajuan penelitian ini adalah: 1. Pentingnya mempertahankan hasil dari karya
sejarah, khususnya dalam penelitian ini adalah hasil dari karya arsitektur Hindia Belanda (Kapel Hati Kudus) sebagai salah satu bagian dari sejarah arsitektur nusantara. 2. Dengan terlaksananya perencanaan kegiatan
restorasi Kapel Hati Kudus ini dalam penelitian ini, semoga dapat memberikan contoh kepada pihak lainya bahwa sangatlah penting untuk mempertahankan sebuah warisan Nusantara 3. Dengan terlaksananya restorasi Kapel Hati
Kudus, bangunan tersebut dapat berfungsi lebih lama lagi. DAFTAR PUSTAKA -
Abieta, Arya, IAI. Peraturan dan Persyaratan Konservasi Bangunan. Materi Penataran Strata 3. Ikatan Arsitek Indonesia Jakarta. 2009.
-
ICOMOS. The Burra Charter. 1999.
-
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya.
-
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
-
PP No. 36/2005 Pasal 83 ayat 2.
-
PP No. 36/2002 pasal 83 ayat 1.
-
PP No. 36/2005 pasal 88 ayat 2.
-
PP No. 36/2005 pasal 68-70.
*Ir. Rislan Syarief M.Arch. Iai adalah
JA! No.2 Vol.1
Niki iskandar
42