Persepsi Terhadap Profesi Guru BK ISSN 2088-9623 E- ISSN 2442-7802
Volume 5 No 1 Juni 2015 Guidena | Jurnal Ilmu Pendidikan, Psikologi, Bimbingan dan Konseling
78
PERCEPTION STUDENT OF DEPARTMENT GUIDANCE AND COUNSELING AT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO INTO SCHOOL COUNSELOR PROFESSION SERLI NOVITA SARI & NURUL ATIEKA Program Studi Bimbingan dan Konseling UM Metro Abstract: Guidance and Counseling Teaching profession is a profession with dignity and requiring scientific competence and qualifications. Many emerging negative perception, even from students of guidance and counseling to the profession of guidance and counseling. The problem in this research is formulated as follows: "What are the perceptions students of Guidance and Counselling, University of Muhammadiyah Metro the teaching profession Counseling?". The goal is to find out how students' perceptions of Guidance and Counselling, University of Muhammadiyah Metro the teaching profession Guidance and Counseling. The method used is quantitative descriptive. The population is students of guidance and counseling, the sample totaled 175 students. Instruments used in the form of Likert scale. The data analysis technique used percentages. The results showed that students' perceptions BK UM Metro is at a very high category to the teaching profession Guidance and Counseling. Suggestions put forward are: Based on these results, the researchers gave some suggestions are as follows: 1) for lecturers to add hours of practicum BK for students, and provide student guidance and counseling opportunities to interact more with teacher guidance and counseling directly in schools, and 2) the students are expected to apply to run a positive perception of the teaching profession Counseling well. Keyword: Perception, Student, Guidance and Counseling peserta didik miliki secara optimal.
PENDAHULUAN Guru
Bimbingan
dan
Konseling pada dasarnya merupakan profesi yang sangat mulia dengan tujuan utamanya memberikan bantuan kepada peserta didik. Bantuan yang dimaksud
yaitu
berkaitan
dengan
pengembangan pribadi, sosial, belajar, karier, kehidupan keagamaan dan kewarganegaraan, sesuai potensi yang
Guru
Bimbingan
dan
Konseling
sebagai sebuah profesi yang mulia memiliki tugas dan tanggung jawab keprofesian
yang bertujuan untuk
membantu peserta didik dalam upaya mencapai tugas perkembangan yang optimal.
Permendikbud
No
81A
Tahun 2013 tentang Implementasi kurikulum 2013 menjelaskan bahwa
ISSN 2088-9623 E- ISSN 2442-7802
79 Serli Novita Sari & Nurul Atieka
“Guru Bimbingan dan Konseling atau
dilakukan oleh mahasiswa program
konselor adalah guru yang mempunyai
studi bimbingan dan konseling adalah
tugas, tanggung jawab, wewenang,
memahami
dan hak secara penuh dalam kegiatan
hakikat
pelayanan bimbingan dan konseling
Konseling, TUPOKSI, peran, serta
terhadap sejumlah siswa.” Selain itu
tanggung jawab keprofesian
menurut Harnoto & Sudarmaji (2012)
Bimbingan dan Konseling.
“Guru
Bimbingan
guru
utuh
tentang
Bimbingan
dan
guru
Konseling
Namun saat ini persepsi negatif
adalah orang yang memiliki keahlian
terhadap profesi guru Bimbingan dan
dalam bidang pelayanan konseling,
Konseling sering muncul dari berbagai
sebagai tenaga professional.
pihak, tidak terkecuali juga muncul
Tugas Bimbingan
dan
secara
keprofesian
guru
Konseling
sesuai
dan
dari
calon
guru
Bimbingan
dan
Konseling itu sendiri, yaitu mahasiswa
dengan peraturan menteri dan juga
program
pendapat ahli menggambarkan betapa
Konseling. Mahasiswa Bimbingan dan
profesi
Konseling
guru
Bimbingan
Konseling sangat
dan
studi
Bimbingan
seharusnya
dan
memiliki
dibutuhkan dan
persepsi yang positif terhadap profesi
merupakan profesi yang memerlukan
yang akan disandang dan dijalaninya
kompetensi
setelah masa pendidikan berakhir.
dan
kualifikasi
keprofesian yang diakui dan melekat dalam penyandang profesi tersebut. Upaya
Persepsi negatif yang muncul bahkan dari calon mengemban profesi
penegakan
guru Bimbingan dan Konseling itu
guru
sendiri merupakan wujud pengalaman
Bimbingan dan Konseling menjadi
masa lalu yang kurang mengenakan
tanggung jawab banyak pihak. Selain
dari
guru
Bimbingan dan Konseling selama
profesionalitas
Bimbingan
profesi
dan
Konseling,
mahasiswa
berada
Konseling juga memegang peran yang
Muncullan persepsi negatif terhadap
sangat besar dalam menjaga dan
guru
menumbuhkan
mengindikaskan
profesi
guru
Bimbingan
SMP
Bimbingan
ataupun
guru
mahasiswa calon guru Bimbingan dan
keprofesionalitas
di
dengan
SMA.
dan
Konseling
bahwa
mahasiswa
dan
pernah mengalami suatu masalah,
Konseling.Salah satu hal yang dapat
bahkan mengalami pengalaman yang
Persepsi Terhadap Profesi Guru BK
tidak “mengenakan” dengan guru
tujuan
Bimbingan dan Konseling. Menurut
persepsi.
(Drever
dalam
individu
yang
melakukan
Sasanti:
2008),
suatu
proses
kepada profesi guru Bimbingan dan
pengenalan atau identifikasi sesuatu
Konseling juga terjadi oleh calon
dengan menggunakan panca indera,
mahasiswa Program Studi Bimbingan
kesan yang diterima individu sangat
dan
tergantung pada seluruh pengalaman
Berdasarkan pra survei yang peneliti
yang telah diperoleh melalui proses
lakukan pada mahasiswa Bimbingan
berpikir dan belajar, serta dipengaruhi
dan
oleh faktor yang berasal dari dalam
Muhammadiyah
diri individu.
genap pada tanggal 14 April - 19 April
Persepsi
adalah
Adanya
80
persepsi
Konseling
negatif
UM
Konseling
Metro.
Universitas
Metro
semester
Kemudian menurut Rakhmat
2014, melalui wawancara terhadap
(2011) terbentuknya persepsi pada diri
mahasiswa Bimbingan dan Konseling
individu dipengaruhi oleh banyak hal
Universitas
yaitu: a) faktor fungsional, yang
semester 2, 4 dan 6 sebanyak 10
berasal dari kebutuhan, pengalaman
mahasiswa diantaranya diperoleh data
masa lalu, sifat-sifat individual dan
sebagai berikut:
hal-hal lain yang termasuk apa yang kita
sebut
sebagai
Muhammadiyah
1. Mahasiswa
faktor-faktor
berpandangan
bahwa guru Bimbingan dan
personal. Yang menentukan persepsi
Konseling
bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi
peserta didik.
karakteristik orang yang memberikan
Metro
tidak
2. Mahasiswa
disukai
menganggap
stimuli itu. Bartley (dalam Nirwana,
bahwa profesi guru Bimbingan
1998)
suatu
dan Konseling memiliki tugas
kegiatan atau proses untuk mengetahui
yang berat karena menangani
objek, fakta berdasarkan pengalaman
semua peserta didik, baik yang
pribadinya atau pikirannya. Dalil ini
bermasalah
berarti
tidak bermasalah.
Persepsi
bahwa
merupakan
objek-objek
yang
mendapat tekanan dalam persepsi kita biasanya objek-objek yang memenuhi
Persepsi Bimbingan umum
maupun
negatif
dan
terhadap
yang
mahasiswa
Konseling
secara
profesi
guru
ISSN 2088-9623 E- ISSN 2442-7802
81 Serli Novita Sari & Nurul Atieka
Bimbingan
dan
Konseling
munculnya persepsi negatif pada diri
menganggap guru Bimbingan dan
mahasiswa Bimbingan dan Konseling,
Konseling sebagai polisi sekolah yang
yaitu
tidak disukai peserta didik. Selain itu
pengetahuan
guru
Bimbingan dan Konseling mengenai
Bimbingan
dan
Konseling
diantaranya
dianggap sebagai profesi yang sangat
profesi
berat,
Konseling
karena
menangani
semua
kurangnya
dasar
guru
mahasiswa
Bimbingan
yang
dan
sesungguhnya.
peserta didik. Peserta didik yang
Mahasiswa Bimbingan dan Konseling
bermasalah
maupun
tidak
hanya
bermasalah
perlu
dan
mereka
pemberian
layanan
yang perhatian oleh
guru
Bimbingan dan Konseling. Seharusnya
bertumpu lihat
pada
dan
apa
yang
alami
selama
berinteraksi dengan guru Bimbingan dan Konseling di SLTP atau SLTA,
profesi
tersebut
tanpa mengkaji ulang melalui buku
sebagai sahabat peserta didik yang
dan bahan bacaan lainnya. Kondisi ini
membantu
diperburuk
dalam
mengatasi
dengan
aktivitas
guru
masalahnya, mengembangkan potensi,
Bimbingan dan Konseling selama ini
bakat dan minatnya secara optimal.
yang
Sehingga
terhadap
guru
Bimbingan
dan
mengedepankan peserta
hukuman
didik
yang
Konseling dapat disukai peserta didik.
melakukan kesalahan tanpa melihat
Profesi
kondisi
guru
Bimbingan
dan
Konseling memang menangani semua peserta
didik.
Namun
yang
melatarbelakangi
kesalahan peserta didik.
ketika
Demikian
pula
terdapat
menjalankan profesi dengan senang
mahasiswa Bimbingan dan Konseling
hati tanpa paksaan akan terasa lebih
saat
ringan. Keberhasilan peserta didik
pendidikan Bimbingan dan Konseling
dapat menimbulkan perasaan senang
bukan atas dasar kemauan dirinya
dan puas dalam hati guru Bimbingan
sendiri,
dan
telah
memenuhi keinginan orang tuanya.
membimbing dan membantu peserta
Ada pula mahasiswa Bimbingan dan
didik.
Konseling memilih jurusan Bimbingan
Konseling
yang
Terdapat beberapa faktor yang dimungkinkan
mempengaruhi
menentukan
namun
pilihan
hanya
jurusan
sebatas
dan Konseling karena terpengaruh oleh teman. Hal ini berdampak pada
Persepsi Terhadap Profesi Guru BK
saat
perkuliahan
berlangsung,
82
ketika menjadi guru Bimbingan dan
mahasiswa Bimbingan dan Konseling
Konseling
dapat
melaksanakan
yang mengambil jurusan bukan atas
tugasnya menurut aturan keilmuannya,
kemauan sendiri dalam mengikuti
tidak melanggar kode etik profesinya
perkuliahan cenderung tidak serius,
dan
tidak aktif saat diberikan materi
kemanusiaan. Guru Bimbingan dan
dikelas, malas mengerjakan tugas
Konseling
yang diberikan dosen. Mahasiswa
pelayanan bimbingan dan konseling
yang mengikuti proses perkuliahan
akan menimbulkan persepsi untuk
seperti itu mengakibatkan mahasiswa
profesinya secara umum.
memperhatikan
dalam
nilai-nilai
melaksanakan
kurang menguasai teori dan praktik
Berangkat dari masalah yang
disiplin keilmuan Bimbingan dan
ditemukan, maka perlu dilakukan
Konseling.
dapat
penelitian dan kajian yang mendalam
menjalankan profesi guru Bimbingan
tentang persepsi mahasiswa program
dan Konseling seharusnya atas dasar
studi
panggilan nurani untuk mengabdi
terhadap profesi guru Bimbingan dan
kepada masyarakat dan negara serta
Konseling. Masalah dalam penelitian
yang
ini
Padahal
paling
penting
untuk
bukan
atas
Bimbingan
dirumuskan
paksaan dari siapapun. Hal-hal yang
“Bagaimana
semacam
program
memunculkan
ini
kurang kecintaan
dapat terhadap
dan
sebagai
persepsi
studi
Konseling
berikut:
mahasiswa
Bimbingan
Konseling
dan
Universitas
profesi yang akan dijalaninya, justru
Muhammadiyah
Metro
menjadikan beban sehingga muncullah
profesi
Bimbingan
persepsi negatif. Jika persepsi-persepsi
Konseling?”. Tujuan yang hendak
seperti hasil pra survei dibiarkan akan
dicapai adalah
membuat kurang baiknya pencitraan
bagaimana
profesi Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan Konseling Universitas
kedepannya.
Muhammadiyah
Metro
profesi
Bimbingan
Mahasiswa
Bimbingan
dan
Konseling perlu membangun wawasan
guru
Konseling.
serta keterampilan dalam pelayanan bimbingan dan konseling sehingga
dan
untuk mengetahui
persepsi
guru
terhadap
METODE PENELITIAN
mahasiswa
terhadap dan
ISSN 2088-9623 E- ISSN 2442-7802
83 Serli Novita Sari & Nurul Atieka
Sumber data: BAAK Universitas Muhammadiyah Metro
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian
kuantitatif
deskriptif.
Metode
penelitian
Jumlah sampel yang dibutuhkan
kuantitatif
deskriptif
merupakan
adalah 175 mahasiswa Bimbingan dan
pendekatan penelitian kuantitatif yang
Konseling dan ditentukan dengan
paling
tidak
teknik teknik Proportionate Sratifeid
manipulasi
Random Sampling. Sejumlah 175
variabel-
mahasiswa tersebut diambil dengan
variabel bebas, tetapi menggambarkan
cara menggunakan sistem undian.
suatu kondisi apa adanya. Menurut
Metode yang peneliti gunakan untuk
Sukmadinata
menentukan jumlah sampel adalah
dasar,
memberikan atau
dalam
arti
perlakuan,
pengubahan
pada
(2012)
menyatakan
bahwa:
menggunakan rumus Slovin dalam Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar, karena peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuanperlakuan tertentu terhadap variabel atau merancang sesuatu yang diharapkan terjadi pada variabel, tetapi semua kegiatan, keadaan, kejadian, aspek, komponen atau variabel berjalan sebagaimana adanya.
Ridwan (2005), sebagai berikut: n = N / ( 1 + N e2 )
Keterangan: n
: Jumlah sampel
N e
: Jumlah populasi : Batas toleransi kesalahan
(error tolerance)
Populasi dalam penelitian ini meliputi
mahasiswa
Sebaran sampel dalam penelitian
Bimbingan dan Konseling Universitas
ini dapat dilihat pada tabel di bawah
Muhammadiyah
ini:
ganjil,
seluruh
dengan
Metro
semester
perincian
sebagai
berikut: Tabel 1. Sebaran Populasi No 1 2 3 4
Semester Semester 7 Semester 5 Semester 3 Semester 1 Jumlah
Jumlah 77 53 83 97 310
Tabel 2. Distribusi Sampel Penelitian Semester Jumlah Semester 7 43 Semester 5 30 Semester 3 47 Semester 1 55 Jumlah 175
Persepsi Terhadap Profesi Guru BK
Instrumen
pengumpulan
data
4 5
37-53 20-36
Kurang Sangat kurang
Jumlah
menggunakan skala likert, dan data
84
0 0
0% 0%
43
100%
penelitian dianalisis secara deskriptif kuantitatif
dengan
menggunakan
Pencapaian
skor
pada
setiap
kategori akan disajikan dalam bentuk
rumus:
diagram berikut:
P = n : N x 100 %
Diagram 1. Tingkat Persepsi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Semester 7 terhadap Profesi Guru Bimbingan dan Konseling
Keterangan : P n N
= Persentase = Skor nyata = Skor Ideal
HASIL Hasil penelitian secara rinci akan disajikan berikut ini:
35 30 25 20 15 10 5 0
a) Tingkat Persepsi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Semester 7 terhadap Profesi Guru Bimbingan dan Konseling Tingkat
persepsi
mahasiswa
Bimbingan dan Konseling semester 7 terhadap profesi guru Bimbingan dan Konseling, maka data penelitian yang telah dianalisis dibandingkan dengan kategori yang telah ditentukan sebagai
Tabel 3.Tingkat Persepsi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Semester 7 terhadap Profesi Guru Bimbingan dan Konseling N Rentangan Kategori F % o 88-100
2 3
71-87 54-70
terlihat
bahwa
diagram
di
atas
frekuensi
terbesar
adalah berada pada kategori sangat tinggi,
yaitu
sebesar
32
dengan
besaran persentase 74,41%. Selain itu perolehan nilai rata-rata berada pada kategori sangat tinggi. Sehingga dapat
berikut:
1
Berdasarkan
Sangat tinggi Tinggi Cukup
32
74,41%
11 0
25,59% 0%
diambil kesimpulan bahwa persepsi mahasiswa Bimbingan dan Konseling semester 7 terhadap guru Bimbingan dan Koseling berada pada kategori sangat tinggi. b) Tingkat Persepsi Bimbingan dan
Mahasiswa Konseling
ISSN 2088-9623 E- ISSN 2442-7802
85 Serli Novita Sari & Nurul Atieka
Semester 5 terhadap Profesi Guru Bimbingan dan Konseling Tingkat
persepsi
mahasiswa
Bimbingan dan Konseling semester 5terhadap profesi guru Bimbingan dan Konseling, maka data penelitian yang
16 14 12 10 8 6 4 2 0
telah dianalisis dibandingkan dengan kategori yang telah ditentukan sebagai berikut: Tabel
No 1 2 3 4 5
4. Tingkat Persepsi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Semester 5 terhadap Profesi Guru Bimbingan dan Konseling Rentangan Kategori F % Skor 88-100 Sangat 14 46,67% tinggi 71-87 Tinggi 16 53,33% 54-70 Cukup 0 0% 37-53 Kurang 0 0% 20-36 Sangat 0 0% kurang Jumlah 30 100%
Berdasarkan diagram di atas terlihat
bahwa
frekuensi
terbesar
adalah berada pada kategori tinggi, yaitu sebesar 16 dengan besaran persentase
53,33%.
Selain
itu
perolehan nilai rata-rata berada pada kategori
tinggi.
Sehingga
dapat
diambil kesimpulan bahwa persepsi mahasiswa Bimbingan dan Konseling
Untuk
Tingkat
persepsi
mahasiswa Bimbingan dan Konseling semseter 5 disajikan dalam bentuk
semester 5 terhadap guru Bimbingan dan Koseling berada pada kategori tinggi.
diagram berikut: c) Tingkat Persepsi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Semester 3 terhadap Profesi Guru Bimbingan dan Konseling Diagram 2. Tingkat Persepsi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Semester 5
Tingkat
persepsi
mahasiswa
Bimbingan dan Konseling semester 3terhadap profesi guru Bimbingan dan Konseling, maka data penelitian yang telah dianalisis dibandingkan dengan
Persepsi Terhadap Profesi Guru BK
86
kategori yang telah ditentukan sebagai
kategori sangat tinggi. Sehingga dapat
berikut:
diambil kesimpulan bahwa persepsi
Tabel 5. Tingkat Persepsi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Semester 3 terhadap Profesi Guru Bimbingan dan Konseling No Rentangan Kategori F % Skor 1 88-100 Sangat 27 57,45% tinggi 2 71-87 Tinggi 20 42,55% 3 54-70 Cukup 0 0% 4 37-53 Kurang 0 0% 5 20-36 Sangat 0 0% kurang Jumlah 47 100%
mahasiswa Bimbingan dan Konseling semester 3 terhadap guru Bimbingan dan Koseling berada pada kategori sangat tinggi. d) Tingkat Persepsi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Semester 1 terhadap Profesi Guru Bimbingan dan Konseling Tingkat
persepsi
mahasiswa
Bimbingan dan Konseling semester Tingkat persepsi mahasiswa Bimbingan dan Konseling semester 3 terhadap
guru
Bimbingan
dan
Konseling disajikan dalam bentuk diagram berikut:
1terhadap profesi guru Bimbingan dan Konseling, maka data penelitian yang telah dianalisis dibandingkan dengan kategori yang telah ditentukan sebagai berikut:
Diagram 3. Tingkat Persepsi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Semester 3 30 25 20 15 10 5 0
Tabel 6. Tingkat Persepsi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Semester 1 terhadap Profesi Guru Bimbingan dan Konseling No Rentangan Kategori F % Skor 1 88-100 Sangat 30 54,55% tinggi 2 71-87 Tinggi 25 45,45% 3 54-70 Cukup 0 0% 4 37-53 Kurang 0 0% 5 20-36 Sangat 0 0% kurang Jumlah 55 100%
Berdasarkan diagram di atas terlihat
bahwa
frekuensi
terbesar
Tingkat
persepsi
mahasiswa
Bimbingan dan Konseling semester 1
adalah berada pada kategori sangat
terhadap
tinggi,
Konseling, maka frekuensi pencapaian
yaitu
sebesar
27
dengan
besaran persentase 57,45%. Selain itu perolehan nilai rata-rata berada pada
skor
pada
guru
setiap
Bimbingan
kategori
dan
akan
ISSN 2088-9623 E- ISSN 2442-7802
87 Serli Novita Sari & Nurul Atieka
disajikan
dalam
bentuk
diagram
keseluruhan terhadap profesi guru
berikut:
Bimbingan dan Konseling, maka data
Diagram 4. Tingkat Persepsi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Semester 1
penelitian
yang
telah
dianalisis
dibandingkan dengan kategori yang telah ditentukan sebagai berikut:
30
Tabel 7. Pengkategorian Pencapaian Skor Persepsi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling terhadap Profesi Guru Bimbingan dan Konseling No Rentangan Kategori F % Skor 1 88-100 Sangat 103 58,85% tinggi 2 71-87 Tinggi 72 41,15% 3 54-70 Cukup 0 0% 4 37-53 Kurang 0 0% 5 20-36 Sangat 0 0% kurang Jumlah 175 100%
25 20 15 10 5 0
Berdasarkan
diagram
di
frekuensi
terbesar
pencapaian skor persepsi mahasiswa
adalah berada pada kategori sangat
Bimbingan dan Konseling terhadap
tinggi,
dengan
guru Bimbingan dan Konseling, maka
besaran persentase 54,55%. Selain itu
frekuensi pencapaian skor pada setiap
perolehan nilai rata-rata berada pada
kategori akan disajikan dalam bentuk
kategori sangat tinggi. Sehingga dapat
diagram berikut:
diambil kesimpulan bahwa persepsi
Diagram 5. Frekuensi Pencapaian Skor SkalaTingkat Persepsi Mahasiswa Bimbingan dan KonselingUniversitas Muhammadiyah Metro
terlihat
bahwa
yaitu
sebesar
30
atas
mahasiswa Bimbingan dan Konseling semester 1 terhadap guru Bimbingan
Untuk
dan Koseling berada pada kategori sangat tinggi. e) Tingkat Persepsi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Muhammadiyah Metro tehadap Profesi Guru Bimbingan dan Konseling Tingkat Bimbingan
persepsi dan
mahasiswa
Konseling
secara
120 100 80 60 40 20 0
menentukan
kategori
Persepsi Terhadap Profesi Guru BK
kompetensi
konselor
atau
88
guru
Berdasarkan diagram di atas terlihat
bimbingan dan konseling meliputi
bahwa
adalah
kompetensi pedagogik, kompetensi
berada pada kategori sangat tinggi,
kepribadian, kompetensi sosial dan
yaitu sebesar 103 dengan besaran
kompetensi
persentase
itu
persepsi mahasiswa Bimbingan dan
perolehan nilai rata-rata berada pada
Konseling dapat dilihat dari deskripsi
kategori sangat tinggi. Sehingga dapat
dan analisis data hasil penelitian.
frekuensi
terbesar
58,85%.
Selain
diambil kesimpulan bahwa persepsi
profesional.
Menurut
Nurhadi
tingkat
(2005:6)
mahasiswa Bimbingan dan Konseling
suatu profesi apabila memenuhi lima
Universitas
syarat, yaitu (a) Didasarkan atas sosok
Muhammadiyah
Metro
terhadap profesi guru Bimbingan dan
ilmu
pengetahuan
Konseling berada pada kategori sangat
Komitmen
untuk
tinggi.
pengetahuan
dan
teoretik,
(b)
menerapkan keterampilannya
dalam praktek secara otonom (c) Adanya kode etik profesi sebagai
PEMBAHASAN Peneliti
memberikan
skala
kepada mahasiswa Bimbingan dan Konseling untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat persepsi mahasiswa Bimbingan dan Konseling terhadap profesi
guru
Bimbingan
dan
Konseling. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling menilai profesi Bimbingan dan
Konseling
sesuai
dengan
kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai
guru
Bimbingan
dan
Konseling. Berdasarkan Permendiknas No 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi
Akademik
Kompetensi
Konselor
dan bahwa
instrumen untuk memonitor tingkat ketaatan anggotaya dan sistem sanksi yang perlu diterapkan, (d) Adanya organisasi
profesi
mengembangkan,
yang
menjaga,
dan
melindungi profesi, dan (e) Sistem sertifikasi bagi individu yang memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk dapat menjalankan profesi tersebut. Demikian pula persepsi mahasiswa Bimbingan dan Konseling terhadap profesi
guru
Bimbingan
dan
Konseling, mahasiswa Bimbingan dan Konseling memiliki persepsi bahwa profesi Konseling
guru
Bimbingan
didasari
pada
dan ilmu
ISSN 2088-9623 E- ISSN 2442-7802
89 Serli Novita Sari & Nurul Atieka
pengetahuan secara teoritik dengan
baik dengan hasil persentase skala
memiliki teori-teori yang baku, guru
sebesar
Bimbingan
juga
disetiap aspek penilaian yang menjadi
untuk
indikator tingkat persepsinya. Tingkat
melaksanakan profesinya. Profesi guru
persepsi mahasiswa Bimbingan dan
Bimbingan dan Konseling memiliki
Konseling semester 3 tergolong sangat
kode etik yang harus dipatuhi oleh
baik dengan hasil persentase skala
seluruh anggota organisasi profesinya
sebesar
dan dapat bekerjasama dengan profesi
disetiap aspek penilaian yang menjadi
bidang lainnya.
indikator tingkat persepsinya. Tingkat
dan
memiliki
Konseling
otonomi
87,72%.
Demikian
87,35%.
pula
Demikian
pula
Sesuai dengan penjelasan di
persepsi mahasiswa Bimbingan dan
atas persepsi mahasiswa Bimbingan
Konseling semester 1 tergolong baik
dan Konseling menggambarkan bahwa
saja dengan hasil persentase skala
guru Bimbingan dan Konseling adalah
sebesar
sebagai profesi dan pelaksanaanya
disetiap aspek penilaian yang menjadi
sesuai
indikator-indikator
indikator
tingkat
ada
Meskipun
demikian
dengan
penelitian
yang
pada
skala
instrumen penelitian. Secara rinci tingkat
persepsi
86,58%.
Demikian
pula
persepsinya. semester
1
memiliki tingkat persepsi terendah.
mahasiswa dapat
Berdasarkan
penjabaran
di
dijelaskan sesuai tingkat semester
atas, maka dapat disimpulkan bahwa
sebagai
guru
berikut.
Tingkat
persepsi
bimbingan
dan
konseling
mahasiswa Bimbingan dan Konseling
menurut
semester 7 tergolong sangat baik
Bimbingan dan Konseling memiliki
dengan hasil persentase skala sebesar
empat
91,91%. Demikian pula disetiap aspek
memenuhi persyaratan profesi guru
penilaian
yang
indikator
Bimbingan dan Konseling yang ada
tingkat
persepsinya.
Diantara
dapat
menjadi
persepsi
kompetensi
Bimbingan
memiliki tingkat persepsi yang paling
profesional.
mahasiswa Bimbingan dan Konseling semester 5 termasuk dalam kategori
dasar
menyelenggarakan
tingkatan semester lainnya, semester 7
tinggi dan positif. Tingkat persepsi
mahasiswa
dan
Konseling
dan
layanan secara
Persepsi Terhadap Profesi Guru BK
1.
KESIMPULAN DAN SARAN
Bagi
Program
90
Studi
Kesimpulan
Bimbingan dan Konseling
Kesimpulan dari penelitian adalah:
Agar dapat memperbanyak
1. Tingkat
pelatihan-pelatihan
persepsi
mahasiswa
Bimbingan dan Konseling semester
Bimbingan
7 tergolong sangat baik dengan
pengalaman
hasil
mahasiswa Bimbingan dan
persentase
91,91%.
skala
Tingkat
mahasiswa
sebesar persepsi
Bimbingan
dan
Konseling wawasan
Konseling
dan
Konseling semester 5 termasuk
dan
semakin
bertambah. 2.
Bagi Para dosen Bimbingan
dalam kategori baik dengan hasil
dan Konseling
persentase skala sebesar 87,72%.
Agar memberikan mahasiswa
Tingkat
mahasiswa
Bimbingan
Bimbingan dan Konseling semester
kesempatan
3 tergolong baik dengan hasil
banyak berinteraksi dengan
persentase skala sebesar 87,35%.
guru
Tingkat
Konseling secara langsung di
persepsi
persepsi
mahasiswa
Bimbingan dan Konseling semester 1 tergolong baik saja dengan hasil persentase skala sebesar 86,58%. 2. Tingkat
dan
Konseling
untuk
lebih
Bimbingan
dan
sekolah-sekolah. 3.
Bagi mahasiswa Bimbingan dan Konseling
persepsi
mahasiswa
Di masa yang akan datang
dan
Konseling
mahasiswa Bimbingan dan
Universitas Muhammadiyah Metro
Konseling tidak hanya cukup
secara
keseluruhan
dengan mempersepsikan saja,
profesi
Guru
Bimbingan
terhadap
Bimbingan
dan
namun
juga
harus
Konseling tergolong sangat baik
menerapkan
dengan hasil persentase rata-rata
positifnya untuk menjalankan
sebesar 88,39%.
profesi guru Bimbingan dan
Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa saran antara lain sebagai berikut:
persepsi
Konseling dengan baik
ISSN 2088-9623 E- ISSN 2442-7802
91 Serli Novita Sari & Nurul Atieka
DAFTAR PUSTAKA Chaplin. 2008. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Harnoto dan Sudarmajdi. 2012. Psikologi Konseling Edisi Revisi. Jakarta: Prenada Media Group. Nirwana, Herman. 1998. “Persepsi Klien Tentang Konseling, Keterampilan Komunikasi Konselor dalam Konseling dan Hubungan Keduanya dengan Pengungkapan Diri Klien”. Tesis tidak diterbitkan. Malang: IKIP Malang. Nurhadi, M.A. 2005. Sertifikasi Kompetensi Pendidik, Makalah. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Repubik Indonesia No 81. A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum2013 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor. Peraturan Pemerintah Nomor Tahun 2008 tentang Guru
74
Rakhmat, J. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya
Ridwan. 2005. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta Sasanti.2008. Teori Psikologi. (http:// panji.bogspot.com). Diakses tanggal 22/11/2011
Sukmadinata, N.S. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya