PERBEDAAN LAMA PERSALINAN ANTARA PRIMIPARA DENGAN MULTIPARA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
PUTRI LAROSA G0005158
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009
PRAKATA Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena limpahan rahmat, hidayah serta ridhoNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbedaan Lama Persalinan antara Primipara dengan Multipara di RSUD Dr. Moewardi Surakarta”. Dengan selesainya penulisan ini, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. A.A. Subijanto, dr., MS., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah mengizinkan pelaksanaan penelitian ini dalam rangka penyusunan skripsi. 2. Sri Wahjono, dr., M.Kes., selaku ketua tim skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, dan seluruh staf skripsi. 3. Tri Budi Wiryanto, dr., SpOG (K)., sebagai pembimbing utama yang memberikan banyak waktu, pengarahan, bimbingan dan saran. 4. Bagus Wicaksono, Drs., Msi., sebagai pembimbing pendamping yang telah membimbing penulisan selama penulisan skripsi. 5. Sutrisno, dr., SpOG (K)., sebagai penguji utama. 6. Hari Wujoso, dr., M.M., SpF., sebagai anggota penguji. 7. Kepala Bagian Rekam Medis RSUD Dr.Moewardi Surakarta beserta staf. 8. Papa, Mama, dan Mbak Noni yang telah memberikan dukungan, semangat dan semua yang tidak dapat disebutkan. 9. Agung Setiono untuk dukungannya, partner terbaik Iaia, Bobon, Inem, Iyem, Dhinar, Icha, teman-teman Angkatan ’05, anak-anak Kost KM3, PMPA Vagus, kelompok PBL C5, dan sahabat lain yang belum disebut, terimakasih telah membantu pengambilan, penulisan,dan pengolahan data serta penyiapan kelengkapan yang lain. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu-persatu yang telah membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun demikian semoga skripsi ini tetap dapat memberikan manfaatnya.
Surakarta, 18 Desember 2008
Putri Larosa
PERNYATAAN Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
yang pernah Tinggi, dan yang pernah diacu dalam
Surakarta, 18 Desember 2008
Nama Putri Larosa NIM G0005158
ABSTRAK Putri Larosa. G0005158. 2008. Perbedaan Lama Persalinan antara Primipara dengan Multipara di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Persalinan diawali dengan saat dimana pasien mengalami his persalinan yang menuju ke arah kelahiran bayi dan berakhir dengan kelahiran plasenta. Lama persalinan dibagi menjadi 4 kala persalinan, yaitu kala I, kala II, kala III, dan kala IV. Persalinan lama biasa terjadi terutama pada wanita yang baru menjalani persalinan anak pertama (primipara). Sedangkan pada multipara, pada umumnya akan menjalani persalinan yang lebih cepat.. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui adakah perbedaan lama persalinan antara primipara dengan multipara. Dalam hal ini, maka faktor yang mempengaruhi lama persalinan dapat diketahui sehingga dapat menambah kewaspadaan dan sekaligus menanganinya dengan baik, sehingga persalinan dapat berjalan dengan baik dan sesuai yang diharapkan. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan metode Cross Sectional. Penelitian dilakukan di bagian Kebidanan dan Kandungan RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Jumlah sampel sebanyak 30, yaitu 15 untuk ibu yang melahirkan pertama kali (primipara) dan 15 untuk ibu yang sudah melahirkan beberapa kali (multipara). Pengambilan sampel dilakukan secara purposive random sampling. Instrumen penelitian menggunakan rekam medis. Analisa data menggunakan metode uji t dua sample. Dari penelitian ini diperoleh lama persalinan dari kelompok primipara rata-rata 9,8181 jam dan kelompok multipara rata-rata 7,7300 jam. Setelah dilakukan uji statistik diperoleh hasil terdapat perbedaan bermakna antara dua kelompok di atas dimana t hitung 3,728 dan t tabel 1,701 dengan derajat kebebasan 28 dan tingkat signifikasi 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan lama persalinan yang bermakna antara primipara dengan multipara di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Kata kunci : Lama persalinan-primipara-multipara
DAFTAR ISI
Halaman PRAKATA...............................................................................................................
v
DAFTAR ISI............................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL................................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................
ix
BAB I
PENDAHULUAN..................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................
1
B. Perumusan Masalah..........................................................................
3
C. Tujuan Penelitian..............................................................................
3
D. Manfaat Penelitian............................................................................
3
LANDASAN TEORI.............................................................................
4
A. Tinjauan Pustaka...............................................................................
4
1. Persalinan....................................................................................
4
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan...........................
9
BAB II
3. Lama Persalinan.......................................................................... 13 B. Kerangka Pemikiran......................................................................... 17 C. Hipotesis........................................................................................... 17 BAB III
METODE PENELITIAN....................................................................... 18
A. Jenis Penelitian................................................................................. 18 B. Lokasi Penelitian.............................................................................. 18 C. Subjek Penelitian.............................................................................. 18 D. Teknik Sampling............................................................................... 19 E. Identifikasi Variabel Penelitian........................................................ 20 F. Definisi Operasional Variabel.......................................................... 20 G. Alat Penelitian.................................................................................. 21 H. Rancangan Penelitian........................................................................ 21 I. Teknik Analisis Data........................................................................ 22 BAB IV
HASIL PENELITIAN............................................................................ 23 A. Data Hasil Penelitian........................................................................ 23 B. Analisis Data..................................................................................... 26
BAB V
PEMBAHASAN.................................................................................... 29
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN.................................................................... 31 A. Simpulan............................................................................................ 31 B. Saran.................................................................................................. 31
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Lama persalinan pada primipara dan multipara………………………….. 23 Tabel 2. Lama persalinan berdasarkan kala persalinan……………………….…… 24 Tabel 3. Hasil uji analisis lama persalinan antara primipara dengan multipara…… 26 Tabel 4. Hasil uji analisis berdasarkan kala persalinan……………………………. 27 Tabel 5. Rata-rata lama persalinan……………………………………………….... 28
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Izin Penelitian Lampiran 2. Distribusi Lama Persalinan Lampiran 3. Hasil Analisis Statistik Lampiran 4. Tabel Nilai t.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Angka kematian perinatal merupakan indikator paling penting untuk melihat status kesehatan suatu negara bahkan untuk mengukur tingkat kemajuan suatu bangsa. Angka kematian perinatal di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu 40 per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) dengan perhitungan tidak langsung sebesar 60 per 1000 (Susenas, 1995), turun menjadi 49 per 1000 (Susenas, 1998), dan meningkat lagi menjadi 51 per 1000 (Susenas, 2001). Studi Mortalitas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001 menunjukkan penyebab utama kematian perinatal adalah asfiksia 34%, premature dan Berat Badan Lahir Rendah 33%, kelainan bawaan 4% dan kesehatan ibu yang mempengaruhi janin sebesar 3%. Kematian perinatal merupakan masalah kesehatan yang penting pada saat ini. Di negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia, masa-masa perinatal merupakan masa yang paling kritis bagi kelangsungan hidup seorang anak. Hal ini tampak pada tingginya angka kesakitan dan kematian pada masamasa tersebut (Sulchan, 1998). Kematian perinatal adalah kematian yang terjadi pada bayi dengan lahir mati atau hidup kemudian meninggal dalam tujuh hari
setelah persalinannya (Rochajati, 2002). Pada tingkat tertentu, kematian perinatal berhubungan dengan umur dan paritas ibu. Kematian perinatal paling tinggi terjadi pada persalinan pertama ibu sangat muda dan kelahiran anak ke enam atau lebih. Dimana paritas 1 berisiko karena ibu belum siap secara medis (organ reproduksi) maupun secara mental. Paritas di atas 4, ibu secara fisik sudah mengalami kemunduran untuk menjalani kehamilan yang tidak mudah (Sulistiyowati dkk, 2001). Kehamilan yang perlu diwaspadai, diantaranya: 1) Umur ibu kurang dari 20 tahun; 2) Umur ibu lebih dari 35 tahun; 3) Jumlah anak 4 orang atau lebih; 4) Jarak dengan anak sebelumnya kurang dari 2 tahun (Badan Koordinasi Keluarga Berencana, 2005). Pada persalinan lama, sering terjadi dehidrasi, tidak jarang timbul infeksi dan risiko perdarahan postpartum meningkat (Llewellyn-Jones, 2002). Persalinan lama biasa terjadi terutama pada wanita yang baru menjalani persalinan anak pertama. Para ibu baru yang menjalani persalinan pertamanya dengan sulit dan lama mengatakan bahwa pengalaman tersebut akan mempengaruhi mereka untuk selamanya. Secara keseluruhan, 60% wanita yang menjalani persalinan sulit mengatakan bahwa pengalaman tersebut akan meninggalkan kesan pada mereka sepanjang hidupnya, demikian tertulis dalam penelitian yang dipublikasikan oleh Journal of Clinical Nursing. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan, yaitu untuk membahas perbedaan lama persalinan antara primipara dengan multipara. Dalam
hal ini, maka faktor yang mempengaruhi lama persalinan dapat diketahui sehingga dapat menambah kewaspadaan dan sekaligus menanganinya dengan baik, sehingga persalinan dapat berjalan dengan baik dan sesuai yang diharapkan, baik oleh ibu maupun penolongnya. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah pada penelitian ini yaitu: Adakah perbedaan lama persalinan antara primipara dengan multipara di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.?
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan lama persalinan antara primipara dengan multipara di RSUD Dr Moewardi Surakarta.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis: Meninjau lebih jauh dan memberi bukti-bukti empirik tentang perbedaan lama persalinan antara primipara dengan multipara. 2. Manfaat praktis:
a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan kepada pembaca dan masyarakat luas tentang perbedaan lama persalinan antara primipara dengan multipara b. Sebagai sumber pemikiran dan acuan untuk penelitian selanjutnya.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Persalinan a. Definisi Partus atau persalinan adalah proses mendorong janin dan plasenta keluar dari uterus oleh his miometrium yang terkoordinasi (LlewellynJones, 2002). Berikut diuraikan beberapa istilah yang berhubungan dengan persalinan. Persalinan yang terjadi secara normal atau biasa disebut
eutocia . Yang dianggap persalinan biasa atau eutocia ialah bila kelahiran itu dengan: 1) Isi kandungan hanya satu anak, satu plasenta, dan air ketuban tidak lebih dari 1,5 liter. 2) Umur anak dalam kandungan tidak kurang dari 37 minggu dan tidak lebih dari 42 minggu. 3) Letak anak dalam kandungan normal, yaitu letak kepala di bawah. 4) Anak lahir dengan tenaga ibu sendiri, yaitu dari his dan tenaga mengejan. 5) Jalan kelahiran yang dilalui anak ialah jalan kelahiran biasa yaitu: uterus, rongga panggul, dan dasar panggul. 6) Waktu persalinan tidak lebih dari 24 jam. 7) Kelainan-kelainan tidak terdapat pada ibu maupun anak (Ibrahim, 1996). Partus patologis atau partus abnormal ialah bila bayi dilahirkan per vaginam dengan cunam, ekstraktor vakum, versi dan ekstraksi, dekapitasi, embriotomi dan sebagainya (Wiknjosastro, 1999). Partus imatur adalah persalinan saat kehamilan 20-28 minggu dengan berat janin antara 500-1000 g. Persalinan prematur adalah persalinan saat
kehamilan 28-36 minggu dengan berat janin antara 1000-2500 g (Mansjoer dkk, 2001). Gravida adalah seorang wanita yang sedang hamil. Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kali. Para adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup (viable). Primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama kali (Mochtar, 1992). Multipara atau pleuripara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang viable untuk beberapa kali (Wiknjosastro, 1999). Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup atau mati (Mochtar, 1992).
b. Mekanisme Persalinan Persalinan diawali dengan his persalinan, seperti ditunjukkan oleh perubahan servikal progresif, dan berakhir dengan kelahiran plasenta (Midwifery, 2004). Dalam minggu-minggu sebelum persalinan mulai, his persalinan yang tidak menyakitkan, yang semakin tinggi frekuensinya, terjadi pada stadium prodromal persalinan yang dapat berlangsung selama 4 minggu. Selama masa tersebut, segmen bawah mengembang untuk menerima kepala janin yang masuk ke pintu atas panggul. Pengembangan segmen
bawah ini mengurangi tekanan terhadap abdomen bagian atas tetapi meningkatkan tekanan pada panggul (Llewellyn-Jones, 2002). Permulaan persalinan sulit ditentukan waktunya dengan tepat, dan mungkin didahului beberapa tanda : (1) nyeri persalinan semu menjadi teratur, atau his persalinan yang menyakitkan mengingatkan pasien bahwa persalinan telah mulai. Persalinan semu ialah suatu keadaan dimana terjadi kontraksi uterus yang terasa nyeri namun kemajuan dilatasi serviks tidak terjadi; (2) keluar lendir bercampur sedikit darah. Lendir berasal dari lendir kanalis servikalis karena serviks mulai membuka/ mendatar. Sedangkan darah berasal dari pembuluh-pembuluh kapiler yang berada di sekitar kanalis servikalis yang pecah karena pergeseran ketika serviks membuka.
Peralihan menuju ke persalinan berlangsung secara
bertahap. Seorang ibu dikatakan dalam persalinan (in partu) apabila dilatasi serviks paling kurang 2 cm dan telah timbul his persalinan, yaitu kontraksi yang teratur, makin sering, makin lama, dan makin kuat serta mengeluarkan lendir bercampur darah (bloody show) (Llewellyn-Jones, 2002; Mansjoer dkk, 2001). Persalinan aktif dibagi menjadi empat kala yang berbeda, yaitu: Kala satu, kala dua, kala tiga, dan kala empat. Berikut diuraikan masing-masing dari kala persalinan tersebut.
Persalinan Kala I Kala ini disebut stadium pendataran dan dilatasi serviks, mulai ketika telah tercapai his persalinan dengan frekuensi, intensitas, dan durasi yang cukup untuk menghasilkan pendataran dan dilatasi serviks yang progresif. Pada kala ini, tenaga yang efektif adalah his persalinan, yang selanjutnya akan menghasilkan tekanan hidrostatik ke seluruh selaput ketuban terhadap seviks dan segmen bawah rahim. Bila selaput ketuban sudah pecah, bagian terbawah janin terpaksa langsung mendesak serviks dan segmen bawah rahim. Sebagai akibat kegiatan daya dorong ini, terjadi dua perubahan mendasar, yaitu pendataran dan dilatasi, pada serviks yang sudah melunak. Kala satu selesai ketika serviks sudah membuka lengkap (sekitar
10
cm)
sehinggga
memungkinkan
kepala
janin
lewat
(Cunningham dkk, 2006). Kala satu dapat dibagi atas fase laten (tenang) dan fase aktif 1) Fase laten : dimana pembukaan serviks berlangsung lambat; sampai pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7-8 jam. 2) Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase: a) Periode akselerasi : berlangsung selama 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
b) Periode dilatasi maksimal (steady): selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm. c) Periode deselerasi: berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan jadi 10 cm atau lengkap (Mochtar, 1995).
Persalinan Kala II Kala ini disebut juga dengan stadium ekspulsi janin atau kala pengeluaran, mulai ketika dilatasi serviks sudah lengkap, dan berakhir ketika janin sudah lahir. Pada kala ini, janin didorong keluar dengan kekuatan his dan kekuatan mengedan. Pada primigravida, penurunan bagian terbawah janin terjadi secara khas agak lambat tetapi mantap. Namun, pada multigravida, khususnya yang paritasnya tinggi, penurunan berlangsung cepat (Cunningham dkk, 2006; Wiknjosastro, 1999).
Persalinan Kala III Stadium pemisahan dan ekspulsi plasenta, mulai segera setelah janin lahir, dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban janin (Cunningham dkk, 2006). Biasanya plasenta lepas dalam waktu 6 sampai
15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan fundus uteri. Persalinan Kala IV Kala IV mulai dari lahirnya plasenta dan lamanya 1 jam. Dalam kala ini diamati apakah terjadi perdarahan postpartum.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan Ada tujuh faktor yang mempengaruhi jalannya persalinan normal, yaitu: keadaan fisik umum dan emosi pasien, besarnya janin, presentasi janin, kualitas dan jenis his persalinan, keadaan serviks, anatomi dan volume uterus , dan arsitektur tulang panggul. Masing-masing faktor akan mempengaruhi persalinan, baik individual maupun dalam hubungan yang saling berkaitan. a. Keadaan fisik umum dan emosi pasien Idealnya pasien memasuki persalinan dalam keadaan fisik yang baik dan emosi yang sehat, serta dengan sikap positif dalam menghadapi pengalaman tersebut. Keadaan fisik ini dapat dinilai dari status gizi pasien. Pasien yang cemas akan meningkatkan kadar serotonin yang dapat mempengaruhi kualitas serta efisiensi dari his persalinan. b. Besarnya janin
Janin yang besar mungkin dapat dilahirkan dengan mudah melalui panggul yang lebih luas, sedangkan janin kecil mungkin dapat dilahirkan dengan mudah melalui panggul yang lebih kecil. Ada beberapa faktor yang turut mempengaruhi perkiraan berat janin, faktor yang pertama yaitu besar dan beratnya ibu. Ibu yang gemuk cenderung memiliki janin yang besar juga. Faktor yang kedua adalah paritas. Secara umum bayi-bayi cenderung menjadi lebih besar dengan meningkatnya paritas. Faktor ketiga adalah keadaan ibu. Ibu diabetik yang keadaannya tidak terkendali dengan baik cenderung mendapat bayi yang lebih besar. Ibu-ibu yang menderita hipertensi kronik atau penyakit ginjal dapat mempunyai bayi yang lebih kecil. Batasan berat normal bayi yang umum untuk bayi aterm sebaiknya 2500-4000 g. c. Presentasi janin Presentasi janin yang tersering adalah presentasi belakang kepala. Pada posisi tersebut, kepala janin fleksi dan wajah janin menghadap punggung ibu. Hal ini memungkinkan diameter anterior-posterior yang terpendek dari kepala janin bergerak melalui panggul dan mengakibatkan kemajuan dalam penurunan kepala secara efisien. d. Kualitas dan jenis kontraksi uterus
Kualitas his paling lemah pada persalinan kala I dini, tetapi kemudian meningkat
bersamaan
dengan
majunya
persalinan,
serta
terjadi
pembukaan dan penurunan. Kekuatan his persalinan berhubungan langsung dengan keadaan umum pasien. Pasien yang mengalami dehidrasi atau kelelahan tidak dapat diharapkan memiliki his yang efisien dan pada kasus-kasus demikian mungkin diperlukan istirahat dan dilakukan sebelum mencoba memperbaiki kualitas his.
e. Keadaan serviks Pada awal persalinan, serviks mungkin masih tebal dan belum menipis.
Dengan
bertambah
majunya
persalinan
dan
semakin
meningkatnya aktivitas otot uterus, serviks menjadi lunak dan mendatar serta segmen bawah rahim menjadi tebentuk. Bila serviks seluruhnya berada di segmen bawah rahim dan ketebalannya sudah tidak ada lagi, maka dapat dikatakan bahwa serviks telah 100% atau sempurna menipis. Seringkali pada primigravida akan mengalami penipisan serviks dalam 3 minggu terakhir kehamilannya dan suatu penipisan serviks yang sempurna akan terjadi pada saat memasuki persalinan. Sedangkan pada multipara sering terjadi perlunakan serviks tanpa didahului dengan penipisan dari serviks. Pasien-pasien multipara akan memasuki persalinan dengan
serviks yang lunak dimana penipisan serviks belum terjadi dengan baik, namun pembukaan dan penipisan yang cepat akan terjadi dalam waktu yang bersamaan. f. Anatomi dan volume uterus Faktor keenam dalam persalinan menyangkut kelainan dalam peregangan uterus dan kelainan yang berkaitan dengan efisiensi his. Uterus yang mengalami peregangan yang berlebihan akan mempengaruhi perjalanan persalinan dan mungkin sebagai salah satu faktor yang menyebabkan persalinan prematur (Stenchever-Sorensen, 1995).
g. Arsitektur tulang panggul Menurut pembagian Caldwell dan Moloy (Wiknjosastro, 1999), dalam obstetri dikenal 4 jenis panggul sebagai berikut. 1) Jenis ginekoid
: panggul paling baik untuk wanita, bentuk pintu atas panggul hampir bulat, panjang diameter anteroposterior kira-kira sama dengan diameter tranversa. Terdapat pada 45% wanita.
2) Jenis android
: bentuk pintu atas hampir segitiga, panjang diameter anteroposterior hampir sama dengan diameter tranversa. Ditemukan pada 15% wanita.
3) Jenis antropoid
: bentuk pintu atas panggul agak lonjong, panjang diameter antero-posterior lebih besar daripada diameter transversa. Jenis ini ditemukan pada 35% wanita.
4) Jenis platipelloid : ukuran melintang jauh lebih besar daripada ukuran muka belakang. Jenis ini ditemukan pada 5% wanita.
Dilatasi Serviks Uteri Serviks uteri merupakan bagian uterus yang terdapat mulai dari persambungan fibromuskular di atas sampai ostium uteri eksternum di sebelah inferior. Serviks terdiri atas 90 persen kolagen dan 10 persen serabut otot tipis yang terdapat di antara berkas-berkas kolagen. Pada kehamilan lanjut, serviks menjadi lebih lunak karena perubahan-perubahan kimiawi di dalam serabut kolagen, dan menjadi lebih pendek karena tergabung ke dalam segmen bawah rahim. Bagian ini juga mengalami beberapa derajat dilatasi. Perubahanperubahan ini secara kolektif disebut ’pematangan’ serviks. Perubahan ini dapat terjadi secara mendadak atau bertahap kapan pun setelah kehamilan minggu ke-34, tetapi biasanya terjadi dekat aterm terutama pada primigravida. Pada kehamilan minggu ke-34, dilatasi serviks 2 cm atau lebih pada 20 persen
primigravida dan pada 40 persen multigravida; dan proporsi ini meningkat sampai aterm. Seringkali pada primigravida akan mengalami penipisan serviks dalam 3 minggu terakhir kehamilannya dan suatu penipisan serviks yang sempurna akan terjadi pada saat memasuki persalinan. Sedangkan pada multipara sering terjadi perlunakan serviks tanpa didahului dengan penipisan dari serviks. Pasien-pasien multipara akan memasuki persalinan dengan serviks yang lunak dimana penipisan serviks belum terjadi dengan baik, namun pembukaan dan penipisan yang cepat akan terjadi dalam waktu yang bersamaan.
3. Lama Persalinan Karena pada banyak kasus sukar ditetapkan secara tepat kapan persalinan dimulai, maka tidak ada batasan yang disepakati tentang permulaan persalinan. Menurut Mochtar (1998) dan Midwifery (2004), yang membatasi persalinan yaitu diawali dengan saat dimana pasien mengalami his persalinan yang menuju ke arah kelahiran bayi dan berakhir dengan kelahiran plasenta. Persalinan yang berlangsung lama dapat menimbulkan komplikasikomplikasi baik terhadap ibu maupun terhadap anak, dan akan meningkatkan angka kematian ibu dan anak (Mochtar, 1995). Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primi; dan lebih dari 18 jam pada
multi. Sedangkan menurut Harjono (Mochtar, 1995), partus lama atau partus kasep merupakan fase terakhir dari suatu partus yang macet dan berlangsung terlalu lama sehingga timbul gejala-gejala: dehidrasi, infeksi, kelelahan ibu, asfiksi dan kematian janin dalam kandungan. Sebab-sebab terjadinya partus lama ini adalah multikomplek, dan tentu saja bergantung pada pengawasan selagi hamil, pertolongan persalinan yang baik dan penatalaksanaannya. Faktor-faktor penyebab partus lama antara lain: a. Kelainan letak janin. b. Kelainan-kelainan panggul. c. Kelainan his. d. Pimpinan persalinan yang salah. e. Janin besar atau kelainan kongenital. f. Primitua. g. Perut pendulum, grandemulti. h. Ketuban pecah dini. i. His persalinan yang tidak efisien, termasuk serviks yang kaku. j. Disproporsi fetopelvik. k. Analgesi dan anesthesi yang berlebihan dalam fase laten.
Faktor-faktor tersebut dapat berperan sendiri-sendiri atau secara bersamaan.
Fase Laten yang Memanjang Fase laten yang melampaui waktu 20 jam pada primigravida atau waktu 14 jam pada multipara merupakan keadaan abnormal. Sebab-sebab fase laten yang panjang mencakup (1) serviks belum matang pada awal persalinan, memperpanjang fase laten, dan kebanyakan serviks akan membuka secara normal begitu terjadi pendataran; (2) posisi janin abnormal; (3) disproporsi cephalopelvik; (4) pemberian sedatif yang berlebihan.
Fase Aktif yang Memanjang pada Primigravida Pada primigravida, fase aktif yang lebih panjang dari 12 jam merupakan keadaan abnormal. Yang lebih penting daripada fase ini adalah kecepatan dilatasi serviks. Laju yang kurang dari 1,2 cm per jam membuktikan adanya abnormalitas. Pemanjangan fase aktif menyertai: (1) malposisi janin; (2) disproporsi cephalopelvik; (3) penggunaan sedatif dan analgesik berlebihan; (4) ketuban pecah sebelum dimulainya persalinan.
Fase Aktif yang Memanjang pada Multipara
Fase aktif pada multipara yang berlangsung lebih dari 6 jam (rata-rata 2,5 jam) dan laju dilatasi serviks yang kurang dari 1,5 cm per jam merupakan keadaan abnormal. Kelahiran normal yang terjadi di waktu lampau tidak berarti bahwa kelahiran berikutnya pasti normal kembali. Berikut ini ciri-ciri partus lama pada multipara: a. Insidennya kurang dari 1 persen. b. Mortalitas perinatalnya lebih tinggi dibandingkan pada primigravida dengan partus lama. c. Jumlah bayi besar bermakna. d. Malpresentasi menimbulkan permasalahan. e. Prolapsus funiculi merupakan komplikasi. f. Perdarahan postpartum berbahaya. g. Ruptura uteri terjadi pada grandemultipara. h. Sebagian besar kelahirannya berlangsung spontan pervaginam. i. Ekstraksi forceps-tengah lebih sering dilakukan. j. Angka sectio caesaria tinggi, sekitar 25% .
B. Kerangka Pemikiran
primipara
kelainan letak janin kelainan-kelainan panggul kelainan his pimpinan persalinan yang salah janin besar atau kelainan congenital primitua perut pendulum, grandemulti ketuban pecah dini disproporsi fetopelvik analgesi dan anasthesi berlebihan Keterangan : -----------
multipara
Perubahan pada serviks
Lama persalinan
: Tidak dimasukkan dalam penelitian. : Dimasukkan dalam penelitian.
C. Hipotesis Ada perbedaan lama persalinan antara primipara dengan multipara di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan metode Cross Sectional dimana pengukuran variable-variabelnya dilakukan hanya satu kali.
B. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di bagian Kebidanan dan Kandungan RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
C. Subjek Penelitian Subyek penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi Surakarta pada bulan Juni-November 2008. 1. Primipara. 2. Multipara. Dengan kriteria inklusi:
1. Umur kehamilan 37 sampai 42 minggu. 2. Kehamilan normal. 3. Kehamilan tunggal. 4. Umur ibu 20-35 tahun. 5. Presentasi belakang kepala 6. Pasien-pasien yang masuk dalam persalinan. Kriteria eksklusi: 1. Ibu dengan Diabetes Mellitus, penyakit jantung, maupun penyakit lain yang berpengaruh pada kehamilan dan persalinan. 2. Ketuban pecah dini. 3. Preeklamsi, eklamsi. 4. Perdarahan antepartum. 5. Intra Uterine Fetal Death (IUFD). 6. Terdapat tanda-tanda infeksi. 7. Hidramnion. 8. Taksiran berat janin lebih dari 4000 gram. 9. Disproporsi Kepala Panggul (DKP) berat. 10. Pernah menjalani sectio caesaria. 11. Menggunakan obat-obatan yang berefek sedatif. 12. Ibu dengan anemia.
13. Pasien-pasien yang masuk dalam persalinan.
D. Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan adalah dengan pendekatan campuran yaitu purposive random sampling. Ditentukan jumlah sampel sebanyak 30, yaitu 15 untuk ibu yang melahirkan pertama kali dan 15 untuk ibu yang melahirkan beberapa kali, kemudian dipilih secara acak. Pengambilan data diambil dengan random sampling masing-masing sebanyak 15 sampel. E. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel bebas
: primipara dan multipara.
2. Variabel terikat
: lama persalinan.
F. Definisi Operasional Variabel 1. Primipara dan multipara Primipara
: Adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang viable untuk pertama kali.
Multipara
: Adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang viable untuk beberapa kali.
Cara mengukur
: Dengan melihat catatan medik mengenai paritas ibu.
Alat ukur
: Rekam medis.
Skala pengukuran
: Nominal.
2. Lama Persalinan Lama persalinan dimulai dengan saat dimana pasien mengalami his yang menuju ke arah kelahiran bayi dan berakhir dengan kelahiran plasenta. Cara mengukur
:
Dengan
melakukan
pengamatan
mulai
pembukaan 1 hingga lahirnya plasenta. Alat ukur
: Jam
Skala pengukuran
: Interval
G. Alat Penelitian Alat yang dipakai: Catatan medik
: digunakan untuk menilai paritas.
Jam
: digunakan untuk mengukur lama persalinan.
H. Rancangan Penelitian
Wanita hamil in partu
dari
Primipara
Multipara
1. 2. 3. 4. 5.
Umur kehamilan 37 sampai 42 minggu. Kehamilan normal. Kehamilan tunggal. Umur ibu 20-35 tahun. Presentasi belakang kepala.
Mulai pembukaan 0 hingga kala III
Mulai pembukaan 0 hingga kala III
Lama persalinan
Lama persalinan
I. Teknik Analisis Data Untuk mengetahui adakah perbedaan yang nyata antara lama persalinan pada primipara dan lama persalinan pada multipara di RSUD Dr. Moewardi Surakarta, digunakan metode uji t. Cara menghitung signifikansi perbedaan uji t digunakan rumus
t
x1 x 2 1 1 s n1 n2
dimana nilai s diperoleh dari rumus
s
n 1s n 1s n n 1
2 1
2
2
2
1
2
2
Ditentukan = 0,05 Keputusan: Jika t hitung > t table maka menolak H0 H0: Tidak ada perbedaan lama persalinan yang bermakna antara primipara dengan multipara. H1: Ada perbedaan lama persalinan yang bermakna antara primipara dengan multipara.
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Data Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian mengenai lama persalinan yang dilakukan pada bulan Juni–November 2008, didapatkan hasil sebagai berikut. Tabel 1. Lama persalinan pada primipara dan multipara (dalam jam) Primipara
Multipara
No.
No. RM
Lama persalinan
No. RM
Lama persalinan
1
914300
8 30/60
902808
7 30/60
2..
909208
11 40/60
907934
9 20/60
3.
906022
10 30/60
907032
8 15/60
4.
906022
12 40/60
905418
9 30/60
5.
906519
9
878054
7 44/60
6.
910155
12 40/60
901450
4 10/60
7.
907164
9 40/60
913538
6 45/60
8.
911362
10 30/60
902146
8 45/60
9.
904379
8 10/60
798211
9 10/60
10.
906880
7 5/60
850464
6 15/60
11.
884692
7 20/60
906662
7 10/60
12.
914466
8 5/60
908484
6 45/60
13.
908076
9 25/60
909214
8 30/60
14.
913410
12
908945
6 15/60
15.
912306
9 30/60
6 55/60
901844
Untuk membuktikan adanya perbedaan lama persalinan yang bermakna antara primipara dengan multipara, maka dilakukan uji t. Ditentukan = 0,05 Keputusan: Jika t hitung > t table maka menolak H0 H0: Tidak ada perbedaan lama persalinan yang bermakna antara primipara dengan multipara. H1: Ada perbedaan lama persalinan yang bermakna antara primipara dengan multipara. Tabel 2. Lama persalinan pada primipara dan multipara berdasarkan kala persalinan (dalam jam) No.
Paritas
Lama Persalinan Kala I
Kala II
Kala III
1.
Primipara
8
20
/60
10
/60
2.
Primipara
11 10/60
20
/60
10
/60
3.
Primipara
10
20
/60
10
/60
4.
Primipara
12
30
/60
10
/60
5.
Primipara
8 30/60
15
/60
15
/60
6.
Primipara
12 15/60
15
/60
10
/60
7.
Primipara
9 10/60
20
/60
10
/60
8.
Primipara
10
15
/60
15
/60
9.
Primipara
8
20
/60
10
/60
10.
Primipara
6 40/60
15
/60
10
/60
11.
Primipara
7
10
/60
10
/60
12.
Primipara
7 55/60
5
/60
5
13.
Primipara
9
15
/60
10
/60
14.
Primipara
11 30/60
20
/60
10
/60
15.
Primipara
9
20
/60
10
/60
16.
Multipara
6 45/60
30
/60
15
/60
17.
Multipara
9
15
/60
5
/60
18.
Multipara
8
10
/60
5
/60
19.
Multipara
9
20
/60
10
/60
20.
Multipara
7 20/60
14
/60
10
/60
21.
Multipara
4
5
/60
5
22.
Multipara
6 25/60
10
/60
10
/60
23.
Multipara
8
30
/60
15
/60
24.
Multipara
9 16/60
5
/60
5
25.
Multipara
6
5
/60
10
/60
26.
Multipara
6 45/60
15
/60
10
/60
27.
Multipara
6 30/60
10
/60
5
/60
/60
/60
/60
28.
Multipara
8
20
/60
10
29.
Multipara
6
10
/60
5
30
Multipara
6
40
/60
15
/60
/60 /60
( Sumber : Data primer, 2008) Untuk membuktikan adanya perbedaan lama persalinan yang bermakna antara primipara dengan multipara berdasarkan kala persalinan maka dilakukan uji t. Ditentukan = 0,05 Keputusan: Jika t hitung > t table maka menolak H0 H0: Tidak ada perbedaan lama persalinan yang bermakna antara primipara dengan multipara. H1: Ada perbedaan lama persalinan yang bermakna antara primipara dengan multipara.
B. Analisis Data Setelah dilakukan analisa data dengan menggunakan uji t, maka didapatkan hasil sebagai berikut. Tabel 3. Hasil uji analisis lama persalinan antara primipara dengan multipara Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F lama persalinan Equal variances 1.265 assumed Equal variances not assumed
Sig. .270
t-test for Equality of Means
t 3.728
95% Confidence Interval of the Difference Mean Std. Error Sig. (2-tailed)DifferenceDifference Lower Upper
df 28
.001 2.25133
.60382 1.01446 3.48821
3.728 26.471
.001 2.25133
.60382 1.01123 3.49144
Dari tabel berdasarkan derajat kebebasan 28 dengan tingkat signifikasi 0,05 didapatkan t tabel 1,701. Dari tabel 3, didapatkan t hitung 3,728, maka t hitung lebih besar daripada t tabel, sehingga H0 ditolak dan hipotesis kerja (H1) diterima.
Tabel 4. Hasil uji analisis lama persalinan antara primipara dengan multipara berdasarkan kala persalinan Independent Samples Test
Levene’s Test for Equality of Variances
Lama persalin an kala I
Lama persalin an kala II
Lama persalin an kala III
Equal variances assumed Equal variances not assumed Equal variances assumed Equal variances not assumed Equal variances assumed Equal variances not
F
Sig.
.856
.363
5.363
9.249
.028
.005
t-test for Equality of Means
T
Df
Sig. (2tailed)
Mean Difference
Std. Error Differe nce
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
3.767
28
.001
2.21067
.58679
1.0086 8
3.41265
3.767
26.859
.001
2.21067
.58679
1.0063 7
3.41496
.649
28
.521
.03267
.05030
-.07038
.13571
.649
20.708
.523
.03267
.05030
-.07204
.13737
1.245
28
.223
.02467
.01981
-.01590
.06524
1.245
22.391
.226
.02467
.01981
-.01637
.06570
assumed
Dari tabel berdasarkan derajat kebebasan 28 dengan tingkat signifikasi 0,05 didapatkan t tabel 1,701. Dari tabel 4, pada kala I didapatkan t hitung 3,767, maka t hitung lebih besar daripada t tabel, sehingga H0 ditolak dan hipotesis kerja (H1) diterima,. Pada kala II didapatkan t hitung 0,649, maka t hitung lebih kecil daripada t tabel, sehingga H0 diterima dan hipotesis kerja (H1) ditolak,. Pada kala III didapatkan t hitung 1,245, maka t hitung lebih kecil daripada t tabel, sehingga H0 diterima dan hipotesis kerja (H1) ditolak.
Table 5. Rata-rata lama persalinan (dalam jam) Kala persalinan
Paritas primipara
multipara
Kala I
9,3453
7,1347
Kala II
0,2980
0,2653
Kala III
0,1747
0,1500
Total lama persalinan
9,8181
7,7300
Dari data pada tabel 5, didapatkan rata-rata lama persalinan terlama berdasarkan kala persalinan terdapat pada kelompok primipara, yaitu 9,3453 jam pada kala I. Sedangkan total rata-rata lama persalinan terlama terdapat pada kelompok primipara, yaitu 9,8181 jam.
BAB V PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat perbedaan lama persalinan antara primipara dengan multipara. Data hasil penelitian diproses menggunakan uji t, dengan derajat kebebasan 28 dan tingkat signifikasi 0,05 didapatkan t tabel 1,701. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 30, yaitu 15 untuk ibu yang melahirkan pertama kali dan 15 untuk ibu yang sudah melahirkan beberapa kali. Dari tabel 1, dilakukan uji t kemudian didapatkan t hitung 3,728, maka t hitung
lebih besar daripada t tabel, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti secara statistik terdapat perbedaan lama persalinan yang bermakna antara primipara dengan multipara. Hasil penelitian tersebut mendukung teori bahwa lama persalinan pada primipara lebih lama dibandingkan dengan lama persalinan pada multipara. Pada tabel 2, dilakukan penyusunan lama persalinan berdasarkan kala persalinan, kemudian dilakukan penghitungan menggunakan uji t, sehingga didapatkan hasil sebagai berikut. 1. Pada kala I, statistik menyatakan nilai t hitung > t tabel, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti secara statistik terdapat perbedaan lama persalinan yang bermakna antara primipara dengan multipara pada kala I. 2. Pada kala II, statistik menyatakan nilai t hitung < t tabel, sehingga H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti secara statistik tidak terdapat perbedaan lama persalinan yang bermakna antara primipara dengan multipara pada kala II. 3. Pada kala III, statistik menyatakan nilai t hitung < t tabel, sehingga H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti secara statistik tidak terdapat perbedaan lama persalinan yang bermakna antara primipara dengan multipara pada kala III. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa perbedaan lama persalinan antara primipara dengan multipara terdapat pada kala I persalinan. Hal itu dikarenakan adanya perbedaan pada dilatasi serviks antara primipara dengan multipara. Dimana pada primigravida akan mengalami penipisan serviks dalam 3 minggu terakhir
kehamilannya dan suatu penipisan serviks yang sempurna akan terjadi pada saat memasuki persalinan. Sedangkan pada multipara sering terjadi perlunakan serviks tanpa didahului dengan penipisan dari serviks, pasien multipara akan memasuki persalinan dengan serviks yang lunak dimana penipisan serviks belum terjadi dengan baik, namun pembukaan dan penipisan yang cepat akan terjadi dalam waktu yang bersamaan. Dari tabel 5, didapatkan rata-rata lama persalinan terlama berdasarkan kala persalinan terdapat pada kelompok primipara, yaitu 9,3453 jam pada kala I. Sedangkan total rata-rata lama persalinan terlama terdapat pada kelompok primipara, yaitu 9,8181 jam. Dari hasil penelitian ini, maka hipotesis kerja (H1) yang berbunyi ada perbedaan lama persalinan yang bermakna antara primipara dengan multipara diterima dan hipotesis 0 (H0) yang berbunyi tidak ada perbedaan lama persalinan yang bermakna antara primipara dengan multipara ditolak.
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penghitungan dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan lama persalinan yang bermakna antara primipara dengan multipara dimana lama persalinan kala I pada primipara lebih lama dibandingkan lama persalinan pada multipara. Pada primipara, rata-rata lama persalinan kala I 9,3453, kala II 0,2980, kala III 0,1747 sedangkan pada multipara, rata-rata lama persalinan kala I 7,1347, kala II 0,2653, kala III 0,1500. Hasil statistik ini mendukung teori yang menyatakan bahwa pada primipara akan mengalami lama persalinan yang lebih lama dibandingkan dengan multipara.
B. Saran Dengan mengetahui hasil penelitian di atas maka disarankan bagi tenaga kesehatan untuk melakukan perawatan ante natal care sebaik-baiknya untuk mencegah komplikasi yang timbul pada ibu dan janin dalam masa persalinan. Upaya untuk mencegah partus lama berupa: 1. Menggunakan partograf untuk memantau kondisi ibu dan janinnya serta kemajuan proses persalinan. 2. Mengharapkan dukungan suami dan kerabat ibu yang dapat memberikan dukungan emosional pada ibu selama persalinan.
Untuk penelitian ini sendiri diharapkan dapat dilakukan penelitian serupa dengan ukuran sampel yang lebih besar dengan meminimalkan faktor-faktor luar sehingga akan didapatkan hasil yang lebih signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. 2005. Merencanakan Kehamilan yang Aman dan Sehat. http: //www.bkkbn.go.id. (8 Maret 2008). Bryant R.D., Overland A.E. 1966. Obstetric Management and Nursing. 7th ed. Philadelphia: F.A. Davis Company, pp: 175-194 Cunningham F.G., dkk. 2005. Obstetri Williams Jilid 1. Edisi 21. Jakarta: Kedokteran EGC, pp: 272-360 Ibrahim C.S. 1996. Perawatan Kebidanan Jilid II. Jakarta: Bhratara Karya Aksara, pp: 2-8 Kalbe Medical Portal. 2005. Persalinan yang Sulit Meninggalkan Kekhawatiran pada Wanita. http: //www.kalbe.co.id/templates/ipopeng.htm. (5 Maret 2008). Llewellyn-Jones D. 2002. Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi. Edisi 6. Jakarta: Hipokrates, pp: 65-82 Mansjoer A, dkk (eds). 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius, pp: 291-315 Mochtar R. 1992. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Jakarta: Kedokteran EGC, pp: 100-102 Mochtar R. 1995. Sinopsis Obstetri Jilid II. Jakarta: Kedokteran EGC, pp: 209-21 Mochtar R. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta: Kedokteran EGC, pp: 75-99 Midwifery V. 2004. Ilmu Kebidanan. Edisi 3. Bandung: Sekeloa Publisher, pp: 333347
Oxorn H. 1996. Ilmu Kebidanan: Patologi dan Fisiologi Persalinan. Jakarta: Yayasan Essentia Medica. Rabe T. 2002. Buku Saku Ilmu Kebidanan. Jakarta: Hipokrates, pp: 123-131 Riwidikdo H. 2007. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press, pp: 49-70 Rochajati P. 2002. Penilaian High Risk Pregnancy di RS Dr. Soetomo. Surabaya: Kongres Obstetri Ginekologi Indonesia ketiga. Steer P., Flint C. 1999. ABC of labour care: physiology and management of normal labour. BMJ. 318: 793-796. Stenchever M.A., Sorensen T. 1995. Penatalaksanaan dalam Persalinan. Jakarta: Hipokrates. Sulchan M. 1998. Sebab-sebab Kematian Perinatal. Yogyakarta: Bagian Obstetri Ginekologi Fakultas Kedokteran UGM. Sulistiyowati N, Ronoatmodjo S, Tarigan L.H. 2003. Kematian perinatal hubungannya dengan faktor praktek kesehatan ibu selama kehamilan di kota Bekasi tahun 2001. Ekologi Kesehatan. Vol 2 no.1: 192-199. Taufiqurohman M. A. 2004. Pengantar Metodologi Penelitian untuk Ilmu Kesehatan. Klaten: CSGF, pp: 13-76 Wiknjosastro H, Saifuddin A.B., Rachimhadhi T., editor. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, pp: 171-191