PERBEDAAN LAMA PELEPASAN TALI PUSAT ANTARA PERAWATAN KASA TOPIKAL ASI DAN KASA STERIL DI WILAYAH KERJA BPM ISTIQOMAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 Novi Jayanti*), Masruroh**), Puji Pranowowati***) *) Alumnus Program Studi D-IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Staf Pengajar Program Studi D-IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ***) Staf Pengajar Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
ABSTRAK Perawatan tali pusat yang baik merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya infeksi neonatal. Metode perawatan yang digunakan sangat bervariasi seperti kasa steril, kasa alkohol 70%, povidon iodine (betadine) 10%, dan perawatan secara tradisional menggunakan madu, minyak ghee (India), Air Susu Ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan lama pelepasan tali pusat antara perawatan Kasa Topikal ASI dan Kasa Steril di Wilayah Kerja BPM Istiqomah Kabupaten Banjarnegara. Penelitian ini menggunakan quasi eksperimen dengan rancangan two group comparrison post test. Kedua kelompok yang dimaksud yaitu perawatan tali pusat menggunakan kasa topical ASI dan kasa steril. Populasi penelitian seluruh bayi baru lahir di wilayah kerja BPM Istiqomah Kabupaten Banjarnegara. Besar sampel sebanyak 10 sampel dirawat dengan menggunakan kasa topical ASI dan 10 sampel dirawat dengan menggunakan metode kasa steril. Analisis data menggunakan uji t independent. Hasil penelitian diperoleh: 1) Rata-rata pelepasan tali pusat dengan kasa topical ASI adalah 102,20 jam, waktu tercepat 75 jam dan waktu terlama 125 jam. 2) Rata-rata pelepasan tali pusat dengan kasa steril adalah 124,80 jam, waktu tercepat 95 jam dan waktu terlama 175 jam. 3) Ada perbedaan lama pelepasan tali pusat antara perawatan kasa topical ASI dibandingkan dengan kasa steril (p = 0,027). Kesimpulan yaitu lama pelepasan tali pusat dengan kasa topical ASI lebih cepat dibandingkan dengan kasa steril. Ibu bayi baru lahir disarankan agar menerapkan perawatan tali pusat dengan menggunakan metode kasa topical ASI yang dapat membantu proses pelepasan tali pusat. Kata Kunci: Topikal ASI, Kasa Steril, Tali Pusat
ABSTRACT Good cord care is an effort to prevent neonatal infection. There are various method of treatment used such as sterile gauze, alcohol gauze 70%, povidone iodine (Betadine) 10%, and traditional treatments using honey, ghee oil (India), ad breast milk. This study aims to find the difference in released times of cord between breast milk topical treatment and sterile gauze in the working area of BPM Istiqomah Banjarnegara. This was a quasi-experimental study with two group comparison post test design. The two groups were the treatment using breast milk topical gauze and sterile gauze. The population in this study was newborns in the working area of BPM Istiqomah Banjarnegara. The samples were 10 respondents who treated by breast milk topical gauze and 10 respond wets who treated by sterile gauze. The data analysis used the independent t-test. The results of this study obtained that: 1) the average released cord with breast milk topical gauze is 102.20 hours, the fastest time is 75 hours and the longest time is 125 hours. 2) The average released cord with sterile gauze is 124.80 hours, the fastest time is 95 hours and the longest time is 175 hours. 3) There is a difference in released time between the breast milk topical gauze treatment and sterile gauze with p value of 0.027. Then the mothers of newborns are advised to take care of the umbilical cord care by using breast milk topical gauze which can help the process of releasing the cord. Keywords: Breast milk topical, Sterile gauze, Cord
PENDAHULUAN Angka kematian bayi merupakan indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat, baik pada tatanan provinsi maupun nasional. Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012, angka kematian bayi sekitar 32 per 1000 kelahiran hidup, dan angka kematian neonatus sebesar 19 per 1000 kelahiran hidup. Mayoritas angka kematian neonatus tersebut terjadi pada minggu pertama kehidupannya. Setiap 1 jam terdapat 10 kematian bayi di Indonesia. Penyebab kematian bayi terbanyak adalah prematuritas dan infeksi. Sedangkan penyebab kematian neonatus 728 hari adalah sepsis (20,5%), kelainan kongenital (19%), pneumonia (17%), respiratory distress syndrome/ RDS (14%), dan prematuritas (14%). (SDKI 2012). Perawatan pada bayi baru lahir yang sering diajarkan oleh petugas kesehatan pada ibu sebelum pulang salah satunya adalah perawatan tali pusat. Pada mingguminggu pertama yang harus dilakukan adalah membersihkan tali pusat dari
2
pangkal sampai ujungnya. Perawatan pada bayi baru lahir memerlukan kehati-hatian, perhatian dan kecermatan. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kesakitan atau keadaan yang lebih buruk akibat intervensi keperawatan (Huliana, 2003). Perawatan tali pusat yang tidak baik mengakibatkan tali pusat menjadi lama lepas. Resiko bila tali pusat lama lepas adalah terjadinya infeksi tali pusat dan tetanus neonatorum. Adapun tandatandanya antara lain suhu tubuh bayi panas, bayi tidak mau minum, tali pusat bengkak, merah dan berbau. Sehingga perawatan tali pusat perlu diperhatikan (Saifuddin, 2008). Perawatan tali pusat yang baik merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya infeksi neonatal. Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan menimbulkan dampak positif yaitu tali pusat akan pupus pada hari ke-5 dan hari ke-7 tanpa ada komplikasi, sedangkan dampak negatif dari perawatan tali pusat yang tidak benar adalah bayi akan mengalami penyakit tetanus neonaturum
Perbedaan Lama Pelepasan Tali Pusat antara Perawatan Kasa Topikal ASI dan Kasa Steril di Wilayah Kerja BPM Istiqomah Kabupaten Banjarnegara
dan dapat mengakibatkan kematian. (Syafrudin, 2009) Fenomena perawatan tali pusat pada bayi masih beragam dalam penggunaan bahan. Metode perawatan yang digunakan sangat bervariasi mulai dari perawatan secara modern menggunakan bahan antiseptik seperti kasa steril, alkohol 70%, povidon iodine (betadine) 10%, dan perawatan secara tradisional menggunakan madu, minyak ghee (India), Air Susu Ibu (Sodikin, 2009). Perawatan tali pusat pusat dengan menggunakan metoda topikal ASI dapat mempercepat waktu lepas tali pusat dan mencegah infeksi pada periode neonatal. ASI merupakan sumber nutrisi terbaik dan terlengkap untuk neonates. Dalam ASI mengandung imunologi IgA, agen anti infeksi yang dapat memberikan kekebalan pasif kepada bayi spesifik dan non (Farahani, 2008). Cepat lambatnya pelepasan dan cara perawatan tali pusat menjadi resiko terjadinya infeksi, sehingga dapat terkena penyakit tetanus neonatorum. ASI sebagai zat anti infeksi dan anti inflamasi merupakan metode terbaru yang sangat baik untuk mempercepat pelepasan tali pusat. Sampai saat ini masih jarang dilakukan perawatan tali pusat dengan menggunakan topikal ASI dan sebagian besar menggunakan teknik perawatan tali pusat menggunakan kasa steril. Rumusan Masalah Apakah terdapat perbedaan lama pelepasan tali pusat antara perawatan kasa topikal ASI dan kasa steril di BPM Istiqomah Kabupaten Banjarnegara? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini antara lain: 1) Mengetahui lama pelepasan tali pusat dengan perawatan kasa topikal ASI di BPM Istiqomah Banjarnegara; 2) Mengetahui lama pelepasan tali pusat dengan perawatan kasa steril di BPM Istiqomah Banjarnegara; 3) Menganalisis perbedaan lama pelepasan tali pusat antara
perawatan kasa topikal ASI dan kasa steril di BPM Istiqomah Banjarnegara. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapakan dapat menjadi pertimbangan bagi tempat layanan kesehatan dalam mengembangkan standar pelayanan bayi baru lahir untuk bidan. Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada umumnya, dengan menambah pengetahuan bidan tentang manfaat Topikal ASI terutama asuhan kebidanan dengan perawatan tali pusat. METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah two group comparrison post test. Waktu & Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari dari bulan April sampai dengan Mei 2015 di wilayah kerja BPM Istiqomah Kabupaten Banjarnegara. Populasi & Sampel Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua bayi baru lahir di BPM Istiqomah Kabupaten Banjarnegara pada bulan April sampai dengan Mei 2015. Sampel Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tekhnik quota sampling. Jumlah kota yang diinginkan sebanyak 20 responden. Teknik Pengumpulan Data Data Primer Diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau pengambil data, langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari, sehingga alat pengumpul data
Perbedaan Lama Pelepasan Tali Pusat antara Perawatan Kasa Topikal ASI dan Kasa Steril di Wilayah Kerja BPM Istiqomah Kabupaten Banjarnegara
3
yang akan digunakan adalah lembar observasi kepada ibu yang memiliki bayi baru lahir dengan menggunakan metode kasa topikal ASI dan kasa steril dengan lama pelepasan tali pusatnya. Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari data register persalinan dan bayi baru lahir di BPM Istiqomah Kabupaten Banjarnegara. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi pada metode kasa topikal ASI dan metode kasa steril.
Analisis Data Analisis Univariat Pada analisis univariat, data yang diperoleh dari hasil pengumpulan dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Analisis univariat dalam penelitian ini adalah kasa topikal ASI dan kassa steril. Analisis Bivariat Analisis bivariat merupakan analisis untuk mengetahui interaksi dua variabel, baik berupa komparatif, asosiatif maupun korelatif. Penelitian ini menggunakan analisis data uji T independen.
HASIL PENELITIAN Analisis Univariat Lama Pelepasan Tali Pusat Perawatan Kasa Topikal ASI
Dengan
Tabel 1 Analisis Deskriptif Berdasarkan Lama Pelepasan Tali Pusat dengan Perawatan Kasa Topikal ASI di BPM Istiqomah Banjarnegara 2015 Mean Std Deviasi Min Max Variabel Perlakuan N (jam) (jam) (jam) (jam) Lama Pelapasan Kasa Topikal ASI 10 102,20 17,466 75 125
Lama Pelepasan Tali Pusat Dengan Perawatan Kasa Steril Tabel 2 Analisis Deskriptif Berdasarkan Lama Pelepasan Tali Pusat dengan Perawatan Kasa Steril di BPM Istiqomah Banjarnegara, 2015 Mean Std Deviasi Min Max Variabel Perlakuan N (jam) (jam) (jam) (jam) Lama Pelepasan Kasa Steril 10 124,80 24,068 91 175
Analisis Bivariat Perbedaan Lama Pelepasan Tali Pusat antara Perawatan Kasa Topikal ASI dan Kasa Steril Tabel 3 Perbedaan Lama Pelepasan Tali Pusat antara Perawatan Kasa Topikal ASI dan Kasa Steril di BPM Istiqomah Banjarnegara, 2015 Variabel Perawatan N Mean SD t p-value Lama Pelepasan Kasa Topikal 10 102,20 17,466 -2,403 0,027 Kasa Steril 10 124,80 24,068
4
Perbedaan Lama Pelepasan Tali Pusat antara Perawatan Kasa Topikal ASI dan Kasa Steril di Wilayah Kerja BPM Istiqomah Kabupaten Banjarnegara
Berdasarkan uji t, didapatkan nilai t hitung sebesar -2,403 dengan p-value 0,027. Oleh karena p-value (0,027) < (0,05), maka disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan lama pelepasan tali pusat antara perawatan kasa topikal ASI dan kasa steril di wilayah kerja BPM Istiqomah Kabupaten Banjarnegara. Perbedaan ini terlihat dimana rata-rata pelepasan tali pusat bayi yang diberikan perawatan kasa topikal selama102,20 jam, lebih cepat dibandingkan yang diberikan perawatan kasa steril selama 124,80 jam. PEMBAHASAN Analisis Univariat Lama Pelepasan Tali Pusat dengan Perawatan Kasa Topikal ASI Pada perawatan kasa topical ASI terdapat beberapa responden yang lama pelepasannya di atas rata-rata, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kelembaban tali pusat seperti kepatuhan ibu dalam melakukan perawatan tali pusat pada saat tali pusat basah atau kotor, frekuensi perawatan tali pusat yang dilakukan dalam sehari, serta penggunaan diaper pada malam hari dimana diaper tersebut lembab sehingga dapat menghambat pengeringan tali pusat. Perawatan menggunakan metode kasa topical ASI masih merupakan metode yang baru. Pada metode ini menggunakan ASI atau kolostrum pada ibu dengan cara mengoleskannya pada pangkal tali pusat menggunakan cotton bud dengan menjaga kebersihan dan tetap kering dimana di dalam ASI terkandung SigA (secretory IgA) yang merupakan zat antibodi yang hanya terdapat di dalam ASI yang berfungsi untuk melindungi permukaan organ tubuh yang terpapar dengan mencegah penempelan bakteri dan virus (Laksawati, 2009). Lama Pelepasan Tali Pusat dengan Perawatan Kasa Steril Perawatan tali pusat dengan metode kasa steril merupakan perawatan tali pusat
dengan dibersihkan dimana bagian yang dibersihkan adalah pangkal tali pusat, bukan atasnya dengan cara sedikit di angkat (bukan menarik) tali pusatnya dan dirawat serta dibalut dengan kasa steril, tali pusat dijaga agar tetap bersih dan kering agar tidak terjadi infeksi sampai tali pusat lepas ( Depkes RI, 2009). Menurut Paisal (2008) tali pusat tidak boleh ditutup rapat dengan apapun, karena akan membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat puputnya tali pusat, juga menimbulkan resiko infeksi. Kalaupun terpaksa ditutup, tutup atau ikat dengan longgar pada bagian atas tali pusat dengan kain kasa steril. Pastikan bagian pangkal tali pusat dapat terkena udara. Bila akan menggunakan popok sekali pakai, pilihlah yang memangkhusus bayi baru lahir (yang ada lekukan di bagian depan). Dan jangan mengenakan celana atau jum-suit. Sampai tali pusatnya puput, kenakan saja popok dan baju atasan. Analisis Bivariat Perbedaan Lama Pelepasan Tali Pusat antara Perawatan Kasa Topikal ASI dan Kasa Steril Setelah bayi lahir tali pusat dipotong, secara mendadak tali pusat tidak yang mendapat alian darah akan menjadi kering. Pengeringan dan pelepasan tali pusat dipermudah karena terpapar udara. Hilangnya air dari jelly warthon menyebabkan mumifikasi tali pusat segera setelah bayi lahir. Dalam 24 jam warna putih tali pusat menghilang dan berubah menjadi kuning kecoklatan dan mengering atau kehitaman kering dan kaku (Wijaya, 2006). Pemisahan yang terjadi antara pusat dan tali pusat dapat disebabkan oleh keringnya tali pusat atau diakibatkan oleh terjadinya inflamasi karena terjadi infeksi bakteri. Pada proses pemisahan secara normal jaringan yang tertinggal sangat sedikit, sedangkan pemisahan yang dilakukan oleh infeksi masih menyisakan jaringan dalam jumlah banyak yang
Perbedaan Lama Pelepasan Tali Pusat antara Perawatan Kasa Topikal ASI dan Kasa Steril di Wilayah Kerja BPM Istiqomah Kabupaten Banjarnegara
5
disertai dengan timbulnya abdomen pada kulit (Paisal, 2008). Pada dasarnya merawat tali pusat adalah tindakan sederhana. Walaupun sederrhana, harus memperhatikan prinsip – prinsip seperti selalu mencuci tangan dan menggunakan sabun, menjaga agar daerah sekitar tali pusat tetap kering serta tali pusat tidak lembab, dan tidak membubuhkan apapun pada sekitar daerah tali pusat. Karena bila hal-hal tersebut tidak diperhatikan dapat mengakibatkan infeksi, dan bila terjadi infeksi masalahnya tidak menjadi sederhana lagi (Sodikin, 2009). Perawatan tali pusat menggunakan kasa steril cukup efektif namun tidak secepat perawatan tali pusat kasa topical asi, karena perawatan menggunakan kasa steril saja tidak mengandung zat-zat tertentu sehingga tidak ada yang membantu untuk mempercepat proses pelepasan tali pusat seperti halnya topical ASI. Keterbatasan Penelitian Peneliti hanya memantau perawatan tali pusat sebanyak 2 kali sehari yaitu pagi dan sore setiap hari sampai dengan tali pusat lepas, selebihnya jika tali pusat basah atau kotor maka ibu atau keluarga responden yang melakukan perawatan tali pusat. Peneliti dalam memberikan perawatan topical ASI tidak memiliki takaran berapa jumlah volume (cc) cairan ASI yang diberikan pada saat melakukan perawatan. KESIMPULAN Rata-rata pelepasan tali pusat dengan menggunakan metode kasa topical ASI adalah 102,20 jam atau 4,26 hari. Waktu tercepat adalah 75 jam atau 3,2 hari sedangkan waktu terlama adalah 125 jam atau 5,3 hari. Rata-rata pelepasan tali pusat dengan menggunakan metode kasa steril adalah 124,80 jam atau 5,2 hari. Waktu tercepat adalah 95 jam atau 4,0 hari sedangkan
6
waktu terlama adalah 175 jam atau 7,3 hari. Dari uji t didapatkan nilai p-value 0,027 < α (0,05) maka ada perbedaan lama pelepasan tali pusat antara perawatan tali pusat kasa topical ASI dan kasa steril. SARAN Petugas kesehatan di BPM Istiqomah lebih berperan aktif dalam sosialisasi metode terbaru perawatan tali pusat dengan topical ASI yang lebih efektif mencegah infeksi dan mempercepat pelepasan tali pusat kepada ibu melalui kunjungan kehamilan, dan ketika memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu dan keluarganya. Diharapkan bagi bidan, agar dapat menerapkan perawatan tali pusat yang lebih efektif, yaitu metode topical ASI. Selain itu, juga dapat diharapkan menerapkan cara pencegahan infeksi dan cara menjaga agar tali pusat tidak lembab. Bagi peneliti lain agar ini dapat dilanjutkan dengan penelitian serupa dengan menambah jumlah variabelnya serta memperhatikan semua factor-faktor yang mempengaruhi lama lepasnya tali pusat seperti sanitasi lingkungan neonatus. DAFTAR PUSTAKA [1] Afrina, E. 2011. Perawatan Tali Pusat Pada Bayi. Jakarta: Salemba Medika. [2] Arikunto. S. 2008. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta [3] Departemen Kesehatan RI. 2009. Manajeman laktasi. Jakarta: Depkes RI. [4] Dinas Kesehatan Jawa Tengah. 2009. Profil kesehatan propinsi jawa tengah tahun 2013. Terdapat pada: http//www.dinkesjateng.com. Diakses pada: 4 Oktober 2014. [5] Farahani,L. A., dkk. 2008. Effect of topical application of breast milk and dry cord care on bacterial colonization and umbilical cord separation time in
Perbedaan Lama Pelepasan Tali Pusat antara Perawatan Kasa Topikal ASI dan Kasa Steril di Wilayah Kerja BPM Istiqomah Kabupaten Banjarnegara
neonates. Chinese Clinical Medicine, 3(6), page 327-332. [6] Hassan, R. & Alatas A. (2007). Ilmu kesehatan anak (Jilid 1). Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI. [7] Huliana, M. (2003). Perawatan ibu pasca melahirkan. Jakarta: Puspa Swara. [8] Laksawati, N.K. 2009. Efektivitas pelepasan tali pusat dengan menggunakan perawatan ASI di BPS ny. Evy arianti di Desa Masaran Kecamatan Bawang Kabupaten Banyumas tahun 2009. Purwokerto: AKBID YLPP [9] Notoatmojo, S. 2010. Metodologi penelitian kesehatan (Jilid 1). Jakarta: Rineka Cipta. [10] Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: EGC. [11] Paisal. 2008. Faktor-faktor yang mempengaruhi lama pelepasan tali pusat: http//digilib.umus.ac.id diakses tanggal 20 Oktober 2014. [12] Pratiwi, M. 2010. Cara merawat bayi dan anak-anak. Bandung: Pionir Jaya.
[13] Saifuddin, A. 2002. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta: YBPSP. [14] Saryono. 2011. Metode penelitian Kebidanan Prosedur Kebijakan dan Etik. Jakarta: EGC [15] Sholeh, dkk. 2005. Buku saku perawatan tali pusat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. [16] Sinsin, I. 2008. Masa Kehamilan dan Persalinan. Jakarta: PT ELEX Media Komputindo. [17] Sodikin. 2009. Tekhnik perawatan tali pusat. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC. [18] Syafrudin. 2009. Perawatan tali pusat terbuka, perawatan tali pusat tertutup, perawatan tali pusat basah dengan lama waktu pelepasan. Jakarta: EGC. [19] Uma Sekaran, 2006, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 2, Jakarta: Salemba Empat. [20] Wawan, W. 2009. Infeksi Neonatorum. Jakarta: Rineka Cipta. [21] Wibowo, A. 2008. Perawatan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: Graha Medika
Perbedaan Lama Pelepasan Tali Pusat antara Perawatan Kasa Topikal ASI dan Kasa Steril di Wilayah Kerja BPM Istiqomah Kabupaten Banjarnegara
7