147
PERBEDAAN KUALITAS AIR SUMUR GALI DAN SUMUR BOR PERUMAHAN GRIYA CAHAYA 2 GUNUNG SARIAK KOTA PADANG Ildayat Doni Afrizal*, Martoyo Askari**, Totoh Andayono*** Email:
[email protected] ABSTRACT
The phenomena in field shows that the distance between pit and septictank is not qualified, generally septic-tank is simple constructed; leak of septictank’s water resulted in contamination of fresh water. Purposes of this research are to: (1) find out physical parameter of pit’s water, (2) find out microbiology parameter of pit’s water, and (3) find out chemical parameter of pit’s water. The type of this research is field and laboratorium research, which is located in Griya Cahaya 2 Gunung Sariak Residence district of Kuranji Padang. Populations in this research are 86 pits/wells and samples are 10 of pit’s water. Samples are collected by systematic sampling method by making grid system that modified based on initial-maps in this research. Data collection method is gathered from literature, observation, interview, and sampling. Physical, microbiology and chemical testing results are compared to Regulation of Health Ministry number 429/Menkes/Per/IV/2010. Results show that testing outcomes of pit-dig’s water quality compared to pit-drill’s water quality prove that pitdigs water quality is more contaminated that pit-drill’s water quality. Key words : Housing, wells, water quality * ** ***
Alumni Prodi Pend. Teknik Bangunan FT UNP 2013 Dosen Teknik Sipil FT UNP Dosen Teknik Sipil FT UNP
PENDAHULUAN
sumur gali, sedangkan blok C sampai G
Perumahan Griya Cahaya 2 Gunung
menggunakan sumur bor.
Sariak adalah salah satu perumahan yang
Rumah yang menggunakan sumur gali
dibangun di daerah Kuranji. Salah satu
airnya mempunyai kualitas kurang baik, hal
fasilitas yang paling penting pada bangunan
ini terlihat secara visual dari kondisi air
rumah adalah ketersediaan air bersih untuk
sumur yang berminyak di permukaan air
keperluan sehari-hari. Sumber air untuk
sumur. Apabila air didiamkan di dalam
keperluan
ember
Griya
sehari-hari
Cahaya
Perumahan
Gunung
dalam
waktu
lama
akan
Sariak
menimbulkan noda berwarna merah yang
menggunakan air sumur sebagai sumber air
biasa disebut oleh masyarakat dengan
untuk
Kawasan
istilah tinagan. Kebanyakan warga pada
perumahan ini memakai dua macam sumber
blok A dan B umumnya mengambil air dari
air yaitu sumur gali dan sumur bor.
atas bukit dengan menggunakan slang.
keperluan
2
pada
sehari-hari.
Perumahan blok A dan B menggunakan
Sedangkan air
sumur bor sebagian
Ildayat Doni Afrizal
148
besar bisa langsung digunakan untuk
air yang berasal dari lapisan tanah yang
keperluan sehari-hari, namun ada juga yang
relatif dekat dari permukaan tanah, oleh
kurang bersih. Rumah pada blok C dan D
karena itu dengan mudah terkontaminasi
air sumur bor kurang bagus terlihat secara
melalui rembesan. Umumnya rembesan
visual air sumur agak keruh. Informasi yang
berasal
diperoleh dari beberapa warga menyatakan
manusia kakus / jamban baik karena
bahwa kedalaman sumur bor berkisar antara
lantainya maupun saluran air limbahnya
10 – 20 meter.
yang tidak kedap air.
Dengan hal demikian mungkin air sumur perumahan tercemar,
dari
Sumur
tempat
bor
buangan
adalah
kotoran
suatu
cara
salah satu
pengambilan air tanah yang dengan cara
penyebab tercemar adalah dari air limbah
menancapkan pipa ke dalam tanah sampai
rumah tangga itu sendiri. Melihat kondisi di
kedalaman tertentu.
lapangan saluran air pembuangan limbah
bebas dari pengotoran mikrobiologi dan
rumah
dengan
secara langsung dapat digunakan sebagai
konstruksi yang benar. Jarak antara sumber
air minum. Air tanah ini dapat diambil
air bersih dan tangki septik dari data di
dengan pompa tangan maupun pompa
lapangan 8,6 m. Menurut Martoyo, (1995 :
mesin.
tangga
9) Jarak
tidak
dibuat
minimum antara sumur yang
dijadikan sebagai sumber air bersih dengan jamban (pit privy) adalah sejauh 12 meter tidak dapat dipenuhi oleh sebagian besar keluarga. Air kotor yang berada pada bak peresapan akan meresap bersama-sama air tanah
melalui
siklus
peredaran
air
(hydrological cycle).
Umumnya air ini
Kualitas Air Dua faktor yang mempengaruhi kualitas air yaitu faktor alamiah dan faktor akivitas manusia. Pengaruh kedua faktor tersebut dapat menyebabkan penurunan kualitas, hingga air tanah tidak layak dikonsumsi sesuai dengan peruntukannya. Porositas tanah dan permeabilitas tanah adalah kemampuan partikel-pertikel tanah
Air Sumur Sumur gali adalah suatu konstruksi
untuk dapat menerima air dan permeabilitas
sumur yang paling umum dan meluas
tanah adalah kemampuan air yang terdapat
digunakan untuk mengambil air tanah bagi
di antara partikel-pertikel tanah bergerak
masyarakat
dari satu celah partikel ke celah partikel
kecil
dan
rumah-rumah
perorangan sebagai sumber air bersih
lain.
Melalui
dengan kedalaman 7 – 10 meter dari
terinfiltrasi (meresap) ke dalam tanah
permukaan tanah. Sumur gali menyediakan
sampai
pada
siklus kedalaman
hidrologis tertentu
air dan
CIVED ISSN 2302-3341 Vol. I, Nomor 2, Juni 2013
149
membawa mineral-mineral maupun unsur-
kerucut sampai pada titik puncak sejauh 6
unsur kimia di dalam tanah.
meter
dari
titik
maksimum
luas
Sifat utama air adalah bergerak dari
penyebarannya. Demikian pula penyebaran
tempat tinggi ke tempat yang rendah.
bahan-bahan kimia (chemis), sejauh 25
Kecepatan aliran dalam tanah tergantung
meter dari sumbernya kelihatan menyebar
dari keadaan lapisan tanah, tofografi dan
mencapai kedalaman 9 meter, kemudian
ketinggian unsur-unsur kimia di dalam
dari titik maksimum penyebaran tersebut
tanah, namun penyebaran ini sifatnya
membentuk kerucut sampai sejauh 70 meter
sementara maupun permanen.
dari
Masih
banyak
penyebaran
maksimumnya.
yang
Keadaan tersebut didasarkan pada asumsi
menggunakan tangki septik dan kakus,
kecepatan pengaliran air tanah dari 1
bahkan di negara maju seperti Amerika. Di
sampai 3 meter per hari.”
Indonesia
perumahan
titik
sistem
penyaluran
dan
pengolahan limbah domestik masih langka, maka penggunaan tangki septik dan kakus masih dominan. Dengan demikian tangki septik
dan
kakus
merupakan
sumber
kontaminasi tanah dan air tanah yang utama di Indonesia. (Suprihanto, 2004 : 130) Menurut Rifki (2011 : 4-5), “Kondisi air limbah yang ada di dalam tangki septik merupakan
kumpulan
limbah
yang
mengandung karakteristik yang bersifat fisik, kimia, dan biologi. Pada kadar tertentu
karakteristik
tertentu
bisa
membahayakan manusia jika dikonsumsi.” Menurut Wagner E.G. dan J.N. Lanoik (1956)
dalam
Martoyo
(1995
11-13)
Kemampuan penyebaran bakteri di dalam tanah dapat mencapai jarak sejauh sebelas meter (5+6). Sejauh 5 meter dari sumbernya kelihatan
bakteri
menyebar
mencapai
kedalaman 2 meter, kemudian membentuk
Sumber : Exreta Disposal For Rural Areas and Small Communities (Wagner & Lonoix, 1956) dalam Martoyo (1995) Gambar : Penyebaran Mikro Oraganisme dan Bahan Kimia Dalam Tanah
Kondisi
air yang ada pada saat ini
sudah menurun jauh kualitasnya, hal ini tidak dapat kita hindarkan sebagai dampak dari
pembangunan,
yaitu
pencemaran
lingkungan. Sumber pencemaran tersebut selain berasal dari makhluk hidup, limbah rumah tangga, limbah industry, dan sampah yang sudah terurai. Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Kesehatan No. 416 Tahun 1990 Tentang ”Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas
Ildayat Doni Afrizal
150
Air“, air bersih adalah air yang digunakan untuk
keperluan
sehari-hari
yang
Populasi dalam penelitian ini adalah semua
sumur
yang
terdapat
pada
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan
Perumahan Griya Cahaya 2 Gunung Sariak
dapat diminum apabila telah di masak.
Kecamatan Kuranji Kota Padang. Di mana
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
jumlah sumur yang terdapat di perumahan
mengetahui kualitas air sumur warga yang
tersebut sama dengan jumlah rumah yang di
ditinjau dari parameter fisik (rasa, bau,
bangun yaitu 86 buah rumah.
warna, kekeruhan dan suhu), mikrobiologi (E-coli
Koliform),
dan
kimia
(pH,
Metode pengambilan sampel dalam penelitian
ini
dilakukan
dengan
cara
kesadahan, nitrit) dengan membandingkan
sistematik (systematic sampling), dengan
hasil uji labor dengan Permenkes R.I. No.
cara
492/MENKES/PER/IV/2010.
dimodifikasi berdasarkan peta dasar daerah
membuat
sistem
grid
yang
penelitian.
METODE PENELITIAN
Standar kualitas air minum bagi Negara
Jenis penelitian yang dilakukan adalah
Indonesia terdapat dalam Peraturan Menteri
penelitian
Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010
dengan
tentang persyaratan kualitas air minum. Di
percobaan dalam batas waktu tertentu
dalam PERMENKES tersebut terdapat
terhadap pencemaran E-coli dan Koliform
rincian parameter yang wajib dan parameter
yang terjadi di kawasan perumahan di Kota
tambahan yang harus dipenuhi untuk syarat
Padang.
kualitas air minum. Pengujian dilakukan di
penelitian
lapangan
dan
yang
dilakukan
laboratorium
Penelitian lapangan ini adalah untuk
UPTD
Balai
Laboratorium
mengetahui pencemaran air tanah yang
Provinsi
diakibatkan oleh jarak tangki septik yang
keterbatasan waktu dan biaya maka penulis
tidak
yang
hanya mengambil beberapa buah parameter
diperbolehkan, kasus yang diteliti pada
wajib yang diperiksa diantaranya sebagai
Perumahan Griya Cahaya 2 Gunung Sariak
berikut
sesuai
dengan
standar
Sumatera
Kesehatan
Barat.
Karena
:
di Kecamatan Kuranji Kota Padang. Tabel : Parameter Air Yang Akan Diuji No 1
Jenis Parameter Parameter Fisik a. Bau b. Rasa c. Kekeruhan
Satuan
NTU
Kadar maksimum yang diperbolehkan Tidak berbau Tidak berasa 5
CIVED ISSN 2302-3341 Vol. I, Nomor 2, Juni 2013
d. Warna e. Suhu Parameter Mikrobiologi a. Koliform b. E-Coli Parameter Kimia a. pH b. Kesadahan c. Nitrit
2 3
151
TCU 0 C
15 Suhu udara + 3
Jumlah 100 ml sampel Jumlah 100 ml sampel
0 0
mg / l mg / l
6,5 – 8,5 500 3
Fisik No 1 2 3 4 5
Parameter
Alat
Bau Rasa Suhu Kekeruhan Warna
Bahan
Thermometer Spectroquant Spectroquant
Sampel air Sampel air Sampel air Sampel air Sampel air
Bakteriologi No
Parameter
1
E- coli
2
Koliform
Alat -
Testube Tabung durham Pipet tetes Water bat Testube Tabung durham Pipet tetes Ingkubator
Bahan -
Sampel air Media LB Media BGLB
-
Sampel air Media LB Media BGLB
Kimia No
Parameter
1
Kesadahan
2
Nitrat
3
pH
Alat -
Spectroquant Buret putih Gelas ukur Labu elenmeyer Spectroquant Gelas ukur Labu elenmeyer
-
pH meter
Bahan -
Sampel air Larutan EDTA Indikator EBT Larutan Buffer Sampel air Natrium arsenit NaCl Asam sulfat Sampel air
Ildayat Doni Afrizal
152
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil yang didapat dari pengujian sampel air sumur adalah sebagai berikut: Tabel : Hasil Uji Air Sumur Gali No 1
2 3
Jenis Parameter Parameter Fisik a. Bau b. Rasa c. Kekeruhan d. Warna e. Suhu Parameter Mikrobiologi a. Koliform b. E-Coli Parameter Kimia a. pH b. Kesadahan c. Nitrit
I
Titik Sampel II
III
Tb Tbr <0,01 <0,5 27
Tb Tbr <0,01 <0,5 27,2
Tb Tbr 1,0 2,3 27
150 28
2400 1100
1100 1100
7,0 52,5 4,08
7,0 162,5 3,80
6,5 142,5 3,26
Tabel : Hasil Uji Air Sumur Bor No
Jenis Parameter
1
Parameter Fisik a. Bau b. Rasa c. Kekeruhan d. Warna e. Suhu Parameter Mikrobiologi a. Koliform b. E-Coli Parameter Kimia a. pH b. Kesadahan c. Nitrit
2
3
Ket :
Titik Sampel III IV V
I
II
Tb Tbr 112 127 26,8
Tb Tbr 114 228 26,8
Tb Tbr 12 53 27
Tb Tbr 3 <0,5 27
4 0
9 9
0 0
7,0 87,5 2,11
7,0 120 3,02
7,5 132,5 0,81
Tb : Tidak berbau Tbr : Tidak berasa : Melebihi baku mutu (tercemar) : Di bawah baku mutu (tidak tercemar)
VI
VII
Tb Tbr 4 4,2 27
Tb Tbr 4 <0,5 27
Tb Tbr 1 <0,5 27,2
0 0
43 4
0 0
4 4
7,5 132,5 4,95
7,0 147,5 2,50
7,0 112,5 2,01
7,0 72,5 2,12
CIVED ISSN 2302-3341 Vol. I, Nomor 2, Juni 2013
153
Hasil laboratorium menunjukkan dari
nilai rata-rata NPV 8,57. Untuk bakteri E-
parameter fisik untuk pengujian bau, rasa,
coli air sumur gali memiliki nilai rata-rata
warna, kekeruhan, dan suhu tidak melebihi
NPV 742,67 dan sumur bor nilai rata-rata
batas yang ditetapkan pada sampel air
NPV 2,43.
sumur gali. Sedangkan untuk sampel air
Perbedaan yang sangat besar terjadi
sumur bor pada pengujian warna dan
disebabkan faktor-faktor
yang ada di
kekeruhan tiga sampel air melebihi batas
lingkungan itu sendiri diantaranya jarak
yang ditetapkan dengan nilai warna 228
sumur gali dengan tangki septik hanya 8,6
TCU dari 15 TCU yang ditetapkan dan
meter dan kedalaman sumur 3 meter. Hal
kekeruhan 114 NTU dari 5 NTU yang
tersebut mengakibatkan rembesan air tangki
ditetapkan.
septik dapat masuk ke dalam air sumur gali
Hasil uji laboratorium dari parameter
yang berada di perumahan. Sedangkan pada
mikrobiologi terdapat bakteri koliform dan
sumur bor yang dalamnya lebih dari 10
E-coli. Untuk sumur gali 100 % sampel air
meter, air tangki septik tidak terlalu
mengandung bakteri koliform dan E-coli,
mempengaruhi terhadap pencemaran air
sedangkan untuk sumur bor 57% sampel air
sumur tersebut.
mengandung bakteri koliform dan 43% sampel air mengandung bakteri E-coli.
Dalam
penelitian
Eldawati
(2010)
tentang Kondisi Bakteriologi Air Sumur
Hasil uji laboratorium dari parameter
Masyarakat Di Beberapa Pemukiman Kota
kimia untuk pengujian pH, kesadahan, nitrit
Padang. Ditemukan sebagian besar air
ditemukan hasil untuk sampel air sumur
sumur gali perumahan tercemar oleh bakteri
gali 100% mengandung nitrit yang lebih
Koliform dan E-Coli. Adapun daerah yang
dari 3 mg/l, sedangkan untuk sampel air
diuji adalah perumahan komplek Kuranji,
sumur bor 28,5% nilai nitrit melebihi
komplek Jundul Tabing dan Perumnas
standar yang ditetapkan. Untuk pengujian
Pegambiran. Hasil penelitian menunjukkan
pH dan kesadahan masih berada pada
bahwa kawasan Perumnas Pegambiran
standar yang ditetapkan yaitu pH 6,5 – 8,5
memiliki kualitas air sumur gali yang
dan kesadahan 500 mg/l.
paling buruk. Hal ini disebabkan luas tanah
Terdapat perbedaan yang sangat jauh sekali
pada
pengujian
dari
segi
tiap rumah hanya 90 m2 dan jarak tangki septik kurang dari 10 meter.
mikrobiologi. Pengujian bakteri koliform
Selanjutnya penelitian Yusnidar Yusuf,
pada air sumur gali didapatkan nilai rata-
dkk (2011) tentang Analisa Kandungan Air
rata NPV 1216 sedangkan pada sumur bor
Sumur Warga RT 12, 17 dan 18 RW 09
154
Kelurahan Kelapa Dua Wetan Kecamatan Ciracas Jakarta Timur. Ditemukan 21 sampel (84%) air sumur bor tercemar oleh bakteri dan 8% tercemar dari pengujian kimia. Tingginya tingkat pencemara air dari segi bakteri dipengaruhi karena padatnya penduduk di RT tersebut sehingga letak air sumur berdekatan dengan tangki septik. Pembuangan
limbah
dan
tempat
pembaungan sampah yang jaraknya tidak sesuai
dengan
jarak
minimal
yang
disarankan yaitu di bawah 10 meter, sehingga
dapat
berpengaruh
negatif
terhadap air sumur tersebut. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan uji laboratorium
yang
telah
dilakukan,
ditemukan bahwa terdapat bakteri E-coli dan Koliform pada kedua jenis sumber air sumur
warga.
Pada
air
sumur
gali
didapatkan hasil bahwa 100% sampel air mengandung bakteri, sedangkan pada air sumur bor didapatkan hasil 57% sampel air mengandung
bakteri.
Air
sumur
gali
mengandung bakteri sangat besar dibanding air sumur bor. Hal ini disebabkan rembesan air tangki septik lebih cepat sampai ke sumur dangkal (sumur gali) dari pada sumur dalam (sumur bor). Sebaiknya penggunaan air dari sumur gali hanya untuk keperluan
sehari-hari,
untuk konsumsi.
tidak
digunakan
DAFTAR PUSTAKA Askari, Martoyo, (2003), Penyediaan Air Bersih, FT-UNP Askari, Martoyo, (1995), Sanitasi, FT-UNP
Teknologi
Eldawati, (2010), Kondisi Bakteriologis Air Sumur Masyarakat Di Beberapa Permukiman Di Kota Padang, FMIPAUnand Notodarmojo, Supriharto, (2004), Pencemaran Tanah Dan Air Tanah, Bandung : ITB Permenkes R.I. 492/MENKES/PER/IV/2010, Persyaratan Kualitas Air Minum
No.
Rahmatullah, Rifki, (2011), Pembuatan Eco-Soil Septic Tank, IPB. http://rifkirahmatullah.blogspot.com/20 11/12/eco-soil-septic-tank.html diakses Agustus 2012 Yusuf, Yusnidar, dkk (2011), Analisa Kandungan Air Sumur Warga RT 12, 17 dan 18 RW 09 Kelurahan Kelapa Dua Wetan Kecamatan Ciracas Jakarta Timur, Farmasi-UHAMKA. http://lemlit.uhamka.ac.id/files/makala h5yuss.pdf diakses 18 April 2013