Jurnal Sehat Mandiri Volume 11 Nomor 1 Tahun 2016
PERBEDAAN KEMAMPUAN MOTORIK PASIEN PASCA STROKE SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN SENAN STROKE DI RSSN BUKITINGGI
Yulastri, Syahrum, Sefrizon (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT The purpose of this study was to determine the effect of substitution on the organoleptic quality of bran and fiber content. This research was an experiment using a completely randomized design (CRD) Data were analyzed using ANOVA and continued with test of Duncan New Multiple Range Test (DNMRT) at 5% level. The results were obtained most of the panelists said that like the color, aroma, taste and texture of the cake pan and development of substitution of rice bran. Based on the test there is significant variance among treatments in terms of flavor, color, texture and aroma exception, and continued with DNMRT test at 5% level. The best treatment was obtained fiber content 1.5043%. Organoleptic test results showed that the best treatment with the addition of rice bran and 10%, are at the level of love. Fiber content increased after the substitution of rice bran. It was suggested in the manufacture of fireworks cake pan using bran substitution of 10%. Keywords: Flower pam, bran, appearance quality , Fiber ABSTRAK Stroke adalah penyakit tersering yang menyebabkan kecacatan. Senam stroke merupakan bentuk inovasi dan kreasi dari latihan fisik yang dapat menunjang perbaikan motorik pasien stroke yang mengalami kelumpuhan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kemampuan motorik pasien pasca stroke berdasarkan Indeks Barthel antara sebelum dan sesudah mengikuti senam stroke di Unit Fisioterapi RSSN Bukittinggi Tahun 2013. Penelitian ini bersifat pra-eksperimental dengan desain one group pretest-postest design yang dilakukan pada tanggal 9 juli-28 Juli 2013. Populasinya adalah semua pasien pasca stroke yang mengalami kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh di Unit Fisioterapi RSSN Bukittinggi tahun 2013 yang berjumlah sebanyak 15 orang. Pengolahan data dilakukan melalui sistem komputerisasi dengan program SPSS 15 dalam bentuk uji t-test independent. Hasil penelitian didapatkan, lebih dari sebagian (66,7%) responden sebelum perlakuan diperoleh indeks barthel dengan kategori ketergantungan sebagian, dan sebagian besar (73,3%) setelah perlakuan 3 minggu diperoleh indeks barthel dengan kategori mandiri. Hasil uji statistic didapatkan pebedaan yang signifikan sebelum dan sesudah perlakuan. Disarankan perlunya penambahan instruktur. Dan pengukuran yang berkesinambungan, agar dapat melihat perkembangan kemampuan motorik pasien setelah melakukan senam stroke. Key words: Stroke, Senam Stroke PENDAHULUAN Stroke
merupakan
orang dewasa, mengakibatkan sekitar penyebab
tersering timbulnya kecacatan pada
350.000 orang harus hidup dengan kecacatan, dan dapat
menyerang 39
Yulastri; Perbedaan Kemampuan Motorik Pasien Pasca Stroke,,,,,,,,,,hal 39- 46
semua
usia,
meskipun
termasuk
setengah
menyerang usia
anak-anak,
lebih
(Brunner and Suddarth, 2002). Dari
kasus
keseluruhan pasien yang selamat dari
diatas 75 tahun.
stroke 80% diantaranya mengalami
(Rudd, 2010:5)
penurunan parsial atau total gerakan
Riset Kesehatan Dasar 2007
dan kekuatan lengan dan/atau tungkai
yang dipublikasikan pada Desember
di
2008. Prevalensi stroke di Indonesia
pencegahan
8,3
Pada
mengalami cacat sendi dan kontraktur
kelompok umur 45-54 tahun, stroke
dalam tahun pertama setelah stroke.
menjadi penyebab kematian tertinggi di
(Feigin, 2006:100).
per
1.000
penduduk.
wilayah perkotaan. Prevalensi nasional Stroke
adalah
satu
sisi
yang
tubuh.
Tanpa
memadai
30%
Senam stroke merupakan bentuk
berdasarkan
kreasi dan inovasi dari beberapa jenis
diagnosis tenaga kesehatan dan gejala
metode latihan. Metode latihan tersebut
sebanyak
11
diberikan
kepada
prevalensi
Stroke
diatas
stroke
sehingga
nasional,
yaitu
Nanggroe
Darussalam,
0,8%
salah
provinsi
mempunyai prevalensi
Sumatera
Barat,
bawa ke otak. Selanjutnya, diproses
Barat,
gerakan
Kalimantan
Selatan,
Barat, Sulawesi
Papua Barat. (Riskesda, 2007) Sroke adalah penyakit motor atas
dan
mengakibatkan
menghasilkan
output
yang
berupa
terkoordinasi.
(Soeparman, 2004)
Utara,Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan
neuron
memberikan
rangsangan beberapa reseptor yang di
dan
Tenggara
pasca
Aceh
Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Nusa
penderita
Salah
satu
manfaat
senam
stroke adalah dapat membantu dalam pengembalian sehingga
kemampuan
kecacatan
anggota
kehilangan kontrol volunter terhadap
gerak
gerakan motorik. Gangguan kontrol
(Soeparman, 2004:17) Menurut Gordon
motor volunter pada salah satu sisi
( 2004) latihan olahraga dapat melatih
tubuh dapat menunjukkan kerusakan
otot
pada neuron motor atas pada sisi tubuh
kembali.
yang berlawanan dari otak. Disfungsi
diperoleh data bahwa dari 23 orang
motor paling umum adalah hemiplegia
penderita pasca stroke yang mengikuti
(paralisis pada salah satu sisi) karena
senam stroke secara teratur dalam
lesi pada sisi otak yang berlawanan.
waktu 1 bulan di unit Fisioterapi RSSN
Hemiparesis, atau kelemahan pada
Bukittinggi merasakan kondisi anggota
salah sisi tubuh, adalah tanda yang lain
geraknya mengalami kemajuan.
40
dapat
pada
motorik,
yang
kaku Hasil
diminimalkan.
menjadi studi
berfungsi
pendahuluan,
Jurnal Sehat Mandiri Volume 11 Nomor 1 Tahun 2016
METODE PENELITIAN Penelitian
stroke
ini
merupakan
yang
mengalami
pada salah satu sisi tubuh dan
rancangan pra-pascatest dalam satu
dilaksanakan
kelompok (one group pra-post test
28 Juli 2013. Analisa data secara
design), untuk melihat
univariat dan bivariat
kemampuan
motorik
pasien
perlakuan
sebelum
penelitian Pra-Eksperimental dengan
perbedaan
sesudah
kelemahan
dan
telah
pada tanggal 9 sampai
pasca
HASIL PENELITIAN KARAKTER RESPONDEN Umur Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Unit Fisioterapi RSSN Bukittinggi tahun 2013 Umur Frekuensi Persentase 40-64 tahun 6 40% ≥65 tahun 9 60% Jumlah 15 100% Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat sebagian besar (60%) responden berada pada usia dewasa tua (lansia) Kecacatan Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kecacatan di unit Fisioterapi RSSN Bukittinggi tahun 2013 No Hemiparese Frekuensi Persentase 1 Sinistra 7 46,7% 2 Dekstra 8 53,3% Jumlah 15 100% Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar (53,3%) responden mengalami hemiparese dekstra Jenis Kelamin Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Unit Fisioterapi RSSN Bukittinggi Tahun 2013 No Jenis kelamin Frekuensi Persentase 1 Laki-laki 9 60% 2 Perempuan 6 40% Jumlah 15 100%
41
Yulastri; Perbedaan Kemampuan Motorik Pasien Pasca Stroke,,,,,,,,,,hal 39- 46
Pada tabel 3 terlihat bahwa sebagian
senam stroke berjenis kelamin laki-laki
besar (60%) responden yang mengikuti Analisa Univariat Tabel 4. Distribusi Frekuensi Indeks Barthel Sebelum dan Sesudah Melakukan Senam Stroke di Unit Fisioterapi RSSN Bukittinggi Tahun 2013 Inisial Indeks Barthel Sebelum Indeks Bathel Sesudah Responden Senam Stroke Senam Stroke Mean 62.67 73.3 Standar Deviasi 12.52 13.05 Nilai Terendah 40 45 Nilai Tertin 95 95 ggi Tabel
di
atas
didapatkan
nilai
mandiri jika total indeks barthel ≥70,
kemampuan motorik dengan indeks
ketergantungan
barthel dalam bentuk numerik sebelum
indeks
melakukan
rata-rata
ketergantungan total jika total indeks
responden mengalami ketergantungan
barthel ≤50. Untuk lebih jelasnya dapat
sebagian. Responden dikategorikan
dilihat pada table berikut:
Tabel 5.
No
1 2 3
senam
stroke
sebagian
barthel
jika
50-70
total dan
Distribusi Frekuensi Tingkat Kemampuan Motorik Berdasarkan Indeks Barthel Sebelum Melakukan Senam Stroke di Unit Fisioterapi RSSN Bukittinggi Tahun 2013 Tingkat Kemampun Motorik Frekuensi Persentase (%) Berdasarkan Indeks Barthel Barthel Sebelum Melakukan Senam Stroke Ketergantungan Total 1 6.7% Ketergantungan Sebagian 10 66.7% Mandiri 4 26.7% Jumlah 15 100%
Tabel di atas memperlihatkan sebagian
berdasarkan indeks barthel sebelum
besar
melakukan senam stroke .
tingkat
42
(66.7%)
responden
ketergantungan
memiliki sebagian
Jurnal Sehat Mandiri Volume 11 Nomor 1 Tahun 2016
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Tingkat Kemampuan Motorik Berdasarkan Indeks Barthel Sesudah Melakukan Senam Stroke di Unit Fisioterapi RSSN Bukittinggi Tahun 2013 No Tingkat Kemampun Motorik Frekuensi Persentase (%) Berdasarkan Indeks Barthel Barthel Sesudah Melakukan Senam Stroke 1 Ketergantungan Total 1 6.7% 2 Ketergantungan Sebagian 3 20% 3 Mandiri 11 73.3% Jumlah 15 100% Pada
tabel
di
atas
dapat
dilihat
sebagian besar (73.3%) responden
sesudah
mengikuti senam
kemampuan
motorik
tingkat
pada
kategori
mandiri. ANALISA BIVARIAT Tabel 8. Distribusi Perbedaan Tingkat Kemampuan Motorik Responden Pasca Stroke Sebelum dan Sesudah Melakukan Senam Stroke di Uni Fisioterapi RSSN Bukittinggi Variable
Mean
SD
Selisih
P
Rerata
Value
N
Mean
Tingkat kemampuan motorik Sebelum
62.67
12.52
Sesudah
73.3
13.05
10.63
Berdasarkan tabel 8 didapatkan nilai
P
rata-rata
menunjukkan bahwa ada perbedaan
indeks
barthel
sebelum
value
=
15
0,000
melakukan senam stroke 62.67 dengan
yang
standar
kemampuan
deviasi
12.56,
sesudah
melakukan senam stroke diperoleh nilai
stroke
rata-rata 73.3 dengan standar deviasi
sesudah
13.05. Hasil uji statistik didapatkan nilai
stroke.
0.000
signifikan
<
=
antara
motorik
sebelum
α
perlakuan
tingkat
pasien
perlakuan
0.05,
pasca dengan
dengan
senam
PEMBAHASAN Kemampuan merupakan seseorang
sebuah
proses
Motorik
dan terpadu (Lutan, 1988 ). Sedangkan
dimana
menurut Soeparman (2004) salah satu
mengembangkan
manfaat
dari
senam
seperangkat respons kedalam suatu
dilakukan
secara
gerak yang terkoordinasi, terorganisasi,
berkesinambungan
stroke teratur
yang dan adalah
43
Yulastri; Perbedaan Kemampuan Motorik Pasien Pasca Stroke,,,,,,,,,,hal 39- 46
pengembalian
kemampuan
motorik
diajarkan terus akan menjadi suatu
yang sama seperti sebelum terkena
rekaman diotak. (Heninaman, 1978) .
stroke.
stroke
Hal ini menguatkan teori bahwa aktivasi
merupakan gabungan dari gerakan
jaringan saraf bersifat use-dependent,
yang
memberikan
semakin sering digunakan, semakin
stimulus ke otak berupa gerakan yang
kuat dan semakin meningkat jumlah
berulang-ulang
sinaps yang terbentuk. (Bruno-Petrina,
Karena
inovatif
,
senam
dapat
sehingga
mampu
menggantikan fungsi otak yang hilang. Dalam
Bruno-Petrina
20070)
(2007),
Proses perbaikan pada pasien
pemulihan fungsi neurologis setelah
stroke dipengaruhi oleh banyak hal,
stroke terjadi dalam 3-6 bulan pertama
salah satu diantara-nya tingkat gradasi
melalui
dengan
atau berat ringannya kelainan yang
cara resolusi edema local, resorpsi
terjadi pada otak. (Price & Wilson).
toksin-toksin lokal, pemulihan sirkulasi
Pasien
local, dan pemulihan neuron yang
peningkatan nilai kemampuan motorik,
mengalami
diperkirakan mengalami kelainan di
mekanisme
natural
iskemia.
Mekanisme
pemulihan yang kedua adalah dengan teori
neuroplastisitas
melalui
yang
tidak
mengalami
otak yang lebih luas.
dua
Selain
mekanisme, yaitu Collateral Sprouting
menunjukkan
dan Unmasking. Collateral Sprouting
sangat
terjadi pada neuron-neuron yang intact
outcome penderita stroke. Wanita yang
untuk melakukan denervasi setelah
menderita
sebagian atau semua input sudah
mempunyai outcome yang buruk dan
rusak. Unmasking terjadi pada neural
penyembuhan
pathways dan sinaps-sinaps yang pada
daripada
kondisi normal tidak digunakan, tetapi
menunjukkan bahwa wanita cenderung
bisa
lebih
diaktifkan ketika system utama
neural utama gagal. Berdasarkan
itu,
data
bahwa
dari
jenis
kelamin
mempengaruhi
terhadap
stroke
yang
pria.
lambat
AHA
cenderung
lebih
Penelitian
mengalami
lambat ini
juga
perbaikan
motorik. ingatan
Menurut Manuaba, dkk (2009:
(Low of Memory) dari Ritchi Russel,
229) wanita yang telah mencapai masa
setiap pemula gerakan atau aktifitas
menopause akan kehilangan estrogen
akan disempurnakan oleh sel saraf otak
yang berguna memelihara fungsi otak.
menjadi alur atau jejas, apabila gerakan
Jadi ketika estrogen menurun dan otak
atau aktifitas itu diulang-ulang akan
juga
menjadi
44
suatu
hukum
rangkaian
dan
bila
terganggu
itu
akan
lebih
Jurnal Sehat Mandiri Volume 11 Nomor 1 Tahun 2016
memperparah gejala penyakit yang
disembuhkan dibandingkan laki-laki, hal
diderita oleh seorang wanita.
ini dikarenakan salah satu hormon yang
Sehingga ketika seorang wanita
menjaga agar fungsi otak baik menurun
terkena stroke, ia akan mengalami
ketika seorang wanita semakin menuju
kerusakan
usia lansia.
yang
lebih
lama
stroke. Berdasarkan hasil penelitian KESIMPULAN DAN SARAN Berdaarkan
hasil
disarankan kepada petugas kesehatan
penelitiann
untuk dapat memberikan pendidikan
diisimpulkan bahwa ada perbedaan
kesehatan
pada
yang
tingkat
mengalami
stroke
pasca
senam stroke secara rutin
signifikan
kemampuan stroke sesudah
antara
motorik
sebelum
pasien
perlakuan
perlakuan
dengan
dengan senam
responden untuk
yang
mengikuti sesuai
jadwal yang sudah ditentukan untuk masing – masing grade.
DAFTAR PUSTAKA 2004. Standar Pelayanan Unit Stroke. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Junaidi, Iskandar. 2002. Stroke A-Z. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Lutan,
Feigin, Valery. 2006. Stroke: Panduan Bergambar Tentang Pencegahan Dan Pemulihan Stroke. Jakarta: Bhuana Ilmu Popular
Mahendra & Evi Rahmawati N. H. 2004 . Atasi Stroke Dengan Tanaman Obat. Jakarta: Puspa Swara
Gordon, Neil F. 2000. Stroke:Panduan Latihan Lengkap. Jakarta: PT Raja Grafindo Jakarta Henderson, Leila. 2002. Stroke: Panduan Perawatan. Jakarta: Arcan Herndon, M Robert. 2006. Handbook Of Neurological Rating Scale. United State of America: Demos Medical Publishing.
Rusli. 1998. Keterampilan Pengantar Teori Jakarta: Depdikbud
Belajar Motorik: Praktek.
Multyatsih, Enny. 2003. Stroke-petunjuk praktis bagi pengasuh dan keluarga pasien pasca stroke. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Philip,
Hornak. 1979. Practical Measurement For Evaluation in Physical Education. Central Michigan University
45
Yulastri; Perbedaan Kemampuan Motorik Pasien Pasca Stroke,,,,,,,,,,hal 39- 46
Rudd, Anthony et al. 2010. Stroke. Jakarta: Penebar Plus
Soeparman. 2004, Panduan Senam Stroke. Jakarta: Puspa Swara
Schmidt, Richard A. & Timothy Donald Lee. 2010. Motor Control and Learning: A Behavioral Emphasis. United States: Human Kinetics
Sutrisno, Alfred. 2007. Stroke:You Must Know Before You Get It !. Jakarta: IKAPI
46